Upload
hahanh
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS
PENGUNGKAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA
MANUSIA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh:
Muhammad Wibisono
NIM 7211411127
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga bisa timbul pada samudra,
pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan
hidupnya (Rumah Kaca, Pramoedya Ananta Toer)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang, semangat, do‟a, dan dukungan.
Adikku Adri dan keluarga besar yang selalu
memberikan do‟a, dukugan, dan bantuan dlam
segala hal.
Sahabat-sahabatku Hendy, Rahmat, Toro, Husein,
Faris, Iwan, Antony, Yonatan, serta teman-teman
seperjuangan Deni dan Satria
Dosen serta staf jurusan akuntansi
Teman-teman Akuntansi C 2011
Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, tidak lupa juga sholawat serta salam saya haturkan kepada
Rasulullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia”. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah mendapatkan
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan bagi penulis
untuk mengikuti program S1 di Fakultas Ekonomi.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan
pelayanan selama penulis menempuh pendidikan.
4. Drs. Heri Yanto, MBA, PhD, Dosen pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Penguji I Linda Agustina, S.E., M.Si., yang telah memberi saran dan
masukan kepada penulis.
vii
6. Penguji II Badingatus Solikhah, S.E., M.Si., yang telah memberi saran dan
masukan kepada penulis.
7. Nanik Sri Utaminingsih, SE., M.Si., Akt, Dosen wali Akuntansi C 2011
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi selama
penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.
8. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang atas ilmu yang telah diberikan.
9. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Semarang, 1 Januari 2016
Penulis
viii
SARI
Wibisono, Muhammad. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Heri Yanto,
MBA, PhD.
Kata Kunci: Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Listing, Jenis Perusahaan,
Penggunaan Standar Pelaporan GRI.
Sumber daya manusia merupakan aset yang berharga bagi perusahaan,
apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
dimasa yang akan datang. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh bukti
secara empiris pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis
perusahaan, penggunaan standar pelaporan GRI terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan finansial
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang merupakan data
sekunder yang diambil melalui teknik dokumentasi yang terdiri dari annual report
perusahaan manufaktur dan finansial tahun 2013-2014. Metode analisis data
penelitian ini yaitu analisis regresi berganda.
Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, umur
listing, jenis perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan GRI secara bersama
berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Pengujian parsial menunjukkan ukuran perusahaan, jenis perusahaan, penggunaan
standar pelaporan GRI berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia. Umur listing berpengaruh negatif terhadap pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Simpulan dari penelitian ini yakni ukuran perusahaan, jenis perusahaan,
dan penggunaan standar pelaporan GRI terbukti mampu meningkatkan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan profitabilitas tidak
terbukti mampu meningkatkan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan model indeks
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang sesuai dengan keadaan
Indonesia. Selain itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel baru
seperti tingkat pendidikan pekerja dan jumlah pekerja.
ix
ABSTRACT
Wibisono, Muhammad. 2016. “Factors Influencing Human Resource
Accounting Disclosure”. Final Project. Accounting Department. Faculty of
Economics. Semarang State University. Advisor: Drs. Heri Yanto, MBA, PhD.
Keyword: Human Resource Accounting Disclosure, Profitability, Company
Size, Listing Age, Type of Company, Use GRI Reporting standart.
Human resources is a valuable asset for the company, if managed properly
would generate a profit for the company in the future. The research objective was
to obtain empirical evidence of the effect of profitability, company size, listing
age, type of company, use GRI reporting standart on the human resources
accounting disclosure.
The population in this study is a manufacturing and financial companies
listed in Indonesia Stock Exchange in 2013-2014. The sampling technique is
conducted with purposive sampling method which is a secondary data captured
through documentation technique that consists of a annual report manufacturing
and financial company in year 2013-2014. Data analysis method is multiple
regression analysis.
This study found that profitability, company size, listing age, type of
company, and simultaneously use GRI reporting standart positive effect on human
resource accounting disclosure. Partial testing indicates the size of the company,
type of company, use GRI reporting standart positive effect on human resource
accounting disclosure. Age listings negatively affect human resource accounting
disclosure. On the other hand, profitability has no effect on the disclosure of
accounting human resources.
Conclusions from this research that is the size of company, type of
company, and the use GRI reporting standart proven to increase the human
resource accounting disclosure. While profitability is not proven to improve
human resource accounting disclosure. Suggestions for future research is to
develop a model of accounting disclosure index of human resources in accordance
with the state of Indonesia. In addition further research can use new variables such
as education level of workers and the number of workers.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA .................................................................................................. vi
SARI ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 14
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 15
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ......................................................................................... 17
2.1.1 Stakeholder Theory .................................................................... 17
2.1.2 Resource-Based Theory ............................................................. 19
2.2 Kajian Variabel Penelitian ................................................................... 21
2.2.1 Definisi Akuntansi Sumber Daya Manusia ................................ 21
xi
2.2.2 Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia...................... 23
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia ............................................................................. 24
1. Profitabilitas ............................................................................. 24
2. Ukuran Perusahaan ................................................................... 26
3. Umur Listing ............................................................................ 27
4. Jenis Perusahaan ....................................................................... 28
5. Penggunaan Standar Pelaporan GRI ........................................ 29
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 31
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 35
2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia ........................................................................... 35
2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan akuntansi
Sumber Daya Manusia ............................................................. .. 37
2.4.3 Pengaruh Umur Listing terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia ............................................................. 39
2.4.4 Pengaruh Jenis Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia ............................................................... 40
2.4.5 Pengaruh Penggunaan Standar Pelaporan GRI terhadap
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia ……………42
2.5 Hipotesis .............................................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 45
3.2 Populasi, Sampel dan teknik Pengambilan Sampel ............................. 45
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 47
3.3.1 Variabel Dependen .................................................................... 47
1. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia ................... 40
3.3.2 Variabel Independen ................................................................. 49
xii
1. Profitabilutas ............................................................................ 49
2. Ukuran Perusahaan ................................................................... 49
3. Umur Listing ............................................................................ 50
4. Jenis Perusahaan ....................................................................... 50
5. Penggunaan Standar Pelaporan GRI ........................................ 50
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 52
3.5 Metode Analisis Data ........................................................................... 52
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 52
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 53
1. Uji Normalitas .......................................................................... 53
2. Uji Multikolinieritas ................................................................. 54
3. Uji Autokorelasi ....................................................................... 55
4. Uji heteroskedastisitas .............................................................. 56
3.5.3 Analisis Regresi .......................................................................... 57
3.5.4 Uji Hipotesis ............................................................................... 57
1. Uji Parsial (Uji Statistik t) ........................................................ 57
2. Uji Pengaruh Bersama (F test) ................................................. 58
3. Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 61
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 61
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 62
1. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia .................... 62
2. Profitabilitas .............................................................................. 64
3. Ukuran Perusahaan ................................................................... 65
4. Umur Listing ............................................................................. 66
5. Jenis Perusahaan ....................................................................... 68
xiii
6. Penggunaan Standar Pelaporan GRI ......................................... 69
4.1.3 Analisis Statistik Inferensial ...................................................... 71
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 71
2. Analisis Regresi........................................................................ 79
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 85
4.2.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia ...................................................................................... 86
4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia ......................................................................... 88
4.2.3 Pengaruh Umur Listing terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia ...................................................................................... 90
4.2.4 Pengaruh Jenis Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia ...................................................................................... 91
4.2.5 Pengaruh Penggunaan Standar Pelaporan GRI terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia........................................................ 93
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................. 96
5.2 Saran .................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 98
LAMPIRAN ................................................................................................ 102
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 33
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ...................................................................... 46
Tabel 3.2 Indeks Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia ........ 48
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 51
Tabel 3.4 Keputusan Autokorelasi Uji Durbin Watson ............................ 56
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia.............................................................................................. 62
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia ................................................................................ 63
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas ...................... 64
Tabel 4.4 Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Profitabilitas ................ 65
Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan ............ 65
Tabel 4.6 Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Ukuran Perusahaan...... 66
Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Umur Listing ...................... 66
Tabel 4.8 Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Umur Listing ............... 67
Tabel 4.9 Hasil Analisis Frekuensi Jenis Perusahaan ............................... 68
Tabel 4.10 Hasil Analisis deskriptiv pengungkapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia Berdasarkan Jenis Perusahaan ...................................................... 68
Tabel 4.11 Hasil Analisis Frekuensi Penggunaan Standar Pelaporan GRI 69
Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Standar Pelaporan
GRI .............................................................................................................. 70
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 72
Tabel 4.14 Hasil Rank Cases ...................................................................... 73
xv
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Tahap 2 ................................................... 74
Tabel 4.16 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................ 76
Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson ..................................... 77
Tabel 4.18 Hasil Uji Glejser ....................................................................... 79
Tabel 4.19 Hasil Analisis Rank Regresi ..................................................... 80
Tabel 4.20 Hasil Uji statistik F ................................................................... 84
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 44
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas.............................................................. 75
Gambar 4.2 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................... 77
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Indeks Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusi ....... 104
Lampiran 2 Daftar Nama Perusahaan Manufaktur dan Finansial ............. 105
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian ........................................................ 111
Lampiran 4 Hasil Output SPSS ................................................................. 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat, peran sumber daya
manusia menjadi semakin penting. Sumber daya manusia di pandang sebagai aset
yang sangat berharga karena visi, misi, strategi, dan sistem perusahaan yang
canggih sekalipun tidak akan berguna dan tidak memiliki dampak apapun
terhadap perusahaan, tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam
beberapa tahun terakhir, “nilai” dari suatu perusahaan yang diukur dalam neraca
tradisional, misalnya bangunan, pabrik produksi, dll, dipandang sebagai refleksi
yang cukup sebagai aset perusahaan. Namun, dengan semakin majunya
pengetahuan ekonomi, penilaian tradisional ini telah dipertanyakan karena, modal
manusia diakui sebagai bagian yang semakin dominan dari nilai total suatu
perusahaan.
Pada tahun 1960-an muncul adanya gagasan mengenai akuntansi sumber
daya manusia, yang dikemukakan oleh Rensis Linkert, direktur Institute for Social
Research of the University of Michigan (Riyanto, 1990). Akuntansi sumber daya
manusia sebagai pendekatan awalnya didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan komunikasi informasi tentang sumber daya manusia dalam
rangka memfasilitasi manajemen yang efektif dalam sebuah organisasi. Peran
sumber daya manusia yang semakin besar dalam kelangsungan hidup perusahaan
serta petingnya modal manusia terhadap perekonomian mendorong muncunya
2
gagasan mengenai akuntansi sumber daya manusia. Gagasan-gagasan tersebut
dilatar belakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Brummet, dalam Suwarto,
2006):
1. Konsep teori ekonomi modern yang menganggap bahwa manusia adalah
human capital yang mempunyai keahlian, pengetahuan dan pengalaman.
2. Peran sumber daya manusia yang semakin dibutuhkan dan berkembang
dengan pesat.
Kedua faktor tersebut lah yang melatarbelakangi para ilmuan dan pakar di
bidang akuntansi dan manajemen tertarik untuk melakukan riset atau penelitian
untuk mengembangkan konsep, model, prinsip, dan metode-metode akuntansi
yang bertujuan untuk mengukur dan menganalisis biaya dan nilai sumber daya
manusia yang ada di perusahaan (Suwarto, 2006).
Para ilmuan dan pakar di bidang akuntansi berusaha untuk menemukan
model yang obyektif mengenai pengukuran akuntansi sumber daya manusia.
Beberapa ahli tersebut diantaranya adalah Flamholtz (1971) mengembangkan The
Stochastic Rewards Valuation Model, yaitu dengan dasar pemikiran ekonomi
tentang nilai dari suatu proses kemungkinan menurut teori ekonomi nilai sesuatu
itu bernilai apabila memiliki kemampuan untuk memberikan manfaat atau
kegunaan yang dimanfaatkan di kemudian hari dengan adanya proses
kemungkinan di atas maka nilai sumber daya manusia yang diharapkan dapat
direalisasi oleh perusahaan.
3
Dobija (1998) mengusulkan model alternatif untuk kapitalisasi sumber
daya manusia, di mana tingkat kapitalisasi ditentukan melalui alam dan kondisi
sosial lingkungan. Dengan memanfaatkan pendekatan bunga majemuk, metode ini
memperhitungkan tiga faktor untuk menilai modal manusia yang meliputi nilai
kapitalisasi biaya hidup, nilai kapitalisasi dari biaya pendidikan profesional, dan
nilai yang diperoleh melalui pengalaman. Turner (1996) untuk mengukur nilai
sumber daya manusia dengan mengacu pada kerangka kerja yang dikeluarkan
oleh Komite Standar Akuntansi Internasional dan merekomendasikan penggunaan
nilai sekarang dari nilai tambah oleh perusahaan, dan mengukur aset oleh empat
metode biaya historis, biaya sekarang, nilai realisasi, dan nilai masa depan.
Sedangkan Lev dan Schwartz Model telah menjadi yang paling banyak digunakan
untuk kemudahan penggunaan dan kenyamanan. Lev dan Schwartz Model
menyatakan bahwa sumber daya manusia dari sebuah perusahaan adalah
penjumlahan dari nilai semua Net Present Value (NPV) dari pengeluaran untuk
karyawan. Modal manusia diwujudkan pada orang usia 'r' adalah nilai sekarang
dari pendapatannya dari pekerjaan.
Menurut Flamholtz, akuntansi sumber daya manusia memiliki 3 fungsi
utama untuk sumber daya manusia yang profesional, yaitu :
1. Berfungsi sebagai kerangka kerja untuk memfasilitasi pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
2. Memberikan informasi numerik tentang biaya dan nilai orang sebagai
sumber daya organisasi.
4
3. Dan dapat memotivasi manajemen lini untuk mengadopsi perspektif
sumber daya manusia dalam keputusan yang melibatkan manusia.
Menurut Suwarto (2006) untuk dapat menyajikan nilai sumber daya
manusia dalam laporan keuangan adalah dengan mengakui sumber daya manusia
sebagai aktiva agar dapat ditentukan nilai moneternya. Selain itu informasi-
informasi tentang sumber daya manusia ini harus disajikan dalam suatu sistem
atau metode pencatatan transaksi yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Dasar pemikiran tersebutlah yang melahirkan gagasan tentang perlunya
diselenggarakan akuntansi sumber daya manusia. Namun, konsep akuntansi
sumber daya manusia ini dalam praktek dan pengembangannya masih
menghadapi beberapa persoalan seperti :
1. Persoalan pengakuan sumber daya manusia sebagai aktiva milik
perusahaan.
2. Pengukuran sumbar daya manusia dalam satuan moneter.
3. Keterbatasan akuntansi konvensional tentang penilaian sumber daya
manusia (Lako, 1995)
Akuntansi sumber daya manusia melibatkan akuntansi dengan manajemen
dan karyawan perusahaan sebagai modal manusia yang memberikan manfaat di
masa depan. Dalam pendekatan akuntansi sumber daya manusia, pengeluaran
yang berkaitan dengan sumber daya manusia dilaporkan sebagai aset pada neraca.
Sedangkan pendekatan akuntansi tradisional memperlakukan biaya yang berkaitan
dengan sumber daya manusia perusahaan sebagai beban pada laporan laba rugi
5
yang mengurangi keuntungan. Tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah
memfasilitasi manajemen untuk mendapatkan informasi tentang biaya dan nilai
sumber daya manusia yang akan meningkatkan kuantitas dan kualitas barang dan
jasa (Kashive, 2012).
Gagasan mengenai akuntansi sumber daya manusia sejauh ini masih
menimbulkan permasalahan dalam pengukurannya, meskipun para pemikir di
bidang akuntansi sependapat bahwa sumber daya manusia adalah bagian dari aset
perusahaan yang penting. Kesulitan mengukur nilai sumber daya manusia secara
objektif merupakan salah satu sebab belum dikeluarkannya standar akuntansi yang
mengatur perlakuan akuntansi sumber daya manusia ini, meskipun berbagai riset
tentang alternatif pengukuran sumber daya manusia ini sudah banyak dilakukan
oleh para akademisi, namun tampaknya masih belum ada kesepakatan mengenai
kriteria pengukuran yang objektif dari sumber daya manusia (Rahayu, 2013)
Di sisi lain, perkembangan yang cepat dalam dunia bisnis memicu
peningkatan tekanan akan mendorong atau memaksa perusahaan untuk
melaporkan modal manusia dan untuk memperbesar perspektif dari melayani
terutama kepentingan investor termasuk kepentingan stakeholder lainnya, seperti
pemerintah, serikat pekerja, dan karyawan. Stakeholder menyadari potensi
akuntansi sumber daya manusia tidak hanya sebagai sistem akuntansi, tetapi juga
sebagai sarana untuk membangun struktur baru di seluruh kepentingan dan
kebijakan.
6
Pelaporan keuangan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan
eksternal serta pengguna internal. Pelaporan digunakan untuk tujuan internal dan
eksternal. Tujuan dari pelaporan internal pada manajemen berfokus pada
penyediaan informasi yang memfasilitasi pengambilan keputusan operasional
yang efektif, untuk melindungi aset organisasi dan untuk keseimbangan
optimalisasi hasil jangka pendek dengan keberlanjutan jangka panjang. Pelaporan
eksternal biasanya terdiri dari dua jenis yaitu untuk memenuhi persyaratan
undang-undang untuk tujuan hukum atau sebagai kebijakan pelaporan wajib, dan
pelaporan sukarela dikembangkan untuk memberikan informasi dan
berkomunikasi urusan organisasi kepada stakeholder secara terbuka dan
transparan. Tujuan pelaporan hukum adalah untuk mencapai kepatuhan; tujuan
pelaporan sukarela adalah untuk menyediakan para pemangku kepentingan utama
dengan informasi tambahan yang memungkinkan mereka untuk membuat
keputusan relatif terhadap akuntabilitas, tanggung jawab, dan kepentingan mereka
(Enyi dan Akindehinde, 2014).
Pada saat ini, adanya gerakan yang mempengaruhi pelaporan eksternal,
internal dan sukarela akuntansi sumber daya manusia akibat dari reaksi pergeseran
ekonomi global dari masyarakat industri ke masyarakat pengetahuan. Diharapkan
pelaporan mengenai akuntansi sumber daya manusia juga mempengaruhi
persyaratan pelaporan hukum.
Meskipun belum ada peraturan dan dasar hukum mengenai kewajiban
untuk melakukan pengungkapan sumber daya manusia, banyak perusahaan di
7
berbagai negara mencoba untuk memasukan modal manusia dalam neraca dan
mengungkapkannya dalam laporan keuangan perusahaan.
Negara-negara Skandinavia telah mengambil minat yang sangat kuat di
bidang akuntansi sumber daya manusia. Sebagai contoh, Value Driving Talks
(VDT) model ini dikembangkan oleh Sandervang (2000), dan diuji dalam studi
empiris dalam perusahaan bisnis Norwegia di sektor listrik. Model, yang
menghitung keuntungan finansial dari investasi organisasi dalam pengembangan
kompetensi, berfokus pada pelatihan karyawan atau pengembangan kompetensi
sebagai fokus strategis, dan sejalan investasi dalam pengembangan kompetensi
dengan strategi bisnis secara keseluruhan untuk membantu organisasi dengan
tujuan strategis manajemen sumber daya manusia mereka.
Di Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat, rekening keuangan
profesional tim olahraga sering digabungkan dalam akuntansi sumber daya
manusia, di mana nilai untuk karyawan ditempatkan pada neraca dan diamortisasi
selama periode waktu, bukannya membebankan biaya. Selain itu ada banyak
perusahaan di Negara lainnya yang sudah menerapkan akuntansi sumber daya
manusia dalam laporan keuangan, seperti di Negara India, Kanada, Jerman, dll.
Di negara-negara maju, itu adalah fenomena yang sangat umum bahwa
perusahaan resmi memiliki akuntansi sumber daya manusia dalam laporan
tahunan mereka. Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, aspek
pelaporan akuntansi sumber daya manusia adalah konsep yang sangat baru. Hal
ini lah yang mendasari dilakukannya penelitian, untuk mengetahui tingkat
8
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia dan apa saja faktor yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan tersebut. Di Indonesia, pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia belum diatur baik dalam peraturan Bapepam-LK
atau lembaga lain yang berkepentingan.
Penelitian mengenai pengungkapan akuntansi sumber daya manusia ini
sejalan dengan teori stakeholder. Dalam teori stakeholder ini, aktivitas-aktivitas
yang dianggap penting oleh stakeholder harus dilaporkan kembali pada
stakeholder tersebut oleh manajemen organisasi, karena semua stakeholder
mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan aktivitas
perusahaan yang mempengaruhi mereka. Dalam hai ini yang dimaksud para
stakeholder antara lain adalah konsumen, karyawan, supplier, pemerintah, dan
lain-lain.
Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi
kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini juga menjelaskan bahwa
organisasi akan memilih secara sukarela (voluntary) mengungkapkan informasi
tentang kinerja lingkungan, sosial, dan intelektual mereka melebihi permintaan
wajibnya untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholder
(Deegan dalam Widarjo, 2011). Tujuan dari teori ini adalah untuk dapat menekan
sekecil mungkin dampak kerugian yang mungkin akan diderita stakeholder, dan
dapat mendorong manajer perusahaan untuk meningkatkan nilai yang diperoleh
dari aktivitas-aktivitas perusahaan.
9
Sedangkan dari sudut pandang resource based theory, perusahaan bersaing
berdasarkan sumber daya dan kemampuan. Perbedaan sumber daya dan
kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan
keuntungan kompetitif. Apabila dikaitkan dengan pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia, perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan adanya perbedaan sumber daya manusia pada tiap perusahaan. Wernerfelt
(1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource Based Theory
perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang baik
dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-aset strategis yang
penting, termasuk aset berwujud maupun aset tidak berwujud.
Kasus-kasus mengenai sumber daya manusia di Indonesia sering kali
terjadi, terutama kasus pelanggaran terhadap buruh. Lemahnya posisi buruh
dalam perusahaan, terkadang menjadi sasaran dari oknum manajemen perusahaan.
Seperti yang terjadi pada 446 orang buruh yang telah di PHK secara sepihak oleh
manajemen PT. Megariamas Sentosa pada tahun 2008. Hal tersebut
mengakibatkan buruh yang mogok bekerja. Pada kasus lainya adanya data dari
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mencatat sebanyak 12.745
perusahaan yang telah meanggar norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
pada tahun 2013. Dari jumlah itu, sebanyak 12.657 perusahaan telah
melaksanakan norma K3 pasca penerbitan nota peringatan pertama dan kedua. Hal
ini membuktikan bahwa perhatian perusahaan terhadap keamanan karyawannya
yang rendah. Jaminan lingkungan kerja yang aman dan nyaman dibutuhkan
karyawan agar dapat mencapai target dan tujuan perusahaan. Dalam pelaporan
10
akuntasi sumber daya manusia hak-hak buruh dan karyawan akan lebih terjamin,
selain itu akan terjalin komunikasi dua arah antara pekerja dan perusahaan, serta
adanya timbal balik yang positif antara keduanya dapat terjadi. Kasus-kasus
tersebut jelas akan mempengaruhi image perusahaan terhadap stakeholder.
Sehingga akuntansi sumber daya manusia memang diperlukan agar stakeholder
mendapatkan informasi yang valid mengenai kondisi perusahaan.
Al Mamun (2009) menguji hubungan antara karakteristik perusahaan dan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia (HRA). Studi ini menunjukkan
bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang lebih tinggi dimaksudkan untuk
mengungkapkan informasi lebih lanjut HRA. Posisi keuangan yang baik
mengintensifkan kredibilitas informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai
akibat dari meningkatnya kredibilitas, nilai perusahaan juga akan meningkat.
Kredibilitas informasi yang diungkapkan menambah nilai perusahaan sebagai
rincian yang membantu dalam mengurangi risiko yang terkait dengan proses
pengambilan keputusan investor. Al Mamun (2009) menyusun model yang
digunakan untuk mengukur pengungkapan akuntansi sumber daya manusia
berdasarkan literatur yang relevan. Hasilnya adalah perusahaan di Bangladesh
melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 25%.
Peneliti-peneliti lainya juga mencoba melakukan penelitian yang
menggunakan model yang sama dengan Al Mamun (2009). Enofe et al. (2013)
melakukan penelitian di Nigeria, dengan sampel perusahaan publik yang ada di
Nigeria. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa perusahaan di Nigeria
melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 40%. Berbeda
11
dengan Widodo (2014) yang melakukan penelitian di Indonesia, dengan sampel
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Hasilnya adalah pengungkapan
akuntansi sumber daya yang dilakukan perusahaan perbankan di Indonesia sebesar
57%.
Mengacu pada penelian yang dilakukan oleh Al Mamun (2009), penelitian
ini akan menguji tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, serta
menguji faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia di Indonesia. Pada penelitian ini akan menguji faktor-faktor
seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis perusahaan, dan
penggunaan standar pelaporan GRI terhadap pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia. Penelitian ini akan dilakukan pada dua sektor industri yaitu sektor
Finansial seperti: bank, asuransi, dll serta sektor manufaktur seperti: basic
industry, miscellaneous industry, dan consumer goods industry. Kedua sektor
tersebut di pilih karena memiliki karakteristik sumber daya manusia yang berbeda
dan merupakan jenis perusahaan yang mendominasi pasar modal.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dalam periode tertentu. Perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi memiliki
dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan yang mempunyai laba
rendah. Variabel profitabilitas dipilih karena perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi akan menarik stakeholder, dalam hal ini secara khusus
investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan. Penelitian Al Mamun
(2009) serta Alam dan Kanti (2010) memberikan hasil bahwa profitabilitas
perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan akuntansi sumber daya
12
manusia. Sedangkan penelitian Athanasios, et al. (2013) dan Widodo (2014)
menunjukkan tidak ada pengaruh antara profitabilitas dengan pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia.
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi pula tuntutan terhadap
keterbukaan informasi dibandingkan dengan ukuran perusahaan yang lebih kecil.
Variabel ukuran perusahaan dipilih karena semakin besar suatu perusahaan maka
semakin banyak pula aktivitas-aktivitas terkait produksinya, serta semakin besar
juga perputaran modal perusahaan. Sehingga, perusahaan besar cenderung banyak
diamati oleh stakeholder, setiap keputusan yang diambil manajemen yang dapat
mempengaruhi stakeholder akan mendapatkan perhatian dari stakeholder.
Penelitian yang dilakukan Al Mamun (2009) menunjukan bahwa ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia.
Umur listing perusahaan adalah saat dimana perusahaan melakukan listing
di pasar modal atau biasa disebut Initial Public Offering (IPO). Ketika perusahaan
melakukan go public maka perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan
pelaporan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Variabel umur listing
dipilih karena Semakin lama perusahaan berdiri maka semakin banyak
pengalaman yang telah didapat karena perusahaan mengetahui kebutuhan
informasi dari pemegang kepentingan atau stakeholder, sehingga pengungkapan
informasi salah satunya informasi mengenai sumber daya manusia yang semakin
luas pada laporan tahunan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Adhi (2012)
13
menemukan bahwa adanya pengaruh umur perusahaan terhadap tingkat
pengungkapan sukarela perusahaan.
Dalam pasar modal ada berbagai macam jenis perusahaan, mulai dari
perusahaan manufaktur, pertambangan, finansial, properti / real estate,
perdagangan, dll. Setiap jenis perusahaan mempunyai karakteristik yang berbeda
beda. Perusahaan manufaktur dan perusahaan financial merupakan jenis
perusahaan yang paling banyak listing di Bursa Efek Indonesia. Variabel jenis
perusahaan dipilih karena dalam menjalankan kegiatan operasinya setiap
perusahaan memiliki karakteristik tersendiri, selain itu sumber daya yang dimiliki
setiap perusahaan juga mempunyai peran yang berbeda-beda. Enofe et,al (2013)
menemukan bahwa perusahaan finansial lebih banyak melakukan pengungkapan
dibandingkan perusahaan non finansial.
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang
bekerja ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan
pelaporan berkelanjutan. GRI telah merintis dan mengembangkan pelaporan
keberlanjutan dengan kerangka komprehensif yang banyak digunakan di seluruh
dunia. Kerangka ini memungkinkan semua organisasi untuk mengukur dan
melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, kinerja sosial dan pemerintahan.
Variabel penggunaan standar pelaporan GRI dipilih karena dalam standar GRI
terdapat banyak indikator dalam standar pelaporan, salah satunya adalah indikator
kinerja tenaga kerja (labor practices performance indicator). Hasil penelitian
Athanasios et, al (2013) yang dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di bursa
efek Yunani menemukan bahwa perusahaan yang mengeluarkan laporan tahunan
14
dengan menggunakan standar pelaporan GRI melakukan lebih banyak
pengungkapan sumber daya manusia.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat penelitian yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia di
Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka
rumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengruh positif terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya manusia ?
2. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia ?
3. Apakah Umur Listing berpengaruh positif terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia ?
4. Apakah Jenis Perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia ?
5. Apakah Penggunaan Standar Pelaporan GRI berpengaruh positif terhadap
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia ?
15
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya manusia
2. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Umur Listing terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Jenis Perusahaan terhadap Pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya Manusia.
5. Untuk mengetahui pengaruh Penggunaan Standar Pelaporan GRI terhadap
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Bagi perusahaan, untuk dapat memberikan gambaran mengenai
pentingnya pengungkapan akuntansi sumber daya manusia untuk dapat
melakuka efisiensi dan efektifitas dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan sumber daya manusia.
2. Bagi investor, untuk dapat lebih cermat dalam mengamati laporan
keuangan perusahaan pada aspek akuntansi sumber daya manusia sebagai
salah satu acuan dalam pengambilan keputusan investasi.
16
3. Bagi akedemisi dan pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian
yang sejenis, hasil ini dapat dijadikan bahan kajian teoritis dan referensi
penelitian selanjutnya.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Stakeholder Theory
Definisi stakeholder menurut Freeman (1984, h.13) adalah stakeholder
merupakan kelompok maupun individu yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan suatu organisasi. Berdasarkan teori
stakeholder ini, aktivitas-aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder harus
dilaporkan kembali pada stakeholder tersebut oleh manajemen organisasi, karena
semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi mereka. Dalam hal ini yang
dimaksud para stakeholder antara lain adalah konsumen, karyawan, supplier,
pemerintah, dan lain-lain. Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa dalam
teori stakeholder, perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi para stakeholder-
nya (pemegang saham kreditor, supplier, masyarakat, konsumen, pemerintah dan
pihak lain). Dengan demikian, stakeholder mempunyai peran yang penting untuk
memberikan dukungan bagi keberadaan suatu perusahaan.
Teori stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi
kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini juga menjelaskan bahwa
organisasi akan memilih secara sukarela (voluntary) mengungkapkan informasi
tentang kinerja lingkungan, sosial, dan intelektual mereka melebihi permintaan
18
wajibnya untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholder
(Deegan dalam Widarjo, 2011). Tujuan dari teori ini adalah untuk dapat menekan
sekecil mungkin dampak kerugian yang mungkin akan di derita stakeholder, dan
dapat mendorong manajer perusahaan untuk meningkatkan nilai yang diperoleh
dari aktivitas-aktivitas perusahaan.
Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana
saja perusahaan bertanggung jawab (Freeman, 1984). Untuk dapat menjamin
tersedianya sumber daya yang akan digunakan untuk menjalankan segala aktivitas
operasional perusahaan, seperti tenaga kerja dan modal. Maka, diperlukan adanya
hubungan yang baik antara manajemen organisasi dengan stakeholder. Hubungan
tersebut dapat berjalan baik apabila terpenuhinya keinginan dan kebutuhan para
stakeholder. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah manajemen
perusahaan melakukan pengungkapan-pengungkapan informasi yang dapat
memenuhi harapan stakeholder, baik pengungkapan informasi keuangan, sosial,
dan lingkungan. Dengan adanya pengungkapan, perusahaan dapat menjaga
hubungan dengan stakeholder, sehingga manajemen mendapatkan dukungan
untuk kelangsungan hidup perusahaan. Di lain pihak, kepercayaan stakeholder
kepada perusahaan akan meningkat apabila kebutuhan akan informasi perusahaan
terpenuhi.
Teori stakeholder ini sangat mendasari praktek pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia, karena adanya hubungan antara manajemen perusahaan
dengan stakeholder. Hal ini dapat dilihat dengan adanya pengungkapan yang
besifat mandatory disclosure dan voluntary disclosure. Mandatory disclosure
19
yaitu pihak manajemen melakukan pengungkapan laporan keuangan mengenai
aktivitas-aktivitas perusahaan yang dinganggap penting, yang sudah ditetapkan
menjadi suatu aturan. Sedangkan voluntary disclosure yaitu untuk kebutuhan
stakeholder. Dalam hal ini, manajemen melakukan pengugkapan sukarela yang
dibutuhkan stakeholder yang berupa pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia.
2.1.2. Resource-Based Theory
Sumber daya merupakan input yang digunakan sebuah perusahaan untuk
menjalankan aktivitas-aktivitasnya. Setiap perusahaan dengan perusahaan lainya
memiliki sumber daya yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga setiap
perusahaan akan memiliki karakteristik yang berbeda beda. Menurut Jackson &
Schuler (1995) teori ini menjelaskan tiga jenis sumber daya yaitu sumber daya
fisik berupa pabrik, teknologi, peralatan, lokasi geografis, sumber daya manusia
berupa pengalaman, pengetahuan pegawai, dan sumber daya organisasional
berupa struktur dan sistem perencanaan, pengawasan, pengendalian, serta
hubungan sosial antar organisasi dengan lingkungan eksternal.
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-
Based Theory perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja
keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai, dan memanfaatkan aset-
aset strategis yang penting, termasuk aset berwujud maupun aset tidak berwujud.
Resource-Based Theory (RBT) atau dikenal juga dengan teori berbasis sumber
daya menggunakan pendekatan berbasis sumber daya dalam analisis keunggulan
20
bersaingnya. Asumsi Resource-Based Theory yaitu bahwa perusahaan bersaing
berdasarkan sumber daya dan kemampuan. Perbedaan sumber daya dan
kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan
keuntungan kompetitif (Peteraf, 1993).
Barney (1991) menyatakan bahwa dalam perspektif RBT, sumber daya
perusahaan meliputi seluruh aset, kapabilitas, proses organisasional, atribut-atribut
perusahaan, informasi, knowledge, dan lain-lain yang dikendalikan oleh
perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dan
mengimplementasikan strategi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan. Lebih lanjut Barney (1991) menyarankan bahwa untuk memahami
sumber dari keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustained competitive
advantages), perlu dibangun suatu model teoritis yang bermula dari sebuah
asumsi bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen dan immobile. Agar
menjadi sumber daya potensial dalam sustained competitive advantages, maka
sumber daya perusahaan harus memiliki empat atribut, yaitu:
a. Valuable (V): Sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan
nilai strategis pada perusahaan.
b. Langka (R): Sumber daya yang sulit untuk ditemukan diantara para
pesaing dan menjadi potensi perusahaan.
c. Imperfect Imitability (I): Sumber daya dapat menjadi sumber keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan hanya jika perusahaan yang tidak
memegang sumber daya ini tidak bisa mendapatkan mereka atau tidak
dapat meniru sumber daya tersebut.
21
d. Non-Substitution (N): Non-substitusi berarti bahwa sumber daya tidak
dapat disubstitusikan oleh sumber daya alternatif lainnya.
Dari penjelasan tersebut, menurut Resource-Based Theory sumber daya
manusia memenuhi kriteria sebagai sumber daya yang mampu menciptakan
keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga dapat menciptakan kinerja yang baik
di dalam perusahaan. Wright dan McMahan (1992) berpendapat bahwa sumber
daya manusia dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
dengan memenuhi empat kriteria: (a) karyawan harus menambahkan nilai positif
bagi perusahaan; (b) keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan
harus unik atau langka di antara pesaing saat ini; (c) sumber daya manusia yang
diwakili oleh karyawan perusahaan harus tidak sempurna imitable; dan (d),
sumber daya manusia sebuah perusahaan tidak dapat digantikan oleh sumber lain
(misalnya teknologi) oleh perusahaan yang bersaing.
2.2. Kajian Variabel Penelitian
2.2.1. Definisi Akuntansi Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah energi, keterampilan, bakat dan
pengetahuan orang yang berpotensi dan dapat diterapkan untuk produksi barang
atau memberikan jasa yang bermanfaat. Sedangkan akuntansi sumber daya
manusia adalah proses mengidentifikasi dan mengukur data tentang sumber daya
manusia serta mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang
berkepentingan (Al Mamun, 2009). Penelitian mengenai akuntansi sumber daya
manusia dimulai pada tahun 1960 oleh Rensis Linkert (Bowers, 1973). Pada tahun
22
1968 Brummet, Flamholtz & Pyle menggunakan istilah "akuntansi sumber daya
manusia" untuk pertama kalinya. Pada tahun 1973 Accounting Association
Committee In Human Resource Accounting didefinisikan akuntansi sumber daya
manusia sebagai proses identifikasi dan pengukuran data tentang sumber manusia
dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang berkepentingan. Ini
menyediakan informasi tentang biaya sumber daya manusia dan nilai-nilai,
berfungsi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan, dan memotivasi para
pembuat keputusan untuk mengadopsi perspektif sumber daya manusia
(Sackmann et al., 1989).
Akuntansi sumber daya manusia (Human Resource Accounting) meliputi
konsep sumber daya manusia sebagai aktiva, penentuan biaya yang diinvestasikan
dan hubungannya dengan biaya-biaya hasil pakai, estimasi dan menyediakan
ketelitian ekonomi tentang nilai sumber daya manusia di organisasi (Brummed, R.
Lee, 1995).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi sumber
daya manusia dapat diartikan sebagai suatu proses pengukuran dan pelaporan
biaya serta nilai manusia sebagai sumber daya organisasi dan pelaporan hasil-
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Dengan demikian pada proses
akuntansi sumber daya manusia terkadang unsur pengukuran, pelaporan, data
tentang manusia dan organisasi. Data tentang manusia dalam hal ini berupa biaya-
biaya untuk seleksi, penerimaan, pelatihan dan pengembangan kemampuan
pegawai serta informasi lainnya yang berupa tingkat pendidikan, pengalaman,
usia, keadaan kesehatan dan lain sebagainya (Suwarto, 2006).
23
2.2.2. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Akuntansi sumber daya manusia telah menjadi fokus penelitian akademis
dikaitkan dengan meningkatnya pengakuan kepentingan melekat pemangku utama
secara sosial dan perilaku korporasi bertanggung jawab terhadap lingkungan
(Widodo, 2014). Sejumlah studi empiris telah dilakukan pada masalah akuntansi
sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan. Sejumlah penelitian ini
menyoroti kebutuhan untuk memanfaatkan aset modal manusia dalam neraca
perusahaan, bukan lagi dianggap sebagai beban dalam akun laba rugi perusahaan.
Sveiby (1997) berpendapat bahwa organisasi perusahaan memperoleh sumber
daya manusia untuk menghasilkan pendapatan di masa depan, karena itu sumber
daya manusia harus dipertimbangkan ketika menilai sebuah perusahaan dengan
memanfaatkan bukannya membebankan mereka dalam periode berjalan.
Al Mamun (2009), melakukan penelitian untuk menguji hubungan antara
karakteristik perusahaan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Hasil dari penelitian Al Mamun (2009) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Selain itu
Enofe et al. (2013) juga menemukan bahwa tingkat pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia perusahaan finansial lebih besar dari perusahaan non
finansial. Hal ini di perkuat dengan adannya penelitian Widodo (2014) yang
menyatakan bahwa perusahaan perbankan di Indonesia mengungkapkan akuntansi
sumber daya manusia sebesar 57%. Sedangkan penelitian Enofe et al. (2013),
menyatakan bahwa perusahaan di Nigeria mengungkapkan akuntansi sumber daya
manusia sekitar 20%-40% dari model yang dipakai Al Mamun (2009). Enyi dan
24
Akindehinde (2014), menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk menghargai
asset manusia dan mencerminkan nilai tersebut dalam laporan keuangan seperti
aktiva tak berwujud lainya.
2.2.3. Faktor-faktor yang memengaruhi Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
mengungkapkan akuntansi sumber daya perusahaan. Menurut Al Mamun (2009),
faktor yang mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia adalah:
1) ukuran perusahaan; 2) tipe industri; 3) profitabilitas; 4) umur perusahaan.
Menurut Athanasios et, al. (2013) faktor yang mempengaruhi pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia adalah: 1) ukuran perusahaan; 2) tipe industri; 3)
profitabilitas; 4) status listing perusahaan; 5) GRI Reporting. Sedangkan menurut
Widodo (2014), faktor yang mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia adalah: 1) ukuran perusahaan; 2) profitabilitas; 3) umur perusahaan; 4)
difersifikasi produk. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa
faktor yang akan diteliti dan diduga dapat mempengaruhi pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, umur listing,
jenis perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan GRI.
1. Profitabilitas
Menurut Riyanto (2001), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dalam periode tertentu. Perusahaan yang mempunyai laba
yang tinggi memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan yang
25
mempunyai laba rendah. Perusahaan yang memiliki dana internal yang banyak
pada dasarnya tidak membutuhkan dana dengan hutang dan akan cenderung lebih
menggunakan dana internalnya tersebut sebelum melakukan hutang. Dalam
kegiatan operasional perusahaan laba merupakan elemen penting yang menjamin
kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Kinerja manajerial
perusahaan dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan tinggi, dimana
profitabilitas pada umumnya diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh
perusahaan dengan sejumlah indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan
perusahaan. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus dalam
keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan dalam keadaan rugi, maka
akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun
investasi dari pihak luar.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ada tiga rasio yang dapat
digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu ROA (Return On Asset), NPM (net
profit margin), dan rasio perputaran aktiva. ROA yaitu rasio profitabilitas yang
membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Net profit margin
maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang
memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan. Net profit margin tidak
memperhitungkan penggunaan aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva tidak
memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan, ROA dapat mengatasi kedua
kelemahan tersebut (Van Horne dan Wachowicz, 2009). Nilai ROA yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi
26
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA
negatif menunjukan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan
atau kerugian. Jadi apabila perusahaan memiliki ROA yang tinggi maka
perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan.
Hackstone dan Milne (1996) mengungkapkan asumsi utama yang mendasari
dimasukkannya ukuran sebagai variabel independen adalah bahwa perusahaan
besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki unit bisnis
yang berbeda yang mungkin menjadi faktor penentu keberhasilan dan memiliki
potensi penciptaan nilai jangka panjang.
Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi pula tuntutan
terhadap keterbukaan informasi dibandingkan dengan ukuran perusahaan yang
lebih kecil. Dengan mengungkapkan informasi lebih banyak, perusahaan mencoba
mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen
perusahaan dengan baik (Good Corporate Governance). Meningkatnya
pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi. Biaya agensi
timbul karena kepentingan yang bertentangan dari pemegang saham, manajer dan
pemilik hutang (Martson dalam Istanti, 2008). Perusahaan dengan ukuran yang
lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan
dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur atau
investasi dari investor akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar
27
memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan
dalam industri.
Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami
perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan
meningkat (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Perusahaan besar lebih sering
diawasi oleh para kelompok stakeholder yang berkepentingan dengan bagaimana
manajemen mengelola modal manusia yang dimiliki seperti pekerja, dan
organisasi pekerja.
3. Umur Listing
Umur listing perusahaan adalah saat diamana perusahaan melakukan
listing di pasar modal atau biasa disebut Initial Public Offering (IPO). Ketika
perusahaan melakukan go public maka perusahaan memiliki kewajiban untuk
melakukan pelaporan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Menurut
UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan
listing atau yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan
keuangan. Perusahaan dituntut untuk melakukan pelaporan keuangan baik yang
bersifat mandatory tetapi juga pelaporan yang bersifat voluntary. Pengungkapan
informasi tersebut meruakan cara terbaik untuk memfasilitasi kepentingan dan
pengetahuan akan perusahaan antara manajer dan pemilik.
Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing
dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian (Yularto dan
Chariri, 2003 dalam Istanti, 2009). Dengan mengetahui umur perusahaan, maka
28
akan diketahui pula sejauh mana perusahaan tersebut dapat survive. Semakin
panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan informasi keuangan
yang lebih luas dibanding perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan
alasan perusahaan tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan
laporan tahunan (Wallace, et al dalam Istanti 2009).
Menurut Mawarta (2001), perusahaan yang berumur lebih tua memiliki
pengetahuan yang lebih mendalam tentang kebutuhan konstitusinya akan
informasi mengenai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih tua
akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih lengkap, termasuk
pengungkapan modal intelektual, karena pengungkapan informasi yang rinci dapat
memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga dapat menarik perhatian
masyarakat luas.
4. Jenis Perusahaan
Dalam pasar modal ada berbagai macam jenis perusahaan, mulai dari
perusahaan manufaktur, pertambangan, finansial, properti / real estate,
perdagangan, dll. Setiap jenis perusahaan mempunyai karakteristik yang berbeda
beda. Perusahaan manufaktur dan perusahaan finansial merupakan jenis
perusahaan yang paling banyak listing di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
finansial terdiri dari perusahaan perbankan, asuransi, investasi, sekuritas dan lain-
lain. Sedangakan perusahaan manufaktur terdiri dari perusahaan basic industry,
good consumer industry, dan miscellaneous industry. Perbedaan jenis perusahaan
memungkinkan adanya perbedaan pengungkapan dalam pelaporan perusahaan.
29
Hal ini terjadi karena setiap perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang
berbeda beda. Seperti dalam bidang sumber daya manusia, perusahaan fianasial
memiliki peluang pengungapan mengenai sumber daya manusia yang besar.
Kegiatan operasi perusahaan yang termasuk dalam bidang jasa mendorong
perusahaan untuk meperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki. Peran
sumber daya manusia dalam hal ini staff atau karyawan yang langsung
berhadapan langsung dengan konsumen, menjadikan karyawan mempunyai peran
yang penting bagi perusahaan.
Sedangakan perusahaan manufaktur yang merupakan perusahaan yang
kegiatan utamanya adalah memproduksi barang, sehingga dalam menjalankan
operasinya prusahaan berusahaan untuk memproduksi barang dengan cara yang
efektif dan efisien. Dalam hal ini sumber daya manusia terkadang harus
dikorbankan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Mayoritas sumber daya manusia pada perusahaan manufaktur adalah
buruh.
5. Penggunaan Standar Pelaporan GRI
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang
bekerja ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan
pelaporan berkelanjutan. GRI telah merintis dan mengembangkan pelaporan
keberlanjutan dengan kerangka komprehensif yang banyak digunakan di seluruh
dunia. Kerangka ini memungkinkan semua organisasi untuk mengukur dan
melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, kinerja sosial dan pemerintahan.
30
Kerangka pelaporan tersebut meliputi pedoman pelaporan, pedoman sektor
industri dan sumber daya lain yang memungkinkan transparansi organisasi yang
lebih besar tentang ekonomi, kinerja lingkungan, sosial dan pemerintahan.
Transparansi dan akuntabilitas membangun kepercayaan para pemangku
kepentingan dalam organisasi, dan dapat menciptakan banyak manfaat lainnya.
GRI berkembang atas pedoman pelaporan menggunakan proses konsensus
global yang melibatkan organisasi seperti perusahaan, serta pembaca laporan dan
pengguna seperti karyawan dan investor pelaporan. GRI mengeluarkan pedoman
set pertama pada tahun 2000, yang kedua pada tahun 2002 (dikenal sebagai
pedoman G2), dan yang ketiga pada akhir tahun 2006 Pedoman G3 (KPMG,
2008). Saat ini GRI sudah mengeluarkan Pedoman G4 yang didalam nya
menuntur perusahaan membuat pelaporan yang terdiri dari tiga indikator, yaitu
ekonomi, lingkungan, dan sosial. Indikator sosial cukup mendapat perhatian
karena terdapat beberapa subkategori yang mendorong perusahaan
mengungkapkan sumber daya manusia yang dimiliki, yaitu kategori Praktik
Ketenagakerjaan dan Kenyamanan bekerja. Sebuah laporan keberlanjutan sesuai
dengan pedoman GRI memungkinkan perusahaan dan organisasi untuk
melaporkan informasi keberlanjutan dengan cara yang mirip dengan pelaporan
keuangan. Pelaporan keberlanjutan sistematis memberikan data pembanding,
dengan pengungkapan dan metrik. Dalam usaha perusahaan meningkatkan
reputasi mereka. Mungkin, para pemangku kepentingan eksternal percaya banyak
perusahaan ini, karena mereka dapat memahami nilai sebenarnya perusahaan,
nyata dan aset tidak berwujud.
31
2.3. Kajian Penelitian Terdahulu
Telah dilakukan beberapa penelitian yang berhubungan dengan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Berikut penelitian tersebut:
Al Mamun (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik
perusahaan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia di Banglades.
Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia, sedangkan variabel independennya adalah tipe industri, ukuran
perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan umur perusahaan. Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa tipe industri, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia. Sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh.
Alam dan Kanti (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia di Banglades.
Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia, sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, financial institusion, umur dan perusahaan multinasional. Hasil dari
penelitian tersebut adalah ukuran dan profitabilitas perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, sedangkan umur tidak
berpengaruh. Hasil lainya menyatakan bahwa perusahaan finansial lebih banyak
melakukan pengungkapan di bandingkan perusahaan non finansial, selain itu
perusahaan multinasional juga melakukan lebih banyak pengungkapan di
bandingkan perusahaan lainya.
32
Micah et,al. (2012) melakukan penelitian di Nigeria tentang pengaruh
kinerja keuangan perusahaaan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia. Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia, sedangkan variabel independennya adalah ROA, ROE, dan
kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut adalah ROE dan kinerja keuangan
berpengaruh pada pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, dan ROA
mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia.
Enofe et,al. (2013) melakukan penelitian tentang pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia pada perusahaan-perusahaan di Nigeria. Variabel dependen
yang digunakan adalah pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, sedangkan
variabel independennya adalah kinerja perusahaan (ROA) dan Financial
institusion. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja perusahaan berpengaruh pada
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, dan perusahaan finansial lebih
banyak melakukan pengungkapan dibandingkan perusahaan non finansial.
Athanasios et,al. (2013) melakukan penelitan di Yunani untuk mengetahui
pengaruh karakteristik perusahaan dengan pengungkapan sumber daya manusia.
Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sumber daya manusia,
sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, tipe industri,
profitabilitas, status listing, dan GRI reporting. Hasil dari penelitian ini adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tipe industri tidak mempunyai pengaruh
terhadap pengungkapan sumber daya manusia. Hasil lainya menyatakan bahwa
perusahaan yang sudah listing lebih banyak melakukan pengungkapan
33
dibandingkan perusahaan yang belum listing, dan perusahaan yang menggunakan
pedoman GRI lebih banyak melakukan pengungkapan di bandingkan perusahaan
yang tidak menggunakan pedoman GRI.
Widodo (2014) melakukan penelitian di Indonesia tentang pengaruh
karakteristik perusahaan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia, sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan,
profitabilitas, umur, dan diversifikasi produk. Hasil dari penelitian ini adalah
ukuran perusahaan dan diversifikasi produk mempunyai pengaruh terhadap
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, variabel profitabilitas dan umur
tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia.
Ringkasan penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti sebelumnya dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Independen
Hasil Penelitian
1. Al Mamun
(2009)
Human
Resource
Accounting
(HRA)
Disclosure of
Bangladesh
Companies And
Its Association
with Corporate
Size,
Profitability,
Age, Finacial
Institusion
Size & Profitabilty
berpengaruh
terhadap HRAD,
age tidak
berpengaruh
terhadap HRAD,
dan financial
company
melakukan lebih
34
Characteristics banyak
pengungkapan
2. Alam & Kanti,
(2010)
Human Resource
Accounting
Disclosure
(HRAD) in
Bangladesh :
Multifactor
Regresion
Analysis
Size,
Profitability,
financial
Institusion,
Age, MNC
Size & profitability
berpengaruh
terhadap HRAD,
age tidak
berpengaruh pada
HRAD, financial
company &
multinational
company
melakukan lebih
banyak
pengungkapan
3. Micah, et, al.
(2012)
Firms Financial
Performance and
Human Resource
Accounting
Disclosure in
Nigeria
Financial Firm
Performance
(ROA, ROE)
ROE & Financial
firm performance
mempunyai
pengaruh terhadap
HRAD, dan ROA
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap HRAD
4. Enofe, et, al.
(2013)
Human Resource
Accounting
Disclosure in
Nigeria Quoted
Firms
Financial Firm
Performance
(ROA),
Financial
Institusion
ROA mempunyai
pengaruh terhadap
HRAD, dan
financial company
melakukan lebih
banyak
pengungkapan di
banding non
financial company
5. Athanasios, et,
al. (2013)
Company
Characteristic
and Human
Resource
Disclosure in
Greece
Size, Industry
Type,
Profitability,
Listing Status,
GRI Reporting
Size, industry type,
profitability tidak
berpengaruh pada
human resource
disclosure. Listed
company
melakukan lebih
banyak
35
pengungkapan, dan
perusahaan yang
menggunakan
pedoman GRI
melakukan lebih
banyak
pengungkapan.
6. Widodo
(2014)
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap
Pengungkapan
Akuntansi SDM
Profitabilitas,
Umur, Ukuran,
Difersifkasi
Produk
Ukuran &
diversifikasi produk
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
ASDM, umur &
profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
ASDM
2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia. Sedangkan variabel independen yang diambil oleh peneliti
yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis perusahaan dan
penggunaan standar pelaporan GRI sebagai faktor yang mempengaruhi
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
2.4.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat
36
menggunakan rasio profitabilitas. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam
rasio profitabilitas, yaitu ROA (Return On Asset), NPM (net profit margin), dan
rasio perputaran aktiva. ROA yaitu rasio profitabilitas yang membandingkan laba
bersih dengan total aktiva perusahaan. Net profit margin maupun rasio perputaran
aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan
efektifitas perusahaan. Net profit margin tidak memperhitungkan penggunaan
aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva tidak memperhitungkan profitabilitas
dalam penjualan, ROA dapat mengatasi kedua kelemahan tersebut (Van Horne
dan Wachowicz, 2009).
Alasan utama profitabilitas perusahaan digunakan dalam penelitian ini
adalah karena perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan
menarik stakeholder, dalam hal ini secara khusus investor yang akan menanamkan
modalnya di perusahaan. Selain itu tingkat profitabilitas yang tinggi dari suatu
perusahaan menandakan adanya kinerja sumber daya manusia yang produktif
dalam kegiatan aktifitas produksi perusahaaan.
Dalam stakeholder theory menyatakan perusahaan akan cenderung
melakukan pengungkapan-pengungkapan yang dinilai penting bagi stakeholder-
nya. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan menarik banyak investor sehingga
dapat berakibat semakin banyak pula kebutuhan informasi stakeholder. Informasi
yang dibutuhkan stakeholder bukan hanya sebatas berapa laba yang di dapat
sekarang tetapi juga bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba di masa yang
akan datang akan mempengaruhi keputusan investasi stakeholder.
37
Tingkat profitabilitas yang baik juga mengindikasikan adanya kinerja
sumber daya yang produktif, yang dapat menjalankan aktivitass operasi yang
efektif dan efisien. Dalam sudut pandang resource-based, sumber daya yang
produktif merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. Hal
ini dapat menjadi sebuah nilai tambah untuk dapat meningkatkan image
perusahaan.
Penelitian Al Mamun (2009) memberikan hasil bahwa profitabilitas
perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan, selain itu penelitian Alam
dan Kanti (2010) juga memberikan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Namun sebaliknya,
Widodo (2014) memberikan hasil bahwa profitabilitas perusahaan tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Alasannya adalah perbedaan sampel
penelitian, selain itu tingginya kinerja keuangan merupakan suatu keharusan,
dengan adanya profit maka aktivitas operasional perusahaan akan terjamin.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat di simpulkan bahwa :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia.
2.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering digunakan untuk
menjelaskan luas pengungkapan yang dilakukan dalam laporan tahunan. Ukuran
perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran suatu
38
perusahaan dapat diukur dengan total aset perusahaan, total penjualan perusahaan,
atau kapitalisasi pasar perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
dengan logaritma natural dari total aset peusahaan. Sehingga, semakin besar total
aset yang dimiliki perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan.
Alasan utama ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini adalah
semakin besar suatu perusahaan maka semakin banyak pula aktivitas-aktivitas
terkait produksinya, serta semakin besar juga perputaran modal perusahaan.
Sehingga, perusahaan besar cenderung banyak diamati oleh stakeholder, setiap
keputusan yang diambil manajemen yang dapat mempengaruhi stakeholder akan
mendapatkan perhatian dari stakeholder. Ukuran perusahaan yang besar
menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan
merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebiantoro,
2007). Perusahaan besar menunjukkan investasi yang ditanam oleh investor
banyak, hal ini berakibat permintaan informasi dari investor semakin banyak,
sehingga manajer harus melaksanakan tuntutan investor sebagai
pertanggungjawaban atas wewenang yang diberikan. Meningkatnya
pengungkapan informasi akan mengurangi asimetri informasi. Biaya agensi
timbul karena kepentingan yang bertentangan dari para pemegang saham,
manajer, dan pemilik hutang (Martson dalam Istanti, 2009).
Penelitian yang dilakukan Al Mamun (2009) menunjukan bahwa ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia. Hal ini didukung dengan penelitian Alam (2010) yang juga
mengungkapkan hal yang sama bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
39
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Berdasarkan uraian tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa :
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia
2.4.3. Pengaruh Umur Listing terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Umur listing adalah saat dimana perusahaan melakukan penawaran umum
perdana atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal. Pada penelitian ini
umur listing diukur dari pertama kali perusahaan melakukan IPO sampai dengan
tahun penelitian berlangsung. Umur perusahaan diperkirakan mempunyai
pengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Perusahaan
yang lebih lama terdaftar di pasar modal memiliki pengalaman lebih dibanding
perusahaan yang baru go public dalam hal pengungkapan informasi bagi
stakeholder. Dibandingkan perusahaan yang baru saja go public, karena
perusahaan memerlukan waktu beradaptasi dengan kebijakan-kebijakan serta
aturan yang berlaku sebagai perusahaan publik.
Semakin lama perusahaan berdiri maka semakin banyak pengalaman yang
telah didapat karena perusahaan mengetahui kebutuhan informasi dari pemegang
kepentingan atau stakeholder, sehingga pengungkapan informasi salah satunya
informasi mengenai sumber daya manusia yang semakin luas pada laporan
tahunan perusahaan. hal ini dapat terjadi karena perusahaan sudah memiliki
banyak pengalaman dan memiliki pemahaman dalam dunia bisnis sehingga
40
perusahaan dapat memahami harapan dan keinginan stakeholder-nya. Selain itu
perusahaan juga harus mempertimbangkan keunggulan kompetitifnya
dibandingkan perusahaan yang lain sehingga pelaporan menjadi efektif dan
efisien. Perusahaan yang sudah lama menjadi perusahaan publik tentu saja sudah
tahu nilai tambah apa saja yang dapat diungkapkan secara efektif dalam laporan
perusahaan.
Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh umur
listing terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, penelitian yang
dilakukan Adhi (2012) menemukan bahwa adanya pengaruh umur perusahaan
terhadap tingkat pengungkapan sukarela perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa :
H3: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia.
2.4.4. Pengaruh Jenis Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia
Jenis perusahaan yang ada di dalam pasar modal bermacam-macam,
sebagai contoh ada perusahan finansial, perusahaan manufaktur, perusahaan
pertambangan, perusahaan real estate, perusahaan perdagangan dan lain-lain.
Dalam menjalankan kegiatan operasinya setiap perusahaan memiliki karakteristik
tersendiri, selain itu sumber daya yang dimiliki setiap perusahaan juga
mempunyai peran yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini mencoba melihat
tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia pada perusahaan finansial
41
dan manufaktur. Perusahaan finansial terdiri dari perusahaan perbankan, asuransi,
investasi, sekuritas dan lain-lain. Sedangakan perusahaan manufaktur terdiri dari
perusahaan basic industry, good consumer industry, dan miscellaneous industry.
Cooke (1992) menyatakan bahwa luas pengungkapan dalam laporan
tahunan mungkin tidak sama untuk semua sektor industri. Menurut Verreccia
(1983) biaya proprietary (politik dan competitive disadvantage) berbeda antar
industri. Di samping itu, menurut Meek, Robert, dan Gray (1995) relevansi item
pengungkapan tertentu berbeda-beda antar industri. Setiap jenis perusahaan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam menjalankan aktivitas
operasinya. Selain itu tiap jenis industri kemungkinan memiliki kecenderungan
yang berbeda dalam melakukan pengungkapan, sebagai contoh perusahaan yang
mempunyai dampak terhadap lingkungan akan lebih banyak dalam melakukan
pengungkapan terkait dengan lingkungan.
Menurut pandangan resource-based theory setiap perusahaan memiliki
keunggulan kompetitif yang berbeda. Salah satu sumber daya yang penting bagi
perusahaan adalah sumber daya manusia, tiap perusahaan mempunyai sumber
daya yang berbeda-beda sehingga keunggulan kompetitif peusahaan satu dengan
lainya berbeda tergantung dari perusahaan tersebut dapat memaksimalkan atau
tidak. Pada sektor industri finansial yang berbasis perusahaan jasa akan
mendorong perusahaan untuk lebih luas dalam melakukan pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena tenaga kerja perusahaan
yang dibutuhkan perusahaan harus mempunyai budaya kerja yang baik.
42
Dibandingkan dengan sektor manufaktur yang cenderung industri yang padat
modal. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil.
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Al Mamun (2009)
menunjukkan bahwa perusahaan finansial lebih banyak melakukan pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia di bandingkan dengan perusahaan non finansial.
Hasil penelitian lainya juga menunjukan hasil yang sama, yaitu Enofe et,al (2013)
juga menemukan bahwa perusahaan finansial lebih banyak melakukan
pengungkapan dibandingkan perusahaan non finansial. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa:
H4 : Jenis perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia.
2.4.5. Pengaruh Penggunaan Standar Pelaporan GRI terhadap
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang
bekerja ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan
pelaporan berkelanjutan. GRI telah merintis dan mengembangkan pelaporan
keberlanjutan dengan kerangka komprehensif yang banyak digunakan di seluruh
dunia. Kerangka ini memungkinkan semua organisasi untuk mengukur dan
melaporkan kinerja ekonomi, lingkungan, kinerja sosial dan pemerintahan.
Kerangka pelaporan tersebut meliputi pedoman pelaporan, pedoman sektor
industri dan sumber daya lain yang memungkinkan transparansi organisasi yang
lebih besar tentang ekonomi, kinerja lingkungan, sosial dan pemerintahan.
43
Transparansi dan akuntabilitas membangun kepercayaan para pemangku
kepentingan dalam organisasi, dan dapat menciptakan banyak manfaat lainnya.
Dalam GRI terdapat banyak indikator dalam standar pelaporan, salah
satunya adalah indikator kinerja tenaga kerja (labor practices performance
indicator). Hal ini sejalan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Diharapkan apabila perusahaan menggunakan standart GRI dalam pelaporannya,
maka semakin luas pula pengungkapan sumber daya manusianya. Didalam
indikator kinerja tenaga kerja terdapat informasi-informasi seperti; kontrak kerja,
tingkat turnover pegawai, pendidikan pegawai, pelatihan pegawai, dll
Hasil penelitian Athanasios et, al (2013) yang dilakukan pada perusahaan
yang terdaftar di bursa efek Yunani menemukan bahwa perusahaan yang
mengeluarkan laporan tahunan dengan menggunakan standar pelaporan GRI
melakukan lebih banyak pengungkapan sumber daya manusia di bandingkan
dengan perusahaan yang tidak menggunakan standar pelaporan GRI. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa:
H5 : Penggunaan standar pelaporan GRI berpengaruh positif pada pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia.
Berdasarkan permasalahan, landasan teori, dan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti sebelumnya, maka dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis. Berikut kerangka pemikiran yang dibentuk pada gambar 2.1.:
44
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
2.5. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam peneltian ini adalah
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia
H3 : Umur listing berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia
H4 : Jenis perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia.
H5 : Penggunaan standar pelaporan GRI berpengaruh positif terhadap
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Profitabilitas (H1)
Ukuran Perusahaan (H2)
Umur Listing (H3)
Jenis Perusahaan (H4)
Penggunaan Standar
Pelaporan GRI (H5)
Pengungkapan
Akuntansi Sumber
Daya Manusia
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah sebuah penelitian kuantitatif yang digunakan peneliti
untuk membuktikan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yaitu profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur listing, jenis perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan
GRI. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan tahunan (annual report) yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) melalui website www.idx.co.id pada periode 2013-2014. Data yang
terkumpul diolah dengan menggunakan alat analisis berupa software SPSS.
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang telah mempublikasikan laporan tahunannya dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 228 perusahaan.
Dengan rincian 86 perusahaan finasial dan 142 perusahaan manufaktur.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan dan tujuan penelitian dengan membuat kiteria tertentu
yang harus dipenuhi. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut :
46
1. Perusahaan finansial dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report)
pada periode tahun 2013-2014;
2. Perusahaan finansial dan manufaktur mempublikasikan laporan tahunan
(annual report) secara lengkap dan konsisten selama periode tahun 2013-
2014.
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut :
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No Identifikasi Perusahaan Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur dan finansial yang
terdaftar di BEI periode tahun 2013-2014
228
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan
laporan tahunan secara konsisten dalam web
BEI selama periode tahun 2013-2014
(27)
Jumlah perusahaan sampel yang digunakan 201
Jumlah tahun penelitian 2
Jumlah unit analisis 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan sebanyak 402 unit
analisis. Sedangakan sampel data yang memenuhi kriteria yang dapat digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 201 perusahaan dari 402 unit analisis perusahaan
manufaktur dan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2013-2014. Jadi jumlah keseluruhan sampel yang akan dijadikan objek penelitian
ini tahun 2013-2014 (2 tahun) sejumlah 402 unit analisis. Perusahaan manufaktur
dan finansial yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
lampiran.
47
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia.
1. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Menurut Accounting Association Committee In Human Resource
Accounting (1973, hal 169), akuntansi sumber daya manusia adalah proses
pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia dan
pengkomunikasian informasi ini terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Pada
penelitian ini pengukuran pengungkapan akuntansi sumber daya manusia diukur
dengan membangun indeks yang terdiri dari enam belas (16) item pelaporan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang sejalan dengan metodologi
yang diadopsi oleh Al mamun (2009). Item pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia diperiksa dengan prosedur dikotomis, dimana masing-masing perusahaan
diberikan skor „1‟ jika perusahaan telah melakukan pengungkapan, dan „0‟ jika
sebaliknya. Kemudian rata-rata perusahaan dijumlah untuk menemukan nilai
bersih setiap perusahaan. Perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
48
Tabel 3.2
Indeks Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
No. Disclosure Items Keterangan
1 Separate HRA statement Pernyataan sumber daya
manusia secara terpisah
2 Total Value of Human resource Nilai total sumber daya
manusia
3 Number of employees Jumlah tenaga kerja
4 Human resource policy Kebijakan terkait sumber
daya manusia
5 Training and development
Pelatihan dan
pengembangan sumber daya
manusia
6 Management succession plan Rencana suksesi manajemen
/ manajemen karir
7 Employment report Laporan pekerja
8 Employees' value addition Nilai tambah pekerja
9 Human resource development
fund
Dana pengembangan
sumber daya manusia
10 Employees/workers fund Dana terkait pekerja/
karyawan
11 Employee categories Kategori karyawan
12 Managerial remuneration Remunerasi manajemen
13 Retirement benefits Manfaat pensiun
14 Performance Recognition Pengakuan kinerja
15 Superannuation fund Dana Pensiun
16 Other employees benefits Kesejahteraan karyawan
Sumber : Al Mamun (2009)
49
3.3.2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel
dependen. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis perusahaan, penggunaan
standar pelaporan GRI.
1. Profitabilitas
Menurut Riyanto (2001), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba dalam periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba. Dalam penelitian ini menggunakan ROA sebagai alat ukur profitabilitas,
Adapun Perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Enofe (2013)
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural
total aset. Mengacu pada penelitian Widodo (2014), maka ukuran perusahaan
diukur, sebagai berikut:
Sumber : Widodo (2014)
50
3. Umur Listing
Perusahaan yang melakukan listing di pasar modal melalui initial public
offering (IPO) dituntut melakukan pelaporan yang sesuai peraturan yang berlaku.
Dalam penelitian ini umur perusahaan dihitung dari mulai tahun perusahaan
terdaftar menjadi perusahaan publik hingga tahun periode penelitian.
4. Jenis Perusahaan
Penelitian Al Mamun (2009) menemukan bahwa perusahaan sektor
keuangan lebih banyak menakukan pengungkapan tentang akuntansi sumber daya
manusia. Pada penelitian ini sampel yang dipilih dibagi menjadi dua kategori,
yaitu perusahaan finansial seperti perbankan, asuransi, investasi, sekuritas dll. Dan
perusahaan manufaktur terdiri dari perusahaan basic industry, good consumer
industry, dan miscellaneous industry. Prosedur pengukuran variabel ini
menggunakan variabel dummy dimana apabila perusahaan termasuk perusahaan
keuangan diberi nilai „1‟, dan sebaliknya diberi nilai „0‟.
5. Penggunaan Standar Pelaporan GRI
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang
bekerja ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan
pelaporan berkelanjutan. Di dalam standar pelaporan GRI terdapat indikator-
indikator yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Pelaporan dengan standar
GRI dalam bentuk laporan keberlanjutan atau biasa disebut Sustainability Report.
51
Prosedur pengukuran variabel ini menggunakan variable dummy dimana apabila
perusahaan melakukan pelaporan berkelanjutan atau mengeluarkan sustainability
report maka diberi nilai „1‟, dan sebaliknya diberi nilai „0‟.
Tabel 3.3.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
1 Pengungkapan
Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Seberapa luas
perusahaan telah
melakukan
pengungkapan
akuntansi sumber
daya manusia dalam
annual report.
Indeks
Pengungkapan
ASDM / 16
Rasio
2 Profitabilitas Kemampuan suatu
perusahaan untuk
dapat memperoleh
laba dalam periode
tertentu.
Return On Asset Rasio
3 Ukuran Perusahaan Besar atau kecilnya
suatu perusahaan
berdasarkan total
aset perusahaan.
Ln Total Asset Rasio
4 Umur Listing Umur perusahaan
sejak perusahaan
resmi terdaftar di
BEI.
Tahun listing –
tahun penelitian
Rasio
5 Jenis Perusahaan Perusahaan finansial
adalah perusahaan
perbankan, asuransi,
investasi.
Perusahaan
manufaktur adalah
perusahaan basic
industry, goods
consumer industry,
dan miscellenous
industry.
Variabel dummy
jika perusahaan
finansial “1” dan
jika perusahaan
manufaktur “0”
Nominal
52
6 Penggunaan
Standar Pelaporan
GRI
Penggunaan standar
pelaporan GRI
dalam penyusunan
laporan
keberlanjutan
perusahaan
Variabel dummy
jika
menggunakkan
standart GRI “1”,
dan jika tidak
mengunakkan
GRI “0”
Nominal
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan
data dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji dokumen yang
berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari laporan tahunan
perusahaan untuk tahun 2013 sampai tahun 2014, yang dipublikasikan di Bursa
Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id .
3.5. Metode Analisis
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data
sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang berfungsi menguji
hipotesis. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan minimum (Ghozali,
2011). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang
digunakan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data
yang digunakan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang
53
digunakan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang
bersangkutan bervariasi dari rata-rata serta untuk mengidentifikasi dengan standar
ukuran dari setiap variabel.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum
mengenai demografi responden dalam penelitian dan deskripsi mengenai variabel-
variabel penelitian. Untuk variabel profitabilitas diukur menggunakan ROA,
ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural total aset, dan umur
listing diukur dengan mengurangi tahun listing perusahaan dengan tahun
penelitian. Selanjutnya jenis perusahaan dan penggunaan standar pelaporan GRI
yang menggunakan variabel dummy maka dihitung menggunakan frekuensi.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi linear berganda harus menghindari kemungkinan adanya
penyimpangan asumsi klasik agar tidak muncul masalah dalam pengunaan analisis
tersebut dan juga hasil regresi dapat dipertanggungjawabkan (Ghozali, 2011).
Tahap-tahap dalam pengujian asumsi klasik meliputi :
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki
distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apa variabel
independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak yaitu (Ghozali,
2011) :
54
1. Analisis grafik
Analisis grafik adalah cara melihat normalitas residual dengan melihat
grafik histogram yang membadingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekat distribusi normal. Pada dasarnya normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau
melihat histogram dari residualnya. Apabila data menyebar sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas begitu pula
sebaliknya.
2. Uji statistik
Uji normalitas dengan grafik bila tidak berhati-hati dalam mengamati
grafik dapat menyesatkan sehingga dianjurkan selain menggunakan uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas variabel dependen dan variabel independen adalah uji statistik
Kolgomorov-Smimov (K-S), yaitu :
a) Apabila nilai signifikan atau probabilitas < 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal.
b) Apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 maka data terdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasiantar variabel bebas (Ghozali, 2011). Model regresi
55
yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel bebas. Jika diantara
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orgonal
atau tidak sama dengan nol.
Metode untuk melihat adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan uji
variance inflation faktor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Ghozali, 2011) :
Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel bebas (independent
variabel) terjadi persoalan multikolinearitas.
Selain dengan uji VIF untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat
juga menggunakan korelasi (r) dimana korelasi diatas 0,9 menunjukkan adanya
multikolinearitas dan ketika koefesien determinasi tinggi, tetapi tidak satupun atau
sangat sedikit koefesien regresi parsial yang secara individu signifikan secara
statistik atas dasar pengujian t (Ghozali, 2011).
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang
baik adalah regresi bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk
menguji ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson (DW) melalui
SPSS. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2011) :
56
Tabel 3.4.
Keputusan Autokorelasi Uji Durbin Watson
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tdk ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tdk ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4
Tdk ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tdk ada autokorelasi, Positif
atau negative
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber : Ghozali, 2011
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali,
20011). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
Uji Glejser, yaitu mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Pengambilan keputusan
mengenai heteroskedastisitas adalah jika nilai signifikansi lebih dari 0,05
(probability value > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas
dari gejala heteroskedastisitas.
57
3.5.3. Analisis Regresi
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah berhubungan variabel
dependen dan variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui Gujarati (dalam Ghozali 2011).
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut :
HRAD= α + β1 Profita + β2 Ukuran + β3 Umur + β4 Jenis + β5 GRI+ e
Keterangan :
= Konstanta
₁ - 5 = Koefisien Regresi
Profita = Profitabilitas
Ukuran = Ukuran Perusahaan
Umur = Umur Listing
Jenis = Jenis Perusahaan
GRI = Penggunaan Standar Pelaporan GRI
e = error
3.5.4. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
58
dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
(Ghozali, 2011). Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah 5% yang berarti
risiko kesalahan mengambil keputusan adalah 5%. Hipotesis yang hendak diuji
yaitu (Ghozali, 2011) :
1. Ho : β1 = 0, artinya suatu variabel independen tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Ho : > 0, artinya suatu variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan positif terhadap variabel dependen.
3. Ha : < 0, artinya suatu variabel independen mempunyai pengaruh
signifikan negatif terhadap variabel dependen.
Uji statistik t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika probabilitas (nilai signifikansi) < tingkat signifikansi 5% maka Ha
diterima dan Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Jika probabilitas (nilai signifikansi) > tingkat signifikansi 5% maka Ho
diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Uji Pengaruh Bersama (F test)
Uji pengaruh bersama menunjukkan apakah variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya.
59
Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%
dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n
adalah jumlah sampel. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig ≤ 0,05),
maka model regresi fit, ini berarti bahwa secara simultan variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig ≥ 0,05),
maka model regresi tidak fit, ini berarti bahwa secara simultan variabel
independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik didalam analisis regresi, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinasi (R2). Besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0
sampai 1. Semakin R2 mendekati 0 maka semakin kecil kemampuan semua
variabel independen dakam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen.
Semakin R2 mendekati 1 maka semakin besar pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen.
Kelemahan penggunaaan koefesien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel dependen yang dimasukkan dalam model. Setiap penambahan
satu variabel independen, (R2) pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Dengan
60
adanya kelemahan tersebut, banyak peneliti yang menganjurkan nilai Adjusted R2
untuk mengevaluasi model regresi karena Adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2011).
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan kategori
manufaktur dan finasial yang telah terdaftar di Bursa efek Indonesia selama
periode tahun 2013-2014. Perusahaan manufaktur dan perusahaan finansial dipilih
karena kedua perusahaan tersebut paling sering digunakan dalam penelitian-
penelitian sebelumnya dan kedua perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain sehingga menarik dijadikan objek penelitian. Populasi
penelitian terdiri dari 142 perusahaan manufaktur dan 86 perusahaan finansial,
sehingga total populasi penelitian adalah 228 perusahaan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) di www.idx.co.id.
Metode pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.
Pemilihan sampel penelitian bedasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti,
kriteria tersebut yaitu perusahaan mempublikasikan laporan tahunan (annual
report) untuk periode tahun 2013 sampai 2014 secara berturut-turut dan sudah
terdaftar di BEI pada tahun penelitian. Hasil pemilihan sampel berdasarkan
kriteria yang telah di tentukan dapat dilihat pada tabel 3.1.
62
4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memeberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang terdiri dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-
rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2011). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan
variabel independen adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis
perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan GRI.
1. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia (ASDM)
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Asdm 402 18,75 87,50 43,6101 14,93830
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam
penelitian ini (N) adalah 402 unit analisis. Hasil analisis tersebut menggunakan
satuan persen (%). Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia dari 402
sampel tersebut memiliki nilai minimum sebesar 18,75 yang diperoleh empat
perusahaan yaitu, PT. Primarindo Asia Infrastrukture Tbk., PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera Tbk, dan PT. Merck Sharp
dohme Pharma Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar 87,50 diperoleh PT.
Bank Negara Indonesia Tbk. dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Nilai rata-rata
63
variabel tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 43,6101
artinya rata-rata perusahaan melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia sebesar 43,61% dengan nilai standar deviasi sebesar 14,93830 artinya
standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata., hal ini menunjukan sebaran data
untuk variabel ASDM cenderung ke rata, yang berarti menunjukan perusahaan
sampel melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang tidak jauh
beda. Penyeberan sampel dijelaskan lebih rinci dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Interval Kriteria Frekuensi Presentase
(%)
Presentase
Komulatif
18,75 - 28,75 Sangat Rendah 53 13,2 13,2
28,76 - 38,75 Rendah 148 36,8 50,0
38,76 – 48,75 Agak Rendah 62 15,4 65,4
48,76 – 58,75 Cukup 73 18,2 83,6
58,76 – 68,75 Agak Tinggi 38 9,5 93,0
68,76 – 78,75 Tinggi 19 4,7 97,8
78,76 – 88,75 Sangat Tinggi 9 2,2 100,0
Total 402 100,0 100,0
Sumber : data sekunder diolah tahun 2015
Tabel 4.2 menunjukan bahwa mayoritas unit analisis mempunyai tingkat
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang rendah yaitu sebesar 36,8%
atau sebanyak 148 unit analisis. Sedangkan 73 unit analiasis atau 18,2% berada
pada kategori cukup, 62 unit analisis atau 15,4% berada pada kategori agak
rendah, dan 53 unit analisis atau 13,2% berada pada kategori sangat rendah.
64
Sementara itu hanya sedikit unit analisis yang menunjukkan tingkat
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang baik, yaitu sebanyak 38 unit
analisis atau 9,5% berada pada kategori agak tinggi, 19 unit analisis atau 4,7%
berada pada kategori tinggi, dan 9 unit analisis atau 2,2% berada pada kategori
sangat tinggi.
2. Pofitabilitas
Tabel 4.3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Profitabilitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profita 402 -,85 ,69 ,0422 ,11214
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel dalam
penelitian (N) sebanyak 402 unit analisis. Hasil analisis diatas menggunakan
satuan persen (%). Tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return
On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -0,85 diperoleh oleh PT. Asia
Pacific Fibers Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0,69 diperoleh oleh PT. KMI
Wire and Cable Tbk. Rata-rata untuk variabel profitabilitas perusahaan adalah
sebesar 0,0422 artinya perusahaan rata-rata memiliki tingkat profitabilitas atau
ROA sebesar 4,22% dengan standar deviasi 0,11214 artinya standar deviasi lebih
tinggi dari rata-rata. Berikut adalah tabel analisis frekuensi tingkat profitabilitas
perusahaan.
65
Tabel 4.4
Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Profitabilitas
Interval Kriteria Frekuensi Presentase (%)
< 0,00 Rugi 69 17,2
0,00 – 0,05 Kecil 201 50,0
0,05 – 0,10 Sedang 71 17,7
> 0,10 Tinggi 61 15,2
Total 402 100,0
Sumber : Data sekunder yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa terdapat 69 atau 17,2% unit
analisis yang mengalami kerugian. Sedangkan mayoritas unit analisis mempunyai
tingkat profitabilitas yang kecil yaitu sebesar 201 atau 50%. Sementara itu ada 71
atau 17,7% unit analisis yang termasuk dalam tingkat profitabilitas sedang, dan 61
atau sebesar 15,2% unit analisis yang mempunyai tingkat profitabiltas yang tinggi.
3. Ukuran Perusahaan
Tabel 4.5
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ukuran 402 24,54 34,38 28,6556 2,00509
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 4.5 menunjukkan jumlah
sampel dalam penelitian (N) adalah sebanyak 402 unit analisis. Hasil analisis
diatas menggunakan satuan logaritma natural dari total aset perusahaan. Ukuran
perusahaan dari sampel perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 24,54
diperoleh oleh PT. Alam Karya Unggul Tbk. dan nilai maksimum sebesar 34,38
66
diperoleh oleh PT. Bank Mandiri Tbk. Rata-rata untuk variabel ukuran perusahaan
sebesar 28,6556 artinya rata-rata perusahaan memiliki total aset sekitar 28,65
logaritma natural dengan standar deviasi sebesar 2,00509 artinya standar deviasi
lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran data untuk variabel ukuran
perusahaan pada perusahaan sampel tidak jauh berbeda. Berikut adalah tabel
analisis frekuensi ukuran perusahaan.
Tabel 4.6
Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Ukuran Perusahaan
Interval Kriteria Frekuensi Presentase
< 25,33 Kecil – Menengah 11 2,7%
> 25,33 Besar 391 97,3%
Total 402 100%
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Tabel 4.6 menunjukan bahwa mayoritas unit analisis merupakan kategori
perusahaan besar, yaitu sebanyak 391 unit analisis atau 97,3%. Sedangkan 11 unit
analisis atau sebesar 2,7% merupakan perusahaan kategori kecil-menengah. Hal
ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur dan
finansial yang dijadikan sampel berada pada kategori besar.
4. Umur Listing
Tabel 4.7
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Umur Listing
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 402 1,00 37,00 17,2065 8,15190
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
67
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 4.7 menunjukkan jumlah
sampel dalam penelitian (N) sebanya 402 unit analisis. Hasil analisis diatas
menggunakan satuan tahun. Umur listing perusahaan dari sampel penelitian
memiliki nilai minimum sebesar 1,00 diperoleh oleh PT. Tri Banyan Tirta Tbk ,
PT. BPD Jawa Timur Tbk , PT. Trisula International Tbk , PT. Wismilak Inti
Makmur Tbk. dan nilai maksimum sebesar 37,00 diperoleh oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk. Rata-rata untuk variabel umur listing perusahaan adalah sebesar
17,2065 artinya rata-rata perusahaan memiliki umur listing 17 tahun. dengan
standar deviasi 8,15190 artinya standar deviasi lebih rendah dibandingkan dengan
nilai rata-rata menunjukkan sebaran data untuk variabel umur listing pada
perusahaan sampel tidak jauh berbeda. Berikut adalah tabel analisis frekuensi
variabel umur listing.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Kelas Interval Variabel Umur Listing
Interval Kriteria Frekuensi Presentase
1-12 Muda 124 30,8
13-24 Sedang 234 58,2
24-36 Tua 44 10,9
Total 402 100,0
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Tabel 4.8 menunjukan ada 124 atau 30,8% unit analisis yang termasuk
dalam kategori muda, 234 atau sebesar 58,2% unit analisis yang termasuk dalam
kategori sedang, dan 44 atau 10,9% unit analisis yang termasuk dalam kategori
tua. Secara umur listing perusahaan manufaktur dan finansial yang terdaftar di
BEI dalam kategori sedang.
68
5. Jenis Perusahaan
Tabel 4.9
Hasil Analisis Frekuensi Jenis Perusahaan
Jenis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Manufaktur 258 64,2 64,2 64,2
Finansial 144 35,8 35,8 100,0
Total 402 100,0 100,0
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel jenis perusahaan yang dilihat dari
sampel perusahaan yang berjumlah 402 unit analisis. Perusahaan manufaktur
memiliki frekuensi sebesar 258 dengan presentase sebesar 64,2% dari total sampel
402. Sedangkan perusahaan finansial memiliki frekuensi sebesar 144 dengan
presentase sebesar 35,8% dari total sampel 402. Hal ini berarti sebagian besar
sampel perusahaan adalah perusahaan manufaktur.
Tabel 4.10
Hasil Analisis Deskriptif Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Jenis Perusahaan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Finansial 144 25,00 87,50 51,9097 15,08060
Manufaktur 258 18,75 81,25 38,9777 12,70848
Valid N (listwise) 144
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
69
Pada tabel 4.10 menggunakan satuan persen (%) menunjukkan bahwa rata-
rata tingkat pengungkapan perusahaan finansial lebih besar yaitu sebesar 51,9%.
Sedangkan rata-rata tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia pada
perusahaan manufaktur adalah sebesar 38,9%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia pada perusahaan finansial
lebih besar dibandingkan perusahaan manufaktur. Selain itu hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai minimum dan nilai maksimum perusahaan finansial
lebih baik dari pada perusahaan manufaktur.
6. Penggunaan Standar Pelaporan GRI
Tabel 4.11
Hasil Analisis Frekuensi Penggunaan Standar Pelaporan GRI
Gri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Non gri standart 368 91,5 91,5 91,5
gri standart 34 8,5 8,5 100,0
Total 402 100,0 100,0
Sumber : data sekunder diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari total sampel 402 terdapat
368 perusahaan atau 91,5% dari total sampel belum melakukan membuat
pelaporan yang sesuai dengan standart pelaporan GRI. Sedangkan sebanyak 38
perusahaan atau 8,5% dari total sampel sudah melakukan pelaporan yang sudah
sesuai dengan standar pelaporan GRI. Hal ini berarti sebagian besar perusahaan
manufaktur dan finansial yang terdaftar di BEI belum melakukan pelaporan yang
70
sesuai dengan standar pelaporan GRI. Hasil analisis menunjukkan bahwa belum
banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan standar pelaporan GRI dalam
laporan tahunan, hanya sekitar 8,5% perusahaan yang menggunakan standar
pelaporan GRI.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Standar Pelaporan GRI
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Non_GRI 368 18,75 87,50 41,8988 13,56465
GRI 34 25,00 87,50 62,1324 16,70978
Valid N (listwise) 34
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Dari tabel 4.12 menggunakan satuan persen (%) menunjukkan bahwa
perusahaan yang menggunakan standar GRI pada pelaporan perusahaan
mempunyai rata-rata tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang
tinggi yaitu sebesar 62,1%. Sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan
standar GRI dalam pelaporan perusahaan hanya mempunyai rata-rata tingkat
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 41,8%. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan standar pelaporan GRI
dalam laporan tahunannya dapat meningkatkan pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia, karena perbedaan antara perusahaan yang menggunakan standar
pelaporan GRI dengan yang tidak menggunakan cukup besar dalam melakukan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
71
4.1.3. Analisis Statistik Inferensial
1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
regresi berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian, bebas dari
penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi klasik menurut Ghozali (2011) terdiri
dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas. Berikut ini hasil pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini.
1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah variabel dependen
dan variabel independen suatu model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Menurut Ghozali (2011) Ada tiga cara untuk mendeteksi
apakah variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak
yaitu pertama, analisis grafis dengan melihat titik-titik di sekitar garis diagonal.
Kedua, analisis statistik dengan melihat skewness dan kurtosis. Ketiga, dengan uji
one-sample kolmogorof-smirnov.
Pengujian normalitas yang digunakan dalam model regresi ini adalah uji
statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov (K-S). Nilai signifikansi dari
residual yang beristribusi secara normal adalah nilai asymp. Sig (2-tailed) dalam
pengujian one-sample kolmogorof-smirnov test lebih dari = 0,05. Uji normalitas
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini.
72
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 402
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 11,59014195
Most Extreme Differences
Absolute ,085
Positive ,085
Negative -,042
Kolmogorov-Smirnov Z 1,701
Asymp. Sig. (2-tailed) ,006
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder diolah tahun 2015
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil pengujian normalitas dengan uji
one-sample kolmogorof-smirnov. Besar nilai kolmogorof-smirnov adalah sebesar
1,701 dengan signifikansi pada 0,006 Nilai tersebut di bawah 5% ( = 0,05). Jadi
dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi tidak normal.
Untuk mengatasi distribusi data yang tidak normal tersebut, peneliti
melakukan transformasi pada data. Transformasi tidak dapat dilakukan apabila
terdapat negatif atau nilai nol. Conover dan Iman (1979) merekomendasikan
tranformasi yang dapat berlaku pada semua distribusi, yaitu transformasi rank.
Transformasi rank adalah bentuk transformasi data dengan merubah data asli
menjadi data dalam bentuk skor rangking. Untuk melakukan transformasi rank
73
peneliti melakukan Rank Cases pada aplikasi SPSS, hal ini dilakukan untuk
mengubah data menjadi bentuk data peringkat. Berikut adalah hasil dari rank
cases :
Tabel 4.14
Hasil Rank Cases
Created Variablesa
Source Variable Function New Variable Label
Profitab Rank RProfita Rank of Profita
Ukuranb Rank RUkuran Rank of Ukuran
Umurb Rank RUmur Rank of Umur
Jenisb Rank RJenis Rank of Jenis
Grib Rank RGri Rank of Gri
Asdmb Rank RAsdm Rank of Asdm
a. Mean rank of tied values is used for ties.
b. Ranks are in ascending order.
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Fungsi rank cases bertujuan untuk mengurutkan (rank) isi sebuah variabel,
yang secara otomatis urutan tersebut akan ditampilkan pada sebuah variabel baru.
Hasil dari rank cases ada pada tabel 4.14, dalam tabel tersebut variabel penelitian
yaitu variabel Profitabilitas, Ukuran, Umur, Jenis, Gri, dan ASDM berubah nama
menjadi RProfitabilitas, RUkuran, RUmur, RJenis, RGri dan RAsdm dengan label
variabel Rank of Profitabilitas, Rank of Ukuran, Rank of Umur, Rank of jenis,
Rank of gri, dan Rank of Asdm.
74
Setelah melakukan rank cases peneliti kembali melakukan pengujian
asumsi normalitas, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Tahap 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 402
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 92,26973301
Most Extreme Differences
Absolute ,025
Positive ,025
Negative -,021
Kolmogorov-Smirnov Z ,505
Asymp. Sig. (2-tailed) ,961
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2015
Berdasarkan Tabel 4.15, hasil uji one-sample kolmogorov-smirnov
menunjukkan nilai 0,505 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,961. Nilai
tersebut di atas 5% ( = 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa data residual
berdistribusi normal.
Selain melalui uji statistik, normalitas data juga dapat diketahui melalui
analisis grafik, berikut adalah hasil pengujian normalitas melalui analisis grafik:
75
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1, hasil uji normalitas menunjukan residual telah
mendeteksi garis diagonal atau garis normal, terlihat titik-titik obsevasi data telah
tersebar di sekitar garis lurus, sehingga asumsi normalitas residual terpenuhi.
1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi variabel bebas (Ghozali, 2011). Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi adalah dengan
melihat tolerance dan Variance Inflation Factor (FIV). Apabila nilai tolerance >
10% dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikoliniearitas
antar variabel bebas dalam model regresi. Tabel berikut adalah hasil uji
multikolinearitas :
76
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Rank of Profita ,921 1,086
Rank of Ukuran ,753 1,328
Rank of Umur ,872 1,147
Rank of Jenis ,853 1,172
Rank of Gri ,786 1,272
Sumber : data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 4.16 merupakan hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel
independen yaitu Profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis perusahaan,
dan Penggunaan standar pelaporan GRI mempunyai nilai VIF di bawah angka 10
dan nilai tolerance kurang dari 0,10. Hal ini berarti model regresi yang dipakai
keempat variabel independen di atas tidak terdapat multikolinearitas.
1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada
korelasi antar pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali,2011). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat
dilakukan dengan pengujian nilai Durbin Watson (Uji DW). Hasil perhitungan uji
autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah ini.
77
Tabel 4.17
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,597a ,356 ,348 92,850417 1,940
a. Predictors: (Constant), Rank of Gri, Rank of Umur, Rank of Profita, Rank of Jenis, Rank of
Ukuran
b. Dependent Variable: Rank of Asdm
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
0 dl du DW 4-du 4-dl 4
0 1,810 1,861 1,940 2,138 2,190 4
Gambar 4.2 Hasil Analisis Uji Autokorelasi
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson
sebesar 1,940. Nilai tesebut berarti bahwa du< d <4-du yaitu 1,861< 1,940< 2,138
berdasarkan kriteria tabel nilai uji Durbin Watson, hasil ini menunjukkan tidak
ada autokorelasi positif atau negatif yang berarti bahwa model regresi penelitian
ini bebas dari autokorelasi. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.
Tolak Ho bukti
autokorelasi positif
Daerah keraguan
Menerima Ho atau Ha atau
kedua-duanya
Daerah Keraguan
Tolak Ho bukti
autokorelasi negatif
78
1.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians tersebut berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heterokedastisitas.
Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
Uji glejser, yaitu dengan mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Pengambilan
keputusan mengenai heteroskedatisitas adalah jika nilai signifikansi lebih dari
0,05 (probability value > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Tabel 4.18
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 93,640 12,435 7,531 ,000
Rank of Profita ,035 ,024 ,076 1,470 ,142
Rank of Ukuran ,010 ,027 ,021 ,365 ,715
Rank of Umur ,018 ,025 ,038 ,718 ,473
Rank of Jenis -,059 ,030 -,104 -1,951 ,052
Rank of Gri -,099 ,054 -,102 -1,833 ,068
a. Dependent Variable: absut2
79
Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji
glejser, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi masing masing variabel diatas 5%
atau 0,05. Nilai signifikansi variabel profitabilitas sebesar 0,142 variabel ukuran
perusahaan sebesar 0,715 variabel umur listing sebesar 0,473 variabel jenis
perusahaan sebesar 0,052 dan variabel GRI reporting sebesar 0,068. Hal ini
menunjukan bahwa nilai signifikansi keempat variabel tersebut diatas 5% atau
0,05 yang dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedatisitas pada model regresi.
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
antara variabel bebas (independen) yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, umur
listing, jenis perusahaan, dan GRI Reporting terhadap variabel terikat (dependen)
yaitu pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Berdasarkan analisis dengan
program SPSS diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut.
Tabel 4.19
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 36,270 21,444 1,691 ,092
Rank of Profita ,071 ,042 ,072 1,711 ,088
Rank of Ukuran ,363 ,046 ,366 7,883 ,000
Rank of Umur -,171 ,043 -,172 -3,989 ,000
Rank of Jenis ,322 ,052 ,270 6,198 ,000
Rank of Gri ,235 ,093 ,114 2,513 ,012
80
a. Dependent Variable: Rank of Asdm
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai
berikut :
HRAD = 36,270 + 0,070 Profita + 0,363 Ukuran – 0,171 Umur + 0,322 Jenis +
0,235 Gri + e
Persamaan regresi berganda tersebut mempunyai makna sebagai berikut :
a) Konstanta = 36,270 (positif)
Jika variabel profitabilitas (profita), ukuran perusahaan (ukuran), umur
listing (umur), jenis perusahaan (jenis), penggunaan standar pelaporan
GRI (gri) konstanta atau tetap, maka pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia (ASDM) sebesar 36,270
b) Koefisien profita (1) = 0,070 (positif)
Setiap perubahan 1% dari return on asset akan meningkatkan luas
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 0,070 dan faktor
lain dianggap konstan atau tetap.
c) Koefisien ukuran (2) = 0,363 (positif)
Setiap perubahan satuan log normal total aset akan meningkatkan luas
pengungkapan akuntansi sumer daya manusia sebesar 0,363 dan faktor
lain yang mempengaruhi dianggap konstan atau tetap.
81
d) Koefisien umur (3) = - 0,171 (negatif)
Setiap perubahan 1 tahun akan meningkatakan luas pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia sebesar -0,171 dan faktor lain dianggap
konstan atau tetap.
e) Koefisien jenis (4) = 0,322 (positif)
Perusahaan dengan jenis perusahaan finansial akan melakukan lebih
banyak pengungkapan akuntansi sumber daya manusia dibandingkan
dengan jenis perusahaan manufaktur yaitu sebesar 0,322 dan faktor lain
yang mempengaruhi dianggap konstan atau tetap.
f) Koefisien gri (5) = 0,235 (positif)
Perusahaan yang menggunakan standar GRI dalam pelaporan akan lebih
banyak melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan standar GRI
dalam pelaporannya yaitu sebesar 0,235 dan faktor lain yang
mempengaruhi dianggap konstan atau tetap.
1. Hasil Uji parsial (T test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen Ghozali, 2011). Pada penelitian pengujian uji statistik t menggunakan
significance level 0,05 (a= 5%).
82
Hasil uji statistik t dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.19 dari
uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) pada Tabel 4.19 diperoleh
hasil sebagai berikut:
Variabel independen pertama yaitu Profitabilitas (profita) secara statistik
menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,088
dengan nilai t sebesar 1,711 dinyatakan dengan tanda positif maka hubungannya
adalah positif. Hal ini dapat di lihat dari signifikansinya lebih dari 0,05 (0,088 >
0,05). Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia, sehingga H1 dalam penelitian ini ditolak.
Variabel independen kedua yaitu ukuran perusahaan (ukuran) secara
statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,000
dengan nilai t sebesar 7,883 dinyatakan dengan tanda positif maka hubungannya
adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000 <
0,05). Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia, sehingga H2 dalam penelitian ini diterima.
Variabel independen ketiga yaitu umur listing (umur) secara statistik
menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,000 dengan
nilai t sebesar -3,989 dinyatakan dengan tanda negatif maka hubungannya adalah
negatif. Hal ini dapat di lihat dari signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu umur listing berpengaruh
83
negatif terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia, sehingga H3 dalam penelitian ini ditolak.
Variabel independen keempat yaitu jenis perusahaan (jenis) secara statistik
menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar 0,000 dengan
nilai t sebesar 6,198 dinyatakan dengan tanda positif maka hubungannya adalah
positif. Hal ini dapat di lihat dari signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu jenis perusahaan berpengaruh
positif terhadap variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia , sehingga H4 dalam penelitian ini diterima.
Variabel independen kelima yaitu penggunaan standar pelaporan GRI (gri)
secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada α = 0,05, yaitu sebesar
0,012 dengan nilai t sebesar 2,513 dinyatakan dengan tanda positif maka
hubungannya adalah positif. Hal ini dapat di lihat dari signifikansinya kurang dari
0,05 (0,012 < 0,05). Ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu
penggunaan standar pelaporan GRI berpengaruh positif terhadap variabel
dependen yaitu tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, sehingga
H5 dalam penelitian ini diterima.
2. Hasil Uji Pengaruh Bersama (F test)
Uji pengaruh bersama menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependennya (Ghozali, 2011). Uji pengaruh bersama digunakan untuk
menguji besarnya pengaruh variabel independen yaitu profitabilitas, ukuran
84
perusahaan, umur listing, jenis perusahaan, penggunaan standar pelaporan GRI
secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Hasil uji pengaruh bersama
penelitian ini dapat diliat pada tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1890911,845 5 378182,369 43,867 ,000b
Residual 3413995,155 396 8621,200
Total 5304907,000 401
a. Dependent Variable: Rank of Asdm
b. Predictors: (Constant), Rank of Gri, Rank of Umur, Rank of Profita, Rank of Jenis, Rank of Ukuran
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Dari tabel 4.20 menunjukkan besarnya nilai F hitung adalah 43,867
dinyatakan dengan tanda positif maka arah hubungannya adalah positif. Nilai
secara statistik menunjukan hasil yang signifikan pada = 0,05 yaitu sebesar
0,000 artinya nilai signifikansinya < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara
simultan variabel independen profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis
perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan GRI memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap variabel dependen tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia.
85
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Goodness of
Fit). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Berikut adalah hasil
koefisien determinasi pada tabel 4.17
Dari Tabel 4.17 di atas menunjukkan besarnya nilai adjusted R2 0,348
yang berarti sebesar 34,8% variabel tingkat pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia dapat dijelaskan oleh variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, umur
listing, jenis perusahaan, penggunaan standar pelaporan GRI sedangkan sisanya
65,2% dijelaskan oleh variabel lainya di luar model regresi.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia untuk perusahaan manufaktur dan finansial
periode 2013-2014 yang terdaftar di BEI adalah sebesar 43,6101 atau 43,61%
artinya masuk dalam kategori agak rendah. Meskipun masuk kategori agak rendah
namun kesadaran pengungkapan akuntansi sumber daya manusia mulai meningkat
karena ada beberapa perusahaan yang nilai pengungkapannya jauh di atas nilai
rata-rata.
86
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.17 menunjukan nilai Adjusted R2
sebesar 0,34. Hal ini menunjukan bahwa besarnya pengaruh variabel independen
yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, umur listing, jenis perusahaan,
dan penggunaan standar pelaporan GRI terhadap variabel dependen
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebesar 34% dan besarnya nilai
pengaruh yang tersisa, yaitu 65,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam model.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan melalui uji regresi berganda,
maka peneliti akan menjelaskan secara lebih detai pada pembahasan uji hipotesis.
Adapun pembahasan dari setiap hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.
4.2.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba
dalam periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. . Ada tiga rasio yang
dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu ROA (Return On Asset), NPM
(net profit margin), dan rasio perputaran aktiva. Dari ketiga pengukuran tersebut
ROA relatif lebih stabil karena dapat menutupi kekurangan dari rasio NPM dan
perputaran aktiva.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.19 yang dilakukan peneliti
menunjukan hasil yang tidak signifikan, karena > 0,05 atau 5% yaitu sebesar
0,088 (0,088 > 0,05). Hal ini berarti bahwa variabel profitabilitas tidak
87
berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sehingga
dapat disimpulkan tingkat profitabilitas tidak mampu meningkatkan
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widodo
(2014) dan Athanasios (2013), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara profitabilitas dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Alasannya adalah setiap perusahaan harus mendapatkan laba atau profit agar
perusahaan tetap bisa berjalan, perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal yang
dapat mengganggu informasi mengenai sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya
apabila perusahaan mengalami kerugian, maka perusahaan berusaha melaporkan
hal-hal yang dapat menambah nilai perusahaan. Diharapkan pelaporan tersebut
dapat meyakinkan stakeholder mengenai kondisi perusahaan. Namun penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al mamun (2009) dan
Alam (2010) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan atara profitabilitas
dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Pada penelitian ini prediksi peneliti tidak sejalan dengan teoritis, karena
pengungkapan pada laporan keuangan tidak menekankan pada laba yang
diperoleh perusahaan. Hal tersebut berdampak pada penyajian pendapatan
perusahaan di sajikan secara normal, karena tidak tergantung pada perubahan
pendapatan yang terjadi. Sebagai contoh, data hasil analisis menunjukan PT. Pelat
Timah Nusantara Tbk dan PT Bank Mutiara Tbk mempunyai tingkat profitabilitas
yang rendah yaitu sebesar -0,058 dan -0,052 tetapi memiliki tingkat
pengungkapan yang relatif tinggi.
88
Besarnya nilai profitabilitas perusahaan tidak mempengaruhi pihak
perusahaan dalam memberikan informasi yang lebih banyak dalam menyakinkan
stakeholdernya. Hal ini dikarenakan ketika perusahaan memperoleh laba yang
tinggi, perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu
informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan.
4.2.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya skala ekonomi
suatu perusahaan. Pengukuran variabel ukuran perusahaan biasanya dengan total
aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Penelitian ini menggunakan total aktiva
sebagai alat ukur ukuran perusahaan, karena total aktiva relatif lebih stabil
dibandingkan dengan nilai penjualan kapitalisasi pasar.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.19 yang dilakukkan peneliti
menunjukkan hasil yang signifikan pada =0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,000
(0,000 < 0,05). Tabel 4.19 menunjukan nilat sebesar 7,883 dinyatakan dengan
tanda positif, maka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
adalah positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Hal
ini berarti semakin tinggi total aset yang dimiliki perusahaan maka pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia semakin luas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Al
mamun (2009) dan Widodo (2014) yang menyatakan adanya pengaruh ukuran
89
perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Variabel
ukuran perusahaan tersebut sesuai dengan prediksi menurut teoritis. Hasil
penelitian ini menggambarkan bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan
kegiatan yang lebih banyak serta memiliki kecenderungan untuk menciptakan
nilai jangka panjang (Meckling dalam Susanto, 2010). Perusahaan yang memiliki
ukuran yang besar lebih banyak melakukan lebih banyak aktivitas dibandingkan
perusahaan dengan ukuran yang kecil. Hal ini berdampak pada tingginya tuntutan
stakeholder terkait dengan keterbukaan informasi yang akurat. Dengan
pengungkapan informasi yang lebih, perusahaan berusaha untuk menerapkan
praktek manajemen perusahaan yang baik ( Good Coorporate Goverance).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada yaitu perusahaaan
berusaha memenuhi kebutuhan stakeholdernya melalui keterbukaan informasi
perusahaan. berdasarkan data yang ada beberapa perusahaan yang tergolong
perusahaan besar seperti PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk memiliki tingkat pengungkapan yang tergolong dalam kategori
tinggi, dimana terdapat hingga 75% item pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia. Hal ini menunjukkan adanya usaha perusahaan untuk menyediakan
informasi berupa voluntary disclosure pada para stakeholdernya.
Selain itu tenaga kerja sebagai suatu keunggulan kompetitif perusahaan
merupakan suatu nilai tambah baik untuk perusahaan. Perusahaan besar
cenderung memiliki tenaga kerja yang banyak sehingga menekan pihak
manajemen untuk memperhatikan tenaga kerja tersebut, sehingga diharapkan
tejaminnya kelangsungan operasional perusahaan. Oleh karena itu hak-hak
90
pekerja dalam hal kesejahteraan harus diperhatikan manajemen. Tenaga kerja juga
selaku internal stakeholder berhak atas informasi dalam hal kesejahteraan yang
berkaitan dengan pengupahan dan tunjangan hidup pekerja.
4.2.3. Pengaruh Umur Listing terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Umur listing menunjukan perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing di
pasar modal. Perusahaan yang listing di pasar modal dituntut oleh stakeholder
untuk dapat memberikan informasi yang akurat, karena keputusan investasi
dipengaruhi oleh informasi yang di sediakan oleh perusahaan. Tujuan perusahaan
untuk listing di pasar modal sendiri untuk dapat tambahan modal agar perusahaan
dapat mencapai tujuan dan memperluas kapitalisasi pasar.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.18 yang dilakukan peneliti
menunjukkan hasil yang signifikan pada =0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,000
(0,000 < 0,05). Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t sebesar 3,938 dinyatakan
dengan tanda negatif, maka hubungan variabel independen dengan variabel
dependen adalah negatif. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel umur listing
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Hal
ini berarti semakin muda umur listing perusahaan maka pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia semakin luas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Widodo (2014) yang
menyatakan bahwa ada pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
sumber daya manusia. Hasil penelitian yang mengindikasikan adanya pengaruh
91
negatif antara umur listing dengan pengungkapan sumber daya manusia
disebabkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sedang berkembang.
Salah satu cara untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan melakukan
initial public offering (IPO) di pasar modal. Dengan tambahan modal dari hasil
IPO perusahaan dapat untuk memenuhi kebutuhaan perusahaan seperti
memperluas pasar dan membangun infrastruktur. Namun, sebagai gantinya adalah
perusahaan berkewajiban melakukan laporan rutin, serta menjaga hubungan
dengan investor. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk terbuka dengan pihak-
pihak yang berkepentingan atau stakeholder, sehingga perusahaan harus dapat
menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan stakeholder.
4.2.4. Pengaruh Jenis Perusahaan terhadap Pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti
perusahaan manufaktur dengan peruahaan finansial. Perusahaan manufaktur
adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi barang,
sedangkan perusahaan finansial adalah perusahaan yang kegiatan utamanya
melakukan jasa.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.18 yang dilakukan peneliti
menunjukan hasil yang signifikan pada =0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,000
(0,000 < 0,05). Pada tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t sebesar 6,198
dinyatakan dengan tanda positif, maka hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen adalah positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel
92
jenis perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber
daya manusia. Hal ini berarti perusahaan finansial melakukan pengungkapan lebih
luas dibandingkan perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Enofe et
al. (2013) dan Alam (2010) yang menyatakan bahwa jenis perusahaan finansial
lebih banyak melakukan pengungkapan akauntansi sumber daya manusia
dibandingkan jenis perusahaan manufaktur. Berdasarkan data yang diolah rata-
rata perusahaan finansial melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia sebesar 51,9%, dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang hanya
melakukan pengungkapan rata-rata sebesar 38,9% (tabel 4.9). Hasil ini juga
memperkuat pernyataan Enyi dan Akindehinde (2014), yang menyatakan bahwa
perusahaan finansial cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia dibandingkan dengan perusahaan non-finansial.
Perbedaan karakteristik tenaga kerja antara perusahaan manufaktur dan
finansial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Apabila dilihat dari
tingkat pendidikan pekerja, perusahaan finansial memiliki kebutuhan pekerja
dengan pendidikan yang tinggi. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan
finansial sangat mempunyai peran yang penting dalam operasional perusahaan.
Sedangkan perusahaan manufaktur lebih berfokus dengan barang yang dihasilkan,
perusahaan dituntut untuk menciptakan barang / produk dengan efektif dan
efisien. Peran sumber daya manusia dalam perusahaan manufaktur adalah menjadi
salah satu faktor produksi untuk menciptakan barang / produk. Dapat disimpulkan
93
bahwa karakteristik tenaga kerja perusahaan finansial dan manufaktur dapat
mempengaruhi manajemen untuk melakukan pengungkapan informasi.
4.2.5. Pengaruh Penggunaan Standar Pelaporan GRI terhadap
Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah organisasi nirlaba yang bekerja
ke arah ekonomi global yang berkelanjutan dengan memberikan panduan
pelaporan berkelanjutan. Dalam pedoman GRI terdapat beberapa indikator
diantaranya adalah ekonomi, lingkungsn, dan sosial.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.18 yang dilakukan peneliti
menunjukkan hasil yang signifikan pada =0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,012
(0,012 < 0,05). Pada tabel 4.18 menunjukan bahwa nilai t sebesar 2,513
dinyatakan dengan tanda positif, maka hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen aalah positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel
penggunaan standar pelaporan GRI berpengaruh positif terhadap pengungkapan
akuntansi sumber daya manusia. Hal ini berarti perusahaan yang menggunakan
standar pelaporan GRI melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia
lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan standar
GRI.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Athanasios (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan
standar pelaporan GRI melakukan pengungkapan lebih banyak dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak menggunakan standar GRI. Berdasarkan data yang
94
diolah peneliti perusahaan yang menggunakan standar pelaporan GRI memiliki
rata-rata pengungkapan akuntansi sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sebesar
62,1%. Sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan standar pelaporan GRI
hanya memiliki rata-rata pengungkapan sebesar 41,8%. Hal ini memperkuat hasil
pengujian bahwa perusahaan yang menggunakan standar pelaporan GRI lebih
banyak melakukan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
Kerangka Pelaporan Keberlanjutan GRI memungkinkan semua perusahaan
dan organisasi untuk mengukur dan melaporkan kinerja keberlanjutan mereka.
Dengan melaporkan secara transparan dan dengan akuntabilitas, organisasi dapat
meningkatkan kepercayaan stakeholder mereka. Standar GRI G4 sendiri memuat
beberapa indikator diantaranya adalah ketegori ekonomi, lingkungan, dan social.
Dalam ketegori sosial dapat menjadi sorotan utama karena memuat subkategori
yang berkaitan dengan praktik ketenagakerjaan. Dalam sub ketegori praktik
ketenagakerjaan menuntut perusahaan untuk dapat melaporkan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan sumber daya manusia diantaranya adalah kepegawaian,
pelatihan/pendidikan, kesehatan / keselamatan kerja. Hal ini secara tidak langsung
dapat meningkatkan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.
96
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data penelitian mengenai luas
pengungkapan akuntansi sumber daya manusia pada perusahaan manufaktur dan
finansial menggunakan analisis regresi berganda, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Akuntansi
Sumber Daya Manusia
2. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
3. Umur listing memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan
Akuntansi Sumber Daya manusia.
4. Jenis Perusahaan memiliki pengaruh Positif signifikan terhadap
pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia.
5. Penggunaan standar pelaporan GRI memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model indeks pengungkapan
yang digunakan pada penelitian ini dengan menyesuaikan item-item
97
pengungkapan lain yang sesuai dengan keadaan di Indonesia. Seperti tidak
menggunakan item total value of human resource pada indeks
pengungkapan karena di Indonesia belum ada perusahaan yang
mengungkapkan nilai total sumber daya yang dimilikinya.
2. Pengembangan variabel penelitian jenis perusahaan yang lebih beragam
dapat digunakan untuk mengetahui apakah tingkat pengungkapan di setiap
jenis perusahaan berbada-beda, penelitian selanjutnya dapat menambahkan
perusahaan pertambangan, perdagangan / jasa, properti / real estate, dll
3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan beberapa variabel independen
baru yang dinilai dapat berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi
sumber daya manusia, seperti tingkat pendidikan pekerja, dan jumlah
pekerja.
98
DAFTAR PUSTAKA
Al Mamun, Syed Abdulla .2009. Human Resource Accounting (HRA) Disclosure
Of Bangladeshi Companies And Its Association With Corporate
Characteristics. BRAC University Journal, vol. V1, no. 1, pp. 35- 43
Alam, Imtiaz & Suman Kanti Deb. 2010. Human Resource Accounting
Disclosure (HRAD) In Bangladesh: Multifactor Regression Analysis – A
Decisive Tool of Quality Assessment. The Cost And Management, May-
June
American Accounting Association‟s Committee on Human Resource Accounting.
1973. The Accounting Review Supplement to Volume XLVIII
Amran, A., Abdul M. R. B., dan Bin C. H. M. H. 2009. Risk Reporting: An
Explanatory Study on Risk management Disclosure in Malaysian Annual
Reports. Managerial Auditing Journal 24(1): 39-57.
Athanasios, Vazakidis, Stravropoulos Antonios, Galani Despina. 2013. Company
Characteristics And Human Resource Disclosure In Greece. Procedia
technology 8: 112 -212
Barney, Jay B. 1991. Firm Resources and Sustainable Competitive Advantage,
Journal Of Management, 17, 99.
Belkaoui, A. R. 2003. Intellectual Capital and Firm Performance of US
Multinational Firms: a Study of The Resource-Based and Stakeholder
Views. Journal of Intellectual Capital 4 (2): 215-226.
Bowers, G. D. 1973. A review of Rensis Likert's, Improving the Accuracy of P/L
Reports and Estimating the Change in Dollar Value of the Human
Organization. Michigan Business Review, 25, March
Bozzolan, Saverio, et al. 2003. Italian Annual Intellectual Capital Disclosure: An
Empirical Analysis. Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 4, pp.
543558.
Conover, W.J., Iman, R.L., 1979. The Use Of The Rank Transform In Regression.
Technometrics 21, 499–509.
Cooke T.E. 1992. The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type on
Disclosure in The Annual Reports of Japanese Listed Corporations.
Accounting and Business Research, pp. 229-237.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Sedney: McGraw-Hill Book
Company
99
Dobija, M. 1998. How To Place Human Resources Into The Balance Sheet.
Journal of Human Resource Costing and Accounting, 3 (1), 83-92.
Ellitan, L., 2002. Praktik-praktik Pengelolaan Sumber daya Manusia dan
keunggulanKompetitif Berkelanjutan. Jurnal manajemen dan
Kewirausahaan 4 (2): 65-76.
Enofe, A.O., C. Mgbame, S. Otuya, & C. Ovie. 2013. Human Resources
Accounting Disclosures in Nigeria Quoted Firms. Journal of Finnance and
Accounting 4 (13):
Enyi, E. P. & A. O. Akindehinde. 2014. Human Resource Accounting and
Decision Making in Post-Industrial Economy. American International
Journal of Contemporary Research 4 (2): 110-118.
Ghozali, Imam & Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 3. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Edisi
5. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Flamholtz, Eric G. 1971. A Model for Human Resource Valuation : A Stochastic
Process with Service Rewards.
Flamholtz, Eric G. 1985. Human Resource Accounting. Los Angles: Jossey-Bass
Publishers.
Freeman, E. R. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman.
Marshfield MA
Hackstone, D. & Milne, M.J. 1996. Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies. Auditing,
Accounting & Accountability Journal , Vol. 9 No. 1, pp. 77-108.
Horne, James C. Van & John M.Machowicz, 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary. Jakarta:
Salemba Empat.
Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Sumber Daya Manusia: Suatu Tinjauan Penilaian
Modal Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Sukarela Modal Indelektual (Tesis). Semarang: Program
Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Jackson, E. & Schuler, R.S. 1995. Understanding Human Resource Management
in the context of organizations and Their Environment. Annual Review
Psychology 46 : 237-264.
100
Kashive, Neerja. 2012. Importance of Human Resource Accounting Practices
and Implications of Measuring Value of Human Capital: Case study of
Successful PSUs in India. XIMB journal of Case research, issue 02 : 113-
144
Lako, Andreas. 1995. Akuntansi Sumber Daya Manusia: Pengakuan dan
Pelaporan Sumber Daya Manusia Sebagai Asset Organisasi. Yogakarta:
UPP – AMP YKPN
Marwata, 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas
Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi
IV.
Meek, G. K., Roberts C. B. & Gray, S. J. 1995. Factors Influencing Voluntary
Annual Report Disclosures by U.S., U.K. and Continental European
Multinational Corporations. Journal of International Business Studies 26
(3): pp. 555-572.
Micah, L.C, Ofurum, C.O, & Ihendinihu,J.U. 2012. Firms Financial Performance
and Human Resource Accounting Disclosure in Nigeria. International
Journal of Business and Management; 7(14), 67-75
Nastiti, Dian. 2008. Human Resource Accounting : Menyajikan Informasi Sumber
Daya Manusia Dalam Laporan Keuangan Perusahaan. Jurnal Bisnis dan
Usahawan, Vol. 6 No. 2, h.. 133-138.
Peteraf, M A. 1993. The Cornerstones of Competi-tive Advantage: A Resource-
based View. Strategic Management Journal, 14(3), 179-191.
Rahayu, Ayu Wahyu Wulan. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia Terhadap Perbandingan Kinerja Laporan Keuangan Pada Pt. Bprs
Mitra Harmoni Malang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 1 No. 1
Riyanto, Bambang dkk. 1990. Teori Akuntansi: Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta:
Andi Offset Yogyakarta
Sackman, S. A, Flamholtz, E. G, Bullen, M. B. 1989. Human Resource
Accounting; A State-of-the- Art Review. Journal of Accounting Literature,
8, pp235-264.
Sandervang, A. 2000. From Learning To Practical Use And Visible Results: A
Case In Competence Development From A Norwegian Business Firm.
Journal of Human Resource Costing and Accounting, 1 (2), 87-100.
Sharma, N. dan M. Kumar. 2014. A Comparative Study Of Human Resource
Disclosure And Reporting Practices Of Selected Public And Private Sector
Banks In India. National Monthly Refereed Journal of Research In
Commerce & Management 3: 78-86.
101
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No.1, hal. 41-48
Suripto, B. 2000. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap luas pengungkapan
sukarela Dalam Laporan tahunan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen,
Desember, pp. 31-34. STIEYKPN.
Susanto, Y. K. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, 11 (3), hal. 155-173.
Suwarto. 2006. Akuntansi Sumber Daya Manusia Sebagai Alternatif Dalam
Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi
Informasi Vol. 5 No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi.
Surakarta.
Sveiby, K. E. 1997. The New Organizational Wealth. San Francisco: Berrett-
Koehler.
Tunggal, Amin. 1995. Akuntansi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Turner, G. 1996. Human Resource Accounting – Whim Or Wisdom. Journal of
Human Resource Costing and Accounting, 1 (1), 63-73
Verrecchia, R.. 1983. Discretionary Disclosure. Journal of Accounting and
Economics 5. 179- 194.
Wernerfelt, B. 1984. A resource-based view of the firm. Strategic Management
Journal 5 (2): 171-80.
Widarjo, Wahyu. 2011. Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai Perusahaan. Simposiom Nasional Akuntansi XIV.
Aceh : 21-22 Juli.
Widodo, Nova Maulud. 2014. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Pengungkapan Akuntansi sumber daya Manusia. Simposium Nasional
Akuntansi XVII, Mataram : 24- 27 September.
Wright, P. M. & McMahan, G. C. 1992. Theoretical Perspectives for Strategic
Human Resource Management. Journal of Management, vol. 18, no. 2, pp.
295-320.
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1
Indeks Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
No. Disclosure Items Keterangan
1 Separate HRA statement Pernyataan sumber daya
manusia secara terpisah
2 Total Value of Human resource Nilai total sumber daya
manusia
3 Number of employees Jumlah tenaga kerja
4 Human resource policy Kebijakan terkait sumber
daya manusia
5 Training and development
Pelatihan dan
pengembangan sumber daya
manusia
6 Management succession plan Rencana suksesi manajemen
/ manajemen karir
7 Employment report Laporan pekerja
8 Employees' value addition Nilai tambah pekerja
9 Human resource development
fund
Dana pengembangan
sumber daya manusia
10 Employees/workers fund Dana terkait pekerja/
karyawan
11 Employee categories Kategori karyawan
12 Managerial remuneration Remunerasi manajemen
13 Retirement benefits Manfaat pensiun
14 Performance Recognition Pengakuan kinerja
15 Superannuation fund Dana Pensiun
16 Other employees benefits Kesejahteraan karyawan
Sumber : Al Mamun (2009)
104
Lampiran 2
Daftar Nama Perusahaan Sampel
Perusahaan Manufaktur
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 ADMG Polychem Indonesia Tbk.
3 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
4 AKKU Alam Karya Unggul Tbk.
5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO Alkindo Naratama Tbk
7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
11 ARGO Argo Pantes Tbk.
12 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
13 ASII Astra International Tbk.
14 AUTO Astra Otoparts Tbk.
15 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.
16 BATA Sepatu Bata Tbk.
17 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
18 BRAM Indo Kordsa Tbk.
19 BRPT Barito Pacific Tbk.
20 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
21 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
22 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
23 CNTX Century Textile Industry (PS) Tbk.
24 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
25 CTBN Citra Tubindo Tbk.
26 DLTA Delta Djakarta Tbk.
27 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
28 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
29 EKAD Ekadharma International Tbk.
30 ERTX Eratex Djaja Tbk.
31 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk.
32 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
33 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
34 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
35 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
105
No Kode Nama Perusahaan
36 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
37 GGRM Gudang Garam Tbk.
38 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
39 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
40 HMSP HM Sampoerna Tbk.
41 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
42 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
43 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
44 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
45 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
46 INAF Indofarma (Persero) Tbk.
47 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
48 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
49 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
50 INDR Indo-Rama Synthetics Tbk.
51 INDS Indospring Tbk.
52 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
53 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
54 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
55 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
56 JECC Jembo Cable Company Tbk.
57 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
58 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
59 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.
60 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk.
61 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
62 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
63 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
64 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
65 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
66 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
67 KLBF Kalbe Farma Tbk.
68 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk.
69 LION Lion Metal Works Tbk.
70 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
71 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
72 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.
73 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
74 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
75 MBTO Martina Berto Tbk.
106
No Kode Nama Perusahaan
76 MERK Merck Tbk.
77 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
78 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
79 MRAT Mustika Ratu Tbk.
80 MYOR Mayora Indah Tbk.
81 MYTX Apac Citra Centertex Tbk.
82 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk.
83 NIPS Nipress Tbk.
84 PBRX Pan Brothers Tbk.
85 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
86 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.
87 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
88 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk.
89 PTSN Sat Nusapersada Tbk.
90 PYFA Pyridam Farma Tbk.
91 RICY Ricky Putra Gobalindo Tbk.
92 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
93 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
94 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
95 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
96 SIAP Sekawan Intipratama Tbk.
97 SIMA Siwani Makmur Tbk.
98 SIPD Sierad Produce Tbk.
99 SKBM Sekar Bumi Tbk.
100 SKLT Sekar Laut Tbk.
101 SMCB Holcim Indonesia Tbk.
102 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
103 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
104 SPMA Suparma Tbk.
105 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.
106 SRSN Indo Acidatama Tbk.
107 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.
108 STAR Star Petrochem Tbk.
109 STTP Siantar Top Tbk.
110 SULI SLJ Global Tbk.
111 TALF Tunas Alfin Tbk.
112 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
113 TCI D Mandom Indonesia Tbk.
114 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
115 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
107
No Kode Nama Perusahaan
116 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
117 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
118 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
119 TRIS Trisula International Tbk.
120 TRST Trias Sentosa Tbk.
121 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
122 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
123 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
124 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.
125 UNTX Unitex Tbk.
126 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
127 VOKS Voksel Electric Tbk.
128 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
129 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
Perusahaan Finansial
No Kode Nama Perusahaan
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
2 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
4 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.
5 AKSI Majapahit Securities Tbk.
6 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk.
7 APIC Pacific Strategic Financial Tbk.
8 ARTA Arthavest Tbk.
9 ASBI Asuransi Bintang Tbk.
10 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk.
11 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk.
12 ASRM Asuransi Ramayana Tbk.
13 BABP Bank MNC Internasional Tbk.
14 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
15 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk.
16 BBCA Bank Central Asia Tbk.
17 BBKP Bank Bukopin Tbk.
18 BBLD Buana Finance Tbk.
19 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
20 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
21 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
22 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
108
No Kode Nama Perusahaan
23 BCAP MNC Kapital Indonesia Tbk.
24 BCIC Bank Mutiara Tbk.
25 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
26 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
27 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk.
28 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
29 BJTM BPD Jawa Timur Tbk.
30 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
31 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
32 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
33 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
34 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk.
35 BNLI Bank Permata Tbk.
36 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk.
37 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
38 BSWD Bank of India Indonesia Tbk.
39 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
40 BVIC Bank Victoria International Tbk.
41 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk.
42 DEFI Danasupra Erapacific Tbk.
43 GSMF Equity Development Investment Tbk.
44 HADE HD Capital Tbk.
45 HDFA Radana Bhaskara Finance Tbk.
46 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
47 KREN . Kresna Graha Sekurindo Tbk
48 LPGI Lippo General Insurance Tbk.
49 LPPS Lippo Securities Tbk.
50 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk.
51 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk.
52 MEGA Bank Mega Tbk.
53 MFIN Mandala Multifinance Tbk.
54 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
55 MTFN Capitalinc Investment Tbk.
56 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
57 OCAP Onix Capital Tbk.
58 PADI Minna Padi Investama Tbk.
59 PANS Panin Sekuritas Tbk.
60 PEGE Panca Global Securities Tbk.
61 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
62 PNIN Paninvest Tbk.
109
No Kode Nama Perusahaan
63 PNLF Panin Financial Tbk.
64 RELI Reliance Securities Tbk.
65 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
66 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk.
67 TIFA Tifa Finance Tbk
68 TRIM Trimegah Securities Tbk.
69 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk.
70 VRNA Verena Multi Finance Tbk.
71 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk.
72 YULE Yulie Sekurindo Tbk.
110
Lampiran 3
Data Variabel Penelitian
No Kode Tahun PROFITA UKURAN UMUR JENIS GRI ASDM
X1 X2 X3 X4 X5 Y
1 ABDA 2013 0,0703 28,398 24 1 0 50,00
2 ADES 2013 0,1262 26,812 19 0 0 31,25
3 ADMF 2013 0,0547 31,065 9 1 1 68,75
4 ADMG 2013 0,0035 29,553 20 0 0 37,50
5 AGRO 2013 0,0102 29,265 10 1 0 50,00
6 AHAP 2013 0,0727 26,415 23 1 0 37,50
7 AISA 2013 0,0691 29,245 16 0 0 43,75
8 AKKU 2013 -0,0324 24,535 9 0 0 31,25
9 AKPI 2013 0,0166 28,366 21 0 0 37,50
10 AKSI 2013 -0,0299 24,876 12 1 0 50,00
11 ALDO 2013 0,0749 26,432 2 0 0 43,75
12 ALKA 2013 -0,0013 26,212 23 0 0 31,25
13 ALMI 2013 0,0095 28,643 16 0 0 37,50
14 ALTO 2013 0,0080 28,038 1 0 0 31,25
15 AMAG 2013 0,1033 28,022 8 1 0 31,25
16 AMFG 2013 0,0956 28,895 13 0 0 43,75
17 APIC 2013 0,0252 26,958 11 1 0 37,50
18 ARGO 2013 0,0024 28,398 23 0 0 25,00
19 ARNA 2013 0,2094 27,758 12 0 0 43,75
20 ARTA 2013 0,0360 26,614 11 1 0 31,25
21 ASBI 2013 0,0496 26,712 24 1 0 50,00
22 ASDM 2013 0,0299 27,726 24 1 0 50,00
23 ASII 2013 0,1042 32,997 23 0 1 75,00
24 ASJT 2013 0,0280 26,032 10 1 0 31,25
25 ASRM 2013 0,0289 27,786 23 1 0 37,50
26 AUTO 2013 0,0801 30,156 15 0 1 43,75
27 BABP 2013 -0,0100 29,731 11 1 0 62,50
28 BACA 2013 0,0099 29,597 6 1 0 43,75
29 BAEK 2013 0,0084 30,990 5 1 0 56,25
30 BAJA 2013 -0,0915 27,460 2 0 0 37,50
31 BATA 2013 0,0652 27,246 31 0 0 31,25
32 BBCA 2013 0,0287 33,838 13 1 0 50,00
33 BBKP 2013 0,0135 31,872 7 1 0 75,00
34 BBLD 2013 0,0360 28,958 23 1 0 62,50
35 BBNI 2013 0,0234 33,589 17 1 1 68,75
36 BBNP 2013 0,0142 29,932 13 1 0 50,00
111
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
37 BBRI 2013 0,0341 34,071 10 1 1 75,00
38 BBTN 2013 0,0119 32,508 4 1 0 56,25
39 BCAP 2013 0,0016 28,874 12 1 0 68,75
40 BCIC 2013 -0,0779 30,310 16 1 0 56,25
41 BDMN 2013 0,0226 32,847 24 1 1 43,75
42 BEKS 2013 0,0107 29,829 12 1 0 68,75
43 BFIN 2013 0,0614 29,746 23 1 0 50,00
44 BIMA 2013 -0,1369 25,494 19 0 0 18,75
45 BJBR 2013 0,0194 31,893 3 1 1 62,50
46 BJTM 2013 0,0249 31,129 1 1 1 62,50
47 BKSW 2013 0,0003 30,033 11 1 0 62,50
48 BMRI 2013 0,0257 34,228 10 1 1 68,75
49 BNBA 2013 0,0136 29,029 7 1 0 43,75
50 BNGA 2013 0,0196 33,019 24 1 1 75,00
51 BNII 2013 0,0112 32,577 24 1 1 62,50
52 BNLI 2013 0,0104 32,742 23 1 0 37,50
53 BPFI 2013 0,0465 27,407 4 1 0 31,25
54 BRAM 2013 0,0232 28,726 23 0 0 56,25
55 BRPT 2013 -0,0089 30,974 20 0 0 56,25
56 BSIM 2013 0,0127 30,490 3 1 0 50,00
57 BSWD 2013 0,0226 28,912 11 1 0 31,25
58 BTON 2013 0,1469 25,895 12 0 0 31,25
59 BTPN 2013 0,0306 31,875 5 1 0 43,75
60 BUDI 2013 0,0180 28,499 18 0 0 37,50
61 BVIC 2013 0,0128 30,583 14 1 0 50,00
62 CEKA 2013 0,0608 27,698 17 0 0 31,25
63 CFIN 2013 0,0630 29,435 24 1 0 43,75
64 CNTX 2013 -0,0038 26,627 34 0 0 43,75
65 CPIN 2013 0,1608 30,386 22 0 0 18,75
66 CTBN 2013 0,1396 28,837 24 0 0 37,50
67 DEFI 2013 0,0410 24,567 12 1 0 25,00
68 DLTA 2013 0,3049 27,511 29 0 0 43,75
69 DPNS 2013 0,2606 26,270 23 0 0 31,25
70 DVLA 2013 0,1057 27,805 19 0 0 43,75
71 EKAD 2013 0,1148 26,563 22 0 0 31,25
72 ERTX 2013 0,0158 27,043 23 0 0 37,50
73 ESTI 2013 -0,0011 31,930 21 0 0 25,00
74 ETWA 2013 0,0061 27,887 16 0 0 31,25
75 FASW 2013 -0,0438 29,370 19 0 0 37,50
76 FPNI 2013 -0,0212 28,893 11 0 0 25,00
112
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
77 GDST 2013 0,0771 27,806 4 0 0 31,25
78 GDYR 2013 0,0031 28,056 33 0 0 37,50
79 GGRM 2013 0,0863 31,558 23 0 0 25,00
80 GJTL 2013 0,0078 30,362 23 0 0 50,00
81 GSMF 2013 0,0245 28,955 24 1 0 37,50
82 HADE 2013 0,0212 26,591 9 1 0 37,50
83 HDFA 2013 0,0092 28,257 2 1 0 50,00
84 HDTX 2013 -0,0919 28,498 23 0 0 31,25
85 HMSP 2013 0,3944 30,942 23 0 1 25,00
86 ICBP 2013 0,1050 30,688 3 0 0 37,50
87 IGAR 2013 0,1113 26,475 23 0 0 43,75
88 IKAI 2013 -0,0533 26,901 16 0 0 31,25
89 IKBI 2013 0,0151 27,501 22 0 0 31,25
90 IMAS 2013 0,0278 30,736 20 0 0 31,25
91 INAF 2013 -0,0419 27,889 12 0 0 50,00
92 INAI 2013 0,0066 27,364 19 0 0 25,00
93 INCI 2013 0,0759 25,637 23 0 0 25,00
94 INDF 2013 0,0438 31,989 19 0 0 43,75
95 INDR 2013 0,0010 29,824 23 0 0 37,50
96 INDS 2013 0,0672 28,418 23 0 0 31,25
97 INKP 2013 0,0256 32,045 23 0 0 37,50
98 INPC 2013 0,0105 30,684 23 1 0 43,75
99 INRU 2013 0,0117 28,998 23 0 0 37,50
100 INTP 2013 0,1960 30,912 24 0 1 37,50
101 IPOL 2013 0,0342 28,850 3 0 0 50,00
102 JECC 2013 0,0182 27,846 21 0 0 37,50
103 JKSW 2013 -0,0304 26,293 16 0 0 25,00
104 JPFA 2013 0,0444 30,334 24 0 0 25,00
105 JPRS 2013 0,0400 26,654 24 0 0 25,00
106 KAEF 2013 0,0872 28,536 12 0 0 75,00
107 KBLI 2013 0,6859 27,921 21 0 0 43,75
108 KBLM 2013 0,0117 27,207 21 0 0 25,00
109 KBRI 2013 -0,0307 27,394 5 0 0 25,00
110 KDSI 2013 0,0423 27,469 17 0 0 31,25
111 KIAS 2013 0,0332 28,451 19 0 0 31,25
112 KICI 2013 0,0755 25,311 20 0 0 31,25
113 KLBF 2013 0,1741 30,057 22 0 0 50,00
114 KRAS 2013 -0,0057 30,998 3 0 0 50,00
115 KREN . 2013 0,0336 26,914 11 1 0 43,75
116 LION 2013 0,1299 26,935 20 0 0 43,75
113
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
117 LMPI 2013 -0,0146 27,435 19 0 0 37,50
118 LMSH 2013 0,1015 25,677 23 0 0 50,00
119 LPGI 2013 0,0473 28,169 16 1 0 37,50
120 LPIN 2013 0,0436 26,003 23 0 0 18,75
121 LPPS 2013 0,1789 27,573 19 1 0 43,75
122 MAIN 2013 0,1091 28,426 7 0 0 31,25
123 MASA 2013 0,0057 29,668 8 0 0 37,50
124 MAYA 2013 0,0160 30,810 16 1 0 43,75
125 MBTO 2013 0,0264 27,140 2 0 0 37,50
126 MCOR 2013 0,0099 29,700 6 1 0 50,00
127 MEGA 2013 0,0079 31,828 13 1 0 37,50
128 MERK 2013 0,2517 27,270 32 0 0 43,75
129 MFIN 2013 0,0653 29,009 8 1 0 50,00
130 MLBI 2013 0,6572 28,209 32 0 0 43,75
131 MLIA 2013 -0,0659 29,604 20 0 0 25,00
132 MRAT 2013 -0,0152 26,809 18 0 0 37,50
133 MREI 2013 0,0964 27,709 24 1 0 56,25
134 MTFN 2013 0,2541 27,430 23 1 0 25,00
135 MYOR 2013 0,1044 29,904 23 0 0 31,25
136 MYTX 2013 -0,0238 28,371 24 0 0 37,50
137 NIKL 2013 0,0022 28,047 4 0 0 81,25
138 NIPS 2013 0,0424 27,406 22 0 0 37,50
139 NISP 2013 0,0117 32,211 19 1 1 75,00
140 OCAP 2013 -0,2132 25,655 10 1 0 25,00
141 PADI 2013 0,0150 26,934 2 1 0 43,75
142 PANS 2013 0,1440 27,946 13 1 0 25,00
143 PBRX 2013 0,0447 28,678 23 0 0 31,25
144 PEGE 2013 0,1099 26,018 8 1 0 37,50
145 PICO 2013 0,0248 27,155 17 0 0 31,25
146 PNBN 2013 0,0150 32,731 31 1 0 43,75
147 PNIN 2013 0,0747 30,507 30 1 0 56,25
148 PNLF 2013 0,0737 30,416 30 1 0 43,75
149 POLY 2013 -0,8539 26,785 22 0 0 31,25
150 PRAS 2013 0,0166 27,402 23 0 0 31,25
151 PSDN 2013 0,0313 27,248 19 0 0 31,25
152 PTSN 2013 0,0181 27,589 6 0 0 56,25
153 PYFA 2013 0,0354 25,889 12 0 0 37,50
154 RELI 2013 0,0734 27,454 8 1 0 56,25
155 RICY 2013 0,0079 27,735 15 0 0 31,25
156 RMBA 2013 -0,1129 29,854 23 0 0 37,50
114
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
157 ROTI 2013 0,0867 28,231 3 0 0 56,25
158 SCCO 2013 0,0596 28,197 31 0 0 25,00
159 SCPI 2013 -0,0163 27,339 23 0 0 37,50
160 SDRA 2013 0,0325 29,459 7 1 0 56,25
161 SIAP 2013 -0,0212 26,331 5 0 0 37,50
162 SIMA 2013 -0,1048 24,902 19 0 0 25,00
163 SIPD 2013 0,0027 28,780 17 0 0 62,50
164 SKBM 2013 0,1171 26,933 21 0 0 31,25
165 SKLT 2013 0,0377 26,434 20 0 0 31,25
166 SMCB 2013 0,0639 30,332 36 0 1 43,75
167 SMGR 2013 0,1739 31,058 22 0 1 75,00
168 SMMA 2013 0,0235 31,498 18 1 0 43,75
169 SMSM 2013 0,1988 28,162 17 0 0 50,00
170 SPMA 2013 -0,0135 28,200 19 0 0 31,25
171 SQBB 2013 0,3627 26,745 24 0 0 25,00
172 SRSN 2013 0,0380 26,765 20 0 0 37,50
173 SSTM 2013 -0,0165 27,410 16 0 0 25,00
174 STAR 2013 0,0008 27,343 2 0 0 37,50
175 STTP 2013 0,0778 28,016 17 0 0 25,00
176 SULI 2013 -0,3468 27,570 19 0 0 25,00
177 TALF 2013 0,1124 26,556 16 0 0 31,25
178 TBMS 2013 -0,0263 28,355 23 0 0 43,75
179 TCI D 2013 0,1092 28,014 20 0 0 50,00
180 TFCO 2013 -0,0260 29,115 33 0 0 25,00
181 TIFA 2013 0,0306 27,661 2 1 0 50,00
182 TIRT 2013 -0,1907 27,307 14 0 0 31,25
183 TKIM 2013 0,0104 31,089 23 0 0 43,75
184 TOTO 2013 0,1355 28,188 23 0 0 31,25
185 TPIA 2013 0,0058 30,777 17 0 0 75,00
186 TRIM 2013 0,0055 27,235 14 1 0 43,75
187 TRIS 2013 0,1093 26,887 1 0 0 43,75
188 TRST 2013 0,0101 28,813 23 0 0 37,50
189 TRUS 2013 0,0467 26,540 11 1 0 37,50
190 TSPC 2013 0,1181 29,319 19 0 0 25,00
191 ULTJ 2013 0,1156 28,665 23 0 0 37,50
192 UNIC 2013 0,0383 28,820 24 0 0 62,50
193 UNIT 2013 0,0018 26,853 11 0 0 43,75
194 UNTX 2013 0,0906 26,158 31 0 0 31,25
195 UNVR 2013 0,4214 30,173 31 0 1 37,50
196 VOKS 2013 0,0200 28,302 23 0 0 25,00
115
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
197 VRNA 2013 0,0165 28,373 5 1 0 62,50
198 WIIM 2013 0,1077 27,837 1 0 0 37,50
199 WOMF 2013 0,0173 28,974 9 1 0 37,50
200 YPAS 2013 0,0101 27,143 5 0 0 56,25
201 YULE 2013 0,0555 24,723 9 1 0 31,25
202 ABDA 2014 0,0642 28,617 25 1 0 56,25
203 ADES 2014 0,0614 26,948 20 0 0 31,25
204 ADMF 2014 0,0249 31,030 10 1 1 75,00
205 ADMG 2014 -0,0530 29,389 21 0 0 37,50
206 AGRO 2014 0,0097 29,485 11 1 0 56,25
207 AHAP 2014 0,0607 26,625 24 1 0 37,50
208 AISA 2014 0,0513 29,629 17 0 0 56,25
209 AKKU 2014 -0,0656 25,231 10 0 0 31,25
210 AKPI 2014 0,0156 28,432 22 0 0 56,25
211 AKSI 2014 0,0276 25,447 13 1 0 50,00
212 ALDO 2014 0,0590 26,600 3 0 0 68,75
213 ALKA 2014 0,0109 26,224 24 0 0 31,25
214 ALMI 2014 0,0006 28,798 17 0 0 37,50
215 ALTO 2014 -0,0082 27,845 2 0 0 37,50
216 AMAG 2014 0,0848 28,133 9 1 0 43,75
217 AMFG 2014 0,1170 28,997 14 0 0 43,75
218 APIC 2014 0,0572 27,092 12 1 0 43,75
219 ARGO 2014 -0,2080 28,227 24 0 0 25,00
220 ARNA 2014 0,2078 27,861 13 0 0 43,75
221 ARTA 2014 0,0311 26,615 12 1 0 31,25
222 ASBI 2014 0,0224 26,809 25 1 0 43,75
223 ASDM 2014 0,0279 27,934 25 1 0 62,50
224 ASII 2014 0,0937 33,095 24 0 1 75,00
225 ASJT 2014 0,0557 26,475 11 1 0 31,25
226 ASRM 2014 0,0421 27,957 24 1 0 31,25
227 AUTO 2014 0,0790 30,297 16 0 1 43,75
228 BABP 2014 -0,0058 29,875 12 1 0 50,00
229 BACA 2014 0,0081 29,856 7 1 0 62,50
230 BAEK 2014 0,0022 31,023 6 1 0 62,50
231 BAJA 2014 0,0144 27,605 3 0 0 43,75
232 BATA 2014 0,0913 27,376 32 0 0 31,25
233 BBCA 2014 0,0299 33,945 14 1 0 62,50
234 BBKP 2014 0,0092 32,001 8 1 0 81,25
235 BBLD 2014 0,0309 28,908 24 1 0 75,00
236 BBNI 2014 0,0260 33,663 18 1 1 87,50
116
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
237 BBNP 2014 0,0138 29,879 14 1 0 62,50
238 BBRI 2014 0,0302 34,318 11 1 1 81,25
239 BBTN 2014 0,0077 32,605 5 1 0 87,50
240 BCAP 2014 0,0019 30,340 13 1 0 81,25
241 BCIC 2014 -0,0522 30,171 17 1 0 62,50
242 BDMN 2014 0,0137 32,908 25 1 1 75,00
243 BEKS 2014 -0,0132 29,833 13 1 0 68,75
244 BFIN 2014 0,0617 29,900 24 1 0 68,75
245 BIMA 2014 0,0966 25,368 20 0 0 25,00
246 BJBR 2014 0,0146 31,973 4 1 1 62,50
247 BJTM 2014 0,0247 31,269 2 1 1 62,50
248 BKSW 2014 0,0058 30,668 12 1 0 56,25
249 BMRI 2014 0,0242 34,382 11 1 1 68,75
250 BNBA 2014 0,0101 29,271 8 1 0 43,75
251 BNGA 2014 0,0101 33,083 25 1 1 75,00
252 BNII 2014 0,0050 32,596 25 1 1 75,00
253 BNLI 2014 0,0086 32,853 24 1 0 50,00
254 BPFI 2014 0,0382 27,696 5 1 0 37,50
255 BRAM 2014 0,0515 28,980 24 0 0 43,75
256 BRPT 2014 -0,0006 30,996 21 0 0 37,50
257 BSIM 2014 0,0075 30,688 4 1 0 68,75
258 BSWD 2014 0,0198 29,280 12 1 0 31,25
259 BTON 2014 0,0438 25,883 13 0 0 31,25
260 BTPN 2014 0,0247 31,949 6 1 0 56,25
261 BUDI 2014 0,0115 28,538 19 0 0 56,25
262 BVIC 2014 0,0049 30,693 15 1 0 81,25
263 CEKA 2014 0,0319 27,881 18 0 0 37,50
264 CFIN 2014 0,0599 29,524 25 1 0 56,25
265 CNTX 2014 0,0093 26,671 35 0 0 43,75
266 CPIN 2014 0,0837 30,669 23 0 0 25,00
267 CTBN 2014 0,0980 28,804 25 0 0 50,00
268 DEFI 2014 0,0879 24,660 13 1 0 25,00
269 DLTA 2014 0,2904 27,623 30 0 0 43,75
270 DPNS 2014 0,0766 26,318 24 0 0 43,75
271 DVLA 2014 0,0655 27,843 20 0 0 43,75
272 EKAD 2014 0,0991 26,743 23 0 0 37,50
273 ERTX 2014 0,0486 27,079 24 0 0 37,50
274 ESTI 2014 -0,0917 27,488 22 0 0 25,00
275 ETWA 2014 -0,1068 27,917 17 0 0 31,25
276 FASW 2014 0,0155 29,350 20 0 0 43,75
117
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
277 FPNI 2014 -0,0251 28,790 12 0 0 25,00
278 GDST 2014 -0,0103 27,935 5 0 0 31,25
279 GDYR 2014 -0,0017 28,068 34 0 0 37,50
280 GGRM 2014 0,0927 31,695 24 0 0 37,50
281 GJTL 2014 0,0168 30,406 24 0 0 50,00
282 GSMF 2014 0,0233 29,092 25 1 0 31,25
283 HADE 2014 -0,0078 26,343 10 1 0 37,50
284 HDFA 2014 0,0151 28,569 3 1 0 75,00
285 HDTX 2014 -0,0250 29,071 24 0 0 25,00
286 HMSP 2014 0,3529 30,977 24 0 1 25,00
287 ICBP 2014 0,1017 30,846 4 0 0 62,50
288 IGAR 2014 0,1569 26,581 24 0 0 56,25
289 IKAI 2014 -0,0511 26,974 17 0 0 50,00
290 IKBI 2014 0,0244 27,568 23 0 0 37,50
291 IMAS 2014 -0,0029 30,787 21 0 0 37,50
292 INAF 2014 0,0009 27,853 13 0 0 68,75
293 INAI 2014 0,0246 27,523 20 0 0 25,00
294 INCI 2014 0,0745 25,720 24 0 0 31,25
295 INDF 2014 0,0599 32,085 20 0 0 50,00
296 INDR 2014 0,0054 29,852 24 0 0 43,75
297 INDS 2014 0,0559 28,456 24 0 0 31,25
298 INKP 2014 0,0194 32,027 24 0 0 37,50
299 INPC 2014 0,0047 30,786 24 1 0 62,50
300 INRU 2014 0,0044 29,044 24 0 0 37,50
301 INTP 2014 0,1783 30,994 25 0 1 56,25
302 IPOL 2014 0,0144 28,898 4 0 0 50,00
303 JECC 2014 0,0224 27,692 22 0 0 25,00
304 JKSW 2014 -0,0318 26,437 17 0 0 25,00
305 JPFA 2014 0,0236 30,387 25 0 0 62,50
306 JPRS 2014 -0,0187 26,639 25 0 0 31,25
307 KAEF 2014 0,0797 28,719 13 0 0 75,00
308 KBLI 2014 0,6369 27,922 22 0 0 37,50
309 KBLM 2014 0,0319 27,196 22 0 0 25,00
310 KBRI 2014 -0,0135 27,893 6 0 0 31,25
311 KDSI 2014 0,0467 27,582 18 0 0 31,25
312 KIAS 2014 0,0392 28,487 20 0 0 37,50
313 KICI 2014 0,0486 25,295 21 0 0 31,25
314 KLBF 2014 0,1780 30,151 23 0 0 75,00
315 KRAS 2014 -0,0616 31,086 4 0 0 50,00
316 KREN . 2014 0,0851 27,384 12 1 0 56,25
118
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
317 LION 2014 0,0817 27,120 21 0 0 43,75
318 LMPI 2014 0,0021 27,419 20 0 0 37,50
319 LMSH 2014 0,0529 25,664 24 0 0 37,50
320 LPGI 2014 0,0584 28,414 17 1 0 50,00
321 LPIN 2014 -0,0223 25,947 24 0 0 18,75
322 LPPS 2014 0,1751 27,800 20 1 0 37,50
323 MAIN 2014 -0,0240 28,893 8 0 0 31,25
324 MASA 2014 0,0008 29,682 9 0 0 37,50
325 MAYA 2014 0,0120 31,219 17 1 0 50,00
326 MBTO 2014 0,0047 27,152 3 0 0 43,75
327 MCOR 2014 0,0054 29,910 7 1 0 50,00
328 MEGA 2014 0,0090 31,830 14 1 0 50,00
329 MERK 2014 0,2532 27,298 33 0 0 56,25
330 MFIN 2014 0,0627 29,201 9 1 0 50,00
331 MLBI 2014 0,3563 28,433 33 0 0 31,25
332 MLIA 2014 0,0173 29,607 21 0 0 31,25
333 MRAT 2014 0,0148 26,935 19 0 0 37,50
334 MREI 2014 0,0926 27,855 25 1 0 68,75
335 MTFN 2014 -0,5119 28,753 24 1 0 25,00
336 MYOR 2014 0,0398 29,962 24 0 0 25,00
337 MYTX 2014 -0,0775 28,345 25 0 0 37,50
338 NIKL 2014 -0,0588 28,043 5 0 0 81,25
339 NIPS 2014 0,0970 27,819 23 0 0 43,75
340 NISP 2014 0,0129 32,267 20 1 1 81,25
341 OCAP 2014 -0,1878 25,493 11 1 0 25,00
342 PADI 2014 0,0048 27,035 3 1 0 50,00
343 PANS 2014 0,2011 28,233 14 1 0 43,75
344 PBRX 2014 0,0276 29,148 24 0 0 31,25
345 PEGE 2014 0,0903 26,215 9 1 0 37,50
346 PICO 2014 0,0258 27,164 18 0 0 31,25
347 PNBN 2014 0,0150 32,782 32 1 0 50,00
348 PNIN 2014 0,0770 30,689 31 1 0 43,75
349 PNLF 2014 0,0720 30,606 31 1 0 68,75
350 POLY 2014 0,2907 28,861 23 0 0 31,25
351 PRAS 2014 0,0088 27,883 24 0 0 31,25
352 PSDN 2014 -0,0454 27,154 20 0 0 37,50
353 PTSN 2014 -0,0407 27,425 7 0 0 56,25
354 PYFA 2014 0,0154 25,875 13 0 0 37,50
355 RELI 2014 0,0174 27,225 9 1 0 56,25
356 RICY 2014 0,0129 27,789 16 0 0 31,25
119
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
357 RMBA 2014 -0,2223 29,958 24 0 0 37,50
358 ROTI 2014 0,0880 28,393 4 0 0 50,00
359 SCCO 2014 0,0831 28,135 32 0 0 37,50
360 SCPI 2014 -0,0474 27,907 24 0 0 18,75
361 SDRA 2014 0,0084 30,430 8 1 0 62,50
362 SIAP 2014 0,0015 29,236 6 0 0 43,75
363 SIMA 2014 0,0204 24,860 20 0 0 25,00
364 SIPD 2014 0,0007 28,661 18 0 0 62,50
365 SKBM 2014 0,1372 27,200 22 0 0 31,25
366 SKLT 2014 0,0498 26,527 21 0 0 31,25
367 SMCB 2014 0,0389 30,476 37 0 1 43,75
368 SMGR 2014 0,1624 31,167 23 0 1 75,00
369 SMMA 2014 0,0225 31,617 19 1 0 50,00
370 SMSM 2014 0,2404 28,190 18 0 0 37,50
371 SPMA 2014 0,0232 28,369 20 0 0 31,25
372 SQBB 2014 0,3588 26,853 25 0 0 25,00
373 SRSN 2014 0,0312 26,862 21 0 0 43,75
374 SSTM 2014 -0,0166 27,374 17 0 0 31,25
375 STAR 2014 0,0004 27,377 3 0 0 37,50
376 STTP 2014 0,0726 28,162 18 0 0 25,00
377 SULI 2014 0,0061 27,526 20 0 0 25,00
378 TALF 2014 0,1336 26,791 17 0 0 31,25
379 TBMS 2014 0,0245 28,412 24 0 0 43,75
380 TCI D 2014 0,0941 28,248 21 0 0 43,75
381 TFCO 2014 -0,0107 29,309 34 0 0 25,00
382 TIFA 2014 0,0327 27,709 3 1 0 50,00
383 TIRT 2014 0,0324 27,294 15 0 0 31,25
384 TKIM 2014 0,0076 31,149 24 0 0 43,75
385 TOTO 2014 0,1449 28,338 24 0 0 43,75
386 TPIA 2014 0,0095 30,806 18 0 0 75,00
387 TRIM 2014 0,0301 27,523 15 1 0 50,00
388 TRIS 2014 0,0686 26,985 2 0 0 62,50
389 TRST 2014 0,0092 28,813 24 0 0 43,75
390 TRUS 2014 0,0380 26,309 12 1 0 50,00
391 TSPC 2014 0,1045 29,352 20 0 0 25,00
392 ULTJ 2014 0,0971 28,702 24 0 0 37,50
393 UNIC 2014 0,0109 28,708 25 0 0 62,50
394 UNIT 2014 0,0009 26,812 12 0 0 43,75
395 UNTX 2014 0,0279 26,288 32 0 0 31,25
396 UNVR 2014 0,4018 30,290 32 0 1 50,00
120
No Kode Tahun X1 X2 X3 X4 X5 Y
397 VOKS 2014 -0,0550 28,072 24 0 0 25,00
398 VRNA 2014 0,0112 28,397 6 1 0 62,50
399 WIIM 2014 0,0843 27,918 2 0 0 50,00
400 WOMF 2014 0,0069 29,299 10 1 0 50,00
401 YPAS 2014 -0,0279 26,493 6 0 0 50,00
402 YULE 2014 0,0004 24,703 10 1 0 31,25
121
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
1. Statistik Deskriptif
ASDM
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Asdm 402 18,75 87,50 43,6101 14,93830
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Profitabilitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profita 402 -,85 ,69 ,0422 ,11214
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2015
Ukuran Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ukuran 402 24,54 34,38 28,6556 2,00509
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
Umur Listing
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 402 1,00 37,00 17,2065 8,15190
Valid N (listwise) 402
Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2015
Pengungkapan ASDM berdasarkan Jenis Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Finansial 144 25,00 87,50 51,9097 15,08060
Manufaktur 258 18,75 81,25 38,9777 12,70848
Valid N (listwise) 144
Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2015
122
Pengungkapan ASDM berdasarkan Penggunaan Standar Pelaporan GRI
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Non_GRI 368 18,75 87,50 41,8988 13,56465
GRI 34 25,00 87,50 62,1324 16,70978
Valid N (listwise) 34
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
2. Uji Asumsi Klasik
2.1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 402
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 92,26973301
Most Extreme Differences
Absolute ,025
Positive ,025
Negative -,021
Kolmogorov-Smirnov Z ,505
Asymp. Sig. (2-tailed) ,961
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder diolah tahun 2015
123
2.2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Rank of Profita ,921 1,086
Rank of Ukuran ,753 1,328
Rank of Umur ,872 1,147
Rank of Jenis ,853 1,172
Rank of Gri ,786 1,272
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
2.3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,597a ,356 ,348 92,850417 1,940
a. Predictors: (Constant), Rank of Gri, Rank of Umur, Rank of Profita, Rank of Jenis, Rank of
Ukuran
b. Dependent Variable: Rank of Asdm
0 dl du DW 4-du 4-dl 4
0 1,810 1,861 1,940 2,138 2,190 4
Tolak Ho bukti
autokorelasi positif
Daerah keraguan
Menerima Ho atau Ha atau
kedua-duanya
Daerah Keraguan
Tolak Ho bukti
autokorelasi negatif
124
2.4. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 93,640 12,435 7,531 ,000
Rank of Profita ,035 ,024 ,076 1,470 ,142
Rank of Ukuran ,010 ,027 ,021 ,365 ,715
Rank of Umur ,018 ,025 ,038 ,718 ,473
Rank of Jenis -,059 ,030 -,104 -1,951 ,052
Rank of Gri -,099 ,054 -,102 -1,833 ,068
a. Dependent Variable: absut2
Sumber : data sekunder diolah tahun 2015
3. Analisis Regresi Berganda
3.1.Uji Parsial (T test)
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2015
3.2. Uji Simultan (F test)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1890911,845 5 378182,369 43,867 ,000b
Residual 3413995,155 396 8621,200
Total 5304907,000 401
a. Dependent Variable: Rank of Asdm
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 36,270 21,444 1,691 ,092
Rank of Profita ,071 ,042 ,072 1,711 ,088
Rank of Ukuran ,363 ,046 ,366 7,883 ,000
Rank of Umur -,171 ,043 -,172 -3,989 ,000
Rank of Jenis ,322 ,052 ,270 6,198 ,000
Rank of Gri ,235 ,093 ,114 2,513 ,012
125
b. Predictors: (Constant), Rank of Gri, Rank of Umur, Rank of Profita, Rank of Jenis, Rank of Ukuran
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2015
3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,597a ,356 ,348 92,850417 1,940
a. Predictors: (Constant), Rank of Gri, Rank of Umur, Rank of Profita, Rank of Jenis,
Rank of Ukuran
b. Dependent Variable: Rank of Asdm
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2015