Etika Dan Pelayanan Pada Bidang Industri Farmasi

  • Upload
    nur-aji

  • View
    659

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

PELAYANAN DAN ETIKA PADA BIDANG INDUSTRI FARMASI

I. Pendahuluan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/ MenKes/ SK/ V/ 1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi. Industri Farmasi adalah Industri Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Industry farmasi memiliki peran penting dalam menjami dan memperbaiki kesehatan masyarakat, menghasilkan obat untuk mengatasi berbagai pennyakit dan menjamin pelayanan kesehatan yang berkesinambungan bagi generasi sekarang dan mendatang. Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang pembuatan obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas obat mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap industri farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Industri farmasi sebagai produsen obat, mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa menghasilkan obat yang bermutu serta aman saat digunakan maupun disimpan. Mutu suatu obat tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan pemeriksaan produk akhir saja, melainkan harus dibentuk ke dalam produk selama keseluruhan proses pembuatan. Pengawasan dan pengendalian mutu dilakukan mulai dari pengadaan bahan awal, proses pembuatan, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu, seperti bangunan, peralatan, personalia sampai suatu produk siap untuk dipasarkan. Dengan kata lain melalui CPOB kualitas dari obat tidak hanya ditentukan dari hasil akhir, tetapi juga dipengaruhi aspek-aspek lain yang mempengaruhi produksi. Salah satu upaya yang dilakukan industri farmasi dalam rangka meningkatkan kualitas obat yang diproduksinya yaitu dengan menerapkan GMP (Good

Manufacturing Practise). Di Indonesia, istilah GMP lebih dikenal dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang dinamis. Melalui pedoman CPOB semua aspek yang berhubungan dengan produksi dan pengendalian mutu obat diperhatikan dan ditentukan sedemikian rupa dengan tujuan untuk menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Produksi obat yang baik adalah produksi yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan CPOB. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk pelayanan yang dilakukan oleh industry farmasi adalah menjamin konsumen menerima obat bermutu tinggi. Agar konsumen/ pasien menerima obat bermutu tinggi diperlukan suatu proses jaminan mutu yaitu melalui CPOB. Sehingga industryi farmasi di Indonesia diwajibkan mengikuti pedoman CPOB.

II. Kode Etik Industry Farmasi Promosi obat etikal yang etis sangat penting bagi misi industri farmasi dalam membantu pasien dengan menemukan, mengembangkan dan memasarkan obat baru. Promosi etis membantu memastikan profesi kesehatan mendapat akses informasi yang dibutuhkan, pasien mendapat akses obat yang dibutuhkan dan obat diresepkan dan digunakan dengan tujuan memberikan manfaat kesehatan yang maksimum bagi pasien. Tujuannya adalah untuk menetapkan standar tinggi yang harus dipatuhi oleh industri farmasi dalam melaksanakan kegiatan promosi produk farmasi yang etis kepada profesi kesehatan dan menetapkan proses pendisiplinan diri untuk

memastikan bahwa interaksi anggota dengan profesi kesehatan telah pantas dan dianggap demikian adanya untuk melayani kepentingan publik sebaik-baiknya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan penggunaan obat yang rasional.

A. Pelaksanaan Kode Etik Hubungan anggota dengan profesi kesehatan dimaksudkan untuk memberi manfaat kepada pasien dan untuk meningkatkan mutu praktek kedokteran. Interaksi harus difokuskan pada pemberian informasi kepada profesi kesehatan, pemberian informasi ilmiah dan edukasi, serta mendukung riset medis dan pendidikan.

B. Informasi dan Klaim/Narasi Informasi dan klaim/narasi mengenai suatu produk farmasi harus jujur, objektif, akurat dan menyajikan bukti yang berimbang. Informasi dan klaim juga harus disajikan dengan standar etika yang tinggi, sesuai dengan informasi produk yang disetujui terakhir oleh Badan POM dan disajikan sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan atau memiliki arti ganda. Informasi yang diberikan harus berdasarkan data evaluasi mutakhir dengan ditunjang bukti ilmiah yang sah, akurat, jelas dan disajikan sedemikian rupa agar tidak menyesatkan. Data ilmiah harus dilengkapi daftar rujukan dan dapat ditelusuri. Data dari uji in-vitro dan uji binatang harus ditandai dengan keterangan secara jelas, sehingga tidak memberikan kesan yang salah dan menyesatkan. Kriteria ini berlaku untuk produk yang sedang dipromosi maupun untuk produk lain yang dikutip sebagai referensi atau untuk tujuan perbandingan. Perusahaan hendaknya melayani permintaan informasi dari profesi kesehatan dengan objektifitas dan itikad baik, memberikan data secara akurat dan relevan. Jawaban terhadap informasi yang diminta untuk menunjang suatu klaim promosi harus dapat dipenuhi dalam waktu 3 bulan setelah tanggal permintaan. Informasi tentang keamanan produk, serta kontra indikasi, peringatan dan efek samping harus sesuai dengan yang disetujui oleh Badan POM. Kata "aman" dan "tidak ada efek samping" seharusnya dihindarkan dan tidak digunakan tanpa batasan atau penjelasan. Semua perusahaan diwajibkan melaporkan ADR (adverse drug reaction) yang berkaitan dengan produknya sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga terkait. Semua perusahaan perlu mempunyai sistem dan prosedur yang benar

untuk mengumpulkan, memonitor dan melaporkan ADR untuk memenuhi persyaratan internasional. Informasi, klaim/narasi promosi, data dan audio penunjung, presentasi grafis atau visual lain tidak boleh secara langsung atau secara tidak langsung menyesatkan dengan menghilangkan bagian tertentu atau menyimpang dari bukti-bukti atau pendapat ahli. Informasi harus berdasarkan pada bukti ilmiah yang sah dan sesuai dengan informasi produk yang disetujui oleh Badan POM. Beberapa contoh dari yang tidak diizinkan dan dianggap sebagai pelanggaran Kode Etik ini: 1. Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau pengalaman klinis yang tidak dapat divalidasi. Oleh karena itu, disarankan untuk mengutip hasil suatu studi spesifik yang telah dipublikasikan. 2. Menggunakan atau mengutip data dari suatu studi yang tidak relevan terhadap klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk mendukung suatu klaim tanpa referensi terhadap studi yang dipublikasikan. 3. Klaim berdasarkan data yang yang tidak dapat dipakai lagi, misalnya yang telah terbukti tidak sah atau telah digantikan dengan hasil riset lebih mutakhir. 4. Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan informasi produk informasi yang telah disetujui Badan POM. 5. Menggunakan data in-vitro atau data studi binatang tanpa disebutkan dengan jelas atau disajikan sedemikian rupa sehingga menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data yang dipakai adalah data in-vivo atau data studi pada manusia. 6. Penyajian atau lay-out yang yang memberi penafsiran yang salah atau menyesatkan misalnya: menyajikan data penting dan relevan, namun tidak menunjang klaim promosi, dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran skala pada grafik/bagan dan sebagainya untuk mendistorsikan perbandingan dengan produk pesaing. 7. Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa dasar ilmiah atau yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau yang tidak memiliki relevansi dengan produk yang sedang dipromosikan.

8. Klaim yang memberi kesan produk efektif untuk suatu indikasi tertentu tetapi mengabaikan informasi peringatan yang berlaku untuk penggunaan kondisi tersebut. 9. Klaim-klaim yang menggunakan kutipan atau bukti sebagai berikut: a. Yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara menyesatkan, b. Yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar konteks yang sebenarnya, c. Yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud penulis yang sebenarnya. 10. Klaim-klaim non medis atau non ilmiah yang tanpa bukti. 11. Klaim-klaim superlatif yang tak memenuhi syarat atau klaim-klaim yang sepihak 12. Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak berdasarkan bukti yang sah secara ilmiah atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang ada, atau yang tidak objektif dan tidak wajar. Suatu perusahaan tidak diperkenankan dengan sengaja menjiplak materi pemasaran/promosi/iklan dari perusahaan lain sehingga dapat menyesatkan atau membingungkan. Nama atau foto profesi kesehatan atau institusi tidak boleh digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang melanggar Kode Etik kedokteran. Nama dan foto mereka boleh digunakan dalam prosiding pertemuan ilmiah (bila profesi kesehatan tersebut menyajikan presentasi), tetapi tidak boleh digunakan dalam brosur promosi, iklan dalam jurnal dan sejenisnya. Suatu produk tidak boleh dipromosikan sebelum mendapat izin edar dari Badan POM. Akan tetapi ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk membatasi hak-hak para ilmuwan serta masyarakat umum untuk mendapatkan informasi lengkap atas kemajuan dalam bidang ilmiah dan kedokteran, dengan ketentuan bahwa hasil penelitian telah diakui secara internasional. Ketentuan ini juga tidak dimaksudkan untuk membatasi pertukaran informasi ilmiah sepenuhnya dan sebaik-baiknya mengenai suatu produk, termasuk penyebaran temuan investigasi penyelidikan di

media komunikasi ilmiah maupun awam serta melalui kongres ilmiah. Ketentuan ini juga tidak dimaksudkan untuk membatasi komunikasi terbuka dengan pemegang saham dan pihak lainnya yang terkait perihal produk tersebut, sebagaimana diperlukan menurut undang-undang atau peraturan. Dalam hal suatu konferensi ilmiah internasional atau regional dilangsungkan di Indonesia, hasil-hasil temuan penelitian dari suatu produk yang belum mendapatkan izin edar di Indonesia dari Badan POM boleh dikomunikasikan sepanjang dilakukan dengan cara yang tepat dan bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 2 dari Kode Etik ini. Juga harus dilengkapi dengan: 1. Pernyataan yang menerangkan bahwa produk belum mendapat izin edar Badan POM di Indonesia, atau 2. Keterangan yang menyebutkan bahwa status registrasi dapat berbedabeda secara internasional, dan 3. Pernyataan keterangan yang menyebutkan di negara mana saja produk telah terdaftar dan menjelaskan produk belum tersedia secara lokal.

C. Medical Representative 1. Perusahaan bertanggungjawab sepenuhnya atas kualitas dan perilaku para medical representatif. 2. Medical representatif harus mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dan perusahaan bertanggungjawab untuk memberikan latihan pengetahuan teknis tentang kewajibannya. 3. Medical representatif sebaiknya harus diakreditasi, sistem akreditasi dapat ditetapkan oleh GP Farmasi dengan bekerjasama dengan organisasi profesi maupun instansi pemerintah yang terkait. 4. Medical representatif harus dapat memberikan keterangan teknis yang berimbang, akurat, dan etis kepada para anggota organisasi profesi kesehatan.

5. Para medical representatif hendaknya dilarang memberikan imbalan atau janji untuk memberikan imbalan kepada anggota profesi kesehatan dalam bentuk material yang tidak sesuai dengan Pasal 5 dibawah ini. 6. Dalam menjalankan tugasnya para medical representatif hendaknya mentaati tata krama kunjungan ke anggota profesi kesehatan. 7. Pengaturan Medical representatif dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan peraturan/undang-undang yang dikeluarkan oleh instansi yang terkait dengan industri farmasi maupun pedagang besar farmasi atau perusahaan yang sejenis. D. Simposium, Kongres Dan Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Simposium, kongres, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB), dan sejenisnya, penting untuk penyebaran ilmu pengetahuan dan pengalaman. Tujuan ilmiah harus merupakan fokus utama dalam menyelenggarakan pertemuan tersebut diatas. Partisipasi suatu perusahaan atau asosiasi dalam menyelenggarakan simposium, kongres, atau kegiatan sejenis harus diungkapkan secara jelas, baik selama pertemuan maupun dalam buku acara pertemuan tersebut. Perusahaan tidak diperbolehkan menawarkan induksi, hadiah/penghargaan, insentif,donasi,finansial, dan bentuk lain yang sejenis kepada profesi kesehatan. Dukungan apapun yang diberikan kepada seorang profesi kesehatan untuk menghadiri pertemuan ilmiah tidak boleh disyaratkan/dikaitkan dengan kewajiban untuk meresepkan suatu produk. Bila perusahaan memberikan sponsor secara individual, pemberian itu harus dibatasi pada tingkat yang wajar, seperti pembiayaan untuk registrasi akomodasi dan makan, transportasi ke dan dari tempat acara. Tidak dibenarkan membayar biaya perjalanan pendamping atau penggembira, suami / istri atau keluarga dari dokter peserta. Dilarang memberikan honorarium atau kompensasi kepada profesi kesehatan untuk menghadiri pertemuan ilmiah. (Honorarium diperbolehkan untuk mempromosikan atau

pembicara/moderator pada suatu pertemuan lihat ayat 3.5 di bawah).

Honorarium Pembicara/Moderator Pembayaran honorarium dan pengeluaran pribadi secara wajar, termasuk biaya perjalanan untuk pembicara/ moderator merupakan hal yang lazim dan wajar. Honorarium untuk pembicara / moderator lokal pada pertemuan lokal tidak boleh melebihi USD 300 atau yang setara dengan nilai Rupiah. Honorarium untuk pembicara lokal pada pertemuan di luar negeri harus disesuaikan dengan kebiasaan pada negara di mana pertemuan tersebut

diselenggarakan. Honorarium untuk pembicara asing pada pertemuan lokal harus disesuaikan dengan kebiasaan negara asal pembicara tersebut

E. Hadiah dan Alat Medis Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif, donasi,

keuangan, dan sejenisnya kepada profesi kesehatan dikaitkan dengan penulisan resep atau anjuran penggunaan obat/produk suatu perusahaan. Hadiah : 1. Tunai: Tidak boleh memberikan uang tunai atau yang sejenisnya (seperti voucher) kepada profesi kesehatan. 2. Hadiah pribadi: Hadiah untuk keperluan pribadi profesi kesehatan (termasuk, tetapi tidak terbatas pada: CD musik, DVD musik, tiket pertandingan olahraga atau karcis pertunjukan, barang elektronik) tidak boleh diberikan atau ditawarkan. 3. Barang suvenir promosi (Gimmick): Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan dan staf administrative yang berkaitan, dengan syarat hadiah bernilai minimal dan relevan dengan praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000). 4. Alat medis: Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan gratis dengan ketentuan bahwa nilainya tidak mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan perawatan pasien. 5. Hadiah berkaitan dengan kebudayaan: Bila diperbolehkan oleh hukum dan kebiasaan setempat, maka hadiah yang tidak mahal yang tidak berkaitan

dengan praktek kedokteran dapat sesekali diberikan kepada profesi kesehatan dalam rangka acara nasional, budaya atau keagamaan yang penting dengan nilai maksimal Rp. 500,000 per perusahaan, per profesi kesehatan dan per acara. Kesempatan ini dibatasi hanya untuk acara Lebaran, Natal dan Tahun Baru Cina. Hadiah hanya boleh diberikan 1 kali dalam setahunnya kepada masing-masing profesi kesehatan Donasi : 1. Donasi hanya boleh diberikan kepada institusi, dan dilarang keras untuk diberikan secara langsung kepada profesi kesehatan. 2. Donasi harus bermanfaat untuk pasien dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau edukasi profesi kesehatan dari institusi tersebut. 3. Donasi tidak boleh diberikan berkaitan dengan pembelian atau standardisasi produk, peresepan obat atau penggunaan produk suatu perusahaan di institusi tersebut. Biaya untuk standardisasi produk hanya boleh jika ada surat resmi dari institusi tersebut.

F. Materi Promosi Cetakan Atau Iklan Bila tujuannya untuk memberikan informasi yang memadai kepada profesi kesehatan untuk membuat keputusan yang rasional di dalam penulisan resep atau penggunaan suatu produk, maka informasi yang diberikan harus mencakup hal-hal di bawah ini secara jelas dan ringkas: - Nama produk (nama dagang) - Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name) - Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut - Kode tanggal produksi materi cetakan - Indikasi yang disetujui untuk penggunaan produk tersebut (minimum 1 indikasi) - Dosis atau cara penggunaan/pemberian yang dianjurkan - Pernyataan singkat tentang efek samping, peringatan klinis yang penting untuk diketahui, kontraindikasi dan interaksi utama pada dosis yang dianjurkan.

- Pernyataan bahwa informasi lebih lanjut tersedia atas permintaan. Materi promosi dan iklan yang singkat yang hanya memuat pernyataan sederhana tentang indikasi untuk menunjukkan kategori terapi yang relevan dan alasan mengapa produk tersebut direkomendasikan untuk indikasi tersebut, informasi singkat berikut ini harus dicantumkan: - Nama produk (nama dagang) - Nama generik zat aktif atau INN (International Non-proprietary Name) - Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut - Kode tanggal produksi materi cetakan - Nama dan alamat perusahaan yang memasarkan produk tersebut - Kode tanggal produksi materi cetakan

G. Materi Promosi Audio Visual Dan Elektronik Informasi produk boleh dihilangkan asal saja informasi produk lengkap tersedia atas permintaan. Khususnya website yang berkaitan dengan produk farmasi: 1. identitas perusahaan farmasi dan pengunjung yang diinginkan harus dinyatakan dengan jelas. 2. isi harus sesuai dengan pengunjung yang dituju. 3. penyajian (isi, link, dll.) harus sesuai dan jelas terlihat oleh pengunjung yang dituju. 4. informasi yang berlaku untuk negara tertentu harus mengikuti peraturan perundang-undangan setempat.

H. Contoh Obat (Sample) Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 437/MEN.KES/SK/VI/1987 tertanggal 11 Juni 1987, maka pemberian contoh produk farmasi secara cumacuma kepada profesi kesehatan dilarang.

Oleh karena itu, perusahaan tidak diperbolehkan mengirimkan contoh obat kepada profesi kesehatan, kecuali jika mendapat izin secara khusus dari yang berwenang.

I. Riset Pasar Riset pasar tidak boleh menggunakan cara-cara yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi kepercayaan publik pada industri farmasi. Persyaratan ini berlaku baik untuk riset yang dilakukan oleh perusahaan yang memasarkan produk atau organisasi lain yang bertindak atas perusahaan tersebut. 1. Dilarang menggunakan tata cara yang bertipu daya atau memaksa untuk mempengaruhi responden. 2. Biaya untuk responden penelitian harus wajar dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan (untuk penelitian pasar yang menggunakan kuesioner dan dilakukan sendiri, maksimal Rp. 500,000 per responden per proyek).

J. Komunikasi Dengan Publik dan Media Massa Kecuali jika ditetapkan lain oleh Badan POM atau institusi terkait, produk etikal hanya boleh dipromosikan dan diiklankan kepada profesi kesehatan dan tidak boleh diiklankan kepada khalayak umum. Perusahaan dilarang memasang artikel atau advertorial dalam media massa untuk mempromosikan suatu obat etikal atau dengan maksud memacu masyarakat umum meminta suatu produk tertentu melalui dokter mereka.