Upload
nurulmaulidiah
View
278
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Epidemiologi
• PENGERTIAN EPIDEMIOLOGIBerasal dari bahasa Yunani, yaitu : Epi = pada/tentang Demos=penduduk Logos=ilmu
EPIDEMIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit serta berbagai masalah kesehatan di dalam masyarakat yang aplikasi nya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sejarah epidemiologi
• Empedocles (490–430 SM)Lebih khusus, Empedocles adalah penggagas teori Kosmogenik Empat Elemen atau Akar Klasik (Classical Roots): bumi, api, air, dan udara. Menurut Empedocles, tumbuhan, binatang, termasuk manusia, diciptakan dari empat elemen itu
• Aristoteles (384-322 SM)Dia mengkompilasi dan memperluas karya para filsuf alam Yunani sebelumnya, dan merumuskan hipotesis bahwa materi mati dapat ditransformasikan secara spontan oleh alam menjadi binatang hidup, dan proses itu bisa terjadi di mana saja dalam kehidupan sehari-hari.
• HumoralismeHumoralisme atau Humorisme adalah teori yang menjelaskan bahwa tubuh manusia diisi atau dibentuk oleh empat bahan dasar yang disebut humor (cairan). Keempat humor itu adalah empedu hitam, empedu kuning, flegma (lendir), dan darah.
Hippocrates (377-260 SM) memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara ‗host-agent-environment‘ (penjamu-agen-lingkungan
• The Black DeathPada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit sampar atau pes disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia (terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea).
• John Graunt (1662)Merupakan orang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian kesakitan dan kematian dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian di kota London.
• William Farr (1839)Orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metode penting dalam epidemiologi seperti definisi populasi berisiko, populasi pembanding,dll
• Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan parasit, penemu spermatozoa.
• Robert Koch Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis TBC pada anak-anak. Dia juga terkenal dengan Postulac Koch yang mengemukakan tentang konsep untuk menentukan kapan mikroorganisme dapat dianggap penyebab suatu penyakit.
• Jhon Snow (1854) Orang pertama yang mengembangkan metode investigas wabah yang dapat mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.
• James Lind, 1747Dia mengamati bahwa ada kelompok tertentu dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami Scurvy (kurang vitamin c) hal ini dikarenakan mereka semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak Trial Klinik.
• Dool dan Hill,1950Mereka adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang epidemiologi klinik. (Ryadi dan Wijayanti, 2011)
Tujuan
Menurut lilienfeld dan ti mmreck 2004, ada ti ga tujuan umum studi epidemiologi. Berikut adalah ti ga tujuan epidemiologi yang sudah diperbaharui :
• Untuk menjelaskan tentang etiologi • Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada
memang konsisten dengan hipotesis • Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah-
langkah pengendalian dan prosedur pencegahan
TUJUAN PENELITIAN• 1.Mengumpulkan fakta dan data tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat• 2.Menjelaskan sifat dan penyebab masalah kesehatan tersebut• 3.Menemukan / merencanakan pemecahan masalah serta mengevaluasi
aktivitas pelaksanaannya• 4.Menggambarkan status kesehatan penduduk, untuk menetapkan prioritas
masalah dalam perencanaan• 5.Mempelajari riwayat alamiyah suatu penyakit atau masalah kesehatan,
petunjuk bagi upaya pencegahan dan mekanisme pengendalian• 6.Mempelajari penyebab/faktor resiko suatu penyakit/masalah kesehatan• 7.Mengembangkan sistem pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam
suatu sistem sdministrasi
Manfaat Epidemiologi
a. Mempelajari riwayat penyakitUntuk mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit
yang mungkin akan terjadi.b. Diagnosis Masyarakat
Memberikan gambaran penyakit, kondisi , cedera, atau apa saja yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian dalam suatu komunitas.
c. Mengkaji resiko yang ada pada individuBermanfaat memberikan gambaran faktor resiko, masalah dan
perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu populasi.
d. Pengkajian, evaluasi, dan penelitianMenilai sebaik apa pelayanan kesehatan dalam
masyarakat dan pelyanan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan.
e. Melengkapi gambaran klinisBerperan dalam proses identifikasi dan diagnosis bahwa
seseorang memang menderita penyakit tertentu.f. Identifikasi sindrom
Bermanfaat untuk membantu dalammenyusun dan menteapakn kriteria untuk mendefinisikan suatu sindrom.
g. Mengembangkan indeks deskriptifBermanfaat untuk menyatakan tinggi rendahnya insidensi
atau prevalensi suatu penyakit di suatu wilayah yang dapat dibandingkan dengan wilayah lain.
h. Menentukan sebab dan seumber penyakitBermanfat untuk memungkikan diadakan pencegahan,
pengendalian dan pemusnahan pencegahan penyakit. (Timmreck, 2004)
Ruang Lingkup Epidemiologi meliputi “6E”1. Etiologi
Hal ini berkaitan dengan penyebab penyakit dan kesehatan lain. Misalnya, etiologi dari kolera adalah vibrio cholera.
2. Efikasi (Efficacy)Hal ini berkaitan dengan efek/daya optimal yang dapat diperoleh dari intervensi kesehatan. Misalnya, pemberantasan sarang nyamuk akan menurunkan angka kejadian penyakit DBD.
3. Efektivitas (Effectiveness)Adalah besarnya hasil yang diperoleh dari intervensi kesehatan. Misalnya, peningkatan kasus DBD 70% kemudian dilakukan fogging sehingga kasus menurun menjadi 20%.
Lanjutan…
4. Efisiensi (Efficiency)Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh dari hasil intervensi kesehatan. Misalnya, pemberantasan sarang nyamuk cukup menggunakan 3M.
5. EvaluasiPenilaian secara keseluruhan suatu program kesehatan. Misalnya, Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil >90% akan menurunkan angka kesakitan Tetanus Neonatorium.
6. Edukasi Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya preventif penyakit. Misalnya, penyuluhan tentang gejala dan pencegahan DBD.
Jenis-jenis epidemiologi
Menurut sejarah perkembangan (Kristiawan, 2008)• Epidemiologi klasik: terutama mempelajari tentang penyakit
penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit.• Epidemiologi modern: merupakan sekumpulan konsep yang
digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan lain.
Menurut metode investigasi1. Epidemiologi deskriptif mempelajari peristiwa dan distribusi
penyakit.- Kekuatan• Relatif lebih mudah dan lebih murah• Mungkinkan dikumpulkan data penting tentang faktor resiko potensial • Tidak menimbulkan masalah etik.- Kelemahan • Tidak dapat menguji hipotesis etiologi • Tidak dapat membuat kesimpulan hubungan kausalitas antara
eksposure dan outcome. (Kristiawan, 2008)
2. Epidemiologi analitik: mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit (‘determinan’-nya) atau untuk menganalisis hub antara suatu faktor dgn faktor lain.
• Non eksperimental (Observasi) adalah suatu penelitian dimana pengamatan terhadap fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya tanpa intervensi peneliti.
• Eksperimental atau penelitian intervensi adalah sebagai pembuktian bahwa suatu faktor dilakukan sebagai penyabab terjadinya prnyakit maka perlu diuji faktor kebenarannya dengan melakukan pencobaan. (Kristiawan, 2008)
KoMPONEN Epidemiologi
1. FrekuensiMerupakan upaya melakukan kuantitatif atau proses
pathologis atas kejadian untuk mengukur besarnya kejadian/masalah serta untuk melakukan perbandingan.
2. DistributifMenunjukkan bahwa dalam memahami kejadian yang
berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan menurut who, where dan when.
3. DeterminanMerupakan faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau
memberikan resiko terhadap terjadinya penyakit/masalah kesehatan.
Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit
SEGITIGA UTAMA EPIDEMIOLOGIHOST
(Penjamu)
AGEN(Penyebab penyakit)
ENVIRONMENT(Lingkungan)
Host Agen
Environment
Host
Agen
Environment
Host
Agen
Environment
Host
Agen
SEHAT SAKIT, daya tahan tubuh
SAKIT, bibit penyakit SAKIT, perubahan lingkungan
a. Manusia dalam keadaan sehat
penjamu agen
lingkungan
b. Manusia menderita penyakit karena daya tahan tubuh berkurang
penjamu bibit penyakit
lingkungan
c. Manusia menderita penyakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat
bibit penyakit
penjamu
lingkungan
d. Manusia menderita penyakit karena perubahan lingkungan
bibit penyakitpenjamu
Komponen pada segitiga epidemiologi
1. Faktor Penjamu (Host/tuan rumah)Penjamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit.
(Maryani & Muliani, 2010)
Yang termasuk dalam faktor penjamu adalah :a. Genetikab. Umurc. Jenis kelamin (gender)d. Etnis/ras/warna kulite. Keadaan fisiologis tubuhf. Keadaan imunologisg. Perilaku/kebiasaanh. Penyakit sebelumnya
(Maryani & Muliani, 2010)
2. Faktor Agen (Penyebab Penyakit)Agen (faktor penyebab) adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya.
(Maryani & Muliani, 2010)
Yang termasuk faktor agen adalah :a. Faktor nutrisi (gizi)b. Faktor kimiac. Faktor fisikd. Faktor biologis
(Maryani & Muliani, 2010)
3. Faktor LingkunganLingkungan adalah semua faktor di luar individu.
(Maryani & Muliani, 2010)
Yang termasuk faktor lingkungan adalah :a. Lingkungan fisikb. Lingkungan biologisc. Lingkungan sosiald. Lingkungan ekonomi
(Maryani & Muliani, 2010)
Klasifikasi Epidemiologi
Segitiga Utama Epidemiologi
Host
Agen Lingkungan
Host
1. Resistensi -- Kemampuan untuk bertahan terhadap infeksi tertentu
2. Imunitas -- Kemampuan untuk mengembangkan respon imunologis
3. Infektifnes -- Kemampuan untuk menularkan penyakit
Agen
1. Infektivitas -- Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
2. Patogenesitas -- Kemampuan untuk menimbulkan suatu reaksi yg patologis
3. Virulensi -- Kemampuan untuk menghasilkan reaksi patologis yg berat
4. Toksisitas -- Kemampuan untuk memproduksi reaksi kimia
5. Invasitas -- Kemampuan untuk masuk ke dalam penjamu
6. Antigenisitas -- Kemampuan untuk merangsang reaksi antibodi penjamu
Lingkungan
1. Topografi -- Berkaitan dg situasi lokasi tertentu
2. Geografis -- Keadaan yg berhubungan dg struktur geologi bumi yg berhubungan dg kejadian penyakit
(Lidya dan Muliani, 2010).
Upaya pencegahan
Primordia Prevention (pencegahan tingkat awal)
• Tujuan dari primordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial-ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan resiko penyakit.
Primary Prevention (pencegahan tingkat pertama)
• diantaranya menjauhkan agen untuk dapat kontak atau memapar penjamu, dan yang kedua adalah menurunkan kepekaan penjamu. Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis).
Secondary Prevantion (pencegahan tingkat kedua)
• untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. pencegahan ini dapat menghambat atau memperlambat progresifitas penyakit, mencegah komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecacatan.
Rehabilitasi (pencegahan tingkat tiga)
• untuk membatasi kecacatan sehingga tidak menjadi tambah cacat, dan melakukan rehabilitasi dari mereka yang punya cacat atau kelainan akibat penyakit. Pada keadaan ini kerusakan patologis sudah bersifat irreversible, tidak bisa diperbaiki lagi (Bustan, 2006)
Ukuran Masalah Kesehatan
UKURAN EPIDEMIOLOGISUkuran Dasar yang digunakan dalam epidemiologi : I. RATE(Angka) ---> adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi
1. Incidence Rate (angka insidensi) adalah jumlah kasus baru penyakit tertentu yg terjadi di masyarakat pada suatu waktu tertentu (misal 1 th) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko thd penyakit tsb
Rumus : IR = Jml kasus baru suatu penyakit -------------------------------------- x K Populasi yg mempunyai resikoContoh : Pada th 2005, sejumlah 1100 kasus penyakit tertentu dilaporkan terjadi di kota berpenduduk
275.000. Berapa angka insidensi per 1000 penduduk di kota itu selama tahun tsbIR = 1100 ---------------- x 1000 = 4 per 1000 penduduk 275.000
2.Attack Rate (angka serangan ) ---> adalah angka insidensi, biasanya dinyatakan dalam persen dan diterapkan terhadap populasi tertentu yang sempit dan terbatas pada suatu periode , misalnya dalam suatu wabah (epidemi)
Contoh : Jumlah siswa di suatu SD 200, dimana secara tiba2 20 orang diantaranya menderita keracunan setelah beli makanan. Berapa angka serangan per 100 siswa
Attack Rate = 20 ------ x 100% = 10% atau 10 kasus / 100 siswa 200
3.Point Prevalence Rate Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu
tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Rumus : Point Prevalence rate : Jmlh kasus penyakit yg ada pada pada satu titik waktu -------------------------------------- x K Jmlh penduduk seluruhnya Contoh : Kasus penyakit demam berdarah di kec X pada waktu dilakukan survei pada bln Juli 2008 adalah 100
orang dari 4000 penduduk di kecamatan tsb. Maka Point Prevalence rate = 100 ----------- x 100 = 25 kasus per 1000 peduduk 4000
4.Periode Prevalence Rate Rumus : Jumlah penderita lama dan baru ---------------------------------------- x K Jml penduduk pertengahan (mid period pop)Contoh :Jml pddk tgl 1 Juli th 2007 daerah Mojoroto 200.000, mnrt laporan puskesmas jml penderita TBC :
Jan 40 kasus lama 110 kasus baru, Mei 65 kasus lama 85 kasus baru, Juli 15 kasus lama 85 kasus baru, Oktober 40 kasus lama 60 kasus baru, Desember 190 kasus lama 210 kasus baru
Period Prevalence Rate =(40+110)+(65+85)+(15+85)+(40+60)+(190+210)-------------------------------------------------------- x 100 % = 0,45 % 200.000
5.Crude Death Rate (CDR)/ Angka Kematian KasarRumus :CDR = Jumlah Kematian yg dicatat selama 1 tahun ----------------------------------------------------- x K Jumlah Penduduk pd pertengahan th yg sama
6.Age specific death Rate (angka kematian umur tertentu) Rumus :IMR = Jml kematian umur 0-1 th yg dicatat selama 1th -------------------------------------------------------- x K Jml lahir hidup pada tahun yg sama
7. Maternal Mortality Rate (MMR) Rumus :MMR = Jumlah kematian ibu hamil , persalinan, dan nifas selama satu tahun ------------------------------------------------- x 1000 Jml lahir hidup pada tahun yang sama
II. PROPORSI Adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebutRumus : Proporsi = X -------------- x K (X+Y)Contoh : Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang
penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak, maka proporsi anak thd org dewasa adalah = 12 ------------ x 100% = 37,5% (12+20)
III. RATIO Adalah pernyataan frekuensi perbandingan kejadian suatu peristiwa
terhadap peristiwa lainnyaRumus : X ----- YContoh : Pada contoh diatas , Ratio = 12 ----- = 0,6 20
Jenis rancangan studi epidemiologi
1. Penelitian Deskriptif Merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan distribusi suatu masalah kesehatan menurut variabel-varibel penelitian (waktu, tempat, orang) termasuk pola kecenderungan.indikator: faktorsosio demografik
seperti: umur, gender, ras, status perkawinan, pekerjaan, variabel-variabel gaya hidup, jenis makanan, pemakaian obat-obatan, prilaku seksual, tempat tinggal, waktu
Ada dua kategori penelitian deskriptifa. Studi deskriptif individu, terdiri dari :• Laporan atau studi kasus : studi yang menggambarkan pengalaman dari
sekelompok pasien dengan diagnosa yang sama atau mirip. Studi kasus penyakit yang tidak biasa. Misalnya : kasus flu burung dll.
• Rangkaian kasus : mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan dari beberapa populasi. Rangkaian kasus merupakan kumpulan dari laporan studi kasus dalam suatu periode waktu.
• Studi potong lintang : yaitu penelitian prevelensi penyakit ( D ) atau paparan (E) atau kedua-duanya dalam populasi tertentu. Studi potong lintang dapat meneliti prevalensi penyakit selama satu periode waktu dan menghasilkan data “ prevalensi periode “ yang biasa dilakukan untuk penyakit kronis. Misalnya : nyeri punggung bawah.
b. Studi deskriptif populasi, terdiri dari :• Studi korelasi populasi : suatu penelitian dengan populasi sebagai unit
analisis yang dipergunakan untuk menggambarkan penyakit dalam kaitannya dengan beberapa faktor dengan cara mengukur kerakteristik dari seluruh populasi.
• Rangkaian berkala : merupakan rancangan yang bertujuan mendiskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan dari sebuah atau beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa waktu(Timmreck, 2004).
2. Penelitian AnalitikMerupakan studi yang dirancang untuk memeriksa
hubungan antara paparan dan akibatnya.
Macam- macam penelitian analitik
• Cross sction 1 : adalah rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit (D+) dengan paparan (E+) denga cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode. Misalnya : 1 tahun, ketika masuk PT, pemeriksaan pegawai baru, dll.
• Case control : adalah rancangan penilitian epidemiologi yang mempelajari
hubungan paparan (E+) dengan penyakit (D-) dengan cara melihat penyakit dahulu baru cari paparannya.
• Cohort study : hubungan antara paparan dan penyakit dengan cara
membandingakan sekelompok paparan (E+) dan tidak terpapar(E-) berdasarkan suatu penyakit. (Timmreck, 2004).
3. Penelitian Eksperimen Adalah kegiatan perencanaan yang bertujuanuntuk
mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu (Timmreck, 2004).
Penelitian eksperimen ada 2 bentuk
• Penelitian intervensi (Operational Reserch Atau Action Reserch)Merupakan penelitian eksperimen yang dikenakan pada masyarakat
sebagai kesatuan himpunan subjek. Peneliti memberikan perlakuan dengan pendekatan kelompok, dalam wujud paket yang dikenakan pada subjek peneliti secara kolektif dalam komunitas.
• Penelitian klinik (Clinical Trial) : dipergunakan untuk mengkaji suatu cara pencegahan penyakit atau upaya pengobatan. Subjek penelitian biasanya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment (menerima obat) dan kelompok kontrol (tidak menerima obat atau menerima placebo atau obat standart)(Timmreck, 2004).
Pengkuran Masalah Kesehatan Epidemiologi Gigi dan Mulut
Untuk mengethui prevalensi penyakit, keparahan dan hubungannya terhadap faktor-faktor lain seperti misalnya usia, kebersihan mulut, nutrisi dst., sudah diperkenalkan berbagai macam indeks khusus dalam upaya untuk memberikan ukuran yang objektif atau skor bagi tanda-tanda khusus yang teridentifikasi sehingga dapat dilakukan perbandingan yang dapat diandalkan (Manson, 1993).
Indeks Pengukuran Kesehatan Gigi
Beberapa indeks yang sering digunakan adalah, indeks inflamaasi gingiva (indeks gingiva), indeks periodontal, indeks kebutuhan perawatan periodontal komunitas yang akan memberikan skor baik atau buruk terhadapa hasil pemeriksaan (Manson, 1993).
A. Indeks Kebutuhan Perawatan Periodontal Komunitas
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komunitas tertentu, seringkali perlu ditentukan kebutuhan perawatan. CPITN (community periodontal indeks treatmen needed) terbukti merupakan sistem yang paling sering digunakan.
Indeks Periodontal
• Sistem pemberian skor (menggunakan probe)0 : tidak ada poket atau pendarahan gingiva pada saat penyondean1 : perdarahan gingiva pada saat penyondean2 : kalkulus supra- sub gingiva3 : Poket sedalam 3,5-5,5 mm4 : poket > 6 mm
b. Pemeriksaan Kebersihan Mulut
Indeks status kebersihan mulut yang sering digunakan adalah indeks kebersihan mulut dan indeks kebersihan plak (Manson, 1993).
Indeks kebersihan mulut yang di sederhanakan (OHI-S) merupakan indeks gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atai hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja (simplifed). Debris rongga mulut adalah benda asing yang lunak yang melekat pada gigi.Debris rongga mulut dan kalkulus dapat memberi skor secara terpisah (Manson, 1993).
• Debris indeks• 0 : tidak ada debris atau stain• 1 : debris lunak yang menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi• 2 : debris lunak yang menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi namun
tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi• 3 : debris lunak menutupi lebih dari dua pertiga permukaan gigi
Calculus indeks0 : tidak ada kalkukulus1 : kalkulus supra gingiva tidak lebih dari satu per tiga permukaan gigi2 : kalkulus supragingiiva tidak lebih dari dua pertiga permukaan gigi, atau terdapatnya
bercak kalkulus subgingiva di sekiar servikal.3 : kalkulus supragingiiva lebih dari dua pertiga permukaan gigi, atau terdapatnya garis
kalkulus subgingiva yang berkelanjutan di sekitat servikal.
Skor debris dan kalkulus harus ditambah dan dibagi dengan jumlah gigi yang di periksa untuk menetukan skor kebersihan mulut (Manson, 1993).
1. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0 – 1,22. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3 – 3,03. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1 – 6,0 (Manson, 1993).
A. DMF-T DMF-T menggambarkan jumlah prevalensi dari karies seseorang. Angka
yang di peroleh adalah dengan menjumlahkan gigi-geligi yang karies, dalam hal ini. D (decay) atau gigi yang berlubang, M (mising) gigi yang hilang karena karies, F (filling) gigi karies yang sudah di tambal T (Marya, 2011).
Gigi yang di pilih untuk di periksa adalah 28 buah gigi permanen. Yang tidak termasuk adalah: gigi molar 3, gigi yang belum tumbuh, supernumerary, gigi yang hilang dengan alasan bukan karena karies dan gigi yang direstorasi bukan karena alasan karies T (Marya, 2011).
Indeks prevalensi karies
Skor DMF-T untuk individu adalah dengan menambah jumlah dari gigi yang karies,
hilang dan di tambal : DMF-T = D + M + F =Skor DMF-T Komunitas adalah sebagai berikut.Rerata DMF-T = Total DMF-T
Total individu yang diperiksa
Setelah di ketahui jumlah D-nya (karies). Maka hahrus di hitung mengenai indeks kebutuhkan perawatan atau Treatment needs index.
Presentase kebutuhan perawatan = Total gigi D x 100 % Total gigi yang di periksa
b. DMF- S Pada pengukuran dengan DMF – S, seluruh permukaan gigi yang karies di
hitung 1, jadi jika permukaan bukal dan mesial dari gigi premolar 1, karies, maka gigi itu dihitung 2. Gigi molar/ M dan premolar/ P mempunyai 5 permukaan, sedangkan pada gigi anterior hanya 4 permukaan saja. Jadi bila seseorang mempunyai jumlah gigi 28 (tanpa M3), maka nilai maksimum DMF- S nya 128 T (Marya, 2011).
c. def – t dan def - sPada Gigi Sulung/ Gigi Susu, indeks karies gigi dihitung menggunakan Indeks
def- t atau def-s, dengan jumlah maksimum 20 gigi, dimana "e" merupakan Jumlah Gigi Susu yang telah/ harus dicabut karena karies. def-s maksimal adalah 88. Prosedur penghitungannya sama dengan indeks DMF – T (Marya, 2011).
Kegunaan Epidemiologi dalam Kesehatan Gigi dan Mulut
• Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab penyakit Gigi dan Mulut• Mengidentifikasi faktor/kondisi yang bisa digunakan/dimodifikasi untuk
mencegah munculnya/ menyebarnya penyakit Gigi dan Mulut• Menjelaskan bagaimana dan mengapa penyakit dan penyebarannya
terjadi• Mengevaluasi keefektifan dari berbagai macam penanganan penyakit
Gigi dan Mulut
• Membuat diagnosis klinis dari penyakit Gigi dan Mulut• Mengevaluasi keefektifan dari program kesehatan Gigi dan Mulut• Memprediksi kebutuhan kesehatan Gigi dan Mulut dari populasi di
masa yang akan datang.
Terima Kasih^_^