EKONOMI TEKNIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Studi Kasus terhadap alternatif baru. Hal tersebut diperlukan untuk menilai kelayakan secara finansial.

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar BelakangPT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pintu kayu. Mengingat harga untuk produk kayu cukup tinggi, maka PT. X ingin menambah kapasitas produksinya. Kayu-kayu yang dipesan, diletakkan di gudang penyimpanan. Proses dimulai dengan melakukan pemotongan ukuran kayu sesuai dengan kebutuhan. Sisa pemotongan kayu ini disebut scrap. Scrap sendiri ditempatkan di tempat penumpukan dekat dengan boiler untuk kemudian dijual. Setelah dipotong dan dihaluskan di beberapa stasiun kerja, pintu kayu dirakit bersama dengan potongan kayu yang sudah dibentuk.PT X merencanakan akan menambah kapasitas produksi pintu kayu. Oleh karena itu, diperlukan analisis tekno ekonomi dalam menganalisis kelayakan secara finansial pada rencana tersebut.

1.2.TujuanAdapun tujuan dilakukan analisis kelayakan ini yaitu:1. Sebagai persyaratan dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Analisis Tekno Ekonomi.2. Untuk menganalisis kelayakan dari segi finansial 3. Sebagai referensi dalam analisis kelayakan finansial bagi pembaca.

1.3.Ruang LingkupRuang lingkup bahasan pada sisi pengembangan lini produksi.

BAB IIKAJIAN TEORITIS

2.1.Studi KelayakanStudi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian di ukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu.Studi Kelayakan Bisnis menurut Wikipedia adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek, baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, sampai dengan aspek manajemen dan keuangan, yang digunakan dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan, ditunda atau bahkan tidak dijalankan.

2.2.Tujuan Studi KelayakanAdapun tujuan dilakukannya studi kelayakan yaitu:1. Untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.2. Menghindari resiko kerugian 3. Memudahkan perencanaan 4. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan 5. Memudahkan pengawasan 6. Memudahkan pengendalian

2.3.Pihak yang Memerlukan Studi KelayakanAdapun pihak-pihak yang memerlukan dilakukannya studi kelayakan yaitu:1. Pemilik usaha2. Kreditor3. Investor4. Pemerintah5. Masyarakat luas6. Manajemen

2.4.Langkah-langkah Studi KelayakanAdapun langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat studi kelayakan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.Langkah-Langkah Studi Kelayakan

2.5. Ekonomi Kerekayasaan2.5.1.Nilai Waktu Dari UangSalah satu sasaran pokok dari pengendalian biaya dalam sistem kerekayasaan ialah pengambilan keputusan terhadap sejumlah alternatif pembiayaan khususnya pembiayaan yang terkait dengan rentang waktu yang relatif panjang yaitu lebih dari satu tahun. Misalnya pengambilan keputusan tentang pengadaan sebuah asset fisik seperti mesin pembangkit listrik yang bernilai $ 5.000. Pada umumnya tersedia beberapa alternatif cara untuk pengadaan asset tersebut yaitu antara lain membeli secara tunai, membeli secara cicilan, menyewa dari pihak lain atau merombak (overhaul) mesin lama. Alternatif mana yang harus dipilih? Keputusan yang terbaik tidak lain adalah memilih alternatif yang memberikan efek biaya yang paling kecil bagi sistem terkait. Dalam contoh sederhana di atas pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan dengan hanya berdasarkan besaran biaya-biaya yang terkait dengan masing-masing alternatif karena masalah pengadaan mesin pembangkit listrik bersifat jangka panjang sehingga operasi pembiayaan bersifat multi year. Permasalahan yang demikian membutuhkan analisis tentang nilai waktu dari uang (time value of money) untuk menghindarkan kekeliruan keputusan yang dibuat berdasarkan perhitungan nilai nominal dari elemen-elemen pembiayaan yang terkait dengan setiap alternatif. Perbedaan waktu dalam melakukan transaksi pembiayaan pasti akan membawa efek yang berbeda. Misalnya membayar secara tunai dan membayar secara cicilan akan memberikan efek biaya yang berbeda karena alternatif yang kedua akan memperhitungkan nilai waktu dari uang sehubungan dengan pencicilan yang memiliki arti pembayaran berkali-kali selama rentang waktu tertentu.Nilai waktu dari uang pada umumnya dinyatakan dalam bentuk tingkat bunga uang (interest rate) tertentu. Misalnya sewa yang harus dibayar setiap tahun atas mesin pembangkit listrik tersebut adalah ekivalen dengan bunga uang sehubungan dengan penggunaan uang sejumlah nilai mesin tersebut. Dalam konteks ini, tingkat bunga uang diartikan sebagi rasio antara besarnya uang yang dibayarkan atau diterima dengan jumlah uang yang menimbulkan efek bunga tersebut dalam satu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Rasio ini dinyatakan sebagai persentase. Jika seseorang meminjam uang sebesar $ 1.000 dan akibatnya sipeminjam berkewajiban membayar $ 100 per tahun kepada pemilik uang atas jasa yang diberikannya maka tingkat bunga uang tersebut adalah 10 %. Untuk kepentingan perhitungan efek pembiayaan yang bersifat multi year tersebut beberapa notasi yang sering dipakai yaitu:

. = tingkat bunga uang per tahun

= jumlah periode waktu, umumnya tahunan

= besarnya prinsipal, yaitu nilai uang pada waktu awal (saat ini)

= sejumlah uang yang dibayarkan atau diterima dengan jumlah yang sama dalam setiap periode waktu selama periode

= nilai uang pada akhir periode yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat bunga uang dan jumlah periode

(1) Pembayaran Tunggal Nilai Akhir Pada Bunga Majemuk

Jika bunga majemuk dikenakan pada sejumlah pinjaman yang akan dibayarkan sekali gus (single payment) setelah penggunaan selama periode maka jumlah yang harus dibayarkan yaitu gabungan antara pokok pinjaman (prinsipal) dan keseluruhan bunganya dapat dirumuskan sebagai berikut:

TahunJumlah Uang Awal Periode Bunga Diterima Dalam PeriodeJumlah Uang Akhir Periode

1

+ = ()

2

()

()

() +()=()

3

()

()

() + ()=()

.. .. .. ...

()

()

()+()=()

Rumus umum = (1+), sering ditulis dalam bentuk sederhana yaitu:

() yang artinya berapakah nilai jika diketahui dan besarnya tingkat bunga adalah per periode dan jumlah periode waktu adalah . Jika adalah $ 1.000 dan dan masing-masing adalah 8 % dan 5 tahun maka nilai uang pada akhir periode ke ialah:

= $ 1.000 (1+ 0.08) = $ 1.000 ( 1,469 ) = $ 1.649

(2) Pembayaran Tunggal Nilai Awal Pada Bunga Majemuk

Pembayaran tunggal nilai awal dengan bunga majemuk adalah menghitung nilai awal pada bunga dan jumlah periode apabila nilai akhir diketahui. Secara lebih sederhana dapat dijelaskan bahwa berapakah nilai awal dari sejumlah uang yang dibayarkan atau diterima tahun yang datang apabila tingkat bunga uang adalah ? Masalah diatas dapat dirumuskan dengan cara membalikkan formula diatas sebagai berikut:

= atau ditulis dengan simbol = ()

Dengan menggunakan contoh sederhana, apabila seseorang berkeinginan untuk menerima uang dalam waktu 5 tahun yang akan datang sebesar = $ 5.000, jika tingkat bunga adalah 8 % per tahun berapakah jumlah uang yang harus didepositokannya dengan ketentuan bunga majemuk berlaku?

= $ 5.000 = $ 5.000 (0.6806) = $ 3.403

(3) Pembayaran Serial Dengan Jumlah Sama Pada Bunga Majemuk

Seseorang sedang merencanakan investasi sebesar $ pada akhir tahun ke . Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu pada akhir tahun ke maka dia akan mendeposito sejumlah uang yang jumlahnya sama pada akhir setiap tahun selama tahun. Orang bersangkutan akan membiarkan uangnya termasuk bunganya setiap tahun berada di bank tersebut selama proses deposito masih belangsung yaitu sampai akhir tahun ke . Berapa besar deposiso yang harus dilakukan pada akhir setiap tahun? Rumus perhitungan untuk metode pembayaran serial dengan jumlah sama pada bunga majemuk dapat diturunkan berdasarkan konsep berfikir sebagai berikut:

Misalkan uang sebesar $ didepositokan pada akhir setiap tahun selama tahun. Pada akhir tahun ke, orang bersangkutan akan berhak menarik kembali depositonya beserta seluruh bunga majemuknya yang besarnya adalah $ dimana adalah:

= (1) + (1+) + (1+)+ (1+) + ...... +(1+)

Jika kedua ruas dikali dengan (1+ ) maka diperoleh persamaan dibawah ini:

(1+) = (1+) + (1+) + (1+)+ (1+) + ...... +(1+) Bila kedua persamaan kedua dikurangkan dengan persamaan pertama maka diperoleh:

(1+) - = (1+) - (1)

() =

= Bila jumlah uang akan ditarik pada akhir tahun ke 5 adalah $ 5.000 maka jumlah yang harus dideposito setiap akhir setiap tahun selama 5 tahun apabila dikenakan tingkat bunga 8 % per tahun ialah:

= $ 5.000 = $ 5.000 (0.1705) = $ 852.50 per tahun

Tabel- 2.1 : Rumus Hubungan , , dan Bunga UangNoNama RumusFungsiRumusSimbol

1Pembayaran Tunggal Nilai Akhir Pada Bunga Majemuk

Diketahui dicari

2Pembayaran Tunggal Nilai Awal Pada Bunga Majemuk

Diketahui dicari

3Pembayaran Serial Dengan Jumlah Sama Pada Bunga MajemukDiketahui dicari

4Pembayaran Serial Pengembalian ModalDiketahui dicari

5Pembayaran Serial Nilai Akhir Pada Bunga MajemukDiketahui dicari

6Pembayaran Serial Nilai Awal Pada Bunga MajemukDiketahui dicari

2.5.2.Evaluasi AlternatifBerikut ini diberikan uraian tentang evaluasi ekonomi terhadap beberapa alternatif melalui contoh-contoh sederhana.

Contoh I: Evaluasi Alternatif DisainSebuah contoh klasik penggunaan rumus-rumus diatas dalam pemecahan masalah kerekayasaan yang dapat dikatakan tipikal masalah dibidang teknik industri ialah penentuan luas penampang optimum kabel listrik. Karena tahanan pada kabel berbanding terbalik dengan luas penampang kabel, maka dapat dilihat secara nyata bahwa biaya yang timbuk akibat kehilangan energi listrik yang mengalir melalui kabel tersebut akan menurun apabila luas penampang kabel makin besar dan sebaliknya akan terjadi apabila luas penampang kabel makin kecil. Pada sisi lain, biaya kabel akan meningkat dengan meningkatnya luas penampang kabel dan sebaliknya akan terjadi apabila luas penampang kabel makin kecil. Total biaya dari sistem kabel tersebut adalah perjumlahan dari biaya kehilangan energi listrik dan biaya kabel.Misalkan konduktor tersebut adalah dari bahan tembaga yang akan digunakan untulk menyalurkan energi listrik ke sebuah sub-stasiun. Arus energi listrik yang disalurkan ialah 2000 amphere selama 24 jam per hari dan 350 hari per tahun. Data engineering dan biaya untuk instalasi tersebut ialah: - Panjang konduktor: 2000 ft- Biaya instalasi: $ 200 + $ 0.90 per lb kabel tembaga - Umur instalasi : 25 tahun- Estimasi nilai residu: $ 0.65 per lb berat kabel-Tahanan listrik kabel se- panjang 2000 ft dengan luas penampang 1 sqin : 0.001150 ohm - Biaya kehilangan energi : $ 0.025 per kwh - Berat jenis kabel tembaga : 555 lb per cuft -Tingkat bunga uang: 10 % per tahun - Biaya-biaya lain : diabaikanBesarnya energi listrik yang hilang melalui kabel karena faktor tahanan ialah:

= r t

Misalkan luas penampang kabel yang digunakan adalahsqin. Bila data-data diatas dimasukkan ke rumus tersebut maka jumlah energi listrik yang hilang ialah:

= (2000) kwh per jam

= kwh per jam.

Besarnya kerugian karena kehilangan energi listrik: sebanyak kwh per jam ialah ( kwh)( $ 0.025 /kwh) = $ per jam.Perhitungan kerugian, investasi dan perolehan setelah proyek berakhir adalah sebagai berikut:A. Total kerugian karena kehilangan energi listrik per tahun ialah:

= (24)(350) per tahun

= per tahunB. Besarnya investasi proyek dihitung sebagai berikut:.

Total volume konduktor = = cuft

Total berat konduktor = lb

= lbTotal Investasi untuk instalasi ialah :

=

= C. Total perolehan dari penjualan bahan bekas setelah masa pakai 25 tahun berakhir ialah:

=

= Secara diagram, ketiga unsur pembiayaan dan perolehan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Biaya tahunan proyek ini pada tingkat bunga rata-rata sebesar10 % pertahun adalah sebagai berikut:

= [A/P,10,25)] + -[] [A/F,10,25]

= [] [0.11017] + - [] [0.00107]

= $ 22.03 + $ 801.41 +

= $ 801.41 - $ = 0

=

= 1.098 sqin Berdasarkan hasil perhitungan diatas, konduktor yang optimum untuk digunakan ialah konduktor tembaga dengan luas penampang 1.098 sqin .Total biaya per tahun ialah: TC = $ 22.03 + $ 801.41 (1.098 ) + $ 966.00/(1.098)

= $ 1781.76 per tahun

Contoh II: Evaluasi Ekonomi Terhadap Alternatif Evaluasi ekonomi terhadap beberapa alternatif untuk pengambilan keputusan adalah hal yang paling esensial dalam ekonomi kerekayasaan. Dikatakan esensial karena setiap sistem ataupun produk yang didisain oleh seorang sarjana Teknik Industri harus memperhatikan beberapa alternatif dan memilih salah satu atau lebih yang paling memenuhi kriteria yang ditetapkan. Ketika evaluasi ekonomi atas beberapa alternatif dilakukan maka perlu ditetapkan kriteria yang digunakan sebagai acuan untuk membandingkan satu alternatif terhadap alternatif lain.Dalam ekonomi kerekayasaan, kriteria yang umum digunakan dalam membandingkan alternatif ialah Nilai Awal Bersih (Net Present Value), Ekivalen Biaya Tahunan (Equivalent Annual Cost/Revenue) dan Kecepatan Pengembalian Internal (Internal Rate of Return). Untuk memahami bagaimana alternatif dibandingkan dengan mengacu kepada masing-masing ketiga kriteria tersebut, diberikan sebuah contoh. Misalkan sebuah perusahaan manufaktur sedang mempertimbangkan pembelian sebuah mesin bubut baru. Mesin tersebut tersedia dalam 2 tipe yaitu tipe pertama adalah semi automatic lathe, berharga $ 10.000 dan dapat diharapkan usia penggunaan selama 10 tahun dengan nilai akhir $ 1.000 dan biaya operasi $ 6.000 per tahun.. Tipe kedua adalah fully automatic lathe berharga $ 17.000 yang juga dapat dimanfaatkan selama 10 tahun dengan nilai akhir $ 2.000 dan biaya operasi $ 5.000 per tahun. Perawatan yang dibutuhkan oleh kedua mesin tersebut tidak berbeda satu sama lain. Jika tingkat bunga uang 6 % per tahun alternatif mana yang sebaiknya dibeli oleh perusahaan tersebut?

1. Net Present Value (NPV) Metode Net Present Value (NPV) membandingkan kedua alternatif tersebut dalam hal biaya ekivalen yang dihitung menurut periode awal. Net Present Value dari kedua tipe mesin tersebut adalah sebagai berikut:Tipe 1 : Semi Automatic Lathe

NPV = $ 10.000 + $ 6.000 ( - $ 1.000 ( = $ 10.000 + $ 6.000 (7.3601) - $ 1.000 (0.5584) = $ 53.601,60

Tipe II : Fully Automatic Lathe

NPV = $ 17.000 + $ 5.000 (- $ 2.000 ( = $ 17.000 + $ 5.000 (7.3601 - $ 2.000 (0.5584) = $ 52.683.20

Dengan membandingkan NPV dari kedua tipe mesin tersebut terlihat bahwa NPV dari Fully Automatic Lathe lebih kecil dari Semi Automatic Lathe. Oleh karena itu, keputusan yang diambil ialah membeli Fully Automatic Lathe.. 2.Equivalent Annual Cost (EAC)Metode Equivalent Annual Cost menggunakan asumsi bahwa ekivalen pembayaran serial dalam jumlah yang sama pada setiap akhir tahun sebagai biaya tahunan sepanjang usia penggunaan mesin tersebut. Equivalent Annual Cost dari masing-masing tipe mesian adalah sebagai berikut:Tipe I: Automatic Lathe Semi

= $ 10.000 ( + $ 6.000 - $ 1.000 ( = $ 10.000 (1.359) + $ 6.000 - $ 1.000 (0.0759) = $ 7.282.83

Tipe II : Fully Automatic Lathe

= $ 17.000 ( + $ 5.000 - $ 2.000 ( = $ 17.000 (0.1359) + $ 5.000 - $ 2.000 (0.0759) = $ 7.158.05

Membandingkan kedua tipe mesin tersebut dengan mengacu kepada Equivalent Annual Cost memperlihatkan masin Tipe II (Fully Automatic Lathe) lebih unggul sehingga pilihan jatuh pada mesin tersebut.

3. Internal Rate Of Return (IRR) Internal Rate of Return sering dipandang sebagai metode yang paling baik untuk digunakan sebagai kriteria dalam membandingkan alternatif. Metode ini membandingkan tingkat bunga uang untuk masing-masing alternatif pada mana NPV dari penerimaan dan pembiayaan alternatif tersebut sama dengan nol. Bila NPV sebuah alternatif akan sama dengan nol pada tingkat bunga tertentu maka dapat dikatakan alternatif tersebut mengalami pertumbuhan finansial sebesar tingkat bunga tersebut. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa alternatif yang mempunyai IRR tertinggi merupakan alternatif terbaik. Mencari tingkat bunga pada mana NPV sebuah alternatif akan sama dengan nol membutuhkan persyaratan bahwa alternatif tersebut harus melibatkan sisi penerimaan dan sisi pembiayaan atau pengeluaran. Apabila alternatif yang sedang dievaluasi tidak menunjukkan kedua sisi penerimaan dan pembiayan tetapi hanya satu sisi saja misalnya hanya sisi pembiayaan seperti contoh diatas maka mencari tingkat bunga yang memberikan NPV sama dengan nol tidak dapat dilakukan. Dalam situasi ini perlu dicari tingkat suku bunga yang memberikan NPV pada kedua alternatif menjadi identik atau sama besarnya seperti terlihat dalam contoh dibawah ini.Dari contoh diatas terlihat bahwa pada tingkat bunga 6 %, alternatif pertama yaitu Semi Automatic Lathe mempunyai NPV $ 55.601.60 dan alternatif kedua yaitu Fully Automatic Lathe mempunyai NPV $ 52.683.20 sehingga alternatif kedua lebih disukai daripada alternatif pertama. Dari struktur pembiayaan kedua alternatif tersebut terlihat bahwa pada tingkat bunga yang lebih tinggi, NPV kedua alternatif tersebut akan menurun tetapi penurunan NPV alternatif pertama lebih cepat dibandingkan dengan alternatif kedua karena biaya awal alternatif pertama lebih rendah dari pada biaya awal alternatif kedua. Dengan demikian, pada tingkat bunga tertentu, kedua alternatif tersebut akan mempunyai NPV yang sama besarnya. Besarnya tingkat bunga yang memberikan NPV pada kedua alternatif yang sama besarnya dapat dicari sebagai berikut:

$ 10.000 + $ 6.000 () - $ 1.000 () = $ 17.000 + $ 5.000 () - $ 2.000 ()

Apabila kedua ruas kiri dan kanan yang mengandung variabel disatukan pada ruas kiri dan konstanta digabung pada ruas kanan maka diperoleh:

($ 6.000 - $ 5.000) () ($ 1.000 + $ 2.000) () = $ 7.000

($ 1.000) () + ($ 1.000) () = $ 7.000

Persamaan diatas menanyakan berapakah supaya nilai ruas kiri sama dengan nilal ruas kanan yaitu $ 7.000. Harga dapat diketahui dengan menggunakan metode trial and error sebagai berikut.

Trial I :Misalkan = 8 %, maka

Ruas kiri adalah $1.000 () + $1.000 ( = $ 7.173 sedangkan ruas kanan $ 7.000. Hal ini berarti harga masih terlalu kecil.

Trial II : Misalkan = 10 %, maka

Ruas kiri adalah $ 1.000 () + $ 1.000 ( = $ 6.529 sedangkan ruas kanan $ 7.000. Hal ini berarti harga terlalu besar.

Dari kedua trial tersebut dapat diketahui bahwa harga berada diantara 8 % dan 10 %. Dengan menggunakan teknik interpolasi dapat dicari harga yang memberikan nilai ruas kiri sama dengan $ 7.000 yaitu:

= 8 % + = 8 % + 0.54 % = 8.54 %

Apabila tingkat bunga uang lebih rendah dari 8.54 % per tahun maka alternatif kedua yaitu Fully Automatic Lathe lebih disukai karena memberikan biaya rata-rata tahunan lebih rendah. Sebaliknya, apabila tingkat bunga uang diatas 8.54 % per tahun maka alternatif pertama yaitu Semi automatic Lathe yang lebih disukai.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1.Objek PenelitianPenelitian dilakukan terhadap kelayakan finansial atas rencana penambahan lini produksi di PT X.

3.2.Jenis PenelitianPenelitian yang dilakukan bersifat penelitian analitik karena berfungsi menganalisis kondisi penambahan lini produksi pintu kayu.

3.3.Variabel PenelitianAdapun variabel penelitian yang dipakai antara lain:1. Penerimaan2. Pengeluaran3. Modal Kerja4. Depresiasi5. Bunga Deposito

3.4.Kerangka Konseptual PenelitianAdapun kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual PenelitianBAB IVPENGUMPULAN DATA

4.1.Pengumpulan DataData yang diperlukan dalam analisis ini yaitu:1. Biaya Investasi yang terdiri dari:a. Biaya penyewaan lahan sebesar Rp 8.000.000,- per tahunb. Biaya aset yang terdiri dari mesin dan peralatan seperti terlihat pada Tabel 4.1.c. Biaya instalasi penerangan sebesar Rp 1.200.000,- ; dand. Biaya Administrasi pra-operasi sebesar Rp 500.000,-

Tabel 4.1. Biaya AsetDeskripsiItemHarga (Rp)SatuanKonsumsi listrik (watt)

MesinMesin Potong1.280.000/unit1.200

Mesin Edging2.500.000/unit13.300

Mesin Penghalus4.000.000/unit750

PeralatanKursi & Meja150.000/3 unit

Meteran150.000/3 unit

Lampu300.000/ 2 unit18

TOTAL8.380.000

2. Modal Kerja, yang terdiri dari:a. Biaya Bahan Bakub. Biaya Bahan Penolongc. Biaya tenaga kerjad. Biaya Operasionale. Biaya Manajerialf. Biaya Pemasarang. Biaya PerawatanKeseluruhan detail biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Tabel 4.3. berikut ini.

Tabel 4.2. Modal KerjaDeskripsiUraianQuantitySatuan / bulanHarga

Bahan BakuKayu3.333kg20.000

Bahan PenolongCangkang400kg10.000

Lem11kaleng300.000

Cat26kaleng307.000

Formalin8drum6.000.000

Tenaga KerjaKaryawan4orang2.600.000

OperasionalTransportasi2LS3.000.000

Listrik1.000

Air12m310.000

ManajerialManajer1orang5.000.000

Tabel 4.3. Biaya Pemasaran dan PerawatanDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

PemasaranMelalui media cetak2.000.000LS

PerawatanMesin Potong1.000.000LS

(setiap tahun)Mesin Edging1.000.000LS

Mesin Penghalus1.000.000LS

3. Sumber Modal: Modal sendiri4. Perkiraan Pendapatan: Harga Pintu Kayu Rp. 500.000,- dan setiap 5 tahun, harganya direncanakan bertambah sebesar Rp. 50.000,-. 5. Proses produksi: Selama proses produksi, setiap pintu berbobot 10 kilogram dan 12% dari kayu yang diproses akan menjadi scrap yang dapat dijual seharga Rp. 10.000,- per kilogram.6. Penyesuaian biaya tahunan:a. Sesuai dengan asumsi secara umum, biaya tenaga kerja diasumsikan meningkat 10% setiap tahun.

BAB VPENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

5.1.Pengolahan Data5.1.1.Biaya Investasi AwalBiaya investasi awal terdiri dari komponen biaya investasi untuk bangunan / lokasi usaha dengan perhitungan seperti terlihat pada Tabel 5.1. berikut ini.

Tabel 5.1. Biaya Investasi BangunanDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

LokasiSewa Lahan8.000.000/tahun

Adapun komponen Biaya Aset terdiri dari mesin dan peralatan, dapat dilihat pada Tabel 5.2. berikut ini.

Tabel 5.2. Biaya AsetDeskripsiItemHarga (Rp)SatuanKonsumsi listrik (watt)

MesinMesin Potong1.280.000/unit1.200

Mesin Edging2.500.000/unit13.300

Mesin Penghalus4.000.000/unit750

PeralatanKursi & Meja150.000/3 unit

Meteran150.000/3 unit

Lampu300.000/ 2 unit18

TOTAL8.380.000

Adapun komponen biaya Instalasi untuk penerangan dan kelistrikan mesin dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Biaya InstalasiDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

PeneranganInstalasi1.200.000LS

Adapun biaya Pra Operasi yaitu biaya yang dibutuhkan sebelum operasi dilaksanakan yang meliputi ijin-ijin dan biaya administrasi lainnya yang perlu dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 5.4.Tabel 5.4. Biaya Pra OperasiDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

AdministrasiPengelolaan Administrasi Pembelian Unit500.000LS

Dengan demikian, rekapitulasi data Biaya Investasi Awal yang terdiri dari investasi untuk lahan dan bangunan, aset, instalasi, dan biaya Pra Operasi dapat dilihat pada Tabel 5.5. sebagai berikut.

Tabel 5.5. Biaya Investasi AwalDeskripsiHarga (Rp)

Biaya Investasi Bangunan8.000.000

Biaya Aset8.380.000

Biaya Instalasi1.200.000

Biaya PraOperasi500.000

5.1.2.Modal KerjaAdapun komponen modal kerja untuk penambahan lini produksi ini membutuhkan modal kerja seperti dapat dilihat pada Tabel 5.6. berikut ini.

Tabel 5.6. Modal KerjaDeskripsiUraianQuantitySatuan / bulanHargaBiaya per BulanBiaya per TahunSubtotal per BulanSubtotal per Tahun

Bahan BakuKayu1.667kg20.00033.333.333400.000.00033.333.333400.000.000

Bahan PenolongCangkang200kg10.0002.000.00024.000.00061.282.000735.384.000

Lem11kaleng300.0003.300.00039.600.000

Cat26kaleng307.0007.982.00095.784.000

Formalin8drum6.000.00048.000.000576.000.000

Tenaga KerjaKaryawan4orang2.600.00010.400.000124.800.00010.400.000124.800.000

OperasionalTransportasi2LS3.000.0006.000.00072.000.0006.748.60080.983.200

Listrik1.000628.6007.543.200

Air12m310.000120.0001.440.000

ManajerialManajer1orang5.000.0005.000.00060.000.0005.000.00060.000.000

TOTAL (MODAL KERJA)152.209.727

5.1.3.DepresiasiAdapun komponen depresiasi atas pembelian mesin dan peralatan untuk penambahan lini produksi ini dapat dilihat pada Tabel 5.7. berikut ini.

Tabel 5.7. DepresiasiNoUraianQuantityHargaJumlahUmur Ekonomis (Tahun)Biaya DepresiasiTotal

1Mesin Potong11.280.0001.280.0008160.0001.332.500

2Mesin Edging12.500.0002.500.0008312.500

3Mesin Penghalus14.000.0004.000.0008500.000

4Kursi & Meja350.000150.000530.000

5Meteran350.000150.000530.000

6Lampu2150.000300.0001300.000

5.1.4.Biaya Pemasaran dan PerawatanAdapun rincian biaya pemasaran dan perawatan yang diperlukan dalam rencana ini dapat dilihat pada Tabel 5.8. dan Tabel 5.9. sebagai berikut.

Tabel 5.8. Biaya PemasaranDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

PemasaranMelalui media cetak2.000.000LS

Tabel 5.9. Biaya PerawatanDeskripsiItemHarga (Rp)Satuan

PerawatanMesin Potong1.000.000LS

(setiap tahun)Mesin Edging1.000.000LS

Mesin Penghalus1.000.000LS

5.1.5.Perkiraan PendapatanDengan kondisi yang telah disampaikan sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa perkiraan pendapatan dapat dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.10. berikut ini.

Tabel 5.10. Perkiraan PendapatanTahunRencana Produksi Pintu Kayu (Unit)Harga Pintu / UnitProduksi Scrap Kayu (Kg)Harga Scrap Kayu / kgTotal Pendapatan

12.000500.0002.40010.0001.000.000.000

22.000500.0002.40010.0001.000.000.000

32.000500.0002.40010.0001.000.000.000

42.000500.0002.40010.0001.000.000.000

52.000500.0002.40010.0001.000.000.000

62.000550.0002.40012.0001.100.000.000

72.000550.0002.40012.0001.100.000.000

82.000550.0002.40012.0001.100.000.000

92.000550.0002.40012.0001.100.000.000

102.000550.0002.40012.0001.100.000.000

5.1.6.Cash FlowDengan data-data yang telah disebutkan di atas, maka dilakukan penyusunan cash flow seperti dapat dilihat pada Tabel 5.11. berikut ini.Pajak dihitung dengan aturan sebagai berikut:1. Untuk laba kotor di bawah 50 juta rupiah, maka besaran pajaknya yaitu 10%2. Untuk laba kotor berada diantara 50 hingga 100 juta rupiah, maka besaran pajaknya yaitu 15%3. Untuk laba kotor di atas 100 juta rupiah, maka dikenakan pajak sebesar 30%.Dalam hal ini dikarenakan laba kotor di atas 100 juta rupiah selama 10 tahun, maka pajak yang dibebankan sebesar 30% dan hasil perhitungan untuk masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Halaman 28

Tabel 5.11. Cash FlowUraianTahun

012345678910

INVESTASI18.080.000

PENDAPATAN1.024.000.0001.024.000.0001.024.000.0001.024.000.0001.024.000.0001.128.800.0001.128.800.0001.128.800.0001.128.800.0001.128.800.000

Penjualan Produk1.000.000.0001.000.000.0001.000.000.0001.000.000.0001.000.000.0001.100.000.0001.100.000.0001.100.000.0001.100.000.0001.100.000.000

Penjualan Scrap24.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00028.800.00028.800.00028.800.00028.800.00028.800.000

PENGELUARAN770.783.200798.563.200812.291.200827.392.000844.002.880862.274.848882.374.013904.483.094928.803.083955.555.072984.982.259

Biaya Langsung605.783.200618.263.200631.991.200647.092.000663.702.880681.974.848702.074.013724.183.094748.503.083775.255.072804.682.259

Bahan Baku400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000400.000.000

Gaji Karyawan124.800.000137.280.000151.008.000166.108.800182.719.680200.991.648221.090.813243.199.894267.519.883294.271.872323.699.059

Biaya Listrik7.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.2007.543.200

Biaya Air1.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.0001.440.000

Transportasi72.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.000

Biaya Tidak Langsung165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000165.000.000

Biaya Manajerial60.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.00060.000.000

Biaya Transportasi72.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.00072.000.000

Biaya Administrasi6.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.0006.000.000

Biaya Pemasaran24.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.00024.000.000

Biaya Maintenance3.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.0003.000.000

Bunga Modal Kerja15.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.00015.300.000

LABA SEBELUM PAJAK0225.436.800211.708.800196.608.000179.997.120161.725.152246.425.987224.316.906199.996.917173.244.928143.817.741

DEPRESIASI01.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.5001.332.500

PAJAK (X%)067.231.29063.112.89058.582.65053.599.38648.117.79673.528.04666.895.32259.599.32551.573.72842.745.572

X = %0,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%30,00%

LABA SETELAH PAJAK0158.205.510148.595.910138.025.350126.397.734113.607.356172.897.941157.421.584140.397.592121.671.200101.072.169

TOTAL BIAYA INVESTASI788.863.200

NILAI AKHIR0000000000

Tabel 5.11. Cash Flow (Lanjutan)UraianTahun

012345678910Total

CASH FLOWTOTAL

12,00%141.254.920118.459.75098.243.71880.328.04564.463.86587.595.47871.209.53056.704.23243.875.85432.542.533794.677.925

12,20%141.003.128118.037.81097.719.28679.756.82663.891.36586.662.79370.325.73555.900.64343.176.96231.967.083788.441.631

NILAI AKHIRTOTAL

12,00%00000000000

12,20%00000000000

Total Biaya Investasi - Total PV (Cash Flow) - Total PV (Nilai Akhir) = 0

Suku BungaTot. Biaya InvestasiTotal PV Cash FlowTotal PV Nilai AkhirNILAI PROYEK--> Harus 0

12,00%788.863.200794.677.92505.814.725

12,20%788.863.200788.441.6310-421.569

INTERPOLASI UNTUK MENDAPATKAN IRR

iNilai Proyek

12,00%5.814.725

12,20%-421.569

IRR0-->12,19%

5.1.7.Payback Period (PP)Berdasarkan Tabel 5.12. berikut ini, maka dapat dihitung PP untuk proyek penambahan lini produksi ini pada tahun ke-5 dan ke-6 karena pada saat tersebut, cost balance berubah tanda. Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

Sehingga diperoleh BEP untuk proyek tersebut yaitu 5 tahun dan 7 bulan.

Tabel 5.12. Cash BalanceTahunLABA BERSIHCASH BALANCE

0-788863200

1158205510-630657690

2148595910-482061780

3138025350-344036430

4126397734-217638696

5113607356,4-104031339,6

617289794168866601,44

7157421584,1226288185,6

8140397591,6366685777,1

9121671199,7488356976,9

10101072168,7589429145,5

5.1.8.Internal Rate of Return (IRR)Internal Rate of Return adalah laju pengembalian modal yang diterima oleh perusahaan, dengan memperhitungkan Net Present Value dengan menggunakan nilai i yang di-trial. Berdasarkan proyek perluasan lini produksi tersebut, Net Cash flow untuk masing-masing tahun dihitung dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 5.11. Perhitungan IRR dilakukan dengan Net Cash Flow yang ada, yaitu dicobakan dalam 2 kali agar diperoleh Total NPV = 0. Berikut ini rumus yang dapat dipakai dalam perhitungan NPV.

Dimana:NPV=Net Present Value, nilai Present dari nilai uang yang ada (di Tahun 0)F= Nilai future dari nilai uang, yang direncakan diperoleh / dikeluarkani=Suku bungan=Jumlah tahun pembungaan / perbedaan antara Tahun F dengan Tahun 0

Dengan menggunakan rumusan tersebut, dihitung untuk NPV setiap tahun dengan trial i sebesar 12% dan 12,2%. Sehingga diperoleh rekapitulasi hasil seperti terlihat pada Tabel 5.11.Sehingga Total NPV untuk i = 12% adalah 5.814.725dan Total NPV untuk i = 12,2% adalah -421.569

Sehingga dilakukan interpolasi untuk dapat memperoleh NPV = 0.

Sehingga diperoleh X sebesar 12,19%.

Jika dibandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya sekitar 7%, maka proyek ini dapat dikatakan layak secara analisis tekno ekonomi karena IRR lebih besar dari 7%. Untuk dapat melihat grafik hubungan nilai proyek dengan IRR yang terjadi, dapat dilihat pada Gambar 5.1. berikut ini.

Gambar 5.1. Grafik Hubungan Nilai Proyek dengan IRR

Berdasarkan Gambar 5.1. tersebut, maka terlihat IRR berada antara 10%-15% (terjadinya perpotongan dengan sumbu Axis).

5.2.Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak perubahan harga-harga terhadap kelayakan proyek. Pengeluaran menjadi salah satu variabel yang diubah-ubah karena kompleksnya variabel ini serta variabel ini cenderung berubah sehingga pengeluaran dipakai untuk dicobakan perubahannya.Karena harga produk merupakan variabel yang mudah berubah, maka dilihat analisis sensitivitasnya dengan perubahan harga produk terhadap nilai akhir proyek untuk rate diantara 12% - 12,5%. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 5.13. dan Gambar 5.2.

Tabel 5.13. Analisis Sensitivitas Proyek terhadap Harga ProdukHASIL TRIALNilai Proyek

HARGA PRODUK BERUBAH

HARGA PRODUKi = 12%i = 12,5%

400.000-994.404.352-986.668.572

450.000-512.178.041-514.983.677

500.000-124.763.544-135.818.023

510.000-50.273.963-62.767.077

520.00024.823.39810.890.479

540.000179.045.937162.100.390

550.000258.149.059239.610.422

Gambar 5.2. Analisis Sensitivitas terhadap Harga Produk

Dari hasil analisis sensitivitas, maka terlihat bahwa perubahan yang terjadi pada pendapatan maupun pengeluaran cukup sensitif terhadap analisis kelayakan pemilihan alternatif tersebut. Namun, perubahan harga yang terjadi yang berada pada rentang Rp 510.000 hingga Rp 520.000 belum dapat membuat perubahan terhadap hasil analisis tekno ekonomi yang ada sekarang. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis sensitivitas yang dilakukan, maka rencana pengembangan lini produksi layak dijalankan oleh investor karena memberikan pengembalian yang baik pada investor disertai pengaruh akibat perubahan faktor sangat kecil mempengaruhi kelayakannya.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KesimpulanDengan demikian, rencana pengembangan lini produksi layak untuk dipilih karena memiliki rate pengembalian sebesar 12,19% per tahun dibandingkan dengan MARR dari bunga deposito sebesar 7% per tahun. Analisis sensitivitas yang dilakukan juga membuktikan bahwa rencana tersebut layak dipilih dan sensitif pada harga Rp 510.000 hingga Rp 520.000.

5.2.SaranMungkin dalam pembahasan singkat ini, belum semua faktor ditinjau, oleh karena itu, perubahan dapat saja terjadi misalnya dengan alternatif modal dipinjam dari pihak ketiga, tentu akan memberikan perubahan pada perhitungan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Teknik Industri.2008. Diktat Kuliah Ekonomi Teknik. Medan: Universitas Sumatera Utara.Sinulingga, Sukaria. 2008. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

PENERIMAAN

PENGELUARAN

DEPRESIASI

MODAL KERJA

IRR

BUNGA DEPOSITO

PEMILIHAN ALTERNATIF

i

NPV

12%

12,2%

X

5.814.725

-421.569

0