Author
letitiabellavesta24
View
26
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Puskesmas
Ketidakpatuhan berobat penderita TB di wilayah puskesmas “K” dengan metode
DOTS
Letitia Bellavesta Kale102011087
skenarioPuskesmas “K” pada pelaksanaan mikro planning bulan lalu
didapatkan data bahwa banyak pasien yang telah didiagnosis TB paru dan diobati dengan system DOTS
tidak kembali lagi mengambil obat. Sementara itu angka kejadian Multi Drugs Resistance (MDR) semakin
meningkat. Kepala puskesmas ingin melakukan penelitian untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang
menyebabkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali. Berdasarkan beberapa literature diduga factor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat
antar lain: usia pasien, tingkat pendidikan, social ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan puskesma, efek samping
obat, lamanya minum obat, dan factor-faktor lainnya.
(TB Paru)M. Tuberkulosis
oBatang halus, spora (–), gerak (-)
oMengandung lipid (dinding)
o Tumbuh optimal pada suhu 37 derajat C
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Mudah menular dan menahun
90 % paru Di indonesia TB paru
merupakan masalah kesehatan utama karena menduduki ke-4 terbanyak di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat
Program TB di puskesmas
Strategi DOTS
strategi DOTS telah dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) dan 462 Kabupaten/Kota
DOTS mengandung lima komponen, yaitu:
1. Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis.
2. Penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik
3. Cara pengobatan standard selama 6 – 8 bulan untuk semua kasus dengan
4. Penyediaan semua obat anti tuberkulosis secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baik sehingga memungkinkan penilaian terhadap hasil pengobatan
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Penderita dirawat jalan → Langsung di depan dokter, Petugas kesehatan, Pemuka masyarakat atau orang yang disegani, Suami/istri/keluarga/orang serumah
Penderita dirawat → petugas RS
Tahapan pengendalian di puskesmas
- Case finding : Alternatif program pemberantasan TB Paru adalah DOTS dengan Active Case Finding dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Case Finding:
a.Aktif- Pertemuan dgn masyarakat- Kader kesehatan- Kunjungan rumah o/ petugas
b.Pasif- Penderitas sukarela ke puskesmas / RS
- Cara Diagnosis : anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Gejala utama : Batuk Berdahak > 3 minggu, Batuk
berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada
Gejala lain : Keringat malam, BB
Lab : BTA (+), Biakan (+)
Pada anak Gejala tidak khas demam, batuk, BB, pembesaran KGB
- Tes tuberkulin >10 mm
Pengobatan TB
Kategor
i
Kasus Panduan obat yang dianjurkan
I
TB paru BTA (+) 2 RHZE / 4 RH atau
BTA (-) , lesi luas 2 RHZE / 6 HE
* 2 RHZE / 4 R3H3
II
- Kambuh- RHZES / 1 RHZE / sesuai uji resistensi atau 2
RHZES /1 RHZE / 5 RHE
- Gagal pengobatan
- 3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid,
sikloserin / 15 - 18 ofloksasin, etionamid,
sikloserin atau 2RHZES / 1 RHZE / 5 RHE
II TB paru putus berobat
Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama
berhenti minum obat dan keadaan
klinis, bakteriologi dan radiologi saat ini atau
*2 RHZES / 1 RHZE / 5 R3H3E3
IIITB paru BTA (-) , lesi
minimal
2 RHZE / 4 RH atau 6 RHE atau *2 RHZE / 4
R3H3
IV Kronik
RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT
yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal
18 bulan)
IV MDR TBSesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur
hidup.
Follow UpPemeriksaan Dahak
ulangBTA (-) Sembuh
BTA (+) pengobatan lanjutan 3 bulan.
Rontgen PA Thorax
Rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan mulai dari pengembangan usulan penelitian, pengumpulan data, ppengolahan data, analisis dan interpretasi, penulisan laporan penelitian, presentasi laporan, dan publikasi
hasil penelitian.
Penelitian yang baik harus sistimatis, mengikuti langkah yang teratur.
PENELITIAN
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V1. Studi
kepustakaan2. Penyusunan
desain penelitan
3. Penyusunan instrumen pengambilan data
4. Pangambilan data
5. Pengolahan data
6. Analisa data7. Laporan8. Presentasi
Sistematika usulan penelitian.
Adalah : pengamatan langsung peneliti terhadap objek/lokasi penelitian.
Dengan observasi maka kita dapat memperoleh data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan untuk menentukan rumusan masalah yang menarik untuk
diteliti. BERDASARKAN SKENARIO:
Kunjungan follow up pasien TB yang tidak kembali
LATAR BELAKANG MASALAH
Umum
Khusus
Untuk menganalisis beberapa faktor yang diduga berhubungan
dengan keteraturan berobat penderita TB.
- Menganalisis apakah jenis pekerjaan penderita TB
mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.
- Menganalisis apakah jarak rumah dengan Puskesmas
mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.
- Menganalisis apakah efek samping obat mempengaruhi
keteraturan berobat pasien TB.- Menganalisis apakah lamanya
minum obat mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB.
Tujuan Penelitian
- Menganalisis apakah usia penderita TB mempengaruhi
keteraturan berobat pasien TB.- Menganalisis apakah tingkat
pendidikan penderita TB mempengaruhi keteraturan
berobat pasien TB.- Menganalisis apakah tingkat sosial ekonomi penderita TB mempengaruhi keteraturan
berobat pasien TB.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian • Program penanggulangan Tb di peskesmas dapat berjalan
dengan baik• Menurunkan angka kejadian MDR
Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi saat melakukan observasi, maka peneliti dapat menentukan masalah yang paling
menarik dan merumuskannya.
MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Jarak rumah dengan puskesmas
Pekerjaan
Tingkat pendidikan
Usia pasien
Kunjungan follow up pasien TB yang tidak
kembali
Sosial ekonomi Efek samping minum obat
Lamanya mnum obat
Hipotesis
-Untuk melihat jika terdapat perbedaan diantara pasien yang patuh melakukan terapi pengobatan dengan pasien yang tidak
patuh melakukan terapi pengobatan terhadap tingkat kesembuhan.
- Untuk melihat jika terdapat hubungan diantara ketidak teraturan berobat penderita TB dengan kejadian meningkatnya kasus MDR.
Kejadian angka multi drugs resistence (MDR) semakin menigkat sedangkan kunjungan follow up pasien TB tidak kembali dikarenakan berhubungan
dengan keteraturan berobat antara lain : usia pasien, tingkat pendidikan, social ekonomi, pekerjaan, jarak rumah dengan Puskesmas, efek samping obat, lama
minum obat.
Kerangka konsep
populasi mempunyai anggota/karakteristik yang tidak homogen dan berstrata secara
proportional
Disproportionate Random Sampling
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
Pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara
acak
tukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk
suatu negara, propinsi atau kabupaten.
Design Studi Epidemiologi
Perbedaan
Penelitian Epidemiologi Diskriptif
Penelitian Epidemiologi Analitik
Hanya menjelaskan
keadaan suatu masalah
kesehatan (who, Where,
when)
Juga menjelaskan mengapa
suatu masalah kesehatan
timbul di masyarakat (why)
Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi
data hanya pada suatu
kelompok masyarakat saja
Pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan interpretasi
data dilakukan terhadap
dua kelompok masyarakat
Tidak bermaksud
membuktikan suatu
hipotesis
Bermaksud membuktikan
suatu hipotesis
Penelitian cross sectional.
Penelitian kohort.
Pada penelitian dengan cohort study, yang sangat umum untuk diukur atau dicari adalah nilai RR yang perhitungannnya dapat dilakukan dengan membagi risk (exposed) dengan risk (unexposed) atau dengan rumus berikut ini :
prospektif
retrospektif
Interpretasi hasil OR:
Jika OR = 1berarti tidak ada hubungan antara expose dengan disease.
Jika OR > 1 berarti terdapat hubungan antara expose dengan disease.
Jika OR < 1 berarti protective effect.
Gambar 6. Cara menghitung odds ratio.
Program puskesmas
Kesimpulan SaranBerdasarkan hasil pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa simpulan antara lain kepatuhan pasien untuk berobat dipengaruhi
beberapa faktor yaitu, faktor pendidikan, sosial ekonomi, jarak rumah pasien dengan
Puskesmas, lamanya berobat dan efek samping obat yang
dikonsumsi
Melakukan penyuluhan
Penyediaan sarana dan prasaran untuk
pengobatan TB
Melakukan monitoring
Melakukan evaluasi dari program yang sedang dijalankan
Penutup
Terima Kasih