38
1 KETEL UAP (BOILER) 1. PENDAHULUAN Unit utilitas merupakan sarana penunjang yang diperlukan untuk operasi suatu proses. Unit utilitas ini mencakup beberapa bagian, diantaranya adalah unit pengolahan air, unit pembangkit steam, unit pembangkit listrik, udara tekan dan lain-lain. Pada makalah ini, yang akan dibahas adalah masalah unit pembangkit steam (boiler). 1.1 Prinsip Kerja Boiler Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap, dimana terdiri dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler proper, yaitu sebuah alat yang mengubah air menjadi uap. Fluida panas (uap) kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi industri, seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain. Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara lain : 1. Oksigen terlarut; Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada peralatan boiler. 2. Kekeruhan; Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta mengganggu proses. 3. pH; Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat menyebabkan korosi pada peralatan. 4. Kesadahan; Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan kerak pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan local overheating.

Definisi Boiler secara umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mengenal lebih dalam tentang boiler

Citation preview

  • 1

    KETEL UAP (BOILER)

    1. PENDAHULUAN

    Unit utilitas merupakan sarana penunjang yang diperlukan untuk operasi

    suatu proses. Unit utilitas ini mencakup beberapa bagian, diantaranya adalah

    unit pengolahan air, unit pembangkit steam, unit pembangkit listrik, udara tekan

    dan lain-lain. Pada makalah ini, yang akan dibahas adalah masalah unit

    pembangkit steam (boiler).

    1.1 Prinsip Kerja Boiler

    Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk menghasilkan uap,

    dimana terdiri dari dua bagian yang penting : dapur pemanasan, yaitu untuk

    menghasilkan panas yang didapat dari pembakaran bahan bakar dan boiler

    proper, yaitu sebuah alat yang mengubah air menjadi uap. Fluida panas (uap)

    kemudian disirkulasikan dari ketel untuk berbagai proses dalam aplikasi industri,

    seperti untuk penggerak, pemanas, dan lain-lain.

    Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan

    kualitas air umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air

    umpan boiler antara lain :

    1. Oksigen terlarut; Dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi

    pada peralatan boiler.

    2. Kekeruhan; Dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses

    serta mengganggu proses.

    3. pH; Bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat

    menyebabkan korosi pada peralatan.

    4. Kesadahan; Merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat

    menyebabkan kerak pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga

    menimbulkan local overheating.

  • 2

    5. Fe; Fe dapat menyebabkan air berwarna dan mengendap di saluran air

    dan boiler bila teroksidasi oleh oksigen.

    6. Asiditas; Kadar asiditas yang tinggi dapat menyebabkan korosi.

    Gambar 1.1 prinsip dasar ketel uap

    1.2 Tipe Boiler

    Secara umum, boiler digolongkan menjadi dua tipe :

    1. Boiler Pipa Api (Fire Tube Boiler)

    Pada boiler pipa api, api dan gas panas yang dihasilkan oleh pembakaran

    bahan bakar mengalir melalui pipa-pipa yang dikelilingi oleh air yang

    berfungsi sebagai penyerap panas. Panas dihantarkan melalui dinding-

    dinding pipa dari gas-gas panas ke air disekelilingnya. Boiler pipa api

    dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas, dan bahan bakar padat.

  • 3

    Gambar 1.2 ketel pipa api

    Gambar 1.3 boiler pipa api

    Boiler pipa api memiliki keuntungan sebagai berikut:

    Konstruksi yang relatif lebih kuat

    Biaya perawatan murah

    Pengoperasian dan perawatan mudah

    Flexibilitas dalam pengaturan dan perubahan beban pada saat

    pengoperasiannya

  • 4

    Akan tetapi, terdapat juga beberapa hal yang tidak menguntungkan,

    diantaranya:

    Kapasitas kecil

    Efisiensi termal rendah

    Lambat mencapai tekanan kerja maksimum

    2. Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler)

    Pada boiler pipa air, air berada di dalam pipa-pipa yang dikelilingi oleh api

    dan gas-gas panas yang berada di luar pipa, sehingga pembentukan uap terjadi di

    dalam pipa-pipa. Pada dinding dapur boiler pipa air, hampir semuanya tertutup

    oleh pipa-pipa air. Pipa-pipa air ini berfungsi sebagai permukaan perpindahan

    panas, dan sebagai pendingin dinding dapur boiler sehingga akan

    memperpanjang usia pakainya.

    Gambar 1.4 Ketel Pipa Air

  • 5

    Gambar 1.5 boiler pipa air

    1.3 Bagian-Bagian Boiler

    1. Ruang bakar/furnace merupakan tempat berlangsungnya pembakaran.

    2. Alat pembakar/burner merupakan tempat bercampurnya bahan bakar

    dengan udara dan melakukan pembakaran.

    3. Permukaan penguap/steaming surface, berfungsi menangkap energi kalor

    dari gas dan meneruskannya ke air sehingga air menjadi uap.

    4. Cerobong/stack berfungsi sebagai saluran pembuangan gas asap dan

    menarik api.

    5. Drum uap/steam drum, berfungsi sebagai pengumpul uap, pemisah uap

    dan tempat pemasukan air.

  • 6

    1.4 Alat Tambahan pada Ketel Boiler

    Alat tambahan pada ketel uap diantaranya yaitu:

    1. Indikator tinggi air merupakan alat untuk menunjukan tinggi permukaan

    air yang ada pada boiler. Alat ini berada di depan boiler.

    2. Katup pengaman berfungsi untuk menjaga dari terjadinya peledakan

    boiler karena tekanan yang melebihi batas. Terdapat empat macam jenis

    katup pengaman, yaitu:

    Lever safety valve

    Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada

    tekanan yang melebihiseting, maka katup akan terangkat dari

    kedudukannya dan uap akan keluar secaraotomatis,sehngga

    tekanan dalam air akan turun.

    Dead weight safety valve

    Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan normal

    pemberat akanmenyebabkan katup terletak pada kedudukannya.

    Jika tekanan melebihi seting, katupakan terangkat dari

    kedudukannya dan uap akan keluar sehingga tekanan normallagi.

    Jumlah pemberat disesuaikan dengan tekanan perencanaan.

    High steam and lower safety valve

    Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan

    Lancashire. Katup inidigunakan jika tekanan kerja uap lebih besar

    daripada seting, dan jika level air dalam boiler terlalu rendah.

    Spring loaded safety valve

    Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada kereta

    api. Terdapat duakatup yang di tempatkan pada dudukan katup.

    Jika tekanan melebihi seting, makauap mendesak katup.

    3. Pemanas air, befungsi untuk menaikkan temperatur air yang masuk ke

    boiler. Dengan pemanas ini, maka beban termis boiler akan lebih ringan,

    dan mengurangikerak-kerak pada boiler.

  • 7

    4. Pompa pengisi air, berfungsi sebagai pengisi air pada boiler.

    5. Pengatur air merupakan alat kontrol otomatis untuk mengatur

    pemasukan air agar tingginya tetap di dalam boiler.

    6. Ekonomiser merupakan jenis dari pemanas air. Akan tetapi, ekonomiser

    menerima panas dari gas-gas sisa pembakaran yang menuju stack

    Keuntungan dari ekonomiser yaitu:

    Mengefisiensikan bahan bakar antara 15-20%

    Dapat mencegah timbulnya kerak dalam pipa air, karena boiler

    sudah dipanaskan dan kerak terbentuk dalam pipa-pipa

    ekonomiser.

    7. Water treatment plant, berfungsi untuk mengolah air agar air tersebut

    baik untuk boiler.

    8. Separator, berguna untuk menghilangkan moist ure - moist ure uap

    setelah dari boiler untuk didistribusikan. Uap dari boiler dibawa ke dalam

    chamber yang jauh lebih besar dari pipanya sendiri, sehingga terjadi

    ekspansi volume.

    9. Kipas udara atau blower, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam

    ruang bakar boiler.

  • 8

    Instalasi Ketel Uap

    Gambar 1.6 Instalasi Ketel Uap

    Komponen Utama :

    1. Pompa air umpan ketel

    2. Economiser

    3. Boiler

    4. Superheater

    5. Alat Pemanas Udara ( APL)

    6. Ruang Bakar

    7. Cerobong Asap

    8. Blower

  • 9

    Cara kerja

    Air umpan ketel dari tangki dipompakan ke economizer untuk dipanaskan

    awal sebelum masuk ketel uapm Dari economizer air yang sudah hangat dialirkan

    ke ketel, selanjutnya dipanaskan sampai menghasilkan uap jenuh (saturated

    steam). Uap jenuh dari ketel dipanaskan lanjut di pemanas lanjut (superheater)

    dan menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam) yang siap untuk

    digunakan, seperti :

    Menggerakkan turbin uap (steam turbine)

    Untuk keperluan pemrosesan (merebus, memanaskan, dll.) Steam

    generation juga dilengkapi dengan peralatan peralatan keselamatan,

    seperti :

    Pengukur level air di ketel

    Pengukur tekanan di ketel

    dll

    1.5 Bahan Bakar dan Proses Pembakaran

    Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bahan bakar dan dapat

    menghasilkan energi panas adalah karbon (C), hidrogen (H2), dan belerang (S).

    Unsur-unsur tersebut akan teroksidasi di ruang bakar dan membentuk gas-gas

    yang disebut gas asap. Pada umumnya, bahan bakar juga mengandung oksigen

    (O2) yang bereaksi terlebih dahulu dengan hidrogen. Adanya hidrogen

    merupakan kerugian energi panas karena jumlah hidrogen yang seharusnya

    menghasilkan energi panas di ruang bakar seluruhnya, sebagian telah terambil

    oleh oksigen.

    1.6 Kebutuhan Udara Pembakaran

    Udara yang dibutuhkan untuk membakar bahan bakar dengan reaksi

    kimia yang sempurna disebut keperluan udara teoritik dan stokiometrik.

    Kebutuhan udara biasanya dinyatakan dengan jumlah udara yang diperlukan

    untuk membakar 1 kg bahan bakar. Dari reaksi kimia dapat ditentukan udara dan

  • 10

    gas asap yang terjadi. Kebutuhan udara dan gas asap yang terjadi untuk setiap kg

    unsur bahan bakar dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 1.1 Kebutuhan udara dan gas asap yang terjadi

    Unsur

    Bahan

    Bakr (kg)

    Keperluan Udara Gas Asap

    Oksigen

    kg/kg

    Unsur

    Nitrogen

    terbawa

    kg/kg Unsur

    Udara

    Kg/kg

    Unsur

    Hasil hasil reaksi Nitroge

    n

    kg/kg

    Unsur

    Total

    kg/kg

    Unsur

    Rumus

    Kimia

    Jumlah

    kg/kg unsur

    C 2,667 8,828 11,495 CO2 3,667 8,828 12,495

    H 8 26,483 34,483 H2O 9 26,483 35,483

    S 1 3,31 4,31 SO2 2 3,31 5,31

    Jika setiap bahan bakar mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

    Karbon (C) = c kg

    Hidrogen (H2) = h kg

    Belerang (S) = s kg

    Nitrogen (N2) = n kg

    Oksigen (O2) = o kg

    Air (H2O) = w kg

    Abu (A) = a kg

    Total 1 kg

    Maka keperluan udara teoritik (Lt) adalah sebagai berikut:

    Lt = 11,495 (c) + 34,483 (h-o/8) + 4,31 (s)kg udara/kg bb

    Keperluan udara yang sebenarnya (Ls) dinyatakan dengan persamaan :

    Ls = (1 - ) Lt

    = faktor kelebihan udara (exess air)

    Harga bergantung pada jenis bahan bakar, ukuran bahan bakar dan cara

    pembakaran. Ls juga biasa disebut perbandingan bahan bakar/air fuel ratio (AF).

  • 11

    Keperluan udara per kg bahan bakar sering dinyatakan dalam

    Nm3 dengan persamaan:

    Lsv =

    =

    Nm3kg bb

    1.7 Gas Asap/ Flue Gas Hasil Pembakaran

    Jumlah asap yang terjadi jika bahan bakar tidak mengandung abu harus

    sama dengan penjumlahan udara yang diberikan dengan bahan bakar yang

    terbakar. Jika udara yang diberikan memiliki faktor untuk setiap kg bahan bakar,

    udara sejumlah. Lt tidak melakukan reaksi pembakaran. Udara tersebut masih

    tetap dan berada dengan asap.

    1.8 Pengujian Boiler

    Pengujian boiler dapat membantu dalam menemukan penyimpangan

    efisiensi boilerdari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan

    perbaikan. Di dalam pengujian boiler, hal yang harus diperhatikan, yaitu:

    1.8.1 Neraca Panas

    Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk

    terhadap energi total yang keluar boiler dalam bentuk yang berbeda.

    Proses pembakararan pada boiler dapatdigambarkan pada diagram

    neraca energi. Diagram ini menggambarkan energi yang masukdari

    bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan

    dan menjadialiran energi dan panas yang hilang.

    Gambar 1.7 Diagram neraca energi boiler

  • 12

    1.8.2 Perpindahan Panas

    Perpindahan panas adalah proses terjadinya perpindahan panas dari

    temperature tinggi ke temperatur rendah melalui suatu media. Panas

    selalu bergerak dari tempat yangpanas ke tempat dingin. Perpindahan

    panas dibagi dalam tiga cara, yaitu konduksi, radiasi dan konveksi.

    Perpindahan panas secara konduksi, Konduksi merupakan proses

    perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel.

    Qk = - kA

    di mana , q : laju perpindahan kalor

    k : konduktivitas terma

    A : luas permukaan

    gradien suhu ke arah perpindahan kalor

    Perpindahan panas secara Radiasi, Radiasi merupakan

    perpindahan energi kalor dalam bentuk

    gelombang elektromagnetik.

    q= - hAT4

    di mana, q : kalor

    : proporsionalitas/Stefan- Boltzmann, 5,669 x 10-8 W/m2.K4

    A : luas permukaan

    T : perubahan temperatur

    Perpindahan panas secara konveksi, Konveksi merupakanproses

    perpindahan panas dari suatu bagian fluida ke bagian lain fluida

    oleh pergerakan fluida itu sendiri. Perpindahan panas konveksi

    diklasifikasikandalam konveksi alami (natural convection) dan

    konveksi paksa (force convection) menurutcara menggerakkan

  • 13

    alirannya. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan

    kerapatandisebut konveksi alami (natural convection) dan bila

    didorong, misal dengan fan ataupompa disebut konveksi paksa

    (forced convection).

    Q = hAT

    di mana, q : kalor

    h : koefisien perpindahan kalor

    A : luas permukaan

    T: perubahan temperatur

    1.8.3 Perhitungan Efisiensi Boiler

    Untuk menghitung efisiensi boiler diperlukan data hasil perhitungan

    keseimbanganmassa dan energi. Perhitungan yang akan dilakukan

    merupakan efisiensi termal denganmenggunakan metode langsung.

    Efisiensi dihitung menggunakan parameter-parameterenergi masuk

    dan energi keluar sistem boiler yang berguna.

    effesiensi =

    x 100%

    effisiensi =

    Di mana:

    = laju alir air umpan (kg/jam)

    H = entalpi air pengisi boiler (kJ/kg)

    Mb = laju alir bahan bakar (kg/jam)

    NHF = nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

    Mu = laju alir udara (kg/jam)

    Hu = entalpi udara (kJ/kg)

    Hu = entalpi uap (kJ/kg)

  • 14

    1.8.4 Parameter pengukuran

    Di dalam pengujian ini, parameter pengukuran yang diamati yaitu:

    - Air pengisi boiler

    Laju alir air pengisi boiler

    Temperatur

    - Bahan bakar

    Laju alir bahan bakar

    Temperatur

    - Udara pembakaran

    Laju alir udara

    Temperatur udara sekitar

    - Uap

    Temperatur

    Tekanan

  • 15

    2. Turbin Uap

    Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik

    tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,

    kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai

    fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk

    mengubah air menjadi uap.

    2 3

    Wp WT

    1 4

    Gambar 2.1 Siklus rankine

    Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada

    siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler

    dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap

    panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke

    turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk

    uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju

    aliran massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan

    diagram T-s berikut:

    BOILER

    konderser

    Q in

    Q out

  • 16

    3

    T Cp

    2

    4

    1

    s

    Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh

    suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida

    kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus 1 2

    2 3 3 4 1

    Dengan rumus:

    W = T dS

    W = Kerja per satuan berat fluida kerja

    Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )

    Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus

    Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :

    1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian

    gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer disekitarnya .

    2. Kerugian tekanan dalam ketel uap

    3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja

    dan bagian-bagian dari turbin.

    Gambar.2.2 Diagram Temperatur (T) Entropi (S)

  • 17

    2.1 Prinsip Kerja Turbin Uap

    Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :

    Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari

    uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.

    Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke

    dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar

    dari pada saat masuk ke dalam nosel.

    Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang

    berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang

    mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah

    mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini

    menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan

    poros turbin.

    Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti

    hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu

    turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan

    sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris

    sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris

    pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide

    blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap

    dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.

    Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat

    dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat

    dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin

    menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

  • 18

    2.2 Klasifikasi Turbin Uap

    Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang

    berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut proses

    penurunan tekanan uap sebagai berikut:

    2.2.1 Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya

    1. Turbin Impulse

    Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana

    berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada

    rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut

    keluar.

    Turbin satu tahap.

    Turbin impuls gabungan.

    Turbin impuls gabungan kecepatan.

    Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:

    - Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada

    sudu diam / nosel.

    - Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan

    Rata.

    2. Turbin Reaksi

    Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari

    baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi

    dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris,

    karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap

    walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.

    Ciri-ciri turbin ini adalah :

    - Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

    - Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan

    Bertingkat.

  • 19

    2.2.2 Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan

    Dalam Turbin

    Turbin Tunggal ( Single Stage )

    Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk

    daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.

    Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).

    Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya

    besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih.

    Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.

    2.2.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap

    Turbin Kondensasi.

    Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam

    kompresor.

    Turbin Tekanan Lawan.

    Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga

    masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.

    Turbin Ekstraksi.

    Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses

    pemanasan lain, misalnya proses industri.

    2.3 Prinsip Kerja Turbin Uap Jenis Bertingkat 905 TG 1 / 2 / 3 / 4

    Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang

    mempunyai Condensing Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis bertingkat.

    Turbin uap yang diinjeksikan steam LP kedalam turbin dan keluaran dalam

    bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap kondensasi.

    Besarnya tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar.

    Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang

    dihasilkan turbin diperoleh dari selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap (

    massa aliran uap persatuan waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan pada saat

  • 20

    transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang

    dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:

    P = h . ms . i . m dalam KW

    Dimana :

    h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk

    kedalam turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam

    KJ/Kg.

    Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan

    waktu).

    i : Rendemen dalam turbin.

    m : Rendamen mekanis dari turbin.

    Dan randemen dari kopling dari turbin

    I . m = c

    Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem

    sudu-sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih

    sehingga dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan, tegantung

    dari jenis turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi. Berikut gambar grafik

    kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin bertingkat aksi dan

    reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu pengarah maupun pada

    sudu gerak sehingga menggerakan dan mendorong sudu dalam arah aksial.

    Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah biasanya dengan memasang sudu-

    sudu gerak pada pada drum yang juga berfungsi sebagai rotor.

  • 21

    2.3.1 Proses Induction Steam Turbin.

    Proses pemasukan uap di turbin uap 905 GT 1/2/3/4 secara sederhana :

    Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup total

    suplay uap dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari stop

    valve, uap melewati HP control valve. Control valve ( katup pengatur ) ini

    digerakkan oleh sebuah balok yang diatur naik atau turun oleh sebuah silinder

    melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima sinyal dari Governor.

    Katup pengatur uap tekanan tinggi ( HP Control Valve ) mengatur jumlah

    uap yang masuk ke nosel ( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan

    turbin impuls satu tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian

    menggerakkan turbin reaksi yang terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin ini

    memungkinkan penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang

    diijeksikan/induction untuk membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke 13

    dan tingkat ke 14.

    Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur

    oleh LP control valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor mengatur

    aliran uap tekanan rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling bergantung

    satu sama lainnya. Uap yang telah diekspansikan keluar melalui pipa buangan

    berdiameter 70 inchi. Pipa buangan dari tiap turbin 905 - TG 1/2/3/4 bergabung

    pada satu pipa berdiameter 110 inchi yang selanjutnya mengalirkan uap dan

    kondensat ke surface condensor (pendingin dengan media udara). Sebelum air

    tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air kondensat digabungkan dengan air

    yang ada pada bak penampung dan dipompakan ke Turbin 1 Tingkat yang

    berjumlah dua buah untuk menjaga kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air

    dikembalikan kembali ke boiler untuk diubah menjadi uap kembali, jadi sistem

    yang digunakan adalah sistem tertutup.

    Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada

    dudukan Bantalan (Bearing Pendestal ).

  • 22

    Pipa keluaran uap dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai

    sambungan Flens dan arah aliran kebawah. Poros turbin terbuat dari baja tempa

    yang kemudian dikerjakan dengan proses permesinan. Sudu turbin terdiri dari

    sudu impuls dan sudu reaksi. Bantalan Luncur ( Jounal Bearing ) penyangga poros

    terdiri dari dua bahagian. Dudukan bagian depan juga merupakan Rumah

    Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam gaya aksial. Kelonggaran yang

    tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan menghasilkan pemanfaatan

    energi yang optimum.

    Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial

    yang ditimbulkan oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada

    beban yang terjadi yang kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat

    bersamaan Balancing piston menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu impuls.

    Diafragma memisahkan uap bertekanan tinggi dengan uap bertekanan rendah.

    Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.

    Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin

    melalui roda gigi. Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk

    mengurangi aliran uap ke turbin bila kecepatan putar melebihi yang diinginkan

    (Over Speed).

    2.3.2 Bagian bagian Turbin Uap 905 TG 1 / 2 / 3 / 4

    Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar

    Turbin Part SR 434450 maka bagian bagian Turbin dapat diuraikan sebagai

    berikut :

    1. CASSING

    Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.

    2. ROTOR

    Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin

    atau deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin

  • 23

    bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi

    maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul

    secara aksial terhadap poros.

    3. BEARING PENDESTAL

    Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.

    4. JOURNAL BEARING

    Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya

    Tegak Lurus Rotor.

    5. THRUST BEARING

    adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima

    gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju

    mundurnya poros rotor.

    6. MAIN OLI PUMP

    Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian

    bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :

    Sebagai Pelumas pada bagian bagian yang berputar.

    Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke

    bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler

    Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara

    rotasi.

    Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor

    sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan

    terdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .

    7. GLAND PACKING

    Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun

    kebocoran oli.

    8. LABIRINTH RING

    Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.

    9. IMPULS STAGE

  • 24

    Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116

    buah

    10. STASIONARY BLADE

    Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam

    yang masuk.

    11. MOVING BLADE

    Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi

    Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.

    12. CONTROL VALVE

    Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang

    masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

    13. STOP VALVE

    Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau

    menghentikan aliran steam yang menuju turbin.

    14. REDUCING GEAR

    Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin

    dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros

    rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.

    Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :

    Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-

    bagian dalam reducing gear.

    Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang

    putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.

    Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical

    yang putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor

    turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.

    Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan /

    menerima gaya tegak lurus dari pinion gear.

  • 25

    Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing

    terhadap gaya radial shaft pinion gear.

    Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau

    menahan gaya radial dari shaft gear wheel.

    Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing

    terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.

    Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan

    atau menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial )

    yang merupakan gerak maju mundurnya poros.

    3. Pembangkit Energi dan Penggunaannya

    3.1 Definisi Kogenerasi dan Sistem kogenerasi

    Menurut definisi, kogenerasi adalah suatu proses pembangkitan dan

    pemanfaatan energi dalam bentuk yang berbeda secara serempak dari energi

    bahan bakar untuk menghasilkan tingkat efisiensi maksimum, ekonomis dan

    ramah lingkungan.

    Aplikasi

    kogenerasi yang lazim digunakan adalah pembangkitan energi listrik dan

    pembangkitan energi termal. Energi listrik akan dipakai untuk catu daya bagi

    peralatan kelistrikan. Energi termalnya akan digunakan untuk membangkitkan

    uap, air panas, atau untuk proses pendingin sebuah absorption chiller.

    Sistem kogenerasi adalah serangkaian atau pembangkitan secara

    bersamaan beberapa bentuk energi yang berguna (biasanya mekanikan dan

    termal) dalam satu sistem yang terintegrasi. Sistem CHP (Combined Heat &

    Power) terdiri dari sejumlah komponen individu mesin penggerak (mesin

    panas), generator, pemanfaatan kembali panas, dan sambungan listrik

    tergabung menjadi suatu integrasi. Jenis peralatan yang menggerakkan seluruh

    system (mesin penggerak) mengidentifikasi secara khusus sistim CHPnya. Mesin

    penggerak untuk sistim CHP terdiri dari mesin reciprocating, pembakaran atau

  • 26

    turbin gas, turbin uap, turbin mikro dan sel bahan bakar. Mesin penggerak ini

    dapat membakar berbagai bahan bakar, yaitu gas alam, batubara, minyak bakar,

    dan bahan bakar alternatif untuk memproduksi daya poros atau energy mekanis.

    Meskipun umumnya energi mekanis dari mesin penggerak digunakan untuk

    menggerakkan generator untuk membangkitkan listrik, tetapi dapat juga

    digunakan untuk menggerakkan peralatan yang bergerak seperti kompresor,

    pompa, dan fan. Energi termal dari sistim dapat digunakan untuk penerapan

    langsung dalam proses atau tidak langsung untuk memproduksi steam, air panas,

    udara panas untuk pengeringan, atau air dingin/ chilled water untuk proses

    pendinginanan.

    Gambar 3.1 Efisiensi Energi Advantage Pada Sistim Kogenerasi (UNESCAP, 2000)

    Gambar 3.1 menunjukkan efisiensi energi canggih CHP dibandingkan

    dengan stasiun pusat pembangkit listrik konvensional dan pembangkit boiler.

    Sistim CHP hanya menggunakan energy tiga perempat bagian dari energi yang

    digunakan jika sistim panas dan daya terpisah. Penurunan konsumsi bahan bakar

    primer ini merupakan keuntungan utama sistim CHP, karena jika pembakaran

    lebih efisien atau kebutuhan bahan bakar lebih sedikit, berarti emisi akan lebih

    sedikit untuk hasil yang sama.

  • 27

    3.2 Sistem Kogenerasi Turbin Uap

    Turbin uap merupakan salah satu teknologi mesin penggerak yang multi

    guna dan tertua yang masih diproduksi secara umum. Pembangkitan energi

    dengan menggunakan turbin uap telah berlangsung sekitar 100 tahun, ketika alat

    tersebut menggantikan mesin steam reciprocating karena efisiensinya yang

    tinggi dan biayanya yang murah. Kapasitas turbin uap dapat berkisar dari 50 kW

    hingga ratusan MWs untuk plant utilitas energi yang besar. Turbin uap digunakan

    secara luas untuk penerapan gabungan panas dan daya (CHP). Siklus

    termodinamika untuk turbin uap merupakan siklus Rankine. Siklus merupakan

    dasar bagi stasiun pembangkitan daya konvensional dan terdiri dari sumber

    panas (boiler) yang mengubah air menjadi steam tekanan tinggi. Dalam siklus

    steam, air pertama-tama dipompa ke tekanan sedang hingga tinggi, kemudian

    dipanaskan hingga suhu didih yang sesuai dengan tekanannya, dididihkan

    (dipanaskan dari cair hingga uap), dan kemudian biasanya diberikan panas

    berlebih/superheated (dipanaskan hingga suhu diatas titik didih). Turbin multi

    tahap mengekspansi steam bertekanan sampai ke tekanan rendah dan steam

    kemudian dikeluarkan ke kondensor pengembun pada kondisi vakum atau

    menuju sistim distribusi suhu menengah yang mengirimkan steam ke

    penggunaan industry atau komersial. Kondensat dari kondensor atau dari sistim

    penggunaan steam dikembalikan ke pompa air umpan untuk keberlanjutan

    siklus. Dua jenis turbin uap yang banyak digunakan adalah jenis tekanan balik

    dan ekstraksi kondensasi. Pemilihan diantara keduanya sangat tergantung pada

    besarnya panas dan daya, kualitas panas dan faktor ekonomi. Titik ekstraksi

    steam dari turbin dapat lebih dari satu, tergantung pada tingkat suhu dari panas

    yang diperlukan oleh proses.

  • 28

    3.2.1. Turbin Steam Tekanan Balik

    Turbin steam tekanan balik merupakan rancangan yang paling sederhana.

    Steam keluar turbin pada tekanan yang lebih tinggi atau paling tidak sama

    dengan tekanan atmosfir, yang tergantung pada kebutuhan beban panas. Hal ini

    yang menyebabkan digunakannya istilah tekanan balik. Dengan cara ini juga

    memungkinkan mengekstraksi steam dari tahap intermediate turbin uap, pada

    suhu dan tekanan yang sesuai dengan beban panas. Setelah keluar dari turbin,

    steam diumpankan ke beban, dimana steam ini akan melepaskan panas dan

    kemudian diembunkan. Embun kondensat kembali ke sistim dengan laju alir yang

    dapat lebih rendah dari laju alir steam, jika steam digunakan dalam proses atau

    jika terdapat kehilangan-kehilangan sepanjang jalur pipa. Air make-up digunakan

    untuk menjaga neraca bahan.

    Sistem tekanan balik memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

    Rancangannya sederhana dengan hanya beberapa komponen

    Biaya tahapan tekanan rendah yang mahal dihindarkan.

    Modalnya rendah

    Kebutuhan air pendingin berkurang atau bahkan tidak ada.

    Efisiensi totalnya tinggi, sebab tidak terdapat pembuangan panas ke

    lingkungan yang melalui kondensor.

  • 29

    Sistim tekanan balik memiliki kerugian-kerugian sebagai berikut:

    Turbin uap lebih besar untuk keluaran energi yang sama, sebab turbin ini

    beroperasi pada perbedaan entalpi steam yang lebih rendah.

    Laju alir massa steam yang menuju turbin tergantung pada beban termis.

    Sebagai akibatnya, listrik yang dihasilkan oleh steam dikendalikan oleh

    beban panas, yang menghasilkan sedikit atau tidak ada fleksibilitas pada

    penyesuaian langsung keluaran listrik terhadap beban listrik. Oleh karena

    itu, terdapat kebutuhan bagi hubungan dua arah jaringan listrik untuk

    pembelian listrik tambahan atau penjualan listrik berlebih yang

    dihasilkan.

    3.2.2 Ekstraksi Kondensasi Turbin Uap

    Pada sisitim ini, steam untuk beban panas diperoleh dengan cara

    ekstraksi dari satu atau lebih tahap intermediate pada tekanan dan suhu yang

    sesuai. Steam yang tersisa dibuang ke tekanan kondensor, yang besarnya 0,05

    bar dengan suhu sekitar 33 C, sehingga tidak memungkinkan untuk

    dimanfaatkan karena suhunya sangat rendah. Sebagai akibatnya, steam ini

    dibuang ke atmosfir. Jika dibandingkan dengan sistim tekanan balik, turbin jenis

    kondensasi memiliki biaya investasi yang lebih tinggi dan, umumnya, efisiensi

    totalnya lebih rendah. Namun demikian, untuk tingkatan tertentu, turbin ini

    dapat mengendalikan energy listrik yang tidak tergantung pada beban panas

    dengan cara pengaturan laju alir steam yang tepat melalui turbin.

  • 30

    3.3 Turbin Gas Sistem Kogenerasi

    Sistem turbin gas beroperasi pada siklus termodinamika yang dikenal

    dengan siklus Brayton. Pada siklus Brayton, udara atmosfir dikompresi,

    dipanaskan, diekspansikan, dengan kemudian berlebih yang dihasilkan oleh

    turbin atau ekspander yang dipakai oleh kompresor digunakan untuk

    pembangkitan energi. Turbin gas sistim kogenerasi dapat menghasilkan seluruh

    atau sebagian permintaan energy setempat, dan energi yang dilepas pada suhu

    tinggi pada cerobong pengeluaran dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai

    pengunaan pemanasan dan pendinginan (lihat Gambar 4). Walau gas alam sudah

    hampir umum digunakan, bahan bakar lain seperti bahan bakar minyak ringan

    atau diesel dapat juga dipakai. Ukuran turbin gas yang digunakan bervariasi dari

    beberapa MW hingga sekitar 100 MW. Turbin gas kogenerasi memiliki

    pengalaman perkembangan yang tercepat akhir-akhir ini karena besarnya

    ketersediaan gas alam, kemajuan teknologi yang cepat, penurunan biaya

    Pemasangan yang cukup berarti, dan kinerja lingkungan yang lebih baik.

    Selanjutnya, masa persiapan untuk perkembangan suatu proyek lebih pendek

    dan peralatan dapat dikirim dengan cara modul. Turbin gas memiliki waktu start-

    up yang pendek dan memberi fleksibilitas operasi yang berubah-ubah. Walau

    turbin tersebut memiliki panas rendah terhadap efisiensi energi, panas yang

    dapat dimanfaatkan kembali pada suhu tinggi lebih banyak. Jika keluaran panas

    kurang dari yang diperlukan oleh pengguna, maka memungkinkan untuk memiliki

    pembakaran tambahan gas alam dengan cara mencampurkan bahan bakar

    tambahan terhadap gas buang yang masih kaya dengan oksigen untuk

    meningkatkan keluaran panas yang lebih efisien.

  • 31

    3.3.1 Turbin gas siklus terbuka sistem kogenerasi

    Hampir seluruh sistim turbin gas yang tersedia saat ini, pada berbagai

    sektor penggunaan, beroperasi pada siklus Brayton terbuka (juga dikenal dengan

    siklus Joule bila ketidak dapat baliknya diabaikan) dimana kompresor mengambil

    udara dari atmosfir dan membawanya pada tekanan yang lebih tinggi ke

    pembakar. Suhu udara juga meningkat karena kompresi. Unit yang lebih tua dan

    lebih kecil beroperasi pada perbandingan tekanan sekitar 15:1, sementara unit

    yang lebih baru dan lebih besar beroperasi pada perbandingan tekanan

    mendekati 30:1.

    Udara dikirimkan melalui sebuah diffuser ke ruang pembakaran yang

    bertekanan konstan, dimana bahan bakar diinjeksi dan dibakar. Diffuser

    menurunkan kecepatan udara ke nilai yang dapat diterima dalam pembakar.

    Terdapat penurunan tekanan/ pressure drop di dalam pembakar sekitar 1,2%.

    Pembakaran berlangsung dengan udara berlebih. Gas buang keluar pembakar

    pada suhu tinggi dengan konsentrasi oksigen sampai 15-16%. Semakin tinggi

    suhu pada siklus ini, akan semakin tinggi efisiensi siklusnya. Batas atasnya

  • 32

    ditentukan daya tahan material turbin terhadap suhu, juga oleh efisiensi sudu-

    sudu pendingin. Batasan suhu pada teknologi terbaru adalah sekitar 1300C. Gas

    buang yang bersuhu dan bertekanan tinggi ini menuju turbin gas menghasilkan

    kerja mekanis untuk menggerakan kompresor dan beban (generator listrik). Gas

    buang meninggalkan turbin pada suhu yang cukup besar (450-600 C), yang ideal

    untuk dimanfaatkan kembali panas yang bersuhu tinggi. Untuk pemanfaatan

    yang lebih efisien, dipengaruhi oleh boiler pemanfat kembali panas yang

    bertekanan tunggal atau ganda. Steam yang dihasilkan dapat memiliki tekanan

    dan suhu yang tinggi, yang menjadikannya cocok tidak hanya untuk proses

    termal saja namun juga untuk menggerakkan turbin uap sehingga menghasilkan

    energi tambahan.

    3.3.2 Sistem kogenerasi turbin gas siklus tertutup

    Dalam sistim siklus tertutup, fluida kerja (biasanya gas helium atau udara)

    bersirkulasi dalam suatu sirkuit tertutup. Fluida ini dipanaskan dalam suatu

    penukar panas sebelum masuk menuju turbin, dan didinginkan setelah keluar

    turbin dan melepaskan panas yang berguna. Sehingga maka fluida kerjanya

    bersih dan tidak menyebabkan korosi ataupun erosi.

    Sumber panas dapat berasal dari pembakaran eksternal berbagai bahan

    bakar. Juga dapat digunakan energi nuklir atau energi matahari.

    3.4 Sistim Kogenerasi Mesin Reciprocating

    Mesin-mesin reciprocating cocok untuk berbagai penggunaan pembangkitan

    yang terdistribusi, industri, komesial, dan fasilitas institusional untuk

    pembangkitan daya dan CHP. Mesin reciprocating mudah menyalakannya,

    mengikuti beban dengan baik, memiliki efisiensi beban sebagian yang bagus, dan

    umumnya memiliki kehandalan yang tinggi. Dalam beberapa kasus, unit mesin

    multiple reciprocating meningkatkan kapasitas total. Mesin reciprocating

    memiliki efisiensi listrik lebih tinggi dibanding turbin gas dengan ukuran yang

  • 33

    sebanding, dengan demikian merendahkan biaya operasi yang berhubungan

    dengan bahan bakar. Disamping itu, biaya awal genset mesin reciprocating

    umumnya lebih rendah dari genset turbin gas hingga ukuran 3-5 MW. Biaya

    perawatan mesin reciprocating umumnya lebih tinggi dari turbin gas, namun

    perawatan kadang dapat ditangani oleh karyawan setempat atau disediakan oleh

    organisasi layanan setempat.

    Potensi penerapan pembangkitan yang terdistribusi untuk mesin

    reciprocating terdiri dari standby, pemangkasan beban puncak, penyangga grid,

    dan penerapan CHP dimana diperlukan air panas, steam tekanan rendah, atau

    limbah absorpsi panas pembakaran pada pendingin. Mesin reciprocating juga

    digunakan secara luas sebagai penggerak mekanik langsung dalam berbagai

    penerapan seperti pompa air, kompresi udara dan gas dan pendinginan.

    Gambar 3.2.1 : Sistim Kogenerasi Mesin Reciprocating (UNESCAP, 2000)

    Sementara penggunaan mesin reciprocating tumbuh di berbagai penerapan

    pembangkitan yang terdistribusi, penerapan pembangkitan yang paling umum di

    lokasi untuk mesin SI gas alam secara tradisional adalah CHP, dan kecenderungan

    ini nampaknya akan berlanjut terus. Segi ekonomi dari mesin gas alam pada

    penerapan pemangkitan di tempat diperbaiki dengan penggunaan energi panas

  • 34

    yang efektif dari energi panas yang terkandung dalam sistim gas buang dan

    pendinginan, yang biasanya sebesar 60 hingga 70% dari energi bahan bakar

    masuk. Terdapat empat sumber limbah panas yang dapat digunakan dari mesin

    reciprocating: gas buang, air pendingin jaket mesin, air pendingin minyak

    pelumas, dan pendingin turbocharger. Panas yang termanfaatkan umumnya

    dalam bentuk air panas atau steam tekanan rendah (

  • 35

    Koefisien perpindahan

    panasnya baik

    Koefisiennya

    menengah

    Koefisiennya relatif buruk

    Diperlukan tekanan

    tinggi

    untuk suhu yang tinggi

    Diperlukan tekanan

    tinggi untuk

    suhu yang tinggi

    Hanya diperlukan tekanan

    rendah untuk mendapatkan

    suhu

    tinggi

    Tidak diperlukan pompa

    sirkulasi

    Pipa-pipanya kecil

    Diperlukan pompa

    sirkulasi

    Pipa-pipanya besar

    Diperlukan pompa sirkulasi

    Pipa-pipanya besar

    Mudah untuk

    mengendalikan dengan

    kran

    dua arah

    Lebih rumit

    mengendalikan

    diperlukan kran tiga

    arah atau

    kran tekanan

    diferensial

    Lebih rumit mengendalikan

    diperlukan kran tiga arah

    atau

    kran tekanan diferensial

    Penurunan suhunya

    mudah

    dilakukan melalui kran

    penurun suhu

    Penurunan suhunya

    lebih sulit

    Penurunan suhunya lebih

    sulit

    Diperlukan steam traps Tidak diperlukan

    steam traps

    Tidak diperlukan steam

    traps

    Terdapat kondensat yang

    harus ditangani

    Tersedia flash steam

    Tidak ada

    penanganan

    kondensat

    Tidak ada flash

    steam

    Tidak ada penanganan

    kondensat

    Tidak ada flash steam

    Perlu blowdown boiler Tidak perlu

    blowdown

    Tidak perlu blowdown

    Diperlukan pengolahan Sedikit terjadi korosi Korosi diabaikan

  • 36

    air

    untuk mencegah korosi

    Diperlukan jaringan

    pemipaan yang baik

    Media yang dicari,

    pengelasan dan

    penyambungan

    Media yang sangat dicari,

    pengelasan dan

    penyambungan

    3.5 Klasifikasi Lain Sistim Kogenerasi

    Sistim kogenerasi biasanya diklasifikasikan menurut urutan penggunaan

    energi dan skema operasi yang diambil. Pada sistim kogenerasi dasar ini dapat

    diklasifikasikan sebagai siklus atas atau bawah.

    3.5.1 Siklus Atas

    Dalam siklus atas, bahan bakar yang dipasok digunakan untuk

    memproduksi daya terlebih dahulu dan kemudian energi panas, yang merupakan

    produk samping siklus dan digunakan untuk memenuhi panas proses atau

    permintaan panas lainnya. Kogenerasi siklus atas digunakan secara luas dan

    merupakan metode kogenerasi yang paling populer.

    Tabel 3.3.1. Empat jenis sistim kogenerasi siklus atas (gambar dari Departement

    Energi, Australia)

  • 37

    a. Sistim atas siklus kombinasi

    Sebuah turbin gas atau mesin diesel memproduksi listrik atau daya mekanis

    diikuti oleh boiler pemanfaat panas untuk menghasilkan steam untuk

    menggerakan turbin uap sekunder.

    b. Sistim atas turbin steam

    Jenis kedua dari sistim membakar bahan bakar (jenis apapun) untuk

    menghasilkan steam tekanan tinggi yang kemudian melewati turbin uap

    untuk menghasilkan daya dengan buangan steam dari proses yang bertekanan

    rendah.

    c. Sistim atas pemanfaatan kembali panas

    Jenis ini memanfaatkan panas yang diambil dari buangan mesin dan/atau jaket

    sistim pendingin yang mengalir menuju boiler pemanfaat panas,

    dimana panas ini diubah menjadi steam untuk proses/air

    panas untuk penggunaan lebih lanjut.

  • 38

    d. Sistim atas turbin gas

    Turbin gas alam menggerakan sebuah generator. Gas buang mengalir ke

    boiler pemanfaat panas yang membuat steam dan panas untuk proses.

    3.5.2 Siklus bawah

    Dalam siklus bawah, bahan bakar primer memproduksi energi panas suhu

    tinggi dan panas yang keluar dari proses digunakan untuk membangkitkan daya

    melalui boiler pemanfaat kembali dan sebuah generator turbin. Siklus bawah

    cocok untuk proses manufakturing yang memerlukan panas pada suhu tinggi

    dalam tungku dan kiln, yang membuang panas pada suhu tinggi. Areal

    penerapannya termasuk industri semen, baja, keramik, gas, dan petrokimia.

    Plant siklus bawah kurang umum daripada siklus atas. Gambar 9

    menggambarkan siklus bawah dimana bahan bakar dibakar dalam furnace untuk

    menghasilkan rutile sintetik. Limbah gas yang keluar dari furnace digunakan

    dalam boiler untuk menghasilkan steam, yang menggerakan turbin ntuk

    menghasilkan listrik.

    Gambar 3.3.1, Sistim kogenerasi siklus bawah (Biro Efisiensi Energi, 2004)