Upload
truongphuc
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
I. PENDAHULUAN
1. Dalam dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks yang merupakan amandemen dari Basel Capital Accord 1988, Basel Committee on Banking Supervision (Committee) merekomendasikan 2 pendekatan untuk mengukur Risiko Pasar dalam perhitungan kecukupan modal, yaitu Metode Standar (Standard Method) dan Model Internal (Internal Model).
2. Metode Standar menawarkan pendekatan pengukuran Risiko Pasar serta perhitungan kecukupan modal yang terstandardisir untuk seluruh Bank. Sementara itu, opsi bagi Bank untuk menerapkan Model Internal yang disediakan Committee dimaksudkan untuk memberi keleluasaan bagi Bank untuk menggunakan metode pengukuran risiko yang dikembangkan dari model-model pengelolaan risiko internal (Internal Risk Management Models) dalam menghitung kebutuhan modal. Meskipun metode pengukuran risiko disetiap Bank berbeda, namun perbandingan antara satu model dengan model lainnya dapat dilakukan karena proses kualifikasi penggunaan Model Internal menggunakan kriteria yang sama. Bank yang berencana menerapkan Model Internal wajib memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan yang ditetapkan dan wajib memperoleh persetujuan dari otoritas pengawas.
3. Bank Indonesia mulai mewajibkan Bank yang memenuhi kriteria tertentu untuk melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan mengacu pada ketentuan yang diterbitkan pada tahun 2003 mengenai kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dengan memperhitungkan risiko pasar. Berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada, termasuk rencana penerapan the New Basel Capital Accord (Basel II), maka Bank Indonesia memperkenankan Bank untuk menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM sepanjang telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan dan memperoleh persetujuan Bank Indonesia.
4. Penggunaan Model Internal oleh Bank diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko mengingat Model Internal merupakan pendekatan pengukuran risiko yang lebih baik dalam konteks manajemen risiko maupun perhitungan KPMM karena lebih bersifat sensitif terhadap risiko (risk sensitive).
222
2
II. PENGGUNAAN MODEL INTERNAL DALAM PERHITUNGAN KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR
1. PERSYARATAN UMUM
a. Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebelum menggunakan Model Internal untuk tujuan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
b. Bank juga wajib memperoleh persetujuan kembali dari Bank Indonesia apabila akan melakukan modifikasi atas penggunaan Model Internal yang mencakup:
1) perubahan maupun pengembangan metodologi Model Internal, yang antara lain mencakup perubahan periode observasi historis dan metode pembobotan (weighting scheme), frekuensi pengkinian data, dan/atau metode perhitungan korelasi dan aggregasi faktor risiko atau kategori risiko;
2) perluasan penggunaan Model Internal terkait dengan integrasi bisnis, antara lain merger dan akuisisi;
3) perluasan penggunaan Model Internal untuk pengukuran terhadap posisi eksposur Risiko Pasar dari aktivitas atau produk yang belum memperoleh persetujuan untuk menggunakan Model Internal, termasuk dari aktivitas atau produk baru, baik yang dilakukan oleh Bank maupun Perusahaan Anak yang wajib dikonsolidasi; dan/atau
4) perubahan teknologi sistem informasi yang terkait dengan penggunaan Model Internal.
c. Dalam rangka mengajukan permohonan penggunaan Model Internal, secara umum Bank wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Manajemen risiko Bank secara keseluruhan dibangun dengan baik dan diimplementasikan dengan integritas. Manajemen risiko tergolong baik apabila berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia, sistem pengendalian risiko (risk control system) agregat memperoleh predikat paling kurang “dapat diandalkan” (acceptable). Penilaian terhadap integritas manajemen risiko didasarkan antara lain pada kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang mendukung penerapan manajemen risiko;
2) Bank mempunyai jumlah pegawai yang cukup yang memiliki kemampuan untuk memahami dan/atau menggunakan Model Internal, paling kurang yang berada di unit yang melakukan aktivitas perdagangan (trading unit), Unit Pengendalian Risiko Pasar, dan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);
3) Model Internal yang dibangun terbukti memiliki akurasi yang tinggi untuk mengukur risiko; dan
223
3
4) Bank secara berkala telah melakukan proses stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.6.
d. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf c, Bank wajib memenuhi seluruh persyaratan kualitatif dan kuantitatif sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2 sampai dengan II.5 dalam rangka memperoleh persetujuan Bank Indonesia.
e. Bank harus melakukan diskusi mengenai rencana penggunaan Model Internal dengan Bank Indonesia sebelum menyampaikan permohonan untuk memperoleh persetujuan.
2. PERSYARATAN KUALITATIF
a. Umum
1) Bank yang akan menggunakan Model Internal wajib memiliki manajemen Risiko Pasar yang dibangun dengan baik dan diimplementasikan dengan integritas.
2) Manajemen Risiko Pasar dibangun dengan baik apabila berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia, sistem pengendalian risiko (risk control system) untuk Risiko Pasar memperoleh predikat “sangat memadai” (strong).
3) Penilaian terhadap integritas penerapan manajemen Risiko Pasar didasarkan antara lain pada kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang digunakan, khususnya dalam mendukung penggunaan Model Internal untuk pengukuran Risiko Pasar. Penilaian tersebut antara lain mencakup:
a) seluruh sistem informasi yang digunakan untuk proses pengukuran Risiko Pasar, yang antara lain termasuk sistem feeder, sistem pengukuran Risiko Pasar (termasuk sistem agregasi risiko), sistem back testing (termasuk sistem yang dapat menghasilkan data kerugian dalam laporan laba rugi), sistem stress testing, sistem yang dapat menjamin integritas, kelengkapan, keamanan, penyimpanan, dan rekonsiliasi data;
b) pengembangan sistem (system development), pengendalian dan dokumentasi terhadap perubahan sistem, sistem pengamanan dan jejak audit (audit trail), prosedur kontijensi, serta kecukupan jaringan;
c) penggunaan pendekatan dan aplikasi statistik yang terkait dengan proses pengembangan model pengukuran Risiko Pasar; dan
d) proses yang dilakukan untuk menguji keakuratan hasil pengukuran Risiko Pasar.
224
4
4) Selain itu, Bank juga wajib memenuhi standar minimum sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b. Tingkat pemenuhan terhadap persyaratan kualitatif berdampak pada penetapan Faktor Multiplikasi sebagaimana dimaksud dalam Bab II.3.d.1).
b. Standar Minimum
1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a) Dewan Komisaris dan Direksi wajib memiliki persepsi bahwa manajemen Risiko Pasar merupakan aspek penting dalam kegiatan usaha yang membutuhkan keterlibatan sumber daya yang besar.
b) Dewan Komisaris wajib memberikan persetujuan terhadap kebijakan manajemen Risiko Pasar, khususnya terkait dengan kebijakan penggunaan Model Internal untuk tujuan perhitungan KPMM.
c) Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan yang memadai terhadap manajemen Risiko Pasar.
d) Direksi wajib menyusun kebijakan dan strategi manajemen Risiko Pasar termasuk yang terkait dengan penggunaan Model Internal, serta setiap perubahannya berdasarkan rekomendasi dari Komite Manajemen Risiko.
e) Direksi dan Komite Manajemen Risiko wajib memiliki pemahaman yang memadai terhadap disain dan operasional dari manajemen Risiko Pasar serta laporan yang dihasilkan, sehingga mampu melakukan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan penerapan manajemen Risiko Pasar.
f) Direksi atau Komite Manajemen Risiko wajib memastikan bahwa Bank memiliki sistem pelaporan yang dapat memberikan informasi yang memadai (lengkap, akurat, dan tepat waktu), termasuk informasi yang berkaitan dengan perubahan material atau penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur, atau informasi lainnya yang teridentifikasi dalam proses kaji ulang oleh SKAI sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b.7).
g) Direksi atau Komite Manajemen Risiko wajib mengevaluasi laporan dari Unit Pengendalian Risiko Pasar dan mengambil keputusan serta tindakan yang diperlukan.
225
5
2) Manajemen Risiko Pasar
a) Bank wajib menerapkan manajemen Risiko Pasar yang:
(1) memungkinkan Bank dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko Pasar sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas eksposur Risiko Pasar Bank; dan
(2) diimplementasikan secara konsisten.
b) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur valuasi yang berlandaskan pada prinsip kehati-hatian terhadap eksposur Risiko Pasar, termasuk memiliki sistem informasi manajemen dan pengendalian proses valuasi yang memadai dan terintegrasi dengan manajemen Risiko Pasar.
3) Unit Pengendalian Risiko Pasar
a) Bank wajib memiliki Unit Pengendalian Risiko Pasar yang independen dari trading unit, yang dapat merupakan bagian dari Satuan Kerja Manajemen Risiko.
b) Unit Pengendalian Risiko Pasar paling kurang bertanggung jawab:
(1) menyusun rekomendasi disain manajemen Risiko Pasar;
(2) memantau efektivitas penerapan manajemen Risiko Pasar;
(3) melakukan kaji ulang secara berkesinambungan dan menyampaikan rekomendasi penyempurnaan terhadap manajemen Risiko Pasar;
(4) melakukan verifikasi terhadap keandalan sumber data dan asumsi yang digunakan sebagai basis dari Model Internal;
(5) melakukan validasi awal dan berkesinambungan secara berkala (initial and on going validation) atas Model Internal dengan memperhatikan standar validasi internal sebagaimana diatur dalam Bab.II.2.b.6);
(6) menyusun dan menganalisa laporan berkala atas output yang dihasilkan Model Internal, termasuk melakukan evaluasi kesesuaian antara hasil pengukuran risiko dan limit perdagangan;
(7) melakukan proses back testing secara berkala (paling kurang triwulanan) dalam rangka melakukan verifikasi terhadap keakuratan dan keandalan Model Internal sebagaimana diatur dalam Bab II.5; dan
(8) melakukan proses stress testing secara berkala (paling kurang triwulanan) sebagaimana diatur dalam Bab.II.6.
226
6
4) Sistem Pengukuran Risiko Pasar
a) Bank harus mengintegrasikan Model Internal ke dalam proses manajemen Risiko Pasar harian. Output yang dihasilkan Model Internal tersebut harus digunakan dalam proses perencanaan, pemantauan, dan pengendalian Risiko Pasar.
b) Pengukuran Risiko Pasar yang dihasilkan Model Internal harus digunakan untuk menetapkan limit perdagangan. Selanjutnya, kesesuaian antara Model Internal dan limit perdagangan harus dijaga secara konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat dipahami dengan baik oleh Direksi, Pejabat maupun Dealer yang melakukan aktivitas perdagangan.
c) Bank wajib melakukan proses stress testing secara berkala dengan akurat sebagai tambahan dari analisis terhadap output yang dihasilkan Model Internal. Selanjutnya, Bank Indonesia menilai pemenuhan persyaratan stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.6.
5) Kepatuhan dan Dokumentasi
a) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur dokumentasi sistem pengukuran Risiko Pasar yang merupakan bagian dari kebijakan dan prosedur manajemen Risiko Pasar.
Dokumentasi mencakup paling kurang Model Internal yang digunakan, kebijakan, prosedur, dan pengendalian internal yang terkait dengan penggunaan Model Internal.
b) Bank wajib memiliki sistem yang dapat memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, dan pengendalian internal yang terkait dengan penerapan sistem pengukuran Risiko Pasar.
6) Validasi Internal
a) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur internal untuk melakukan validasi Model Internal.
b) Proses validasi Model Internal dilakukan antara lain untuk memastikan:
(1) keakuratan dan konsistensi model;
(2) kemampuan model untuk mencakup seluruh faktor-faktor risiko yang material yang dapat mempengaruhi perhitungan Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam Bab II.4; dan
(3) kelayakan dan kesesuaian asumsi dan estimasi (approximations) yang mendasari Model Internal.
227
7
c) Proses validasi wajib dilakukan oleh pejabat dan/atau pegawai yang memenuhi kriteria berikut:
(1) memiliki kompetensi dan pengalaman yang relevan dan memadai; dan
(2) independen dari pihak yang melakukan proses pengembangan dan audit Model Internal.
d) Proses validasi wajib dilakukan:
(1) pada saat Model Internal pertama kali dikembangkan (validasi awal); dan
(2) secara berkala dan jika terdapat modifikasi Model Internal, perubahan pasar yang bersifat struktural dan signifikan, atau perubahan komposisi portofolio yang menyebabkan model tidak dapat mengukur seluruh faktor Risiko Pasar yang material atau model menjadi tidak relevan lagi.
e) Proses validasi internal antara lain dilakukan melalui proses back testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5. Proses validasi lainnya yang perlu dilakukan oleh Bank mencakup:
(1) Pengujian untuk membuktikan bahwa berbagai asumsi yang digunakan dalam Model Internal (antara lain distribusi normal) telah sesuai dan tidak menghasilkan estimasi risiko yang terlalu rendah;
(2) Pengujian yang dilakukan untuk periode yang lebih panjang dari yang dipersyaratkan untuk proses back testing secara rutin. Periode yang lebih panjang umumnya dapat meningkatkan kualitas hasil back testing;
(3) Pengujian yang dilakukan menggunakan tingkat kepercayaan (level of confidence) selain 99% (sembilan puluh sembilan persen) sebagaimana dipersyaratkan; dan/atau
(4) Pengujian terhadap posisi sub portofolio. Pengujian ini dilakukan khususnya oleh Bank yang mengklasifikasikan eksposur Risiko Pasar ke dalam sub portofolio berdasarkan kategori risiko (misalnya portofolio eksposur Risiko Suku Bunga dan eksposur Risiko Nilai Tukar) atau berdasarkan karakteristik eksposur tersebut.
228
8
7) Audit Intern
a) Bank wajib melakukan kaji ulang secara independen dan berkala (minimal satu kali dalam setahun) terhadap manajemen Risiko Pasar melalui proses audit intern yang dilakukan oleh SKAI. Kaji ulang mencakup aktivitas yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar dan satuan kerja operasional yang terkait dengan manajemen Risiko Pasar.
b) Kaji ulang tersebut paling kurang meliputi:
(1) kecukupan dokumentasi dari manajemen Risiko Pasar (termasuk Model Internal);
(2) proses persetujuan terhadap perubahan signifikan dalam manajemen Risiko Pasar;
(3) integritas sistem informasi manajemen Risiko Pasar;
(4) organisasi Unit Pengendalian Risiko Pasar antara lain pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, independensi, dan kecukupan sumber daya manusia;
(5) integrasi pengukuran Risiko Pasar ke dalam proses manajemen risiko harian;
(6) cakupan produk atau instrumen keuangan yang terekspos Risiko Pasar yang menggunakan Model Internal;
(7) verifikasi terhadap konsistensi, ketepatan waktu, independensi, dan keandalan sumber data yang digunakan dalam Model Internal;
(8) keakuratan dan kelengkapan data untuk pengukuran risiko;
(9) proses persetujuan internal untuk penggunaan model/teknik penilaian (valuasi);
(10) keakuratan hasil valuasi;
(11) keakuratan dan kelayakan dari berbagai asumsi volatilitas dan korelasi;
(12) verifikasi terhadap proses validasi internal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.2.b.6) dan proses back testing sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5.
c) SKAI wajib mendokumentasikan seluruh laporan kaji ulang yang dilakukan.
229
9
d) Sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pelaksanaan fungsi audit intern Bank umum, SKAI wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi audit intern. Laporan yang disampaikan tersebut termasuk laporan SKAI terkait dengan penggunaan Model Internal.
3. PERSYARATAN KUANTITATIF
a. Umum
Bank memiliki diskresi dan fleksibilitas dalam menetapkan Model Internal yang digunakan, misalnya Variance-Covariance, Historical Simulations, atau Monte Carlo Simulations, sepanjang model tersebut dapat menghitung seluruh faktor Risiko Pasar yang material yang mempengaruhi eksposur Risiko Pasar.
b. Standar Minimum
1) Bank wajib menghitung Value at Risk (VaR) setiap hari, baik dalam rangka perhitungan KPMM maupun pelaksanaan back testing.
2) Pengukuran VaR didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) yang bersifat satu sisi (one-tail).
Dalam rangka perhitungan KPMM, VaR harus menggunakan pergerakan harga instan yang ekuivalen dengan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja mengingat pada umumnya suatu eksposur dimiliki Bank minimal selama 10 (sepuluh) hari kerja. Jika Bank menggunakan pergerakan harga secara harian, Bank dapat mengkonversi hasil pengukuran VaR ke dalam skala waktu 10 (sepuluh) hari kerja antara lain dengan cara mengalikan dengan akar dari waktu (square root of time) atau dengan metode lain.
3) Pengukuran VaR harus menggunakan data selama paling kurang 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.
Bagi Bank yang menggunakan metode pembobotan (weighting scheme) atau metode lainnya terhadap data periode observasi historis untuk pengukuran VaR, maka periode rata-rata tertimbang untuk setiap observasi paling kurang 125 (seratus dua puluh lima) hari kerja.
Bank Indonesia dapat meminta Bank menggunakan periode observasi yang lebih pendek, jika berdasarkan penilaian Bank Indonesia terjadi peningkatan yang signifikan atas volatilitas harga dari portofolio Bank.
230
10
4) Bank wajib melakukan pengkinian terhadap data yang digunakan untuk pengukuran Risiko Pasar yaitu:
a) secara harian terhadap seluruh data volatilitas; dan
b) paling kurang setiap triwulan untuk data lainnya seperti matriks korelasi.
Selain itu Bank wajib menilai kembali data tersebut setiap kali terjadi perubahan harga pasar secara signifikan.
5) Dalam pengukuran VaR, Bank melakukan agregasi risiko dengan menerapkan:
a) faktor korelasi (correlation effect), apabila Bank dapat membuktikan secara empiris terdapat korelasi antar faktor dan/atau kategori risiko;
b) pendekatan square root of the sum of the squares, apabila Bank dapat membuktikan secara empiris bahwa tidak terdapat korelasi antar faktor atau kategori risiko (korelasi sama dengan 0); dan/ atau
c) pendekatan simple aggregation, apabila Bank tidak memiliki sistem pengukuran korelasi yang baik yang secara empiris dapat membuktikan terdapat korelasi antar faktor dan/atau kategori risiko.
Korelasi antar faktor risiko dalam suatu kategori risiko misalnya korelasi suku bunga 1 bulan dan 3 bulan, serta korelasi antar kategori risiko misalnya korelasi suku bunga dan nilai tukar.
6) Model Internal yang digunakan harus memperhitungkan secara akurat setiap risiko yang terkait dengan posisi option dalam setiap kategori risiko. Model Internal Bank yang digunakan dalam pengukuran risiko harga option wajib memenuhi persyaratan berikut:
a) memperhitungkan karakteristik harga option yang bersifat tidak linear (non-linear price characteristics), misalnya risiko Gamma;
b) dapat mengukur risiko berdasarkan pergerakan harga dalam 10 (sepuluh) hari kerja terhadap posisi option atau posisi yang memiliki karakteristik seperti option; dan
c) sistem pengukuran Risiko Pasar harus memperhitungkan faktor-faktor risiko yang dapat menangkap volatilitas suku bunga dan harga yang mendasari posisi option, yaitu risiko Vega.
Bank yang memiliki portofolio option yang relatif besar dan/atau kompleks harus dapat melakukan estimasi volatilitas yang terinci berdasarkan berbagai periode jangka waktu.
231
11
Dalam hal Bank belum dapat menggunakan Model Internal untuk melakukan pengukuran risiko harga option tersebut, Bank dapat menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang merupakan salah satu pendekatan perhitungan risiko harga option dalam Metode Standar.
7) Pada prinsipnya setiap kategori risiko harus dinilai menggunakan satu pendekatan, yaitu Metode Standar atau Model Internal, sehingga Bank yang menggunakan Model Internal wajib menggunakan Model tersebut untuk mengukur risiko atas seluruh instrumen keuangan yang terekspos pada risiko dalam kategori yang sama.
Namun, pengecualian yang bersifat sementara waktu dapat diberikan untuk posisi dalam instrumen keuangan yang kompleks seperti risiko harga option maupun risiko yang timbul dari berbagai posisi yang tidak dapat tercakup dalam Model Internal, misalnya posisi di lokasi terpencil, posisi dalam mata uang asing minor, posisi pada jenis usaha yang tidak signifikan, atau posisi pada Perusahaan Anak. Risiko-risiko yang timbul dari posisi tersebut dapat diukur menggunakan Metode Standar.
8) Dalam hal Bank menggunakan Model Internal, Bank hanya dapat menggunakan satu jenis Model (Variance-Covariance, Historical Simulations, atau Monte Carlo Simulations) dalam perhitungan Risiko Pasar kecuali risiko harga option atau risiko dari instrumen yang bersifat non-linear yang dapat menggunakan model yang berbeda.
9) Bank yang menggunakan Model Internal juga wajib menghitung beban modal untuk mengantisipasi Risiko Spesifik atas posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga (misalnya surat berharga) dan instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas (misalnya saham). Perhitungan Risiko Spesifik dilakukan menggunakan Metode Standar sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai penggunaan metode standar dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum dengan memperhitungkan risiko pasar.
c. Perhitungan Beban Modal (Capital Charge) Harian
1) Model Internal yang digunakan Bank harus dapat menghitung beban modal untuk Risiko Pasar setiap hari, yaitu:
a) VaR untuk Risiko Umum yang dihitung berdasarkan angka tertinggi di antara:
(1) VaR hari kerja sebelumnya yang dihitung berdasarkan parameter dalam ketentuan ini; dan
232
12
(2) rata-rata VaR harian selama 60 (enam puluh) hari kerja sebelumnya, yang dikalikan dengan Faktor Skala (Scaling Factor), yang mencakup Faktor Multiplikasi dan Faktor Tambahan;
ditambah
b) Beban modal untuk Risiko Spesifik yang dihitung menggunakan Metode Standar.
2) Formula perhitungan beban modal baik Bank secara individual maupun konsolidasi adalah sebagai berikut:
Beban Modal = RSVaRFSVaR
i
i +
×
∑
=60
60
1
,60
max
dimana :
iVaR = Jumlah VaR pada hari ke-i dimana hari ke-1 adalah 60 hari
kerja yang lalu, hari ke-2 adalah 59 hari kerja yang lalu, dan seterusnya. Perhitungan VaR yang digunakan adalah berdasarkan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja.
60VaR = Jumlah VaR pada 1 hari kerja sebelumnya. Perhitungan VaR
yang digunakan adalah berdasarkan pergerakan harga dalam rentang waktu 10 (sepuluh) hari kerja.
FS = Faktor Skala, yaitu Faktor Multiplikasi berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia ditambah Faktor Tambahan berdasarkan hasil back testing secara triwulanan.
RS = Risiko Spesifik
3) Dalam hal Bank masih menggunakan Metode Standar sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.b.7) dan/atau menggunakan beberapa jenis Model Internal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.b.8), maka perhitungan beban modal Risiko Pasar dilakukan berdasarkan simple sum method (simple aggregration).
d. Faktor Skala (Scaling Factor)
1) Faktor Multiplikasi (Multiplication Factor)
a) Penggunaan Faktor Multiplikasi dalam perhitungan KPMM bertujuan untuk mengantisipasi kelemahan potensial dalam penggunaan model.
233
13
b) Bank Indonesia menetapkan Faktor Multiplikasi dengan kisaran antara 3 (tiga) sampai 4 (empat) antara lain berdasarkan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan kualitatif. Bank dapat dikenakan Faktor Multiplikasi minimum sebesar 3 (tiga) hanya apabila telah memenuhi seluruh persyaratan berdasarkan peniliaian Bank Indonesia.
2) Faktor Tambahan (Plus Factor)
a) Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk memperhitungkan Faktor Tambahan diluar Faktor Multiplikasi yang besarnya dikaitkan secara langsung dengan kinerja dari Model Internal yang digunakan.
b) Besarnya Faktor Tambahan yang dikenakan berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu) berdasarkan hasil back testing yang dilaporkan Bank secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Bab II.5.
c) Bank Indonesia dapat menetapkan Faktor Tambahan sebesar 0 (nol) jika hasil back testing memuaskan.
e. Perhitungan KPMM
1) Proses perhitungan KPMM dan alokasi modal menggunakan Model Internal tidak berbeda dengan Metode Standar.
2) Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Pasar baik Bank secara individual maupun secara konsolidasi dilakukan dengan formula sebagai berikut:
KPMM = (Tier 1+Tier 2+Tier 3) - Penyertaan *) ATMR(Risiko Kredit)+(12,5xBeban Modal Risiko Pasar)
*) Khusus untuk perhitungan KPMM Bank secara konsolidasi, penyertaan sebagai faktor pengurang modal hanya meliputi penyertaan pada perusahaan anak yang tidak wajib dikonsolidasi setelah dikurangi cadangan khusus penyisihan penghapusan aktiva untuk penyertaan.
3) Perhitungan ATMR untuk Risiko Pasar dilakukan dengan cara mengkonversi jumlah beban modal sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.3.c untuk seluruh jenis Risiko Pasar menjadi ekuivalen dengan ATMR, yaitu dikalikan dengan angka 12,5. Penetapan angka ini didasarkan pada besarnya KPMM yang wajib dipelihara Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai KPMM.
234
14
4. SPESIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RISIKO PASAR
a. Umum
1) Model Internal yang digunakan Bank harus mencakup faktor-faktor Risiko Pasar secara memadai sehingga dapat mengukur risiko-risiko yang terkandung dalam posisi Trading Book dan/atau Banking Book.
2) Meskipun memiliki diskresi untuk menetapkan faktor-faktor risiko dalam Model Internal yang digunakan, Bank tetap wajib memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, d, dan e.
b. Risiko Suku Bunga
1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan suku bunga untuk eksposur dalam setiap denominasi mata uang yang diklasifikasikan dalam posisi Trading Book dan bersifat sensitif terhadap perubahan suku bunga (interest rate sensitive).
2) Bank harus dapat membangun suatu kurva imbal hasil (yield curve) menggunakan pendekatan yang umum digunakan (misalnya dengan mengestimasi forward rate dari zero-coupon yield).
3) Kurva imbal hasil yang dibangun oleh Bank harus memperhatikan antara lain:
a) Kurva imbal hasil harus dibedakan berdasarkan jangka waktu untuk menangkap variasi volatilitas suku bunga sepanjang kurva imbal hasil tersebut, dimana umumnya dalam masing-masing jangka waktu (misalnya 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun) terdapat satu faktor risiko yang berkaitan.
b) Untuk jumlah eksposur yang signifikan dalam berbagai denominasi mata uang asing utama (major currencies) yang diperdagangkan pada pasar keuangan utama (domestik dan global) dan dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga, Bank harus membangun model kurva imbal hasil yang paling kurang mencakup 6 (enam) faktor risiko (misalnya 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun). Pada kondisi tidak tersedianya data pasar, Bank dapat melakukan metode seperti interpolasi.
235
15
Jumlah faktor risiko yang digunakan harus didasarkan pada jenis instrumen keuangan serta strategi perdagangan Bank. Misalnya, jika Bank memiliki portofolio yang meliputi beragam jenis surat berharga dengan berbagai tingkat suku bunga dan jangka waktu yang berada pada berbagai titik disepanjang kurva imbal hasil, dan terlibat dalam strategi arbitrase yang kompleks, maka Model Internal yang digunakan harus mencakup jumlah faktor risiko yang lebih banyak untuk dapat mengukur Risiko Suku Bunga secara lebih akurat.
4) Model Internal harus mencakup faktor risiko yang dapat menangkap spread risk, misalnya perbedaan suku bunga (spread) antara obligasi dan swap. Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mengukur spread risk yang timbul dari pergerakan yang tidak berkorelasi sempurna antara suku bunga surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan pemerintah dengan surat berharga lainnya, yaitu antara lain:
a) membangun kurva imbal hasil yang terpisah untuk surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak lainnya (misalnya swap atau surat berharga korporasi); atau
b) melakukan estimasi besarnya selisih (spread) antara suku bunga dari surat berharga atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang diterbitkan pemerintah dan pihak lainnya pada berbagai titik sepanjang kurva imbal hasil.
c. Risiko Nilai Tukar (termasuk Emas)
1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan nilai tukar antara mata uang domestik dan setiap mata uang asing (termasuk emas) di mana Bank memiliki eksposur dalam jumlah yang signifikan, baik dalam posisi Trading Book maupun Banking Book.
2) Karena nilai VaR yang dihasilkan oleh Model Internal dinyatakan dalam mata uang domestik, maka setiap posisi neto dalam denominasi mata uang asing terekspos pada Risiko Nilai Tukar.
236
16
d. Risiko Ekuitas
1) Model Internal harus paling kurang memenuhi persyaratan berikut:
a) mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan setiap pasar modal di mana Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas dalam jumlah yang signifikan dalam posisi Trading Book;
b) mencakup faktor-faktor risiko yang dapat menangkap pergerakan pasar secara umum atas harga instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas (misalnya indeks pasar); dan
c) dapat mengukur Risiko Ekuitas dari setiap instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas, yang dapat dinyatakan dalam ekuivalen beta (beta-equivalents) relatif terhadap indeks pasar.
Posisi ekuivalen beta dapat diukur berdasarkan suatu model pasar atas tingkat pengembalian harga saham, misalnya Capital Asset Pricing Model/CAPM.
2) Selain memenuhi persyaratan tersebut, Bank dapat melakukan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengukur Risiko Ekuitas antara lain dengan menggunakan:
a) faktor-faktor risiko yang terkait dengan berbagai sektor pada keseluruhan pasar modal (misalnya sektor industri);
b) faktor-faktor risiko yang terkait dengan volatilitas dari setiap saham.
3) Kompleksitas dan karakteristik dari model untuk suatu pasar modal tertentu harus terkait dengan posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas secara keseluruhan pada pasar modal dan konsentrasi pada suatu saham tertentu dalam pasar tersebut.
e. Risiko Komoditas
1) Model Internal harus mencakup faktor-faktor risiko yang terkait dengan setiap pasar komoditas dimana Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas dengan jumlah yang signifikan dalam posisi Trading Book maupun Banking Book.
237
17
2) Dalam menetapkan faktor risiko tersebut, Bank harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Bank yang secara konsolidasi memiliki posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas dalam jumlah yang relatif terbatas dapat melakukan penetapan langsung terhadap faktor-faktor risiko. Penetapan tersebut dapat meliputi satu faktor risiko untuk setiap komoditas dimana Bank memiliki eksposur. Dalam hal secara agregat, posisi instrumen keuangan yang terekspos Risiko Komoditas tersebut relatif kecil, Bank dapat menggunakan satu faktor risiko untuk satu sub kategori komoditas yang relatif luas (misalnya satu faktor risiko untuk seluruh jenis komoditas minyak).
b) Bagi Bank yang secara konsolidasi melakukan perdagangan komoditas secara aktif, Model Internal harus meliputi:
(1) Directional Risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga spot atas posisi terbuka neto (net open positions);
(2) Forward Gap Risk dan Interest Rate Risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga forward yang disebabkan oleh perbedaan jangka waktu (maturity mismatches); dan
(3) Basis Risk, yaitu risiko yang timbul dari pergerakan harga yang tidak berkorelasi sempurna antara komoditas yang serupa namun tidak identik, yang antara lain dapat disebabkan oleh kualitas komoditas.
c) Model Internal juga harus memperhatikan variasi dalam convenience yield antara posisi derivatif komoditas (misalnya forward dan swap) dan posisi spot komoditas. Convenience yield mencerminkan keuntungan dari kepemilikan langsung atas komoditas secara fisik (misalnya kemampuan untuk memperoleh keuntungan dari kondisi kekurangan pasar sementara) yang dipengaruhi oleh kondisi pasar dan faktor biaya penyimpanan fisik.
5. PENERAPAN BACK TESTING
a. Umum
1) Bank wajib melakukan penilaian terhadap kualitas dan akurasi sistem pengukuran VaR melalui proses back testing.
2) Proses Back testing merupakan alat bantu untuk mengkaji ulang Model Internal yang digunakan Bank dan bukan merupakan satu-satunya alat untuk melakukan validasi Model Internal.
238
18
3) Proses back testing secara formal dimulai sejak Bank secara efektif menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM Bank sesuai persetujuan Bank Indonesia.
4) Perhitungan frekuensi penyimpangan melalui proses back testing dalam rangka penetapan Faktor Tambahan untuk pertama kali dilakukan paling kurang 1 (satu) tahun setelah tanggal efektif penggunaan Model Internal dalam perhitungan KPMM. Bank tidak dikenakan Faktor Tambahan dalam perhitungan KPMM selama jangka waktu tersebut.
Sebagai contoh:
Bank memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM pada tanggal 17 Maret 2008 dan secara efektif menggunakan Model Internal tersebut dalam perhitungan KPMM untuk posisi 30 April 2008. Selanjutnya, Bank wajib melakukan proses back testing sejak tanggal 30 April 2008. Perhitungan frekuensi penyimpangan dalam rangka penetapan Faktor Tambahan untuk pertama kali dilakukan pada posisi akhir bulan Juni 2008 yang disampaikan dalam laporan hasil back testing triwulanan pada periode penyampaian III bulan Juli 2008.
5) Selanjutnya, penetapan Faktor Tambahan berlaku untuk 1 (satu) tahun berikutnya kecuali hasil back testing yang disampaikan Bank semakin memburuk.
6) Bank wajib mendokumentasikan seluruh penyimpangan yang dihasilkan dari proses back testing secara berkesinambungan, termasuk penjelasan atas terjadinya penyimpangan.
7) Bank Indonesia melakukan penilaian terhadap hasil back testing yang dilakukan Bank.
b. Kerangka Back Testing
1) Proses back testing bertujuan untuk:
a) mengukur tingkat keakuratan dan keandalan Model Internal;
b) mengukur jumlah frekuensi penyimpangan yang terjadi karena data kerugian dalam laporan laba rugi (trading outcomes) lebih besar dibandingkan hasil pengukuran VaR;
c) menilai kecukupan modal Bank untuk mengantisipasi potensi kerugian yang timbul dari aktivitas trading; dan/atau
d) menilai teknik/model valuasi, khususnya jika harga pasar tidak tersedia sehingga Bank menggunakan teknik/model valuasi dalam menetapkan nilai wajar suatu posisi.
239
19
2) Proses back testing mencakup pengujian dan pengukuran terhadap penyimpangan dalam 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.
3) Proses back testing menganalisis apakah hasil pengukuran VaR berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) telah mencakup 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari data kerugian dalam laporan laba rugi.
4) Proses back testing dilakukan dengan membandingkan data kerugian dalam laporan laba rugi harian dan hasil pengukuran VaR harian berdasarkan 1 (satu) hari periode kepemilikan.
5) Bank wajib melakukan proses back testing baik dengan menggunakan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual maupun laba rugi hipotesis. Penggabungan kedua pendekatan tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara hasil pengukuran VaR dan laba rugi.
a) Yang dimaksud dengan laporan laba rugi aktual adalah laporan laba rugi harian yang timbul dari aktivitas trading yang masuk dalam cakupan model VaR. Laporan laba rugi aktual dapat dikalkulasi dengan:
(1) mengeluarkan beberapa komponen dari laporan laba rugi, yaitu pendapatan fees dan komisi, pendapatan bunga bersih, dan keuntungan dari transaksi baru yang dilakukan sepanjang hari; dan
(2) memperhitungkan penyesuaian valuasi (valuation adjustments) terhadap suatu posisi atau portofolio.
b) Yang dimaksud dengan laporan laba rugi hipotesis adalah laporan laba rugi yang timbul dari perubahan nilai posisi atau portofolio yang disebabkan perubahan faktor pasar dimana posisi dan komposisi portofolio diasumsikan tidak mengalami perubahan pada akhir hari.
6) Dalam menetapkan Faktor Tambahan sesuai dengan Tabel Hasil Back Testing, Bank wajib menggunakan hasil back testing terhadap Model Internal dengan menggunakan data kerugian dalam laporan laba rugi hipotesis.
7) Bank wajib memiliki prosedur dan dokumentasi yang terkait dengan penentuan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual dan hipotesis yang digunakan dalam proses back testing. Dokumentasi tersebut setidaknya harus memuat pendekatan untuk mengkalkulasi data kerugian dalam laporan laba rugi tersebut.
240
20
8) Bank wajib memiliki unit kerja yang melakukan fungsi pemantauan dan atribusi data laporan laba rugi harian yang terkait dengan penggunaan Model Internal dan proses back testing. Unit kerja yang melakukan fungsi tersebut harus independen dari trading unit, pihak yang melakukan valuasi, pihak yang melakukan validasi Model Internal, dan pihak yang melakukan pengembangan Model Internal.
c. Interpretasi Hasil Back Testing
1) Pendekatan yang digunakan (3 Zona)
a) Bank Indonesia menetapkan kerangka interpretasi terhadap hasil back testing yang mencakup berbagai kemungkinan respon yang bergantung pada indikasi yang dihasilkan proses back testing tersebut. Respon tersebut diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) zona yang dibedakan dengan warna.
b) Zona Hijau berkaitan dengan hasil back testing yang mengindikasikan tidak adanya permasalahan dalam kualitas dan akurasi Model Internal Bank.
c) Zona Kuning meliputi hasil back testing yang dapat menimbulkan keraguan terhadap kualitas Model Internal namun belum ada kesimpulan yang pasti.
d) Zona Merah meliputi hasil back testing yang hampir pasti mengindikasikan terdapat permasalahan dalam Model Internal yang digunakan Bank.
e) Tabel dibawah menggambarkan batasan zona dan respon Bank Indonesia untuk setiap hasil back testing berdasarkan observasi 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja. Jika hasil back testing menunjukkan kelemahan dalam Model Internal, maka Bank Indonesia dapat menetapkan Faktor Tambahan sebagaimana pada tabel berikut.
241
21
Tabel Hasil Back Testing
Zona Jumlah frekuensi penyimpangan selama
observasi 250 hari kerja
Faktor Tambahan
0 0,00 1 0,00 2 0,00 3 0,00
Zona Hijau
4 0,00 5 0,40 6 0,50 7 0,65 8 0,75
Zona Kuning
9 0,85 Zona Merah 10 atau lebih 1,00
2) Zona Hijau
a) Mencakup frekuensi penyimpangan dalam kisaran 0 (nol) sampai dengan 4 (empat).
b) Dengan pertimbangan bahwa hasil pengukuran VaR telah mencakup 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari data kerugian dalam laporan laba rugi, maka toleransi terhadap penyimpangan yang mungkin dihasilkan adalah sampai dengan 4 (empat) kali penyimpangan dalam observasi 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja. Hasil back testing yang masuk dalam zona ini dinilai tidak terlalu mengkhawatirkan. Dalam kondisi demikian, Bank Indonesia dapat mengenakan Faktor Tambahan sebesar 0 (nol) terhadap hasil pengukuran VaR.
3) Zona Kuning
a) Mencakup frekuensi penyimpangan dalam kisaran 5 (lima) sampai dengan 9 (sembilan).
b) Bank Indonesia dapat mengenakan Faktor Tambahan terhadap hasil back testing yang masuk dalam zona ini, kecuali Bank membuktikan bahwa Model Internal yang digunakan secara fundamental baik dan penyimpangan yang terjadi bersifat sementara.
242
22
c) Faktor-faktor yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan dapat dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
(1) Integritas dari Model Internal tidak sempurna.
Contoh yang mencerminkan masalah integritas antara lain:
(a) Model Internal tidak dapat menangkap faktor risiko dari berbagai posisi, misalnya posisi di kantor cabang luar negeri tidak dilaporkan secara akurat;
(b) volatilitas dan/atau korelasi dalam Model Internal dihitung secara tidak tepat, misalnya sistem menghitung volatilitas harian berdasarkan data 280 (dua ratus delapan puluh) hari kerja yang seharusnya adalah 250 (dua ratus lima puluh) hari kerja.
(2) Model Internal tidak akurat.
Contoh yang mencerminkan rendahnya kualitas dan akurasi Model Internal antara lain ketidakmampuan menilai risiko dari beberapa instrumen secara tepat, misalnya karena kurangnya jumlah segmen jangka waktu (maturity buckets) atau diabaikannya pengukuran spread risk.
(3) Data dalam laporan laba rugi sepanjang hari tidak berkualitas baik.
Rendahnya kualitas data dalam laporan laba rugi sepanjang hari dapat menyebabkan penyimpangan, misalnya terdapat perubahan posisi yang besar atau terjadi peristiwa yang tidak biasa yang mempengaruhi pendapatan Bank.
(4) Faktor yang tidak menguntungkan atau kondisi pasar yang bergerak kearah yang tidak diantisipasi Model Internal.
Penyebab terjadinya penyimpangan antara lain:
(a) Pasar bergerak lebih dari yang diprediksi oleh Model Internal, sehingga volatilitas yang terjadi lebih besar dari yang diharapkan;
(b) Pasar tidak bergerak sebagaimana diharapkan sehingga korelasi yang terjadi berbeda secara signifikan dari yang diasumsikan dalam model;
(c) Terjadi peristiwa dengan tingkat probabilitas yang rendah.
243
23
d) Pertimbangan lainnya adalah sejauhmana data kerugian dalam laporan laba rugi menyimpang dari hasil pengukuran VaR. Jika diasumsikan hal-hal lain tidak berubah, maka jumlah kerugian dalam laporan laba rugi yang jauh berbeda dengan hasil pengukuran VaR perlu mendapat perhatian yang lebih besar.
e) Berbagai informasi yang dapat disampaikan Bank untuk mendukung penjelasan atas terjadinya penyimpangan antara lain:
(1) hasil back testing yang mencakup posisi sub portofolio atau posisi berdasarkan faktor risiko atau kategori produk;
(2) hasil back testing dengan tingkat kepercayaan selain 99% (sembilan puluh sembilan persen);
(3) hasil pengujian statistik lainnya.
f) Selain mengenakan Faktor Tambahan, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan pengawasan terhadap penyimpangan yang masuk dalam zona ini, antara lain mewajibkan Bank untuk segera menyempurnakan Model Internal tersebut.
4) Zona Merah
a) Mencakup frekuensi penyimpangan sebanyak 10 (sepuluh) atau lebih.
b) Hasil back testing yang masuk dalam zona ini langsung mengarah pada anggapan bahwa terdapat masalah dalam Model Internal yang digunakan Bank.
c) Apabila hasil back testing masuk dalam Zona Merah, Bank diminta segera menyampaikan informasi mengenai penyimpangan disertai penjelasan mengenai penyebab penyimpangan tersebut dan rencana tindak lanjut yang dilakukan.
d) Bank Indonesia secara serta merta mengenakan Faktor Tambahan terhadap hasil back testing yang masuk dalam zona ini.
e) Selain itu, Bank Indonesia melakukan tindakan pengawasan terhadap penyimpangan yang masuk dalam zona ini, antara lain:
(1) mewajibkan Bank untuk segera menyempurnakan Model Internal tersebut;
244
24
(2) tidak memberikan persetujuan atau membatalkan persetujuan penggunaan Model Internal jika terdapat permasalahan yang kompleks yang berkaitan dengan integritas Model Internal tersebut.
d. Laporan Hasil Back Testing
1) Hasil back testing harus dikomunikasikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.
2) Bank wajib menyampaikan laporan hasil back testing setiap triwulan kepada Bank Indonesia dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a) Laporan pertama kali disusun pada akhir triwulan setelah Bank secara efektif menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM.
b) Laporan disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.
c) Apabila hasil back testing menunjukkan terjadinya penyimpangan, laporan yang disampaikan juga harus disertai dengan analisis penyebab penyimpangan yang didasarkan pada 4 (empat) kategori faktor penyebab sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.5.c.3).c) dan rencana tindak lanjut oleh Bank.
d) Apabila hasil back testing diantara periode pelaporan triwulanan masuk dalam Zona Merah, Bank diminta segera menyampaikan informasi mengenai penyimpangan dimaksud sebelum penyampaian laporan hasil back testing periode triwulanan yang bersangkutan.
Laporan dimaksud disertai penjelasan mengenai penyebab penyimpangan tersebut dan rencana tindak lanjut oleh Bank.
6. PENERAPAN STRESS TESTING
a. Umum
1) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur untuk melakukan proses stress testing.
2) Bank wajib mengembangkan dan melakukan proses stress testing yang akurat dan komprehensif, yang memenuhi kriteria berikut:
a) Meliputi berbagai faktor yang dapat menimbulkan kerugian atau keuntungan luar biasa atau yang dapat menyebabkan pengelolaan dan pengendalian risiko sangat sulit dilakukan pada:
245
25
(1) portofolio Trading Book yang terekspos pada Risiko Suku Bunga dan Risiko Ekuitas; dan
(2) seluruh portofolio Trading Book dan Banking Book yang terekspos pada Risiko Nilai Tukar dan Risiko Komoditas.
Faktor-faktor tersebut mencakup peristiwa yang jarang terjadi (low probability events).
Stress testing harus meliputi dampak dari peristiwa tersebut terhadap seluruh posisi, baik posisi dengan karakteristik harga yang bersifat linear maupun non-linear (yaitu posisi option dan posisi lainnya yang memiliki karakteristik seperti option).
b) Memperhitungkan aspek Risiko Pasar dan aspek likuditas pada saat terjadi gangguan pasar (market disturbance), khususnya pada pasar berkembang. Misalnya, Bank mungkin tidak dapat menjual beberapa posisi trading dengan cepat dalam kondisi krisis dan nilai dari posisi tersebut mungkin sangat berfluktuasi; dan
c) Mencakup proses identifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memitigasi risiko dan memelihara kecukupan modal.
3) Stress testing paling kurang dilakukan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan dan jika terjadi kondisi tidak normal yang dapat menyebabkan Bank terekspos pada Risiko Pasar yang tidak dapat ditolerir.
4) Bank wajib mendokumentasikan seluruh skenario yang digunakan dalam proses stress testing dan hasil stress testing serta tindak lanjut yang dilakukan secara berkesinambungan.
b. Kerangka Stress Testing
1) Bank wajib melakukan proses stress testing yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
a) Stress testing secara kuantitatif mencakup identifikasi berbagai kemungkinan skenario yang dapat berdampak buruk bagi kondisi Bank.
b) Kriteria kualitatif mencakup dua tujuan utama stress testing, yaitu:
(1) mengevaluasi kapasitas modal Bank untuk menyerap kerugian potensial yang besar; dan
(2) mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan Bank untuk mengurangi risiko sehingga dapat menghindari dampak yang buruk terhadap pemenuhan KPMM.
246
26
Kedua tujuan tersebut harus merupakan bagian dalam menetapkan dan mengevaluasi strategi manajemen risiko untuk Risiko Pasar.
2) Bank wajib menggunakan skenario yang ditetapkan Bank Indonesia dan skenario yang dikembangkan Bank. Secara khusus, Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk memberikan informasi mengenai stress testing berdasarkan 3 (tiga) area berikut:
a) Skenario yang ditetapkan Bank Indonesia yang tidak memerlukan simulasi oleh Bank
(1) Bank wajib menyampaikan informasi kepada Bank Indonesia mengenai 5 (lima) kerugian harian terbesar yang terjadi atas eksposur Risiko Pasar selama periode pelaporan triwulanan.
(2) Informasi kerugian dimaksud dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran VaR. Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar dari kerugian harian terbesar tersebut dapat tercakup dalam hasil pengukuran VaR.
b) Skenario yang ditetapkan Bank Indonesia yang memerlukan simulasi oleh Bank
Bank harus memperhitungkan seluruh portofolio yang terekspos Risiko Pasar dalam berbagai simulasi skenario yang ditetapkan Bank Indonesia.
(1) Skenario pertama mencakup pengujian terhadap portofolio Bank terkini dengan menggunakan data perubahan harga yang drastis maupun penurunan likuiditas yang tajam akibat peristiwa dalam periode lampau dimana terjadi gejolak yang signifikan (scenario test), misalnya jatuhnya pasar saham pada tahun 1987, krisis Exchange Rate Mechanism (ERM) pada tahun 1992 dan 1993, krisis Meksiko pada akhir tahun 1994, atau krisis Asia pada tahun 1997 dan 1998.
(2) Skenario kedua adalah mengevaluasi sensitivitas eksposur Risiko Pasar terhadap perubahan asumsi volatilitas dan/atau korelasi (Sensitivity Test).
(i) Pengujian dilakukan dengan mengevaluasi kisaran (range) pergerakan volatilitas dan/atau korelasi secara historis, dan mengevaluasi dampak dari volatilitas dan korelasi yang ekstrim dalam kisaran historis tersebut terhadap posisi Bank terkini.
247
27
(ii) Dalam melakukan pengujian tersebut, Bank harus memberi perhatian khusus terhadap pergerakan yang tajam yang kadang-kadang dapat terjadi dalam hitungan hari dalam periode terjadinya gejolak pasar yang signifikan. Misalnya, selama terjadinya gejolak pasar sebagaimana dimaksud dalam Bab. II.6.b.2).b).(1), korelasi antar berbagai faktor risiko mendekati angka ekstrim yaitu 1 atau -1 selama beberapa hari pada titik puncak gejolak pasar tersebut.
(3) Beberapa skenario untuk Sensitivity Test yang ditetapkan Bank Indonesia berpedoman pada Lampiran 2. Bank Indonesia akan mengkaji ulang skenario tersebut secara berkala dan akan melakukan penyesuaian apabila dipandang perlu.
c) Skenario yang ditetapkan Bank
Selain skenario yang ditetapkan Bank Indonesia, Bank juga wajib melakukan proses stress testing dengan menggunakan skenario berpedoman pada Lampiran 2 angka 6 dan skenario yang diidentifikasi Bank sebagai worst case scenario berdasarkan karakteristik portofolio.
c. Laporan Hasil Stress Testing
1) Hasil stress testing harus dikomunikasikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.
2) Hasil stress testing harus dikaji ulang oleh Direksi atau Komite Manajemen Risiko, dan harus digunakan untuk:
a) menetapkan kebijakan manajemen Risiko Pasar, termasuk limit perdagangan dan limit eksposur Risiko Pasar;
b) melakukan penilaian terhadap kecukupan modal; dan
c) melakukan penilaian terhadap kemampuan Bank untuk menghadapi kejadian di masa datang atau perubahan kondisi pasar yang dapat berdampak buruk terhadap eksposur Risiko Pasar.
3) Bank wajib menyampaikan laporan hasil stress testing sebagaimana dimaksud dalam Bab.II.6.b.2) kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Laporan tersebut disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.
248
28
4) Jika hasil stress testing menunjukkan adanya kerentanan tertentu terhadap suatu kondisi, Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko tersebut secara memadai, misalnya dengan melakukan lindung nilai atau mengurangi besarnya eksposur Risiko Pasar.
249
29
III. PROSES PERSETUJUAN PENGGUNAAN MODEL INTERNAL OLEH BANK INDONESIA
1. Kriteria Penilaian
a. Pengajuan permohonan penggunaan Model Intenal wajib disampaikan Bank disertai seluruh informasi dan dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan ini.
b. Dalam rangka memberikan persetujuan, Bank Indonesia melakukan pengkajian untuk memastikan bahwa Model Internal telah memadai dan memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dalam Bab. II, paling kurang meliputi:
1) Proses validasi dan audit yang dilakukan secara internal berjalan dengan baik sebagaimana dimaksud dalam Bab II.2.b.6) dan Bab II.2.b.7);
2) Model yang digunakan dalam proses pengukuran Risiko Pasar dan valuasi suatu posisi telah divalidasi oleh unit atau pihak yang memenuhi kualifikasi dan independen terhadap unit atau pihak yang mengembangkan model tersebut dan trading unit;
3) Kompleksitas dan struktur Model Internal telah sesuai dengan cakupan pengukuran Risiko Pasar dari aktivitas dan portofolio Bank;
4) Model Internal dapat menyediakan hasil perhitungan kerugian potensial yang dapat diandalkan sepanjang waktu yang diuji kehandalannya dengan proses back testing; dan
5) Arus dan pemrosesan data yang terkait dengan Model Internal bersifat transparan dan dapat diakses dengan mudah.
c. Sebelum memberikan persetujuan, Bank Indonesia dapat menetapkan periode pemantauan awal (initial monitoring) dan melakukan pengujian secara langsung (live testing) terhadap Model Internal yang akan digunakan Bank.
2. Pengujian Pengukuran Risiko terhadap Portofolio
a. Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan pengujian pengukuran risiko terhadap portofolio dari waktu ke waktu.
b. Pengujian tersebut umumnya meliputi penggunaan Model Internal untuk menghitung beban modal atas portofolio yang diuji yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c. Hasil dari pengujian dapat digunakan untuk memastikan akurasi dan keandalan Model Internal yang digunakan Bank.
250
30
3. Persetujuan Penggunaan Model Internal
a. Jangka waktu proses pengkajian dan persetujuan Model Internal yang dilakukan Bank Indonesia tergantung pada kondisi masing-masing Bank serta permasalahan yang dihadapi selama proses tersebut.
b. Apabila setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, Bank berencana melakukan modifikasi terhadap Model Internal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran risiko sebagaimana dimaksud dalam Bab II.1.b., Bank wajib segera menyampaikan rencana modifikasi dimaksud untuk memperoleh persetujuan Bank Indonesia.
c. Khusus untuk modifikasi terkait dengan perubahan teknologi sistem informasi yang mendukung penggunaan Model Internal, Bank wajib mencantumkan rencana dimaksud dalam rencana bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia.
d. Berdasarkan penyampaian rencana modifikasi tersebut, Bank Indonesia melakukan pengkajian terhadap kelayakan dan kewajaran rencana modifikasi tersebut.
e. Apabila Bank Indonesia menilai bahwa Bank tidak lagi memenuhi kriteria dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan ini, dan/atau Model Internal yang digunakan tidak memadai dan tidak dapat diandalkan lagi, maka Bank Indonesia dapat meminta Bank melakukan tindakan perbaikan (remedial actions) yang wajib diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia untuk memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan.
f. Dalam hal Bank telah melakukan perubahan untuk menindaklajuti permintaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf e, maka Bank wajib meminta persetujuan kembali kepada Bank Indonesia untuk menggunakan Model Internal yang telah disempurnakan tersebut.
g. Dalam hal Bank tidak dapat memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan, dan/atau mengeliminasi kelemahan, serta melakukan penyempurnaan Model Internal dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf e, Bank Indonesia membatalkan persetujuan penggunaan Model Internal tersebut untuk tujuan perhitungan KPMM.
251
31
h. Bank yang telah menerima pemberitahuan mengenai pembatalan persetujuan penggunaan Model Internal wajib segera menggunakan Metode Standar untuk perhitungan KPMM sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai KPMM. Bank dapat mengajukan untuk menggunakan Model Internal kembali dan baru dapat menggunakan Model Internal apabila, berdasarkan penilaian Bank Indonesia, Bank dapat memenuhi seluruh kriteria dan persyaratan untuk menggunakan Model Internal sesuai ketentuan ini dan/atau telah mengeliminasi berbagai kelemahan dalam Model Internal.
4. Perlakuan Terhadap Bank yang Merupakan Kantor Cabang dan Perusahaan Anak dari Bank yang Berkedudukan di Luar Negeri yang Mengadopsi Model Internal yang Digunakan oleh Kantor Pusat atau Bank Induk (parent bank)
a. Bank yang merupakan kantor cabang atau perusahaan anak dari bank yang berkedudukan di luar negeri dapat mengajukan permohonan untuk mengadopsi Model Internal yang digunakan oleh kantor pusat atau bank induk (parent bank) dalam melakukan perhitungan Risiko Pasar untuk tujuan pemenuhan KPMM.
b. Persetujuan terhadap penerapan Model Internal dengan mengadopsi model yang digunakan kantor pusat atau bank induk tersebut dapat diberikan sepanjang memenuhi persyaratan berikut:
1) Model Internal yang digunakan kantor pusat atau bank induk telah memperoleh persetujuan dari home country supervisor;
2) Model Internal yang diadopsi oleh kantor cabang atau perusahaan anak dari bank yang berkedudukan di luar negeri memenuhi kriteria dan persyaratan kuantitatif Model Internal yang diatur dalam ketentuan ini; dan
3) Bank memenuhi persyaratan umum dan persyaratan kualitatif dalam ketentuan ini.
c. Bank Indonesia dapat meminta informasi mengenai persetujuan yang telah diberikan oleh otoritas pengawas di negara dimana kantor pusat atau bank induk berkedudukan (home country supervisor).
d. Bank Indonesia mengkaji kembali persetujuan penggunaan Model Internal tersebut jika bank yang berkedudukan di luar negeri dimaksud sudah tidak menjadi bank induk dari bank yang merupakan perusahaan anak di Indonesia.
252
32
IV. INFORMASI DAN DOKUMEN DALAM PERMOHONAN PENGGUNAAN MODEL INTERNAL
1. Bank yang berencana menggunakan Model Internal dalam perhitungan KPMM untuk Risiko Pasar wajib menyampaikan surat permohonan kepada Bank Indonesia disertai informasi dan dokumen yang diperlukan, yang paling kurang mencakup:
a. Manajemen Risiko Pasar dan Pengendalian Intern
1) Struktur organisasi terkini, wewenang dan tanggung jawab, serta jalur pelaporan, unit kerja yang terkait dengan penerapan manajemen Risiko Pasar.
2) Struktur organisasi terkini dari seluruh kantor cabang dan Perusahaan Anak yang terlibat dalam aktivitas trading.
3) Daftar Komite dan pejabat/pegawai yang terlibat dalam manajemen Risiko Pasar, termasuk wewenang dan tanggung jawab, serta frekuensi pertemuan (termasuk risalah pertemuan yang terkait dengan Model Internal).
4) Manajemen dan pejabat/pegawai yang terlibat dalam proses pengembangan dan validasi terhadap Model Internal dan model/teknik penilaian, yang meliputi latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan, termasuk informasi mengenai rincian pelatihan mengenai Model Internal.
5) Rincian proses persetujuan internal Bank untuk penggunaan Model Internal.
6) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengembangan, validasi, dan penggunaan Model Internal, serta audit internal termasuk diagram dan arus informasi/laporan.
7) Kebijakan Trading Book termasuk trading strategy terkini.
8) Deskripsi sejauhmana Model Internal terintegrasi ke dalam proses manajemen Risiko Pasar harian, antara lain penggunaan model sebagai dasar penetapan limit dalam manajemen Risiko Pasar, pengukuran kinerja, dan sebagainya.
9) Laporan terkini terhadap hasil validasi internal terhadap Model Internal dan model/teknik penilaian.
10) Laporan terkini SKAI terhadap keseluruhan proses manajemen risiko dan manajemen Risiko Pasar Bank, termasuk penggunaan Model Internal.
253
33
11) Rincian perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), infrastruktur jaringan, dan bagan sistem komputer di front, middle, dan back office yang digunakan untuk mengadministrasikan dan memproses seluruh aktivitas trading, dan manajemen risiko. Sebagai contoh dapat dilihat pada rangkuman matriks berikut.
Nama Sistem XYZ Kategori dan Fungsi Feeder system untuk pembukuan dan valuasi
transaksi Area Bisnis FX Produk Forward FX Vendor/In House Jika vendor, sebutkan nama perusahaan Server platform Hardware, operating system dan principal
software languages Client platform Hardware, operating system dan principal
software languages Database Oracle, Sybase Data granularity Jenis dan tingkatan data yang disimpan dalam
sistem – misalnya transaksi perdagangan, cash flows, sensitivitas
Didukung oleh Vendor dan/atau in house IT group yang mendukung aplikasi
Live date Tanggal penggunaan sistem Decommission date Tanggal usulan penggantian sistem (jika ada) Transactions held Perkiraan jumlah transaksi yang disimpan dalam
sistem Volume (hari) Jumlah transaksi baru yang dibukukan setiap
hari Dokumentasi Tingkatan dan kualitas dokumentasi yang
tersedia untuk sistem (user, technical, model specifications, testing).
Security Pengamanan sistem, misalnya audit trails, application dan database security.
Security incidents Rincian insiden pengamanan yang material sepanjang tahun lalu
Durasi downtime
Jumlah kejadian system downtime dalam 6 bulan terakhir
Durasi downtime yang terpanjang dan latar belakang
Contingency / business resumption
Rincian berbagai penyimpangan terhadap general contingency arrangement, misalnya sistem tidak tercakup dalam contingency arrangement atau belum dilakukan contingency test.
Periode contingency test terakhir
Informasi lainnya Permasalahan dalam sistem
254
34
12) Diagram yang menggambarkan interkoneksi berbagai sistem individual yang terkait dengan perhitungan Model Internal.
13) Diagram arus data dan informasi dari sistem yang digunakan front office sampai pada model VaR.
14) Rencana kontinjen (contingency plan) dan rencana kesinambungan bisnis (business continuity plan) jika terjadi kegagalan sistem.
15) Hasil penilaian terhadap kecukupan dan efektivitas teknologi sistem informasi yang digunakan dalam mendukung penggunaan Model Internal.
b. Metodologi dan Cakupan Pengukuran Risiko
1) Gambaran komprehensif mengenai metodologi (misalnya metode variance-covariance, historical simulation) yang digunakan untuk mengukur Risiko Pasar, termasuk Risiko Pasar dari instrumen keuangan yang bersifat non-linear (seperti option), serta berbagai informasi terkait, antara lain tingkat kepercayaan (confidence level), periode kepemilikan (holding period), periode data historis yang digunakan untuk menetapkan volatilitas dan covariance, asumsi yang digunakan, dan kelemahan serta kekuatan dari Model Internal yang digunakan.
2) Frekuensi dan waktu pengukuran dengan Model Internal (cut off time).
3) Daftar instrumen keuangan dan faktor Risiko Pasar, yang masuk cakupan Model Internal, termasuk jenis, jangka waktu, mata uang, berbagai underlying instruments serta beragam fitur dalam instrumen option.
4) Daftar instrumen keuangan yang tidak atau belum masuk dalam cakupan Model Internal dan alasan/latar belakang, rencana serta tindak lanjut yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar.
5) Daftar kantor cabang, unit atau kegiatan usaha, dan Perusahaan Anak yang memiliki eksposur Risiko Pasar yang masuk cakupan Model Internal.
6) Daftar kantor cabang, unit atau kegiatan usaha dan Perusahaan Anak yang memiliki eksposur Risiko Pasar yang tidak atau belum masuk cakupan Model Internal dan alasan/ latar belakang rencana serta tindak lanjut yang dilakukan Unit Pengendalian Risiko Pasar.
255
35
c. Metode Estimasi
1) Metode yang digunakan untuk mengukur returns dari faktor Risiko Pasar (misalnya logarithmic return, percentage return).
2) Metode pembobotan (weighting scheme) yang digunakan dalam penetapan periode observasi historis (jika ada).
3) Metode estimasi untuk menetapkan volatilitas dan covariance.
4) Pendekatan, data, dan parameter yang digunakan untuk membangun kurva imbal hasil.
5) Metode yang digunakan untuk menetapkan spread risk.
6) Metode perhitungan korelasi antar faktor risiko maupun kategori risiko.
d. Validasi Internal terhadap Model Internal
1) Berbagai jenis pengujian (testing arrangements) terhadap Model Internal.
2) Pelaksanaan back testing, yang paling kurang mencakup:
a) Disain, implementasi, dan interpretasi hasil back testing;
b) Durasi proses dan pihak yang bertanggung jawab melakukan proses back testing;
c) Tingkatan pelaksanaan back testing (misalnya portofolio, sub portofolio berdasarkan segmentasi, faktor risiko, unit operasional, dan sebagainya);
d) Identifikasi komponen laporan laba rugi yang merupakan sumber data dalam proses back testing;
e) Laporan laba rugi aktual dan hipotesis dari setiap trading desk dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir; dan
f) Laporan hasil back testing yang dilakukan dalam 3 bulan terakhir yang disampaikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.
3) Proses dan hasil evaluasi serta validasi berkesinambungan (on going review) terhadap kelayakan Model Internal.
e. Proses dan Verifikasi Valuasi
1) Metode valuasi suatu posisi (mark to market dan/atau mark to model).
2) Metode valuasi yang digunakan untuk mengestimasi nilai dari instrumen-instrumen yang tidak mempunyai harga pasar atau instrumen yang tidak likuid.
256
36
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi valuasi suatu posisi (misalnya faktor likuiditas) serta pengaruhnya terhadap valuasi.
4) Kebijakan penyesuaian valuasi (valuation adjustment) untuk posisi yang dinilai berdasarkan nilai wajar namun nilai tersebut belum mencerminkan harga yang sebenarnya.
5) Proses dan dokumentasi verifikasi independen terhadap valuasi instrumen keuangan, termasuk informasi mengenai verifikasi terhadap valuasi apabila data input untuk model sulit diperoleh.
f. Integritas Data Input
1) Kebijakan dan prosedur yang diterapkan dalam memperoleh dan mengolah data untuk memastikan kelengkapan, kekinian, dan keakuratan data.
2) Kebijakan untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kesulitan memperoleh data pasar, misalnya nilai pasar dari surat berharga korporasi di pasar keuangan yang tidak terlalu likuid.
3) Prosedur penanganan data yang tidak tersedia, misalnya penggunaan algoritma untuk menetapkan data yang tidak tersedia.
g. Proses Stress Testing
1) Pihak yang bertanggung jawab melakukan proses stress testing.
2) Metodologi dan proses stress testing, serta skenario yang digunakan.
3) Metode perhitungan kerugian potensial dari penerapan berbagai skenario.
4) Laporan hasil stress testing terkini yang disampaikan kepada Direksi atau Komite Manajemen Risiko.
5) Proses tindak lanjut dari hasil stress testing.
2. Dalam hal Bank berencana melakukan modifikasi terhadap penggunaan Model Internal sebagaimana dimaksud dalam Bab II.1.b., Bank wajib mengajukan permohonan yang dilengkapi dengan informasi dan dokumen yang paling kurang mencakup:
a. Deskripsi latar belakang, rencana, dan cakupan modifikasi Model Internal;
b. Deskripsi perubahan struktur organisasi sebagai implikasi dari integrasi bisnis (jika ada);
c. Perubahan struktur limit sebagai implikasi dari modifikasi Model Internal (jika ada);
d. Hasil validasi internal atas kelayakan modifikasi Model Internal (termasuk asumsi, kekuatan, dan kelemahan Model Internal) yang dilakukan oleh Unit Pengendalian Risiko Pasar.
257
37
e. Hasil back testing (baik berdasarkan data kerugian dalam laporan laba rugi aktual maupun laba rugi hipotesis) untuk Model Internal yang dimodifikasi, yang mencakup paling kurang data selama 60 (enam puluh) hari kerja;
f. Deskripsi perubahan skenario stress testing sebagai implikasi dari modifikasi Model Internal.
258
38
V. PELAPORAN
1. Bank wajib menyampaikan laporan secara bulanan dan triwulanan terhitung setelah Bank memperoleh persetujuan penggunaan Model Internal dari Bank Indonesia sesuai format yang terdapat dalam Lampiran 3 Surat Edaran Bank Indonesia ini.
a. Laporan secara bulanan meliputi:
1) Laporan Perhitungan VaR dan Beban Modal; dan
2) Laporan Perhitungan KPMM.
Dalam hal Bank belum menggunakan Model Internal untuk menghitung Risiko Pasar atas seluruh instrumen keuangan, maka Bank juga wajib menyampaikan laporan yang terkait dengan perhitungan Risiko Pasar atas instrumen keuangan yang masih menggunakan Metode Standar sesuai ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
b. Laporan secara triwulanan meliputi:
1) Laporan Perhitungan KPMM secara Konsolidasi
2) Laporan Hasil Back Testing dan Penetapan Faktor Tambahan;
3) Laporan Data 5 (lima) Kerugian Harian Terbesar; dan
4) Laporan Hasil Stress Testing.
2. Laporan yang terkait dengan Model Internal sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan dalam periode penyampaian III Laporan Berkala Bank Umum dengan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai laporan berkala bank umum.
3. Selama pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 belum dimungkinkan
secara on-line, maka pelaporan wajib disampaikan secara off-line oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan alamat:
a) Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia; atau
b) Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia,
dengan tembusan kepada Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350.
259
1
1. Skenario Perubahan Suku Bunga Rupiah
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap seluruh eksposur
instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga Rupiah dalam Trading
Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario perubahan suku
bunga berdasarkan perubahan kurva imbal hasil (yield curve), baik
pergeseran kurva imbal hasil yang bersifat paralel maupun tidak paralel
berdasarkan tabel berikut.
Perubahan Kurva Imbal Hasil (basis point)
1 bulan 6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun
15 tahun
Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang tidak paralel (basis point)
Skenario 1 + 330 + 350 + 400 + 400 + 380 + 340 + 300 + 150 Skenario 2 - 200 - 200 - 300 - 300 - 300 - 300 - 300 - 180
Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang paralel (basis point)
Skenario 3 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 Skenario 4 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400
b. Bank dapat melakukan interpolasi dalam menentukan perubahan kurva imbal
hasil untuk suatu posisi dengan skala waktu yang tidak terdapat dalam tabel.
Metode interpolasi yang digunakan harus konsisten dengan metode yang
digunakan dalam membangun kurva imbal hasil untuk perhitungan Value at
Risk.
2. Skenario Perubahan Nilai Tukar
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap paling kurang 7 jenis
eksposur valuta asing utama (major currencies) baik dalam Banking Book
maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario
perubahan nilai tukar untuk setiap valuta asing tersebut. Khusus perubahan
nilai tukar USD terhadap Rupiah berdasarkan tabel berikut.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Nilai Tukar (%) + 20% + 10% - 10% - 20%
b. Proses stress testing dilakukan terhadap posisi terbuka neto (net open
position) dari setiap valuta asing tersebut.
c. Perubahan nilai tukar positif berarti Rupiah mengalami depresiasi dan
perubahan nilai tukar negatif berarti Rupiah mengalami apresiasi.
260
2
3. Skenario Perubahan Harga Saham di Pasar Domestik
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen
keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas yang diperdagangkan di pasar
domestik dalam Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan
skenario perubahan harga saham berdasarkan tabel berikut.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Harga Saham (%) - 20% - 15% - 10% - 5%
b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos
Risiko Ekuitas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
4. Skenario Perubahan Harga Komoditas di Pasar Domestik
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen
keuangan yang terekspos Risiko Komoditas di pasar domestik dalam Banking
Book maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan
skenario perubahan harga komoditas berdasarkan tabel berikut.
b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos
Risiko Komoditas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga
Komoditas.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Harga Komoditas (%) - 20% - 15% - 10% - 5%
5. Skenario Perubahan untuk Posisi Option
Proses stress testing terhadap risiko harga option dilakukan dengan
menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang ditetapkan oleh Basel
Committee melalui penggunaan matriks skenario.
a. Matriks skenario untuk perubahan suku bunga
Asumsi Perubahan Suku Bunga
Suku Bunga - 1% - 0,66% - 0,33%
Suku
Bunga
saat ini
0,33% 0,66% 1%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R
Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
261
3
b. Matriks skenario untuk perubahan harga saham dan nilai tukar (termasuk
emas)
Asumsi Perubahan Harga/Nilai Tukar
Harga/Nilai
Tukar - 8% - 5,33% - 2,67%
Harga/Nilai
Tukar saat
ini
2,67% 5,33% 8%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R
Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
c. Matriks skenario untuk perubahan harga komoditas
Asumsi Perubahan Harga
Harga - 15% - 10% - 5%
Harga
saat ini 5% 10% 15%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
6. Skenario untuk Eksposur Risiko Lainnya
Dalam melakukan proses stress testing untuk eksposur instrumen keuangan yang
terekspos Risiko Suku Bunga dalam mata uang asing, eksposur valuta asing
lainnya, eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di pasar
modal luar negeri, dan eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko
Komoditas di pasar luar negeri, Bank wajib mengembangkan skenario sendiri
sejalan dengan karakteristik portofolio dan tingkat risiko yang dihadapi.
262
1
1. Skenario Perubahan Suku Bunga Rupiah
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap seluruh eksposur
instrumen keuangan yang terekspos Risiko Suku Bunga Rupiah dalam Trading
Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario perubahan suku
bunga berdasarkan perubahan kurva imbal hasil (yield curve), baik
pergeseran kurva imbal hasil yang bersifat paralel maupun tidak paralel
berdasarkan tabel berikut.
Perubahan Kurva Imbal Hasil (basis point)
1 bulan 6 bulan 1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun
15 tahun
Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang tidak paralel (basis point)
Skenario 1 + 330 + 350 + 400 + 400 + 380 + 340 + 300 + 150 Skenario 2 - 200 - 200 - 300 - 300 - 300 - 300 - 300 - 180
Pergesaran Kurva Imbal Hasil yang paralel (basis point)
Skenario 3 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 + 400 Skenario 4 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400 - 400
b. Bank dapat melakukan interpolasi dalam menentukan perubahan kurva imbal
hasil untuk suatu posisi dengan skala waktu yang tidak terdapat dalam tabel.
Metode interpolasi yang digunakan harus konsisten dengan metode yang
digunakan dalam membangun kurva imbal hasil untuk perhitungan Value at
Risk.
2. Skenario Perubahan Nilai Tukar
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap paling kurang 7 jenis
eksposur valuta asing utama (major currencies) baik dalam Banking Book
maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan skenario
perubahan nilai tukar untuk setiap valuta asing tersebut. Khusus perubahan
nilai tukar USD terhadap Rupiah berdasarkan tabel berikut.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Nilai Tukar (%) + 20% + 10% - 10% - 20%
b. Proses stress testing dilakukan terhadap posisi terbuka neto (net open
position) dari setiap valuta asing tersebut.
c. Perubahan nilai tukar positif berarti Rupiah mengalami depresiasi dan
perubahan nilai tukar negatif berarti Rupiah mengalami apresiasi.
263
2
3. Skenario Perubahan Harga Saham di Pasar Domestik
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen
keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas yang diperdagangkan di pasar
domestik dalam Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan
skenario perubahan harga saham berdasarkan tabel berikut.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Harga Saham (%) - 20% - 15% - 10% - 5%
b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos
Risiko Ekuitas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
4. Skenario Perubahan Harga Komoditas di Pasar Domestik
a. Bank wajib melakukan proses stress testing terhadap eksposur instrumen
keuangan yang terekspos Risiko Komoditas di pasar domestik dalam Banking
Book maupun Trading Book (kecuali posisi option) dengan menggunakan
skenario perubahan harga komoditas berdasarkan tabel berikut.
b. Proses stress testing terhadap posisi instrumen keuangan yang terekspos
Risiko Komoditas hanya menggunakan skenario penurunan Indeks Harga
Komoditas.
Skenario 1 2 3 4
Perubahan Harga Komoditas (%) - 20% - 15% - 10% - 5%
5. Skenario Perubahan untuk Posisi Option
Proses stress testing terhadap risiko harga option dilakukan dengan
menggunakan Pendekatan Analisis Skenario yang ditetapkan oleh Basel
Committee melalui penggunaan matriks skenario.
a. Matriks skenario untuk perubahan suku bunga
Asumsi Perubahan Suku Bunga
Suku Bunga - 1% - 0,66% - 0,33%
Suku
Bunga
saat ini
0,33% 0,66% 1%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R
Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
264
3
b. Matriks skenario untuk perubahan harga saham dan nilai tukar (termasuk
emas)
Asumsi Perubahan Harga/Nilai Tukar
Harga/Nilai
Tukar - 8% - 5,33% - 2,67%
Harga/Nilai
Tukar saat
ini
2,67% 5,33% 8%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R
Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
c. Matriks skenario untuk perubahan harga komoditas
Asumsi Perubahan Harga
Harga - 15% - 10% - 5%
Harga
saat ini 5% 10% 15%
Volatilitas + 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
Volatilitas saat ini L/R L/R L/R 0 L/R L/R L/R Volatilitas - 25% L/R L/R L/R L/R L/R L/R L/R
6. Skenario untuk Eksposur Risiko Lainnya
Dalam melakukan proses stress testing untuk eksposur instrumen keuangan yang
terekspos Risiko Suku Bunga dalam mata uang asing, eksposur valuta asing
lainnya, eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di pasar
modal luar negeri, dan eksposur instrumen keuangan yang terekspos Risiko
Komoditas di pasar luar negeri, Bank wajib mengembangkan skenario sendiri
sejalan dengan karakteristik portofolio dan tingkat risiko yang dihadapi.
265
Lampiran 9
PT. BANK __________jutaan Rp
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
I. MODAL INTI
1 Modal Disetor
2 Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan
- Cadangan Umum
- Cadangan Tujuan
e. Laba/Rugi
- Laba Tahun-tahun Lalu setelah diperhitungkan pajak
- Rugi Tahun-tahun Lalu (-/-)
f. Laba Tahun Berjalan Setelah Pajak
- Laba Tahun Berjalan diperhitungkan pajak 50%
- Rugi Tahun Berjalan (-/-)
g. Penjabaran Laporan Keuangan KC Luar Negeri
a. Selisih Lebih
b. Selisih Kurang (-/-)
h. Dana Setoran Modal
i. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
3 Goodwill (-/-)
II. KETERANGAN*)
*) Keterangan diisi dengan cara-cara peningkatan Modal Inti termasuk merger dengan bank lain
REALISASI ACTION PLANS PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM (TIER - 1)
2006 2007 2008
NO 31-DecSUMBER PEMENUHAN MODAL INTI
31-Dec
30-Jun 31-Dec
2009
30-Jun 31-Dec 30-Jun30-Jun 31-Dec 30-Jun 31-Dec
2010
266
214
Lampiran 10
NAMA BANK
BULAN LAPORAN
CONTACT PERSON
DIVISI/BAGIAN
TELP./E-MAIL
FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT
MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR
267
221
FORMULIR I.A
No TagihanCKPN atau PPA
KhususTagihan Bersih
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)
1.
a. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank Indonesia
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Kredit yang diberikan
5) Tagihan Lainnya
6) Tagihan Bunga yang belum diterima
b. 0 0 0
1) Surat Berharga
2) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
3) Tagihan Akseptasi
4) Kredit yang diberikan
5) Tagihan Lainnya
6) Tagihan Bunga yang belum diterima
2. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
a. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
7) Tagihan Bunga yang belum diterima
DATA EKSPOSUR PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
BANK SECARA INDIVIDUAL
Kredit yang diberikan
Tagihan Lainnya
Tagihan Bunga yang belum diterima
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
1. Eksposur Aset di Neraca, sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali
eksposur sekuritisasi.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Surat Berharga
Kredit yang diberikan
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan Akseptasi
(2)
Kategori Portofolio
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Lainnya
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Surat Berharga
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan Akseptasi
Tagihan Bunga yang belum diterima
268
222
b. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
7) Tagihan Bunga yang belum diterima
5. 0
a.
b.
6. 0 0 0
a.
b.
7. 0 0 0
a.
b.
8. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
9. 0 0 0
a. Surat Berharga
b. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
c. Tagihan Akseptasi
d. Kredit yang diberikan
e. Tagihan Lainnya
f. Tagihan Bunga yang belum diterima
10.
a. 0
b. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Akseptasi
Tagihan Lainnya
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Kepada Korporasi
Kredit yang diberikan
Tagihan Bunga yang belum diterima
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Jangka Panjang
Kredit Beragun Rumah Tinggal
No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih
11. 0 0 0
a. Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin 0
b. Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal) 0 0 0
1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0
2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0
3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0
c. 0
d. 0
e. 0
f. 0
0 0 0
Aset Lainnya
Total Eksposur untuk Posisi Aset di Neraca
Aset tetap dan inventaris Neto
Lainnya
Aset Yang Diambil Alih (AYDA)
Antar Kantor Neto
Kategori Portofolio
269
223
a.
No Nilai TRA PPA Khusus Nilai TRA Neto
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)
1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
7. 0
8. 0
9. 0
10. 0 0 0
a. 0
b. 0
0 0 0
b.
No Nilai TRA PPA Nilai TRA Neto
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
0 0 0
a.
No Tagihan Bersih
(1) (3)1. 0
a.
b.
2.
3.
4. 0
a.
b.
5.
6.
0
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Kategori Portofolio
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
2. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi dalam Transaksi Rekening Administratif (TRA), sebagaimana dimaksud pada
butir II.A.1
Kategori Portofolio
Total Eksposur untuk Kelonggaran Tarik
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Total Eksposur dari Transaksi Repo
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Kategori Portofolio
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Korporasi
(2)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Transaksi Rekening Administratif Lainnya
Kelonggaran Tarik
Kredit Beragun Properti Komersial
Total Eksposur dari Transaksi Rekening Administratif Lainnya
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
3. Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk ) sebagaimana dimaksud pada
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Transaksi Repo
Tagihan Kepada Pemerintah
butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Tagihan Kepada Korporasi
270
224
b.
No Tagihan CKPN Tagihan Bersih
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
0 0 0
c.
No Tagihan Derivatif
(1) (3)1. 0
a.
b.
2.
3.
4. 0
a.
b.
5.
6.
0
No Nilai Eksposur
(1) (3)1. 0
a.
b.
c.
d.
2.
0
Tagihan kepada Pemerintah dan Bank Sentral
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Transaksi Reverse Repo
Tagihan kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Bank
Untuk transaksi yang tergolong Delivery versus Payment (DvP)
Total Eksposur dari Transaksi Derivatif OTC
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Total Eksposur dari Transaksi Reverse Repo
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Bobot Risiko 100% (lebih dari 45 hari)
Tagihan kepada Korporasi
Transaksi Derivatif Over The Counter (OTC)
Untuk transaksi yang tergolong Non-delivery versus payment (non-DvP)
Total Eksposur dari Settlement Risk
Bobot Risiko 50% (16-30 hari)
Surat Edaran Bank Indonesia ini
Jenis Transaksi
(2)
Tagihan kepada Bank Lain
Tagihan kepada Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan kepada Pemerintah Negara Lain dan Bank Sentral Negara Lain
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Bobot Risiko 75% (31-45 hari)
Bobot Risiko 8% (5-15 hari)
4. Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.3 dalam
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Kategori Portofolio
(2)
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Kategori Portofolio
(2)
271
225
No
Eksposur
Merupakan Faktor
Pengurang Modal
Eksposur
diperhitungkan
sebagai ATMR
(1) (3) (4)1. 0 0
a.
b.
2. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal
3.
4. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal
5. 0 0
a.
b.
6.
7.
0 0
NoFaktor Pengurang
Modal ATMR
(1) (3) (4)
1.
5. Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
6. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Jenis Transaksi
(2)
Total Eksposur
Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
(2)
Jenis Transaksi
Second Loss Facility
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-
prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Total Eksposur dari Transaksi Sekuritisasi
Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Junior Tranche
Senior Trance
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
First Loss Facility
272
226
1.
1.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRKATMR sebelum MRKBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Bobot Risiko
Tagihan BersihKategori Bobot Risiko
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori
FORMULIR I.B
RINCIAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
BANK SECARA INDIVIDUAL
ATMR sebelum MRKTagihan Bersih
Tagihan BersihKategori Bobot Risiko ATMR setelah MRK
273
227
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Memenuhi Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
ATMR setelah MRK
1.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori Bobot RisikoBagian Yang
Tidak Dijamin
Kategori ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Bobot Risiko Tagihan Bersih
Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK
274
228
1.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
LTV ≤ 70% 35% 0 0
70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0
80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
Tagihan Bersih
Tagihan BersihBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
1.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
ATMR sebelum MRK
ATMR sebelum MRK
1.6. Kredit Beragun Properti Komersial
Tagihan Bersih
275
229
1.7. Kredit Pegawai/Pensiunan
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
ATMR setelah MRKBobot RisikoBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR sebelum MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Tagihan Bersih
Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK
ATMR sebelum MRK
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori
Tagihan Bersih
Tagihan Bersih
1.9. Tagihan Kepada Korporasi
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
276
230
1.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0 0
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
2.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Tagihan Bersih
Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRKTagihan Bersih
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
Kategori Bobot Risiko ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
277
231
2.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Bobot RisikoBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak DijaminTagihan BersihKategori ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
278
232
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
ATMR sebelum MRKBagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
2.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Bersih
Tagihan Bersih ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
279
233
2.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
280
234
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
LTV ≤ 70% 35% 0 0
70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0
80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.6. Kredit Beragun Properti Komersial
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak DijaminATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR sebelum MRK
281
235
Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.7. Kredit Pegawai/Pensiunan
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
2.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK
282
236
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.9. Tagihan Kepada Korporasi
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Tagihan Bersih
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK
283
237
2.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik - Kredit Beragun Rumah Tinggal 0
Kelonggaran Tarik - Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
3.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
Kategori
Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
Tagihan Bersih
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Bagian Yang
Tidak DijaminBobot Risiko ATMR setelah MRK
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRK
ATMR sebelum MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
284
238
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
Bobot RisikoKategori ATMR sebelum MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
Tagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
ATMR sebelum MRKKategoriTagihan Bersih
setelah MRKBobot Risiko ATMR setelah MRKTagihan Bersih
ATMR setelah MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
3.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
285
239
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK
Bobot RisikoKategori
Perhitungan Potential Future Exposure
Tagihan Bersih
setelah MRKATMR setelah MRKBobot RisikoKategori
Perhitungan Potential Future Exposure
Tagihan Bersih ATMR setelah MRKTagihan Bersih
setelah MRKATMR sebelum MRK
286
240
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Tagihan Portofolio Ritel 75% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.6. Tagihan Kepada Korporasi
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Bobot Risiko
ATMR sebelum MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
Perhitungan Potential Future Exposure
ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRK
Tagihan Bersih
setelah MRK
ATMR sebelum MRKKategori Bobot Risiko
Tagihan Bersih
setelah MRK
ATMR setelah MRKTagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
ATMR setelah MRK
3.5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Bersih
Kategori Tagihan BersihBobot Risiko
Kategori
287
241
4.
(1)
Nilai Eksposur 0
(2) (3) (4) (5)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0
Tanpa peringkat
Bobot Risiko 20% 20% 0
Bobot Risiko 50% 50% 0
Bobot Risiko 100% 100% 0
Bobot Risiko 150% 150% 0
Total ATMR Risiko Kredit (A) 0
Kategori Bobot Risiko Nilai Eksposur ATMR
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum
288
242
FORMULIR I.C
1.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
4. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
7. 0 0 0
8. 0 0 0
9. 0 0 0
10. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
11. 0 0
a. 0 0
b. 0 0 0
1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0 0
2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0 0
3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0 0
c. 0 0
d. 0 0
e. 0 0
f. 0 0
0 0 0
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal)
Antar Kantor Neto
Aset tetap dan inventaris Neto
Lainnya
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
BANK SECARA INDIVIDUAL
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
TOTAL
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Aset Yang Diambil Alih (AYDA)
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Aset Lainnya
Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kategori Portofolio
Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali
(2)
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
eksposur sekuritisasi
289
243
2.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
4. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
7. 0 0 0
8. 0 0 0
9. 0 0 0
10. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
0 0 0
3.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
4. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
0 0 0
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana
dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Kategori Portofolio
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
TOTAL
Tagihan kepada Bank
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Jangka Pendek
TOTAL
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kategori Portofolio
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Kredit Beragun Properti Komersial
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Kepada Korporasi
(2)
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
(2)
Tagihan kepada Bank
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
290
244
4.
No Nilai EksposurFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0
a. 0 0
b. 0 0
c. 0 0
d. 0 0
2. 0 0
0 0 0
5.
NoFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4)
1. 0 0
a. 0
b. 0
2. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0
3. 0
4. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0
5. 0 0
a. 0
b. 0 0
6. 0 0
7.0
0 0
6.
NoFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4)
1. 0 0
7.
(A) 0
(B) 0
Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
butir II.A.3 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
Senior Trance
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-
prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Total Pengukuran Risiko Kredit
Junior Tranche
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Jenis Transaksi
Total Eksposur
(2)
TOTAL
Beban Modal 75% (31-45 hari)
Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
TOTAL
First Loss Facility
Second Loss Facility
Delivery versus payment
Beban Modal 8% (5-15 hari)
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada
Jenis Transaksi
Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Non-delivery versus payment
(2)
Jenis Transaksi
(2)
Beban Modal 50% (16-30 hari)
291
245
Lampiran 10
NAMA BANK
BULAN LAPORAN
CONTACT PERSON
DIVISI/BAGIAN
TELP./E-MAIL
FORMULIR LAPORAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT
MENGGUNAKAN PENDEKATAN STANDAR
292
246
1.
No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)
1.
a. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank Indonesia
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Kredit yang diberikan
5) Tagihan Lainnya
6) Tagihan Bunga yang belum diterima
b. 0 0 0
1) Surat Berharga
2) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
3) Tagihan Akseptasi
4) Kredit yang diberikan
5) Tagihan Lainnya
6) Tagihan Bunga yang belum diterima
2. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
a. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
7) Tagihan Bunga yang belum diterima
b. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
7) Tagihan Bunga yang belum diterima
DATA EKSPOSUR PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
Eksposur Aset di Neraca, sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Surat Berharga
Kredit yang diberikan
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan Akseptasi
(2)
Kategori Portofolio
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Lainnya
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Bunga yang belum diterima
Tagihan Kepada Bank
FORMULIR II.A
BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Surat Berharga
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan Akseptasi
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Lainnya
293
247
5. 0
a.
b.
6. 0 0 0
a.
b.
7. 0 0 0
a.
b.
8. 0 0 0
a.
b.
c.
d.
9. 0 0 0
a. Surat Berharga
b. Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
c. Tagihan Akseptasi
d. Kredit yang diberikan
e. Tagihan Lainnya
f. Tagihan Bunga yang belum diterima
10.
a. 0
b. 0 0 0
1) Penempatan pada Bank lain
2) Surat Berharga
3) Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
4) Tagihan Akseptasi
5) Kredit yang diberikan
6) Tagihan Lainnya
No Tagihan CKPN atau PPA Khusus Tagihan Bersih
11. 0 0 0
a. Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin 0
b. Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal) 0 0 0
1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0
2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0
3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0
c. 0
d. 0
e. 0
f. 0
0 0 0
Kategori Portofolio
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Lainnya
Aset Yang Diambil Alih (AYDA)
Antar Kantor Neto
Aset tetap dan inventaris Neto
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Aset Lainnya
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Akseptasi
Tagihan Lainnya
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Bunga yang belum diterima
Kredit yang diberikan
Tagihan Kepada Korporasi
Total Eksposur untuk Posisi Aset di Neraca
2.
a.
No Nilai TRA PPA Khusus Nilai TRA Neto
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)
1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
7. 0
8. 0
9. 0
10. 0 0 0
a. 0
b. 0
0 0 0
dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi.
Kelonggaran Tarik
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Korporasi
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Total Eksposur untuk Kelonggaran Tarik
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi dalam Transaksi Rekening Administratif (TRA), sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Kategori Portofolio
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
294
248
b.
No Nilai TRA PPA Nilai TRA Neto
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
0 0 0
3.
a.
No Tagihan Bersih
(1) (3)1. 0
a.
b.
2.
3.
4. 0
a.
b.
5.
6.
0
b.
No Tagihan CKPN Tagihan Bersih
(1) (3) (4) (5) = (3) - (4)1. 0 0 0
a. 0
b. 0
2. 0
3. 0
4. 0 0 0
a. 0
b. 0
5. 0
6. 0
0 0 0
c.
No Tagihan Derivatif
(1) (3)1. 0
a.
b.
2.
3.
4. 0
a.
b.
5.
6.
0
Tagihan Jangka Pendek
Kategori Portofolio
(2)
Tagihan Jangka Panjang
Total Eksposur dari Transaksi Rekening Administratif Lainnya
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Transaksi Repo
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
Total Eksposur dari Transaksi Derivatif OTC
(2)
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Transaksi Reverse Repo
Tagihan kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Total Eksposur dari Transaksi Reverse Repo
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan kepada Bank Lain
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan kepada Korporasi
Tagihan kepada Pemerintah Negara Lain dan Bank Sentral Negara Lain
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Kategori Portofolio
(2)
Tagihan kepada Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Kategori Portofolio
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Transaksi Derivatif Over The Counter (OTC)
Eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk ) sebagaimana dimaksud pada
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Kepada Korporasi
butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Kategori Portofolio
Tagihan kepada Pemerintah dan Bank Sentral
Total Eksposur dari Transaksi Repo
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Transaksi Rekening Administratif Lainnya
(2)
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
295
249
4.
No Nilai Eksposur
(1) (3)1. 0
a.
b.
c.
d.
2.
0
5.
No
Eksposur Merupakan
Faktor Pengurang
Modal
Eksposur
diperhitungkan sebagai
ATMR
(1) (3) (4)1. 0 0
a.
b.
2. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal
3.
4. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal
5. 0 0
a.
b.
6.
7.
0 0
6.
NoFaktor Pengurang
Modal ATMR
(1) (3) (4)
1.
Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Junior Tranche
Senior Trance
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
First Loss Facility
Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada)
Total Eksposur
Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
(2)
Jenis Transaksi
Second Loss Facility
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip
kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Jenis Transaksi
(2)
Total Eksposur dari Transaksi Sekuritisasi
Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
(2)Untuk transaksi yang tergolong Delivery versus Payment (DvP)
Jenis Transaksi
Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada Butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Untuk transaksi yang tergolong Non-delivery versus payment (non-DvP)
Total Eksposur dari Settlement Risk
Bobot Risiko 50% (16-30 hari)
Bobot Risiko 8% (5-15 hari)
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Setelmen (Settlement Risk) sebagaimana dimaksud pada Butir II.A.3 dalam
Surat Edaran Bank Indonesia ini
Bobot Risiko 75% (31-45 hari)
Bobot Risiko 100% (lebih dari 45 hari)
296
250
1.
1.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
FORMULIR II.B
RINCIAN PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK
ATMR sebelum MRKTagihan Bersih
Tagihan Bersih
Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Bobot Risiko
Kategori Bobot Risiko
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori
Kategori Bobot Risiko ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRKATMR sebelum MRKTagihan BersihBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRK
297
251
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Memenuhi Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
ATMR setelah MRK
Bobot Risiko Tagihan Bersih
Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori Bobot RisikoBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Kategori ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK
1.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
298
252
1.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
LTV ≤ 70% 35% 0 0
70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0
80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.6. Kredit Beragun Properti Komersial
Tagihan Bersih
ATMR sebelum MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Tagihan Bersih
1.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR sebelum MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
299
253
1.7. Kredit Pegawai/Pensiunan
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
1.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
(1)
Tagihan Bersih 0
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan BersihBobot RisikoKategori
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
1.9. Tagihan Kepada Korporasi
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan Bersih
300
254
1.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
(1)
Tagihan Bersih 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0 0
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (A) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (B) 0
2.2.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0% 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Bobot Risiko
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak DijaminKategori
ATMR setelah MRKATMR sebelum MRK
301
255
2.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
ATMR setelah MRKTagihan Bersih ATMR sebelum MRKBobot RisikoBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Bagian Yang
Tidak DijaminKategori
302
256
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Tagihan Bersih
Tagihan Bersih
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK
ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
2.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
303
257
2.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Tagihan BersihBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
304
258
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
LTV ≤ 70% 35% 0 0
70% < LTV ≤ 80% 40% 0 0
80% < LTV ≤ 95% 45% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.6. Kredit Beragun Properti Komersial
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Tagihan Bersih
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak DijaminATMR sebelum MRK
Bagian Yang
Tidak DijaminKategori Bobot Risiko Tagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
305
259
Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Beragun Properti Komersial 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.7. Kredit Pegawai/Pensiunan
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko Tagihan Bersih
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Pegawai/Pensiunan 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRK
ATMR sebelum MRKBagian Yang
Tidak Dijamin
2.8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
306
260
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 75% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
2.9. Tagihan Kepada Korporasi
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik 0
Transaksi Rekening Adm Lainnya 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
Kewajiban Komitmen dalam bentuk L/C (kecuali standby L/C) 20% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan bukan dalam rangka
pemberian kredit (a.l., bid, performance, adv payment bond)50% 0
Kewajiban Kontinjensi berupa jaminan dalam rangka pemberian
kredit, atau akseptasi (a.l., garansi, standby LC dan aval atas
surat berharga)
100% 0
(A) 0
Kategori Bobot Risiko
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Peringkat Jangka Pendek A1 20% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A2 50% 0 0
Peringkat Jangka Pendek A3 100% 0 0
Peringkat Jangka Pendek lainnya 150% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKBagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang
Tidak Dijamin
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)ATMR sebelum MRK ATMR setelah MRKTagihan Bersih
Bagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)Tagihan Bersih
307
261
2.10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Nilai TRA Neto
(1)
Kelonggaran Tarik - Kredit Beragun Rumah Tinggal 0
Kelonggaran Tarik - Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 0
Jenis Transaksi Rekening Adminstratif (TRA) Nilai TRA Neto FKK Tagihan Bersih
(2) (3) (4) (5)
TRA yang memenuhi kriteria sebagai uncommitted 0% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian ≤ 1 tahun 20% 0
Kewajiban Komitmen dengan jangka waktu perjanjian > 1 tahun 50% 0
(A) 0
0% 20% 50% 100%
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
Kredit Beragun Rumah Tinggal 100% 0 0
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal 150% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (B) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (C) 0
3.
3.1.a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 0 0 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.1.b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
Perhitungan Potential Future Exposure
Perhitungan Potential Future Exposure
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
(9)
0
0
Logam selain Emas
(9)
ATMR setelah MRKBagian Yang Dijamin (Pengakuan Teknik Mitigasi Risiko Kredit)
ATMR setelah MRK
Bagian Yang
Tidak Dijamin
ATMR sebelum MRK
ATMR sebelum MRK
Logam selain Emas
Tagihan BersihBobot RisikoKategori
Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
308
262
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 0% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 20% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
Kategori
0
Bobot Risiko Tagihan Bersih
3.3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Perhitungan Potential Future Exposure
Perhitungan Potential Future Exposure
ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
ATMR setelah MRKTagihan Bersih
setelah MRK
Logam selain Emas
(9)
Logam selain Emas
Bobot RisikoTagihan Bersih
setelah MRKATMR sebelum MRKTagihan BersihKategori
0
(9)
309
263
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Kriteria Bobot Risiko 0% 0% 0 0
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.4.a. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Pendek
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d BBB- 20% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 50% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa Peringkat 20% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.4.b. Tagihan Kepada Bank - Tagihan Jangka Panjang
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
Perhitungan Potential Future Exposure
Tagihan Bersih ATMR sebelum MRK
(9)
ATMR setelah MRK
Tagihan Bersih
Perhitungan Potential Future Exposure
ATMR setelah MRKTagihan Bersih
setelah MRKATMR sebelum MRK
0
(9)
Tagihan Bersih
setelah MRK
Bobot RisikoKategori
Bobot RisikoKategori
Logam selain Emas
0
Logam selain Emas
310
264
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d BBB- 50% 0 0
Peringkat BB+ s.d B- 100% 0 0
Peringkat dibawah B- 150% 0 0
Tanpa peringkat 50% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Tagihan Portofolio Ritel 75% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
3.6. Tagihan Kepada Korporasi
Jenis Transaksi Tagihan DerivatifPotential Future
ExposureTagihan Bersih Sisa Jangka Waktu Suku Bunga Nilai Tukar dan Emas Saham Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (10)
Transaksi Repo 0 < 1 tahun
Transaksi Reverse Repo 0 1 thn s.d 5 thn
Transaksi Derivatif 0 0 0 > 5 tahun
(A) 0 (B) 0 0 0 0
(11) (12) (13) (14) (15) (16)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0 0
Tanpa peringkat 100% 0 0
Total ATMR sebelum pengakuan MRK (C) 0
Total ATMR setelah pengakuan MRK (D) 0
Kategori ATMR sebelum MRK
ATMR setelah MRK
Perhitungan Potential Future Exposure
Perhitungan Potential Future Exposure
ATMR setelah MRK
Tagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
0
0
(9)
ATMR setelah MRK
3.5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kategori Bobot Risiko Tagihan BersihTagihan Bersih
setelah MRK
Tagihan Bersih
setelah MRKBobot Risiko Tagihan Bersih
Logam selain Emas
ATMR sebelum MRK
(9)
ATMR sebelum MRK
Logam selain Emas
Kategori Bobot Risiko
311
265
4.
(1)
Nilai Eksposur 0
(2) (3) (4) (5)
Peringkat AAA s.d AA- 20% 0
Peringkat A+ s.d A- 50% 0
Peringkat BBB+ s.d BB- 100% 0
Peringkat dibawah BB- 150% 0
Tanpa peringkat
Bobot Risiko 20% 20% 0
Bobot Risiko 50% 50% 0
Bobot Risiko 100% 100% 0
Bobot Risiko 150% 150% 0
Total ATMR Risiko Kredit (A) 0
ATMR
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum
Kategori Bobot Risiko Nilai Eksposur
312
266
FORMULIR II.C
1.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
4. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
7. 0 0 0
8. 0 0 0
9. 0 0 0
10. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
11. 0 0
a. 0 0
b. 0 0 0
1) penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit 0 0
2) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa 0 0
3) penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa 0 0
c. 0 0
d. 0 0
e. 0 0
f. 0 0
0 0 0
Penyertaan (selain yang menjadi faktor pengurang modal)
Lainnya
TOTAL
Tagihan Kepada Korporasi
Aset Yang Diambil Alih (AYDA)
Antar Kantor Neto
Aset tetap dan inventaris Neto
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
Aset Lainnya
Uang Tunai, Emas dan Commemorative Coin
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
BANK SECARA KONSOLIDASI DENGAN PERUSAHAAN ANAK
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN ATMR RISIKO KREDIT - PENDEKATAN STANDAR
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Bank
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Eksposur Aset di Neraca sebagaimana dimaksud pada butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
eksposur sekuritisasi
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Kategori Portofolio
313
267
2.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
4. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
7. 0 0 0
8. 0 0 0
9. 0 0 0
10. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
0 0 0
3.
No Tagihan BersihATMR Sebelum
MRK
ATMR Setelah
MRK
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
2. 0 0 0
3. 0 0 0
a. 0 0 0
b. 0 0 0
4. 0 0 0
5. 0 0 0
6. 0 0 0
0 0 0
4.
No Nilai EksposurFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4) (5)
1. 0 0
a. 0 0
b. 0 0
c. 0 0
d. 0 0
2. 0 0
0 0 0
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif sebagaimana dimaksud pada
Tagihan Jangka Pendek
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
Tagihan Kepada Korporasi
butir II.A.1 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini, kecuali eksposur sekuritisasi
Tagihan Kepada Pemerintah
Kategori Portofolio
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
(2)
Tagihan kepada Bank
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
(2)
Tagihan kepada Bank
Beban Modal 8% (5-15 hari)
Tagihan Jangka Panjang
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Beban Modal 75% (31-45 hari)
Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) sebagaimana
dimaksud pada butir II.A.2 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
butir II.A.3 dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
Kategori Portofolio
Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah
Non-delivery versus payment
Beban Modal 50% (16-30 hari)
Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia
Jenis Transaksi
Delivery versus payment
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Korporasi
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
TOTAL
Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan setelmen (settlement risk) sebagaimana dimaksud pada
Tagihan Jangka Pendek
TOTAL
Kredit Beragun Properti Komersial
Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
Kredit Beragun Rumah Tinggal
Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal
TOTAL
Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
314
268
5.
NoFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4)
1. 0 0
a. 0
b. 0
2. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0
3. 0
4. 0 0
a. Bank merupakan Kreditur Asal 0 0
b. Bank bukan merupakan Kreditur Asal 0
5. 0 0
a. 0
b. 0 0
6. 0 0
7.0
0 0
6.
NoFaktor Pengurang
ModalATMR
(1) (3) (4)
1. 0 0
7.
(A) 0
(B) 0
Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
(2)
Jenis Transaksi
Eksposur Sekuritisasi sebagaimana dimaksud pada Butir II.E.11.c dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
Fasil itas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
Fasil itas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
Senior Trance
TOTAL
Fasil itas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-
prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Total Pengukuran Risiko Kredit
Junior Tranche
Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah
Jenis Transaksi
Total Eksposur
(2)
(apabila ada)
Fasil itas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
First Loss Facility
Second Loss Facility
315