8
DIAGNOSA 1. Pemeriksaan Radiologis Teratoma dapat dideteksi dini dengan ultrasound antenatal dan MRI, dan kombinasi dari penggunaan kedua metode ini dengan computed tomography (CT) meningkatkan akurasi diagnostik. Gambaran umum dari teratoma termasuk tampakan heterogen, dikarenakan komponen histologisnya yang sangat bervariasi, dan jaringan lunak yang bertambah banyak (penambahan kapsul dan penambahan heterogen dari komponen jaringan lunak). Teratoma menunjukkan daerah kistik dan padat dengan densitas lemak pada pemeriksaan CT dan MRI. (nejat) Ultrasound (nejat) Scanner ultrasound resolusi-tinggi modern memfasilitasi pemeriksaan isi kranial, memungkinkan diagnosa lebih awal. Diagnosa dengan ultrasound antenatal dibuat antara usia gestasi 20-40 minggu dan biasanya dicurigai karena adanya peningkatan mendadak ukuran uterus, disebabkan pertumbuhan cepat tumor, dan polihidramnion disebabkan gangguan menelan fetus. Hanya 10% dari tumor intrakranial fetus yang telah dideteksi sebelum usia gestasi 24 minggu. Teratoma intrakranial harus dicurigai pada adanya lesi padat atau kistik yang mendesak jaringan sekitarnya dan perubahan bentuk atau ukuran dari

DIAGNOSA teratoma.docx

Embed Size (px)

Citation preview

DIAGNOSA1. Pemeriksaan RadiologisTeratoma dapat dideteksi dini dengan ultrasound antenatal dan MRI, dan kombinasi dari penggunaan kedua metode ini dengan computed tomography (CT) meningkatkan akurasi diagnostik. Gambaran umum dari teratoma termasuk tampakan heterogen, dikarenakan komponen histologisnya yang sangat bervariasi, dan jaringan lunak yang bertambah banyak (penambahan kapsul dan penambahan heterogen dari komponen jaringan lunak). Teratoma menunjukkan daerah kistik dan padat dengan densitas lemak pada pemeriksaan CT dan MRI. (nejat) Ultrasound (nejat)Scanner ultrasound resolusi-tinggi modern memfasilitasi pemeriksaan isi kranial, memungkinkan diagnosa lebih awal. Diagnosa dengan ultrasound antenatal dibuat antara usia gestasi 20-40 minggu dan biasanya dicurigai karena adanya peningkatan mendadak ukuran uterus, disebabkan pertumbuhan cepat tumor, dan polihidramnion disebabkan gangguan menelan fetus. Hanya 10% dari tumor intrakranial fetus yang telah dideteksi sebelum usia gestasi 24 minggu. Teratoma intrakranial harus dicurigai pada adanya lesi padat atau kistik yang mendesak jaringan sekitarnya dan perubahan bentuk atau ukuran dari struktur anatomi normal. Tumor kistik dan teratoma biasanya dikarakteristik oleh hilangnya seluruh arsitektur intrakranial normal. Diagnosa teratoma harus dipertimbangkan untuk massa intrakranial kompleks dengan kalsifikasi, umumnya sangat vaskular. Gambaran ultrasound awal yang paling sering pada fetus adalah makrosefali, dan tanda tambahan seperti distorsi atau jaringan normal otak tergantikan oleh massa disorganisasi echogenik dengan komponen kistik dan padat multipel. Dapat ditemukan hidrosefalus sekunder karena obstruksi dan hidramnios. Polihidramnios merupakan tanda umum pada teratoma intrakranial masif, dapat disebabkan karena penggantian seluruh parenkim otak dengan destruksi batang otak. Gambaran ultrasound dari semua tumor intrakranial tampak hampir sama, sehingga deteksi prenatal yang tepat untuk tipe tumor secara histologis hampir tidak mungkin. Magnetic Resonance Imaging (MRI) (nejat)MRI memiliki keuntungan yaitu tidak menggunakan radiasi pengion, yang dapat menjadi modal berguna untuk diagnosa ketika ditemukan massa dari pemeriksaan ultrasound antenatal. Teknik MRI ultrafast untuk diagnosa teratoma antenatal digunakan untuk meminimalkan artifak dari nafas dan gerakan fetus. Beberapa laporan menyebutkan penggunaan MRI fetal antara usia gestasi 25-36 minggu dalam membantu mengkonfirmasi diagnosa teratoma intrakranial. Teratoma seringkali terlihat sebagai lesi besar.Ciri yang sama juga ditemukan dalam MRI postnatal pada teratoma intrakranial matur dan imatur. Dalam periode neonatal, CT scan dan MRI telah disebutkan berguna untuk penilaian menyeluruh dari tumor, untuk menentukan hubungannya dengan struktur-struktur di sekeliling tumor, perluasannya dan adanya komplikasi. Gambaran tipikal dari teratoma adalah suatu massa yang besar, heterogenus dengan komponen kistik (adanya lemak, kista berserat mukus, kalsium (tulang dan nodul kondroid), dan jaringan lunak), tanpa perbedaan yang nyata antara teratoma matur dan imatur. Computed Tomography (CT) Scan (nejat)MRI tidak sensitif untuk mendeteksi kalsifikasi-kalsifikasi kecil, namun dengan CT tampak daerah-daerah kalsifikasi, yang terdapat pada 50% dari teratoma. CT juga lebih baik untuk menunjukkan defek tulang.2. Serologi (nejat)Beberapa teratoma mengandung element yolk sac, yang mengsekresikan alpha-fetoprotein (AFP). 65% pasien dengan teratoma imatur memiliki kadar AFP serum yang meningkat. Kadar ini berkurang banyak setelah operasi. Seteksi AFP dapat membantu untuk mengkonfirmasi diagnosa dan sering digunakan sebagai marker untuk rekurensi atau efikasi pengobatan, tapi jarang digunakan untuk diagnosa awal. AFP telah dibuktikan sebagai indikator yang dapat diandalkan untuk aktivitas penyakit, dan beberapa menganjurkan untuk memeriksa rekurensi teratoma dengan mengevaluasi kadar AFP serum serial. (nejat)Pasien yang didiagnosa dengan teratoma imatur dan kadar AFP tinggi pada saat didiagnosa mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk rekurensi malignan. Karena foci malignan tidak bisa diidentifikasi walau dengan pemeriksaan histologis ekstensif, maka direkomendasikan bahwa teratoma imatur dengan kadar AFP serum tinggi perlu ditangani seperti tumor germ cell malignan. (gupta)

3. Histopatologi (esmaeli)Teratoma menunjukkan struktur dengan diferensiasi baik yang berasal dari berbagai proporsi germ layer ektodermal (epitel skuamosa berkeratin dan struktur adnexa), mesodermal (tulang, kartilago, lemak, dan jaringan fibrosa), dan endodermal (mukosa gastrointestinal atau respiratori). Sekresi dari jaringan mukosa yang tertampung membentuk komponen kistik.

ManagementUntuk penanganan disarankan dengan tim multidisiplin, melibatkan ahli obstetri, ahli neonatologis, dan ahli bedah saraf. Sekitar 99% teratoma yang ditemukan pada fetus dan bayi baru lahir adalah jinak secara histologis dan didiagnosa sebagai teratoma matur atau imatur. Walaupun secara histologis ciri jinak terdapat pada sebagian besar teratoma intrakranial, pertumbuhan tumor cepat dan sering menggantikan seluruh jaringan otak, mengakibatkan kraniomegali masif. Karena biasanya terdapat keterlibatan yang luas dan destruksi dari struktur normal intrakranial, prognosis untuk teratoma fetal umumnya buruk dengan kematian yang biasanya terjadi tidak lama setelah lahir. Walaupun dapat dilakukan eksisi bedah, tidak jarang terjadi cacat neurologis. (nejat)Banyak kasus yang muncul pada akhir trimester kedua atau ketiga, sehingga terminasi kehamilan bukan merupakan pilihan yang legal pada beberapa negara. Waktu dan cara persalinan merupakan masalah penting untuk didiskusikan antara tim yang menangani dan keluarga pasien. Biasanya, sebagian besar kasus persalinan dilakukan dengan cesarean section karena kepala yang besar tidak normal dan persalinan sulit. Bagaimanapun, pada beberapa kasus, memungkinkan untuk persalinan vaginal, kadang dengan dekompresi kranial lebih dulu. Cephalocentesis, baik dengan dipandu ultrasound transabdominal atau transvaginal intrapartum, disarankan dengan maksud membantu persalinan vaginal dan dengan itu menghindari morbiditas maternal dari cesarean section dalam kasus dengan hidrosefalus berat. (nejat)Kemungkinan terapeutik adalah terbatas disebabkan resiko bedah yang tinggi. Pada neonatus dengan teratoma leher dan kepala, 25% meninggal sebelum operasi, 12-80% meninggal jika tumor tidak disingkirkan pada periode neonatal. Penanganan teratoma mencakup reseksi massa tumor dini dan menyeluruh, dan intervensi bedah dapat mengurangi resiko transformasi malignan. Prosedur bedah radikal penting, walau jika teratoma terletak dekat area fungsional. Teratoma memiliki pseudo kapsul dan biasanya mudah untuk dikeluarkan, namun ukurannya yang besar dan kecenderungan untuk kambuh membuat prognosis menjadi buruk. Ukuran tumor besar dan penyebaran luas tidak seharusnya menandakan bahwa tumor tidak dapat direseksi. Jika terdapat koneksi antara ruang ekstrakranial dan intrakranial, harus dikoreksi, dan defek dural yang disebabkan oleh invasi tumor harus diperbaiki pada saat yang sama. Setelah menyingkirkan massa, pembentukan kembali secara spontan dari kavitas orbital dan tulang tengkorak yang terkompresi diusahakan. Jika pembentukan kembali tidak efektif, dapat dilakukan rekonstruksi. (nejat)

PrognosisKebanyakan teratoma adalah jinak pada neonatus, namun ganas pada anak-anak yang lebih tua dan dewasa muda. Rekurensi lokal diperkirakan berkaitan dengan eksisi tidak menyeluruh dan ditangani dengan pembedahan ulang. Prognosis juga baik setelah eksisi total pada teratoma kulit kepala. Degenerasi malignan teratoma diperkirakan terjadi antara 5% - 30%. Teratoma matur umumnya bersifat jinak setelah reseksi menyeluruh. Teratoma imatur memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk rekurensi.

Daftar pustaka :Esmaeli, B : editor 2011, Ophtalmic Oncology, Springer Science+Business Media, LLC : New York.Gupta, DK, Carachi, R 2007, Pediatric Oncology (Surgical and Medical Aspects), Jaypee Brothers Medical Publishers : New Delhi.Nejat IIK, Gkalp SLAV, Berrin GLER, lhan ELMACI 2012, Diagnosis and Management of The Congenital Cranial Teratomas : Report of Four Cases and Review, Journal of Neurological Sciences (Turkish), vol. 29, no. 4, p. 877-890,