56
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. Demensia merupakan masalah besar dan serius yang di hadapi oleh negara-negara maju, dan pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di negara-negara berkembang seperti Indonesia (Sudoyo A.W, 2007). Hal ini disebabkan oleh makin mengemuknya penyakit- penyakit degeneratif (yang beberapa diantaranya merupakan faktor resiko timbulnya demensia) serta semakin meningkatnya usia harapan hidup di hampir seluruh belahan dunia (Sudoyo A.W, 2007). Demensia merujuk pada sindrom klinis yang mempunyai bermacam penyebab. Pasien dengan demensia harus mempunyai gangguan memori selain kemampuan mental lain seperti: 1. Berpikir abstrak, 2. Penilaian,

Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang

disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat

kesadaran. Demensia merupakan masalah besar dan serius yang di hadapi oleh

negara-negara maju, dan pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di

negara-negara berkembang seperti Indonesia (Sudoyo A.W, 2007).

Hal ini disebabkan oleh makin mengemuknya penyakit-penyakit degeneratif

(yang beberapa diantaranya merupakan faktor resiko timbulnya demensia) serta

semakin meningkatnya usia harapan hidup di hampir seluruh belahan dunia

(Sudoyo A.W, 2007).

Demensia merujuk pada sindrom klinis yang mempunyai bermacam

penyebab. Pasien dengan demensia harus mempunyai gangguan memori selain

kemampuan mental lain seperti:

1. Berpikir abstrak,

2. Penilaian,

3. Kepribadian,

4. Bahasa,

5. Praksis, dan Visuospasial (Sudoyo A.W, 2007).

Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga memengaruhi aktivitas kerja

dan sosial secara bermakna. Walaupun sebagian besar kasus demensia

menunjukan penurunan yang progresif dan tidak dapat pulih (irreversible), namun

bila merujuk pada definisi di atas maka demensia dapat pula terjadi mendadak

Page 2: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

2

(misalnya: pasca stroke atau cedera kepala), dan beberapa penyebab demensia

dapat sepenuhnya pulih (misalnya: hematoma subdural, toksisitas obat, depresi)

bila dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Demensia dapat muncul pada usia

berapapun meskipun umumny muncul setelah usia 65 tahun (Sudoyo A.W, 2007).

Butir klinis penting dari demensia adalah identifikasi sindrom dan

pemeriksaaan klinis tentang penyebabnya. Gangguan mungkin progresif atau

statis, permanen atau reversible. Suatu penyebab dasar selalu diasumsikan,

walaupun pada kasus yang jarang adalah tidak mungkin untuk menentukan

penyebab spesifik. Kemungkinan pemulihan (reversibilitas) demensia adalah

berhubungan dengan patologi dasar dan ketersediaan serta penerapan obat yang

efektif. Diperkirakan 15 persen orang dengan demensia yang mempunyai

penyakit-penyakit yang reversibel jika dokter memulai pengobatan tepat pada

waktunya, sebelum terjadi kerusakan yang reversibel (Kaplan Harold.I, 2010).

Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Diantara orang Amerika

yang berusia 65 tahun, kira-kira 5 persen menderita demensia ringan. Diantara

orang Amerika yang berusia 80 tahun, kira-kira 20 persen menderita demensia

berat. Dari semua pasien dengan demensia, 50 sampai 60 persen menderita

demensia Alzheimer, yang merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira

5 persen dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipe

Alzheimer, dibandingkan dengan 15 sampai 25 persen dari semua orang yang

berusia 85 atau lebih. Pasien dengan demensia Alzheimer memenuhi lebih dari 50

persen tempat tidur di rumah perawatan. Faktor resiko untuk perkembangan

demensia tipe Alzheimer adalah wanita, mempunyai sanak saudara tingkat

pertama dengan gangguan tersebut, dan mempunyai riwayat cedera kepala

(Kaplan Harold.I, 2010).

Tanpa pencegahan dan pengobatan yang memadai, jumlah pasien dengan

penyakit Alzheimer di negara tersebut meningkat dari 4,5 juta pada tahun 2000

menjadi 13,2 juta orang pada tahun 2050. Biaya yang di keluarkan untuk merawat

pasien dengan penyakit Alzheimer juga sangat luar biasa,sekitar US$83,9 milyar

Page 3: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

3

sampai US$100 milyar pertahun (data di Amerika serikat tahun 1996). Biaya-

biaya tersebut selain meliputi biaya medis, perawatan jangkan panjang (long-term

care), dan perawatan di rumah (home care), juga perlu diperhitungkn hilangnya

produktivitas pramuwerdha (caregivers) (Sudoyo A.W, 2007).

Tipe demensia yang paling sering kedua adalah demensia vaskuler yaitu

demensia yang secara kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskular.

Demensia vaskular berjumlah 15 sampai 30 persen dari semua kasus demensia.

Demensia vaskular paling sering ditemukan pada orang berusia antara 60 dan 70

tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Hipertensi merupakan

predisposisi seseorang terhadap penyakit. Kira-kira 10 sampai 15 persen pasien

menderita demensia vaskuler dan demensia tipe alzheimer yang terjadi bersama-

sama (Kaplan Harold.I, 2010)

Penyebab demensia lainya yang sering, masing-masing mencerminkan 1

sanpai 5 kasus adalah trauma kepala (Kaplan Harold.I, 2010)

Demensia multi-infark, keadaan ini merupakan kondisi yang relatif sering,

disebabkan oleh troemboembolisme berulang dari sumber ekstrakranial atau yang

lebih sering, dari penyakit pembuluh darah kecil di otak. Gambaran klinis yang

menunjang dmensia vaskuler adalah:

- onset yang tiba-tiba dengan progresi meningkat, tidak seperti progresi penyakit

alzheimer yang gradual.

- adanya penyakit vaskuler dan faktor resiko vaskuler.

- kombinasi defisit kortikal dan sub kortikal,

- kebingungan pada malam hari, fluktuasi kognitif,

- emosi labil dan gambaran lain palsi pseudobulbar (lionel ginsberg, 2005)

Page 4: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan

sebagai berikut: “Bagaiamana menegakkan diagnosis demensia akibat perdarahan

intra kranial?, bagaimana penatalaksaan demensia akibat perdarahan intra

kranial?”

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan penulisan yang dilakukan, maka dapat

dirumuskan tujuan khusus penulisan sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun yang menjadi tujuan umum penulisan adalah menurunkan angka

terjadinya demensia akibat perdarahan intra kranial.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui penyebab dari demensia akibat perdarahan intra kranial

2. Mengetahui cara diagnosis demensia akibat perdarahan intra kranial

3. Mengetahui pengobatan demensia akibat perdarahan intra kranial

1.4 Manfaaat Penelitian

1. Diharapkan tulisan ini digunakan untuk memberikan informasi kepada

penderita demensia untuk mengatasi masalah dan mencegah penyakit ini.

2. Tulisan ini diharapkan akan menggunakan sebagai ilmu untuk mengembangkan

informasi tentang demensia dalam bidang kedokteran.

3. Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang dapat

membantu proses penelitian selanjutnya.

Page 5: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demensia

2.1.1 Defenisi

Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat

kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang

multipel), termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman,

berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.

Kesadaran tidak berkabut. Biasanya disertai hendaya fungsikognitif dan kalanya d

awali kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau

motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit alzheimer, pada penyakit

serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang secara primer dan sekunder mengenai

otak (PPDGJ III, 1992)

Defenisi lain mengenai demensia adalah hilangnya fungsi kognitif secara

multidimensional dan terus menerus, disebabkan oleh kerusakan organik sistem

saraf pusat, tidak desertai penurunan kesadaran secara akut seperti halnya terjadi

pada delirium (Harsono, 2009)

Definisi yang tidak tepat dan diagnosis banding yang tidak lengkap sering

menyebabkan under-,mis- atau over- diagnosis yang akan mempengaruhi bukan

saja penderita akan tetapi juga keluarganya. Dengan pemberian batasan yang

tepat, tatacara diagnosis yang baik, diagnosis tetap bisa dicapai pada sekitar 90%

penderita. Pada lampiran diberikan beberapa kriteria diagnosis dementia dan

beberapa jenis demensia yang sering didapatkan (Boedhi-darmojo, 2009).

Page 6: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

6

2.1.2 Epidemiologi

Insiden demensia meningkat secara bermakna seiring meningkatkan usia,

setelah usia 65 tahun, prevelensi demensia meningkat dua kali lipat setiap

pertambahan usia 5 tahun. secara keseluruhan pevelensi demensia pada populasi

berusia 60 tahun adalah 5,6%. Secara umum dapat dikatakan bahwa frekuensi

penyakit alzheimer meningkat seiring usia, dan mencapai 20-40% populasi

berusia 85tahun atau lebih.

Penyebab tersering demensia di Amerika Serikat dan Eropa adalah penyakit

alzheimer, sedangkan di Asia diperkirakan demensia vaskuler merupakan

penyebab demensia. Tipe demensia lain yang lebih jarang adalah demensia tipe

lewy body, demensia fronto-temporal (FTD), dan demensia pada penyakit

parkinson (Sudoyo A.W, 2007).

Biaya demensia terhadap masyarakat adalah mengejutkan. Pada tahun 2030

diperkirakan 20 persen populasi akan berusia lebih dari 65 tahun.jadi, biaya

tahunan 15 milliar dolar untuk merawat pasien demensia sekarang ini

kemungkinan akan meningkat lebih jauh (Kaplan Harold.I, 2010).

2.1.3 Etiologi

Syndrom demensia terjadi akibat disfungsi otak yang bermanifestasi sebagai

gejala-gejala definit kognitif seperti kelemahan memori, hendaya berbahasa,

gangguan fungsi eksekutif, apraksia, dan agnosia (DSM IV). Etiologi demensia

adalah semua penyakit yang menyebabkan disfungsi otak, antara lain penyakit

alzheimer, penyakit serebrovaskuler(stroke), hydrosefalus, parkinson, AIDS,

huntington, dan gangguan metabolik termasuk defesiensi vitamin (Martina Wiwie

S.Nasrun, 2010).

Gangguan mental seperti gangguan depresi, gangguan konversi, dan

skizofrenia dapat memberikan gambaran seperti demensia.

Page 7: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

7

gangguan depresi dengan hendaya daya ingat dan gangguan konsentrasi

sangat mirip dengan demensia sehingga disebut ‘pseudodemensia’

Demensia dikelompokan sebagai berikut:

A. Demensia yang tak dapat pulih (irreversibel)

1. Demensia tipe alzheimer (DTA)

DTA mencapai hampir 50% dari semua tipe demensia (5%-10% orang

berusia diatas 65 tahun, 50% diatas 85 tahun). Biasanya diagnosis dibuat dengan

menyisihkan penyebab lainya. DTA adalah demensia kortikal yang ‘klasik’ yang

sering didiagnosis secara berlebihan. DTA dapat dimulai pada usia lima puluhan

(awitan dini, familial, bentukpra-senil, sekitar 2% dari seluruh kasus) atau dapat

pula dimulai pada usia 60 tahunan sampai 80 tahunan (awitan lambat, umumnya

lebih banyak) dn berkembang sampai kemaian 6-10 tahun. Gejala DTA yang

tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah kegelisahan yang terjadi terus

menerus dan sering mencari dalih untuk menghindari kegiatan, namun respon

sosial sering kali masih utuh sampai akhir. (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

Atrofi korteks dan pelebaran ventrikel pada demensia yang sudah nyata

dapat terlihat dengan MRI (Magnetig Reconance Imaging), namun pada tahap

demensia ringgan tidak begitu jelas. Eeg (Elektro Ensefalografi) sering kali

normal pada stadium dini namun dapat merupakan tes skrining yang baik karena

pada demensia dengan penyebab reversibel gambaran EEGnya sering abnormal

(kecuali untuk peresis umum dan hidrosephalus tekanan normal)

Secara histologic, dijumpai plak senilis (saraf terminal degeneratif yang

dikelilingi oleh inti Beta amiloid neurotoksik), kekusutan serabut saraf

(neurofibrillay tangles) dan degenerasi neuron granulovakuolar. Penemuan terkini

menunjukanadanya degenerasi primer pada neuron kolinergik di basal forebrain

(bagian bawah otak depan), terutama di nukleus basalis (walaupun neuron lain

juga ikut terlibat-sangat heterogen.

Page 8: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

8

Kasus-kasus DTA lainya mempunyai hubungan dengan kromosom 14 (gen

presenilin 1) dan kelompok yang lainya berhubungan dengan gen presenilin 2.

Pada kromosom 1. Disis lain, 98% kasus DTA awitan lambat berhubungan

dengan alel opolipoprotein E tipe 4 (apoE e4) pada kromosom 19 dan akhir-akhir

ini dihubungkan dengan gen A2M pada kromosom 12 (Martina Wiwie S.Nasrun,

2010).

2. Korea Huntington

Pada penyakit ini yang terjadi adalah demensia subkortikal. Gejala

psikiatrik bervariasi dari neurotik sampai psikotik (termasuk demensia) dapat

mendahului gejala korea. Demensia selalu terjadi pada stadium akhir. Penyakit ini

termasuk autosomal dominant (lengan pendek dari kromosom 4), sehingga perlu

ditelusuri adakah riwayat penyakit dalam keluarga (Martina Wiwie S.Nasrun,

2010).

3. Penyakit Parkinson.

Lesi terletak di basal ganglian (subkorteks). Pada beberapa pasien terdapat

depresi (40%) dan atau demensia . pemberian levodopa hanya memperbaiki gejala

sementara saja(Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

4. Lain-lain

Penyebab demensia lainya adalah kelumpuhan progresif supranuklear,

degenerasi spinoserebelar, penyakit pick, parkinsonisme-demensia kompleks

Guam, SSPE, penyakit creutzfeldt jacob, ensefalitisherpes simpleks, multiple

sclerosis, HIV, dan trauma kepala. (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

B. Demensia yang dapat pulih (reversibel)

1. Demensia vaskuler

Demensia vaskuler dahulu dinamakan demensia arteriosklerotik. Termasuk

demensia multi-infark, dibedakan dari demensia pada penyakit alzheimer dalam

Page 9: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

9

hal riwayat onset nya, gambaran klinis, dan perjalanan penyakitnya. Yang

khas,adanya riwayat serangan iskemia sepintas(transient ischemic attack) dengan

gangguan kesadan sepintas, paresisi yang sejenak aau hilang nya penglihatan.

Demensia juga dapat terjadi akibat serangkaian gangguan serebrovaskuler

(cerebrovascular accidents) atau lebih jarang, satu serangan stroke yang besar

(PPDGJ, 1993)

2. Hidrosefalus tekanan normal (Normal pressure Hidrocephalus)

Gejala klasik nya berupa trias yaitu ataksia, inkontinensia, dan demensia

progresif-demikian juga idiopatik dan setelah trauma serebri, perdarahan atau

infeksi. Tekanan cairan serebri spinal normal tetapi pemeriksaan MRI

ventrikelnya terlihat membesar. Terapi berupa pembuatan shunt antara lumbal

peritoneal atau ventrikuloatrial (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

C. Demensia menetap yang di induksi oleh zat

Diagnosis dilakukan dengan menyingkirkan kemungkinan diagnosis

lainnya. Umumnya ada riwayat menjadi peminum alkohol berat selama bertahun-

tahun. Demikian juga halnya dengan penyalah gunaan sedatif hipnotik atau zat

toksik seperti timah, perak, pelarut (solvent) dan organofosfat. Kemungkinan

penyebab demensia meliputi:

- Intoksikasi obat

- Tumor otak

- Trauma otak

- Infeksi

- Gangguan metebolik

- Gangguan jantung, paru-paru, hati dan ginjal

Page 10: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

10

2.1.4 Gambaran klinis

Pada stadium awal demensia, pasien menunjukan kesulitan untuk

mempertahankan kinerja mental, fatigue, dan kecendrungan untuk gagal jika suatu

tugas adalah baru atau kompleks atau memerlukan pergeseran strategi pemecahan

masalah. Ketidakmampuan melakukan tugas menjadi semakin berat dan menyebar

ke tugas-tugas harian, seperti belanja, saat demensia berkembang. Akhirnya,

pasien demensia mungkin memerlukan pengawasan dan bantuan terus menerus

untuk melakukan bahkan tugas yang paling dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Defek utama dalam demensia melibatkan orientasi, ingatan, persepsi, fungsi

intelektual, dan pemikiran, dan semua fungsi fungsi tersebut menjadi secara

progresif terkena saat proses penyakit berlanjut. Perubahan afektif dan perilaku,

seperti kontrol impuls yang defektif dan labilitas emosional, sering ditemukan,

seperti juga penonjolan, dan perubahan sifat kepribadian premorbid (Kaplan

Harold.I, 2010).

Demensia stadium lanjut

Gambaran umum yang muncul adalah:

- Penurunan memori (daya ingat):

Biasanya yang menurun adalah daya ingat segera dan daya ingat peristiwa

jangka pendek (recent memory hipokampus) tetapi kemudia secara

bertahap daya ingat recall juga menurun (temporal medial dan regio

diensephalik juga terlibat). Apakah pasien lupa akan janjinya,berita-berita,

orang yang baru saja dijumpainya, atau tempat yang baru saja

dikunjunginya? Pasien dapat berkonfabulasi (mengarang cerita), karenanya

usahakan untuk melakukan konfirmasi. Mintalah pasien untuk melakukan:

a. Mengulanng angka (normal dapat mengingat 6 angka dari depan atau 4

dari belakang) dan

Page 11: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

11

b. Menyebut kembali 2 kata atau 3 objek setelah 5 menit.

Apakah subjek mengetahui nama dokter? Nama perawat? Nama tempat

pemeriksaan? Nama-nama orang yang berkunjung padanya? Mengingat

menu makan malam? Apakah pasien mengetahui tanggal lahirnya?

Kampung halamannya? Nama dari sekolah dulu? (Martina Wiwie

S.Nasrun, 2010).

- Perubahan mood dan kepribadian:

Seringkali diwarnai oleh ciri kepribadian sebelumnya (misal menjadi lebih

kompulsif atau lebih mudah bereaksi). Mula-mula depresi, ansietas dan

atau iritabilitas – kemudian menarik diri (withdrawal) dan apatis. Adakah

pasien menjadi sentimentel, bermusuhan, tidak memikirkan orang lain,

paranoid, tidak sesuai norma sosial, ketakutan? Apakah ia tidak punya

inisiatif atau minat? Memakai kata-kata vulgar atau mengolok-olok?

- Penurunan daya orientasi:

Terutama orientasi waktu (nama, hari, tanggal, bulan, tahun, dan musim)

dan orientasi tempat (“tempat apakah ini”) dan jika berat orientasi orang.

Apakah pasien pernah tersesat-ditempat yang baru dikenalnya? Disekitar

rumahnya? Di dalam rumah nya? Apakah pasien mengetahui mengapa ia

berada disini(situasi ini). Pasien mungkin tak dapat tidur nyeyak,

berkeluyuran di malam hari, dan tersesat.

- Hendaya intelektual:

Pasien menjadi kurang tajam pemikirannya dibandingkan biasanya. Apakah

pasin mempunyai masalah dalm mengerjakan sesuatu yang biasanya dapat

dikerjakan dengan mudah? Pengetahuan umum (menyebut lima nama

presiden terakhir, 6 kota besar di indonesia), kalkulasi (perkalian,

mngurangi 100 dengan tujuh sebanyak lima kali, membuat perubahan),

Page 12: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

12

persamaan (apa persamaan bola dengan jeruk? Tikus dengn gajah? Lalat

dan pohon?)

- Gangguan daya nilai (judgment):

Tidak mengantisipasi akibat dari perbuatanya. Apakah pasien berrtindak

secara impulsif? “apakah yang harus anda lakukan jika menemukan sebuah

amplop yang berperangko?” jika anda mengamati ada api dalam gedung

bioskop?

- Gejala psikotik:

Halusinasi (biasanya sederhana) ilusi, delusi, preokupasi yang tak

tergoyahkan, ide-ide mirip waham (delusi).

- Hendaya berbahasa:

Seringkali samar dan tidak begitu persis;kadang-kadang hampir mutisme.

Adakah perseverasi, blocking, atau afasia? (bila ada afisia dini, dicurigai

patologi fokal). Tanyakan tentang penyakit kronis atau gangguan psikiatrik

yang pernah dialaminya, penyakit psikiatrik dalam keluarga,

penyalahgunaan obat atau alkohol, trauma kepala, dan paparan terhadap zat

racun (toksin) (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

2.1.5 Jenis-jenis Demensia

1. Demensia jenis Alzheimer

a. Dengan awitan dini(usia 65 tahun)

b. Dengan awitan lambat (usia di atas 65 tahun)

c. Dengan delirium

d. Dengan waham

Page 13: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

13

e. Dengan perasaan depresif

f. Tanpa penyulit (Harsono, 2009)

2. Demensia vaskuler (dahulu : multi-infarct dementia)

a. Dengan delirium

b. Dengan waham

c. Dengan perasaan depresif

d. Tanpa penyulit

Penjelasan tentang demensia vaskuler adalah sebagaio berikut;

- Stroke menimbulkan demensia apabila jaringan otak yang rusak

meliputi 50-100 gram, dengan demikian disebut sebagai multinfarct

dementia

- Sebagian besar penderita dengan kerusakan otak antara 50-100 gram

mengalami stroke berulang kali, dan mengenai kedua hemisferium

serebri

- Tidak ada hubungan antara munculnya demensia dan tingkat

aterosklerosis serebral

- Lesi otak di bagian dimana saja menimbulkan demensia sementara

itu, perubahan mental pada lesi otak tunggal bergantung pada arteri

yang terganggu, antara lain: a.serebri media, a.serebri posterior, dan

infark subkortikal. Stroke belum tentu menimbulkan demensia; ini

perlu sekali dipahami (Harsono, 2009).

Page 14: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

14

3. Demensia karena kondisi medik umum lainnya

a. Demensia infeksi HIV

b. Demensia karena trauma kepala

c. Demensia karena penyakit parkinson

d. Demensia karena penyakit huntington

e. Demensia karena penyakit pick

f. Demensia karena penyakit creutzfeld-jacob

g. Demensia karena penyakit lainya (Harsono, 2009)

4. Demensia karena penggunaan substansi tertentu dalam angka lama

5. Demensia karena etiologi multipleks

6. Demensia yang tidak terspesifikasi (Harsono, 2009)

2.1.6 Pemeriksaan klinik

Pemeriksaan penderita demensia tidak meninggalkan aturan baku tentang

pemeriksaan klinik. Hal ini dimadsutkan agar diagnosis dapat ditegakkan secara

cepat dan benar; dengan demikian terapi dapat diberikan secara tepat. Setelah

melakukakan pemeriksaan rutin secara lengkap maka ada beberapa hal spesifik

yang berkaitan dengan demensia; hal ini memerlukan perhatian yang lebih khusus

sebegai berikut:

1. Pemeriksaan memori

Secara formal pemeriksaan memori dapat dilakukan dengan meminta

penderita untuk mencatat, menyimpan, mengingat, dan mengenal informasi.

Kemampuan untuk mempelajari informasi baru dapat diperiksan dengan

Page 15: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

15

meminta penderita mempelajari suatu daftar kata-kata. Penderita diminta

untuk mengulang kta-kata(registration),mengingat kembali informasi tadi

setelah istirahat beberapa menit (retention, recal), dan mengenal kata-kata

dari banyak daftar (recognition). Penderita yang mengalami kesulitan dalam

memperlajari hal-hal baru tidak diperiksa dengan tebak-tebakan (multiple-

choice question) karena pada awalnya penderita tidak mempelajari hal-hal

ditanyakan. Sebaliknya, penderita yang sejak awal mengalami defisit dalam

hal “mendapatkan kembali” (retrieval deficits) dapat memeriksa MCQ

karena gangguannya terletak pada kemampuan untuk menggunakan

memorinya. Memori lama dapat diperiksa dengan meminta penderita untuk

mengingat orang-orang lain atau bahan-bahan lama yang dahulu pernah

diminati nya (politik, olahraga, kesenangan).keterangan dari pihak lain

tentang keadaan penderita juga bisa dimanfaatkan, misalnya tentang

kemampuan bekerja, berbelanja, memasak,membayar tagihan, pulang

kerumah tanpa kesasar (Harsono, 2009).

2. Pemeriksaan kemampuan berbahasa

Penderita diminta untuk menyebut nama benda di dalam ruangan

(misalnya :dasi, meja, lampu) atau bagian dari tubuh (misalnya: hidung,

dagu, bahu), mengikuti perintah/aba-aba (misalnya: menunjuk pintu

kemudian meja), atau mengulang ungkapan (Harsono, 2009).

3. Pemeriksaan apraksia

Keterampilan motorik dapat diperiksa dengan cara meminta penderita

untuk melakukan gerakan tertentu, misalnya: memperlihatkan bagaimana

cara menggosokan gigi, memasang/menyusun balok-balok, atau menyusun

tongkat dalam desain tertentu (Harsono, 2009).

4. Pemeriksaan daya abstraksi

Page 16: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

16

Daya abstraksi dapat diperiksa dengan berbagai cara, misalnya:

menyuruh penderita untuk menghitung sampai sepuluh, menyebut nama

binatang sebanyak-banyaknya dalam waktu satu menit, atau menulis huruf

m dan n secar bergantian (Harsono, 2009).

5. Mini Mental State Examination

Pemeriksaan ini diciptakan oleh folstein et al. Pada tahun 1975 yang

kemudian digunakan secara luas di klinik psikiatri maupun geriatri. MMSE

meliputi 30 pertanyaan sederhana untuk memperkirakan kognisi dalam

waktu 10-15 menit, dapat dikerjakan oleh dokter, perawat, atau pekerja

sosial tanpa memerlukan latihan khusus. Hasil positip palsu dapt diperoleh

dari penderita usia tua dengan depresi. Namun, depresi dapat dikeluarkan

dengan menggunakan Geriatric Depression Scale. Skor MMSE berkisar 0

sampai 30. Orang lanjut usia, normal menunjukan skor 24-30. Depresi

dengan gangguan kognitif mempunyai skor 9-27.

Sementara itu Senile mental decline memiliki skor < 23 dan demensia

senilis dengan skor < 17 (0-17).

Penderita dengan skor 24 atau kurang benar-benar menunjukan

gangguan kognitif. Sementara itu MMSE tidak sensitif untuk awal

demensia; degan demikin skor normal tidak berarti meniadakan adanya

demensia (Harsono, 2009).

Page 17: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

17

Tabel 2.1 Pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE)

Daftar pertanyaan Penilaian

1. Tanggal berapakah hari ini?(bulan,

tahun)

2. Hari apakah hari ini?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Berapakah nomor telepon Bapak/Ibu?

(bila tidak ada telepon, dijalan apakah

rumah Bapak/Ibu?)

5. Berapakah umur Bapak/Ibu?

6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal,

bulan, tahun)

7. Siapakah nama gubernur kita?

(walikota/lurah/camat)

8. Siapakah nama gubernur sebelum

ini? (walikota/lurah/camat)

9. Siapakah nama gadis Ibu anda

?

10. Hitung mundur 3-3,mulai dari 20

0-2 kesalahan = baik

3-4 kesalahan = gangguan intelek

ringan

5-7 kesalahan = gangguan intelek

sedang

8-10 kesalahan = gangguan intelek

berat

Bila penderita tak pernah sekolah, nilai

kesalahan diperbolehkan +1 dari nilai di

atas

Bila penderitasekolah lebih dari SMA,

kesalahan yang diperbolehkan -1 dari

atas

Sumber : Folstein and folstein, 1990

2.2 Perdarahan Intrakranial

Page 18: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

18

2.2.1 Defenisi

Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai

penimbunan dalam jaringan atau dalam ruang tubuh atau disertai keluarnya darah

dari tubuh. Untuk menyatakan berbagai keadaan perdarahan digunakan istilah-

istilah deskriptif khusus. Penimbunan darah pada jaringan disebut hematoma. Jika

darh masuk ke dalam berbagai rauang tubuh , maka dinamakan menurut ruang

nya, misalnya hemoperikardium, hematoraks, (perdarahan ke dalam ruang pleura),

hemoperitonium, hemtosalping (perdarahan ke dalam tuba fallopi). Titik-titik

perdarahan yang dapat dilihat pada permukaan kulit atau pada permukaan organ

mukosa atau pada potongan permukaan organ disebut petekia. Bercak perdarahan

yang lebih besar disebut ekimosis dan keadaan yang ditandai dengan bercak-

bercak perdarahan yang tersebar luas disebut purpura (Sudoyo A.W, 2007)

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Perdarahan intrakranial

Perdarahan spontan,yaitu nontraumatik, pada parenkim otak (perdarahan

intra serebral) atau kompartemen meningeal di sekitar nya (perdarahan

subarakhnoid, dan perdarahan subdural) berperan pada 15-20 % stroke klinis,

menurut istilah yang lebih luas. Meskipun sakit kepala dan gangguan kesadran

lebih sering terjadi pada perdarahan intrakranial daripada infark serebri, kriteria

klinis saja tidak dapat membedakan stroke perdrahan dengan stroke iskhemik

secara sahih. Prosedur diagnostik pilihan nya adalah CT (M. Baehr & M.

Frotscher, 2010).

Ketiga meninges tersebut yaitu:

1. Durameter,

2. Arakhnoid, dan

3. Pia mater

Page 19: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

19

Dura meter disebut juga pachymeninx (“membran yang kuat’’) sedangkan

arakhnoid dan pia mater secara bersama-sama disebut leptomeninges (“membran

yang tipis, rapuh”) (M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Page 20: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

20

1. Dura mater

Dura mater terdiri dari dua lapisan jaringan penyambung fibrosa yang kuat.

Membrana eksterna dan interna. Lapisan luar dura mater knialis adalah

periosteum di dalam tengkorak. Lapisan dalam adalah meningeal yang

sesungguhnya;membentuk batas terluar ruang subdural yang sangat sempit.

Kedua lapisan dura terpisah satu sama lain di sinus durae. Diantara sinus sagitalis

superior dan sinus sagitalis inferior, lipatan ganda lapisan dura yang dalam

membentuk falks serebri;

Yang terletak d bidang midsagital di antara kedua hermiser serebri; falks

serebri bersambungan dengan tentorium, yang memisahkan serebelum dengan

serebrum. Struktur lain yang dibentuk oleh lipatan ganda dura mater bagian dalam

adalah falks serebeli yang memisahkan kedua hesmisfer serebeli, diaphragma

sellae dan dinding kavum trigeminale meckel, yang mengandung ganglion

gaseserii (trigeminale) (M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Suplai darah dura mater. Arteri-arteri duralrelatif berkalibr besar karena

pembuluh dareah tersebut menyuplai tulang tengkorak selain dura mater.

Pembuluh darah terbesar adalah arteri meningea media, yang cabang-cabangnya

tersebar di seluruh konveksitas tengkorak. Arteri ini adalah cabang dari arteri

maksilaris, yang berasal dari arteri karotis eksterna; arteri meningea media

memasuki tengkorak melalui foramen spinosum. Arteri meningea anterior

relatif kecil dan mendarahi bagian tengah dura maternfrontalis dan bagian anterior

falks serebri. Arteri ini masuk kedalam rongga tengkorak melalui bagian anterior

lamina kribrosa. Pembuluh darah ini adalah cabang arteri ethamoidalis anterior,

yang merupakan cabang dari arteri oftalmika; dengan demikian pembuluh tersebut

membawa darah dari ateri karotis interna. Arteri meningea posterior memasuki

rongga tengkorak melalui foramen jugulare untuk mendarahi dura mater di fosa

kranii posterior (M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Page 21: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

21

Arteri meningea media membuat hubungan anastomisis di orbita dengan

arteri lakrimalis, cabang dari arteri oftalmika. Arteri oftalmika bercabang keluar

dari arteri karotis interna di dekat apertura interna kanalis apertura interna kanalis

optici. Dengan demikian, pada beberapa kasus, arteri sentralis retinae oftalmika

bagian proksimal mengalami oklusi. (M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Dura mater spinalis. Kedua lapisan dura matermelekat erat stu dengan

lainya di dalam rongga kranial, tetapi terpisah satu sama lain di lingkaran terluar

foramen magnum. Lapisan dura terluar berlanjut sebagai periosteum kanalis

spinalis, sedangkan lapisan dalam membentuk sakus duralis yang menutup

medula spinalis. Rongga di antara kedua lapisan ini disebut ruang epidural atau

ekstradural,meskipun tepatnya berada di dalam dura mater. Ruang ini berisi

jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus venosus internus. Kedua lapisan

durameter spinalis bergabung di tempat keluarnya radiks nervi spinalis dari

kanalis spinalis melalui foramina intervertebralia. Ujung bawah sakus durais

mengelilingi kauda quina dan berakhir pada level S2.kelanjutan dibawah level ini

adalah filium dura mater, yang melekat ke periosteum sakralis mlalui ligamentum

koksigeum fibrosum (M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Dura mater orbitalis. Pembagian yang sama pada kedua lapisan dura mater

di temukan di orbita, dura mater mencapai orbita dari rongga kranial melalui

ekstensi di sepanjang kanalis optikus. Lapisan dura luar adalah pembatas priosteal

tulang orbita. Lapisan serta ruang subarakhnoid perioptik, bersama dalam pia

mater dan arakhnoidnya serta ruang subarakhnoid perioptik di antaranya. Rongga

ini berhubungan dngan subarakhnoid rongga kranial. Lapisan dura dalam

berhubungan dengan sklera ketika nervus optikus memasuki bola mata (M. Baehr

& M. Frotscher, 2010).

Persyarafan. Dura mater di atas tentorium di persyrafi oleh cabang-cabang

nervustri geminus, bagian infratentorialnya oleh cabang nervi segmentales

Page 22: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

22

servikales superiores dan nervus vagus. Sebagian saraf dural bermielin, sedangkan

sebagian lagi tidak bermielin. Ujung nya telah terbukti merespon regangan,karena

stimulasi mekanik dura yang dirasakan terus menerus, dan sering menimbulkan

nyeri. Serabut aferen menyertai arteri meningea sensitif terhadap nyeri

2. Arakhnoid

Arakhnoid otak medula spinalis merupakan membran ovaskuler yang tipis

dan rapuh yang berhubungan erat dengan permukaan dalam dura mater. Ruang

antara rakhnoid dan pia meter (ruang subarakhnoid) berisi cairan serebrospinalis.

Arakhnoid dan pia meter dihubungkan satu sama lain melewati rongga ini oleh

benang-benang tipis jaringan ikat. Pia meter melekat ke permukaan otak di

sepanjang lipatan-lipatannya; sehingga, ruang subarakhnoid lebih sempit pada

beberapa tempat, dan lebih luas pada area lainya. Perbesaran ruang subarakhnoid

disebut sisterna, ruang subarakhnoid kranial dan spinal berhubungan langsung

satu sama lain melaluiforamen magnum. Sebagian besar trunkus arteriosus yang

mendarahi otak dan sebagian besar saraf kranialis, berjalan di ruang subarakhnoid.

(M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

Sisterna.sisternae subarakhnoidae kepala memiliki nama sendiri-sendiri,

misalnya sisterna serebelomedularis, yang disebut juga sisterna magna. (M. Baehr

& M. Frotscher, 2010).

3. Pia mater

Pia mater terdiri dari lapisan tipis sel-sel mesodermal yang menyerupai

endotelium. Tidak seperti arakhnoid, struktur ini tidak hanya meliputi seluruh

permukaan eksternal otak dan medula spinalis yang terlihat tetapi juga permukaan

yang tidak terlihat di suklus yang dalam (gambar 10.1 dan 10.20. pia mater

melekat pada sistem saraf pusat di bawahnya melalui membran ektodermal yang

Page 23: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

23

terdiri dari astrosit marginal (membran pial-glial). Pembuluhdarah yang

memasuki atau meninggalkan otak dan medula spinalis melalui ruang

subarakhnoid dikeliling oleh selubung seperti terowongan pia meter. Ruang di

antara pembuluh darah dan pia mater di sekitarny di sebut ruang virchow-robin

Saraf sensorik pia mater, tidak seperti dura mater, tidak berespons terhadap

stimulus mekanis atau termal, tetapi saraf ini di duga berspon terhadap regangan

vaskuler dan perubahan pada tonus dinding pembuluh darah (M. Baehr & M.

Frotscher, 2010).

2.2.4 Gambaran klinis

Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukan gejala nyeri

kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia,

mual, muntah,dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda kernig).

Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari:

Efek lokalisasi palsu peningkatan tekanan intrakranial,

Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan,

Spasme pembuluh darah, akibat effek iritasi darah, bersamaan dengan

iskhemia.

Gambaran sistemik meliputi bradikardia dan hipertensi dengan peningkatan

tekanan intrakranial, dan mungkin terjadi demam yang disebabkan kerusakan oleh

hipotalamus. Kadang-kadang, perdarahan subaraknoid paru dan aritmia jantung

(Lionel Gisberg, 2005)

Page 24: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

24

2.2.5 Perdarahan lainnya

A. Perdarahan Intraserebral ( Nontraumatik )

1. Perdarahan hipertensif

Etiologi. Pernyebab tersering perdarahan intrakranial adalah hipertensi

arterial. Peningkatan tekanan darah patologis merusak dinding pembuluh darah

arteri yang kecil,menyebabkan mikroaneurisme (aneurisme charcot) yang dapat

ruptur spontan. Lokasi predileksi untuk perdarahan intraserebral hipertensif

adalah ganglia basalia, talamus, nukleus, serebeli dan pons. Substansia alba

serebri yang dalam,sebaliknya,jarang terkena.

Manifestasi. Manifstasi perdarahan intraserebral bergantung pada lokasinya.

Perdarahan ganglia basalia dengan kerusakan kapsula interna biasanya

menyebabkan hemiparesis kontralatral berat,sedangkan perdarahan pons

menimbulkan tanda-tanda batang otak.

Ancaman utama perdarahan intraserebral adalah hipertensi intrakranial

akibat efek massa hematoma. Tidak seperti infark, meningkatkan tekanan

intrakranial secara perlahan ketika edema sitotoksik yang menyertai bertambah

berat, perdarahan intraserebral menaikan tekanan intrakranial secara cepat (M.

Baehr & M. Frotscher, 2010).

3. Perdarahan Intraserebral Nonhipertensif

Perdarahan intraserebral dapat disebabkan oleh banyak penyebab selain

hipertensi arterial. Penyebab paling penting adalah malformasi arteriovenosus,

tumor, aneurisma, penyakit vaskuler yang meliputi vaskulitis dan angiopati

amiloid, kavernoma, dan obstruksi aliran vena. Perdarahan intraserebral

kemungkinan disebabkan oleh sesuatu selain hipertensif arterial bila tidak terdapat

di salah satu lokasi predileksi untuk perdarahan hipertensi, atau bila pasien tidak

Page 25: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

25

menderita hipertensi arterial yang bermakna. Pada kasus seperti ini (setidaknya),

satu MRI follow up harus dilakukan ketika hematoma telah diresorpsi untuk

mendeteksi penyebab yang menimbulkan perdarahan. Digital substraction

angiography kadang-kadang juga di indikasikan.

B. Perdarahan Serebral

Nuklai serebeli terletak di dalam distribusi areteri superior serebeli. Salah

satu cabang arteri ini, menyuuplai nukleus denatatus, terutama rentan mengalami

ruptur.pada pasien yang mengalami hipertensif, perdarahan dari pembuluh darah

ini leih sering terjadi daripada iskemik pada teorinya.

Perdarahan di regio ini sering menyebabkan efek massa akut di fosa

posterior, dengan semua akibat yang ditimbulkanya (herniasi batang otak dan

serebelum ke atas melalui insisura tentorii dan kebawah ke arah foramen

magnum). Manifestasi klinis nya adalah sakit kepala oksipital yang berat, mual,

dan muntah, dan vertigo. umumnya disertai gaya berjaln tidak stabil, disartria,

dan kepala menoleh serta deviasi bola mata keantara kontralateral lesi.

Perderahan yang lebih kecil, terutama di hemisfer serebeli, menyebabkan

manifestasi fokal yang meliputi ataksia ekstremitas, kecndrungan untuk terjatuh

ke sisi lesi, dan deviasi gaya jalan arah lesi.

Penyebab lain perdarahan sereberal antara lain adalah ruptur malormasi

arteriovenus atau aneurisma, dan perdarahan kedalam tumor (biasanya metasis)

(M. Baehr & M. Frotscher, 2010).

D. Perdarahan Subarakhnoid

Aneurisma. Penyebab tersering perdarahan subarakhnoid spontan adalah

ruptur anerisma salah satu arteri di dasar otak. Ada beberapa jenis aneurisma

Page 26: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

26

- Aneurisma sakuler (“berry) ditemukan pada titik bifurkasio arteri kranial.

Aneurisma ini terbentuk pada lesi pada dinding pembuluh darah yang

sebelumnya telah ada, baik akibat kerusakan struktural (biasa kongenital),

maupun cedera akibat hipertensi. lokasi tersering aneurisma sakular

adalah arteri komunikans anterior (40%), bifukasio arteri serebri media di

fisura sylvii (20%),dinding lateral arteri karotis interna (pada tempat

berasal arteri oftalmika atau arteri komunikans psterior, 30%), dan basilar

tip (10%). Aneurisma pada lokasi lain, seperti pada tempat berasalnya

PICA, segmen P2 arteri serebri posterior, atau segmen perikalosal arteri

serebri anterior jarang ditemukan. Aneurisma dapat menimbulkan defisit

neurologis dengan menekan struktur di sekitar nya bahkan sebelum ruptur.

- Aneurisma fusiformis. Perbesaran pembuluh darah yang memanjang

(“berbentuk gelondong”) disebut aneurisma fusiformis. Aneurisma ersebut

umumnya melibatkan segmen intrakranial arteri karotis interna,trunkus

utama artei serebri media, dan arteri basilaris. Struktur ini biasanya

disebabkan oleh arterisklerosis dan atau hipertensi, dan hanya sedikit

menjadi sumber perdarahan. aneurisma fusiformis yang besar pada arteri

basilaris dapat menekan batang otak. Aliran yang lambat didalam

aneurisma fusiformis dapat mempercepat pembentukan bekuanintra-

aneurismal terutama pada sisi-sisinya, dengan akibat stroke embolik atau

tersumbatnya pembuluh darah perforans oleh perluasan trombus secara

langsung.

- Aneurisma mikotik. Dilatasi aneurisma pembuluh darah intrakranial

kadang-kadang disebabkan oleh sepsis dengan kerusakan yang diinduksi

oleh bakteri pada dinding pembuluh darah (M. Baehr & M. Frotscher,

2010).

Page 27: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

27

E. Perdarahan Subarakhnoid Nontraumatik akut

Perdarahan subarakhnoid (SAH) nontraumatik biasanya disebabkan oleh

ruptur spontan aneurisma sakular, dengan aliran daerah ke dalam ruang

subarakhnoid.

F. Perdarahan subdural dan epidural

Pada hematoma subdural, kumpulan darah terdapat di ruangan yang

normalnya hanya imajiner di antara dura mater dan arakhnoid. Penyebabnya

biasanya adalah trauma.

Pada perdarahan epidural, kumpulan darah terletak di antara dura mater dan

periosteum. Perdarahan ini umumnya disebabkan oleh laserasi arteri menigeal.

Karena dura mater berlekatan erat dengan permukaan dalam tengkorak,

diperlukan tekanan yang cukup besar untuk menimbulkan kumpulan cairan pada

lokasi ini. Penyebabnya hampir selalu fraktur tulang dengan robekan di arteri

meningea media, pembuluh darah meningeal terbesar (M. Baehr & M. Frotscher,

2010).

Page 28: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

28

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Diagnosis

Evaluasi terhadap pasien dengan kecurigaan demensia harus dilakukkan dari

berbagai segi, karena selain menetapkan seorang pasien mengalami demensia atau

tidak, juga harus ditentukan berat-ringannya penyakit, serta tipe demensianya

(penyakit alzheimer, demensia vaskuler, atau tipe yang lain). Hal ini berpengauh

pada penatalaksanaan dan prognosisnya (Sudoyo A.W, 2007).

Demensia vaskuler. Gejala umum dari demensia vaskuler adalah sama

dengan gejala untuk demensia alzheimer, tetapi diagnosis demensia demensia

vaskuler memerlukan adanya bukti klinis maupun laboratoris yang mendukung

penyebab vaskuler dari demensia (Kaplan Harold.I, 2010).

Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis untuk demensia vaskuler

A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh

baik

1. Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari

informasi dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari

sebelumnya)

2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:

a. Afasia (gangguan bahasa)

b. Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan

aktivitas motorik walaupun fungsi motorik adalah utuh)

c. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau

mengidentifikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah

utuh)

d. Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu merencanakan,

mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak)

Page 29: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

29

B. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing

menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atu

pekerjaan dan menunjukan suatu penurunan bermakna dari

tingkat fungsi sebelumnya

C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya:peninggian refleks

tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudobulbar,

kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau

tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit

serebrovaskuler (misalnya, infark multipel yang mengenai korteks

dan substansia putih di bawahnya) yang dianggap berhubungan

secara etiologi dengan gangguan.

D. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium

Kode didasarkan pada ciri yang meninjol

Dengan delirium: jika delirium menumpang pada demensia

Dengan waham: jiwa waham merupakan ciri yang menonjol

Dengan mood terdepresi: jiak mood terdepresi (termasuk

gambaran yang memenuhi kriteria gejal lengkap utnuk episode

depresif berat0 adalah ciri yang menonjol. Suatu diagnosis

terpisah gangguan mood karena kondisi medis umum tidak

diberikan

Tanpa penyulit: jika tidak ada satu pun diatas yang mnonjol pada

gambaran klinis sekarang

Sebutkan jika:

Dengan gangguan perilaku

Catatan penulisan: juga tuliskan kondisi serebrovaskuler pada aksis

III (Kaplan Harold.I, 2010).

Page 30: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

30

3.2 Pemeriksaan Laboratorim

Pemilihan tes berdasarakan etiologi yang dicurigai. Pertimbangan skrining

dengan ESR, CBC, STS, SMA 12, T3%T4, vitamin B12 dan kadar folat, UA,

Rongen dada, dan CT scan. Tes lainnya sesuai debgan kebutuhan seperti kadar

obat, EEG ( 20% usia lanjut mempunyai EEG abnormal), LP (jarang), arteriografi

dll. EEG bermanfaat untuk mengidentifikasikan patologi yang tersembunyi di area

sistem saraf pusat (lobus frontal dan temporal). Selidiki lebih lanjut jika demensia

ringan tetapi EEG nya menunjukan abnormalitas (Martina Wiwie S.Nasrun,

2010).

3.3 Psikometrik (Tes Psikologis)

Pemeriksaan psikometrik berguna untuk:

a. Membantu menidentifikasi lesi fokal,

b. Memberikan gambaran data dasar,

c. Membantu diagnosis, dan

d. Mengidentifikasi kekuatan / kelebihan pasien untuk dipakai perencanaan

terapi.

Tes yang bermanfaat untuk klinikus adalah WAIS, test Bender Gestalt, tes

Luria, dan tes baterai Halstead & Reintan (sangat banyak memakan waktu; tidk

dipergunakan secara rutin). Tes skrining yang singkat namun bermanfaat adalah

pemeriksaan status mini mental (MMSE) dari folstein, dilengkapi dengan tes

menggambar jam.

Bahkan pasien dengan demensia ringan sering menunjukan gangguan

dalam kemampuan kontruksional; ini terlihat dari kemampuan

manggambar bentuk sederhana (segi lima, tanda silang, dan kubus atau

gambar jam yang menunjukan waktu tertentu-dapat dikerjakan dalam

wawancara pertama). Pengulangan menggambar dapat dipergunakan untuk

menelusuri penyakit dari waktu ke waktu (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

Page 31: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

31

3.4 Diagnosis banding

1. Delirium

Gangguan memori terjadi baik pada delirium maupun pada demensia.

Delirium juga dicirikan oleh menurun nya kemampuan untuk mempertahankan

dan memindahkan perhatian secara wajar. Gejala delirium brsifat fluktuatif,

sementara demensia menunjukan gejala yang relatif stabil. Gangguan kognitif

yang bertahan tanpa perubahan selama beberapa bulan lebih mengarah kepada

demensia daripada delirium. Delirium dapat menutupi gejala demensia. Dalam

keadaan sulit untuk membedakan apakah terjadi delirium atau demensia, maka

dianjurkan untuk memilih demensia lebih lanjut secara cermat untuk menetukan

jenis gangguan yang sebenarnya (Harsono, 2009).

2. Amnesia

Amnesia dicirikan oleh gangguan memori yang berat tanpa gangguan fungsi

kognitif lainnya (afasia, apraksia, agnosia, dan gangguan fungsi eksekutif/daya

abstraksi) (Harsono, 2009).

3. Retadasi mental

Retardasi mental dicirikan oleh fungsi intelektual di bawah rata-rata, yang

diiringi oleh gangguan dalam penyesuaian diri, yang awitannya di bawah 18

tahun. Apabila demensia tampak pada usia di bawah 18 tahun, diagnosis demensia

dan retardasi mental dapat ditegakkan bersama-sama asal kriterianya terpenuhi

(Harsono, 2009).

Page 32: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

32

4. Skizofrenia

Pada skizofrenia mungkin terjadi gangguan kognitif multipleks, tetapi

skizofrenia muncul pada usia lebih muda; di sampig itudi cirikan oleh pola gejala

yang khas tanpa disertai etiologi yang spesifik. Yang khas, gangguan kognitif

pada skizofrenia jauh lebih berat daripada gangguan kognitif pada demensia

(Harsono, 2009).

5. Depresi

Depresi yang berat dapat disertai keluhan tentang gangguan memori, sulit

berpikir dan berkonsentrasi, dan menurunnya kemampuan intelektual secara

menyeluruh. Kadang-kadang penderita mennjukan penampilan yang buruk pada

pemeriksaan status mental dan neuropsikologi. Terutama pada lanjut usia, sering

kali sulit untuk menentukan apakah gejala gangguan kognitif merupakan gejala

demensia atau deprresi. Kesulitan ini dapat dipecahkan melalui pemeriksaan

medik yang menyeluruh dan evaluasi awitan gangguan yang ada, urutan

munculnya gejala depresi dan gangguan kognitif, perjalanan penyakit, riwaya

keluarga, serta hasil pengobatan. Apabila dapat dipastikan bahwa terdapat

demensia bersama-sama dengan depresi, dengan etiologi yang berbeda, kedua

diagnosis dapt ditegakkan bersama-sama (Harsono, 2009).

3.5 Penatalaksanaan

Terapi suportif

- Berikan perawatan fisik yang baik, misalnya nutrisi yang bagus, kaca mata,

alat bantu dengar, alat proteksi (untuk anak tangga, kompor, obat-obatan)

dan lain-lainn. Sesewaktu-waktu mungkin perlu pembatasan/pengekangan

secara fisik.

Page 33: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

33

- Pertahanan pasien berada dalam lingkungan yang sudah dikenalnya dengan

baik, jika memungkinkan. Usahakan pasien dikelilingi oleh teman-teman

lama nya dan benda-benda yang biasa ada didekatnya. Tingkatkan daya

pengertian dan partisipasi anggota keluarga.

- Pertahankan keterlibatan pasien melalui kontak persoanal, orientasi yang

sering (mengingatkan nama hari, jam dsb). Didiskusikn berita aktual

bersama pasien. Pergunakan kalender, radio, televisi. Akivitas harian dibuat

terstruktur dan terencana.

- Bantulah untuk mempertahankan rasa percaya diri pasien. Rawatlah

mereka sebagai orang dewasa (jangan perlakukan seperti anak kecil, jaga

dignity dari pasien-komentar penterjemah). Rencana diarahkan kepada

kekuatan/kelebihan pasien. Bersikaplah menerima dan menghargai pasien.

- Hindari suasana yang remang-remang, terpencil; juga hindari stimulasi

yang berlebihan (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

Terapi simtomatik

Kondisi psikiatrik memerlukan obat-obatan dengan dosis yang sesuai

1. Ansietas akut, kegelisahan, agresi, agitasi: Haloperidol 0,5 mg per oral

3kali sehari (atau kurang); risperidon 1 mg peroral sehari. Hentikan seelah

4-6 minggu

2. Ansietas non psikotik, agitasi: Diazepam 2 mg peroral dua kali sehari,

venlafaxin XR. Hentikan setelah 4-6 minggu

3. Agitasi kronik: SSRI (misal Fluoxetine 10-20 mg/hari) dan atau buspiron

(15 mg dua kali sehari); juga pertimbangkan Beta Bloker dosis rendah.

4. Depresi: pertimbangkan SSRI dan anti depresan baru lainnya dahulu;

dengan trisiklik mulai perlahan-lahan dan tingkatkan sampai ada efek –

misal desipramin 75-150 mg peroral perhari

Page 34: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

34

5. Insomnia: hanya untuk penggunaan jangka pendek (Martina Wiwie

S.Nasrun, 2010).

Terapi khusus

1. Identifikasi dan koreksi semua kondisi yang dapat diterapi

2. Tidak ada terapi obat khusus untuk demensia yang ditemukan bermanfaat

secara konsisten, walaupun banyak yang sedang diteliti (misal vasodilator

serebri, antikoagulan, stimulan metabolik serebri, oksigen hiperbarik).

Vitamin E (antioksidan) sedang diselidiki oleh zat yang mungkin dapat

memperlambat progresivitas penyakit Alzheimer, peningkatan aktivitas

kolinergik sentral dapat memberikan perbaikan sementara dari beberapa

gejala pada pasien dengan penyakit Alzheimer, misalnya pemberian

asetilkolin esterase inhibitor yaitu:

- Donepezil (Aricept 5-10 mg, satu kali sehari, malam hari)

- Rivastigmine (xelon 6-12 mg, dua kali sehari)

- Galantamine (Reminyl 8-16 mg, dua kali sehari)

Perubahan perilaku dan berbagai aspek psikologis pada orang dengan

demensia merupakan problem tersendiri bagi keluarga. Tidak jarang hal ini

membuat suasana kacau dan mengakibatkan stres bagi pelaku rawat

(caregiver). Untuk itu perlu adanya strategi penanganan yang tepat agar

gangguan perilaku pada demensia seperti agitasi, wandering, depresi, delusi

paranoid, apatis, halusinasi, dan agresivitas (verbal/fisik) dapat diatasi.

Strategi tatalaksana meliputi pengembangan program aktivitas dan

pemberian obat bila perlu. Program aktivitas meliputi stimulasi kognitif,

mental dan efektif yang dikemas dalam bentuk yang sesuai untuk pasien

tersebut.

Page 35: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

35

Beberapa prinsip tatalaksana yang perlu diperhatikan adalah:

- Kualitas hidup dengan demensia ( dan caregivernya)

- Kemunduran kognitif terjadi pelan berangsur-angsur, tidak sekaligus

semuanya hilang

- Kenikmatan tidak memerlukan memori yang utuh

- Sadari bahwa informasi yang terakhir didapat biasanya cepat dilupakan

- Selesaikan masalah secara kreatif

- Sesuaikan lingkungan terhadap pasien, jangan sebaliknya

- Sikap keluarga /pelaku rawat berpengaruh terhadap kondisi demensia.

Tatalaksana demensia harus disesuaikan dengan tahapan demensia, kondisi

lingkungan dan sumber-sumber dukungan yang ada (fisik mupun finansial),

sarana terapi yang tersedia serta harapan pasien dan keluarga.

Pemberian obat untuk gangguan perilaku pada demensia bersifat

simtomatik, dapat dipergunakan beberapa jenis psikotropik dalam dosis kecil.

Pemilihan jenis terapi harus sesuai dengan target terapi berdasarkan hasil

pengkajian yang cermat dan menyeluruh (Martina Wiwie S.Nasrun, 2010).

3.6 Prognosis

Prognosis demensia bervariasi tergantung pada penyakit atau kondisi pada

pnyakit atau kondisi medik yang mendasarinya. Bilamana penyebab demensia

dapat dikoreksi atau disembuhkan maka prognosis yang baik, namun utnuk jenis

penyakit degeneratif yang belum ada obatnya (penyakit alzheimer) maka

prognosis kurang baik. DTA dapat berlangsung 10-15 tahun dengan kemunduran

yang perlahan tapi pasti menuju akhir hidup.

Beberapa jenis demensia yang mungkin dapat membaik adalah demensia

yang disebabkan infeksi, defisiensi vitamin, hidrosefalus tekanan normal,

gangguan vaskularisasi dan gangguan metabolik (Martina Wiwie S.Nasrun,

2010).

Page 36: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

36

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab terdahulu yang telah penulis uraikan

berdasarkan kepustakaan, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan:

1. Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang

disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan

tingkat kesadaran.

2. Demensia vaskular paling sering ditemukan pada orang berusia antara 60

dan 70 tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.

3. Demensia merupakan penyakit penuaan

4. Tes skrining yang singkat namun bermanfaat adalah pemeriksaan status

mini mental (MMSE) dari folstein, dilengkapi dengan tes menggambar

jam.

5. Pertimbangan skrining dengan ESR, CBC, STS, SMA 12, T3%T4, vitamin

B12 dan kadar folat, UA, Rongen dada, dan CT scan.

6. Penatalaksaanaan demensia secara menyeluruh melibatkan seluruh

anggota keluarga terdekat, agar penderita dapat dirawat dengan sebaik-

baiknya

4.2 Saran

Direkomendasikan pada masyarakat dalam rangka strategi pencegahan demensia

untuk:

1. Secara teratur memeriksa tekanan darah dan mengupayakan agar tekanan

darah dan mengupayakan agar tekanan darah tinggi dan resiko vaskuler

lain dikendalikan dengan baik

Page 37: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

37

2. Pencegahan dan perlindungan terjadinyacedera kepala terutama yyang

berat

3. Tetap melakukan kegiatan yang merangsang intelek dan mengupayakan

aktivitas untuk menghibur diri (leisure activities)

4. Mencegah paparan medan elektromagnetik dengan jalan menggunakan

mesin elektromagnetik yang berpelindung (ponsel dan komputer tidak

termasuk)

5. Mengupayakan diet yang cukup vitamin E, apabila dari diet tidak

mencukupi dianjurkan suplemen tetapi tidak dari 400 U/hari

6. Mengupayakan makanan yang sehat, jangan terlalu baynyak lemak

7. Mengupayakan asupan vit B12 dan asam folat yang cukup berikan

suplemen kalau diet tidak mencukupi atau kadar homosistein tinggi

8. Pada yang minum alkohol dianjurkan terus minum dalam tekanan rendah

sedang, akan tetapi kalau bukan peminum lebih baik tidak memulai

minum alkohol

9. Tidak merokok

10. Agar tetap selalu aktif secara fisik dan mengupayakan tidur yang cukup

Sedangkan rekomendasi berikut ini diberikan akibat tidak adanya bukti yang

mendukung kegunannya dalam pencegahan demensia, yaitu;

A. Jangan menggunakan statin untuk pencegahan demensia

B. Jangan menggunakan obat anti-inflamatorik

C. Jangan menggunakan TSH/HRT/esterogen untuk mencegah demensia

D. Jangan menggunakan inhibitor kolesterase (gelantamin, donepesil,

rivasigmin) atau memantin untuk pencegahan demensia.

Page 38: Demensia akibat perdarahan otak (skripsi).doc

38