20
EFEKTIVITAS DAN KENDALA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 3 SALATIGA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Oleh: Marlen Angela Daik NPM: 942013142 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

EFEKTIVITAS DAN KENDALA IMPLEMENTASI SISTEM …...manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga berdasarkan persyaratan klausul-klausul sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • EFEKTIVITAS DAN KENDALA IMPLEMENTASI

    SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

    DI SMK NEGERI 3 SALATIGA

    ARTIKEL JURNAL

    Diajukan kepada

    Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan

    untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)

    Oleh:

    Marlen Angela Daik

    NPM: 942013142

    PROGRAM STUDI

    MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2016

  • EFEKTIVITAS DAN KENDALA IMPLEMENTASI

    SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI 3

    SALATIGA

    Marlen Angela Daik

    Magister Manajemen Pendidikan

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

    [email protected]

    Prof. Sutriyono, M.Sc., Ph.D

    Magister Manajemen Pendidikan

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas serta kendala yang dihadapi sekolah dalam

    implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga. Jenis penelitian ini

    merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data

    dengan cara kuisoner, wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Responden adalah tenaga pendidik

    dan kependidikan SMK Negeri 3 Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem

    manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga berdasarkan persyaratan klausul-klausul

    sistem manajemen mutu ISO 9001:2008/ IWA 2: 2007 yang terdiri dari sistem manajemen mutu,

    tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya manusia, realisasi produk serta pengukuran,

    analisis dan perbaikan telah berjalan efektif. Kendala yang terjadi antara lain kurangnya sumber daya

    manusia, beban kerja, ketidaksempurnaan dalam penerapan sistem manajemen mutu (inkonsisten) serta

    kurangnya pemahaman akan konsep sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

    Kata Kunci: Sistem Manajemen, Mutu, ISO 9001:2008, IWA 2:2007

    ABSTRACT

    This study aims to analyze the effectiveness and constraints implementation of quality management

    system (ISO 9001:2008) at SMK Negeri 3 Salatiga. The type of research is a descriptive study applying

    a qualitative approach with the data collection techniques consist of questionnaires, interviews,

    documentation studies and observation. Respondents are the teachers and the employers of SMK Negeri

    3 Salatiga. The result of the study showed that the implementation of quality management system based

    on the Quality Management System ISO 9001:2008/ IWA 2: 2007 which consist of education quality

    management system, education management responsibility, education resource management, education

    planning of product realization as well as Measurement, analysis and improvement at SMK Negeri 3

    Salatiga are effective. Constraints that occur include the lack of human resources, work load,

    inconsistency on the implementation and lack of understanding the concepts of quality management

    system ISO 9001:2008.

    Keywords: Quality, Management System, ISO 9001:2008, IWA 2: 2007

    mailto:[email protected]

  • 1

    PENDAHULUAN

    Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi suatu bangsa. Salah satu indikator

    bangsa yang maju dapat dilihat dari pendidikannya. Namun pada kenyataannya, mutu

    pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan memuaskan. Salah satu upaya yang secepatnya

    perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan transformasi dan inovasi sistem

    manajemen kelembagaan sekolah.

    Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah merubah manajemen

    pengelolaan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Pengelolaan pendidikan

    secara desentralisasi yang dicanangkan oleh pemerintah adalah dengan penerapan

    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang ditegaskan dalam Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni pengelolaan satuan pendidikan

    menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen

    berbasis sekolah. Kebijakan pemerintah tersebut dimaksudkan untuk menciptakan

    manajemen sekolah yang efektif, karena dengan manajemen sekolah yang efektif, sekolah

    tersebut akan menjadi berkualitas (Usman, 2007 dalam Nugroho, 2013: 2).

    Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan permendiknas Republik Indonesia Nomor

    63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang mengharuskan

    terbangunnya budaya mutu pendidikan serta terpetakannya mutu pendidikan yang rinci pada

    satuan pendidikan. Dengan adanya kebijakan mengenai SPMP serta MBS yang

    memungkinkan sekolah untuk menentukan sendiri kebijakan peningkatan mutunya, banyak

    lembaga pendidikan yang saat ini menerapkan sistem manajemen mutu yang berstandar

    internasional, khususnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

    Sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia, SMK merupakan salah satu

    lembaga pendidikan yang berpotensi untuk mempersiapkan dan menghasilkan SDM yang

    dapat terserap dalam dunia kerja. Namun faktanya dari tahun ke tahun kesempatan lulusan

    SMK sebagai angkatan kerja tidak memperoleh kesempatan kerja. Hal ini dibuktikan dengan

    data dari Badan Pusat Statistika tahun 2013, yakni tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk

    pendidikan SMK menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,19 persen, disusul TPT SMA

    sebesar 9,74 persen yang jika dibandingkan dengan data Agustus tahun 2012 jumlah TPT

    SMK dan SMA tidak mengalami penurunan (BPS, 2013:5). Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa SMK sebagai salah satu jenjang pendidikan yang berusaha menyediakan

    lulusan yang bermutu dan dapat bersaing masih perlu untuk mendapat perhatian, terutama

    dalam pengelolaan SMK itu sendiri.

    Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan guna mencapai kepuasan

    pelanggan di sekolah adalah dengan menerapkan SMM ISO 9001:2008. Namun, dalam

    merealisasikan program ini masih ditemui hambatan-hambatan di lapangan yang terutama

    berkaitan dengan masalah dana, ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses

  • 2

    belajar mengajar serta masalah-masalah yang berkaitan dengan administrasi dan manajemen

    sekolah (Sumerta. N, Suhandana .A, dan Marhaeni. A, 2013).

    PERMASALAHAN

    Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Salatiga yang telah mendapatkan

    pengakuan dan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dari auditor SAI Global sejak tahun

    2010 adalah SMK Negeri 3 Salatiga yang terletak di Kelurahan Kalibening Kecamatan

    Tingkir. Walaupun program tersebut dapat dilaksanakan, tetapi masih banyak hambatan-

    hambatan yang perlu mendapat perhatian. Diantaranya, keterbatasan guru yang memiliki

    kompetensi. Dimana, sekolah memiliki 48 guru PNS pada tahun 2013. Selain itu pula, belum

    adanya evaluasi mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 mengingat sekolah telah

    menerapkannya sejak tahun 2010.

    Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan diperoleh gambaran mengenai

    efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK negeri 3 Salatiga

    serta kendala-kendala apa yang dihadapi oleh sekolah dalam mengimplementasikan SMM

    ISO 9001:2008.

    MANAJEMEN MUTU DI LEMBAGA PENDIDIKAN

    Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas dalam mengelola

    sekelompok orang dengan tujuan untuk menjalankan sebuah lembaga pendidikan secara

    efisien dan efektif melalui aktivitas memadukan sumber-sumber daya pendidikan yang

    meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengendalian sehingga

    visi lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan

    oleh Ruble (2010:19), “Educational management can be looked at as the process …… It is

    the process that aims at maintaining the educational institutions and making them function

    effectively and efficiently.

    Selanjutnya, manajemen mutu merupakan gabungan dari keseluruhan fungsi

    manajemen yang dibangun berdasarkan konsep kualitas yang berorientasi pada upaya

    peningkatan mutu guna memuaskan pelanggan.

    Karakteristik manajemen mutu menurut Gasperz (2006, dalam Zubaidi, 2011:15),

    yaitu komitmen total pada peningkatan nilai secara kontinyu terhadap customer, investor dan

    tenaga (staf), lembaga memahami dorongan pasar yang mengartikan mutu bukan atas dasar

    kepentingan organisasi tetapi kepentingan customer, dan berkomitmen untuk memimpin

    orang dengan perbaikan dan komunikasi terus menerus.

    Lebih lanjut, Gasperz (2006 dalam Zubaidi, 2011:15) menjelaskan bahwa prinsip dan

    pokok dalam Sistem Manajemen Mutu adalah sebagai berikut: (1) kepuasan pelanggan

    dimana mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi

    kualitas itu ditentukan oleh customer (pelanggan internal maupun eksternal), (2) respek

    terhadap setiap orang, (3) manajemen berdasarkan fakta yang dapat diartikan bahwa setiap

  • 3

    keputusan organisasi harus didasarkan pada data, bukan pada perasaan (feeling), (4)

    perbaikan berkesinambungan sebagai sebuah hal yang penting bagi setiap lembaga.

    SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

    Sistem Manajemen Mutu ISO merupakan standar yang digunakan untuk mengakses

    kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai.

    Menurut Sallis (2010 :121) ada banyak keuntungan yang bisa diraih oleh institusi dari status

    ISO terutama lembaga-lembaga tersebut akan mengupayakan disiplin untuk menspesifikasi

    dan mendokumentasikan sistem mutu mereka dengan mendapatkan akreditasi dari pihak

    ketiga. Selain itu, manfaat ISO menurut Setiawan, (2009, dalam Wahyono, 2011: 37)

    diantaranya yakni : 1) meningkatkan kepercayaan pelanggan, 2) jaminan kualitas produk dan

    proses, 3). meningkatkan produktivitas perusahaan & “market gain”, 4) meningkatkan

    motivasi, moral & kinerja karyawan, 5). Sebagai alat analisa kompetitor perusahaan, 6)

    meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok, 7) meningkatkan cost

    efficiency & keamanan produk, 8) meningkatkan komunikasi internal, 9) meningkatkan

    image positif perusahaan,10) sistem terdokumentasi, 11) media untuk pelatihan dan

    pendidikan.

    Dalam ISO, terdapat delapan prinsip dan beberapa persyaratan klausul-klausul yang

    harus dilaksanakan oleh organisasi dalam upayanya dalam melakukan perbaikan secara

    berkesinambungan. Prinsip-prinsip manajemen mutu ini terdiri dari: (1) fokus pada

    pelanggan (Customer focus), (2) kepemimpinan, (3) pelibatan karyawan, (4) pendekatan

    proses, (5) pendekatan sistem pada manajemen, (6) perbaikan berkesinambungan, dan (7)

    pendekatan fakta untuk membuat keputusan, serta (8) hubungan pemasok yang saling

    menguntungkan (Point Development International, 2008).

    Selanjutnya, klausul-klausul yang harus diperhatikan dalam implementasi SMM ISO

    9001:2008 menurut BSN (dalam Artha, P.G.B dkk: 2013:3) adalah sebagai berikut:

    a. Klausul 1. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup ISO 9001: 2008 telah dikembangkan atau diperluas. Dalam hal ini

    persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan

    melalui efektivitas dari aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses untuk meningkatkan

    terus-menerus kualitas dan jaminan kesesuaian pelayanan yang diberikan.

    b. Klausul 2. Referensi Normatif

    Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2008.

    c.Klausul 3. Istilah dan Definisi

    Klausul ini menyatakan istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO

    9000:2008 (Quality Management System Fundamental and Vocabulary).

    d. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

  • 4

    Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus

    (continual improvement). [Dimana], manajemen organisasi harus menetapkan langkah-

    langkah untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

    Identifikasi dan pengelolaan proses juga harus dilakukan untuk memastikan persyaratan

    yang sesuai telah terpenuhi. Persyaratan dokumentasi merupakan proses untuk menghasilkan

    dokumen-dokumen dalam ISO 9001:2008, didefinisikan sebagai informasi dan medium

    pendukungnya. Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup: (a) persyaratan

    tertulis tentang kebijakan kualitas dan tujuan kualitas, (b) manual kualitas, (c) prosedur-

    prosedur tertulis yang dibutuhkan oleh Standar Internasional ISO 9001:2008, (d) dokumen-

    dokumen termasuk catatan-catatan yang dibutuhkan oleh organisasi agar menjamin efektifitas

    perencanaan, operasional dan pengendalian proses-proses di luar organisasi.

    e. Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen

    Klausul ini menekankan pada komitmen dari manajemen puncak menuju perkembangan

    dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Klausul ini juga memaksa

    keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan, menetapkan

    kebijakan untuk mutu, menetapkan tujuan-tujuan mutu, perencanaan sistem manajemen

    mutu, menetapkan tanggung jawab dan wewenang organisasi, mengangkat secara formal

    seorang yang mewakili manajemen dan menjamin proses komunikasi internal yang

    tepat, serta harus melakukan peninjauan ulang sistem manajemen mutu.

    f. Klausul 6. Manajemen Sumber Daya Manusia

    Klausul ini menyatakan bahwa suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan

    sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat, personel yang bertanggung jawab dalam

    melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 serta

    memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan,

    keterampilan dan pengalaman.

    g. Klausul 7. Realisasi Produk

    Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk

    berada di bawah pengendalian agar memenuhi persyaratan produk.

    h. Klausul 8. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

    Menurut klausul ini organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan

    proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar

    menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari sistem manajemen mutu dan

    meningkatkan terus-menerus efektifitas dari sistem manajemen mutu.

    Prinsip-prinsip manajemen mutu diatas, terintegrasi dengan klausul-klausul SMM ISO

    9001: 2008, dimana antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain dan antara klausul yang

    satu dengan klausul yang lain diterapkan saling berhubungan. Artinya, dijalankan secara

    simultan guna perbaikan kinerja organisasi, dalam usaha mencapai sasaran atau tujuan

    organisasi sehingga dapat memenuhi customer satisfaction.

  • 5

    SMM ISO pada mulanya diciptakan dan digunakan dalam dunia industri sehingga

    persyaratan dan konsep-konsep yang mendasar dalam sistem manjemen mutu ISO 9001:2008

    harus diterjemahkan agar sesuai dengan bidang pendidikan sehingga diterbitkanlah IWA 2

    sebagai pedoman dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 di bidang pendidikan. IWA 2

    adalah panduan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 bagi lembaga pendidikan

    dan bukanlah sebagai suatu persyaratan sebagaimana ISO 9001:2008.

    Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO ini tergantung pada semua

    orang dalam organisasi tersebut (Triyono, 2014:11). Namun sebaliknya, sekolah akan

    mengalami kendala dalam mengimplementasikannya manakala tidak sesuai persyaratan-

    persyaratan yang telah ditentukan dalam SMM ISO 9001:2008 dan kurangnya infrastruktur

    yang mendukung serta faktor-faktor lainnya.

    EFEKTIVITAS PENERAPAN PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

    9001:2008 DI LEMBAGA PENDIDIKAN

    Efektivitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh sasaran atau

    target program yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berkaitan dengan efektivitas dalam

    program pendidikan pendidikan, efektivitas dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan

    sasaran yang menunjukkan sejauhmana sasaran program yang telah ditetapkan dapat tercapai.

    Dalam implementasi SMM ISO 9001:2008 di lembaga pendidikan, semakin efektif

    dan konsistennya sekolah dalam menerapkan dan melaksanakan klausul-klausul SMM ISO

    9001:2008 maka akan berdampak pada pecapaian atau pemenuhan kepuasan pelanggan.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengang menggunakan pendekatan

    kualitattif, dengan pengumpulan data memakai cara purposive random sampling dan

    analisisnya dilakukan dengan mix method dengan metode yang lebih dominan adalah metode

    kuantitatif dan metode kualitatif sebagai metode pelengkap.

    Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari

    kuisioner, wawancara, studi dokumen dan obervasi. Kuisioner disebarkan kepada 50

    responden tenaga pendidik dan kependidikan sebagai sampel dari keseluruhan total populasi

    sekolah yang terdiri dari 1322 siswa, 89 tenaga pengajar dan 20 tenaga kependidikan.

    Kuisioner yang disediakan berisi pernyataan-pernyataan berdasarkan klausul-klausul yang

    terdapat dalam ISO 9001:2008/ IWA 2/2007 diantaranya yaitu: sistem manajemen mutu,

    tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi pelayanan, serta pengukuran,

    analisis, dan perbaikan.

    Selanjutnya wawancara secara mendalam dilakukan terhadap Kepala Sekolah SMKN

    3 Salatiga, Wakil kepala sekolah, dan WMM sebagai informan kunci. Wawancara terhadap

    para informan menggunakan garis-garis besar pertanyaan yang meliputi implementasi

    klausul-klausul dan kendala-kendala dalam implementasi SMM ISO 9001:2008. Kemudian

  • 6

    untuk studi dokumentasi meliputi Buku pedoman penyelenggaraan Sekolah Menengah

    Kejuruan, Dokumen WMM SMM ISO, Manual Prosedur SMM ISO, data guru, data

    karyawan/ TU, data inventaris sarana dan prasarana sekolah, serta data terserapnya lulusan di

    dunia kerja atau dunia industri (DI/DU). Sedangkan untuk observasi, peneliti menyiapkan

    daftar pertanyaan atau kisi-kisi tentang unsur-unsur yang memuat faktor-faktor yang

    diobservasi beserta kategori masalahnya.

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil 50 isian kuisioner implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di

    SMKN 3 Salatiga, secara keseluruhan diperoleh hasil sebagai berikut:

    1. Efektivitas Implementasi Klausul Sistem Manajemen Mutu

    Pertanyaan kuisioner yang diberikan kepada para responden untuk klausul ini

    mencakup beberapa pernyataan terkait dengan proses penyelenggaraan pendidikan di SMK

    Negeri 3 Salatiga. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya:

    1. Proses belajar mengajar digunakan untuk menentukan, mengkaji ulang dan

    meningkatkan kepandaian peserta didik.

    2. Kegiatan belajar mengajar memberi kemampuan peserta didik agar mencapai kinerja

    yang tinggi/optimal.

    3. Terdapat adanya asesmen untuk memverifikasi pengetahuan dan keterampilan yang

    diperlukan peserta didik.

    4. Keselarasan antara UU, peraturan, standar dan kurikulum, KBM, ujian dan

    perencanaan.

    5. Pengukuran motivasi peserta didik agar memenuhi persyaratan.

    6. Dukungan pembelajaran yang terbukti efektif untuk setiap peserta didik.

    7. Pemantauan yang sistematis terhadap segala bentuk proses belajar mengajar yang

    berkaitan dengan kepandaian peserta didik.

    8. Efektivitas pemanfaatan fasilitas dan sumber daya yang terdapat di dalam kelas.

    9. Validasi kurikulum untuk memenuhi persyaratan pendidikan.

  • 7

    Tabel 1 Sistem Manajemen Mutu

    Kode Pernyataan Skala Bobot

    ) Xi SD

    1 2 3 4 5

    1 0 0 3 35 1 209 4.18 0.55

    2 0 1 9 29 1 200 4.00 0.70

    3 0 1 6 35 8 200 4.00 0.61

    4 0 0 10 34 6 196 3.92 0.57

    5 0 0 10 32 8 198 3.96 0.60

    6 0 0 6 36 8 202 4.04 0.53

    7 0 1 5 37 7 200 4.00 0.59

    8 0 1 4 42 3 197 3.94 0.47

    9 0 1 8 38 3 193 3.86 0.53

    199.44 3.99 0.57 (Sumber: Data primer yang diolah, 2016)

    Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas penerapan Sistem

    Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam sistem manajemen mutu berada dalam kategori

    efektif (3,40 - 4,19) dengan diperolehnya rata-rata 3,99 dan standar devisiasi 0,57. Pada

    kondisi ini terlihat bahwa sekolah telah berupaya untuk memelihara dan menerapkan sistem

    manajemen mutu sekolah dan secara berkelanjutan meningkatkan efektivitasnya sesuai

    dengan persyaratan standar internasional ISO 9001:2008.

    2. Efektivitas Implementasi Klausul Tanggung Jawab Manajemen

    Didalam pertanyaan kuisioner yang diberikan kepada para responden, klausul

    tanggung jawab manajemen ini mencakup beberapa pernyataan berkaitan dengan proses

    penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 3 Salatiga, yaitu sebagai berikut:

    1. Terdapat pemilihan dan penggunaan informasi untuk mendukung sistem manajemen.

    2. Menggunakan data yang cepat dan efektif dalam meningkatkan proses belajar

    mengajar.

    3. Terdapatnya suatu kriteria dan metode untuk membandingkan data dalam

    meningkatkan proses.

    4. Menganalisis data dari luar sekolah.

    5. Integrasi informasi dari seluruh bagian sekolah.

    6. Menuangkan hasil temuan kaji ulang manajemen pada efektivitas sistem manajemen.

    7. Mendokumentasikan perubahan yang efektif, yang telah dibuat untuk sistem

    manajemen institusi pendidikan.

    8. Bukti perubahan sistem manajemen telah meningkatkan hasil

  • 8

    Tabel 2 Tanggung Jawab Manajemen

    Kode

    Pernyataan

    Skala Bobot

    )

    Xi SD 1 2 3 4 5

    1 0 1 11 35 3 190 3.8 0.57

    2 0 2 8 36 4 192 3.84 0.62

    3 0 0 5 40 5 200 4 0.45

    4 0 1 4 40 5 199 3.98 0.51

    5 0 2 2 44 2 196 3.92 0.49

    6 0 2 9 37 2 189 3.78 0.58

    7 0 1 10 38 1 189 3.78 0.51

    8 0 0 3 46 1 198 3.96 0.25

    194.13 3.88 0.50 (Sumber: Data primer yang diolah, 2016)

    Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan efektivitas penerapan Sistem

    Manajemen Mutu ISO 9001:2008 khususnya dalam klausul tanggung jawab manajemen

    dapat dikategorikan efektif (3,88) dengan standar defiasi 0,50. Hal ini mengindikasikan

    bahwa sekolah menekankan pada komitmen dan memaksa keterlibatan manajemen puncak

    berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pelanggan, perencanaan

    manajemen, menetapkan tanggung jawab dan wewenang organisasi, menjamin proses

    komunikasi internal yang tepat serta melakukan peninjauan ulang sistem manajemen mutu.

    3. Efektivitas Implemetasi Klausul Manajemen Sumber Manusia

    Dalam penerapan klausul manajemen sumber manusia, peneliti menetapkan beberapa

    pernyataan yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 3

    salatiga, yaitu sebagai berikut:

    1. Proses administrasi yang efektif untuk proses pembelajaran peserta didik.

    2. Desain kurikulum yang sesuai untuk setiap peserta didik.

    3. Layanan pendukung untuk memberi kesempatan peserta didik dalam memenuhi

    kebutuhan dalam pembelajaran.

    4. Proses belajar mengajar dimonitor setiap hari.

    5. Penilaian atas setiap proses belajar mengajar yang ada, dan menerapkan perubahan

    saat diperlukan.

    6. Proses belajar mengajar untuk meningkatkan kepandaian dan kemampuan peserta

    didik.

    7. Mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat.

  • 9

    Tabel 3 Manajemen Sumber Daya Manusia

    Kode

    Pernyataan

    Skala Bobot

    )

    Xi SD 1 2 3 4 5

    1 0 1 6 41 2 194 3.88 0.48

    2 0 0 8 34 8 200 4.00 0.53

    3 0 0 7 35 8 201 4.02 0.62

    4 0 2 7 35 6 195 3.90 0.65

    5 0 1 4 43 2 196 3.92 0.44

    6 0 1 7 40 2 193 3.86 0.50

    7 0 1 5 42 3 200 4.00 0.49

    196.13 3.94 0.53 (Sumber: Data primer yang diolah, 2016)

    Berdasarkan pendapat para responden pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa

    dalam upaya penerapan klausul manajemen sumber daya manusia SMK Negeri 3 Salatiga

    telah memastikan bahwa sumber dayanya telah terpenuhi dan fungsi dari manajemen yang

    dijalankan telah efektif dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Hal ini

    dibuktikan dengan hasil analisa data untuk klausul ini yakni nilai rata-rata 3,94 dengan

    standar deviasi 0,53. Walaupun hal ini tidak sejalan dengan hasil wawancara dengan Wakil

    Manajemen Mutu, yakni sekolah masih kekurangan tenaga guru dan tidak semuanya

    ditempatkan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

    4. Efektivitas Implementasi Klausul Realisasi Produk

    Dalam klausul realisasi produk ini, ditetapkan 14 item pernyataan yang terkait dengan

    proses penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 3 Salatiga, yaitu sebagai berikut:

    1. Bukti adanya peningkatan kinerja secara substansial dan berkelanjutan.

    2. Peningkatan secara small-steps yang telah dibuat di dalam proses belajar mengajar

    yang sudah ada.

    3. Peningkatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung selaras dengan

    persyaratan pembelajaran.

    4. Sumber daya dan perencanaan selaras dengan peningkatan pembelajaran peserta

    didiknya.

    5. Target kinerja yang terukur untuk proses pembelajaran.

    6. Tugas dan pekerjaan para guru serta tenaga kependidikan mendukung sistem

    manajemen mutu yang diterapkan sekolah.

    7. Persyaratan yang telah ditetapkan mengenai keterampilan dan kinerja yang diperlukan

    bagi para guru dan tenaga kependidikan.

    8. Pemahaman para guru dan tenaga kependidikan yang telah diverifikasi tentang

    tanggungjawab yang dibebankan.

  • 10

    9. Pemahaman orang tua yang telah diverifikasi tentang harapan mengenai pendidikan

    yang diterima oleh anak mereka di sekolah.

    10. Kepemimpinan yang menselaraskan prioritas sistem dengan setiap persyaratan peserta

    didik.

    11. Tujuan pendidikan ditetapkan untuk kesempatan dimasa mendatang dalam

    mempertahankan lingkungan pembelajaran yang baik

    12. Tanggungjawab dan akuntabilitas pengambilan keputusan yang telah ditetapkan.

    13. Rekaman/arsip hasil kinerja mendokumentasikan efektivitas kepemimpinan.

    14. Kemampuan pemimpin dalam mengembangkan para tenaga pendidik dan

    kependidikan di sekolah.

    Tabel 4 Realisasi Produk

    Kode Pernyataan Skala Bobot

    ) Xi SD

    1 2 3 4 5

    1 0 1 15 34 0 183 3.66 0.52

    2 0 0 4 43 3 184 3.68 0.38

    3 1 0 9 38 2 180 3.60 0.61

    4 1 1 2 45 1 189 3.78 0.56

    5 0 2 16 30 2 172 3.44 0.63

    6 1 0 7 38 4 174 3.48 0.63

    7 0 1 0 46 3 186 3.72 0.38

    8 0 2 7 33 4 157 3.14 0.61

    9 1 0 5 41 3 180 3.60 0.58

    10 1 0 1 43 5 176 3.52 0.55

    11 0 1 2 45 2 188 3.76 0.40

    12 0 1 1 43 5 177 3.54 0.45

    13 0 0 5 45 0 195 3.90 0.30

    14 0 0 5 38 7 167 3.34 0.49

    178.47 3.57 0.51 (Sumber: Data primer yang diolah, 2016)

    Berdasarkan tabel diatas, hasil kuisioner para responden mendapatkan nilai total rata-

    rata 3,57 dengan standar deviasi 0,51. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam

    penerapan klausul ini, sekolah mampu dan menjamin bahwa proses realisasi produk berada

    dibawah pengendalian sehingga telah memenuhi persyaratan produk. Dimana, sekolah telah

    merencanakan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelengarakan pendidikan,

    termasuk dalam penyusunan dan pengembangan metode belajar mengajar, desain,

    pengembangan dan pembaharuan kalender akademik serta kurikulum yang digunakan.

    5. Efektivitas Implementasi Klausul Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan

    Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerapan sistem manajemen mutu ISO

    9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga khususnya dalam klausul ini, peneliti telah menetapkan

    beberapa pernyataan diantaranya:

    1. Pengukuran persepsi masyarakat tentang sekolah yang memuaskan.

  • 11

    2. Meningkatnya kepuasan masyarakat dengan efektivitas sekolah.

    3. Tindakan perbaikan yang efektif dalam menanggapi keluhan masyarakat.

    4. Perencanaan tindakan berdasarkan pada kebutuhan masyarakat.

    5. Hubungan yang efektif dengan Dinas Pendidikan atau institusi lain yang terkait

    dengan pembelajaran.

    6. Kenaikan tingkat yang efektif bagi peserta didiknya.

    7. Ujian Tengah Semester yang efektif bagi peserta didiknya.

    8. Ujian Akhir Semester yang efektif bagi peserta didiknya.

    Tabel 5 Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan

    Kode Pernyataan Skala Bobot

    ) Xi SD

    1 2 3 4 5

    1 0 1 3 43 3 198 3.96 0.45

    2 0 1 4 43 2 196 3.92 0.44

    3 0 1 10 38 1 189 3.78 0.51

    4 0 1 2 45 2 198 3.96 0.40

    5 0 3 6 41 0 188 3.76 0.56

    6 0 1 4 41 4 198 3.96 0.49

    7 0 1 7 39 3 194 3.88 0.52

    8 0 1 6 40 3 195 3.90 0.51

    194.50 3.89 0.48 (Sumber: Data primer yang diolah, 2016)

    Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri 3 Salatiga

    telah efektif dalam upaya penerapan klausul ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuisioner

    yakni 3,89 untuk nilai rata-rata dengan standar deviasinya yaitu 0,48. Dengan demikian, hal

    ini mengindikasikan bahwa SMKN 3 Salatiga telah memantau informasi yang berkaitan

    dengan persepsi pelanggan, menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses

    pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin

    kesesuaian produk dan meningkatkan efektivitas SMM secara terus menerus.

    KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 DI SMK

    NEGERI 3 SALATIGA

    Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh SMK Negeri 3 Salatiga, namun masih

    terdapat kendala-kendala dalam implementasi SMM ISO 9001:2008. Kendala-kendala yang

    diperoleh dari wawancara dapat dilihat dalam tabel berikut:

  • 12

    Tabel 6 Kendala Penerapan SMM ISO 9001:2008 di SMK 3 Salatiga

    No Faktor Penghambat Keterangan

    1 Sumber daya manusia 1.Kurangnya tenaga admisnistrasi yang

    menangani dokumen-dokumen ISO

    2. Jumlah tenaga guru PNS yang masih kurang

    serta tidak semuanya ditempatkan sesuai

    dengan kompetensi dan kapasitasnya.

    2 Beban kerja Karena waktu guru yang relatif banyak

    digunakan didalam kelas, sehingga tidak sempat

    mengerjakan dokumen-dokumen ISO.

    3 Ketidaksempurnaan dalam

    penerapan sistem manajemen mutu

    (Inkonsisten)

    Berdasarkan hasil temuan audit, masih terdapat

    kesalahan minor

    4 Pemahaman akan konsep SMM ISO

    9001:2008

    Eksistensi SMM belum dipahami semua warga

    sekolah. (Sumber: Hasil wawancara dan observasi, Maret 2016)

    a. Kurangnya Sumber Daya Manusia

    Kurangnya sumber daya manusia di SMKN 3 Salatiga ditunjukkan dengan belum

    maksimalnya masing-masing personal yang menangani ISO dalam menjalankan tugasnya

    yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya tenaga administrasi yang

    menangani dokumen-dokumen ISO serta jumlah tenaga guru terutama tenaga guru PNS yang

    masih kurang serta tidak semuanya ditempatkan sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya.

    Hasil wawancara dengan Wakil Manajemen Mutu SMK Negeri 3 Salatiga: “… tenaga kami juga kurang karena sebetulnya tenaga guru PNS kami baru 48

    orang, kalo jumlah guru kita hampir 78 tetapi hanya 48 saja yang PNS itu pun

    tidak semuanya per bidangnya masing-masing”. (Hasil wawancara, Maret

    2016)

    b. Beban Kerja

    Masih terdapat beberapa anggapan bahwa penerapan ISO hanya menambah beban

    kerja guru sehingga berdampak pada terlambatnya jadwal kegiatan sekolah terkait dengan

    pelaksanaan SMM ISO, seperti contohnya audit internal yang dilaksanakan tidak sesuai

    dengan jadwal yang telah ditentukan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Wakil

    Manajemen Mutu sekolah adalah, “…Karena waktu guru yang relatif banyak digunakan di dalam kelas, sehingga

    tidak sempat mengerjakan dokumen-dokumen ISO. Belum maksimalnya

    masing-masing personal yang menangani ISO dalam menjalankan tugasnya

    yang telah ditetapkan” (Hasil wawancara, Maret 2016)

  • 13

    c. Ketidaksempurnaan dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu (Inkonsisten)

    Ketidaksempurnaan penerapan suatu sistem mengarah pada ketidakpuasan pelanggan,

    salah satu contoh ketidaksempurnaan penerapan SMM ISO di SMK Negeri 3 Salatiga,

    terlihat dari hasil wawancara dengan salah satu manajemen puncak sekolah, yakni: “….dari hasil audit, ……dari 4 kriteria ini biasanya kita temui yang minor,

    kesalahan minor itu ya yang setiap audit mungkin ada ya kesalahan minor,

    karna mungkin ya, inkonsist, bukan inkonsist. apa ya, maksudnya belum

    maksimal dalam menjalankan sebuah sistem kerja. Tetapi yang mayor, kita

    belum pernah, kesalahan mayor itu belum ada.” (Hasil wawancara, Maret

    2016)

    Ketidaksempurnaan penerapan SMM ISO 9001:2008 ini juga didukung dengan hasil

    wawancara dengan kepala sekolah, yakni: “..Penerapan atau penggunaan SMM ISO ini bertujuan untuk salah satunya

    mengatur kendali dokumentasi yang mana terdapat banyak format-format

    pengarsipan dokumen sehingga dalam pengarsipan dokumen terkadang butuh

    waktu, konsistensi, teliti dan telaten. Hal ini juga disebabkan mungkin oleh

    habbit setiap karyawan sehingga dalam merubah habbit tersebutlah yang masih

    menjadi kendala” (Hasil wawancara, Maret 2016)

    d. Kurangnya Pemahaman akan Konsep SMM ISO 9001:2008

    Kurangnya pengetahuan tentang konsep dan eksistensi sistem manajemen ISO 9001:2008

    akan mempersulit staf sekolah dalam menerima dan menerapkan SMM, sehingga arah dan

    tujuan penerapan SMM menjadi tidak efektif. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMK

    Negeri 3 Salatiga mengenai kurangnya pemahaman tentang konsep SMM adalah: “Konsep SMM belum dipahami sepenuhnya oleh semua warga sekolah, hal ini

    disebabkan oleh karena beberapa faktor, antara lain kurangnya sosialisasi,

    belum tersedianya sarana untuk berbagi pengetahuan, selain itu ada juga

    pendapat yang menganggap bahwa penerapan SMM ISO menambah pekerjaan,

    karena setiap kegiatan harus didokumentasikan” (Hasil wawancara, Maret

    2016)

    Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah

    bidang Humas, yakni: “….. Hanya masalah teknis-masalah.. Contohnya, Kalo di tempat kita ya

    istilahnya itu hanya masalah mungkin apa karna perubahan kurikulum juga,

    dan pemahaman guru tentang kurikulum juga bervariasi, nah itu juga menjadi

    celah tersendiri bagi kita semua untuk bisa,, istilahnya punya suatu

    keseragaman begitu. Nah itu kan kalo tidak seragam kan juga.. Iya, menjadi

    hambatan, masalah.” (Hasil wawancara, Maret 2016)

  • 14

    PENUTUP

    a. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Berdasarkan lima persyaratan klausul SMM ISO 9001:2008/IWA2:2007 yang menjadi

    indikator dalam penelitian ini, SMK Negeri 3 Salatiga telah menunjukkan hasil yang

    efektif dalam implementasi SMM ISO 9001:2008.

    2. Kendala-kendala yang dihadapi oleh SMKN 3 Salatiga dalam implementasi SMM ISO

    9001:2008 yakni kurangnya sumber daya manusia dan beban kerja guru dalam

    pelaksanaan penerapan SMM sehingga mengakibatkan keterlambatan sehubungan dengan

    pendokumentasian. Selain itu, terdapat ketidaksempurnaan dalam penerapan sistem

    manajemen mutu (inkonsistensi), dan kurangnya pemahaman akan konsep SMM ISO

    90001:2008.

    b. Rekomendasi

    1. Sekolah dapat lebih meningkat efektivitas penerapan sistem manajemen dengan

    memperhatikan kendala-kendala yang ada diantaranya dengan menyediakan tenaga

    adiministrasi yang khusus mendokumentasikan dokumen-dokumen ISO 9001:2008 serta

    mengadakan sosialisasi-sosialisasi atau pelatihan terhadap warga sekolah terkait dengan

    SMM ISO 9001:2008.

    2. Diharapkan setiap guru serta tenaga kependidikan dapat meningkatkan kembali rasa

    kepedulian terhadap pentingnya melaksanakan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

    9001:2008 serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu terhadap SMM ISO 9001:2008.

    3. Pihak Manajemen Mutu SMK Negeri 3 Salatiga agar dapat mengadakan sosialisasi kepada

    guru ataupun warga sekolah yang belum mengetahui Sistem Manajemen Mutu ISO

    9001:2008 mengingat masih terdapat warga sekolah yang belum memahami SMM ISO

    9001:2008 dengan baik. Sehingga kedepannya sekolah dapat lebih merealisasikan

    administrasi sekolah yang lebih efektif dan efisien.

    DAFTAR PUSTAKA

    Artha, P.G. B, dkk. 2013. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 pada

    Proyek Alaya Resort Ubud. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume

    2, No. 1, Pebruari 2013.

    Badan Pusat Statistik. 2013. “Berita Resmi Statistik”. No. 78/11/Th. XVI, 6 November 2013

    Nugroho. A. 2013. Analisis Kendala-Kendala dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 di

    SMKN 3 Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Universitas Gadjah Mada. Tesis

    Ruble, R. 2003. Politics of Educational Management: A Case Study of the Christian Minority

    in Kerela. Published Thesis. Mahatma Gandhi University.

  • 15

    Sallis, Edward. 2010 . Total quality Management in Education (Manajemen Mutu terpadu

    Pendidikan). Penerjemah: Riyadi, Ahmad Ali. Yogyakarta: Irciso.

    Sumerta N, Suhandana A, Marhaeni AAIN. 2013. “Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen

    Mutu (SMM) ISO 9001:2008 SMK Negeri 3 Sukawati”. e-Journal

    Triyono. 2014. Efektivitas dan Kendala Penerapan Sistem Manajemen Mutu (ISO

    9001:2008) di Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Thesis

    Wahyono. B. 2011. Pengaruh Implementasi Realisasi Produk dalam Sistem Manajemen Mutu

    ISO 9001:2008 terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran

    2010/2011. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi

    Zubaidi. 2011. Evaluasi Pelaksanaan SMM ISO 9001:2000 dan SMM ISO 9001: 2008 di

    SMK Rintisan Bertaraf Internasional di Kabupaten Temanggung (Studi Kasus di SMKN

    1 Temanggung Periode Tahun 2006-2010). Universitas Kristen Satya Wacana. Thesis