23
PEMERIKSAAN PENDENGARAN, SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN Kelompok E1 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 1 NO NAMA NIM TANDA TANGAN 1 Mutiara Sri Widyastuti (Ketua) 102013043 2 Andrian Maulana 102012125 3 Stefanus Vernandi 102012351 4 Delpi Elta Putri Z 102012145 5 Eka Ayu Larasati 102013125 6 Mariana Astuti Dam 102013128 7 Filemon Nyo Rape 102013299 8 Putri Setiawati 102013417 9 Jennifer Crystalia Yosaputra 102013462 10 Ayesha Shaironita 102013556 11 Amarce Yoteni 102013328

Laporan fisiologi pendengaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendengarankeseimbangan

Citation preview

PEMERIKSAAN PENDENGARAN, SIKAP DAN KESEIMBANGAN BADAN

Kelompok E1

NONAMANIMTANDA TANGAN

1Mutiara Sri Widyastuti (Ketua)102013043

2Andrian Maulana102012125

3Stefanus Vernandi102012351

4Delpi Elta Putri Z102012145

5Eka Ayu Larasati102013125

6Mariana Astuti Dam102013128

7Filemon Nyo Rape102013299

8Putri Setiawati102013417

9Jennifer Crystalia Yosaputra102013462

10Ayesha Shaironita102013556

11Amarce Yoteni102013328

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

Pemeriksaan Pendengaran

A. Tujuan Mengetahui cara untuk memeriksa pendengaran dengan menggunakan tiga metode, yaitu Rinne, Weber, dan Schwabach.

B. Alat yang diperlukan:

1. Penala dengan berbagai frekuensi2. Kapas untuk menyumbat telinga

C. Cara kerja

Cara Rinne

1. Getarkanlah penala ( frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulkannya pada benda yang keras.2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga pasien simulasi.

3. Tanyakanlah kepada pasien simulasi apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang diperiksa, bila demikian pasien simulasi harus segera member tanda bila dengungan bunyi itu menghilang.

4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc. Mastoideus pasien simulasi dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu.

5. Catatlah hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut:

Positif : Bila pasien simulasi masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.

Negatif: Bila pasien simulasi tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal.

Cara Weber

1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain) dengan cara seperti no A.1.

2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada dahi pasien simulasi di garis median.

3. Tanyakan kepada pasien simulasi apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di kedua telinganya ataukah terjadi lateralisasi.4. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi?

5. Bila pada pasien simulasi tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan, tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaannya.

Cara Schwabach

1. Getarkanlah penala (frekuensi 256 atau yang lain dengan cara seperti no A.1

2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada proc. Mastoideus salah satu telinga pasien simulasi.

3. Suruhlah pasien simulasi mengacungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang.

4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari processus mastoideusnya sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga si pemeriksa dianggap normal, bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh pasien simulasi masih dapat didengar oleh pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah Schwabach memendek. 5. Apabila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh pasien simulasi juga tidak dapat didengar oleh si pemeriksa, maka hasil pemeriksaan mungkin Schwabach normal atau Schwabach memanjang. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke proc. Mastoideus si pemeriksa sampai tidak terdengar lagi, kemudian ujung tangkai penala segera ditekankan ke proc. Mastoideus pasien simulasi.

Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat didengar oleh pasien simulasi, hasil pemeriksaan ialah Schwabach memanjang. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) juga tidak dapat didengar oleh pasien simulasi, hasil pemeriksaan ialah Schwabach normal.D. HASIL PERCOBAAN

Cara rinne : hasil pemeriksaan adalah positif.

Getaran bunyi masuk melalui daun telinga kemudian menggetarkan meatus akustikus ekternus. Hasil pemeriksaan positif menandakan elastisitas meatus akustikus ekternus baik, sehingga dapat menggetarkan 3 tulang dalam telinga (maleus, incus, stapes) kemudian meneruskan membrane bunyi hingga ke n.kokhlear. Cara weber : suara terdengar lebih dominan pada bagian kiri.

Tujuan dari tes weber adalah membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga OP. Jika telinga OP mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua OP sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi. Cara schwabach : hasil pemeriksaan adalah schwabach memendek.Tes ini berfungsi untuk membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan OP. Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh getaran yang datang melalui udara.dan getaran yang datang melalui tengkorak, khususnya osteo temporale. Pada percobaan didapatkan hasil swabach memendek berarti masih didapatkan hantaran bunyi yang baik. adapun pada percobaan ini, bisa terdapat kesalahan pemeriksaan, hal ini dapat disebabkan misalnya oleh tangkai garpu tala tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat tentang hilangnya bunyi.E. PembahasanGelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi molekul-molekul udara.Saat molekul udara di belakang gigi garpu tala menyebar, molekul-molekul tersebut memasuki liang telinga dan menggetarkan membran timpani. Karena keutuhan fungsi membran timpani, membran tersebut menggetarkan perilimfe sehingga menghantarkan gelombang suara. Pendengaran yang baik ditentukan oleh penghantaran getaran bunyi dari udara ke sel reseptor.

Lateralisasi adalah keadaan dimana salah satu pendengaran telinga lebih kuat dari telinga satunya. Dengan lateralisasi buatan (penyumbatan telinga), tekanan udara di kedua sisi membran timpani tidak sama sehingga molekul udara di sekitar membran timpani tidak dapat bergerak bebas. Hal tersebut menimbulkan adanya dengungan pada telinga yang disumbat dan menganggu pendengaran.

Karena telinga dalam, koklea, tertanam pada kavitas bertulang di dalam tulang temporalis yang disebut labirin tulang, getaran di seluruh tulang tenggorak dapat menyebabkan getaran cairan pada koklea itu sendiri. Oleh karena itu, pada kondisi yang memungkinkan, garpu tala yang diletakan pada setiap protuberansia tulang tengkorak, tetapi terutama pada processus mastoideus, akan menyebabkan seseorang mendengar suara tersebut. 1F. KesimpulanDapat disimpulkan bahwa, keutuhan fungsi membran timpani dan tulang pendengaran berperan penting dalam pendengaran normal.

Adanya hambatan pada liang telinga dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran.

Hantaran bunyi melalui tulang tidak tergantung pada kersnya suara melainkan terantung pada kontak langsung antara sumber suara dengan tulang cranium, khususnya prosessus mastoideus.

Sikap dan Keseimbangan BadanA. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan.

2. Mengetahui pengaruh keseimbangan tubuh pada saat melakukan kegiatan dengan kursi Barany untuk mengamati keadaan nistagmus, tes penyimpangan penunjukkan, tes jatuh, dan tes kesan (sensasi).

3. Mengetahui pengaruh keseimbangan tubuh pada saat melakukan kegiatan dengan tongkat / statif untuk mengamati pengaruh dari kanalis semisirkularis horisontalis. B. Alat dan Bahan1. Kursi putar Barany

2. Tongkat atau statif yang panjangI. Pengaruh Kedudukan Kepala dan Mata yang Normal terhadap Kesimbangan Badan

1. Suruhlah orang percobaan berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa.

Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam mengikuti garis lurus tersebut.

2. Ulangi percobaan di atas (no.1) dengan mata tertutup.

3. Ulangi perbaan di atas (no.1 dan 2) dengan:

a. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri

b. Kepala dimiringkan dengn kuat ke kanan.Hasil percobaan

No.KegiatanHasil

1.Berjalan dengan mata terbuka, kepala dan badan dalam posisi biasa.OP dapat berjalan dengan lurus

2. Berjalan dengan mata tertutup, kepala dan badan dalam posisi biasa.OP berjalan sedikit miring ke kanan

3.Berjalan dengan mata terbuka, kepala dimiringkan ke kiriOP berjalan dengan miring ke kanan

4.Berjalan dengan mata tertutup,kepala dimiringkan ke kiri.OP berjalan dengan miring ke kanan

5.Berjalan dengan mata terbuka, kepala dimiringkan ke kananOP dapat berjalan dengan lurus

6.Berjalan dengan mata tertutup, kepala dimiringkan ke kananOP berjalan dengan miring ke kanan

Pembahasan

Organ otolit menginformasikan posisi kepala relatif terhadap gravitasi (kepala miring statik) dan juga perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak dalam garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit terdiri dari utrikulus dan sakulus. Ketika seseorang dalam posisi tegak, rambut-rambut di utrikulus berorientasi vertikal dan rambut saklus berjajar horisontal.

Ketika kepala dimiringkan, rambut-rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa. Penekukan ini membuat depolarisasi atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada miringnya kepala. Karena itulah , SSP menerima berbagai pola aktivitas saraf berdasar atas posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi.

Rambut utrikulus bergerak oleh perubahan pada gerakan linier horizontal (misal: gerak lurus ke depan). Sewaktu bergerak maju, membran otolit mula-mula tertinggal di belakang endolimfe dan sel rambut. Rambut menekuk ke belakang dalam arah berlawanan dengan gerakan maju kepala. Jika kecepatan langkah dipertahankan, lapisan gelatinosa menyamai dan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala sehingga rambut tidak lagi tertekuk. 2Kesimpulan Keseimbangan badan dipengaruhi oleh telinga dalam yakni organ otolit yang terdiri dari sakulus dan utrikulus.II. Latihan dengan kursi Barany

Nistagmus

1. Suruhlah orang percobaan duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi.

2. Tutup kedua matanya dengan saputangan dan tundukkan kepalanya 30o ke depan.

3. Putarlah kursi ke kanan dalam 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa sentakan.

4. Hentikan pemutaran kursi dengan tiba-tiba.

5. Bukalah saputangan (buka mata) dan surulah orang percobaan melihat jauh ke depan.

6. Perhatikan adanya nistagmus.

7. Tetapkan arah komponen lambat dan cepat nistagmus tersebut.

8. Apa yang dimaksud dengan rotatory nystagmus dan postrotatory nystagmus?

HASIL PERCOBAAN

Posisi KepalaJenis & Arah

Nistagmus (komponen cepat)Arah Penyimpangan PenunjukkanGerakan Kompensasi (arah jatuh)Sensasi

a. 30o ke depanRotatory Nystagmus, lebih cepat ke kananTidak ada

b. 60o ke belakangKe arah kiriKe arah kanan

c. 120o ke depanKe arah kananKe arah kiri

d. Miring 90o ke bahu kanan

Ke arah kananKe arah kiri

Pembahasan

Nistagmus merupakan suatu osilasi atau getaran bola mata yang timbul secara spontan. Nistagmus sebagian besar adalah bilateral dan gerakannya bersifat konjugat asosiatif atau diskonjugat. Gerakan bola mata involunter ini dapat dianggap sebagai gerakan kompensatorik bola mata terhadap implus-implus abnormal dari pusat yang mengatur gerakan konjugat melalui nuklei vestibulares, yakni retina, otot-otot okular, otot-otot leher, dan alat-alat keseimbangan serebelum.

Pemeriksaan nistagmus dimulai dengan kedua mata dalam keadaan istirahat dipertahankan pada garis tengah oleh keseimbangan tonus antara otot-otot okuler yang berlawanan. Gangguan tonus ini yang bergantung pada implus dari retina, otot-otot mata itu sendiri dan berbagai hubungan vestibuler dan sentral, membuat mata dapat melirik ke satu atau lain arah. Lirikan ini dikoreksi oleh gerakan kembali yang cepat ke posisi semula. Bila gerakan-gerakan ini terjadi berulang-ulang maka dikatakan terdapat nistagmus (suatu gerakan involunter dan berulang-ulang dari bola mata). Ada dua jenis nistagmus yaitu rotatory nistagmus dan postrotatory nistagmus. Rotatory nistagmus adalah gerakan involunter bola mata sesuai gerak rotasi dari axis. Postrotatory nistagmus adalah apabila seseorang sedang berputar dan secara tiba-tiba dihentikan, dimana fase cepat dari nistagmus berlawanan arah dari gerakan rotasi sebelumnya. 3Kesimpulan

Nistagmus adalah keadaan bolak-balik mata secara involunter karena gangguan keseimbangan pada tubuh.Tes Penyimpangan Penunjukan ( Past Pointing Test of Barany )

Cara kerja:

1. Suruhlah pasien simulasi duduk tegak di kursi barany dan tutuplah kedua matanya dengan sapu tangan.

2. Pemeriksa berdiri tepat di muka kursi barany sambil mengulurkan tangan kirinya ke arah pasien simulasi.3. Suruhlah pasien simulasi meluruskan tangan kanannya ke depan sehingga dapat menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.

4. Suruhlah pasien simulasi mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian dengan cepat menurunkannya kembali sehingga dapat menyentuh jari pemeriksa lagi.

Tindakan nomer 1-4 merupakan persiapan untuk test yang sesungguhnya sebagai berikut:

5. Suruhlah sekarang pasien simulasi dengan kedua tangannya memegang erat tangan kursi, menundukan kepala 300 ke depan.

6. Putarlah kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.

7. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba, suruhlah pasien simulasi menengakan kepalanya dan melakukan test penyimpangan penunjukan seperti di atas

8. Perhatikan apakah yang terjadi penyimpangan penunjukan oleh pasien simulasi. Bila terjadi penyimpangan, tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskanlah test tersebut sampai pasien simulasi tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa.

Hasil:

Sebelum Kursi Barany diputar, pasien simulasi masih dapat menunjuk jari pemeriksa dengan mata tertutup dengan benar. Setelah dilakukan percobaan, kursi Barany yang diputar ke kanan sebanyak 10 kali dalam waktu 20 detik, ditemukan tidak terjadi penyimpangan penunjukkan, pasien masih dapat menunjuk jari pemeriksa dengan benar. Selain itu, tangan pasien simulasi tidak berlawanan arah dengan arah putaran yaitu ke kiri dari jari pemeriksa.Pembahasan:

-Past pointing yang terjadi merupakan suatu fenomena subjektif karena manusia memerlukan informasi yang diperoleh dari system keseimbangan tubuh yang melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor, serta system vestibuler dan serebelum sebagai pengolahan formasinya; selain itu fungsi penglihatan dan proprioseptif juga berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerakan anggota tubuh. Sistem tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk selanjutnya diolah di susunan saraf pusat. Jadi koreksi yang tidak disadari yang dilakukan oleh pasien simulasi menunjukan ke arah yang benar (normal). 2Kesimpulan:

Tes penyimpangan penunjukkan adalah salah satu tes untuk menunjukkan apakah terjadi gangguan keseimbangan tubuh. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, pasien simulasi tetap dapat menyentuh tangan pemeriksa sehingga tidak terjadi gangguan keseimbangan.TES JATUH

1. Suruhlah pasien simulasi duduk di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi. Tutup kedua matanya dengan sapu tangan dan tundukkan kepala dan bungkukkan badannya ke depan sehingga posisi kepala membentuk sudut 120 dengan sumbu tegak.2. Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 10 detik secara teratur dan tanpa sentakan.3. Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba. Suruhlah pasien simulasi menegakkan kembali kepala dan badannya.4. Perhatikan ke mana dia akan jatuh dan tanyakan kepada pasien simulasi itu kemana rasanya ia akan jatuh.5. Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada pasien simulasi lain dengan:a. Memiringkan kepala ke arah bahu kanan sehingga kepala miring 90 terhadap posisi normal.b. Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60.6. Hubungkan arah jatuh pada setiap latihan dengan arah aliran endolimfe pada kanalis semisirkularis yang terangsang.Hasil

1.Percobaan dengan membungkukkan badan ke depan dan posisi kepala 120, badan pasien jatuh ke kanan tapi pasien rasa dia jatuh ke kiri.2.Percobaan dengan memiringkan kepala ke arah bahu kanan dan kepala miring 90, badan pasien jatuh ke kanan tapi pasien rasa dia jatuh ke kiri.

3. Percobaan menengadahkan kepala ke belakang membentuk sudut 60, badan pasien jatuh ke kiri tapi pasien rasa dia jatuh ke kanan.

Pembahasan

Dari posisi tegak kepala dan badan OP ditundukkan 1200 ke depan sehingga kanalis semisirkularis posterior terletak dalam bidang horizontal dan mengalami pemutaran maksimal. Saat dilakukan pemutaran ke kanan, aliran endolimfe mempertahankan posisinya. Putaran terus-menerus ke arah kanan menyebabkan cairan endolimfe berputar ke arah kiri karena kelembamannya. Ketika putaran dihentikan tiba-tiba, terjadi perlambatan, cairan endolimfe bergerak searah dengan putaran (ke kanan). Oleh karena itu, OP jatuh ke kanan, tetapi saat diputar sensasi yang dirasakan OP putaran ke arah kiri.4 Kepala yang dimiringkan 900 ke arah bahu kanan dimaksudkan agar kanalis semirkularis anterior berada dalam sumbu mendatar dan putaran akan maksimal. Arah putaran endolimfe ke kiri saat rotasi, karena kepala dimiringkan ke kanan.Saat rotasi dihentikan tiba-tiba, cairan endolimfe bergerak ke arah kanan sehingga OP jatuh ke kanan, serta sensasi yang dirasakan OP jatuh ke kiri.4 Kepala ke belakang membentuk sudut 600 terhadap normal agar kanalis semisirkularis posterior terletak dalam posisi horizontal. Oleh karena kepala ke belakang, arah putaran ke kiri yang menyebabkan cairan endolimfe bergerak ke arah kanan, tetapi dirasakan OP seperti jatuh ke kiri. Dan begitu rotasi dihentikan, cairan berbalik arah sesuai dengan rotasi sehingga OP jatuh ke arah kanan.4Kesimpulan

Kesan jatuh setelah mengalami pemutaran terjadi karena pengaruh dari kanalis semisirkularis. Arah sudut mempengaruhi arah jatuh serta sensasi (perasaan) OP ingin jatuh ke mana.

Kesan (Sensasi)1. Gunakan pasien simulasi yang lain. Suruhlah pasien simulasi duduk di kursi Barany dan

tutuplah kedua matanya dengan saputangan.2. Putarlah kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur bertambah dan

kemudian kurangilah kecepatan putarannya secra berangsur-angsur pula sampai berhenti.

3. Tanyakan kepada pasien simulasi arah perasaan berputar:

a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah

b. Sewaktu kecepatan putar menetap

c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi

d. Segera setelah kursi dihentikan.

4. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh pasien simulasi.Hasil percobaan:

Kegiatan Arah perasaan berputar

Sewaktu kecepatan putar masih bertambahkiri

Sewaktu kecepatan putar menetapKiri

Sewaktu kecepatan putar dikurangikiri

Segera setelah kursi dihentikan.Kanan

Pembahasan

Telinga dalam memiliki apparatus vestibularis untuk memberi informasi tentang sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur. Apparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur di dalam bagian terowongan tulang temporal dekat koklea kanalis semisirkulairs dan organ otolit, yakni utrikulus dan sakulus. Apparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. apparatus vestibularis memiliki endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Komponen vestibularis mengandung sel rambut yang berespon terhadap perubahan bentuk secara mekanis yang diakibatkan oleh gerakan endolimfe. Sebagian besar informasi dari apparatus vestibularis tidak mencapai tingkat sadar.

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau berputar misalnya pada saat mulai atau berhenti berputar. Sel rambut pada masing-masing kanalis semisirkularis terletak di ampula, sedangkan rambut terbenam di dalam kupula. Akselerasi atau deselerasi pada saat rotasi kepala dalam arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada salah satu kanalis semisirkularis. Sewaktu kepala digerakkan, tulang kranialis dan sel-sel rambut di dalam kupula bergerak bersama kepala. Namun, pada awalnya cairan di dalam kanalis, karena tidak melekat ke tengkorak, tidak bergerak searah dengan rotasi tapi tertinggal di belakang karena inersia/kelembaman. Ketika endolimfe tertinggal di belakang sewaktu mulai memutar kepala, cairan di bidang yang sama dengan arah gerakan bergeser dalam arah berlawanan dengan gerakan akan bergeser ke arah berlawanan dengan gerakan. Akibatnya, kupula akan miring berlawanan dengan arah kepala serta menekuk rambut sensorik di dalamnya. Jika gerakan kepala berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, maka endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga rambut ke posisi yang tidak melengkung. Ketika kepala melambat atau berhenti, situasi terbalik. Endolimfe sesaat melanjutkan gerakan ke arah rotasi sementara kepala akan melambat untuk berhenti. Akibatnya, kupula dan rambut-rambutnya melengkung kea rah putaran sebelumnya, yakni berlawanan dengan arah lengkung mereka sewaktu akselerasi. Selain itu, juga ada peran organ otolit yang member informasi mengenai posisi kepala relatif terhadap gravitasi dan mendeteksi perubahan kecepatan gerakan halus. Misalnya apada saat kepala dimiringkin ke suatu arah selain vertical, rambut-rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena gaya gravitasi yang mengenai lapisan gelatinosa. Penekukan ini menyebabkan depolarisasi atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergnatung pada miringnya kepala. SSP menerima berbagai pola aktivitas saraf bergantung pada posisi kepla dalam kaitannya dengan gravitasi.

Sinyal-sinyal dari apparatus vestibularis dibawa lewat N. Vestibulokoklearis ke nucleus vestibularis dan informasi vestibular diintegrasikan dengan masukan dari permukaan kulit, mata, sendi dan otot untuk mempertahankan keseimbangan dan postur yang diinginkan, mengontrol otot mata eksternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meski kepala bergerak, dan mempersepsikan gerakan dan orientasi. 2Akselerasi rotasi pada salah satu bidang kanalis semisirkularis akan merangsang kristanya. Endolimfe, akibat kelembamannya, akan bergerak dengan arah berlawanan terhadap arah putaran. Cairan ini mendorong kupula, dan menyebabkan perubahan bentuk serta menekukkan tonjolan-tonjolan sel rambut. Apabila kecepatan rotasi tetap, cairan berputar dengan kecepatan yang sama dengan tubuh dan posisi kupula kembali tegak. Bila pemutaran dihentikan, perlambatan akan menyebabkan pergeseran endolimfe searah dengan putaran, dan kupula berubah bentuk dalam arah berlawanan dengan arah ketika mengalami percepatan. Kupula kembali ke posisi di tengah dalam 25-30 detik. Pergerakan kupula dalam satu arah biasanya menimbulkan impuls di serat-serat saraf yang berasal dari kristanya, sedangkan pergerakan dengan arah berlawanan umumnya menghambat aktivitas saraf.

Vertigo adalah sensasi berputar padahal sebenarnya tidak dan merupakan gejala mencolok akibat radangnya salah satu labirin. 5Kesimpulan:

Sensasi berputar yang dialami oleh pasien simulasi berkaitan dengan kerja dari komponen apparatus vestibularis.

III. Latihan Sederhana untuk Kanalis Semisirkularis Horisontalis.

Langkah Kerja

1. Suruhlah pasien simulasi, dengan mata tertutup dan kepala ditundukkan 30o, berputar sambil berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam, sebanyak 10 kali dalam 30 detik.

2. Suruhlah pasien simulasi berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke muka.

3. Perhatikan apa yang terjadi.

4. Ulangi latihan ini dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan jarum jam.

Hasil Percobaan

Pasien berputar di tiang dengan searah jarum jam : Jalan miring ke kanan

Pasien berputar di tiang dengan berlawanan arah jarum jam : Jalan miring ke kiri

Pembahasan

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau angular., misalnya ketika kita berputar. Masing-masing telinga mengandung tiga kanalis semisirkularis yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak lurus satu sama lain. Sel-sel rambut reseptif masing-masing kanalis semisirkularis terletak di atas suatu bubungan yang terletak di ampula., suatu pembesaran di dasar kanalis. Rambut-rambut terbenam di dalam lapisan gelatinosa diatasnya, kupula, yang menonjol ke dalam endolimfe didalam ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan, seperti rumput laut yang miring kearah gelombang laut. Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah apapun menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada salah satu kanalis semisirkularis, karena susunan tiga dimensi ketiganya. Sewaktu kita menggerakkan kepala, tulang kanalis dan sel-sel rambut yang terbenam di dalam kupula bergerak bersama kepala kita. Rambut-rambut di sel rambut vestibularis terdiri dari satu silium, kinosilium, bersama dengan 20-50 mikrovilus-stereosilia yang tersusun dalam barisan-barisan yang semakin tinggi. Stereosilia berhubungan di ujung-ujungnya oleh tautan ujung, yaitu jembatan molekular halus antara stereosilia-stereosilia yang berdekatan. Ketika stereosilia terdefleksi oleh gerakan endolimfe, tegangan yang terjadi di tautan ujung menarik saluran ion terbuka atau tertutup secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel rambut memiliki orientasi sedemikian sehingga sel tersebut mengalami depolarisasi ketika stereosilia menekuk kea rah kinosilium; penekukan kearah berlawanan akan menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel-sel rambut membentuk sinaps dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya menyatu dengan akson struktur vestibularis lain untuk membentuk nervus vestibularis. Saraf ini menyatu dengan nervus auditorius dari koklea untuk membentuk nervus vestibulokokhlearis. 2

Percepatan rotasi pada salah satu bidang kanalis semisirkularis tertentu akan merangsang kristanya. Endolimfe, akibat kelembamannya akan bergerak dengan arah berlawanan terhadap arah putaran. Cairan ini mendorong kupula, dan menyebabkan perubahan bentuk. Hal ini menekukkan tonjolan-tonjolan sel rambut. Apabila telah tercapai kecepatan rotasi yang tetap, cairan berputar dengan kecepatan yang sama dengan tubuh dan posisi kupula kembali tegak. Bila pemutaran dihentikan, perlambatan akan menyebabkan pergeseran endolimfe searah dengan putaran, dan kupula mengalami perubahan bentuk dalam arah berlawanan dengan arah sewaktu percepatan. Kupula kembali ke posisi ditengan dalam 25-30 detik. Pergerakan kupula dalam satu arah biasanya menimbulkan impuls di serat-serat saraf yang berasal dari kristanya, sementara pergerakan dengan arah berlawanan umumnya menghambat aktivasi saraf. Nucleus vestibularis terutama berperan dalam mempertahankan posisi kepala dalam ruang. Jaras yang menurun dari nuclei ini berkaitan dengan penyesuaian kepala pada leher dan kepala pada tubuh. Hubungan asendens ke nucleus n.kranialis sebagian besar berkaitan dengan pergerakan mata. 5KesimpulanJadi, posisi jalan yang miring setelah OP berputar-putar itu dipengaruhi oleh kanalis semisirkularis yang mana kanalis semisirkularis berfungsi untuk mendeteksi percepatan atau perlambatan rotasional dalam semua arah.Daftar pustaka

1. Pudjiastuti SS . Fisioterapi .Dalam : Ester M, editor.Fungsi motorik. Edisi ke 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002 .h. 22-52. 2. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

3. Ginsberg L. Neurologi. Ed 8. Jakarta: Erlangga; 2001.h.33.4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.5.Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.1