17
1 PRAKTIKUM FISIOLOGI PEMERIKSAAN PENDENGARAN,SIKAP DAN KESEIMBANGAN TUBUH Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat Kelompok C8 RAYKA CHRISTIN 102013057 I NYOMAN PUTRA HARTAWAN 102013095 CITRA SHANIA 102013146 JANJTE PUTRA 102013238 ANDANI DELABENE 102013270 ALBERTUS VARIAN 102013372 EKLIKE OKTORINDAH 102013412 NURAMALINA REMAN 102013501 AQIM MOHD HARIS 102013531

Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dddd

Citation preview

Page 1: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

1

PRAKTIKUM FISIOLOGI

PEMERIKSAAN PENDENGARAN,SIKAP DAN KESEIMBANGAN TUBUH

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no.6 –Jakarta barat

Kelompok C8

RAYKA CHRISTIN 102013057

I NYOMAN PUTRA HARTAWAN 102013095

CITRA SHANIA 102013146

JANJTE PUTRA 102013238

ANDANI DELABENE 102013270

ALBERTUS VARIAN 102013372

EKLIKE OKTORINDAH 102013412

NURAMALINA REMAN 102013501

AQIM MOHD HARIS 102013531

AIDIL 102013551

RINA PURNAWATI 102010073

Page 2: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

2

Percobaan no. 1

Pengamatan Kedudukan Kepala dan Mata yang Normal terhadap Keseimbangan Badan

Perlengkapan :

Kursi putar barany

Tongkat atau statif yang panjang

Cara Kerja :

1. OP berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan

dalam sikap yang biasa. OP diperhatikan arah jalannya dan ditanyakan apakah OP mengalami

kesukaran dalam mengkikuti garis lurus tersebut.

2. Percobaan di atas (no.1)diulangi dengan mata tertutup.

3. Percobaan di atas (no.1 dan 2) diulangi dengan:

a. Kepala OP dimiringkan dengan kuat ke kiri

b. Kepala OPdimiringkan dengan kuat ke kanan

Hasil Percobaan :

Percobaan Kedudukan Kepala dan Mata Kemampuan Berjalan Lurus

1 Mata terbuka, kepala tegak lurus Mudah, OP berjalan lurus

2Mata tertutup, kepala tegak lurus Sulit, tetapi OP masih

berjalan lurus

3Mata terbuka, kepala miring ke arah kiri OP berjalan miring ke arah

kiri

4Mata tertutup, kepala miring ke arah kiri OP berjalan miring ke arah

kiri

5Mata terbuka, kepala miring ke arah kanan OP berrjalan miring ke arah

kanan

6Mata tertutup, kepala miring ke arah kanan OP berjalan miring ke arah

kanan

Page 3: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

3

Percobaan no. 2

Percobaan dengan Kursi Barany

Cara Kerja :

A. Nistagmus

1. OP disuruh untuk duduk tegak di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat

tangan kursi.

2. OP ditutup kedua matanya dengan dan ditundukkan kepalanya 30o ke depan.

3. Kursi diputar ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.

4. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.

5. Buka mata OP dan OP disuruh melihat jauh kedepan.

6. Perhatikan adanya nistagmus.

7. Tetapkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut.

Hasil Percobaan :

Arah Pergerakan Komponen Nistagmus

Kiri Cepat

Kanan Lambat

B.Tes Penyimpangan Penunjukan (Past Pointing Test of Barany)

Cara Kerja:

1. OP duduk tegak di kursi barany dan kedua matanya ditutup dengan sapu tangan.

2. Pemeriksa berdiri tepat di muka kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya kearah OP.

3. OP disuruh meluruskan tangan kanannya ke depan, sehingga dapat menyentuh jari tangan

pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.

4. OP disuruh mengangkat lengannya ke atas dan kemudia dengan cepat menurunkannya

kembali, sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi.

Page 4: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

4

Tindakan no.1 s/d 4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya sebagai berikut.

5. OP disuruh menundukkan kepalanya 30o kedepan dan dengan kedua tangannya memegang

erat tangan kursi,.

6. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakkan.

7. Segera setelah pemutaran, kursi dihentikkan dengan tiba-tiba. OP disuruh menegakkan

kepalanya dan melakukan tes penyimpangan penunjukkan seperti diatas.

8. Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh OP ? Bila terjadi penyimpangan,

tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskanlah tes tersebut sampai OP tidak salah lagi

menyentuh jari tangan pemeriksa.

Hasil Percobaan:

Keadaan OP Arah Penyimpangan Penunjukan

Sebelum pemutaran Tangan OP menyentuh jari pemeriksa

dengan tepat

Setelah pemutaran Tangan OP sedikit menyimpang ke arah

kanan, dan arah kepalanya ke kanan.

C.Tes Jatuh

Cara Kerja:

1. Op disuruh duduk di kursi barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

Kedua mata OP ditutup dan bungkukan kepala dan badannya sehingga posisi kepala

membentuk sudut 120o dari posisi normal.

2. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 10 detik secara teratur dan tanpa sentakkan.

3. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba ,OP disuruh menegakkan kembali

kepala dan badannya.

4. Perhatikan ke mana OPakan jatuh dan tanyakan kepada OP ke mana rasanya ia akan akan

jatuh.

5. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali ada orang percobaan lain dengan:

a. Memiringkankepala kearah bahu kanan, sehingga kepala miring 90o terhadap posisi

normal.

Page 5: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

5

b. Menengadahkan kepala kebelakang sehingga membuat sudut 60o.

6. Hubungkan arah jatuh pada setiap percobaan dengan arah aliran endolimfe pada kanalis

semisirkularis yang terangsang.

Hasil Percobaan:

Sudut Kepala dan Badan OP Arah Jatuh Sebenarnya Arah Jatuh yang Dirasakan

120° dari posisi normal Kanan Kiri

90° ke arah bahu Kanan Belakang

60° ke arah belakang Kiri Kiri

D.Kesan dan Sensasi

Cara Kerja:

1. Gunakan OP yang lain. Suruhlah OP duduk di kursi barany dan tutuplah matanya.

2. Putarlah kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah, dan

kemudian kurangilah kecepatan putarannya secara berangsur-angsur pula sampai berhenti.

3. Tanyakan kepada OP arah perasaan berputar:

a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah

b. Sewaktu kecepatan putar menetap

c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi

d. Segera setelah kursi dihentikan

4. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh

OP.

Hasil Percobaan:

Kecepatan Putaran Kursi Barany Arah Perasaan Putar OP

Kecepatan bertambah Kanan

Kecepatan tetap Kanan

Kecepatan dikurangi Tidak kemana-mana

Kursi dihentikan Kiri

Page 6: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

6

I. Pembahasan:

Telinga tidak hanya memiliki komponen pendengaran, tetapi telinga juga memiliki komponen

khusus yaitu apparatus vestibularis yang penting untuk memberikan informasi sensasi yang berkaitan

dengan keseimbangan dan koordinasi gerakan kepala, mata dan postur tubuh. Aparatus vestibularis terdiri

dari dua set struktur utama yang terletak di dalam tulang temporalis di dekat dengan koklea yaitu kanalis

sirkularis dan organ otolit, yaitu sakulus dan utrikulus.1

Aparatus vestibularis berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan posisi dan gerakan

kepala.Semua komponen aparatus vestibularis juga mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh

perilimfe.Ia juga memiliki sel rambut seperti yang terdapat pada Corti yang berespon terhadap perubahan

gerakan cairan endolimfe. Reseptor ini dapat mengalami depolarisasi dan hiperpolarisasi tergantung pada

arah gerakan cairan.1

Kanalis sirkularis berfungsi mendeteksi percepatan atau perlambatan anguler akibat hasil

pergerakan rotasional seperti memutarkan kepala.Telinga memiliki tiga kanalis sirkularis yang tersusun

secara tiga dimensi dalam bidang tegak lurus.Sel rambut terletak di ampula yaitu, suatu pembesaran pada

kanalis sirkularis.Sel rambut ini terbenam dalam lapisan gelatinosa kupula yang menonjol ke dalam

endolimfe ampula.

Otolit berfungsi memberikan informasi mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan

mendeteksi perubahan kecepatan linier.Pada otolit terdapat struktur yang disebut utrikulus dan sakulus

yang seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang antara kanalis semisirkularis dan koklea.1

Otolit juga memiliki sel rambut reseptor yang pergerakannya menimbulkan perubahan potensial. Selain

itu terdapat juga kristal halus kalsium karbonat yang terdapat pada lapisan gelatinosa, menjadikan otolit

lebih berat dan berbanding cairan yang ada. Utrikulus berespons terhadap percepatan horisontal saat

sakulus berespons terhadap percepatan vertikal.2

Dalam pergerakan linier, posisi kanalis semisirkularis sangat penting dalam mengatur

keseimbangan tubuh.Kanalis semisirkularis memiliki tiga bagian semisirkuler yaitu kanalis superior,

horisontal dan posterior.Dalam posisi tubuh yang normal, pergerakan cairan dalam ketiga kanalis

mengimbangi tubuh, dan seseorang dapat berjalan lurus.Namun, apabila kepala dimiringkan ke kanan

atau kiri, pergerakan cairan tersebut sudah tidak lagi seimbang.Cairan lebih condong ke arah yang

dimiringkan dan bagian tersebut mengalami eksitasi yang lebih kuat.Akibatnya, badan tidak dapat

berjalan lurus dan sebaliknya lebih terdorong untuk bergerak ke arah kepalanya dimiringkan.

Page 7: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

7

Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah .2 Saat kursi

berputar, mata bergerak lambat dalam arah yang berlawanan dengan rotasi dan mempertahankan fiksasi.

Mata akan kembali dengan cepat ke titik fiksasi baru apabila batasnya tercapai. Kemudian mataakan

kembali bergerak lambat ke arah lain. Seharusnya mata mengarah ke arah rotasi. Tetapi pada post-

rotatory nystagmus, justru berlawanan dengan arah rotasi karena pergeseran kupula sewaktu rotasi

dihentikan.2

Tes penyimpangan penunjukan adalah tes yang membuktikan bahwa aliran endolimfe dalam

kanalis sirkularis berdampak terhadap kemampuan OP untuk mencapai objek yang diam. Sebelum kursi

Barany diputar, OP dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan mudahnya.Keseimbangan aliran

endolimfe menyebabka OP dapat menyentuh jari tangan pemeriksa dengan tepat tanpa gangguan.Setelah

kursi Barany diputar, arah lengan OP mengalami penyimpangan dan OP mengalami kesulitan untuk

menyentuh jari tangan pemeriksa untuk beberapa saat.Cairan endolimfe yang bergerak menyulitkann OP

untuk menyentuh jari tangan pemeriksa dan mengganggu kemampuan OP untuk menentukan posisi yang

tepat.

Dalam tes jatuh, OP menyatakan bahwa dirinya jatuh ke kiri walaupun sebenarnya dia jatuh ke

kanan.Hal ini dapat terjadi akibat pergerakan cairan endolimfe kanalis semisirkularis yang terjadi pada

bagian tertentu yang dimiringkan pada sudut tertentu. Dengan posisi tubuh membentuk sudut 120° dan

diputar ke kanan, cairan endolimfe akan mengikut arah putaran ke kanan. Apabila berhenti tubuh akan

jatuh ke kanan. Tubuhnya jatuh ke kanan karena cairan tersebut terus mengalir mengikuti arusnya.OP

juga merasakan dirinya jatuh ke arah yang dirasakannya karena aliran endolimfe yang mengisi bagian

dari kanalis semisirkularis yang sebelumnya tidak dilewati oleh cairan endolimfe.

Ketika rotasi kepala diperlambat dan dipercepat ke segala arah, cairan endolimfe pada kanalis

sirkularisakan bergerak. Ketika kepala mulai bergerak, sel rambut ikut bergerak dan cairan tersebut yang

pada awalnya tidak ikut bergerak.1 Cairan berputar ke arah berlawanan, menyebabkan sel rambut turut

ikut tenggelam. Apabila arah gerakan kepala terus berlanjut, cairan akan mengikuti arah arusnya dan sel

rambut kembali ke posisi tegak. Apabila rotasi kepala perlahan dan berhenti, cairan endolimfe akan terus

bergerak ke arah tersebut dan sel rambut turut ikut tenggelam ke arah gerakan cairan.

Percobaan terakhir terhadap kanalis semisirkularis horisontalis sebenarnya mirip dengan

percobaan no. 1.Aliran cairan endolimfe yang tidak seimbang dapat menyebabkan seseorang tidak

mampu untuk berjalan lurus.Sewaktu diputar, cairan endolimfe yang mulai bergerak. Setelah putarannya

berhenti, cairan endolimfe akan tetap meneruskan pergerakannya dan mengikuti arah putaran untuk

beberapa saat. 1

Page 8: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

8

II. Kesimpulan

Perubahan aliran cairan endolimfe yang terjadi pada kanalis sirkularis mengakibatkan badan

menjadi tidak seimbang.

Pemeriksaan Pendengaran

I. Tujuan

Menguji kemampuan konduksi dan persepsi pendengaran

II. Alat dan Bahan1. Penala (frekuensi 256 atau 512 Hz)

2. Kapas

III. Cara KerjaA. Cara Rinne

1. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan.

2. Tekan ujung tangkai penala pada processus mastoideus pada telinga OP.

3. Tanyakan kepada OP apakah dia mendengar bunyi penala mendengung.

4. Setelah OP tidak mendengarkan bunyi lagi, angkatkan penala dan letakkan ujung jari penala ke

liang telinga OP sedekat-dekatnya.

5. Jika OP masih mendengarkan dengungan secara hantaran aerotimpanal, hasil ujian Rinne positif.

6. Sebaliknya, hasil ujian Rinne6 negatif jika OP tidak mendengarkan dengungan secara hantaran

aerotimpanal.

B.Cara Weber

1. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan.

2. Ujung tangkai penala ditekan pada dahi OP di garis median.

3. Tanyakan kepada OP apakah dia mendengar bunyi penala sama kuat di kedua telinga atau terjadi

lateralisasi pada salah satu telinga.

Page 9: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

9

4. Ulangi pemeriksaan dengan menutup salah satu telinga OP dengan kapas untuk menimbulkan

lateralisasi buatan.

C.Cara Schwabach

1. Getarkan penala dengan memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan.

2. Tekan ujung tangkai penala pada processus mastoideus pada telinga OP.

3. Pemeriksa segera memindahkan penala ke processus mastoideusnya sendiri setelah OP tidak

mendengarkan bunyi dengungan penala.

4. Telinga pemeriksa dianggap normal.

5. Jika dengungan penala dinyatakan berhenti oleh OP tetapi masih kedengaran oleh pemeriksa,

hasil ujian adalah Schwabach memendek.

6. Jika dengungan penala dinyatakan berhenti oleh OP dan pemeriksa juga tidak mendengarkan

dengungan penala, hasil ujian adalah Schwabach normal atau Schwabach memanjang.

7. Lakukan pemeriksaan lanjutan dengan mengulangi ujian Schwabach mulai dari pemeriksa pula.

8. Jika dengungan penala dinyatakan berhenti oleh pemeriksa tetapi masih kedengaran oleh OP,

hasil ujian adalah Schwabach memanjang.

9. Jika dengungan penala dinyatakan berhenti oleh pemeriksa dan OP juga tidak mendengarkan

dengungan penala, hasil ujian adalah Schwabach normal.

Hasil Percobaan

Pemeriksaan Telinga yang diperiksa Pembanding

(telinga

pemeriksa)

Hasil

pemeriksaan

Pemeriksaan Rinne Telinga kiri Positif

Telinga kanan posistif

Pemeriksaan Weber Telinga kiri ditutup

kapas

Lateralisasi

telinga kiri

Telinga kanan ditutup

kapas

Lateralisasi

telinga kanan

Kedua telinga tidak

ditututp kapas

Tidak ada

lateralisasi

Pemeriksaan Schwabach Telinga kiri Sama dengan Schwabach

Page 10: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

10

pemeriksa normal atau

memanjang

Telinga kanan Sama dengan

pemeriksa

Schwabach

normal atau

memanjang

IV. PembahasanTelinga adalah adalah organ pendengaran yang mengubah gelombang bunyi menjadi sinyal

saraf yang akan dihantar ke korteks auditorik untuk diterima sebagai rangsang bunyi.

Penerimaan gelombang suara bermula pada aurikula dan disalurkan melalui kanalis telinga.

Gelombang bunyi akan menggetarkan membran timpani yang menutupi kanalis telinga

hingga mampu menghasilkan getaran yang berbeda bagi setiap gelombang bunyi dengan

perbedaan frekuensi kecil atau besar. Getaran ini seterusnya mengetarkan osikula telinga

yaitu maleus, inkus dan stapes dan menggetarkan jendela oval dengan kekuatan yang jauh

lebih besar dari getaran pada membran timpani untuk menghasilkan gelombang pada cairan

di dalam koklea. Cairan tersebut akan menggetarkan membrana basilaris, menyebabkan

organ corti bergetar dan membengkokkan rambut di sel-sel rambut. Karena rambut-rambut

dari sel resptor terbenam di dalam membrana tektorial yang kaku, rambut tersebut

membengkok ke depan dan belakang menyebabkan saluran ion gerbang mekanis di sel-sel

rambut terbuka dan tertutup secara bergantian sehingga timbul perubahan potensial

depolarisasi dan hiperpolarisasi.1 Ini mengakibatkan penghasilan potensial reseptor pada sel

reseptor merambat sepanjang saraf auditorius hingga diterima di korteks auditori pada lobus

temporalis untuk persepsi suara tersebut.

Gangguan pendengaran atau ketulian adalah kekurangan pada kemampuan telinga untuk

mendengar dengan adekuat.dibagikan kepada dua yaitu gangguan konduksi dan sensorineural atau

persepsi. Gangguan konduksi terjadi apabila gelombang suara tidak dihantar dari telinga luar dan tengah

dengan mencukupi untuk menggetarkan cairan pada bagian telinga dalam yang disebabkan oleh sumbatan

kotoran telinga, ruptur membran timpani atau hambatan pergerakan osikula. Gangguan persepsi pula

terjadi karena terjadinya kerusakan neural pada organ corti, saraf auditorius atau jalur auditorius

asendens.1

Cara Rinne,

Page 11: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

11

OP akan diuji kekuatan hantaran pendengaran aerotimpanal dan hantaran tulang. Ketika ujung tangkai

penala diletakkan pada processus mastoideus, penghantaran gelombang bunyi melalui getaran pada

tulang yang berhampiran dengan telinga atau hantaran tulang. Apabila ujung penala diletakkan

berdekatan dengan liang telinga, gelombang bunyi dihantar melalui udara secara langsung memasuki

liang telinga hingga ia dapat menggetarkan membran timpani. Ini adalah hantaran

aerotimpanal.Kekuatan hantaran aerotimpanal lebih kuat berbanding hantaran tulang. Pada OP yang

memiliki pendengaran normal, setalah dengungan penala yang diletakkan pada processus mastoideus

berhenti, dia mendengar kembali dengungan penala saat penala tersebut dialihkan berdekatan dengan

liang telinganya. Ini dapat dijadikan patokan untuk menentukan sama ada OP mengalami gangguan

konduksi pada pendengaran atau tidak. Walau bagaimanapun, percobaan Rinne saja masih belum

cukup bagi pemeriksa untuk menentukan jenis gangguan yang benar-benar mengganggu pendengaran

OP. Pemeriksaan lanjutan dengan Percobaan Weber dan Schwabach dapat dijadikan dukungan hasil

dari percobaan Rinne.2

Cara Weber

lateralisasi pada pendengaran OP yang akan diuji. Lateralisasi adalah ketidakseimbangan kekuatan

pendengaran pada telinga OP baik dari sebelah kanan atau kiri. Dalam arti kata lain, kekuatan

pendengaran OP menjadi asimetri. Dalam percobaan ini, ujung tangkai penala diletakkan pada bagian

sagital atau median kepala.Antara posisi yang sesuai penala ditempatkan adalah di bagian dahi dan

puncak kepala atau verteks karena kedua bagian ini dapat dijadikan garis simetri yang membagikan

kepala kedua bagian kiri dan kanan.2 Pada OP yang normal tidak terjadi lateralisasi. Telinganya

menerima bunyi dengan kekuatan yang sama pada kedua bagian telinga. Bagi yang mengalami

lateralisasi positif kanan, dengungan lebih kuat didengari pada telinga sebelah kanan. Jika ia lebih

kuat pada telinga sebelah kiri, OP mengalami lateralisasi positif kiri. Gelombang bunyi lebih kuat

dirasakan pada bagian yang perambatannya dominan dan bagian yang mengalami gangguan adalah

bagian yang lebih lemah.Percobaan Weber boleh menguatkan lagi hasil yang didapatkan dari

percobaan Rinne dengan menutup salah satu bagian telinga dengan kapas bagi menghasilkan tuli

buatan.Bagian telinga yang ditutup seharusnya mengalami lateralisasi.OP yang mendapat hasil

lateralisasi positif mengalami gangguan persepsi atau sensoneural pada arah telinga normal. 2

Manakala, telinga yang mendengar bunyi dengan lebih kuat mengalami gangguan konduksi jika hasil

ujian Rinne negatif pada bagian tersebut.

Cara Schwabach

Page 12: Fisiologi-Pendengaran Dan Keseimbangan

12

pendengaran OP dibanding dengan pendengaran pemeriksa. Dalam percobaan ini, pemeriksa mestilah

memiliki pendengaran normal. Percobaan Schwabach bertujuan menentukan sama ada gangguan

yang terjadi pada pasien adalah gangguan konduksi atau persepsi. Dalam percobaan ini, ia

memberikan hasil normal apabila kedua OP dan pemeriksa tidak mendengarkan dengungan penala.

Tetapi pemeriksaan ini harus dilakukan dua kali; dari OP ke pemeriksa dan pemeriksa ke OP. Ini

bertujuan supaya gangguan pendengaran yang berlaku tidak berpunca daripada pemeriksa dan

seterusnya memberikan dampak terhadap hasil ujian.2 Jika OP mendengar dengungan penala tetapi

pemeriksa tidak mendengarkannya, pendengaran OP adalah Schwabach memanjang dan dia

mengalami gangguan konduksi. Sebaliknya, apabila OP tidak mendengar dengungan penala tetapi

pemeriksa mendengarkannya, pendengaran OP adalah Schwabach memendek dan dia mengalami

gangguan persepsi.

Kesimpulan

Gangguan pendengaran yang bersifat konduksi dan persepsi dapat diketahui dengan menguji OP dengan

rangkaian ujian Rinne, Weber dan Schwabach.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002. Halaman 180-9.

2. Ganong W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2008. Halaman 190-193.