Dasar Teori Gm

Embed Size (px)

Citation preview

Lapran Resmi Praktikum Geomorfologi 2012

Lapran Resmi Praktikum Geomorfologi 2013

BAB I

PETA TOPOGRAFI

Maksud dan Tujuan

Maksud acara pengenalan peta topografi adalah

Mengenal unsur-unsur pada peta topografi atau peta Rupa Bumi Indonesia

Mengenal macam-macam skala peta

Mengerti sifat-sifat dan cirri-ciri garis kontur pada peta topografi

Tujuan acara pengenalan peta topografi adalah agar praktikan mampu menjelaskan

Elemen-elemen pada peta topografi atau peta Rupa Bumi Indonesia

Berbagai macam skala berikut kelebihan dan kekurangannya

Sifat-sifat dan cirri-ciri garis kontur

Makna tiga dimensi dari peta topografi

Dasar teori

Peta rupa bumi merupakan peta garis yang menggambarkan kenampakan muka bumi yang terdiri dari garis pantai, garis kontur, perairan, nama rupabumi, batas administratif, perhubungan, bangunan dan fasilitas umum dan penutup lahan.

Peta topograafi berasal dari Bahasa Yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.

Unsur-unsur Peta

GARIS PANTAIgaris yang mempertemukan antara daratan dengan lautan yang dipengaruhi pasang surut air laut, terdiri atas :

- garis pantai surut terendah

- garis pantai pasang tertinggi

- garis pantai tinggi permukaan air laut rata-rataPERAIRAN garis yang menunjukkan pertemuan daratan dan permukaan tubuh airNAMA RUPABUMInama bagian rupabumi baik alam maupun buatanPOLA PENGALIRANsegala bentuk yang berhubungan dengan penyaluran baik permukaan maupun dibawah permukaan bumiBATAS ADMINISTRATIFgaris khayal yang menggambarkan batas wilayah antardesa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, antar negara PERHUBUNGANgaris yang menggambarkan prasarana didarat untuk perpindahan manusia dan/atau barang dari suatu tempat ketempat lainBANGUNAN DAN FASILITAS UMUMTitik dan/atau garis yang menggambarkan seluruh objek buatan manusia dan berbagai fasilitas umum yang berwujud bangunanPENUTUP LAHANGaris yang menggambarkan bataskawasan tumbuh-tumbuhan di atas permukaan bumiJUDUL PETA DAN LEMBAR PETANama daerah yang tercakup dalam peta, sedangkan nomer lembar peta berdasarkan sistem pembagian peta tertentu LEGENDASimbol /tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan di lapanganEDISI PETATahun pembuatan peta tersebutKOORDINAT PETAKedudukan suatu titik pada peta ditentukan dengan sistem sumbu yaitu garis yang saling berpotongan tegak lurusKoordinat Geografissumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Dinyatakan dengan satuan derjata menit dan detikKoordinat Grid (UTM)kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Garis vertikal diberi nomer urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horisontal diberi nomer urut dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4,6, atau 8 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka dan daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 angka. COVERAGE DIAGRAMDiagram yang menunjukkan dari mana dan bagaimana cara memperoleh datanyaINDEKS ADMINISTRASIPembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahanINDEKS TO ADJOINING SHEETPetunjuk tentang kedudukan peta terhadap peta-peta yang ada di sekitarnyaORIENTASI PETABagian yang menunjukkan utara dari petaarah utara magnetikarah utara sebenarnyaarah utara gridSKALA PETA

Angka perbandingan antara jarak dua titik dalam suatu informasi geospasial dengan jarak tersebut di mukabumi. Informasi geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan Skala Fraksidinyatakan dengan perbandingan 1 : 25.000 artinya pada peta jarak 1 cm sama dengan 25.000 cm (250 m) di lapangan. Apabila peta mengalami pembesaran, pengecilan/pemuaian, maka skala ini tidak terpakai lagi Skala Verbaldinyatakan dengan ukuran panjang, contohnya 1 cm = 10 km, artinya jarak 1 cm pda peta sama dengan 10 km di lapangan. Skala ini tidak jauh beda dengan skala fraksi

Skala Grafis perbandingan jarak horizontal sesungguhnya di lapangan dan jarak pada peta yang ditunjukan dengan garis. Keuntungannya tidak terpengaruh oleh pembesaran, pengecilan/pemuaian petaGARIS KONTURGaris khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai tinggian/kedalaman yang sama di permukaan bumi/di dasar lautNilai dari suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-rata yang mempunyai nilai nolMengubungkan titik-titik ketinggian yang sama, tidak bercabang dan merupakan garis yang tertutupGaris kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah, cekungan.Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubahGaris kontur dengan harga interval setengah digambarkan berupa garis putus-putus, biasanya ini dijumpai pada bagian puncak bukitLembah terlihat seperti huruf V yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncakPunggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkain berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncakGaris kontur yang rapat menunjukan tingkat kelerengan yang curam Garis kontur yang renggang menunjukan tingkat kelerengan yang landaiGaris tidak akan saling berpotongan satu sama lain kecuali pada lereng yang menggantung atau over hanging cliffKarakteristik garis kontur

BukitLerengLembahDataranTugas Mingguan

(Terlampir)

BAB 2

ASPEK MORFOLOGI

2.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara aspek morfologi adalah:

Mengenalkan deskripsi aspek-aspek morfologi suatu daerah berdasarkan peta

Topografi.

Mengenalkan aspek-aspek kuantitatif atau ukuran suatu bentuklahan.

Tujuan acara aspek morfologi adalah agar praktikan dapat:

Menjelaskan aspek morfografi suatu bentuklahan dan mengetahui ciri-cirinya pada peta topografi.

Menjelaskan aspek morfometri suatu bentuklahan dan mampu menentukan ukuran-ukurannya berdasarkan peta topografi.

Mengenal satuan bentuklahan berbasis morfologi.

2.2 Dasar Teori

Bentuklahan memiliki kesan topografis dan ekspresi topografik. Kesan topografis adalah konfigurasi permukaan bersifat pemerian atau deskriptif suatu bentuklahan. Ekspresi topografik diperlihatkan oleh aspek kuantitatif dari suatu bentuklahan. Apabila kesan dan ekspresi topografi tersebut diamati, maka akan memberikan penjelasan tentang sifat dan watak suatu bentuklahan.

Penentuan kesamaan sifat dan perwatakan bentuklahan berdasarkan kesan topografis dan ekspresi topografik akan membantu di dalam penentuan klasifikasi suatu bentuklahan berbasis morfologi.

2.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 3MORFOGENESA

3.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara aspek morfogenesa adalah:

Mengenalkan asal usul pembentukan dan perkembangan bentuklahan serta prosesproses geomorfologi yang terjadi.

Mengenalkan dasar-dasar pembagian bentuklahan.

Tujuan acara aspek morfogenesa adalah agar praktikan dapat:

Menjelaskan aspek morfogenesa suatu bentuklahan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (aspek struktur geologi, litologi, , serta mengetahui ciri-cirinya pada peta topografi.

Menentukan bentuklahan berbasis genetik.

3.2 Dasar Teori

Bentuklahan antara lain merupakan fungsi dari litologi penyusun, struktur geologi, dan proses geomorfologi. Oleh karena itu, dengan melakukan pengamatan secara teliti terhadap suatu bentuklahan, maka akan memberikan penjelasan tentang litologi penyusunnya, struktur geologi yang mempengaruhinya, dan proses geomorfologi yang berlangsung di daerah tersebut. Pengamatannya dapat secara langsung di lapangan atau melalui interpretasi terhadap peta topografi atau citra foto dan satelit.

Penentuan kesamaan sifat dan perwatakan bentuklahan berdasarkan litologi, struktur geologi dan proses geomorfologi, maka akan membantu di dalam penentuan klasifikasi suatu bentuklahan berbasis genetik.

3.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 4POLA PENGALIRAN

4.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara pola pengaliran adalah:

Mengenalkan macam-macam jenis pola pengaliran dasar dan ubahannya.

Mengenalkan cara analisis pola pengaliran pada peta topografi.

Mengenalkan jenis sungai berdasarkan tempat mengalirnya pada peta topografi.

Tujuan acara pola pengaliran adalah agar praktikan dapat:

Menjelaskan karakteristik pola pengaliran dasar dan ubahannya serta ciri-cirinya pada peta topografi.

Menjelaskan makna geologi suatu pola pengaliran dasar dan pola pengaliran ubahan serta hubungan antara pola pengaliran dan faktor-faktor yang mengendalikannya, yaitu faktor lereng, bentuklahan, litologi, dan struktur geologi.

Menjelaskan karakteristik sungai berdasarkan tempat mengalirnya dan mengungkap makna litologi, kompetensi dan kapasitas sungai.

4.2. Dasar Teori

Pola pengaliran adalah rangkaian bentuk aliran-aliran sungai pada daerah lemah tempat erosi mengambil bagian secara aktif serta daerah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul (A.D. Howard, 1967).

Kalimat di atas dapat dipahami sebagai:

Rangkaian bentuk aliran-aliran sungai: terdapat lebih dari satu aliran sungai dan terdiri atas aliran utama, cabang, dan ranting sungai.

Pada daerah lemah: atau zona lemah, yaitu bidang perlapisan, bidang kekar dan sesar atau bidang diskontinuitas.

Tempat erosi mengambil bagian secara aktif: artinya terdapat daya tahan terhadap erosi yang berbeda-beda, tergantung batuannya (litologi).

Daerah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul: faktor lereng dan bentuklahan.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pola pengaliran merupakan fungsi dari:

Topografi (kelerengan).

Bentuklahan.

Tingkat erosi (resistensi batuan).

Litologi (ukuran butir-pelapukan).

Struktur geologi (kekar, sesar, lipatan, dan perlapisan batuan).

Iklim (curah hujan dan vegetasi) serta infiltrasi (peresapan).

Berbekal peta topografi, maka antara lain dapat dilakukan interpretasi:

Pola pengaliran dasar dan berbagai ubahannya: mengungkap makna bentuklahan, lereng, litologi dan resistensinya, serta struktur geologi.

Penyimpangan aliran: mengungkap makna bentuklahan, lereng, litologi dan resistensinya, serta struktur geologi.

Tekstur pengaliran: mengungkap makna litologi dan resistensinya.

Bentuk lembah: mengungkap makna litologi dan resistensinya.

Tempat mengalirnya: mengungkap makna litologi dan resistensinya.

Dengan mengamati dan menganalisis pola pengaliran, maka dapat ditafsirkan kondisi kelerengannya, bentuklahan, litologi dan resistensinya, serta struktur geologi.

4.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

ACARA 5PENYIMPANGAN ALIRAN

5.1. Maksud dan Tujuan

Maksud acara penyimpangan aliran adalah:

1. Mengenalkan bermacam-macam bentuk penyimpangan aliran.

2. Mengenalkan tekstur pengaliran dan cara analisisnya melalui peta topografi.

3. Mengenalkan macam-macam bentuk lembah.

Tujuan acara pola pengaliran adalah agar praktikan dapat menjelaskan:

Macam-macam bentuk penyimpangan aliran serta faktor-faktor yang mengendalikannya, yaitu lereng, bentuklahan, litologi, atau struktur geologi.

Penentuan tekstur pengaliran serta faktor litologi yang mengendalikannya.

Macam-macam bentuk lembah serta faktor litologi yang mengendalikannya.

5.2. Dasar Teori

Pola pengaliran merupakan fungsi dari topografi (kelerengan), tingkat erosi (resistensi batuan), litologi (ukuran butir-pelapukan), struktur geologi (kekar, sesar, lipatan, dan perlapisan batuan), iklim (curah hujan dan vegetasi), serta infiltrasi (peresapan). Dengan mengamati dan menganalisis pola pengaliran, maka dapat ditafsirkan kondisi kelerengannya, bentuklahan, litologi dan resistensinya, serta struktur geologi. Kajian penyimpangan aliran sangat penting, terutama pada daerah yang datar dan dapat bersifat lokal.

Penyimpangan aliran dapat terjadi apabila telah terjadi penyimpangan arah aliran sungai (bentuk paling sederhana adalah pembelokan sungai arah aliran). Penyimpangan ini dapat disebabkan oleh berkembang atau terjadi perulangan proses dari salah satu fungsi pola pengaliran

5.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 6BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

6.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara bentukan asal struktural adalah agar praktikan:

Mengenal ciri-ciri bentukan asal struktural berdasarkan rangkaian bentuk garis kontur pada peta topografi (pola kontur).

Dapat menginterpretasi struktur geologi berdasarkan pengamatan pola pengaliran, baik dasar, ubahan, maupun penyimpangan aliran.

Tujuan acara bentukan asal struktural adalah agar praktikan mampu:

Menjelaskan hubungan antara karakteristik pola garis kontur dengan struktur bidang perlapisan, sesar, lipatan (antiklin dan sinklin), lapisan horisontal dan miring, serta ketidakselarasan.

Menjelaskan hubungan antara karakteristik pola pengaliran dan struktur bidang perlapisan, sesar, lipatan (antiklin dan sinklin), lapisan horisontal dan miring, ketidakselarasan, dan kekerasan batuan.

6.2 Dasar Teori

Struktur geologi adalah faktor dominan yang mengontrol atau mengendalikan evolusi (ubahangsur) bentuk-bentuk permukaan bumi dan struktur geologi tersebut tercermin dalam bentuklahannya (Thornbury, 1954).

Berdasarkan konsep dasar geomorfologi tersebut di atas, maka:

Struktur geologi yang dimaksud adalah lipatan, sesar, kekar, bidang perlapisan, ketidakselarasan, dan kekerasan batuan serta segala sifat-sifat yang memberikan perbedaan bentuk erosi.

Struktur geologi adalah faktor dominan yang mengontrol evolusi bentuk-bentuk permukaan bumi (bentuklahan), termasuk karakteristik pola garis konturnya.

Struktur geologi tersebut tercermin dalam bentuklahan, artinya struktur geologi yang ada dapat menghasilkan bentuklahan yang berbeda-beda.

6.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

ACARA 7BENTUKAN ASAL FLUVIAL

7.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara bentukan asal fluvial adalah:

Mengenali bermacam-macam bentuklahan fluvial pada peta topografi.

Mengerti proses-proses yang menyebabkan terbentuknya bentuklahan fluvial.

Tujuan acara praktikum bentukan asal fluvial adalah agar praktikan dapat:

Menjelaskan ciri-ciri bentuklahan fluvial pada peta topografi.

Menjelaskan proses-proses fluvial yang berlangsung berdasarkan kenampakan pada peta topografi.

7.2 Dasar Teori

Dalam siklus fluviatil, berkurang dan bertambahnya bentuklahan dapat terjadi karena kombinasi proses pelapukan, mass wasting, dan erosi oleh air pada permukaan tanah, baik yang terkonsentrasi dalam saluran (channel) atau tidak (banjir).

Siklus bentangalam merupakan suatu deretan sistematis, sehingga setiap tahap siklus ditandai oleh bentangalam dengan kumpulan bentuklahan yang khas. Sewaktu satu siklus berjalan, dapat terjadi perubahan yaitu pengurangan dan penambahan bentuklahan. Siklus dapat dibedakan menjadi youth, maturity, dan old age.

Terdapat kemungkinan bahwa daratan yang terangkat direduksi sampai stadium akhir yang dikenal dengan istilah base level, yaitu limit (batas) dari erosi vertikal. Base level dapat dibedakan menjadi:

Ultimate base level: permukaan air laut.

Local base level: batas erosi vertikal suatu daerah yang di tentukan oleh sungai yang gradded di daerah tersebut.

Temporary base level: terjadi kalau terdapat batuan yang sangat keras atau danau di suatu daerah yang membatasi erosi vertikal sungai.

Perubahan bentuklahan dapat terjadi karena:

Medium alamiah (pelaksana atau agent) adalah sesuatu yang dapat mengerosi dan mengangkut bahan-bahan di permukaan bumi. Agen geomorfologi tersebut antara lain air permukaan yang terkonsentrasi (sungai, danau, rawa dll) serta air permukaan yang tidak terkonsentrasi.

Adanya kombinasi pelapukan, mass wasting, dan erosi oleh air pada permukaan tanah, baik yang terkonsentrasi dalam saluran (sungai) maupun tidak (banjir).

Sewaktu atau sesudah pengangkatan dan dapat berjalan cepat atau lambat.

Bentuklahan yang dihasilkan tergantung kepada struktur geologi, proses geomorfologi, dan tahap silklus fluvial.

7.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 8BENTUK ASAL VULKANIK

8.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara bentukan asal vulkanik adalah agar praktikan dapat:

Mengenal ciri-ciri bentuklahan yang dikontrol oleh aktivitas vulkanisme berdasarkan karateristik pola kontur.

Mengenal ciri-ciri pola pengaliran dari bentukan asal vukanik yang dipengaruhi oleh aktifitas vulkanisme.

Tujuan acara bentukan asal vulkanik adalah agar praktikan mampu:

Menjelaskan bentuklahan dari bentukan asal vulkanik yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanisme pada peta topografi.

Menjelaskan pola pengaliran dari bentukan asal vulkanik pada peta topografi.

8.2 Landasan Teori

Bentukan asal vulkanik secara spesifik sangat mudah diidentifikasikan dari peta topografi, bentuklahan vulkanik di bentuk dari akumulasi lava fragmen-fragmen produk vulkanik yang sangat berbeda daripada bentukan asal lainnya ( Zuidam 1983)

Berdasarkan konsep dasar geomorfologi tersebut di atas, maka:

Cara untuk mengidentifikasi melalui peta topografi bedasarkan tekuk lereng dan pola kontur.

Akumulasi lava dan produk vulkanik memberi peranan yang spesifik pada permukaan bumi yang dapat di lihat dari pola kontur

8.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 9BENTUKAN ASAL KARST

9.1 Maksud dan Tujuan

Maksud acara bentukan asal karst adalah:

Mengenalkan kepada praktikan bentukan asal karst yang berupa eksokarst dan topografi kars mayor pada peta topografi.

Praktikan dapat mengklasifikasikan bentuklahan akibat proses karstifikasi.

Tujuan mempelajari bentukan asal karst pada acara ini adalah agar praktikan dapat:

Menjelaskan macam-macam bentuklahan karst dan mengklasifikasikannya.

Menjelaskan faktor-faktor geologi yang mempengaruhinya berikut proses karstifikasi yang berlangsung.

9.2 Dasar Teori

Menurut Esteban (1996), kars adalah suatu sistem yang merupakan kesatuan pengeringan alamiah air meteorik dalam sistem terbuka yang berinteraksi dengan formasi batuan. Mengacu Keputusan Menteri ESDM No: 1456 K/20/ Mem/2000, karst juga diartikan sebagai bentangalam pada batuan karbonat yang bentuknya sangat khas, yaitu dicirikan oleh terdapatnya bukit-bukit kecil, dolina atau daerahnya berupa cekungan-cekungan, gua, dan sungai-sungai di bawah permukaan tanah.

Menurut Milanovic (1992), proses karstifikasi adalah kejadian eksodinamik yang melibatkan air dan mengakibatkan struktur massa batuan mudah larut, berubah secara berkesinambungan. Karsifikasi dapat terjadi pada tubuh batuan mulai dari permukaan yang bersentuhan langsung dengan atmosfer, hingga kedalaman 200-250 m. Mengacu Kep-Men ESDM No: 1456 K/20/ Mem/2000, karstifikasi adalah proses alam yang menyebabkan terbentuknya kars akibat peresapan dan pelarutan air (hujan) pada lapisan batugamping yang terjadi secara alami selama ruang dan waktu geologi.

Istilah karst dikemukakan oleh para ahli geologi untuk menerangkan gejala rupabumi yang diakibatkan oleh proses kimia dan fisika pada kawasan berbatugamping atau batuan yang mudah larut. Meskipun demikian, tidak berarti setiap tempat yang terdapat batugamping akan terbentuk topografi karst.

Berikut ini adalah syarat-syarat terbentuknya karst:

Tebal lapisan batugamping >200 m, agar memungkinkan terbentuknya bentuklahan kars yang sempurna.

Harus terdapat batuan mudah larut (batugamping) di permukaan atau sedikit di bawah permukaan.

Batuan ini harus kompak, banyak memiliki rekahan-rekahan dan berlapis dan sebaiknya berlapis tipis.

Terdapatnya lembah-lembah utama pada ketinggian lebih rendah dari batuan yang mudah larut ini.

Memiliki iklim basah dan hangat, agar memungkinkan terjadinya proses pelarutan dan pembentukan kars.

Harus terdapat sekurangnya curah hujan yang sedang.

Adanya proses tektonik (pengangkatan) yang perlahan dan merata di kawasan batugamping.

Ukuran bentukan bentuklahan kars dipengaruhi oleh:

Karakteristik mekanik (strenght), fisik (porositas dan permeabilitas), kemurnian mineral atau kimianya.

Perekahan (fracturation) adalah proses mekanis yang menimbulkan rekahan dan celahan pada batugamping. Faktor lain adalah sesar, lipatan, bukaan pada bidang batas perlapisan, peringanan beban akibat erosi dan pelapukan.

Melalui rekahan/celahan inilah air hujan dan air permukaan akan masuk, kemudian mengakibatkan terjadinya proses pelarutan pada batugamping.

Monroe (1907), membedakan topografi kars berdasarkan pada perbedaan bentuk-bentuk permukaan yang paling dominan pada suatu kawasan kars. Bloom (1979) membagi menjadi topografi kars mayor terdiri atas dolina, uvala, polje, kars valley; topografi kars minor terdiri atas lapies, gua kars, fito kars, speleothems, dan topografi kars sisa atau residual kars terdiri atas kegel kars, tower kars.

Karst adalah bentangalam yang sangat spesifik secara morfologi, geologi, maupun hidrogeologi. Dapat menghasilkan bentuklahan yang berkembang di permukaan (eksokars) dan di bawah permukaan (endokars):

Eksokars adalah semua fenomena yang dijumpai di atas permukaan tanah kawasan kars, yaitu bentuk negatif atau cekungan seperti doline, uvala, polje, dan bentuk positif atau bukit seperti conical hill. Endokars adalah semua fenomena yang dijumpai di bawah permukaan tanah kawasan kars, yang paling sering dijumpai adalah gua, sungai bawah tanah, saluran, dan terowongan.

9.3 Tugas Mingguan

(Peta Terlampir)

BAB 10BENTUKAN ASAL MARINE DAN AEOLIAN

10.1 Maksud dan Tujuan

Marine

Maksud dari praktikum acara Bentuk Asal Marine adalah :

Dapat mengenal morfologi bentuk asal marine.

Dapat mengenal macam macam bentuklahan marine.

Tujuan dari praktikum acara Bentuk Asal Marine adalah :

Praktikan mampu menganalisa dan memahami morfologi bentuk asal marine.

Praktikan mampu menganalisa dan memahami macam macam bentuklahan marine beserta faktor pengontrolnya.

Aeolian

Maksud dari praktikum acara Bentuk Asal Aeolian adalah :

Dapat mengenal morfologi bentuk asal aeolian.

Dapat mengenal macam macam bentuklahan aeolian.

Tujuan dari praktikum acara Bentuk Asal Aeolian adalah :

Praktikan mampu menganalisa dan memahami morfologi bentuk asal aeolian.

Praktikan mampu menganalisa dan memahami macam macam bentuklahan aeolian beserta faktor pengontrolnya.

10.2 Dasar Teori

Marine

Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari kontinental. Yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan model pantai adalah gelombang (wave) dan arus (current), sedangkan gelombang pasang surut (tides) kecif pengaruhnya. Gelombang terbentuk antara lain karena adanya pergerakan air, besar kecilnya kecepatan angin berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang. Bentang alam pantai dikontrol oleh aksi alamiah yang belkeda secara terus-menerus. Pada dasarnya dapat dikelompokkan dua macam alksi alamiah yaitu yang bersifat menghancurkan (destruktif dan yang bersifat membangun dengan cara pengendapan (konstruktif/depositional).

Aeolian

Bentuklahan asal angin dari hasil tiupan angin umumnya berukuran besar pada kawasan beriklim kering.

Bentuk lahan asal angin dapat berupa hasil : tiupan angin, pengikisan/abrasi angin yang membawa material, dan endapan material yang terbawa angin.

Bentuklahan asal angin dari hasil tiupan angin umumnya berukuran besar pada kawasan beriklim kering, diantaranya :

Yardang

Yaitu alur yang menanjang searah dengan arah tiupan angin dan terdapat pada batuan yang agak lunak/lembut misal batupasir.

Bolson

Basin, depression yang dikelilingi oleh pegunungan dan perbukitan. Kawasan bolson dicirikan dengan kehadiran pediment, bahada, danau playa dan aliran air menuju pusat (danau playa).

Bentulahan asal angin dari hasil pengikisan/abrasi yang membawa material (pasir-debu). Abrasi oleh angin hanya berkesan terjadi dekat permukaan tanah, karena angin tidak mampu mengangkat butiran pasir terlalu tinggi. Menurut Bagnold, 1941 yaitu abrasi oleh angin kadang kadang melebihi 45 cm diatas permukaan bumi, sedangkan butiran pasir hampir tidak pernah melayang diatas ketinggian 2 meter.

Bentuklahan abrasi berupa :

Ventifak (Ventifact)

Batu atau pebble yang dikikis hingga mempunyai faset dan digilapkan oleh abrasi dengan pasir yang dibawa oleh angin.

Batu Cendawan

Dibentuk oleh abrasi angin yang lebih kuat dibagian kaki (bawah) dibandingkan dibagian atas pada batuan tersebut.

BAB 11

PETA GEOMORFOLOGI

Nama : Wiryan Krisno PambudiNIM : 111.120.083Plug : 6