8
DASAR TEORI Kapasitas Rencana Debit Sarulan Debit rencana setiap ruas saluran dihitung dengan menggunakan formulasi : Dengan : Q = debit rencana , ltr/det c = koefisien pengurangan karena adanya system golongan NFR = kebutuhan bersih (netto) air di sawah, m.ltr/det.Ha A = luas daerah yang diairi, Ha E = efisiensi irigasi secara keseluruhan Kebutuhan Air Di Sawah (NFR) NFR = 1,60 (WHY ?????) Efisiensi Irigasi (e) Untuk tujuan-tujuan perencanaan, diasumsi bahwa seperempat sampai sepertiga dari jumlah air yang diambil akan hilang

Dasar Teori

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar Teori

DASAR TEORI

Kapasitas Rencana

Debit Sarulan

Debit rencana setiap ruas saluran dihitung dengan menggunakan formulasi :

Dengan : Q = debit rencana , ltr/det

c = koefisien pengurangan karena adanya system golongan

NFR = kebutuhan bersih (netto) air di sawah, m.ltr/det.Ha

A = luas daerah yang diairi, Ha

E = efisiensi irigasi secara keseluruhan

Kebutuhan Air Di Sawah (NFR)

NFR = 1,60 (WHY ?????)

Efisiensi Irigasi (e)

Untuk tujuan-tujuan perencanaan, diasumsi bahwa seperempat sampai sepertiga dari

jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini

disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan perembesan. Kehilangan akibat

evaporasi dan perembesan umumnya kecil jika dibandingkan dengan jumlah kehilangan

akibat kegiatan eksploitasi.

Pada umumnya kehilangan air di jaringan irigasi dapat dibagi dalam beberapa besaran,

yaitu :

a. 15,00 – 22,50 % di petak tersier, antara bangunan sadap tersier dan sawah

Page 2: Dasar Teori

b. 7,50 – 12,50 % di saluran sekunder

c. 7,50 – 12,50 % di saluran utama

Efisiensi yang terjadi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut :

ETOT = et +es + ep

Dengan : et = efisiensi pada jaringan tersier

es = efisiensi pada jaringan sekunder

ep = efisiensi pada jaringan primer

Pada umumnya nilai efisiensi total ini berkisar antara 0,59 – 0,73

Saluran Pasangan

Penggunaan saluran pasangan (lining) pada suatu perencanaan saluran irigasi

dimaksudkan untuk :

a. mencegah kehilangan air akibat rembesan

b. encegah gerusan dan erosi mencegah tumbuh dan berkembang tumbuhan air

c. mengurangi biaya pemeliharaan

d. memberikan kelonggaran untuk lengkung yang lebih besar

e. tanah yang dibebaskan lebih kecil.

Banyak bahan yang dapat digunakan untuk pasangan saluran (FAO Kraats, 1977), tatapi

pada prakteknya di Indonesia hanya ada tiga bahan yang dianjurkan pemakaiannya,

yaitu :

a. pasangan batu

b. beton dan

c. tanah

Pembuatan pasangan dari bahan-bahan lain tidak dianjurkan, dengan alasan sulitnya

memperoleh persediaan bahan, teknik pelaksanaan yang lebih rumit dan kelemahan-

kelemahan bahan itu sendiri.

Page 3: Dasar Teori

Pasangan batu dan beton lebih cocok untuk semua keperluan, kecuali untuk perbaikan

stabilitas tanggul. Pasangan tanah hanya cocok untuk pengendalian rembesan dan

perbaikan stabilitas tanggul.

Kriteria dan Perhitungan Hidrolis

Untuk perhitungan dimensi saluran, aliran yang terjadi diasumsikan sebagai aliran tetap,

dengan demikian kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus Strickler

sebagai berikut :

Dengan : v = kecepatan aliran dalam saluran, m/det

k = koefisien kekasaran Strickler, m1/3/det

R = jari-jari hidrolis, m

I = kemiringan saluran

A = luas basah penampang melintang saluran, m2

P = keliling basah penampang saluran, m

Debit yang mengalir dalam saluran dihitung dengan formulasi :

Dengan Q = debit aliran, m3/det

Koefisien Kekasaran Strickler

Page 4: Dasar Teori

Nilai koefisien kekasaran suatu media penyaluran air dalam saluran terbuka ditentukan

berdasarkan faktor-faktor :

a. kekasaran permukaan saluran

b. ketidakteraturan permukaan saluran

c. trase

d. vegetasi (tetumbuhan), dan

e. sediment.

Nilai koefisien kekasaran untuk perencanaan saluran irigasi dari pasangan disajikan

dalam Tabel 2 berikut, (KP-03, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran, 1985) :

Tabel 2Koefisien Kekasaran Strickler saluran pasangan

No Jenis PasanganKoefisien Strickler

k (m1/3/det)1 Pasangan batu 60

2 Pasangan beton 70

3 Pasangan tanah 35-45

Untuk potongan melintang dengan kombinasi berbagai macam bahan pasangan,

kekasaran masing-masing permukaan akan berbeda-beda (bervariasi). Koefisien

kekasaran campuran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan : k = koefisien kekasaran Strickler untuk potongan melintang, m1/3/det

P = keliling basah,m

Pi = keliling basah bagian I dari potongan melintang, m

ki = koefisien kekasaran bagian I dari potongan melintang, m1/3/det

Kecapatan Aliran

Page 5: Dasar Teori

Pada saluran yang diberi pelapisan (pasangan), kecepatan maksimum yang diizinkan

(maximum permissible velocity), yaitu kecepatan yang tidak menimbulkan erosi, dapat

dibaikan asal airnya tidak mengangkut pasir, kerikil atau batu-batu. Namun bila di atas

pelapisan ini terjadi kecepatan yang sangat besar, dapat menimbulkan kecenderungan

bagi air yang berkecepatan tinggi akan mengangkat bongkahan-bongkahan pelapisan dan

mencerai beraikannya. KP-03, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran memberikan batasan

kecepatan maksimum untuk aliran subkritis yang dianjurkan penggunaannya sebagai

berikut :

Tabel 03Kecepatan maksimum untuk aliran subkritis yang diizinkan

No Jenis PasanganKecapatan v (m/det)

1 Pasangan batu 2,0

2 Pasangan beton 3,0

3 Pasangan tanah Kecepatan maks yang diizinkan terhadap jenis tanah

Tinggi Jagaan

Tinggi jagaan suatu saluran adalah jarak vertical dari puncak saluran ke permukaan air

pada kondisi rancang. Jarak ini harus mencukupi untuk mencagah gelombang atau

kenaikan muka air yang melimpah ke tepi.

Naiknya muka air sampai di atas tinggi yang telah direncanakan dapat diakibatkan oleh

penutupan pintu secara tiba-tiba di sebelah hilir atau sebab-sebab lain harus diimbangi

dengan menyediakan ruang bebas yang disebut sebagai tinggi jagaan.

Tinggi jagaan diperlukan dalam perencaan saluran guna (KP-03, Kriteria Perencanaan

Bagian Saluran, 1985) :

a. menaikkan muka air di atas tinggi muka air maksimum

Page 6: Dasar Teori

b. mencegah kerusakan tanggul saluran

Besar tinggi jagaan minimum yang mesti diberikan pada saluran primer dan sekunder

dikaitkan dengan debit rencana saluran ditentukan berdasarkan tabel berikut (KP-03,

Kriteria Perencanaan Bagian Saluran, 1985).

Tabel …..Tinggi jagaan minimum untuk saluran pasangan

Debitm3/detik

Tanggul (F)m

Pasangan (FI)m

< 0,50 0,40 0,20

0,50 – 1,50 0,50 0,20

1,50 – 5,00 0,60 0,25

5,00 – 10,00 0,75 0,30

10,00 – 15,00 0,85 0,40

> 0,50 1,00 0,50