33
Ketidakpatuhan berobat penderita TB di wilayah puskesmas “K” dengan metode DOTS Letitia Bellavesta Kale 102011087

blok 26 puskesmas K

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Puskesmas

Citation preview

Page 1: blok 26 puskesmas K

Ketidakpatuhan berobat penderita TB di wilayah puskesmas “K” dengan metode

DOTS

Letitia Bellavesta Kale102011087

Page 2: blok 26 puskesmas K

skenarioPuskesmas “K” pada pelaksanaan mikro planning bulan lalu

didapatkan data bahwa banyak pasien yang telah didiagnosis TB paru dan diobati dengan system DOTS

tidak kembali lagi mengambil obat. Sementara itu angka kejadian Multi Drugs Resistance (MDR) semakin

meningkat. Kepala puskesmas ingin melakukan penelitian untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang

menyebabkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali. Berdasarkan beberapa literature diduga factor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat

antar lain: usia pasien, tingkat pendidikan, social ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan puskesma, efek samping

obat, lamanya minum obat, dan factor-faktor lainnya.

Page 3: blok 26 puskesmas K

(TB Paru)M. Tuberkulosis

oBatang halus, spora (–), gerak (-)

oMengandung lipid (dinding)

o Tumbuh optimal pada suhu 37 derajat C

Page 4: blok 26 puskesmas K
Page 5: blok 26 puskesmas K
Page 6: blok 26 puskesmas K

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

Mudah menular dan menahun

90 % paru Di indonesia TB paru

merupakan masalah kesehatan utama karena menduduki ke-4 terbanyak di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat

Program TB di puskesmas

Page 7: blok 26 puskesmas K

Strategi DOTS

strategi DOTS telah dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) dan 462 Kabupaten/Kota

DOTS mengandung lima komponen, yaitu:

1. Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis.

2. Penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik

3. Cara pengobatan standard selama 6 – 8 bulan untuk semua kasus dengan

4. Penyediaan semua obat anti tuberkulosis secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu.

5. Pencatatan dan pelaporan yang baik sehingga memungkinkan penilaian terhadap hasil pengobatan

Page 8: blok 26 puskesmas K

Pengawas Menelan Obat (PMO)

Penderita dirawat jalan → Langsung di depan dokter, Petugas kesehatan, Pemuka masyarakat  atau orang yang disegani, Suami/istri/keluarga/orang serumah

Penderita dirawat → petugas RS

Page 9: blok 26 puskesmas K

Tahapan pengendalian di puskesmas

- Case finding : Alternatif program pemberantasan TB Paru adalah DOTS dengan Active Case Finding dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Case Finding:

a.Aktif- Pertemuan dgn masyarakat- Kader kesehatan- Kunjungan rumah o/ petugas

b.Pasif- Penderitas sukarela ke puskesmas / RS

Page 10: blok 26 puskesmas K

- Cara Diagnosis : anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Gejala utama : Batuk Berdahak > 3 minggu, Batuk

berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada

Gejala lain : Keringat malam, BB

Lab : BTA (+), Biakan (+)

Pada anak Gejala tidak khas demam, batuk, BB, pembesaran KGB

- Tes tuberkulin >10 mm

Page 11: blok 26 puskesmas K

Pengobatan TB

Page 12: blok 26 puskesmas K

Kategor

i

Kasus Panduan obat yang dianjurkan

I

TB paru BTA (+) 2 RHZE / 4 RH atau

BTA (-) , lesi luas 2 RHZE / 6 HE

  * 2 RHZE / 4 R3H3

II

- Kambuh- RHZES / 1 RHZE / sesuai uji resistensi atau 2

RHZES /1 RHZE / 5 RHE

- Gagal pengobatan

- 3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid,

sikloserin / 15 - 18 ofloksasin, etionamid,

sikloserin atau 2RHZES / 1 RHZE / 5 RHE

II TB paru putus berobat

Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama

berhenti minum obat dan keadaan

klinis, bakteriologi dan radiologi saat ini atau

*2 RHZES / 1 RHZE / 5 R3H3E3

IIITB paru BTA (-) , lesi

minimal

2 RHZE / 4 RH atau 6 RHE atau *2 RHZE / 4

R3H3

IV Kronik

RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT

yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal

18 bulan)

IV MDR TBSesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur

hidup.

Page 13: blok 26 puskesmas K

Follow UpPemeriksaan Dahak

ulangBTA (-) Sembuh

BTA (+) pengobatan lanjutan 3 bulan.

Rontgen PA Thorax

Page 14: blok 26 puskesmas K

Rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan mulai dari pengembangan usulan penelitian, pengumpulan data, ppengolahan data, analisis dan interpretasi, penulisan laporan penelitian, presentasi laporan, dan publikasi

hasil penelitian.

Penelitian yang baik harus sistimatis, mengikuti langkah yang teratur.

PENELITIAN

Page 15: blok 26 puskesmas K

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Page 16: blok 26 puskesmas K

Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V1. Studi

kepustakaan2. Penyusunan

desain penelitan

3. Penyusunan instrumen pengambilan data

4. Pangambilan data

5. Pengolahan data

6. Analisa data7. Laporan8. Presentasi

Sistematika usulan penelitian.

Page 17: blok 26 puskesmas K

Adalah : pengamatan langsung peneliti terhadap objek/lokasi penelitian.

Dengan observasi maka kita dapat memperoleh data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan untuk menentukan rumusan masalah yang menarik untuk

diteliti. BERDASARKAN SKENARIO:

Kunjungan follow up pasien TB yang tidak kembali

LATAR BELAKANG MASALAH

Page 18: blok 26 puskesmas K

Umum

Khusus

Untuk menganalisis beberapa faktor yang diduga berhubungan

dengan keteraturan berobat penderita TB.

- Menganalisis apakah jenis pekerjaan penderita TB

mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.

- Menganalisis apakah jarak rumah dengan Puskesmas

mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.

- Menganalisis apakah efek samping obat mempengaruhi

keteraturan berobat pasien TB.- Menganalisis apakah lamanya

minum obat mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.

Tujuan Penelitian

- Menganalisis apakah usia penderita TB mempengaruhi

keteraturan berobat pasien TB.- Menganalisis apakah tingkat

pendidikan penderita TB mempengaruhi keteraturan

berobat pasien TB.- Menganalisis apakah tingkat sosial ekonomi penderita TB mempengaruhi keteraturan

berobat pasien TB.

Page 19: blok 26 puskesmas K

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian • Program penanggulangan Tb di peskesmas dapat berjalan

dengan baik• Menurunkan angka kejadian MDR

Page 20: blok 26 puskesmas K

Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi saat melakukan observasi, maka peneliti dapat menentukan masalah yang paling

menarik dan merumuskannya.

MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

Jarak rumah dengan puskesmas

Pekerjaan

Tingkat pendidikan

Usia pasien

Kunjungan follow up pasien TB yang tidak

kembali

Sosial ekonomi Efek samping minum obat

Lamanya mnum obat

Page 21: blok 26 puskesmas K

Hipotesis

-Untuk melihat jika terdapat perbedaan diantara pasien yang patuh melakukan terapi pengobatan dengan pasien yang tidak

patuh melakukan terapi pengobatan terhadap tingkat kesembuhan.

- Untuk melihat jika terdapat hubungan diantara ketidak teraturan berobat penderita TB dengan kejadian meningkatnya kasus MDR.

Kejadian angka multi drugs resistence (MDR) semakin menigkat sedangkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali dikarenakan berhubungan

dengan keteraturan berobat antara lain : usia pasien, tingkat pendidikan, social ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan Puskesmas, efek samping obat, lama

minum obat.

Page 22: blok 26 puskesmas K

Kerangka konsep

Page 23: blok 26 puskesmas K
Page 24: blok 26 puskesmas K

populasi mempunyai anggota/karakteristik yang tidak homogen dan berstrata secara

proportional

Disproportionate Random Sampling

bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara

acak

tukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk

suatu negara, propinsi atau kabupaten.

Page 25: blok 26 puskesmas K

Design Studi Epidemiologi

Page 26: blok 26 puskesmas K

Perbedaan

Penelitian Epidemiologi Diskriptif

Penelitian Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan

keadaan suatu masalah

kesehatan (who, Where,

when)

Juga menjelaskan mengapa

suatu masalah kesehatan

timbul di masyarakat (why)

Pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan interpretasi

data hanya pada suatu

kelompok masyarakat saja

Pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan interpretasi

data dilakukan terhadap

dua kelompok masyarakat

Tidak bermaksud

membuktikan suatu

hipotesis

Bermaksud membuktikan

suatu hipotesis

Page 27: blok 26 puskesmas K

Penelitian cross sectional.

Penelitian kohort.

Page 28: blok 26 puskesmas K

Pada penelitian dengan cohort study, yang sangat umum untuk diukur atau dicari adalah nilai RR yang perhitungannnya dapat dilakukan dengan membagi risk (exposed) dengan risk (unexposed) atau dengan rumus berikut ini :

Page 29: blok 26 puskesmas K

prospektif

retrospektif

Page 30: blok 26 puskesmas K

Interpretasi hasil OR:

Jika OR = 1berarti tidak ada hubungan antara expose dengan disease.

Jika OR > 1 berarti terdapat hubungan antara expose dengan disease.

Jika OR < 1 berarti protective effect.

Gambar 6. Cara menghitung odds ratio.

Page 31: blok 26 puskesmas K

Program puskesmas

Page 32: blok 26 puskesmas K

Kesimpulan SaranBerdasarkan hasil pembahasan

yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

diambil beberapa simpulan antara lain kepatuhan pasien untuk berobat dipengaruhi

beberapa faktor yaitu, faktor pendidikan, sosial ekonomi, jarak rumah pasien dengan

Puskesmas, lamanya berobat dan efek samping obat yang

dikonsumsi

Melakukan penyuluhan

Penyediaan sarana dan prasaran untuk

pengobatan TB

Melakukan monitoring

Melakukan evaluasi dari program yang sedang dijalankan

Penutup

Page 33: blok 26 puskesmas K

Terima Kasih