Upload
phungtuong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 9
EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2013) dan permasalahan pembangunan daerah.
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambaran Umum Kondisi Daerah menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup
Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan, dan
Aspek Daya Saing dengan indikator makro, sebagai berikut:
BAB 2
INDIKATOR MAKRO
ASPEK GEOGRAFI DAN
DEMOGRAFI
ASPEK KESEJAHTERAAN
MASAYARAKAT
ASPEK PELAYANAN UMUM
ASPEK DAYA SAING
Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Potensi Pengembangan Wilayah
Wilayah Rawan Bencana
Demografi
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Fokus Kesejahteraan Sosial Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Fokus Layanan Urusan Wajib Fokus Layanan Urusan Pilihan
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fokus Iklim Berinvestasi
Fokus Sumber Daya Manusia
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 10
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kota Mataram adalah salah satu dari 10 (sepuluh) bagian wilayah
kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di Pulau Lombok,
dengan luas wilayah 61,30 Km2 (6.130 Ha) dengan panjang garis pantai 9 km. Luas
wilayah Kota Mataram 0,30 persen dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15
Km2), menjadikan Kota Mataram sebagai kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada.
Adapun luas wilayah Kota Mataram dirinci menurut kecamatan dan kelurahan dapat
dilihat pada Tabel 2.1
Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan
No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)
1. Kecamatan Ampenan Ampenan Selatan 83,92
Ampenan Tengah 59,00
Ampenan Utara 249,36
Banjar 41,37
Bintaro 81,77
Dayan Peken 53,87
Kebon Sari 57,52
Pejarakan Karya 73,94
Pajeruk 84,54
Taman Sari 160,71
Luas Kecamatan Ampenan 945,29
2. Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat 51,34
Cilinaya 128,94
Sapta Marga 85,72
Cakra Timur 67,03
Mayura 101,97
Kota Mataram
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 11
No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)
Cakra Selatan 73,24
Cakra Selatan Baru 55,76
Cakra Utara 129,43
Karang Taliwang 61,59
Sayangsayang 212,00
Luas Kecamatan Cakranegara 967,02
3. Kecamatan Mataram Pejanggik 103,49
Mataram Timur 123,51
Pagesangan 195,60
Pagesangan Barat 75,28
Pagesangan Timur 110,12
Pagutan Barat 103,58
Pagutan 186,39
Pagutan Timur 91,03
Punia 87,53
Luas Kecamatan Mataram 1.076,53
4. Kecamatan Sandubaya Selagalas 299,00
Bertais 103,50
Mandalika 100,48
Babakan 109,56
Turida 197,44
Dasan Cermen 158,07
Abian Tubuh Baru 63,95
Jumlah 1.032,00
5. Kecamatan Sekarbela Kekalik Jaya 135,18
Tanjung Karang Permai 67,81
Tanjung Karang 257,01
Karang Pule 106,75
Jempong Baru 465,25
Jumlah 964,19
6. Kecamatan Selaparang Rembiga 315,00
Karang Baru 237,00
Monjok Timur 36,88
Monjok 134,70
Monjok Barat 50,42
Mataram Barat 68,64
Gomong 38,84
Dasan Agung 79,25
Dasan Agung Baru 115,75
Jumlah 941,54
Luas Total 6.130,03
Sumber: BPS Kota Mataram
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 12
Gambar 2.2. Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2013
b. Letak dan Kondisi Geografis
Secara astronomis Kota Mataram terletak pada posisi antara 08o33’ dan 08o38’
Lintang Selatan dan antara 116o04’ dan 116o10’ Bujur Timur, dengan batas wilayah
yaitu:
Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat
Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
Bagian Barat : Selat Lombok
Secara administrasi Kota Mataram terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan, 50
Kelurahan dan 321 lingkungan. Kecamatan Cakranegara memiliki jumlah wilayah
lingkungan terbanyak yaitu 10 Kelurahan dan 72 lingkungan sedangkan Kecamatan
Sekarbela memiliki wilayah lingkungan terkecil yaitu 5 Kelurahan dan 34 lingkungan,
sebagaimana tabel dan berikut :
Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan serta Luas Wilayah
di Kota Mataram Tahun 2013
Kecamatan Jumlah
Kelurahan Jumlah
Lingkungan Luas Wilayah
(Km2) Persentase
(%)
Ampenan 10 55 9,46 15,43
Sekarbela 5 34 10,32 16,84
Mataram 9 55 10,76 17,55
Selaparang 9 61 10,77 17,57
Cakranegara 10 72 9,67 15,77
Sandubaya 7 44 10,32 16,84
Jumlah 50 321 61,30 100,00
Sumber: BPS Kota Mataram
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 13
c. Topografi
Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak
curam dengan klasifikasi sebagai berikut:
Lereng 0–2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %)
Lereng 2–8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha (21,20%)
Lereng 8-15%, bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283 Ha (2,84 %)
Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%)
Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram
adalah hamparan datar.
Ketinggian tanah bervariasi yaitu Kecamatan Cakranegara mencapai 25 meter,
Kecamatan Mataram 15 meter dan Kecamatan Ampenan 5 meter dari permukaan
laut termasuk daerah pantai.
d. Geologi dan Jenis Tanah
Satuan batuan yang tersingkap di Kota Mataram terdiri dari batuan gunung api,
batuan sedimen, serta batuan terobosan yang umurnya berkisar dari jaman tersier
sampai kuarter. Formasi bantuan yang terbentuk adalah Formasi Kalipalung (TQp)
yang mempunyai anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi
Lekopiko (Qvl) dengan jenis batuan sebagai berikut:
Formasi Kalipalung : Breksi gampingan dan lava.
Anggota Selayar : Batu pasir tuffan dan batu lempung tuffan dengan
sisipan tipis karbon.
Formasi Kalibabak : Breksi dan lava.
Formasi Lekopiko : Tuff berbatu apung, breksi lahar, dan lava.
Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan
koral tersebar hampir di seluruh Kota Mataram, khususnya di daerah muara sungai.
Kota termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan
bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur
tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari
Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan
timbulan kasar.
e. Hidrologi
Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini
dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga
(Kecamatan Selaparang), Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Cakranegara), dan
Kecamatan Mataram memiliki kedalaman akuifer 5-7 m. Sedangkan Kelurahan
Monjok dan Kelurahan Dasan Agung bagian utara (Kecamatan Selaparang) memiliki
kedalaman air tanah hingga 15 m. Di samping potensi akuifer, Kota Mataram masih
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 14
dapat mensuplai kebutuhan air bersih yang berasal dari mata air Sarasuta, Ranget,
dan Saraswata di Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok barat).
Titik-titik mata air tersebar di Kelurahan Pejeruk, Karang Baru, Sayangsayang,
Cakranegara Utara, Dasan Cermen, Babakan, Mandalika, dan Pagesangan Tengah.
Kota Mataram dialiri empat sungai besar yang berfungsi sebagai drainase alam,
yaitu Sungai Jangkok (86 km dengan luas 1.712,12 Ha), Sungai Ancar (21 km dengan
luas 858,47 Ha), Sungai Brenyok (42 km dengan luas 2.277,55 Ha), dan Sungai
Midang (26 km dengan luas 562,47 Ha). Hulu sungai-sungai tersebut berada di
sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok.
f. Klimatologi
Menurut Stasiun Klimatologi I Mataram, suhu udara rata-rata di Mataram tahun
2012 berkisar 23,91°C sampai dengan 31,94°C. Untuk kelembaban udara rata-rata
bervariasi, dari, 79 persen sampai dengan 85 persen. Curah hujan tertinggi tercatat
pada bulan Januari sebesar 330 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan
Maret sebesar 22 hari.
g. Penggunaan lahan
Pola guna lahan di Kota Mataram dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
cenderung berkembang secara linier, konsentrik, dan parsial. Perkembangan pola
linear terjadi karena tata guna lahan mengikuti pola jaringan jalan yang ada, seperti
pada koridor utama Kota Mataram di Jalan Yos Sudarso – Jalan Langko – Jalan
Pejanggik – Jalan Selaparang – Jalan Sandubaya (Ampenan-Mataram-Cakranegara).
Perkembangan guna lahan secara konsentrik ditunjang pola jaringan jalan yang
berbentuk grid (mengelompok) seperti yang tersebar di Kawasan Cakranegara dan
sekitarnya.
Sedangkan pola guna lahan yang berkembang secara parsial terjadi di
Kelurahan Rembiga, Sayangsayang di bagian utara, Kelurahan Jempong Baru,
Pagutan, dan pusat permukiman di Kawasan Bertais. Pada pola linier, konsentrik,
dan parsial tersebut terjadi penyatuan-penyatuan guna lahan, sehingga terbentuklah
kawasan terbangun yang telah berkembang seperti saat ini. Perubahan penggunaan
lahan menjadi kawasan terbangun terjadi pada lahan non-terbangun dengan
perubahan yang bersifat fungsional, seperti kawasan permukiman berubah menjadi
kawasan pusat perdagangan dan jasa.
Neraca penggunaan tanah Kota Mataram pada tahun 2012 menunjukkan
komposisi yang berimbang antara penggunaan tanah terbangun sebesar 3.124,88 Ha
(50,97%) dan non terbangun seluas 3.005,12 Ha (49,23%) dari total luas wilayah Kota
Mataram seluas 6.130 Ha. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2012
didominasi oleh kawasan perumahan (38,37%) dan tanah pertanian (45,99%). Dalam
perkembangannya konversi lahan sebagian besar untuk fungsi perumahan,
perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini tentunya terjadi dengan
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 15
semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang
berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya,
sebagaimana Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR (Ha) di Kota Mataram Tahun 2013
Sumber: Mataram Dalam Angka, 2013
2. Potensi Pengembangan Wilayah
Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan
jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan
ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat
strategis dalam pengembangan wilayah kota.
Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan
dengan fungsi utama adalah:
1) Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan
jasa serta pariwisata;
2) Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran
pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan;
3) Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan
dan pusat bisnis.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 16
Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk
mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan
strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi,
sosial-budaya, dan/atau lingkungan, yaitu:
a) Kawasan strategis bidang pariwisata;
Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier
effects), sehingga mampu menghasilkan pemasukan bagi suatu wilayah. Kawasan
strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini:
1) Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan
Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan
pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions)
yang berbasis lingkungan;
2) Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian
Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara);
3) Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya
(Kecamatan Ampenan);
4) Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat
(Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela);
5) Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan
taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang
dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan
Sekarbela);
6) Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan
Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);
7) Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang
(Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner.
b) Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa.
Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa
ditetapkan di lokasi berikut:
1) Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan
Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);
2) Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara
Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan
Kelurahan Cakranegara Selatan;
3) Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika.
c) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang
dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat
pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 17
merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun
penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah:
1) Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan);
2) Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara);
3) Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung;
4) Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan
(Kecamatan Ampenan).
d) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup di Kota Mataram adalah:
1) Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar,
dan Sungai Brenyok;
2) Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8 - 9 km;
3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta
Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya);
4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota
Mataram.
3. Wilayah Rawan Bencana
Dalam RPJMD Kota Mataram 2011-2015 wilayah rawan bencana di Kota Mataram,
antara lain:
1) Longsor, Genangan dan Banjir
Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai
dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut
menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana
longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram,
dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain
disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh
banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi
dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan.
2) Gelombang Pasang dan Tsunami
Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah
wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah
kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang
pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah,
Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai,
Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru.
3) Abrasi Pantai
Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi
pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 18
penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai.
Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah
disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut
yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram.
4) Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa
diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram
merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia
menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain ini
terdapat juga ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat
gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km
4. Kondisi Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data BPS Kota Mataram, penduduk Kota Mataram pada tahun
2013 sebanyak 419.641 jiwa terdiri dari 207.440 jiwa penduduk laki-laki dan
212.201 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 98. Jumlah
penduduk Kota Mataram tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,52 persen
atau bertambah 6.300 jika dibandingkan penduduk tahun 2011. Jumlah penduduk
terbanyak berada di Kecamatan Ampenan yaitu 80.281 jiwa, sebagaimana Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Banyaknya Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Ampenan 41.280 39.998 81.278 103
2 Sekarbela 27.298 29.193 56.491 94
3 Mataram 37.285 39.194 76.476 95
4 Selaparang 36.951 38.142 75.093 97
5 Cakranegara 32.924 33.910 66.834 97
6 Sandubaya 31.702 31.764 63.466 100
Jumlah/Total 207.440 212.201 419.641 98
Sumber: BPS Kota Mataram (Mataram Dalam Angka 2014).
b. Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kota Mataram tahun 2010-2012 mengalami pertumbuhan sebagai
akibat kelahiran alami dan migrasi penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk per
tahun sebesar 1,01 persen. Kepadatan penduduk Kota Mataram tahun 2012 yaitu
6.741 jiwa/km² dimana angka tersebut menjadikan Kota Mataram memiliki tingkat
kepadatan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 19
Tabel 2.5 Penyebaran Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun 2010-2013
No Kecamatan Luas
Wilayah (Km2 )
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km2)
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Ampenan 9,46 78.779 79.367 80.281 81.278 8.328 8.390 8.486 8.592
2 Sekarbela 10,32 53.112 53.946 55.237 56.491 5.147 5.227 5.352 5.474
3 Mataram 10,76 73.107 73.921 75.218 76.479 6.794 6.870 6.991 7.108
4 Selaparang 10,77 72.665 73.222 74.148 75.093 6.747 6.779 6.885 6.972
5 Cakranegara 9,67 64.087 64.771 65.792 66.834 6.627 6.698 6.804 6.911
6 Sandubaya 10,32 61.093 61.683 62.534 63.466 5.920 5.977 6.059 6.150
Jumlah/Total 61,30 402.843 406.910 413.210 419.641 6.572 6.638 6.741 6.846
Sumber: BPS Kota Mataram, 2011 s/d 2014.
Dari tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi pada
tahun 2013 ada di Kecamatan Ampenan sebesar 8.592 Jiwa/Km2, sedangkan
kepadatan terendah berada di wilayah Kecamatan Sekarbela yaitu 5.474 Jiwa/Km2.
5. Struktur dan Komposisi Penduduk
Menurut komposisi umur, tahun 2012 komposisi penduduk terbanyak pada
umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 39.545 jiwa, sedangkan penduduk terkecil pada
kelompok umur 70-74 tahun 4.606
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Kelp Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0 – 4 20.678 19.479 40.157 5 – 9 18.664 17.906 36.570
10 – 14 18.848 17.762 36.610
15 – 19 21.375 22.402 43.777
20 – 24 26.330 26.202 52.532
25 – 29 19.162 20.095 39.257 30 – 34 16.603 18.087 34.690
35 – 39 14.900 15.937 30.837
40 – 44 13.000 13.654 26.654
45 – 49 10.956 11.350 22.306
50 – 54 8.816 8.817 17.633
55 – 59 6.439 6.220 12.659 60 – 64 4.548 4.985 9.533
65 – 69 3.182 3.593 6.773
70 – 74 2.075 2.604 4.679
75 + 1.864 3.108 4.972 Jumlah 207.440 212.201 419.641
Sumber: BPS Kota Mataram, 2014.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 20
Komposisi penduduk Kota Mataram menurut jenis kelamin Tahun 2012
menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah
penduduk laki-laki, dimana rasio jenis kelamin 98 persen yang berarti bahwa untuk
setiap 100 penduduk perempuan hanya ada 98 penduduk laki-laki (Gambar 2.3).
Sedangkan jika melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun
2012 yang telah dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan, maka
penduduk Kota Mataram tergolong penduduk intermediate (transisi), hal ini dapat
disimpulkan dari jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 69,38
persen. Tingginya jumlah penduduk usia produktif dan proporsi penduduk wanita
yang lebih besar ini perlu di antisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan
pembangunan daerah yang pro gender dan pro job, sebagaimana gambar berikut:
Gambar 2.3
Persentase Penduduk Kota Mataram
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013
Gambar 2.4
Struktur Umur Penduduk
Kota Mataram Tahun 2013
Sumber: BPS Kota Mataram, 2013
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sebagai ibukota Provinsi, Kota Mataram merupakan pusat perdagangan Hal
tersebut tercermin dalam nilai tambah bruto sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Tahun 2012 sektor perdagangan, hotel dan restoran telah mencapai nilai sebesar Rp.
1,41 trilliun, diantarannya dihasilkan dari kegiatan perdagangan besar dan eceran
Rp. 1,27 trilliun, dan sisanya dihasilkan dari kegiatan hotel dan restoran.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 21
Tabel 2.7 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kota Mataram Tahun 2010 - 2012
Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp)
2010 2011* 2012** 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian 186.728.218 199.737.268 207.485.390 85.779.802 88.068.648 90.351.691
Pertambangan 751.166 690.716 649.288 376.158 330.983 292.059
Industri Pengolahan
490.036.708 550.190.117 609.199.370 258.579.222 277.250.452 294.273.629
LGA 55.822.526 61.978.017 71.596.604 17.376.807 19.046.464 21.298.973
Bangunan 413.445.538 485.867.056 587.395.648 201.831.341 220.036.527 246.242.877
Perdagangan 982.021.318 1.184.262.048 1.406.338.897 411.144.215 464.253.310 528.015.760
Pengangkutan 1.275.674.043 1.320.613.939 1.183.673.056 584.482.794 591.876.188 473.878.708
Keuangan 809.161.972 984.965.842 1.152.796.422 375.364.255 426.584.609 486.165.236
Jasa-Jasa 611.240.299 713.541.406 825.674.512 255.688.622 271.134.500 289.191.814
PDRB Kota Mataram
4.824.881.788 5.501.846.409 6.044.809.187 2.190.623.216 2.358.581.681 2.429.710.747
Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2012 merupakan leading
sector bagi perekonomian Kota Mataram. Kontribusi sektor ini pada pembentukan
PDRB Kota Mataram sebesar 23,27 persen. Penyumbang terbesar dari sektor ini
adalah subsektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi sebesar 21,10
persen dengan nilai sebesar Rp. 1,406 triliun. Posisi Kota Mataram sebagai ibukota
Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadikannya sebagai pusat perdagangan, dimana
arus keluar masuk barang dari berbagai daerah terjadi di Kota Mataram. Peranan
pemerintah daerah dalam mendukung aktivitas perdagangan cukup besar yang
ditandai dengannya banyaknya bangunan ruko-ruko baru di Kota Mataram.
Tabel 2.8 Kontribusi Masing-masing Sektor (persen) Terhadap Pembentukan PDRB Kota
Mataram Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2012
Lapangan Usaha 2010 2011* 2012**
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian 3,87 3,63 3,43
2. Pertambangan dan Penggalian 0,02 0,01 0,01
3. Industri Pengolahan 10,16 10,00 10,08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,16 1,13 1,18
5. Bangunan 8,57 8,83 9,72
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 20,35 21,52 23,27
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 22
7. Pengangkutan dan Komunikasi 26,44 24,00 19,58
8. Keuangan,Persewaan &Jasa Perusahaan
16,77 17,90 19,07
9. Jasa-jasa 12,67 12,97 13,66
P D R B 100,00 100,00 100,00
Keterangan: *) angka sementara **) angka sangat sementara
Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012
Sektor pengangkutan dan komunikasi yang sebelumnya selalu memberikan
kontribusi terbesar, pada tahun 2012 mampu memberikan kontribusi sebesar 19,58
persen, menempati posisi kedua setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Keberadaan Bandara Internasional Lombok di Praya sebagai pengganti Bandara
Selaparang di Mataram memberikan dampak semakin banyak armada angkutan yang
melayani penumpang dari dan ke Bandara baik yang dikelola oleh pemerintah
maupun oleh swasta.
Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Mataram tahun 2012 didominasi oleh
sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 22,88 persen. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan terbesar kedua sebagai
pembentuk PDRB Kota Mataram dengan kontribusi sebesar 22,13 persen. Kemudian,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 17,67
persen dan selanjutnya adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 11,21
persen. Di posisi kelima adalah sektor industri pengolahan sebesar 11,36 persen,
sektor bangunan 10,09 persen, sektor pertanian 3,41 persen, sektor listrik gas dan
air bersih 1,22 persen dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian 0,01
persen.
Tabel 2.9 PDRB Kota Mataram Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010-2012 (Ribu Rp)
Kelompok Sektor 2010 2011* 2012**
Primer 187.479.384 200.427.984 208.134.678
Sekunder 959.304.772 1.098.035.190 1.268.191.622
Tersier 3.678.097.632 4.203.383.235 4.568.482.887
PDRB Kota Mataram 4.824.881.788 5.501.846.409 6.044.809.187
Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012
Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk
kedalam kelompok sektor tersier (sektor perdagangan hotel & restoran, sektor
pengangkutan & komunikasi, sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan dan
sektor jasa- jasa), dengan total peranannya sebesar 73,90 persen terhadap
pembentukan PDRB Kota Mataram. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian
Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 23
yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama
sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai
pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga
sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena
fungsinya sebagai pusat pelayanan – pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa
pendukungnya cukup tinggi. Jika dilihat gambar 5 dan 6, dimana sektor tersier
mengalami penurunan akibat berpindahnya Bandara Udara Selaparang (sektor
pengangkutan dan komunikasi), maka distribusi barang/jasa menjadi kurang lancar
yang berdampak pada sektor-sektor pembentuk sektor tersier lainnya seperti sektor
perdagangan, hotel dan restaurant maupun sektor jasa-jasa.
2) Laju Inflasi
Salah satu indikasi stabilnya perekonomian suatu daerah adalah stabilnya
inflasi/ deflasi. Inflasi atau deflasi adalah perubahan harga barang di tingkat
konsumen, atau merupakan perubahan dari indeks harga konsumen (IHK). Terkait
dengan inflasi, berbagai kebijakan dibidang moneter telah diambil oleh pemerintah
dalam menstabilkan kondisi harga-harga barang. Dalam PDRB, kenaikan harga
barang-barang dicerminkan oleh perkembangan laju indeks harga implisit (IHI).
Indeks harga implisit menggambarkan tingkat inflasi yang menyeluruh dari seluruh
kegiatan perekonomian mulai sektor pertanian sampai dengan jasa-jasa atau dengan
kata lain tingkat perubahan indeks harga implisit menggambarkan tingkat
perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat indeks harga
implisit menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam
kurun waktu satu tahun.
Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat
membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan
ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang,
dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2.10 Perbandingan IHI dengan Inflasi Kota Mataram
Tahun 2008 – 2012
Tahun IHI Perubahan IHI (%) Perubahan IHK (%)
(1) (2) (3) (4)
2008 193,55 9,18 13,01
2009 204,10 5,45 3,14
2010 220,25 7,92 11,07
2011* 233,27 5,91 6,38
2012** 248,79 6,65 4,10
Keterangan *) : angka sementara **) : angka sangat sementara
Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 24
Indeks harga konsumen (IHK) adalah indeks untuk mengukur perubahan harga
dari waktu ke waktu. Indeks harga konsumen yang sering digunakan sebagai
indikator kenaikan harga-harga terlihat meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan
dalam inflasi PDRB atau yang sering disebut dengan implisit PDRB, penghitungan
juga mempertimbangkan kenaikan biaya produksi yang ditanggung oleh pengusaha.
Besaran IHK sangat ditentukan oleh perubahan harga komoditi yang paling
dominan dikonsumsi suatu daerah, sedangkan besaran IHI sangat ditentukan oleh
perubahan harga sektor ekonomi yang paling potensi atau memiliki kontribusi yang
dominan. Untuk melihat tingkat perubahan harga (inflasi) Kota Mataram tahun 2008
sampai 2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.11 Inflasi Kota Mataram Menurut Kelompok Pengeluaran
Tahun 2010 – 2012 (Persen)
KELOMPOK PENGELUARAN INFLASI (%)
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4)
UMUM 11,07 6,38 4,10
Bahan Makanan 23,54 1,57 -0,24
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
10,98 7,16 5,56
Perumahan, Air, Listrik Gas dan Bahan bakar
5,59 15,90 9,47
Sandang 3,84 6,43 3,32
Kesehatan 2,07 1,96 2,46
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 3,22 4,41 3,47
Transportasi dan Komunikasi 5,71 1,41 1,82
Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram, 2012
Inflasi pada tahun 2012 dapat ditekan, hasilnya nilai inflasi tahun 2012 lebih
kecil dibanding tahun 2011 lalu. Inflasi pada tahun 2012 yaitu 4,10 sementara pada
tahun 2011 mencapai 6,38. Pada tahun 2012 inflasi tertinggi dialami oleh komoditi
perumahan yaitu mencapai 9,47, sementara itu komoditi yang mengalami inflasi di
bawah 2 persen yaitu Bahan Makanan dan Transportasi, masing – masing sebesar -
0,24 (deflasi) , dan 1,82.
Sementara itu kalau dilihat inflasi dari bulan ke bulan, laju inflasi Kota
Mataram pada tahun 2012 yang tertinggi terjadi pada bulan Pebruari yaitu sebesar
1,73 persen. Pada tahun 2012 terjadi deflasi yaitu pada bulan Maret, April, Mei,
Oktober dan Nopember. Deflasi tertinggi terjadi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar
0,71 persen.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 25
3) Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah
dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil
pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan
tersebut akan tercermin dari kondisi makro ekonomi yang kondusif seperti tingkat
inflasi yang cukup terkendali dan nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap
mata uang asing terutama Dolar Amerika (USD).
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian
suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan,
sedangkan pertumbuhan yang positif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam
kegiatan perekonomian.
Grafik 2.5
Laju Pertumbuhan PDRB Adh Konstan Kota Mataram Tahun 2006-2012
Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram 2012
Pada periode 2011-2012 merupakan masa transisi perpindahan bandara
Selaparang ke Bandara Internasional Lombok, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota
Mataram yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan lebih lambat
dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010. Pada tahun 2012
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Mataram mencapai 3,02 persen lebih
rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang mencapai
7,67 persen. Pada tahun 2012 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya
subsektor angkutan udara tidak lagi berkontribusi terhadap pembentukan PDRB, hal
inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2011.
Pada tahun 2012, hampir seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian dan sektor pengangkutan dan
komunikasi. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 adalah
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 26
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 13,97 persen.
Pertumbuhan sektor ini tak lepas dari subsektor pendukungnya tertama subsektor
bank dan sewa bangunan. Pertumbuhan sektor perbankan di Kota Mataram seiring
dengan geliat perekonomian di segala sektor yang ada. Sebagian besar aktivitas
perekonomian dalam skala besar senantiasa berhubungan dengan perbankan.
Pertumbuhan subsektor perbankan di Kota Mataram secara fisik dapat dilihat dari
penambahan jumlah kantor bank. Sedangkan subsektor lainnya yang juga
mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah subsektor sewa bangunan.
Kepemilikan properti bukan hanya sekedar kebutuhan akan tempat tinggal namun
lebih berkembang sebagai investasi.
Laju pertumbuhan sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading
sector perekonomian Kota Mataram pada tahun 2012 mencapai 13,73 persen. Hal ini
didukung keberadaan Pulau Lombok sebagai daerah tujuan wisata banyak
dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan di atas 10 persen adalah sektor
bangunan dan sektor listrik, gas dan air masing-masing sebesar 11,91 persen dan
11,83 persen. Pembangunan fasilitas umum berupa jalan dan jembatan serta
pembangunan ruko dan kawasan perumahan turut mendorong pertumbuhan sektor
bangunan.
4) Angka Pengangguran
Pertambahan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap penyediaan
kebutuhan tempat tingga dan berbagai fasilitasnya seperti ketersediaan listrik dan
air. Hal inilah yang berperan dalam pertumbuhan sektor listrik, gas dan air.
Sementara tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah juga sangat
tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula
dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada
sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase
angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat
berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram.
Tabel 2.12 Statistik Ketenagakerjaan Kota Mataram
Uraian 2010 2011 2012
Bekerja 174.671 177.730 169.436
Pencari Kerja 17.191 12.760 12.760
Angkatan Kerja 191.862 190.490 181.269
Bukan Angkatan Kerja 100.869 103.900 111.217
Penduduk Usia Kerja 292.731 294.390 292.486
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 27
Uraian 2010 2011 2012
TPAK (%) 65,54 64,71 61,98
UMR (Rp) 950.000 966.000 1.043.000
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 91,04 93,30 93,40
Sumber: Buku Statistik Daerah 2013
Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kota Mataram telah diikuti oleh
peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini tercermin pada meningkatnya
indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dari 91,04 persen tahun 2010 menjadi
93,3 persen pada tahun 2011 dan 93,4 persen tahun 2012. Sebaliknya Angka
Pengangguran Terbuka (TPT) menurun di tahun 2012 ini sebesar 6,7 persen. Hal ini
adalah indikator bahwa lapangan pekerjaan di Kota Mataram meningkat, walaupun
belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk kota mataram.
TPAK tahun 2012 menurun jika dibandingkan dengan tahun–tahun
sebelumnya yaitu sebesar 65,54 persen 2010 menjadi 64,71 persen di tahun 2011
dan di tahun 2012 nilainya 61,98 persen. Kondisi ini menjadi cacatan bagi kita
semua, agar dimasa yang akan datang peluang kerja semakin banyak, sehingga
penduduk usia kerja aktif dalam lapangan kerja yang ada.
Indikator yang mencerminkan produktivitas tenaga kerja dapat dilihat dari
jumlah jam kerja. Terlihat adanya peningkatan jumlah jam kerja antara tahun 2010
sampai 2012. Tahun 2010 sebanyak 74,06 persen bekerja diatas 35 jam per
minggunya, meningkat menjadi 78,43 jam per minggu pada tahun 2012. Pekerja
yang jam kerjanya kurang dari 35 jam biasanya disebut pekerja takpenuh, pekerja
dengan jam kerja normal biasanya mempunyai jam kerja diatas 35 jam per
minggunya. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa produktivitas pekerja di Kota
Mataram cukup bagus.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram menjadi tempat
tujuan sebagian besar para pencari kerja. Pada tahun 2012, Upah Minimum Kota
Mataram adalah sebesar, Rp. 1.043.000,-. Seperti biasanya Upah Minimim Kota
Mataram selalu lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi NTB, tetapi bedanya
tidak terlalu banyak, yaitu Upah Minimum Provinsi yang sebesar Rp. 1.000.000,-.
b. Fokus Kesejahteraan Sosial
1) Pendidikan
Program pendidikan gratis yang dilaksanakan secara nasional untuk tingkat SD
dan SMP sangat membantu masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan sekolah
termasuk Kota Mataram. Dengan dilaksanakan program pendidikan gratis
diharapkan kualitas pendidikan di Kota Mataram meningkat.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 28
Tabel 2.13 Statistik Sekolah di Kota Mataram
URAIAN SD & MI SMP & MTs SMA, SMK, MA
Sekolah 183 62 55
Guru 2.567 1.720 2.073
Murid 47.067 22.703 21.663
Sumber: Buku Statistik Daerah 2013
Kebijakan pemerintah yang semakin memperhatikan pendidikan maka fasilitas
mendidikan di Kota Mataram juga semakin meningkat. Tahun 2012 Di Kota Mataram
terdapat 179 SD sederajat (2011:179), 62 SMP sederajat (2011:62) dan 55 SMA
sederajat (2011:55) yang tersebar di enam kecamatan. Tenaga pengajar masing –
masing 2.567 guru SD, 1.720 guru SMP dan 2.073 guru SMA.
Program belajar 9 tahun seharusnya di Kota Mataram perlu ditingkatkan
menjadi 12 tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk usia 10 keatas
tahun 2012 umumnya pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SMA yaitu
sebanyak 28,82 persen, terdapat penduduk lulusan Perguruan tinggi sebanyak 9,76
persen.
Untuk melihat penduduk usia sekolah umumnya mengacu pada penduduk usia
5- 24 tahun. Terlihat bahwa dari seluruh penduduk usia 5 -24 tahun sebanyak 67
persen masih bersekolah sedangkan 25 persen sudah tidak bersekolah lagi, dan 7
persen yang tidak pernah atau belum bersekolah. Masih terdapat penduduk usia 5-
24 tahun yang tidak atau belum bersekolah yaitu sebanyak 7,24 persen. Hal ini perlu
menjadi perhatian semua pihak, karena masih ada warga Kota Mataram yang belum
pernah mengenyam pendidikan di era modern ini.
Penduduk yang masih bersekolah ternyata laki – laki lebih sedikit dibanding
perempuan yaitu 66 persen, semetara penduduk perempuan sebanyak 67 persen.
Untuk penduduk yang belum bersekolah penduduk laki–laki lebih banyak dibanding
perempuan yaitu sebanyak 7,7 persen, sementara perempuan sebanyak 6,7 persen.
Tabel 2.14 Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 5-24 tahun
Jenis Kelamin Tidak/Belum
Pernah Sekolah Masih
Bersekolah Tidak Bersekolah
Lagi
Laki-laki 7,74 66,44 25,82
Perempuan 6,75 67,79 25,46
Laki-laki & Perempuan 7,24 67,12 25,64
Sumber: Buku Statistik Daerah Kota Mataram, 2013
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 29
Penduduk usia 10 tahun keatas dari hasil Susenas menunjukkan, pencapaian
angka melek huruf (AMH) di Kota Mataram tahun 2012 telah mencapai di atas 92,25
persen. Sedangkan penduduk yang masih buta huruf sebesar 7,75 persen. Jumlah itu
kebanyakan di dominasi oleh penduduk perempuan dan penduduk usia lanjut.
Diperlukan kerja keras semua pihak sehingga buta huruf di Kota Mataram bisa
berangsur-angsur berkurang.
Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin
meningkat dengan semakin sadarnya masyarakat akan arti penting pendidikan. Pada
tahun 2009 rata-rata lama sekolah selama 9,20 tahun meningkat menjadi 9,21 tahun
2010. Selama tahun 2010 sampai 2012 rata – rata lama sekolah bertambah menjadi
9,68. Artinya rata-rata penduduk Kota Mataram bersekolah selama 9,68 tahun atau
setingkat dengan kelas 1 SMA. Dengan demikian wajib belajar 9 tahun di Kota
Mataram sudah dapat dilampaui.
Sementara tingkat kelulusan SD sebesar 99,90 persen, tingkat SMP kelulusan
sebesar 88,40 persen dan tingkat SLTA kelulusan sebesar 97,50 persen. Untuk
kelulusan MI, MTs, dan MA masing – masing 95,58 persen, 99,43 persen, dan 96,94
persen. Dengan semakin baiknya ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, serta
kualitas tenaga pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan penduduk.
Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang
untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Berbagai kebijakan dilakukan
hingga tahun 2013 memberikan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya IPM
Kota Mataram.
Sedangkan tingkat pendidikan yang ditamatkan tergambar pada angka rata-
rata lama sekolah. Pada tahun 2013 menurut BPS Kota Mataram rata-rata lama
sekolah (RLS) warga kota Kota Mataram adalah sebesar 9,68 tahun, Dengan kata lain
rata-rata warga hanya berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai dengan SMP
atau memenuhi program wajib belajar sembilan tahun oleh pemerintah. Kondisi ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2012 walaupun perkembangannya
amat sangat kecil.
Daya serap penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu, dapat
dilihat dengan menggunakan indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan
Angka Partisipasi Murni (APM).
Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara jumlah murid pada setiap
jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA), tanpa memperhitungkan umur, terhadap jumlah
warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18 tahun) yang sesuai. Angka
Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/PAket B
lebih dari 100 persen, hal ini berarti bahwa terdapat murid sekolah yang berusia di
luar usia resmi sekolah atau terdapat murid sekolah yang berasal dari luar Kota
Mataram. Angka APK untuk SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B mengalami
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 30
peningkatan dari tahun 2011. Namun hanya APK untuk SD/MI/Paket A yang
memenuhi target RPJMD untuk tahun 2012.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid
kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-18 tahun) pada jenjang pendidikan tertentu
(SD, SMP, SMA) terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, 16-
18 tahun) yang sesuai. Dari gambar diatas terlihat bahwa pada tahun 2012 hanya
APM SD/MI/Paket A yang mengalami peningkatan dari tahun 2011 dan hanya APM
SD/MI/Paket A yang memenuhi target RPJMD untuk tahun 2012.
Gambar 2.7
Perkembangan APM dan APK untuk SD/Setara, SMP/Setara dan SMU/Setara
Di Kota Mataram Tahun 2011 – 2012
2) Kesehatan
Guna melayani masyarakat di bidang kesehatan di Kota Mataram terdapat
fasilitas kesehatan yaitu 9 rumah sakit umum, 7 rumah sakit bersalin, 10 puskesmas
dan 90 apotik yang tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah rumah sakit pada tahun
2012 ini sama dengan tahun 2011 belum ada lagi rumah sakit yang baru beroperasi
pada tahun ini. Tersedianya tenaga medis juga sangat menunjang, dengan
banyaknya tenaga medis masyarakat dapat terlayani dengan baik. Hal ini terlihat
dari penolong kelahiran yang hampir kesemuanya adalah tenaga medis, angkanya
mencapai 95 persen. Dengan ketersediaanya fasilitas kesehatan maka akses
masyarakat akan kesehatan menjadi mudah. Keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat tidak saja meningkatkan usia harapan hidup namun seseorang akan
tetap aktif sampai usia lanjut hal ini otomatis akan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 31
Gambar 2.8
Jumlah Rumah sakit/Klinik Bersalin, Puskesmas/Pustu/Puskel
dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun 2011 - 2012
Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam Angka
Harapan Hidup (AHH) bagi bayi yang dilahirkan saat itu. Angka Harapan Hidup
penduduk Kota Mataram pada tahun 2012 semakin meningkat yaitu mencapai 67,62,
artinya bahwa peluang bayi yang dilahirkan pada saat itu akan berpeluang hidup
selama 67,62 tahun yang akan datang. Setiap tahunnya angka harapan hidup Kota
Mataram mengalami peningkatan, selama kurun waktu 2008 – 2012. Pada tahun
2012 angka harapan hidup meningkat, sebelumnya pada tahun 2012 mencapai 67,13
tahun, atau naik hampir setengah tahun. Meningkatnnya AHH mencerminkan
derajad kesehatan masyarakat Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin baik.
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan
melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan
capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. IPM kota mataram
termasuk kategori cukup baik dengan angka 73,70. Dengan melihat perkembangan
angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kota Mataram dalam
pembangunan manusia cukup signifikan. Angka IPM Kota Mataram mengalami
sedikit peningkatan dari 72,83 pada tahun 2011 menjadi 73,70 pada tahun 2012.
Hal ini wajar karena hasil dari upaya peningkatan pembangunan manusia dapat
dilihat dalam jangka penjang.
Kalau dilihat dari Komponen pembentuk IPM semuanya mengalami kemajuan.
Angka Harapan Hidup naik 0,49 tahun, sementara Rata – Rata Lama Sekolah
mengalami kemajuan sebanyak 0,46 tahun, untuk Angka Melek Huruf mengalami
peningkatan sebesar 0,40 persen, dan Pengeluaran Perkapita Kota Mataram
meningkat sekitar Rp. 2.000. Diharapkan setiap tahun komponen IPM ini dapat terus
meningkat.
Sementara itu untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, sebagian besar
penduduk wanita Kota Mataram yang berstatus kawin menggunakan alat KB berupa
suntikan yaitu 59,97 persen, sedangkan alat KB yang diminati selanjutnya adalah
spiral (21,32 persen) dan alat-alat KB lain yang digunakan oleh penduduk wanita
berstatus kawin yaitu MOP/MOW sebanyak 2,83 persen, Susuk KB 6,11 persen, Pil KB
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 32
dan lainnya sebanyak 1,19 persen. Tujuan utama ber KB yaitu diharapkan akan
terbentuk menjadi keluarga yang berkualitas.
Kualitas air minum menentukan tingkat kualitas kesehatan sekain juga
menunjukkan kualitas kesejahteraan suatu rumahtangga. Sumur atau mata air tak
terlindung bisa dikatakan sumber air yang kurang berkualitas karena air yang
dihasilkan kurang memenuhi syarat air sehat dikarenakan airnya mudah terkena
limbah dari luar. Dilihat dari fasilitas air bersih kualitas perumahan Kota Mataram
dari tahun ketahun semakin baik. Pada tahun 2012 rumah tangga yang
menggunakan sumur atau mata air terlindung sebagai sumber air minum sebesar 45
persen, yang mengunakan air kemasan atau leding sebanyak 47 persen.
Tempat buang air besar merupakan fasilitas yang harus tersedia agar suatu
perumahan bisa nyaman dan sehat. Pada tahun 2012 penggunaan fasilitas buang air
besar belum terpenuhi semua, hal ini terlihat masih adanya rumah tangga yang
belum mempunyai tempat buang air besar. Rumah tangga yang menggunakan
fasilitas buang air besar sendiri sebanyak 67 persen, bersama 21 persen, umum 4
persen dan yang tidak mempunyai 8 persen.
c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Jumlah grup/sanggar kesenian di Kota Mataram berfluktuasi dari tahun ke
tahun sebagaimana diuraikan dalam berikut:
Tabel 2.15 Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk
di Kota Mataram Tahun 2012
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Grup/Sanggar Kesenian 210
2 Jumlah Penduduk 413.210
Rasio Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk 5,08
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, 2013
Sementara itu kondisi jumlah klub olahraga dan lapangan olah raga yang ada
di Kota Mataram menunjang peningkatan prestasi di even olahraga baik tingkat
nasional maupun internasional. Rasio klub olahraga di Kota Mataram, sebagaimana
tabel terlampir:
Tabel 2.16 Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk
di Kota Mataram Tahun 2012
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Klub Olahraga 25
2 Jumlah Penduduk 413.210
Rasio Sanggar Kesenian per 10.000 penduduk 0,06
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, 2013
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 33
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
1. Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Urusan Wajib Pekerjaan Umum
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum yang diperoleh dari
Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram, yakni:
Panjang jalan yang dibangun pada tahun 2012 sepanjang 4,273 km dan
meningkat menjadi 8,225 km pada tahun 2013
Panjang jalan yang dapat dipelihara secara berkala adalah sepanjang 16,731 km
pada tahun 2012 dan 10,490 pada tahun 2013. Selain itu jalan yang dipelihara
melalui pemeliharaan rutin pada tahun 2012 sepanjang 1,981 km dan pada
tahun 2013 sepanjang 2,75 km
Dalam upaya menjaga kawasan sungai, pada tahun 2012 telah dibangun
turap/talud sepanjang 729 m dan pada tahun 2013 sepanjang 450 meter.
Untuk menjaga jaringan irigasi agar tetap dalam kondisi baik, pada tahun 2012
telah dilaksanakan pemeliharaan pada 3.024 m jaringan irigasi, dan pada tahun
2013 sepanjang 2000 meter.
Untuk mencegah terjadinya banjir yang diakibatkan gelombang pasang, pada
tahun 2012 telah dibangun 100 meter tanggul pengaman pantai, dan pada tahun
2013 sepanjang 150 meter
Dalam upaya memelihara kondisi drainase perkotaan, telah dipelihara drainase
perkotaan sepanjang 8.127 meter pada tahun 2012 dan 4.242 m pada tahun
2013. Untuk drainase lingkungan telah dipelihara sepanjang 3.666 m pada tahun
2012 dan 11.122 meter pada tahun 2013.
Dalam upaya meningkatkan cakupan layanan air bersih dilakukan penyediaan
jaringan perpipaan tersier untuk air minum pada tahun 2012 telah dibangun
sepanjang 7.734 meter dan pada tahun 2013 sepanjang 7.000 meter.
Penyediaan sanitasi dasar berupa MCK yang dilengkapi dengan septic tank,
peresapan dan SPAL, pada tahun 2012 telah dibangun MCK untuk melayani 355
KK, dan pada tahun 2013 sebanyak 390 KK.
Panjang jalan lingkungan permukiman yang dapat dibangun pada tahun 2012
adalah sepanjang 9.993 meter dan pada tahun 2013 sepanjang 12.706 meter
Luas kawasan kumuh pada tahun 2011 mencapai 303,58 ha
b. Urusan Wajib Perumahan
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Perumahan yang diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Kota Mataram dan Satuan Pemadam Kebakaran Kota Mataram,
yakni:
Jumlah backlog (selisih antara jumlah rumah eksisting dengan total jumlah
kepala keluarga) yang masih tinggi sejumlah 26.621 unit (tahun 2010)
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 34
Meningkatnya jumlah penanganan sisa Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang
berjumlah 1595 dari total jumlah RTLH 2836 unit
Meningkatnya jumlah masyarakat penghasilan rendah yang menikmati rumah
murah (Rumah Susun Sewa Sederhana). Saat ini telah tersedia 1 Twin Block
Rusunawa Selagalas dengan jumlah 99 unit. Segera menyusul beroperasinya 2
Twin Block Rusunawa Mandalika dengan jumlah 198 unit.
Penyediaan rumah bagi nelayan yang perlu direlokasi akibat bencana abrasi
pantai. Pada Tahun 2014 ini (Tahap IV) telah dilakukan relokasi sebanyak 15
unit, sehingga total rumah yang telah direlokasi sejak tahun 2009-2014
sejumlah 170 Unit.
Kejadian bencana kebakaran mencapai 17 kali (Tahun 2012)
Meningkatnya kesiagaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
c. Urusan Wajib Penataan Ruang
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang yang diperoleh dari Dinas
Tata Kota Kota Mataram dan Dinas Pertamanan Kota Mataram, yakni:
Masih disusunnya dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai acuan
pengaturan zoning, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang
yang direncanakan selesai pada tahun 2015
Terpenuhinya Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standard Operational
Procedure (SOP) di bidang penataan ruang.
Luas Ruang Terbuka Hijau mencapai 11,39% dari luas wilayah.
Tingginya alih fungsi lahan.
Jumlah titik lampu Penerangan Jalan Umum sebanyak 6.580 titik dan cenderung
meningkat seiring bertambahnya kawasan permukiman baru.
Jumlah titik reklame yang mencapai 15.032 titik dan cenderung meningkat
seiring meningkatnya akibat pertumbuhan investasi dan ekonomi kota.
d. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan
Proses Perencanaan Pembangunan Daerah di Kota Mataram dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 27 Tahun 2011 tentang
Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) yaitu pada tahapan MPBM
Perencanaan Tingkat Kota Mataram. Disamping itu, penyusunan data dan informasi
perencanaan pembangunan meliputi Mataram Dalam Angka, Kecamatan dalam
Angka, Buku PDRB, IPM serta studi/kajian penunjang perencanaan pembangunan.
Beberapa langkah yang diambil untuk menunjang koordinasi perencanaan
pembangunan di Kota Mataram adalah:
Pembentukan Tim Pengkaji Kebijakan Publik Pemerintah Kota Mataram, yang
beranggotakan, akademisi, praktisi, eksekutif, LSM dan stakeholders terkait
dengan kebijakan pembangunan.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 35
Pembentukan Forum Perencana SKPD, yang beranggotakan Kepala Sub Bagian
Perencanaan/Penyusunan Program/Unsur Perencana yang ada di SKPD lingkup
Pemerintah Kota Mataram.
Pelibatan Fasilitator Pembangunan Kota dalam setiap proses perencanaan
pembangunan di Kota Mataram.
e. Urusan Wajib Perhubungan
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan yang diperoleh dari Dinas
Perhubungan Kota Mataram, yakni:
Belum optimalnya pelayanan angkutan yang disebabkan oleh makin
ditinggalkannya angkutan umum oleh masyarakat. Load factor angkutan
menunjukkan tingkat keterisian sarana angkutan umum, sebagaimana kondisi
rasio ijin trayek load factor angkutan mengalami kondisi yang serupa. Pada
tahun 2011 adalah 0,11 dan 2012 adalah 0,12.
Pemenuhan prasarana jalan ditunjukan oleh rasio terpasangnya fasilitas
perlengkapan jalan yang hingga tahun 2012 ini telah mencapai 45%, meningkat
dari 41% pada tahun 2011.
Hasil capaian pelayanan komunikasi dan informatika yang dilaksanakan pada
tahun 2012 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kebijakan perluasan
akses internet direspon positif oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Komunikasi dan Informatika dengan memberikan bantuan mobil internet
keliling bagi masyarakat Kota Mataram sejumlah 6 unit dan telah dilakukan
sosialisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi kepada 80 orang
unsur masyarakat.
f. Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup yang diperoleh dari
Dinas Kebersihan Kota Mataram, Dinas Pertamanan Kota Mataram dan Badan
Lingkungan Hidup Kota Mataram, yakni:
Volume sampah yang bisa diangkut ke TPA setiap harinya dari produksi
sampah 1.350 m³ adalah ± 831,76 m³ dengan capaian kinerja 81 % dan luas
cakupan pelayanan ± 39 .Km² (255.684 jiwa) dengan capaian kinerja 70 % dari
yang ditetapkan sebesar 90 % .
Lokasi TPA yang berjarak ± 29 Km dari Kota Mataram dengan luas lahan 8,6 ha
yang terletak di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Untuk menangani volume sampah didukung sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan terdiri dari 96 TPS, 7 tranfer depo, 36 unit dumptruck, 18 unit
arm roll, 16 unit pick up, 62 unit container.
Adanya laboratorium pengujian lingkungan yaitu uji parameter fisika
temperatur kekeruhan residu terlarut, kimia, ph, bod, cod, do, fosfat, nitrit,
florida, chlorida dan minyak lemak.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 36
Berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui 3R,
bank sampah sebagai upaya pengurangan volume sampah yang diangkut ke
TPA. Jumlah unit 3R pada skala rumah tangga sebanyak 36 Unit, skala sekolah
sebanyak 15 Unit, dan skala kawasan sebanyak 1 unit
g. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil yang
diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, yakni:
Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk. Pada Tahun 2012 rasio
penduduk ber KTP per satuan penduduk mencapai 77,12%.
Rasio penduduk yang memiliki akta kelahiran. Rasio penduduk yang memiliki
akta kelahiran di Kota Mataram pada tahun 2010 sebesar 40,90% dan meningkat
menjadi 43,90% pada tahun 2011. Rasio ini belum mencapai target RPJMD yang
sebesar 86%.
h. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Inovasi/terobosan yang dilakukan dalam mendukung urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, antara lain:
Disahkannya Perda Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.
Terbentuknya Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG)
Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A).
i. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana Kota Mataram, yakni:
Persentase jumlah keluarga sejahtera I meningkat dari 39,64 % pada tahun 2011
menjadi 39,97 % pada tahun 2012.
j. Urusan Wajib Sosial
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial yang diperoleh dari Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, yakni:
Jumlah anak terlantar tercatat sebanyak 3.584 orang.
Jumlah Penyandang Cacat, khususnya penyandang cacat berat yang telah terdata
pada tahun 2012 sejumlah 421 orang dan seluruhnya telah menjadi penerima
Bantuan Dana Jaminan Sosial Penyandang Cacat Berat. Pemberian Jaminan Sosial
bagi Orang Dengan Kecacatan (JSODK) Berat ini merupakan Program Prioritas
Nasional.
Tingkat kemiskinan Kota Mataram menurut data BPS tahun 2011 sebesar 13,18%
mengalami penurunan sebesar 1,26% dibandingkan dengan tahun 2010 yang
mencapai 14,44%. Berdasarkan MOU antara Pemerintah Kota Mataram dengan
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 37
Pemerintah Provinsi NTB, telah disepakati penurunan angka kemiskinan Kota
Mataram sebesar 3% per tahun.
Jumlah anak jalanan, gelandangan dan pengemis pada tahun 2012 yaitu 140
orang anak jalanan, 40 orang gelandangan dan pengemis.
k. Urusan Wajib Ketenagakerjaan
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan yang diperoleh dari
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, yakni:
Cakupan partisipasi angkatan kerja, menurun 2,73% dari 64,71% pada tahun
2011 menjadi 61,98% pada tahun 2012
Penduduk tidak bekerja, menurun 0,17% dari 6,70% pada tahun 2011 menjadi
6,53% pada tahun 2012
l. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang
diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram,
yakni:
Jumlah Koperasi Aktif di Kota Mataram menurun 8,70% dari 345 Koperasi Aktif
pada tahun 2011 menjadi 315 Koperasi Aktif pada tahun 2012, dengan capaian
kinerja dari indikator kinerja Jumlah Koperasi Aktif di Kota Mataram sebesar
96,92%
Jumlah UMKM di Kota Mataram meningkat 17,25% dari 14.218 UMKM pada
tahun 2011 menjadi 16.671 UMKM pada tahun 2012. Capaian kinerja indikator
kinerja Jumlah UMKM di Kota Mataram sebesar 98,12% dimana pada tahun 2012
memiliki target 2.500 UMKM sedangkan realisasinya pada tahun 2012 adalah
2.453 UMKM
Indikator kinerja Jumlah BMT/LKM di Kota Mataram pada tahun 2012 tercapai
100% dengan target 6 BMT/LKM dan realisasi sebesar 6 BMT/LKM.
Jumlah KUMKM yang mendapat bantuan/difasilitasi di Kota Mataram pada
tahun 2012 adalah 70 KUMKM dengan target 70 KUMKM sehingga capaian
kinerjanya adalah 100%
Jumlah peserta KUMKM yang dilatih pada tahun 2012 adalah 742 peserta
KUMKM dengan target 530 peserta KUMKM sehingga capaian kinerjanya adalah
100%
m. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Data penyelenggaraan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mataram, Bakesbangpol Kota
Mataram dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, yakni:
Peningkatan Sumber Daya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja (sebanyak 121
personil diluar tenaga administrasi ) dapat dilihat pada tabel berikut:
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 38
Tabel 2.17 Kegiatan Peningkatan SDM pada Satpol PP Kota Mataram
No. Uraian Jumlah Peserta (orang)
Tahun 2011 Tahun 2012
1 Diklatsar 121 0
2 Dikat Samapta 83 38
3 Bimtek Pengamanan dan Pengawalan (Pamwal)
0 15
4 Diklat SAR (SAR darat & laut) 15 0
Sumber: Satpol PP Kota Mataram
Penanganan gangguan keamanan dan ketertiban. Gangguan keamanan dan
ketertiban yang dapat diatasi pada tahun 2012 sebanyak 270 penertiban.
Jumlah patroli Polisi Pamong Praja pada tahun 2012 dalam penyelesaian
pelanggaran Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban (K3) dalam 24 jam
sebanyak 365 kali.
Penegakan Peraturan Daerah. Penegakan Peraturan Daerah khususnya Perda Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) melalui SP3BSP pada tahun 2012 sebanyak 138 kali.
Rata-rata kejadian gangguan keamanan pertahun per 10.000 penduduk pada
tahun 2011 sebanyak 10 kasus, pada tahun 2012 turun menjadi 5 kasus, atau
turun 50%.
Jumlah Sarana prasarana penunjang tugas lapangan/peralatan keamanan masih
sangat terbatas, yaitu pada tahun 2011 hanya tersedia 25 unit dan pada tahun
2012 turun menjadi 24 unit, karena 1 unit mengalami kerusakan.
Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Kota Mataram sebanyak 22 orang,
namun hingga tahun 2012 hanya tersisa 16 orang, karena 6 orang telah
memasuki masa pensiun.
Pada tahun 2011 jumlah kasus konflik antar umat beragama 4 kasus, namun
yang dapat ditangani hanya 2 kasus, dan pada tahun 2012 juga terjadi 4 kasus
namun yang dapat tertangani hanya 1 kasus.
Dalam rangka pencapaian target indikator kinerja tersebut, Bakesbangpol
melaksanakan kegiatan strategis, berupa: Program peningkatan kenyamanan dan
keamanan lingkungan melalui pelaksanaan Operasi Komunitas Intelejen Daerah
(KOMINDA); Kegiatan pemeliharaan kantramtibmas dan pencegahan tindak
kriminal serta penangan konflik, rakor penangan konflik, rapat FKDM, mediasi
dan fasilitasi penangan konflik, temu bina pencegahan konflik di kalangan
pemuda dan ormas dan rekonsialiasi pacsa konflik.
n. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian dilaksanakan oleh Dinas
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 39
Pendapatan, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kecamatan. Adapun data yang
berkaitan dengan pelaksanaan Urusan Wajib, antara lain:
Daya serap Pendapatan Daerah sebesar 101,88 persen
Daya serap Pendapatan Asli Daerah sebesar 107,81 persen
PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 35,28 persen
Laju pertumbuhan investasi sebesar 36 persen
Jumlah nilai investasi dalam satu tahun sebesar 90,30 persen
Jumlah kontrak kerjasama investasi sebesar 20 persen
Waktu penyelesaian ijin investasi sebesar 75 persen
Daya serap APBD sebesar 84,98 persen
Kinerja keuangan daerah/Opini BPK adalah WDP
SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan tepat waktu
sebesar 91,43 persen.
o. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Badan Penyuluh Pertanian,
Perikanan dan Peternakan dan Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Data
terkait penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan, sebagai berikut:
Tingkat kemisikinan di Kota Mataram pada tahun 2011 yang sebesar 13,18%
Alih fungsi lahan pertanian cenderung meningkat per tahun dimana rata-rata
adalah 25 hektar yang digunakan untuk diperuntukan sebagai fungsi
perdagangan, jasa, perumahan dan lain-lain.
Cakupan layanan penyuluh pada tahun 2012 meningkat sebanyak 53 orang
sehingga saat ini jumlah kelompok tani (poktan) sebanyak 152 orang dengan 37
gabungan kelompok tani (gapoktan).
p. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram. Pengukuran kinerja Urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilakukan melalui indikator kinerja, sebagai
berikut:
Meningkatnya kapasitas dan keberdayaan masyarakat.
Meningkatnya Pokmas Pengguna TTG (Teknologi Tepat Guna) dan Kelembagaan
Ekonomi Produktif Masyarakat.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Meningkatnya kemampuan administrasi aparatur kelurahan.
q. Urusan Wajib Kearsipan
Urusan Kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kota Mataram. Adapun data terkait pelaksanaan Urusan Wajib Kearsipan, antara
lain:
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 40
Pada tahun 2012 jumlah SKPD yang telah menerapkan pengelolaan arsip secara
baku mencapai 19 SKPD dari 87 SKPD (termasuk kelurahan), dengan demikian
baru mencapai 21,84%.
Jumlah tenaga fungsional arsiparis yang ada di Kota Mataram baru tersedia 2
(dua) orang, sedangkan jumlah ideal seharusnya tenaga arsiparis minimal 1
(satu) orang di setiap SKPD, sehingga terdapat kekurangan tenaga arsiparis
sejumlah 85 orang. Untuk penyediaan tenaga arsiparis dapat dilakukan dengan
penyelenggaraan Diklat Arsiparis di Arsip Nasional atau menyelenggarakan
Diklat di Kota Mataram dengan mendatangkan tenaga pengajar dari arsip
Nasional.
r. Urusan Wajib Perpustakaan
Urusan Perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kota Mataram. Data terkait pelaksanaan Urusan Wajib Perpustakaan, antara
lain:
Pada tahun 2012 jumlah perpustakaan kelurahan yang telah dibina sebanyak 50
perpustakaan
Peningkatan minat baca dilaksanakan melalui sosialisasi minat dan budaya baca
dan pada tahun 2012 telah dilaksanakan kegiatan pengembangan minat dan
budaya baca di 20 sekolah se Kota Mataram;
Jumlah kunjungan ke Perpustakaan Kota Mataram terus mengalami
peningkatan, yaitu pada tahun 2011 jumlah kunjungan mencapai 27.549
kunjungan dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 30.513 kunjungan. Jumlah
peminjam pada tahun 2011 sebanyak 6.828 dan pada tahun 2012 sebanyak
4.726 peminjam. Sedangkan jumlah koleksi buku yaitu 30.904 judul dan 70.405
eksemplar pada tahun 2012.
2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
a. Urusan Pilihan Pertanian
Kota Mataram berada di atas tanah yang subur sehingga tanaman pertanian di
wilayah ini tumbuh dengan subur. Luas lahan di Kota Mataram yang digunakan
untuk pertanian hanya 46 persen yaitu 2.880 Ha. Produksi padi di Kota Mataram
selama periode 2010 - 2012, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi
padi meningkat dari 24.236 ton pada tahun 2010 menjadi 27.328 ton pada tahun
2012. Peningkatan produksi ini didukung oleh program intensifikasi pertanian
sehingga waktu panen lebih pendek sehingga luas panen meningkat.
Pada komoditi tanaman pangan yang lain berbeda dengan padi, pada
umumnya pada tahun 2012 mengalami penurunan produksi bahkan tidak ada nilai
produksinya. Untuk tanaman kedelai nilainya turun dari 1.040 ton tahun 2010
menjadi 400 ton di periode 2012. Kondisi ini berbanding lurus dengan luas lahan
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 41
tanaman kedelai tiap tahunnya, dari tahun 2010 sampai 2011 luas panen tanaman
kedelai selalu turun dari 968 hektar di tahun 2010 menjadi 379 hektar di tahun
2012. Untuk produksinya Jagung di Kota mataram pada tahun 2012 ini tidak ada,
terakhir pada tahun 2011 produksinya hanya mencapai 9 ton dengan luas panen 2
hektar.
b. Urusan Pilihan Pariwisata
Sebagai salah satu Destinasi pariwisata, Kota Mataram memiliki potensi
strategis di bidang kepariwisatan. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram
tiap tahunnya selalu meningkat, hal ini terlihat dari jumlah tamu yang menginap di
hotel. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi, selama tahun 2012 pertumbuhan
perhotelan meningkat dengan, dari segi jumlah Hotel dan kamar yang tersedia.
Dengan Tingkat Penghunian Hotel yang naik menjadi 16,28 dapat disimpulkan
bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Mataram bertambah. Jumlah wisatawan
yaitu 285.249 wisatawan. Dengan rincian wisatawan domestik 275.807 wisatawan
dan asing 9.442 wisatawan. Jumlah hotel berbintang 12 hotel dengan jumlah
kamar 962 dan jumlah tempat tidur sebanyak 1.613. Sementara jumlah hotel non
bintang sebanyak 72 hotel dengan jumlah kamar 1.437 kamar dan 2.678 tempat
tidur. Berdasarkan tingkat hunian kamar tahun 2012 sebesar 16,28. Nilai tersebut
mengalami kenaikan yang signifikan dibanding tahun–tahun sebelumnya.
Sementara itu rata-rata menginap tamu asing lebih lama dibanding tamu
domestik. Rata-rata tamu asing menginap 4 sampai 5 hari di tahun 2010 dan 3
sampai 4 hari pada tahun 2012 sedangkan tamu domestik 1 sampai 2 hari di tahun
2010 dan 2 sampai 3 hari pada tahun 2012. Semakin meningkatnya kunjungan
wisatawan ini tidak lepas dari semakin populernya Pulau Lombok sebagai tempat
tujuan wisata. Selain itu banyak penyelenggaraan kegiatan tingkat nasional yang
diselenggarakan di Kota Mataram.
c. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
Kota Mataram yang daerahnya berbatasan langsung dengan laut tentunya
memiliki kekayaan bahari. Salah satunya adalah perikanan laut. Produksi perikanan
laut di Kota Mataram pada tahun 2011 dan tahun 2010 meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya tetapi pada tahun 2012 ini produksinya turun sedikit, yaitu
hanya 1.664 ton. Produksi ikan laut pada tahun 2011 adalah yang tertinggi selama
empat tahun terahir yaitu sebesar, 1.701 ton. Penurunan produksi perikanan laut
merupakan pengaruh cuaca yang kurang bersahabat, yaitu angin kencang sehingga
nelayan cenderung mencari pekerjaan lain.
Berbeda dengan perikanan laut, produksi perikanan darat di Kota Mataram dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan dan sampai tahun 2012 adalah produksi
yang tertinggi. Pada tahun 2009 produksi ikan air tawar mencapai 135,86 ton, pada
tahun 2010 mengalami peingkatan produksi sebesar 65 ton sehingga produksinya
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 42
menjadi 201,96 per tahun. Hasil tersebut berlanjut di tahun 2011 yatu produksinya
mencapai 244 ton per tahun atau naik sebesar 4.82 ton atau 1,9 persen. Di tahun
2012 ini produksinya meningkat lagi menjadi 249 ton. Peningkatan ini dikarenakan
karena perikanan darat dapat dibudidayakan dan di kembangkan, dibandingkan
perikanan laut yang tergantung dari banyak faktor.
d. Urusan Pilihan Perdagangan
Urusan Pilihan Perdagangan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kota Mataram. Data yang berkaitan dengan pelaksanaan Urusan
Pilihan Perdagangan, antara lain:
Perkembangan Pedagang Kaki Lima pada tahun 2011 berjumlah 28 titik dan
berkembang menjadi 35 titik pada tahun 2012.
Permohonan ijin usaha meningkat 14,18% dari target 94,27%
Adanya penggangguran terbuka dimana penyerapan tenaga kerja pada tahun
2012 sebesar 59.072 orang atau meningkat 11,00% dari tahun 2011 (53.190
orang)
Nilai investasi yang terus berkembang dimana pada tahun 2012 sebesar Rp.
766.508.602.000,-, naik 38,31% sehingga total investasi keseluruhan pada tahun
2012 sebesar Rp. 2.767.459.407.000,-
Perkembangan pasar modern yang terus meningkat
Penyelesaian sengketa konsumen pada tahun 2012 belum tuntas sebanyak 5
kasus dari 21 kasus yang dilaporkan hanya baru terselesaikan 16 kasus.
Jumlah produk yang belum diawasi pada tahun 2012 ditargetkan sebanyak 89
produk sedangkan yang baru terealisasi sebanyak 10 produk atau 11,23%
e. Urusan Pilihan Industri
Sektor industri pengolahan mempunyai peranan yang cukup penting dalam
pembentukan perekonomian Kota Mataram. Dalam pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), sumbangan sektor industri mencapai 10 persen.
Salah satu usaha yang harus dilakukan agar sektor industri berkembang dan
menjadi motor penggerak perekonomian Kota Mataram di masa datang adalah
dengan meningkatkan nilai produksi sektor industri itu sendiri. Selama kurun
waktu 2008 - 2012 produksi sektor industri mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Tahun 2008 nilai produksi mencapai 785 milyar rupiah meningkat sedikit
menjadi 929 milyar rupiah pada tahun 2010, 2011 sebesar 987 dan terahir pada
tahun 2012 meningkat sebesar 1.015 milyar rupiah.
Data dari Dinas Koperindag Kota Mataram menyebutkan bahwa jumlah tenaga
kerja yang terserap di sektor industri formal maupun informal mencapai 17 ribu
orang lebih pada tahun 2012 yang meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah usaha
yang ada di Kota Mataram mengalami penurunan.Tahun 2011 jumlah usaha
industri di Kota Mataram mencapai 3.103 usaha menjadi 2.686 usaha pada tahun
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 43
2012, tetapi nilai investasi tetap meningkat pada tahun 2012 nilainya mencapai
80,27 Milyar.
Besarnya nilai produksi tentu tidak lepas dari nilai investasi yang telah
dikeluarkan, semakin besar investasi yang dikeluarkan tentunya berbanding lurus
dengan hasil yang akan di dicapai. Meningkatnya nilai produksi dari sektor industri
di kota Mataram dikarenakan meningkatnya nilai investasi yang juga naik dari
tahun ke tahun kecuali pada tahun 2009 yang sempat menurun. Pada tahun 2008
investasi sebesar 67 milyar rupiah, tahun 2009 sebesar 39 milyar rupiah, tahun
2010 sebesar 80 milyar rupiah, tahun 2011 sebesar 93 milyar rupiah dan tahun
2012 masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 93 milyar rupiah.
Produksi yang tinggi tercapai karena adanya faktor produksi yang berkualitas.
Salah satu faktor produksi pada industri yang harus tersedia adalah Bahan Baku.
Nilai bahan baku yang digunakan pada produksi sektor industri tiap tahunnya
selalu meningkat. Pada tahun 2008 nilai bahan baku yang digunakan sebesar 426
milyar rupiah. Tahun 2009 sempat terjadi penurunan nilai bahan baku yang
digunakan, tahun berikutnya terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 573
milyar rupiah.
f. Ketransmigrasian
Tujuan transmigrasi asal Kota Mataram tahun 2012 nihil, namun pada tahun
2010 dan tahun 2011 yaitu Provinsi Kalimanatan Barat, Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Barat, sebagaimana tabel terlampir.
Tabel 2.18 Jumlah Transmigrasi Keluar Provinsi menurut Daerah Tujuan
Tahun 2010-2012
No Daerah Tujuan Jumah (KK)
TA. 2010 TA. 2011 TA. 2012
1 Kalimantan Barat 5 10 0
2 Sulawesi Tenggara 5 3 0
3 Sulawesi Barat 0 2 0
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Provinsi NTB, 2012
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2014 adalah
sebesar Rp. 961,096 milyar atau meningkat 18,26 persen dari yang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 812,709 Milyar.
Dari sisi daya saing anggaran daerah, penerimaan pendapatan daerah Kota
Mataram tahun 2012 di dominasi oleh oleh dana perimbangan dengan perbandingan
terhadap PAD sebesar 70:30 kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari Dana
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 44
Perimbangan. Pada tahun 2011 total penerimaan daerah Kota Mataram adalah Rp. 735
milyar, meningkat Rp. 56 milyar dari tahun lalu dan Rp. 13 milyar lebih banyak dari yang
ditargetkan.
Ukuran lain yang dapat menggambarkan perekonomian wilayah adalah besarnya
investasi swasta yang masuk (PMA dan PMDN). Dalam era otonomi daerah, persaingan
investor asing cenderung semakin ketat. Meskipun investasi asing sebagian besar
merupakan industri padat modal, tetapi banyak daerah berkeinginan untuk
meningkatkan investasi asing di daerahnya untuk mempercepat berkembangnya
perekonomian daerah, pemerintah daerah harus mampu meningkatkan pertumbuhan
investasi di daerahnya tidak hanya yang berskala besar seperti dilakukan oleh PMA atau
PMDN, namun investasi yang dilakukan masyarakat menengah ke bawah juga sangat
penting karena dengan bertambahnya investasi diharapkan akan dapat menyerap tenaga
kerja lebih banyak sehingga nantinya masalah pengangguran dapat teratasi.
Jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kota Mataram adalah sebanyak 54
investor dengan rincian 16 Investor Asing, dan 38 Investor Dalam Negeri. Sementara
jumlah investasi PMDN dan PMA di Kota Mataram pada tahun 2011 sebesar Rp. 58,066
Milyar untuk PMDN, dan Rp. 2,217 Milyar untuk PMA. Bidang usaha investasi yang telah
ada saat ini antara lain:
Jasa Telekomunikasi Seluler,
Perdagangan (ekport-import),
Jasa rekreasi wisata,
Jasa konsultansi pengembangan bisnis dan manajemen,
Biro perjalanan wisata, dan,
Jasa penyediaan gedung perkantoran dan pusat bisnis.
Tabel 2.19
Perkembangan Nilai Investasi PMA dan PMDN
Di Kota Mataram Tahun 2007-2011
Tahun Nilai Investasi
(Milyar Rupiah)
2007 16.787,57
2008 19.641,46
2009 22.228,31
2010 40.790,00
2011 128.685.00
Sumber : Badan Penanaman Modal Provinsi NTB, 2012
Peningkatan nilai investasi yang cukup signifikan mengindikasikan iklim keamanan
yang kondusif, serta peran aktif semua pihak dalam meningkatkan minat investor dalam
menanamkan modalnya di Kota Mataram. Besarnya nilai investasi yang masuk juga
memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan perekonomian Kota Mataram.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 45
Selama kurun waktu 2007–2011 terjadi peningkatan nilai investasi yang
ditanamkan di wilayah Kota Mataram. Jika dibandingkan dengan tahun 2010,
peningkatan nilai investasi pada tahun 2011 mencapai 215,48 persen.
2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN
BERJALAN DAN REALISASI RPJMD
Bagian ini merupakan telaah terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan
pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah dilakukan dengan melakukan
akumulasi capaian program dan kegiatan tahun 2013 yang dapat dilihat dari seberapa
besar capaian masing-masing sasaran strategis RPMJD 2011-2015 di tahun 2013.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan selama tahun 2013 dapat dilihat dari
tingkat capaian masing-masing Misi RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015, dengan
mengacu pada penetapan sasaran-sasaran strategis dengan mengimplementasikan
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana Keputusan Walikota Mataram
Nomor: 657/IX/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Mataram
Tahun 2011-2015.
Dengan mengacu pada 5 (lima) MISI RPJMD, kerangka pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan tetap diarahkan dalam upaya pencapaian sasaran
strategis melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian kinerja pemerintahan selama
lima tahun (2011-2015). Adapun sasaran strategis dimaksud, sebagai berikut:
1. Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram
2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama
3. Meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat
5. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan
lokal.
6. Meningkatnya kesetaraan gender.
7. Meningkatnya kualitas keluarga
8. Meningkatnya pendapatan per kapita.
9. Meningkatnya upaya penanganan maslaah sosial ekonomi masyarakat.
10. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja.
11. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah.
12. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah
13. Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber
daya lokal.
14. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah.
15. Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM.
16. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha
17. Meningkatnya kepastian berinvestasi.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 46
18. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good
Governance.
19. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP.
20. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik.
21. Meningkatnya fungsi saluran drainase.
22. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air.
23. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai.
24. Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman
kumuh.
25. Meningkatnya ketersediaan media expresi dan ruang publik.
26. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan
lingkungan hidup.
27. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah.
Pencapaian 27 Sasaran Strategis RPJMD Kota Mataram 2011-2015 merupakan
muara dari seluruh capaian yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
terkait implementasi setiap urusan dan program. Sasaran merupakan bagian integral
dalam proses perencanaan kinerja dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan
dan memantau pencapaian kinerja Pemerintah Kota Mataram. Sasaran kinerja juga lebih
menjamin suksesnya pelaksanaan rencana kinerja program yang menyangkut
keseluruhan Satuan Kerja Pemerintah Kota Mataram.
Masing-masing sasaran strategis telah memiliki indikator capaian kinerja, dengan
mengukur seberapa besar target-target indikator kinerja setiap urusan dalam RKPD 2013
dapat dicapai. Apabila capaian program dan kegiatan melampaui target indikator berarti
pelaksanaan program dan kegiatan dinilai berhasil. Namun jika pencapaian program dan
kegiatan dibawah target yang telah ditetapkan, maka dalam penetapan prioritas
selanjutnya dipertimbangkan untuk dientaskan dan kemungkinan dilanjutkan ke tahap
program dan kegiatan berikutnya.
Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program tahun 2013 ada dua hal utama yang
dinilai, yakni: capaian kinerja indikator makro dan capaian pelaksanaan program RKPD
2013. Indikator makro merupakan variabel-variabel yang berdampak luas. Oleh karena
itu, indikator makro lebih berorientasi kepada pencapaian target-target visi ataupun misi
yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2011-2015. Sedangkan capaian pelaksanaan program
RKPD 2013 diukur dari seberapa besar pencapaian dari target-target urusan wajib dan
urusan pilihan sebagaimana tertuang dalam RKPD 2013.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 47
Gambar 2.8: Keterkaitan Misi dan Sasaran Strategis
MISI 1
MISI 2
SASARAN STRATEGIS
1. Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota
Mataram.
2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam
kehidupan beragama.
Meningkatkan rasa “AMAN” masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama
dan budaya
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing
1. Meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Meningkatnya kualitas dan derajat
kesehatan masyarakat.
3. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan
budaya yang mencerminkan kearifan lokal.
4. Meningkatnya kesetaraan gender.
5. Meningkatnya kualitas keluarga
MISI 3
Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah
1. Meningkatnya pendapatan per kapita.
2. Meningkatnya upaya penanganan masalah
sosial ekonomi masyarakat.
3. Meningkatnya ketersediaan lapangan
kerja.
4. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan
ekonomi daerah.
5. Meningkatnya efektivitas pemenuhan
kebutuhan pangan daerah.
6. Meningkatnya efektivitas pengembangan
potensi unggulan daerah berbasis sumber
daya lokal.
7. Meningkatnya kemandirian pembiayaan
daerah.
8. Meningkatnya efektivitas pengembangan
sistem dan akses permodalan UMKM.
9. Meningkatnya efektivitas pengembangan
usaha.
10. Meningkatnya kepastian berinvestasi.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 48
Berikut adalah telaah hasil evaluasi capaian kinerja sasaran:
Tabel 2.13
CAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS RPJMD KOTA MATARAM 2011-2015 (TAHUN 2013)
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram.
Cakupan penanganan Keamanan, Ketentaraman dan Ketertiban (K3)
% 90 85,18 94,62
Indeks Demokrasi % 99 98,01 99,00
Cakupan penanganan konflik
kasus 48 21 95,84
Penyelesaian Pelanggaran Hukum/HAM
kasus 200 189 94,50
MISI 4
Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good
Governance)
1. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan Good Governance
2. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan
SOP.
3. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan
kualitas pelayanan publik.
4. Meningkatnya efektivitas pengembangan
sistem dan akses permodalan UMKM.
5. Meningkatnya efektivitas pengembangan
usaha.
6. Meningkatnya kepastian berinvestasi.
1. Meningkatnya fungsi saluran drainase. 2. Meningkatnya ketersediaan kawasan
resapan air. 3. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan
pantai. 4. Meningkatnya penanganan perumahan tidak
layak huni dan kawasan permukiman kumuh.
5. Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik.
6. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup.
7. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan
MISI 5
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 49
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
Penegakan Peraturan Daerah
% 17 17 100,00
Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama
Pertemuan antar umat beragama
% 90 89 98,89
Jumlah konflik antar umat beragama dalam satu tahun
kali 4 3 75,00
Jumlah kegiatan keagamaan dalam satu tahun
kali 520 467 89,81
Meningkatkan kualitas pendidikan.
Angka Melek Huruf - 99,60 92,25 92,62
Rasio Lama Sekolah thn 10,50 9,68 92,19
Angka Partisipasi Kasar SD:
SMP : SMA :
105,27 114,19 116,96
109,36 104,92 89,41
103,88 91,88 85,41
Angka Partisipasi Murni SD:
SMP : SMA :
89,68 79,01 79,97
97,42 76,73 64,66
108,63 97,11 80,85
Guru yang memperoleh sertifikasi (S1/DIV)
org 88 83 94,31
Rata-rata kunjungan perpustakaan
kali / tahun
35.000 30.513 87,18
Cakupan layanan perpustakaan
% 205 158 77,07
Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat
Angka Kelangsungan Hidup Bayi per / 1000 kelahiran hidup
% 45,00 43,22 96,05
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
% 99,00 97,44 98,43
Angka Harapan Hidup thn 67,62 67,13 99,28
Prevalensi Gizi Buruk % 2,50 2,50 100,00
Cakupan Kelurahan UCI % 99 98 98,99
Rasio Tenaga Medis per 1.000 penduduk
- 13,03 7,00 53,73
Cakupan Layanan Puskesmas
% 1,5 1,7 113,33
Rasio Rumah Sakit per 10.000 penduduk
RS 1:26.149 1:40.691 155,61
Jumlah Posyandu Aktif buah 400 343 85,75
Cakupan JAMKESMAS jiwa 89.647 89.647 100,00
Prevalensi HIV/AIDS % 0,01 0,05 50,00
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 50
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
Meningkatnya internalisasi nilai seni & budaya ygmencerminkan kearifan lokal.
Jumlah Event budaya daerah dalam satu tahun
kali 75 60 80,00
Jumlah pembinaan kelompok budaya
kelompok
45 42 93,33
Meningkatnya kesetaraan gender.
Indeks Pemberdayaan Gender
- 50 57,77 115,54
Angka Melek Huruf Perempuan
- 100 90,03 90,03
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan
% 1.718 1.413 82,25
Jumlah kasus KDRT kasus 0,61 0,413 68,86
Meningkatnya kualitas keluarga
Peningkatan jumlah Keluarga Sejahtera
keluarga
111.288 78.950 70,94
Cakupan layanan KB PUS 65.763 42.104 64,02
Meningkatnya pendapatan per kapita.
PDRB per Kapita Rp 13.000.00
0 14.628.90
3 113,00
Paritas Daya Beli Rp 900.000 1.043.000 116,00
Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat.
Penduduk miskin jiwa 15,00 11,87 79,13
Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja.
Cakupan partisipasi angkatan kerja
% 78,02 93,30 119,58
Penduduk tidak bekerja % 95,00 93,40 98,32
Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi daerah
% 9,29 10,52 113,24
Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah
Luas lahan Pertanian % 18,39 2,19 69,64
Cakupan layanan penyuluhan
% 93 68,17 73,30
Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
% 15,00 10,08 67,20
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 51
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
daerah berbasis sumber daya lokal.
Kontribusi sektor perdagangan, hotel & restoran terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
% 25,00 23,27 93,08
Jumlah kelompok sadar wisata
Kel. 150 145 96,66
Angka kunjungan wisatawan
orang 300.000 283.309 94,44
Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah.
Daya serap Pendapatan Daerah
% 100 101,88 101,88
Daya serap PAD % 100 107,81 107,81
PAD terhadap Dana Alokasi Umum (DAU)
% 35,00 12,35 35,28
Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem & akses permodalan UMKM.
Usaha mikro dan kecil % 25.000 22.768 91,07
UMKM yang mendapat bantuan permodalan
% 500 351 70,20
Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha.
Rasio Wirausaha Baru WUB 10.000 8.550 85,50
Koperasi Berkualitas % 130 111 85,34
Koperasi Aktif % 413 315 75,90
Meningkatnya kepastian berinvestasi.
Laju pertumbuhan investasi
% 3,00 1,08 36,00
Jumlah nilai investasi dalam satu tahun
Milyar Rp.
2.000 1.806 90,30
Jumlah kontrak kerjasama investasi
kontrak 10 2 20,00
Waktu penyelesaian ijin investasi
hari 20 15 75,00
Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance
Peran serta masyarakat dalam MPBM
% 95
86,00 90,52
Penetapan Perwal RKPD tepat waktu
% 100 100,00 100,00
Renstra SKPD yang mengacu RPJMD
% 100 100,00 100,00
Renja SKPD mengacu RKPD
% 100 100,00 100,00
Penyampaian KUA-PPAS RAPBD tepat waktu
% 100 100,00 100,00
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 52
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
Jumlah temuan pemeriksaan yang ditindaklanjuti
temuan 1.556 857 55,08
Jumlah aparatur yang memiliki kualifikasi auditor
aparatur
38 19 50,00
Daya serap APBD % 90 76,49 84,98
Peningkatan kinerja keuangan daerah/Opini BPK
opini WTP WDP -
Tingkat pengelolaan asset daerah
% 100 97 97,00
SKPD pengelola arsip yang baik
SKPD 35 35 100,00
SKPD yang menyampaikaan Laporan Realisasi Fisik & Keuangan tepat waktu
SKPD 35 32 91,43
SKPD yang menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya
SKPD 35 31 88,57
Tingkat disiplin PNS % 95 91,32 96,13
Pejabat yang telah mengikuti diklat struktural
% 100 84,56 84,56
SKPD yang kelembagaannya sesuai kebutuhan dan aturan
% 35 35 100,00
Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP
SKPD dengan SPM dan SOP
SKPD 20 15 75,00
SKPD yang menerapkan SPM dan SOP
SKPD 20 15 75,00
Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik.
Cakupan layanan air bersih
% 40 41,54 103,85
Jalan dalam Kondisi Baik
km 319.000 256.453 80,25
Cakupan layanan persampahan
% 95 91,00 95,59
Rasio penduduk ber-KTP
% 50,00 49,56 99,12
Meningkatnya fungsi saluran
Cakupan drainase dalam kondisi baik
% 78,50 88,28 112,46
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 53
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
2013 REALISASI
2013 %
drainase.
Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air
Ketersediaan kawasan resapan air
% 80 73,15 91,44
Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai.
Rasio sempadan sungai dan pantai yang dipakai bangunan liar
- 13,06 9,94 76,11
Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh.
Rumah tidak layak huni % 1.500 1.241 82,73
Rasio kawasan permukiman kumuh
hektar 29,47 27,97 94,91
Rumah tinggal ber-sanitasi
unit 80,00 75,46 94,33
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS)
TPS 6,00 4,10 68,33
Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik.
Cakupan ketersediaan ruang publik
% 95 93,50 98,42
cakupan ketersediaan fasilitas media ekpresi
% 95 94,60 99,58
Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup.
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
% 15,30 13,00 84,97
Rasio tempat pemakaman umum
hektar 20,00 19,35 96,75
Bangunan ber-IMB % 87,00 85,12 97,83
Alih fungsi lahan pertanian
% 5,00 8,22 60,82
Meningkatnya efektivitas
layanan penanggulangan bencana daerah
Cakupan bencana yang dapat ditangani dalam satu tahun
% 85 83,35 98,06
2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam mengidentifikasi permasalahan strategis yang dihadapi oleh Kota Mataram
juga dilakukan berdasarkan pendekatan 4 (empat) aspek yang digunakan untuk
mengukur Keberhasilan kinerja pembangunan daerah, yaitu (a) aspek geografis dan
demografi; (b) aspek Kesejahteraan rakyat; (c) aspek pelayanan, dan (d) aspek daya saing.
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 54
a) Aspek Geografis dan Demografis, permasalahan yang dihadapai adalah:
1. Jumlah penduduk mencapai 419.641 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk
mencapai 2,14% per tahun menggambarkan tingginya tingkat kepadatan
penduduk Kota Mataram yang mencapai angka rata-rata 6.845 jiwa/km2 pada
2013.
2. Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian cukup tinggi di
Kota Mataram. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya lahan pertanian seluas
4,8 Ha per tahun.
3. Masih tingginya permukiman padat dan kumuh di Kota Mataram. Menurut data
luas kawasan kumuh di Kota Mataram seluas 303,58 Ha.
4. Masih terdapat titik genangan air serta ancaman bencana abrasi khususnya bagi
masyarakat pesisir pantai Ampenan yang sulit dikendalikan dan diprediksi
secara pasti.
b) Aspek Kesejahteraan Rakyat
1. Masalah-masalah kesehatan yang masih dihadapi dan perlu mendapat perhatian
lebih lanjut di antaranya adalah tingginya angka kematian ibu dan bayi;
penyebaran penyakit menular serta status gizi bayi dan balita; masih rendahnya
perilaku hidup bersih dan sehat masyakat serta peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan.
2. Kemajuan pembangunan Kota Mataram berdampak pada tingginya urbanisasi
karena “daya tarik” para pencari pekerjaan di Kota Mataram. Tidak saja dari
penduduk kota Mataram, tetapi penduduk dari luar Kota Mataram. Sementara
jika dilihat data penduduk menurut struktur penduduk Kota Mataram pada
kelompok usia produktif (15-64 tahun) berjumlah 64.2%, namun kelompok ini
memiliki akses yang lemah terhadap pasar kerja dan sektor produktif. Sehingga
hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran di Kota Mataram. Akibatnya
tingginya angka pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja, angka
kemiskinan juga belum dapat dikurangi secara signifikan. Angka kemiskinan
mencapai 39% dari jumlah penduduk.
c) Aspek Pelayanan
1. Belum meratanya kualitas pendidikan dan lemahnya pengawasan
penyelenggaraan pendidikan. Masalah ini selalu mencuat ketika masa
penerimaaan siswa baru setiap tahun ajaran baru dimulai. Hal ini dipicu akibat
adanya dikotomi istilah “sekolah favorit dan non favorit”. Akhirnya kondisi ini
cenderung dimanfaatkan untuk praktek penerimaaan siswa baru secara tidak
transparan dan untuk itu diperlukan pengawasan dalam penyelenggaraan
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.
2. Belum optimalnya akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya serta ketersediaan tenaga SDM dengan jumlah dan kompetensi yang
Pemerintah Kota Mataram
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2015 55
memadai sehingga pelayanannya menjadi belum optimal. Disisi lain akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin juga masih perlu ditingkatkan.
3. Belum optimalnya pelayanan air bersih bagi masyarakat miskin. Salah satu
masalah pelayanan infrastruktur dasar (utilitas) masyarakat perkotaan adalah
air bersih.
4. Belum optimalnya pelayanan persampahan. Volume sampah di Kota Mataram
secara signifikan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas rumah
tangga di wilayah pemukiman baru, serta kawasan perdagangan dan jasa yang
tumbuh secara merata di wilayah kota. Hal ini disebabkan kemampuan dan
keterbatasan sarana prasarana serta perilaku masyarakat yang belum memiliki
pengetahuan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat.
5. Kurang tersedianya sarana prasarana pendukung untuk ketertiban dan
keselamatan berlalu lintas serta masalah kemacetan di beberapa titik dan waktu-
waktu tertentu.
d) Aspek Daya Saing
1. Tingkat ketergantungan daerah masih sangat tinggi. APBD kecil dan sangat
tergantung pada Dana Alokasi Umum (DAU), sementara kontribusi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terhadap APBD masih rendah.
2. Pelayanan perijinan yang belum didasarkan pada standar pelayanan minimum
yang dipersyaratkan khususnya dalam memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat, disamping itu, belum adanya pedoman untuk insentif dalam
berinvestasi serta masih lemahnya data dan informasi peluang investasi.