crs anestesi dona.doc

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    1/32

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    2/32

    BAB I

    PENDA!"!AN

    nestesiologi adalah "abang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan

    meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami

     pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi

    inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun. +ada prinsipnya dalam penatalaksanaan

    anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra

    anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik pasien, peren"anaan anestesi,

    menentukan prognosis dan persiapan pada pada hari operasi. !edangkan tahap

     penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan pemeliharaan, tahap

     pemulihan serta perawatan pas"a anestesi.

    Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal

     bagian atas. Ginjal memiliki berbagai ma"am fungsi. ungsi utamanya adalah filtrasi

     plasma dan eksresi produk sisa, mempertahankan homestasis air, osmolalitas, elektrolit

    dan asam basa. Ginjal mensekresi renin yang berperan pada pengaturan tekanan darah dan

    keseimbangan "airan, dan juga mensekresi eritropoietin. Ginjal berperan besar dalam

    eksresi berbagai ma"am obat-obatan

     Nefrektomi adalah pembedahan untuk mengangkat ginjal. Ginjal merupakan organ

    yang penting untuk kehidupan, maka nefrektomi dilakukan sesuai dengan indikasi . Indikasi

    untuk dilakukan nefrektomi adalah kanker ginjal, trauma berat ginjal, hidronefrosis,

    infeksi kronik, penyakit ginjal polikistik, hipertensi ginjal dan kalkulus. +emilihan jenis

    anestesi untuk nefrektomi ditentukan berdasarkan usia pasien, kondisi kesehatan dan

    keadaan umum, sarana prasarana serta keterampilan dokter bedah, dokter anestesi dan

     perawat anestesi./

      $i Indonesia, nefrektomi masih dilakukan di bawah anestesi umum maupun

    teknik anestesi regional. !eperti dalam kasus ini dilakukan anestesi spinal. nestesi spinal

    ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang  subarachnoid . nestesi spinal

    diperoleh dengan "ara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid .

    2

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    3/32

    BAB II

    "AP#RAN KAS!S

    A. IDENTITAS PASIEN

    0anggal 1 * (aret /2%

     Nama 1 Ny. !

    )enis Kelamin 1 +erempuan

    Umur 1 %& tahun

    33 1 4& kg

    'uang 1 +(

     No. (' 1 44&*5

    $iagnosis 1 6idronefrosis grade I7 detra e". Nefrolithiasis $etra

    0indakan 1 Nefrektomi $etra

     B. ASI" K!N$!N%AN PRA ANESTESI

    ANA&NESIS

    • Kel'(an 'tama

     Nyeri +inggang sebelah kanan

    • 8 * minggu !('!, os mengeluh merasakan nyeri pada pinggang sebelah

    kanannya, nyeri dirasakan menjalar hingga punggung, nyeri dirasakan hilang

    timbul. Nyeri tidak dipengaruhi oleh akti#itas fisik. Nyeri dirasakan berkurang

    saat pasien beristirahat dan minum obat penghilang. Kali ini nyeri dirasakan ossemakin lama semakin memberat, kemudian os berobat dan dilakukan

     pemeriksaan U!G didapatkan terdapat batu diginjal sebelah kanan os. !ulit

    3K 9-:, ken"ing berdarah 9-:, Keluar batu saat 3K 9-:, demam 9-:, mual 9-:,

    muntah 9-:.

    !ebelumnya 8 tahun yang lalu, os juga merasakan keluhan yang sama.

    !aat itu os tidak memeriksakan dirinya kedokter karena keluhan tersebut

    dihiraukan oleh os dan menghilang dengan sendirinya.

    • Kini keadaan pasien tampak sakit sedang, pasien juga mengeluhkan memiliki

    tekanan darah tinggi sejak 4 tahun belakangan ini. setahun terakhir pasien rutin

    meminum obat tensinya. !ejak * tahun ini pasien juga mengeluhkan pembuluh

    darah pada leher kanannya tampak terlihat dengan kasat mata dan berdenyut

    "epat, nyeri 9-:.

    • Riwayat penyakit terda('l'

    - 'iwayat hipertensi 9;:

    - 'iwayat Gastritis kronis 9;:

    - 'iwayat diabetes melitus 9-:

    - 'iwayat sakit jantung 9-:

    3

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    4/32

    - 'iwayat astma 9-:

    - 'iwayat batuk lama 9-:

    - 'iwayat operasi sebelumnya 9-:

    'iwayat kebiasaan 1 merokok 9-:, lkohol 9-:, Narkotik 9-:

    • Riwayat aler)i o*at

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    5/32

    PE&ERIKSAAN PEN!N$AN%

    "a*oratori'm :

    Dara( r'tin :Db" 1 *,/ 6 2*=mm* 9*,4-2,2:

    'b" 1 >,>E B 2% 9*,&2-4,&2:

    6gb 1 ,% B gr=dl 9-%,4 gr=dl:

    6"t 1 *4,* B F 9*4-42F:

    +lt 1 %*/ 2*=mm* 942->22.2*=mm*:

    +"t 1 >>* F 922-422:

     Bleeding time  1 / menit 9-* menit:

    Clotting time 1 > menit 9/-% menit:

    !rin R'tin :

    Darna 1 Kuning muda keruh

    3erat )enis 1 2/2

    +h 1 %,4

    +rotein 1 9;;;: +ositif *

    Glukosa 1 9-: Negatif  

    !edimen 1 - Beukosit 1 %2-E2=B+3

    - Critrosit 1 4-%=B+3

    - Cpitel 1 *->=B+3

    Kimia Dara( :

    Ureum 1 *E,2 mg=dlKreatinin 1 2,& mg=dl

    !S% A*domen

    Kesan 1 6epar, KC, +ankreas, Bien, Ginjal kiri, 7esika urinaria dan uterus normal

     6idronefrosis I7 dengan Nefrolithiasis detra ukuran /*,* mm

    KESAN STAT!S +ISIK

    +enentuan !tatus isik !1 = / = * = > = 4

    RENANA TINDAKAN ANESTESI :

    $iagnosa pra bedah 1 6idronefrosis Grade I7 detra C". Nefrolithiasis $etra

    0indakan bedah 1 Nefrektomi $etra

    !tatus fisik ! 1 II non C(G

    )enis = tindakan anestesi 1

    : (etode 1 nestesi 'egional/: +remedikasi 1 mg, 'anitidin 42 mg, $eametason 4 mg

    5

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    6/32

    *: 0eknik nestesi 1 !pinal anestesi

    >: ""

    %: dju#ant 1 Klonidin >4 g, (o 2, mg

    BAB III

    "AP#RAN ANESTESI

    +ukul .22 DI3 pasien masuk kedalam ruangan dan dibaringkan di meja operasi

    dengan posisi pasien terlentang. +asien dipasangkan alat tensi, saturasi oksigen dan

    elektroda yang hasilnya tampak pada layar monitoring. $alam layar monitor akan tampak 

    frekuensi nadi, bentuk ekg, frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen. +asien dipasangkan

    kanal nasul mg, deksametason 4 mg dan ranitidin 42 mg kedalam

    "airan 'inger Baktat 422 ml.

    +ukul .>4 DI3 pasien didudukan untuk dilakukan pembiusan dengan

    menyuntikan bagian lumbal pasien setinggi B-B/. $ilakukan sepsis dan antisepsis

    dengan betadin dan alkohol didaerah yang akan dilakukan penyuntikan. jarum dimasukan

    kedalam rongga subara"hnoid dan keluar "airan B@! sebagai tanda bahwa jarum telah

     benar masuk kedalam rongga tersebut. $imasukan bupi#ai"aine 2,4F sebanyak > "",

    morfin sebanyak 2, mg dan klonidin sebanyak >4 g. !etelah dilakukan penyuntikan,

    daerah bekas suntikan ditutup dengan menggunakan plester dan pasien dibaringkan

    kembali. $ilakukan pengetesan terhadap kerja obat dengan menyuruh pasien mengangkat

    kedua kakinya se"ara bergantian. nestesi dikatakan berhasil saat pasien tidak dapat

    mengangkat kedua kakinya lagi. gar pasien tenang, pasien diberikan obat sedasi berupa

    midazolam.

    6

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    7/32

    +ukul /.22 DI3 operasi dimulai. +asien diposisikan se"ara lumbotomi dengan

    "ara memiringkan pasien kesebelah kanan, kepala pasien terletak lebih rendah dari

    tubuhnya, kaki pasien difleksikan dan terletak lebih rendah dari tubuh. !elama operasi

    hemodinamika pasien dipantau melalui alat monitor. $imasukan kembali "airan kedua

    yakni infus 'inger laktat 422 ml dengan tetesan "epat. !etelah "airan kedua habis

    dimasukan "airan 6C! 422 ml. $an "airan keempat yaitu 'inger laktat 422 ml. !elama

    operasi perdarahan pasien dipantau melalui alat suction.

     pukul *.>4 DI3 operasi selesai. +osisi pasien dikembalikan dalam keadaan

    terlentang. 6emodinamika pasien tetap dipantau dan pasien telah terpasang transfusi darah

    sebanyak /42 ml. Urin pasien dinilai, dan dipatkan sebanyak >22 "" dan perdarahan

    sebanyak /22 "". Clektroda dilepas, tensi dilepas, oksigen dilepas. +ukul >.22 DI3

     pasien sampe I@U dengan hemodinamika yang stabil dan dalam keadaan sadar.

    -.   TINDAKAN ANESTESI

    - (etode 1 'egional

    - +remedikasi 1 mg

      'anitidin 42 mg

      $eametason 4 mg

    / 0eknik anestesi 1 !pinal 9Intrathe"al:

    / Bokasi 0usukan 1 B H B/

    / ""

    / dju#ant 1 Klonidin >4 g, (o 2, mg

    -. KEADAAN SE"A&A #PERASI

    - Keadaan selama operasi

    : +osisi +enderita 1 Bumbotomi

    /: +enyulit waktu anestesi 1 0idak ada

    *: Bama nestesi 1 / jam

    >: )umlah @airan

    Input 1 'B * Kolf  422 ml

      ima 6C! Kolf  422ml

      +'@, kantong  /42 ml

    0otal //42 ml

    22 ""

    +erdarahan 1 8 /22 ""

    Kebutuhan @airan +asien ini1

    33 A 4& kg

    - $efisit @airan karena +uasa 9+:

    + A 2 33 /""

    + A 2 4& /"" A %2 ""- (aimtenan"e 9(:

    7

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    8/32

    ( A 33 /""

    ( A 4& / "" A % ""

    - !tress > "" ; E4> "" ; /22 A 55& ""

    - (onitoring

    0$ awal1 42=52 mm6g, N1 &> =I, ''1 /2=i

    )am 0$ Nadi '' !p2/ Urin Ket.

    /.22 %2=52 &2 /2 5EF 2 "" -E=&5 E2 & 22F - 6C! 422 ""

    /.>4 >2=52 E2 & 22F - 'B 422 ""

    *.22 >2=5/ E / 22F - -

    *.4 >2=54 E /2 22F - +'@ /42 ""

    *.*2 >2=52 E4 & 22F - -

    *.>4 *2=52 E2 & 22F >22 "" .22 wib

     b. Keadaan umum 1 kesadaran 1 "ompos mentis, G@! 1 4  0ekanan darah 1 *2=&2mm6g

      Nadi 1 E2 =mnt

      'espirasi 1 & =mnt

    ". +ernafasan 1 baik

    !koring alderette

    - ktifitas 1

    - +ernafasan 1 /

    - Darna kulit 1 /

    - !irkulasi 1 /

    - Kesadaran 1 /

    )umlah 1 5

    8

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    9/32

    Instruksi anestesi post operasi 1

    - jam

    - 0idur baring dengan menggunakan bantal dalam /> jam pertama

    - (akan dan minum bertahap, jika mual hentikan

    - @ek 6b post op, transfusi darah bila 6b2 mg=dl

    BAB I1

    TIN$A!AN P!STAKA

    2. Anatomi %in3al

    Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen

    di kanan dan kiri "olumna #ertebralis setinggi #ertebra 0/ hingga B*. Ginjal kanan

    terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh

    9

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    10/32

    tiga lapis jaringan. )aringan yang terdalam adalah kapsula renalis, jaringan pada lapisan

    kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar adalah  fascia renal . Ketiga lapis jaringan ini

     berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memiksasi ginjal./,*

    Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna "okelat terang dan

    medula ginjal dibagian dalam yang berwarna "okelat gelap. Korteks ginjal mengandung

     jutaan penyaring disebut nefron. !etiap nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus. (edula

    ginjal terdiri dari beberapa massa-massa triangular disebut piramida ginjal dengan basis

    menghadap korteks dan bagian apeks yang menonjol kd medial. +iramida ginjal berguna

    untuk mengumpulkan hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolekti#us

    menuju piramida ginjal./,*

    %am*ar 2. Anatomi %in3al

    2.0 +isiolo)i %in3al

    Ginjal menjalankan fungsi yang #ital sebagai pengatur #olume dan komposisi

    kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air se"ara

    selektif. ungsi #ital ginjal di"apai dengan filtrasi plasma darah melalui gromelurusdengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang

    tubulus ginjal. zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal.

    zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin

    Ginjal memiliki fungsi yaitu1/,* 

    a. (empertahankan keseimbangan 6/< dalam tubuh.

     b. (emelihara #olume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam

     pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri.

    ". (embantu memelihara keseimbangan asam-basa pada tubuh.

    10

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    11/32

    d. (engekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.

    e. (engekskresikan senyawa asing.

    Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan

    mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Lat-zat yang diambil dari darah pun diubah

    menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. !etelah ureter, urin akan

    ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. 3ila orang tersebut merasakan keinginan

     berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan

    dikeluarkan lewat uretra. 0iga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan

    urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. +embentukan urin dimulai dengan filtrasi

    sejumlah besar "airan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula

     bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, ke"uali protein, di filtrasi se"arabebas sehingga

    konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan

     plasma. walnya zat akan difiltrasi se"ara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak 

    difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan

    dieksresi.*,>

    2.- emodinamik  

    6emodinamik adalah ilmu mengenai kekuatan pergerakan darah yang melewati

    kardio#askuler dan sistem peredaran darah berupa hubungan timbal balik antara tekanan,

    aliran, tahanan dalam sirkulasi darah 9Komponen dari hemodinamik adalah tekanan

    darah= Blood Pressure 93+: atau cardiac output 9@

    2.-. +aktor yan) &empen)ar'(i emodinamik

    4 Tekanan Dara(

    aktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri adalah tahanan perifer, autonomic

    control dan cardiac output. 0ekanan ini juga dipengaruhi oleh #olume darah, daya regang

    dinding pembuluh darah 9elastisitas pembuluh darah:, laju serta kekentalan darah.

    0ahanan=resistensi perifer berhubungan dengan perubahan diameter pembuluh darah

    9semakin ke"il diameter pembuluh darah dengan #olume sama maka resistensi semakin

    11

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    12/32

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    13/32

     preload sedangkan yang menyebabkan penurunan beban awal adalah hipo#olemia

    dan #asodilatasi 9!"huma"her @herne"ky, /22O (orton ontaine, /225:.

    0. Kontraktilitas

    Kontraktilitas adalah tenaga dari otot miokardium yang memendek selama sistole 9

    -. Be*an ak(ir 5afterload 4

    (erupakan suatu tekanan yang harus dilawan #entrikel untuk menyemburkan

    darah yang dipengaruhi oleh pembuluh darah, kekentalan darah dan pola aliran.

    +eninggian afterload akan mengakibatkan penurunan #olume sekun"up.

    %am*ar 2.0 +isiolo)i $ant'n)

    'esistensi perifer dipengaruhi oleh #iskositas = kekentalan darah dan panjang

     pembuluh darah. !emakin pekat=kental suatu darah maka semakin besar resistensi

    terhadap aliran darah sehingga semakin tinggi tekanan darahnya sedangkan panjang

     pembuluh darah 9arteriolar lumen size: semakin besar luas permukaan dalam pembuluh

    yang berkontak dengan darah, semakin besar resistensi terhadap aliran. 0ekanan arteri

    rata-rata diatur oleh beberapa sistem yang saling berhubungan, bila seseorang

    mengeluarkan darah dalam jumlah yang banyak dan tekanan darahnya turun se"ara tiba-tiba, sistem pengatur tekanan segera menghadapi dua masalah. +ertama mekanisme

     pengatur tekanan berupa mekanisme baroreseptor dan mekanisme iskemi susunan saraf 

     pusat 9untuk mengontrol tekanan arteri:, mekanisme #asokontriksi renin-angiotensin dan

     pergeseran "airan melalui kapiler dari jaringan ke dalam atau keluar dari sirkulasi untuk 

    mengatur #olume darah sesuai keperluan. Kedua mekanisme untuk pengaturan tekanan

    arteri jangka panjang yang dilakukan oleh mekanisme pengatur ginjal, #olume darah dan

    tekanan darah.>

    13

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    14/32

    2.2 Nefrektomi

     Nefrektomi adalah pembedahan untuk mengangkat ginjal. Ginjal merupakan organ

    yang penting untuk kehidupan, maka nefrektomi dilakukan sesuai dengan indikasi.

    Indikasi untuk dilakukan nefrektomi adalah kanker ginjal, trauma berat ginjal

    hydronephrosis, infeksi kronik, penyakit ginjal polikistik, hipertensi ginjal dan kalkulus . 

     Nefrektomi dapat hanya mengangkat sebagian ke"il dari ginjal atau bahkan bisa juga

    mengangkat ginjal dengan jaringan sekitarnya. /,*

    2.2. Klasifikasi

    Klsifikasi nefrektomi yakni1

    .  Nefrektomi parsial, sebagian dari ginjal diangkat.

    /.  Nefrektomi simpel, seluruh bagian dari satu ginjal diambil.  Nefrektomi simpel

    dilakukan pada pasien dengan kerusakan ginjal irreversibel  yang disebabkan oleh

    infeksi kronik, obstruksi, penyakit kalkulus atau trauma berat. !elain itu juga

    indikasi pada hipertensi reno#askular yang diakibatkan oleh penyakit arteri renalis

    tak terkoreksi atau kerusakan unilateral parenkim karena nefrosklerosis,

     pyelonefritis, refluks dysplasia atau displasia kongenital ginjal.

    *.  Nefrektomi radikal, semua bagian dari salah satu ginjal diambil bersama-sama

    dengan kelenjar adrenalnya dan nodi limphatika .  Nefrektomi radikal merupakan

    terapi pilihan pada pasien dengan karsinoma sel renal. )uga indikasi pada pasien

    dengan metastase, sebagai bagian protokol imunoterapi atau sebagai prosedur 

     paliatif pada kasus nyeri dan perdarahan

    >.  Nefrektomi bilateral, kedua ginjal diangkat.

    2.2.0 Indikasi0,-

    Indkasi dilakukan nefrektomi yakni 1

    . Ginjal dengan tumor ganas. 3iasanya memerlukan radikal nefrektomi

    /. Ginjal rusak karena infeksi, batu, obstruksi aliran urine dan kista .

    *. +asien dengan hipertensi berat disebabkan oleh stenosis arteri renalis. +ada kondisi

    ini gangguan pada arteri menyebabkan kerusakan pada salah satu ginjal.

    >. 0rauma berat, seperti ke"elakaan mobil.

    14

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    15/32

    4. !eorang donor yang telah menyetujui untuk mendonorkan salah satu ginjalnya

    untuk transplantasinya.

    %. Ginjal transplantasinya ditolak oleh tubuh resipien dan tidak berfungsi .

    2.2.- Posisi Pasien

    +osisi pasien dalam operasi nefrrektomi adalah posisi lumbotomi. $ilakukan

    dengan posisi pasien fleksi lateral dengan sisi yang dilibatkan terletak diatas, jadi pada

    nefrektomi kanan pasien miring ke lateral kiri dengan sisi kanan diatas. 4,%

    %am*ar 2.- Posisi "'m*otomi

    +osisi pasien untuk prosedur pembedahan sering merupakan kompromi antara

     posisi yang dapat ditoleransi pasien, struktural serta phisiologi dan apa yang diperlukan

    tim pembedahan untuk dapat mengakses target anatomi pembedahan. 0ubuh memberi

    respon terhadap perubahan posisi adalah berdasarkan respon terhadap gra#itasi. !ebagian

     besar perubahan yang berhubungan dengan gra#itasi adalah pada darah dan distribusinyadidalam sistem #ena, paru dan arteri. 0erdapat efek penting pada mekanik dan perfusi paru

    yang berhubungan dengan gra#itasi.4,%

    3eberapa kondisi khusus selama operasi salah satunya adalah posisi pembedahan

    dapat menyebabkan kegagalan pertukaran gas karena menurunkan Cardiac output 

    sehingga menyebabkan hipo#entilasi pada pasien yang bernafas spontan dan juga dapat

    mengurangi kapasitas residual fungsional. +ada pasien nefrektomi posisi pasiennya adalah

     posisi lumbotomi. +osisi lumbotomi adalah posisi berbaring lateral dimana tungkai yang

    terletak dibawah di fleksikan dan tungkai yang letak diatas flekstensikan. +ada pasien

    15

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    16/32

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    17/32

    +enurunan tekanan darah tidak umum terjadi ketika ginjal diangkat. $apat terjadi

     penekanan dari #ena "a#a inferior. Gangguan pada #ena "a#a hepati" dan pergesereran

    medisatinum dapat lebih mengurangi venous return dan stroke volume. +leksus ser#ikal,

     pleksus brakhilais dan neuropathi peroneal dapat terjadi hal ini dikarenakan terjadi

     peregangan atau kompresi ner#us pada posisi lateral4,%

    P+ematahanQ meja operasi dapat mengkakukan atau menekan #ena "a#a inferior,

    terutama posisi lateral kanan sehingga menyebabkan penurunan venous return  dan

    akhirnya terjadi penurunan cardiac output.  Gangguan hepatik pada #ena "a#a dan

     pergeseran mediastinum dapat lebih menurunkan venous return.

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    18/32

    Ginjal merupakan organ yang sangat #askular dan perdarahan merupakan resiko

    yang nyata dari kondisi ini. +erdarahan dapat terjadi dari arteri renalis, #ena ka#a inferior 

    atau dari arteri aberrant. 'esiko lebih tinggi pada terdapatnya proses keganasan atau

    infeksi dimana ginjal dapat melekat pada struktur lain. @ara untuk mengurangi kebutuhan

    transfusi darah seperti cell salvage, hemodilusi normo#olemik akut dan obat anti

    fibronolitik dapat dipakai jika dibutuhkan. +erdarahan sekunder yang terjadi post operasi

     jarang terjadi, tapi mungkin mengharuskan re-laparatomi untuk mengidentikasi

     penyebabnya./,*

    2.6 Anastesi Spinal

    nestesi !pinal adalah pemberian obat anestetik lokal dengan "ara menyuntikkan

    ke dalam ruang subarakhnoid. 0eknik tersebut dinilai "ukup efektif dan mudah dikerjakan.

    !pinal anestesi=  &ub#arachnoid block '&AB( diperkenalkan oleh ugust 3ier pada tahun

    &5&, teknik ini telah digunakan untuk anestesi, terutama untuk operasi pada daerah

     bawah umbilikus. Kelebihan utama teknik ini adalah kemudahan dalam tindakan,

     peralatan yang minimal, memiliki efek minimal pada biokimia darah, menjaga le#el

    optimal dari analisa gas darah, pasien tetap sadar selama operasi dan menjaga jalan nafas,

    serta membutuhkan penanganan post operatif dan analgesia yang minimal. !pinal anestesi

    dilakukan di bawah lumbal pada orang dewasa dan lumbal * pada anak-anak dengan

    menghindari trauma pada medula spinalis.>,4,%

    2.6 Penilaian dan Persiapan Pra Anestesia7,8,9

    • Anamnesis

    'iwayat tentang apakah pasien pernah mendapat anesthesia sebelumnya

    sangatlah penting untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang perlu mendapat

     perhatian khususs, misalnya alergi, mual, muntah, nyeri otot, gatal-gatal atau

    sesak napas pas"a bedah sehingga kita dapat meren"anakan anesthesia

     berikutnya dengan lebih baik.

    • Pemeriksaan fisik 

    +emeriksaan rutin lain se"ara sistemik tentang keadaan umum tentu tidak 

     boleh dilewakan seperti inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

    • Klasifikasi stat's fisik 

    18

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    19/32

    Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang

    ialah yang berasal dari )he American &ociety of Anesthesiologist  9!:

    Kelas I 1 +asien sehat organi", fisiologik, psikiatrik dan biokimia

    Kelas II 1 +asien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang

    KelasIII 1 +asien dengan penyakit sistemik berrat, sehingga akti#itas rutin

    terbatas

    Kelas I7 1 +asien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan

    akti#itas rutin dan penyakitnya merupakan an"aman kehidupannya setiap saat

    Kelas 7 1 +asien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan

    hidupnya tidak akan lebih dari /> jam

    • &as'kan oral

    +ada pasien dewasa umumnya puasa %-& jam, anak ke"il >-% jam dan bayi *->

     jam. (akanan tak berlemak diperbolehkan 4 jam sebelum induksi anesthesia. 

    • Premedikasi

    (erupakan pemberian obat -/ jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan

    untuk memperlan"ar induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia.

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    20/32

    Kontraindikasi A*sol't8

    • +asien menolak 

    • Infeksi pada tempat suntikan

    • 6ipo#olemia berat, syok • Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan

    • 0ekanan intrakranial meninggi

    • asilitas resusitasi minim

    • Kurang pengalaman atau tanpa didampingi konsultan anesthesia

    Kontraindikasi relative 8

    • Infeksi sistemik 9sepsis, bakteremi:

    • Infeksi sekitar tempat suntikan

    • Kelainan neurologis

    • Kelainan psikis

    • 3edah lama

    • +enyakit jantung

    • 6ipo#olemia ringan

    •  Nyeri pinggang kronis

    2.6.- Komplikasi Anestesi Spinal 8

      Komplikasi tindakan anestesi spinal melip'ti:

    • 6ipotensi berat

    • 3radikardia

    • 6ipo#entilasi

    • 0rauma pembuluh darah

    • 0rauma saraf 

    • (ual-muntah

    • Gangguang pendengaran

    • 3lok spinal tinggi atau spinal total.

    Komplikasi pasa tindakan:

    •  Nyeri tempat suntikan

     Nyeri punggung•  Nyeri kepala karena kebo"oran likuor 

    • 'etensio urin

    • (eningitis

    2.6.2 Persiapan Anal)esia Spinal8

    +ada dasarnya persiapan untuk analgesia spinal seperti persiapan pada analgesia

    umum. $aerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan menimbulkan kesulitan,

    misalnya ada kelainan anatomis tulang punggung atau pasien gemuk sekali sehingga tak 

    teraba tonjolan prosesus spinosus. !elain itu perlu diperhatikan hal-hal berikut

    .  *nformed Consent  9izin dari pasien:

    20

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    21/32

    Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesi spinal

    /. +emeriksaan fisik 

    0idak ada kelainan spesifik seperti tulang punggung dan lain-lain.

    *. +emeriksaan laboratorium anjuran

    6emoglobin, hematokrit, +0 'protrombin time(  dan +00 'partial 

    tromboplastine time(

    2.6.6 Peralatan Anal)esia Spinal8

    . +eralatan monitor 

    0ekanan darah, nadi, oksimetri, denyut 9pulse oksimeter: dan CKG

    /. +eralatan anetesia=resusitasi umum

    *. )arum spinal

    )arum spinal dengan ujung tajam 9ujung bamboo run"ing, +uincke bobcock : atau

     jarum spinal dengan ujung pensil 9pensil poit %hitecare(

    %am*ar 2.2 $ar'm Spinal

    >. nastetik lokal untuk analgesia spinal

    3erat jenis "airan "erebrospinalis pada *E derajat "el"ius adalah .22*-.22&.

    nastetik lokal dengan berat jenis sama dengan "ss disebut isobarik. nastetik 

    lokal dengan berat jenis lebih besar dari "ss disebut hiperbarik. nastetik lokal

    dengan berat jenis lebih ke"il dari "ss disebut hipobarik. nastetik lokal yang

    sering digunakan adalah jenis hiperbarik diperoleh dengan men"ampur anastetik 

    lo"al dengan detrose. Untuk jenis hipobarik biasanya digunakan tetrakain

    diperoleh dengan men"ampur dengan air injeksi.

    Anestetik lokal yan) palin) serin) di)'nakan:

    . Bidokaine 9ylobain, lignokain: /F1 berat jenis .22%, sifat isobarik, dosis /2-

    22mg 9/-4ml:

    /. Bidokaine 9ylobain, lignokaine: 4F dalam detrose E.4F1 berat jenis .2**,

    sifat hyperbarik, dosis /2-42 mg 9-/ml:

    *. 3upi#akaine 9markaine: 2.4F dlm air1 berat jenis .224, sifat isobarik, dosis 4-

    /2mg 9->ml:

    21

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    22/32

    >. 3upi#akaine 9markaine: 2.4F dlm detrose &./4F1 berat jenis .2/E, sifat

    hiperbarik, dosis 4-4mg 9-*ml:

    2.6.; Teknik Anal)esia Spinal 7,8,9

    +osisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tengah

    ialah posisi yang paling sering dikerjakan. 3iasanya dikerjakan di atas meja operasi tanpa

    dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi pasien. +erubahan posisi

     berlebihan dalam *2 menit pertama akan menyebabkan menyebarnya obat.

    . !etelah dimonitor, tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral dekubitus. 3eri

     bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang stabil. 3uat

     pasien membungkuk maimal agar pro"essus spinosus mudah teraba. +osisi lain

    adalah duduk.

    /. +erpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis Krista iliaka, misal B/-

    B*, B*-B>, B>-B4. 0usukan pada B-B/ atau diatasnya berisiko trauma terhadap

    medulla spinalis. 0eknik1

    • Inspeksi 1 garis yang menghubungkan / titik tertinggi krista iliaka kanan-kiri akan

    memotong garis tengah punggung setinggi B> atau B>-B4.

    • +alpasi 1 untuk mengenal ruang antara dua #etebra lumbalis

    • +ungsi lumbal hanya antara 1 B/-*, B*->, B>-4 atau B4-!

    •   $uduk atau berbaring lateral dengan punggung fleksi maksimal.

    %am*ar 2.6 Posisi peny'ntikan

    *. !terilkan tempat tusukan dengan betadine atau alkohol.>. 3eri anastesi lokal pada tempat tusukan,misalnya dengan lidokain -/F /-*ml4. @ara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar //G, /*G, /4G

    dapat langsung digunakan. !edangkan untuk yang ke"il /EG atau /5G dianjurkan

    menggunakan penuntun jarum yaitu jarum suntik biasa semprit 2"". 0usukkan

    22

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    23/32

    introduser sedalam kira-kira /"m agak sedikit kearah sefal, kemudian masukkan

     jarum spinal berikut mandrinnya ke lubang jarum tersebut. )ika menggunakan jarum

    tajam ',uincke#Babcock( irisan jarum 9be#el: harus sejajar dengan serat duramater,

    yaitu pada posisi tidur miring be#el mengarah keatas atau kebawah, untuk 

    menghindari kebo"oran li+uor  yang dapat berakibat timbulnya nyeri kepala pas"a

    spinal. !etelah resistensi menghilang, mandarin jarum spinal di"abut dan keluar 

    liRuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan

    92,4ml=detik: diselingi aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap

     baik. Kalau anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan li+uor tidak 

    keluar, putar arah jarum 52S biasanya likuor keluar. Untuk analgesia spinal kontinyu

    dapat dimasukan kateter.

    %am*ar 2.; ara T's'kan

    %. +osisi duduk sering dikerjakan untuk bedah perineal misalnya bedah hemoroid

    9wasir: dengan anestetik hiperbarik. )arak kulit-ligamentum fla#um dewasa 8 %"m.

    E. +enyebaran anastetik lokal tergantung1E

    aktor utama1

    3erat jenis anestetik lokal 9barisitas:

    +osisi pasien

    $osis dan #olume anestetik lokal

    Ke"epatan suntikan=barbotase

    Ukuran jarum

    Keadaan fisik pasien

    0ekanan intra abdominal

    Bama kerja anestetik lokal tergantung1

    )enis anestetia lokal

    3esarnya dosis

    da tidaknya #asokonstriktor  3esarnya penyebaran anestetik lokal

    23

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    24/32

    2.; Sedasi

    !edatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yang memberikan efek 

    menenangkan, )enis sedasi yang diberikan dapat berupa sedasi ringan sampai yang dalam.

    )he American &ociety of Anesthesiologists menggunakan definisi berikut untuk sedasi 1,&,2

    • Sedasi minimal  adalah suatu keadaan dimana selama terinduksi obat, pasien

     berespon normal terhadap perintah #erbal. Dalaupun fungsi kognitif dan

    koordinasi terganggu, tetapi fungsi kardio#askuler dan #entilasi tidak dipengaruhi.

    • Sedasi sedan)  9sedasi sadar: adalah suatu keadaan depresi kesadaran setelah

    terinduksi obat di mana pasien dapat berespon terhadap perintah #erbal se"ara

    spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan taktil "ahaya. 0idak diperlukan

    inter#ensi untuk menjaga jalan napas paten dan #entilasi spontan masih adekuat.

    ungsi kardio#askuler biasanya dijaga.

    • Sedasi dalam  adalah suatu keadaan di mana selama terjadi depresi kesadaran

    setelah terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap

    rangsangan berulang atau rangsangan sakit. Kemampuan untuk mempertahankan

    fungsi #entilasi dapat terganggu dan pasien dapat memerlukan bantuan untuk 

    menjaga jalan napas paten. ungsi kardio#askuler biasanya dijaga

    2.;. Indikasi Pen))'naan Sedasi8,<

    . Premedikasi

    nak-anak dan orang tuanya sering mengalami ke"emasan pada periode

     preoperatif. Ke"emasan ini dapat tidak mengganggu, di mana tidak diperlukan suatu

     penanganan, namun dalam situasi lainnya, orang tua dan anak dapat menjadi sangat

    "emas sehingga diperlukan suatu penanganan untuk mengatasinya. Ke"emasan

     preoperatif ditunjukkan dengan berbagai ma"am sikap dan perilaku oleh anak, dapat

     berupa #erbal maupun sikap tubuh, misalnya menangis, diam, terlihat pu"at, agitasi,

    nafas dalam, retensi urin, berontak, dan otot menegang. F:, fentanyl

    transmukosal 9*F:, dan meperidin 9/F:. )alur pemberian premedikasi juga harus

    24

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    25/32

    diperhatikan. +emberian intramuskular adalah menyakitkan dan sebaiknya dihindari.

    )alur rektal, oral maupun nasal dapat dipertimbangkan.

    0. Sedo/anal)esia

    Istilah ini menggambarkan penggunaan kombinasi obat sedatif dengan

    anestesia lokal, misalnya selama pembedahan gigi atau prosedur pembedahan yang

    menggunakan blok regional. +erkembangan pembedahan in#asif minimal saat ini

    membuat teknik ini lebih luas digunakan.

    -. Prosed'r radiolo)ik 

    3eberapa pasien, terutama anak-anak dan pasien "emas, tidak mampu

    mentoleransi prosedur radiologis yang lama dan tidak nyaman tanpa sedasi.

    +erkembangan penggunaan radiologi inter#ensi selanjutnya meningkatkan kebutuhan

     penggunaan sedasi dalam bidang radiologi.

    2. Endoskopi

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    26/32

    ketamin, juga digunakan sebagai obat sedatif dengan dosis subanestetik. nestesia inhalasi

     juga sering digunakan sebagai sedatif dalam kadar subanestetik.

    !alah satu preparat benzodiazepin adalah midazolam. (idazolam merupakan

     benzodiazepin yang larut air dengan struktur "in"in imidazole yang stabil dalam larutan

    dan metabolisme yang "epat. -hidroksimidazolam tidak terdapatdalam plasma pada pemberian I7.

    26

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    27/32

    (etabolisme midazolam akan diperlambat oleh obat-obatan penghambat enzim

    sitokrom +->42 seperti simetidin, eritromisin, "alsium "hannel blo"ker, obat anti jamur.

    Ke"epatan klirens hepatik midazolam lima kali lebih besar daripada lorazepam dan

    sepuluh kali lebih besar daripada diazepam.

    Efek pada Sistem #r)an<

    (idazolam menurunkan kebutuhan metabolik oksigen otak dan aliran darah ke

    otak seperti barbiturat dan propofol. Namun terdapat batasan besarnya penurunan

    kebutuhan metabolik oksigen otak dengan penambahan dosis midazolam. (idazolam juga

    memiliki efek yang kuat sebagai antikon#ulsan untuk menangani status epilepti"us.

    a: +ernapasan

    +enurunan pernapasan dengan midazolam sebesar 2,4 mg=kg I7 setara dengan

    diazepam 2,* mg=kg I7. +asien dengan penyakit paru obstruktif kronis memiliki resiko

    lebih besar terjadinya depresi pernapasan walaupun pada orang normal depresi pernapasan

    tidak terjadi sama sekali. +emberian dosis besar 9T2,4 mg=kg: dalam waktu "epat akan

    menyebabkan apneu sementara terutama bila diberikan bersamaan dengan opioid.

    3enzodiazepin juga menekan refleks menelan dan penuruna akti#itas saluran napas bagian

    atas.

     b: !istem kardio#askuler 

    (idazolam 2,/ mg=kg I7 sebagai induksi anestesia akan menurunkan tekanan

    darah dan meningkatkan denyut jantung lebih besar daripada diazepam 2,4 mg=kg I7 dan

    setara dengan thiopental *-> mg=kg I7. +enurunan tekanan darah disebabkan oleh

     penurunan resistensi perifer dan bukan karena gangguan cardiac output . Cfek midazolam

     pada tekanan darah se"ara langsung berhubungan dengan konsentrasi plasma

     benzodiazepin.

    Pen))'naan Klinik <

    (idazolam sering digunakan sebagai premedikasi pada pasien pediatrik sebagai

    sedasi dan induksi anestesia. (idazolam juga memiliki efek antikon#ulsan sehingga dapat

    digunakan untuk mengatasi kejang grand mal.

    a: +remedikasi

    $ari penelitian yang dilakukan oleh -ilton et al tahun 5&E mengenai sedasi

     praanestesiaa pada anak usia prasekolah dengan midazolam intranasal 2,/ mg=kgbb

    menghasilkan 5*F anak dapat dipisahkan dengan memuaskan dari orangtua dalam waktu*2 menit. +enelitian oleh  $avis P et al tahun 554& dan /oldman 0$ tahun /22%5

    27

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    28/32

    menyatakan bahwa midazolam intranasal 2,/ dan 2,* mg=kgbb menimbulkan efek sedasi

    dan antiansietas yang sama baiknya dan relatif aman.  Bhakta P et al tahun /22E

    menyatakan tidak ada manfaat tambahan yang didapatkan dengan meningkatkan dosis

    sampai 2,* mg=kgbb. $osis yang lebih tinggi membutuhkan #olume yang lebih banyak 

    sehingga menimbulkan kemungkinan mengalirnya sejumlah #olume ke rongga mulut

    melalui bagian posterior hidung dan terbuangnya sejumlah dosis karena bersin atau

    menetes dari lubang hidung. &ashikiran et al tahun /22% menyatakan dosis yang relatif 

    ke"il 92,/ mg=kgbb: menunjukkan stabilitas kardio-respirasi. 0idak terjadinya mual,

    muntah dan depresi respirasi pada anak-anak yang mendapatkan makanan ringan, jus, atau

    roti sebelum pemberian sedasi, nampaknya merupakan indikator yang "ukup baik untuk 

    memberi kesan bahwa tidak mutlak anak untuk puasa >-% jam sebelum sedasi dilakukan.

    (idazolam 2,/4 mg=kg diberikan se"ara oral berupa sirup 9/ mg=ml: kepada anak-anak 

    untuk memberiksan efek sedasi dan aniolisis dengan efek pernapasan yang sangat

    minimal. +emberian 2,4 mg=kg I7 2 menit sebelum operasi diper"aya akan memberikan

    keadaan amnesia retrograd  yang "ukup.

     b: !edasi intra#ena

    (idazolam dosis -/,4 mg I7 9onset *2-%2 detik, waktu pun"ak *-4 menit, durasi

    4-&2 menit: efektif sebagai sedasi selama regional anestesia. $ibanding dengan

    diazepam, midazolam memiliki onset yang lebih "epat, amnesia yang lebih baik dan sedasi

     post operasi yang lebih rendah namun waktu pulih sempurna tetap sama. Cfek samping

    yang ditakutkan dari midazolam adalah adanya depresi napas apalagi bila diberikan

     bersama obat penekan @N! lainnya.

    ": !edasi post operasi

    +emberian jangka panjang midazolam se"ara intra#ena 9dosis awal 2,4-> mg I7

    dan dosis rumatan -E mg=jam I7: akan mengakibatkan klirens midazolam dari sirkulasisistemik lebih bergantung pada metabolisme hepatik. Cfek farmakologis dari metabolit

    akan terakumulasi dan berlangsung lebih lama setelah pemberian intra#ena dihentikan

    sehingga waktu bangun pasien menjadi lebih lama. +enggunaan opioid dapat mengurangi

    dosis midazolam yang dibutuhkan sehingga waktu pulih lebih "epat. Daktu pulih akan

    lebih lama pada pasien tua, obesitas dan gangguan fungsi hati berat. 2

    28

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    29/32

    BAB 1

    PE&BAASAN

    +asien bernama ny. ! didiagnosis 1 Nefrolithiasis1  dan pada pemeriksaan

     penunjang didapatkan status asa II, sebab penyakit yang dideritanya merupakan penyakit

    sistemik ringan sampai sedang, yang belum begitu menganggu aktifitas rutinnya. 0etapi

     bila dibiarkan dapat menjadi buruk dan pada pemeriksaan penunjang ditemukan adanya

    leukositosis

    !elama proses berlangsung baik dari proses pre anestesi maupun sampai akhir 

     proses anestesi berlangsung tidak ditemukan permasalahan berarti. 0ekanan darah pada pasien saat pre anestesi sebesar 42=52 mm6g dan setelah pemberian anestesi spinal

    tekanan darah pasien berangsur turun hingga *2=52 mm6g. $alam hal ini terjadi

     perubahan hemodinamika pada pasien, seperti diketahui efek anestesi spinal yakni

    memblokade saraf autonom, motorik dan sensorik. +emblokan saraf simpatis ini dapat

    mengakibatkan #asodilatasi yang dapat menurunkan tekanan darah seseorang.

    walnya pasien diren"anakan dilakukan anestesi epidural namun setelah T*2 menit

    menunggu efek anestesi, pasien masih merasakan nyeri. khirnya dilakukan anestesi

    spinal pada pasien. !eperti diketahui anestesi epidural sangat tergantung pada subyektifitas

    deteksi dari loss of resistance. )uga lebih ber#ariasinya anatomi dari ruang epidural dan

    kurang terprediksinya penyebaran obat anestesi lokal. +ada pasien ini diketahui telah

     berumur %& tahun dimana bentuk anatomis tulang belakangnya sudah berubah.

    $itemukan bentuk kelainan arteri "arotis interna di "oli detra pasien. $imana

     bentuk denyutan arteri tersebut dapat dengan jelas terlihat dengan kasat mata. +ada pasien

    ini diperkirakan telah terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. +ada pasien

    hipertensi yang mendapatkan anestesi spinal perlu diperhatikan penurunan tekanan darah

    yang terjadi. (empertahankan kestabilan hemodinamik selama periode intraoperatif 

    adalah sama pentingnya dengan pengontrolan hipertensi pada periode preoperatif. +ada

    hipertensi kronis akan menyebabkan pergeseran kekanan autoregulasi dari serebral dan

    ginjal. !ehingga pada penderita hipertensi ini akan mudah terjadi penurunan aliran darah

    serebral dan iskemia serebral jika tekanan darah diturunkan se"ara tiba-tiba.

    !elama operasi baik pada saat premedikasi maupun medikasi selama sampai proses

    anestesi selesai tidak ditemukan masalah. $osis yang diberikan pada saat proses anestesi

    29

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    30/32

    sesuai dosis. Cfek samping pemberian obat minimal tanpa ada permasalahan yang berarti.

    !elama / jam pembedahan, pasien memperoleh "airan sebanyak //42 dengan kebutuhan

    "airan sebanyak 55& "". 22 "" dengan jumlah pendarahan /22 ""

    dengan pemberian kolf +'@ /42 "". 2stimate blood volume pada pasien ini sebesar %4

    4& kg A *EE2 dengan persentase perdarahan selama operasi sebesar 4,*F dimana

    kehilangan darah dapat digantikan dengan pemberian "airan kristaloid.

    !etelah selesai proses anestesi pasien langsung pindah ke ruang I@U untuk 

    dilakukan pemantauan lebih lanjut, kesadaran pasien "ompos mentis dan tanda #ital baik.

     Aldrette score 5. !ehari setelah operasi pasien pindah kekelas +ukul 4.22 DI3. $apat

    disimpukan proses anestesi berlangsung baik tanpa ditemukan komplikasi.

    30

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    31/32

  • 8/15/2019 crs anestesi dona.doc

    32/32

    DA+TAR P!STAKA

    . Batief !. dkk. +etunjuk praktis nestesiologi Cdisi /. )akartaO KUIO/22

    /. +urnomo, 3asuki. $asar-dasar Urologi edisi ke dua. !agung seto1 )akarta /22E

    *. !jamsuhidajat ', editor. 3uku ajar ilmu bedah. Cdisi ke-/. 0erjemahan )ong, D$.

    0etbook of !urgery. )akarta1 CG@O /22>.

    >. !herwood Bauralee. isiologi (anusia Cdisi ke &. )akarta 1 CG@, /2>

    4. (iller, '. $., /222, nesthesia, ifth edition, @hur"hil Bi#ingstone

    %. (artin, ). 0., Darner, D. ., 55E, +atient +ositioning dalam 0he Bippin"oltt-'a#en

    Intera"ti#e nesthesia Bibrary on @$-'%->E

    2. (al#iya !, naughton NN, 0remper KK 9ed:. !edation and nalgesia for $iagnosti"

    and 0herapeuti" +ro"edures. New )ersey1 6umana +ress In"O/22*.