Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
MATERIMATERI
Badan Standardisasi Nasionalhttp://www.bsn.go.id
farmasiindustri.com
AGENDA PELATIHAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN LABORATORIUM PENGUJIAN KIMIA
Hotel Ibis, Slipi, Jakarta, 19 – 21 April 2011
Waktu Materi Instruktur
Selasa, 19 April 2011 08.15 – 08.30 Registrasi dan Pembukaan
08.30 – 09.00 Pre Test
09.00 – 09.30 Rehat Kopi
09.30 – 11.00 Dasar Estimasi Ketidakpastian Julia J. Kantasubrata
11.00 – 12.30 Ketidakpastian Baku dan Ketidakpastian Baku Gabungan
Julia J. Kantasubrata
12.30 – 13.30 Ishoma
13.30 – 15.00 Perhitungan Statistik dalam Estimasi Ketidakpastian Pengujian
Julia J. Kantasubrata
15.00 – 15.30 Rehat Kopi
15.30 – 17.00 Estimasi Ketidakpastian BM dan Recovery Julia J. Kantasubrata
Rabu, 20 April 2011
08.30 – 10.00 Estimasi Ketidakpastian pada Pembuatan Larutan
Baku
Julia J. Kantasubrata
10.00 – 10.30 Rehat Kopi
10.30 – 12.00 Estimasi Ketidakpastian pada Titrasi Julia J. Kantasubrata
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.30 Estimasi Ketidakpastian pada Pengujian Kadar
Protein
Julia J. Kantasubrata
14.30 – 15.00 Rehat Kopi
15.00 – 16.30 Estimasi Ketidakpastian pada Spektrometri UV/Vis Julia J. Kantasubrata
Kamis, 21 April 2011
08.30 – 10.00 Estimasi Ketidakpastian pada AAS Julia J. Kantasubrata
10.00 – 10.30 Rehat Kopi
10.30 – 12.00 Estimasi Ketidakpastian pada GLC Julia J. Kantasubrata
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.30 Estimasi Ketidakpastian pada HPLC Julia J. Kantasubrata
14.30 – 15.00 Rehat Kopi
15.00 – 16.00 Diskusi Julia J. Kantasubrata
16.00 – 16.30 Post Test dan Penutupan
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Dasar Estimasi Ketidakpastian
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
DASAR KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Jakarta19 – 21 April 2011
1
KETIDAKPASTIAN ?Ketidakpastian adalah suatu parameter yang menetapkan rentang nilai yang didalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur berada.
Menghitung rentang tersebut dikenal
Jakarta19 – 21 April 2011
2
g g gsebagai pengukuran ketidakpastian.
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Melalui Mojonier Test diperoleh kadar Lemak dalam Produk SKM adalah
11, 55 + 0,5 %
Jakarta19 – 21 April 2011
3
Perbandingan Hasil Analisis
ppm
Jakarta19 – 21 April 2011
4
Lab A
Lab B
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Perbandingan Hasil Analisis
ppm
Lab B
Jakarta19 – 21 April 2011
5
Lab A
Lab B
Lab A
Lab B
Perbandingan Hasil Analisis
ppm
Lab CLab D
Jakarta19 – 21 April 2011
6
Lab A
Lab B
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Kaitan Antara Ketidakpastian Dan Kesalahan
Ketidakpastian Memadukan Semua Kesalahan
Yang Diketahui Menjadi Suatu Rentang Tunggal
Jakarta19 – 21 April 2011
7
Ketidakpastian
Kesalahan dlm + Kesalahan dlm +menimbang + memipet larutan + …..
Kalibrasi.neraca
+ Pembacaanskala
Kalibrasi.Vol pipet
+ Pembacaanmeniskus +
FaktorMuai
Larutan
=
Jakarta19 – 21 April 2011
8
Ketidak-pastian (KP) asal Kalibrasi
KP asal Presisi
KP asal Kalibrasi
KP asal Presisi
KP asal Efek Temp
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Sumber-sumber Ketidakpastian
SamplingSampling
Preparasi Contoh
Kalibrasi Peralatan
Instrumen
Kesalahan random
Jakarta19 – 21 April 2011
9
Kesalahan sistematik
Personil
Sampling
Homogenkah contoh?
Ketidakseragaman harusdiperhatikan
Jakarta19 – 21 April 2011
10
KP asal homogenitas
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Preparasi Contoh
Apakah Analit terekstraksi 100% dari matrik contoh?
Recovery harus diperhatikan
Jakarta19 – 21 April 2011
11
KP asal Recovery
Kalibrasi Peralatan
Temperatur oven 100 ± 3 oCTemperatur oven 100 ± 3 CVolume labu takar 100 mL ± 0.08 mL
KP asal Kalibrasi
Jakarta19 – 21 April 2011
12
KP asal Kalibrasi
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Instrumen
Misal: Spektrofotometer
A
KP asal Kurva Kalibrasi
Jakarta19 – 21 April 2011
13
C
Kesalahan Random
Penimbangan berulangkali dari standar massa 10 g memberikan data (g) :memberikan data (g) :
10,0001 10,0000 10,0002 10,0002
10,0001 10,0000 10,0001 10,0000
10,0002 10,0000
Jakarta19 – 21 April 2011
14
KP asal presisi
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Kesalahan SistematikPenimbangan bahan yang bersifat higroskopis tidak menyatakan berat bahan yang sebenarnyasebenarnya.
Titik akhir suatu titrasi tidak menyatakan titik ekivalensi
Jakarta19 – 21 April 2011
15
KP asal bias penentuan TA titrasi
Personil
Ketrampilan dan Ketelitian seorang analisakan memberikan pengaruh pada
besar kecilnya nilai ketidakpastian pengukuran
Jakarta19 – 21 April 2011
16
KP asal Presisi Metode
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Sumber Informasi Untuk Pengukuran Ketidakpastian
Spesifikasi PabrikData PustakaData Validasi Metode atau data dari Log Book
Jakarta19 – 21 April 2011
17
Spesifikasi Pabrik
Spesifikasi pabrik untuk labu takar 100 mL kelas A Spesifikasi pabrik untuk labu takar 100 mL kelas A adalah + 0,08 mL
Spesifikasi pabrik untuk vol pipet 2 mL kelas A adalah + 0,01 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
18
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Data Pustaka
¶Dalam hand book dinyatakan nilai koefesien muai
volume dari air adalah 1 x 10-3 oC-1 volume dari air adalah 1 x 10 3 oC 1.
¶Dari pustaka dapat diperoleh data bahwa
ketidakpastian berat atom H adalah + 0,00007
- Tabel IUPAC: Berat Atom H = 1,00794 (7)
Jakarta19 – 21 April 2011
19
abe U C: e at to ,00 9 ( )
- Artinya: Berat Atom H = 1,00794 + 0,00007
Data Validasi Metode atau Data dari Log Book
P i i Repeatability
• Presisi Reproducibility – Uji Profisiensi
• Akurasi – Melakukan analisis terhadap CRM
Jakarta19 – 21 April 2011
20
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Mengestimasi Ketidakpastian
1. Buat model sistem pengujian. Sebagai contoh dibuat
model sistim pengujian kadar air
Timbang wadah kosong (W1)Timbang wadah kosong (W1)
Timbang wadah + contoh (W2)
Masukkan dalam oven 1050C, selama 3 jam
Jakarta19 – 21 April 2011
21
Timbang kembali (W3)
Hitung Kadar Air (%)
Mengestimasi Ketidakpastian
2.Definisikan besaran yang akan diukur
(dinyatakan dengan rumus)(dinyatakan dengan rumus)
Kadar Air (%) =
W2 - W3
W WX 100
Jakarta19 – 21 April 2011
22
W2 - W1
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
Mengestimasi Ketidakpastian
2.Definisikan besaran yang akan diukur
(dinyatakan dengan rumus)(dinyatakan dengan rumus)
Kadar Air (%) =
P
QX 100
Jakarta19 – 21 April 2011
23
Q
Mengestimasi Ketidakpastian
3. Identifikasi sumber-sumber ketidakpastian dan
buat daftar dari semua faktor yang dapat mem-
berikan kontribusi kesalahan terhadap hasil akhir
(dibuat dalam bentuk cause and effect diagram)
Cause and effect diagram disebut juga sebagai
grafik tulang ikan
Jakarta19 – 21 April 2011
24
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Dalam menggambarkan grafik tulang ikan :
Gambarkan mula-mula tulang punggung-nya
Letaknya parameter yang dicari dalam pengujian sebagai
kepala ikan
Gambarkan apa yang ada dalam rumus sebagai tulang-
tulang utama
Tulang utama terdiri dari rumus ++
Yang dimaksud dengan ++ disini adalah apa yang tidak
Jakarta19 – 21 April 2011
25
Yang dimaksud dengan disini adalah apa yang tidak
ada dalam rumus, tetapi memberi kontribusi pada
ketidakpastian (misal homogenitas contoh, presisi
metode, recovery, liniaritas, efek temperatur dll)
Gambarkan mula-mula tulang punggung-nya Letaknya parameter yang dicari dalam pengujian
sebagai kepala ikan
Kadar Air
Jakarta19 – 21 April 2011
26
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 14
Gambarkan apa yang ada dalam rumus sebagai tulang-tulang utama
QP
W2
W3
W2
W1
Kadar Air
Jakarta19 – 21 April 2011
27
Kadar Air
Lengkapi Tulang Utama dengan Duri-duri
QP
W2
W3
K
pp K
W2
W1
Kadar Air
Jakarta19 – 21 April 2011
28
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 15
Lengkapi semua Tulang Utama dengan Duri
QP
W2
W3
K
pp K
W2
K
PW1
K
PKadar Air
Jakarta19 – 21 April 2011
29
Tulang utama terdiri dari rumus ++
Efek Temp
Kalibrasi Oven
Kadar Air
QP
W2
W3
K
pp K
W2
K
PW1
K
P
Jakarta19 – 21 April 2011
30
Kadar Air
PresisiHomogenitas
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 16
Perlu ditinjau kembali apakah ada double counting
Efek Temp
Kalibrasi Oven
Kadar Air
QP
W2
W3
K
pp K
W2
K
PW1
K
P
Jakarta19 – 21 April 2011
31
Kadar Air
PresisiHomogenitas
Cause and Effect Diagram yang direvisi
Efek Temp
Kalibrasi Oven
Kadar Air
QP
W2
W3
K
K
W2
K
W1
K
Jakarta19 – 21 April 2011
32
Kadar Air
PresisiHomogenitas
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 17
Mengestimasi Ketidakpastian
4. Kelompokkan faktor-faktor tersebut kedalam
katagori komponen ketidakpastian
Tipe ATipe B
Tipe A
Berdasarkan pekerjaan eksperimental dan
dihitung dari rangkaian pengamatan berulang.
Jakarta19 – 21 April 2011
33
g g p g g
Tipe B
Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya.
K KP l Ti S b d t
PENENTUAN TIPE A ATAU TIPE B
Komponen KP asal Tipe Sumber data
Kali brasi Neraca B Sertifikat kalibrasi
Presisi Neraca A Percobaan kecil
Kalibrasi oven B Sertifikat kalibrasi
Presisi Metode A Pengulangan mi-nimal 6 penentuan
Jakarta19 – 21 April 2011
34
nimal 6 penentuanHomogenitas A Hasil Analisis 10
sample yg diambilrandom
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 18
Mengestimasi Ketidakpastian
5. Estimasi masing-masing komponen ketidakpastian sehingga ekivalen dengan sebuah simpangan baku (s) Komponen ini disebut sebagai baku (s). Komponen ini disebut sebagai ketidakpastian baku (μ)
μ = s
√ nTipe A :
s = simpangan baku
Jakarta19 – 21 April 2011
35
s = simpangan baku
n = jumlah pengamatan
Bagaimana Menghitung ketidakpastian baku Tipe B ?
Apabila Informasi datanya disertai dengan keterangan:Tingkat Kepercayaan 95%
μ(x) = s / 2 atau s / 1,96Tingkat Kepercayaan 99%
μ(x) = s / 3 atau s/ 3,090
Apabila Informasi datanya tidak disertai dengan keterangan apapun, maka dianggap distribusi rectangular:
Jakarta19 – 21 April 2011
36
μ(x) = s / √3
Untuk distribusi triangular
μ(x) = s / √6
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 19
Apabila data dari sumber yang dapat dipercaya bukan dalam bentuk s, melainkan RSD atau CV (%), maka
RSD dikalikan dengan Xrata-rata
μ(x) = (s / x ) . x
CV(%) dibagi 100, dikalikan dengan Xrata-rata
Jakarta19 – 21 April 2011
37
μ(x) = (CV(%) / 100) . x
Mengestimasi Ketidakpastian
6. Gabungkan komponen-komponen ketidakpastian baku (μ)
untuk menghasilkan ketidakpastian hasil pengujian
secara keseluruhan (ketidakpastian gabungan).
Apabila komponen-komponen ketidakpastian tersebut mempunyai satuan yang sama
DikuadratkanDijumlahkanKetidakpastian gabungan adalah akar pangkat dua dari
Jakarta19 – 21 April 2011
38
jumlah
μG = √ μ2a + μ2
b + …..
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 20
Perhitungan Ketidakpastian Gabungan (μG)
Apabila komponen-komponen ketidakpastian tersebut tidak mempunyai satuan yang sama maka:
K t b di b h t l bih d h l hi Komponen tsb diubah terlebih dahulu hingga mempunyai satuan yang sama DikuadratkanDijumlahkanKetidakpastian gabungan adalah akar pangkat dua dari jumlah
Jakarta19 – 21 April 2011
39
μG/G = (μa/a)2 + (μb/b)2 + ….
Aturan Yang Berlaku1. Untuk penjumlahan atau pengurangan, misal
y = a + b (dalam hal ini satuan harus sama)
μ2y = μ2
a + μ2b atau μy = √ μ2
a + μ2b
2. Untuk perkalian dan pembagian, misal C=W/V
μC/C = √ (μw/W)2 + (μv/V)2
3. Untuk rumus q = Bx dimana B adalah
Jakarta19 – 21 April 2011
40
konstanta μ q = B μ x
4. Untuk rumus q = xn μ q/q = n μ x/x
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 21
Mengestimasi Ketidakpastian
7. Hitung ketidakpastian diperluas U (expanded uncertainty)
8. Laporkan hasil uji lengkap dengan nilai ketidakpastian
diperluas.
Jakarta19 – 21 April 2011
41
Ketidakpastian Diperluas (U)
Untuk mendapatkan probabilitas yang memadai bahwa nilai hasil uji berada dalam rentang yang diberikan oleh ketidakpastian, maka ketidakpastian baku gabungan (μG) dikalikan dengan sebuah faktor pencakupan (k).
Faktor 2 memberikan ketidakpastian diperluas dengan tingkat kepercayaan sekitar 95%
Jakarta19 – 21 April 2011
42
dengan tingkat kepercayaan sekitar 95%
U = k. μG
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Ketidakpastian Baku dan Ketidakpastian Baku Gabungan
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
Ketidakpastian Baku dan KetidakpastianBaku Gabungan
1Jakarta19 – 21 April 2011
1Jakarta19 – 21 April 2011
1
Langkah menghitung ketidakpastian terdiri dari:
1. Menghitung ketidakpastian baku
2. Menggabungkan ketidakpastian baku menggunakan aturan yang
b l k
2Jakarta19 – 21 April 2011
2Jakarta19 – 21 April 2011
2
berlaku
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Labu Takar Spesifikasi pabrik untuk labu takar 100 mL kelas A adalah + 0,08 mL
B k h k id k i b k l k lib i d i d Berapakah ketidakpastian baku asal kalibrasi daripada volume dalam labu takar tersebut?
Termasuk tipe apakah ketidakpastian ini ?Tipe A atau B?
Ketidakpastian baku asal kalibrasi daripada volume
3Jakarta19 – 21 April 2011
3
p pdalam labu takar:
μK =
Pipet Spesifikasi dari pabrik untuk pipet 2 mL kelas A adalah + 0,01 mL
Berapakah ketidakpastian baku asal kalibrasi daripada volume cairan yang dipindahkan oleh daripada volume cairan yang dipindahkan oleh pipet tersebut ?
Termasuk tipe apakah ketidakpastian ini ?Tipe A atau B?
K tid k ti b k l k lib i d i d
4Jakarta19 – 21 April 2011
4
Ketidakpastian baku asal kalibrasi daripada volume cairan yang dipindahkan oleh pipet:
μK =
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Ketidakpastian Baku Neraca
Pada Sertifikat kalibrasi dari neraca 4 digit dinyatakan ketidakpastian penimbangan dinyatakan ketidakpastian penimbangan adalah + 0,0004 g dengan tingkat kepercayaan tidak kurang dari 95%.
Berapakah Ketidakpastian baku asal kalibrasi dari neraca tersebut?
5Jakarta19 – 21 April 2011
5
Ketidakpastian baku asal kalibrasi:μK =
Neraca Penimbangan berulangkali menggunakan standar
massa 10 g pada sebuah neraca memberikan data massa 10 g pada sebuah neraca memberikan data
(g) :
10,0001 10,0000 10,0002 10,0002
10,0001 10,0000 10,0001 10,0000
10,0002 10,0000
6Jakarta19 – 21 April 2011
6
Berapakah ketidakpastian baku asal presisi dari
neraca tersebut?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
1. Termasuk tipe apakah ketidakpastian ini ?
2. Rumus apa yang digunakan disini?
3. Ketidakpastian baku asal presisi:
7Jakarta19 – 21 April 2011
7
3. Ketidakpastian baku asal presisi:
μpresisi =
Kemurnian Standar
Kemurnian dari suatu standar dalam sertifikat
t i d l h (99 9 + 0 1) %yang menyertainya adalah (99.9 + 0,1) %
Tetapkanlah ketidakpastian baku daripada
kemurnian standar tersebut ?
Ketidakpastian baku asal kemurnian disini
8Jakarta19 – 21 April 2011
8
adalah
μP = satuannya?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Data dari Sertifikat Kalibrasi
Pada sertifikat kalibrasi dari pipet 25 mL kelas A tertulis bahwa ketidakpastiannya adalah +A tertulis bahwa ketidakpastiannya adalah 0,03 mLKetidakpastian yang dilaporkan pada sertifikat ini didasarkan pada ketidakpastian baku dikalikan faktor pencakupan (k) = 2, yang memberikan tingkat kepercayaan kira-kira 95%.
9Jakarta19 – 21 April 2011
9
95%.Berapakah ketidakpastian baku asal kalibrasi daripada volume cairan yang dipindahkan dari pipet tersebut ?
Ketidakpastian Dari Volume Cairan Dalam Labu Takar
Labu takar 100 mL diisi sampai tanda batas dengan pelarut organik. Data yang dikumpulkan:y g p
10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar 100 mL kelas A memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,01732 mLSpesifikasi pabrik untuk labu takar + 0,08 mLKoefesien Muai Volume (KMV) untuk pelarut organik adalah 1 x 10-3 0C-1
Perbedaan temperatur antara temperatur kalibrasi
10Jakarta19 – 21 April 2011
10
Perbedaan temperatur antara temperatur kalibrasi dan temperatur laboratorium + 30C dengan tingkat kepercayaan 95%
Berapakah ketidakpastian baku gabungan dari volume cairan dalam labu?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Ketidakpastian Baku Gabungan dari Volume Cairan dalam Labu Takar
μpresisi =
μk lib i =μkalibrasi
µtemperatur (μ(VT)) = V x μ(T) x α
Ketidakpastian baku gabungan dari volume cairan dalam labu takar =
11Jakarta19 – 21 April 2011
11
dalam labu takar
μgabungan =
Ketidakpastian daripada Volume Cairan yang dipindahkan dari Pipet
Pipet 2 mL kelas A digunakan untuk memindahkan pelarut organik. Data yang dikumpulkan:y g p
10 kali pengisian dan pemindahan larutan menggunakan pipet tersebut memberikan nilai simpangan baku sebesar 0,0016 mLSpesifikasi pabrik untuk pipet + 0,01 mLKoefesien Muai Volume (KMV) untuk pelarut organik adalah 1 x 10-3 0C-1
Perbedaan temperatur antara temperatur kalibrasi
12Jakarta19 – 21 April 2011
12
Perbedaan temperatur antara temperatur kalibrasi dan temperatur laboratorium + 30C dengan tingkat kepercayaan 95%
Berapakah ketidakpastian baku gabungan dari volume cairan yang dipindahkan menggunakan pipet tersebut?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian Baku Gabungan dari Volume Cairan yang dipindahkan dari Pipet
μpresisi =
μk lib i =μkalibrasi
µtemperatur (μ(VT)) = V x μ(T) x α
Ketidakpastian baku gabungan dari volume cairan yang dipindahkan dari Pipet =
13Jakarta19 – 21 April 2011
13
yang dipindahkan dari Pipet
μgabungan =
Ketidakpastian Penimbangan
Dalam suatu metode perlu ditimbang 100 mg bahan
menggunakan neraca 4 digit.
Pada sertifikat kalibrasi dinyatakan bahwa ketidak-
pastian pengukuran + 0,0004 g dengan tingkat
kepercayaan tidak kurang dari 95%.
10 kali pengulangan pengukuran berat 100 mg standar
massa memberikan nilai simpangan baku sebesar
14Jakarta19 – 21 April 2011
14
0,000041 g
Berapakah ketidakpastian baku gabungan dari berat
bahan yang ditimbang?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Ketidakpastian daripada Berat Bahan yang ditimbang
μkalibrasi =
μpresisi =
Ketidakpastian baku gabungan dari berat bahan yang
ditimbang:
15Jakarta19 – 21 April 2011
15
ditimbang:
μw =
Ketidakpastian dari konsentrasi larutan
Suatu larutan standar dibuat dengan melarutkan 100,5 mg
standar (ditimbang menggunakan neraca 4 digit) dalam standar (ditimbang menggunakan neraca 4 digit) dalam
pelarut organik dan larutan diaddkan hingga 100 mL dalam
labu takar.
Hitunglah konsentrasi larutan standar dalam mg/L.
Berapakah ketidakpastian baku gabungan dari konsentrasi
16Jakarta19 – 21 April 2011
16
larutan standar yang dibuat?
Bagaimana cara menuliskan konsentrasi larutan standar
lengkap dengan ketidakpastiannya?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Data yang terkumpul:Standar yang ditimbang sebanyak 100,5 mg.Pada sertifikat kalibrasi dinyatakan bahwa ketidakpastian pengukuran + 0,0004 g dengan tingkat kepercayaan tidak kurang dari 95%.10 kali pengulangan pengukuran berat 100 mg standar massa memberikan nilai simpangan baku sebesar 0,000041 gKemurnian standar dalam sertifikat yang menyertainya adalah (99.9 + 0,1) %10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar 100 mL memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,01732 mLSpesifikasi pabrik untuk labu takar + 0,08 mLKoefesien Muai Volume untuk pelarut organik adalah
17Jakarta19 – 21 April 2011
17
Koefesien Muai Volume untuk pelarut organik adalah 1 x 10-3 0C-1
Perbedaan temperatur antara temperatur kalibrasi dan temperatur laboratorium + 30C dengan tingkat kepercayaan 95%
Konsentrasi Larutan StandarRumus yang digunakan:
C (mg/L) = ( g/ )
dimana: W = berat standar yang ditimbang (mg)P = kemurnian dari standar
(% kemurnian dibagi 100)V = volume larutan standar (mL)
18Jakarta19 – 21 April 2011
18
C (mg/L) = x
C = mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Ketidakpastian Baku masing-masing Komponen
Ketidakpastian baku dari proses penimbangan p p p guw =Kemurnian standar 0,999 + 0,001Ketidakpastian bakunya: uP =
Ketidakpastian baku dari volume cairan dalam labu takar:
uV =
19Jakarta19 – 21 April 2011
19
Bagaimana Satuan ketiga komponen tsb diatas ?
Sama atau berbeda ?
Bagaimana Mengubah Komponen-komponen Ketidakpastian agar Mempunyai Satuan Yang Sama ?
A l ( ) SAsal μ(x) Sa-tuan
W P V
20Jakarta19 – 21 April 2011
20
μC =
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Ketidakpastian yang Diperluas dari Konsentrasi Larutan
U =UC =
Cara Menuliskan Konsentrasi Larutan Standar Lengkap Dengan
Ketidakpastiannya:
21Jakarta19 – 21 April 2011
21
C =
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Perhitungan Statistik dalamEstimasi Ketidakpastian Pengujian
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
PERHITUNGAN STATISTIKA DALAM PERHITUNGAN STATISTIKA DALAM ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
PENGUJIANPENGUJIAN
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
Ketidakpastian Kurva KalibrasiKetidakpastian Kurva Kalibrasi• Untuk menghitung konsentrasi analit menggunakan kurva
kalibrasi, perlu dihitung ketidakpastian kurva kalibrasi.
• Contoh pada analisis dengan kromatografi gas.
Kons (mg/mL)
Luas puncak terdeteksi
Luas puncak terkoreksi
0 2 0
1 135 1332 280 278
4 560 558
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
• Dari kumpulan data di atas, terlihat bahwa persamaangarisnya adalah persamaan garis linier lewat titik nol.
4 560 558
10 1194 1192
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Persamaan Garis RegresiPersamaan Garis Regresi
Umum Lewat Titik Nol by = bx + a y = bx
b = ∑xiyi / ∑xi2∑xiyi - [ ( ∑xi ∑yi ) / n ]
∑xi2 - [ (∑xi)2 / n ]
b =
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
a = [∑yi - (b ∑xi )] / n
PersamaanPersamaan GarisGaris RegresiRegresi LewatLewat TitikTitik NolNol
b = ∑xiyi / ∑x2
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Residual Standard DeviationResidual Standard Deviation (rsd)(rsd)
Berdasarkan persamaan garis regresi, untuk setiap nilai
x yang diketahui kita dapat menghitung nilai y (y )x yang diketahui, kita dapat menghitung nilai yhitung (yc).
Perbedaan antara yc dengan ypengamatan (yi) disebut
sebagai residual
Besar kesalahan dari persamaan dapat dihitung melalui
besar residual
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
Besar kesalahan ini disebut sebagai residual standard deviation (rsd)
Menghitung yc untuk setiap nilai x yang diketahui
y = 122,6529 x
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Ketidakpastian dari Kurva KalibrasiKetidakpastian dari Kurva Kalibrasi
rsd (= Sy/x) dari pers grs dihitung melalui rumus:
rsd = √ ∑(yi-yc)2/(n-2)= √ 6909,4215 / (5-2)= √ 2303,14 = 47,99
y
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
X
Berapakah ketidakpastian X (Sx) ?
Ketidakpastian Konsentrasi (sKetidakpastian Konsentrasi (sxx) pada ) pada persamaan garis lewat titik nol (y = bx)persamaan garis lewat titik nol (y = bx)
S
sx = 47,99 / 122,6529
bS
S y/xx =
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
sx = 0,391 mg/mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Beberapa Model lain dari Kurva KalibrasiBeberapa Model lain dari Kurva Kalibrasi
• Kurva Kalibrasi yang mempunyai intersep misal pada
spektrometri UV/Visspektrometri UV/Vis
Y = bx + a
• Kurva Kalibrasi yang selain mempunyai intersep juga
mempunyai beberapa nilai y (y11+ y12+ y13) untuk satu
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
konsentrasi x (x1) yang sama, misal pada
Y1 = bx1 + a
Beberapa Rumus Kemiringan Garis (Slope)
b =∑xiyi - [ ( ∑xi ∑yi ) / n ]
]
n ∑xiyi - ( ∑xi ∑yi )
n ∑ xi . xi - ( ∑xi )2b =
b ∑xi
2 - [ (∑xi)2 / n ]
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
b =∑ { ( xi - x ) ( yi - y ) }
∑ ( xi - x )2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Contoh Analisis Spektrofluorometri
Kons (pg/mL) Intensitas fluoresensi
0 2,12 5,04 9,06 12,6
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
8 17,310 21,012 24,7
Mencari Persamaan Garis RegresiMencari Persamaan Garis Regresi
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
y = bx + ab = 216.2/112 = 1.93a = 13.1-(1.93x6) = 1.52
Persamaan Garis Regresi-nya : y = 1.93 x + 1.52
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Menghitung Ketidakpastian Garis Regresi (Sy/x)
Sy/x dihitung menurut rumus
∑ 2)-/(n)y-y( 2ci
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
Menghitung RSD (Residu Standar Deviation)Menghitung RSD (Residu Standar Deviation)
x yi Yc [yi-yc] [yi-yc]2
0 1.2 1.52 0.58 0.33892 5.0 5.38 -0.38 0.14334 9.0 9.24 -0.24 0.05736 12.6 13.10 -0.50 0.25008 17.3 16.96 0.34 0.1151
10 21.0 20.82 0.18 0.0319
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
12 24.7 24.68 0.02 0.0003Σ = 0.9368
2)-n(]y-[y
S2
ciy/x
∑= 4328.0 2)-(7
9368.0 Sy/x == .43280 Sy/x =
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Menghitung Ketidakpastian Konsentrasi (Sx)
Sx untuk pembacaan ysample sebesar masing – masingx p ysample g g
a. 2,9 b. 13,5 c. 23,0
dapat dihitung menurut rumus berikut ini:
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
∑ −++= 2
rata22
2rata2sampley/x
x ] x[xi b)y-(y
n1 1
bS
S
∑ −++= 2
rata22
2rata2sampley/x
x ] x[xi b)y - (y
n1 1
bS
S
0.26 112x)93.1(
13.1) - (2.9 71 1
1.930.4328 S 2
2
x =++=
Untuk sample 1 ; y = 2.9
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
112x )93.1(71.93
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
0 2413.1)-(13.5110.4328S2
Untuk sample 2 ; y = 13.5
0 2413.1) - (23.0110.4328S2
=++=
Untuk sample 3 ; y = 23.0
0.24112 x )93.1(
)(7
1 1.93
S 2x =++=
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
0.24112 x )93.1(7
1 1.93
S 2x =++=
PERSAMAAN GARIS DIMANA 1 NILAI x MEMPUNYAI 3 NILAI y
xyixiyi
yi-1 yi-2 yi-3
0.1 0.028 0.029 0.0290.3 0.084 0.083 0.0810.5 0.135 0.131 0.1330.7 0.180 0.181 0.1830 9 0 215 0 230 0 216
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
0.9 0.215 0.230 0.216xsample Ysample
? 0.0720 0.0710
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
ContohContoh PerhitunganPerhitungan PersamaanPersamaan GarisGaris RegresiRegresi dimanadimanaSatuSatu NilaiNilai x x MempunyaiMempunyai BeberapaBeberapa NilaiNilai yy
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
Contoh Perhitungan Persamaan Garis Regresi dimana Contoh Perhitungan Persamaan Garis Regresi dimana Satu Nilai x Mempunyai Beberapa Nilai ySatu Nilai x Mempunyai Beberapa Nilai y
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Perhitungan Ketidakpastian Garis Perhitungan Ketidakpastian Garis Regresi (SRegresi (Sy/xy/x))
S dihitung menurut rumusSy/x dihitung menurut rumus
∑ 2)-/(n)y-(y 2ci
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
Perhitungan SPerhitungan Sy/xy/x
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
0.005486 S2)(n
]y - [y S
y/x
2ci
y/x
=
−= ∑
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
∑++= 22
2rata2sampley/x
x ][ ib)y - (y11
bS
S∑ 2
rata22x ]x-[xibnmb
0.06818 5.10 x )241.0(
)0.129 - (0.0715 151
21
0.2410.005486 S 2
2
x =++=
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
Mengapa 2 dan tidak 3 ?
Bagaimana halnya apabila tidakBagaimana halnya apabila tidakdigunakan Kurva Kalibrasi ?digunakan Kurva Kalibrasi ?
• Kadang-kadang dalam suatu analisis tidak digunakan kurva kalibrasi, melainkan perbandingan satu titik.
• Dalam perhitungan seperti ini, selalu diasumsikan bahwa perbandingan antara contoh dan standar bersifat linier.
• Padahal belum tentu perbandingan tersebut 100% linier.
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
• Dalam hal ini perlu dihitung ketidakpastian asal liniaritas.
• Untuk itu perlu didesign suatu percobaan kecil
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Bagaimana Design Percobaannya?Bagaimana Design Percobaannya?Buat larutan analit (menggunakan standar murni) dgn berbagai C berbeda misal: 10, 20, 25, 30, 40 dan 50 ppmPerlakukan larutan dengan konsentrasi 25 ppm sebagai standar sedangkan 5 larutan sisanya sebagai contohstandar, sedangkan 5 larutan sisanya sebagai contoh.Lakukan analisis terhadap larutan diatas ( 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm) menggunakan metode pengujian yang sama seperti pada analisis contoh, menggunakan larutan standar 25 ppmHitung Canalit dengan mem-bandingkannya terhdp C25.
Amati perbedaan dari Canalit hasil analisis dengan kons-nya yang diketahui (10 20 30 40 dan 50 ppm)
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
yang diketahui (10, 20, 30, 40 dan 50 ppm)Cari nilai deviasi maksimum dari Canalit terhdp kons sebenar-nya yang diketahui.Nilai deviasi maksimum inilah yang diambil sebagai nilai ketidakpastian asal liniaritas
Contoh PerhitunganContoh Perhitungan
Cdibuat (ppm) Canalisis (ppm) Deviasi (ppm)10,346 9,496 - 0,8520,691 21,691 1,0 maksimum31,037 32,017 0,9841,382 40,632 - 0,7551,728 52,288 0,56
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
Ketidakpastian liniaritas μ = 1,0 / √ 3
= 0,577 ppm
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 14
Bagaimana Menghitung Ketidakpastian asal Homogenitas ?
Ketidakpastian asal homogenitas dapat dihitung bersamaan dengan ketidakpastian asal presisi metode.
Design Percobaan-nya:Ambil minimal 10 (boleh lebih misal 12) contoh secara random Lakukan analisis untuk setiap contoh sebanyak 2 kali (duplo)
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011Jakarta19 – 21 April 2011
y ( p )
Hitung MSB dan MSW. Hitung variansi sampling dan variansi analisis
Hitung ssampling dan sanalisis
Homogenitas Contoh Uji
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 15
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
Menghitung MSB dan MSW
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 16
Rumus MSB dan MSW :
]x-)b[(a 2bi)ai(
_
ii +∑ +
1) (n 2]x)b[(a
MSBbi)ai(ii
−+
= ∑ +
n2]x - )b [(a
MSW 2
bi)ai(
_
ii∑ −−=
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
n2
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 17
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
RCRCChemChem Learning CentreLearning CentreJakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian BM dan Recovery
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
MENGHITUNG KETIDAKPASTIAN MENGHITUNG KETIDAKPASTIAN ASAL BERAT MOLEKUL &ASAL BERAT MOLEKUL &
RECOVERYRECOVERY
Jakarta19 – 21 April 2011
Ketidakpastian Baku Asal Berat Molekul
Ketidakpastian baku asal berat molekul misal KHP (C H O K) merupakan gabungan ketidakpastian asal (C8H5O4K) merupakan gabungan ketidakpastian asal atom-atom penyusunnya. Data tersebut diperoleh dari IUPAC.
Unsur Berat Atom (g) Quoted Uncertainty (g) Q.U/ √3 (g)C 12,0107 ± 0,0008 0,00046
Jakarta19 – 21 April 2011
H 1,00794 ± 0,00007 0,000040
O 15,9994 ± 0,0003 0,00017
K 39,0983 ± 0,0001 0,000058
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Ketidakpastian Baku Asal Berat Molekul (Lanjutan)
Untuk KHP (C8H5O4K) Standard Uncertainty (g)
8C 8 x 12,0107 = 96,0856 8 x 0,00046 = 0,0037
5H 5 x 1,00794 = 5,0397 5 x 0,000040 = 0,0002
4O 4 x 15,9994 = 63,9967 4 x 0,00017 = 0,00068
1K 1 x 39,0983 = 39,0983 1 x 0,000058= 0,000058
MKHP = 204,2212 g/mol µ (MKHP) = 0,0038 g/mol (*)
Jakarta19 – 21 April 2011
(*) µ (MKHP) = √ (0,00372 + 0,00022 + 0,000682 + 0,0000582)
Menghitung µrecovery
Rec = (C1 – C2)/C3 x 100
Rec = X/C3 x 100
X C3
C C
Jakarta19 – 21 April 2011
Rec
C1 C2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
EK Recovery dengan spike ..lanj
√μRec μx 2 μC3
2
Rec X C3
= √{ }+ { }
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = √ ( μC12 + μC2
2)
Data – data
C3 = 1 ppm:ditimbang 0.1 g std karbamat dilarutkan dalam 1L labu takar. dalam 1L labu takar. Dipipet 1mL std dimskkan kedalam sampel, diencerkan sampai 100 mL.
Analisis sampel tanpa std (C2) = 0,73 ppmAnalisis sampel + std (C1) = 1.56 ppm
Jakarta19 – 21 April 2011
µCtot & µCspl = 0.11 ppm (dari analisis)X = C1 - C2 = 0.83 ppmRec = 83%
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Ketidakpastian asal C3
1. Asal Penimbangan Massa Standar (mstd)g ( std)
Dari sertifikat kalibrasi diperoleh: ± 0.05 mg (95%)
μkalibrasi = 0.05
1.96= 0.026 mg
Dari data log book presisi penimbangan dilaporkan sebesar:
Jakarta19 – 21 April 2011
s = 0.06 mg
μ (mstd) = √ 2 (0.026)2 + (0. 06)2 = 0.07 mg
2. Asal Volume ( Vstd ) labu takar 1000 mL
Dari spek pabrik, kalibrasi vol labu takar 1000 ± 0.1 mL
μkalibrasi = 0.1/√3 = 0.0578 mL
Dari data log book, presisi vol labu takar diperoleh: s = 0.04 mL
kmaka:
μPresisi = 0.04 mL
Perbedaan temp lab dan temp kalibrasi ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/0CVolume air = 1000 mLμefek T = (1000 x (4/√3) x 2.1 x 10-4)
= 0.485 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
μVstd = √ [(0.0578)2 + (0.04)2 + (0.485)2] = 0.4902 mL
μVstd = √ (μkalibrasi)2 + (μpresisi)2 + μefek T)2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
3. Asal Pengenceran 3a. Dari spek pabrik, kalibrasi vol labu takar 100 ± 0.08 mL
μ kalibrasi = 0.08/√3 = 0.04624 mL
Dari data log book, presisi vol labu takar diperoleh: s = 0.015 mL
0 015 Lμpresisi = 0.015 mL
Perbedaan temp lab dan temp kalibrasi ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/0CVolume air = 100 mLμefek T = (100 x (4/√3) x 2.1 x 10-4)
= 0.04856 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
0.04856 mL
μVstd = √ [(0.004624)2 + (0.015)2 + (0.04856)2] = 0.051034 mL
μVstd = √ (μkalibrasi)2 + (μpresisi)2 + (μefek T)2
Asal Pengenceran…… lanjutan
3b. Dari spek pabrik, kalibrasi vol pipet 1 ± 0.01 mL
μkalibrasi = 0.01/√3 = 0.0058 mL
Dari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s = 0.007 mL
0 007 Lμpresisi vol = 0.007 mL
Perbedaan temp lab dan temp kalibrasi ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 1 mLμefek T = (1 x (4/√3) x 2.1 x 10-4)
= 0.00048 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
μVstd = √ [(0.0058)2 + (0.007)2 + (0.00048)2] = 0.009087 mL
μVstd = √ (μkalibrasi)2 + (μpresisi)2 + (μefek T)2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Asal Pengenceran…… lanjutan
Sumber Nilai (X) μ(X) μ(X)/X
Pipet 1 mL 1 mL 0 009087 mL 0 009087Pipet 1 mL 1 mL 0.009087 mL 0.009087
Labu takar 100 mL 100 mL 0.05103 mL 0.0005103
μf / f = √ (μpipet 1 mL/1)2 + (μlabu 100 mL/ 100)2
√
Jakarta19 – 21 April 2011
= √ (0.009087)2 + (0.0005103)2
= 0.009101
μf = 0.009101 x f = 0.009101 x 1/100 = 9.1 x 10-5
4. Asal Kemurnian Standar
Kemurnian standar pestisida(99 5 ± 0 5)%(99.5 ± 0.5)%
μpurity = 0.005 / √3 = 0.00289
Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Perhitungan C3
mstdC f K i
0,1 gr = 100 mg
Vstd
100 1
C3 = x f x Kemurnian
= x x 0.995
1000 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
1000 100
= 0.0010 mg/mL = 1.00 mg/L
Ketidakpastian baku asal C3Sumber Nilai (X) μ(X) μ(X)/X
Penimbangan 100 mg 0.07 mg 7.0 x 10-4
μC3/C3 = √ [(μmstd/mstd)2 + (μVstd/Vstd)2 + (μf/f)2+ (μP/P)2 ]= √ [(7x10-4)2 + (4 9x10-4)2 + (9 1x10-3)2 +
Vstd 1000 mL 0.4902 mL 4.9 x 10-4
Pengenceran 0.01 9.1 x 10-5 9.1 x 10-3
Kemurnian 0.995 0.00289 2.9 x 10-3
Jakarta19 – 21 April 2011
= √ [(7x10 ) + (4.9x10 ) + (9.1x10 ) + (2.91x10-3)2 ]
= 0.1149
μC3 = 0.1149 x 1 mg/L = 0.1149 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Rumus yang digunakan:
√μRec μx 2 μC3
2
Rec X C3
= √{ }+ { }
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = √ ( μC12 + μC2
2)
EK Asal x (mx)
μx = √ ( μC12 + μC2
2)
Dari data: μC1 = μC2 = 0.11 ppm
μx = √(0.112 + 0.112) = 0.16 ppm
Jakarta19 – 21 April 2011
Dari data: X = C1 – C2
= 1.56 – 0.73 = 0.83 ppm
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Data μx, x, μC3, C3 dimasukkan dalam rumus sbb:
μRec 0.16 2 0.1149 2
Rec 0.83 1= √{ }+{ }
Jakarta19 – 21 April 2011
μRec = √ (0.1874 2 + 0.1149 2) x Rec
µrec = 0.2198 x 83% = 18.25 %
Terdapat cara yang lebih sederhana untuk mengTerdapat cara yang lebih sederhana untuk meng--hitung Ketidakpastian Recovery dari SAC Singlashitung Ketidakpastian Recovery dari SAC Singlas
Untuk menghitung ketidakpastian recovery dari suatu metode di perlukan data recovery yang dilakukan berulangkali (minimal 6) p y y g g ( )dari suatu matriks menggunakan metode tersebut.Dari 6 data yang diperoleh dihitung nilai standar deviasi-nyaNilai ini yang disimpan dalam logbook laboratoriumNilai ini dapat digunakan untuk menghitung ketidakpastian asal recovery, apabila laboratorium menerima contoh dengan matriks yang serupa (similar)
Jakarta19 – 21 April 2011
yang serupa (similar).
Bagaimana penyesuaian terhadap nilai yang ada di logbook dengan nilai recovery yang diperoleh contoh dibuat ?
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Data Percobaan LaboratoriumData Percobaan Laboratorium
Dari data validasi metode yang ada di logbook, tercatat bahwa recovery untuk asam linoleat dari matriks Energen adalah sebesar: R = 91,3 + 5,4%
Pada hari ini laboratorium mendapat contoh susu bubuk untuk ditentukan kadar linoleat-nya.
Penentuan recovery terhadap contoh susu bubuk yang dilakukan pada hari ini sebanyak 1 kali memberikan data R =
Jakarta19 – 21 April 2011
dilakukan pada hari ini sebanyak 1 kali memberikan data R = 95%.
Bagaimana perhitungan μrecovery dilakukan?
Perhitungan Perhitungan μμrecoveryrecovery
5,4 %RSD = = 0,0591
91,3 %
μ(R) = 0,0591 x 95 % = 5,61 %
Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada Pembuatan Larutan Baku
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PEMBUATAN LARUTAN BAKU
Jakarta3 – 5 Agustus 2010
1
Studi Kasus Pembuatan Larutan Baku Cu
Ditimbang berat wadah kosong = 32,0822 gDitimbang berat wadah + Cu = 32,5829 gDitimbang berat wadah Cu 32,5829 gDilarutkan dalam labu takar 500 mL
Kemurnian dari standar logam Cu didalam sertifikat-nya tercantum sebesar 99,99 + 0,01%Pada sertifikat kalibrasi neraca tertulis perbedaan antara berat yang sebenarnya dengan berat yang terbaca pada
Jakarta19 – 21 April 2011
2
berat yang sebenarnya dengan berat yang terbaca pada skala adalah + 0,05 mg dengan tingkat kepercayaan 95%10 kali pengulangan pengukuran berat memberikan nilai simpangan baku sebesar 0,06 mg pada rentang pengukuran antara 20 g sampai 100 g
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Data-data lainnya
Pabrik menyatakan bahwa untuk labu takar 500 mL,
kesalahan-nya adalah + 0,15 mL pada temp 20oC
10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar 500
mL memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,04 mL
Menurut keterangan pabrik, labu takar telah dikalibrasi
pada 20oC, sedangkan temperatur laboratorium bervariasi
+ 4oC.
Jakarta19 – 21 April 2011
3
Koefesien muai volum dari air = 0,00021 oC-1
Berapakah konsentrasi larutan standar Cu lengkap dengan nilai ketidakpastiannya?
MODEL SISTIM PENGERJAAN
Timbang Wadah Kosong
Timbang Wadah Kosong + Cu
Larutkan dalam Labu Ukur 1 L
Jakarta19 – 21 April 2011
4
Hitung konsentrasi Larutan
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN(Cause and Effect Diagram)
Vlarutan Cu
CCumwadah
m d h C
Jakarta19 – 21 April 2011
5
mCu
mwadah+Cu
IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN(Cause and Effect Diagram)
Vlarutan Cu
Kemurnian Cu
m d h C
mwadahμ
CCu
μefek temp
μkalibrasi
μpresisi
Jakarta19 – 21 April 2011
6
mCu
μpresisi μkalibrasi
mwadah+Cuμpresisi
μkalibrasi
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Proses Penimbangan Standar Cu
Dilakukan penimbangan 500 mg kawat Cu dengan jalan : Ditimbang mula-mula berat wadah kosongDitimbang kemudian berat wadah + CuBerat Cu diperoleh dari selisih berat butir 2 dan 1
Jakarta19 – 21 April 2011
7
Diperoleh data:Berat wadah + Cu = 32,5829 gBerat wadah kosong = 32,0822 gBerat Cu = 0,5007 g
Perhitungan komponen-komponen Ketidakpastian
Kemurnian dari Logam CuKemurnian dari standar logam Cu didalam sertifikat-nya tercantum sebesar 99 99 + 0 01% tanpa menyebutkan tercantum sebesar 99,99 + 0,01% , tanpa menyebutkan berapa tingkat kepercayaan-nya. Berarti kemurnian standar Cu disini adalah:
0,9999 + 0,0001
Karena tidak ada informasi mengenai tingkat kepercayaan, maka diasumsikan bahwa distribusi-nya
Jakarta19 – 21 April 2011
8
rektangular dan ketidakpastian baku:
μ(Pcu) = 0,0001 / √ 3 = 0,000058
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Kalibrasi Neraca
Pada sertifikat kalibrasi (yang dilakukan oleh pihak luar) neraca tertulis perbedaan antara berat yang sebenarnya dengan berat yang terbaca pada skala adalah + 0 05 mg dengan berat yang terbaca pada skala adalah + 0,05 mg dengan tingkat kepercayaan 95%
Ketidakpastian kalibrasi = 0,05 mg / 1,96
= 0,026 mg
Jakarta19 – 21 April 2011
9
Ketidakpastian kalibrasi ini harus dihitung dua kali karena mencakup dua kali penimbangan, yaitu penimbangan wadah sebelum dan sesudah ditambahkan Cu
Presisi NeracaKetidakpastian ini berasal dari penimbangan yang berulang kali
10 kali pengulangan pengukuran berat mem-berikan nilai simpangan baku sebesar 0,06 mgpada rentang pengukuran antara 20 g sampai 100 g
Ketidakpastian presisi = s = 0,06 mg
Jakarta19 – 21 April 2011
10
Ketidakpastian presisi ini hanya dihitung satu kali karena perhitungannya sudah didasarkan pada selisih berat (s dari perbedaan berat)
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Ketidakpastian Baku Gabungan Dari Tahap Penimbangan
Karena satuan dari kedua komponen yang menyumbang ketidakpastian(ketidakpastian yang b l d i li it d k tid k ti berasal dari linearitas dan ketidakpastian yang berasal dari presisi) sudah sama yaitu mg, maka ketidakpastian gabungan dari tahp menimbang dapat langsung dihitung sbb:
μ(mcu) = √ 2 (0,026)2 + (0,06)2
0 07
Jakarta19 – 21 April 2011
11
= 0,07 mgBagaimana halnya apabila μ(mCu) ini akan digabungkan
dengan ketidakpastian yang berasal dari kemurnian Cu; μ(PCu) ?
Bagaimana Mengubah Komponen-komponen Ketidakpastian agar Mempunyai Satuan Yang Sama ?
Ringkasan dari Nilai Ketidakpastian pada proses penimbangan:
Asal Nilai X Sa-tuan
μ(x) Sa-tuan
μ(x)/x
Kemurnian Cu
0,9999 0,000058 0,000058
Jakarta19 – 21 April 2011
12
Tahap Penimbang-
an
500,7 mg 0,07 mg 0,00014
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian Gabungan
μ(mcu)/mcu = √ (0,000058)2 + ((0,00014)2
= 0,00015
Jakarta19 – 21 April 2011
13
IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN(Cause and Effect Diagram)
Vlarutan Cu
CCu
Jakarta19 – 21 April 2011
14
μmCu/mCu = 0,00015
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Proses Pelarutan Cu dalam HNO3
Dibuat larutan baku Cu(NO3) dari 500,7 mg kawat Cu dalam 500 mL labu takarL k h P jLangkah Pengerjaan:Ditimbang + 500 mg kawat CuDilebur/dilarutkan menggunakan 5 mL asam nitrat pekatPada saat seluruh Cu sudah terlarutkan sempurna dalam larutan asam, larutan
Jakarta19 – 21 April 2011
15
tersebut dipindahkan secara kuantitatif kedalam 500 ml labu takar dan diencerkan dengan air destilasi sampai tanda batas
IDENTIFIKASI SUMBER KETIDAKPASTIAN(Cause and Effect Diagram)
Vlarutan Cu
μ f k t
CCu
μkalibrasi
μefek tempμpresisi
Jakarta19 – 21 April 2011
16
μmCu/mCu = 0,00015
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Kalibrasi Volume Labu Takar
Pabrik menyatakan bahwa untuk labu takar Pabrik menyatakan bahwa untuk labu takar 500 mL, kesalahannya adalah + 0,15 mL pada temp 20oC
Ketidakpastian baku dari volume labu takar =
√
Jakarta19 – 21 April 2011
17
0,15 / √ 3= 0,087 mL
Presisi
Ketidakpastian ini berasal dari pemakaian labu takar 500 mL yang berulang kali
10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar 500 mL memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,04 mL
Ketidakpastian baku presisi = s = 0 04 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
18
Ketidakpastian baku presisi = s = 0,04 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
EFEK TEMPERATUR
Ketidakpastian karena efek temperatur harus di hit k k t t l b t i diperhitungkan karena temperatur laboratorium pada saat labu takar dipakai mungkin berbeda dengan temperatur kalibrasi labu takar tersebut.
Ketidakpastian ini dapat dihitung dari perbedaan antara temperatur laboratorium dengan temperatur kalibrasi dan koefesien volum muai
Jakarta19 – 21 April 2011
19
temperatur kalibrasi dan koefesien volum muai.
Karena muai volum cairan lebih besar dari muai volum labu, maka hanya muai volum cairan saja yang dihitung.
Efek Temperatur
Ketidakpastian dari volume cairan dalam labu akibat
efek temperatur, μ(VT) dihitung menurut rumus:
μ(VT) = V x μ(T) x α
dimana:V = volume labu
Jakarta19 – 21 April 2011
20
μ(T) = simpangan baku dari variasi temperatur kamar dibandingkan terhadap temperatur kalibrasi.
α = Koefesien muai volum dari cairan dalam labu
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Efek Temperatur(Ketidakpastian dari Perubahan Temperatur)
Menurut keterangan pabrik, labu takar telah dikalibrasi pada 20oC, sedangkan temperatur laboratorium bervariasi + 4oC.
Koefesien muai volum dari air = 0,00021 oC-1
Muai volume = (500 mL) x (+ 4oC) x (0,00021oC-1)= 0,42 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
21
Ketidakpastian baku dari Variasi Temperatur =0,42 / √ 3
= 0,24 mL
Ketidakpastian Baku Gabungan Dari Tahap Pengenceran (Pengukuran Volume)
μ(V) = √ (0,087)2 + (0,04)2 + (0,24)2 volume labu takar presisi efek temperatur
= √ 0,007569 + 0,0016 + 0,0576
= √ 0 066769
Jakarta19 – 21 April 2011
22
= √ 0,066769
= 0,258 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
Bagaimana Mengubah Komponen-komponen Ketidakpastian agar Mempunyai Satuan Yang Sama ?
Ringkasan dari Nilai Ketidakpastian pada proses pembuatan larutan baku:
Asal Nilai X Sa-tuan
μ(x) Sa-tuan
μ(x)/x
Proses Penimbang-
an
0,00015
Jakarta19 – 21 April 2011
23
an
Tahap Pengencer-
an
500 mL 0,258 mL 0,00052
Ketidakpastian Gabungandari proses pembuatan larutan baku (500,7 mg Cu
dalam 500 mL larutan) dengan memperhatikan ketidakpastian penimbangan dan pengenceran
μ /kons = √ [μ /m ] 2 + [μ /V] 2μ(kons)/kons = √ [μ(mCu)/mCu] 2 + [μ(V)/V] 2
√ (0,00015)2 + (0,00052)2
= 0,00054Karena konsentrasi dari larutan Cu adalah:500 7 /500 L t 1 0014 / L t 1001 4 /L
Jakarta19 – 21 April 2011
24
500,7 mg/500 mL atau 1,0014 mg/mL atau 1001,4 mg/Lmaka:
μ(kons) = 0,00054 . 1001,4 mg/L= 0,54 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Ketidakpastian Diperluas
Ketidakpastian diperluas pada proses pembuatan Ketidakpastian diperluas pada proses pembuatan larutan baku 1001,4 mg/L Cu adalah:
0,54 x 2
= 1,08 mg/L
Jakarta19 – 21 April 2011
25
Konsentrasi larutan Cu yang dibuat :
1001,4 + 1,08 mg/L
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada Titrasi
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
PEK pada Titrasi (HCl dengan NaOH)
Jakarta19 – 21 April 2011
1
Model Pengujian• KHP, Kalium Hidrogen Phtalat ditimbang (mKHP),
sesudah dikeringkan 120 oC, 2 jam
L tk d l 50 L iLarutkan dalam 50 mL air
Titrasi dengan VT1 mL NaOH (*)
• Pipet VHCl (konsentrasi larutan HCl = CHCL mol/L)
Jakarta19 – 21 April 2011
2
Titrasi dengan VT2 mL NaOH (*)
Hasil (CHCl)
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
FormulaPada titik ekuivalen titrasi,
Σ ekuivalen HCl = Σ ekuivalen NaOHΣ mol HCl = Σ mol NaOH
VHCl x CHCl = CNaOH x VT2 ….(1)
Konsentrasi NaOH diperoleh dari standardisasi dengan KHP1000 x mKHP x PKHP
CNaOH = mol/L …..(2)VT x MKHP
Jakarta19 – 21 April 2011
3
Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke persamaan (1) diperoleh,
1000 x mKHP x PKHP x VT2CHCl = mol/L …..(3)
VT1 x MKHP x VHCL
Formula (lanjutan)
SIMBOL KETERANGAN NILAI SATUAN
mKHP Massa (berat) KHP 0,3888 gram
PKHP Kemurnian KHP 1,0 -
VT1 Vol. NaOH untuk titrasi KHP 18,64 mL
VT2 Vol. NaOH untuk titrasi HCl 14,89 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
4
MKHP Massa molar KHP 204,2212 g/mol
VHCl Vol. Larutan HCl yang dititrasi 15 mL
CHCl Konsentrasi larutan HCl 0,10139 mol/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Diagram Fish-Bone PKHP mKHP
Kalibrasi Neraca Kalibrasi Neraca
CHClKalibrasi Buret
Temperatur
R tibilit
mwadah+KHPmwadah kosong
Repetibilitas Repetibilitas
Temperatur
Kalibrasi PipetKalibrasi Buret
Temperatur
Repetibilitas
Jakarta19 – 21 April 2011
5
MKHPVT2
Titik Akhir
Bias
Repetibilitas
Repetibilitas
Temperatur
VHCl
Repetibilitas
VT1
Titik Akhir
Bias
Repetibilitas
Repetibilitas
Diagram Fish-Bone (Revisi)
PKHP mKHP
Kalibrasi Neraca Kalibrasi Neraca
Repetibilitas Metode
Rep. mKHP
Rep V
CHClKalibrasi Buret
Temperatur
mwadah+KHPmwadah kosong
Kalibrasi PipetKalibrasi Buret
Temperatur
Rep. Titik Akhir VT1
Rep. Titik Akhir VT2
Rep. VT1
Rep. VT2
Rep. VHCl
Jakarta19 – 21 April 2011
6MKHPVT2
Temperatur
Titik Akhir
Bias
Temperatur
VHClVT1
Temperatur
Titik Akhir
Bias
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Ketidakpastian Baku Asal Repetibilitas Metode
D i d t lid i t d tit i l t HCl dDari data validasi metode titrasi larutan HCl dengan NaOH diperoleh data repetibilitas metode sebesar 0,1% (RSD).
Komponen ini sudah mencakup:
Jakarta19 – 21 April 2011
7
•Repetibilitas mKHP•Repetibilitas VT1•Repetibilitas T. Akhir VT1
•Repetibilitas VT2•Repetibilitas T. Akhir VT2•Repetibilitas VHCl
Ketidakpastian Baku Asal PKHP
Kemurnian KHP tercantum pada sertifikat dari psuplier sebesar: 99,95 – 100,05 % atau 100% ± 0,05%, atau 1,0000 ± 0,0005
Maka ketidakpastian baku kemurnian KHPµ (PKHP) = 0,0005/ √3 = 0,00029
Jakarta19 – 21 April 2011
8
µ (PKHP) 0,0005/ √3 0,00029
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Ketidakpastian Baku Asal mKHP
Ketidakpastian asal penimbangan standar merupakan gabungan dari dua komponen ketidakpastian, yaitu:
• Massa wadah kosong (mWadah Kosong)• Massa wadah berisi standar (mWadah+KHP)
Jakarta19 – 21 April 2011
9
Ketidakpastian BakuAsal Kalibrasi Neraca
Pada sertifikat kalibrasi neraca diperoleh data ketidakpastian sebesar ± 0,174 mg, dengan k = 2.
Maka ketidakpastian bakunya,
Jakarta19 – 21 April 2011
10
p y ,µ (Kalibrasi) = 0,174 / 2 = 0,087 mg
= 0,000087 g
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Ketidakpastian Baku Asal mKHP (lanjutan)
Maka ketidakpastian baku dari massa standar,
µ (mKHP) = √ 0,0000872 + 0,0000872 = 0,00012 g
Jakarta19 – 21 April 2011
11
Ketidakpastian Baku Asal VT1
Ketidakpastian asal peng k ran ol me titranKetidakpastian asal pengukuran volume titran yang terpakai untuk standardisasi ini merupakan gabungan dari tiga komponen ketidakpastian:• kalibrasi buret
t t
Jakarta19 – 21 April 2011
12
• temperatur• bias end-point
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian Baku AsalKalibrasi Buret
Pabrik pembuat autoburette mencantumkanPabrik pembuat autoburette mencantumkan angka ketidakpastian sebesar ± 0,03 mL.
Maka ketidakpastian baku asal kalibrasi burette:
Jakarta19 – 21 April 2011
13
µ (Kalibrasi Burette) = 0,03 / √6= 0,012 mL
Ketidakpastian Baku AsalTemperatur
Temperatur laboratorium bervariasi ± 4 oC dari temperatur kalibrasinya.
Maka ketidakpastian baku volume titran (18,64 ≈ 19 mL) akibat variasi temperatur,
(V ) 4 C/√3 2 1 10 4 0C 1 19 L
Jakarta19 – 21 April 2011
14
µ (VTemperatur) = 4oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 19 mL = 0,009 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Ketidakpastian Baku Asal Bias Titik Akhir
Ketidakpastian asal bias penentuan titik akhir titrasi oleh sistem autotitrator diabaikan.
Jika menggunakan buret biasa:
Jakarta19 – 21 April 2011
15
Jika menggunakan buret biasa: 0,5 tetes = 0,05 mL bagi akar 3
Ketidakpastian Baku Asal VT1 (lanjutan)
Maka besar ketidakpastian bak asal ol meMaka besar ketidakpastian baku asal volume titran yang terpakai untuk standardisasi,
µ (VT1) = √ 0,012 2 + 0,0092 = 0,015 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
16
µ (Kalibrasi Burette) µ (Temperatur)
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Ketidakpastian Baku Asal VT2
Ketidakpastian asal peng k ran ol me titranKetidakpastian asal pengukuran volume titran yang terpakai untuk standardisasi ini merupakan gabungan dari tiga komponen ketidakpastian:• kalibrasi buret
t t
Jakarta19 – 21 April 2011
17
• temperatur• bias end-point
Ketidakpastian Baku AsalKalibrasi Buret
Pabrik pembuat autoburette mencantumkanPabrik pembuat autoburette mencantumkan angka ketidakpastian sebesar ± 0,03 mL.
Maka ketidakpastian baku asal kalibrasi burette:
Jakarta19 – 21 April 2011
18
µ (Kalibrasi Burette) = 0,03 / √6= 0,012 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Ketidakpastian Baku AsalTemperatur
Temperatur laboratorium bervariasi ± 4 oC dari temperatur kalibrasinya.
Maka ketidakpastian baku volume larutan penitrasi (14,89 ≈ 15 mL) akibat variasi temperatur,
µ (VTemperatur) = 4oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 15 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
19
µ ( Temperatur) √ ,= 0,007 mL
Ketidakpastian Baku Asal Bias Titik Akhir
Ketidakpastian asal bias penentuan titik akhir titrasi oleh sistem autotitrator diabaikan.
Jakarta19 – 21 April 2011
20
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Ketidakpastian Baku Asal VT2
Maka besar ketidakpastian baku asal volume titran yang terpakai untuk titrasi larutan contoh,
µ (VT2) = √ 0,012 2 + 0,0072 = 0,014 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
21
µ ( T2) , , ,
µ (Kalibrasi Burette) µ (Temperatur)
Ketidakpastian Baku Asal MKHP
Dari tabel IUPAC diperoleh data:
Unsur Berat Atom (g) Ketidakpastian (g) Ketidakpastian Baku (g)
C 12,0107 ± 0,0008 0,00046
H 1,00794 ± 0,00007 0,000040
Jakarta19 – 21 April 2011
22
O 15,9994 ± 0,0003 0,00017
K 39,1983 ± 0,0001 0,000058
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
Ketidakpastian Baku Asal MKHP (Lanjutan)
Untuk KHP (C8H5O4K) Ketidakpastian Baku (g)8C 8 x 0,00046 = 0,00375H 5 x 0,000040 = 0,00024O 4 x 0,00017 = 0,000681K 1 x 0,000058= 0,000058
MKHP = 204,2212 g/mol µ (MKHP) = 0,0038 g/mol (*)
Jakarta19 – 21 April 2011
23
KHP , g µ ( KHP) , g ( )
(*) µ (MKHP) = √ (0,00372 + 0,00022 + 0,000682 + 0,0000582)
Ketidakpastian Baku Asal VHCl
Ketidakpastian asal pemipetan larutan HCl ini merupakan gabungan dari dua komponen ketidakpastian:• kalibrasi pipet• temperatur
Jakarta19 – 21 April 2011
24
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Ketidakpastian Baku Asal Kalibrasi Pipet
Batas akurasi pengukuran larutan pada pipet 15 mL yang digunakan, dinyatakan oleh pabrik pembuatnya sebesar ± 0,02 mL.
Maka ketidakpastian baku asal kalibrasi burette:
Jakarta19 – 21 April 2011
25
µ (Kalibrasi Pipet) = 0,02 / √6= 0,008 mL
Ketidakpastian Baku AsalTemperatur
Temperatur laboratorium bervariasi ± 4 oC dari temperatur kalibrasinya.
Maka ketidakpastian baku volume larutan HCl yang dipipet akibat variasi temperatur,
µ (VTemperatur) = 4oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 15 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
26
p
= 0,007 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 14
Ketidakpastian Baku Asal VHCl (lanjutan)
Maka ketidakpastian baku asal pemipetan larutan HCl,
µ (VHCl) = √ 0,008 2 + 0,0072 = 0,011 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
27
µ (Kalibrasi Pipet) µ (Temperatur)
Ketidakpastian Baku Gabungan CHCl
Ketidakpastian konsentrasi larutan contoh HCl ini pmerupakan gabungan dari komponen-komponen:• kemurnian KHP (PKHP)• penimbangan KHP (mKHP)• repetibilitas metode • volume titran pada standardisasi (VT1)
Jakarta19 – 21 April 2011
28
• volume titran pada titrasi larutan contoh (VT2)• berat molekul KHP (MKHP)• volume larutan contoh yang dititrasi
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 15
Ketidakpastian Baku Gabungan CHCl (Lanjutan)
Nilai x Ketidakpastian Ketidakpastian RankpBaku µ(x)
pBaku Relatif µ(x)/x
Rep. 0,001 1
PKHP 1,0000 0,00029 0,00029 6mKHP 0,3888 g 0,00012 g 0,00031 5MKHP 204,2212 g/mol 0,0038 g/mol 0,000019 7VT1 18,64 mL 0,015 mL 0,00080 3
Jakarta19 – 21 April 2011
29
VT1 18,64 mL 0,015 mL 0,00080 3VT2 14,89 mL 0,014 mL 0,00094 2VHCl 15 mL 0,011 mL 0,00073 4CHCl 0,10139 mol/L
Ketidakpastian Baku GabunganRelatif CHCl
õC (CHCl/CHCl) = 0,0012 + 0,000292 + 0,000312
+ 0,0000192 + 0,000802
+ 0,000942 + 0,000732
= 0,0018
√
Jakarta19 – 21 April 2011
30
,
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 16
Ketidakpastian Baku GabunganCHCl
µC (CHCl) = CHCl x µC (CHCl/CHCl)
= 0,10139 mol/L x 0,0018
= 0,00018 mol/L
Jakarta19 – 21 April 2011
31
Perhitungan Ketidakpastian Diperluas(Expanded Uncertainty)
Untuk tingkat kepercayaan = 95% digunakan faktor pencakupan, k = 2. Sehingga,
U (CHCl) = k x µC (CHCl)
Jakarta19 – 21 April 2011
32
( HCl) µC ( HCl)= 2 x 0,00018 = 0,00036 mol/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 17
Pelaporan Hasil
Konsentrasi larutan contoh HCl adalah:
0,10139 ± 0,00036 mol/LDengan tingkat kepercayaan 95%
Jakarta19 – 21 April 2011
33
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada Pengujian Kadar Protein
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADAESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA PENENTUAN PROTEIN DALAM SUSU
Jakarta19 – 21 April 2011
1
Model Pengujian• Standardisasi H2SO4
Timbang 0,35 g Na-Boraks (mboraks), (Na2B4O7. 10H2O)larutkan dalam aquadestTitrasi dengan VT1 larutan H2SO4
N lit H SONormalitas H2SO4
• Preparasi sampelTimbang 1 gram (mSpl)
tambahkan 10 mL H2SO4 pekat, 1 butir se, dan 6 mL H2O2
destruksi selama 1 jam sampai jernihtambahkan aquadest sekitar 75 mL
l h il d t k i
Jakarta19 – 21 April 2011
2
sampel hasil destruksimasukkan dalam alat destilasitambahkan 50 mL NaOH 30-40 %tampung destilat dalam 25 mL asam borat 4%
125 mL destilat
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Tit i l
Model Pengujian (lanjutan)
• Titrasi sampel
Larutan destilat
Titrasi destilat dengan VT2 larutan H2SO4 yang telah distandarkan
Titrasi larutan blanko dengan VTBl larutanH2SO4
Kadar protein dalam susu (KP)
Jakarta19 – 21 April 2011
3
Formula
KP =VTSpl . NH2SO4 . BAN . 6,38
X 100%
Kadar protein (KP) dalam sampel susu
1)KP = X 100%WSpl . 1000
NH2SO4 =2 . mBoraks . PBoraks . 1000
ek/LVT1 . BMBoraks
Sedangkan normalitas H2SO4,
S b tit i 2) k 1) h ilk
…...1)
…...2)
Jakarta19 – 21 April 2011
4
KP =2 . mBoraks . Pboraks . VTSpl . BAN . 6,38
x 100%VT1 . BMBoraks . WSpl
Substitusi persamaan 2) ke persamaan 1) menghasilkan,
Dengan VTSpl = VT2 - VTBL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Data PercobaanSIMBOL KETERANGAN NILAI SATUAN
mBoraks Massa (berat) Na-Boraks 0,3562 gram
PBoraks Kemurnian Na-Boraks 0,9999 -
VTSpl Vol. Lar. sulfat untuk titrasi sampel 6,1 mL
BAN Massa Atom Nitrogen 14,01 g/mol
VT1 Vol. Lar. sulfat untuk standardisasi 18 mL
BMBoraks Berat Molekul Na-Boraks 381,37 g/mol
M l di li 1 0022
Jakarta19 – 21 April 2011
5
mSpl Massa sampel susu yang dianalisa 1,0022 gram
KP Kadar protein dalam susu 5,65 %
Dimana, VTSpl diperoleh dari selisih antara VT2 (6,2 mL) dan VTBL (0,1 mL)
Diagram Fish-Bone PBoraks mBoraks
K K
VTSpl
K KTT
BAN
KP (%)
mwk+Boraksmwk VT2VTBl
T.Akhir T.Akhir
BiasBias
KT.Akhir
m
K K
Jakarta19 – 21 April 2011
6
VT1
T
Bias
mSpl
mwk+Splmwk
BMBoraks Presisi Recovery
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Ketidakpastian Baku Asal PBoraks
Kemurnian standar Na-Boraks tercantum pada sertifikat dari suplier sebesar: 99,99 ±0,01 % atau 0,9999 ± 0,0001
Maka ketidakpastian baku asal kemurnian standar Na-Boraks,
Jakarta19 – 21 April 2011
7
,µ (PBoraks) = 0,0001/ √3 = 0,00006
Ketidakpastian Baku Asal mBoraks
Ketidakpastian asal penimbangan standar merupakan gabungan dari dua komponen ketidakpastian, yaitu:
• Massa wadah kosong (mWadah Kosong)• Massa wadah berisi standar (mWadah+Boraks)
Jakarta19 – 21 April 2011
8
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Ketidakpastian BakuAsal mWadah Kosong dan mWadah+Boraks
Pada sertifikat kalibrasi neraca diperoleh data ketidakpastian sebesar ± 0,28mg, dengan k = 2.
Maka ketidakpastian bakunya,µ (Kalibrasi) = 0,28 / 2 = 0,14 mg
= 0,00014 g
Jakarta19 – 21 April 2011
9
Ketidakpastian massa wadah kosong dan wadah berisi Boraks:µ (mWadah Kosong) = µ (mWadah+Boraks) = 0,00014 g
Ketidakpastian Baku Asal mBoraks (lanjutan)
Maka ketidakpastian baku dari massa Na-Boraks,
µ (mBoraks) = √ 0,000142 + 0,000142 = 0,0002 g
Jakarta19 – 21 April 2011
10
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Ketidakpastian Baku Asal VTSpl
Ketidakpastian asal pengukuran volume titran yang terpakai untuk titrasi sampel ini merupakan gabungan dari 2 komponen yaitu asal VT2 dan VTBL, yang masing-masing dipengaruhi oleh:• kalibrasi buret• temperatur
Jakarta19 – 21 April 2011
11
temperatur• bias end-point
Ketidakpastian Baku AsalKalibrasi Buret
Pabrik pembuat buret mencantumkan angka ketidakpastian sebesar ± 0,03 mL.
Maka ketidakpastian baku asal kalibrasi burette:
µ (Kalibrasi Burette) = 0,03 / √3= 0,0173 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
12
0,0173 mL
Ketidakpastian ini harus dihitung 2 kali karena kita melakukan 2 kali titrasi, yaitu titrasi sampel dan titrasi blanko.
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian Baku AsalTemperatur Pada VT2
Temperatur laboratorium bervariasi ± 3 oC dari temperatur kalibrasinya.
Maka ketidakpastian baku volume titran (6,2 mL) akibat variasi temperatur,
(T t ) 3 C/√3 2 1 10 4 0C 1 6 2 L
Jakarta19 – 21 April 2011
13
µ (Temperatur) = 3oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 6,2 mL = 0,0023 mL
Ketidakpastian Baku AsalTemperatur Pada VTBL
Temperatur laboratorium bervariasi ± 3 oC dari temperatur kalibrasinya.
Maka ketidakpastian baku volume titran (0,1 mL) akibat variasi temperatur,
µ (Temperatur) = 3oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 0,1 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
14
µ ( p ) , ,= 0,000036 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Ketidakpastian Baku Asal Bias Titik Akhir
Karena volume titran sudah dikoreksi menggunakan blanko, maka efek dari bias penentuan titik akhir titrasi saling meniadakan, sehingga dapat diabaikan.
Jakarta19 – 21 April 2011
15
Ketidakpastian Baku Asal VTSpl (lanjutan)
Maka besar ketidakpastian baku asal volume titranMaka besar ketidakpastian baku asal volume titran,
µ (VTSpl) = √ 2 . 0,0173 2 + 0,00232 + 0,0000362
0 025 L
µ (Kalibrasi Burette) µ (Temperatur VT2) µ (Temperatur VTBL)
Jakarta19 – 21 April 2011
16
= 0,025 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Ketidakpastian Baku Asal BAN
Pada tabel berat atom dari IUPAC diperoleh data bahwa ketidakpastian berat atom Nitrogen = 0,0002 g
Maka,µ (BAN) = 0,0002 /√3 = 0,00012 g
Jakarta19 – 21 April 2011
17
( N) g
Ketidakpastian Baku Asal VT1
• Kalibrasi buretKetidakpastian buret dinyatakan oleh pabriknya sebesar 0,03 mLMakaMaka,µ (VT1) = 0,03 /√3 = 0,0173 mL
• Efek TemperaturEfek variasi temperatur ± 3oC terhadap volume titran 18 mLµ (Temperatur) = 3oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 18 mL = 0,0065 mL
• Bias penentuan titik akhir titrasiDari percobaan diperoleh data bahwa kelebihan volume titran
Jakarta19 – 21 April 2011
18
Dari percobaan diperoleh data bahwa kelebihan volume titran pada titrasi rata-rata adalah 0,05 mL, dengan simpangan baku = 0,03 mL.µ (Bias) = 0,03 /√3 = 0,0173 mL
Maka, µ (VT1) = √ 0,0173 2 + 0,00652 + 0,01732 = 0,025 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Ketidakpastian Baku Asal BMBoraks
Rumus molekul Na-Boraks: Na2B4O7. 10H2OD i t b l IUPAC di l h d tDari tabel IUPAC diperoleh data:
Unsur Berat Atom (g) Ketidakpastian (g) Ketidakpastian Baku (g)
Na 22,989 770 ± 0,000 002 0,000 001
B 10,811 ± 0,007 0,004
H 1 007 94 0 000 07 0 000 040
Jakarta19 – 21 April 2011
19
H 1,007 94 ± 0,000 07 0,000 040
O 15,999 4 ± 0,000 3 0,000 17
Ketidakpastian Baku Asal BMBoraks (Lanjutan)
Untuk Na Boraks (Na B O 10H O ) Ketidakpastian Baku (g)Untuk Na-Boraks (Na2B4O7. 10H2O ) Ketidakpastian Baku (g)
2 Na 2 x 0,000001 = 0,000002
4 B 4 x 0,004 = 0,016
20 H 20 x 0,000040 = 0,0008
17 O 17 x 0,00017 = 0,0029
BMBoraks = 381,37 g µ (BMBoraks) = 0,016 g (*)
Jakarta19 – 21 April 2011
20
(*) µ (BMBoraks) = √ (0,0000022 + 0,0162 + 0,00082 + 0,00292 )= 0,016 g
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Ketidakpastian BakuAsal mSpl
Karena neraca yang digunakan sama, maka ketidakpastian asal kalibrasinya pun sama,µ (Kalibrasi) = 0,00014 g
Maka ketidakpastian baku dari massa sampel susu,
Jakarta19 – 21 April 2011
21
µ (mBoraks) = √ 0,000142 + 0,000142 = 0,0002 g
Ketidakpastian Baku Asal Presisi Metode
Dari data validasi metode penentuan protein dalam sampel susu diperoleh data repetibilitas metode
sebesar 0,3 % (RSD).
Jakarta19 – 21 April 2011
22
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
Ketidakpastian Baku Asal Recovery
Dari data validasi metode diperoleh data rata-rata recovery metode 99,0 %, dengan SD = 0,3 %
Recovery relatif = 0,3% / 99% =0,003
Dari percobaan saat ini diperoleh recovery 98,6%
Jakarta19 – 21 April 2011
23
Maka,
µ (Recovery) = 98,6% x 0,003 = 0,3 %
Ketidakpastian Baku Gabungan KP
Nilai x Ketidakpastian Baku µ(x)
Ketidakpastian Baku Relatif µ(x)/x
Rank
R 0 003 2Rep. 0,003 2
Recovery 98,6 % 0,3 % 0,003 3mBoraks 0,3562 g 0,0002 g 0,00056 5PBoraks 0,9999 0,00006 0,00006 7VTSpl 6,1 mL 0,025 mL 0,004 1BAN 14,01 g/mol 0,00012 g/mol 0,0000086 9
Jakarta19 – 21 April 2011
24
VT1 18 mL 0,025 mL 0,0014 4BMBoraks 381,37 g/mol 0,016 g/mol 0,00004 8mSpl 1,0022 g 0,0002 g 0,0002 6KP 5,65 %
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Ketidakpastian Baku GabunganRelatif KP
µC (KP) / KP = 0,0032 + 0,0032 + 0,000562 + 0,000062 + 0,0042
+ 0,00000862 + 0,00142 + 0,000042 + 0,00022
= 0,006
√
Jakarta19 – 21 April 2011
25
Ketidakpastian Baku GabunganKP
µC (KP) = CKPx µC (CKP) / CKP
= 5,65 % x 0,006
= 0,034 %
Jakarta19 – 21 April 2011
26
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 14
Perhitungan Ketidakpastian Diperluas(Expanded Uncertainty)
Untuk tingkat kepercayaan = 95% digunakan faktor pencakupan, k = 2. Sehingga,
U (CKP) = k x µC (CKP)
Jakarta19 – 21 April 2011
27
( KP) µC ( KP)= 2 x 0,034= 0,068 % = 0,07 %
Pelaporan Hasil
Kadar protein dalam sampel adalah:
5,65 ± 0,07 %Dengan tingkat kepercayaan 95%
Jakarta19 – 21 April 2011
28
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada Spektrometri UV/Vis
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
PEK Pada Spektrometri UV-Vis: Penentuan melalui Kurva Kalibrasi
Jakarta19 – 21 April 2011
MODEL PENGUJIAN
Pipet 50 mL sampel
Larutan jernih
+ H2SO4 p & 1 mL H2O2, panaskan! Std fosfat 50 mg/L
Cs
V1
Tepatkan volume
Pipet 5 mL
Saring, mskkan dlm labu takar 50 mL
Masukkan dlm labu takar 50 mL+ 5 mL reagen Molibdat &
2 mL Hidrazin sulfat
Pipet 0.25; 0.5; 1; 1.5 mL
V2
V3
V
Jakarta19 – 21 April 2011
Tepatkan volPnskan pd waterbath 10’
kmd dinginkanTepatkan volume
Ukur Serapan (A) pada λ 840.5 nm
4
Cx
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Formula yang digunakan
Kurva kalibrasi; Y = a + bX
Ax = a + bCx
Cx = A x – a
b
V V V
Dari kurva kalibrasi
Jakarta19 – 21 April 2011
Cs = Cx = Cx f V4 V2 V2
V3 V1 V1
f pengenceran
Identifikasi Sumber Ketidakpastian
C sp V labu takar V sampel
Kons fosfatdlm larutan
Cs
C sp
Kurvakalibrasi
V labu takarKalibrasi
V sampel
Kalibrasi
TempTemp
iK
K
Jakarta19 – 21 April 2011
Presisimetode
f Pengenceran
Labu tkr 50 mL
Pipet5 mL
K
T T
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Estimasi Ketidakpastian asal V sampel (50mL)
• Dari spek pabrik, pipet 50 ± 0.05 mL
μ Kalibrasi vol =0.05
√ 3= 0.0289 mL
• Efek Temperatur
Variasi dari temperatur kalibrasi = ± 3oCKoefisien muai air = 0.00021 oC-1
μ Vol asal efek temp = V x μ (T) x koef muai air= 50 mL x 3 oC/√3 x 0.00021 oC-1
= 0.0182 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
• μ pipet = √ (0.0289)2 + (0.0182)2
= √ 0.001164 mL
= 0.03412 mL
Estimasi Ketidakpastian asal volume Labu takar
• Dari spek pabrik, labu takar 50 ± 0.05 mL
μ Kalibrasi vol =0.05
√ 3= 0.0289 mL
• Efek Temperatur
Variasi dari temperatur kalibrasi = ± 3oCKoefisien muai air = 0.00021 oC-1
μ Vol asal efek temp = V x μ (T) x koef muai air= 50 mL x 3 oC/√3 x 0.00021 oC-1
= 0.0182 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
• μ labu takar = √ (0.0289)2 + (0.0182)2
= √ 0.001164 mL
= 0.03412 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Kurva Kalibrasi Std Fosfat
Xi(μg/mL) Yi Yc Yi - Yc (Yi – Yc)2 xi - x (xi – x)2
0.25 0.1149 0.12205 -0.00715 5.1x10-5 -0.563 0.316
0.5 0.2749 0.26828 0.006615 4.4x10-5 -0.312 0.098
1 0.5654 0.56075 0.004651 2.2x10-5 0.188 0.035
1.5 0.8491 0.85321 -0.004114 1.69x10-5 0.688 0.473
3.25 1.8043 1.35x10-4 0.922
0.813 0.4511
A = -0 0242 ; B = 0 5849 ; Persamaan Y = -0 0242 + 0 5849 X
Σ
Rata2
Jakarta19 – 21 April 2011
A = -0.0242 ; B = 0.5849 ; Persamaan Y = -0.0242 + 0.5849 X
√ Σ (yi – yc)2/ (n – 2) = (1.35 x 10-4 /(4-2)) ½
0.00817
s y/x =
=
Y sampel = 0.5179 ; setelah diplot diperoleh Cx = 0.9267 μg/mL
Ketidakpastian asal Cx dari kurva kalibrasi
s y/x √ 1 + 1/ + (Ysample – Yrata-rata)2
s y/x = √ Σ (yi – yc)2/ (n – 2) = 0.00817
sx = y/x
b √ 1 + 1/n + ( sample rata rata)
b2 Σ [ xi – xrata-rata]2
= 1 + ¼ +(0.5179 – 0.4511)2 √ (0.5849)2 x 0.922
0.00817
0.5849
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0.0169 ( μg/mL)
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Ketidakpastian Baku asal faktor pengenceran (f)
• Dari spek pabrik, pipet 5 ± 0.02 mL
μ Kalibrasi vol =0.02
√ 3= 0.0116 mL
• Efek Temperatur
Variasi dari temperatur kalibrasi = ± 3oCKoefisien muai air = 0.00021 oC-1
μ Vol asal efek temp = V x μ (T) x koef muai air= 5 mL x 3 oC/√3 x 0.00021 oC-1
= 0.00182 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
• μ labu takar = √ (0.0116)2 + (0.00182)2
= √ 0.000136 mL
= 0.01164 mL
Ketidakpastian Baku asal faktor pengenceran (f) lanjutan
Kuantitas Nilai (mL) μ (mL)Kuantitas Nilai (mL) μ (mL)
Pemipetan 5 0.01164
Labu takar 50 0.03412
Jakarta19 – 21 April 2011
μ f
f= √ {(0.01164)/5 }2 + {(0.03412)/50}2 = 0.00243
μ f = 0.00243 x f = 0.00243 x 10 = 0.0243
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Ketidakpastian baku asal Presisi Metode
sumber: data log book dari data validasi metode
Pada saat ini penentuan fosfat dilakukan 1 kali, maka:
0 2105
menggunakan working standar dengan pengulangan 10 x diperoleh;
sd = 0.2105
Jakarta19 – 21 April 2011
μ Presisi metode = 0.2105
√ 1= 0.2105 (%)
KETIDAKPASTIAN GABUNGAN PENENTUAN FOSFAT DALAM AIR
Terdiri atas komponen:
• Pemipetan contoh• Volume labu takar
• C x (dari kurva kalibrasi)• f pengenceran
•Presisi metode analisis
Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
RINGKASAN KETIDAKPASTIAN BAKU PENENTUAN FOSFAT DALAM AIR
Sumber Nilai (X) Sat μ(X) Sat μ(X) / (X)
Vol spl (V1) 50 mL 0 03412 mL 0 00068Vol spl (V1) 50 mL 0.03412 mL 0.00068
Vol labu takar spl
(V2)
50 mL 0.03412 mL 0.00068
Cx 0.9267 μg/mL 0.0169 μg/mL 0.01824
Jakarta19 – 21 April 2011
fpengenceran 10 0.0243 0.00243
Presisi met 0.2105 μg/mL
Konsentrasi Fosfat dalam sampel
Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh; Y = -0.0242 + 0.5849 X
Y sampel = 0.5179 ; setelah diplot diperoleh Cx = 0.9267 μg/mL
V
Jakarta19 – 21 April 2011
Cs = Cx f = 0.9267 x 10 x (50/50)
= 9.267 μg/mL
V2
V1
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
KETIDAKPASTIAN GABUNGAN PENENTUAN FOSFAT DALAM AIR
(tanpa presisi metode)
μ Cs
Cs=√ (μV1/V1)2 + (μV2/V2)2 + (μ CX/CX)2 + (μf/f)2
Cs=√(0.00068)2 + (0.00068)2 + (0.01824)2 +
(0.00243)2
= 0.018423
μ Cs
μ Cs
Jakarta19 – 21 April 2011
Cs
μ Cs = 0.018423 x 9.267 (μg/mL)
= 0.17073 μg/mL
μ Cs+presisi = √ ( 0.17073)2 + (0.2105)2
KETIDAKPASTIAN GABUNGAN PENENTUAN FOSFAT DALAM AIR
(dengan presisi metode)
= 0.30312 μg/mL
KETIDAKPASTIAN DIPERLUAS
= 2 x 0.30312 μg/mL
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0.6062 μg/mL
PELAPORAN
( 9.267 ± 0.606 ) μg/mL
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada AAS
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA ANALISIS Zn DALAM AIR
DENGAN AASMENGGUNAKAN KURVA KALIBRASI
Jakarta19 – 21 April 2011
I. PROSEDURSampel 50 ml (V1 = 50 mL)(konsentrasi Zn dlm sampel, Cs)
Oksidasi dengan HNO3 pekatKisatanKisatan
Larutkan dengan airPindahkan dalam labu takar 25 mL
Larutan pekatan sampel (V2 = 25 mL)
Ukur dengan AAS (menggunakan kurva kalibrasi)
Jakarta19 – 21 April 2011
Cx (konsentrasi Zn dalam pekatan sampel)
Hitung Cs
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
II. FORMULA
1 V2Cs = Cx
Cx diperoleh dari kurva kalibrasi, persamaan garisY = bX + a, sehingga:
Rec. V1
Jakarta19 – 21 April 2011
Y - aCx =
b
Formula (lanjutan)
Parameter Nilai SatuanParameter Nilai SatuanRecovery 98 %
V1 50 mL
V2 25 mL
C 0 64 /L
Jakarta19 – 21 April 2011
Cx 0,64 mg/L
Cs 0,32 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
III. Fish Bone Rec. Cx
Cs
Kurva Kalibrasi
KalKalRep. V1
Jakarta19 – 21 April 2011
Rep. Metode V1 V2
T TRep. V2
IV. Ketidakpastian Baku
Asal Repetibilitas MetodeBuat percobaan untuk menentukan repetibilitas metode:• Pipet 50 mL sampel, oksidasi dengan HNO3 pekat, kisatannya p p g 3 p y
dilarutkan dan diencerkan dalam labu takar 25 mL• Ukur dengan AAS• Ulangi langkah (a) dan (b) 9 kali lagi• Dari 10 data tersebut hitung SD-nya.
Ketidakpastian Rep. Metode tersebut sudah mencakup:• Rep pengukuran volume V1
Jakarta19 – 21 April 2011
p p g• Rep pengukuran volume V2
Jadi ketidakpastian yang berasal dari faktor-faktortersebut di atas sudah tidak diperhitungkan lagi.
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
Ketidakpastian Baku Asal Rep. Metode (lanjutan)
Hasil penentuan konsentrasi Zn dalam 8 cuplikan sampel memberikan hasil sbb:
No Sampel Cs (mg/L)1 0.602 0.663 0.664 0.625 0.61
Maka, nilai ketidakpastian baku rep. Metode,
μ (Rep) = 0 0292 / √8
Jakarta19 – 21 April 2011
6 0.657 0.678 0.60
Cs Rata-Rata 0.6338SD 0.0292
μ (Rep) = 0,0292 / √8
= 0,0103 mg/L
Ketidakpastian Baku Asal V1
• Kalibrasi pipetPada pipet diperoleh data ketidakpastian volume ±p p p p0,04 mLMaka, µ = 0,04/ √3 = 0,023 mL
• TemperaturVariasi temperatur di lab ± 3 oCµ (VTemp) = 3oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 50 mL
0 0182 L
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0,0182 mL
• µV1 = √ (0,023)2 + (0,0182)2 = 0,0293 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Ketidakpastian Baku Dari V2• Kalibrasi labu takar
Pada labu tercantum ketidakpastian volume ± 0,03 mL√Maka, µ = 0,03/ √3 = 0,0173 mL
• TemperaturVariasi temperatur di lab ± 3 oCµ (VTemp) = 3oC/√3 x 2,1x10-4 0C-1 x 25 mL
= 0 0091 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0,0091 mL
• µV2 = √ (0,0173)2 + (0,0091)2 = 0,0195 mL
Ketidakpastian Baku Asal Recovery
Dari data validasi metode diperoleh data rata rataDari data validasi metode diperoleh data rata-rata recovery metode 98,0 %, dengan SD = 1,2 %
Recovery relatif = 1,2% / 98% =0,0122
Dari percobaan saat ini diperoleh recovery 98,6%
Maka,
Jakarta19 – 21 April 2011
Maka,
µ (Recovery) = 98,6% x 0,0122 = 1,21 %
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
Data PercobaanDari percobaan, diperoleh data sbb:• Kurva kalibrasi standar:
Kons. Std. (mg/L) A1 A2 A3
0.1 0.027 0.028 0.0290.3 0.082 0.083 0.0840.5 0.132 0.133 0.1340.7 0.181 0.182 0.1830.9 0.215 0.216 0.217
Jakarta19 – 21 April 2011
• SampelHasil pengukuran serapan sampelA1 = 0.161; A2 = 0.163 (Arata2 = 0.162)
Ketidakpastian Baku Dari Kurva Kalibrasixi yi xi-x yi-y (xi-x)(yi-y) (xi-x)2
0.1 0.027 -0.4 -0.1014 0.04056 0.160.1 0.028 -0.4 -0.1004 0.04016 0.160.1 0.029 -0.4 -0.0994 0.03976 0.160.3 0.082 -0.2 -0.0464 0.00928 0.040.3 0.083 -0.2 -0.0454 0.00908 0.040.3 0.084 -0.2 -0.0444 0.00888 0.040.5 0.132 0 0.0036 0 00.5 0.133 0 0.0046 0 00.5 0.134 0 0.0056 0 00.7 0.181 0.2 0.0526 0.01052 0.040.7 0.182 0.2 0.0536 0.01072 0.040.7 0.183 0.2 0.0546 0.01092 0.040.9 0.215 0.4 0.0866 0.03464 0.160.9 0.216 0.4 0.0876 0.03504 0.160.9 0.217 0.4 0.0886 0.03544 0.16
Rata2 0.5 0.1284 -1.2E-16 -9.3E-18 0.019 0.08Jumlah 7 5 1 926 1 8E 15 1 4E 16 0 285 1 2
Jakarta19 – 21 April 2011
Jumlah 7.5 1.926 -1.8E-15 -1.4E-16 0.285 1.2
b =Σ [ (xi – x) (yi – y) ]
=0.285
= 0.2375Σ [ (xi – x)2 1.2
a =[ Σyi – (b. Σxi) ]
=1.926 – (0.2375 . 7.5)
= 0.00965n 15
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian Baku Dari Kurva Kalibrasi (lanjutan)xi yi yc (yi-yc)2 (yi-y)2 (xi-x)2
0.1 0.0270 0.0334 0.0000 0.0103 0.16000.1 0.0280 0.0334 0.0000 0.0101 0.16000.1 0.0290 0.0334 0.0000 0.0099 0.16000.3 0.0820 0.0809 0.0000 0.0022 0.04000.3 0.0830 0.0809 0.0000 0.0021 0.04000.3 0.0840 0.0809 0.0000 0.0020 0.04000.5 0.1320 0.1284 0.0000 0.0000 0.00000.5 0.1330 0.1284 0.0000 0.0000 0.00000.5 0.1340 0.1284 0.0000 0.0000 0.00000.7 0.1810 0.1759 0.0000 0.0028 0.04000.7 0.1820 0.1759 0.0000 0.0029 0.04000.7 0.1830 0.1759 0.0001 0.0030 0.04000.9 0.2150 0.2234 0.0001 0.0075 0.16000.9 0.2160 0.2234 0.0001 0.0077 0.16000.9 0.2170 0.2234 0.0000 0.0078 0.1600
Rata2 0.5 0.1284 0.1284 0.0000 0.0045 0.0800Jumlah 7.5 1.9260 1.9260 0.00045 0.0681 1.2000
Jakarta19 – 21 April 2011
μ(Cx) =Sy/x 1
+1
+(yspl – y)2
=0.00588 1
+1
+(0.162–0.1284)
= 0.0188 mg/Lb m n b2 Σ (xi – x)2 0.2375 2 15 0.23752 . 1.20
√
Sy/x =Σ (yi – yc)2
=0.00045
= 0.00588n-2 15 - 2
√
√ √
V. Ketidakpastian Gabungan(tanpa rep. metode)
Parameter Nilai µ µC/Cµ µ
Rec. 98,6 % 1,21 % 0,0123
V1 50 mL 0,0293 0,00059V2 25 mL 0,0195 0.00078Cx 0.64 mg/L 0.0188 mg/L 0,029Cs 0.32 mg/L
Jakarta19 – 21 April 2011
µ (Cs)/Cs = √ 0,01232 + 0,000592 + 0,000782 + 0,0292
µ (Cs) = 0,32 √ 0,01232 + 0,000592 + 0,000782 + 0,0292
= 0,32 . 0,0315 = 0.010 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Ketidakpastian Gabungan(dengan rep. metode)
Ketidakpastian baku rep. metode = 0,0103 mg/L
Maka ketidakpastian gabungan konsentrasi Zn dalamsampel dengan memperhitungkan rep. Metode:
Jakarta19 – 21 April 2011
µc(Cs) = √ 0,0102 + 0,01032 = 0,014 mg/L
VI. Expanded Uncertainty
Untuk tingkat kepercayaan = 95% digunakan faktor pencakupan, k = 2. Sehingga,
U (Cs) = k x µC(Cs)
Jakarta19 – 21 April 2011
( s) µC( s)= 2 x 0,014= 0,028 mol/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
VII. Pelaporan Hasil
Jadi, konsentrasi Zn dalam larutan sampel adalah
0,32 ± 0,028 mg/Lpada tingkat kepercayaan 95%
Jakarta19 – 21 April 2011
pada tingkat kepercayaan 95%
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada GLC
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PADA ANALISIS KROMATOGRAFI GAS ANALISIS KROMATOGRAFI GAS
SEDERHANASEDERHANA
Jakarta19 – 21 April 2011
Analisis Biphenyl dalam BenzenAnalisis Biphenyl dalam Benzen
Seorang analis menggunakan teknik GC untuk melakukan
analisis ketidakmurnian biphenyl didalam benzen
Untuk itu disiapkan larutan standar biphenyl dengan
konsentrasi + 50 mg/mL dan larutan blanko (0 mg/mL)
Konsentrasi biphenyl dalam benzene (mg/mL) pada contoh
dihitung dengan cara memban-dingkan luas puncak yang
Jakarta19 – 21 April 2011
dihasilkan contoh terhadap luas puncak yang dihasilkan
larutan standar biphenyl.
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Model Sistim Pengujian Model Sistim Pengujian
Dibuat larutan standar biphenyl dalam benzen (C50)
Dib l bl kDibuat larutan blanko
Injeksikan larutan blanko kedalam kolom (A0)
Injeksikan larutan standar kedalam kolom (A50)
Jakarta19 – 21 April 2011
Injeksikan larutan contoh (Aspl)
Hitung konsentrasi biphenyl dalam contoh (Cspl)
Rumus (Formula)Rumus (Formula)
Cspl =Aspl
A AC50A50 - A0
Dimana:
Cspl = konsentrasi biphenyl dalam contoh
C50 = konsentrasi biphenyl dalam standar
Jakarta19 – 21 April 2011
Aspl = luas puncak yang diperoleh dari larutan contoh
A50 = luas puncak yang diperoleh dari larutan standar
A0 = luas puncak yang diperoleh dari larutan blanko
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Rumus (Formula)
Cspl =Aspl
A AC50
Mengapa Aspl tidak dikoreksi spl A50 - A0
50
A50 - A0 = X
terhdp A0 ??
Jakarta19 – 21 April 2011
Cspl =Aspl
XC50
1. Membuat Grafik Tulang IkanGambarkan mula-mula tulang punggung ikannyaLetakkan apa yang dicari dlm pengujian sebagai kepala ikannya
Jakarta19 – 21 April 2011
Cspl
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
3. Gambarkan apa yang ada dalam rumus sebagai tulang tulang utama
C50Aspl
Cspl
C50Aspl
A50
Jakarta19 – 21 April 2011
X
A0
4. Tulang utama terdiri dari rumus ++(apa yang tidak ada dalam rumus, tetapi memberi kontribusi pada ketidakpastian, misal: homogenitas contoh, presisi metode, recovery, liniaritas, efek temperatur dll)
Cspl
C50Aspl
A50
Cspl
C50Aspl
A50
Jakarta19 – 21 April 2011
X
50
A0
Liniaritas Presisi MetodeX
50
A0
Liniaritas Presisi Metode
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Apa yang dimaksud dengan Liniaritas ?Apa yang dimaksud dengan Liniaritas ?
Pada cara perbandingan konsentrasi menggunakan dua
konsentrasi berbeda selalu diasumsikan perbandingan
tersebut linier dalam range konsentrasi yang ditentukan
Padahal belum tentu perbandingan tersebut linier
Untuk itu perlu diperhitungkan ketidakpastian asal liniaritas
Jakarta19 – 21 April 2011
p p g p
5. Lengkapi tulang utama C50 dengan duri-durinya
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
pK
pV1000K p
Emuai
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
pK
pV1000K p
Emuai
Jakarta19 – 21 April 2011
XA0Liniaritas Presisi
MetodeXA0Liniaritas Presisi
Metode
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
6. Lengkapi tulang utama A50, A0, dan Aspl, dengan duri-durinya
C50 Ww PBpAdakah ketidakpastian
C50 Ww PBpAdakah ketidakpastian
Cspl
Aspl
A
WBp
W(w+Bp)
BpK
pK
pV1000K p
Emuai
Adakah ketidakpastianasal kalibrasi pada A?
p
Cspl
Aspl
A
WBp
W(w+Bp)
BpK
pK
pV1000K p
Emuai
Adakah ketidakpastianasal kalibrasi pada A?
p
Jakarta19 – 21 April 2011
X
A50
A0Liniaritas Presisi Metodep p
X
A50
A0Liniaritas Presisi Metodep p
7. Bagaimana ketidakpastian baku untuk presisi metode dicari ?- Bagaimana design percobaannya ?- Apakah karenanya akan ada double counting pada
grafik tulang ikan ini?
Cspl
C50
AsplWBp
Ww
W(w+Bp)
PBpK
pK
pV1000K p
Emuai
p
Cspl
C50
AsplWBp
Ww
W(w+Bp)
PBpK
pK
pV1000K p
Emuai
p
Jakarta19 – 21 April 2011
Cspl
X
A50
A0Liniaritas
PresisiMetode
p p
Cspl
X
A50
A0Liniaritas
PresisiMetode
p p
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Melalui Grafik Tulang Ikan Ini, Dihitung Kemudian Ketidakpastian Baku Dari Setiap Tulang Utama
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
Aspl
A
WBp
W(w+Bp)
pK
p
K
pV1000
K p
Emuai
p
Cspl
Aspl
A
WBp
W(w+Bp)
pK
p
K
pV1000
K p
Emuai
p
Jakarta19 – 21 April 2011
X
A50
A0Liniaritas
p p
X
A50
A0Liniaritas
p p
Ketidakpastian Baku LiniaritasKetidakpastian Baku Liniaritas
Untuk menentukan ketidakpastian baku linearitas perlu dibuat percobaan kecil:
Buat lar BP dgn berbagai C berbeda yang konsentrasinya diketahui
Injeksikan setiap larutan BP tsb diatas pada GC
Hitung CBP dengan membandingkannya terhdp C50.
Amati perbedaan dari CBP hasil analisis dengan konsentrasinya
Jakarta19 – 21 April 2011
yang diketahui
Cari nilai deviasi maksimum dari CBP hasil analisis terhdp konsentarasi sebenarnya yang diketahui
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Data dari Percobaan Kecil untuk LinearitasData dari Percobaan Kecil untuk Linearitas
Diperoleh kumpulan data sebagai berikut:
Cdibuat (μg/mL) Canalisis (μg/mL) Deviasi (μg/mL)
10,346 9,496 - 0,85
20,691 21,691 1,0
31,037 32,017 0,98
41 382 40 632 0
Jakarta19 – 21 April 2011
41,382 40,632 - 0,75
51,728 52,288 0,56
μlinearitas
Percobaan menunjukkan bahwa pada pengukuran berbagai
konsentrasi biphenyl yang berbeda, deviasi maksimum dari
harga yang sebenarnya adalah
1,0 mg/mL
1 0 / √ 3
Jakarta19 – 21 April 2011
μliniaritas = 1,0 / √ 3
= 0,577 μg/mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Masukkan nilai μliniaritas yang telah dihitung
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Jakarta19 – 21 April 2011
X
A50
A0μliniaritas =0,577μg/ml
X
A50
A0μliniaritas =0,577μg/ml
Ketidakpastian Baku Luas Puncak
C50
W
Ww PBpK
p
C50
W
Ww PBpK
p
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Cspl
Aspl
A50
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Jakarta19 – 21 April 2011
X
A0μliniaritas =0,577μg/ml
X
A0μliniaritas =0,577μg/ml
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Data dari Pengulangan Analisis sebanyak 10 XData dari Pengulangan Analisis sebanyak 10 X
Pengukuran berulang kali memberikan hasil sbb:
Pengukuran A0 A50 A lg A0 A50 Aspl
1 2 3 4 5 6 7
2 0 0 1 0 2 2
390 397 395 394 398 396 391
265 260 269 266 263 268 265
Jakarta19 – 21 April 2011
8 9
10
10 1
392396 395
262267 265
Ketidakpastian Luas Puncak (μ A ) μA = s /√n
Pengukuran berulang kali memberikan hasil sbb:
A0 A50 Aspl 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 0 0 1 0 2 2 1 0
390 397 395 394 398 396 391 392 396
265 260 269 266 263 268 265 262 267
Jakarta19 – 21 April 2011
9 10
01
396395
267265
Rata-rata s
μA
0,9 0,876
0,277
394,4 2,633
0,833
265 2,749
0,869
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Menghitung μX
Cspl =Aspl
C50
A50 - A0 = X
splA50 - A0
50
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = √(μA50)2 + (μA0)2
= √ (0,833)2 + (0,277)2
= 0,8778
Masukkan nilai μAspl dan μX yang telah dihitung
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Emuai
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
Ketidakpastian Baku C50
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
K
p
K
pV1000
K p
Emuai
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
K
p
K
pV1000
K p
Emuai
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
Ketidakpastian Baku V1000
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Efekmuai
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pV1000
K p
Efekmuai
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
Menghitung μV1000
Dalam spesifikasi labu takar 1 Liter yang digunakan tercatat ketidakpastiannya adalah 1000,00 + 0,20 mL
10 k li i i d i b d l b k 1000 L10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar 1000 mL memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,15 mL
Menurut keterangan pabrik, labu takar telah dikalibrasi pada 20oC, sedangkan temperatur laboratorium bervariasi antara 20 – 24oC. Rata-rata temperatur laboratorium 22 + 2oC.
Tid k di l h d t i K f i M i V l
Jakarta19 – 21 April 2011
Tidak diperoleh data mengenai Koefesien Muai Volume (KMV) dari pelarut benzen. Pada hand-book hanya terdapat data dari KMV dari air = 0,00021 oC-1. Dalam hal ini diasumsikan bahwa KMV benzen = 2 kali KMV air.
Menghitung Ketidakpastian Baku Volume Labu Takar Menghitung Ketidakpastian Baku Volume Labu Takar
Asal KalibrasiKetidakpastian Labu Takar + 0,20 mLμK labu takar = 0,20 / √3 = 0,1156 mL
Asal Presisi10 kali pengisian dan penimbangan pada labu takar
Jakarta19 – 21 April 2011
1000 mL memberikan nilai simpangan baku sebesar + 0,15 mLμp labu takar = 0,15 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 14
Asal Efek Muai(Ketidakpastian akibat Perubahan Temperatur)
KMV dari benzen = 0 00042 oC-1KMV dari benzen = 0,00042 oC 1
Muai volume = (1000,00 mL) x (4oC)x (0,00042oC-1)= 1,68 mL
Ketidakpastian dari Variasi Temperatur =
Jakarta19 – 21 April 2011
Ketidakpastian dari Variasi Temperatur 1,68 / √ 3
= 0,97 mL
Ketidakpastian Baku Gabungan dari mKetidakpastian Baku Gabungan dari mV1000 V1000
μ(V1000) = √ (0,1156)2 + (0,15)2 + (0,97)2
= √ 0,013363 + 0,0225 + 0,9409
= √ 0 976763
Jakarta19 – 21 April 2011
= √ 0,976763
= 0,9883 mL
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 15
Masukkan nilai μV1000 yang telah dihitung
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pμV1000=0,9883 ml
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pμV1000=0,9883 ml
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
Ketidakpastian Baku WKetidakpastian Baku WBpBp
C50 Ww PBpK
C50 Ww PBpK
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pμV1000=0,9883 ml
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
WBp
W(w+Bp)
p
K
pμV1000=0,9883 ml
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 16
Menimbang Standar BiphenylMenimbang Standar Biphenyl
Berat standar biphenyl = 0,052 g = 52 mg (pada sertifikat
t d di t k k i t d 99 5 + 0 5%)standar dinyatakan kemurnian standar = 99,5 + 0,5%),
dilarutkan dalam labu takar 1 L
Pada sertifikat kalibrasi neraca yang digunakan tertulis + 0,05
mg dengan tingkat kepercayaan 95%
Dari logbook neraca diperoleh data bahwa 10 kali pengulangan
Jakarta19 – 21 April 2011
g p p g g
pengukuran berat pada neraca memberikan nilai simpangan
baku sebesar 0,06 mg
Menghitung Ketidakpastian baku asal kemurnian standar Biphenyl
Didalam sertifikat analysis dari standar Bp dinyatakanDidalam sertifikat analysis dari standar Bp dinyatakan
kemurnian Bp adalah 99,5 + 0,5 % tanpa menyebutkan
berapa tingkat kepercayaan-nya.
Karena tidak ada informasi mengenai tingkat kepercayaan,
Jakarta19 – 21 April 2011
maka diasumsikan bahwa distribusi-nya rektangular dan
ketidakpastian baku:
μPBp= 0,005 / √ 3 = 0,00289
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 17
Menghitung Ketidakpastian Baku asal Kalibrasi dan Presisi Neraca
Pada sertifikat kalibrasi neraca (yang dilakukan oleh pihak (y g p
luar) tertulis ketidakpastiannya adalah + 0,05 mg dengan
tingkat kepercayaan 95%
μkalibrasi = 0,05 mg / 1,96
= 0,026 mg
Jakarta19 – 21 April 2011
10 kali pengulangan pengukuran berat memberikan nilai
simpangan baku sebesar 0,06 mg
μpresisi = 0,06 mg
Ketidakpastian Baku Akurasi dan PresisiKetidakpastian Baku Akurasi dan Presisi
Ketidakpastian baku kalibrasi harus dihitung dua kali karenaKetidakpastian baku kalibrasi harus dihitung dua kali karena
mencakup dua kali penimbangan, yaitu penimbangan wadah
sebelum dan sesudah ditambahkan Bp
Ketidakpastian baku presisi umumnya dihitung satu kali
Jakarta19 – 21 April 2011
karena perhitungannya sudah didasarkan pada selisih berat
(s dari berat biphenyl-nya saja)
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 18
Ketidakpastian Baku Gabungan hanya dari Wwdan W(w+Bp)
(B l hi k k id k i l k i )(Belum memperhitungkan ketidakpastian asal kemurnian)
μ(Wbp) = √ (2 (0,026)2)+ (0,06)2
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0,07 mg
Tabel Perhitungan Ketidakpastian Baku WBp
(Dengan memperhitungkan ketidakpastian asal kemurnian Biphenyl)
Asal μ(x) Sa- X Sa- μ(x)/x tuan tuan
PBp 0,00289 0,995
0,002905
Jakarta19 – 21 April 2011
Ww +
W(w+Bp)
0,07 mg 52
mg 0,001346
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 19
Ketidakpastian Baku Gabungan Dari WKetidakpastian Baku Gabungan Dari WBpBp
μWBp/WBp = √ (0,002905)2 + (0,001346)2
= 0,0032
Jakarta19 – 21 April 2011
Menggabungkan μWBp dengan μV1000
Asal μ(x) Sa-tuan
X Sa-tuan
μ(x)/x
WBp 0,0032
V1000 0,9883 mL 1000 mL 0,000988
μ( )/C = √ [μ( )/W ]2 + [μ( )/V ]2
Jakarta19 – 21 April 2011
μ(C50)/C50 √ [μ(WBp)/WBp] + [μ(V1000)/V1000]
= √ (0,0032)2 + (0,000988)2
= 0,003349
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 20
Masukkan nilai μC50/C50 yang telah dihitung
μC50/C50 = 0,003349 (tanpa satuan)μC50/C50 = 0,003349 (tanpa satuan)
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
Cspl
μAspl= 0,869 SLP
Jakarta19 – 21 April 2011
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
μX = 0,8778 SLPμliniaritas = 0,577mg/ml
Asal μXSatu-
anX Satu
-anμx/X (μx/X)2
Aspl 0,869 SLP 265 SLP 0,003279 0,00001075
Menggabungkan Semua Ketidakpastian Baku Untuk Menghitung Ketidakpastian Cspl
X(A50-A0)
0,8778 SLP 393,5 SLP 0,002230 0,00000500
C50 0,003349 0,00001122
Liniari- 0,577 mg/mL ?
Jakarta19 – 21 April 2011
Liniaritas
, g ?
Σ =
μCspl/Cspl
0,00002697
= 0,00519
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 21
μ(Cspl)/Cspl = √ 0,00002723
μ(Cspl)/Cspl = 0,00519 (tanpa satuan)
Cspl = 34,8363 μg/mLp
μ(Cspl) = 0,1808 μg/mL
μlinearitas = 0,577 μg/mL
Ketidak pastian total:
(dengan memperhitungkan liniaritas)
Jakarta19 – 21 April 2011
(dengan memperhitungkan liniaritas)
√(0,577)2 + (0,1808)2
= 0,60466 μg/mL
Ketidakpastian diperluas
U(Cspl) = 2 . 0,60466p
= 1,20932 μg/mL
Hasil Analisis kandungan Biphenyl dalam Contoh
Jakarta19 – 21 April 2011
Benzen:
34,8363 + 1,20932 μg/mL
farmasiindustri.com
P l ih E i i K id k iPelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian
Jakarta, 19 – 21 April 2011
Estimasi Ketidakpastian pada HPLC
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 1
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM PENENTUAN ASAM BENZOAT DALAM PENENTUAN ASAM BENZOAT
DALAM JUICE JERUK (HPLC)DALAM JUICE JERUK (HPLC)
Jakarta19 – 21 April 2011
Model Sistem pengujianModel Sistem pengujian
Dibuat larutan std Asam Benzoat (AB)100.02 mg AB, P = (99.5 ± 0.5)% dlm 250 mL; 1 mL std induk dilarutkansp 100 mL; C AB yg diinjek = 0.003981 mg/mL
Jus jeruk contoh disentrifuge, dilewatkan dlm SPE,Diaddkan hingga vol ttt
Injeksikan 20 μL lar std
1 mL jus stl lewat kolom SPE, diaddkan hingga 3 mLV1
mL V2mL
Jakarta19 – 21 April 2011
Injeksikan 20 μL lar contoh kedlm kolom
Hitung C AB dlm contoh jus(Cspl)
Astd
Aspl
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 2
Formula
Cspl = Cstd
Aspl V2
Astd V1
Cspl = konsentrasi asam benzoat dlm contoh jusCstd = konsentrasi asam benzoat dlm standarAspl = luas puncak dari lar contohAstd = luas puncak dari lar standarV2 = volume contoh yang siap injeksi (3 mL)
Jakarta19 – 21 April 2011
V1 = volume jus yang dianalisis (1 mL)
Cstd = x f x Pmstd
Vstd
P = kemurnianf = pengenceran
Identifikasi Sumber Ketidakpastian(Cause and Effect Diagram)
Aspl C td Linearitas RecoveryAspl C td Linearitas Recovery
CsplKons AB dlmjus (mg/L)
Aspl Cstd
RK
R
R
R
Linearitas Recovery
T
CsplKons AB dlmjus (mg/L)
Aspl Cstd
RK
R
R
R
Linearitas Recovery
T
Jakarta19 – 21 April 2011
Astd V1 V2 Homog
TK
Astd V1 V2 Homog
TK
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 3
Sumber ketidakpastian penentuan CSumber ketidakpastian penentuan Cstdstd
P mstdR
CstdK
R
m1
m0
R
K
LL
K
R
TLabutakar
pipetT R T
K R K
Jakarta19 – 21 April 2011
Vstd f
PERHITUNGAN KETIDAKPASTIANPERHITUNGAN KETIDAKPASTIAN
Asal CStd
• Asal Penimbangan Massa ( mstd )Dari sertif kalibrasi diperoleh: ± 0.05 mg (95%)
μ Kalibrasi = 0.051.96 = 0.026 mg
Dari data log book presisi penimbangan dilaporkan sebesar :
Jakarta19 – 21 April 2011
s = 0.06 mg
μ (mstd) = √ 2 (0.026)2 + (0. 06)2 = 0.07 mg
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 4
• Asal Volume ( Vstd )
Dari spek pabrik, kalibrasi vol labu takar 250 ± 0.1 mL
μ kalibrasi = 0.1/√3 = 0.0578 mL
Dari data log book, presisi vol labu takar diperoleh: s = 0.04 mL
Saat ini penentuan dilakukan hanya 1 kali maka:
μPresisi vol = 0.04 mL
Ekspansi Vol air ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 250 mLEkspansi = (250 x 4 x 2.1 x 10-4)
0 21 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0.21 mLμ (Efek T) = 0.21/√3 = 0.1214
μ Vstd = √ [(0.0578)2 + (0.04)2 + (0.1214] = 0.14028 mL
μ V = √ (kalibrasi)2 + (presisi)2 + (efek T)2
• Asal Pengenceran
• Dari spek pabrik, kalibrasi vol labu takar 100 ± 0.08 mLμ kalibrasi = 0.08/√3 = 0.04624 mL
Dari data log book, presisi vol labu takar diperoleh: s = 0.015 mL
Saat ini penentuan dilakukan hanya 1 kali maka:
μPresisi vol = 0.015 mL
Ekspansi Vol air ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 100 mLEkspansi = (100 x 4 x 2.1 x 10-4)
= 0 0840 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
0.0840 mLμ (Efek T) = 0.0840/√3 = 0.04856 mL
μ Vstd = √ [(0.004624)2 + (0.015)2 + (0.04856] = 0.051034 mL
μ V = √ (kalibrasi)2 + (presisi)2 + (efek T)2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 5
Asal Pengenceran…… lanjutan
• Dari spek pabrik, kalibrasi vol pipet 1 ± 0.01 mL
μ kalibrasi = 0.01/√3 = 0.0058 mL
Dari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s = 0.007 mL
Saat ini penentuan dilakukan hanya 1 kali maka:
μPresisi vol = 0.007 mL
Ekspansi Vol air ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 1 mLEkspansi = (1 x 4/√3 x 2.1 x 10-4)
(Efek T) 0 00048 mL
Jakarta19 – 21 April 2011
μ (Efek T) = 0.00048 mL
μ Vstd = √ [(0.0058)2 + (0.007)2 + (0.00048] = 0.009087 mL
μ V = √ (kalibrasi)2 + (presisi)2 + (efek T)2
Asal Pengenceran…… lanjutan
Sumber Nilai (X) μ(X) μ(X)/X
Pipet 1 mL 1 mL 0.009087 mL 0.009087
Labu takar 100 mL 100 mL 0.05103 mL 0.0005103
μf / f = √ (μpipet 1 mL/1 mL)2 + (μlabu 100 mL/ 100 mL)2
= √ (0.009087)2 + (0.0005103)2
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0.009101
μf = 0.009101 x f = 0.009101 x 1/100 = 9.1 x 10-5
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 6
•• Asal KemurnianAsal Kemurnian
Kemurnian standar asam benzoat(99.5 ± 0.5)%
μP = 0.005 / √3 = 0.00289
Jakarta19 – 21 April 2011
Cstd
mstdC f K i
Vstd
100.02 1
250.00 100
Cstd = x f x Kemurnian
= x x 0.995
Jakarta19 – 21 April 2011
= 0.003981 mg/mL
= 3.98 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 7
Ketidakpastian baku asal CKetidakpastian baku asal Cstdstd
Sumber Nilai (X) μ(X) μ(X)/X
Penimbangan 100.02 mg 0.07 mg 7.0 x 10-4
Vstd 250 mL 0.14028 mL 5.6 x 10-4
μCstd/Cstd = √ [(μmstd/mstd)2 + (μVstd/Vstd)2 + (μf/f)2+ (μP/P)2 ]= √ [(7x10-4)2 + (5.6x10-4)2 + (9.1x10-3)2 +
Pengenceran 0.01 9.1 x 10-5 9.1 x 10-3
Kemurnian 0.995 0.00289 2.9 x 10-3
Jakarta19 – 21 April 2011
(2.91x10-3)2 ]= 0.0096
μCstd = 0.0096 x 3.981 = 0.0382 mg/L
Asal V1
Dari spek pabrik, kalibrasi vol pipet 1 ± 0.01 mLμ kalibrasi = 0.01/√3 = 0.0058 mL Dari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s = 0.004 mLDari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s 0.004 mL
Saat ini penentuan dilakukan hanya 1 kali maka:
μPresisi vol = 0.004 mL
Ekspansi Vol air ± 4oCKoef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 1 mLEkspansi = (1 x 4/√3 x 2 1 x 10-4)
Jakarta19 – 21 April 2011
Ekspansi (1 x 4/√3 x 2.1 x 10 )μ (Efek T) = 0.00048 mL
μ Vstd = √ [(0.0058)2 + (0.004)2 + (0.00048] = 0.00706 mL
μ V = √ (kalibrasi)2 + (presisi)2 + (efek T)2
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 8
Asal V2
Dari spek pabrik, kalibrasi tabung berskala ± 0.02 mLμ kalibrasi = 0.02/√3 = 0.01155 mL Dari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s = 0.005 mLDari data log book, presisi vol pipet diperoleh: s 0.005 mL
Saat ini penentuan dilakukan hanya 1 kali maka:
μPresisi vol = 0.005 mLEkspansi Vol air ± 4oC
Koef muai air = 2.1 x 10-4/der CVolume air = 3 mLEk i (3 4/√3 2 1 10 4)
Jakarta19 – 21 April 2011
Ekspansi = (3 x 4/√3 x 2.1 x 10-4)μ (Efek T) = 0.01386 mL
μ Vstd = √ [(0.01155)2 + (0.005)2 + (0.01386]2 = 0.018722 mL
μ V = √ (kalibrasi)2 + (presisi)2 + (efek T)2
Asal Luas Puncak (Astd dan Aspl)
Dari data log book, presisi luas puncak benzoat diperoleh:s = 412
Saat ini penentuan luas puncak spl dilakukan 2 kali, maka
μA td & μA l = s / √2 = 291 33
Jakarta19 – 21 April 2011
μAstd & μAspl s / √2 291.33
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 9
Asal HomogenitasAsal Homogenitas
ContohKand Benzoat
(ai + bi)((ai+bi) –
x (ai+bi))((ai+bi) –x(ai+bi))2ai bi
1 12.32 12.15 24.47 0.0930 0.00862 12.05 12.20 24.25 -0.1270 0.01613 12.21 12.12 24.33 -0.0470 0.00224 12.15 12.30 24.45 0.0730 0.00535 12.35 12.23 24.58 0.2030 0.04126 12.10 11.75 23.85 -0.5270 0.27777 12.35 12.21 24.56 0.1830 0.03358 11.99 12.31 24.30 -0.0770 0.0059
Jakarta19 – 21 April 2011
8 11.99 12.31 24.30 0.0770 0.00599 12.19 12.50 24.69 0.3130 0.0980
10 12.26 12.03 24.29 -0.0870 0.0076Σ 243.77 0.496x 24.377
Asal Homogenitas
ContohKand Benzoat
(ai - bi)((ai-bi) –x (ai-bi))
((ai-bi) –x(ai-bi))2
ai bi
1 12.32 12.15 0.17 0.1530 0.02342 12.05 12.20 -0.15 -0.1670 0.02793 12.21 12.12 0.09 0.0730 0.00534 12.15 12.30 -0.15 -0.1670 0.02795 12.35 12.23 0.12 0.1030 0.01066 12.10 11.75 0.35 0.3330 0.11097 12.35 12.21 0.14 0.1230 0.01518 11 99 12 31 0 32 0 3370 0 1136
Jakarta19 – 21 April 2011
8 11.99 12.31 -0.32 -0.3370 0.11369 12.19 12.50 -0.31 -0.3270 0.106910 12.26 12.03 0.23 0.2130 0.0454Σ 0.170 0.4870x 0.0170
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 10
Ketidakpastian asal homogenitas sampel … (lanjutan…)
MSB = Σ [ (ai + bi) – x(ai+bi)]2
2 ( 1)=
2 (10 1)= 0.02757
0.496
2 (n – 1) 2 (10 – 1)
MSW =Σ [ (ai - bi) – x(ai-bi)]2
2 n
= 2 x 10
= 0.024351
s sampling = √ ((MSB – MSW)/2) = √ ((0.00344 – 0.012885)/2) = 0.040104
0.4870
Jakarta19 – 21 April 2011
Pada saat ini, dianalisis kadar air sebanyak 2 x, maka
μ homog =√ 2
= 0.028360.040104
Cyg dibuat (mg/L)
Cpengamatan(mg/L) ⏐selisih⏐(mg/L)
Ketidakpastian Asal LinearitasKetidakpastian Asal Linearitas
1.526 1.401 0.125
2.654 2.549 0.105
3.981 3.921 0.06
4 845 4 899 0 054
max
Jakarta19 – 21 April 2011
4.845 4.899 0.054
5.968 5.892 0.076
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 11
Ketidakpastian Asal Linearitas … (lanjutan)
0.125 mg/Lμlinearitas =
√3
= 0.072169 mg/L
Jakarta19 – 21 April 2011
Asal RecoveryAsal Recovery
Data validasi metode;10 x penentuan recovery diperoleh:10 x penentuan recovery, diperoleh:Recovery rata-rata = (95.5 ± 2.1)%
Saat ini penentuan recovery ditentukan 1 kali dg cara spiking
std kedlm contoh,
Diperoleh recovery sebesar 98% maka:
Jakarta19 – 21 April 2011
Diperoleh recovery sebesar 98% maka:μrec = (2.1/95.5) x 98
= 2.155%
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 12
• Ketidakpastian dari Konsentrasi Sampel (Cspl)
Sumber Nilai (X) sat μ(X) sat μ(X)/X
Aspl 25598.3 291.33 0.01138
Astd 24562 291.33 0.01186
Cstd 3.981 mg/L 0.0382 mg/L 0.00960
V2 3 ml 0.018722 mL 0.00624
V1 1 mL 0.00706 mL 0.00706
Recovery 98 % 2 155 % 0 02199
Jakarta19 – 21 April 2011
Recovery 98 % 2.155 % 0.02199
Homog 0.0286 mg/L
Linearitas 0.0722 mg/L
Menghitung Cspl
Cspl = Cstd
Aspl V2Cspl Cstd
=
Astd V1
25598.3 3
24562 13.981
Jakarta19 – 21 April 2011
= 12.4469 mg/L
farmasiindustri.com
Pelatihan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Laboratorium Pengujian Halaman 13
μCspl = √ (μA /A )2 + (μA /A )2 + (μC /C )2 + (μV /V )2 +
Menghitung Ketidakpastian Gabungan Cspltanpa homogenitas & Linearitas
Cspl
= √ (μAspl/Aspl) + (μAstd/Astd) + (μCstd/Cstd) + (μV1/V1) + (μV2/V2)2 + (μRec/Rec)2
=
=
√(0.01138)2+(0.01186)2+(0.0096)2+(0.00624)2+
(0.00706)2+(0.02199)2
0.030572
Jakarta19 – 21 April 2011
μCspl = 0.030572 x Cspl = 0.030572 x 12.4469 mg/L= 0.3805 mg/L
Ketidakpastian Gabungan dengan Homog & Linearitas
√ + +μCspl = √ μCspl + μHomog + μlinearitas
μCspl = √ (0.3805)2+ (0.0286)2 + (0.0722)2
μCspl = 0.3884 mg/L
Jakarta19 – 21 April 2011
farmasiindustri.com