17
Satuan Operasi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Negeri Pontianak BAB VI EVAPORASI DAN KONDENSASI Setelah menyelesaikan bab ini ditunjang dengan menjawab pertanyaan lisan yang diajukan dosen, dan menyelesaikan contoh soal secara tertulis, anda dapat menggunakan dan mengetahui prinsip-prinsip kerja evaporator. Keberhasilan anda dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut : 1. Menjelaskan pengertian evaporasi 2. Menerangkan beberapa sifat zat cair umpan dan pengaruhnya terhadap kinerja evaporator 3. Mengklasifikasikan evaporator dalam efek tunggal dan efek berganda Agato, ST, M.Eng Untuk Kalangan Sendiri Lamria Mangungsong, STP., M.Sc 49 HASIL PEMBELAJARAN KRITERIA PENILAIAN

Evaporasi Bab Vi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Satuan Operasi Evaporasi

Citation preview

BAB

Satuan Operasi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Politeknik Negeri Pontianak

BAB VIEVAPORASI DAN KONDENSASI

Setelah menyelesaikan bab ini ditunjang dengan menjawab pertanyaan lisan yang diajukan dosen, dan menyelesaikan contoh soal secara tertulis, anda dapat menggunakan dan mengetahui prinsip-prinsip kerja evaporator.

Keberhasilan anda dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut :

1. Menjelaskan pengertian evaporasi

2. Menerangkan beberapa sifat zat cair umpan dan pengaruhnya terhadap kinerja evaporator

3. Mengklasifikasikan evaporator dalam efek tunggal dan efek berganda

4. Menerangkan jenis-jenis evaporator dan hubungannya dengan sifat zat cair umpan

5. Menentukan unjuk kerja evaporator

R.L. Earle 1983, Unit Operations in Food Processing, Bab 7, Sydney: Pergamon Press

Sutardi (2001) Satuan Operasi II, Bab III, Yogyakarta: FTP-UGM6.1 Evaporasi dan boiling

Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Pada dasarnya pada proses evaporasi terjadi perubahan fasa dari cair menjadi gas, dengan mana proses pendidihan sebagai awal proses evaporasi. Panas yang diberikan melebihi temperatur titik jenuh cairan akan menyebabkan proses evaporasi terjadi. Gas yang dihasilkan pada proses evaporasi yang biasa disebut uap basah yang merupakan campuran uap dan cairan jenuh. Hal tersebut menyatakan bahwa pada peristiwa evaporasi melibatkan dua fasa pada alirannya yang biasa disebut aliran dua fasa. Peristiwa lain yang melibatkan dua fasa adalah kondensasi. Perubahan fasa yang terjadi melibatkan energi yang besar, sehingga perubahan tidak secara spontan. Pada proses penguapan (evaporasi) tentunya didahului oleh proses pendidihan (boiling), sehingga sangat penting untuk terlebih dahulu mengenal proses pendidihan (boiling) dan penguapan (evaporasi) serta kondensasi. Pada fenomena pendidihan terjadi perpindahan panas dan massa secara konveksi dan juga perubahan fase dari cair menjadi gas. Gas yang terbentuk berupa gelembung akan terangkat dan lepas keudara yang disebut penguapan. Kondisi pendidihan dan penguapan dapat diilustrasikan pada gbr 6.1.

Gambar 6.1Gelembung uap air terjadi karena perubahan fase dan pada massa yang sama volume gas lebih besar. Pada permukaan solid terbentuk gelembung-gelembung uap yang semakin membesar dan lepas dari permukaan. Faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut:1. Beda suhu 2. Kondisi permukaan solid3. Sifat thermofisis cairan (contoh: teg. Permukaan)

1. Pool boiling (didih kolam) terjadi bila permukaan yang dipanaskan terbenam dibawah permukaan bebas zat cair. Cairan tidak bergerak. Gerakan diinterface akibat konveksi alami dan mixing oleh muncul dan lepasnya gelembung.

2. Force convection boiling, gerakan cairan akibat gaya luar selain juga akibat konveksi alami dan mixing3. Sub cooled boiling (didih dingin lanjut), Jika suhu zat cair lebih rendah dari suhu jenuh dan biasa disebut didih lokal (local boiling). Gelembung uap dapat mengembun kembali dicairan 4. Saturated boiling (didih jenuh), Jika zat cair dipertahankan pada suhu jenuh. Suhu cairan = suhu jenuh, sehingga gelembung uap akan menerobos cairan menuju ke atas dan lepas dipermukaan (akibat gaya apung)Bila kita memperhatikan sebuah flat rata vertikal yang bersinggungan dengan uap, dan jika suhu flat lebih rendah dari suhu jenuh, akan terjadi kondensasi pada permukaan flat. Sebagai pengaruh gravitasi embun akan mengalir ke bawah.6.2 Kondensasi

1. Pada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas.2. Pada kondensasi tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan tidak terdapat rintangan film terhadap perpindahan panas, sehingga perpindahan panas kondensasi tetes lebih tinggi dari perpindahan panas kondensasi filmPada kondensasi film, permukaan tertutup oleh film yang semakin tebal saat mengalir ke bawah. Pada film tersebut terdapat gradien temperatur, dan film ini merupakan suatu tahanan termal terhadap perpindahan panas. Pada kondensasi tetes, sebagian besar permukaan terbuka terdapat uap dan tidak terdapat rintangan film terhadap perpindahan panas, sehingga perpindahan panas kondensasi tetes lebih tinggi dari perpindahan panas kondensasi film

Beberapa Sifat Penting Zat Cair UmpanKonsentrasi. Titik didih larutan akan meningkat jika konsentrasi meningkat. Densitas dan viskositas juga meningkat dengan naiknya konsentrasi larutan sehingga larutan menjadi jenuh, akan menghambat perpindahan kalor dan jika dididihkan terus akan terbentuk kristal.

Pembentukan busa. Terutama zat organik akan membusa saat diuapkan, dan ikut keluar bersama uap.

Kepekaan terhadap suhu.

Pembentukan kerak. Larutan tertentu menyebabkan kerak pada permukaan pemanas sehingga menghambat transfer panas.

Operasi Efek Tunggal Dan Efek BergandaBila hanya digunakan satu evaporator saja, uap terbentuk dikondensasikan dan dibuang, dinamakan operasi efek tunggal. Penggunaan sederetan evaporator dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya sebagai media pemanas dinamakan operasi efek jamak.

Jenis-jenis evaporatorEvaporator vertikal tabung panjang-film panjat. Zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tabung panas sebagai akibat peristiwa didih, dan akan dipisahkan oleh separator. Sangat efektif untuk penguapan larutan yang mudah membusa.

Evaporator vertical tabung panjang-film jatuh. Zat cair masuk dari atas mengalir ke bawah bersama uap yang dihasilkan di dalam tabung panas, dan akan dipisahkan oleh separator. Digunakan untuk pemekatan larutan yang peka terhadap panas dan viskos.

Evaporator vertical tabung panjang-sirkulasi paksa. Koefisien perpindahan panas akan tinggi dengan memaksa aliran umpan masuk evaporator. Misalnya menggunakan pompa. Sehingga alat ini efektif untuk larutan viskos, peka terhadap suhu, maupun yang cendrung membusa.

Evaporator film aduk. Untuk meningkatkan koefisien perpindahan panas umpan dibuat turbulen dengan memasukkan larutan dari bagian atas dan disebarkan menjadi film tipis dengan bantuan daun-daun vertical agitator. Efektif untuk larutan yang sangat viskos.

Unjuk kerja evaporator tabungUkuran pokok untuk menilai unjuk kerja (performance) evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap adalah kapasitas dan ekonominya. Kapasitas didefinisikan sebagai banyaknya pon air yang diuapkan per jam. Ekonomi ialah banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.Kapasitas evaporator.Laju perpindahan kalor (q) melalui permukaan pemanasan suatu evaporator, ialah hasil kali dari tiga faktor yaitu luas permukaan perpindahan kalor (A), koefisien perpindahan kalor menyeluruh (U), dan penurunan suhu menyeluruh ((T),

atau, q = U.A.(T

Umpan masuk evaporator itu berada pada suhu didih sesuai dengan tekanan absolut ruang uapnya, semua kalor yang berpindah melalui permukaan pemanas dapat digunakan untuk evaporasi, dan kapasitasnya menjadi q. Jika umpannya dingin, kalor yang diperlukan untuk memanaskannya sampai suhu didih mungkin cukup tinggi, sehingga kapasitasnya untuk suatu nilai q tertentu akan berkurang sesuai dengan itu, karena kalor yang digunakan untuk memanaskan umpan tidak dapat digunakan untuk evaporasi. Sebaliknya, jika umpan itu berada pada suhu di atas titik didih pada ruang uap, sebagian dari umpan akan menguap secara spontan melalui penyeimbangan adiabatik dengan tekanan ruang uap, dan kapasitas evaporator akan lebih besar dari yang ditunjukkan q. Proses ini disebut evaporasi kilatan (flash evaporation).

Koefisien perpindahan-kalor.

Koefisien film-uap. Koefisien film-uap selalu tinggi, juga jika kondensasi film. Untuk mendapatkan kondensasi tetes, dan dengan demikian koefisien yang lebih tinggi lagi, kepada arus uap itu biasanya ditambahkan promotor. Oleh karena adanya gas yang tak mampu kondensasi dapat menyebabkan turunnya koefisiensi film uap, maka harus ada ventilasi untuk membuang gas-gas tak mampu kondensasi dari rongga uap pemanas dan mencegah udara masuk bila tekanan uap lebih rendah dari tekanan atmosfir.

Koefisiensi sisi zat cair. Koefisiensi sebelah ke zat cair sangat bergantung pada kecepatan zat cair di atas permukaan panas.

Koefisiensi menyeluruh. Apabila ada pembentukan kerak, koefisiennya dapat berkurang.

Ekonomi evaporator.

Faktor utama yang mempengaruhi ekonomi sistim evaporator ialah banyaknya efek. Ekonomi evaporator juga dipengaruhi oleh suhu umpan. Jika suhu umpan lebih rendah dari titik didih di dalam efek pertama, beban pemanasan itu akan menggunakan sebagian dari entalpi penguapan uap panas, dan hanya sebagian yang tersisa untuk evaporasi. Jika suhu umpan lebih tinggi dari titik didih, kilat yang terjadi akan menyebabkan evaporasi lebih tinggi dari yang bias dibangkitkan oleh entalpi penguapan uap itu.

Evaporasi adalah suatu operasi yang bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap.

Beberapa sifat zat cair umpan yang mempengaruhi kinerja evaporator yaitu konsentrasi, titik didih, densitas dan viskositas, kecendrungan terbentuknya busa, kepekaan terhadap suhu, serta pembentukan kerak.

Ditinjau dari segi pemanfaatan uap untuk sumber panas, evaporator diklasifikasikan ke dalam operasi efek tunggal dan operasi efek jamak. Terdapat beberapa tipe evaporator yang pengunaanya spesifik untuk sifat umpan tertentu.

Bila hanya digunakan satu evaporator saja, uap terbentuk dikondensasikan dan dibuang, dinamakan operasi efek tunggal. Penggunaan sederetan evaporator dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya sebagai media pemanas dinamakan operasi efek jamak.

Unjuk kerja evaporator dapat dinilai dari kapasitas yaitu sebagai banyaknya pon air yang diuapkan per jam dan ekonomi yaitu banyaknya pon yang diuapkan per pon uap yang diumpankan ke dalam unit itu.

Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk memekatkan 20.000 lb/jam (9.070 kg/jam) larutan natrium hidroksida dari 20 persen menjadi 50 persen zat padat. Hitunglah berapa banyaknya uap yang terpakai ?

HASIL PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN

99 C

LATIHAN

RANGKUMAN

102 C

SUMBER PUSTAKA

PAGE Agato, ST, M.Eng Untuk Kalangan SendiriLamria Mangungsong, STP., M.Sc57