83
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN RANTAI PASOK BERAS MEDIUM DI PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh: Nadya Putri FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN

RANTAI PASOK BERAS MEDIUM DI PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh:

Nadya Putri

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

ii

ABSTRACT

EFFECTIVITY OF POLICY ON HIGHEST RETAIL PRICE (HET)

AND SUPPLY CHAINS OF MEDIUM QUALITY RICE

IN LAMPUNG PROVINCE

By

Nadya Putri

Indonesia is a country that produces rice, where the majority of people consume

rice as primary food. The government stipulates the highest retail price (HET) of

rice policy to maintain the stability of rice price. The purposes of this study are to

know the effectiveness of rice HET policy in Lampung Province, to analyze the

impacts of the stipulation of the price policy, and to find out the difference

between medium rice supply chains before and after the HET Policy. This

research uses quantitative and qualitative descriptive method. Data collection

techniques used were interviews using questionnaires and also observation. The

results of this study were the policy of medium rice HET has not been effectively

implemented in Lampung Province. This caused no impact on the farmers,

distributors, retail traders, and consumers. In the previous study, the medium rice

supply chain flow in Lampung Province became four marketing channels while in

the current study was divided into six marketing channels.

Key words: effectivity, HET, rice, supply.

Page 3: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

iii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN

RANTAI PASOK BERAS MEDIUM DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Nadya Putri

Indonesia merupakan negara yang memproduksi beras, dimana mayoritas

masyarakatnya mengkonsumsi beras sebagai pangan pokok. Pemerintah

menetapkan kebijakan HET beras untuk menjaga stabilitas harga beras. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kebijakan HET beras di

Provinsi Lampung, menganalisis dampak Kebijakan HET beras dan mengetahui

perbedaan antara rantai pasok beras medium sebelum dan sesudah Kebijakan HET

beras. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan observasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan HET beras medium belum diterapkan

secara efektif di Propinsi Lampung. Kebijakan HET beras yang belum efektif

dilaksanakan menyebabkan tidak adanya dampak terhadap petani, penyalur,

pedagang besar,dan konsumen. Pada penelitian sebelumnya, aliran produk pada

rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi empat saluran

pemasaran sedangkan dalam penelitian saat ini aliran produk pada rantai pasok

beras medium dibagi menjadi enam saluran pemasaran.

Kata Kunci : Beras, Efektivitas, HET, Rantai Pasok

Page 4: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

iv

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN

RANTAI PASOK BERAS MEDIUM DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh:

Nadya Putri

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi
Page 6: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi
Page 7: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 02 Mei

1996 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari bapak

Antoni, S.K.M dan ibu Yulianti, S. Pd. Pendidikan penulis

diawali dari Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Bandar

Lampung pada tahun 2001, kemudian melanjutkan di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Rawa Laut Bandar Lampung pada tahun 2002 dan

diselesaikan pada tahun 2008. Pada tahun 2008 melanjutkan di Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011 melanjutkan di Sekolah Menengah Atas

Swasta (SMAS) YP UNILA Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2014.

Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 Agribisnis

di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN.

Selama di bangku kuliah, penulis aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan yaitu

Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMASEPERTA) Universitas Lampung

sebagai anggota Divisi Pengembangan Akademik dan Profesi periode 2015 /

2016. Pada tahun 2015, penulis mengikuti kegiatan homestay (Praktik

Page 8: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

viii

Pengenalan Pertanian) di Desa Wonoharjo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten

Tanggamus.

Page 9: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

ix

Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari

di Desa Sinar Negeri Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah. Pada

tahun 2017, penulis juga melaksanakan Praktik Umum (PU) di Koperasi Gerbang

Emas Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Page 10: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

x

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim,

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul

"Efektivitas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Sistem Manajemen Rantai

Pasok Beras Medium di Provinsi Lampung” adalah salah satu prasyarat

dalam menyelesaikan studi di Universitas Lampung. Dalam penulisan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan kerjasama berbagai pihak baik

moral maupun spiritual, lahir maupun batin, dan langsung maupun tidak

langsung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

dengan segala kerendahan dan ketulusan hati kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Ir. R. Hanung Ismono, M. P. selaku dosen pembimbing pertama

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dari awal sampai

selesainya penulisan skripsi ini.

Page 11: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xi

4. Ibu Dr. Ir. Ktut Murniati, M. T. A. selaku dosen pembimbing kedua yang

telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dari awal sampai

selesainya penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Agus Hudoyo. M. Sc., selaku dosen pembahas saya yang telah

bemberikan saran dan arahan dalam penulisan skripsi.

6. Prof. Dr. Ir. Ali Ibrahim Hasyim, M. Sc., selaku Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

7. Kedua orang tua tercinta yaitu Antoni, SKM. dan Yulianti, S. Pd. atas doa,

dukungan, perhatian, kasih sayang dan dorongan selama ini.

8. Kedua kakakku yang kusayang, M. Alfian, S.T. dan Antarizki, S.I.P. yang

telah memberikan semangat, dukungan, dan masukan selama ini.

9. Sahabat- sahabat seperjuangan selama menimba ilmu di Universitas

Lampung yang kucintai yaitu Resti, Nate, Fira, Naul, Marina, Pingky, Pual,

Ubay, dan Riki yang selalu ada disaat suka, suka, dan suka didalam

melaksanakan perkuliahan di Universitas Lampung.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi bimbingan Pak Hanung yang kusayangi

yaitu Alvita, Luvita, Angel, Dea, Rosi, Yani, Jessica, Dete, Razana, dan Uci

yang saling memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi.

11. Keluarga KKN Sinar Negeri yaitu Dinda, Riyan, Jodi, Anul, Fitri, dan Eko

yang kusayangi.

12. Sahabat-sahabat SMA Lusy, Kiko, Fesya, Gena, Uli, Ersya, Shalsa, Intan,

dan Desie yang telah memberikan dukungan dan selalu ada disaat dibutuhkan

selama penulisan skripsi.

13. Teman dan kakak tingkat di Jurusan Agribisnis yaitu mba Shintia, bang

Page 12: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xii

14. Boim, mba Putri, mba Hesti, bang Reki, dan Adi.

15. Sahabat kecilku Ayu Swartika yang telah meminjamkan anaknya untuk

menghibur disaat mulai penat dalam menyelesaikan skripsi.

16. Tante dan Om ku Ama Ema dan Ama Fery yang telah memberikan tempat

singgah dan tenaganya selama proses penelitian.

17. Responden-responden dalam penelitian yang telah bersedia memberikan

waktu untuk dimintai data dan informasi mengenai skripsi yang ditulis.

18. Agribisnis 2014 kelas c yang kusayangi yang telah memberikan kebahagiaan

selama masa perkuliahan di Universitas Lampung.

19. Agribisnis 2014 yang kubanggakan yang telah saling memberikan dukungan

selama masa perkuliahan di Universitas Lampung.

20. Almamater tercinta dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan dan

pengorbanan mereka semua serta skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, 23 Oktober 2018

Penulis,

Nadya Putri

Page 13: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xiiixiiixiii

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 50

2. Pertanian......................................................................................... 50

3. Perdagangan................................................................................... 51

B. Kecamatan Trimurjo........................................................................... 52

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 52

2. Pertanian......................................................................................... 53

C. Kota Bandar Lampung........................................................................... 56

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 56

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 15

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 15

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 15

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 17

1. Pengertian Efektivitas................................................................... 17

2. Rantai Pasok.................................................................................. 21

3. Kebijakan Harga Eceran Tertinggi Beras..................................... 25

B. Penelitian Terdahulu............................................................................ 26

C. Kerangka Pemikiran............................................................................ 30

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian..................................................................... 33

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional............................................. 34

C. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Responden.......................................... 37

D. Metode Analisis Data.......................................................................... 42

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

A. Provinsi Lampung............................................................................... 50

Page 14: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xivxiv

2. Perdagangan 58

D. Kota Metro.......................................................................................... 58

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 58

2. Perdagangan................................................................................... 59

E. Kabupaten Pringsewu...................................................................... 59

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 59

2. Perdagangan................................................................................... 60

F. Kecamatan Punggur......................................................................... 60

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 60

2. Pertanian......................................................................................... 61

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efektivitas Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras

Medium............................................................................................... 62

B. Dampak Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.................. 66

1. Dampak Terhadap Petani............................................................... 66

2. Dampak Terhadap Penyalur........................................................... 68

3. Dampak Terhadap Pedagang Eceran.............................................. 71

4. Dampak Terhadap Konsumen........................................................ 74

C. Rantai Pasok Beras Medium............................................................... 77

1. Aliran Harga................................................................................... 79

2. Aliran Produk................................................................................. 88

3. Aliran Informasi............................................................................. 91

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................................... 96

B. Saran................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

98

LAMPIRAN...................................................................................................

101

Page 15: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi padi di 12 Provinsi di Indonesia dalam ton tahun 2011-2015.. 2

2. Harga beras medium 1 dan 2 di Indonesia dari Januari 2017 hingga

Agustus 2017..........................................................................................

3

3. Konsumsi per kapita per minggu beberapa macam bahan makanan

penting di Indonesia tahun 2010-2016...................................................

4

4. Daftar Harga Eceran Tertinggi beras..................................................... 6

5. Harga acuan pembelian di petani dan harga acuan penjualan di

konsumen…………………………………………………………........

10

6. Produksi tanaman padi sawah dan padi ladang menurut Kabupaten/Kota

dari tahun 2011 hingga 2015...................................................................

11

7. Produksi padi sawah dan padi ladang Menurut Kecamatan di Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2016....................................................................

12

8. Surplus/Minus Bahan Makanan Provinsi Lampung Tahun 2012-2016.. 13

9. Kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung... 14

10. Penelitian Terdahulu………………………………………………… 26

11 Nama pasar tradisional di Kota Bandar Lampung, Metro, Pringsewu..

41

12 Luas lahan sawah menurut Kabupaten/Kota dan jenis pengairainnya di

Provinsi Lampung tahun 2017....................................................................

51

13 Jumlah pasar tradisional yang terdapat pada Provinsi Lampung pada

tahun 2017...................................................................................................

52

14 Jumlah penduduk menurut tingkat umur, golongan pendidikan dan

golongan jenis pekerjaan............................................................................

53

Page 16: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xvi

15 Pembagian luas lahan menurut penggunaannya...................................... 54

16 Luas Tanaman Untuk Komoditas Utama................................................ 56

17 Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Menurut Kelompok Umur,

Jenis Kelamin dan Sex Ratio tahun 2016………………………………

57

18 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota

Metro, 2016…………………………………………………………….

59

19 Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut kecamatan di

Kabupaten Pringsewu pada tahun 2016..................................................

60

20 Banyaknya rumah tangga dan penduduk di Kecamatan Punggur, 2016.

61

21 Produksi padi gabah dan produktivitas per hektar di Kecamatan

Punggur 2016.............................................................................................

61

22 Hasil analisis Efektifitas Kebijakan HET beras medium pada bulan

Maret hingga Desember 2017 di Provinsi Lampung..............................

63

23 Rata-rata harga jual gabah di tingkat petani di Provinsi Lampung pada

kurun waktu Januari dan Februari 2018..................................................

67

24 Rata-rata harga pendapatan penyalur di Provinsi Lampung pada kurun

waktu Juni hingga November 2017.........................................................

69

25 Rata-rata harga beras medium di Kota Bandar Lampung, Kota Metro,

dan Kabupaten Pringsewu September 2017 - Februari 2018..................

72

26 Rata-rata harga beras medium di Kota Bandar Lampung, Kota Metro,

dan Kabupaten Pringsewu pada bulan Maret - Agustus 2017................

72

27 Rata-rata pembelian beras medium oleh konsumen di Provinsi

Lampung pada kurun waktu Juli hingga November 2017......................

75

Page 17: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rantai pasok perdagangan beras di Indonesia............................................ 8

2. Kerangka Pemikiran................................................................................... 32

3. Flowchart pemecahan masalah................................................................... 49

4. Perbedaan harga beras medium pada bulan September 2017- Februari

2018 di Provinsi Lampung dan harga yang telah ditetapkan dalam

Kebijakan HET...........................................................................................

65

5. Skema saluran tataniaga beras di Provinsi Lampung tahun 2011 menurut

Fitriani, Ismono, & Rosanti........................................................................

78

6. Skema dari aliran harga beras medium di Provinsi Lampung.................... 79

7. Skema dari aliran produk beras medium di Provinsi Lampung................. 88

8. Skema dari aliran informasi beras medium di Provinsi Lampung............. 92

Page 18: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara pengguna dan penghasil beras, sehingga beras

menjadi komoditas pangan yang utama dan hampir seluruh penduduk

Indonesia mengonsumsi beras. Bahan pangan khususnya beras adalah salah

satu dari kebutuhan primer. Di Indonesia sendiri beras adalah bahan pangan

pokok. Hal tersebut menyebabkan bagi masyarakat yang berpendapatan

rendah akan berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan

pangan pokoknya, terutama pangan beras. Pada saat ini permintaan akan beras

semakin meningkat sedangkan produksi beras sangat terbatas.

Produksi padi di setiap provinsi di Indonesia berbeda setiap provinsinya.

Terdapat provinsi yang menjadi sentra penghasil beras sehingga produksinya

tinggi, dan juga terdapat provinsi yang bukan merupakan setra penghasil beras

sehingga produksinya rendah. Produksi padi di 12 Provinsi di Indonesia dalam

ton tahun 2011 sampai 2015 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dapat dilihat

pada Tabel 1.

Page 19: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

2

Tabel 1. Produksi padi di 12 Provinsi di Indonesia dalam ton tahun 2011-2015

No

Kota

Produksi Padi (ton)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Banda Aceh 1.772.962 1.788.738 1.956.940 1.820.062 2.331.046

2 Sumatera

Selatan

3.384.670 3.295.247 3.676.723 3.670.435 4.247.922

3 Lampung 2.807.676 3.101.455 3.207.002 3.320.064 3.641.895

4 DKI Jakarta 9.516 11.044 10.268 7.541 6.361

5 Jawa Tengah 9.391.959 10.232.934 10.344.816 9.648.104 11.301.422

6 Bali 858.316 865.553 882.092 857.944 853.710

7 Nusa Tenggara

Barat

2.067.137 2.114.231 2.193.698 2.116.537 2.417.392

8 Nusa Tenggara

Timur

591.371 698.566 729.666 825.728 948.088

9 Kalimantan

Tengah

1.372.988 1.300.100 1.441.876 1.372.695 1.275.707

10 Sulawesi

Tengah

1.041.789 1.024.316 1.031.364 1.022.054 1.015.368

11 Maluku 87.468 84.271 101.835 102.761 117.791

12 Papua 115.437 138.032 169.791 196.015 181.769

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016).

Harga beras dapat semakin meningkat dari tahun ke tahunnya seiring dengan

perubahan kualitas dan kuantitas beras. Kondisi yang demikian membuat

harga beras tidak stabil dan para distributor atau perusahaan yang bergerak

pada usaha beras menetapkan harga beras tanpa mempertimbangkan daya beli

konsumen. Beras di Indonesia dikategorikan ke dalam 3 kelas, yaitu kelas

medium, premium, dan khusus. Beras khusus dan beras premium merupakan

kelas beras yang lebih tinggi harganya dibandingkan kelas medium. Secara

tidak langsung beras medium merupakan beras yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat kelas menengah ke bawah. Dikutip dari Permendag No 57 pasal 1

beras medium adalah jenis beras yang memiliki spesifikasi derajat sosoh

minimal 95%, kadar air maksimal 14% dan butir patah maksimal 25%. Harga

beras medium 1 dan 2 di di Indonesia dari Januari 2017 hingga Agustus 2017

sebelum ditetapkannya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras pada

September 2017 dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 20: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

3

Tabel 2. Harga beras medium 1 dan 2 di Indonesia dari Januari 2017 hingga

Agustus 2017

No Bulan Harga (Rp/Kg)

Medium 1 Medium 2

1 Januari 2017 11.200 10.950

2 Februari 2017 11.200 11.000

3 Maret 2017 11.150 10.900

4 April 2017 11.050 10.800

5 Mei 2017 11.050 10.800

6 Juni 2017 11.100 10.850

7 Juli 2017 11.150 10.850

8 Agustus 2017 11.100 10.850

Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (2017).

Menurut Badan Standardisasi Nasional (2017), Beras Medium 1 merupakan

beras yang memiliki derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 14%,

beras kepala minimal 78%, butir patah maksimal 20%, butir menir maksimal

2%, butir merah maksimal 2%, butir kuning atau rusak maksimal 2%, butir

kapur maksimal 2%, benda asing maksimal 0,02%, dan butir gabah maksimal

1%. Beras Medium 2 yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 90%,

kadar air maksimal 14%, beras kepala minimal 73%, butir patah maksimal

25%, butir menir maksimal 2%, butir merah maksimal 3%, butir kuning atau

rusak maksimal 3%, butir kapur maksimal 3%, benda asing maksimal 0,05%,

dan butir gabah maksimal 2%.

Harga beras medium yang fluktuaktif membuat konsumen kalangan menengah

kebawah berfikir panjang untuk membeli beras. Dikutip dari publikasi yang

ditulis dalam situs The World Bank pada tahun 2017, Indonesia saat ini

setidaknya memiliki 52 juta orang penduduk yang masuk dalam kelas

menengah yang berkontribusi pada 43 persen dari total konsumsi rumah

tangga. Menurut Badan Pusat Statistik (2017), jumlah penduduk miskin di

Page 21: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

4

Indonesia pada tahun 2017 adalah 10,64% dari total penduduk. Melihat

banyaknya penduduk menengah dan penduduk miskin di Indonesia, berarti

lebih dari 50% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras jenis medium. Hal

tersebut menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak dapat mengkonsumsi

beras dan menyebabkan konsumsi beras di Indonesia masih dibawah standart.

Konsumsi perkapita per minggu beberapa macam bahan makanan di Indonesia

tahun 2010 hingga 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi perkapita per minggu beberapa macam bahan makanan

penting di Indonesia tahun 2010-2016 No Jenis Bahan

Makanan

Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Beras Kg 1,73 1.72 1,67 1,64 1,62 1,63 1,66

2 Jagung basah

dengan kulit

Kg 0,018 0,012 0,011 0,011 0,013 0,029 0,035

3 Ketela pohon Kg 0,097 0,111 0.069 0,067 0,066 0,069 0,073

4 Daging sapi Kg 0,007 0,009 0,007 0,005 0,005 0,008 0,008

5 Bawang putih Kg 0,260 0,259 0,307 0,231 0,300 0,335 0,339

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan Tabel 3, konsumsi perkapita per minggu di Indonesia menurun

dari tahun 2010 hingga 2015, kemudian mengalami kenaikan sebesar 0,03 kg

pada tahun 2016. Menurut publikasi Badan Ketahanan Pangan Kementrian

Pertanian pada tahun 2014, Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional kolompok

pangan padi-padian yaitu sebesar 275 gram per hari atau dalam seminggu

sebesar 1,925 Kg. PPH Nasional tersebut masih berada di atas konsumsi per

kapita per minggu beras lokal di Indonesia. Kondisi tersebut menunjukkan

masih kurangnya konsumsi beras di Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan ketetapan harga beras pemerintah mengeluarkan

peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017

Page 22: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

5

tentang Penetapan Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang dibuat

pada tanggal 24 Agustus 2017 dan mulai diterapkan pada 01 September 2017.

Kebijakan HET beras dibuat karena ketidakstabilan harga pada saat musim

panen telah berakhir serta hal-hal lainnya. Harga beras yang melonjak tinggi

menyebabkan banyaknya masyarakat yang tidak mampu membeli beras.

Untuk melindungi pihak konsumen, pemerintah bermaksud untuk membuat

Kebijakan HET beras. Dengan menimbang bahwa untuk menjaga stabilitas

harga beras , menetapkan kepastian harga beras, serta keterjangkauan harga

beras di konsumen, perlu menetapkan harga eceran tertinggi.

Pemerintah mempunyai beberapa maksud tertentu dalam menetapkan HET

beras. Maksud tersebut diantaranya yaitu Kebijakan HET beras diharapkan

dapat mengontrol harga beras sesuai dengan daya beli konsumen terutama

masyarakat menengah kebawah dan dapat menekan harga beras sesuai dengan

harga acuan yang telah ditetapkan pemerintah. Kebijakan HET beras tersebut

merupakan kebijakan yang berpihak serta melindungi konsumen.Kebijakan

HET beras ditetapkan pada bulan September 2017 ini dimaksudkan agar harga

beras di pasaran tidak melebihi harga tertinggi beras yang telah ditetapkan.

Kebijakan HET beras diatur berdasarkan tiap wilayah. Seluruh provinsi di

Pulau Jawa serta Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi, Bali dan

NTB merupakan wilayah yang dianggap sebagai produsen beras. Wilayah

yang merupakan produsen beras akan memiliki HET yang berbeda dengan

wilayah yang bukan merupakan produsen beras. Wilayah yang merupakan

daerah produsen beras memiliki HET lebih rendah dibandingkan dengan

Page 23: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

6

wilayah yang bukan merupakan produsen beras. Daftar HET beras yang telah

dicantumkan pada Kebijakan HET didalam Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar harga eceran tertinggi beras

No

Wilayah

HET Medium

(Rp/Kg)

HET Premium

(Rp/Kg)

1 Jawa, Lampung, Sumatera

Selatan

9.450 12.800

2 Sumatera, kecuali Lampung

dan Sumatera Selatan

9.950 13.300

3 Bali dan Nusa Tenggara

Barat

9.450 12.800

4 Nusa Tenggara Timur 9.950 13.300

5 Sulawesi 9.450 12.800

6 Kalimantan 9.950 13.300

7 Maluku 10.250 13.600

8 Papua 10.250 13.600

Sumber: Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 57/M-

DAG/PER/8/2017.

Setiap kebijakan dapat dikatakan berhasil apabila kebijakan tersebut telah

efektif dilaksanakan di lapangan. Menurut Zakiah Drajat (1996: 126)

efektifitas yaitu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang

direncanakan atau diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai. Sedangkan

menurut Sedarmayanti (2009: 59) efektivitas merupakan suatu seberapa jauh

target dapat dicapai. Untuk melihat keberhasilan dari kebijakan HET beras

perlu dilakukan pengkajian efektifitas HET beras dengan tujuan untuk

menganalisis efektifitas kebijakan tersebut terhadap harga beras di pasar.

Dengan semakin tingginya biaya produksi beras, apakah kebijakan HET beras

akan dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Kebijakan HET beras dapat

dikatakan efektif apabila harga beras di lapangan tidak melebihi harga yang

Page 24: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

7

telah ditetapkan. Apabila harga beras di lapangan telah sesuai dengan harga

yang telah ditentukan, maka akan meringankan pihak konsumen sehingga

konsumsi beras atau pembelian beras oleh konsumen akan lebih meningkat.

Kebijakan HET beras baru akan efektif apabila seluruh pihak yang terlibat

dalam pendistribusian beras turut serta merealisasikan kebijakan HET beras

tersebut. Pihak-pihak yang dimaksud yaitu mulai dari petani, tempat

penggilingan padi, agen, distributor, hingga ke para pedagang beras eceran.

Kebijakan HET beras seharusnya akan dapat menekan harga beras. Rantai

pasok beras akan berbeda antara sebelum dan setelah ditetapkannya HET

beras. Hal tersebut terjadi karena rantai pasok merupakan suatu sistem yang

menghubungkan antara pemasok distributor hingga ke konsumen akhir.

Sebelum ditetapkannya kebijakan HET masih banyak kebocoran-kebocoran

yang terjadi dalam aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi rantai

pasok beras di Indonesia. Salah satu kasus yang terjadi yaitu berita yang

dipublikasikan oleh detik.com pada tanggal 24 Agustus 2017 mengenai

penggerebekan gudang penimbunan beras. Penimbunan tersebut dimaksudkan

untuk menjual beras dengan harga yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan

bahwa masih banyaknya kebocoran-kebocoran yang terjadi pada aliran produk,

aliran finansial, dan aliran informasi rantai pasok beras.

Anatan L (2000) mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai integrasi

proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan produk,

jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan karyawan.

Melalui rantai pasokan, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui

Page 25: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

8

penciptaan jaringan kerja (network) yang terkoordinasi dalam penyediaan

barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien. Salah satu hal terpenting

dalam rantai pasokan adalah saling berbagi informasi, oleh karena itu dalam

aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi merupakan keseluruhan

elemen dalam rantai pasokan yang perlu diintegrasikan. Rantai pasok

perdagangan beras di Indonesia pada tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rantai pasok perdagangan beras di Indonesia

Sumber: Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (2016).

Penggilingan Importir

Distributor

Pedagang Pengumpul

Sub Dstributor

Agen

Sub Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran Supermarket

Konsumen Akhir

Page 26: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

9

Berdasarkan uraian fenomena dan masalah yang telah dijabarkan tersebut,

muncul suatu pertanyaan yang menarik untuk dikaji. Pertanyaan tersebut yaitu

bagaimana aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi rantai pasok

beras setelah ditetapkannya kebijakan HET beras. Dengan mengkaji rantai

pasok beras medium khususnya aliran produk, aliran finansial, dan aliran

informasi maka dapat dilihat apakah terjadi kebocoran atau tidak di beberapa

titik. Apakah aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi dalam rantai

pasok setelah ditetapkannya Harge Eceran Teringgi (HET) beras telah berjalan

dengan benar atau tidak. Apakah dengan adanya Kebijakan HET beras akan

dapat mengurangi pelaku-pelaku penimbunan beras atau tidak. Apabila rantai

pasok beras berubah, tentu saja akan memberikan dampak yang berbeda bagi

pelaku usaha beras dari petani hingga konsumen. HET beras merupakan

kebijakan yang diharapkan dapat membantu konsumen. Diharapkan Kebijakan

HET beras membantu konsumen sehingga memberikan dampak positif

terhadap aspek ekonomi konsumen. Dengan keberpihakannya kepada salah

satu pihak, penetapan kebijakan HET beras diperkirakan akan memberikan

dampak bagi pihak lainnya. Perubahan harga akan memberikan dampak

terhadap aspek ekonomi bagi pihak petani hingga konsumen.

Menurut harian kompas pada tanggal 7 Desember 2017, harga gabah kering di

pabrik yaitu sebesar Rp. 6.800/kg sehingga para penggilingan kecil tidak

sanggup untuk membeli gabah dan kemudian diolah menjadi beras dikarenakan

keuntungan yang kecil. Hal tersebut dikarenakan harga gabah yang telah

diolah menjadi beras tersebut pada akhirnya ditawar dengan harga yang

rendah. Kondisi yang demikian akan menyebabkan banyak penggilingan kecil

Page 27: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

10

yang akan sulit beroperasi. Dengan ditetapkannya Harga Tertinggi Beras

(HET) akan menyebabkan harga beras yang tidak boleh melebihi ketetapan

yang telah dibuat. Penetapan harga beras tersebut diduga akan menekan pihak

petani, penggilingan skala kecil, dan pedagang beras. Hal yang dipertanyakan

yaitu apakah dengan adanya kebijakan HET beras akan menyebabkan harga

pembelian beras dari petani akan sesuai kebijakan Harga Pokok Penjualan

(HPP) atau tidak. Harga Acuan Pembelian di Petani menurut Peraturan

Menteri Perdagangan RI No 27/MDAG/PER/5/ 2017 tentang harga acuan

pembelian di petani dan harga acuan penjualan di konsumen dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Harga acuan pembelian di petani dan harga acuan penjualan di

konsumen

No Komoditi Harga Acuan

Pembelian di

petani

Harga Acuan

Penjualan di

Konsumen

1 Gabah Kering Panen Rp.3.700/kg -

2 Gabah Kering Giling Rp.4.600/kg -

3 Beras medium Rp.7.300/kg Rp.9.500/kg

Sumber: Permendag No 27/M-DAG/PER/5/2017.

Apabila beras telah ditetapkan harga tertingginya, produsen maupun distributor

beras harus menekan harga jual. Untuk dapat melihat dampak yang

ditimbulkan dari kebijakan HET beras ini diperlukan pengkajian mengenai

aliran barang, aliran uang, dan juga aliran informasi yang ditimbulkan dari

diberlakukannya kebijakan HET beras terhadap pelaku-pelaku usaha beras

mulai dari petani hingga ke para pedagang beras.

Kondisi produksi beras di Propinsi Lampung rata-rata per tahun lebih besar

daripada kebutuhan konsumsinya (surplus) (Fitriani, Ismono, & Rosanti, 2011).

Page 28: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

11

Untuk melihat efektifitas Kebijakan HET, rantai pasok serta dampak yang

ditimbulkan dari Kebijakan HET beras, perlu dilakukan penelitian di daerah

produsen beras atau padi atau dengan kata lain surplus beras. Salah satu

provinsi di Indonesia yang merupakan 10 terbesar produsen padi dan memiliki

produksi padi yang besar adalah Provinsi Lampung. Provinsi lampung sendiri

memiliki 15 kabupaten/Kota dengan produksi padi yang berbeda-beda.

Kabupaten yang memiliki produksi padi terbesar dari tahun 2011 hingga 2015

yaitu Kabupaten Lampung Tengah, maka dari itu Kabupaten Lampung Tengah

dapat dijadikan lokasi penelitian. Produksi tanaman padi sawah dan ladang

menurut kabupaten atau kota tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi tanaman padi sawah dan padi ladang menurut

kabupaten/kota dari tahun 2011 hingga 2015

Wilayah Produksi Tanaman Padi Sawah dan Padi Ladang(Ton)

2011 2012 2013 2014 2015

Lampung Barat 175853 187942 116771 121848 112075

Tanggamus 207604 221193 232543 229756 291708

Lampung Selatan 424276 428965 471085 469457 512888

Lampung Timur 460359 509726 526213 507010 573888

Lampung Tengah 700944 711153 719201 807569 828487

Lampung Utara 166836 169988 175146 172631 188767

Way Kanan 174391 161713 170564 175344 165694

Tulang Bawang 191570 191441 189706 228409 242875

Pesawaran 152019 156057 159923 148561 177140

Pringsewu 114272 119663 120959 134561 137245

Mesuji 87731 145357 129981 133767 189462

Tulang Bawang Barat 51197 68826 76115 80816 90171

Pesisir Barat 0 0 82421 82761 87123

Bandar Lampung 8755 6876 9304 8996 10008

Metro 24988 22555 27070 18297 34410

Provinsi Lampung 2940795 3101455 3207002 3320064 3641895

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016).

Page 29: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

12

Kabupaten Lampung Tengah memiliki 28 Kecamatan. Seluruh Kecamatan

yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah menghasilkan produksi padi

yang bebeda-beda tiap kecamatannya. Produksi padi sawah dan padi ladang

menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2016 dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi padi sawah dan padi ladang menurut Kecamatan di

Kabupaten Lampung Tengah tahun 2016

No Kecamatan Produksi

1 Padang Ratu 21.630

2 Selagai Lingga 9.226

3 Pubian 22.051

4 Anak Tuha 26.883

5 Anak Ratu Aji 24.105

6 Kalirejo 11.024

7 Sendang Agung 12.834

8 Bangun Rejo 24.004

9 Gunung Sugih 54.845

10 Bekri 19.900

11 Bumi Ratu Nuban 32.905

12 Trimurjo 49.231

13 Punggur 26.922

14 Kota Gajah 30.819

15 Seputih Raman 86.871

16 Terbanggi Besar 44.635

17 Seputih Agung 36.078

18 Way Pangubuan 6.351

19 Terusan Nyunyai 3.060

20 Seputih Mataram 30.776

21 Bandar Mataram 25.566

22 Seputih Banyak 30.894

23 Way Seputih 23,731

24 Rumbia 19.738

25 Bumi Nabung 18.222

26 Putra Rumbia 20.559

27 Seputih Surabaya 33.389

28 Bandar Surabaya 27.334

Lampung Tengah 773.583

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017.

Page 30: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

13

Produksi padi di Provinsi Lampung dapat dibilang cukup tinggi. Apabila

produksi padi lebih tinggi daripada konsumsi beras, maka beras di Provinsi

Lampung terbilang surplus. Sebaliknya, apabila produksi beras lebih rendah

daripada konsumsi beras di Provinsi Lampung maka beras dinyatakan minus.

Apabila beras dinyatakan surplus atau dengan kata lain dapat menutupi

konsumsi beras masyarakat Provinsi Lampung, harga beras seharusnya dapat

lebih stabil. Surplus atau minus bahan makanan Provinsi Lampung Tahun

2012 hingga 2016 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Surplus/ Minus Bahan Makanan Provinsi Lampung Th. 2012-2016

No Komoditas Surplus (+)/ Minus (-) (ton)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Beras 889.523 952.622 780.725 873.967 1.020.287

2 Jagung 1.508.442 1.506.991 1.557.589 1.509.246 1.315.733

3 Kedelai -87.733 -91.857 -85.814 -80.588 -87.702

4 Kacang

Tanah

1.671 1.442 274 7.257 2.440

5 Kacang

Hijau

-2.796 -3.469 -77 -9 -1

6 Ubi Kayu 6.810.249 6.752.862 8.122.537 6.657.508 6.101.486

7 Ubi Jalar 11.125 8.367 19.889 14.042 1.337

Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, 2017.

Penelitian ini akan meneliti salah satu dari tiga Kecamatan yang memiliki

produksi padi tinggi di Lampung Tengah. Kecamatan yang mimiliki produksi

padi 3 terbesar di Kabupaten Lampung Tengah yaitu Kecamatan Trimurjo.

Seputih Raman, dan Gunung Sugih. Kecamatan Trimurjo akan dipilih sebagai

lokasi penelitian dalam meneliti Rantai Pasok beras medium sekaligus melihat

dampak yang ditimbulkan dari Kebijakan HET beras.

Untuk melihat efektifitas dari Kebijakan HET beras medium diperlukan

wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sehingga

Page 31: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

14

terdapat banyak pasar atau tempat perdagangan beras medium. Kepadatan

penduduk menurut Kabupaten atau Kota pada seluruh Provinsi Lampung tahun

2015 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kepadatan penduduk menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Lampung

tahun 2015

Wilayah Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk

per km2

Lampung Barat 3.61 136.79

Tanggamus 7.07 189.99

Lampung Selatan 11.98 1388.76

Lampung Timur 12.43 189.44

Lampung Tengah 15.26 325.85

Lampung Utara 7.47 222.35

Way Kanan 5.33 110.39

Tulang Bawang 5.29 123.91

Pesawaran 5.25 190.05

Pringsewu 4.77 619.03

Mesuji 2.41 89.6

Tulang Bawang Barat 3.26 220.41

Pesisir Barat 1.85 51.56

Bandar Lampung 12.06 3308.4

Metro 1.95 2563.76

Provinsi Lampung 100 234.44

Sumber: Badan Pusat Statistik (2016).

Menurut Tabel 8, Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten

Pringsewu merupakan Kota/Kabupaten yang termasuk kedalam kepadatan

penduduk 5 tertinggi di Provinsi Lampung. Berkenaan dengan hal tersebut

Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu merupakan

lokasi yang dipilih untuk dijadikan lokasi penelitian dalam melihat efektifitas

Kebijakan HET beras khususnya beras medium.

Page 32: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

15

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini bermaksud

merumuskan beberapa masalah yang akan menjadi titik fokus penelitian, yaitu:

1. Bagaimana efektivitas Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras

terhadap harga beras di Provinsi Lampung?

2. Bagaimana dampak Kebijakan HET beras dari sudut pandang petani,

penggilingan padi, pedagang besar, pedagang eceran, serta konsumen

terhadap aspek ekonomi?

3. Bagaimana perbedaan rantai pasok beras medium sebelum dan setelah

Kebijakan HET?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui efektivitas Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras

terhadap harga beras di Provinsi Lampung

2. Menganalisis dampak Kebijakan HET beras dari sudut pandang petani,

penggilingan padi, penggilingan padi, pedagang besar, pedagang eceran,

serta konsumen terhadap aspek ekonomi

3. Mengetahui perbedaan rantai pasok beras medium sebelum dan setelah

Kebijakan HET

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, dapat menjadi pertimbangan untuk melihat keefektifan

Page 33: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

16

Kebijakan HET beras serta melihat dampak yang ditimbulkan dari

kebijakan tersebut dan sebagai bahan pertimbangan untuk

pembuatan kebijakan terkait dengan rantai pasok beras.

2. Bagi peneliti lain, dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam

melakukan penelitian sejenis.

Page 34: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

17

II. TINJAUAN PUTAKA DAN KERANGKA PIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berarti terjadinya suatu efek atau akibat seperti yang

dikehendaki atau diinginkan. Pengertian tersebut berarti bahwa sesuatu

dapat dikatakan efisien atau efektif apabila fungsi, bentuk dan isi dari

suatu kegiatan bisa bermanfaat untuk pelaksanaan, pengendalian,

penyempurnaan, dan perencanaan kembali (Lubis, 1984, dalam Saputra,

2015).

Menurut Mahmudi (2005) efektivitas adalah unsur pokok untuk dapat

mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan atau

dikehendaki di dalam suatu organisasi, kegiatan, maupun program.

Program dikatakan telah efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran

seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas merupakan

hubungan antara output atau kejadian sebenarnya dengan tujuan.

Semakin mendekati suatu output dengan tujuan tujuan yang diinginkan,

maka akan semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.

Menurut Batinggi, A. dan B Ahmad (2014) terdapat 4 faktor utama yang

dianggap memiliki hubungan dengan efektifitas, yaitu sebagai berikut:

Page 35: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

18

1. Ciri Organisasi

Organisasi sebagai wadah atau alat tempat sekelompok orang bekerja

sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Ciri Lingkungan

Lingkungan dapat dilihat dari 2 segi, yaitu lingkungan luar yang

mempengaruhi suatu organisasi yang berada diluar organisasi,

contohnya kondisi pasar, kondisi ekonomi dan seterusnya. Ciri utama

lingkungan luar yaitu gejala objektif (taraf pengangguran, saham

dalam pasar, peraturan pemerintah), sedangkan lingkungan dalam

yaitu faktor-faktor yang ada di dalam organisasi yang menciptakan

kultural dan sosial tempat berlangsungnya kegiatan ke arah suatu

tujuan. Ciri lingkungan dalam yaitu bersifat persepsi dalam organisasi.

3. Ciri Pekerja

Ciri pekerja, yaitu orang yang bekerja di dalam suatu organisasi dan

ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan keahlian orang tersebut

sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Kebijakan dan Praktik Manajemen

Aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi harus diikuti seluruhnya

oleh semua anggota organisasi.

Kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada 3 pendekatan

yang dapat digunakan, yaitu:

a) Pendekatan Sumber (resource approach) yaitu kekuatan dengan

mengukur efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan

Page 36: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

19

keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya (fisik maupun

non fisik) yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

b) Pendekatan proses (process approach) yaitu pendekatan untuk melihat

sejauh mana efektivitas pelaksanaan suatu program dari semua

kegiatan (proses internal atau mekanisme) organisasi.

c) Pendekatan sasaran(goals approach) yaitu pendekatan yang dimana

pusat perhatian berada pada output, dengan mengukur keberhasilan

organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.

(Martani dan Lubis, 1987, dalam Dianti, 2017)

Menurut Batinggi, A. dan B Ahmad (2014) masalah-masalah dalam

pengukuran efektifitas organisasi yaitu sebagai berikut:

1. Masalah kesahihan susunan

Susunan berartu suatu hipotesis yang abstrak mengenai hubungan antara

beberapa masalah yang tak terpisahkan dari model yang masing-masing

saling berhubungan.

2. Masalah stabilitas kriteria

Masalah stabilitas kriteria yaitu masalah besar yang kedua yang dihadapi

dalam usaha mengukur efektifitas organisasi. Masalah tersebut yaitu

bahwa banyak dari kriteria evaluasi yang digunakan relatif tidak stabil

setelah beberapa minggu, yaitu kriteria yang dipakai untuk mengukur

efektivitas pada suatu waktu mungkin tidak sesuai lagi atau menyesatkan

pada waktu yang lainnya.

3. Masalah perspektif waktu

Page 37: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

20

Masalah yang ada hubungannya dengan hal di atas adalah perspektif

waktu yang dipakai orang pada waktu menilai suatu efektifitas.

4. Masalah kriteria ganda

Sifat yang komprehensif dalam efektivitas mencampurkan beberapa

faktor ke dalam suatu kerangka yang kompak, sehingga menimbulkan

masalah apabila kriteria tersebut bertentangan satu sama lain.

5. Masalah ketelitian pengukuran

Pengukuran efektivitas organisasi dianggap memiliki kemungkinan

menentukan kualitas dari konsep ini secara konsisten dan tetap. Akan

tetapi, penentuan kuantitas dan pengukuran demikian sering sulit

dikarenakan konsep yang diteliti rumit dan luas.

6. Masalah kemungkinan generalisasi

Apabila berbagai masalah pengukuran di atas dapat dipecahkan, masih

terdapat persoalan mengenai seberapa jauh orang dapat menyatakan

kriteria evaluasi yang dihasilkannya berlaku juga pada organisasi lainnya.

7. Masalah relevansi teoritis

Dalam sudut pandang teoritis, harus diajukan pernyataan logis

sehubungan dengan relevansi model-model tersebut untuk studi tingkah

laku organisasi. Tujuan apa yang dipenuhi dengan adanya modeal

efektivitas, dan lain sebagainya.

8. Masalah tingkat analisis

Jika ingin meningkatkan pengertian mengenai proses organisasi dan

membuat rekomendasi yang berarti mengenai efektivitas pada para

manajer maka, langkah yang harus dilakukan adalah mengembangkan

Page 38: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

21

model-model potensi yang berusaha memperinci atau setidaknya

memperhitungkan hubungan antara proses-proses (makro maupun mikro).

2. Rantai Pasok

a. Rantai Pasok

Rantai pasok merupakan suatu tempat untuk sistem tempat suatu

organisasi menyalurkan barang produksi maupun jasanya kepada para

pelanggan atau pembeli. Rantai pasok ini juga merupakan jaringan dari

berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan

yang sama, yaitu untuk sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan

atau penyaluran suatu barang tersebut. Rantai pasok pada hakikatnya

adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan dari hulu ke hilir

maupun sebaliknya, dalam proses kegiatan yang berbeda yang

menghasilkan nilai yang terwujud dalam suatu barang dan jasa pada

pelanggan akhir (Indrajit Djokopranoto, 2002).

Rantai pasok terdapat 3 macam aliran yang harus dikelola, yaitu:

1. Aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir

(downstream). Contohnya yaitu bahan baku yang dikirim dari

pemasok ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, produk dikirim

ke distributor lalu ke pengecer atau ritel, selanjutnya ke konsumen

akhir.

2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

3. Aliran informasi yang dapat terjadi dari hulu ke hilir ataupun

sebaliknya. Informasi mengenai persediaan produk yang masih ada di

Page 39: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

22

masing-masing outlet penjualan dibutuhkan oleh para distributor

maupun pabrik. Informasi mengenai ketersediaan kapasitas produksi

yang dimiliki oleh pemasok juga dibutuhkan oleh pabrik. Informasi

tentang status pengiriman bahan baku dibutuhkan oleh perusahaan

yang mengirim ataupun menerima (Pujawan, 2005 dalam Lestari

2015).

b. Sistem Manajemen Rantai Pasok

Indrajit dan Djokopranoto (2002) mengatakan bahwa pemain utama yang

memiliki kepentingan dalam manajemen rantai pasokan yaitu sebagai

berikut:

1. Rantai 1: Pemasok

Rantai pertama yaitu sumber yang menyediakan bahan pertama

dimana mata rantai penyaluran akan dimulai. Bahan pertama ini bisa

dalam bentuk bahan baku, bahan penolong, bahan mentah, dan bahan

dagangan.

2. Rantai 1-2: Pemasok-Manufaktur

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufaktur

atau pabrik atau perakitan atau bentuk lainnya yang melakukan

pekerjaan membuat, mempabrikasi, mengubah, merakit,

mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang. Hubungan dengan

mata rantai pertama ini sudah memiliki potensi untuk melakukan

penghematan.

Page 40: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

23

3. Rantai 1-2-3: Pemasok-Manufaktur-Distribusi

Pada rantai selanjutnya, barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh

manufaktur sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan.

Walaupun terdapat banyak cara untuk penyaluran barang ke

pelanggan, umumnya digunakan melalui distributor dan biasanya

dilakukan oleh sebagian besar rantai pasokan.

4. Rantai 1-2-3-4: Pemasok-Manufaktur-Distribusi-Ritel

Para pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau

menyewa dari pihak lain. Terdapat kesempatan untuk memperoleh

penghematan yaitu dalam bentuk jumlah persediaan dan biaya gudang

dengan melakukan desain kembali pola-pola suatu pengiriman barang

baik dari gudang manufaktur maupun dari pedagang-pedagang

pengecer.

5. Rantai 1-2-3-4-5: Pemasok-Manufaktur-Distribusi-Ritel-Konsumen

Para pengecer atau ritel menawarkan barangnya langsung kepada para

pelanggan atau konsumen atau pengguna barang tersebut. Mata rantai

pasokan berhenti pada setelah barang tersebut sampai di pemakai

langsung.

Implikasi yang perlu dipertimbangkan, diperhatikan, dan dilakukan

sebagai pelaksana strategi dari manajemen rantai pasok yaitu sebagai

berikut:

1. Pengembangan manajemen logistik

Manajemen rantai pasok pada dasarnya merupakan pengembangan

lebih lanjut dari manajemen logistik. Dalam manajemen logistik,

Page 41: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

24

pengurusan termasuk distribusi barang hanya menyangkut di dalam

perusahaan sendiri saja, namun dalam manajemen rantai pasok

pengurusan menyangkut arus barang sejak bahan baku sampai barang

jadi yang diterima oleh pelanggan akhir, jadi menyangkut seluruh

jaringan organisasi perusahaan dari yang paling hulu sampai ke yang

hilir.

2. Bertahap

Pada dasarnya tahapan dimulai dari integrasi (internal) lalu kemudian

membentuk jaringan atau networking (eksternal).

3. Perubahan sikap mental

Kesulitan utama terletak pada waktu peralihan dari tahap integrasi

internal ke pembentukan jaringan eksternal yang perlu perubahan

mental secara dramatis.

4. Pemanfaatan teknologi informasi

Teknologi informasi dapat digunakan sebagai suatu katalisator

percepatan dan keberhasilan rantai pasok. Intranet, internet, ekstranet,

dan yang lainnya pada umumnya banyak digunakan dalam hubungan

ini.

5. Menciptakan keunggulan kompetitif

Tujuan langsung dari pengembangan manajemen rantai pasok yaitu

meningkatkan atau menciptakan keunggulan kompetitif. Persaingan

tidak lagi antar peusahaan satu dengan perusahaan lainnya, namun

antar rantai pasok yang satu dengan rantai pasok yang lainnya.

(Indrajit dan Djokopranoto, 2002).

Page 42: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

25

3. Kebijakan Harga Eceran Tertinggi Beras

a. Beras

Beras merupakan bahan makanan yang berasal dari padi yang telah

diolah. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, beras dapat digantikan

atau disubstitusikan oleh bahan makanan lainnya seperti umbi-umbian,

namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi

dan tidak dapat mudah digantikan oleh bahan makanan lainnya

(Suparyono dan Agus, 1993, dalam Mukti, 2017).

b. Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan Nomor 57/M-

DAG/PER/8/2017 menetapkan HET untuk beras medium dan beras

premium yang berlaku untuk pasar rakyat dan toko modern. Di wilayah

Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan

Sulawesi, HET beras medium ditetapkan sebesar Rp9.450/kg dan beras

premium sebesar Rp12.800/kg. Pada daerah Sumatra (kecuali Lampung

dan Sumatera Selatan), Kalimantan, serta Nusa Tenggara Timur diberikan

kelonggaran biaya distribusi dari wilayah produsen ke wilayahnya

sebesar Rp500/kg. Dengan demikian, HET beras medium di wilayah

tersebut menjadi Rp9.950/kg dan premium menjadi Rp13.300/kg.

Sementara di Maluku dan Papua diberikan kelonggaran biaya distribusi

ke wilayahnya sebesar Rp800/kg, sehingga HET beras medium

Rp10.250/kg dan HET beras premium Rp 13.600/kg.

Page 43: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

26

Dengan HET ini, konsumen mendapat kepastian harga dan terjaga daya

belinya. Mendag menegaskan bahwa penetapan HET ini juga dengan

memperhatikan kepentingan petani dan mengakomodasi pelaku usaha.

Ketentuan ini akan diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan yang

akan segera ditandatangani dan akan mulai diberlakukan 1 September

2017. Pelaku usaha wajib mencantumkan label jenis beras medium atau

premium, serta label harga HET pada kemasan. Ketentuan HET

dikecualikan terhadap beras sebagai beras khusus. Sanksi bagi yang

melanggar adalah pencabutan izin usaha setelah mendapat dua kali

peringatan tertulis dari pejabat penerbit izin usaha.

Kriteria beras medium yaitu beras yang memiliki spesifikasi derajat sosoh

minimal 95%, kadar air maksimal 14%, dan butir patah maksimal 25%,

sedangkan beras premium adalah beras yang memiliki spesifikasi derajat

sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 14%, dan butir patah maksimal

15%. Dengan berlakunya peraturan ini nantinya, maka ketentuan Harga

Acuan Pembelian dan Penjualan untuk Komoditas beras pada Permendag

No. 27 Tahun 2017 dicabut (Kementrian Perdagangan, 2017).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Dianti, I. A (2017), Irsa, R. (2017), Aprilia, D. (2017),

Rafles, F. A. (2017), Fitriana, L (2010), Sari, P. N (2012), Budiarti, A. (2017),

Yuniar, A. R. (2012), Novianti, K. (2015), dan Riwanti, W. (2011). Secara

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 44: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

27

Tabel 10. Penelitian Terdahulu

No Pengarang

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Temuan Utama

1 Andriati

dan

Sudana.

W (2011)

Efektivitas

Kebijakan Harga

Input dan Output

Usahatani

Tanaman Pangan

pada Berbagai

Agroekosistem

di Indonesia.

Metode

Statistik.

Kebijakan Harga Eceran

Tertinggi pupuk urea

belum efektif karena

harga pupuk urea yang

dibayar petani hamper

semua di atas HET di

kelima provinsi.

2 Irsa, R.

(2017)

Persepsi petani

dan efektifitas

kelompok tani

dalam program

upsus pajale di

Kecamatan

Banjar Baru

Kabupaten

Tulang Bawang.

Metode

Analisis

Deskriptif ,

menggunak

an Uji

Realibilitas

dan Uji

Validitas.

Efektifitas kelompok

tani dalam program

upsus pajale di

Kecamatan Banjar Baru

termasuk dalam

klasifikasi tinggi atau

efektif.

3 Aprilia, D.

(2017)

Keefektifan

komunikasi

kelompok dalam

penerapan

program

jarwbangplus di

Kecamatan

Gading Rejo

Kabupaten

Pringsewu.

Metode

analisis

deskriptif

menggunak

an Uji

Realibilitas

dan Uji

Validitas.

Terdapat hubungan

nyata antara keefektifan

komunikasi kelompok

tani dengan penerapan

program jarwbangplus

di Kecamatan

Gadingrejo dengan nilai

korelasi 0,233.

4 Rafles, F.

A. (2017)

Efektifitas

program dan

pendapatan

usaha tani kakao

peserta program

Sekolah Lapang

Pengendalian

Hama Terpadu

(SL-PHT).

Metode

deskriptif

dan untuk

melanjutan

uji

hipotesis

digunakan

analisis

statiska.

Tingkat efektifitas SL-

PHT yang dilakukan

dalam budidaya

tanaman kakao di Desa

Sukoharjo 1 Kecamatan

Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu

diklasifikasikan cukup

tinggi.

5 Fitriana, L

(2010)

Analisis rantai

pasokan dan

kinerja anggota

rantai pasokan

beras bebas

pestisida di

bogor.

Analisis

kualitatif

dan analisis

kuantitatif

menggunak

an metode

Hayami,

DEA dan

analisis

Anggota primer rantai

pasokan beras bebas

pestisida adalah

Kelompok Tani di Desa

Ciburuy sebagai

pemasok, Gapoktan

Silih Asih sebagai

pengolah, Lembaga

Pertanian Sehat sebagai

Page 45: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

28

deskriptif. pemasar, dan agen/ritel

sebagai konsumen.

Anggota sekunder rantai

pasokan beras bebas

pestisida adalah

penyedia sarana

produksi mulai dari

bahan baku budidaya

hingga pengemasan.

Aliran dalam kegiatan

rantai pasokan beras

bebas pestisida yaitu

aliran komoditas, aliran

informasi dan aliran

finansial.

6 Sari, P. N

(2012)

Analisis network

supply chain dan

pengendalian

persediaan beras

organik (Studi

Kasus Rantai

Pasok Tani

Sejahtera Farm,

Kab. Bogor)

Metode

penentuan

sampel

yaitu

metode

probability

sampling,

purposive

sampling,

dan

snowball

sampling.

Metode

yang

digunakan

dalam

pengolahan

data yaitu

metode

kualitatif

dan

kuantitatif.

Rantai pasok beras

organik di Kabupaten

Bogor berbentuk

jaringan (network

supply chain). Rantai

pasok ini memiliki

sasaran rantai pasok

yang jelas. Struktur

rantai pasok terdiri dari

petani mitra, Tani

Sejahtera Farm, ritel

produk organik, dan

konsumen akhir.

Penerapan manajemen

rantai pasok belum

berjalan dengan baik

karena sistem transaksi

yang ditetapkan ritel

merugikan Tani

Sejahtera Farm.

Sumber daya yang

dimiliki rantai pasok

beras organik sudah

sesuai dengan

kebutuhan rantai pasok.

7 Budiarti,

A. (2017)

Analisis rantai

pasok dan harga

pokok penjualan

daging ayam

broiler pada

rumah potong

ayam

bersertifikat di

Metode

analisis

deskriptif

kualitatif

dan

kuantitatif

Daging ayam broiler

mengalir dari pemasok,

melalui rumah potong

ayam, retail atau rumah

makan hingga kepada

konsumen akhir. Arus

finansial mengalir dari

konsumen akhir melalui

Page 46: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

29

Provinsi

Lampung.

retail atau restoran,

rumah potong

hinggakepada pemasok.

Arus informasi mengalir

secara timbal balik antar

mata rantai

8 Yuniar, A.

R. (2012)

Analisis

manajemen

rantai pasok

melon di

Kabupaten

karang Anyar.

Metode

analisis

deskriptif

kualitatif

Model rantai pasok

melon dibagi menjadi 2

yaitu melon berdaging

buah merah

permintaannya lebih

besar baik dari dalam

maupun luar negri

dibandingkan melon

berdaging putih. Pola

rantai pasok melon yaitu

pola rantai pasok sky

rocket dengan tujuan

pasar tradisional dan

pola rantai pasok rock

melon dengan tujuan

pasar modern dan

ekspor.

9 Triyani. R

dan

Yusuf. R.

(2015)

Analisis

manajemen

rantai pasok

lobster (Studi

Kasus di

Kabupaten

Simeulue, Aceh).

Metode

teori

manajemen

rantai

pasok.

Penentuan harga oleh

satu pelaku dapat diatasi

dengan cara membuka

peluang untuk pemain

baru serta teknologi

budidaya yang rendah

menyebabkan daya

saing produk rendah.

10 Riwanti,

W. (2011)

Manajemen

rantai pasokan

brokoli organik

(Studi kasus

Agro Lestari di

Cibogo,

Kabupaten

Bogor, Jawa

Barat)

Metode

analisis

deskriptif

Pengelolaan

Manajemen Rantai

Pasokan brokoli

organik yang

melibatkan petani, PT

Agro Lestari, PT X, dan

supermarket belum

sepenuhnya dijalankan

secara terpadu.

Pelaksanaan

manajemen pasokan

brokoli organik masih

belum memiliki kinerja

yang baik dalam hal

efisiensi maupun

kemitraan

Page 47: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

30

Kesimpulan dari seluruh penelitian terdahulu pada Gambar 1 yaitu metode

yang digunakan dalam keseluruh penelitian tersebut yaitu metode analisis

deskriptif kualitatif, metode analisis deskriptif kuantitatif, serta metode

campuran antara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Persamaan

penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jenis

metode yang digunakan yaitu metode campuran. Perbedaan penelitian yang

akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitin ini akan

dilakukan analisa terhadap kebijakan pemerintah yang baru yaitu Kebijakan

Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

C. Kerangka Pemikiran

Beras medium merupakan jenis beras yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat menengah kebawah. Beberapa tahun terakhir ini harga beras di

Indonesia tidak stabil dan melonjak naik. Akibat dari harga beras yang naik

tersebut khususnya beras medium menyebabkan konsumsi beras di Indonesia

menjadi rendah dan dibawah standart akibat daya beli konsumen terhadap

beras yang yang rendah. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah

menetapkan Kebijakan HET beras.

Setiap kebijakan akan dikatakan berhasil apabila kebijakan tersebut telah

efektif atau berjalan dengan baik di lapangan. Keefektifan Kebijakan HET

tersebut akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif.

Untuk melihat keefektifan Kebijakan HET beras medium, perlu dilihat harga

beras yang ada di lapangan. Selanjutnya harga yang telah ditetapkan dalam

Kebijakan HET akan dibandingkan dengan harga di lapangan dengan

Page 48: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

31

menggunakan rumus efektivitas menurut Schemerhon John R (1986). Hasil

dari perbandingan tersebut menjadi dasar analisis Kebijakan HET beras

medium. Hasil analisis tersebut akan menunjukkan efektif atau tidaknya

Kebijakan HET beras medium.

Untuk dapat mencapai efektivitas Kebijakan HET beras, seluruh pihak dari

produsen hingga konsumen harus ikut serta merealisasikan dan mendukung

Kebijakan HET beras agar berjalan efektif dan dapat menekan harga beras.

Perubahan harga beras akan menyebabkan berubahnya rantai pasok beras

antara sebelum dan setelah ditetapkannya HET beras. Rantai pasok beras

setelah adanya Kebijakan HET beras dapat dilihat dengan melakukan analisis

terhadap berbagai macam elemen, seperti analisis aliran barang, analisis

aliran uang, analisis aliran informasi rantai pasok beras medium. Rantai

pasok beras medium tersebut dapat dilihat dengan melakukan analisis

deskriptif kualitatif menurut Milles dan Huberman (1992) dengan prosedur

mereduksi data, melakukan penyajian data dan menarik kesimpulan.

Kebijakan HET akan memberikan dampak bagi seluruh pelaku dalam

pendistribusian beras medium, tidak hanya kepada konsumen. Para petani,

pengepul, dan distributor beras khususnya beras medium merupakan suatu

sistem rantai pasok yang mendapat dampak dari Kebijakan HET tersebut.

Untuk melihat dampak tersebut dilakukan analisis uji beda dengan

membandingkan kondisi ekonomi sebelum dan setelah ditetapkannya

Kebijakan HET Secara paradigma kerangka pemikiran penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 49: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

32

Gambar 2. Kerangka paradigma efektivitas Kebijakan Harga Eceran Tertinggi

(HET) dan rantai pasok beras medium di Provinsi Lampung.

Beras Medium

Harga tinggi

Penetapan Kebijakan HET

Beras

Efektif Tidak Efektif

Petani Penyalur

Analisis Deskriptif

Kualitatif

Harga Ecern

Tertinggi

Beras Medium

Harga Beras

Medium di

Lapangan

Efektifitas Kebijakan HET Beras

Medium

1. Reduksi Data

2. Penyajian Data

3. Menarik

Kesimpulan

Aliran Produk,

Aliran Uang,

Aliran Informasi

rantai pasok beras

medium

Analisis Deskriptif

Kuantitatif

Pedagang

Eceran Konsumen

Perbedaan sebelum

dan setelah adanya

Kebijakan HET pada

aspek ekonomi

pelaku usaha

beras/gabah

T-Test

Dampak

Kebijakan HET

terhadap aspek

ekonomi

Page 50: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

33

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan

metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan melakukan

metode wawancara terstruktur dan juga metode observasi. Menurut

Arikunto (2010) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian

atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Kemudian menurut

Widi (2010) dalam metode wawancara terstuktur peneliti memberikan

pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang dan ditulis

oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan

yang sama dan tercatat dalam daftar wawancara.

Penelitian wawancara dilakukan dengan mewawancara responden

penelitian untuk memperoleh jawaban dari tujuan penelitian yang kedua

dan ketiga. Dalam meneliti, peneliti menanyatan daftar pertanyaan yang

telah dibuat sebelumnya yang berhubungan dengan tujuan penelitian serta

memberikan kuisioner yang telah disediakan yang kemudian akan diisi

oleh responden. Sedangkan penelitian observasi yang dilakukan untuk

Page 51: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

34

menjawab tujuan penelitian yang pertama. Dalam meneliti hal tersebut,

peneliti mencatat data observasi dari sampel dari suatu populasi.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung,

serta melalui kuisioner yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh melalui

penelaahan dokumen, yaitu dengan cara mencari data dan informasi yang

didapatkan dari buku-buku, laporan mahasiswa sebelumnya, serta melalui

instansi-instasi yang terkait dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik

(BPS), Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Trimurjo, Badan Koperasi

Perindustrian Perdagangan Provinsi Lampung, Dinas Perdagangan Provinsi

Lampung, BULOG Provinsi Lampung dan lain-lain.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasinal akan membahas mengenai istilah-istilah

yang digunakan dalam melakukan analisa-analisa untuk menjawab tujuan-

tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Beras merupakan bahan makanan yang dihasilkan dari padi.

Beras medium adalah jenis beras yang memiliki spesifikasi derajat sosoh

minimal 95%, kadar air maksimal 14% dan butir patah maksimal 25%.

(Kementrian Perdagangan, 2017).

Beras Medium 1 merupakan beras yang memiliki derajat sosoh minimal 95%,

kadar air maksimal 14%, beras kepala minimal 78%, butir patah maksimal

Page 52: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

35

20%, butir menir maksimal 2%, butir merah maksimal 2%, butir kuning atau

rusak maksimal 2%, butir kapur maksimal 2%, benda asing maksimal 0,02%,

dan butir gabah maksimal 1% (Badan Standarisasi Nasional, 2017).

Beras Medium 2 yaitu beras yang memiliki derajat sosoh minimal 90%, kadar

air maksimal 14%, beras kepala minimal 73%, butir patah maksimal 25%,

butir menir maksimal 2%, butir merah maksimal 3%, butir kuning atau rusak

maksimal 3%, butir kapur maksimal 3%, benda asing maksimal 0,05%, dan

butir gabah maksimal 2%. (Badan Standarisasi Nasional, 2017).

Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras merupakan kebijakan yang

dibuat pemerintah dengan tujuan melindungi pihak konsumen.

Harga beras medium di tingkat pedagang eceran adalah harga jual produk

beras medium yang dijual oleh masing-masing pedagang beras medium

eceran per satu kilogram yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah harga yang telah ditetapkan pemerintah

dalam Permendag RI No 57/M-DAG/PER/8/2017 diukur dalam satuan rupiah.

Efektifitas HET adalah tingkat efektifitas dari Kebijakan Harga Eceran

Tertinggi (HET) yang diukur dalam satuan persen (%).

Sistem manajemen rantai pasok beras merupakan sistem organisasi,

teknologi, informasi, kegiatan dan sumber daya yang terlibat dalam

pemindahan padi atau beras. Sistem manajemen rantai pasok yang akan

dibahas pada penelitian ini yaitu sistem manajemen rantai pasok dari petani

hingga ke konsumen.

Page 53: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

36

Petani padi adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya

dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk

menumbuhkan dan memelihara tanaman khususnya tanaman padi dengan

harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan

sendiri ataupun dijual.

Tengkulak adalah pedagang yang berkembang secara tradisional di Indonesia

dalam membeli komoditas dari petani, dengan cara berperan sebagai

pengumpul (gatherer), pembeli (buyer), pialang (broker), pedagang (trader),

pemasaran (marketer) dan kadang sebagai kreditor secara sekaligus

Pedagang Besar adalah pengusaha / pedagang yang membeli dan menjual

barang dalam jumlah besar untuk setiap jenis barang yang diperdagangkan.

Pedagang eceran, adalah pedagang yang disebut juga pengecer, menjual

produk komoditas langsung ke konsumen.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait

baik dengan topik maupun komoditas penelitian berupa data publikasi

mengenai padi.

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui wawancara) melalui wawancara

dengan responden yang berkaitan dengan penelitian, yaitu petani padi,

tengkulak atau pengepul, pedagang besar, serta pedagang eceran.

Page 54: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

37

C. Lokasi, Waktu Penelitian dan Responden

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Pringsewu, Kecamatan

Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, dan Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan alasan Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kabupaten

dengan produksi padi paling tinggi diantara seluruh Kabupaten yang ada di

Provinsi Lampung. Kecamatan Trimurjo juga dipilih secara sengaja

(purposive) dengan alasan Kecamatan Trimurjo merupakan Kecamatan yang

mempunyai produksi padi yang tinggi di Kabupaten Lampung Tengah. Lokasi

penelitian di kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu

juga dipilih secara sengaja (purposive) dengan alasan ketiga lokasi tersebut

merupakan Kota/Kabupaten yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi dan

juga merupakan pusat-pusat kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung.

Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2018.

Penentuan responden dipilih secara sengaja (purposive). Responden yang

dipilih dalam penelitian ini yaitu seluruh pelaku yang terlibat dalam kegiatan

rantai pasok beras. Terdapat 4 jenis pengambilan sampel dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel tersebut dibedakan menjadi empat yaitu sampel petani,

sampel penyalur, sampel pedagang pengecer, dan sampel konsumen.

1. Sampel Petani

Pengambilan sampel petani menggunakan data populasi petani padi di Desa

Simbar Waringin dan Desa Purwodadi. Populasi petani padi di Desa Simbar

Page 55: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

38

Waringin adalah 547 orang dan petani padi di Purwodadi adalah 502 orang.

Jumlah dari seluruh populasi di kedua Desa tersebut adalah 1049 orang.

Dalam menentukan sampel petani, dipilih teknik pengambilan sampel

purposive sampling. Menurut Dantes (2012), purposive sampling merupakan

teknik penarikan sampel yang didasarkan pada cirri atau karakteristik (tujuan)

yang ditetapkan sebelumnya. Asumsi dasar dari sampling purposive ini

adalah pertimbangan yang cermat dan strategis dalam menentukan kasus

untuk dimasukkan ke dalam sampel. Dengan demikian, sampel akan sesuai

dengan apa yang diperlukan. Jadi sampel petani yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada teori Isaac dan Michael dalam Sugiarto dkk

(2003), yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian

N= Populasi populasi

Z = Derajat kepercayaan (90% = 1,645)

S2= Varian sampel (5% = 0,05)

d = Derajat penyimpangan (5% =0,05)

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel petani dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

( ) ( )

( ) ( ) ( )

Page 56: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

39

Jadi, petani yang akan menjadi sampel atau responden pada penelitian ini

yaitu sebanyak 51 orang. Sampel tersebut akan dibagi dari 2 Desa. Untuk

menentukan sampel tiap desa, maka akan digunakan rumus proporsional

sampling.

Rumus proporsional sampling yaitu:

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel pada masing-masing desa

yaitu:

Berdasarkan perhitungan diatas, responden pada Desa Purwodadi yaitu

sebanyak 24 responden, dan pada Desa Simbar Waringin sebanyak 27

responden.

2. Sampel Penyalur.

Responden/Sampel penyalur beras yaitu penggilingan padi dan agen. Dalam

pengambilan sampel responden tersebut digunakan teknik snowball

sampling. Dalam snowball sampling peneliti memilih responden secara

berantai. Jika pengumpulan data dari responden ke-1 sudah selesai, peneliti

minta agar responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden

ke-2, lalu yang ke-2 juga memberikan rekomendasi untuk responden ke-3,

an selanjutnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti

Page 57: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

40

memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan (Arikunto, 2010). Pada

penelitian ini, untuk dapat memperoleh informasi yang diperlukan

responden pertama yang akan dijadikan sampel yaitu petani yang telah

ditentukan. Selanjutnya petani tersebut yang akan memberikan rekomendasi

responden selanjutnya pada saat proses penelitian. Responden pertama

dalam penelitian ini yaitu 51 petani padi di Kecamatan Trimurjo.

Selanjutnya petani mengarahkan ke responden selanjutnya hingga responden

terakhir.

3. Sampel Pedagang Eceran Beras Medium

Pemilihan responden pedagang beras medium menggunakan multiphase

Sampling. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) multiphase sampling sering

disebut pula sampel berjenjang atau sampel multitahap. Misalnya, kita mau

melakukan penelitian terhadap kinerja guru SD di Kota “X”. Tahap pertama

yang dilakukan adalah menentukan sekolah yang akan menjadi sampel

keseluruhan SD di Kota “X”. Tahap kedua adalah menentukan sampel

individu, yaitu guru yang akan dijadikan subjek atau objek peneliutian.

Untuk pemilihan sampel pedagang beras medium tahap pertama yang akan

dilakukan yaitu memilih pasar yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.

Pasar yang akan dipilih yaitu seluruh pasar tradisional Kota Bandar

Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu. Daftar nama pasar

tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung dapat, Kota Metro, dan

Kabupaten Pringsewu dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 58: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

41

Tabel 11. Nama pasar tradisional di Kota Bandar Lampung, Metro, dan

Pringsewu

No Nama Kota / Kabupaten Nama Pasar

1 Kota Bandar Lampung Pasar Bambu Kuning, Pasar Gudang Lelang,

Pasar Kangkung/Mambo, Pasir Gintung,

Pasar Cimeng, Pasar Way Kandis, Pasar

Panjang, Pasar Induk Tamin, Pasar Tugu,

Perumnas Way Halim, Pasar Bawah, Pasar

Beringin Raya (Langkapura), Pasar Baru

(SMEP), Pasar Koga, Pasar Cimeng, Pasar

Terminal Kemiling, Pasar Korpri, Pasar

Permata Biru, Pasar Perum BKP, Pasar

Ambon, Pasar Untung, Pasar Perum

Bataranila, Pasar Way Dadi, Pasar Tempel

Gotong Royong, Pasar Tempel Stasiun, Pasar

Tempel Wayhalim, Pasar Tempel Cahaya,

Pasar Tempel Sukarame 2, Pasar Tempel

Waykandis, Pasar Rajabasa. 2 Kota Metro Pasar Shopping Center dan Mall, Pasar Kopindo,

Pasar Cendrawasih, Pasar Sumur Bendung, Pasar

Teto Agung, Pasar Margorejo, Pasar Sumbersari,

Pasar Ganjar Agung, Pasar Ruko Bertingkat,

Pasar Nuban Ria, Pasar Terminal Kota.

3 Kabupaten Pringsewu Pasar Pagelaran, Pasar Pringsewu, Pasar Pagi

Fajaresuk, Pasar Sukoharjo, Pasar Banyumas,

Pasar Adiluwih, Pasar Gading Rejo, Pasar

Perdasuka, Pasar Baru, Pasar Masrgomulya,

Pasar Sarinongko, Pasar Bulog, Pasar Yogya,

Pasar Banyuwangi, Pasar Pandan Sari, Pasar

Bandung Baru. Sumber : Dinas Perdagangan Provinsi Lampung (2017).

Berdasarkan Tabel 11, terdapat 56 pasar tradisional yang terdapat di Kota

Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu yang akan

dijadikan sampel dalam penelitian. Tahap kedua yaitu menentukan sampel

pedagang beras medium eceran pada setiap pasar tradisional. Pada setiap

pasar tradisional, akan dipilih 1 pedagang beras medium eceran. Dengan

demikian terdapat 56 sampel pedagang beras medium eceran yang akan

dijadikan sampel pedagang beras medium eceran pada penelitian ini.

Page 59: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

42

4. Sampel Konsumen

Responden/sampel Sampel selanjutnya yaitu konsumen. Dalam pengambilan

sampel responden tersebut digunakan multiphase Sampling. Pada tahap

pertama dipilih 3 tempat yang akan dijadikan sampel yaitu Kota Bandar

Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu. Pada tahap kedua yaitu

ditetapkan jumlah sampel individu yang akan dijadikan responden.

Konsumen beras medium di Kota Bandar Lampung dipilih sebanyak 10

orang, konsumen beras medium di Kota Metro dipilih sebanyak 10 orang,

dan konsumen beras medium di Kabupaten Pringsewu dipilih sebanyak 10

orang. Total keseluruhan sampel konsumen yaitu sebanyak 30 orang.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menurut Bungin

(2007) Analisis deskriptif kualitatif berkaitan erat dengan metode

pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara ataupun focus group

discussion. Sedangkan Analisis deskriptif kuantitatif menurut Bungin

(2005) bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang

menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian

mengangkat ke permukaan gambaran tentang kondisi, situasi, dan variabel.

Page 60: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

43

1. Metode Analisis Tujuan 1

Analisis data yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian yang

pertama yaitu mengetahui tingkat efektivitas Kebijakan Harga Eceran

Tertinggi (HET) beras terhadap harga beras di lapangan adalah analisis

deskriptif kuantitatif. Analisis efektivitas dilakukan secara statistik dengan

menggunakan program Microsoft Excell 2010. Hasil perhitungan statistik

akan ditampilkan dalam bentuk tabel serta grafik. Menurut Schemerhon

John R (1986) dalam Sucahyowati (2017), efektifitas adalah pencapaian

target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran

atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS).

Menurut pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan efektifitas dapat

dihitung dengan cara sebagai berikut:

Berdasarkan rumus diatas, rumus yang digunakan untuk menghitung

efektifitas HET beras medium, yaitu sebagai berikut:

( )

Hasil perhitungan rumus diatas yang nantinya akan menjadi dasar dari

keefektifan Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium

terhadap harga beras medium di lapangan. Apabila hasil perhitungan

efektifitas HET kurang dari atau sama dengan (≤) 1 maka Kebijakan Harga

Eceran Tertinggi (HET) beras medium dinyatakan efektif. Sebaliknya,

Page 61: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

44

apabila hasil perhitungan efektifitas HET lebih dari (>) 1 maka Kebijakan

Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dinyatakan tidak efektif.

Efektivitas Kebijakan HET beras yang akan dianalisis yaitu harga beras

medium eceran di pasar tradisional dari bulan September 2017 hingga

Februari 2018. Hasil dari efektifitas Kebijakan HET beras tersebut akan

dikelompokkan ke dalam dua kelas yang berfungsi untuk meringkas atau

memadatkan data dengan mencatat poin-poin data yang ada pada masing-

masing kelas tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

2. Metode Analisis Tujuan 2.

Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yaitu

mengetahui dampak dari ditetapkannya Kebijakan Harga Eceran Tertinggi

(HET) beras dari sudut pandang petani, penyalur, pedagang eceran dan

konsumen terhadap aspek ekonomi adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Analisis yang digunakan merupakan analisis deskripsf kuantitatif dengan

melakukan wawancara menggunakan kuisioner yang telah disiapkan.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui dampak Kebijakan HET beras

terhadap aspek ekonomi. Dampak yang akan diteliti yaitu dengan

membandingkan faktor yang telah ditentukan saat sebelum dan sesudah

diberlakukannya Kebijakan HET beras.

Data mengenai harga jual beras, harga jual gabah, konsumsi beras

konsumen, dan omset penjualan gabah atau beras oleh responden saat

sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET beras diperoleh dengan

menggunakan metode wawancara serta mencari data sekunder di instansi

Page 62: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

45

terkait. Selanjutnya data yang dikumpulkan, disusun, dan dideskripsikan

sebagai suatu perbandingan dengan membandingkan rata-rata nilai

sebelum dan sesudah diberlakukannya Kebijakan HET beras. Setelah nilai

disusun di dalam tabel, selanjutnya dilakukan analisis uji paired sample t-

test dan independent sample t-test menggunakan SPSS untuk melihat

dampak dari Kebijakan HET.

Menurut Duwi Priyatno (2010), Kriteria pengambilan keputusan

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi atau Sig.(2-tailed) lebih kecil (<) daripada 0,05

maka Ho ditolak

b. Jika nilai signifikansi atau Sig.(2-tailed) lebih besar (>) daripada 0,05

maka Ho diterima

Hipotesis yang digunakan untuk mengetaui dampak dari Kebijakan HET

beras dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Petani

Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata harga

jual gabah sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

Hi = Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata harga jual

gabah sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

2. Penyalur

Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan

penyalur sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

Hi = Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan penyalur

Page 63: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

46

sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

3. Pedagang Eceran

Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual beras

eceran sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

Hi = Terdapat perbedaan yang signifikan antara harga jual beras

eceran sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

4. Konsumen

Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelian

beras sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

Hi = Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelian beras

sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

Untuk melihat persentase pengaruh perubahan jumlah barang yang diminta

apabila terjadi perubahan harga, digunakan rumus elastisitas harga

permintaan. Menurut Agung dkk (2013), elastisitas permintaan terhadap

harga merupakan keofisien yang menjelaskan jumlah barang yang diminta

sebagai akibat dari persentase perubahan harga yang secara matematis

dirumuskan sebagai berikut:

Ed

Keterangan:

Ed : Koefisien elastisitas permintaan terhadap harga

: Perubahan jumlah barang yang diminta

: Perubahan harga

Page 64: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

47

: Jumlah barang yang diminta

: Harga

3. Metode Analisis Data Tujuan 3.

Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan ketiga, yaitu

mengetahui sistem manajemen rantai pasok beras medium setelah

dijalankannya kebijakan HET beras. Rantai pasok beras medium adalah

sistem yang menghubungkan padi atau beras medium dari petani hingga

ke konsumen. Analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif,

mengenai bagaimana proses padi atau beras medium dapat sampai kepada

konsumen akhir. Sebagai perbandingan, digunakan data sekunder

mengenai sistem manajemen rantai pasok sebelum adanya Kebijakan

HET. Hasil yang menjadi tujuan dari analisis ini adalah bagaimana arus

atau aliran beras medium setelah adanya Kebijakan HET, apakah terdapat

perubahan atau tidak. Untuk menjawab tujuan penelitian ke-3 dengan cara:

1. Mencari data sekunder mengenai rantai pasok beras sebelum adanya

Kebijakan HET.

2. Menganalisa aliran produk pada sistem manajemen rantai pasok beras

medium di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

3. Menganalisa aliran finansial pada sistem manajemen rantai pasok

beras medium di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

4. Menganalisa aliran informasi pada sistem manajemen rantai pasok

beras medium pada Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung

Tengah.

Page 65: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

48

Analisis data tujuan 3 ini menggunakan analisis data menurut Miles dan

Huberman (1992) dengan prosedur yaitu:

1. Reduksi Aliran Finansial, Aliran Produk dan Aliran Informasi Beras

Data diperoleh dilokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam

uraian atau laporan yang lengkap dan terinci mengenai aliran produk,

aliran finansial, dan aliran informasi beras medium di Kecamatan

Trimurjo. Data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dan dipilih hal-hal

pokok, difokuskan kepada hal-hal yang penting lalu dicari polanya.

Kemudian diadakan tahap reduksi yaitu membuat ringkasan dengan

menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Aliran Finansial, Aliran Produk dan Aliran Informasi Beras

Penyajian data dilakukan untuk memudahkan melihat gambar secara

keseluruhan aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi beras

medium di Kecamatan Trimurjo.

3. Menarik kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian diperoleh selama proses pengumpulan data

aliran finansial, aliran produk dan aliran informasi yang dilakukan

secara terus menerus. Pada saat proses penelitian berlangsung,

dilakukan analisis dan pencarian makna terhadap pola aliran produk,

aliran finansial, dan aliran informasi beras medium di Kecamatan

Trimurjo. Dari pola yang sudah terbentuk, ditulis kesimpulan dari rantai

pasok beras medium di Kecamatan Trimurjo. Setelah pola rantai pasok

terbentuk, pola tersebut dibandingkan apakah terdapat perbedaan

sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET.

Page 66: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

49

Agar penelitian berjalan secara sistematis, maka dibuat perancangan

tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan digunakan.

Flowchart pemecahan masalah tujuan 3 dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Flowchart Pemecahan Masalah.

Studi Lapangan

Pembuatan Daftar Pertanyaan

Pengumpulan data ke petani

Pengumpulan data ke pedagang besar

Pengumpulan data ke pedagang eceran

Pengumpulan data ke pengepul

Pengumpulan data ke penggilingan padi

Studi Literatur

Pengumpulan data ke konsumen

Penyajian Data

Penarikan kesimpulan

Page 67: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

50

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Provinsi Lampung

1. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 penduduk Provinsi Lampung

terdapat sebanyak 8.289.577 jiwa yang terdiri dari 4.247.121 jiwa

penduduk laki-laki dan 4.042.456 jiwa penduduk perempuan. Provinsi

Lampung memiliki kepadatan penduduk pada tahun 2017 sebesar 239

jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 15 kabupaten/ kota berbeda-beda dan

kepadatan penduduk yang paling tinggi yaituu terletak di Kota Bandar

Lampung dengan kepadatan sebesar 3.432 jiwa/km2 serta kepadatan

penduduk yang paling rendah yaitu Kabupaten Pesisir Barat sebesar 52

jiwa/Km2. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung ditahun 2017

mengalami penurunan dari tahun 2016, dari 1.169,60 ribu turun menjadi

1.131,73 di tahun 2017.

2. Pertanian

Produksi tanaman padi sawah di Provinsi Lampung yaitu sebesar 4,09 Juta

ton selama tahun 2017. Produksi tertinggi terdapat pada Kabupaten

Lampung Tengah yaitu sebesar 733,03 ribu ton. Produktivitas tanaman

Page 68: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

51

padi sawah tertinggi ada di Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 59,86

kwintal/hektar. Luas lahan sawah menurut Kabupaten/Kota dan jenis

pengairan di Provinsi Lampung tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Luas Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis

Pengairan di Provinsi Lampung Tahun 2017

Kabupaten/Kota Irigasi Non Irigasi Jumlah

Bandar

Lampung

409 527 936

Metro 2926 58 2984

Lampung Barat 11011 2433 13443

Tanggamus 20396 2684 23080

Lampung

Selatan

9330 36304 45634

Lampung Timur 33017 30404 63421

Lampung

Tengah

57513 24732 82245

Lampung Utara 12633 6659 19292

Way Kanan 13723 9252 22975

Tulang Bawang - 51722 51722

Pesawaran 9219 6636 15855

Pringsewu 8801 4877 13678

Mesuji - 32164 32164

Tulang Bawang

Barat

8127 4051 12178

Pesisir Barat 4821 3957 8778

Lampung 191925 216460 408385

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

3. Perdagangan

Terdapat beberapa tempat perdagangan di Provinsi Lampung, mulai dari

pasar tradisional hingga pasar modern. Jumlah pasar yang terdapat di

Provinsi Lampung dibagi menjadi pasar pemda dan pasar desa. Jumlah

pasar tradisional yang terdapat pada Provinsi Lampung menurut Dinas

Perdagangan Provinsi Lampung pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel

13.

Page 69: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

52

Tabel 13. Jumlah pasar tradisional yang terdapat pada Provinsi Lampung

pada tahun 2017 No Kabupaten/

Kota

Jumlah

Pasar

Jumlah

Pasar

Pemda

Jumlah

Pasar

Desa

Jumlah

Pedagang

Jumlah

Kios

Jumlah

Luas

Pasar

1 Bandar

Lampung

29 18 11 4591 2486 139675

2 Metro 11 11 - 3003 907 118988

3 Lampung

Barat

32 9 23 5182 5182 45611

4 Tanggamus 38 10 28 6696 6696 88273

5 Lampung

Selatan

58 10 48 18080 12748 436250

6 Lampung

Timur

8 8 - 3615 1717 114810

7 Lampung

Tengah

84 9 75 14220 7567 601473

8 Lampung

Utara

37 7 30 11050 840 200350

9 Way Kanan 58 4 54 4925 3956 815000

10 Tulang

Bawang

61 4 57 6274 3626 73000

11 Pesawaran 26 5 21 4564 4564 116488

12 Pringsewu 16 7 9 2722 781 57458

13 Mesuji 56 6 50 2426 2984 80200

14 Tulang

Bawang

Barat

20 3 17 1215 1215 304000

15 Pesisir Barat 28 8 20 2616 2616 144763

Jumlah 562 119 443 91179 57885 3336339

Suumber: Dinas Perdagangan,2018.

B. Kecamatan Trimurjo

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk di Kecamatan Trimurjo dibagi sesuai tingkat umur dan

juga dibagi menjadi beberapa golongan pendidikan serta jenis pekerjaan.

Jumlah penduduk menurut tingkat umur, golongan pendidikan, dan

golongan jenis pekerjaan menurut Badan Penyuluh Pertanian (BPP)

Kecamatan Trimurjo dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 70: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

53

Tabel 14. Jumlah penduduk menurut tingkat umur, golongan pendidikan,

dan golongan jenis pekerjaan No Penduduk Klasifikasi Jumlah penduduk

(jiwa)

1 Umur 0-5 5.198

6-10 8.868

11-15 3.197

16-20 2.965

21-30 11.572

31-60 11.613

>60 3.574

2 Golongan TK 3.100

Pendidikan SD 17.997

Tidak Tamat SD 88.469

SMP sederajat 11.455

SMA 8.655

SMK 1.344

Sarjana 613

3 Jenis Petani tanaman pangan 21.786

Pekerjaan Petani berkebun 752

Petani berternak 855

Lain-lain 3.628

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Trimurjo, 2017.

2. Pertanian

A. Karakteristik Tanah dan Air

Wilayah Kecamatan Trimurjo memiliki jenis tanah yaitu sebagian besar

(90%) podselik merah kuning dengan drainase cukup baik hingga

sedang dan keadaan lapisan tanah kedalamnya 15cm-20cm. Tekstur

tanah yaitu lempung, struktur tanah remah hingga gempal, reaksi tanah

masam dengan PH 4,8 - 5,6, kesuburan tanah rendah hingga sedang.

B. Curah Hujan dan Suhu Rata - Rata Pada Tahun 2016

Keadaan curah hujan dari Januari - Desember 2016 di Kecamatan

Trimurjo memiliki jumlah hari hujan yaitu sebanyak 149 hari dan

Page 71: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

54

sebesar 2.718 mm serta rata-rata hujan yaitu sebesar 216,1 mm. Suhu

yang terdapat pada Kecamatan Trimurjo yaitu sekitar 28oC sampai

dengan 32oC. Suhu rata-rata yang terdapat di Kecamatan Trimurjo yaitu

sebesar 30oC.

C. Luas Lahan Menurut Penggunaannya

Luas lahan di Kecamatan Trimurjo dibagi menjadi beberapa jenis lahan.

Lahan tersebut terdiri atas lahan sawah irigasi teknis, lahan kering atau

lading, lahan pekarangan, hutan rakyat, dan lain – lain. Pembagian luas

lahan menurut penggunaannya dibagi menjadi 9 jenis lahan. Tabel luas

lahan menurut penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Pembagian luas lahan menurut penggunaannya

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Sawah irigasi teknis 4.209

2 Sawah tadah hujan -

3 Sawah irigasi kampong -

4 Rawa -

5 Lahan kering/ lading 161, 27

6 Kolam/Empang 6, 69

7 Hutan rakyat -

8 Pekarangan 1.205, 64

9 Lain-lain 199,91

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Trimurjo, 2017.

D. Pola Tanam Lahan Sawah

Pola tanam lahan sawah pada Kecamatan Trimurjo dibagi menjadi 3

pola. Pola tanam lahan sawah tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Lahan sawah yang mendapat gadu

Padi - Padi – PaIawija

Page 72: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

55

b. Lahan sawah tidak:mendapat gadu

Padi - PaIawija - PaIawija

c. Lahan kering/lading

Padi gogo - Palawija – Palawija

E. Kelompok Tani

Terdapat 125 kelompok tani di Kecamatan Trimurjo dengan jumlah

seluruh anggota yaitu 5.673 orang. Kelompok tani tersebut dibagi

menjadi 4 karakteristik yaitu kelas pemula, kelas madya, kelas lanjut,

dan kelas utama. Pada kelas pemula terdapat 40 kelompok tani dengan

jumlah anggota 1.482 orang. Kelas madya terdapat 47 kelompok tani

dengan jumlah anggota 2.312 orang. Kelas lanjut terdapat 38 kelompok

tani dengan jumlah anggota 1.879 orang. Selanjutnya pada kelas utama

terdapat 0 kelompok tani. Berdasarkan status kepemilikan usaha tani,

petani yang terdapat pada Kecamatan Trimurjo dibagi menjadi 3 jenis

yaitu petani pemilik penggarap sebanyak 17.107 orang, petani

penggarap sebanyak 3.845 orang, dan petani sebagai buruh tani

sebanyak 2.188 orang.

F. Luas Tanaman Untuk Komoditas Utama

Luas tanaman untuk komoditas utama di Kecamatan Trimurjo dibagi

menjadi 10 komoditas. Setiap komoditas memiliki luas lahan yang

berbeda-beda. Luas Tanaman untuk komoditas utama pada Kecamatan

Trimurjo dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 73: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

56

Tabel 16. Luas Tanaman Untuk Komoditas Utama

No Nama Komoditas Luas Lahan (Ha)

1 Komoditas padi sawah 5.213,50

2 Komoditas pagi gogo 80

3 Komoditas jagung 4.031

4 Komoditas kedelai 30

5 Komoditas kacang tanah 167

6 Komoditas kacang hijau 213

7 Komoditas ubi kayu 50

8 Komoditas ubi jalar 50

9 Komoditas cabai besar 25

10 Komoditas semangka 67

Sumber: Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Trimurjo, 2017.

G. Penerapan Teknologi Ditingkat Petani

Teknologi merupakan suatu kebutuhan dalam memelihara dan

membudidayakan tanaman. Pada tingkat petani, terdapat beberapa

macam tanaman yang sudah menggunakan teknologi modern dalam

membudidayakannya. Tanaman yang sudah diterapkan teknologi

dalam membudidayanya antara lain padi sawah, padi gogo, jagung, ubi

kayu, ubi jalar, kedelai, kacang hijau, dan kacang tanah. Teknologi

modern seperti alat penyemprot pupuk serta alat perontok padi tersebut

dapat lebih meningkatkan kualitas maupun juga kuantitas dari suatu

tanaman.

C. Kota Bandar Lampung

1. Sumber Daya Manusia

Kepadatan penduduk paling besar di Kota Bandar Lampung terdapat pada

Kecamatan Tanjung Karang Timur yaitu sebanyak 18.628 jiwa/km2.

Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung menurut kelompok umur, jenis

Page 74: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

57

kelamin dan sex ratio menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 dapat

dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung menurut kelompok

umur, jenis kelamin dan sex ratio tahun 2016

Kelompok Umur

Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

0-4 47.007 45.410 92.417 104

5-9 47.458 44.967 92.425 106

10-14 40.623 39.234 79.857 104

15-19 45.056 49.315 94.371 91

20-24 51.789 50.715 102.504 102

25-29 45.741 42.919 88.660 107

30-34 40.954 39.078 80.032 105

35-39 38.405 38.669 77.074 99

40-44 37.467 36.784 74.251 102

45-49 31.681 30.648 62.329 103

50-54 26.706 26.027 52.733 103

55-59 19.563 19.527 39.090 100

60-64 13.588 12.477 26.065 109

65+ 16.380 19.540 35.920 84

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2017.

Kecamatan yang paling kecil kepadatan penduduknya adalah Kecamatan

Sukabumi yaitu sebanyak 2.476 jiwa/km2. Pada Tahun 2016, penduduk

Kota Bandar Lampung berjumlah sebanyak 997.728 jiwa dengan sex ratio

yaitu 101. Jumlah penduduk laki-laki di Kota Bandar Lampung lebih

banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kelompok umur yang

memiliki jumlah penduduk paling tinggi yaitu pada kelompok umur 20

tahun hingga 24 tahun. Kelompok umur yang yang memiliki jumlah

penduduk paling rendah yaitu kelompok umur 60 tahun sampai dengan 64

tahun.

Page 75: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

58

2. Perdagangan

Terdapat beberapa tempat perdagangan di Kota Bandar Lampung, mulai

dari pasar tradisional hingga pasar modern. Pasar tradisional yang terdapat

pada Kota Bandar Lampung menurut Dinas Perdagangan Provinsi

Lampung pada tahun 2018 terdapat 29 pasar yaitu pasar Bambu Kuning,

pasar Gudang Lelang, pasar Kangkung/Mambo, Pasir Gintung, pasar

Cimeng, pasar Panjang, pasar Induk Tamin, pasar Tugu, PERUMNAS

Way Halim, pasar Bawah, pasar Beringin Raya (Langkapura), pasar Baru

(SMEP), pasar Koga, pasar Cimeng, pasar Terminal Kemiling, pasar

Korpri, pasar Permata Biru, pasar Perum BKP, pasar Ambon, pasar

Untung, pasar Perum Bataranila, pasar Way Dadi, pasar Tempel Gotong

Royong, pasar Tempel Stasiun, pasar Tempel Wayhalim, pasar Tempel

Cahaya, pasar Tempel Sukarame 2, pasar Tempel Waykandis, dan juga

pasar Rajabasa.

D. Kota Metro

1. Sumber Daya Manusia

Penduduk Kota Metro pada tahun 2016 yaitu sebanyak 160.729 jiwa yang

terdiri dari sebanyak 80.429 jiwa penduduk perempuan dan 80.300 jiwa

penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk di Kota Metro pada tahun 2016

yaitu sebesar 2.338 jiwa/km2. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk

menurut kecamatan di Kota Metro pada tahun 2016 dapat dilihat pada

tabel 18.

Page 76: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

59

Tabel 18. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk menurut kecamatan di

Kota Metro, 2016

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)

1 Metro Selatan 15.104 1.054

2 Metro Barat 27.947 2.478

3 Metro Timur 39.344 3.340

4 Metro Pusat 50.820 4.340

5 Metro Utara 27.514 1.401

Metro 160.729 2.338

Sumber: Kota Metro Dalam Angka, 2017.

2. Perdagangan

Terdapat beberapa tempat perdagangan di Kota Metro, mulai dari pasar

tradisional hingga pasar modern. Pasar tradisional yang terdapat pada

Kota Metro menurut Dinas Perdagangan Provinsi Lampung pada tahun

2018 terdapat 11 pasar. Pasar tersebut yaitu pasar Shopping Center Dan

Mall, pasar Kopindo, pasar Cendrawasih, pasar Sumur Bendung, pasar

Teto Agung, pasar Margorejo, pasar Sumbersari, pasar Ganjar Agung,

pasar Ruko Bertingkat, pasar Nuban Ria, dan pasar Terminal Kota.

E. Kabupaten Pringsewu

1. Sumber Daya Manusia

Kabupaten Pringsewu memiliki sebanyak 390.486 jiwa penduduk pada

tahun 2016 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 200.092 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan sebanyak 190.394 jiwa. Jumlah penduduk

dan rasio jenis kelamin menurut kecamatan di Kabupaten Pringsewu pada

tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 19.

Page 77: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

60

Tabel 19. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut kecamatan di

Kabupaten Pringsewu pada tahun 2016

No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pardasuka 17.932 16.509 34.441 109

2 Ambarawa 17.506 16.817 34.323 104

3 Pagelaran 24.066 22.531 46.597 107

4 Pagelaran Utara 8.037 7.498 15.535 107

5 Pringsewu 41.624 40.703 82.327 102

6 Gading Rejo 37.730 35.701 73.431 106

7 Sukoharjo 24.652 23.650 48.302 104

8 Banyumas 10.612 9.916 20.528 107

9 Adiluwih 17.933 17.069 35.002 105

Pringsewu 200.092 190.394 390.486 105

Sumber : Kabupaten Pringsewu Dalam Angka, 2017.

2. Perdagangan

Terdapat beberapa tempat perdagangan di Kabupaten Pringsewu, yaitu pasar

tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang terdapat di Kabupaten

Pringsewu menurut Dinas Perdagangan Provinsi Lampung terdapat 16

pasar, yaitu pasar pagelaran, pasar pringsewu, pasar pagi fajaresuk, pasar

sukoharjo, pasar banyumas, pasar adiluwih, pasar gading rejo, pasar

perdasuka, pasar baru, pasar margomulya, pasar sarinongko, pasar bulog,

pasar yogya, pasar banyuwangi, pasar pandan sari, dan pasar bandung baru.

E. Kecamatan Punggur

1. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Kecamatan Punggur pada tahun 2016 yaitu terdapat

sebanyak 38.510 jiwa. Jumlah penduduk pada Kecamatan dibagi sesuai

masing-masing desa. Banyaknya rumah tangga dan penduduk di Kecamatan

Punggur pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 78: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

61

Tabel 20. Banyaknya rumah tangga dan penduduk di Kecamatan Punggur,

2016

No

Desa

Rumah

Tangga

Penduduk Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 Nunggal Rejo 1.186 2.384 2.321 4.705

2 Badran Sari 471 845 849 1.694

3 Sri Sawahan 662 1.190 1.153 2.343

4 Toto Katon 1.432 2.774 2.642 5.416

5 Tanggul Angin 1.596 3.329 3.127 6.456

6 Ngesti Rahayu 846 1.386 1.381 2.767

7 Mojopahit 922 1.673 1.579 3.252

8 Asto Mulyo 1.937 3.670 3.470 7.140

9 Sido Mulyo 1.165 3.525 2.382 4.737

Jumlah 10.217 19.603 18.907 38.510

Sumber: Punggur Dalam Angka, 2017.

2. Pertanian

Kecamatan Punggur merupakan salah satu Kecamatan di Lampung Tengah

yang memiliki produksi padi yang tinggi. Produksi padi gabah dan

produktivitas per hektar di Kecamatan Punggur pada tahun 2016 dapat

dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Produksi Padi Gabah Dan Produktivitas Per Hektar di Kecamatan

Punggur 2016.

Kampung Padi Sawah

(Ton)

Padi Ladang

(Ton)

Jumlah (Ton) Produktivitas

(Ton/Ha)

Nunggal Rejo 1.650 52 1.702 5,50

Badran Sari 1.824 - 1.824 6,00

Sri Sawahan 3.084 84 3.168 5,92

Toto Katon 6.504 - 6.504 6,00

Tanggul Angin 3.716 - 3.716 5,97

Ngesti Rahayu 5.188 32 5.220 5,93

Mojopahit 1.864 - 1.864 5,91

Aston Mulyo 8.138 12 8.150 5,98

Sido Mulyo 4.462 - 4.462 5,95

Jumlah 36.430 180 36.610 6,74

Sumber: Punggur dalam angka, 2017

Page 79: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

96

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari skripsi ini yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan HET beras medium belum efektif dilaksanakan di Provinsi

Lampung.pada bulan September 2017 hingga Februari 2018 dikarenakan

rata-rata harga beras medium di Provinsi Lampung sebesar

Rp.11.113,00/kg (di atas HET yang telah ditentukan).

2. Dampak dari Kebijakan HET beras yaitu sebagai berikut:

a. Kebijakan HET beras yang belum efektif dilaksanakan menyebabkan

Kebijakan tersebut tidak berdampak terhadap petani. Pada tingkat

petani terdapat perbedaan rata-rata harga jual gabah sebesar Rp.305/kg.

b. Kebijakan HET beras yang belum efektif dilaksanakan menyebabkan

Kebijakan tersebut tidak berdampak terhadap penyalur. Penyalur tetap

menjual beras di atas HET dikarenakan ketersediaan beras yang masih

kurang.

3. Rantai pasok beras medium sebelum dan setelah adanya Kebijakan HET

beras hanya terjadi perubahan pada aliran harga yaitu pada saat bulog

mengalirkan beras ke konsumen. Perbedaan aliran rantai pasok beras

penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini yaitu terdapat pada

jumlah saluran saluran pada aliran produk yang terbentuk. Pada penelitian

Page 80: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

97

sebelumnya saluran pemasaran pada aliran produk rantai pasok beras

medium di Provinsi Lampung dibagi menjadi 4 saluran pemasaran

sedangkan dalam penelitian saat ini rantai pasok dibagi menjadi 6 saluran

pemasaran.

B. Saran

Saran dari skripsi ini yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah sebaiknya lebih banyak lagi melakukan sosialisasi mengenai

Kebijakan HET beras kepada para pelaku usaha beras khususnya

pedagang beras medium eceran dalam rangka meningkatkan efektifitas

Kebijakan HET beras.

2. Pedagang-pedagang beras eceran sebaiknya turut menjual beras bulog agar

konsumen yang membutuhkan dapat membeli beras dengan harga yang

relatif stabil.

Page 81: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. R, dkk. 2013. Ekonomi Mikro edisi 2. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Ali, M, N. dan D, Harsa. 2016. Produksi Tanaman Padi Provinsi Lampung 2011-

2015. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Lampung.

Anatan Lina. 2000. Supply Chain Management. Alfabeta. Bandung.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Rineka Cipta.

Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Rata-rata Harga Eceran Beras di Pasar Tradisional di

33 Kota 2011-2016. https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/954.

Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Badan Pusat Statistik. 2015. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2015.

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/387. Diakses pada tanggal

01 Desember 2017.

Badan Pusat Statistik. 2016. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Badan Pusat

Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Bandar Lampung dalam Angka 2017. BPS Kota

Bandar Lampung. Bandar lampung.

Badan Pusat Statistik. 2017. Lampung Tengah Dalam Angka (Lampung Tengah

Regency in Figures 2017). Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah.

Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2017. Punggur Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Lampung Tengah. Gunung Sugih.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Metro Dalam Angka 2017. BPS Kota Metro.

Metro.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Pringsewu Dalam Angka 2017. BPS

Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.

Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi Lampung Dalam Angka 2018. BPS Provinsi

Lampung. Lampung

Page 82: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

99

Batinggi, A. dan B, Ahmad. 2014. Manajemen Pelayanan Umum. Universitas

Terbuka. Tangerang Selatan.

Bungin, B. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya). Kencana. Jakarta.

Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya). Kencana. Jakarta.

Dantes, N. 2012. Metode Penelitian. Andi. Yogyakarta.

Duwi Priyatno, 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Gaya Media,

Yogyakarta.

Fitriani, Ismono, H., & Rosanti, N. (2011). Produksi dan tataniaga beras di

propinsi lampung. J-Sep, 5(1), 1–11.

Hakiki, G. 2017. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan Provinsi.

Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Harga pangan.id. 2017. Harga beras medium. https://hargapangan.id/. Diakses

pada tanggal 6 November 2017

Indrajit,R. dan R,Djokopranoto. 2002. Konsep manajemen supply Chain: Cara

Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grassindo. Jakarta.

Kementrian Perdagangan. 2017. Mendag Tetapkan Harga Eceran Tertinggi Beras

Medium dan Premium.

http://www.kemendag.go.id/id/news/2017/08/24/mendag-tetapkan-het-beras-

medium-dan-premium. Diakses pada tanggal 13 November 2017.

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2017. Harga Eceran Tertinggi

(HET) beras http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2017/08/24/57m-

dagper82017-id-1504324387.pdf. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2017. Harga Acuan Pembelian.

http://www.kemendag.go.id/files/regulasi/2017/05/05/27m-dagper52017-id-

1496025997.pdf. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2017.

Diakses pada tanggal 6 November 2017

Kuncoro, E, A. dan riduwan. 2008. cara menggunakan dan memaknai analisis

jalur path analysis. alfabeta. Bandung.

Lubis, I. 1984. Pengendalian dan pengawasan Proyek dalam Manajemen. Dalam

Saputra, H. 2015. Keefektifan Program Gerakan Serentak Membangun

Kampung (GSMK) Dalam Memberdayakan Pedesaan Di Kecamatan Rawa

Page 83: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) …digilib.unila.ac.id/54718/1/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · rantai pasok beras medium di Propinsi Lampung terbagi menjadi

100

Pitu Kabupaten Tulang Bawang. Skripsi Program Studi Agribisnis. Fakultas

Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Unit Penerbit dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (YKPN). Yogyakarta.

Marimin, Djatna, dkk. 2013. Teknik dan Analisis Pengambilan keputusan Fuzzy

Dalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press. Bogor.

Martani, Lubis. 1987. Teori Organisasi. Dalam Dianti, I, A. 2017. Efektifitas

program Peningkatan Penghidupan masyarakat berbasis Komunitas (PPK)

dalam meningkatkan pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM). Skripsi Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management. Dalam Lestari, S. 2015. Analisis

Kinerja Rantai Pasok dan Nilai Tambah Produk Olahan Kelompok Wanita Tani

(KWT) Melati di Desa Tribudisyukur Kecamatan Kebun Tebu Lampung Barat.

Skripsi Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Lampung.

Republika.co.id.2016. Penduduk menengah kebawah di Indonesia.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/04/16/n447av-kelas-

menengah-di-indonesia-capai-567-persen. Diakses pada 6 November 2017.

Sangadji, E, M. Dan Sopiah. 2010. Netodologi Penelitian (Pendekatan Praktis

Dalam Penelitian). Andi. Yogyakarta.

Sarwono, J. 2011. Mixed Methods. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sedarmayanti.2009.Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

Bandung: Mandar Maju.

Silalahi,U. 1996. Asas-Asas Manajemen.Mandar Maju. Bandung

Sujarweni, V, W. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Suparyono dan Agus, S. 1993. Dalam Mukti, N. 2017. Analisis Preferensi

Konsumen Terhadap Beras Siger. Skripsi Program Studi Agribisnis. Fakultas

Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.

Schemerhon, J, R. 1986. Dalam Sucahyowati, H. 2017.Manajemen Sebuah

Pengantar. Wilis.

Widi, R, K. 2010. Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan Penuntun

Langkah Pelaksanaan Penelitian). Graha Ilmu. Yogyakarta.