94
1 I. PENDAHULUAN 1. Dalam dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks yang merupakan amandemen dari Basel Capital Accord 1988, Basel Committee on Banking Supervision (Committee) merekomendasikan 2 pendekatan untuk mengukur Risiko Pasar dalam perhitungan kecukupan modal, yaitu Metode Standar (Standard Method) dan Model Internal (Internal Model). 2. Metode Standar menawarkan pendekatan pengukuran Risiko Pasar serta perhitungan kecukupan modal yang terstandardisir untuk seluruh Bank. Sementara itu, opsi bagi Bank untuk menerapkan Model Internal yang disediakan Committee dimaksudkan untuk memberi keleluasaan bagi Bank untuk menggunakan metode pengukuran risiko yang dikembangkan dari model-model pengelolaan risiko internal (Internal Risk Management Models) dalam menghitung kebutuhan modal. Meskipun metode pengukuran risiko disetiap Bank berbeda, namun perbandingan antara satu model dengan model lainnya dapat dilakukan karena proses kualifikasi penggunaan Model Internal menggunakan kriteria yang sama. Bank yang berencana menerapkan Model Internal wajib memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dan wajib memperoleh persetujuan dari otoritas pengawas. 3. Bank Indonesia mulai mewajibkan Bank yang memenuhi kriteria tertentu untuk melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan mengacu pada ketentuan yang diterbitkan pada tahun 2003 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dengan memperhitungkan risiko pasar. Berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada, termasuk rencana penerapan the New Basel Capital Accord (Basel II), maka Bank Indonesia memperkenankan Bank untuk menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM sepanjang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dan memperoleh persetujuan Bank Indonesia. 4. Penggunaan Model Internal oleh Bank diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko mengingat Model Internal merupakan pendekatan pengukuran risiko yang lebih baik dalam konteks manajemen risiko maupun perhitungan KPMM karena lebih bersifat sensitif terhadap risiko (risk sensitive). 222

d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

1

I. PENDAHULUAN

1. Dalam dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks yang merupakan amandemen dari Basel Capital Accord 1988, Basel Committee on Banking Supervision (Committee) merekomendasikan 2 pendekatan untuk mengukur Risiko Pasar dalam perhitungan kecukupan modal, yaitu Metode Standar (Standard Method) dan Model Internal (Internal Model).

2. Metode Standar menawarkan pendekatan pengukuran Risiko Pasar serta perhitungan kecukupan modal yang terstandardisir untuk seluruh Bank. Sementara itu, opsi bagi Bank untuk menerapkan Model Internal yang disediakan Committee dimaksudkan untuk memberi keleluasaan bagi Bank untuk menggunakan metode pengukuran risiko yang dikembangkan dari model-model pengelolaan risiko internal (Internal Risk Management Models) dalam menghitung kebutuhan modal. Meskipun metode pengukuran risiko disetiap Bank berbeda, namun perbandingan antara satu model dengan model lainnya dapat dilakukan karena proses kualifikasi penggunaan Model Internal menggunakan kriteria yang sama. Bank yang berencana menerapkan Model Internal wajib memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dan wajib memperoleh persetujuan dari otoritas pengawas.

3. Bank Indonesia mulai mewajibkan Bank yang memenuhi kriteria tertentu untuk melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan mengacu pada ketentuan yang diterbitkan pada tahun 2003 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dengan memperhitungkan risiko pasar. Berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada, termasuk rencana penerapan the New Basel Capital Accord (Basel II), maka Bank Indonesia memperkenankan Bank untuk menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM sepanjang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dan memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

4. Penggunaan Model Internal oleh Bank diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko mengingat Model Internal merupakan pendekatan pengukuran risiko yang lebih baik dalam konteks manajemen risiko maupun perhitungan KPMM karena lebih bersifat sensitif terhadap risiko (risk sensitive).

222

ppsk
TextBox
d
ppsk
TextBox
LAMPIRAN 7
Dtiadm
TextBox
Lampiran 6
Page 2: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

2

II. PENGGUNAAN MODEL INTERNAL DALAM PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

1. PERSYARATAN UMUM

a. Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebelum menggunakan Model Internal untuk tujuan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).

b. Bank juga wajib memperoleh persetujuan kembali dari Bank Indonesia apabila akan melakukan modifikasi atas penggunaan Model Internal yang mencakup:

1) perubahan maupun pengembangan metodologi Model Internal, yang antara lain mencakup perubahan periode observasi historis dan metode pembobotan (weighting scheme), frekuensi pengkinian data, dan/atau metode perhitungan korelasi dan aggregasi faktor risiko atau kategori risiko;

2) perluasan penggunaan Model Internal terkait dengan integrasi bisnis, antara lain merger dan akuisisi;

3) perluasan penggunaan Model Internal untuk pengukuran terhadap posisi eksposur Risiko Pasar dari aktivitas atau produk yang belum memperoleh persetujuan untuk menggunakan Model Internal, termasuk dari aktivitas atau produk baru, baik yang dilakukan oleh Bank maupun Perusahaan Anak yang wajib dikonsolidasi; dan/atau

4) perubahan teknologi sistem informasi yang terkait dengan penggunaan Model Internal.

c. Dalam rangka mengajukan permohonan penggunaan Model Internal, secara umum Bank wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Manajemen risiko Bank secara keseluruhan dibangun dengan baik dan diimplementasikan dengan integritas. Manajemen risiko tergolong baik apabila berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia, sistem pengendalian risiko (risk control system) agregat memperoleh predikat paling kurang “dapat diandalkan” (acceptable). Penilaian terhadap integritas manajemen risiko didasarkan antara lain pada kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang mendukung penerapan manajemen risiko;

2) Bank mempunyai jumlah pegawai yang cukup yang memiliki kemampuan untuk memahami dan/atau menggunakan Model Internal, paling kurang yang berada di unit yang melakukan aktivitas perdagangan (trading unit), Unit Pengendalian Risiko Pasar, dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);

3) Model Internal yang dibangun terbukti memiliki akurasi yang tinggi untuk mengukur risiko; dan

223

ppsk
TextBox
d
Page 3: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

3

4) Bank secara berkala telah melakukan proses stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.6.

d. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c, Bank wajib memenuhi seluruh persyaratan kualitatif dan kuantitatif sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2 sampai dengan II.5 dalam rangka memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

e. Bank harus melakukan diskusi mengenai rencana penggunaan Model Internal dengan Bank Indonesia sebelum menyampaikan permohonan untuk memperoleh persetujuan.

2. PERSYARATAN KUALITATIF

a. Umum

1) Bank yang akan menggunakan Model Internal wajib memiliki manajemen Risiko Pasar yang dibangun dengan baik dan diimplementasikan dengan integritas.

2) Manajemen Risiko Pasar dibangun dengan baik apabila berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia, sistem pengendalian risiko (risk control system) untuk Risiko Pasar memperoleh predikat “sangat memadai” (strong).

3) Penilaian terhadap integritas penerapan manajemen Risiko Pasar didasarkan antara lain pada kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang digunakan, khususnya dalam mendukung penggunaan Model Internal untuk pengukuran Risiko Pasar. Penilaian tersebut antara lain mencakup:

a) seluruh sistem informasi yang digunakan untuk proses pengukuran Risiko Pasar, yang antara lain termasuk sistem feeder, sistem pengukuran Risiko Pasar (termasuk sistem agregasi risiko), sistem back testing (termasuk sistem yang dapat menghasilkan data kerugian dalam laporan laba rugi), sistem stress testing, sistem yang dapat menjamin integritas, kelengkapan, keamanan, penyimpanan, dan rekonsiliasi data;

b) pengembangan sistem (system development), pengendalian dan dokumentasi terhadap perubahan sistem, sistem pengamanan dan jejak audit (audit trail), prosedur kontijensi, serta kecukupan jaringan;

c) penggunaan pendekatan dan aplikasi statistik yang terkait dengan proses pengembangan model pengukuran Risiko Pasar; dan

d) proses yang dilakukan untuk menguji keakuratan hasil pengukuran Risiko Pasar.

224

ppsk
TextBox
d
Page 4: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

4

4) Selain itu, Bank juga wajib memenuhi standar minimum sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b. Tingkat pemenuhan terhadap persyaratan kualitatif berdampak pada penetapan Faktor Multiplikasi sebagaimana dimaksud dalam Bab II.3.d.1).

b. Standar Minimum

1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

a) Dewan Komisaris dan Direksi wajib memiliki persepsi bahwa manajemen Risiko Pasar merupakan aspek penting dalam kegiatan usaha yang membutuhkan keterlibatan sumber daya yang besar.

b) Dewan Komisaris wajib memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen Risiko Pasar, khususnya terkait dengan kebijakan penggunaan Model Internal untuk tujuan perhitungan KPMM.

c) Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan yang memadai terhadap manajemen Risiko Pasar.

d) Direksi wajib menyusun kebijakan dan strategi manajemen Risiko Pasar termasuk yang terkait dengan penggunaan Model Internal, serta setiap perubahannya berdasarkan rekomendasi dari Komite Manajemen Risiko.

e) Direksi dan Komite Manajemen Risiko wajib memiliki pemahaman yang memadai terhadap disain dan operasional dari manajemen Risiko Pasar serta laporan yang dihasilkan, sehingga mampu melakukan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan penerapan manajemen Risiko Pasar.

f) Direksi atau Komite Manajemen Risiko wajib memastikan bahwa Bank memiliki sistem pelaporan yang dapat memberikan informasi yang memadai (lengkap, akurat, dan tepat waktu), termasuk informasi yang berkaitan dengan perubahan material atau penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur, atau informasi lainnya yang teridentifikasi dalam proses kaji ulang oleh SKAI sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b.7).

g) Direksi atau Komite Manajemen Risiko wajib mengevaluasi laporan dari Unit Pengendalian Risiko Pasar dan mengambil keputusan serta tindakan yang diperlukan.

225

ppsk
TextBox
d
Page 5: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

5

2) Manajemen Risiko Pasar

a) Bank wajib menerapkan manajemen Risiko Pasar yang:

(1) memungkinkan Bank dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko Pasar sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas eksposur Risiko Pasar Bank; dan

(2) diimplementasikan secara konsisten.

b) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur valuasi yang berlandaskan pada prinsip kehati-hatian terhadap eksposur Risiko Pasar, termasuk memiliki sistem informasi manajemen dan pengendalian proses valuasi yang memadai dan terintegrasi dengan manajemen Risiko Pasar.

3) Unit Pengendalian Risiko Pasar

a) Bank wajib memiliki Unit Pengendalian Risiko Pasar yang independen dari trading unit, yang dapat merupakan bagian dari Satuan Kerja Manajemen Risiko.

b) Unit Pengendalian Risiko Pasar paling kurang bertanggung jawab:

(1) menyusun rekomendasi disain manajemen Risiko Pasar;

(2) memantau efektivitas penerapan manajemen Risiko Pasar;

(3) melakukan kaji ulang secara berkesinambungan dan menyampaikan rekomendasi penyempurnaan terhadap manajemen Risiko Pasar;

(4) melakukan verifikasi terhadap keandalan sumber data dan asumsi yang digunakan sebagai basis dari Model Internal;

(5) melakukan validasi awal dan berkesinambungan secara berkala (initial and on going validation) atas Model Internal dengan memperhatikan standar validasi internal sebagaimana diatur dalam Bab.II.2.b.6);

(6) menyusun dan menganalisa laporan berkala atas output yang dihasilkan Model Internal, termasuk melakukan evaluasi kesesuaian antara hasil pengukuran risiko dan limit perdagangan;

(7) melakukan proses back testing secara berkala (paling kurang triwulanan) dalam rangka melakukan verifikasi terhadap keakuratan dan keandalan Model Internal sebagaimana diatur dalam Bab II.5; dan

(8) melakukan proses stress testing secara berkala (paling kurang triwulanan) sebagaimana diatur dalam Bab.II.6.

226

ppsk
TextBox
d
Page 6: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

6

4) Sistem Pengukuran Risiko Pasar

a) Bank harus mengintegrasikan Model Internal ke dalam proses manajemen Risiko Pasar harian. Output yang dihasilkan Model Internal tersebut harus digunakan dalam proses perencanaan, pemantauan, dan pengendalian Risiko Pasar.

b) Pengukuran Risiko Pasar yang dihasilkan Model Internal harus digunakan untuk menetapkan limit perdagangan. Selanjutnya, kesesuaian antara Model Internal dan limit perdagangan harus dijaga secara konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat dipahami dengan baik oleh Direksi, Pejabat maupun Dealer yang melakukan aktivitas perdagangan.

c) Bank wajib melakukan proses stress testing secara berkala dengan akurat sebagai tambahan dari analisis terhadap output yang dihasilkan Model Internal. Selanjutnya, Bank Indonesia menilai pemenuhan persyaratan stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.6.

5) Kepatuhan dan Dokumentasi

a) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur dokumentasi sistem pengukuran Risiko Pasar yang merupakan bagian dari kebijakan dan prosedur manajemen Risiko Pasar.

Dokumentasi mencakup paling kurang Model Internal yang digunakan, kebijakan, prosedur, dan pengendalian internal yang terkait dengan penggunaan Model Internal.

b) Bank wajib memiliki sistem yang dapat memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, dan pengendalian internal yang terkait dengan penerapan sistem pengukuran Risiko Pasar.

6) Validasi Internal

a) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur internal untuk melakukan validasi Model Internal.

b) Proses validasi Model Internal dilakukan antara lain untuk memastikan:

(1) keakuratan dan konsistensi model;

(2) kemampuan model untuk mencakup seluruh faktor-faktor risiko yang material yang dapat mempengaruhi perhitungan Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam Bab II.4; dan

(3) kelayakan dan kesesuaian asumsi dan estimasi (approximations) yang mendasari Model Internal.

227

ppsk
TextBox
d
ppsk
TextBox
d
Page 7: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

7

c) Proses validasi wajib dilakukan oleh pejabat dan/atau pegawai yang memenuhi kriteria berikut:

(1) memiliki kompetensi dan pengalaman yang relevan dan memadai; dan

(2) independen dari pihak yang melakukan proses pengembangan dan audit Model Internal.

d) Proses validasi wajib dilakukan:

(1) pada saat Model Internal pertama kali dikembangkan (validasi awal); dan

(2) secara berkala dan jika terdapat modifikasi Model Internal, perubahan pasar yang bersifat struktural dan signifikan, atau perubahan komposisi portofolio yang menyebabkan model tidak dapat mengukur seluruh faktor Risiko Pasar yang material atau model menjadi tidak relevan lagi.

e) Proses validasi internal antara lain dilakukan melalui proses back testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup:

(1) Pengujian untuk membuktikan bahwa berbagai asumsi yang digunakan dalam Model Internal (antara lain distribusi normal) telah sesuai dan tidak menghasilkan estimasi risiko yang terlalu rendah;

(2) Pengujian yang dilakukan untuk periode yang lebih panjang dari yang dipersyaratkan untuk proses back testing secara rutin. Periode yang lebih panjang umumnya dapat meningkatkan kualitas hasil back testing;

(3) Pengujian yang dilakukan menggunakan tingkat kepercayaan (level of confidence) selain 99% (sembilan puluh sembilan persen) sebagaimana dipersyaratkan; dan/atau

(4) Pengujian terhadap posisi sub portofolio. Pengujian ini dilakukan khususnya oleh Bank yang mengklasifikasikan eksposur Risiko Pasar ke dalam sub portofolio berdasarkan kategori risiko (misalnya portofolio eksposur Risiko Suku Bunga dan eksposur Risiko Nilai Tukar) atau berdasarkan karakteristik eksposur tersebut.

228

ppsk
TextBox
d
Page 8: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

8

7) Audit Intern

a) Bank wajib melakukan kaji ulang secara independen dan berkala (minimal satu kali dalam setahun) terhadap manajemen Risiko Pasar melalui proses audit intern yang dilakukan oleh SKAI. Kaji ulang mencakup aktivitas yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar dan satuan kerja operasional yang terkait dengan manajemen Risiko Pasar.

b) Kaji ulang tersebut paling kurang meliputi:

(1) kecukupan dokumentasi dari manajemen Risiko Pasar (termasuk Model Internal);

(2) proses persetujuan terhadap perubahan signifikan dalam manajemen Risiko Pasar;

(3) integritas sistem informasi manajemen Risiko Pasar;

(4) organisasi Unit Pengendalian Risiko Pasar antara lain pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, independensi, dan kecukupan sumber daya manusia;

(5) integrasi pengukuran Risiko Pasar ke dalam proses manajemen risiko harian;

(6) cakupan produk atau instrumen keuangan yang terekspos Risiko Pasar yang menggunakan Model Internal;

(7) verifikasi terhadap konsistensi, ketepatan waktu, independensi, dan keandalan sumber data yang digunakan dalam Model Internal;

(8) keakuratan dan kelengkapan data untuk pengukuran risiko;

(9) proses persetujuan internal untuk penggunaan model/teknik penilaian (valuasi);

(10) keakuratan hasil valuasi;

(11) keakuratan dan kelayakan dari berbagai asumsi volatilitas dan korelasi;

(12) verifikasi terhadap proses validasi internal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.2.b.6) dan proses back testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5.

c) SKAI wajib mendokumentasikan seluruh laporan kaji ulang yang dilakukan.

229

ppsk
TextBox
d
Page 9: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

9

d) Sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pelaksanaan fungsi audit intern Bank umum, SKAI wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi audit intern. Laporan yang disampaikan tersebut termasuk laporan SKAI terkait dengan penggunaan Model Internal.

3. PERSYARATAN KUANTITATIF

a. Umum

Bank memiliki diskresi dan fleksibilitas dalam menetapkan Model Internal yang digunakan, misalnya Variance-Covariance, Historical Simulations, atau Monte Carlo Simulations, sepanjang model tersebut dapat menghitung seluruh faktor Risiko Pasar yang material yang mempengaruhi eksposur Risiko Pasar.

b. Standar Minimum

1) Bank wajib menghitung Value at Risk (VaR) setiap hari, baik dalam rangka perhitungan KPMM maupun pelaksanaan back testing.

2) Pengukuran VaR didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) yang bersifat satu sisi (one-tail).

Dalam rangka perhitungan KPMM, VaR harus menggunakan pergerakan harga instan yang ekuivalen dengan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja mengingat pada umumnya suatu eksposur dimiliki Bank minimal selama 10 (sepuluh) hari kerja. Jika Bank menggunakan pergerakan harga secara harian, Bank dapat mengkonversi hasil pengukuran VaR ke dalam skala waktu 10 (sepuluh) hari kerja antara lain dengan cara mengalikan dengan akar dari waktu (square root of time) atau dengan metode lain.

3) Pengukuran VaR harus menggunakan data selama paling kurang 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.

Bagi Bank yang menggunakan metode pembobotan (weighting scheme) atau metode lainnya terhadap data periode observasi historis untuk pengukuran VaR, maka periode rata-rata tertimbang untuk setiap observasi paling kurang 125 (seratus dua puluh lima) hari kerja.

Bank Indonesia dapat meminta Bank menggunakan periode observasi yang lebih pendek, jika berdasarkan penilaian Bank Indonesia terjadi peningkatan yang signifikan atas volatilitas harga dari portofolio Bank.

230

ppsk
TextBox
d
Page 10: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

10

4) Bank wajib melakukan pengkinian terhadap data yang digunakan untuk pengukuran Risiko Pasar yaitu:

a) secara harian terhadap seluruh data volatilitas; dan

b) paling kurang setiap triwulan untuk data lainnya seperti matriks korelasi.

Selain itu Bank wajib menilai kembali data tersebut setiap kali terjadi perubahan harga pasar secara signifikan.

5) Dalam pengukuran VaR, Bank melakukan agregasi risiko dengan menerapkan:

a) faktor korelasi (correlation effect), apabila Bank dapat membuktikan secara empiris terdapat korelasi antar faktor dan/atau kategori risiko;

b) pendekatan square root of the sum of the squares, apabila Bank dapat membuktikan secara empiris bahwa tidak terdapat korelasi antar faktor atau kategori risiko (korelasi sama dengan 0); dan/ atau

c) pendekatan simple aggregation, apabila Bank tidak memiliki sistem pengukuran korelasi yang baik yang secara empiris dapat membuktikan terdapat korelasi antar faktor dan/atau kategori risiko.

Korelasi antar faktor risiko dalam suatu kategori risiko misalnya korelasi suku bunga 1 bulan dan 3 bulan, serta korelasi antar kategori risiko misalnya korelasi suku bunga dan nilai tukar.

6) Model Internal yang digunakan harus memperhitungkan secara akurat setiap risiko yang terkait dengan posisi option dalam setiap kategori risiko. Model Internal Bank yang digunakan dalam pengukuran risiko harga option wajib memenuhi persyaratan berikut:

a) memperhitungkan karakteristik harga option yang bersifat tidak linear (non-linear price characteristics), misalnya risiko Gamma;

b) dapat mengukur risiko berdasarkan pergerakan harga dalam 10 (sepuluh) hari kerja terhadap posisi option atau posisi yang memiliki karakteristik seperti option; dan

c) sistem pengukuran Risiko Pasar harus memperhitungkan faktor-faktor risiko yang dapat menangkap volatilitas suku bunga dan harga yang mendasari posisi option, yaitu risiko Vega.

Bank yang memiliki portofolio option yang relatif besar dan/atau kompleks harus dapat melakukan estimasi volatilitas yang terinci berdasarkan berbagai periode jangka waktu.

231

ppsk
TextBox
d
Page 11: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

11

Dalam hal Bank belum dapat menggunakan Model Internal untuk melakukan pengukuran risiko harga option tersebut, Bank dapat menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang merupakan salah satu pendekatan perhitungan risiko harga option dalam Metode Standar.

7) Pada prinsipnya setiap kategori risiko harus dinilai menggunakan satu pendekatan, yaitu Metode Standar atau Model Internal, sehingga Bank yang menggunakan Model Internal wajib menggunakan Model tersebut untuk mengukur risiko atas seluruh instrumen keuangan yang terekspos pada risiko dalam kategori yang sama.

Namun, pengecualian yang bersifat sementara waktu dapat diberikan untuk posisi dalam instrumen keuangan yang kompleks seperti risiko harga option maupun risiko yang timbul dari berbagai posisi yang tidak dapat tercakup dalam Model Internal, misalnya posisi di lokasi terpencil, posisi dalam mata uang asing minor, posisi pada jenis usaha yang tidak signifikan, atau posisi pada Perusahaan Anak. Risiko-risiko yang timbul dari posisi tersebut dapat diukur menggunakan Metode Standar.

8) Dalam hal Bank menggunakan Model Internal, Bank hanya dapat menggunakan satu jenis Model (Variance-Covariance, Historical Simulations, atau Monte Carlo Simulations) dalam perhitungan Risiko Pasar kecuali risiko harga option atau risiko dari instrumen yang bersifat non-linear yang dapat menggunakan model yang berbeda.

9) Bank yang menggunakan Model Internal juga wajib menghitung beban modal untuk mengantisipasi Risiko Spesifik atas posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga (misalnya surat berharga) dan instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas (misalnya saham). Perhitungan Risiko Spesifik dilakukan menggunakan Metode Standar sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai penggunaan metode standar dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar.

c. Perhitungan Beban Modal (Capital Charge) Harian

1) Model Internal yang digunakan Bank harus dapat menghitung beban modal untuk Risiko Pasar setiap hari, yaitu:

a) VaR untuk Risiko Umum yang dihitung berdasarkan angka tertinggi di antara:

(1) VaR hari kerja sebelumnya yang dihitung berdasarkan parameter dalam ketentuan ini; dan

232

ppsk
TextBox
d
Page 12: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

12

(2) rata-rata VaR harian selama 60 (enam puluh) hari kerja sebelumnya, yang dikalikan dengan Faktor Skala (Scaling Factor), yang mencakup Faktor Multiplikasi dan Faktor Tambahan;

ditambah

b) Beban modal untuk Risiko Spesifik yang dihitung menggunakan Metode Standar.

2) Formula perhitungan beban modal baik Bank secara individual maupun konsolidasi adalah sebagai berikut:

Beban Modal = RSVaRFSVaR

i

i +

×

=60

60

1

,60

max

dimana :

iVaR = Jumlah VaR pada hari ke-i dimana hari ke-1 adalah 60 hari

kerja yang lalu, hari ke-2 adalah 59 hari kerja yang lalu, dan seterusnya. Perhitungan VaR yang digunakan adalah berdasarkan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja.

60VaR = Jumlah VaR pada 1 hari kerja sebelumnya. Perhitungan VaR

yang digunakan adalah berdasarkan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja.

FS = Faktor Skala, yaitu Faktor Multiplikasi berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia ditambah Faktor Tambahan berdasarkan hasil back testing secara triwulanan.

RS = Risiko Spesifik

3) Dalam hal Bank masih menggunakan Metode Standar sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.b.7) dan/atau menggunakan beberapa jenis Model Internal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.b.8), maka perhitungan beban modal Risiko Pasar dilakukan berdasarkan simple sum method (simple aggregration).

d. Faktor Skala (Scaling Factor)

1) Faktor Multiplikasi (Multiplication Factor)

a) Penggunaan Faktor Multiplikasi dalam perhitungan KPMM bertujuan untuk mengantisipasi kelemahan potensial dalam penggunaan model.

233

ppsk
TextBox
d
Page 13: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

13

b) Bank Indonesia menetapkan Faktor Multiplikasi dengan kisaran antara 3 (tiga) sampai 4 (empat) antara lain berdasarkan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan kualitatif. Bank dapat dikenakan Faktor Multiplikasi minimum sebesar 3 (tiga) hanya apabila telah memenuhi seluruh persyaratan berdasarkan peniliaian Bank Indonesia.

2) Faktor Tambahan (Plus Factor)

a) Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk memperhitungkan Faktor Tambahan diluar Faktor Multiplikasi yang besarnya dikaitkan secara langsung dengan kinerja dari Model Internal yang digunakan.

b) Besarnya Faktor Tambahan yang dikenakan berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu) berdasarkan hasil back testing yang dilaporkan Bank secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5.

c) Bank Indonesia dapat menetapkan Faktor Tambahan sebesar 0 (nol) jika hasil back testing memuaskan.

e. Perhitungan KPMM

1) Proses perhitungan KPMM dan alokasi modal menggunakan Model Internal tidak berbeda dengan Metode Standar.

2) Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Pasar baik Bank secara individual maupun secara konsolidasi dilakukan dengan formula sebagai berikut:

KPMM = (Tier 1+Tier 2+Tier 3) - Penyertaan *) ATMR(Risiko Kredit)+(12,5xBeban Modal Risiko Pasar)

*) Khusus untuk perhitungan KPMM Bank secara konsolidasi, penyertaan sebagai faktor pengurang modal hanya meliputi penyertaan pada perusahaan anak yang tidak wajib dikonsolidasi setelah dikurangi cadangan khusus penyisihan penghapusan aktiva untuk penyertaan.

3) Perhitungan ATMR untuk Risiko Pasar dilakukan dengan cara mengkonversi jumlah beban modal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.c untuk seluruh jenis Risiko Pasar menjadi ekuivalen dengan ATMR, yaitu dikalikan dengan angka 12,5. Penetapan angka ini didasarkan pada besarnya KPMM yang wajib dipelihara Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai KPMM.

234

ppsk
TextBox
d
Page 14: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

14

4. SPESIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RISIKO PASAR

a. Umum

1) Model Internal yang digunakan Bank harus mencakup faktor-faktor Risiko Pasar secara memadai sehingga dapat mengukur risiko-risiko yang terkandung dalam posisi Trading Book dan/atau Banking Book.

2) Meskipun memiliki diskresi untuk menetapkan faktor-faktor risiko dalam Model Internal yang digunakan, Bank tetap wajib memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, d, dan e.

b. Risiko Suku Bunga

1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan suku bunga untuk eksposur dalam setiap denominasi mata uang yang diklasifikasikan dalam posisi Trading Book dan bersifat sensitif terhadap perubahan suku bunga (interest rate sensitive).

2) Bank harus dapat membangun suatu kurva imbal hasil (yield curve) menggunakan pendekatan yang umum digunakan (misalnya dengan mengestimasi forward rate dari zero-coupon yield).

3) Kurva imbal hasil yang dibangun oleh Bank harus memperhatikan antara lain:

a) Kurva imbal hasil harus dibedakan berdasarkan jangka waktu untuk menangkap variasi volatilitas suku bunga sepanjang kurva imbal hasil tersebut, dimana umumnya dalam masing-masing jangka waktu (misalnya 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun) terdapat satu faktor risiko yang berkaitan.

b) Untuk jumlah eksposur yang signifikan dalam berbagai denominasi mata uang asing utama (major currencies) yang diperdagangkan pada pasar keuangan utama (domestik dan global) dan dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga, Bank harus membangun model kurva imbal hasil yang paling kurang mencakup 6 (enam) faktor risiko (misalnya 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun). Pada kondisi tidak tersedianya data pasar, Bank dapat melakukan metode seperti interpolasi.

235

ppsk
TextBox
d
Page 15: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

15

Jumlah faktor risiko yang digunakan harus didasarkan pada jenis instrumen keuangan serta strategi perdagangan Bank. Misalnya, jika Bank memiliki portofolio yang meliputi beragam jenis surat berharga dengan berbagai tingkat suku bunga dan jangka waktu yang berada pada berbagai titik disepanjang kurva imbal hasil, dan terlibat dalam strategi arbitrase yang kompleks, maka Model Internal yang digunakan harus mencakup jumlah faktor risiko yang lebih banyak untuk dapat mengukur Risiko Suku Bunga secara lebih akurat.

4) Model Internal harus mencakup faktor risiko yang dapat menangkap spread risk, misalnya perbedaan suku bunga (spread) antara obligasi dan swap. Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mengukur spread risk yang timbul dari pergerakan yang tidak berkorelasi sempurna antara suku bunga surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan pemerintah dengan surat berharga lainnya, yaitu antara lain:

a) membangun kurva imbal hasil yang terpisah untuk surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak lainnya (misalnya swap atau surat berharga korporasi); atau

b) melakukan estimasi besarnya selisih (spread) antara suku bunga dari surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan pemerintah dan pihak lainnya pada berbagai titik sepanjang kurva imbal hasil.

c. Risiko Nilai Tukar (termasuk Emas)

1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan nilai tukar antara mata uang domestik dan setiap mata uang asing (termasuk emas) di mana Bank memiliki eksposur dalam jumlah yang signifikan, baik dalam posisi Trading Book maupun Banking Book.

2) Karena nilai VaR yang dihasilkan oleh Model Internal dinyatakan dalam mata uang domestik, maka setiap posisi neto dalam denominasi mata uang asing terekspos pada Risiko Nilai Tukar.

236

ppsk
TextBox
d
Page 16: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

16

d. Risiko Ekuitas

1) Model Internal harus paling kurang memenuhi persyaratan berikut:

a) mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan setiap pasar modal di mana Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas dalam jumlah yang signifikan dalam posisi Trading Book;

b) mencakup faktor-faktor risiko yang dapat menangkap pergerakan pasar secara umum atas harga instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas (misalnya indeks pasar); dan

c) dapat mengukur Risiko Ekuitas dari setiap instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas, yang dapat dinyatakan dalam ekuivalen beta (beta-equivalents) relatif terhadap indeks pasar.

Posisi ekuivalen beta dapat diukur berdasarkan suatu model pasar atas tingkat pengembalian harga saham, misalnya Capital Asset Pricing Model/CAPM.

2) Selain memenuhi persyaratan tersebut, Bank dapat melakukan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengukur Risiko Ekuitas antara lain dengan menggunakan:

a) faktor-faktor risiko yang terkait dengan berbagai sektor pada keseluruhan pasar modal (misalnya sektor industri);

b) faktor-faktor risiko yang terkait dengan volatilitas dari setiap saham.

3) Kompleksitas dan karakteristik dari model untuk suatu pasar modal tertentu harus terkait dengan posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas secara keseluruhan pada pasar modal dan konsentrasi pada suatu saham tertentu dalam pasar tersebut.

e. Risiko Komoditas

1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan setiap pasar komoditas dimana Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas dengan jumlah yang signifikan dalam posisi Trading Book maupun Banking Book.

237

ppsk
TextBox
d
Page 17: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

17

2) Dalam menetapkan faktor risiko tersebut, Bank harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Bank yang secara konsolidasi memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas dalam jumlah yang relatif terbatas dapat melakukan penetapan langsung terhadap faktor-faktor risiko. Penetapan tersebut dapat meliputi satu faktor risiko untuk setiap komoditas dimana Bank memiliki eksposur. Dalam hal secara agregat, posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas tersebut relatif kecil, Bank dapat menggunakan satu faktor risiko untuk satu sub kategori komoditas yang relatif luas (misalnya satu faktor risiko untuk seluruh jenis komoditas minyak).

b) Bagi Bank yang secara konsolidasi melakukan perdagangan komoditas secara aktif, Model Internal harus meliputi:

(1) Directional Risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga spot atas posisi terbuka neto (net open positions);

(2) Forward Gap Risk dan Interest Rate Risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga forward yang disebabkan oleh perbedaan jangka waktu (maturity mismatches); dan

(3) Basis Risk, yaitu risiko yang timbul dari pergerakan harga yang tidak berkorelasi sempurna antara komoditas yang serupa namun tidak identik, yang antara lain dapat disebabkan oleh kualitas komoditas.

c) Model Internal juga harus memperhatikan variasi dalam convenience yield antara posisi derivatif komoditas (misalnya forward dan swap) dan posisi spot komoditas. Convenience yield mencerminkan keuntungan dari kepemilikan langsung atas komoditas secara fisik (misalnya kemampuan untuk memperoleh keuntungan dari kondisi kekurangan pasar sementara) yang dipengaruhi oleh kondisi pasar dan faktor biaya penyimpanan fisik.

5. PENERAPAN BACK TESTING

a. Umum

1) Bank wajib melakukan penilaian terhadap kualitas dan akurasi sistem pengukuran VaR melalui proses back testing.

2) Proses Back testing merupakan alat bantu untuk mengkaji ulang Model Internal yang digunakan Bank dan bukan merupakan satu-satunya alat untuk melakukan validasi Model Internal.

238

ppsk
TextBox
d
Page 18: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

18

3) Proses back testing secara formal dimulai sejak Bank secara efektif menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM Bank sesuai persetujuan Bank Indonesia.

4) Perhitungan frekuensi penyimpangan melalui proses back testing dalam rangka penetapan Faktor Tambahan untuk pertama kali dilakukan paling kurang 1 (satu) tahun setelah tanggal efektif penggunaan Model Internal dalam perhitungan KPMM. Bank tidak dikenakan Faktor Tambahan dalam perhitungan KPMM selama jangka waktu tersebut.

Sebagai contoh:

Bank memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM pada tanggal 17 Maret 2008 dan secara efektif menggunakan Model Internal tersebut dalam perhitungan KPMM untuk posisi 30 April 2008. Selanjutnya, Bank wajib melakukan proses back testing sejak tanggal 30 April 2008. Perhitungan frekuensi penyimpangan dalam rangka penetapan Faktor Tambahan untuk pertama kali dilakukan pada posisi akhir bulan Juni 2008 yang disampaikan dalam laporan hasil back testing triwulanan pada periode penyampaian III bulan Juli 2008.

5) Selanjutnya, penetapan Faktor Tambahan berlaku untuk 1 (satu) tahun berikutnya kecuali hasil back testing yang disampaikan Bank semakin memburuk.

6) Bank wajib mendokumentasikan seluruh penyimpangan yang dihasilkan dari proses back testing secara berkesinambungan, termasuk penjelasan atas terjadinya penyimpangan.

7) Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap hasil back testing yang dilakukan Bank.

b. Kerangka Back Testing

1) Proses back testing bertujuan untuk:

a) mengukur tingkat keakuratan dan keandalan Model Internal;

b) mengukur jumlah frekuensi penyimpangan yang terjadi karena data kerugian dalam laporan laba rugi (trading outcomes) lebih besar dibandingkan hasil pengukuran VaR;

c) menilai kecukupan modal Bank untuk mengantisipasi potensi kerugian yang timbul dari aktivitas trading; dan/atau

d) menilai teknik/model valuasi, khususnya jika harga pasar tidak tersedia sehingga Bank menggunakan teknik/model valuasi dalam menetapkan nilai wajar suatu posisi.

239

ppsk
TextBox
d
Page 19: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

19

2) Proses back testing mencakup pengujian dan pengukuran terhadap penyimpangan dalam 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.

3) Proses back testing menganalisis apakah hasil pengukuran VaR berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) telah mencakup 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari data kerugian dalam laporan laba rugi.

4) Proses back testing dilakukan dengan membandingkan data kerugian dalam laporan laba rugi harian dan hasil pengukuran VaR harian berdasarkan 1 (satu) hari periode kepemilikan.

5) Bank wajib melakukan proses back testing baik dengan menggunakan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual maupun laba rugi hipotesis. Penggabungan kedua pendekatan tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara hasil pengukuran VaR dan laba rugi.

a) Yang dimaksud dengan laporan laba rugi aktual adalah laporan laba rugi harian yang timbul dari aktivitas trading yang masuk dalam cakupan model VaR. Laporan laba rugi aktual dapat dikalkulasi dengan:

(1) mengeluarkan beberapa komponen dari laporan laba rugi, yaitu pendapatan fees dan komisi, pendapatan bunga bersih, dan keuntungan dari transaksi baru yang dilakukan sepanjang hari; dan

(2) memperhitungkan penyesuaian valuasi (valuation adjustments) terhadap suatu posisi atau portofolio.

b) Yang dimaksud dengan laporan laba rugi hipotesis adalah laporan laba rugi yang timbul dari perubahan nilai posisi atau portofolio yang disebabkan perubahan faktor pasar dimana posisi dan komposisi portofolio diasumsikan tidak mengalami perubahan pada akhir hari.

6) Dalam menetapkan Faktor Tambahan sesuai dengan Tabel Hasil Back Testing, Bank wajib menggunakan hasil back testing terhadap Model Internal dengan menggunakan data kerugian dalam laporan laba rugi hipotesis.

7) Bank wajib memiliki prosedur dan dokumentasi yang terkait dengan penentuan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual dan hipotesis yang digunakan dalam proses back testing. Dokumentasi tersebut setidaknya harus memuat pendekatan untuk mengkalkulasi data kerugian dalam laporan laba rugi tersebut.

240

ppsk
TextBox
d
Page 20: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

20

8) Bank wajib memiliki unit kerja yang melakukan fungsi pemantauan dan atribusi data laporan laba rugi harian yang terkait dengan penggunaan Model Internal dan proses back testing. Unit kerja yang melakukan fungsi tersebut harus independen dari trading unit, pihak yang melakukan valuasi, pihak yang melakukan validasi Model Internal, dan pihak yang melakukan pengembangan Model Internal.

c. Interpretasi Hasil Back Testing

1) Pendekatan yang digunakan (3 Zona)

a) Bank Indonesia menetapkan kerangka interpretasi terhadap hasil back testing yang mencakup berbagai kemungkinan respon yang bergantung pada indikasi yang dihasilkan proses back testing tersebut. Respon tersebut diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) zona yang dibedakan dengan warna.

b) Zona Hijau berkaitan dengan hasil back testing yang mengindikasikan tidak adanya permasalahan dalam kualitas dan akurasi Model Internal Bank.

c) Zona Kuning meliputi hasil back testing yang dapat menimbulkan keraguan terhadap kualitas Model Internal namun belum ada kesimpulan yang pasti.

d) Zona Merah meliputi hasil back testing yang hampir pasti mengindikasikan terdapat permasalahan dalam Model Internal yang digunakan Bank.

e) Tabel dibawah menggambarkan batasan zona dan respon Bank Indonesia untuk setiap hasil back testing berdasarkan observasi 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja. Jika hasil back testing menunjukkan kelemahan dalam Model Internal, maka Bank Indonesia dapat menetapkan Faktor Tambahan sebagaimana pada tabel berikut.

241

ppsk
TextBox
d
Page 21: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

21

Tabel Hasil Back Testing

Zona Jumlah frekuensi penyimpangan selama

observasi 250 hari kerja

Faktor Tambahan

0 0,00 1 0,00 2 0,00 3 0,00

Zona Hijau

4 0,00 5 0,40 6 0,50 7 0,65 8 0,75

Zona Kuning

9 0,85 Zona Merah 10 atau lebih 1,00

2) Zona Hijau

a) Mencakup frekuensi penyimpangan dalam kisaran 0 (nol) sampai dengan 4 (empat).

b) Dengan pertimbangan bahwa hasil pengukuran VaR telah mencakup 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari data kerugian dalam laporan laba rugi, maka toleransi terhadap penyimpangan yang mungkin dihasilkan adalah sampai dengan 4 (empat) kali penyimpangan dalam observasi 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja. Hasil back testing yang masuk dalam zona ini dinilai tidak terlalu mengkhawatirkan. Dalam kondisi demikian, Bank Indonesia dapat mengenakan Faktor Tambahan sebesar 0 (nol) terhadap hasil pengukuran VaR.

3) Zona Kuning

a) Mencakup frekuensi penyimpangan dalam kisaran 5 (lima) sampai dengan 9 (sembilan).

b) Bank Indonesia dapat mengenakan Faktor Tambahan terhadap hasil back testing yang masuk dalam zona ini, kecuali Bank membuktikan bahwa Model Internal yang digunakan secara fundamental baik dan penyimpangan yang terjadi bersifat sementara.

242

ppsk
TextBox
d
Page 22: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

22

c) Faktor-faktor yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan dapat dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu:

(1) Integritas dari Model Internal tidak sempurna.

Contoh yang mencerminkan masalah integritas antara lain:

(a) Model Internal tidak dapat menangkap faktor risiko dari berbagai posisi, misalnya posisi di kantor cabang luar negeri tidak dilaporkan secara akurat;

(b) volatilitas dan/atau korelasi dalam Model Internal dihitung secara tidak tepat, misalnya sistem menghitung volatilitas harian berdasarkan data 280 (dua ratus delapan puluh) hari kerja yang seharusnya adalah 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.

(2) Model Internal tidak akurat.

Contoh yang mencerminkan rendahnya kualitas dan akurasi Model Internal antara lain ketidakmampuan menilai risiko dari beberapa instrumen secara tepat, misalnya karena kurangnya jumlah segmen jangka waktu (maturity buckets) atau diabaikannya pengukuran spread risk.

(3) Data dalam laporan laba rugi sepanjang hari tidak berkualitas baik.

Rendahnya kualitas data dalam laporan laba rugi sepanjang hari dapat menyebabkan penyimpangan, misalnya terdapat perubahan posisi yang besar atau terjadi peristiwa yang tidak biasa yang mempengaruhi pendapatan Bank.

(4) Faktor yang tidak menguntungkan atau kondisi pasar yang bergerak kearah yang tidak diantisipasi Model Internal.

Penyebab terjadinya penyimpangan antara lain:

(a) Pasar bergerak lebih dari yang diprediksi oleh Model Internal, sehingga volatilitas yang terjadi lebih besar dari yang diharapkan;

(b) Pasar tidak bergerak sebagaimana diharapkan sehingga korelasi yang terjadi berbeda secara signifikan dari yang diasumsikan dalam model;

(c) Terjadi peristiwa dengan tingkat probabilitas yang rendah.

243

ppsk
TextBox
d
Page 23: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

23

d) Pertimbangan lainnya adalah sejauhmana data kerugian dalam laporan laba rugi menyimpang dari hasil pengukuran VaR. Jika diasumsikan hal-hal lain tidak berubah, maka jumlah kerugian dalam laporan laba rugi yang jauh berbeda dengan hasil pengukuran VaR perlu mendapat perhatian yang lebih besar.

e) Berbagai informasi yang dapat disampaikan Bank untuk mendukung penjelasan atas terjadinya penyimpangan antara lain:

(1) hasil back testing yang mencakup posisi sub portofolio atau posisi berdasarkan faktor risiko atau kategori produk;

(2) hasil back testing dengan tingkat kepercayaan selain 99% (sembilan puluh sembilan persen);

(3) hasil pengujian statistik lainnya.

f) Selain mengenakan Faktor Tambahan, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan pengawasan terhadap penyimpangan yang masuk dalam zona ini, antara lain mewajibkan Bank untuk segera menyempurnakan Model Internal tersebut.

4) Zona Merah

a) Mencakup frekuensi penyimpangan sebanyak 10 (sepuluh) atau lebih.

b) Hasil back testing yang masuk dalam zona ini langsung mengarah pada anggapan bahwa terdapat masalah dalam Model Internal yang digunakan Bank.

c) Apabila hasil back testing masuk dalam Zona Merah, Bank diminta segera menyampaikan informasi mengenai penyimpangan disertai penjelasan mengenai penyebab penyimpangan tersebut dan rencana tindak lanjut yang dilakukan.

d) Bank Indonesia secara serta merta mengenakan Faktor Tambahan terhadap hasil back testing yang masuk dalam zona ini.

e) Selain itu, Bank Indonesia melakukan tindakan pengawasan terhadap penyimpangan yang masuk dalam zona ini, antara lain:

(1) mewajibkan Bank untuk segera menyempurnakan Model Internal tersebut;

244

ppsk
TextBox
d
Page 24: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

24

(2) tidak memberikan persetujuan atau membatalkan persetujuan penggunaan Model Internal jika terdapat permasalahan yang kompleks yang berkaitan dengan integritas Model Internal tersebut.

d. Laporan Hasil Back Testing

1) Hasil back testing harus dikomunikasikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.

2) Bank wajib menyampaikan laporan hasil back testing setiap triwulan kepada Bank Indonesia dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a) Laporan pertama kali disusun pada akhir triwulan setelah Bank secara efektif menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM.

b) Laporan disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.

c) Apabila hasil back testing menunjukkan terjadinya penyimpangan, laporan yang disampaikan juga harus disertai dengan analisis penyebab penyimpangan yang didasarkan pada 4 (empat) kategori faktor penyebab sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.5.c.3).c) dan rencana tindak lanjut oleh Bank.

d) Apabila hasil back testing diantara periode pelaporan triwulanan masuk dalam Zona Merah, Bank diminta segera menyampaikan informasi mengenai penyimpangan dimaksud sebelum penyampaian laporan hasil back testing periode triwulanan yang bersangkutan.

Laporan dimaksud disertai penjelasan mengenai penyebab penyimpangan tersebut dan rencana tindak lanjut oleh Bank.

6. PENERAPAN STRESS TESTING

a. Umum

1) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur untuk melakukan proses stress testing.

2) Bank wajib mengembangkan dan melakukan proses stress testing yang akurat dan komprehensif, yang memenuhi kriteria berikut:

a) Meliputi berbagai faktor yang dapat menimbulkan kerugian atau keuntungan luar biasa atau yang dapat menyebabkan pengelolaan dan pengendalian risiko sangat sulit dilakukan pada:

245

ppsk
TextBox
d
Page 25: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

25

(1) portofolio Trading Book yang terekspos pada Risiko Suku Bunga dan Risiko Ekuitas; dan

(2) seluruh portofolio Trading Book dan Banking Book yang terekspos pada Risiko Nilai Tukar dan Risiko Komoditas.

Faktor-faktor tersebut mencakup peristiwa yang jarang terjadi (low probability events).

Stress testing harus meliputi dampak dari peristiwa tersebut terhadap seluruh posisi, baik posisi dengan karakteristik harga yang bersifat linear maupun non-linear (yaitu posisi option dan posisi lainnya yang memiliki karakteristik seperti option).

b) Memperhitungkan aspek Risiko Pasar dan aspek likuditas pada saat terjadi gangguan pasar (market disturbance), khususnya pada pasar berkembang. Misalnya, Bank mungkin tidak dapat menjual beberapa posisi trading dengan cepat dalam kondisi krisis dan nilai dari posisi tersebut mungkin sangat berfluktuasi; dan

c) Mencakup proses identifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memitigasi risiko dan memelihara kecukupan modal.

3) Stress testing paling kurang dilakukan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan dan jika terjadi kondisi tidak normal yang dapat menyebabkan Bank terekspos pada Risiko Pasar yang tidak dapat ditolerir.

4) Bank wajib mendokumentasikan seluruh skenario yang digunakan dalam proses stress testing dan hasil stress testing serta tindak lanjut yang dilakukan secara berkesinambungan.

b. Kerangka Stress Testing

1) Bank wajib melakukan proses stress testing yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

a) Stress testing secara kuantitatif mencakup identifikasi berbagai kemungkinan skenario yang dapat berdampak buruk bagi kondisi Bank.

b) Kriteria kualitatif mencakup dua tujuan utama stress testing, yaitu:

(1) mengevaluasi kapasitas modal Bank untuk menyerap kerugian potensial yang besar; dan

(2) mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan Bank untuk mengurangi risiko sehingga dapat menghindari dampak yang buruk terhadap pemenuhan KPMM.

246

ppsk
TextBox
d
Page 26: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

26

Kedua tujuan tersebut harus merupakan bagian dalam menetapkan dan mengevaluasi strategi manajemen risiko untuk Risiko Pasar.

2) Bank wajib menggunakan skenario yang ditetapkan Bank Indonesia dan skenario yang dikembangkan Bank. Secara khusus, Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk memberikan informasi mengenai stress testing berdasarkan 3 (tiga) area berikut:

a) Skenario yang ditetapkan Bank Indonesia yang tidak memerlukan simulasi oleh Bank

(1) Bank wajib menyampaikan informasi kepada Bank Indonesia mengenai 5 (lima) kerugian harian terbesar yang terjadi atas eksposur Risiko Pasar selama periode pelaporan triwulanan.

(2) Informasi kerugian dimaksud dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran VaR. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar dari kerugian harian terbesar tersebut dapat tercakup dalam hasil pengukuran VaR.

b) Skenario yang ditetapkan Bank Indonesia yang memerlukan simulasi oleh Bank

Bank harus memperhitungkan seluruh portofolio yang terekspos Risiko Pasar dalam berbagai simulasi skenario yang ditetapkan Bank Indonesia.

(1) Skenario pertama mencakup pengujian terhadap portofolio Bank terkini dengan menggunakan data perubahan harga yang drastis maupun penurunan likuiditas yang tajam akibat peristiwa dalam periode lampau dimana terjadi gejolak yang signifikan (scenario test), misalnya jatuhnya pasar saham pada tahun 1987, krisis Exchange Rate Mechanism (ERM) pada tahun 1992 dan 1993, krisis Meksiko pada akhir tahun 1994, atau krisis Asia pada tahun 1997 dan 1998.

(2) Skenario kedua adalah mengevaluasi sensitivitas eksposur Risiko Pasar terhadap perubahan asumsi volatilitas dan/atau korelasi (Sensitivity Test).

(i) Pengujian dilakukan dengan mengevaluasi kisaran (range) pergerakan volatilitas dan/atau korelasi secara historis, dan mengevaluasi dampak dari volatilitas dan korelasi yang ekstrim dalam kisaran historis tersebut terhadap posisi Bank terkini.

247

ppsk
TextBox
d
Page 27: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

27

(ii) Dalam melakukan pengujian tersebut, Bank harus memberi perhatian khusus terhadap pergerakan yang tajam yang kadang-kadang dapat terjadi dalam hitungan hari dalam periode terjadinya gejolak pasar yang signifikan. Misalnya, selama terjadinya gejolak pasar sebagaimana dimaksud dalam Bab. II.6.b.2).b).(1), korelasi antar berbagai faktor risiko mendekati angka ekstrim yaitu 1 atau -1 selama beberapa hari pada titik puncak gejolak pasar tersebut.

(3) Beberapa skenario untuk Sensitivity Test yang ditetapkan Bank Indonesia berpedoman pada Lampiran 2. Bank Indonesia akan mengkaji ulang skenario tersebut secara berkala dan akan melakukan penyesuaian apabila dipandang perlu.

c) Skenario yang ditetapkan Bank

Selain skenario yang ditetapkan Bank Indonesia, Bank juga wajib melakukan proses stress testing dengan menggunakan skenario berpedoman pada Lampiran 2 angka 6 dan skenario yang diidentifikasi Bank sebagai worst case scenario berdasarkan karakteristik portofolio.

c. Laporan Hasil Stress Testing

1) Hasil stress testing harus dikomunikasikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.

2) Hasil stress testing harus dikaji ulang oleh Direksi atau Komite Manajemen Risiko, dan harus digunakan untuk:

a) menetapkan kebijakan manajemen Risiko Pasar, termasuk limit perdagangan dan limit eksposur Risiko Pasar;

b) melakukan penilaian terhadap kecukupan modal; dan

c) melakukan penilaian terhadap kemampuan Bank untuk menghadapi kejadian di masa datang atau perubahan kondisi pasar yang dapat berdampak buruk terhadap eksposur Risiko Pasar.

3) Bank wajib menyampaikan laporan hasil stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.6.b.2) kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Laporan tersebut disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.

248

ppsk
TextBox
d
Page 28: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

28

4) Jika hasil stress testing menunjukkan adanya kerentanan tertentu terhadap suatu kondisi, Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko tersebut secara memadai, misalnya dengan melakukan lindung nilai atau mengurangi besarnya eksposur Risiko Pasar.

249

ppsk
TextBox
d
Page 29: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

29

III. PROSES PERSETUJUAN PENGGUNAAN MODEL INTERNAL OLEH BANK INDONESIA

1. Kriteria Penilaian

a. Pengajuan permohonan penggunaan Model Intenal wajib disampaikan Bank disertai seluruh informasi dan dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan ini.

b. Dalam rangka memberikan persetujuan, Bank Indonesia melakukan pengkajian untuk memastikan bahwa Model Internal telah memadai dan memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dalam Bab. II, paling kurang meliputi:

1) Proses validasi dan audit yang dilakukan secara internal berjalan dengan baik sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b.6) dan Bab II.2.b.7);

2) Model yang digunakan dalam proses pengukuran Risiko Pasar dan valuasi suatu posisi telah divalidasi oleh unit atau pihak yang memenuhi kualifikasi dan independen terhadap unit atau pihak yang mengembangkan model tersebut dan trading unit;

3) Kompleksitas dan struktur Model Internal telah sesuai dengan cakupan pengukuran Risiko Pasar dari aktivitas dan portofolio Bank;

4) Model Internal dapat menyediakan hasil perhitungan kerugian potensial yang dapat diandalkan sepanjang waktu yang diuji kehandalannya dengan proses back testing; dan

5) Arus dan pemrosesan data yang terkait dengan Model Internal bersifat transparan dan dapat diakses dengan mudah.

c. Sebelum memberikan persetujuan, Bank Indonesia dapat menetapkan periode pemantauan awal (initial monitoring) dan melakukan pengujian secara langsung (live testing) terhadap Model Internal yang akan digunakan Bank.

2. Pengujian Pengukuran Risiko terhadap Portofolio

a. Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan pengujian pengukuran risiko terhadap portofolio dari waktu ke waktu.

b. Pengujian tersebut umumnya meliputi penggunaan Model Internal untuk menghitung beban modal atas portofolio yang diuji yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

c. Hasil dari pengujian dapat digunakan untuk memastikan akurasi dan keandalan Model Internal yang digunakan Bank.

250

ppsk
TextBox
d
Page 30: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

30

3. Persetujuan Penggunaan Model Internal

a. Jangka waktu proses pengkajian dan persetujuan Model Internal yang dilakukan Bank Indonesia tergantung pada kondisi masing-masing Bank serta permasalahan yang dihadapi selama proses tersebut.

b. Apabila setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Bank berencana melakukan modifikasi terhadap Model Internal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran risiko sebagaimana dimaksud dalam Bab II.1.b., Bank wajib segera menyampaikan rencana modifikasi dimaksud untuk memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

c. Khusus untuk modifikasi terkait dengan perubahan teknologi sistem informasi yang mendukung penggunaan Model Internal, Bank wajib mencantumkan rencana dimaksud dalam rencana bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

d. Berdasarkan penyampaian rencana modifikasi tersebut, Bank Indonesia melakukan pengkajian terhadap kelayakan dan kewajaran rencana modifikasi tersebut.

e. Apabila Bank Indonesia menilai bahwa Bank tidak lagi memenuhi kriteria dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan ini, dan/atau Model Internal yang digunakan tidak memadai dan tidak dapat diandalkan lagi, maka Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan tindakan perbaikan (remedial actions) yang wajib diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia untuk memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan.

f. Dalam hal Bank telah melakukan perubahan untuk menindaklajuti permintaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf e, maka Bank wajib meminta persetujuan kembali kepada Bank Indonesia untuk menggunakan Model Internal yang telah disempurnakan tersebut.

g. Dalam hal Bank tidak dapat memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan, dan/atau mengeliminasi kelemahan, serta melakukan penyempurnaan Model Internal dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf e, Bank Indonesia membatalkan persetujuan penggunaan Model Internal tersebut untuk tujuan perhitungan KPMM.

251

ppsk
TextBox
d
Page 31: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

31

h. Bank yang telah menerima pemberitahuan mengenai pembatalan persetujuan penggunaan Model Internal wajib segera menggunakan Metode Standar untuk perhitungan KPMM sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai KPMM. Bank dapat mengajukan untuk menggunakan Model Internal kembali dan baru dapat menggunakan Model Internal apabila, berdasarkan penilaian Bank Indonesia, Bank dapat memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan untuk menggunakan Model Internal sesuai ketentuan ini dan/atau telah mengeliminasi berbagai kelemahan dalam Model Internal.

4. Perlakuan Terhadap Bank yang Merupakan Kantor Cabang dan Perusahaan Anak dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri yang Mengadopsi Model Internal yang Digunakan oleh Kantor Pusat atau Bank Induk (parent bank)

a. Bank yang merupakan kantor cabang atau perusahaan anak dari bank yang berkedudukan di luar negeri dapat mengajukan permohonan untuk mengadopsi Model Internal yang digunakan oleh kantor pusat atau bank induk (parent bank) dalam melakukan perhitungan Risiko Pasar untuk tujuan pemenuhan KPMM.

b. Persetujuan terhadap penerapan Model Internal dengan mengadopsi model yang digunakan kantor pusat atau bank induk tersebut dapat diberikan sepanjang memenuhi persyaratan berikut:

1) Model Internal yang digunakan kantor pusat atau bank induk telah memperoleh persetujuan dari home country supervisor;

2) Model Internal yang diadopsi oleh kantor cabang atau perusahaan anak dari bank yang berkedudukan di luar negeri memenuhi kriteria dan persyaratan kuantitatif Model Internal yang diatur dalam ketentuan ini; dan

3) Bank memenuhi persyaratan umum dan persyaratan kualitatif dalam ketentuan ini.

c. Bank Indonesia dapat meminta informasi mengenai persetujuan yang telah diberikan oleh otoritas pengawas di negara dimana kantor pusat atau bank induk berkedudukan (home country supervisor).

d. Bank Indonesia mengkaji kembali persetujuan penggunaan Model Internal tersebut jika bank yang berkedudukan di luar negeri dimaksud sudah tidak menjadi bank induk dari bank yang merupakan perusahaan anak di Indonesia.

252

ppsk
TextBox
d
Page 32: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

32

IV. INFORMASI DAN DOKUMEN DALAM PERMOHONAN PENGGUNAAN MODEL INTERNAL

1. Bank yang berencana menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM untuk Risiko Pasar wajib menyampaikan surat permohonan kepada Bank Indonesia disertai informasi dan dokumen yang diperlukan, yang paling kurang mencakup:

a. Manajemen Risiko Pasar dan Pengendalian Intern

1) Struktur organisasi terkini, wewenang dan tanggung jawab, serta jalur pelaporan, unit kerja yang terkait dengan penerapan manajemen Risiko Pasar.

2) Struktur organisasi terkini dari seluruh kantor cabang dan Perusahaan Anak yang terlibat dalam aktivitas trading.

3) Daftar Komite dan pejabat/pegawai yang terlibat dalam manajemen Risiko Pasar, termasuk wewenang dan tanggung jawab, serta frekuensi pertemuan (termasuk risalah pertemuan yang terkait dengan Model Internal).

4) Manajemen dan pejabat/pegawai yang terlibat dalam proses pengembangan dan validasi terhadap Model Internal dan model/teknik penilaian, yang meliputi latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan, termasuk informasi mengenai rincian pelatihan mengenai Model Internal.

5) Rincian proses persetujuan internal Bank untuk penggunaan Model Internal.

6) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengembangan, validasi, dan penggunaan Model Internal, serta audit internal termasuk diagram dan arus informasi/laporan.

7) Kebijakan Trading Book termasuk trading strategy terkini.

8) Deskripsi sejauhmana Model Internal terintegrasi ke dalam proses manajemen Risiko Pasar harian, antara lain penggunaan model sebagai dasar penetapan limit dalam manajemen Risiko Pasar, pengukuran kinerja, dan sebagainya.

9) Laporan terkini terhadap hasil validasi internal terhadap Model Internal dan model/teknik penilaian.

10) Laporan terkini SKAI terhadap keseluruhan proses manajemen risiko dan manajemen Risiko Pasar Bank, termasuk penggunaan Model Internal.

253

ppsk
TextBox
d
Page 33: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

33

11) Rincian perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), infrastruktur jaringan, dan bagan sistem komputer di front, middle, dan back office yang digunakan untuk mengadministrasikan dan memproses seluruh aktivitas trading, dan manajemen risiko. Sebagai contoh dapat dilihat pada rangkuman matriks berikut.

Nama Sistem XYZ Kategori dan Fungsi Feeder system untuk pembukuan dan valuasi

transaksi Area Bisnis FX Produk Forward FX Vendor/In House Jika vendor, sebutkan nama perusahaan Server platform Hardware, operating system dan principal

software languages Client platform Hardware, operating system dan principal

software languages Database Oracle, Sybase Data granularity Jenis dan tingkatan data yang disimpan dalam

sistem – misalnya transaksi perdagangan, cash flows, sensitivitas

Didukung oleh Vendor dan/atau in house IT group yang mendukung aplikasi

Live date Tanggal penggunaan sistem Decommission date Tanggal usulan penggantian sistem (jika ada) Transactions held Perkiraan jumlah transaksi yang disimpan dalam

sistem Volume (hari) Jumlah transaksi baru yang dibukukan setiap

hari Dokumentasi Tingkatan dan kualitas dokumentasi yang

tersedia untuk sistem (user, technical, model specifications, testing).

Security Pengamanan sistem, misalnya audit trails, application dan database security.

Security incidents Rincian insiden pengamanan yang material sepanjang tahun lalu

Durasi downtime

Jumlah kejadian system downtime dalam 6 bulan terakhir

Durasi downtime yang terpanjang dan latar belakang

Contingency / business resumption

Rincian berbagai penyimpangan terhadap general contingency arrangement, misalnya sistem tidak tercakup dalam contingency arrangement atau belum dilakukan contingency test.

Periode contingency test terakhir

Informasi lainnya Permasalahan dalam sistem

254

ppsk
TextBox
d
Page 34: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

34

12) Diagram yang menggambarkan interkoneksi berbagai sistem individual yang terkait dengan perhitungan Model Internal.

13) Diagram arus data dan informasi dari sistem yang digunakan front office sampai pada model VaR.

14) Rencana kontinjen (contingency plan) dan rencana kesinambungan bisnis (business continuity plan) jika terjadi kegagalan sistem.

15) Hasil penilaian terhadap kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang digunakan dalam mendukung penggunaan Model Internal.

b. Metodologi dan Cakupan Pengukuran Risiko

1) Gambaran komprehensif mengenai metodologi (misalnya metode variance-covariance, historical simulation) yang digunakan untuk mengukur Risiko Pasar, termasuk Risiko Pasar dari instrumen keuangan yang bersifat non-linear (seperti option), serta berbagai informasi terkait, antara lain tingkat kepercayaan (confidence level), periode kepemilikan (holding period), periode data historis yang digunakan untuk menetapkan volatilitas dan covariance, asumsi yang digunakan, dan kelemahan serta kekuatan dari Model Internal yang digunakan.

2) Frekuensi dan waktu pengukuran dengan Model Internal (cut off time).

3) Daftar instrumen keuangan dan faktor Risiko Pasar, yang masuk cakupan Model Internal, termasuk jenis, jangka waktu, mata uang, berbagai underlying instruments serta beragam fitur dalam instrumen option.

4) Daftar instrumen keuangan yang tidak atau belum masuk dalam cakupan Model Internal dan alasan/latar belakang, rencana serta tindak lanjut yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar.

5) Daftar kantor cabang, unit atau kegiatan usaha, dan Perusahaan Anak yang memiliki eksposur Risiko Pasar yang masuk cakupan Model Internal.

6) Daftar kantor cabang, unit atau kegiatan usaha dan Perusahaan Anak yang memiliki eksposur Risiko Pasar yang tidak atau belum masuk cakupan Model Internal dan alasan/ latar belakang rencana serta tindak lanjut yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar.

255

ppsk
TextBox
d
Page 35: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

35

c. Metode Estimasi

1) Metode yang digunakan untuk mengukur returns dari faktor Risiko Pasar (misalnya logarithmic return, percentage return).

2) Metode pembobotan (weighting scheme) yang digunakan dalam penetapan periode observasi historis (jika ada).

3) Metode estimasi untuk menetapkan volatilitas dan covariance.

4) Pendekatan, data, dan parameter yang digunakan untuk membangun kurva imbal hasil.

5) Metode yang digunakan untuk menetapkan spread risk.

6) Metode perhitungan korelasi antar faktor risiko maupun kategori risiko.

d. Validasi Internal terhadap Model Internal

1) Berbagai jenis pengujian (testing arrangements) terhadap Model Internal.

2) Pelaksanaan back testing, yang paling kurang mencakup:

a) Disain, implementasi, dan interpretasi hasil back testing;

b) Durasi proses dan pihak yang bertanggung jawab melakukan proses back testing;

c) Tingkatan pelaksanaan back testing (misalnya portofolio, sub portofolio berdasarkan segmentasi, faktor risiko, unit operasional, dan sebagainya);

d) Identifikasi komponen laporan laba rugi yang merupakan sumber data dalam proses back testing;

e) Laporan laba rugi aktual dan hipotesis dari setiap trading desk dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir; dan

f) Laporan hasil back testing yang dilakukan dalam 3 bulan terakhir yang disampaikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.

3) Proses dan hasil evaluasi serta validasi berkesinambungan (on going review) terhadap kelayakan Model Internal.

e. Proses dan Verifikasi Valuasi

1) Metode valuasi suatu posisi (mark to market dan/atau mark to model).

2) Metode valuasi yang digunakan untuk mengestimasi nilai dari instrumen-instrumen yang tidak mempunyai harga pasar atau instrumen yang tidak likuid.

256

ppsk
TextBox
d
Page 36: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

36

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi valuasi suatu posisi (misalnya faktor likuiditas) serta pengaruhnya terhadap valuasi.

4) Kebijakan penyesuaian valuasi (valuation adjustment) untuk posisi yang dinilai berdasarkan nilai wajar namun nilai tersebut belum mencerminkan harga yang sebenarnya.

5) Proses dan dokumentasi verifikasi independen terhadap valuasi instrumen keuangan, termasuk informasi mengenai verifikasi terhadap valuasi apabila data input untuk model sulit diperoleh.

f. Integritas Data Input

1) Kebijakan dan prosedur yang diterapkan dalam memperoleh dan mengolah data untuk memastikan kelengkapan, kekinian, dan keakuratan data.

2) Kebijakan untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kesulitan memperoleh data pasar, misalnya nilai pasar dari surat berharga korporasi di pasar keuangan yang tidak terlalu likuid.

3) Prosedur penanganan data yang tidak tersedia, misalnya penggunaan algoritma untuk menetapkan data yang tidak tersedia.

g. Proses Stress Testing

1) Pihak yang bertanggung jawab melakukan proses stress testing.

2) Metodologi dan proses stress testing, serta skenario yang digunakan.

3) Metode perhitungan kerugian potensial dari penerapan berbagai skenario.

4) Laporan hasil stress testing terkini yang disampaikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.

5) Proses tindak lanjut dari hasil stress testing.

2. Dalam hal Bank berencana melakukan modifikasi terhadap penggunaan Model Internal sebagaimana dimaksud dalam Bab II.1.b., Bank wajib mengajukan permohonan yang dilengkapi dengan informasi dan dokumen yang paling kurang mencakup:

a. Deskripsi latar belakang, rencana, dan cakupan modifikasi Model Internal;

b. Deskripsi perubahan struktur organisasi sebagai implikasi dari integrasi bisnis (jika ada);

c. Perubahan struktur limit sebagai implikasi dari modifikasi Model Internal (jika ada);

d. Hasil validasi internal atas kelayakan modifikasi Model Internal (termasuk asumsi, kekuatan, dan kelemahan Model Internal) yang dilakukan oleh Unit Pengendalian Risiko Pasar.

257

ppsk
TextBox
d
Page 37: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

37

e. Hasil back testing (baik berdasarkan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual maupun laba rugi hipotesis) untuk Model Internal yang dimodifikasi, yang mencakup paling kurang data selama 60 (enam puluh) hari kerja;

f. Deskripsi perubahan skenario stress testing sebagai implikasi dari modifikasi Model Internal.

258

ppsk
TextBox
d
Page 38: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

38

V. PELAPORAN

1. Bank wajib menyampaikan laporan secara bulanan dan triwulanan terhitung setelah Bank memperoleh persetujuan penggunaan Model Internal dari Bank Indonesia sesuai format yang terdapat dalam Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia ini.

a. Laporan secara bulanan meliputi:

1) Laporan Perhitungan VaR dan Beban Modal; dan

2) Laporan Perhitungan KPMM.

Dalam hal Bank belum menggunakan Model Internal untuk menghitung Risiko Pasar atas seluruh instrumen keuangan, maka Bank juga wajib menyampaikan laporan yang terkait dengan perhitungan Risiko Pasar atas instrumen keuangan yang masih menggunakan Metode Standar sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

b. Laporan secara triwulanan meliputi:

1) Laporan Perhitungan KPMM secara Konsolidasi

2) Laporan Hasil Back Testing dan Penetapan Faktor Tambahan;

3) Laporan Data 5 (lima) Kerugian Harian Terbesar; dan

4) Laporan Hasil Stress Testing.

2. Laporan yang terkait dengan Model Internal sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.

3. Selama pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 belum dimungkinkan

secara on-line, maka pelaporan wajib disampaikan secara off-line oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan alamat:

a) Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; atau

b) Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia,

dengan tembusan kepada Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.

259

ppsk
TextBox
d
Page 39: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

1

1. Skenario Perubahan Suku Bunga Rupiah

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap seluruh eksposur

instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga Rupiah dalam Trading

Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario perubahan suku

bunga berdasarkan perubahan kurva imbal hasil (yield curve), baik

pergeseran kurva imbal hasil yang bersifat paralel maupun tidak paralel

berdasarkan tabel berikut.

Perubahan Kurva Imbal Hasil (basis point)

1 bulan 6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun

15 tahun

Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang tidak paralel (basis point)

Skenario 1 + 330 + 350 + 400 + 400 + 380 + 340 + 300 + 150 Skenario 2 - 200 - 200 - 300 - 300 - 300 - 300 - 300 - 180

Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang paralel (basis point)

Skenario 3 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 Skenario 4 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400

b. Bank dapat melakukan interpolasi dalam menentukan perubahan kurva imbal

hasil untuk suatu posisi dengan skala waktu yang tidak terdapat dalam tabel.

Metode interpolasi yang digunakan harus konsisten dengan metode yang

digunakan dalam membangun kurva imbal hasil untuk perhitungan Value at

Risk.

2. Skenario Perubahan Nilai Tukar

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap paling kurang 7 jenis

eksposur valuta asing utama (major currencies) baik dalam Banking Book

maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario

perubahan nilai tukar untuk setiap valuta asing tersebut. Khusus perubahan

nilai tukar USD terhadap Rupiah berdasarkan tabel berikut.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Nilai Tukar (%) + 20% + 10% - 10% - 20%

b. Proses stress testing dilakukan terhadap posisi terbuka neto (net open

position) dari setiap valuta asing tersebut.

c. Perubahan nilai tukar positif berarti Rupiah mengalami depresiasi dan

perubahan nilai tukar negatif berarti Rupiah mengalami apresiasi.

260

ppsk
TextBox
d
Page 40: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

2

3. Skenario Perubahan Harga Saham di Pasar Domestik

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen

keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas yang diperdagangkan di pasar

domestik dalam Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan

skenario perubahan harga saham berdasarkan tabel berikut.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Harga Saham (%) - 20% - 15% - 10% - 5%

b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos

Risiko Ekuitas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG).

4. Skenario Perubahan Harga Komoditas di Pasar Domestik

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen

keuangan yang terekspos Risiko Komoditas di pasar domestik dalam Banking

Book maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan

skenario perubahan harga komoditas berdasarkan tabel berikut.

b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos

Risiko Komoditas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga

Komoditas.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Harga Komoditas (%) - 20% - 15% - 10% - 5%

5. Skenario Perubahan untuk Posisi Option

Proses stress testing terhadap risiko harga option dilakukan dengan

menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang ditetapkan oleh Basel

Committee melalui penggunaan matriks skenario.

a. Matriks skenario untuk perubahan suku bunga

Asumsi Perubahan Suku Bunga

Suku Bunga - 1% - 0,66% - 0,33%

Suku

Bunga

saat ini

0,33% 0,66% 1%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R

Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

261

ppsk
TextBox
d
Page 41: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

3

b. Matriks skenario untuk perubahan harga saham dan nilai tukar (termasuk

emas)

Asumsi Perubahan Harga/Nilai Tukar

Harga/Nilai

Tukar - 8% - 5,33% - 2,67%

Harga/Nilai

Tukar saat

ini

2,67% 5,33% 8%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R

Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

c. Matriks skenario untuk perubahan harga komoditas

Asumsi Perubahan Harga

Harga - 15% - 10% - 5%

Harga

saat ini 5% 10% 15%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

6. Skenario untuk Eksposur Risiko Lainnya

Dalam melakukan proses stress testing untuk eksposur instrumen keuangan yang

terekspos Risiko Suku Bunga dalam mata uang asing, eksposur valuta asing

lainnya, eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di pasar

modal luar negeri, dan eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko

Komoditas di pasar luar negeri, Bank wajib mengembangkan skenario sendiri

sejalan dengan karakteristik portofolio dan tingkat risiko yang dihadapi.

262

ppsk
TextBox
d
Page 42: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

1

1. Skenario Perubahan Suku Bunga Rupiah

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap seluruh eksposur

instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga Rupiah dalam Trading

Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario perubahan suku

bunga berdasarkan perubahan kurva imbal hasil (yield curve), baik

pergeseran kurva imbal hasil yang bersifat paralel maupun tidak paralel

berdasarkan tabel berikut.

Perubahan Kurva Imbal Hasil (basis point)

1 bulan 6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun

15 tahun

Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang tidak paralel (basis point)

Skenario 1 + 330 + 350 + 400 + 400 + 380 + 340 + 300 + 150 Skenario 2 - 200 - 200 - 300 - 300 - 300 - 300 - 300 - 180

Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang paralel (basis point)

Skenario 3 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 Skenario 4 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400

b. Bank dapat melakukan interpolasi dalam menentukan perubahan kurva imbal

hasil untuk suatu posisi dengan skala waktu yang tidak terdapat dalam tabel.

Metode interpolasi yang digunakan harus konsisten dengan metode yang

digunakan dalam membangun kurva imbal hasil untuk perhitungan Value at

Risk.

2. Skenario Perubahan Nilai Tukar

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap paling kurang 7 jenis

eksposur valuta asing utama (major currencies) baik dalam Banking Book

maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario

perubahan nilai tukar untuk setiap valuta asing tersebut. Khusus perubahan

nilai tukar USD terhadap Rupiah berdasarkan tabel berikut.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Nilai Tukar (%) + 20% + 10% - 10% - 20%

b. Proses stress testing dilakukan terhadap posisi terbuka neto (net open

position) dari setiap valuta asing tersebut.

c. Perubahan nilai tukar positif berarti Rupiah mengalami depresiasi dan

perubahan nilai tukar negatif berarti Rupiah mengalami apresiasi.

263

ppsk
TextBox
d
ppsk
TextBox
LAMPIRAN 8
Dtiadm
TextBox
Lampiran 7
Page 43: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

2

3. Skenario Perubahan Harga Saham di Pasar Domestik

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen

keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas yang diperdagangkan di pasar

domestik dalam Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan

skenario perubahan harga saham berdasarkan tabel berikut.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Harga Saham (%) - 20% - 15% - 10% - 5%

b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos

Risiko Ekuitas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG).

4. Skenario Perubahan Harga Komoditas di Pasar Domestik

a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen

keuangan yang terekspos Risiko Komoditas di pasar domestik dalam Banking

Book maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan

skenario perubahan harga komoditas berdasarkan tabel berikut.

b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos

Risiko Komoditas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga

Komoditas.

Skenario 1 2 3 4

Perubahan Harga Komoditas (%) - 20% - 15% - 10% - 5%

5. Skenario Perubahan untuk Posisi Option

Proses stress testing terhadap risiko harga option dilakukan dengan

menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang ditetapkan oleh Basel

Committee melalui penggunaan matriks skenario.

a. Matriks skenario untuk perubahan suku bunga

Asumsi Perubahan Suku Bunga

Suku Bunga - 1% - 0,66% - 0,33%

Suku

Bunga

saat ini

0,33% 0,66% 1%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R

Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

264

ppsk
TextBox
d
Page 44: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

3

b. Matriks skenario untuk perubahan harga saham dan nilai tukar (termasuk

emas)

Asumsi Perubahan Harga/Nilai Tukar

Harga/Nilai

Tukar - 8% - 5,33% - 2,67%

Harga/Nilai

Tukar saat

ini

2,67% 5,33% 8%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R

Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

c. Matriks skenario untuk perubahan harga komoditas

Asumsi Perubahan Harga

Harga - 15% - 10% - 5%

Harga

saat ini 5% 10% 15%

Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R

6. Skenario untuk Eksposur Risiko Lainnya

Dalam melakukan proses stress testing untuk eksposur instrumen keuangan yang

terekspos Risiko Suku Bunga dalam mata uang asing, eksposur valuta asing

lainnya, eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di pasar

modal luar negeri, dan eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko

Komoditas di pasar luar negeri, Bank wajib mengembangkan skenario sendiri

sejalan dengan karakteristik portofolio dan tingkat risiko yang dihadapi.

265

ppsk
TextBox
d
Page 45: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

Lampiran 9

PT. BANK __________jutaan Rp

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

I. MODAL INTI

1 Modal Disetor

2 Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)

a. Agio Saham

b. Disagio (-/-)

c. Modal Sumbangan

d. Cadangan

- Cadangan Umum

- Cadangan Tujuan

e. Laba/Rugi

- Laba Tahun-tahun Lalu setelah diperhitungkan pajak

- Rugi Tahun-tahun Lalu (-/-)

f. Laba Tahun Berjalan Setelah Pajak

- Laba Tahun Berjalan diperhitungkan pajak 50%

- Rugi Tahun Berjalan (-/-)

g. Penjabaran Laporan Keuangan KC Luar Negeri

a. Selisih Lebih

b. Selisih Kurang (-/-)

h. Dana Setoran Modal

i. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)

3 Goodwill (-/-)

II. KETERANGAN*)

*) Keterangan diisi dengan cara-cara peningkatan Modal Inti termasuk merger dengan bank lain

REALISASI ACTION PLANS PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM (TIER - 1)

2006 2007 2008

NO 31-DecSUMBER PEMENUHAN MODAL INTI

31-Dec

30-Jun 31-Dec

2009

30-Jun 31-Dec 30-Jun30-Jun 31-Dec 30-Jun 31-Dec

2010

266

THI_ristia
Rectangle
THI_ristia
TextBox
Lampiran 8
Page 46: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

214

Lampiran 10

NAMA BANK

BULAN LAPORAN

CONTACT PERSON

DIVISI/BAGIAN

TELP./E-MAIL

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT

MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR

267

THI_safyra
Rectangle
THI_safyra
Rectangle
THI_safyra
TextBox
Lampiran 9
Page 47: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

221

FORMULIR I.A

No TagihanCKPN atau PPA

KhususTagihan Bersih

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)

1.

a. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank Indonesia

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Kredit yang diberikan

5) Tagihan Lainnya

6) Tagihan Bunga yang belum diterima

b. 0 0 0

1) Surat Berharga

2) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

3) Tagihan Akseptasi

4) Kredit yang diberikan

5) Tagihan Lainnya

6) Tagihan Bunga yang belum diterima

2. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

e.

f.

3. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

e.

f.

4.

a. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

7) Tagihan Bunga yang belum diterima

DATA EKSPOSUR PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

BANK SECARA INDIVIDUAL

Kredit yang diberikan

Tagihan Lainnya

Tagihan Bunga yang belum diterima

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

1. Eksposur Aset di Neraca, sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali

eksposur sekuritisasi.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Surat Berharga

Kredit yang diberikan

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

Tagihan Akseptasi

(2)

Kategori Portofolio

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Lainnya

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Surat Berharga

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

Tagihan Akseptasi

Tagihan Bunga yang belum diterima

268

THI_safyra
Rectangle
Page 48: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

222

b. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

7) Tagihan Bunga yang belum diterima

5. 0

a.

b.

6. 0 0 0

a.

b.

7. 0 0 0

a.

b.

8. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

9. 0 0 0

a. Surat Berharga

b. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

c. Tagihan Akseptasi

d. Kredit yang diberikan

e. Tagihan Lainnya

f. Tagihan Bunga yang belum diterima

10.

a. 0

b. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Akseptasi

Tagihan Lainnya

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Kepada Korporasi

Kredit yang diberikan

Tagihan Bunga yang belum diterima

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Jangka Panjang

Kredit Beragun Rumah Tinggal

No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih

11. 0 0 0

a. Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin 0

b. Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal) 0 0 0

1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0

2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0

3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0

c. 0

d. 0

e. 0

f. 0

0 0 0

Aset Lainnya

Total Eksposur untuk Posisi Aset di Neraca

Aset tetap dan inventaris Neto

Lainnya

Aset Yang Diambil Alih (AYDA)

Antar Kantor Neto

Kategori Portofolio

269

THI_safyra
Rectangle
Page 49: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

223

a.

No Nilai TRA PPA Khusus Nilai TRA Neto

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)

1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

7. 0

8. 0

9. 0

10. 0 0 0

a. 0

b. 0

0 0 0

b.

No Nilai TRA PPA Nilai TRA Neto

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

0 0 0

a.

No Tagihan Bersih

(1) (3)1. 0

a.

b.

2.

3.

4. 0

a.

b.

5.

6.

0

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Kategori Portofolio

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi dalam Transaksi Rekening Administratif (TRA), sebagaimana dimaksud pada

butir II.A.1

Kategori Portofolio

Total Eksposur untuk Kelonggaran Tarik

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Total Eksposur dari Transaksi Repo

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Kategori Portofolio

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Korporasi

(2)

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Transaksi Rekening Administratif Lainnya

Kelonggaran Tarik

Kredit Beragun Properti Komersial

Total Eksposur dari Transaksi Rekening Administratif Lainnya

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

3. Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk ) sebagaimana dimaksud pada

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Transaksi Repo

Tagihan Kepada Pemerintah

butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Tagihan Kepada Korporasi

270

THI_safyra
Rectangle
Page 50: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

224

b.

No Tagihan CKPN Tagihan Bersih

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

0 0 0

c.

No Tagihan Derivatif

(1) (3)1. 0

a.

b.

2.

3.

4. 0

a.

b.

5.

6.

0

No Nilai Eksposur

(1) (3)1. 0

a.

b.

c.

d.

2.

0

Tagihan kepada Pemerintah dan Bank Sentral

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Transaksi Reverse Repo

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Bank

Untuk transaksi yang tergolong Delivery versus Payment (DvP)

Total Eksposur dari Transaksi Derivatif OTC

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Total Eksposur dari Transaksi Reverse Repo

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Bobot Risiko 100% (lebih dari 45 hari)

Tagihan kepada Korporasi

Transaksi Derivatif Over The Counter (OTC)

Untuk transaksi yang tergolong Non-delivery versus payment (non-DvP)

Total Eksposur dari Settlement Risk

Bobot Risiko 50% (16-30 hari)

Surat Edaran Bank Indonesia ini

Jenis Transaksi

(2)

Tagihan kepada Bank Lain

Tagihan kepada Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia

Tagihan kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan kepada Pemerintah Negara Lain dan Bank Sentral Negara Lain

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Bobot Risiko 75% (31-45 hari)

Bobot Risiko 8% (5-15 hari)

4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.3 dalam

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Kategori Portofolio

(2)

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Kategori Portofolio

(2)

271

THI_safyra
Rectangle
Page 51: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

225

No

Eksposur

Merupakan Faktor

Pengurang Modal

Eksposur

diperhitungkan

sebagai ATMR

(1) (3) (4)1. 0 0

a.

b.

2. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal

3.

4. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal

5. 0 0

a.

b.

6.

7.

0 0

NoFaktor Pengurang

Modal ATMR

(1) (3) (4)

1.

5. Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

6. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Jenis Transaksi

(2)

Total Eksposur

Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan

Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan

(2)

Jenis Transaksi

Second Loss Facility

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-

prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

Total Eksposur dari Transaksi Sekuritisasi

Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan

Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan

Junior Tranche

Senior Trance

Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan

Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan

First Loss Facility

272

THI_safyra
Rectangle
Page 52: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

226

1.

1.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRKATMR sebelum MRKBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Bobot Risiko

Tagihan BersihKategori Bobot Risiko

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori

FORMULIR I.B

RINCIAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

BANK SECARA INDIVIDUAL

ATMR sebelum MRKTagihan Bersih

Tagihan BersihKategori Bobot Risiko ATMR setelah MRK

273

Page 53: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

227

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Memenuhi Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

ATMR setelah MRK

1.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori Bobot RisikoBagian Yang

Tidak Dijamin

Kategori ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Bobot Risiko Tagihan Bersih

Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK

274

THI_safyra
Rectangle
Page 54: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

228

1.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

LTV ≤ 70% 35% 0 0

70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0

80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

Tagihan Bersih

Tagihan BersihBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

1.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal

ATMR sebelum MRK

ATMR sebelum MRK

1.6. Kredit Beragun Properti Komersial

Tagihan Bersih

275

THI_safyra
Rectangle
Page 55: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

229

1.7. Kredit Pegawai/Pensiunan

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

ATMR setelah MRKBobot RisikoBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR sebelum MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Tagihan Bersih

Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK

ATMR sebelum MRK

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori

Tagihan Bersih

Tagihan Bersih

1.9. Tagihan Kepada Korporasi

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

276

THI_safyra
Rectangle
Page 56: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

230

1.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0 0

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

2.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Tagihan Bersih

Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRKTagihan Bersih

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

Kategori Bobot Risiko ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

277

THI_safyra
Rectangle
Page 57: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

231

2.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Bobot RisikoBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak DijaminTagihan BersihKategori ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

278

Page 58: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

232

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

ATMR sebelum MRKBagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

2.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Bersih

Tagihan Bersih ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

279

THI_safyra
Rectangle
Page 59: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

233

2.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

280

Page 60: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

234

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

LTV ≤ 70% 35% 0 0

70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0

80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.6. Kredit Beragun Properti Komersial

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak DijaminATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR sebelum MRK

281

Page 61: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

235

Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.7. Kredit Pegawai/Pensiunan

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

2.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK

282

THI_safyra
Rectangle
Page 62: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

236

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.9. Tagihan Kepada Korporasi

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Tagihan Bersih

Tagihan Bersih

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK

283

THI_safyra
Rectangle
Page 63: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

237

2.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik - Kredit Beragun Rumah Tinggal 0

Kelonggaran Tarik - Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

3.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

Kategori

Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

Tagihan Bersih

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Bagian Yang

Tidak DijaminBobot Risiko ATMR setelah MRK

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRK

ATMR sebelum MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

284

THI_safyra
Rectangle
Page 64: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

238

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

Bobot RisikoKategori ATMR sebelum MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

Tagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

ATMR sebelum MRKKategoriTagihan Bersih

setelah MRKBobot Risiko ATMR setelah MRKTagihan Bersih

ATMR setelah MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

3.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

285

THI_safyra
Rectangle
Page 65: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

239

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK

Bobot RisikoKategori

Perhitungan Potential Future Exposure

Tagihan Bersih

setelah MRKATMR setelah MRKBobot RisikoKategori

Perhitungan Potential Future Exposure

Tagihan Bersih ATMR setelah MRKTagihan Bersih

setelah MRKATMR sebelum MRK

286

THI_safyra
Rectangle
Page 66: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

240

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Tagihan Portofolio Ritel 75% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.6. Tagihan Kepada Korporasi

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Bobot Risiko

ATMR sebelum MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

Perhitungan Potential Future Exposure

ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRK

Tagihan Bersih

setelah MRK

ATMR sebelum MRKKategori Bobot Risiko

Tagihan Bersih

setelah MRK

ATMR setelah MRKTagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

ATMR setelah MRK

3.5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Bersih

Kategori Tagihan BersihBobot Risiko

Kategori

287

THI_safyra
Rectangle
Page 67: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

241

4.

(1)

Nilai Eksposur 0

(2) (3) (4) (5)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0

Tanpa peringkat

Bobot Risiko 20% 20% 0

Bobot Risiko 50% 50% 0

Bobot Risiko 100% 100% 0

Bobot Risiko 150% 150% 0

Total ATMR Risiko Kredit (A) 0

Kategori Bobot Risiko Nilai Eksposur ATMR

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum

288

THI_safyra
Rectangle
Page 68: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

242

FORMULIR I.C

1.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

4. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

7. 0 0 0

8. 0 0 0

9. 0 0 0

10. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

11. 0 0

a. 0 0

b. 0 0 0

1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0 0

2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0 0

3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0 0

c. 0 0

d. 0 0

e. 0 0

f. 0 0

0 0 0

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal)

Antar Kantor Neto

Aset tetap dan inventaris Neto

Lainnya

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

BANK SECARA INDIVIDUAL

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

TOTAL

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Aset Yang Diambil Alih (AYDA)

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Aset Lainnya

Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Kategori Portofolio

Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali

(2)

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

eksposur sekuritisasi

289

THI_safyra
Rectangle
Page 69: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

243

2.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

4. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

7. 0 0 0

8. 0 0 0

9. 0 0 0

10. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

0 0 0

3.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

4. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

0 0 0

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana

dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Kategori Portofolio

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

TOTAL

Tagihan kepada Bank

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Jangka Pendek

TOTAL

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kategori Portofolio

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Kredit Beragun Properti Komersial

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Kepada Korporasi

(2)

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

(2)

Tagihan kepada Bank

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

290

THI_safyra
Rectangle
Page 70: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

244

4.

No Nilai EksposurFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0

a. 0 0

b. 0 0

c. 0 0

d. 0 0

2. 0 0

0 0 0

5.

NoFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4)

1. 0 0

a. 0

b. 0

2. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0

3. 0

4. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0

5. 0 0

a. 0

b. 0 0

6. 0 0

7.0

0 0

6.

NoFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4)

1. 0 0

7.

(A) 0

(B) 0

Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan

butir II.A.3 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan

Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan

Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan

Senior Trance

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-

prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

Total Pengukuran Risiko Kredit

Junior Tranche

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Jenis Transaksi

Total Eksposur

(2)

TOTAL

Beban Modal 75% (31-45 hari)

Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)

Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan

TOTAL

First Loss Facility

Second Loss Facility

Delivery versus payment

Beban Modal 8% (5-15 hari)

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada

Jenis Transaksi

Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan

Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Non-delivery versus payment

(2)

Jenis Transaksi

(2)

Beban Modal 50% (16-30 hari)

291

THI_safyra
Rectangle
Page 71: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

245

Lampiran 10

NAMA BANK

BULAN LAPORAN

CONTACT PERSON

DIVISI/BAGIAN

TELP./E-MAIL

FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT

MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR

292

THI_ristia
Rectangle
Page 72: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

246

1.

No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)

1.

a. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank Indonesia

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Kredit yang diberikan

5) Tagihan Lainnya

6) Tagihan Bunga yang belum diterima

b. 0 0 0

1) Surat Berharga

2) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

3) Tagihan Akseptasi

4) Kredit yang diberikan

5) Tagihan Lainnya

6) Tagihan Bunga yang belum diterima

2. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

e.

f.

3. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

e.

f.

4.

a. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

7) Tagihan Bunga yang belum diterima

b. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

7) Tagihan Bunga yang belum diterima

DATA EKSPOSUR PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

Eksposur Aset di Neraca, sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Surat Berharga

Kredit yang diberikan

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

Tagihan Akseptasi

(2)

Kategori Portofolio

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Lainnya

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Bunga yang belum diterima

Tagihan Kepada Bank

FORMULIR II.A

BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Surat Berharga

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

Tagihan Akseptasi

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Lainnya

293

THI_safyra
Rectangle
Page 73: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

247

5. 0

a.

b.

6. 0 0 0

a.

b.

7. 0 0 0

a.

b.

8. 0 0 0

a.

b.

c.

d.

9. 0 0 0

a. Surat Berharga

b. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

c. Tagihan Akseptasi

d. Kredit yang diberikan

e. Tagihan Lainnya

f. Tagihan Bunga yang belum diterima

10.

a. 0

b. 0 0 0

1) Penempatan pada Bank lain

2) Surat Berharga

3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)

4) Tagihan Akseptasi

5) Kredit yang diberikan

6) Tagihan Lainnya

No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih

11. 0 0 0

a. Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin 0

b. Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal) 0 0 0

1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0

2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0

3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0

c. 0

d. 0

e. 0

f. 0

0 0 0

Kategori Portofolio

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Lainnya

Aset Yang Diambil Alih (AYDA)

Antar Kantor Neto

Aset tetap dan inventaris Neto

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Aset Lainnya

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Akseptasi

Tagihan Lainnya

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Bunga yang belum diterima

Kredit yang diberikan

Tagihan Kepada Korporasi

Total Eksposur untuk Posisi Aset di Neraca

2.

a.

No Nilai TRA PPA Khusus Nilai TRA Neto

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)

1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

7. 0

8. 0

9. 0

10. 0 0 0

a. 0

b. 0

0 0 0

dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.

Kelonggaran Tarik

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Korporasi

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Total Eksposur untuk Kelonggaran Tarik

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi dalam Transaksi Rekening Administratif (TRA), sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Kategori Portofolio

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

294

THI_safyra
Rectangle
Page 74: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

248

b.

No Nilai TRA PPA Nilai TRA Neto

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

0 0 0

3.

a.

No Tagihan Bersih

(1) (3)1. 0

a.

b.

2.

3.

4. 0

a.

b.

5.

6.

0

b.

No Tagihan CKPN Tagihan Bersih

(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0

a. 0

b. 0

2. 0

3. 0

4. 0 0 0

a. 0

b. 0

5. 0

6. 0

0 0 0

c.

No Tagihan Derivatif

(1) (3)1. 0

a.

b.

2.

3.

4. 0

a.

b.

5.

6.

0

Tagihan Jangka Pendek

Kategori Portofolio

(2)

Tagihan Jangka Panjang

Total Eksposur dari Transaksi Rekening Administratif Lainnya

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Transaksi Repo

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan kepada Entitas Sektor Publik

Total Eksposur dari Transaksi Derivatif OTC

(2)

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Transaksi Reverse Repo

Tagihan kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Total Eksposur dari Transaksi Reverse Repo

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan kepada Bank Lain

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan kepada Korporasi

Tagihan kepada Pemerintah Negara Lain dan Bank Sentral Negara Lain

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Kategori Portofolio

(2)

Tagihan kepada Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Kategori Portofolio

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Transaksi Derivatif Over The Counter (OTC)

Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk ) sebagaimana dimaksud pada

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Kepada Korporasi

butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Kategori Portofolio

Tagihan kepada Pemerintah dan Bank Sentral

Total Eksposur dari Transaksi Repo

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Transaksi Rekening Administratif Lainnya

(2)

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

295

THI_safyra
Rectangle
Page 75: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

249

4.

No Nilai Eksposur

(1) (3)1. 0

a.

b.

c.

d.

2.

0

5.

No

Eksposur Merupakan

Faktor Pengurang

Modal

Eksposur

diperhitungkan sebagai

ATMR

(1) (3) (4)1. 0 0

a.

b.

2. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal

3.

4. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal

5. 0 0

a.

b.

6.

7.

0 0

6.

NoFaktor Pengurang

Modal ATMR

(1) (3) (4)

1.

Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan

Junior Tranche

Senior Trance

Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan

Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan

First Loss Facility

Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada)

Total Eksposur

Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan

Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan

(2)

Jenis Transaksi

Second Loss Facility

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip

kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

Jenis Transaksi

(2)

Total Eksposur dari Transaksi Sekuritisasi

Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan

(2)Untuk transaksi yang tergolong Delivery versus Payment (DvP)

Jenis Transaksi

Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada Butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Untuk transaksi yang tergolong Non-delivery versus payment (non-DvP)

Total Eksposur dari Settlement Risk

Bobot Risiko 50% (16-30 hari)

Bobot Risiko 8% (5-15 hari)

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) sebagaimana dimaksud pada Butir II.A.3 dalam

Surat Edaran Bank Indonesia ini

Bobot Risiko 75% (31-45 hari)

Bobot Risiko 100% (lebih dari 45 hari)

296

THI_safyra
Rectangle
Page 76: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

250

1.

1.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

FORMULIR II.B

RINCIAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK

ATMR sebelum MRKTagihan Bersih

Tagihan Bersih

Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Bobot Risiko

Kategori Bobot Risiko

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori

Kategori Bobot Risiko ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRKATMR sebelum MRKTagihan BersihBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRK

297

THI_safyra
Rectangle
Page 77: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

251

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Memenuhi Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

ATMR setelah MRK

Bobot Risiko Tagihan Bersih

Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori Bobot RisikoBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Kategori ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK

1.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

298

THI_safyra
Rectangle
Page 78: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

252

1.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

LTV ≤ 70% 35% 0 0

70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0

80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.6. Kredit Beragun Properti Komersial

Tagihan Bersih

ATMR sebelum MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Tagihan Bersih

1.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR sebelum MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

299

THI_safyra
Rectangle
Page 79: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

253

1.7. Kredit Pegawai/Pensiunan

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

1.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

(1)

Tagihan Bersih 0

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

Tagihan Bersih

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan BersihBobot RisikoKategori

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

1.9. Tagihan Kepada Korporasi

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan Bersih

300

THI_safyra
Rectangle
Page 80: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

254

1.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

(1)

Tagihan Bersih 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0 0

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0

2.2.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Bobot Risiko

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak DijaminKategori

ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK

301

THI_safyra
Rectangle
Page 81: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

255

2.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

ATMR setelah MRKTagihan Bersih ATMR sebelum MRKBobot RisikoBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang

Tidak DijaminKategori

302

Page 82: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

256

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Tagihan Bersih

Tagihan Bersih

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK

ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

2.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

303

THI_safyra
Rectangle
Page 83: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

257

2.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Tagihan BersihBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

304

THI_safyra
Rectangle
Page 84: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

258

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

LTV ≤ 70% 35% 0 0

70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0

80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.6. Kredit Beragun Properti Komersial

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Tagihan Bersih

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak DijaminATMR sebelum MRK

Bagian Yang

Tidak DijaminKategori Bobot Risiko Tagihan Bersih

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

305

THI_safyra
Rectangle
Page 85: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

259

Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.7. Kredit Pegawai/Pensiunan

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRK

ATMR sebelum MRKBagian Yang

Tidak Dijamin

2.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

306

THI_safyra
Rectangle
Page 86: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

260

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

2.9. Tagihan Kepada Korporasi

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik 0

Transaksi Rekening Adm Lainnya 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka

pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0

Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian

kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas

surat berharga)

100% 0

(A) 0

Kategori Bobot Risiko

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0

Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0

Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKBagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang

Tidak Dijamin

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan Bersih

Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Tagihan Bersih

307

THI_safyra
Rectangle
Page 87: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

261

2.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Nilai TRA Neto

(1)

Kelonggaran Tarik - Kredit Beragun Rumah Tinggal 0

Kelonggaran Tarik - Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 0

Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih

(2) (3) (4) (5)

TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0

Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0

(A) 0

0% 20% 50% 100%

(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0

3.

3.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

Perhitungan Potential Future Exposure

Perhitungan Potential Future Exposure

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

(9)

0

0

Logam selain Emas

(9)

ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)

ATMR setelah MRK

Bagian Yang

Tidak Dijamin

ATMR sebelum MRK

ATMR sebelum MRK

Logam selain Emas

Tagihan BersihBobot RisikoKategori

Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

308

THI_safyra
Rectangle
Page 88: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

262

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

Kategori

0

Bobot Risiko Tagihan Bersih

3.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Perhitungan Potential Future Exposure

Perhitungan Potential Future Exposure

ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

ATMR setelah MRKTagihan Bersih

setelah MRK

Logam selain Emas

(9)

Logam selain Emas

Bobot RisikoTagihan Bersih

setelah MRKATMR sebelum MRKTagihan BersihKategori

0

(9)

309

THI_safyra
Rectangle
Page 89: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

263

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa Peringkat 20% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

Perhitungan Potential Future Exposure

Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK

(9)

ATMR setelah MRK

Tagihan Bersih

Perhitungan Potential Future Exposure

ATMR setelah MRKTagihan Bersih

setelah MRKATMR sebelum MRK

0

(9)

Tagihan Bersih

setelah MRK

Bobot RisikoKategori

Bobot RisikoKategori

Logam selain Emas

0

Logam selain Emas

310

THI_safyra
Rectangle
Page 90: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

264

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0

Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0

Peringkat dibawah B- 150% 0 0

Tanpa peringkat 50% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Tagihan Portofolio Ritel 75% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

3.6. Tagihan Kepada Korporasi

Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future

ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)

Transaksi Repo 0 < 1 tahun

Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn

Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun

(A) 0 (B) 0 0 0 0

(11) (12) (13) (14) (15) (16)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0 0

Tanpa peringkat 100% 0 0

Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0

Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0

Kategori ATMR sebelum MRK

ATMR setelah MRK

Perhitungan Potential Future Exposure

Perhitungan Potential Future Exposure

ATMR setelah MRK

Tagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

0

0

(9)

ATMR setelah MRK

3.5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih

setelah MRK

Tagihan Bersih

setelah MRKBobot Risiko Tagihan Bersih

Logam selain Emas

ATMR sebelum MRK

(9)

ATMR sebelum MRK

Logam selain Emas

Kategori Bobot Risiko

311

THI_safyra
Rectangle
Page 91: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

265

4.

(1)

Nilai Eksposur 0

(2) (3) (4) (5)

Peringkat AAA s.d AA- 20% 0

Peringkat A+ s.d A- 50% 0

Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0

Peringkat dibawah BB- 150% 0

Tanpa peringkat

Bobot Risiko 20% 20% 0

Bobot Risiko 50% 50% 0

Bobot Risiko 100% 100% 0

Bobot Risiko 150% 150% 0

Total ATMR Risiko Kredit (A) 0

ATMR

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum

Kategori Bobot Risiko Nilai Eksposur

312

THI_safyra
Rectangle
Page 92: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

266

FORMULIR II.C

1.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

4. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

7. 0 0 0

8. 0 0 0

9. 0 0 0

10. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

11. 0 0

a. 0 0

b. 0 0 0

1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0 0

2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0 0

3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0 0

c. 0 0

d. 0 0

e. 0 0

f. 0 0

0 0 0

Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal)

Lainnya

TOTAL

Tagihan Kepada Korporasi

Aset Yang Diambil Alih (AYDA)

Antar Kantor Neto

Aset tetap dan inventaris Neto

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

Aset Lainnya

Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Kepada Bank

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

eksposur sekuritisasi

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kategori Portofolio

313

THI_safyra
Rectangle
Page 93: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

267

2.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

4. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

7. 0 0 0

8. 0 0 0

9. 0 0 0

10. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

0 0 0

3.

No Tagihan BersihATMR Sebelum

MRK

ATMR Setelah

MRK

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

2. 0 0 0

3. 0 0 0

a. 0 0 0

b. 0 0 0

4. 0 0 0

5. 0 0 0

6. 0 0 0

0 0 0

4.

No Nilai EksposurFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4) (5)

1. 0 0

a. 0 0

b. 0 0

c. 0 0

d. 0 0

2. 0 0

0 0 0

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada

Tagihan Jangka Pendek

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

Tagihan Kepada Korporasi

butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi

Tagihan Kepada Pemerintah

Kategori Portofolio

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

(2)

Tagihan kepada Bank

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

(2)

Tagihan kepada Bank

Beban Modal 8% (5-15 hari)

Tagihan Jangka Panjang

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Beban Modal 75% (31-45 hari)

Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana

dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

butir II.A.3 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

Kategori Portofolio

Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

(2)

Tagihan Kepada Pemerintah

Non-delivery versus payment

Beban Modal 50% (16-30 hari)

Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia

Jenis Transaksi

Delivery versus payment

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

TOTAL

Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada

Tagihan Jangka Pendek

TOTAL

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/Pensiunan

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal

TOTAL

Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain

314

THI_safyra
Rectangle
Page 94: d LAMPIRAN 7 Lampiran 6 - bi.go.id · testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup: (1) Pengujian untuk membuktikan

268

5.

NoFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4)

1. 0 0

a. 0

b. 0

2. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0

3. 0

4. 0 0

a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0

b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0

5. 0 0

a. 0

b. 0 0

6. 0 0

7.0

0 0

6.

NoFaktor Pengurang

ModalATMR

(1) (3) (4)

1. 0 0

7.

(A) 0

(B) 0

Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan

(2)

Jenis Transaksi

Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada Butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini

TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL

TOTAL ATMR RISIKO KREDIT

Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan

Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan

Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan

Senior Trance

TOTAL

Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan

Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-

prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.

Total Pengukuran Risiko Kredit

Junior Tranche

Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah

Jenis Transaksi

Total Eksposur

(2)

(apabila ada)

Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan

First Loss Facility

Second Loss Facility

315

THI_safyra
Rectangle