17
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EKSPLORASI JAMUR ORDO AGARICALES di TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: Ketua : Ratih Kuspriyadani NIM : 080914023 Angkatan 2009 Anggota : Lyna Febrianti NIM : 080914029 Angkatan 2009 Marisa Atmasari Putri NIM : 081014040 Angkatan 2010

Contoh PKM AI

Embed Size (px)

Citation preview

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

EKSPLORASI JAMUR ORDO AGARICALES di TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO

BIDANG KEGIATAN:

PKM-AI

Diusulkan oleh:

Ketua : Ratih Kuspriyadani NIM : 080914023 Angkatan 2009

Anggota : Lyna Febrianti NIM : 080914029 Angkatan 2009

Marisa Atmasari Putri NIM : 081014040 Angkatan 2010

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011

HALAMAN PENGESAHAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Eksplorasi Jamur Ordo Agaricales di

Taman Nasional Baluran Situbondo.

2. Bidang Kegiatan : ( √ ) PKM-AI ( ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Ratih Kuspriyadani

b. NIM : 080914023

c. Jurusan : Biologi

d. Universitas : Universitas Airlangga Surabaya

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Karang Menjangan II/15F

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ni’matuzahroh

b. NIP : 19680105 199203 2 003

c. Alamat rumah dan No Telp : Jalan Kedinding Lor Gang Tulip Kavling

24 Surabaya/08121773272

Surabaya, 28 Pebruari 2011Menyetujui,Wakil Dekan 1 Fsaintek Ketua Pelaksana Kegiatan Universitas Airlangga

(Dr. Nanik Siti Aminah, M.Si) (Ratih Kuspriyadani) NIP. 19670514 199102 2 001 NIM. 080914023

Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping Universitas Airlangga

(Prof. Dr. Imam Mustofa, drh, M.Kes) (Dr. Ni’matuzahroh) NIP. 19600427 198701 001 NIP. 19680105 199203 2 003

ii

1

EKSPLORASI JAMUR ORDO AGAICALES di KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN SITUBONDO

Ratih Kuspriyadani, Lyna Febrianti, Marisa Atmasari Putri

Program Studi S1 Biologi Departemen Biologi

Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

Mushroom is one of the organism which lives in the decayed wood, soil or tree. The research of mushroom in the area of Baluran National Park are conducted to explore the order of the Agaricales mushroom as a basic data to study the Agaricales mushroom by using morphology characteristic with qualitative methods. The result of the research shows that many species from the order of Agaricales was found, whereas in the distribution of the species which the most founded is from the genus of Psathyrella.Keywords : Mushroom, Agaricales, Baluran National Park, Psathyrella.

ABSTRAK

Jamur merupakan salah satu organisme yang banyak hidup di seresah, kayu lapuk, tanah, ataupun pohon. Penelitian jamur di kawasan Taman Nasional Baluran diadakan untuk mengeksplorasi jamur dari ordo Agaricales untuk data dasar dalam mempelajari jamur Agaricales melalui karakter morfologi dengan metode kualitatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa banyak ditemukan spesies dari ordo Agaricales, dimana dalam penyebarannya spesies yang paling banyak ditemukan adalah dari genus Psathyrella. Kata Kunci : Jamur, Agaricales, Taman Nasional Baluran, Psathyrella.

PENDAHULUAN

Kingdom fungi merupakan salah satu kelompok organisme yang memiliki tingkat keanekaragaman tinggi kedua setelah insekta. Sampai saat ini hanya sekitar 7-10% dari sekitar 1,5 juta spesies jamur yang berhasil diidentifikasi. Oleh karena itu, sebagian besar jamur masih perlu dieksplorasi, diidentifikasi, dan dikembangkan potensinya. Di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies jamur, sehingga Indonesia memiliki dIversitas jamur yang cukup tinggi mengingat lingkungannya yang lembab dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan jamur (Gandjar et al., 2006). Di Indonesia terutama Jawa Timur, terdapat beberapa Taman Nasional yang memiliki keanekaragaman jamur yang belum

2

dieksploprasi. Salah satu diantaranya adalah Taman Nasional Baluran (TN Baluran). Dalam kingdom fungi, Agaricales berkedudukan sebagai ordo yang membawahi 32 famili. Ordo Agaricales memiliki beberapa spesies, di antaranya ada yang menghasilkan racun yang sangat berbahaya, antara lain, Amanita phalloides, dan Coprinus cinereus (Gandjar et al., 2006). Akan tetapi banyak pula yang lezat untuk dimakan seperti Pleurotus sp. atau yang biasa dikenal sebagai jamur tiram, Volvariella volvaceae atau jamur merang, dan masih banyak contoh jamur edible maupun potensi lainnya dari jamur Agaricales ini.

Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi sumber daya alam yang dikelola secara bijaksana oleh Pemerintah agar keanekaragaman hayati di dalamnya tetap terpelihara (Anonim, 2009). Taman Nasional Baluran memiliki beberapa ekosistem yang kompleks, sehingga penelitian jamur difokuskan di hutan evergreen dan hutan pantai saja. Kawasan Evergreen terletak di antara hutan musim di Taman Nasional Baluran Situbondo. Hutan evergreen akan selalu basah di setiap musim. Sedangkan hutan musim akan kering di musim kemarau dan pepohonannya akan meranggas.

Hutan pantai terletak di dekat pantai Bama. Kawasan Evergreen dan hutan pantai ini dipilih karena kedua wilayah ini memiliki daerah tutupan yang cukup rapat sehingga memungkinkan untuk ditumbuhi berbagai jamur terutama dari jenis jamur payung yang mayoritas dimiliki oleh ordo Agaricales. Dengan begitu, pengamatan jamur ini dapat dengan tepat dilakukan untuk dijadikan sebagai data dasar dalam upaya menggali potensi jamur-jamur ordo Agaricales yang ada di Taman Nasional Baluran Situbondo.

Tujuan

Penelitian di Taman Nasional Baluran ini bertujuan untuk mengeksplorasi keanekaragaman jamur dari ordo Agaricales di ekosistem evergreen dan hutan pantai sebagai data dasar dalam upaya untuk mengungkap potensi dari keanekaragaman jamur tersebut.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari di Taman Nasional Baluran. Hari pertama penelitian dilakukan di ekosistem Evergreen, sedangkan hari kedua digunakan untuk meneliti jamur di ekosistem hutan pantai. Pada hari ketiga pengamatan dilakukan di penginapan untuk proses pengidentifikasian.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain masker, sarung tangan plastik, cutter, pHmeter, luxmeter, cetok, parang, tali rafia, meteran, kamera digital, dan buku Ensiklopedia Jamur. Penelitian di lapangan dilakukan secara eksploratif dengan menggunakan metode kualitatif secara random. Artinya, pengamatan dilakukan dengan melihat kawasan dengan berjalan sesuai jalur tracking yang telah ditentukan. Spesimen jamur yang ditemukan dipotret dan

3

dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk selanjutnya dibawa ke penginapan dan diidentifikasi. Parameter fisik yang intensitas cahaya, pH dan kelembapan tanah diukur selama proses pengambilan sampel. Sampel jamur yang didapatkan didata karakteristiknya meliputi batang, tudung, insang, dan lain-lain. Data dimasukkan ke dalam tabel ompong dan dicocokkan dalam Ensiklopedia jamur untuk ditemukan spesiesnya. Buku Ensiklopedia yang diacu adalah Keizer dan Lamaison.

HASIL dan PEMBAHASAN

Hasil eksplorasi dan identifikasi morfologi Jamur Agaricales di ekosistem hutan evergreen dan hutan pantai Taman Nasional Baluran ditemukan sebanyak 45 spesimen jamur. Dari 45 spesimen jamur, di hutan evergreen ditemukan sebanyak 18 spesimen dengan 13 spesies di dalamnya. Sedangkan di hutan pantai ditemukan sebanyak 27 spesimen dengan 23 spesies. Data ekologi disajikan dalam tabel karakteristik ekologi jamur ordo Agaricales di hutan evergreen dan hutan pantai TN Baluran (tabel 1.1 dan 1.3). Sedangkan data morfologi jamur disajikan dalam tabel karakteristik morfologi jamur ordo Agaricales di hutan evergreen dan hutan pantai TN Baluran (tabel 1.2 dan 1.4).

Tabel 1.1 Karakteristik Ekologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Evergreen Taman Nasional Baluran

No Spesimen

Karakteristik EkologiKeterangan SpesiesSubstrat

tumbuhKelembapan Intensitas cahaya pH

1 Seresah 6.5 2800 4 edibleTricholoma

astrosquamosum

2 Seresah 5.0 800 5.2 suspect Coprinus sp.

3 Seresah 5 800 5.2 suspect Psatyrella candolleana

4 Tanah 1.5 3000 6 suspect Entoloma sp.

5 Seresah 5 3000 5.2 suspect Mycena arcangeliana

6 Tanah 4 1250 5.6 beracun Coprinus atramentarius

7 Tanah 5.4 2650 5.7 suspect Marasmius sp. ev.1

8 Tanah 5.6 3000 4 suspect Psathyrella sp. ev. 1

9 Tanah 4.5 2200 5.4 suspect Marasmius sp. ev.2

10 Tanah 4 2200 5.6 suspect Mycena sp.

11 Tanah 6 1200 3.2 suspect Psathyrella sp. ev.1

12 Tanah 4.5 1200 5.5 suspect Psathyrella sp. ev.1

13 Tanah 5.5 3000 4.9 suspect Marasmius sp. ev.2

14 Tanah 7 550 4.8 suspect Mycena hiemalis

15 Tanah 6 800 4.6 suspect Psathyrella candolleana

16 Tanah - - - suspect Mycena hiemalis

17 Seresah 6 800 4.6 suspect Lepiota feline

18 Kayu lapuk 4.8 2900 5.2 suspect Cortinariales sp.

Keterangan :

4

Edible : Jamur dapat dikonsumsiSuspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsiev.1,2, dst : Pemberian nama isolat spesies jamur di hutan evergreen

Tabel 1.2 Karakteristik Morfologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Evergreen Taman Nasional Baluran

No Spesimen

Karakteristik Morfologi

SpesiesCap (d)

InsangBatang

Daging BauWarna

d p Tudung Insang Batang C

12,8 cm

menjari0,4 cm

3,5 cm

lunakTidak khas

coklat tua,

coklat - -Tricholoma

astrosquamosum

22,35cm

Menjari agak

renggang

0,4 cm

4,9 cm

lunakTidak khas

coklat muda,

putih - -Coprinus sp.

36,9 cm

Tidak menyambu

ng pada batang, rapat

6,5 cm

6,3 cm

lunakTidak khas

krem krem Putih -Psatyrella

candolleana

42,65cm

Rapat, Tidak

menyatu dengan batang

0,4 cm

2,4cm

lunakTidak khas

coklat tua

kremCoklat

tua-

Entoloma sp.

51,1 cm

Rapat, Tidak

menyatu dengan batang

0,4 cm

2,7cm

lunakTidak khas

putih -Coklat

tua-

Mycena arcangeliana

64

cm- -

4,1cm

tipis rapuh

Tidak khas

Putih keabu-abuan

abu-abu

- -  Coprinus atramentarius

70,4 cm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - - Marasmius sp. ev.1

8 l cmMenyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - - Psathyrella sp. ev. 1

90,4 cm

Menyatu dengan batang

- - lunaktidak khas

oranye kecokla

tan- - - Marasmius sp.

ev.2

101,2 cm

Memisah dengan batang

- - lunak

Seperti

iodine

Putih - - -

Mycena sp.

111

cm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - - Psathyrella sp. ev.1

121

cm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - - Psathyrella sp. ev.1

130,4 cm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

oranye kecokla

tan- - - Marasmius sp.

ev.2

144,8 mm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - -Mycena hiemalis

151

cm

Melekat dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - - Psathyrella candolleana

164,8 mm

Menyatu dengan batang

- - lunakTidak khas

Putih - - -Mycena hiemalis

172

cmBebas - - lunak

Tidak khas

Putih - - -Lepiota feline

5

18 - - - - - - - - - - Cortinariales sp.

Keteranggan :cap : tudung pada jamurd : diameterp : panjangC : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)ev.1,2, dst : Pemberian nama isolat spesies jamur di hutan evergreen (-) : Tidak terdata karakterisasinya.

Tabel 1.3 Karakteristik Ekologi Jamur di Hutan Pantai Taman Nasional Baluran

No Spesimen

Karakteristik EkologiKeterangan SpesiesSubstrat

tumbuhKelembapan Intensitas cahaya pH

1 Seresah 5 1800 5 Suspect Mycena sp. Hp.1

2 Kayu lapuk 5.4 3000 5.4 Suspect Crepidotus variabilis

3 Kayu lapuk 4.8 3000 4.8 beracunCoprinus

disseminatus

4 Tanah 4.2 3000 4.4 SuspectPsathyrella candolleana

5 Kayu lapuk 4.2 3000 4.4 Suspect Crepidotus variabilis

6 Tanah 6 2400 4.4 Suspect Psathyrella sp. Hp.1

7 Kayu lapuk 7.5 2400 4.2 Suspect Inocybe sp.

8 Seresah 7.5 2400 4.2 Suspect Coprinus sp. Hp.1

9 Kayu lapuk 7.5 1400 4.2 Suspect Coprinus sp. Hp.2

10 Kayu lapuk 7.5 1400 4.2 Suspect Inocybe sp.

11 Kayu lapuk 6 1500 4.4 Suspect Lepiota sp.

12 Seresah 7 400 4.4 Suspect Lepiota ochinacea

13 Kayu lapuk 7 400 4.4 Suspect Crepidotus variabilis

14 Kayu lapuk 6.5 2400 4.4 edible Pleurotus dryinus

15 Seresah 3.5 1900 6.2 Suspect Coprinus plicatilis

16 Tanah 4 1250 5.6 beracunCoprinus

atramentarius

17 Tanah 5.4 2650 5.7 suspect Marasmius sp. Hp.1

18 Tanah 5.6 3000 4 suspect Psathyrella sp. Hp.2

19 Tanah 4.5 2200 5.4 suspect Marasmius sp. Hp 2

20 Tanah 4 2200 5.6 suspect Mycena sp. Hp 2

21 Tanah 6 1200 3.2 Suspect Psathyrella sp. Hp 3

22 Tanah 4.5 1200 5.5 Suspect Psathyrella sp. Hp 4

23 Tanah 5.5 3000 4.9 Suspect Marasmius sp. Hp 3

24 Tanah 7 550 4.8 Suspect Mycena hiemalis

25 Tanah 6 800 4.6 Suspect Psathyrella sp. Hp. 5

26 Tanah - - - Suspect Mycena hiemalis

27 Kayu lapuk - - - EdibleSchizophyllum

commune

Keterangan :Edible : Jamur dapat dikonsumsiSuspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsiHp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.

6

Tabel 1.4 Karakteristik Morfologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Pantai Taman Nasional Baluran

No Spesimen

Karakteristik Morfologi

SpesiesCap (d)

InsangBatang

Daging BauWarna

d p Tudung Insang Batang Center

1 - - - - - - - - - -Mycena sp.

Hp.1

2 2 cm rapat - - lunaktidak khas

Putih - - -Crepidotus variabilis

30.7 cm

Rapat, Memisah dengan batang

0.5 cm

1.4 cm

lunaktidak khas

putih. putih putih -Coprinus

disseminatus

45.15 cm

rapat, Memisah dengan batang

0.7 cm

8.97m

lunaktidak khas

putih. putih. putih PutihPsathyrella candolleana

5 -

Rapat. menyatu dengan insang

- - lunaktidak khas

Abu-abu

putih - -Crepidotus variabilis

62.82 cm

rapat, Memisah dengan batang

0.7 cm

3.0 cm

lunaktidak khas

coklat muda

putih. putih -Psathyrella

sp. Hp.1

75.15 cm

jarang, Memisah dengan batang

0.8 cm

3.7 cm

lunaktidak khas

coklat muda.

Coklat muda

putih - Inocybe sp.

82.15 cm

Rapat. Memisah dengan batang

0.5 cm

4.9 cm

lunaktidak khas

putihcoklat

tuaputih

Coklat tua

Coprinus sp. Hp.1

93.15 cm

Rapat. Memisah dengan batang

0.42cm

7.0 cm

lunaktidak khas

hitam. hitamcoklat

tua-

Coprinus sp. Hp.2

101.35c

mada

0.4 cm

3.8 cm

lunaktidak khas

coklat tua.

- putih - Inocybe sp.

116.02 cm

Memisah dengan batang.

renggang

1.7 cm

4.45

cmlunak

tidak khas

coklat muda.

krem.coklat muda

- Lepiota sp.

121.07 cm

jarang0.3 cm

1.9cm

lunaktidak khas

Oranye hitam oranye -Lepiota

ochinacea

131.97 cm

jarang - - lunaktidak khas

putih putih - -Crepidotus variabilis

143.95c

mrapat - lunak

tidak khas

putih - - -Pleurotus dryinus

15 - - - - - - - - - -Coprinus plicatilis

16 - - - - - - - - - -Coprinus

atramentarius

17 2 cm

Rapat. Memisah dengan batang

0.752.8cm

lunaktidak khas

coklat muda

Coklat muda

coklat tua

-Marasmius

sp. Hp.1

187.45 cm

1 cm6.67

cmlunak Khas coklat putih putih -

Psathyrella sp. Hp.2

19 - - - - - - - - - -Marasmius

sp. Hp.220 - - - - - - - - - - Mycena sp.

7

Hp.2

21 4.12

Rapat. Memisah dengan batang

0.6 cm

11.1

cm- - putih - putih -

Psathyrella sp.3

22 - - - - - - - - - -Psathyrella

sp. Hp.4

231.07 cm

jarang Memisah dengan batang

3 cm0.2 cm

lunaktidak khas

oranye - coklat -Marasmius

sp. Hp.3

24 - - - - - - - - - -Mycena hiemalis

25 - - - - - - - - - -Psathyrella sp.. Hp.5

26 - - - - - - - - - -Mycena hiemalis

27 - - - - lunaktidak khas

krem - - -Schizophyll

um commune

Keteranggan :cap : tudung pada jamurd : diameterp : panjangC : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)Hp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.(-) : Tidak terdata karakterisasinya.

Hutan evergreen terletak di antara hutan musim Taman Nasional Baluran. Di sepanjang musimnya hutan ini akan selalu hijau. Dari pengamatan di hutan evergreen, sebanyak 18 spesimen diproleh dengan 13 spesies di dalamnya. Dari ke-13 spesies tersebut berasal dari 8 genus, antara lain: Psathyrella, Mycena, Marasmius, Lepiota, Tricholoma, Entoloma, Cortinaria, dan Coprinus. Dari ke-8 genus tersebut, genus Psathyrella paling banyak ditemukan dengan jumlah spesimen sebanyak 5 dari 2 spesies yang berbeda, yaitu Psathyrella candolleana dan Psathyrella sp. Ev.1. Jamur edible hanya ditemukan pada spesies Tricholoma astrosquamosum, dan hanya satu spesies yang beracun yaitu Coprinus atramentarius . Sedangkan 11 spesies lainnya berupa suspect.

Hutan pantai termasuk juga dalam evergreen, akan tetapi letaknya berada di dekat pantai. Hutan pantai ini lebih gelap daripada evergreen, sehingga jamur yang berhasil ditemukan lebih banyak. yaitu sejumlah 23 spesies. Kedua puluh tiga spesies tersebut berasal dari 9 genus berbeda , antara lain: Psathyrella, Mycena, Marasmius, Lepiota, Coprinus, Schizophyllum, Pleurotus, Crepidotus, dan Inocybe. Genus yang dominan ditemukan adalah dari genus Psathyrella dengan jumlah 6 spesies di dalamnya. Psathyrella merupakan jenis jamur payung yang hidup di seresah. Jamur dari genus ini memiliki karakter morfologi dengan bentuk seperti lonceng dan tudungnya rata, serta insangnya berwarna kehitaman. Dari ke-23 spesies di hutan pantai ini hanya 2 spesies yang dikategorikan edible, yaitu Pleurotus dryinus dan Schizophyllum commune. Jamur beracun ditemukan pada dua spesies, yaitu  Coprinus atramentarius dan Coprinus disseminatus. Sedangkan 19 spesies lainnya berupa suspect.

Beberapa spesimen diberi kode isolat (Hp.1 atau ev.2), hal ini dikarenakan beberapa genus memiliki beberapa spesies yang berbeda sehingga harus dibedakan dengan pemberian kode isolat. Beberapa spesimen jamur yang belum

8

bisa teridentifikasi spesiesnya tersebut menunjukkan bahwa spesimen tersebut belum terdaftar dan TN Baluran memiliki variasi jamur yang berbeda.

Jamur memiliki kelembapan yang berbeda-beda sesuai dengan substrat tempat mereka tumbuh. Kelembapan tanah di tempat tumbuh menunjukkan rentang nilai 4 hingga 7, sedangkan pH juga berada pada rentang nilai 4-7 yang menandakan bahwa jamur kebanyakan hidup di suasana yang asam. Menurut Iswanto (2009), jamur akan tumbuh dengan optimum pada pH kurang dari 7, yaitu berada dalam suasana asam sampai netral.

Dari sekian banyaknya jamur ordo Agaricales yang sudah diidentifikasi, terdapat satu spesies yang unik, yaitu Psathyrella candolleana. Jamur ini masih dikategorikan suspect dikarenakan peneliti belum memperoleh studi pustaka tentang kemungkinan jamur ini untuk dikonsumsi. Namun, pada tudung jamur ini terdapat bekas gigitan macaca yang merupakan monyet khas yang ada di Taman Nasional Baluran ini sehingga bisa dipastikan bahwa jamur ini tergolong edible. Contoh jamur lainnya yang memiliki potensi yang besar di bidang budidaya makanan adalah dari genus Pleurotus. Jamur yang biasa dikenal dengan nama lokal jamur tiram ini memiliki ciri morfologi berupa bulu dan berdaging tebal. Jamur yang juga mudah dibudidayakan ini hidup saprobik, tumbuh sendiri atau dalam suatu kelompk kecil di kayu lapuk.

Beberapa data tidak dapat dilaporkan karakterisasi morfologinya terkait dengan kondisi spesimen jamur yang rusak atau busuk selama pengamatan, sehingga identifikasi hanya dilakukan dengan menggunakan foto yang ada. Namun, dari sekian banyak spesimen yang didapatkan telah diperoleh beberapa genus yang memiliki potensi diantaranya dapat dikonsumsi, dekomposer, bahkan sebagai potensi enzimatis seperti genus Pleurotus dan Psathyrella.

KESIMPULAN

Dari penelitian di hutan evergreen TN Baluran didapatkan 13 spesies dari 8 genus yang berbeda. Sedangkan di hutan pantai TN Baluran didapatkan 23 spesies dari 8 genus yang berbeda pula. Jamur yang dominant ditemukan di kedua ekosistem ini adalah dari genus Psathyrella. Psathyrella memiliki ciri morfologi berupa bentuk seperti lonceng dan memiliki tudung yang rata, serta memiliki insang yang berwarna kehitaman. Salah satu spesies dari genus ini adalah Psathyrella candolleana yang belum dibudidayakan sebagai jamur pangan. Dari hasil ini, penelitian tentang potensi jamur ini sebagai jamur yang bisa dikonsumsi akan sangat menarik untuk dilakukan.

9

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Indrawati, et al., 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Hawksworth, D. et al; 1983. Ainsworth and Bisby’s Dictionary of the Fungi , 7th edition. Commonwealth Mycological Institute (Kew, Surrey, UK).

Iswanto, Apri Heri. 2009. Identifikasi Jamur Perusak Kayu. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Johnson, Raven. Biology Second Edition. California Indonesia Education Foundation. California.

Keizer, Gerrit J. 1998. The Complete Encyclopedia of Mushrooms. Netherland : Rebo Publisher.

Lamaison, J.L. , Polese, J.M. 2005. The Great Encyclopedia Of Mushrooms. Germany : Konemann.

Subowo, Yohanes. B. 1992. Inventarisasi Jamur Kayu di Habema. Balitbang Mikrobiologi, Puslitbang Biologi – LIPI Bogor.

Paul Singleton and Diana Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology, Third Edition. John Wiley & Sons Ltd.

Samy, Aiman 2007. Semua Tentang Jamur.http://www.allaboutmushrooms.com/a bout_me.htm diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.00

Watson, L., and Dallwitz, M.J. 2008 onwards. The families of mushrooms and toadstools represented in the British Isles. Version: 19th February 2011. http://delta-intkey.com’ diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.38