26
Program Puskemas dalam Pemberantasan Penyakit DHF D6

DHF blok 26

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikm

Citation preview

Slide 1

Program Puskemas dalam Pemberantasan Penyakit DHFD6

Pada akhir tahun berdasarkan pemberantasan penyakit DHF masih didapatkan prevalensi DHF berkisar 50/1000 penduduk dengan tingkat CFR 4 %, rata-rata penderita datang terlambat sehingga terlambat juga dirujuk ke rumah sakit. Berdasarkan pemantauan jentik, didapatkan angka bebas jentik (ABJ) adalah 60%. Kepala puskemas akan melakukan revitalisasi program pemberantasan penyakit DHF dan ingin didapatkan insidens yang serendah-rendahnya dan CFR 0%.

sKENARIOCRF (Case Fatality Rate) : Presentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan kegawatan/keganasan penyakit tersebut.

Revitalisasi : proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali.

Rumusan Masalah Program pemberantasan penyakit DHF yang sebelumnya tidak mencapai targetIstilah yang tidak diketahui Jumlah Kematian Penyakit x

Jumlah Kasus Penyakit x

x 100%Infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictusDBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue GK: demam, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan hemoragikDemam BERDARAH DENGUE

Aspek EpidemiologiEpidemiologi

Cuaca

vektor Reservoir Geografis Perilaku manusia EpidemiologiTransmisi penyakit:

Dari orang ke orang

Melalui udaraMelalui makanan dan air

Melalui hewanMelalui vektor arthropoda

Endemik di negara tropis. Di asia Cina Selatan, Pakistan, India, dan semua negara di Asia Tenggara. Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan bahkan sampai Amerika Serikat.Data Depkes RI tahun 2004 (Januari dan Febuari) pada 25 provinsi tercatat 17.707 orang terkena DBD, kematian 322 penderita. Daerah yang perlu diwaspadai -> DKI Jakarta, Bali, dan NTB.

ePIDEMIOLOGI

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang disebabkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dari family Flaviviridae. Vektor : nyamuk Aedes aegypti (di daerah perkotaan) dan Aedes albopictus (di daerah pedesaan).Ciri-ciri vektor: sayap dan badan bergaris-garis putih, berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah eTIOLOGI

eTIOLOGI

Pola Aktivitas Nyamuk Aedes aegypti :Bersifat Diurnal, yakni aktif pada pagi hingga siang hari.Menyukai area yang gelapdan penampungan air bersihNyamuk dewasa hidup +/- 10 hari 3 bulanMasa terpendek pertumbuhan dari telur-nyamuk dewasa +/- 7 -10 hariJarak terbang 100 mNyamuk betina bersifat multiple bitersTahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggiFactor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas penyakit DBD antara lain :Imunitas pejamuKepadatan populasi nyamukTransmisi virus dengueVirulensi virus Keadaan geografis setempat

Factor penyebaran kasus DBD antara lain :3Pertumbuhan pendudukUrbanisasi yang tidak terkontrolTransportasi PERAN DOKTER DALAM mASYARAKAT5 stars doctorHealth care providerDecision makerCommunity leaderManagerCommunicator

Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjaUnit Pelaksana TeknisPembangunan KesehatanPenanggungjawab PenyelenggaraanWilayah KerjaPuskesmasPusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Pusat pemberdayaan masyarakat. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan masyarakat Fungsi PuskesmasHealth PromotionStrategi promosi kesehatanMenurut Depkes RI (2005) ,yaitu:Gerakan pemberdayaan proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar dapat mencapai sasaranBina suasana upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat mau melakukan perilaku yang diperkenalkan Advokasi Peran PuskesmasPromosi KesehatanMelakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatanMemberi nutrisi yang sesuai standarMeningkatkan kesehatan mentalPenyediaan perumahan yang sehatRekreasi yang cukupPekerjaan yang sesuaiMelakukan konseling perkawinanMelaksanakan pemeriksaan berkala

Peran PUSKESMASPreventifPrimarySecondaryTertiery Peran puskesmasSecara garis besar kegiatan ini meliputi : Pembersihan jentikProgram pemberantasan sarang nyamuk (PSN)LarvasidasiMenggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang, sepat)

Pencegahan gigitan nyamukMenggunakan kelambuMenggunakan obat nyamuk (bakar, oles)Tidak melakukan kebiasaan berisiko (tidur siang, menggantung baju)penyemprotan

Pencegahan DBDPemberantasan nyamuk dewasa Pasang kasa nyamuk pada ventilasi, fogging, ikan cupang di tempat penampungan airPemberantasan jentik nyamuk 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur)Pedoman penggunaan bubuk ABATE (abatisasi)Penyuluhan bagi masyarakat Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pencegahan DBDProgram kerja puskesmas

JUMANTIK Tugas pokok seorang Jumantik adalah melakukan pemantauan jentik, penyuluhan kesehatan, menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak dan periodik serta melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada Supervisor dan Petugas Puskesmas sehingga akan dapat dihasilkan sistem pemantauan jentik berkala yang berjalan dengan baik Angka Bebas Jentik (ABJ) Merupakan salah satu indikator keberhasilan program pemberantasan vector penularan DBD. ABJ yang diharapkan adalah >95%.

Pemerdayaan Masayarakat

21Tujuh kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut Permenkes 1501 tahun 2010 yaitu:1Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerahPeningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalm jam, hari, atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnyaPeningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnyaJumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnyaRata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian sakit per bulan pada tahun sebelumnyaAngka kematian kasus suatu penyakit (Case fatality rate) dalam satu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang samaAngka proporsi penyakit penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih daripada satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Kejadian luar biasa (KLB)Analisis situasiMengidentifikasi masalah kesehatan dan prioritasnyaMenentukan tujuan program Mengkaji hambatan dan kelemahan programMenyusun rencana kerja operasional

Siklus pemecahan masalah

Tolak ukur keberhasilan:Terdiri dari variable masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan dandampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalamprogram pemberantasan DBD.

Kerangka teoritis

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pada Program Puskesmas dalam Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah ini dapat dilakukan dengan pemberantasan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik nyamuk, dengan melakukan 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), abatisasi dan penyuluhan bagi masyarakat. Untuk itu diperlukan peran serta masyarakat untuk mewujudkan daerah yang bebas dari kejadian DBD.KESIMPULAN