Upload
agdi2013
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DASAR TEORI
Kapasitas Rencana
Debit Sarulan
Debit rencana setiap ruas saluran dihitung dengan menggunakan formulasi :
Dengan : Q = debit rencana , ltr/det
c = koefisien pengurangan karena adanya system golongan
NFR = kebutuhan bersih (netto) air di sawah, m.ltr/det.Ha
A = luas daerah yang diairi, Ha
E = efisiensi irigasi secara keseluruhan
Kebutuhan Air Di Sawah (NFR)
NFR = 1,60 (WHY ?????)
Efisiensi Irigasi (e)
Untuk tujuan-tujuan perencanaan, diasumsi bahwa seperempat sampai sepertiga dari
jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini
disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan perembesan. Kehilangan akibat
evaporasi dan perembesan umumnya kecil jika dibandingkan dengan jumlah kehilangan
akibat kegiatan eksploitasi.
Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi dalam beberapa besaran,
yaitu :
a. 15,00 – 22,50 % di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah
b. 7,50 – 12,50 % di saluran sekunder
c. 7,50 – 12,50 % di saluran utama
Efisiensi yang terjadi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut :
ETOT = et +es + ep
Dengan : et = efisiensi pada jaringan tersier
es = efisiensi pada jaringan sekunder
ep = efisiensi pada jaringan primer
Pada umumnya nilai efisiensi total ini berkisar antara 0,59 – 0,73
Saluran Pasangan
Penggunaan saluran pasangan (lining) pada suatu perencanaan saluran irigasi
dimaksudkan untuk :
a. mencegah kehilangan air akibat rembesan
b. encegah gerusan dan erosi mencegah tumbuh dan berkembang tumbuhan air
c. mengurangi biaya pemeliharaan
d. memberikan kelonggaran untuk lengkung yang lebih besar
e. tanah yang dibebaskan lebih kecil.
Banyak bahan yang dapat digunakan untuk pasangan saluran (FAO Kraats, 1977), tatapi
pada prakteknya di Indonesia hanya ada tiga bahan yang dianjurkan pemakaiannya,
yaitu :
a. pasangan batu
b. beton dan
c. tanah
Pembuatan pasangan dari bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan alasan sulitnya
memperoleh persediaan bahan, teknik pelaksanaan yang lebih rumit dan kelemahan-
kelemahan bahan itu sendiri.
Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk perbaikan
stabilitas tanggul. Pasangan tanah hanya cocok untuk pengendalian rembesan dan
perbaikan stabilitas tanggul.
Kriteria dan Perhitungan Hidrolis
Untuk perhitungan dimensi saluran, aliran yang terjadi diasumsikan sebagai aliran tetap,
dengan demikian kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus Strickler
sebagai berikut :
Dengan : v = kecepatan aliran dalam saluran, m/det
k = koefisien kekasaran Strickler, m1/3/det
R = jari-jari hidrolis, m
I = kemiringan saluran
A = luas basah penampang melintang saluran, m2
P = keliling basah penampang saluran, m
Debit yang mengalir dalam saluran dihitung dengan formulasi :
Dengan Q = debit aliran, m3/det
Koefisien Kekasaran Strickler
Nilai koefisien kekasaran suatu media penyaluran air dalam saluran terbuka ditentukan
berdasarkan faktor-faktor :
a. kekasaran permukaan saluran
b. ketidakteraturan permukaan saluran
c. trase
d. vegetasi (tetumbuhan), dan
e. sediment.
Nilai koefisien kekasaran untuk perencanaan saluran irigasi dari pasangan disajikan
dalam Tabel 2 berikut, (KP-03, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran, 1985) :
Tabel 2Koefisien Kekasaran Strickler saluran pasangan
No Jenis PasanganKoefisien Strickler
k (m1/3/det)1 Pasangan batu 60
2 Pasangan beton 70
3 Pasangan tanah 35-45
Untuk potongan melintang dengan kombinasi berbagai macam bahan pasangan,
kekasaran masing-masing permukaan akan berbeda-beda (bervariasi). Koefisien
kekasaran campuran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan : k = koefisien kekasaran Strickler untuk potongan melintang, m1/3/det
P = keliling basah,m
Pi = keliling basah bagian I dari potongan melintang, m
ki = koefisien kekasaran bagian I dari potongan melintang, m1/3/det
Kecapatan Aliran
Pada saluran yang diberi pelapisan (pasangan), kecepatan maksimum yang diizinkan
(maximum permissible velocity), yaitu kecepatan yang tidak menimbulkan erosi, dapat
dibaikan asal airnya tidak mengangkut pasir, kerikil atau batu-batu. Namun bila di atas
pelapisan ini terjadi kecepatan yang sangat besar, dapat menimbulkan kecenderungan
bagi air yang berkecepatan tinggi akan mengangkat bongkahan-bongkahan pelapisan dan
mencerai beraikannya. KP-03, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran memberikan batasan
kecepatan maksimum untuk aliran subkritis yang dianjurkan penggunaannya sebagai
berikut :
Tabel 03Kecepatan maksimum untuk aliran subkritis yang diizinkan
No Jenis PasanganKecapatan v (m/det)
1 Pasangan batu 2,0
2 Pasangan beton 3,0
3 Pasangan tanah Kecepatan maks yang diizinkan terhadap jenis tanah
Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan suatu saluran adalah jarak vertical dari puncak saluran ke permukaan air
pada kondisi rancang. Jarak ini harus mencukupi untuk mencagah gelombang atau
kenaikan muka air yang melimpah ke tepi.
Naiknya muka air sampai di atas tinggi yang telah direncanakan dapat diakibatkan oleh
penutupan pintu secara tiba-tiba di sebelah hilir atau sebab-sebab lain harus diimbangi
dengan menyediakan ruang bebas yang disebut sebagai tinggi jagaan.
Tinggi jagaan diperlukan dalam perencaan saluran guna (KP-03, Kriteria Perencanaan
Bagian Saluran, 1985) :
a. menaikkan muka air di atas tinggi muka air maksimum
b. mencegah kerusakan tanggul saluran
Besar tinggi jagaan minimum yang mesti diberikan pada saluran primer dan sekunder
dikaitkan dengan debit rencana saluran ditentukan berdasarkan tabel berikut (KP-03,
Kriteria Perencanaan Bagian Saluran, 1985).
Tabel …..Tinggi jagaan minimum untuk saluran pasangan
Debitm3/detik
Tanggul (F)m
Pasangan (FI)m
< 0,50 0,40 0,20
0,50 – 1,50 0,50 0,20
1,50 – 5,00 0,60 0,25
5,00 – 10,00 0,75 0,30
10,00 – 15,00 0,85 0,40
> 0,50 1,00 0,50