Upload
josepb-simarmata
View
57
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
buku ICDD X bahasa indo msh separo gabungin dari internet
Citation preview
1
2
47
79
90
101
120
142
BAB IPENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI
DAN PARASIT TERTENTU (A00 – B99) [107 – 180]
Mencakup (includes) : Penyakit-penyakit yang umumnya dianggap menular atau ditularkan, dapat menyerang masyarakat luas
Kecuali (Excludes) : Carrier atau diduga carrier penyakit menular (Z22.-)Infeksi lokal tertentu – lihat bab tentang sistem tubuhPenyakit infeksi dan parasit yang mempersulit kehamilan,
persalinan dan nifas [kecuali tetanus obstetri dan penyakit human immunodeficiency virus (HIV)] (O98.-).
Penyakit infeksi dan parasit yang khusus pada masa perinatal [kecuali tetanus neonatorum, sifilis kongenital, infeksi gonokokus perinatal dan penyakit HIV perinatal] (P35-P39).
Influenza dan infeksi pernafasan akut lainnya (J00-J22)
Bab ini berisi blok-blok sebagai berikut:
Penyakit-penyakit akibat bakteria, chlamydia, dan rickettsia
A00-A09 Penyakit infeksi usus A15-A19 TuberculosisA20-A28 Penyakit bakteri zoonotik tertentuA30-A49 Penyakit bakteri lainnyaA50-A64 Infeksi dengan penularan terutama melalui
hubungan seksualA65-A69 Penyakit akibat spirochaeta lainnyaA70-A74 Penyakit lain akibat chlamydiaA75-A79 Rickettsioses
Penyakit-penyakit akibat infeksi virus
A80-A89 Infeksi virus sistem syaraf pusatA90-A99 Demam akibat virus asal-arthropoda dan demam
berdarah akibat virusB00-B09 Infeksi virus yang khas dengan lesi kulit dan
membran mukosaB15-B19 Hepatitis virusB20-B24 Penyakit human immunodeficiency virus [HIV]B25-B34 Penyakit virus lainnya
Penyakit-penyakit akibat jamur, protozoa, cacing, dan kutu
B35-B49 MikosisB50-B64 Penyakit akibat protozoaB65-B83 Penyakit akibat cacing (helminthiases)B85-B89 Pediculosis, acariasis dan infestasi lainnya
2
Hal-hal lain sehubungan dengan penyakit infeksi dan parasit
B90-B94 Sequelae penyakit-penyakit infeksi dan parasitB95-B97 Bakteria, virus dan agen infeksi lainnyaB99 Penyakit-penyakit menular lainnya
Penyakit-penyakit infeksi pada usus (A00-A09)A00 Cholera
A00.0Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar choleraeCholera klasik
A00.1Cholera akibat Vibrio cholerae 01, biovar eltorCholera El Tor
A00.9Cholera, tidak dijelaskanA01 Demam typhoid and paratyphoid
A01.0Typhoid feverInfeksi oleh Salmonella typhi
A01.1Paratyphoid fever AA01.2Paratyphoid fever BA01.3Paratyphoid fever CA01.4Paratyphoid fever, tak dijelaskan
Infeksi oleh S. paratyphi NOS
A02 Infeksi salmonella lainnya
Termasuk: Infeksi atau keracunan makanan oleh Salmonella selain S. typhi dan S. paratyphi
A02.0Salmonella enteritisSalmonellosis
A02.1Salmonella septicaemiaA02.2† Infeksi salmonella terlokalisir
meningitis salmonella (G01*), pneumonia salmonella (J17.0*), arthritis salmonella (M01.3*), osteomyelitis salmonella (M90.2*), penyakit tubulo-interstitial ginjal salmonella (N16.0*)
A02.8Infeksi salmonella lain yang dijelaskanA02.9Infeksi salmonella, tidak dijelaskan
A03 Shigellosis
A03.0Shigellosis akibat S. dysenteriae; Group A [dysentery Shiga-Kruse]A03.1Shigellosis akibat Shigella flexneri; Group BA03.2Shigellosis akibat Shigella boydii; Group CA03.3Shigellosis akibat Shigella sonnei; Group D
3
A03.8Shigellosis lainA03.9Shigellosis, tidak dijelaskan; disentri basiler NOS
A04 Infeksi usus akibat bakteri lainnya
Kecuali: keracunan makanan akibat bakteri (A05.-); enteritis tuberkulosa (A18.3)
A04.0Infeksi E. coli enteropathogenikA04.1Infeksi E. coli enterotoxigenikA04.2Infeksi E. coli enteroinvasifA04.3Infeksi E. coli enterohaemorrhagikA04.4Infeksi E. coli lain pada usus;
Enteritis Escherichia coli NOSA04.5Enteritis Campylobacter A04.6Enteritis akibat Yersinia enterocolitica Kecuali: yersiniosis extraintestinum (A28.2)A04.7Enterokolitis akibat Clostridium difficileA04.8Infeksi usus akibat bakteri lain yang dijelaskanA04.9Infeksi usus akibat bakteri, tidak dijelaskan;
Enteritis bakteri NOS
A05 Keracunan makanan akibat bakteri lainnya
Kecuali: keracunan makanan dan infeksi akibat salmonella (A02.-)infeksi E. coli (A04.0-A04.4); listeriosis (A32.-);efek toxik makanan beracun (T61-T62)
A05.0Keracunan makanan akibat staphylococcusA05.1Botulismus
Keracunan makanan klasik akibat Clostridium botulinumA05.2Keracunan makanan akibat Cl. perfringens [Cl. welchii];
Enteritis necroticans; Pig-belA05.3Keracunan makanan akibat Vibrio parahaemolyticusA05.4Keracunan makanan akibat Bacillus cereusA05.8Keracunan makanan akibat kuman lain yang dijelaskanA05.9Keracunan makanan akibat kuman, tidak dijelaskan
A06 Amoebiasis
Termasuk:: infeksi akibat Entamoeba histolyticaKecuali: penyakit usus lain akibat protozoa (A07.-)A06.0Disentri amubik akut;
Amubiasis akut, Amubiasis usus NOS
A06.1Amubiasis usus kronisA06.2Kolitis amuba non-disentriA06.3Amuboma usus;
4
Amuboma NOSA06.4Abses hati akibat amuba;
Amubiasis hatiA06.5† Abses paru-paru akibat amoeba (J99.8*);
Abses paru (dan hati) A06.6† Abses otak amuba (G07*);
Abses amuba otak (dan hati) (dan paru-paru)A06.7Amubiasis kulitA06.8Infeksi amuba di situs lain;
Appendisitis amuba, Balanitis amuba † (N51.2*)
A06.9Amubiasis, tak dijelaskan
A07 Penyakit usus akibat protozoa lainnya
A07.0BalantidiasisDisentri balantidia
A07.1Giardiasis [lambliasis]A07.2CryptosporidiosisA07.3Isosporiasis
Infeksi Isospora belli dan I. hominis; Coccidiosis ususIsosporosis usus
A07.8Penyakit usus akibat protozoa lain yang dijelaskanTrichomoniasis ususSarkositosisSarkosporidiosis
A07.9Penyakit usus akibat protozoa, tidak dijelaskanDiare flagellataKolitis protozoa, diare protozoa, disentri protozoa.
A08 Infeksi usus oleh virus dan infeksi lain yang dijelaskan
Kecuali: Influenza yang melibatkan saluran pencernaan (J10.8, J11.8)A08.0Enteritis akibat rotavirusA08.1Gastroenteropati akut akibat Norwalk agent;
Enteritis virus dengan struktur kecil bulatA08.2Enteritis adenovirusA08.3Enteritis virus lainnyaA08.4Infeksi usus oleh virus, tidak dijelaskan
Enteritis NOS, gastroenteritis NOS, gastroenteropati NOS akibat virus.
A08.5Infeksi usus lain yang dijelaskan
A09 Diare dan gastroenteritis yang diduga akibat penularan
5
Catatan: Untuk negara tempat kondisi A09 yang tidak dijelaskan dianggap tidak menular,
kondisi ini harus diklasifikasikan pada K52.9 Catarh, enterik atau intestinal
Colitis: NOS, perdarahan, septikEnteritis: NOS, perdarahan, septikGastroenteritis: NOS, perdarahan, septikDiarrhoea: NOS, dysenterik, epidemikPenyakit diare menular NOS
Kecuali: akibat bakteri, protozoa, virus dan agen menular lain yang dijelaskan (A00-A08);
diare non-infektif (K52.9), diare non-infektif neonatus (P78.3)
Tuberkulosis (A15-A19)Termasuk:: infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan M. bovisKecuali: sequel TB (B90.-),
TB kongenital (P37.0) pneumokoniosis dengan TB (J65), silicotuberculosis (J65)
A15 TB pernafasan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.0TB paru, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur.
Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, dipastikan oleh mikroskopis sputum dengan atau tanpa kultur
A15.1TB paru, dipastikan oleh kultur sajaKondisi pada A15.0, dipastikan oleh kultur saja
A15.2TB paru, dipastikan secara histologis Kondisi pada A15.0, dipastikan secara histologis
A15.3TB paru, dipastikan melalui cara yang tidak dijelaskanKondisi pada A15.0, dipastikan tapi tidak jelas secara bakteriologis
atau histologisA15.4TB kelenjar limfe intratoraks, dipastikan secara bakteriologis dan
histologisTB kelenjar limfe hilus, mediastinum, trakheobronkus,
dipastikan secara bakteriologis dan histologisKecuali: dinyatakan primer (A15.7)
A15.5TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB bronkus, glottis, larings, trakhea, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.6Pleuritis TB, dipastikan secara bakteriologis dan histologisTB pleura, empyema TB, dipastikan secara bakteriologis dan
histologis
6
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A15.7TB pernafasan primer, dipastikan secara bakteriologis dan histologisA15.8TB pernafasan lain, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A15.9TB pernafasan yang tidak dijelaskan, dipastikan secara bakteriologis dan histologis
A16 TB pernafasan, tidak dipastikan secara bakteriologis atau histologis
A16.0TB paru, secara bakteriologis dan histologis negatif.Bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks
TB, secara bakteriologis dan histologis negatif.
A16.1TB paru, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak dilakukanKondisi pada A16.0, pemeriksaan bakteriologis dan histologis tidak
dilakukanA16.2TB paru, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB paru, bronkiektasia TB, fibrosis paru TB, pneumonia TB , pneumothoraks TB, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.3TB kelenjar limfe intratoraks, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB kelenjar limfe hilus, intratoraks, mediastinum, trakheobronkus, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: dinyatakan primer (A15.7)A16.4TB larings, trakhea, glottis dan bronkus, tanpa disebutkan konfirmasi
bakteriologis atau histologisTB bronkus, glottis, larings, trakhea,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.5Pleuritis TB, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologisTB pleura, empyema TB, pleuritis TB,
NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
Kecuali: TB pernafasan primer, dipastikan bakteriologis dan histologis (A15.7)
A16.7TB pernafasan primer, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pernafasan primer NOSKompleks TB primer
A16.8TB pernafasan lain, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
7
TB mediastinum, nasofarings, hidung, sinus hidung, NOS (tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis)
A16.9TB pernafasan yang tidak dijelaskan, tanpa disebutkan konfirmasi bakteriologis atau histologis
TB pernafasan NOSTuberkulosis NOS
A17† TB sistem syaraf
A17.0† Meningitis TB(G01*)TB meningen, leptomeningitis TB
A17.1† Tuberkuloma meningen (G07*)A17.8† TB lain sistem syaraf
Meningoensepfalitis TB (G05.0*), myelitis TB (G05.0*), Tuberkuloma otak atau medulla spinalis, TB otak atau medulla
spinalis (G07*), Abses TB otak (G07*), Polyneuropathy TB (G63.0*)
A17.9† TB sistem syaraf, tidak dijelaskan (G99.8*)
A18 TB organ lain
A18.0† TB tulang dan sendiTB panggul (M01.1*), TB lutut (M01.1*), arthritis TB (M01.1*), TB kolom vertebra (M49.0*)Synovitis TB (M68.0*), tenosynovitis TB (M68.0*)Mastoiditis TB (H75.0*), Osteitis TB (M90.0*), osteomyelitis TB (M90.0*), nekrosis TB tulang
(M90.0*), A18.1† TB sistem genitourinarius
TB ginjal (N29.1*), TB ureter (N29.1*), TB bladder (N33.0*), TB organ genital pria (N51.-*), TB cervix (N74.0*), Pelvic inflammatory disease TB wanita (N74.1*)
A18.2Limfadenopati perifer TB, Adenitis TBKecuali: Adenopati trakheobronkus TB, TB kelenjar limfe intratoraks
(A15.4, A16.3)TB kelenjar limfe mesenterik dan retroperitoneum (A18.3),
A18.3TB usus, peritoneum, dan kelenjar mesenterikaAsites TB, TB kelenjar limfe retroperitoneumPeritonitis TB† (K67.3*)TB anus dan rektum†, TB usus (halus, besar)†, enteritis TB† (K93.0*),
A18.4TB kulit dan jaringan subkutis
8
Erythema induratum TB, scrofulodermaLupus exedens, lupus vulgaris NOS, Lupus vulgaris kelopak mata† (H03.1*), Kecuali: lupus erythematosus (L93.-),
lupus erythematosus systemic (M32.-)A18.5† TB mata
Episcleritis TB (H19.0*), Keratitis interstitialis TB (H19.2*), keratoconjunctivitis TB (H19.2*)Iridocyclitis TB (H22.0*), Chorioretinitis TB (H32.0*), Kecuali: lupus vulgaris kelopak (A18.4)
A18.6† TB telingaOtitis media TB (H67.0*)Kecuali: TB mastoiditis (A18.0†)
A18.7† TB kelenjar adrenal (E35.1*), Penyakit Addison pada TB
A18.8† TB organ lain yang dijelaskan: TB kel. tiroid (E35.0*), TB perikardium (I32.0*), TB endokardium (I39.8*), TB miokardium (I41.0*), Arteritis serebri TB (I68.1*)TB esofagus (K23.0*)
A19 TB miliaris
Termasuk: TB disseminata, TB generalisata, poliserositis TBA19.0TB miliaris akut pada situs tunggal yang disebutkanA19.1TB miliaris akut pada situs gandaA19.2TB miliaris akut, tidak dijelaskanA19.8TB miliaris lainnyaA19.9TB miliaris, tidak dijelaskan
Penyakit kuman zoonotik tertentu (A20-A28)Penyebab: kuman yang biasa hidup pada hewan dan kemudian ditularkan
ke manusiaA20 Plague
Termasuk: infeksi akibat Yersinia pestisA20.0Bubonic plagueA20.1Cellulocutaneous plagueA20.2Pneumonic plagueA20.3Plague meningitisA20.7Septicaemic plagueA20.8Bentuk-bentuk lain plague
Plague abortifPlague asimptomatik
9
Pestis minorA20.9Plague, tidak dijelaskan
A21 Tularaemia
Termasuk: deer-fly fever, infeksi akibat Francisella tularensis, rabbit feverA21.0Ulceroglandular tularaemiaA21.1Oculoglandular tularaemia
Ophthalmic tularaemiaA21.2Pulmonary tularaemiaA21.3Gastrointestinal tularaemia
Abdominal tularaemiaA21.7Generalized tularaemiaA21.8Bentuk-bentuk lain tularaemiaA21.9Tularaemia, tidak dijelaskan
A22 Anthrax
Termasuk: infeksi akibat Bacillus anthracisA22.0Anthrax kulit
Karbunkel ganas, pustula ganasA22.1Anthrax pernafasan
Anthrax inhalasiPenyakit RagpickerPenyakit Woolsorter
A22.2Anthrax gastrointestinumA22.7Septikaemia anthraxA22.8Bentuk-bentuk lain anthrax
Meningitis anthrax † (G01*)A22.9Anthrax, tidak dijelaskanA23 Brucellosis
Termasuk: Demam: Malta, Mediterranean, undulantA23.0Brucellosis akibat B. melitensisA23.1Brucellosis akibat B. abortusA23.2Brucellosis akibat B. suisA23.3Brucellosis akibat B. canisA23.8Brucellosis lainA23.9Brucellosis, tidak dijelaskan
A24 Glanders and melioidosis
A24.0GlandersInfeksi akibat Pseudomonas malleiMalleus
A24.1Melioidosis akut dan fulminantMelioidosis: pneumonia, septicaemia
10
A24.2Melioidosis subakut dan kronis A24.3Melioidosis lainA24.4Melioidosis, tidak dijelaskan
Infeksi Pseudomonas pseudomallei NOS; Penyakit Whitmore
A25 Rat-bite fevers – demam gigitan tikus
A25.0SpirillosisSodoku
A25.1StreptobacillosisErythema arthritik epidemik, Demam Haverhill,Streptobacillary rat-bite fever
A25.9Rat-bite fever, tidak dijelaskan
A26 Erysipeloid
A26.0Cutaneous erysipeloid; Erythema migransA26.7Erysipelothrix septicaemiaA26.8Bentuk-bentuk lain erysipeloidA26.9Erysipeloid, tidak dijelaskan
A27 Leptospirosis
A27.0Leptospirosis icterohaemorrhagicaLeptospirosis akibat L. interrogans serovar icterohaemorrhagiae
A27.8Bentuk-bentuk lain leptospirosisA27.9Leptospirosis, tidak dijelaskan
A28 Penyakit bakteri zoonotik lain, not elsewhere classified
A28.0PasteurellosisA28.1Cat-scratch disease
Cat-scratch feverA28.2Extraintestinal yersiniosis
Kecuali: enteritis akibat Y. enterocolitica (A04.6)plague (A20.-)
A28.8Penyakit bakteri zoonotik lain yang dijelaskan, not elsewhere classified
A28.9Penyakit bakteri zoonotik, tidak dijelaskan
Penyakit bakteri lainnya (A30-A49)A30 Leprosy [Hansen's disease]
Termasuk: infeksi akibat Mycobacterium leprae
11
Kecuali: Sekuel lepra (B92)A30.0Indeterminate leprosy
Lepra IA30.1Tuberculoid leprosy
Lepra TTA30.2Borderline tuberculoid leprosy
Lepra BTA30.3Borderline leprosy
Lepra BBA30.4Borderline lepromatous leprosy
Lepra BLA30.5Lepromatous leprosy
Lepra LLA30.8Bentuk lain leprosyA30.9Lepra, tidak dijelaskan
A31 Infeksi akibat mikobakteria lain
Kecuali : tuberculosis (A15-A19), leprosy (A30.-)A31.0Infeksi mikobakterium pada paru-paru
Infeksi akibat M. avium, M. intracellulare [Battey bacillus], M. kansasii
A31.1Infeksi mikobakterium pada kulitBuruli ulcerInfeksi akibat M. marinum, M. ulcerans
A31.8Infeksi mikobakterium lainnyaA31.9Infeksi mikobakterium, tidak dijelaskan
Infeksi mikobakterium tidak khas NOSMycobacteriosis NOS
A32 Listeriosis
Termasuk: infeksi listeria melalui makananKecuali: listeriosis neonatus (disseminata) (P37.2)A32.0Listeriosis kulitA32.1† Meningitis and meningoencephalitis listeria
Meningitis listeria (G01*); meningoencephalitis listeria (G05.0*)A32.7Septikemia listeriaA32.8Bentuk lain listeria
Endocarditis listeria † (I39.8*)Arteritis cerebri Listeria † (I68.1*), Listeriosis okuloglandular
A32.9Listeriosis, tidak dijelaskan
A33 Tetanus neonatorum
12
A34 Tetanus obstetri
A35 Tetanus lain, Tetanus NOS
A36 Diphtheria
A36.0Difteri faringsAngina membranosa difteriDifteri tonsil
A36.1Difteri nasofaringsA36.2Difteri larings,
Laringotrakheitis difteriA36.3Difteri kulit
Kecuali: erythrasma (L08.1)A36.8Difteri lain
Konjungtivitis difteri† (H13.1*); miokarditis difteri† (I41.0*), polyneuritis difteri† (G63.0*)
A36.9Diphtheria, tidak dijelaskan
A37 Whooping cough
A37.0Whooping cough disebabkan Bordetella pertussisA37.1Whooping cough disebabkan Bordetella parapertussisA37.8Whooping cough disebabkan spesies Bordetella lainA37.9Whooping cough, tidak dijelaskan
A38 Scarlet fever
SkarlatinaKecuali: sore throat akibat streptokokus
A39 Infeksi meningokokus
A39.0† Meningitis meningokokus (G01*)A39.1† Sindroma Waterhouse-Friderichsen (E35.1*);
Adrenalitis haemoragika meningokokusSindroma adrenal meningokokus
A39.2Acute meningococcaemiaA39.3Chronic meningococcaemiaA39.4Meningokokaemia, tidak dijelaskan;
Bakteremia meningokokus NOSA39.5† Penyakit jantung meningokokus
Pericarditis meningokokus (I32.0*)Endocarditis meningokokus (I39.8*), Myocarditis meningokokus (I41.0*), Karditis meningokokus NOS (I52.0*)
13
A39.8Infeksi meningokokus lainEncephalitis meningokokus meningokokus† (G05.0*)Konjunctivitis meningokokus† (H13.1*)Retrobulbar neuritis meningokokus† (H48.1*)Arthritis meningokokus† (M01.0*)Artritis pasca-meningokokus† (M03.0*)
A39.9Infeksi meningokokus , tidak dijelaskanPenyakit meningokokus NOS
A40 Septikemia streptokokus
Kecuali: setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07, O08.0),
infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi (T88.0),
ketika melahirkan (O75.3), masa nifas (puerperal) (O85)pada neonatus (P36.0-P36.1)pasca-prosedur (T81.4),
A40.0Septikemia akibat streptokokus, group AA40.1Septikemia akibat streptokokus, group BA40.2Septikemia akibat streptokokus, group DA40.3Septikemia akibat Streptococcus pneumoniae,
Septikemia pneumokokusA40.8Septikemia akibat streptokokus lainnyaA40.9Septikemia akibat streptokokus, tidak dijelaskan
A41 Septikemia lain
Kecuali: melioidosis septikemik (A24.1), plague septikemik (A20.7)toxic shock syndrome (A48.3), bacteraemia NOS (A49.9)setelah: abortus atau hamil ektopik atau mola (O03-O07,
O08.0), infus, transfusi atau injeksi terapi (T80.2), immunisasi
(T88.0), selama melahirkan (O75.3)septikemia (akibat)(pada):
tularaemia (A21.7), anthrax (A22.7), Erysipelothrix (A26.7), yersiniosis extraintestinum (A28.2), listeria (A32.7), meningokokus (A39.2-A39.4), streptokokus (A40.-), aktinomikotik (A42.7), gonokokus (A54.8), herpesvirus (B00.7), kandida (B37.7), puerperal (O85), neonatal (P36.-), pasca-prosedur (T81.4),
A41.0Septikemia akibat Staphylococcus aureusA41.1Septikemia akibat stafilokokus lain yang disebutkan
Septikemia akibat stafilokokus koagulase-negatifA41.2Septikemia akibat stafilokokus yang tidak dijelaskan A41.3Septikemia akibat Haemophilus influenzae
14
A41.4Septikemia akibat kuman anaerobKecuali: gas gangrene (A48.0)
A41.5Septikemia akibat organisme Gram-negative lainSeptikemia Gram-negative NOS
A41.8Septikemia lain yang dijelaskanA41.9Septicaemia, tidak dijelaskan;
Septic shock
42 Actinomycosis
Kecuali : Kecuali: actinomycetoma (B47.1)A42.0Aktinomikosis pulmonalisA42.1Aktinomikosis abdominalisA42.2Aktinomikosis servikofasialisA42.7Septikemia aktinomikosisA42.8Bentuk lain aktinomikosisA42.9Aktinomikosis, tidak dijelaskan
A43 Nocardiosis
A43.0Nokardiosis pulmonalisA43.1Nokardiosis kulitA43.8Bentuk lain nokardiosisA43.9Nokardiosis, tidak dijelaskan
A44 Bartonellosis
A44.0Bartonellosis sistemikDemam Oroya
A44.1Bartonellosis kulit dan mukosa kulitVerruga peruana
A44.8Bentuk lain bartonellosisA44.9Bartonellosis, tidak dijelaskan
A46 Erysipelas
A48 Penyakit bakteri lain, not elsewhere classified
A48.0Gas gangreneClostridial: cellulitis, myonecrosis
A48.1Penyakit LegionnairesA48.2Penyakit Legionnaires Nonpneumonic [demam Pontiac]A48.3Toxic shock syndrome
Kecuali: septikemia NOS (A41.9), syok endotoxik NOS (R57.8)A48.4Brazilian purpuric fever;
Infeksi sistemik Haemophilus aegyptius A48.8Penyakit bakteri lain yang dijelaskan
15
A49 Infeksi bakteri, situs tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi meningokokus NOS (A39.9), infeksi spirokhaeta NOS (A69.9)infeksi chlamydia NOS (A74.9), infeksi rickettsia NOS (A79.9), bakteri penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab lain
(B95-B96), A49.0Infeksi stafilokokus, tidak dijelaskanA49.1Infeksi streptokokus, tidak dijelaskanA49.2Infeksi Haemophilus influenzae, tidak dijelaskanA49.3Infeksi Mycoplasma, tidak dijelaskanA49.8Infeksi bakteri lain dengan situs tidak dijelaskanA49.9Infeksi bakteri, tidak dijelaskan;
Bacteraemia NOS
Infeksi yang terutama ditularkan hubungan seks (A50-A64)Kecuali: penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)
uretritis nonspesifik and uretritis non-gonokokus (N34.1)penyakit Reiter's (M02.3)
A50 Sifilis kongenital
A50.0Sifilis kongenital dini, dengan gejalaSetiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan dini atau muncul
dalam waktu kurang dari dua tahun sejak lahirSifilis kongenital dini: kulit, mukokutan, viseralRhinitis, faringitis, laringitis, pneumonia: sifilitika kongenital diniOkulopati, osteokondrodistrofi: sifilitika kongenital dini
A50.1Sifilis kongenital dini, latentSifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak lahir.
A50.2Sifilis kongenital dini, tidak dijelaskanSifilis kongenital NOS kurang dari dua tahun sejak lahir
A50.3Okulopati sifilitika kongenital lanjut Keratitis interstitialis sifilitika kongenital lanjut † (H19.2*)Okulopati sifilitika kongenital lanjut NEC† (H58.8*)Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5)
A50.4Neurosifilis kongenital lanjut [neurosifilis juvenile]Dementia paralytica juvenilisJuvenile: general paresis, tabes dorsalis, taboparetic neurosyphilisMeningitis† (G01*), encephalitis† (G05.0*): sifilitika kongenital lanjutPolyneuropathy† (G63.0*) sifilitika kongenital lanjut
16
Kecuali: Triad Hutchinson (A50.5) A50.5Sifilis kongenital lanjut lain dengan gejala klinis
Setiap kondisi sifilis kongenital yang dinyatakan lanjut atau muncul dua tahun atau lebih sejak lahir
Syphilitic saddle nose [pangkal hidung mencekung seperti sadel]Gigi atau triad HutchinsonClutton's joints† (M03.1*): [sendi lutut membengkak]Artropati sifilitika† (M03.1*), osteokhondropati sifilitika† (M90.2*)Sifilis kardiovaskuler kongenital lanjut† (I98.0*),
A50.6Sifilis kongenital lanjut, latentSifilis kongenital tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif dan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.7Sifilis kongenital lanjut, tidak dijelaskanSifilis kongenital NOS dua tahun atau lebih sejak lahir
A50.9Sifilis kongenital, tidak dijelaskanA51 Sifilis dini
A51.0Sifilis genital primerSyphilitic chancre NOS
A51.1Sifilis primer anusA51.2Sifilis primer di tempat lainA51.3Sifilis sekunder kulit dan membran mukosa
Condyloma latum alopecia sifilitika† (L99.8*), leukoderma sifilitika† (L99.8*), patch
mukosa sifilitikaA51.4Sifilis sekunder lain
Meningitis sifilitika sekunder † (G01*), iridosiklitis sifilitika sekunder † (H22.0*), okulopati sifilitika sekunder
NEC† (H58.8*)myositis sifilitika sekunder † (M63.0*), periostitis sifilitika sekunder †
(M90.1*) pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika sekunder †
(N74.2*), limfadenopati sifilitika sekunder,
A51.5Sifilis dini, latentSifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif dan uji cairan spinal negatif, kurang dari dua tahun sejak infeksi
A51.9Sifilis dini, tidak dijelaskanA52 Sifilis lanjut
A52.0† Cardiovascular syphilisSifilis kardiovaskuler NOS (I98.0*)Inkompetensi aorta (I39.1*), regurgitasi pulmonalis (I39.3*) sifilitika
17
Perikarditis (I32.0*), endokarditis NOS (I39.8*), myokarditis (I41.0*), sifilitika
Arteritis serebri (I68.1*), aneurisma aorta (I79.0*), aortitis (I79.1*), sifilitika
A52.1Neurosifilis simptomatikSyphilitic parkinsonism† (G22*), Tabes dorsalisCharcot's arthropathy† (M14.6*)
[sendi rusak karena nyeri di dalamnya tak bisa dirasakan pasien]Meningitis sifilitika lanjut † (G01*), encephalitis sifilitika lanjut †
(G05.0*), Polyneuropathy sifilitika lanjut † (G63.0*), Optic atrophy sifilitika lanjut † (H48.0*), Retrobulbar neuritis sifilitika lanjut † (H48.1*) – radang n. opticus, Acoustic neuritis sifilitika lanjut † (H94.0*)
A52.2Neurosifilis asimptomatik (tanpa gejala)A52.3Neurosifilis, tidak dijelaskan
Gumma sifilis pada sistem syaraf pusat NOSSifilis (lanjut) pada sistem syaraf pusat NOSSyphiloma pada sistem syaraf pusat NOS
A52.7Sifilis lanjut dengan gejala lainnyaPenyakit glomerulus pada syphilis† (N08.0*)Gumma (sifilitika), sifilis lanjut atau tertier:
semua tempat, kecuali yang diklasifikasikan pada A52.0-A52.3Episcleritis sifilitika lanjut † (H19.0*), chorioretinitis sifilitika lanjut †
(H32.0*), Okulopathy sifilitika lanjut NEC† (H58.8*), peritonitis sifilitika lanjut †
(K67.2*)Leukoderma sifilitika lanjut † (L99.8*), bursitis sifilitika lanjut †
(M73.1*), Pelvic inflammatory disease (PID) wanita sifilitika lanjut † (N74.2*).Sifilis [stadium tidak dijelaskan] pada:
paru-paru† (J99.8*), hati† (K77.0*), otot† (M63.0*), synovium† (M68.0*), tulang† (M90.2*)
A52.8Sifilis lanjut, latentSifilis (didapat) tanpa manifestasi klinis, dengan reaksi serologis
positif fan uji cairan spinal negatif, dua tahun atau lebih sejak lahir.
A52.9Sifilis lanjut, tidak dijelaskanA53 Sifilis lain dan tidak dijelaskan
A53.0Sifilis, tidak dijelaskan dini atau lanjutSifilis laten NOSReaksi serologis sifilis positif
A53.9Sifilis, tidak dijelaskanInfeksi Treponema pallidum NOS
18
Sifilis (didapat) NOSKecuali: sifilis NOS penyebab kematian pada usia <2 tahun (A50.2)
A54 Infeksi gonokokus
A54.0Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah tanpa abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius.
Servisitis gonokokus NOS, vulvovaginitis gonokokus NOSCystitis gonokokus NOS, urethritis gonokokus NOS,
A54.1Infeksi gonokokus pada saluran genitourinarius bawah dengan abses kelenjar periuretra atau kelenjar aksesorius
Abses gonokokus kelenjar BartoliniA54.2† Pelviperitonitis gonokokus dan infeksi gonokokus lainnya
Prostatitis gonokokus (N51.0*), orchitis atau epididymitis gonokokus (N51.1*)
Pelvic inflammatory disease [PID] gonokokus wanita (N74.3*)Kecuali: peritonitis gonokokus (A54.8)
A54.3Infeksi gonokokus pada mataKonjungtivitis gonokokus† (H13.1*), iridocyclitis gonokokus † (H22.0*) Ophthalmia neonatorum akibat gonokokus
A54.4† Infeksi gonokokus pada sistem muskuloskeletonlArthritis gonokokus (M01.3*), synovitis atau tenosynovitis gonokokus
(M68.0*)Bursitis gonokokus (M73.0*), osteomyelitis (M90.2*) gonokokus
A54.5Faringitis gonokokusA54.6Infeksi gonokokus pada anus dan rektumA54.8Infeksi gonokokus lainnya
Meningitis gonokokus † (G01*), abses gonokokus otak† (G07*), Perikarditis gonokokus † (I32.0*), endokarditis gonokokus † (I39.8*), Miokarditis gonokokus † (I41.0*), pneumonia gonokokus † (J17.0*), Peritonitis gonokokus † (K67.1*), Septikemia gonokokus, dan lesi kulit gonokokusKecuali: pelviperitonitis gonokokus (A54.2)
A54.9Infeksi gonokokus, tidak dijelaskan
A55 Limfogranuloma chlamydia (venereum)
Bubo iklim atau tropisPenyakit Durand-Nicolas-FavreEsthiomeneLymphogranuloma inguinale
A56 Penyakit chlamydia lain yang ditularkan melalui hubungan seksual
Termasuk: infeksi hubungan seksual akibat Chlamydia trachomatisKecuali: lymphogranuloma chlamydia (A55), kondisi pada A74.-
19
pneumonia chlamydia neonatus (P23.1), konjungtivitis chlamydia neonatus (P39.1),
A56.0Infeksi chlamydia pada saluran genitourinarius bawahServisitis chlamydia, vulvovaginitis chlamydiaCystitis chlamydia, urethritis chlamydia
A56.1† Infeksi chlamydia pada pelviperitoneum dan organ genitourinarius lain
Orchitis atau epididymitis chlamydia (N51.1*)Pelvic inflammatory disease [PID] chlamydia wanita (N74.4*),
A56.2Infeksi chlamydia saluran genitourinarius, tidak dijelaskanA56.3Infeksi chlamydia anus dan rektumA56.4Infeksi chlamydia faringsA56.8Infeksi chlamydia melalui hubungan seksual pada tempat lain
A57 Chancroid
Ulcus molleA58 Granuloma inguinale
DonovanosisA59 Trikhomoniasis
Kecuali: trikhomoniasis usus (A07.8)A59.0Trikhomoniasis urogenital;
Leukorrhoea (vaginalis); Prostatitis† (N51.0*) akibat T. vaginalisA59.8Trikhomoniasis di tempat lainA59.9Trikhomoniasis, tidak dijelaskan
A60 Infeksi herpesviral [herpes simplex] anogenital
A60.0Infeksi herpesvirus saluran genitalia dan urogenitalisInfeksi herpesvirus saluran genital: wanita† (N77.0-N77.1*); pria†
(N51.-*)A60.1Infeksi herpesvirus kulit perianus dan rektumA60.9Infeksi herpesvirus anogenita;, tidak dijelaskan
A63 Penyakit hubungan seksual lain, tidak diklasifikasi di tempat lain
Kecuali: molluscum contagiosum (B08.1), papilloma servix (D26.0)A63.0Anogenital (venereal) wartsA63.8Penyakit hubungan kelamin lain yang dijelaskan
A64 Penyakit hubungan kelamin yang tidak dijelaskan
Penyakit kelamin NOS
Penyakit akibat spirochaeta lainnya (A65-A69)
20
Kecuali: leptospirosis (A27.-); syphilis (A50-A53)A65 Sifilis nonvenereal
Bejel; sifilis endemic; NjoveraA66 Yaws
Termasuk: Bouba, framboesia (tropica), pianA66.0Yaw, lesi awal
Chancre of yaws; Framboesia, awal atau primer; Mother yawUlkus framboesia awal
A66.1Yaw papillomata ganda dan “wet crab” FramboesiomaPianoma; Papilloma plantaris atau palmaris yaws
A66.2Lesi awal kulit lain pada yawsYaws kulit <5 tahun setelah infeksi; Yaws (kulit) (makularis) (makulopapularis) (mikropapularis)
(papularis) diniFramboeside pada yaws dini
A66.3Hiperkeratosis pada yawsGhoul handWorm-eaten solesHyperkeratosis, palmaris atau plantaris (dini) (lanjut) akibat yaws
A66.4Gummata dan ulkus pada yawsFramboeside gummatosaYaws nodularis (bertukak) lanjut
A66.5GangosaRhinopharyngitis mutilans
A66.6Lesi tulang dan kulit pada yawsGanglion, hydrarthrosis, osteitis, periostitis (hipertrofik): pada yaws
(dini) (lanjut)Goundou, gumma tulang, osteitis atau periostitis gummatosa: pada
yaws (lanjut)A66.7Manifestasi lain yaws
Nodul yaws juxta-articularisYaws mukosa
A66.8Yaws latenYaws tanpa gejala klinis, dengan serologis positif
A66.9Yaws, tidak dijelaskan
A67 Pinta [carate]
A67.0Lesi primer pintaChancre (primer) atau papula (primer): dari pinta (carate)
21
A67.1Lesi intermedia pintaPlak eritematosa, lesi hiperkromik, hiperkeratosis; pintids: dari pinta
(carate)A67.2Lesi lanjut pinta
Lesi kardiovaskuler† (I98.1*) dari pinta (carate)Lesi kulit akromik, sikatriks, atau diskromik: dari pinta (carate)
A67.3Lesi campuran dari pintaLesi kulit akromik bercampur dengan hiperkromik dari pinta (carate)
A67.9Pinta, tidak dijelaskan
A68 Relapsing fevers – demam berulang
Termasuk : Recurrent feverKecuali : Lyme disease (A69.2)A68.0Louse-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat Borrelia recurrentisA68.1Tick-borne relapsing fever
Relapsing fever akibat spesies Borrelia. selain Borrelia recurrentisA68.9Relapsing fever, tidak dijelaskan
A69 Infeksi spirochaeta lainnya
A69.0Stomatitis ulseratif nekrotikans [infeksi Vincent]Cancrum orisGangrene fusospirochaetaNomaStomatitis gangrenosa
A69.1Infeksi Vincent lainnyaGingivitis atau gingivostomatitis ulseratif nekrotikans (akut) Angina atau gingivitis Vincent, stomatitis spirochaeta, trench mouthFaringitis fusospirochaeta
A69.2Penyakit LymeErythema kronis migrans akibat Borrelia burgdorferi
A69.8Infeksi spirochaeta lain yang dijelaskanA69.9Infeksi spirochaeta, tidak dijelaskan
Penyakit lain yang disebabkan chlamydiae (A70-A74)A70 Infeksi Chlamydia psittaci
Ornithosis; parrot fever, Psittacosis
A71 Trachoma
Kecuali: sequelae of trachoma (B94.0)A71.0Stadium awal trachoma
Trachoma dubium
22
A71.1Stadium aktif trachomaKonjungtivitis granularis trachomatosa, konjungtivitis folikularis
trachomatosaPannus trachomatosa
A71.9Trachoma, tidak dijelaskanA74 Penyakit lain akibat chlamydiae
Kecuali: penyakit chlamydia yang ditularkan melalui hubungan seksual (A55-A56)
pneumonia chlamydia (J16.0)pneumonia chlamydia neonatus (P23.1)conjunctivitis chlamydia neonatus (P39.1)
A74.0† Konjungtivitis chlamydia (H13.1*); Paratrachoma
A74.8Penyakit chlamydia lainPeritonitis chlamydia† (K67.0*)
A74.9Infeksi chlamydia, tidak dijelaskanChlamydiosis NOS
Rickettsioses (A75-A79)A75 Typhus fever
Kecuali: rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsu (A79.8)A75.0Demam tifus ‘louse-borne’ epidemik akibat Rickettsia prowazekii
(Demam) tifus klasikTifus (louse-borne) epidemik
A75.1Recrudescent typhus [penyakit Brill]; Penyakit Brill-Zinsser
A75.2Demam tifus akibat R. typhi; Murine (flea-borne) typhus [tifus tikus yang dibawa kutu]
A75.3Demam tifus akibat R. tsutsugamushi; Scrub (mite-borne) typhus
A75.9Demam tifus, tidak dijelaskan; (Demam) typhus NOS
A77 Spotted fever [tick-borne rickettsioses]
A77.0Spotted fever akibat R. rickettsii: Rocky Mountain spotted fever, demam Sao Paulo
A77.1Spotted fever akibat R. conoriiTick typhus: Afrika, India, KenyaTick fever: Bouton, Marseilles, Mediterran
A77.2Spotted fever akibat R. sibericaNorth Asian tick fever, Siberian tick typhus
A77.3Spotted fever akibat R. australisQueensland tick typhus
23
A77.8Spotted fever lainA77.9Spotted fever, tidak dijelaskan
Tick-borne typhus NOSA78 Q fever
Infeksi akibat Coxiella burnetii, Nine Mile fever, quadrilateral fever
A79 Rickettsioses lain
A79.0Trench fever, Quintan fever, Wolhynian fever
A79.1Rickettsial pox akibat Rickettsia akari: Kew Garden fever, rickettsiosis vesikularis
A79.8Rickettsioses lain yang dijelaskan: Rickettsiosis akibat Ehrlichia sennetsuA79.9Rickettsiosis, tidak dijelaskan;
Infeksi Rickettsia NOS
Infeksi virus sistem syaraf pusat (A80-A89)A80 Poliomielitis akut
A80.0Poliomyelitis paralitika akut, akibat vaksinA80.1Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari luar negeriA80.2Poliomyelitis paralitika akut, virus liar, berasal dari dalam negeriA80.3Poliomyelitis paralitika akut, jenis lain dan tidak dijelaskanA80.4Poliomyelitis non-paralitika akut A80.9Poliomyelitis akut, tidak dijelaskan
A81 Infeksi virus lambat sistem syaraf pusat
A81.0Penyakit Creutzfeldt-Jakob: Ensefalopati spongiformis subakut
A81.1Panensefalitis sklerosa aubakutDawson's inclusion body encephalitisVan Bogaert's sclerosing leukoencephalopathy
A81.2Leukoensefalopati multifokus progresifLeukoensefalopati multifokus NOS
A81.8Infeksi virus lambat lain pada SSPKuru
A81.9Infeksi virus lambat pada SSP, tidak dijelaskanInfeksi virus lambat NOS
A82 Rabies
A82.0Rabies sylvatikaA82.1Rabies urbanA82.9Rabies, tidak dijelaskan
24
A83 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk
Termasuk: meningoencephalitis virus yang ditularkan melalui nyamukKecuali: Venezuelan equine encephalitis (A92.2)A83.0Japanese encephalitisA83.1Western equine encephalitisA83.2Eastern equine encephalitisA83.3St Louis encephalitisA83.4Australian encephalitis;
Kunjin virus diseaseA83.5California encephalitis
California meningoencephalitisLa Crosse encephalitis
A83.6Rocio virus diseaseA83.8Ensefalitis virus lain yang ditularkan melalui nyamukA83.9Ensefalitis virus yang ditularkan melalui nyamuk, tidak dijelaskan
A84 Ensefalitis virus yang ditularkan melalui kutu
Termasuk: tick-borne viral meningoencephalitisA84.0Tick-borne ensefalitis Timur Jauh [Russian spring-summer
encephalitis]A84.1Tick-borne ensefalitis Eropa Tengah A84.8Tick-borne ensefalitis virus lain:
Louping ill, Powassan virus diseaseA84.9Tick-borne ensefalitis virus, tidak dijelaskan
A85 Ensefalitis virus lain, not elsewhere classified
Termasuk: dinyatakan: ensefalomielitis virus NEC, meningoensefalitis virus NEC
Kecuali: khoriomeningitis limfositik (A87.2)ensefalomielitis myalgika ringan (G93.3)ensefalitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-),
herpesvirus [herpes simplex] (B00.4), zoster (B02.0)virus measles (B05.0), virus mumps (B26.2),
A85.0† Ensefalitis enterovirus (G05.1*);Ensefalomielitis enterovirus
A85.1† Ensefalitis adenovirus (G05.1*);Meningoensefalitis adenovirus
A85.2Ensefalitis virus yang dibawa arthropoda, tidak dijelaskanA85.8Ensefalitis virus lain yang dijelaskanA86 Ensefalitis virus, tidak dijelaskan
Ensefalomielitis virus NOS, meningoensefalitis virus NOSA87 Meningitis virus
25
Kecuali: meningitis akibat: virus poliomyelitis (A80.-), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3), zoster (B02.1)virus measles (B05.1), virus mumps (B26.1),
A87.0† Meningitis enterovirus (G02.0*): Meningitis Coxsackievirus, Meningitis Echovirus
A87.1† Meningitis adenovirus (G02.0*)A87.2Khoriomeningitis limfositik,
Meningoensefalitis limfositikA87.8Meningitis virus lainA87.9Meningitis virus, tidak dijelaskanA88 Infeksi virus sistem syaraf pusat lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: encephalitis virus NOS (A86), meningitis virus NOS (A87.9)
A88.0Demam eksantema enterovirus [Boston exanthem]A88.1Epidemic vertigoA88.8Infeksi virus sistem syaraf pusat lain yang dijelaskanA89 Infeksi virus sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
Demam arbovirus dan demam berdarah virus (A90-A99)A90 Demam dengue [dengue klasik]
A91 Demam berdarah dengue
A92 Demam akibat virus yang dibawa nyamuk lainnya
Kecuali: Penyakit Ross River (B33.1)A92.0Penyakit virus Chikungunya;
Demam (berdarah) ChikungunyaA92.1Demam O'nyong-nyongA92.2Demam equine Venezuela
Venezuelan equine encephalitisVenezuelan equine encephalomyelitis virus disease
A92.3Demam West NileA92.4Demam Rift ValleyA92.8Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk lainnyaA92.9Demam akibat virus yang dibawa oleh nyamuk, tidak dijelaskanA93 Demam arbovirus lain, not elsewhere classified
A93.0Demam virus Oropouche, Demam Oropouche
26
A93.1Demam SandflyDemam PappataciDemam Phlebotomus
A93.2Colorado tick feverA93.8Demam arbovirus lain yang dijelaskan
Penyakit virus PiryPenyakit virus stomatitis vesikularis (demam Indiana)
A94 Demam arbovirus, tidak dijelaskan
Demam atau infeksi arbovirus NOSA95 Yellow fever
A95.0Sylvatic yellow fever; Jungle yellow fever
A95.1Urban yellow feverA95.9Yellow fever, tidak dijelaskan
A96 Demam berdarah arenavirus
A96.0Demam berdarah JuninDemam berdarah Argentina
A96.1Demam berdarah MachupoDemam berdarah Bolivia
A96.2Demam LassaA96.8Demam berdarah arenavirus lainA96.9Demam berdarah arenavirus, tidak dijelaskan
A98 Demam berdarah virus lain, not elsewhere classified
Kecuali: Demam berdarah dengue (A91)Demam berdarah chikungunya (A92.0)
A98.0Demam berdarah Crimea-Congo: Demam berdarah Asia tengah
A98.1Demam berdarah OmskA98.2Penyakit Kyasanur ForestA98.3Penyakit virus MarburgA98.4Penyakit virus EbolaA98.5Demam berdarah dengan gejala ginjal
Demam berdarah epidemik, demam berdarah Korea, demam berdarah Russia
Penyakit virus HantaanNephropathia epidemica
A98.8Demam berdarah virus lain yang dijelaskan
A99 Demam berdarah akibat virus yang tidak dijelaskan
27
Infeksi virus dengan lesi kulit dan mukosa (B00-B09)B00 Infeksi herpesvirus [herpes simplex]
Kecuali: Infeksi herpesvirus anogenital (A60.-), Herpangina (B08.5), mononucleosis gammaherpesvirus (B27.0), Infeksi herpesvirus kongenital (P35.2)
B00.0 Eczema herpeticum; Erupsi variselliformis Kaposi
B00.1 Dermatitis vesikularis herpesvirusHerpes simplex fasialis, herpes simplex labialisDermatitis vesikularis pada telinga atau bibir akibat human (α)
herpesvirus 2B00.2 Gingivostomatitis dan pharyngotonsillitis herpesvirus;
Pharyngitis herpesvirusB00.3† Meningitis herpesvirus (G02.0*)B00.4† Encephalitis herpesvirus (G05.1*):
Meningoencephalitis herpesvirus, Penyakit Simian B [simian = monyet]
B00.5† Penyakit mata herpesvirus:Dermatitis herpesvirus kelopak mata (H03.1*), Konjungtivitis herpesvirus (H13.1*)Keratitis herpesvirus (H19.1*), keratoconjunctivitis herpesvirus
(H19.1*)Iridocyclitis herpesvirus (H22.0*), iritis herpesvirus (H22.0*)Uveitis anterior herpesvirus (H22.0*)
B00.7 Penyakit herpesvirus disseminata, Septikemia herpesvirus
B00.8 Bentuk lain infeksi herpesvirushepatitis herpesvirus † (K77.0*), whitlow herpesvirus
B00.9 Infeksi herpesvirus, tidak dijelaskanInfeksi herpes simplex NOS
B01 Varicella [chickenpox]
B01.0† Meningitis varicella (G02.0*)B01.1† Ensefalitis varicella (G05.1*)
Ensefalitis postchickenpox; ensefalomyelitis varicellaB01.2† Pneumonia varicella (J17.1*)B01.8 Varicella dengan komplikasi lainB01.9 Varicella tanpa komplikasi
Varicella NOSB02 Zoster [herpes zoster]
B02.0† Ensefalitis zoster (G05.1*); Meningoensefphalitis zoster
28
B02.1† Meningitis zoster (G02.0*)B02.2† Zoster yang melibatkan sistem syaraf lainnya
Ganglionitis genikulata pascaherpes (G53.0*)Neuralgia trigeminus pascaherpes (G53.0*)Polyneuropathy pascaherpes (G63.0*)
B02.3† Penyakit mata zosterBlefaritis zoster (H03.1*), Konjungtivitis zoster (H13.1*), skleritis zoster (H19.0*), Keratitis zoster (H19.2*), keratokonjungtivitis zoster (H19.2*), Iritis zoster (H22.0*), dan iridosiklitis zoster (H22.0*)
B02.7 Zoster disseminata B02.8 Zoster dengan komplikasi lainB02.9 Zoster tanpa komplikasi, zoster NOS
B03 Smallpox
Tahun 1980 World Health Assembly ke-33 menyatakan smallpox telah hapus.
Klasifikasi ini masih dipertahankan untuk tujuan pengawasan.
B04 Monkeypox
B05 Measles
Termasuk : morbilliKecuali : subacute sclerosing panencephalitis (A81.1)B05.0† Measles dengan komplikasi encephalitis (G05.1*),
Ensefalitis pasca measlesB05.1† Measles dengan komplikasi meningitis (G02.0*),
meningitis pasca measlesB05.2† Measles dengan komplikasi pneumonia (J17.1*),
Pneumonia pasca measlesB05.3† Measles dengan pasca measles komplikasi otitis media (H67.1*),
Otitis media pasca measlesB05.4 Measles dengan komplikasi ususB05.8 Measles dengan komplikasi lain,
Keratitis dan keratoconjunctivitis measles † (H19.2*)B05.9 Measles tanpa komplikasi,
Measles NOS
B06 Rubella [German measles]
Kecuali : rubella kongenital (P35.0)B06.0† Rubella dengan komplikasi neurologis
29
Meningitis rubella (G02.0*), Ensefalitis rubella (G05.1*), meningoensefalitis rubella(G05.1*)
B06.8 Rubella dengan komplikasi lainArthritis rubella † (M01.4*), Pneumonia rubella † (J17.1*)
B06.9 Rubella tanpa komplikasiRubella NOS
B07 Viral warts – jerawat virus
Verruca: simplex, vulgarisKecuali anogenital (venereal) warts (A63.0)
papilloma pada: larynx (D14.1), cervix (D26.0), atau bladder (D41.4)
B08 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, N.E.C.
Kecuali: penyakit virus stomatitis vesikularis (A93.8)B08.0 Infeksi orthopoxvirus lain:
Cowpox, Pseudocowpox [milker's node], Penyakit virus Orf, VacciniaKecuali: monkeypox (B04)
B08.1 Molluscum contagiosumB08.2 Exanthema subitum [sixth disease]B08.3 Erythema infectiosum [fifth disease]B08.4 Stomatitis vesikularis enterovirus dengan eksantema
Penyakit tangan, mulut dan kakiB08.5 Faringitis vesikularis enterovirus ,
HerpanginaB08.8 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa yang
dijelaskanFaringitis limfonodularis enterovirus, penyakit kaki dan mulutPenyakit virus Tanapox, penyakit virus Yaba pox.
B09 Infeksi virus lain dengan lesi kulit dan membran mukosa, tidak dijelaskan
Enanthema virus NOS, exanthema virus NOS
Hepatitis virus(B15-B19)Kecuali: hepatitis herpesvirus [herpes simplex] (B00.8)
hepatitis cytomegalovirus (B25.1), sequelae hepatitis virus (B94.2)B15 Hepatitis akut A
B15.0 Hepatitis A dengan koma hepatikaB15.9 Hepatitis A tanpa koma hepatika,
Hepatitis A (akut) (virus) NOS
30
B16 Hepatitis akut B
B16.0 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), dengan koma hepatika
B16.1 Hepatitis akut B dengan delta-agent (koinfeksi), tanpa koma hepatika
B16.2 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dengan koma hepatikaB16.9 Hepatitis akut B tanpa delta-agent, dan tanpa koma hepatika
Hepatitis B (akut) (virus) NOS
B17 Hepatitis virus akut lain
B17.0 Delta-(super)infection akut terhadap carrier hepatitis BB17.1 Hepatitis akut CB17.2 Hepatitis akut EB17.8 Hepatitis virus akut lain yang dijelaskan,
Hepatitis non-A non-B (akut) (virus) NEC
B18 Hepatitis virus kronis
B18.0 Hepatitis virus B kronis dengan delta-agentB18.1 Hepatitis virus B kronis tanpa delta-agent,
Hepatitis (virus) kronis BB18.2 Hepatitis virus C kronis B18.8 Hepatitis virus kronis lainB18.9 Hepatitis virus kronis, tidak dijelaskan
B19 Hepatitis virus, tidak dijelaskan
B19.0 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan dengan komaB19.9 Hepatitis virus yang tidak dijelaskan tanpa koma hepatika
Hepatitis virus NOS
Penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)Catatan: Subkategori karakter ke-4 pada B20-B23 disediakan untuk
pemakaian opsi kalau pengkodean ganda tidak mungkin atau tidak diinginkan untuk identifikasi keadaan spesifik.
Kecuali: Status infeksi HIV asimptomatik (Z21)
B20 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit
Kecuali: sindroma infeksi akut HIV (B23.0)B20.0 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi mycobacteria
Penyakit HIV yang menyebabkan tuberkulosis
31
B20.1 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi bakteri lainB20.2 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit cytomegalovirusB20.3 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi virus lainB20.4 Penyakit HIV yang menyebabkan kandidiasisB20.5 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit jamur lainB20.6 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonia Pneumocystis carinii B20.7 Penyakit HIV yang menyebabkan infeksi gandaB20.8 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit lainB20.9 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit infeksi dan parasit yang
tidak dijelaskanPenyakit HIV yang menyebabkan infeksi NOS
B21 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas
B21.0 Penyakit HIV yang menyebabkan sarkoma KaposiB21.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfoma BurkittB21.2 Penyakit HIV yang menyebabkan jenis lain limfoma non-HodgkinB21.3 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lain pada
jaringan limfoid, hematopoietik dan yang terkaitB21.7 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas gandaB21.8 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas lainB21.9 Penyakit HIV yang menyebabkan neoplasma ganas yang tidak
dijelaskan
B22 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit lain yang dijelaskan
B22.0 Penyakit HIV yang menyebabkan ensefalopatiDementia HIV
B22.1 Penyakit HIV yang menyebabkan pneumonitis interstitialis llimfoid B22.2 Penyakit HIV yang menyebabkan wasting syndrome
Penyakit HIV yang menyebabkan gagal bertumbuhPenyakit kurus (Slim disease)
B22.7 Penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang diklasifikasi di tempat lain
Catatan: Untuk pemakaian kategori ini, perlu rujukan ke aturan pengkodean morbiditas dan mortalitas di Volume 2.
B23 Penyakit HIV yangmenyebabkan kondisi lain
B23.0 Sindroma infeksi HIV akutB23.1 Penyakit HIV yang menyebabkan limfadenopati umum (persistent)B23.2 Penyakit HIV yang menyebabkan kelainan haematologis dan
immunologis, n.e.c.B23.8 Penyakit HIV yang menyebabkan kondisi lain yang dijelaskan
B24 Penyakit HIV, tidak dijelaskan
32
Acquired immunodeficiency syndrome [AIDS] NOSAIDS-related complex [ARC] NOS
Penyakit virus lain (B25-B34)B25 Penyakit Cytomegalovirus (CMV)
Kecuali: infeksi CMV kongenital (P35.1), mononucleosis CMV (B27.1)
B25.0† Pneumonitis CMV (J17.1*)B25.1† Hepatitis CMV (K77.0*)B25.2† Pancreatitis CMV (K87.1*)B25.8 Penyakit CMV lainB25.9 Penyakit CMV, tidak dijelaskan
B26 Mumps
B26.0† Orchitis mumps (N51.1*)B26.1† Meningitis mumps (G02.0*)B26.2† Encephalitis mumps (G05.1*)B26.3† Pancreatitis mumps (K87.1*)B26.8 Mumps dengan komplikasi lain:
Polyneuropathy mumps† (G63.0*), myocarditis mumps† (I41.1*)Arthritis mumps† (M01.5*), nephritis mumps† (N08.0*)
B26.9 Mumps tanpa komplikasiMumps NOS, Parotitis NOS
B27 Mononucleosis infeksiosa
Termasuk: glandular fever, monocytic angina, penyakit Pfeiffer'B27.0 Mononucleosis gammaherpesvirus;
Mononucleosis akibat virus Epstein-BarrB27.1 Mononucleosis CMVB27.8 Mononucleosis infeksiosa lainB27.9 Mononucleosis infeksiosa, tidak dijelaskan
B30 Konjungtivitis virus
Kecuali: penyakit mata herpesvirus [herpes simplex] (B00.5), penyakit mata zoster (B02.3)
B30.0† Keratoconjunctivitis akibat adenovirus (H19.2*); Keratoconjunctivitis epidemika, Shipyard eye
B30.1† Konjungtivitis akibat adenovirus (H13.1*), Konjungtivitis folikularis adenovirus akut, Swimming-pool conjunctivitis
33
B30.2 Faringokonjungtivitis virusB30.3† Konjungtivitis hemoragika epidemik akut (enterovirus) (H13.1*);
Konjungtivitis akibat coxsackievirus 24,Konjungtivitis akibat enterovirus 70Konjungtivitis hemoragika (akut) (epidemik)
B30.8† Konjungtivitis virus lainnya (H13.1*); Konjungtivitis Newcastle
B30.9 Konjungtivitis virus, tidak dijelaskan
B33 Penyakit virus lain, not elsewhere classified
B33.0 Myalgia epidemikPenyakit Bornholm
B33.1 Penyakit Ross RiverDemam Ross RiverPoliartritis dan exantema epidemik
B33.2 Karditis virusB33.3 Infeksi retrovirus, not elsewhere classified;
Infeksi retrovirus NOSB33.8 Penyakit virus lain yang dijelaskan.
B34 Penyakit virus dengan situs tidak dijelaskan
Kecuali: infeksi herpesvirus NOS (B00.9)penyakit CMV NOS (B25.9)infeksi retrovirus NOS (B33.3)virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan pada bab
lain (B97.-)B34.0 Infeksi adenovirus, tidak dijelaskanB34.1 Infeksi enterovirus, tidak dijelaskan
Infeksi coxsackievirus NOSInfeksi echovirus NOS
B34.2 Infeksi coronavirus, tidak dijelaskanB34.3 Infeksi parvovirus, tidak dijelaskanB34.4 Infeksi papovavirus, tidak dijelaskanB34.8 Infeksi virus lain yang situsnya tidak dijelaskanB34.9 Infeksi virus, tidak dijelaskan;
Viraemia NOS
Mycoses (B35-B49)Kecuali: mycosis fungoides (C84.0)
pneumonitis hipersensitif akibat debu organik (J67.-)B35 Dermatophytosis
Termasuk: favusinfeksi Epidermophyton, Microsporum and Trichophyton
34
tinea, semua jenis kecuali yang ada pada B36.-B35.0 Tinea barbae dan tinea capitis
Ringworm (jamur) jenggot, ringworm kulit kepala, kerion, sycosis jamur
B35.1 Tinea unguiumOnychomycosis, onychia dermatophyta, dermatophytosis kuku,
ringworm kukuB35.2 Tinea manuum
Dermatophytosis tangan, hand ringwormB35.3 Tinea pedis
Athlete's foot, dermatophytosis kaki, foot ringwormB35.4 Tinea corporis
Ringworm badanB35.5 Tinea imbricata
TokelauB35.6 Tinea cruris;
Dhobi itch, groin ringworm, jock itchB35.8 Dermatophytosis lain
Dermatophytosis disseminata, dermatophytosis granulomatosaB35.9 Dermatophytosis, tidak dijelaskan;
Ringworm NOS
B36 Mikosis permukaaan lainnya
B36.0 Pityriasis versicolorTinea flava, tinea versicolor, [panu]
B36.1 Tinea nigra; Microsporosis nigra, pityriasis nigraKeratomycosis nigricans palmaris
B36.2 White piedraTinea blanca
B36.3 Black piedraB36.8 Mikosis superfisialis lain yang dijelaskanB36.9 Mikosis superfisialis, tidak dijelaskan
B37 Candidiasis
Termasuk: candidosis, miniliasisKecuali: kandidiasis neonatus (P37.5)B37.0 Stomatitis kandida
Oral thrushB37.1 Kandidiasis pulmonalisB37.2 Kandidiasis kulit dan kuku;
Onychia kandida, paronychia kandidaKecuali: dermatitis diaper (L22)
35
B37.3† Kandidiasis vulva dan vagina (N77.1*); Vulvovaginitis kandida, vulvovaginitis monilia; vaginal thrush
B37.4† Kandidiasis urogenital lain; Balanitis kandida (N51.2*), urethritis kandida (N37.0*)
B37.5† Meningitis kandida(G02.1*)B37.6† Endokarditis kandida (I39.8*)B37.7 Septikemia kandidaB37.8 Kandidiasis pada situs lain;
Cheilitis kandidaEnteritis kandida
B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan; Thrush NOS
B38 Coccidioidomycosis
B38.0 Koksidioidomikosis paru-paru akutB38.1 Koksidioidomikosis paru-paru kronisB38.2 Koksidioidomikosis paru-paru, tidak dijelaskanB38.3 Koksidioidomikosis kulitB38.4† Koksidioidomikosis meningitis (G02.1*)B38.7 Koksidioidomikosis disseminata
Koksidioidomikosis generalisataB38.8 Bentuk lain koksidioidomikosisB38.9 Koksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B39 Histoplasmosis
B39.0 Histoplasmosis capsulati paru-paru akutB39.1 Histoplasmosis capsulati paru-paru kronisB39.2 Histoplasmosis capsulati paru-paru, tidak dijelaskanB39.3 Histoplasmosis capsulati disseminata
Histoplasmosis capsulati generalisataB39.4 Histoplasmosis capsulati, tidak dijelaskan
Histoplasmosis AmerikaB39.5 Histoplasmosis duboisii
Histoplasmosis AfrikaB39.9 Histoplasmosis, tidak dijelaskan
B40 Blastomycosis
Kecuali: Blastomikosis Brazilia (B41.-)Blastomikosis keloid (B48.0)
B40.0 Blastomikosis paru-paru akutB40.1 Blastomikosis paru-paru kronisB40.2 Blastomikosis paru-paru, tidak dijelaskanB40.3 Blastomikosis kulit
36
B40.7 Blastomikosis disseminataBlastomikosis generalisata
B40.8 Bentuk lain blastomikosisB40.9 Blastomikosis, tidak dijelaskan
B41 Parakoksidioidomikosis
Termasuk: Blastomikosis BraziliaPenyakit Lutz
B41.0 Parakoksidioidomikosis paru-paruB41.7 Parakoksidioidomikosis disseminata
Parakoksidioidomikosis umumB41.8 Bentuk lain parakoksidioidomikosisB41.9 Parakoksidioidomikosis, tidak dijelaskan
B42 Sporotrichosis
B42.0† Sporotrikosis paru-paru (J99.8*)B42.1 Sporotrikosis limfokutanB42.7 Sporotrikosis disseminata
Sporotrikosis umumB42.8 Bentuk lain sporotrikosisB42.9 Sporotrikosis, tidak dijelaskan
B43 Chromomycosis and phaeomycotic abscess
B43.0 Kromomikosis kulitDermatitis verrucosa
B43.1 Abses otak phaeomikotikKromomycosis otak
B43.2 Abses dan kista phaeomikotik subkutisB43.8 Bentuk lain kromomikosisB43.9 Kromomikosis, tidak dijelaskan
B44 Aspergillosis
Termasuk: AspergillomaB44.0 Aspergillosis paru-paru invasifB44.1 Aspergillosis paru-paru lainnyaB44.2 Aspergillosis paru-paru tonsilB44.7 Aspergillosis paru-paru disseminata
Aspergillosis umumB44.8 Bentuk lain aspergillosisB44.9 Aspergillosis, tidak dijelaskan
B45 Cryptococcosis
37
B45.0 Kriptokokosis paru-paruB45.1 Kriptokokosis cerebralis
Kriptokokosis meningocerebralisMeningitis cryptococcus † (G02.1*)
B45.2 Kriptokokosis kulitB45.3 Kriptokokosis tulangB45.7 Kriptokokosis disseminata
Kriptokokosis umum B45.8 Bentuk lain kriptokokosisB45.9 Cryptococcosis, tidak dijelaskan
B46 Zygomycosis
B46.0 Mukormikosis paru-paruB46.1 Mukormikosis rhinocerebralisB46.2 Mukormikosis gastrointestinalisB46.3 Mukormikosis kulit, mucormycosis subkutisB46.4 Mukormikosis disseminata;
Mukormikosis umumB46.5 Mukormikosis, tidak dijelaskanB46.8 Zygomikoses lain;
EntomophthoromycosisB46.9 Zygomikosis, tidak dijelaskan;
Phycomycosis NOS
B47 Mycetoma
B47.0 EumycetomaMadura foot jenis mikotik; Maduromycosis
B47.1 ActinomycetomaB47.9 Mycetoma, tidak dijelaskan;
Madura foot NOS
B48 Mikosis lain, not elsewhere classified
B48.0 LobomycosisPenyakit Lobo; Blastomikosis keloid
B48.1 RhinosporidiosisB48.2 Allescheriasis
Infeksi Pseudallescheria boydiiKecuali: eumycetoma (B47.0)
B48.3 Geotrichosis; Stomatitis geotrichum
B48.4 PenicillosisB48.7 Mikoses oportunistik
38
B48.8 Mikoses lain yang dijelaskanAdiaspiromycosis
B49 Mycosis, tidak dijelaskan
Fungaemia NOS
Penyakit-penyakit akibat protozoa (B50-B64)Kecuali: amoebiasis (A06.-),
penyakit usus akibat protozoal lain (A07.-)B50 Malaria Plasmodium falciparum
Termasuk: infeksi campuran P. falciparum dengan Pasmodium spp. lain B50.0 Malaria P. falciparum dengan komplikasi otak
Malaria otak NOSB50.8 Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi lain
Malaria P. falciparum berat dan berkomplikasi NOSB50.9 Malaria P. falciparum, tidak dijelaskan
B51 Malaria Plasmodium vivax
Termasuk: infeksi campuran P. vivax dengan Plasmodium spp. lainKecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)B51.0 Malaria P. vivax dengan ruptur limpaB51.8 Malaria P. vivax dengan komplikasi lainB51.9 Malaria P. vivax tanpa komplikasi
Malaria P. vivax NOS
B52 Malaria Plasmodium malariae
Termasuk: infeksi campuran P. malariae dengan Plasmodium spp. lainKecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)B52.0 Malaria P. malariae dengan nephropathyB52.8 Malaria P. malariae dengan komplikasi lainB52.9 Malaria P. malariae tanpa komplikasi
Malaria P. malariae NOS
B53 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan
B53.0 Malaria P. ovaleKecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-) bercampur dengan P. malariae (B52.-)
39
B53.1 Malaria akibat plasmodia simian (monyet)Kecuali: bercampur dengan P. falciparum (B50.-)
bercampur dengan P. vivax (B51.-)bercampur dengan P. malariae (B52.-)bercampur dengan P. ovale (B53.0),
B53.8 Malaria lain yang secara parasitologi dipastikan, not elsewhere classified;
Malaria yang secara parasitologi dipastikan NOS.B54 Malaria yang tidak dijelaskan
Malaria yang didiagnosa secara klinis tanpa konfirmasi parasitologi
B55 Leishmaniasis
B55.0 Leishmaniasis viseral; Kala-azar; Leishmaniasis kulit pasca-kala-azar
B55.1 Leishmaniasis kulitB55.2 Leishmaniasis mukokutanB55.9 Leishmaniasis, tidak dijelaskan
B56 Trypanosomiasis Afrika
B56.0 Trypanosomiasis Gambia; West African sleeping sicknessB56.1 Trypanosomiasis Rhodesia; East African sleeping sicknessB56.9 Trypanosomiasis Afrika, tidak dijelaskan; Sleeping sickness NOS
B57 Penyakit Chagas
Termasuk: American trypanosomiasis; Infeksi Trypanosoma cruzi
B57.0† Penyakit Chagas akut yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)Penyakit Chagas akut yang melibatkan kardiovaskuler NEC (I98.1*)Penyakit Chagas akut dengan miokarditis (I41.2*)
B57.1 Penyakit Chagas akut tanpa melibatkan jantung; Penyakit Chagas akut NOS
B57.2† Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan jantung (I41.2*, I98.1*)Trypanosomiasis Amerika NOSPenyakit Chagas (kronis) NOSPenyakit Chagas (kronis) (dengan) melibatkan kardiovaskuler NEC
(I98.1*), Penyakit Chagas (kronis) (dengan) myokarditis (I41.2*)Trypanosomiasis NOS, di tempat penyakit Chagas prevalent
B57.3 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem pencernaanB57.4 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan sistem syarafB57.5 Penyakit Chagas (kronis) yang melibatkan organ lain
40
B58 Toxoplasmosis
Termasuk: Infeksi Toxoplasma gondiiKecuali: Toxoplasmosis kongenital (P37.1)B58.0† Okulopati toxoplasma;
chorioretinitis toxoplasma (H32.0*)B58.1† Hepatitis toxoplasma (K77.0*)B58.2† Meningoencephalitis toxoplasma (G05.2*)B58.3† Toxoplasmosis paru-paru (J17.3*)B58.8 Toxoplasmosis yang melibatkan organ lain:
Miokarditis toxoplasma † (I41.2*); Miositis toxoplasma † (M63.1*)
B58.9 Toxoplasmosis, tidak dijelaskan
B59 Pneumocystosis
Pneumonia akibat Pneumocystis carinii
B60 Penyakit protozoa lain, not elsewhere classified
Kecuali: Kriptosporidiosis (A07.2); Isosporiasis (A07.3)
B60.0 BabesiosisPiroplasmosis [infeksi intraeritrosit pada hewan]
B60.1 AcanthamoebiasisKonjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H13.1*)Keratokonjungtivitis akibat Acanthamoeba† (H19.2*)
B60.2 NaegleriasisMeningoensefalitis amuba primer † (G05.2*)
B60.8 Penyakit protozoa lain yang dijelaskan: Mikrosporidiosis
B64 Penyakit protozoa yang tidak dijelaskan
Helminthiases (B65-B83)B65 Schistosomiasis [bilharziasis]
Termasuk: snail feverB65.0 Skistosomiasis akibat Schistosoma haematobium [schistosomiasis
urine]B65.1 Skistosomiasis akibat Schistosoma mansoni [schistosomiasis usus]B65.2 Skistosomiasis akibat Schistosoma japonicum:
Skistosomiasis Asia B65.3 Dermatitis cercaria
41
Swimmer's itchB65.8 Skistosomiasis lain:
Infeksi Schistosoma intercalatum, Schistosoma mattheei, Schistosoma mekongi
B65.9 Skistosomiasis, tidak dijelaskan
B66 Infeksi cacing jaringan (fluke) lainnya
B66.0 OpisthorchiasisInfeksi cacing hati kucingOpisthorchis (felineus)(viverrini)
B66.1 ClonorchiasisPenyakit cacing hati Cina, Penyakit cacing hati oriental; Infeksi Clonorchis sinensis
B66.2 DicrocoeliasisInfeksi Dicrocoelium dendriticumInfeksi cacing jaringan lancet
B66.3 FascioliasisInfeksi: Fasciola gigantica, F. hepatica, F. indica; Penyakit cacing hati domba
B66.4 ParagonimiasisInfeksi Paragonimus sp; Penyakit cacing paru-paruDistomiasis paru-paru
B66.5 FasciolopsiasisInfeksi Fasciolopsis buski; Distomiasis usus
B66.8 Infeksi fluke lainEchinostomiasis, Heterophyiasis, Metagonimiasis, Nanophyetiasis,
WatsoniasisB66.9 Infeksi cacing jaringan, tidak dijelaskan
B67 Echinococcosis
Termasuk: hydatidosisB67.0 Infeksi Echinococcus granulosus pada liverB67.1 Infeksi Echinococcus granulosus pada lungB67.2 Infeksi Echinococcus granulosus pada boneB67.3 Infeksi Echinococcus granulosus pada, other and multiple sitesB67.4 Infeksi Echinococcus granulosus, tidak dijelaskanB67.5 Infeksi Echinococcus multilocularis pada hatiB67.6 Infeksi Echinococcus multilocularis pada situs lain dan gandaB67.7 Infeksi Echinococcus multilocularis, tidak dijelaskanB67.8 Echinococcosis pada hati, tidak dijelaskan
42
B67.9 Echinococcosis, di tempat lain and tidak dijelaskan;Echinococcosis NOS
B68 Taeniasis
Kecuali: cysticercosis (B69.-)B68.0 Taeniasis Taenia solium
(Infeksi) cacing pita babiB68.1 Taeniasis Taenia saginata
(Infeksi) cacing pita sapiInfeksi cacing pita Taenia saginata dewasa
B68.9 Taeniasis, tidak dijelaskan
B69 Cysticercosis
Termasuk: infeksi cysticerciasis akibat bentuk larva Taenia soliumB69.0 Cysticercosis sistem syaraf pusatB69.1 Cysticercosis mataB69.8 Cysticercosis pada situs lainB69.9 Cysticercosis, tidak dijelaskan
B70 Diphyllobothriasis and sparganosis
B70.0 Diphyllobothriasis: Infeksi Diphyllobothrium (dewasa) (latum) (pacificum),(Infeksi) cacing pita ikanKecuali: diphyllobothriasis larva (B70.1)
B70.1 SparganosisInfeksi Sparganum (mansoni)(proliferum); infeksi larva SpirometraDiphyllobothriasis larvaSpirometrosis
B71 Infeksi cestoda lainnya
B71.0 Hymenolepiasis(Infeksi) cacing pita cebol (dwarf)(Infeksi) cacing pita tikus
B71.1 Dipylidiasis(Infeksi) cacing pita anjing
B71.8 Infeksi cestoda lain yang dijelaskanCoenurosis
B71.9 Infeksi cestoda, tidak dijelaskan: (Infeksi) cacing pita NOS
B72 Dracunculiasis
43
Infeksi Dracunculus medinensis, Infeksi cacing GuineaB73 Onchocerciasis
Infeksi Onchocerca volvulus, Onchocercosis, River blindness
B74 Filariasis
Kecual: Onchocerciasis (B73);Eosinofilia (pulmonalis) tropis NOS (J82)
B74.0 Filariasis akibat Wuchereria bancrofti: Elefantiasis bancrofti, Filariasis bancrofti
B74.1 Filariasis akibat Brugia malayiB74.2 Filariasis akibat Brugia timoriB74.3 Loiasis
Infeksi Loa loaSembab CalabarPenyakit cacing mata Afrika
B74.4 Mansonelliasis: Infeksi Mansonella ozzardi, M. perstans, M. streptocerca
B74.8 Filariasis lainDirofilariasis
B74.9 Filariasis, tidak dijelaskan
B75 Trichinellosis
Infeksi Trichinella spp; Trichiniasis
B76 Hookworm diseases
Termasuk: UncinariasisB76.0 Ancylostomiasis
Infeksi Ancylostoma sp.B76.1 Necatoriasis
Infeksi Necator americanusB76.8 Penyakit cacing tambang lainB76.9 Penyakit cacing tambang, tidak dijelaskan:
Cutaneous larva migrans NOS
B77 Ascariasis
44
Termasuk: AskaridiasisInfeksi cacing gelang
B77.0 Askariasis dengan komplikasi ususB77.8 Askariasis dengan komplikasi lainB77.9 Askariasis, tidak dijelaskan
B78 Strongyloidiasis
Infeksi Strongyloides stercoralis, menyebabkan rash kulit, eosinofilia, dan nyeri perut.B78.0 Strongyloidiasis ususB78.1 Strongyloidiasis kulitB78.7 Strongyloidiasis disseminataB78.9 Strongyloidiasis, tidak dijelaskan
B79 Trichuriasis - Trichocephaliasis;: Whipworm (penyakit)(infeksi)
Trichocephaliasis (Penyakit)(infeksi) whipworm [cacing cambuk]
B80 Enterobiasis - Oxyuriasis; Pinworm infection; infeksi Threadworm
Oxyuriasis Infeksi pinworm [cacing jarum]Infeksi threadworm [cacing benang]
B81 Helminthiasis usus lainnya, not elsewhere classified
Kecuali: angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis (B83.2)B81.0 Anisakiasis
Infeksi larva AnisakisB81.1 Capillariasis usus
Capillariasis NOSInfeksi Capillaria philippinensis, Kecuali: capillariasis hati (B83.8)
B81.2 TrichostrongyliasisB81.3 Angiostrongyliasis usus
Infeksi Parastrongylus costaricensisB81.4 Helminthiasis usus campuran
Helminthiasis campuran NOSInfeksi cacing usus yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di
antara kategori B65.0-B81.3 dan B81.8. B81.8 Helminthiasis usus lain yang dijelaskan
45
Infeksi Oesophagostomum sp. [oesophagostomiasis]Infeksi Ternidens diminutus [ternidensiasis]
B82 Parasitisme usus yang tidak dijelaskan
B82.0 Intestinal helminthiasis, tidak dijelaskanB82.9 Intestinal parasitism, tidak dijelaskan
B83 Helminthiasis lain
Kecuali: Capillariasis NOS (B81.1), capillariasis usus (B81.1)B83.0 Visceral larva migrans
ToxocariasisB83.1 Gnathostomiasis:
Wandering swelling – sembab berpindahB83.2 Angiostrongyliasis akibat Parastrongylus cantonensis
Eosinophilic meningoencephalitis† (G05.2*)Kecuali: angiostrongyliasis usus (B81.3)
B83.3 SyngamiasisSyngamosis
B83.4 Hirudiniasis internalKecuali: Hirudiniasis eksternal (B88.3)
B83.8 Helminthiasis lain yang dijelaskanAcanthocephaliasisGongylonemiasisHepatic capillariasisMetastrongyliasisThelaziasis
B83.9 Helminthiasis, tidak dijelaskan: Cacingan NOSKecuali: helminthiasis usus NOS (B82.0)
Pediculosis, acariasis and other infestations (B85-B89)B85 Pediculosis and phthiriasis
B85.0 Pediculosis akibat Pediculus humanus capitisInfestasi kutu kepala
B85.1 Pediculosis akibat Pediculus humanus corporisInfestasi kutu badan
B85.2 Pediculosis, tidak dijelaskanB85.3 Phthiriasis
Infestasi Phthirus pubis, infestasi crab-louse (kutu daerah pubis)B85.4 Campuran pediculosis and phthiriasis
Infestasi yang dapat diklasifikasikan pada lebih dari satu di antara kategori B85.0-B85.3
46
B86 Scabies
Sarcoptic itch
B87 Myiasis
Termasuk: infestasi oleh larva lalatB87.0 Myiasis kulit
Myiasis menjalarB87.1 Myiasis luka
Myiasis traumatikaB87.2 Myiasis okulerB87.3 Myiasis nasopharyngs
Myiasis laryngsB87.4 Myiasis auralB87.8 Myiasis tempat lain
Myiasis genitourinariusMyiasis usus
B87.9 Myiasis, tidak dijelaskan
B88 Infestasi lain
B88.0 Acariasis lain: Dermatitis acarine; TrombiculosisDermatitis akibat: Demodex sp., Dermanyssus gallinae, Liponyssoides
sanguineusKecuali: scabies (B86)
B88.1 Tungiasis [sandflea infestation]B88.2 Infestasi artropoda lain:
ScarabiasisB88.3 Hirudiniasis eksternal:
Infestasi leech (lintah) NOSKecuali: hirudiniasis internal (B83.4)
B88.8 Infestasi lain yang dijelaskanIchthyoparasitism akibat Vandellia cirrhosaLinguatulosisPorocephaliasis
B88.9 Infestasi, tidak dijelaskanInfestasi (kulit) NOSInfestasi kutu NOSParasit kulit NOS
B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan
47
Sequel penyakit infeksi dan parasit (B90-B94)Kategori ini digunakan untuk menunjukkan kondisi pada kategori A00-
B89 sebagai penyebab sekuel, yang diklasifikasikan di tempat lain. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan demikian; serta efek lanjut dari penyakit yang dapat diklasifikasi pada kategori di atas kalau terdapat bukti bahwa penyakit itu tidak ada lagi.B90 Sekuel tuberkulosis
B90.0 Sekuel TB sistem syaraf pusatB90.1 Sekuel TB genitourinariusB90.2 Sekuel TB tulang dan sendiB90.8 Sekuel TB organ lainB90.9 Sekuel TB paru-paru dan yang tidak dijelaskan
Sekuel TB NOS
B91 Sekuel poliomyelitis
B92 Sekuel leprosy
B94 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain dan yang tidak dijelaskan
B94.0 Sekuel trakomaB94.1 Sekuel ensefalitis virusB94.2 Sekuel hepatitis virusB94.8 Sekuel penyakit infeksi dan parasit lain yang dijelaskanB94.9 Sekuel penyakit infeksi dan parasit yang tidak dijelaskan
Bakteri, virus dan agen infeksi lain (B95-B97)Kategori ini jangan sekali-kali digunakan untuk pengkodean primer.
Mereka disediakan untuk digunakan sebagai kode tambahan kalau dirasa perlu mengidentifikasi agen infeksi penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lainB95 Streptococcus and staphylococcus penyebab penyakit yang diklasifikasi di bab lain
B95.0 Streptokokus, group AB95.1 Streptokokus, group BB95.2 Streptokokus, group DB95.3 Streptokokus pneumoniae B95.4 Streptokokus lainB95.5 Streptokokus yang tidak dijelaskanB95.6 Stafilokokus aureus B95.7 Stafilokokus lainB95.8 Stafilokokus yang tidak dijelaskan
B96 Bakteri lain penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain.
48
B96.0 Mycoplasma pneumoniae [M. pneumoniae]Pleuro-pneumonia-like-organism [PPLO]
B96.1 Klebsiella pneumoniaeB96.2 Escherichia coliB96.3 Haemophilus influenzaeB96.4 Proteus (mirabilis)(morganii)B96.5 Pseudomonas (aeruginosa)(mallei)(pseudomallei)B96.6 Bacillus fragilis [B. fragilis] B96.7 Clostridium perfringens [C. perfringens]B96.8 Agen bakteri lain yang dijelaskan
B97 Agen virus penyebab penyakit yang diklasifikasikan di bab lain
B97.0 AdenovirusB97.1 Enterovirus: Coxsackievirus, EchovirusB97.2 CoronavirusB97.3 Retrovirus: Lentivirus, OncovirusB97.4 Respiratory syncytial virus B97.5 Reovirus B97.6 ParvovirusB97.7 PapillomavirusB97.8 Virus lainnya
Penyakit-penyakit in feksi lain (B99)B99 Penyakit infeksi lain dan yang tidak dijelaskan
49
50
BAB II. NEOPLASMA
Bab ini berisi kelompok-kelompok besar neoplasma sebagai berikut:C00-C75 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer,
pada tempat yang dijelaskan, selain neoplasma jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan.
C00-C14 Bibir, rongga mulut, dan faringsC15-C26 Organ pencernaanC30-C39 Organ pernafasan dan intratoraksC40-C41 Tulang dan rawan sendiC43-C44 KulitC45-C49 Jaringan mesotel dan jaringan lunakC50 MammaeC51-C58 Organ genitalia wanitaC60-C63 Organ genitalia priaC64-C68 Saluran kemihC69-C72 Mata, otak, dan bagian lain sistem syaraf pusatC73-C75 Thyroid dan kelenjar endokrin lain
C76-C80 Neoplasma ganas pada situs yang kurang jelas, sekunder dan tidak dijelaskan
C81-C96 Neoplasma ganas yang dinyatakan atau dianggap primer, pada jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan
C97 Neoplasma ganas pada situs-situs ganda yang independen (primer)
D00-D09 Neoplasma in situD10-D36 Neoplasma jinakD37-D48 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui [lihat
catatan]
Catatan1. Neoplasma ganas primer, kurang jelas, sekunder dan situs tidak
dijelaskanKategori C76-C80 melibatkan neoplasma ganas tanpa indikasi yang jelas mengenai situs asalnya, atau kanker dinyatakan “disseminata”, “tersebar”, atau “meluas” tanpa menyebutkan situs primer. Pada kedua kasus ini situs primer dianggap tidak diketahui.
2. Aktifitas fungsionalSemua neoplasma diklasifikasikan di dalam bab ini, baik mereka aktif atau tidak secara fungsional. Sebuah kode tambahan dari Bab IV bisa digunakan, kalau diinginkan, untuk mengidentifikasi aktifitas fungsional yang berhubungan dengan setiap neoplasma. Misalnya, phaeochromocytoma ganas kelenjar adrenal yang menghasilkan catecholamine harus dikode pada C74 dengan kode tambahan E27.5; adenoma
51
basofil kelenjar pituitary harus dikode pada D35.2 dengan kode tambahan E24.0.
3. MorfologiTerdapat beberapa kelompok morfologis (histologis) utama neoplasma ganas: karsinoma yang melibatkan karsinoma (sel) skuamosa dan adenokarsinoma; sarkoma; tumor jaringan lunak lain yang termasuk mesothelioma; limfoma (Hodgkin and non-Hodgkin); leukaemia; jenis lain yang dijelaskan atau spesifik pada suatu situs; dan kanker yang tidak dijelaskan. Kanker adalah istilah umum dan dapat digunakan untuk semua kelompok di atas, walau pun jarang digunakan untuk neoplasma ganas pada jaringan limfatik, hematopoietik dan yang berhubungan. Karsinoma kadang-kadang digunakan secara salah sebagai sinonim kanker.Pada Bab II hampir semua neoplasma diklasifikasikan menurut situs dengan sifatnya dalam kelompok yang luas. Pada beberapa kasus morfologinya ditunjukkan pada judul kategori dan subkategori.Untuk yang ingin mengidentifikasi jenis histologis, kode morfologis komprehensif tersedia di halaman 1177-1204. Kode-kode morfologi ini berasal dari International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi kedua, yang merupakan klasifikasi dua axis yang menyediakan sistem pengkodean independent untuk topografi dan morfologi. Kode morfologi memiliki enam digit: empat digit pertama menunjukkan jenis histologis, digit ke-5 adalah kode sifat (primer ganas, sekunder ganas [metastatik], in situ, jinak, tak jelas keganasannya), dan kode ke-6 adalah peringkat (differensiasi) untuk tumor padat, yang juga digunakan sebagai kode khusus limfoma dan leukemia.
4. Penggunaan subkategori pada Bab IIPerhatikan penggunaan khusus subkategori .8. Tempat untuk subkategori “yang lain” umumnya diberikan sebagai subkategori .7
5. Neoplasma ganas yang batas situsnya overlap dan subkategori .8 (lesi overlap)Kategori C00-C75 mengklasifikasi neoplasma ganas menurut titik asalnya. Banyak kategori 3-karakter dibagi lebih lanjut atas bagian yang diberi nama atau subkategori dari organ yang dipertanyakan. Sebuah neoplasma yang overlap pada dua atau lebih situs yang berbatasan di dalam satu kategori 3-karakter , dan yang titik asalnya tidak bisa ditentukan, harus diklasifikasi pada subkategori .9 (lesi overlap), kecuali kalau kombinasi ini secara jelas diindeks di tempat lain. Misalnya, karsinoma esofagus dan lambung secara spesifik diindeks pada C16.0 (cardia), sementara karsinoma ujung dan permukaan ventral
52
lidah harus dikode pada C02.8. Sebaliknya, karsinoma ujung lidah yang meluas dan melibatkan permukaan ventral harus dikode pada C02.1 karena titik asalnya, ujung lidah, diketahui. Overlap berarti bahwa situs yang terlibat bersambungan (saling berbatasan). Subkategori yang dinomori secara berurutan sering secara anatomis juga bersambungan, tapi ini tidak selalu demikian (misalnya bladder C67.-) dan pengkode mungkin perlu memeriksa buku anatomi untuk menentukan hubungan topografisnya.Kadang-kadang sebuah neoplasma overlap pada kategori 3-karakter di dalam sistem tertentu. Untuk mengatasi ini, subkategori berikut telah ditentukan:
C02.8 Lesi overlap pada lidahC08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva utamaC14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan lidahC21.8 Lesi overlap pada rektum, anus, dan saluran anusC24.8 Lesi overlap pada saluran empeduC26.8 Lesi overlap pada sistem pencernaanC39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraksC41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendiC49.8 Lesi overlap pada jaringan penyambung dan jaringan
lunakC57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanitaC63.8 Lesi overlap pada organ genitalia priaC68.8 Lesi overlap pada organ perkemihanC72.8 Lesi overlap pada sistem syaraf pusat
Sebuah contoh untuk ini adalah karsinoma lambung dan usus halus, yang harus dikode pada C26.8 (lesi overlap pada sistem pencernaan)
6. Neoplasma ganas jaringan ektopikNeoplasma ganas jaringan ektopik dikode pada situs yang disebutkan, misalnya neoplasma ganas pankreas ektopik dikode pankreas, tidak dijelaskan (C25.9).
7. Penggunaan indeks alfabet dalam pengkodean neoplasmaSebagai tambahan pada situs, morfologi dan sifat harus dipertimbangkan ketika mengkode neoplasma, dan rujukan harus dilakukan pertama kali pada entri indeks alfabet untuk melihat uraian morfologis.Halaman pengantar pada volume 3 melibatkan instruksi umum mengenai penggunaan indeks alfabet secara benar. Instruksi khusus dan contoh-contoh sehubungan dengan neoplasma harus dicari untuk memastikan penggunaan kategori dan subkategori di dalam Bab II secara benar.
53
8. Penggunaan International Classification of Diseases for Oncology (ICD-O) edisi keduaUntuk jenis morfologis tertentu, Bab II menyediakan klasifikasi topografis yang agak terbatas, atau tidak ada sama sekali. Kode topografi ICD-O yang digunakan untuk semua neoplasma pada dasarnya adalah kategori 3- atau 4- karakter yang digunakan Bab II untuk neoplasma ganas (C00-C77, C80), sehingga memberikan peningkatan kespesifikan situs untuk neoplasma lain (ganas sekunder [metastatik], jinak, in situ, dan tidak pasti atau tidak diketahui).Jadi badan-badan yang tertarik untuk mengidentifikasi situs dan morfologi tumor, seperti registri kanker, rumah sakit kanker, bagian patologi, dan badan lain yang mengkhususkan diri pada kanker, direkomendasikan untuk menggunakan ICD-O.
.Neoplasma ganas bibir, rongga mulut dan farings (C00-C14)C00 Neoplasma ganas bibirKecuali: kulit bibir (C43.0, C44.0)C00.0 Bibir atas luar; bibir atas: NOS, area lipstik, batas vermilionC00.1 Bibir bawah luar: bibir bawah: NOS, area lipstik, batas vermilionC00.2 Bibir luar, tidak dijelaskan: batas vermilion NOSC00.3 Bibir atas, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa, permukaan
oralC00.4 Bibir bawah, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
permukaan oralC00.5 Bibir, tak dijelaskan, permukaan dalam: buccal, frenulum, mucosa,
perm. oralC00.6 Sudut bibirC00.8 Lesi overlap pada bibirC00.9 Lip, tidak dijelaskan
C01 Neoplasma ganas basis lidahPermukaan dorsal basis lidahBagian lidah yang tidak bergerakSepertiga belakang lidah
C02 Neoplasma ganas lidah pada bagian lain dan yang tidak dijelaskan C02.0 Permukaan dorsal lidah – dua-pertiga depan permukaan bawah lidah
Kecuali: permukaan dorsal dasar lidah (C01)C02.1 Pinggir lidah – ujung lidahC02.2 Permukaan ventral lidah – dua pertiga depan permukaan atas lidah
Frenulum linguaeC02.3 Dua-pertiga depan lidah – bagian tidak dijelaskan
Sepertiga tengah lidah NOS – Bagian lidah yang bergerak NOSC02.4 Tonsilla lingualis
54
Kecuali: tonsil NOS (C09.9)C02.8 Lesi overlap pada lidah
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C01-C02.4C02.9 Lidah, tidak dijelaskan
C03 Neoplasma ganas gusiTermasuk: mukosa alveoli (tonjolan); gingivaKecuali: neoplasma odontogenik ganas (C41.0-C41.1)C03.0 Gusi atasC03.1 Gusi bawahC03.9 Gusi, tidak dijelaskan
C04 Neoplasma ganas lantai mulutC04.0 Lantai anterior mulut – anterior dari pertemuan premolar - caninusC04.1 Lantai lateral mulutC04.8 Lesi overlap pada lantai mulutC04.9 Lantai mulut, tidak dijelaskan
C05 Neoplasma ganas palatumC05.0 Palatum durumC05.1 Palatum molle
Kecuali: permukaan nasofarings palatum molle (C11.3)C05.2 UvulaC05.8 Lesi overlap pada palatumC05.9 Palate, tidak dijelaskan; atap mulut
C06 Neoplasma ganas mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskanC06.0 Mukosa pipi; pipi dalamC06.1 Vestibulum mulut; sulcus buccalis (upper)(lower), sulcus labialis
(upper)(lower)C06.2 Area retromolarC06.8 Lesi overlap mulut pada bagian lain dan yang tidak dijelaskanC06.9 Mulut, tidak dijelaskan
Kelenjar saliva minor, situs tidak dijelaskan; rongga mulut NOS
C07 Neoplasma ganas kelenjar parotid
C08 Neoplasma ganas kelenjar saliva mayor lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: kelenjar saliva minor yang dijelaskan, diklasifikasi menurut lokasi
anatomiskelenjar saliva minor NOS (C06.9); kelenjar parotid (C07)
C08.0 Kelenjar submandibularis; kelenjar submaxillarisC08.1 Kelenjar sublingualisC08.8 Lesi overlap pada kelenjar saliva mayor
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C07-C08.1C08.9 Major salivary gland, tidak dijelaskan; kelenjar saliva (mayor) NOS
55
C09 Neoplasma ganas tonsilKecuali: Tonsilla lingualis (C02.4); tonsilla pharyngealis (C11.1)C09.0 Fossa tonsillarisC09.1 Tonsillar pillar (anterior)(posterior)C09.8 Lesi overlap pada tonsilC09.9 Tonsil, tidak dijelaskan
Tonsil: NOS, faucialis, palatina
C10 Neoplasma ganas orofaringsKecuali: tonsil (C09.-)C10.0 ValleculaC10.1 Permukaan anterior epiglottis
Pinggir [batas] bebas epiglottis; plica glossoepiglottisKecuali: epiglottis (pars suprahyoidea) NOS (C32.1)
C10.2 Dinding lateral orofaringsC10.3 Dinding posterior orofaringsC10.4 Branchial cleft (fistula branchial); kista branchial [situs neoplasma]C10.8 Lesi overlap pada orofaringsC10.9 Orofarings, tidak dijelaskan
C11 Neoplasma ganas nasofaringsC11.0 Dinding superior nasofarings;
Atap nasofaringsC11.1 Dinding posterior nasofarings;
Adenoid; tonsilla faringsC11.2 Dinding lateral nasofarings;
Fossa Rosenmuller; muara tuba auditorius; recessus faringsC11.3 Dinding anterior nasofarings
Lantai nasofaringsPermukaan nasofarings (anterior)(posterior) palatum mollePinggir posterior: choana, septum hidung
C11.8 Lesi overlap pada nasofaringsC11.9 Nasofarings, tidak dijelaskan; dinding nasofarings NOS
C12 Neoplasma ganas sinus piriformisFossa pyriformis
C13 Neoplasma ganas hipofaringsKecuali: sinus pyriformis (C12)C13.0 Regio postcricoideaC13.1 Plika ariepiglottis, permukaan hipofarings, NOS, zona pinggir
Kecuali: Plika ariepiglottis, permukaan larings (C32.1)C13.2 Dinding posterior hipofaringsC13.8 Lesi overlap pada hipofaringsC13.9 Hipofarings, tidak dijelaskan; dinding hipofarings NOS
56
C14 Neoplasma ganas bibir, rongga mulut, dan farings lainnya, dan yang situsnya kurang jelas
Kecuali: oral cavity NOS (C06.9)C14.0 Farings, tidak dijelaskanC14.2 Cincin WaldeyerC14.8 Lesi overlap pada bibir, rongga mulut dan farings
titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C00-C14.2
Neoplasma ganas organ pencernaan (C15-C26)C15 Neoplasma ganas esofagusCatatan: Terdapat dua subklasifikasi alternatif diberikan, yaitu .0-.2 secara
anatomis, dan .3-.5 menurut pertigaan.C15.0 Esofagus bagian leherC15.1 Esofagus bagian toraksC15.2 Esofagus bagian abdomenC15.3 Esofagus sepertiga atasC15.4 Esofagus sepertiga tengahC15.5 Esofagus sepertiga bawahC15.8 Lesi overlap pada esofagusC15.9 Esofagus, tidak dijelaskan
C16 Neoplasma ganas lambungC16.0 Cardia: pertemuan lambung-esofagus; mulut lambung, esofagus dan
lambungC16.1 Fundus lambungC16.2 Korpus lambungC16.3 Antrum pilori; antrum lambungC16.4 Pylorus; prepylorus; canalis pyloriC16.5 Kurvatura minor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-
C16.4C16.6 Kurvatura mayor lambung, tidak dijelaskan; tak sesuai dengan C16.1-
C16.4C16.8 Lesi overlap pada lambungC16.9 Lambung, tidak dijelaskan; kanker lambung NOS
C17 Neoplasma ganas usus halusC17.0 DuodenumC17.1 JejunumC17.2 Ileum
Kecuali: katup ileocaecum (C18.0)C17.3 Divertikulum MeckelC17.8 Lesi overlap pada usus halusC17.9 Usus halus, tidak dijelaskan
57
C18 Neoplasma ganas kolonC18.0 Caecum; katup ileocaecumC18.1 AppendixC18.2 Kolon asendensC18.3 Fleksura hepatisC18.4 Kolon transversaC18.5 Fleksura lienalis/splenikaC18.6 Kolon desendensC18.7 Kolon sigmoidea; fleksura sigmoidea
Kecuali: rectosigmoid junction (C19)C18.8 Lesi overlap pada kolonC18.9 Kolon, tidak dijelaskan; usus besar NOS
C19 Neoplasma ganas rectosigmoid junction
C20 Neoplasma ganas rektum
C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus analC21.0 Anus, tidak dijelaskan
Kecuali: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus (C43.5, C44.5)C21.1 Saluran anus; sphincter aniC21.2 Zona kloakogenicC21.8 Lesi overlap pada rektum, anus and saluran anus
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C20-C21.2
C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatikKecuali: saluran empedu NOS (C24.9); neoplasma ganas sekunder hati
(C78.7)C22.0 Karsinoma sel hati; Ca hepatocellular; hepatomaC22.1 Karsinoma saluran empedu intrahepatis; cholangiocarcinomaC22.2 HepatoblastomaC22.3 Angiosarkoma hati; sarkoma sel KupfferC22.4 Sarkoma lain pada hatiC22.7 Karsinoma lain yang dijelaskan pada hatiC22.9 Hati, tidak dijelaskan
C23 Neoplasma ganas kantong empedu
C24 Neoplasma ganas saluran empedu yang lain dan tidak dijelaskanKecuali: saluran empedu intrahepatik (C22.1)C24.0 Saluran empedu di luar hati
Saluran empedu NOS; ductus biliaris komunis; d. cysticus; d. hepaticus
C24.1 Ampulla VateriC24.8 Lesi overlap pada saluran empedu
58
Termasuk saluran empedu intra dan ekstrahepatikTitik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C22.0-C24.1
C24.9 Saluran empedu, tidak dijelaskan
C25 Neoplasma ganas pankreasC25.0 Caput pancreasC25.1 Corpus pancreasC25.2 Cauda pancreasC25.3 Ductus pancreaticusC25.4 Pankreas endokrin; pulau-pulau LangerhansC25.7 Bagian lain pankreas; leher pankreasC25.8 Lesi overlap pada pankreasC25.9 Pankreas, tidak dijelaskan
C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan yang tidak jelasKecuali: peritoneum dan retroperitoneum (C48.-)C26.0 Saluran usus, bagiannya tidak dijelaskan; usus NOSC26.1 Limpa
Kecuali: Penyakit Hodgkin (C81.-); Limfoma non-Hodgkin (C82-C85)C26.8 Lesi overlap pada saluran pencernaan
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C15-C26.1Kecuali: Cardio-oesophageal junction (C16.0)
C26.9 Situs yang tidak jelas di dalam saluran pencernaanSaluran pencernaan NOS, gastrointestinal tract NOS
Neoplasma ganas organ pernafasan dan intratoraks (C30-C39)Termasuk: telinga tengahKecuali: mesothelioma (C45.-)C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengahC30.0 Rongga hidung
Rawan hidung, concha nasales, hidung dalam, septum, vestibulum hidung
Kecuali: pinggir posterior septum nasi dan choana (C11.3)tulang hidung (C41.0), kulit hidung (C43.3, C44.3), bulbus olfaktorius (C72.2), hidung NOS (C76.0),
C30.1 Telinga tengahTuba Eustachius, telinga dalam, sel-sel udara mastoidKecuali: tulang telinga (meatus) (C41.0), rawan telinga (C49.0)
liang atau kulit telinga (luar) (C43.2, C44.2)
C31 Neoplasma ganas sinus-sinus aksesoriusC31.0 Sinus maxillary: Antrum (Highmore)(maxillary)C31.1 Sinus ethmoidalisC31.2 Sinus frontalisC31.3 Sinus sphenoidalis
59
C31.8 Lesi overlap pada sinus aksesoriusC31.9 Sinus aksesorius, tidak dijelaskan
C32 Neoplasma ganas laringsC32.0 Glottis
Intrinsic larynx; pita suara (sejati) NOSC32.1 Supraglottis
Plica aryepiglottis, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea) NOS; larings extrinsik; pita suara palsu; permukaan posterior (larings) epiglottis; ventricular bands
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (C10.1), plika aryepiglottis: NOS (C13.1), permukaan hipofarings (C13.1), zona pinggir (C13.1)
C32.2 SubglottisC32.3 Rawan laringsC32.8 Lesi overlap laringsC32.9 Larings, tidak dijelaskan
C33 Neoplasma ganas trachea
C34 Neoplasma ganas bronchus dan paru-paruC34.0 Bronkus utama: Carina; hilus (paru-paru)C34.1 Lobus atas, bronkus atau paru-paruC34.2 Lobus tengah, bronkus atau paru-paruC34.3 Lobus bawah, bronkus atau paru-paruC34.8 Lesi overlap bronkus dan paru-paruC34.9 Bronkus atau paru-paru, tidak dijelaskan
C37 Neoplasma ganas thymus
C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum dan pleuraKecuali: mesothelioma (C45.-)C38.0 Jantung, perikardium
Kecuali: pembuluh-pembuluh besar (C49.3)C38.1 Mediastinum anteriorC38.2 Mediastinum posteriorC38.3 Mediastinum, bagiannya tidak dijelaskanC38.4 PleuraC38.8 Lesi overlap pada jantung, mediastinum dan pleura
C39 Neoplasma ganas pernafasan dan intratoraks di situs lain dan tidak jelas
Kecuali: intratoraks NOS (C76.1)C39.0 Saluran pernafasan atas, bagian tidak dijelaskanC39.8 Lesi overlap pada organ pernafasan dan intratoraks
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C30-C39.0
60
C39.9 Situs yang tidak jelas di dalam sistem pernafasanSaluran pernafasan NOS
Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi (C40-C41)Kecuali: sumsum tulang NOS (C96.7), sinovia (C49.-)C40 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi anggotaC40.0 Skapula dan tulang panjang anggota atasC40.1 Tulang pendek anggota atasC40.2 Tulang panjang anggota bawahC40.3 Tulang pendek anggota bawahC40.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi anggotaC40.9 Tulang dan rawan sendi anggota, tidak dijelaskan
C41 Neoplasma ganas tulang dan rawan sendi lain dan tidak dijelaskanKecuali: tulang anggota (C40.-)
rawan: telinga (C49.0), larings (C32.3), anggota (C40.-), hidung (C30.0)
C41.0 Tulang tengkorak dan mukaMaxilla (superior), tulang orbitaKecuali: semua jenis karsinoma pada: sinus maxillaris (C31.0),
rahang atas (C03.0) kecuali intraossea atau odontogenik
C41.1 MandibulaKecuali: semua jenis karsinoma pada: rahang NOS (C03.9), rahang
bawah (C03.1) kecuali intraossea atau odontogenikC41.2 Kolom vertebra
Kecuali: sacrum dan coccyx (C41.4)C41.3 Iga, sternum dan klavikulaC41.4 Tulang pelvik, sacrum and coccyxC41.8 Lesi overlap pada tulang dan rawan sendi
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C40-C41.4C41.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
Melanoma dan neoplasma ganas lain kulit (C43-C44)C43 Melanoma maligna kulitTermasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /3Kecuali: melanoma maligna kulit organ genital (C51-C52, C60.-, C63.-)C43.0 Melanoma maligna bibir
Kecuali: batas vermillion bibir (C00.0-C00.2)C43.1 Melanoma maligna kelopak mata, termasuk canthusC43.2 Melanoma maligna telinga dan liang telinga luarC43.3 Melanoma maligna pada bagian lain dan tidak dijelaskan pada mukaC43.4 Melanoma maligna kulit kepala dan leherC43.5 Melanoma maligna badan; pinggir atau kulit anus, kulit perianus,
kulit mammae
61
Kecuali: anus NOS (C21.0)C43.6 Melanoma maligna anggota atas, termasuk bahuC43.7 Melanoma maligna anggota bawah, termasuk panggulC43.8 Lesi overlap melanoma maligna kulitC43.9 Malignant melanoma kulit, tidak dijelaskan
Melanoma (malignant) NOS
C44 Neoplasma ganas lain pada kulitTermasuk: Neoplasma ganas: kelenjar sebasea, kelenjar keringatKecuali: Sarkoma Kaposi (C46.-)
Melanoma maligna kulit (C43.-), kulit genital (C51-C52, C60.-, C63.-)C44.0 Kulit bibir: basal cell carcinoma of lip
Kecuali: Neoplasma ganas bibir (C00.-)C44.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthus
Kecuali: jaringan ikat kelopak mata (C49.0)C44.2 Kulit telinga dan liang telinga luar
Kecuali: jaringan ikat telinga (C49.0)C44.3 Kulit bagian lain dan yang tidak dijelaskan pada mukaC44.4 Kulit kepala dan leherC44.5 Kulit badan, pinggir atau kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (C21.0)C44.6 Kulit anggota atas, termasuk bahuC44.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggulC44.8 Lesi overlap pada kulitC44.9 Neoplasma ganas kulit, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas jaringan mesotel dan jaringan lunak (C45-C49)C45 MesotheliomaTermasuk: morphology code M905 dengan kode sifat /3C45.0 Mesothelioma pleura
Kecuali: neoplasma ganas lain pleura (C38.4)C45.1 Mesothelioma peritoneum
Mesenterium, mesokolon, omentum, peritoneum (parietal)(pelvic)Kecuali: neoplasma ganas lain pada peritoneum (C48.-)
C45.2 Mesothelioma perikardiumKecuali: neoplasma ganas lain perikardium (C38.0)
C45.7 Mesothelioma pada situs lainC45.9 Mesothelioma, tidak dijelaskan
C46 Sarkoma KaposiTermasuk: kode morfologis M9140 dengan kode sifat /3C46.0 Sarkoma Kaposi skinC46.1 Sarkoma Kaposi soft tissueC46.2 Sarkoma Kaposi palatumC46.3 Sarkoma Kaposi kelenjar limfe
62
C46.7 Sarkoma Kaposi situs lainC46.8 Sarkoma Kaposi organ gandaC46.9 Sarkoma Kaposi, tidak dijelaskan
C47 Neoplasma ganas syaraf perifer dan sistem syaraf otonomTermasuk: syaraf dan ganglion simpatis dan parasimpatisC47.0 Syaraf perifer head, face and neck
Kecuali: peripheral nerves of orbit (C69.6)C47.1 Syaraf perifer anggota atas, termasuk bahuC47.2 Syaraf perifer anggota bawah, termasuk panggulC47.3 Syaraf perifer toraksC47.4 Syaraf perifer abdomenC47.5 Syaraf perifer pelvisC47.6 Syaraf perifer badan, tidak dijelaskanC47.8 Lesi overlap syaraf perifer dan sistem syaraf otonomC47.9 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan
C48 Neoplasma ganas retroperitoneum and peritoneumKecuali: Sarcoma Kaposi (C46.1); mesothelioma (C45.-)C48.0 RetroperitoneumC48.1 Bagian peritoneum yang dijelaskan: mesenterium, mesokolon,
omentum, peritoneum parietalis dan peritoneum pelvikC48.2 Peritoneum, tidak dijelaskanC48.8 Lesi overlap pada retroperitoneum dan peritoneum
C49 Neoplasma ganas jaringan penyambung dan jaringan lunak lainnyaTermasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, jaringan lemak, ligament
(kecuali rahim), pembuluh limfe, otot, sinovia, tendon (pembungkus)
Kecuali: rawan (dari): sendi (C40-C41), larings (C32.3), hidung (C30.0), jaringan ikat mammae (C50.-); sarkoma Kaposi (C46.-); mesothelioma
(C45.-); syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-); peritoneum (C48.-); retroperitoneum (C48.0)
C49.0 Jaringan ikat dan lunak kepala, muka dan leherJaringan ikat telinga, mata, kelopak mataKecuali: jaringan ikat orbita (C69.6)
C49.1 Jaringan ikat dan lunak anggota atas, termasuk bahuC49.2 Jaringan ikat dan lunak anggota bawah, termasuk panggulC49.3 Jaringan ikat dan lunak thorax
Axilla, diaphragm, pembuluh besarKecuali: mammae (C50.-), jantung (C38.0), mediastinum (C38.1-
C38.3), thymus (C37)C49.4 Jaringan ikat dan lunak abdomen: Dinding abdomen, hypochondriumC49.5 Jaringan ikat dan lunak pelvis: Buttock; groin, perineumC49.6 Jaringan ikat dan lunak pada badan, tidak dijelaskan: Punggung NOSC49.8 Lesi overlap jaringan ikat dan lunak
63
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C47-C49.6C49.9 Jaringan ikat dan lunak, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas mammae (C50)C50 Neoplasma ganas mammaeTermasuk: jaringan ikat mammaeKecuali: kulit mammae (C43.5, C44.5)C50.0 Nipple dan areolaC50.1 Bagian sentral mammaC50.2 Kwadran dalam-atas mammaC50.3 Kwadran dalam-bawah mammaC50.4 Kwadran luar-atas mammaC50.5 Kwadran luar-bawah mammaC50.6 Ujung mamma arah aksillaC50.8 Lesi overlap pada mammaC50.9 Mamma, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas organ genital wanita (C51-C58)Termasuk: kulit organ-organ genital wanitaC51 Neoplasma ganas vulvaC51.0 Labium mayora, kelenjar Bartholini [vestibula mayor]C51.1 Labium minusC51.2 ClitorisC51.8 Lesi overlap pada vulvaC51.9 Vulva, tidak dijelaskan; genitalia external wanita NOS; pudendum
C52 Neoplasma ganas vagina
C53 Neoplasma ganas servix uteriC53.0 EndoservixC53.1 ExoservixC53.8 Lesi overlap pada servix uteriC53.9 Servix uteri, tidak dijelaskan
C54 Neoplasma ganas korpus uteriC54.0 Isthmus uteri; segmen bawah rahimC54.1 EndometriumC54.2 MyometriumC54.3 Fundus uteriC54.8 Lesi overlap pada korpus uteriC54.9 Korpus uteri, tidak dijelaskan
C55 Neoplasma ganas uterus, bagian tidak dijelaskan
64
C56 Neoplasma ganas ovarium
C57 Neoplasma ganas organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan
C57.0 Tuba Fallopii; oviduct; tuba uterusC57.1 Broad ligament (ligamentum latum)C57.2 Round ligament (ligamentum rotundum)C57.3 Parametrium; ligamen uterus NOSC57.4 Adnexa uterus, tidak dijelaskanC57.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskan; korpus atau duktus
WolffianC57.8 Lesi overlap pada organ genitalia wanita
Titik asal tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C51-C57.7, C58Tubo-ovarium; utero-ovarium
C57.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskanTraktus genito-urinarius wanita NOS
C58 Neoplasma ganas plasentaChoriocarcinoma NOSChorionepithelioma NOSKecuali: chorioadenoma (destruens) (D39.2)mola hydatidiformis: NOS (O01.9), invasive (D39.2), malignant
(D39.2)Neoplasma ganas organ genitalia pria (C60-C63)Termasuk: kulit organ genitalia priaC60 Neoplasma ganas penisC60.0 Prepuce; foreskin (kulit depan)C60.1 Glans penisC60.2 Batang penis; korpus kavernosumC60.8 Lesi overlap pada penisC60.9 Penis, tidak dijelaskan; kulit penis NOS
C61 Neoplasma ganas prostat
C62 Neoplasma ganas testisC62.0 Undescended testis: ectopic testis; testis tertahan[situs neoplasma]C62.1 Descended testis: testis di dalam skrotumC62.9 Testis, tidak dijelaskan
C63 Neoplasma ganas organ genitalia pria lain dan tidak dijelaskanC63.0 EpididymisC63.1 Spermatic cordC63.2 Skrotum, Kulit skrotumC63.7 Organ genitalia pria lain yang dijelaskan: Vesikula seminalis; tunika
vaginalisC63.8 Lesi overlap pada organ genitalia pria
65
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C60-C63.7C63.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
Traktus genito-urinarius pria NOS
Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)C64 Neoplasma ganas ginjal, selain pelvis ginjalKecuali: kaliks ginjal (C65), pelvis ginjal (C65)
C65 Neoplasma ganas pelvis ginjalPelviureteric junction; kaliks ginjal
C66 Neoplasma ganas ureterKecuali: muara ureter di kandung kemih (C67.6)
C67 Neoplasma ganas kandung kemihC67.0 Trigonum vesicaeC67.1 Puncak bladderC67.2 Dinding lateral bladderC67.3 Dinding anterior bladderC67.4 Dinding posterior bladderC67.5 Leher bladder; lobang internal uretraC67.6 Muara ureterC67.7 UrachusC67.8 Lesi overlap pada bladderC67.9 Bladder, tidak dijelaskan
C68 Neoplasma ganas organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskan Kecuali: traktus genito-urinarius NOS: wanita (C57.9), pria (C63.9)C68.0 Urethra
Kecuali: lobang internal uretra (C67.5)C68.1 Kelenjar paraurethraC68.8 Lesi overlap pada organ perkemihan
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C64-C68.1C68.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan; sistem urinarius NOS
Neoplasma ganas mata, otak dan bagian lain SSP (C69-C72)C69 Neoplasma ganas mata dan adnexaKecuali: jaringan ikat kelopak (C49.0), kelopak (kulit) (C43.1, C44.1)
nervus optikus (C72.3)C69.0 ConjunctivaC69.1 CorneaC69.2 RetinaC69.3 ChoroidC69.4 Korpus siliaris; bola mata
66
C69.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; duktus nasolakrimalisC69.6 Orbita: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita,
jaringan retrobulbar, jaringan retrookuliKecuali: tulang orbita (C41.0)
C69.8 Lesi overlap pada mata dan adnexaC69.9 Mata, tidak dijelaskan
C70 Neoplasma ganas meningenC70.0 Meningen otakC70.1 Meningen spinalisC70.9 Meningen, tidak dijelaskan
C71 Neoplasma ganas otakKecuali: nervi kraniales (C72.2-C72.5)
jaringan retrobulbar (C69.6)C71.0 Serebrum, selain lobus dan ventrikel
Corpus callosum; supratentorium NOSC71.1 Lobus frontalisC71.2 Lobus temporalisC71.3 Lobus parietalisC71.4 Lobus oksipitalisC71.5 Ventrikel otak
Kecuali: ventrikel IV (C71.7)C71.6 SerebellumC71.7 Batang otak; ventrikel IV; infratentorium NOSC71.8 Lesi overlap pada otakC71.9 Otak, tidak dijelaskan
C72 Neoplasma ganas medulla spinalis, nervi craniales dan bagian lain SSP
Kecuali: meningen (C70.-)syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (C47.-)
C72.0 Medulla spinalisC72.1 Cauda equinaC72.2 Nervus olfaktorius; bulbus olfaktoriusC72.3 Nervus optikusC72.4 Nervus akustikusC72.5 Nervi kraniales lain dan yang tidak dijelaskan; nervi kraniales NOSC72.8 Lesi overlap pada otak dan bagian lain SSP
Titik asalnya tidak bisa diklasifikasikan pada kategori C70-C72.5C72.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf NOS
Neoplasma ganas tiroid dan kelenjar endokrin lain (C73-C75)C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid
67
C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenalC74.0 Kortex kelenjar adrenalC74.1 Medulla kelenjar adrenalC74.9 Kelenjar adrenal, tidak dijelaskan
C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait Kecuali: Kelenjar adrenal (C74.-), pankreas endokrin (C25.4), ovarium
(C56), testis (C62.-), thymus (C37), kelenjar tiroid (C73)C75.0 Kelenjar paratiroidC75.1 Kelenjar pituitaryC75.2 Duktus kraniopharyngeusC75.3 Kelenjar pinealC75.4 Carotid bodyC75.5 Aortic body dan paraganglia lainC75.8 Keterlibatan banyak kelenjar (pluriglandular), tidak dijelaskan
Catatan: Kalau situs diketahui, mereka harus dikode secara terpisah.C75.9 Kelenjar endokrin, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas pada situs yang tidak jelas, sekunder dan tidak dijelaskan (C76-C80)
C76 Neoplasma ganas pada situs-situs lain dan tidak jelasKecuali: Neoplasma ganas: genitourinarius NOS: wanita (C57.9), pria
(C63.9)jaringan limfoid, hematopoietik dan yang berhubungan (C81-C96)situs yang tidak dijelaskan (C80)
C76.0 Kepala, muka dan leher: Pipi NOS, hidung NOSC76.1 Thorax: Axilla NOS, intratoraks NOS, toraks NOSC76.2 AbdomenC76.3 Pelvis: Groin NOS; Situs yang overlap dengan sistem di dalam pelvis,
seperti rektovagina (septum) dan rektovesika (septum)C76.4 Anggota atasC76.5 Anggota bawahC76.7 Situs tidak jelas lainnyaC76.8 Lesi overlap pada situs-situs lain dan tidak jelas
C77 Neoplasma ganas lymph nodes sekunder dan tidak dijelaskanKecuali: Neoplasma ganas kelenjar limfe, dinyatakan primer (C81-C87,
C96.-)C77.0 Kelenjar limfe kepala, muka dan leher: Kelenjar limfe supraklavikulaC77.1 Kelenjar limfe intratoraksC77.2 Kelenjar limfe intra-abdominalisC77.3 Kelenjar limfe aksillaris dan anggota atas: Kelenjar limfe pektoralisC77.4 Kelenjar limfe inguinalis dan anggota bawahC77.5 Kelenjar limfe intrapelvikC77.8 Kelenjar limfe di berbagai tempat
68
C77.9 Kelenjar limfe, tidak dijelaskan
C78 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan dan pencernaanC78.0 Neoplasma ganas sekunder paru-paruC78.1 Neoplasma ganas sekunder mediastinumC78.2 Neoplasma ganas sekunder pleuraC78.3 Neoplasma ganas sekunder organ pernafasan lain dan yang tidak
dijelaskanC78.4 Neoplasma ganas sekunder usus halusC78.5 Neoplasma ganas sekunder usus besar dan rektumC78.6 Neoplasma ganas sekunder retroperitoneum dan peritoneum
Malignant ascites NOSC78.7 Neoplasma ganas sekunder hatiC78.8 Neoplasma ganas sekunder organ pencernaan lain dan yang tidak
dijelaskan
C79 Neoplasma ganas sekunder pada other sitesC79.0 Neoplasma ganas sekunder ginjal dan pelvis renalisC79.1 Neoplasma ganas sekunder bladder, organ kemih lain dan yang tidak
dijelaskanC79.2 Neoplasma ganas sekunder kulitC79.3 Neoplasma ganas sekunder otak dan meningen otakC79.4 Neoplasma ganas sekunder bagian sistem syaraf lain dan yang tidak
dijelaskanC79.5 Neoplasma ganas sekunder tulang dan sumsum tulangC79.6 Neoplasma ganas sekunder pada ovariumC79.7 Neoplasma ganas sekunder kelenjar adrenalC79.8 Neoplasma ganas sekunder pada situs lain yang dijelaskan
C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan situsC80 hanya digunakan untuk kondisi utama kalau neoplasma ganas tercatat tanpa penjelasan mengenai situsnya. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Neoplasma ganas limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan (C81-C96)
Catatan: Istilah yang digunakan pada kategori C82-C85 untuk limfoma non-Hodgkin adalah dari the Working Formulation, yang berusaha untuk menemukan dasar bersama di antara berbagai skema klasifikasi. Istilah yang digunakan dalam skema-skema ini tidak diberikan pada Daftar Tabulasi, tapi muncul pada Indeks Alfabetis; persamaan yang pas dengan istilah yang terdapat pada Daftar Tabulasi tidak selalu dimungkinkan.
69
Termasuk: kode morfologi M959-M994 dengan kode sifat /3Kecuali: neoplasma kelenjar limfe sekunder dan yang tidak dijelaskan
(C77.-)
C81 Penyakit HodgkinTermasuk: kode morfologi M965-M966 dengan kode sifat /3C81.0 Limfosit lebih menonjol: Limfosit-histiosit lebih menonjolC81.1 Nodular sclerosisC81.2 Sel-sel menonjol bercampurC81.3 Limfosit sangat sedikitC81.7 Penyakit Hodgkin lainC81.9 Penyakit Hodgkin, tidak dijelaskan
C82 Limfoma follikuler [nodular] non-HodgkinTermasuk: limfoma follikuler non-Hodgkin dengan atau tanpa area yang
diffuskode morfologi M969 dengan kode sifat /3
C82.0 Small cleaved cell, follikuler (sel-sel kecil terbelah)C82.1 Campuran sel kecil terbelah dan sel besar, follikulerC82.2 Sel besar, follikulerC82.7 Jenis lain limfoma follikuler non-HodgkinC82.9 Limfoma follikuler non-Hodgkin, tidak dijelaskan
Limfoma noduler non-Hodgkin NOS
C83 Limfoma diffus non-HodgkinTermasuk: kode morfologi M9593, M9595, M967-M968 dengan kode
sifat /3C83.0 Sel kecil (diffus)C83.1 Sel kecil terbelah (diffus)C83.2 Campuran sel kecil dan besar (diffus)C83.3 Sel besar (diffus); sarkoma sel retikulumC83.4 Immunoblastik (diffus)C83.5 Lymphoblastik (diffus)C83.6 Undifferentiated (diffus)C83.7 Tumor BurkittC83.8 Jenis lain limfoma diffus non-HodgkinC83.9 Limfoma diffus non-Hodgkin, tidak dijelaskan
C84 Limfoma sel-T perifer dan kulitTermasuk: morphology code M970 dengan kode sifat /3C84.0 Mycosis fungoidesC84.1 Penyakit SezaryC84.2 Limfoma T-zoneC84.3 Limfoma limfo-epithelioid lymphoma; limfoma LennertC84.4 Limfoma sel-T periferC84.5 Limfoma sel-T lain dan yang tidak dijelaskan
70
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-T disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85 Limfoma non-Hodgkin dan jenis yang tidak dijelaskanTermasuk: kode morfologi M9590-M9592, M9594, M971 dengan kode
sifat /3C85.0 LimfosarkomaC85.1 Limfoma sel-B, tidak dijelaskan
Catatan: Kalau garis pembentukan atau keterlibatan sel-B disebutkan sehubungan dengan limfoma spesifik, kode yang lebih spesifik.
C85.7 Limfoma non-Hodgkin jenis lain yang dijelaskanRetikulo-endotheliosis maligna, retikulosis maligna, mikroglioma
C85.9 Limfoma non-Hodgkin, jenis tidak dijelaskanLimfoma NOS, limfoma maligna NOS, limfoma non-Hodgkin NOS
C88 Penyakit immunoproliferatif malignaTermasuk: kode morfologi M976 dengan kode sifat /3C88.0 Makroglobulinaemia Waldenstrom C88.1 Penyakit alpha heavy chainC88.2 Penyakit gamma heavy chain; penyakit FranklinC88.3 Penyakit immunoproliferatif usus halus; penyakit MediterraneanC88.7 Penyakit immunoproliferatif maligna lainnyaC88.9 Penyakit immunoproliferatif maligna, tidak dijelaskan
Penyakit immunoproliferatif NOS
C90 Myeloma multipel dan neoplasma sel plasma ganasTermasuk: kode morfologi M973, M9830 dengan kode sifat /3C90.0 Myeloma multipel; penyakit Kahler, myelomatosisC90.1 Leukaemia sel plasmaC90.2 Plasmacytoma, extramedulla
Tumor sel plasma ganas NOS, plasmacytoma NOS, myeloma soliter
C91 Leukaemia limfoidTermasuk: kode morfologi M982, M9940-M9941 dengan kode sifat /3C91.0 Leukaemia limfoblast akut
Kecuali: eksasebasi akut leukemia limfosit akut (C91.1)C91.1 Leukaemia limfosit kronisC91.2 Leukaemia limfosit subakutC91.3 Leukaemia prolimfositC91.4 Leukaemia hairy-cell (sel-sel berambut): retikuloendotheliosis
leukemiaC91.5 Leukaemia sel-T dewasaC91.7 Leukaemia limfoid lainC91.9 Leukaemia limfoid, tidak dijelaskan
C92 Leukaemia myeloid
71
Termasuk: leukaemia: granulosit, myelogenkode morfologi M986-M988, M9930 dengan kode sifat /3
C92.0 Leukaemia myeloid akutKecuali: eksaserbasi akut leukaemia myeloid kronis (C92.1)
C92.1 Leukaemia myeloid kronisC92.2 Leukaemia myeloid subakutC92.3 Sarkoma myeloid; khloroma; sarkoma granulositC92.4 Leukaemia promyelosit akutC92.5 Leukaemia myelomonosit akutC92.7 Leukaemia myeloid lainC92.9 Leukaemia myeloid, tidak dijelaskan
C93 Leukaemia monositTermasuk: leukaemia monositoid
kode morfologi M989 dengan kode sifat /3C93.0 Leukaemia monosit akut
Kecuali: eksaserbasi akut leukaemia monosit kronis (C93.1)C93.1 Leukaemia monosit kronisC93.2 Leukaemia monosit subakutC93.7 Leukaemia monosit lainC93.9 Leukaemia monosit, tidak dijelaskan
C94 Leukemia lain dengan jenis sel dijelaskanTermasuk: kode M984, M9850, M9900, M9910, M9931-M9932 dengan
kode sifat /3Kecuali: retikuloendoteliosis leukemik (C91.4) ; leukemia sel plasma
(C90.1)C94.0 Eritremia dan eritroleukemia akut
Myelosis eritremik akut; penyakit Di GuglielmoC94.1 Eritremia kronis; penyakit Heilmeyer-SchonerC94.2 Leukemia megakaryoblast akut
Leukaemia: megakaryoblast (akut), megakaryocyt (akut)C94.3 Leukemia sel mastC94.4 Panmyelosis akutC94.5 Myelofibrosis akutC94.7 Leukemia lain yang dijelaskan; leukemia sel limfosarkoma
C95 Leukaemia dengan jenis sel tidak dijelaskanTermasuk: kode morfologi M980 dengan kode sifat /3C95.0 Leukemia akut dengan jenis sel tidak dijelaskan
Leukaemia sel blast, leukemia sel stemKecuali: eksaserbasi akut leukemia kronis yang tidak dijelaskan
(C95.1)C95.1 Leukemia kronis dengan jenis sel tidak dijelaskanC95.2 Leukemia subakut dengan jenis sel tidak dijelaskanC95.7 Leukemia lain dengan jenis sel tidak dijelaskan
72
C95.9 Leukaemia, tidak dijelaskan
C96 Neoplasma ganas lain dan tidak dijelaskan pada jaringan limfoid, haematopoietik dan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M972, M974 dengan kode sifat /3C96.0 Penyakit Letterer-Siwe
retikuloendotheliosis nonlipid:, retikulosis nonlipid:C96.1 Histiositosis maligna
Retikulosis medulla histiositC96.2 Tumor maligna sel mast
Malignant: mastositoma, mastositosis, sarkoma sel mastKecuali: leukaemia sel mast (C94.3), mastositosis (kulit) (Q82.2)
C96.3 Limfoma histiosit sejatiC96.7 Neoplasma ganas lain jaringan limfoid, haematopoietic dan yang
berhubungan C96.9 Neoplasma ganas jaringan limfoid, haematopoietic dan yang
berhubungan, tidak dijelaskan
Neoplasma ganas situs ganda independen (primer) (C97)C97 Neoplasma ganas situs ganda independen (primer)C97. Neoplasma ganas dengan situs ganda primer yang independen
C97 digunakan kalau tercatat dua atau lebih neoplasma ganas primer yang independen sebagai kondisi utama, tanpa ada yang lebih menonjol. Kode tambahan bisa digunakan untuk identifikasi masing-masing neoplasma ganas tersebut.
Neoplasma in situ (D00-D09)Catatan: Neoplasma in situ banyak dianggap sebagai berada dalam masa
perubahan morfologis antara displasia dan kanker yang invasif. Misalnya, untuk cervical intraepithelial neoplasia (CIN) dikenal tiga stadium, yang ketiga (CIN III) termasuk pada displasia berat dan karsinoma in situ. Sistem peringkat ini telah diperluas ke organ lain, seperti vulva dan vagina. Deskripsi neoplasia intraepitel stadium III, dengan atau tanpa disebutkannya displasia, diletakkan pada bagian ini. Stadium I dan II diklasifikasikan sebagai displasia sistem organ yang terlibat dan harus dikode pada bab sistem tubuh yang relevan.
Termasuk: penyakit Bowen; erythroplasia; kode morfologi dengan kode sifat /2
eritroplasia Queyrat
D00 Carcinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambungKecuali: melanoma in situ (D03.-)D00.0 Bibir, rongga mulut dan farings
73
Plika ariepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggirBatas vermillion bibirKecuali: plika ariepiglottik, permukaan larings (D02.0)
epiglottis: NOS (D02.0), pars suprahyoid (D02.0)kulit bibir (D03.0, D04.0)
D00.1 EsofagusD00.2 Lambung
D01 Carcinoma in situ organ pencernaan lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: melanoma in situ (D03.-)D01.0 Colon
Kecuali: pertemuan rektosigmoid (D01.1)D01.1 Pertemuan rektosigmoidD01.2 RektumD01.3 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir anus (D03.5, D04.5), kulit anus (D03.5, D04.5)kulit sekitar anus (D03.5, D04.5)
D01.4 Bagian usus lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: ampulla Vateri (D01.5)
D01.5 Hati, kantong empedu dan saluran empedu; ampulla VateriD01.7 Organ pencernaan lain yang dijelaskan; pankreasD01.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D02 Carcinoma in situ of middle ear and respiratory systemKecuali: melanoma in situ (D03.-)D02.0 Larings: Aryepiglottic fold, permukaan larings; Epiglottis (pars
suprahyoid)Kecuali: plika aryepiglottik: NOS, permukaan hipofarings, pinggir
(D00.0)D02.1 TrakheaD02.2 Bronkus dan paru-paruD02.3 Bagian lain sistem pernafasan: Sinus aksesorius, telinga tengah,
rongga hidungKecuali: telinga (luar)(kulit) (D03.2, D04.2)
hidung: NOS (D09.7), kulit hidung (D03.3, D04.3)D02.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D03 Melanoma in situTermasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /2D03.0 Melanoma in situ bibirD03.1 Melanoma in situ kelopak mata, termasuk canthusD03.2 Melanoma in situ telinga dan liang telinga luarD03.3 Melanoma in situ bagian lain muka dan yang tidak dijelaskanD03.4 Melanoma in situ kulit kepala dan leherD03.5 Melanoma in situ badan
74
Pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, mammae (kulit)(jaringan lunak)
D03.6 Melanoma in situ anggota atas, termasuk bahuD03.7 Melanoma in situ anggota bawah, termasuk panggulD03.8 Melanoma in situ tempat lainD03.9 Melanoma in situ, tidak dijelaskan
D04 Carcinoma in situ kulitKecuali: erythroplasia Queyrat (penis) NOS (D07.4); melanoma in situ
(D03.-)D04.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D00.0)D04.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthusD04.2 Kulit telinga dan liang telinga luarD04.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskanD04.4 Kulit kulit kepala dan leherD04.5 Kulit badan; pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D01.3), kulit organ genital (D07.-)D04.6 Kulit anggota atas, termasuk bahuD04.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggulD04.8 Kulit tempat lainD04.9 Kulit, tidak dijelaskan
D05 Karsinoma in situ mammaeKecuali: karsinoma in situ kulit mammae (D04.5)
melanoma in situ mammae (kulit) (D03.5)D05.0 Karsinoma lobularis in situ D05.1 Karsinoma intraductus in situ D05.7 Karsinoma in situ lain mammae D05.9 Karsinoma in situ mammae, tidak dijelaskan
D06 Karsinoma in situ servix uteriTermasuk: cervical intraepithelial neoplasia [CIN], grade III, dengan atau
tanpa disebutkan displasia beratKecuali: melanoma in situ servix (D03.5); displasia berat servix NOS
(N87.2)D06.0 EndoservixD06.1 ExoservixD06.7 Bagian lain servixD06.9 Servix, tidak dijelaskan
D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: melanoma in situ (D03.5)D07.0 EndometriumD07.1 Vulva: Vulvar intraepithelial neoplasia [VIN], grade III, dengan atau
tanpa disebutkan displasia berat
75
Kecuali: displasia berat vulva NOS (N90.2)D07.2 Vagina: Vaginal intraepithelial neoplasia [VAIN], grade III, dengan
atau tanpa disebutkan displasia beratKecuali: displasia berat vagina NOS (N89.2)
D07.3 Organ genitalia wanita yang lain dan tidak dijelaskanD07.4 Penis; eritroplasia Queyrat NOSD07.5 ProstatD07.6 Organ genitalia pria yang lain dan tidak dijelaskan
D09 Karsinoma in situ pada situs lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: melanoma in situ (D03.-)D09.0 BladderD09.1 Organ perkemihan lain dan yang tidak dijelaskanD09.2 Mata
Kecuali: kulit kelopak (D04.1)D09.3 Tiroid dan kelenjar endokrin lain
Kecuali: pankreas endocrine (D01.7); ovarium (D07.3), testis (D07.6)D09.7 Karsinoma in situ pada tempat lain yang dijelaskanD09.9 Karsinoma in situ, tidak dijelaskan
Neoplasma jinak (D10-D36)Termasuk: kode morfologi dengan kode sifat /0D10 Neoplasma jinak mulut dan faringsD10.0 Bibir; bibir (frenulum)(sisi dalam)(mucosa)(batas vermilion)
Kecuali: kulit bibir (D22.0, D23.0)D10.1 Lidah, tonsilla lingualisD10.2 Lantai mulutD10.3 Bagian mulut yang lain dan tidak dijelaskan; kelenjar saliva minor
NOSKecuali: neoplasma odontogenik jinak (D16.4-D16.5), mukosa bibir
(D10.0), permukaan nasofarings palatum molle (D10.6)D10.4 Tonsil; tonsil (faucial)(palatina)
Kecuali: tonsilla lingualis (D10.1), tonsil farings (D10.6), tonsillar: fossa (D10.5), pillars (D10.5)
D10.5 Bagian lain orofaringsEpiglottis, permukaan anteriorTonsillar: fossa, pillarsValleculaKecuali: epiglottis: NOS (D14.1), pars suprahyoid (D14.1)
D10.6 NasofaringsTonsil farings, pinggir posterior septum dan choanae
D10.7 HipofaringsD10.9 Farings, tidak dijelaskan
D11 Neoplasma jinak kelenjar saliva mayor
76
Kecuali: neoplasma jinak kelenjar saliva minor yang dijelaskan, yang diklasifikasi menurut lokasi anatomisnya
neoplasma jinak kelenjar saliva minor NOS (D10.3)D11.0 Kelenjar parotidD11.7 Kelenjar saliva mayor lainnya; kelenjar: sublingualis,
submandibularisD11.9 Kelenjar saliva mayor, tidak dijelaskan
D12 Neoplasma jinak kolon, rektum, anus dan saluran anusD12.0 Caecum; katup ileocaecumD12.1 AppendixD12.2 Kolon asendensD12.3 Kolon transversa; fleksura hepatis, fleksura splinikusD12.4 Kolon desendensD12.5 Kolon sigmoidD12.6 Kolon, tidak dijelaskan: adenomatosis, polyposis (herediter) kolonD12.7 Pertemuan rektosigmoidD12.8 RektumD12.9 Anus dan saluran anus
Kecuali: pinggir (D22.5, D23.5), kulit anus dan perianus (D22.5, D23.5)
D13 Neoplasma jinak bagian sistem pencernaan yang lain dan kurang jelasD13.0 EsofagusD13.1 LambungD13.2 DuodenumD13.3 Bagian usus halus lain dan yang tidak dijelaskanD13.4 Liver; saluran empedu intrahepatikD13.5 Saluran empedu ekstrahepatikD13.6 Pankreas
Kecuali: pankreas endokrin (D13.7)D13.7 Pankreas endokrin: tumor sel pulau, pulau LangerhansD13.9 Situ yang tidak jelas pada sistem pencernaan
Sistem pencernaan NOS, usus NOS, limpa
D14 Neoplasma jinak telinga tengah dan sistem pernafasanD14.0 Telinga tengah, rongga hidung dan sinus aksesorius; rawan hidung
Kecuali: liang telinga (luar)(kulit) (D22.2, D23.2)tulang: telinga (D16.4), hidung (D16.4)rawan telinga (D21.0)hidung: NOS (D36.7), kulit (D22.3, D23.3)bulbus olfaktorius (D33.3)polip: sinus aksesorius (J33.8), hidung (rongga) (J33.-)polip telinga (tengah) (H74.4), pinggir posterior dan khoanae (D10.6)
D14.1 Larings; epiglottis (pars suprahyoid)
77
Kecuali: permukaan anterior epiglottis (D10.5)polip pita suara dan larings (J38.1)
D14.2 TracheaD14.3 Bronkus dan paru-paruD14.4 Sistem pernafasan, tidak dijelaskan
D15 Neoplasma jinak other and tidak dijelaskan intrathoracic organsKecuali: jaringan mesotel (D19.-)D15.0 ThymusD15.1 Heart
Kecuali: pembuluh besar (D21.3)D15.2 MediastinumD15.7 Organ intratoraks lain yang dijelaskanD15.9 Organ intratoraks, tidak dijelaskan
D16 Neoplasma jinak tulang dan rawan sendiKecuali: synovia (D21.-)D16.0 Skapula dan tulang panjang anggota atasD16.1 Tulang pendek anggota atasD16.2 Tulang panjang anggota bawahD16.3 Tulang pendek anggota bawahD16.4 Tulang tengkorak dan muka: maxilla (superior), tulang orbital
Kecuali: tulang rahang bawah (D16.5)D16.5 Tulang rahang bawahD16.6 Kolom vertebrae
Kecuali: sakrum dan koksigis (D16.8)D16.7 Iga, sternum dan klavikulaD16.8 Tulang pelvis, sakrum dan koksigisD16.9 Tulang dan rawan sendi, tidak dijelaskan
D17 Neoplasma lipomatosa jinakTermasuk: kode morfologi M885-M888 dengan kode sifat /0D17.0 Kulit dan jaringan bawah kulit kepala, muka dan leherD17.1 Kulit dan jaringan bawah kulit badanD17.2 Kulit dan jaringan bawah kulit anggotaD17.3 Kulit dan jaringan bawah kulit pada situs lain dan tidak dijelaskanD17.4 Organ intratoraksD17.5 Organ intra-abdomen
Kecuali: peritoneum dan retroperitoneum (D17.7)D17.6 Spermatic cordD17.7 Neoplasma lipomatosa jinak pada situs lain: peritoneum,
retroperitoneumD17.9 Neoplasma lipomatosa jinak, tidak dijelaskan; lipoma NOS
D18 Haemangioma dan lymphangioma, semua situsTermasuk: kode morfologi M912-M917 dengan kode sifat /0
78
Kecuali: nevus biru atau berpigmen (D22.-)D18.0 Haemangioma, semua situs; angioma NOSD18.1 Lymphangioma, semua situs
D19 Neoplasma jinak jaringan mesotelTermasuk: kode morfologi M905 dengan kode sifat /0D19.0 Jaringan mesotel pleuraD19.1 Jaringan mesotel peritoneumD19.7 Jaringan mesotel situs lainD19.9 Jaringan mesotel, tidak dijelaskan; mesotelioma jinak NOS
D20 Neoplasma jinak jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneumKecuali: neoplasma lipomatosa jinak peritoneum dan retroperitoneum
(D17.7)jaringan mesotel (D19.-)
D20.0 RetroperitoneumD20.1 Peritoneum
D21 Neoplasma jinak lain jaringan ikat dan jaringan lunak lainTermasuk: pembuluh darah, bursa, rawan, fasia, lemak, ligamen [kecuali
pada uterus], saluran limfe, otot, sinovia, tendon (pelapis)Kecuali: rawan: sendi (D16.-), larings (D14.1), hidung (D14.0)
uterus: leiomyoma (D25.-), ligamen (D28.2)jaringan vaskuler (D18.-), haemangioma (D18.0), lymphangioma
(D18.1)neoplasma lipomatosa (D17.-), jaringan ikat mammae (D24)peritoneum (D20.1), retroperitoneum (D20.0)syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D36.1)
D21.0 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain kepala, muka dan leherJaringan ikat: telinga, kelopak mataKecuali: jaringan ikat orbita (D31.6)
D21.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota atas, termasuk bahuD21.2 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain anggota bawah, termasuk
panggulD21.3 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain toraks: aksila, diafragma,
pembuluh besarKecuali: jantung (D15.1), mediastinum (D15.2), thymus (D15.0)
D21.4 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain abdomenD21.5 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain pelvis
Kecuali: leiomyoma uterus (D25.-), ligamen uterus (D28.2)D21.6 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain badan, tidak dijelaskan;
punggung NOSD21.9 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain, tidak dijelaskan
D22 Naevi melanositTermasuk: kode morfologi M872-M879 dengan kode sifat /0
79
naevus: NOS, blue, hairy, pigmentedD22.0 Naevi melanosit bibirD22.1 Naevi melanosit kelopak mata, termasuk canthusD22.2 Naevi melanosit telinga dan liang telinga luarD22.3 Naevi melanosit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskanD22.4 Naevi melanosit kulit kepala dan leherD22.5 Naevi melanosit badan: pinggir anus; kulit anus, perianus, mammaeD22.6 Naevi melanosit anggota atas, termasuk bahuD22.7 Naevi melanosit anggota bawah, termasuk panggulD22.9 Naevi melanosit, tidak dijelaskan
D23 Neoplasma jinak lain pada kulitTermasuk: neoplasma jinak: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar
keringatKecuali: neoplasma lipomatosa jinak (D17.0-D17.3), naevi melanosit (D22.-)D23.0 Kulit bibir
Kecuali: batas vermilion bibir (D10.0)D23.1 Kulit kelopak mata, termasuk canthusD23.2 Kulit telinga dan liang telinga luarD23.3 Kulit bagian lain muka dan yang tidak dijelaskanD23.4 Kulit kulit kepala dan leherD23.5 Kulit badan; pinggir anus; kulit anus, perianus, mammae
Kecuali: anus NOS (D12.9), skin of genital organs (D28-D29)D23.6 Kulit anggota atas, termasuk bahuD23.7 Kulit anggota bawah, termasuk panggulD23.9 Kulit, tidak dijelaskan
D24 Neoplasma jinak breastMammae: jaringan ikat, bagian lunakKecuali: displasia jinak mammae (N60.-), kulit mammae (D22.5, D23.5)
D25 Leiomyoma uterusTermasuk: neoplasma jinak uterus dengan kode morfologi M889 dan kode
sifat /0fibromyoma uterus
D25.0 Leiomyoma submukosa uterusD25.1 Leiomyoma intramural uterusD25.2 Leiomyoma subserosa uterusD25.9 Leiomyoma uterus, tidak dijelaskan
D26 Neoplasma jinak lain uterusD26.0 Servix uteriD26.1 Korpus uteriD26.7 Bagian lain uterusD26.9 Uterus, tidak dijelaskan
80
D27 Neoplasma jinak ovarium
D28 Neoplasma jinak organ genitalia lain wanita dan yang tidak dijelaskan Termasuk: polip adenomatosa, kulit organ genitalia wanitaD28.0 VulvaD28.1 VaginaD28.2 Tuba dan ligamen uterus: tuba Fallopii, ligamen uterus (latum)
(rotundum)D28.7 Organ genitalia lain wanita yang dijelaskanD28.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D29 Neoplasma jinak organ genitalia priaTermasuk: kulit organ genitalia priaD29.0 PenisD29.1 Prostat
Kecuali: hyperplasia prostate (adenomatosa) (N40)prostatic:: adenoma (N40), pembesaran, hipertrofi (N40)
D29.2 TestisD29.3 EpididymisD29.4 Skrotum; kulit skrotumD29.7 Organ genitalia lain pria: vesikula seminalis, spermatic cord, tunica
vaginalisD29.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D30 Neoplasma jinak organ perkemihanD30.0 Ginjal
Kecuali: kaliks ginjal (D30.1), pelvis ginjal (D30.1)D30.1 Pelvis ginjalD30.2 Ureter
Kecuali: muara ureter di bladder (D30.3)D30.3 Bladder, muara ureter di bladder, lobang pangkal uretra di bladderD30.4 Urethra
Kecuali: lobang pangkal uretra di bladder (D30.3)D30.7 Organ perkemihan lainnya: kelenjar paraurethraD30.9 Urinary organ, tidak dijelaskan; sistem perkemihan NOS
D31 Neoplasma jinak eye and adnexaKecuali: jaringan ikat kelopak (D21.0),
kulit kelopak (D22.1, D23.1) N. Optikus (D33.3)
D31.0 KonjunctivaD31.1 KorneaD31.2 RetinaD31.3 KhoroidD31.4 Korpus siliaris; bola mata
81
D31.5 Kelenjar dan duktus lakrimalis; saccus lacrimalis, ductus nasolacrimalis
D31.6 Orbita, tidak dijelaskan: jaringan ikat orbita, otot ekstraokuli, syaraf perifer orbita, jaringan retrobulbar, jaringan retrookuler
Kecuali: tulang orbita (D16.4)D31.9 Mata, tidak dijelaskan
D32 Neoplasma jinak meningenD32.0 Meningen otakD32.1 Meningen spinalisD32.9 Meningen, tidak dijelaskan; meningioma NOS
D33 Neoplasma jinak otak dan bagian lain sistem syaraf pusatKecuali: angioma (D18.0), meningen (D32.-), syaraf perifer dan sistem
syaraf otonom (D36.1), jaringan retro-okuler (D31.6)D33.0 Supratentorium otak
Ventrikel otak, serebrum, lobus frontalis, oksipitalis, parietalis, temporalis
Kecuali: ventrikel IV (D33.1)D33.1 Infratentorium otak: batang otak, serebelum, ventrikel IVD33.2 Otak, tidak dijelaskanD33.3 Nervi craniales; bulbus olfaktoriusD33.4 Medulla spinalisD33.7 Bagian lain sistem syaraf pusat yang dijelaskanD33.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
D34 Neoplasma jinak kelenjar tiroid
D35 Neoplasma jinak kelenjar endokrin lain dan yang tidak dijelaskanKecuali: pankreas endokrin (D13.7), ovarium (D27), testis (D29.2), thymus
(D15.0)D35.0 Kelenjar adrenal D35.1 Kelenjar parathyroid D35.2 Kelenjar pituitary D35.3 Duktus kraniofaringsD35.4 Kelenjar pinealD35.5 Carotid bodyD35.6 Aortic body dan paraganglia lainD35.7 Kelenjar endokrin lain yang dijelaskanD35.8 Keterlibatan pluriglandular [berbagai kelenjar yang berbeda]D35.9 Kelenjar endocrine, tidak dijelaskan
D36 Neoplasma jinak padasitus lain dan yang tidak dijelaskanD36.0 Kelenjar limfeD36.1 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonom
82
Kecuali: syaraf perifer orbita (D31.6)D36.7 Situs lain yang idjelaskan; hidung NOSD36.9 Neoplasma jinak pada situs yang tidak dijelaskan
Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui (D37-D48)Catatan: Kategori D37-D48 mengklasifikasi neoplasma yang sifatnya tidak
jelas atau tidak diketahui, yaitu terdapat keraguan apakah neoplasma ini ganas atau jinak, menurut situs. Neoplasma semacam ini diberi kode sifat /1 dalam klasifikasi morfologi neoplasma
D37 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada rongga mulut dan organ pencernaan
D37.0 Bibir, rongga mulut dan faringsAryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, zona pinggirKelenjar saliva mayor dan minor, batas vermilion bibirKecuali: permukaan larings plika aryepiglottik (D38.0), epiglottis:
NOS atau pars suprahyoidea (D38.0), kulit bibir (D48.5)D37.1 LambungD37.2 Usus halusD37.3 AppendixD37.4 KolonD37.5 Rektum, pertemuan rektosigmoidD37.6 Hati, kantong empedu dan saluran empedu, ampulla VateriD37.7 Organ pencernaan lainnya:saluran anus, sfingter ani, anus NOS, usus
NOSKecuali: pinggir anus (D48.5), kulit anus, kulit perianus (D48.5)
D37.9 Organ pencernaan, tidak dijelaskan
D38 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada telinga tengah dan organ pernafasan dan intratoraks
Kecuali: jantung (D48.7)D38.0 Larynx
Aryepiglottic fold, permukaan larings; epiglottis (pars suprahyoidea)Kecuali: aryepiglottic fold: NOS, permukaan hipofarings, pinggir
(D37.0)D38.1 Trachea, bronkus dan paru-paruD38.2 PleuraD38.3 MediastinumD38.4 ThymusD38.5 Organ pernafasan lain: sinus, rawan hidung, rongga hidung, telinga
tengahKecuali: telinga (luar)(kulit) (D48.5), nose: NOS (D48.7), kulit (D48.5)
D38.6 Organ pernafasan, tidak dijelaskan
83
D39 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia wanita
D39.0 UterusD39.1 OvariumD39.2 Plasenta
Chorioadenoma destruens, mola hydatidiformis invasif atau malignaKecuali: mola hydatidiformis NOS (O01.9)
D39.7 Organ genitalia wanita lainnya; kulit organ genitalia wanitaD39.9 Organ genitalia wanita, tidak dijelaskan
D40 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada genitalia pria
D40.0 ProstatD40.1 TestisD40.7 Organ genitalia pria lainnya, kulit organ genitalia priaD40.9 Organ genitalia pria, tidak dijelaskan
D41 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui organ perkemihan
D41.0 GinjalKecuali: pelvis ginjal (D41.1)
D41.1 Pelvis ginjalD41.2 UreterD41.3 UrethraD41.4 BladderD41.7 Organ perkemihan lainD41.9 Organ perkemihan, tidak dijelaskan
D42 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada meningenD42.0 Meningen serebriD42.1 Meningen spinalisD42.9 Meningen, tidak dijelaskan
D43 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada otak dan SSP
Kecuali: syaraf perifer dan sistem syaraf otonom (D48.2)D43.0 Supratentorium otak:
Ventrikel serebri, serebrum, lobus frontal, oksipital, parietal, temporalKecuali: ventrikel IV (D43.1)
D43.1 Infratentorium otak: batang otak, serebellum, ventrikel IVD43.2 Otak, tidak dijelaskanD43.3 Nervi kranialesD43.4 Medulla spinalisD43.7 Bagian lain sistem syaraf pusatD43.9 Sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan; sistem syaraf (pusat) NOS
84
D44 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui kelenjar endokrinKecuali: pankreas endokrin (D37.7), ovarium (D39.1), testis (D40.1), thymus
(D38.4)D44.0 Kelenjar tiroidD44.1 Kelenjar adrenalD44.2 Kelenjar parathyroidD44.3 Kelenjar pituitaryD44.4 Duktus kraniofaringsD44.5 Kelenjar pinealD44.6 Carotid bodyD44.7 Aortic body dan paraganglia lainD44.8 Keterlibatan pluriglandular; adenomatosis endokrin gandaD44.9 Endocrine gland, tidak dijelaskan
D45 Polycythaemia veraKode morfologi M9950 dengan kode sifat /1
D46 Sindroma myelodysplastikTermasuk: Kode morfologi M998 dengan kode sifat /1D46.0 Anemia refrakter tanpa sideroblasts, begitu dinyatakanD46.1 Anemia refrakter dengan sideroblastsD46.2 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts D46.3 Anemia refrakter dengan kelebihan blasts dengan transformasiD46.4 Anemia refrakter, tidak dijelaskanD46.7 Sindroma myelodysplastik lainD46.9 Sindroma myelodysplastik, tidak dijelaskan;
Myelodysplasia NOS, Preleukaemia (syndrome) NOS
D47 Neoplasma lain dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Termasuk: kode morfologi M974, M976, M996-M997 dengan kode sifat /1D47.0 Tumor histiosit dan sel mast dengan sifat tidak jelas atau tidak
diketahuitumor sel mast NOS, mastocytoma NOSKecuali: mastocytosis (kulit) (Q82.2)
D47.1 Penyakit myeloproliferatif kronisMyelofibrosis (dengan myeloid metaplasia)Penyakit myeloproliferatif, tidak dijelaskanMyelosklerosis (megakaryocytic) dengan metaplasia myeloid
D47.2 Monoclonal gammopathyD47.3 Essential (haemorrhagic) thrombocythaemia
Idiopathic haemorrhagic thrombocythaemiaD47.7 Neoplasma lain dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang
dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
85
D47.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui lain yang dinyatakan pada limfoid, hematopoietik dan jaringan yang berhubungan
Penyakit limfoproliferatif NOS
D48 Neoplasma dengan sifat tak jelas atau tak diketahui pada situs lain dan yang tidak dijelaskan
Kecuali: neurofibromatosis (nonmalignant) (Q85.0)D48.0 Tulang dan rawan sendi
Kecuali: rawan telinga (D48.1), larings (D38.0), hidung (D38.5)jaringan ikat kelopak mata (D48.1), synovia (D48.1)
D48.1 Jaringan ikat dan jaringan lunak lain; jaringan ikat telinga, kelopak mata
Kecuali: rawan sendi (D48.0), larings (D38.0), hidung (D38.5)jaringan ikat mammae (D48.6)
D48.2 Syaraf perifer dan sistem syaraf otonomKecuali: suaraf perifer orbita (D48.7)
D48.3 RetroperitoneumD48.4 PeritoneumD48.5 Kulit: pinggir anus, kulit anus, kulit perianus, kulit mammae
Kecuali: anus NOS (D37.7), kulit organ genital (D39.7, D40.7)batas vermilion bibir (D37.0)
D48.6 MammaeJaringan ikat mammae, cystosarcoma phyllodesKecuali: kulit mammae (D48.5)
D48.7 Situs lain yang dijelaskan: mata, jantung, syaraf perifer orabitaKecuali: jaringan ikat (D48.1), kulit kelopak mata (D48.5)
D48.9 Neoplasma dengan sifat tidak jelas atau tidak diketahui, tidak dijelaskan
" “Pertumbuhan” NOS", neoplasma NOS, pertumbuhan baru NOS, tumor NOS
86
BAB IIIPENYAKIT DARAH, ORGAN PEMBUAT
DARAH, DAN KELAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN MEKANISME IMUN (D50 -
D89)Kecuali:
penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal
(S00-T98)neoplasma (C00-D48)tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
n.e.c. (R00-R99)
Blok-blok pada Bab ini:D50-D53 Anemia nutrisiD55-D59 Anemia hemolitikaD60-D64 Anemia aplastika dan anemia lainD65-D69 Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lainD70-D77 Penyakit darah dan organ pembentuk darah lainD80-D89 Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
Kategori asterisk:D63* Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)D77* Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada penyakit c. e.
Anemia nutrisi (D50-D53)
D50 Anemia defisiensi besi
Termasuk: anaemia: asiderotic, hypochromicD50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)D50.1 Sideropenic dysphagia
87
sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson D50.8 Anemia defisiensi besi lainnyaD50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskanD51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12
Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuriaSindroma Imerslund(-Gräsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin IID51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Vegan anaemiaD51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lainD51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskanD52 Anemia defisiensi asam folat
D52.0 Anemia defisiensi folat makanananemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatanD52.8 Anemia defisiensi folat lainnyaD52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan
D53 Anemia nutrisi lainnya
Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi proteinAnemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduricKecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOSKecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbutKecuali: scurvy (E54) – kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskanKecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia,
seperti defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau
zinc (E60)D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhanaKecuali: anaemia NOS (D64.9)
88
Anemia hemolitika (D55-D59)Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase
[G6PD]Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP) Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotidaD55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnyaD55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskanD56 Thalassaemia
D56.0 Thalassaemia alphaKecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia betaCooley's anaemia, sickle-cell beta thalassaemia, Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-betaD56.3 Thalassaemia traitD56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediterD56.8 Thalassaemia lainD56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain) Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy lain)
D57 Sickle-cell Kelainan-kelainan
Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia; meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah mereka memasuki sirkulasi.Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-), sickle-cell beta thalassaemia
(D56.1)D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisisD57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOSD57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SED57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
89
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin SD57.8 Kelainan sickle-cell lain
D58 Anemia hemolitika herediter lain
D58.0 Sferositosis herediteracholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic
icterussindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosiselliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lainhaemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOSanaemia ‘Heinz body’ congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabilKecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0), high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan
D59 Anemia hemolitika yang didapat
D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatanD59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)Penyakit haemagglutinin cold kronis Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuriaAnemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
. warm type (secondary)(symptomatic)Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6), sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatanAnemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndromeD59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksikD59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismalgunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab.
90
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnyaD59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis
Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume – volume eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid. Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronisD60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementaraD60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnysD60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan
D61 Anemia aplastika lainnya
Kecuali: agranulocytosis (D70)D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatanD61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternalD61.3 Anemia aplastika idiopatikD61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskanD61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan
D62 Anemia pasca perdarahan akut
Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)
D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48†)D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat
lain
91
D64 Anemia lain
Kecuali: anemia refrakter: tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1); dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS (D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediterD64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakitD64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksinD64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NECD64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
dishematopoietik anemia (kongenital) Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblasticD64.9 Anemia, tidak dijelaskan
Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi, Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC), Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminansKecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60), hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D66 Defisiensi faktor VIII herediter
Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)Haemophilia: NOS, A, klasikKecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)
D67 Defisiensi faktor IX herediter
Penyakit Christmas, Haemophilia BDefisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional),
plasma thromboplastin component [PTC]
D68 Other coagulation defects
92
Kecuali: yang mempersulit:abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrandangiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia
vaskulerKecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional
(D66)kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediterHaemophilia CDefisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnyaCongenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerinDefisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit
OwrenD68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
HyperheparinaemiaPeningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapatDefisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin KKecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskanTerdapatnya inhibitor systemic lupus erythematosus [SLE]
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan
D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya
Kecuali:trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3), purpura fulminans (D65), purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0), purpura cryoglobulinaemia (D89.1); purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergiPurpura: anaphylactoid, Henoch(-Schönlein), vascular
nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathicVasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects – cacad kualitatif plateletThrombocytopathyKecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnyaPurpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpuraSindroma Evans
93
D69.4 Trombositopenia primer lainnyaKecuali: Trombositopenia neonatus sementara (P61.0), sindroma
Wiskott-Aldrich (D82.0), trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunderD69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskanD69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan
Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)
D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)
Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosisChronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic
granulomatosis
D72 Kelainan lain sel darah putih
Kecuali:preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8), neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekositAnomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-HuëtHipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathyKecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 EosinophiliaEosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskanReaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik; Leukositosis,
limfositosis (symptomatic), limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan
D73 Penyakit-penyakit limpa
94
D73.0 HiposplenismusAsplenia, pasca-bedah; atrofi of spleenKecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 HypersplenismKecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronisD73.3 Abses limpaD73.4 Kista limpaD73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntirD73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOSD73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskanD74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenitaldefisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
penyakit haemoglobin-M [Hb-M]; methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lainmethaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0), kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosisPolycythaemia: jinak, keturunanKecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunderPolycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relativeakibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
BasophiliaD75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit
95
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)histiocytosis maligna (C96.1)retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
granuloma eosinophilia, penyakit Hand-Schüller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositikRetikulosis hemofagositik keturunan (familial)Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksiD76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
Kelainan tertentu yangmelibatkan mekanisme imun (D80-D89)Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi
netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediterAgammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilialAgammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulinAgammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM]D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau
dengan hiperimmunoglobulinaemiaD80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahirD80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
96
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan
D81 Immunodefisiensi gabungan
Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined
immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendahD81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normalD81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]D81.4 Sindroma NezelofD81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndromeD81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas IID81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung BiotinD81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczemaD82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome – sindroma saccus pharyngeusThymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan
immunodefisiensiD82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendekD82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-linkD82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang
dijelaskanD82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak
dijelaskan
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B
97
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau TD83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lainD83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan
D84 Imunodefisiensi lainnya
D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskanD84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan
D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paruD86.1 Sarkoidosis kelenjar limfeD86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfeD86.3 Sarkoidosis kulitD86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis† (H22.1*)Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis† (G53.2*)Sarcoid: artropati† (M14.8*), miokarditis† (I41.8*), miositis† (M63.3*)Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)monoclonal gammopathy (D47.2)kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemiaBenign hypergammaglobulinaemic purpuraPolyclonal gammopathy NOS
D89.1 CryoglobulinaemiaCryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunderCryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskanD89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun,
n.e.c. D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS
98
99
BAB IIIPENYAKIT DARAH, ORGAN PEMBUAT
DARAH, DAN KELAINAN TERTENTU YANG MELIBATKAN MEKANISME IMUN (D50 -
D89)Kecuali:
penyakit autoimmun (sistemik) NOS (M35.9)
kondisi tertentu yang dimulai pada masa perinatal (P00-P96)komplikasi hamil, melahirkan, dan nifas (O00-O99)malformasi, deformasi, dan kelainan kromosom kongenital (Q00-
Q99)penyakit endokrin, gizi dan metabolik (E00-E90)penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B20-B24)cedera, keracunan dan akibat lain tertentu penyebab eksternal
(S00-T98)neoplasma (C00-D48)tanda, gejala dan penemuan klinis dan laboratorium abnormal,
n.e.c. (R00-R99)
Blok-blok pada Bab ini:D50-D53 Anemia nutrisiD55-D59 Anemia hemolitikaD60-D64 Anemia aplastika dan anemia lainD65-D69 Cacad pembekuan, purpura dan kondisi perdarahan lainD70-D77 Penyakit darah dan organ pembentuk darah lainD80-D89 Kelainan tertentu yang melibatkan mekanisme imun
Kategori asterisk:D63* Anemia pada penyakit kronis c. e. (classified elsewhere)D77* Kelainan darah atau organ pembentuk darah pada penyakit c. e.
Anemia nutrisi (D50-D53)
D50 Anemia defisiensi besi
Termasuk: anaemia: asiderotic, hypochromicD50.0 Anemia defisiensi besi akibat kehilangan darah (kronis)
Anemia pasca perdarahan (kronis)Kecuali: anemia pasca perdarahan akut (D62)
anemia kongenital akibat kehilangan darah janin (P61.3)D50.1 Sideropenic dysphagia
100
sindroma Kelly-Paterson, sindroma Plummer-Vinson D50.8 Anemia defisiensi besi lainnyaD50.9 Anemia defisiensi besi, tidak dijelaskanD51 Anemia akibat defisiensi vitamin B12
Kecuali: Defisiensi vitamin B12 (E53.8)D51.0 Anemia defisiensi vitamin B12 akibat defisiensi faktor intrinsik
Anaemia: Addison, Biermer, pernicious (congenital)Defisiensi faktor intrinsik kongenital
D51.1 Anemia def. vit. B12 akibat malabsorbsi selektif vit. B12 dengan proteinuriaSindroma Imerslund(-Gräsbeck); anaemia megaloblast herediter
D51.2 Defisiensi transcobalamin IID51.3 Anemia defisiensi vitamin B12 makanan
Vegan anaemiaD51.8 Anemia defisiensi vitamin B12 lainD51.9 Anemia defisiensi vitamin B12, tidak dijelaskanD52 Anemia defisiensi asam folat
D52.0 Anemia defisiensi folat makanananemia megaloblastik gizi
D52.1 Anemia defisiensi folat akibat obat-obatanD52.8 Anemia defisiensi folat lainnyaD52.9 Anemia defisiensi folat, tidak dijelaskan
D53 Anemia nutrisi lainnya
Termasuk: Anemia megaloblastik yang tidak sembuh dengan terapi vitamin B12 atau folat
D53.0 Anemia defisiensi proteinAnemia defisiensi asam amino, anemia orotaciduricKecuali: sindroma Lesch-Nyhan (E79.1)
D53.1 Anemia megaloblastik lain, n.e.c.; Anemia megaloblastik NOSKecuali: penyakit Di Guglielmo (C94.0)
D53.2 Anemia skorbutKecuali: scurvy (E54) – kekurangan vitamin C
D53.8 Anemia nutrisi lain yang dijelaskanKecuali: defisiensi gizi kalau tidak disebutkan anemia,
seperti defisiensi copper (E61.0), molybdenum (E61.5), atau
zinc (E60)D53.9 Anemia gizi, tidak dijelaskan
Anemia kronis sederhanaKecuali: anaemia NOS (D64.9)
101
Anemia hemolitika (D55-D59)Kecuali: Anemia defisiensi enzim akibat obat-obatan (D59.2)D55.0 Anemia akibat defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase
[G6PD]Favism, anemia defisiensi G6PD
D55.1 Anemia akibat kelainan lain metabolisme glutathione Anemia akibat defisiensi enzim jalur hexose monophosphate (HMP) Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type I
D55.2 Anemia akibat kelainan enzim-enzim glikolisis Anaemia defisiensi hexokinase, pyruvate kinase, triose-P isomerase Anemia hemolitika nonsferositik (herediter), type II
D55.3 Anemia akibat kelainan metabolisme nukleotidaD55.8 Anemia akibat kelainan enzim lainnyaD55.9 Anemia akibat kelainan enzim, tidak dijelaskanD56 Thalassaemia
D56.0 Thalassaemia alphaKecuali: hydrops fetalis akibat penyakit hemolisis (P56.-)
D56.1 Thalassaemia betaCooley's anaemia, sickle-cell beta thalassaemia, Thalassaemia intermedia, thalassemia major
D56.2 Thalassaemia delta-betaD56.3 Thalassaemia traitD56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin [HPFH]
Hb fetus persisten herediterD56.8 Thalassaemia lainD56.9 Thalassaemia, tidak dijelaskan
Mediterranean anaemia (dengan haemoglobinopathy lain) Thalassaemia (minor)(campuran)(dengan haemoglobinopathy lain)
D57 Sickle-cell Kelainan-kelainan
Kelainan sel-sabit (penyakit Hb S; drepanocytic anemia; meniscocytosis) ini adalah anemia hemolitika kronis S. Karena eritrosit berbentuk sabit sangat rapuh, hemolisis terjadi tak lama setelah mereka memasuki sirkulasi.Kecuali: haemoglobinopathi lain (D58.-), sickle-cell beta thalassaemia
(D56.1)D57.0 Sickle-cell anaemia dengan krisis
Penyakit Hb-SS dengan krisisD57.1 Sickle-cell anaemia tanpa krisis
Sickle-cell: anaemia, penyakit, kelainan NOSD57.2 Kelainan sabit heterozigot ganda
Penyakit: Hb-SC, Hb-SD, Hb-SED57.3 Sickle-cell trait (bakat sel sabit)
102
Hb-S trait, heterozygous haemoglobin SD57.8 Kelainan sickle-cell lain
D58 Anemia hemolitika herediter lain
D58.0 Sferositosis herediteracholuric (familial) jaundice: congenital (spherocytic) haemolytic
icterussindroma Minkowski-Chauffard
D58.1 Hereditary elliptocytosiselliptocytosis (congenital): ovalocytosis (congenital)(hereditary)
D58.2 Haemoglobinopati lainhaemoglobin abnormal NOS, haemoglobinopathy NOSanaemia ‘Heinz body’ congenital, penyakit: Hb-C, Hb-D, b-E,penyakit hemolitik hemoglobin tidak stabilKecuali: HPFH (D56.4), methaemoglobinaemia (D74.-),
penyakit Hb-M (D74.0), familial polycythaemia (D75.0), high-altitude polycythaemia (D75.1)
D58.8 Anemia hemolitika herediter yang dijelaskan lainnya: stomatocytosis
D58.9 Anemia hemolitika herediter, tidak dijelaskan
D59 Anemia hemolitika yang didapat
D59.0 Anemia hemolitika autoimmun akibat obat-obatanD59.1 Anemia hemolitika autoimmun lainnya
Penyakit hemolitika autoimun (cold type)(warm type)Penyakit haemagglutinin cold kronis Cold agglutinin: penyakit, haemoglobinuriaAnemia hemolitika: cold type (secondary)(symptomatic)
. warm type (secondary)(symptomatic)Kecuali: penyakit hemolitik fetus dan bayi (P55.-),
paroxysmal cold haemoglobinuria (D59.6), sindroma Evans (D69.3)
D59.2 Anemia hemolitika nonautoimmune akibat obat-obatanAnemia defisiensi enzim akibat obat-obatan
D59.3 Haemolytic-uraemic syndromeD59.4 Anemia hemolitika nonautoimmune lainnya
Haemolytic anaemia: mekanis, mikroangiopati, toksikD59.5 Paroxysmal nocturnal haemoglobinuria [Marchiafava-Micheli]
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)D59.6 Haemoglobinuria pada haemolysis akibat faktor eksternal lainnya
Haemoglobinuria: akibat olahraga, gerak jalan, dingin paroksismalgunakan kode tambahan (Chapter XX), untuk identifikasi penyebab.
103
Kecuali: haemoglobinuria NOS (R82.3)D59.8 Anemia hemolitika didapat lainnyaD59.9 Anemia hemolitika didapat, tidak dijelaskan
Anemia hemolitika idiopatik, kronis
Anemia aplastika dan anemia lainnya (D60-D64)D60 Aplasia eritrosit murni yang didapat [erythroblastopenia]
Anemia aplastika disebabkan oleh kurangnya pendahulu eritrosit, akibat rusaknya stem cell atau cedera mikro sumsum tulang, dan sering dengan MCV (mean corpuscular volume – volume eritrosit rata-rata) yang agak tinggi. Anemia aplastika biasanya berarti panhipoplasia sumsum tulang dengan leukopenia dan trombositopenia. Keraguan ini memunculkan istilah baru, yaitu aplasia RBC murni, yaitu penurunan selektif pendahulu eritroid. Termasuk: aplasia eritrosit (acquired)(adult)(with thymoma)D60.0 Aplasia eritrosit murni yang didapat kronisD60.1 Aplasia eritrosit murni yang didapat sementaraD60.8 Aplasia eritrosit murni yang didapat lsinnysD60.9 Aplasia eritrosit murni yang didapat, tidak dijelaskan
D61 Anemia aplastika lainnya
Kecuali: agranulocytosis (D70)D61.0 Anemia aplastika konstitusional
aplasia eritrosit (murni) (pada): kongenital, bayi, primer sindroma Blackfan-Diamond, familial hypoplastic anaemia anemia Fanconi, pansitopenia dengan malformasi
D61.1 Anemia aplastika akibat obat-obatanD61.2 Anemia aplastika akibat agen eksternalD61.3 Anemia aplastika idiopatikD61.8 Anemia aplastika lain yang dijelaskanD61.9 Anemia aplastika, tidak dijelaskan
D62 Anemia pasca perdarahan akut
Kecuali: anaemia kongenital dari kehilangan darah janin (P61.3)
D63* Anaemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain
D63.0* Anaemia pada penyakit neoplasia (C00-D48†)D63.8* Anaemia pada penyakit kronis lain yang diklasifikasikan di tempat
lain
104
D64 Anemia lain
Kecuali: anemia refrakter: tanpa sideroblasts (D46.0), dengan sideroblast (D46.1); dengan kelebihan blasts (D46.2), dengan transformasi (D46.3), NOS (D46.4)
D64.0 Anemia sideroblastik herediterD64.1 Anemia sideroblastik sekunder akibat penyakitD64.2 Anemia sideroblastik sekunder akibat obat dan toksinD64.3 Anemia sideroblastik lain
Sideroblastic anaemia: NOS, responsif pada pyridoxine NECD64.4 Anemia diseritropoietik kongenital
dishematopoietik anemia (kongenital) Kecuali: sindroma Blackfan-Diamond (D61.0),
peny. Di Guglielmo (C94.0)D64.8 Anemia lain yang dijelaskan
Infantile pseudoleukaemia, anemia leukoerythroblasticD64.9 Anemia, tidak dijelaskan
Cacad koagulasi, purpura, kondisi perdarahan lain (D65-D69)D65 Disseminated intravascular coagulation [sindroma defibrinasi]
Afibrinogenaemia didapat; Koagulopati konsumsi, Koagulasi intravaskuler diffusa atau disseminata (DIC), Perdarahan fibrinolitik didapat, Purpura fibrinolitik, Purpura fulminansKecuali: pada (mempersulit):
abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1), bayi baru lahir (P60), hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D66 Defisiensi faktor VIII herediter
Defisiensi faktor VIII (dengan cacad fungsional)Haemophilia: NOS, A, klasikKecuali: Defisiensi faktor VIII dengan cacad vaskuler (D68.0)
D67 Defisiensi faktor IX herediter
Penyakit Christmas, Haemophilia BDefisiensi: faktor IX (dengan cacad fungsional),
plasma thromboplastin component [PTC]
D68 Other coagulation defects
105
Kecuali: yang mempersulit:abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.1)hamil, melahirkan dan nifas (O45.0, O46.0, O67.0, O72.3)
D68.0 Penyakit Von Willebrandangiohaemophilia, def. faktor VIII dengan cacad vaskuler, hemofilia
vaskulerKecuali: defisiensi faktor VIII:NOS (D66), dengan cacad fungsional
(D66)kerapuhan kapiler (herediter) (D69.8)
D68.1 Defisiensi faktor XI herediterHaemophilia CDefisiensi Plasma thromboplastin antecedent [PTA]
D68.2 Defisiensi herediter faktor pembekuan lainnyaCongenital afibrinogenaemia, Defisiensi: AC globulin, proaccelerinDefisiensi faktor: I , II, V, VII, X, XII, XIII,Dysfibrinogenaemia (kongenital), Hypoproconvertinaemia, Penyakit
OwrenD68.3 Kelainan perdarahan akibat antikoagulansia yang beredar
HyperheparinaemiaPeningkatan: antithrombin, anti-VIIIa, anti-IXa, anti-Xa, anti-XIa
D68.4 Defisiensi faktor koagulasi yang didapatDefisiensi faktor koagulasi akibat: liver penyakit, defisiensi vitamin KKecuali: defisiensi vitamin K bayi (P53)
D68.8 Cacad koagulasi lain yang dijelaskanTerdapatnya inhibitor systemic lupus erythematosus [SLE]
D68.9 Cacad koagulasi, tidak dijelaskan
D69 Purpura dan keadaan perdarahan lainnya
Kecuali:trombositemia essensial (haemorrhagic) (D47.3), purpura fulminans (D65), purpura hipergammaglobulinemia jinak (D89.0), purpura cryoglobulinaemia (D89.1); purpura thrombositopenik thrombotik (M31.1)
D69.0 Purpura alergiPurpura: anaphylactoid, Henoch(-Schönlein), vascular
nonthrombocytopenic: haemorrhagic, idiopathicVasculitis, allergi
D69.1 Qualitative platelet defects – cacad kualitatif plateletThrombocytopathyKecuali: penyakit von Willebrand (D68.0)
D69.2 Purpura nonthrombositopenik lainnyaPurpura: NOS, senile, simplex
D69.3 Idiopathic thrombocytopenic purpuraSindroma Evans
106
D69.4 Trombositopenia primer lainnyaKecuali: Trombositopenia neonatus sementara (P61.0), sindroma
Wiskott-Aldrich (D82.0), trombositopenia dengan radius absen (Q87.2)
D69.5 Trombositopenia sekunderD69.6 Trombositopenia, tidak dijelaskanD69.8 Kondisi perdarahan lain yang dijelaskan
Kerapuhan kapiler (herediter); pseudohaemophilia vaskuler D69.9 Kondisi perdarahan, tidak dijelaskan
Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)D70 Agranulocytosis
Agranulocytic angina; Infantile genetic agranulocytosis, Neutropenic splenomegaly
Neutropenia: NOS, kongenital, akibat obat, periodik, splenic (primer), toksik
Kecuali: transient neonatal neutropenia (P61.5)
D71 Kelainan fungsi netrofil polimorfonuklir (PMN)
Cacad kompleks reseptor [CR3] membran sel, Congenital dysphagocytosisChronic (childhood) granulomatous penyakit, Progressive septic
granulomatosis
D72 Kelainan lain sel darah putih
Kecuali:preleukaemia (syndrome) (D46.9), basophilia (D75.8), neutropenia (D70), kelainan-kelainan immunitas (D80-D89)
D72.0 Kelainan genetik lekositAnomaly (granulation)(granulocyte) atau sindroma:
Alder, May-Hegglin, Pelger-HuëtHipersegmentasi lekosit, hiposegmentasi lekosit, leukomelanopathyKecuali: Chediak(-Steinbrinck)-Higashi syndrome (E70.3)
D72.1 EosinophiliaEosinofilia: allergic, hereditary
D72.8 Kelainan sel darah putih lain yang dijelaskanReaksi lekemoid: limfositik, monositik, myelositik; Leukositosis,
limfositosis (symptomatic), limfopenia, monositosis (symptomatic), plasmasitosis
D72.9 Kelainan sel darah putih, tidak dijelaskan
D73 Penyakit-penyakit limpa
107
D73.0 HiposplenismusAsplenia, pasca-bedah; atrofi of spleenKecuali: asplenia (kongenital) (Q89.0)
D73.1 HypersplenismKecuali: splenomegaly: NOS (R16.1), kongenital (Q89.0)
D73.2 Splenomegali kongestif kronisD73.3 Abses limpaD73.4 Kista limpaD73.5 Infark limpa
Ruptur non-trauma limpa, limpa terpuntirD73.8 Penyakit lain pada limpa
Fibrosis limpa NOS, Perisplenitis, Splenitis NOSD73.9 Penyakit limpa, tidak dijelaskanD74 Methaemoglobinaemia
D74.0 Methaemoglobinaemia kongenitaldefisiensi kongenital NADH-methaemoglobin reductase
penyakit haemoglobin-M [Hb-M]; methaemoglobinaemia, hereditary
D74.8 Methaemoglobinaemia lainmethaemoglobinaemia didapat(dengan sulfhaemoglobinaemia)methaemoglobinaemia toksik
D74.9 Methaemoglobinaemia, tidak dijelaskan
D75 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah
Kecuali: hypergammaglobulinaemia NOS (D89.2), pembesaran kelenjar limfe (R59.-)
lymphadenitis: mesenteric (akut)(kronis) (I88.0), kronis (I88.1), NOS (I88.9), akut (L04.-)
D75.0 Familial erythrocytosisPolycythaemia: jinak, keturunanKecuali: hereditary ovalocytosis (D58.1)
D75.1 Polycythaemia sekunderPolycythaemia:
acquired, emotional, hypoxaemic, nefrogenous, relativeakibat: erythropoietin, volume plasma turun, high altitude, stress
Kecuali: polycythaemia: neonatorum (P61.1), vera (D45)D75.2 Essential thrombocytosis
Kecuali: essential (haemorrhagic) thrombocythaemia (D47.3)D75.8 Penyakit lain darah dan organ pembentuk darah yang dijelaskan
BasophiliaD75.9 Penyakit darah dan organ pembentuk darah, tidak dijelaskan
D76 Penyakit yang melibatkan jar. limforetikulum dan sistem retikulohistiosit
108
Kecuali: penyakit Letterer-Siwe (C96.0)histiocytosis maligna (C96.1)retikuloendotheliosis atau retikulosis:
. histiocytic medullary (C96.1); leukaemic (C91.4)
. lipomelanotic (I89.8); malignant (C85.7); nonlipid (C96.0)D76.0 Histiositosis sel Langerhans, not elsewhere classified
granuloma eosinophilia, penyakit Hand-Schüller-Christian, Histiocytosis X (chronic)
D76.1 Limfohistiosytosis hemofagositikRetikulosis hemofagositik keturunan (familial)Histiostoses fagosit mononuklit selain sel-sel Langerhans NOS
D76.2 Sindroma hemofagositik, berhubungan dengan infeksiD76.3 Sindroma histiositoses lain
Retikulohistiositoma (giant-cell), histiositosis sinus dengan limfadenopati luas
Xanthogranuloma
D77* Kelainan lain darah dan pembentuknya pada penyakit yang diuraikan di tempat lain
Fibrosis limpa pada schistosomiasis [bilharziasis] (B65.-†)
Kelainan tertentu yangmelibatkan mekanisme imun (D80-D89)Termasuk: cacad sistem komplemen, sarkoidosis,
kelainan imunodefisiensi, kecuali penyakit [HIV]Kecuali: penyakit auto imun (sistemik) NOS (M35.9), kelainan fungsi
netrofil polimorfonuklir (D71), penyakit [HIV] (B20-B24)
D80 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi menonjol
D80.0 Hipogammaglobulinaemia herediterAgammaglobulinaemia autosom resessif (Swiss type)Agammaglobulinaemia X-link [Bruton] (dg defisiensi growth hormon)
D80.1 Hipogammaglobulinaemia nonfamilialAgammaglobulinaemia dengan limfosit B pembawa immunoglobulinAgammaglobulinaemia (common variable) [CVAgamma]Hipogammaglobulinaemia NOS
D80.2 Defisiensi selektif immunoglobulin A [IgA]D80.3 Defisiensi selektif sub-subklas immunoglobulin G [IgG]D80.4 Defisiensi selektif immunoglobulin M [IgM]D80.5 Immunodefisiensi dengan peningkatan immunoglobulin M [IgM]D80.6 Defisiensi antobodi dengan immunoglobulin mendekati normal atau
dengan hiperimmunoglobulinaemiaD80.7 Hipogammaglobulinaemia sementara pada bayi baru lahirD80.8 Immunodefisiensi lain dengan cacad antibodi menonjol
109
Defisiensi rantai ringan Kappa (Kappa light chain)D80.9 Immunodefisiensi dengan cacad antibodi, tidak dijelaskan
D81 Immunodefisiensi gabungan
Kecuali: agammaglobulinaemia autosom resesif (Swiss type) (D80.0)D81.0 Kelainan immunodefisiensi gabungan berat (Severe combined
immuno-deficiency [SCID]) dengan gangguan pembentukan retikulum
D81.1 SCID dengan jumlah sel T dan B rendahD81.2 SCID dengan jumlah sel B rendah atau normalD81.3 Defisiensi adenosine deaminase [ADA]D81.4 Sindroma NezelofD81.5 Defisiensi Purine nucleoside phosphorylase [PNP]D81.6 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas I
Bare lymphocyte syndromeD81.7 Defisiensi kompleks histokompatibilitas major kelas IID81.8 Immunodefisiensi gabungan lainnya
Defisiensi karboksilase yang tergantung BiotinD81.9 Immunodefisiensi gabungan, tidak dijelaskan
Severe combined immunodeficiency kelainan [SCID] NOS
D82 Immunodefisiensi yang berhubungan dengan cacad mayor lainnya
Kecuali: ataxia telangiectasia [Louis-Bar] (G11.3)D82.0 Sindroma Wiskott-Aldrich
Immunodefisiensi dengan trombositopenia dan eczemaD82.1 Di George's syndrome
Pharyngeal pouch syndrome – sindroma saccus pharyngeusThymic: alymphoplasia, aplasia atau hypoplasia dengan
immunodefisiensiD82.2 Immunodefisiensi dengan anggota tubuh yang pendekD82.3 Immunodefisiensi setelah respons cacad herediter terhadap
Virus Epstein-Barr, penyakit limfoproliferatif X-linkD82.4 Sindroma hiperimmunoglobulin E [IgE]D82.8 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor lain yang
dijelaskanD82.9 Immunodefisiensi, berhubungan dengan cacad mayor, tidak
dijelaskan
D83 Imunodefisiensi variabel bersama (common variable)
D83.0 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama jumlah dan fungsi sel B
110
D83.1 Imunodefisiensi var. bersama: kelainan utama immunoregulatory T-cell
D83.2 Imunodefisiensi var. bersama: autoantibodi terhadap sel B atau TD83.8 Imunodefisiensi variabel bersama lainD83.9 Imunodefisiensi variabel bersama, tidak dijelaskan
D84 Imunodefisiensi lainnya
D84.0 Cacad lymphocyte function antigen-1 [LFA-1]D84.1 Cacad-cacad pada sistem komplement
Defisiensi C1 esterase inhibitor [C1-INH]D84.8 Imunodefisiensi lain yang dijelaskanD84.9 Imunodefisiensi, tidak dijelaskan
D86 Sarkoidosis
D86.0 Sarkoidosis paru-paruD86.1 Sarkoidosis kelenjar limfeD86.2 Sarkoidosis paru-paru dengan sarkoidosis kelenjar limfeD86.3 Sarkoidosis kulitD86.8 Sarkoidosis pada situs lain dan situs gabungan
Iridocyclitis pada sarkoidosis† (H22.1*)Kelumpuhan Nn. Craniales ganda pada sarkoidosis† (G53.2*)Sarcoid: artropati† (M14.8*), miokarditis† (I41.8*), miositis† (M63.3*)Demam uveoparotid [Heerfordt]
D86.9 Sarkoidosis, tidak dijelaskan
D89 Kelainan lain yang melibatkan mekanisme imun, n.e.c.
Kecuali: hyperglobulinaemia NOS (R77.1)monoclonal gammopathy (D47.2)kegagalan dan penolakan transplantasi (T86.-)
D89.0 Polyclonal hypergammaglobulinaemiaBenign hypergammaglobulinaemic purpuraPolyclonal gammopathy NOS
D89.1 CryoglobulinaemiaCryoglobulinaemia: essensial, idiopatik, campuran, primer, sekunderCryoglobulinaemic: purpura, vaskulitis
D89.2 Hypergammaglobulinaemia, tidak dijelaskanD89.8 Kelainan lain yang dijelaskan yang melibatkan mekanisme imun,
n.e.c. D89.9 Kelainan yang melibatkan mekanisme, tidak dijelaskan
Penyakit imun NOS
111
112
BAB IVPENYAKIT-PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI
DAN METABOLIK (E00-E90)Catatan:
Semua neoplasma, baik secara fungsional aktif atau tidak, diklasifikasi pada Bab II. Kode pada Bab ini (mis. E05.8, E07.0, E16-E31, E34.-) bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional neoplasma dan jaringan endokrin ektopik, atau hipofungsi kelenjar endokrin akibat neoplasma dan keadaan lain yang diklasifikasi di tempat lain.
Kecuali: Komplikasi kehamilan, melahirkan dan nifas (O00-O99)Gejala, tanda, dan kelainan klinis dan laboratorium, n.e.c. (R00-R99)Kelainan endokrin-metabolik sementara yang khas pada janin dan neonatus
(P70-P74)
Chapter ini berisi blok-blok berikut:E00-E07 Gangguan pada kelenjar thyroidE10-E14 Diabetes mellitusE15-E16 Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi internal pankreasE20-E35 Gangguan pada kelenjar endokrin lainE40-E46 MalnutrisiE50-E64 Defisiensi nutrisi lainE65-E68 Obesitas dan hiperalimentasi lainE70-E90 Gangguan metabolikKategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut:E35* Kelainan kelenjar endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat
lainE90* Kelainan nutrisi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lain
Gangguan pada kelenjar tiroid (E00-E07)E00 Sindroma defisiensi iodin kongenitalTermasuk:: Defisiensi iodin lingkungan yang langsung menyerang pasien
atau melalui ibu sewaktu hamil. Beberapa pasien T3/T4-nya normal, tapi penderitaannya akibat defisiensi pada masa janin. Goitrogen lingkungan bisa menyebabkan keadaan ini. Gunakan kode tambahan(F70-F79) untuk retardasi mental yang berhubungan.
Kecuali: Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)
E00.0 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe neurologisKretin endemik, tipe neurologis
113
E00.1 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe mixedemaKretin endemik: hipotiroid, jenis miksedematosa
E00.2 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tipe campuranKretin endemik, tipe campuan
E00.9 Sindroma defisiensi iodin kongenital, tidak dinyatakanHipotiroidisme defisiensi iodin kongenital NOS, kretin endemik NOS
E01 Kelainan tiroid dan keadaan terkait akibat defisiensi iodin Kecuali: Sindroma defisiensi iodin kongenital (E00.-)
Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis (E02)E01.0 Goiter difus (endemik) akibat defisiensi iodinE01.1 Goiter multinodul (endemik) akibat defisiensi iodin
Goiter nodular akibat defisiensi iodinE01.2 Goiter endemik akibat defisiensi iodin, tidak dijelaskan
Goiter endemik NOSE01.8 Kelainan tiroid dan kondisi terkait akibat defisiensi iodin lainnya
Hipotiroidisme defisiensi iodin yang didapat.E02 Hipotiroidisme defisiensi iodin subklinis
E03 Hipotiroidisme lainKecuali:Hipotiroidisme: defisiensi iodin (E00-E02), pasca-prosedur (E89.0)E03.0 Hipotiroidisme kongenital dengan goiter difus
Goiter (nontoksik) kongenital: NOS, parenkimatosaKecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
E03.1 Hipotiroidisme kongenital tanpa goiterAplasia tiroid (dengan miksedema), atrofi tiroid kongenital, hipotiroid
kongenital NOSE03.2 Hipotiroidisme akibat obat dan zat dari luar lainnyaE03.3 Hipotiroidisme pasca-infeksiE03.4 Atrofi tiroid (didapat)
Kecuali: atrofi tiroid kongenital (E03.1)E03.5 Koma miksedemaE03.8 Hipotiroidisme lain yang dijelaskanE03.9 Hipotiroidisme yang tidak dijelaskan
Myxedema NOS
E04 Goiter nontoksik lainKecuali: Goiter kongenital: NOS, diffus, parenkimatosa (E03.0)
Hipotiroidisme akibat defisiensi iodin (E00-E02)E04.0 Goiter nontoksik difus
Goiter nontoxic: diffus (koloid), tunggalE04.1 Nodul tunggal tiroid nontoksik
Nodul koloid (kistik) (tiroid); goiter uninoduler nontoksik, nodul (kistik) tiroid
E04.2 Goiter nodul-ganda nontoksikGoiter kistik, goiter (kistik) multinodularis
114
E04.8 Goiter nontoksik lain yang dijelaskanE04.9 Goiter nontoksik yang tidak dijelaskan
Goiter NOS, goiter noduler (nontoksik) NOS
E05 Thyrotoxicosis [hyperthyroidism]Kecuali:Tiroiditis kronis dengan dengan tirotoksikosis sementara (E06.2)
Tirotoksikosis neonatus (P72.1)E05.0 Tirotoksikosis dengan goiter diffus
Penyakit Graves, goiter diffusa toksik, goiter eksoftalmus NOS, goiter toksik NOS
E05.1 Tirotoksikosis dengan tiroid nodul tunggal toksik Tirotoksikosis dengan goiter toksik uninodular
E05.2 Tirotoksikosis dengan multinodular tiroid toksikGoiter noduler toksik
E05.3 Tirotoksikosis akibat jaringan tiroid ektopikE05.4 Tirotoksikosis factitiaE05.5 Krisis/ badai tiroidE05.8 Tirotoksikosis lain
Kelebihan TSH (thyroid stimulating hormone)E05.9 Tirotoksikosis, tak dijelaskan
Hipertiroidisme NOS, penyakit jantung tirotoksikosis† (I43.8*)
E06 TiroiditisKecuali:Tiroiditis pasca-persalinan (O90.5)E06.0 Tiroiditis akut
Abses tiroid, tiroiditis piogenik, tiroiditis suppuratifE06.1 Tiroiditis subakut
Tiroiditis: de Quervain, giant-cell, granulomatosa, non-suppuratifKecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.2 Tiroiditis kronis dengan with thyrotoxicosis sementara Kecuali: tiroiditis autoimun (E06.3)
E06.3 Tiroiditis auto-imunTiroiditis Hashimoto, Hashitoksikosis (sementara)Goiter limfadeniod, struma limfomatosa, tiroiditis limfositik,
E06.4 Tiroiditis yang disebabkan obatE06.5 Tiroiditis kronis lain
Tiroiditis Riedel, tiroiditis ligneous, tiroiditis kronis fibrosa, tiroiditis: kronis NOS
E06.9 Tiroiditis, tidak dijelaskan
E07 Gangguan lain pada tiroidE07.0 Hipersekresi kalsitonin
Hiperplasia sel C tiroid; hipersekresi thyrocalcitoninE07.1 Goiter akibat ketidakseimbangan hormon (dyshormogenetic)
Goiter dishormogenetik keturunan, sindroma PendredKecuali: goiter kongenital sementara dengan fungsi normal (P72.0)
115
E07.8 Kelainan lain pada tiroid yang dijelaskanKelainan thyroid-binding globulin (TBG), perdarahan tiroid, infark
tiroidSick-euthyroid syndrome
E07.9 Kelainan tiroid, tidak dijelaskan
Diabetes mellitus (E10-E14)Diabetes mellitus disebabkan gagalnya produksi insulin (tipe I, insulin-
dependent), atau gagalnya insulin bekerja (tipe II, non-insulin-dependent). Diabetes mellitus juga bisa terjadi pada keadaan malnutrisi dan kehamilan, pada neonatus, atau akibat obat-obatan. Akibatnya glukosa tidak bisa memasuki sel dan kadar gula darah meningkat (hyperglycemia). Gejala yang khas glycosuria, haus dan lapar, serta kadar glukosa darah yang tidak kembali ke normal dua jam setelah makan (“glucose tolerance test” terganggu). Hyperglycemia menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik pada mata, ginjal, syaraf, sirkulasi darah perifer, atau koma.
Karakter-keempat berikut digunakan bersama kategori E10-E14:.0 Dengan koma
Koma diabetes: dengan atau tanpa ketoasidosis, hiperosmolar, hipoglisemia
Koma hiperglisemia NOS.1 Dengan ketoasidosis
Diabetes asidosis atau ketoasidosis tanpa disebutkan koma.2† Dengan komplikasi ginjal
Nefropati diabetes (N08.3*), glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
.3† Dengan komplikasi mataKatarak diabetes (H28.0*), retinopati diabetes (H36.0*)
.4† Dengan komplikasi neurologisDibabetic: mononeuropati (G59.0*), polineuropati (G63.2*), amiotrofi
(G73.0*)Neuropati otonom diabetes (G99.0*), polineuropati otonom diabetes
(G99.0*).5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren diabetes, ulkus diabetes, angiopati perifer diabetes† (I79.2*).6 Dengan komplikasi lain yang dinyatakan
Arthropathy diabetes (M14.2*), dengan neuropati (M14.6*).7 Dengan komplikasi ganda.8 Dengan komplikasi yang tidak dijelaskan.9 Tanpa komplikasi
E10. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM)Termasuk: Diabetes (mellitus): brittle, juvenile-onset, ketosis-prone, type I
116
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glycosuria:: renal (E74.8), NOS (R81)Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)
E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM)Termasuk: Diabetes (mellitus)(nonobese)(obese): adult-onset, nonketotic,
stable, type IIDiabetes non-insulin-dependent pada remaja
Kecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), malnutrisi (E12.-),
Glikosuria: NOS (R81), renal (E74.8)Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)
E12 Diabetes mellitus akibat malnutrisiTermasuk: Diabetes mellitus akibat malnutrisi: insulin-dependent, non-
insulin-dependentKecuali: Diabetes mellitus: (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2)
Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)
E13 Diabetes mellitus lain yang dijelaskanKecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus (P70.2), Type
I (E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)
E14 Diabetes mellitus yang tidak dijelaskanTermasuk:Diabetes NOSKecuali: Diabetes mellitus (dalam): obstetri (O24.-), neonatus(P70.2), Type I
(E10.-), Type II (E11.-), akibat malnutrisi (E12.-)Glycosuria: NOS (R81), renal (E74.8)Toleransi glukosa terganggu (R73.0), hipoinsulinaemia pasca-
bedah (E89.1)Gangguan lain pengaturan glukosa dan sekresi pankreas (E15-E16)E15 Koma hipoglikemik non-diabetikKoma insulin akibat obat pada non-diabetik, koma hipoglikemik NOSHiperinsulinisme dengan koma hipoglikemia
E16 Kelainan lain sekresi internal pankreasE16.0 Hipoglikemia akibat obat tanpa komaE16.1 Hipoglikemia lain
117
Hipoglikemia nonhiperinsulinemik fungsional, hiperplasia sel beta pankreas NOS
Hiperinsulinisme: NOS, fungsional; Ensefalopati pasca koma hipoglikemik
E16.2 Hipoglikemia yang tidak dijelaskanE16.3 Peningkatan sekresi glukagon
Hiperplasia sel endokrin pankreas dengan kelebihan glukagonE16.4 Sekresi abnormal gastrin
Hipergastrinemia, sindroma Zollinger-EllisonE16.8 Gangguan lain sekresi internal pankreas yang dijelaskan
Peningkatan sekresi: GHRH (growth hormone-releasing hormone), somatostatin,
PP (polipeptida pankreas), VIP (vasoactive-intestinal polypeptide)E16.9 Gangguan sekresi hormon pankreas yang tidak dijelaskan
Hiperplasia: sel-sel pulau pankreas NOS, sel-sel endokrin pankreas NOS
Gangguan kelenjar endokrin lain (E20-E35)Kecuali: galactorrhoea (N64.3): gynaecomastia (N62)
E20 HipoparatiroidismeKecuali: Di George's syndrome (D82.1), hypoparatiroidisme pascaproseur
(E89.2)Hypoparatiroidisme neonatus sementara (P71.4), tetani NOS
(R29.0 )E20.0Hipoparatiroidisme idiopatikE20.1PseudohipoparatiroidismeE20.8 Hipoparatiroidisme lainE20.9Hipoparatiroidisme yang tidak dijelaskan
Tetani paratiroid
E21 Hiperparatiroidisme dan kelainan lain kelenjar paratiroidKecuali: osteomalacia: dewasa (M83.-), bayi dan remaja (E55.0)E21.0 Hiperparatiroidisme primer
Hiperplasia parathyroidOsteitis fibrosa cystica generalisata [penyakit tulang von
Recklinghausen]E21.1 Hiperparatiroidisme sekunder, not elsewhere classified
Kecuali: Hiperparatiroidisme sekunder akibat ginjal (N25.8)E21.2 Hiperparatiroidisme lain
Kecuali: hiperkalsemia hipokalsiurik familial (E83.5)E21.3 Hiperparatiroidisme yang tidak dijelaskanE21.4 Kelainan lain kelenjar paratiroid yang dijelaskanE21.5 Kelainan kelenjar paratiroid yang tidak dijelaskan
E22 Hiperfungsi kelenjar pituitary
118
Kecuali:Sindroma Cushing (E24.-), sindroma Nelson (E24.1)Overproduksi: ACTH, tidak berhubungan dengan penyakit Cushing
(E27.0), pituitary ACTH (E24.0), thyroid-stimulating hormone (E05.8)
E22.0Akromegali dan gigantisme pituitariArtropati sehubungan dengan akromegali† (M14.5*), overproduksi
growth hormoneKecuali: constitutional gigantism (E34.4), peningkatan GHRH
pankreas (E16.8)E22.1HiperprolaktinaemiaE22.2Sindroma sekresi ADH yang tidak semestinyaE22.8Hiperfungsi lain kelenjar pituitari
Pubertas precos sentral – pubertas dini akibat pengaruh otakE22.9 Hiperfungsi kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E23 Hipofungsi dan gangguan lain kelenjar pituitaryTermasuk:keadaan berikut, baik kelainannya di pituitari atau hipotalamusKecuali: hipopituitarisme pasca-bedah (E89.3)E23.0 Hipopituitarisme
Defisiensi tersendiri pada: gonadotropin, growth hormone, hormon pituitary
Pituitary: cachexia, short stature (pendek), insufisiensi NOSDefisiensi growth hormone idiopatik, Lorain-Levi short statureHipogonadisme akibat hipogonadotropin, sindroma ‘fertile eunuch’
[kebiri-subur]Nekrosis kelenjar pituitary (pasca melahirkan), panhipopituitarismeSindroma Kallmann, sindroma Sheehan, penyakit Simmonds
E23.1Hipopituitarisme akibat obatE23.2Diabetes insipidus
Kecuali: diabetes insipidus nefrogenik (N25.1)E23.3 Gangguan fungsi hipothalamus, not elsewhere classified
Kecuali: Sindroma Prader-Willi (Q87.1), sindroma Russell-Silver (Q87.1)
E23.6Gangguan lain kelenjar pituitaryAbsess pituitari, distrofi adiposogenital
E23.7 Gangguan kelenjar pituitary yang tidak dijelaskan
E24Sindroma CushingE24.0 Penyakit Cushing yang tergantung pituitari
Overproduksi ACTH pituitari, hiperadrenokortisisme yang tergantung pituitari
E24.1 Sindroma NelsonE24.2 Sindroma Cushing akibat obatE24.3 Sindroma ACTH ektopikE24.4 Sindroma pseudo-Cushing akibat alkoholE24.8 Sindroma Cushing lainnya
119
E24.9Sindroma Cushing yang tidak dijelaskan
E25 Kelainan-kelainan adrenogenitalTermasuk: Sindroma adreno-genital penyebab virilisasi atau femininasi,
baik didapat atau sejak lahir karena cacad enzim yang menyebabkan hiperplasia adrenal.
Wanita: Pseudohermaphroditisme adrenal, pseudopubertas praecox heterosexual, virilisasi
Pria: Sexual precocity dengan hiperplasia adrenal, pseudopubertas praecox isosexual, macrogenitosomia praecox
E25.0Kelainan adrenogenital kongenital akibat deficiensi enzymeHiperplasia adrenal kongenital, defisiensi enzim 21-hydroxylaseHiperplasia adrenal kongenital dengan kehilangan garam (salt-losing)
E25.8Kalinan adrenogenital lainKelainan adrenogenital idiopatik
E25.9 Kelainan adrenogenital yang tidak dijelaskanSindroma adrenogenital NOS
E26 HiperaldosteronismE26.0Hiperaldosteronisme primer
Sindroma Conn, aldosteronisme primer akibat hiperplasia adrenal (bilateral)
E26.1Hiperaldosteronisme sekunderE26.8Hiperaldosteronisme lain
Sindroma BartterE26.9Hiperaldosteronisme yang tidak dijelaskan
E27 Gangguan lain kelenjar adrenalE27.0Overaktifitas lain korteks adrenal
Overproduksi ACTH, tak terkait dengan penyakit Cushing, adrenarche prematur
Kecuali: sindroma Cushing (E24.-)E27.1Insufisiensi primer korteks adrenal
Penyakit Addison, adrenalitis autoimmuneKecuali: amyloidosis (E85.-), penyakit Addison tuberkulosis (A18.7)
sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)E27.2 Krisis Addison
Krisis adrenal, krisis korteks adrenalE27.3 Insufisiensi korteks adrenal akibat induksi obatE27.4Insufisiensi lain dan tidak dijelaskan pada korteks adrenal
Hypoaldosteronism, insufisiensi korteks adrenal NOS, perdarahan/infark adrenal
Kecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)sindroma Waterhouse-Friderichsen (A39.1)
E27.5Hiperfungsi medula adrenalHiperplasia medula adrenal, hipersekresi katekholamin
120
E27.8Kelainan lain kelenjar adrenal yang dijelaskanKelainan cortisol-binding globulin
E27.9Kelainan kelenjar adrenal yang tidak dijelaskan
E28 Gangguan fungsi ovariumKecuali:Defisiensi gonadotropin tersendiri (E23.0), gagal ovarium pasca-
prosedur (E89.4)E28.0 Kelebihan estrogenE28.1 Kelebihan androgen
Hipersekresi androgen ovariumE28.2 Polycystic ovarian syndrome
Sindroma sclerocystic ovary, sindroma Stein-Leventhal[menstruasi tidak teratur, sedikit gemuk, hirsutisme (rambut
berlebihan)]E28.3 Kegagalan primer ovarium
Penurunan estrogen, menopause prematur NOS, resistant ovary syndrome
Kecuali:keadaan menopause dan climacteric wanita (N95.1)disgenesis murni gonad (Q99.1), sindroma Turner (Q96.-)
E28.8Gangguan lain fungsi ovariumHiperfungsi ovarium NOS
E28.9 Gangguan fungsi ovarium, tidak dijelaskanE29 Kelainan fungsi testisKecuali:sindroma resistensi androgen (E34.5), (sindroma) femininasi testis
(E34.5),defisiensi gonadotropin terpisah (E23.0), hipofungsi testis pascaprosedur (E89.5)zoo-/oligospermia NOS (N46), sindroma Klinefelter (Q98.0-Q98.2, Q98.4)
E29.0 Hiperfungsi testisE29.1 Hipofungsi testis
Defisiensi 5-alpha-reductase (dengan pseudohermaphroditisme pria)Defektif biosintesis androgen testis NOS, hipogonadisme testis NOS
E29.8 Gangguan lain fungsi testisE29.9 Gangguan fungsi testis, tidak dijelaskan
E30 Gangguan pubertas, not elsewhere classifiedPrecocious pubarche adalah munculnya rambut pubis, dan precocious
adrenarche adalah munculnya rambut aksila dan pubis pada usia <8 tahun (wanita) dan <9 tahun (pria); precocious thelarche adalah mulainya pertumbuhan mammae pada usia <8 tahun (wanita). Kondisi ini menunjukkan awal pubertas precox, walau pun bisa tanpa perkembangan lanjutan.
E30.0 Pubertas terlambatPubertas terlambat konstitusional, perkembangan seksual terlambat
E30.1 Pubertas precox (terlalu cepat)
121
Menstruasi precox Kecuali: pubertas precox sentral (E22.8), pseudopubertas precox
heteroseksual wanita (E25.-), pseudopubertas precox isoseksual pria (E25.-), hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma Albright(-McCune)(-Sternberg) (Q78.1)
E30.8 Kelainan lain pubertasThelarche prematur
E30.9 Gangguan pubertas, tidak dijelaskan
E31 Disfungsi poliglandularFungsi subnormal beberapa kelenjar endokrin yang datang serentak.Kecuali: Pseudohipoparatiroidisme (E20.1), ataxia telangiectasia [Louis-
Bar] (G11.3)Dystrophia myotonica [Steinert] (G71.1)
E31.0 Kegagalan poliglandular autoimmunSindroma Schmidt
E31.1 Hiperfungsi poliglandularKecuali: multiple endocrine adenomatosis (D44.8)
E31.8 Disfungsi poliglandular lainE31. Disfungsi poliglandular, tidak dijelaskan
E32 Penyakit-penyakit thymusKecuali: A/hipoplasia thymus dengan defisiensi immun (D82.1), myasthenia
gravis (G70.0)E32.0 Hiperplasia persisten thymus
Hipertrofi thymusE32.1 Abses thymusE32.8 Penyakit lain thymusE32.9 Penyakit thymus, tidak dijelaskan
E34 Gangguan lain endokrinKecuali:Pseudohypoparathyroidism (E20.1)E34.0 Sindroma karsinoid
Tumor sel-sel neuroendokrin saluran pencernaan (90%), pankreas, dan bronkus.
Kode ini bisa sebagai tambahan untuk aktifitas fungsional tumor karsinoid
E34.1 Hipersekresi lain hormon ususE34.2 Sekresi hormon ektopik, not elsewhere classifiedE34.3 Short stature (pendek), not elsewhere classified
Pendek: NOS, konstitusional, tipe Laron, psikososialKecuali: pendek: pituitary (E23.0), nutrisi (E45), renal (N25.0),
a/hipokondroplastik (Q77.4), pada sindroma dismorfik khusus –- Vol. 3progeria (E34.8), sindroma Russell-Silver (Q87.1)anggota tubuh pendek dengan defisiensi imun (D82.2)
122
E34.4 Constitutional tall statureGigantisme konstitusi
E34.5 Sindroma resistensi androgenPseudohermafroditisme pria dengan resistensi androgenKelainan reseptor hormon perifer, sindroma Reifenstein, (sindroma)
femininasi testisE34.8 Kelainan lain endokrin yang dijelaskan
Disfungsi kelenjar pineal, progeriaE34.9 Kelainan endokrin, tidak dijelaskan
Kekacauan: endokrin NOS, hormon NOS
E35* Kelainan kel. endokrin pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lainE35.0* Gangguan kelenjar tiroid pada penyakit yang diklasifikasi di
tempat lainTuberkulosis kelenjar tiroid (A18.8†)
E35.1* Gangguan kelenjar adrenal pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Penyakit Addison tuberkulosis (A18.7†)Sindroma Waterhouse-Friderichsen (meningokokus) (A39.1†)
E35.8* Gangguan kelenjar endokrin lain pada penyakit yang diklasifikasi di tempat lain
Malnutrisi (E40-E46)Derajat malnutrisi biasanya dinyatakan dalam standard deviasi (SD) dari
berat badan rata-rata populasi yang relevan. Kalau ada hasil pengukuran sebelumnya, maka tidak naiknya berat badan anak, atau turunnya berat badan anak dan dewasa merupakan indikasi malnutrisi. Kalau hanya berat badan saat itu yang tersedia, diagnosis didasarkan pada probabilitas (perkiraan statistik) dan tidak bersifat definitif tanpa uji klinis lain atau laboratorium lainnya. Kalau hasil pengukuran berat badan tidak ada, bukti klinis harus menjadi sandaran utama.
Malnutrisi berat adalah kalau berat badan ≥3 SD, malnutrisi sedang kalau antara angka 2 SD - <3 SD, dan malnutrisi ringan kalau 1 SD - <2 SD di bawah angka rata-rata populasi.
Kecuali: anemia gizi (D50-D53), sekuel malnutrisi protein-enerji (E64.0)penyakit kurus (B22.2), gangguan penyerapan usus (K90.-), kelaparan (T73.0)
E40 KwashiorkorMalnutrisi berat dengan edema dan dispigmentasi kulit dan rambut. Defisiensi protein lebih menonjol daripada defisiensi enerjiKecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E41 Nutritional marasmus (defisiensi protein-energi)Malnutrisi berat dengan marasmus, disebut juga bentuk ‘kering’ atau kurus
123
Defisiensi protein dan makanan nonproteinKecuali:marasmic kwashiorkor (E42)
E42 Marasmic kwashiorkorProtein-energy malnutrition berat [seperti pada E43]:
bentuk intermediate (pertengahan), dengan tanda-tanda kwashiorkor dan marasmus
E43 Protein-energy malnutrition (PEM) berat yang tidak dijelaskanBerat badan berada pada ≥3 SD di bawah rata-rata. Edema kelaparan (busung lapar)
E44 Protein-energy malnutrition sedang dan ringanE44.0 PEM sedang
Berat badan 2 SD - <3 SD di bawah rata-rata populasi referensi.E44.1 PEM ringan
Berat badan 1 SD - <2 SD di bawah rata-rata populasi referensi.E45 Retardasi perkembangan setelah PEMNutritional: short stature (pendek),stunting (terhalang waktu bertumbuh)Retardasi fisik akibat malnutrisi
E46 PEM yang tidak dijelaskanMalnutrisi NOS, protein-energy imbalance NOS
Defisiensi gizi lainnya (E50-E64)Kecuali: anemia akibat gizi (D50-D53)E50 Defisiensi Vitamin A Kecuali: Sekuela defisiensi vitamin A (E64. E50.0Defisiensi vitamin A dengan xerosis konjungtivaE50.1 Defisiensi vitamin A dengan Bitot's spot dan xerosis konjungtiva
Bitot’s spot pada anak kecilE50.2 Defisiensi vitamin A dengan xerosis kornea E50.3 Defisiensi vitamin A dengan ulkus dan xerosis kornea E50.4 Defisiensi vitamin A dengan keratomalasiaE50.5 Defisiensi vitamin A dengan rabun senjaE50.6 Defisiensi vitamin A dengan parut xerophthalmia korneaE50.7 Manifestasi defisiensi vitamin A lainnya pada mata
Xerophthalmia NOSE50.8 Manifestasi lain defisiensi vitamin A
Keratosis folikularis, xeroderma, akibat defisiensi vitamin A (L86*)E50.9 Defisiensi vitamin A, tidak dijelaskan
Hipovitaminosis A NOS
E51 Defisiensi Thiamine (Vitamin B1)Kecuali: Sekuela deficiensi thiamine (E64.8)E51.1 Beriberi
124
Beri-beri kering, beri-beri basah† (I98.8*)E51.2 Wernicke's encephalopathyE51.8 Manifestasi lain defisiensi thiaminE51.9 Defisiensi tiamin, tidak dijelaskan
E52 Defisiensi Niacin [pellagra]Defisiensi niasin (-tryptophan), defisiensi nikotinamida, Pellagra (alkoholik)Kecuali: Sekuela defisiensi niacin (E64.8)
E53 Defisiensi kelompok vitamin B lainnyaKecuali: Sekuela defisiensi vitamin B (E64.8), anemia karena defisiensi
vitamin B12 (D51.-)E53.0 Defisiensi riboflavin (vitamin B2)
AriboflavinosisE53.1 Defisiensi pyridoxine (vitamin B6)E53.8 Defisiensi kelompok vitamin B lainnya
Defisiensi: biotin, sianokobalamin (B12), folic acid, panthotenic acidE53.9 Defisiensi vitamin B, tak dijelaskan
E54 Defisiensi ascorbic acidDefisiensi vitamin C, scurvyKecuali: anemia skorbut (D53.2), sekuela defisiensi vitamin C (E64.2)
E55 Defisiensi vitamin D Kecuali: sekuela rickets (E64.3), osteoporosis (M80-M81), osteomalacia
dewasa(M83.-)E55.0 Rickets, aktif
Osteomalasia: bayi, remaja (juvenile)Kecuali: rickets: inaktif (E64.3), resisten terhadap vitamin D
(E83.3), Crohn’s (K50.-), coeliaca (K90.0), renal (N25.0),
E55.9 Defisiensi vitamin D, tidak dijelaskanAvitaminosis D
E56 Other vitamin deficienciesKecuali: Sekuela defisiensi vitamin lain (E64.8)E56.0 Defisiensi vitamin EE56.1 Defisiensi vitamin K
Kecuali: defisiensi faktor pembekuan karena defisiensi. vitamin K (D68.4)defisiensi vitamin K bayi (P53)
E56.8 Defisiensi vitamin lainE56.9 Defisiensi vitamin, tidak dijelaskan
E58 Defisiensi kalsium (Ca) makanan
125
Kecuali: kelainan metabolisme kalsium (E83.5), sequelae defisiensi kalsium deficiency (E64.8)
E59 Defisiensi selenium (Se) makananPenyakit KeshanKecuali: sequelae defisiensi selenium (E64.8)
E60 Defisiensi seng (Zn) dietE61 Defisiensi elemen diet lainnyaGunakan kode penyebab eksternal kapan perluKecuali: kelainan tiroid akibat deifisiensi iodin (E00-E02), sekuela
malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), kelainan metabolisme mineral (E83.-)
E61.0 Defisiensi Copper (Cu) E61.1 Defisiensi Iron (Fe)
Kecuali: anemia deifisiensi besi (D50.-)E61.2 Defisiensi Magnesium (Mg) E61.3 Defisiensi Manganese (Mn) E61.4 Defisiensi Chromium (Cr) E61.5 Defisiensi Molybdenum (Mo) E61.6 Defisiensi Vanadium E61.7 Defisiensi ganda elemen makananE61.8 Defisiensi elemen makanan lain yang dijelaskanE61.9 Defisiensi elemen makanan, tidak dijelaskan
E63 Defisiensi gizi lainnyaKecuali:sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnya (E64.-), dehidrasi
(E86)masalah pemberian makanan bayi baru lahir (P92.-), gagal
bertumbuh (R62.8)E63.0 Defisiensi asam lemak esensial (essential fatty acid [EFA])E63.1 Ketidakseimbangan konstituen makanan E63.8 Defisiensi gizi lain yang dinyatakan E63.9 Defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Kardiomiopati gizi NOS † (I43.2*)
E64 Sekuela malnutrisi dan defisiensi gizi lainnyaE64.0 Sequelae malnutrisi protein-energy Kecuali: perkembangan terhalang setelah PEM (E45)E64.1 Sequelae defisiensi vitamin AE64.2 Sequelae defisiensi vitamin CE64.3 Sequelae ricketsE64.8 Sequelae defisiensi gizi lainE64.9 Sequelae defisiensi gizi, tidak dijelaskan
Obesitas dan makan berlebihan (hyperalimentasi) lainnya (E65-E68)
126
E65 Localized adiposityFat pad – penebalan lemak
E66 ObesityKecuali:adiposogenital dystrophy (E23.6), sindroma Prader-Willi (Q87.1)
lipomatosis: NOS (E88.2), dolorosa [Dercum] (E88.2)E66.0 Obesitas akibat kelebihan kaloriE66.1 Obesitas akibat obatE66.2 Obesitas ekstrim dengan hipoventilasi alveoliE66.8 Obesitas lainE66.9 Obesity, tidak dijelaskanE67 Hiperalimentasi lainKecuali:sekuel hiperalimentasi (E68), hiperalimentasi NOS (R63.2)E67.0 Hipervitaminosis AE67.1 HipercarotenaemiaE67.2 Megavitamin-B6 syndromeE67.3 Hipervitaminosis DE67.8 Other specified hyperalimentation
E68 Sekuel hiperalimentasi
Kelainan Metabolik (E70-E90)Kecuali:Anaemia haemolitika kelainan enzim (D55.-), defisiensi 5-α-
reductase (E29.1)Hiperplasia adrenal kongenital (E25.0), sindroma resistensi
androgen (E34.5)Sindroma Ehlers-Danlos (Q79.6), sindroma Marfan (Q87.4).
E70 Kelainan metabolisme asam amino aromatik E70.0 Phenylketonuria klasik E70.1 Hiperphenilalaninaemias lain E70.2 Kelainan metabolisme tirosin
Alkaptonuria, hipertirosinemia, ochronosis, tirosinemia, tirosinosisE70.3 Albinism
Albinisme okuler, okulo-kutaneusSindroma: Chediaki (-Steinbrinck)-Higashi; Cross; Hermansky-Pudlak
E70.8 Kelainan lain metabolisme asam amino aromatikKelainan metabolisme histidin, triptophan
E70.9 Kelainan metabolisme asam amino aromatik, tidak dijelaskan
E71 Kelainan metabolisme asam amino bercabang dan asam lemak E71.0 Penyakit maple-syrup-urineE71.1 Kelainan lain metabolisme asam amino bercabang
Hiperleusin-isoleusinemia, hipervalinemia; Asidemia: isovalerat, metilmalonat, propionat
E71.2 Kelainan metabolisme asam amino, tidak dijelaskanE71.3 Kelainan metabolisme asam lemak
127
Adrenoleuko-displasia (Addison-Schilder), defisiensi carnitine palmityltransferase
Kecuali: penyakit Refsum (G60.1), Schilder (G37.0), Zelwegger (Q87.8)
E72 Kelainan lain metabolisme asam aminoKecuali:Gout (M10.-), penemuan abnormal tanpa manifestasi penyakit (R70-
R89)Kelainan metabolisme: asam amino aromatik (E70.-), asam amino
bercabang (E71.0-E71.2), asam lemak (E71.3), purin dan pirimidin (E79.-)
E72.0 Kelainan transport asam aminoCystonosis, cystinuria, Sindroma Fanconi (-de Toni) (-Debrē), sindroma Lowe, penyakit
HartnupKecuali: kelainan metabolisme triptophan (E70.8)
E72.1 Kelainan metabolisme asam amino yang mengandung sulfurCystathioninuria, homocystinuria, methioninemia, defisiensi sulfite
oxidaseKecuali: defisiensi transkobalamin II (D51.2)
E72.2 Kelainan metabolisme siklus ureaArgininemia, citrullinemia, hiperammonemia, asiduria arginosuksinatKecuali: kelainan metabolisme ornitin (E72.4)
E72.3 Kelainan metabolisme lysine dan hydroxylysineAsiduria glutarat, hidroksilisinemia, hiperlisinemia
E72.4 Kelainan metabolisme ornithineOrnithinemia (type I, type II)
E72.5 Kelainan metabolisme glycine Hiperhidroksiprolinemia, hiperprolinemia (type-type I, II)Non-ketotic hiperglisinemia, sarkosinemia
E72.8 Kelainan metabolisme asam amino lain yang dijelaskanKelainan metabolisme: asam amino β, siklus γ-glutamyl
E72.9 Kelainan metabolisme asam amino, tak dijelaskan
E73 Intoleransi laktosaE73.0 Defisiensi laktase kongenital E73.1 Defisiensi laktase sekunderE73.8 Intoleransi laktosa lainnyaE73.9 Intoleransi laktosa, tidak dijelaskan
E74 Kelainan lain metabolisme karbohidratKecuali:Peningkatan sekresi glukagon (E16.3), diabetes mellitus (E10-E14)
Hipoglikemia NOS (E16.2), mucopolisakharidosis (E76.0-E76.3)E74.0 Glycogen storage disease
Glikogenosis jantung, defisiensi fosforilasi hati
128
Penyakit: Andersen, Cori, Forbes, Hers, McArdle, Pompe, Tauri, von Gierke
E74.1 Kelainan metabolisme fruktosaFruktosuria esensial, defisiensi fruktosa 1,6 difosfatase, intoleransi
fruktosa herediterE74.2 Kelainan metabolisme galaktosa
Defisiensi galaktokinase, galaktosemia
E74.3 Kelainan lain penyerapan karbohidrat di ususMalabsorbsi glukosa-galaktosa, defisiensi sukrosaKecuali: intoleransi laktosa (E73.-)
E74.4 Kelainan metabolisme piruvate dan glukoneogenesisDefisiensi: phosphoenolpyruvate carboxykinase,
pyruvate carboxylase, pyruvate dehydrogenaseKecuali: dengan anemia (D55.-)
E74.8 Kelainan lain metabolisme karbohidrat yang dijelaskanPentosuria essensial, oxalosis, oxaluria, glikosuria ginjal
E74.9 Kelainan metabolisme karbohidrat, tidak dijelaskan
E75 Kelainan metabolisme sphingolipid dan penyimpanan lipid lainnyaKecuali:Mucolipidosis, type-type I-III (E77.0-E77.1), penyakit Refsum
(G60.1)E75.0 GM2 gangliosidosis
Penyakit: Sandhoff, Tay-SachsGM2 gangliosidosis: NOS, dewasa, remaja (juvenile)
E75.1 Gangliosidosis lainMukolipidosis IVGangliosidosis: NOS, GM1, GM3;
E75.2 Sphingolipidosis lainPenyakit: Fabry (-Anderson), Gaucher, Krabbe, Niemann-PickSindroma Farber, leukodistrofi metakromatik, defisiensi sulfataseKecuali: adrenoleukodistrofi [Addison-Schilder] (E71.3)
E75.3 Sphingolipidosis, tidak dijelaskanE75.4 Ceroid lipofusinosis neuronal
Penyakit: Batten, Bielschowsky-Jansky, Kufs, Spielmeyer-VogtE75.5 Kelainan lain penyimpanan lipid
Kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-Epstein], penyakit Wolman
E75.6 Lipid storage disorder, tidak dijelaskan
E76 Kelainan metabolisme glycosaminoglycan E76.0 Mukopolisakharidosis, type I
Sindroma Hurler, Hurler-Scheie, ScheieE76.1 Mukopolisakharidosis, type II
Sindroma HunterE76.2 Mukopolisakharidosis lain
129
Defisiensi β-glukoronidaseMukopolisakharidosis type III, IV, V, VISindroma: Maroteaux-Lamy (ringan)(berat), Morquio (mirip-)
(klasik), Sanfilipo (type B) (type C) (type D)
E76.3 Mukopolisakharidosis, tidak dijelaskanE76.8 Kelainan lain metabolisme glucosaminoglycanE76.9 Kelainan metabolisme glucosaminoglycan, tidak dijelaskan
E77 Kelainan metabolisme glycoprotein E77.0 Cacad dalam modifikasi enzim lisosom pasca-translasi
Mukolipidosis II (penyakit I-cell), mokulipidosis III (polidistrofi pseudo-Hurler)
E77.1 Cacad dalam degradasi glycoproteinAspartylglukosaminuria, fukosisdosis, mannosidosis, sialidosis
(mokulipidosis I)E77.8 Kelainan lain metabolisme glycoproteinE77.9 Kelainan of glycoprotein metabolism, tidak dijelaskan
E78 Kelainan metabolisme lipoprotein dan lipidaemia lainnyaKecuali: Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)E78.0 Hiperkholesterolaemia murni
Hiperkholesterolemia keturunan, hiperlipidemia group A, hiperbetalipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia: Frederickson IIa, jenis low-density-lipoprotein [LDL]
E78.1 Hipergliseridaemia murniHipergliseridaemia endogen, hiperlipidemia group B,
hiperprebetalipoproteinemiaHiperlipoproteinemia: Frederickson IV, jenis very-low-density-
lipoprotein [VLDL]E78.2 Hiperlipidaemia campuran
Broad- atau floating betalipoproteinemia, hiperlipidemia group CHiperbetalipoproteinemia dengan prebetalipoproteinemiaHiperlipoproteinemia Frederickson IIb atau IIIXanthoma tubo-eruptif, xanthoma tuberosumKecuali: kholesterosis serebrotendinosa [von Bogaert-Schere-
Epstein] (E75.5)E78.3 Hiperchylomicronaemia
Hiperlipoproteinemia Frederickson, type I atu V, hiperlipidemia group D
Hipergliseridemia campuranE78.4 Hiperlipidaemia lain
Hiperlipidemia gabungan keturunanE78.5 Hiperlipidaemia, tidak dijelaskanE78.6 Defisiensi lipoprotein
130
Abetalipoproteinaemia, defisiensi high-density lipoprotein [HDL]Hipoalfalipoproteinaemia, hipobetalipoproteinaemia (keturunan)Defisiensi lecithin cholesterol acyltransferase, penyakit Tangier
E78.8 Kelainan lain metabolisme lipoproteinE78.9 Kelainan metabolisme lipoprotein, tidak dijelaskan
E79 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine Kecuali:Orotaciduric anaemia (D53.0), kelainan imunodefisiensi gabungan
(D81.-)Gout (M10.-), batu ginjal (N20.0), xeroderma pigmentosum (Q82.1)
E79.0 Hyperuricaemia tanpa tanda-tanda radang arthritis dan penyakit tophi
Hiperurikemia asimptomatikE79.1 Lesch-Nyhan syndromeE79.8 Kelainan lain metabolisme purine dan pyrimidine
Xanthinuria herediterE79.9 Kelainan metabolisme purine dan pyrimidine, tidak dijelaskan
E80 Kelainan metabolisme porphyrin dan bilirubin Termasuk: Cacad katalase dan peroxidaseE80.0 Porphyria eritropoietik herediter
Porphyria eritropoietik kongenital, protoporphyria eritropoietikE80.1 Porphyria cutanea tardaE80.2 Porphyria lain
Coproporphyria herediter; porphyria: NOS, intermitten akut (hepatika)
E80.3 Cacad katalase dan peroxidaseAcatalasia [Takahara]
E80.4 Sindroma GilbertE80.5 Sindroma Crigler-NajjarE80.6 Kelainan lain metabolisme bilirubin
Sindroma Dublin-Johnson, sindroma RotorE80.7 Kelainan metabolisme bilirubin, tidak dijelaskan
E83 Kelainan metabolisme mineral Kecuali: Kelainan parathyroid (E20-E21), defisiensi mineral makanan (E58-
E61)Deficiensi vitamin D (E55.-)
E83.0 Kelainan metabolisme tembaga [copper]Penyakit: Menkes (rambut patah) (rambut kaku seperti baja – steely),
WilsonE83.1 Kelainan metabolisme besi [iron]
HemokromatosisKecuali: anemia defisiensi besi (D50.-), anemia siderosis (D64.0-
D64.3)E83.2 Kelainan metabolisme seng [zinc]
131
Acrodermatitis enteropatikaE83.3 Kelainan metabolisme phosphor
Defisiensi acid phosphatase, hipofosfatemia keturunan, hipofosfatasiaOsteomalasia atau rickets akibat resistensi vitamin DKecuali: osteoporosis (M80-M81), osteomalasia dewasa (M83.-)
E83.4 Kelainan metabolisme magnesiumHipermagenemia, hipomagnesemia
E83.5 Kelainan metabolisme calciumHiperkalsemia hipokalsiuria keturunan, hiperkalsiuria idiopatikKecuali: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3), chondrocalcinosis (M11.1-
M11.2)E83.8 Kelainan lainmetabolisme mineralE83.9 Kelainan metabolisme mineral, tidak dijelaskan
E84 Cystic fibrosisTermasuk: mucoviscidosisE84.0 Cystic fibrosis dengan manifestasi paru-paruE84.1 Cystic fibrosis dengan manifestasi usus
Ileus mekonium† (P75*)E84.8 Cystic fibrosis dengan manifestasi lain
Cystic fibrosis dengan manifestasi gabunganE84.9 Cystic fibrosis, tak dijelaskan
E85 AmyloidosisKecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-)E85.0 Heredofamilial amyloidosis, jenis non-neuropathic
Demam Mediterran keturunan, nefropati amiloid keturunanE85.1 Heredofamilial amyloidosis, jenis neuropathic
Polineuropati amiloid (Portuguese)E85.2 Heredofamilial amyloidosis, tidak dijelaskanE85.3 Systemic amyloidosis sekunder
Amiloidosis yang berhubungan dengan hemodialisisE85.4 Organ-limited amyloidosis
Amiloidosis lokalE85.8 Amyloidosis lainnyaE85.9 Amyloidosis, tidak dijelaskan
E86 Volume depletion – kehabisan cairanDehidrasi, kehabisan cairan plasma atau ekstraseluler, hipovolemiaKecuali: dehidrasi pada bayi baru lahir (P74)
syok hipovolemia: NOS (R57.1), trauma (T79.4), pascabedah (T81.1)
E87 Kelainan lain keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa E87.0 Hyperosmolality dan hypernatraemia
Peningkatan atau kelebihan sodium [Na]
132
E87.1 Hypo-osmolality dan hyponatraemiaDefisiensi sodium [Na]Kecuali: sindroma sekresi ADH yang tidak semestinya (E22.2)
E87.2 AsidosisAsidosis: NOS, laktat, metabolik, respiratorikKecuali: DM (E10-E14 dengan karakter keempat .1)
E87.3 AlkalosisAlkalosis: NOS, metabolik, respiratorik
E87.4 Kelainan campuran keseimbangan asam-basaE87.5 Hyperkalaemia
Kelebihan kadar potassium [K]E87.6 Hypokalaemia
Kekurangan kadar potassium [K]E87.7 Fluid overload
Kecuali: edema (R80.-)E87.8 Kelainan lain keseimbangan elektrolit dan cairan, not elsewhere
classifiedKetidak seimbangan elektrolit, hiperkhloremia, hipokhloremia
E88 Kelainan metabolik lainKecuali: Histiositosis X (chronic) (D76.0)E88.0 Kelainan metabolisme protein plasma, not elsewhere classified
Defisiensi α-1-antitripsin, bisalbuminemiaKecuali: kelainan metabolisme lipoprotein (E78.-), gammopati
monoklonal (D47.2)hipergammaglonbulinemia (D89.0), makroglobulinemia Waldenström (C88)
E88.1 Lipodystrophy, not elsewhere classifiedLipodistrofi NOSKecuali: penyakit Whipple (K90.8)
E88.2 Lipomatosis, not elsewhere classifiedLipomatosis: NOS, dolorosa
E88.8 Kelainan metabolisme lain yang dijelaskanAdenolipomatosis Launois-Bensaude, trimethylaminuria
E88.9 Kelainan metabolisme, tidak dijelaskan
E89 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, not elsewhere classified
E89.0 Hipotiroidisme pasca-prosedurHipotiroidisem pasca-radiasi, hipotiroidisme pasca-bedah
E89.1 Hipoinsulinaemia pasca-prosedurHiperglikemia pasca-pankreatektomi, hipoinsulinesmia pasca-bedah
E89.2 Hipoparatiroidisme pasca-prosedurTetani paratiroprival
E89.3 Hipopituitarisme pasca-prosedurHipopituitarisme pasca-radiasi
133
E89.4 Kegagalan ovarium pasca-prosedurE89.5 Hipofungsi testis pasca-prosedurE89.6 Hipofungsi korteks (-medulla) adrenal pasca-prosedurE89.8 Kelainan lain endokrin dan metabolik pasca-prosedur E89.9 Kelainan endokrin dan metabolik pasca-prosedur, tidak dijelaskanE90* Kelainan-kelainan gizi dan metabolik pada penyakit yang diklasifikasi
di tempat lain
134
135
BAB VKELAINAN JIWA DAN TINGKAH LAKU (F00-
F99)Blok-blok di dalam bab ini:F00-F09 Kelainan jiwa organik, termasuk yang hanya berupa gejala F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat
psikoaktif F20-F29 Schizophrenia, schizotype dan waham (delusion)F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective] F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress-dan
somatoformis.F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan faktor
fisik F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa.F70-F79 Retardasi mental F80-F89 Kelainan perkembangan psikologisF90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi yang biasa mulai pada masa anak
dan remaja F99 Kelainan mental yang tidak dijelaskan Kategori asterisk untuk bab ini:F00* Dementia yang timbul pada penyakit AlzheimerF02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di
tempat lainF00-F09: Kelainan jiwa organik, termasuk hanya gejala
Blok ini berisi kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak. Kerusakan fungsi ini bisa primer atau sekunder. Kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak; sedangkan kelainan sekunder adalah pada penyakit yang melibatkan otak sebagai salah satu dari berbagai sistem atau organ tubuh yang diserangnya.
Dementia (F00-F03) adalah sindroma kekacauan fungsi tinggi korteks seperti daya ingat, belajar, berpikir, orientasi, memahami, menghitung, dan memutuskan. Kesadaran tidak terganggu. Biasanya terdapat kerusakan fungsi kognitif (pengenalan), yang kadang-kadang didahului oleh memburuknya kontrol emosi, tingkah-laku sosial, atau motivasi. Sindroma ini terjadi pada (1) penyakit Alzheimer, yaitu penyakit degenerasi primer otak yang penyebabnya tidak jelas; (2) penyakit pembuluh darah otak yang menimbulkan infark otak, dan (3) keadaan lain yang mengganggu otak.
F00* Dementia pada penyakit Alzheimer (G30.-†) F00.0* onset dini (G30.0†) – usia <65 tahunF00.1* onset lanjut (G30.1†) – 65 tahun atau lebihF00.2* tidak jelas atau campuran (G30.8†)
136
F00.9* tidak dijelaskan (G30.9†)
F01 Dementia vaskuler F01.0 dengan onset yang akutF01.1 dengan banyak infarkF01.2 pada subkorteksF01.3 campuran korteks dan subkorteksF01.8 jenis lainF01.9 tidak dijelaskan
F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain F02.0* pada penyakit Pick (G31.0†)F02.1* pada penyakit Creutzfeldt-Jakob (A81.0†)F02.2* pada penyakit Huntington (G10†)F02.3* pada penyakit Parkinson (G20†)F02.4* pada penyakit human immunodeficiency virus [HIV] (B22.0†)F02.8* pada penyakit lain yang klasifikasinya di tempat lain
F03 Dementia yang tidak dijelaskan Excludes: dementia senilis (tua) dengan delirium atau kebingungan akut (F05.1)
senility NOS (R54)
F04 Amnesia organik, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain Amnesia adalah kegagalan ingatan baru dan lama, tapi ingatan
terbaru masih ada. Kesanggupan belajar menurun dan orientasi waktu terganggu.Includes: Psikosis atau sindroma Korsakov, non-alkoholik
F05 Delirium, bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain Sindroma otak organik yang khas dengan kacaunya kesadaran,
perhatian, persepsi, pikiran, ingatan, sikap motorik, emosi, dan jadwal tidur. Lamanya dan tingkatnya bervariasi.Includes: sindroma otak, bingung (nonalcoholic), psikosis akibat infeksi, reaksi organik,
sindroma psiko-organik akut atau subakutF05.0 tidak menyertai dementiaF05.1 menyertai dementiaF05.8 jenis lainF05.9 tidak dijelaskan
F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan Disni termasuk kondisi minor yang berhubungan dengan kelainan
otak, baik penyakit otak primer, penyakit sistemik, zat-zat eksogen, kelainan endokrin, atau penyakit badan lain.F06.0 halusinosis organik – diikuti banyak halusinasiF06.1 kelainan katatonik organik – aktifitas psikomotor tergangguF06.2 kelainan waham organik F06.3 kelainan alam perasaan organik
137
F06.4 kelainan anxiety organik – banyak kecemasan atau panikF06.5 kelainan disosiasi organik – integrasi memori, identitas, dan gerakan
putusF06.6 kelainan emosi labil [asthenic] organikF06.7 kelainan kognitif ringan F06.8 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, jenis
lainnya F06.9 kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit badan, yang
tidak dijelaskan
F07 Kelainan kepribadian dan tingkah-laku akibat kerusakan otak F07.0 kelainan kepribadian organikF07.1 sindroma pasca ensefalitisF07.2 sindroma pasca-konkusioF07.8 jenis lainF07.9 tidak dijelaskan.
F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik, tidak dijelaskan.
F10-F19: Kelainan jiwa akibat penggunaan zat psikoaktifBlok ini berisi kelainan akibat penggunaan zat psikoaktif, baik melalui
resep dokter atau tidak. Karakter ketiga pada kode menunjukkan jenis zat, dan karakter keempat menunjukkan keadaan klinis. Kode ini hendaknya digunakan untuk setiap zat yang diduga, namun harus diperhatikan bahwa tidak semua kode karakter keempat ini bisa digunakan pada semua zat. Subdivisi karakter keempat berikut digunakan untuk kategori F10-F19: .0 Intoksikasi akut
Kondisi setelah pemberian zat psikoaktif yang menyebabkan kekacauan tingkat kesadaran, kognisi, persepsi, alam perasaan atau tingkah-laku, atau fungsi dan respons psiko-fisiologis lain. Kekacauan berbanding lurus dengan efek farmakologis dan berkurang menurut waktu. Kesembuhan sempurna, kecuali kalau kerusakan jaringan atau komplikasi lain telah terjadi. Komplikasi bisa berupa trauma, inhalasi vomitus, delirium, koma, kejang, dan lain-lain. Sifat komplikasi tergantung pada jenis farmakologis dan cara pemberian zat tersebut. Contohnya adalah mabuk alkohol akut, "bad trips" (drugs), mabuk NOS, intoksikasi patologis, ‘kesurupan' dan ‘kemasukan’ pada waktu intoksikasi zat psikoaktif .1 Penggunaan yang berbahaya
Sebuah pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan. Kerusakan bisa berupa fisik (seperti hepatitis akibat penyuntikan zat psikoaktif) atau mental (misalnya episode depresi setelah meminum alkohol dalam jumlah besar)..2 Sindroma ketergantungan
138
Campuran fenomena tingkah-laku, kognitif, dan fisiologis yang muncul setelah pemakaian berulang, Sindroma ini khas dengan adanya dorongan untuk menggunakan zat tersebut, sulit mengontrol penggunaannya, tetap menggunakan walau mengetahui akibat yang berbahaya, prioritas untuk menggunakan zat lebih besar dibandingkan dengan kegiatan dan kewajiban lain, naiknya toleransi terhadap zat, dan kadang-kadang gejala fisik akibat putus zat. Sindroma ini bisa terjadi pada zat psikoaktif tertentu (tembakau, alkohol, atau diazepam), satu kelompok obat (opioid), atau berbagai jenis zat psikoaktif yang secara farmakologis berbeda..3 Keadaan putus obat
Kelompok gejala yang terjadi akibat penarikan zat psikoaktif setelah penggunaan yang menetap. Onset dan arah perjalanan gejala ini terbatas dan tergantung pada zat psikoaktif dan dosis yang digunakan sebelum penggunaannya dihentikan atau dikurangi. Keadaan ini bisa diperberat oleh kejang-kejang..4 Keadaan putus obat dengan delirium
Keadaan putus obat yang diikuti oleh delirium (F05.-). Kejang juga bisa timbul. Kalau penyebabnya diduga faktor organik, maka harus diklasifikasikan pada F05.8. Contohnya delirium tremens (diinduksi alkohol).5 Kelainan psikosis
Sekelompok fenomena psikosis yang terjadi selama atau sesudah penggunaan zat psikoaktif tapi tidak bisa dijelaskan berdasarkan intoksikasi akut saja dan tidak merupakan bentuk keadaan putus obat. Kelainan ini khas dengan halusinasi (biasanya auditorius, tapi sering lebih dari satu jenis sensoris), distorsi persepsi, waham (sering bersifat paranoid atau curiga), kekacauan psikomotor (excitement atau stupor), dan alam perasaan abnormal yang bisa berkisar dari sangat takut atau sangat senang. Sensoris biasanya jernih, namun bisa terjadi penurunan kesadaran walau pun tidak berat.
Contohnya adalah halusinosis, cemburu, paranoia dan psikosis akibat alkohol.6 Sindroma amnesia
Sebuah gejala dengan kerusakan pada ingatan baru dan lama. Ingatan terbaru masih utuh, sedangkan ingatan baru lebih terganggu daripada ingatan lama. Kekacauan sensasi waktu dan urutan kejadian biasanya terdapat, di samping kesulitan mempelajari hal baru. Konfabulasi bisa sangat menonjol walaupun tidak selalu ada. Fungsi kognitif lain biasanya baik dan kerusakan amnesia tidak berimbang dengan kekacauan lain. Misalnya kelainan amnesia akibat alkohol atau obat, dan psikosis/sindroma Korsakov akibat alkohol atau zat psikoaktif lain, atau tidak dijelaskan.7 Kelainan psikotik sisa (residual) dan mulainya terlambat (late-onset)
Perubahan kognisi, alam perasaan, kepribadian, atau tingkah laku akibat alkohol atau zat psikoaktif berlangsung lebih lama daripada
139
mestinya. Awal terjadinya kelainan harus sesuai dengan penggunaan zat psikoaktif. Kalau kelainan terjadi setelah episode penggunaan zat, kelainan tersebut dikode kalau jelas merupakan efek sisa zat tersebut..8 Kelainan jiwa dan tingkah laku lainnya.9 Kelainan jiwa dan tingkah laku yang tidak dijelaskan
F10.- akibat penggunaan alkohol
F11.- akibat penggunaan opioids
F12.- akibat penggunaan kannabinoids
F13.- akibat penggunaan sedatif atau hipnotik
F14.- akibat penggunaan kokain
F15.- akibat penggunaan stimulants lain, termasuk caffeine
F16.- akibat penggunaan hallusinogens
F17.- akibat penggunaan tembakau
F18.- akibat penggunaan pelarut mudah menguap
F19.- akibat penggunaan banyak obat dan penggunaan zat psikoaktif lain
Kategori ini digunakan kalau dua atau lebih zat psikoaktif, tapi tidak mungkin diketahui mana yang lebih berpengaruh. Ia juga digunakan kalau identitas zat psikoaktif yang digunakan tidak jelas atau tidak diketahui, karena banyak pengguna obat ganda sendiri tidak mengetahui detil zat yang mereka gunakan.Includes: penggunaan obat secara salah NOS
F20-F29: Schizophrenia, schizotype dan wahamBlok ini menyatukan skhizofrenia, kelainan skhizotipe, waham
persisten, dan kelainan psikotik akut dan sementara. Kelainan skhizoaktif masih masuk ke dalam kategori ini walau pun statusnya masih diperdebatkan.
F20 Schizophrenia Kelainan skizofrenik pada umumnya khas dengan distorsi pikiran dan
persepsi, dan alam perasaan yang tidak sesuai atau tumpul. Kesadaran dan kapasitas intelektual biasanya baik walau pun defisit kognitif tertentu bisa muncul bersama waktu. Fenomena psikopatologis yang paling penting adalah thought echo (pikiran berulang-ulang); thought insertion or withdrawal (penyisipan atau pembuangan bagian pikiran); thought broadcasting (menyampaikan kemana-mana pikirannya); persepsi waham dan waham kuasa; suka mempengaruhi atau pasif sama sekali; suara
140
halusinasi yang mengomentari atau membicarakan pasien; kelainan pikiran dan gejala-gejala negatif.
Perjalanan skizofrenia bisa terus menerus, sewaktu-waktu dengan defisit yang progresif atau stabil, atau satu-episode atau lebih dengan remisi yang komplit atau tidak komplit. Diagnosis skizofrenia dihindarkan kalau ada gejala depresi atau manik yang luas, kecuali kalau skizofrenia muncul lebih dulu. Juga skizofrenia tidak didiagnosa kalau ada penyakit otak organik atau ketika keracunan atau putus obat. F20.0 Skizofrenia paranoid - curigaF20.1 Skizofrenia hebefrenik – alam perasaan F20.2 Skizofrenia katatonik – psikomotor: hiperkinensis atau stuporF20.3 Skizofrenia ‘undifferentiated’ – gejala di atas tidak tegasF20.4 Depresi pasca skizofrenia – tekanan perasaanF20.5 Skizofrenia residual – kronis, gejala sisaF20.6 Skizofrenia simplex – ringan tapi progresifF20.8 Skizofrenia lainF20.9 Skizofrenia, tidak dijelaskan
F21 Kelainan schizotype Kelainan yang khas dengan tingkah laku eksentrik dan alam perasaan
yang mirip skizofrenia, walau pun tidak terdapat kelainan yang merupakan ciri-ciri skizofrenia.. Tidak jelas saat mulai dan evolusinya, arah penyakit biasanya kelainan kepribadian.
F22 Kelainan waham persisten Mencakup berbagai kelainan dengan waham jangka panjang
merupakan gejala utama, namun tidak bisa diklasifikasikan sebagai organik, skizofrenik, atau afektif.F22.0 Kelainan waham – waham tunggal atau kelompok waham yang
berhubunganF22.8 Kelainan waham persisten lainnya F22.9 Kelainan waham persisten, tidak dijelaskan
F23 Kelainan psikotik akut dan sementara Kelainan dengan onset akut gejala psikotik (waham, halusinasi, dan
kekacauan persepsi), dan terhentinya tingkah laku yang biasa. Onset akut adalah perkembangan gambaran klinis dalam dua minggu atau kurang.F23.0 Kelainan psikotis polimorf akut tanpa gejala skizofrenia F23.1 Kelainan psikotik polimorf akut dengan gejala skizofreniaF23.2 Kelainan psikotik akut mirip-skizofrenia.F23.3 Kelainan psikotik akut lain dengan waham sebagai gejala utama.F23.8 Kelainan psikotik akut dan sementara lain F23.9 Kelainan psikotik akut dan sementara lain, tidak dijelaskan
141
F24 Kelainan waham induksi Kelainan waham yang dirasakan oleh dua orang atau lebih dengan
hubungan emosi yang erat. Hanya seorang yang benar-benar menderita psikotik, waham terinduksi ke orang lain dan biasanya hilang setelah mereka dipisahkan.
F25 Kelainan skizo-afektif Kelainan yang muncul sewaktu-waktu dengan gejala afektif dan
skizofrenia, tapi tidak memenuhi syarat diagnosis skizofrenia atau episode depresi atau manik.F25.0 Kelainan skizoafektif, tipe manikF25.1 Kelainan skizoafektif, tipe depresifF25.2 Kelainan skizoafektif, tipe campuran F25.8 Kelainan skizoafektif lain F25.9 Kelainan skizoafektif, tidak dijelaskan
F28 Kelainan psikotik non-organik lain Kelainan waham atau halusinasi, tapi tidak cukup untuk diagnosis
skizofrenia (F20.-), kelainan waham persisten (F22.-), kelainan psikotik akut dan sementara (F23.-), episode manik jenis psikotik (F30.2), atau episode depresi berat (F32.3).
F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan
F30-F39: Kelainan alam perasaan (afektif/mood)Blok ini berisi kelainan dengan perubahan alam perasaan menjadi
tertekan (dengan atau tanpa kecemasan yang terkait) atau menjadi sangat bebas. Perubahan mood biasanya diikuti oleh perubahan level aktifitas menyeluruh, hampir semua gejala lain bisa merupakan gejala sekunder dari, atau mudah dipahami dari bentuk perubahan mood dan aktifitas. Hampir semua kelainan ini cenderung berulang dan titik mulainya episode tersendiri sering berhubungkan dengan kejadian atau situasi yang membuat stress.
F30 Episode mania Semua subdivisi pada kategori ini digunakan hanya untuk satu
episode. Episode hipomanik atau manik pada seseorang yang memiliki episode afektif sebelumnya (depresif, hipomanik, manik, atau campuran) harus dikode sebagai kelainan afektif bipolar (F31.-).Includes: kelainan bipolar, episode manik tunggalF30.0 HypomaniaF30.1 Mania tanpa gejala psikotikF30.2 Mania dengan gejala psikotikF30.8 Episode mania lainF30.9 Episode mania, tidak dijelaskan
142
F31 Kelainan afektif bipolar Khas dengan dua atau lebih episode gangguan mood dan aktifitas,
gangguan ini pada suatu ketika berupa meningginya mood dan peningkatan aktifitas (hipomania atau mania), dan pada kesempatan lain berupa merendahnya mood dan penurunan aktifitas (depresi).
Disini termasuk penyakit, psikosis, atau reaksi “manik-depresi”F31.0 episode sekarang hipomaniaF31.1 episode sekarang mania tanpa gejala psikotikF31.2 episode sekarang mania dengan gejala psikotikF31.3 episode sekarang depresi ringan atau sedangF31.4 episode sekarang depresi berat tanpa gejala psikotikF31.5 episode sekarang depresi berat dengan gejala psikotikF31.6 episode sekarang campuranF31.7 sekarang dalam remisiF31.8 kelainan afektif bipolar lainF31.9 kelainan afektif bipolar, tidak dijelaskan
F32 Episode depresi Pada episode depresi umumnya terjadi penurunan daya untuk
menikmati, tertarik, dan konsentrasi, dan kelelahan setelah usaha ringan. Tidur biasanya terganggu dan selera makan menurun. Harga diri dan rasa percaya diri hampir selalu berkurang, dan bahkan dalam bentuk yang paling ringan, perasaan bersalah atau merasa tak berguna sering muncul.
Penurunan mood bervariasi dari hari ke hari, tidak berespons pada keadaan sekitar dan bisa diikuti oleh gejala-gejala ‘somatik’ seperti hilangnya ketertarikan dan kesenangan, bangun pagi beberapa jam sebelum biasanya, depresi paling berat di pagi hari, retardasi psikomotor menonjol, tegang, hilang selera makan, berat badan berkurang, dan hilangnya libido..F32.0 Episode depresi ringanF32.1 Episode depresi sedangF32.2 Episode depresi berat tanpa gejala psikotikF32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotikF32.8 Episode depresi lainF32.9 Episode depresi, tidak dijelaskan
F33 Depresi berulang Khas dengan berulangnya episode depresi. Episode pertama bisa pada
semua usia, onset bisa akut atau perlahan, dan berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan.F33.0 Depresi berulang, episode sekarang ringanF33.1 Depresi berulang, episode sekarang sedangF33.2 Depresi berulang, episode sekarang berat tanpa gejala psikotikF33.3 Depresi berulang, episode sekarang berat dengan gejala psikotikF33.4 Depresi berulang, sedang dalam remisiF33.8 Depresi berulang lainnya
143
F33.9 Depresi berulang, tidak dijelaskan
F34 Kelainan afektif persisten Kelainan alam perasaan yang persisten dan biasanya naik turun, tapi
ringan. Berlangsung berbulan-bulan, kadang-kadang pada sebagian besar kehidupan dewasanya. Kadang-kadang, episode tunggal manik atau depresi bisa muncul.F34.0 Cyclothymia – mood tidak stabil; depresi dan perasaan senang ringanF34.1 Dysthymia - depresi mood kronis, berlangsung sekurangnya beberapa
tahunF34.8 Kelainan afektif persisten lainnyaF34.9 Kelainan afektif persisten, tidak dijelaskan
F38 Kelainan afektif lainnya Kelainan mood yang tidak cukup berat atau berlangsung tidak cukup
lama.F38.0 Kelainan afektif tunggal lainnyaF38.1 Kelainan afektif berulang lainnya F38.8 Kelainan afektif lainnya
F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan
F40-F49: Neurosis, dengan stress dan somatoformis
F40 Cemas fobia (phobic anxiety) Cemas muncul terhadap situasi yang jelas dan tidak berbahaya; yang
kalau bisa dihindari, atau kalau terpaksa akan dihadapi dengan takut. Kekhawatiran bisa berupa gejala berdebar-debar atau rasa mau jatuh, dan sering diikuti oleh khawatir akan kematian, kehilangan kontrol, atau gila. Berpikir untuk masuk ke situasi fobia biasanya sudah menimbulkan cemas. Cemas fobia sering hadir bersamaan dengan depresi.F40.0 Agoraphobia – takut berada di tempat terbukaF40.1 Fobia-fobia sosial - anthropophobia atau neurosis sosialF40.2 Fobia spesifik (isolated) - acrophobia (takut ketinggian),
claustrophobia (takut tempat tertutup), fobia binatang, fobia sederhana
F40.8 Cemas fobia lainnyaF40.9 Cemas fobia, tidak dijelaskan
F41 Kelainan cemas lainnya Cemas merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi
tertentu..F41.0 Panik [cemas paroksismal secara episodik]F41.1 Kecemasan umumF41.2 Cemas campur depresiF41.3 Cemas campur lainnyaF41.8 Cemas lain yang dijelaskanF41.9 Cemas, tidak dijelaskan
144
F42 Kelainan obsesi-kompulsi Gambaran penting adalah pikiran obsesi dan tindakan kompulsi yang
timbul berulang-ulang. Pikiran obsesi adalah ide, bayangan, atau dorongan yang memasuki pikiran berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Obsesi hampir selalu menekan perasaan dan pasien sering berusaha untuk melawannya tapi gagal.
Tindakan kompulsi dilakukan berulang-ulang.. Tujuannya untuk mencegah kejadian yang dianggap akan mencelakakan terhadap dirinya atau disebabkan oleh dirinya, walau pun secara objektif tidak akan terjadi. Biasanya, tingkah laku ini diketahui pasien sebagai tidak berdasar, dan ia berusaha berulang-ulang untuk melawannya.
Nama lain keadaan ini: neurosis anankastik atau neurosis obsesif-kompulsif F42.0 Pikiran dengan obsesi yang menonjolF42.1 Tindakan kompulsi yang menonjolF42.2 Pikiran dan tindakan obsesi campuran F42.8 Kelainan obsesi-kompulsi lainnyaF42.9 Kelainan obsesi-kompulsi, tidak dijelaskan
F43 Reaksi terhadap stress berat, dan gangguan penyesuaian Kategori ini dikenal dengan kejadian yang sangat menekan perasaan
sehingga timbul reaksi stress akut, atau perubahan besar kehidupan yang tidak menyenangkan sehingga timbul gangguan penyesuaian. Kelainan dianggap sebagai respons ‘maladaptive’ atau ‘adaptasi jelek’ terhadap stress berkepanjangan.F43.0 Reaksi stress akut - reaksi sementara terhadap stress fisik dan mentalF43.1 Stress pasca trauma - respons lama terhadap stress fisik dan mentalF43.2 Gangguan penyesuaianF43.8 Reaksi lain terhadap stress beratF43.9 Reaksi yang tidak dijelaskan terhadap stress berat
F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi) Tema umum adalah hilangnya integrasi normal antara memori masa
lalu, kesadaran identitas dan sensasi langsung, serta kontrol gerak tubuh. Kelainan yang lebih kronis, seperti paralisis dan anestesia, bisa timbul kalau onsetnya berhubungan dengan masalah yang tidak bisa diselesaikan dan kesulitan interpersonal. Gejala kelainan sering mewakili konsep pasien tentang timbulnya penyakit. Pemeriksaan medis tidak menunjukkan kelainan fisik atau neurologis, karena hilangnya fungsi tubuh merupakan ekspresi konflik atau kebutuhan emosi. Kelompok ini hanya melibatkan kelainan fungsi fisik yang biasanya di bawah kontrol normal.F44.0 Amnesia disosiasi
Gejala utama adalah hilangnya ingatan tentang kejadian penting yang baru terjadi, bukan sekedar lupa atau lelah. Amnesia terpusat pada kejadian
145
yang menyakitkan, seperti kecelakaan atau duka-cita, dan biasanya bersifat partial (sebagian) dan selektif. F44.1 Fugue disosiasi
Fugue disosiasi (kehilangan ingatan dan meninggalkan rumah) memiliki semua gejala amnesia disosiasi, tambah berkelana melebihi aktifitas harian biasa..F44.2 Stupor disosiasi
Stupor disosiasi (keadaan setengah sadar) adalah penurunan atau kehilangan gerakan sadar dan respons terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara, dan rabaan.F44.3 Trance and possession disorders
Trance (keadaan seperti dalam mimpi, tapi tidak tidur) adalah kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran akan sekitar. Disini termasuk hanya trance yang tidak disadari atau tidak diinginkan, di luar situasi keagamaan atau kebudayaan yang dianutnya.F44.4 Gangguan motorik disosiasi
Kemampuan untuk menggerakkan semua atau sebagian anggota hilang. Bisa mirip sekali dengan berbagai variasi ataxia (gerak tak terkontrol), apraxia (tak mampu bergerak dengan pantas), akinesia (gerakan sadar berkurang), aphonia (tak bisa bersuara), dysarthria (susah mengeluarkan kata-kata dengan jelas), dyskinesia (tidak sanggup mengontrol gerakan sadar), seizures, atau paralysis.F44.5 Konvulsi disosiasi
Mirip dengan epilepsi, tapi jarang disertai lidah tergigit, lecet jatuh, atau inkontinensia urin, kesadaran bisa dipertahankan atau diganti oleh stupor atau trance.F44.6 Anestesia disosiasi dan kehilangan sensoris
Hilangnya rasa pada kulit memiliki batas yang sesuai dengan pendapat pasien mengenai fungsi tubuh, bukan pendapat medis. Kehilangan sensasi bisa diikuti oleh keluhan paresthesi (kesemutan). Jarang diikuti oleh kehilangan total penglihatan atau pendengaran.F44.7 Kelainan disosiasi (konversi) campuran - gabungan kelainan F44.0-
F44.6F44.8 Kelainan disosiasi (konversi) lainnyaF44.9 Kelainan disosiasi (konversi), tidak dijelaskan
F45 Kelainan somatoformis Bentuk utama adalah berulang-ulang menyatakan keluhan fisik
bersama permintaan untuk pemeriksaan medis, walau pun hasilnya selalu negatif dan dokter mengatakan bahwa gejalanya tidak memiliki basis fisik. Kalau pun ada, kelainan fisik tidak berhubungan dengan gejala dan keyakinan pasien mengenai penyakitnya.F45.0 Kelainan somatisasi
146
Gejala fisik yang banyak, berulang, dan sering berubah selama paling kurang dua tahun. Kalau gejala jelas dan berlangsung kurang dari dua tahun, klasifikasikan pada F45.1.F45.1 Gangguan somatoformis tidak khas
Keluhan somatoformis banyak, bervariasi, dan terus menerus, namun tidak terdapat bentuk klinis kelainan somatisasi yang jelas.F45.2 Kelainan hipokondriak
Bentuk utama adalah keyakinan persisten adanya kelainan fisik serius dan progresif. Perhatian biasanya terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh.F45.3 Gangguan fungsi otonom somatoformis
Keluhan pasien seolah-olah disebabkan penyakit sistem atau organ yang dikontrol oleh syaraf otonom, seperti kardiovaskuler, pencernaan, pernafasan, dan urogenital. Gejala biasanya dua jenis, tanpa kelainan pada sistem atau organ tersebut. Pertama, keluhan berdasarkan tanda-tanda objektif rangsangan otonom seperti berdebar-debar, keringat, panas-panas, tremor, dan takut akan kemungkinan kelainan fisik. Kedua, keluhan subjektif dan berubah-ubah mengenai sakit dan nyeri, rasa terbakar, rasa beban berat, rasa terjepit, dan perasaan desakan dari dalam, yang dikatakan oleh pasien akibat organ atau sistem tertentu.F45.4 Nyeri somatoformis persisten
Keluhan utama adalah nyeri persisten, berat, dan menekan perasaan, tapi tidak berdasarkan kelainan fisiologis atau fisik, namun berhubungan dengan konflik emosi atau masalah psikososial yang cukup besar.F45.8 Gangguan somatoformis lain
Kelainan sensasi, fungsi, dan tingkah-laku yang tidak disebabkan kelainan fisik, tidak melalui syaraf otonom, terbatas pada sistem atau bagian spesifik tubuh.F45.9 Gangguan somatoformis yang tidak dijelaskan – kelainan
psikosomatik NOS
F48 Neurosis lainnya F48.0 Neurasthenia
Kelelahan mudah terjadi setelah usaha mental atau setelah usaha fisik minimal. Sering terdapat perasaan fisik umum yang tidak menyenangkan seperti pusing, sakit kepala, dan rasa tidak stabil. Nama lain penyakit ini adalah sindroma kelelahan (Fatigue syndrome)F48.1 Sindroma depersonalisasi - derealisasi
Pasien mengeluhkan perubahan mutu aktifitas mental, tubuh, dan lingkungan, sehingga terasa seperti tidak nyata, jauh, dan serba otomatis di luar kontrol. Pasien sering mengeluh tentang hilangnya emosi dan merasa terasing dari pikiran, tubuh, atau dunia nyata..F48.8 Gangguan neurosis lain
147
F48.9 Gangguan neurosis, tidak dijelaskan - Neurosis NOS
F50-F59: Sindroma akibat gangguan fisiologis dan fisik
F50 Kelainan makan F50.0 Anorexia nervosa
Khas dengan penurunan berat badan yang disengaja, sering pada wanita muda, bisa juga laki-laki muda, anak menjelang pubertas dan wanita menjelang menopause. Gejalanya mencakup pembatasan makanan, olahraga berlebihan, merangsang muntah dan ‘cuci perut’, serta penggunaan obat penekan selera dan diuretika.F50.1 Anorexia nervosa tidak khas
Mirip anorexia nervosa namun gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya tidak terdapat gejala kunci seperti amenorrhea atau sangat takut gemuk, walau pun berat badannya sangat berkurang dan ia menunjukkan tingkah-laku menurunkan berat badan.F50.2 Bulimia nervosa
Makan berlebihan dan sangat ingin mengontrol berat badan, sehingga menyebabkan pola makan berlebihan yang disusul oleh muntah atau penggunaan pencahar. Nama lain keadaan ini adalah Bulimia, dan Hyperorexia nervosaF50.3 Bulimia nervosa tidak khas
Mirip bulimia nervosa, tapi gambaran klinis keseluruhan tidak sesuai. Misalnya bisa terdapat makan berlebihan dan penggunaan pencahar berlebihan tanpa perubahan berat badan yang nyata, atau tidak adanya kekhawatiran berlebihan akan bentuk badan dan berat badan.F50.4 Makan berlebihan akibat kekacauan psikologis lain
Makan berlebihan akibat kejadian yang menyebabkan stress, seperti ditinggal mati, kecelakaan, melahirkan, dsb. Nama lainnya adalah Psychogenic overeatingF50.5 Muntah akibat kekacauan psikologis lain
Muntah berulang pada gangguan dissosiasi (F44.-) dan hipokhondriaka (F45.2). Subkategori ini bisa sebagai tambahan pada O21.- (muntah berlebihan waktu hamil). Nama lainnya adalah Psychogenic vomiting.F50.8 Kelainan makan lainnya
Pica (keinginan makan yang bukan makanan seperti kayu atau kertas) pada dewasa; nama lain adalah Psychogenic loss of appetite. Kecuali: pica pada bayi dan anak kecil (F98.3)F50.9 Kelainan makan, tidak dijelaskan
148
F51 Kelainan tidur non-organik Kelainan tidur sering merupakan gejala kelainan mental atau fisik.
Kalau kelainan tidur adalah salah satu keluhan utama dan diyakini pasien sebagai penyakit tersendiri, maka kode ini harus digunakan bersama diagnosa lain yang menguraikan psikopatologi dan patofisiologi yang terlibat. Kategori ini hanya mencakup gangguan tidur yang faktor primernya adalah emosi.F51.0 Insomnia non-organik
Keadaan dengan tidur yang tidak memuaskan dan telah berlangsung lama, misalnya susah tertidur, susah untuk tetap tidur, atau bangun lebih dini.F51.1 Hypersomnia non-organik
Hipersomnia adalah keadaan dengan siang sangat mengantuk, serangan tidur, atau lamanya transisi dari bangun ke sadar penuh. Kalau tidak ada faktor organik yang mendasari, maka keadaan ini biasanya berhubungan dengan kelainan jiwa.F51.2 Nonorganic disorder of the sleep-wake schedule
Tidak ada kesesuaian antara jadwal tidur-bangun dengan jadwal yang diinginkan pada lingkungan tertentu, sehingga menyebabkan insomnia atau hipersomnia.F51.3 Sleepwalking [somnambulism]
Perubahan kesadaran sehingga fenomena tidur dan bangun bergabung. Pada episode ‘tidur berjalan’ ini pasien bangkit dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan rendahnya tingkat keawasan, reaksi dan keterampilan otot. Setelah bangun biasanya ia tidak ingat kejadian tersebut.F51.4 Sleep terrors [night terrors]
Episode terror dan panik di waktu malam dengan suara dan gerakan yang hebat dan aktifitas otonom yang tinggi. Pasien akan terduduk atau berdiri, biasanya pada sepertiga pertama tidur malam, dengan teriakan panik. Sering juga ia lari ke pintu seolah-olah ingin meloloskan diri, namun jarang meninggalkan kamar. Ingatan akan kejadian tersebut sangat terbatas (biasanya satu atau dua bayangan yang tidak utuh).F51.5 Nightmares – mimpi buruk
Mimpi yang berisi rasa cemas dan takut, yang bisa diingat dengan jelas. Temanya sering mencakup ancaman nyawa, keamanan, atau harga diri. Biasanya pada episode tersebut terdapat aktifitas otonom, namun suara atau gerak tubuh tidak jelas. Pada waktu bangun ia dengan cepat sadar dan berorientasi ke kenyataan.F51.8 Kelainan tidur nonorganik lainnyaF51.9 Kelainan tidur nonorganik, tidak dijelaskan
149
F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit organik Mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan hubungan seksual seperti yang diinginkan. Respons seksual adalah proses psikosomatik. Dalam kelainan ini, proses psikologis dan somatik biasanya terlibat.F52.0 Kurang atau hilangnya keinginan seksual – frigiditas, nafsu sex
hipoaktifF52.1 Penghindaran sex dan kurangnya kenikmatan seksual – anhedonia
(sexual)F52.2 Kegagalan respons genital – gangguan ereksi atau kekeringan vaginaF52.3 Gangguan fungsi orgasme - orgasme tidak terjadi atau tercapai
sangat lamaF52.4 Ejakulasi prematurF52.5 Vaginismus nonorganic – kejang otot sekitar sehingga vagina tertutupF52.6 Dyspareunia nonorganik - nyeri selama hubungan seksualF52.7 Nafsu seksual berlebihan – nymphomania (perempuan), satyriasis
(laki-laki)F52.8 Disfungsi seksual nonorganik lainF52.9 Disfungsi seksual nonorganik, tidak dijelaskan
F53 Kelainan jiwa dan tingkah-laku pada puerperium, not elsewhere classified
Kelainan jiwa yang berhubungan dengan puerperium (muncul dalam waktu enam minggu setelah melahirkan) yang tidak bisa diklasifikasikan di tempat lain pada bab ini, baik karena informasi tidak cukup, atau karena adanya gambaran klinis khusus yang menyebabkan klasifikasinya di tempat lain tidak sesuai. F53.0 Kelainan ringan – depresi postpartumF53.1 Kelainan berat – psikosis puerperium NOSF53.8 Kelainan lain F53.9 Kelainan yang tidak dijelaskan
F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di tempat lain
Kategori ini digunakan untuk mencatat pengaruh psikologis yang diduga berperanan dalam timbulnya kelainan fisik yang klasifikasinya pada bab lain. Termasuk disini faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.
Contoh penggunaan kategori ini adalah: asthma F54 and J45.-; dermatitis F54 and L23-L25; gastric ulcer F54 and K25.-; mucous colitis F54 and K58.-; ulcerative colitis F54 and K51.-; urticaria F54 and L50.-
150
F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan
F59 Sindroma tingkah-laku akibat faktor fisiologis dan fisik yang tidak dijelaskan
F60-F69: Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasaBlok ini berisi berbagai keadaan dan pola-pola tingkah-laku yang
nyata secara klinis dan cenderung menetap. Gejala ini muncul sebagai ekspresi gaya hidup seseorang dan caranya berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari gejala ini muncul dini pada perkembangan seseorang, dan yang lainnya didapatkan lebih lambat.
Kelainan kepribadian spesifik (F60), campuran (F61), dan perubahan kepribadian (F62) merupakan pola tingkah-laku yang tertanam dalam, dan muncul sebagai respons terhadap berbagai situasi. Mereka melambangkan pembelokan tajam dalam memahami, memikirkan, merasakan, dan terutama membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka sering berhubungan dengan distress subjektif dan masalah penampilan sosial.
F60 Kelainan kepribadian spesifik Kekacauan berat kepribadian dan tingkah-laku, bukan akibat
langsung gangguan otak atau kelainan psikiatrik lain. Biasanya melibatkan beberapa daerah kepribadian, berhubungan dengan ketegangan pribadi yang berat dan kerusakan hubungan sosial, dan muncul sejak kanak-kanak atau remaja.F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Sangat sensitif akan kemunduran, tidak bisa memaafkan hinaan, curiga berlebihan, bersikap ‘siap tempur’ dan sangat menjaga hak-hak pribadi. Ia merasa dirinya sangat penting dan selalu membandingkan segala sesuatu dengan diri sendiri.F60.1 Gangguan kepribadian skizoid
Khas dengan menarik diri dari hubungan yang akrab, sosial dan lainnya dan lebih menyukai khayalan, aktifitas sendiri, dan introspeksi.F60.2 Gangguan kepribadian antisosial
Khas dengan tidak peduli akan kewajiban sosial dan perasaan orang lain. Disebut juga kepribadian amoral, anti sosial, asosial, psikopatik atau sosiopatik
F60.3 Kepribadian emosi labilBertendensi untuk bertindak tanpa memikir akibat, alam perasaan
mudah berubah. emosi mudah meledak dan tidak terkontrol. Gejala lain adalah tendensi untuk merusak diri sendiri, atau bunuh diri. Disebut juga kepribadian agresif atau eksplosifF60.4 Kepribadian histrionik
Alam perasaan dangkal dan labil, mendramatisir diri sendiri, ekspresi emosi berlebihan, mudah disugesti, egosentris, mudah tersinggung, dan
151
selalu mencari pujian, rangsangan, dan perhatian. Disebut juga kepribadian histeris dan psikoinfantilF60.5 Kepribadian anankastik
Selalu ragu-ragu; ingin serba sempurna (perfeksionisme), perhatian akan detail berlebihan; bandel, sangat hati-hati, dan kaku. Disebut juga kepribadian kompulsif, obsesif, obsesif-kompulsifF60.6 Kepribadian hindaran atau cemas
Pasien memiliki perasaan tegang dan enggan, tidak percaya diri dan rendah diri. Selalu ingin disenangi dan diterima, sangat sensitif akan kritikan, dan bertendensi menghindari aktifitas rutin tertentu dengan membesar-besarkan bahaya atau resikonya.F60.7 Kepribadian tergantung
Tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan, patuh pada keinginan orang yang lebih tua, dan respons yang lemah terhadap tuntutan kehidupan harian.F60.8 Kelainan kepribadian lainnya
Kepribadian eksentrik, narcissistic, immatur, pasif agresif, psikoneurotikF60.9 Kelainan kepribadian, tidak dijelaskan
F61 Kelainan kepribadian campuran dan lainnya Kategori ini adalah untuk kelainan spesifik yang sering menimbulkan
gangguan tapi tidak memiliki pola spesifik dari gejala-gejala pada F60.-.
F62 Perubahan kepribadian menetap, bukan karena kelainan otak Gangguan kepribadian yang berkembang setelah stress berat atau
penyakit jiwa yang berat. Perubahan kepribadian harus jelas dan tidak terdapat sebelum kejadian.F62.0 Perubahan kepribadian menetap setelah stress beratF62.1 Perubahan kepribadian menetap setelah sakit jiwaF62.8 Perubahan kepribadian menetap lainnyaF62.9 Perubahan kepribadian menetap, tidak dijelaskan
F63 Kelainan kebiasaan dan dorongan Khas dengan tindakan berulang tanpa motivasi yang rasional, tidak
bisa dikontrol, dan umumnya merusak kepentingan pasien sendiri dan orang lain.F63.0 Judi yang patologis
Kelainan ini berupa episode perjudian yang mendominasi kehidupan pasien sampai merusak nilai-nilai dan kewajiban sosial, pekerjaan, dan keluarga.F63.1 Pembakaran yang patologis [pyromania]
152
Khas dengan usaha membakar tanpa motif yang jelas, dan pikiran tentang api dan kebakaran. Diawali peningkatan ketegangan sebelum, dan kepuasan dalam sesudah tindakanF63.2 Mencuri yang patologis [kleptomania]
Kelainan dengan kegagalan menahan dorongan untuk mencuri objek yang tidak berguna untuk pribadi. Objek ini bisa dibuang, diberikan kepada orang lain, atau dikoleksikan. Terdapat ketegangan sebelum tindakan, dan sangat puas sesudahnya.F63.3 Menarik rambut yang patologis (trichotillomania)
Khas dengan botak karena gagal menahan dorongan menarik rambut. Penarikan rambut didahului oleh ketegangan yang tinggi dan diikuti oleh perasaan lega atau puas.F63.8 Kelainan kebiasaan dan dorongan lainnyaF63.9 Kelainan kebiasaan dan dorongan, tidak dijelaskan
F64 Kelainan identitas kelamin F64.0 Transsexualisme
Khas dengan hasrat hidup sebagai anggota seks yang berlawanan, biasanya diikuti perasaan tidak nyaman atau tidak pantas pada kelompok seksnya sendiri, dan berharap memperoleh pembedahan dan pengobatan supaya tubuh sesuai dengan seks yang diinginkanF64.1 Transvestisme peran-ganda
Memakai pakaian jenis seks lain untuk menikmati rasa menjadi anggota jenis seks tersebut, tanpa hasrat pergantian seks dan tidak diikuti oleh kepuasan seksual.F64.2 Kelainan identitas kelamin kanak-kanak
Pertama muncul di masa kanak-kanak, ingin menjadi jenis seks yang berbeda. Pikiran selalu pada pakaian dan aktifitas jenis seks yang berbeda dan kesal akan jenis seks sendiri.F64.8 Kelainan identitas kelamin lainnyaF64.9 Kelainan identitas kelamin, tidak dijelaskan
F65 Kelainan nafsu seksual F65.0 Fetishisme
Mengandalkan benda mati (fetish) untuk rangsangan dan kepuasan seksual. Fetish sering merupakan bagian tambahan tubuh, misalnya pakaian atau sepatu. Contoh umum lainnya khas dengan ‘texture’ tertentu seperti karet, plastik atau kulit. Objek-objek fetish bisa hanya digunakan untuk meningkatkan rangsangan seksual (misalnya dengan partner yang mengenakan pakaian tertentu).F65.1 Transvestisme fetish
Pemakaian pakaian jenis seks yang berlawanan untuk rangsangan seksual dan menciptakan penampilan jenis seks berbeda. Berbeda dari
153
transvestisme trans-seksual, transvestisme fetish memiliki hubungan yang jelas dengan rangsangan seksual dan keinginan kuat untuk menanggalkan pakaian tersebut ketika orgasme telah dicapai. Keadaan ini bisa terjadi pada fase awal perkembangan trans-seksualisme.F65.2 Exhibitionisme
Tendensi untuk memperlihatkan genitalia kepada jenis seks yang berbeda atau ke orang banyak di tempat umum, tanpa bermaksud mengadakan kontak seksual. Biasanya, tapi tidak selalu, rangsangan seksual pada waktu itu diikuti oleh masturbasi.F65.3 Voyeurisme
Tendensi untuk mengintip orang yang sedang berhubungan seksual atau membuka baju. Dilakukan tanpa setahu objek, dan diikuti oleh rangsangan seksual dan masturbasi.F65.4 Paedophilia
Nafsu seks pada anak lelaki dan/atau perempuan sebelum atau awal pubertas.F65.5 Sadomasochisme
Aktifitas seksual yang melibatkan pemberian rasa nyeri, hinaan, atau ikatan. Keinginan sebagai penerima disebut masochisme; sebagai pemberi disebut sadisme.F65.6 Kelainan ganda nafsu seksual
Lebih dari satu preferensi seksual abnormal dan tidak ada yang lebih menonjol. Kombinasi yang sering adalah fetishisme, transvestisme, dan sadomasochisme.F65.8 Kelainan nafsu seksual lainnya
Melakukan telpon cabul, menggeserkan badan pada orang lain untuk rangsangan seks di tempat ramai; aktifitas seksual dengan binatang (zoophilia), mayat (necrophilia), dan penggunaan cekikan atau anoksia untuk meningkatkan rangsangan seksual.F65.9 Kelainan nafsu seksual, tidak dijelaskan
F66 Kelainan yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual Note: Orientasi seksual saja tidak dianggap sebagai kelainan.F66.0 Gangguan pematangan seksual
Pasien tidak yakin akan identitas gender atau orientasi seksualnya. Sering pada remaja yang tidak pasti apakah ia homo-, hetero- atau bi-seksual, atau pada orang dewasa yang setelah orientasi seksualnya terlihat stabil, mendapatkan bahwa orientasi seksualnya itu berubah.F66.1 Orientasi seksual egodystonik
Identitas gender atau preferensi seksual (heterosexual, homosexual, bisexual, atau prepubertal) tidak diragukan, tapi ia berharap hal ini berbeda, dan mungkin mencari pengobatan untuk mengubahnya.
154
F66.2 Gangguan hubungan seksualIdentitas gender atau orientasi seksual (hetero-, homo-, atau bi-
sexual) menyebabkan kesulitan dalam membentuk atau mempertahankan hubungan dengan pasangan seksualnya.F66.8 Kelainan perkembangan psikoseksual lainnyaF66.9 Kelainan perkembangan psikoseksual, tidak dijelaskan
F68 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya F68.0 Penonjolan gejala fisik untuk alasan psikologis
Gejala-gejala fisik yang sudah pasti menjadi menonjol dan lama akibat keadaan psikologis. Pasien umumnya tertekan oleh gejala ini. Disebut juga neurosis kompensasiF68.1 Menciptakan gejala atau cacad fisik atau psikologis
Pasien berulang-ulang menciptakan gejala tanpa alasan yang jelas, dan malah melukai diri sendiri untuk lebih meyakinkan. Motivasinya kabur dan mungkin untuk mengambil peran sebagai orang sakit. Disebut juga sindroma MunchhausenF68.8 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa lainnya yang
dijelaskan
F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku dewasa , tidak dijelaskan
F70-F79: Retardasi Mental Perkembangan pikiran terhenti atau tidak sempurna, khas dengan
kegagalan keterampilan pada masa perkembangan. Keterampilan ini ikut menentukan level kecerdasan umum seperti daya kognitif (pengenalan), bahasa, gerakan, dan sosial. Retardasi dapat terjadi dengan atau tanpa keadaan mental dan fisik lainnya.
Derajat retardasi mental diukur dengan alat uji kecerdasan yang distandarisasi. Ukuran ini memberi perkiraan derajat retardasi mental. Kemampuan intelektual dan adaptasi sosial bisa membaik sebagai hasil latihan dan rehabilitasi. Diagnosis harus didasarkan pada tingkat kemampuan fungsi saat pemeriksaan.
Subdivisi berikut digunakan untuk menunjukkan luasnya kerusakan tingkah laku. .0 Kerusakan tingkah laku tidak ada atau minimal .1 Kerusakan tingkah laku nyata dan memerlukan perhatian dan
pengobatan..8 Kerusakan tingkah laku lain.9 Kerusakan tingkah laku tidak disebutkan
155
Kalau perlu gunakan kode tambahan untuk keadaan lain yang berhubungan seperti autisma, gangguan perkembangan lain, epilepsi, kelainan perangai, atau cacad fisik yang berat.
F70 Retardasi mental ringan IQ 50–69 (pada dewasa, usia mental 9–12 tahun). Cenderung
menyebabkan kesulitan belajar di sekolah. Banyak dewasa dengan IQ ini masih mampu bekerja dan mempertahankan hubungan sosial yang baik dan berguna untuk masyarakat.
F71 Retardasi mental sedang IQ 35–49 (pada dewasa, usia mental 6-9 tahun). Perkembangan
terlambat di masa kanak-kanak, tapi umumnya bisa mengurus diri sendiri dengan komunikasi dan akademis yang memadai. Orang akan memerlukan berbagai sokongan untuk hidup dan bekerja di masyarakat.
F72 Retardasi mental berat IQ 20-34 (pada dewasa, usia mental 3-6 tahun), cenderung
membutuhkan sokongan terus menerus.
F73 Retardasi mental sangat berat IQ di bawah 20 (pada dewasa, usia mental di bawah 3 tahun).
Menyebabkan sulit merawat diri sendiri, buang air besar dan kecil, komunikasi dan gerakan.
F78 Retardasi mental lain
F79 Retardasi mental tidak dijelaskan
F80-F89: Kelainan perkembangan psikologisDimulai pada masa bayi atau kanak-kanak, berhubungan dengan
pematangan sistem syaraf pusat, dan arah yang tetap tanpa remisi atau relaps. Fungsi yang terganggu mencakup bahasa, keterampilan visuo-spatial (penglihatan ruang), dan koordinasi gerak. Biasanya kerusakan berkurang ketika bertumbuh, walau pun defisit ringan sering ada pada usia dewasa.
F80 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa Pola normal berbahasa terganggu sejak awal perkembangan.. Sering
sulit membaca dan mengeja, kelainan hubungan antar-pribadi, serta kelainan emosi dan tingkah laku.F80.0 Gangguan artikulasi (membuat kata) waktu bicara
Penggunaan artikulasi di bawah level yang sesuai untuk usia, tapi keterampilan bahasa normal. Disebut juga dyslaliaF80.1 Gangguan bahasa ekspresif
156
Penggunaan ekspresi bahasa rendah, tapi pemahaman normal. Bisa diikuti kelainan artikulasi. Disebut juga dysphasia atau aphasia perkembangan jenis ekspresifF80.2 Gangguan bahasa reseptif
Pemahaman bahasa rendah, diikuti gangguan bahasa ekspresi dan artikulasi. Disebut juga dysphasia, aphasia perkembangan jenis reseptif, aphasia Wernicke, dan “tuli kata-kata”F80.3 Aphasia didapat dengan epilepsy [Landau-Kleffner]
Perkembangan bahasa mulanya normal, lalu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif menghilang, dengan inteligensia umum baik. Awalnya disertai oleh kelainan otak atau epilepsi. Onset biasanya antara usia 3-7 tahun.F80.8 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa lainnya
Lisping (susah mengeluarkan huruf ‘s’ dan menggantinya dengan ‘ts’F80.9 Kelainan perkembangan bicara dan bahasa, tidak dijelaskan
F81 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah Kelainan dengan gangguan keterampilan sejak tingkat awal
perkembangan. Hal ini bukan karena kurangnya kesempatan belajar, tidak semata-mata akibat retardasi mental, dan tidak akibat trauma atau penyakit pada otak.F81.0 Kelainan khusus membaca - dyslexia perkembanganF81.1 Kelainan khusus mengejaF81.2 Kelainan khusus keterampilan berhitungF81.3 Kelainan keterampilan sekolah campuranF81.8 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah lainnyaF81.9 Kelainan perkembangan keterampilan sekolah, tidak dijelaskan
F82 Kelainan perkembangan fungsi gerak Kelainan dengan gambaran utama kegagalan serius perkembangan
koordinasi motorik yang tidak bisa hanya dijelaskan oleh retardasi intelektual umum atau kelainan neurologis baik kongenital atau didapat.
F83 Kelainan perkembangan campuran Kategori sisa yang berisi campuran gangguan perkembangan spesifik
bicara dan bahasa, keterampilan belajar, dan fungsi motoris, tapi tidak ada yang lebih menonjol untuk diagnosa utama. Kategori ini dipakai kalau gangguan fungsi memenuhi kriteria untuk dua atau lebih dari F80, F81, dan F82.
F84 Kelainan perkembangan ‘pervasif’ Khas dengan kelainan interaksi sosial timbal-balik dan pola
komunikasi, dan oleh minat dan aktifitas yang terbatas, berbentuk khas, dan berulang-ulang. Kelainan ini merupakan bentuk pervasif fungsi seseorang dalam semua situasi.
157
F84.0 Autisma kanak-kanakDitentukan oleh adanya perkembangan abnormal sebelum usia tiga
tahun, dan ciri-ciri khas fungsi abnormal pada ketiga area psikopatologi (interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan tingkah laku yang terbatas, khas dan berulang).F84.1 Autisma tidak khas
Berbeda dari autisma kanak-kanak dalam usia onset atau tidak terpenuhinya ketiga set kriteria diagnosa.F84.2 Sindroma Rett
Pada anak perempuan, perkembangan awal normal lalu diikuti penurunan kemampuan bicara, keterampilan gerakan dan penggunaan tangan, bersama dengan perlambatan pertumbuhan kepala, biasanya dengan onset antara usia 7-24 bulan.F84.3 Kelainan disintegrasi kanak-kanak lainnya
Periode perkembangan yang normal sebelum onset kelainan, diikuti oleh hilangnya keterampilan yang telah diperoleh dalam waktu beberapa bulan saja.F84.4 Kelainan overaktif sehubungan dengan retardasi mental dan gerakan
stereotypeKategori ini melibatkan anak-anak dengan retardasi mental berat (IQ
<34) dengan masalah utama pada hiperaktifitas dan perhatian, di samping tingkah laku stereotype.F84.5 Sindroma Asperger
Interaksi sosial seperti autisma, minat dan aktifitas terbatas, stereotype, dan berulang. Tidak terdapat retardasi perkembangan bahasa atau kognitif. Kelainan ini sering berhubungan dengan gerakan yang kacau.F84.8 Kelainan perkembangan ‘pervasif’ lainnyaF84.9 Kelainan perkembangan ‘pervasif’, tidak dijelaskan
F88 Gangguan perkembangan psikologis lainnya - agnosia perkembangan
F89 Gangguan perkembangan psikologis yang tidak dijelaskan
F90-F98: Kelainan tingkah laku dan emosi dengan awal biasanya pada masa kanak-kanak dan remaja
F90 Kelainan hiperkinetik Onset dini (biasanya balita), kurangnya usaha aktifitas kognitif, suka
berganti aktifitas tanpa penyelesaian, dan aktifitas tidak teratur dan berlebihan.. Tidak memiliki rasa sungkan pada orang dewasa, tidak disukai oleh anak lain dan mungkin tersisih. Terdapat kegagalan fungsi kognitif umum, dan keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
158
F90.0 Kekacauan aktifitas dan perhatianF90.1 Kelainan hiperkinetik disertai kelainan perangaiF90.8 Kelainan hiperkinetik lainF90.9 Kelainan hiperkinetik, tidak dijelaskan
F91 Kelainan perangai (conduct disorders) Pola kelakuan dissosial, agresif, atau bandel yang berulang dan
persisten, yang lebih berat daripada kenakalan anak-anak atau remaja, berlangsung lama (enam bulan atau lebih). Contohnya berkelahi atau menjajah (‘bullying’) yang berlebihan, kasar pada orang lain atau binatang, merusak harta benda, membakar, mencuri, berbohong, bolos sekolah dan lari dari rumah, temper tantrum sangat sering dan berat, dan tidak patuh. Satu saja dari tingkah laku ini, kalau menonjol, cukup untuk menegakkan diagnosa.F91.0 Kelainan perangai yang hanya di dalam keluarga
Agresif (juga melawan, bandel dan disruptif [menghambat kegiatan]) yang hampir selalu terjadi di rumah dan dengan anggota keluarga inti atau anggota di rumah tangga. F91.1 Kelainan perangai tanpa sosialisasi
Khas dengan kombinasi tingkah laku dissosial atau agresif dengan pervasif yang nyata dalam hubungannya dengan anak-anak lain.F91.2 Kelainan perangai sosialisasi
Mencakup tingkah laku dissosial atau agresif pada orang-orang yang umumnya menyatu dengan baik dengan teman sebayanya.F91.3 Kelainan bandel oposisional
Kelainan perangai khas dengan tingkah laku melawan, tidak patuh atau disruptif tapi tidak melibatkan tindakan yang lebih ekstrim.F91.8 Kelainan perangai lainnyaF91.9 Kelainan perangai, tidak dijelaskan
F92 Kelainan campuran perangai dan emosi Kelompok kelainan yang khas dengan kombinasi tingkah laku agresif,
dissosial atau bandel, dengan gejala-gejala nyata depresi, cemas atau gangguan emosi lain.F92.0 Kelainan perangai depresif
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan depresi (F32.-), kehilangan minat akan aktifitas, menyalahkan diri, dan putus asa. Bisa terdapat gangguan tidur atau selera makan.F92.8 Kelainan perangai dan emosi campuran lainnya
Kombinasi kelainan perangai (F91.-) dengan gejala emosi yang persisten dan nyata seperti cemas, obsesi atau kompulsi, depersonalisasi atau derealisasi, fobia, atau hipokondria.F92.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
159
F93 Kelainan emosi dengan onset pada masa kanak-kanak Terutama pemberatan terhadap trend perkembangan normal, bukan
fenomena abnormal itu sendiri. Kesesuaian perkembangan digunakan sebagai gambaran kunci dalam perbedaan kelainan emosi ini dari kelainan neurosis (F40-F48). F93.0 Kelainan cemas perpisahan pada anak
Didiagnosa kalau takut berpisah merupakan fokus kecemasan dan kecemasan tersebut muncul pertama kali pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak.F93.1 Kelainan cemas fobia pada anak
Ketakutan masa kanak-kanak yang menunjukkan kespesifikan fase perkembangan dan terdapat pada sebagian besar anak, tapi derajatnya abnormal.F93.2 Kelainan cemas sosial anak
Disini terdapat kekhawatiran akan orang asing dan keengganan sosial, atau cemas kalau bertemu dengan situasi yang baru, asing, atau secara sosial mengancam. Misalnya kelainan hindaran masa kanak-kanak dan remajaF93.3 Kelainan persaingan pada saudara
Kekacauan emosi yang biasanya mengikuti kelahiran adik diperlihatkan oleh sebagian besar anak yang masih kecil. Disebut juga “Sibling jealousy”F93.8 Kelainan emosi kanak-kanak lainnyaF93.9 Kelainan perangai dan emosi campuran, tidak dijelaskan
F94 Kelainan fungsi sosial yang dimulai di masa kanak-kanak atau remaja
Merupakan kelompok yang memiliki kelainan fungsi sosial sama yang dimulai sewaktu perkembangan, tapi tidak melibatkan semua area fungsi sosial. Distorsi lingkungan yang serius mungkin memainkan peranan penting dalam etiologi sebagian besar kasus. F94.0 Mutisme elektif
Keadaan ‘bisu elektif’ ini khas dengan selektifnya kemampuan bicara yang ditentukan oleh emosi, misalnya anak mampu berbicara pada satu situasi namun tidak bisa bicara pada situasi (tertentu) lainnya.F94.1 Kelainan tambahan bersifat reaktif pada anak
Dimulai pada usia balita dan khas dengan kelainan persisten hubungan sosial. F94.2 Kelainan tambahan anak-anak bersifat disinhibisi (tanpa hambatan)
Merupakan pola fungsi sosial abnormal yang muncul pada usia balita dan cenderung bertahan walau pun keadaan lingkungan telah berubah. F94.8 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak lainnya
160
F94.9 Kelainan fungsi sosial masa kanak-kanak, tidak dijelaskan
F95 Kelainan Tic Manifestasi utama suatu bentuk ‘tic’, yaitu gerakan motor yang tidak
berirama atau suara tiba-tiba dan tanpa tujuan. Tic motorik umum sederhana hanya melibatkan pengedipan mata, getaran leher, mengangkat bahu, dan mengerutkan wajah. Tic vokalis umum sederhana mencakup pembersihan tenggorok, menghardik, membau-bau, dan mendesis.F95.0 Kelainan tic sementara
Tic berlangsung kurang dari 12 bulan. biasanya berbentuk kedipan mata, kerutan wajah, dan getaran kepala.F95.1 Kelainan tic motor atau vocal kronis
Berupa tic motorik atau vokal tapi tidak keduanya, yang masing-masing bisa tunggal atau ganda, dan berlangsung lebih dari satu tahun.F95.2 Kelainan tic motor atau vocal gabungan [de la Tourette]
Suatu bentuk kelainan tic dengan satu atau lebih tic vokal, yang tidak harus muncul bersamaan. Biasanya makin berat selama remaja dan cenderung menetap di usia dewasa. Tic vokal sering muncul ganda dengan vokalisasi berulang yang meledak-ledak, pembersihan tenggorokan, dan menyumpah, dan bisa dengan penggunaan kata-kata atau ungkapan cabul. Bisa terdapat ‘echopraxia’ dengan gerakan badan yang bisa saja bersifat cabul (copropraxia)F95.8 Kelainan tic lainnya F95.9 Kelainan tic, tidak dijelaskan
F98 Kelainan tingkah laku dan emosi lain dengan awalnya anak atau remaja
Kelompok kelainan heterogen yang memiliki onset di masa kanak-kanak. Beberapa dari keadaan ini mewakili sindroma yang sudah jelas, namun pada yang lain tidak lebih daripada kompleks gejala yang perlu dimasukkan karena keseringannya dan hubungannya dengan masalah psikososial, dan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam sindroma lain.F98.0 Enuresis non-organik
Khas dengan kencing di luar kesadaran baik siang atau malam, tidak sesuai dengan usia mentalnya, dan tidak karena kurangnya kontrol ‘bladder’ akibat kelainan neurologis, serangan epilepsi, atau kelainan struktur saluran kencing.F98.1 Enkopresis nonorganis
Berak berulang baik sadar atau tidak, dengan kepadatan normal atau mendekati normal, pada tempat yang tidak sesuai dengan setting sosiokultural. F98.2 Feeding disorder of infancy and childhood
Kelainan pemberian makanan pada masa bayi atau kanak-kanak kecil.
161
F98.3 Pica pada bayi dan anakMemakan zat-zat bukan makanan (seperti tanah, cat, pecahan kayu,
dsb.) secara persisten. Ini bisa merupakan bagian dari kelainan psikiatrik yang lebih luas (misalnya autisma), atau tingkah laku psikopatologis terpisah seperti pada klasifikasi ini. F98.4 Kelainan gerakan stereotypical
Gerakan sadar, berulang, stereotype, tanpa fungsi (dan sering berirama) yang bukan bagian dari keadaan psikiatrik atau neurologis yang dikenal. Gerakan yang tidak membahayakan diri sendiri antara lain ‘body-rocking’, ‘head rocking’, mencabut rambut, memutar rambut, ‘finger-flicking’, dan ‘hand-flapping’.F98.5 Stuttering [stammering] - gagap
Bicara khas dengan pengulangan atau pemanjangan suara suku kata atau kata, atau oleh seringnya keraguan atau penghentian yang mengganggu alur irama bicara.F98.6 Cluttering
Bicara yang cepat dengan gangguan kelancaran, tapi tidak disertai pengulangan atau keraguan, yang beratnya sampai menyebabkan pembicaraan tidak bisa dimengerti. Bicara sering salah dan tidak berirama, dengan getaran-getaran cepat yang biasanya menunjukkan pola kalimat yang tidak benar.F98.8 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan
remajaF98.9 Kelainan emosi dan tingkah laku dengan onset kanak-kanak dan
remajaKelainan tingkah laku dan emosional yang tidak dijelaskan, dengan
onset biasanya di masa kanak-kanak dan remaja
F99: Kelainan Mental yang Tidak dijelaskan
F99 Kelainan mental, tidak dijelaskan
162
BAB VIPENYAKIT SISTEM PERSYARAFAN (G00-
G99)Kondisis tertentu yang bisa diklasifikasikan pada bab ini bisa
disebabkan oleh efek obat atau penyebab eksternal. Kode dari Bab XX bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Blok-blok di dalam Bab ini adalah:1. G00-G09 Penyakit peradangan CNS2. G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS 3. G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan 4. G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf5. G35-G37 Penyakit-penyakit demielinasi CNS 6. G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal7. G50-G59 Kelainan syaraf, urat syaraf, dan pleksus 8. G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer 9. G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot10. G80-G83Kelumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya11. G90-G99Kelainan lain sistem syaraf
Kategori asterisk untuk Bab ini adalah sbb.:G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e. G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.G05* Encephalitis, myelitis dan encephalomyelitis pada penyakit c.e.G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal pada penyakit y c.e.G13* Atrofi sistemik yang terutama ,mengganggu CNS pada penyakit c.e.G22* Parkinsonism pada peny. c.e.G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit c.e.G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.G46* Sindroma otak vaskuler pada CVD (cerebrovascular diseases)G53* Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada penyakit c.e.G55* Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit c.e.G59* Mononeuropati pada peny. c.e.G63* Polyneuropati pada peny. c.e.G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
(c.e. = classified elsewhere; yang klasifikasinya di tempat lain).
Penyakit-penyakit peradangan sistem syaraf pusat (G00-G09)G00 Meningitis bakteri, not elsewhere classified
Termasuk: bacterial: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis, pachymeningitis
Kecuali: bacterial:: meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis (G04.2)
163
G00.0 Meningitis haemophilusMeningitis akibat Haemophilus influenzae
G00.1 Meningitis pneumokokusG00.2 Meningitis streptokokusG00.3 Meningitis stafilokokusG00.8 Meningitis bakteri lain
Meningitis akibat Escherichia koli, basil Friedländer, KlebsiellaG00.9 Meningitis bakteri, tak dijelaskan
Meningitis: purulenta NOS, piogenik NOS, supuratif NOSG01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
Meningitis (pada): demam tifus (A01.0†), infeksi salmonella (A02.2†), tuberkulosa (A17.0†)
anthrax (A22.8†), leptospirosis (A27.- †), listeria (A32.1†), meningococcus (A39.0†)
sifilis: kongenital (A50.4†), sekunder (A51.4†)neurosifilis (A52.1†), gonokokus (A54.8†), penyakit Lyme (A69.2†)
Kecuali : meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit bakteri c.e. (G05.0*)
G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Kecuali: meningoensefalitis/meningomielitis pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (G05.1-G05.2*)
G02.0* Meningitis pada penyakit virus c. e. Meningitis (akibat):
enterovirus (A87.0†), adenovirus (A87.1†), herpesvirus [herpes simplex] (B00.3†),
varicella [chickenpox] (B01.0†), zoster (B02.1†), measles (B05.1†),rubella (B06.0†), mumps (B26.1†), mononukleosis infesiosa (B27.-
†)G02.1* Meningitis pada mikosis
Meningitis (pada): kandida (B37.5†), koksidioidomikosis (B38.4†), kriptokokus
(B45.1†)G02.8* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Meningitis akibat: tripanosomiasis Afrika (B56.-†), penyakit Chagas (kronis) (B57.4†)
G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Termasuk: arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis dan pachymeningitis, akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
Kecuali: meningoensefalitis (G04.-), meningomyelitis (G04.-)G03.0 Meningitis nonpyogenik
Meningitis nonbakteriG03.1 Meningitis kronisG03.2 Meningitis berulang jinak [Mollaret]G03.8 Meningitis akibat penyebab lain yang dijelaskanG03.9 Meningitis, tidak dijelaskan
164
Arachnoiditis (spinal) NOSG04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
Termasuk: myelitis asendens akut, meningoensefalitis, meningomyelitisKecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toksik (G92), NOS (G93.4)
mielitis transversa akut (G37.3), mielitis nekrotikans subakut (G37.4)
multiple sclerosis (G35), ensefalomielitis mialgika jinak (G93.3)G04.0 Ensefalitis disseminata akut
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-immunisasigunakan kode eksternal Bab XX untuk identifikasi vaksin
G04.1 Paraplegia spastik tropisG04.2 Meningoensefalitis dan meningomielitis bakteri, NECG04.8 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis lainnya
Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOSG04.9 Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis, tidak dijelaskan
Ventrikulitis (serebri) NOSG05* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit c. e.
Termasuk Meningoensefalitis dan meningomielitis pada penyakit c.e.G05.0* Ensefalitis, mielitis dan ensefalomielitis pada penyakit bakteri c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): TB (A17.8†), listeria (A32.1†), meningococcus (A39.8†), sifilis kongenital (A50.4†), sifilis lanjut (A52.1†)
G05.1* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit virus c.e.Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): herpesvirus [herpes
simplex] (B00.4†), postchickenpox (B01.1†), zoster (B02.0†), measles (B05.0†), rubella (B06.0†), cytomegalovirus (B25.8†), mumps (B26.2†), enterovirus (A85.0†), adenovirus (A85.1†), influenza (J10.8†, J11.8†)
G05.2* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit infeksi dan parasit lain, c.e.
Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis (pada): tripanosomiasis afrika (B56.-†), penyakit Chagas (kronis) (B57.4†), toxoplasmosis (B58.2†), naegleriasis (B60.2†)
Meningoensefalitis eosinophilia (B83.2†)G05.8* Ensefalitis, mielitis atau ensefalomielitis pada penyakit lain c.e.
Encephalitis pada systemic lupus erythematosus (M32.1†)G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
G06.0 Abses dan granuloma intrakraniumAbses (embolik)(dari): otak [bagian mana pun], serebellum, serebrum,
otogenikAbses atau granuloma intrakranium: epidura, extradura, subdura
G06.1 Abses dan granuloma intraspinalAbses (embolik) dari medulla spinalis [bagian mana pun]Abses atau granuloma intraspinal: epidura, extradura, subdura
G06.2 Abses ekstradura dan subdura, tidak dijelaskan
165
G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.
Abses otak: amoebik (A06.6†), gonokokus (A54.8†), TB (A17.8†)Granuloma skistosomiasis di otak (B65.-†)Tuberkuloma: otak (A17.8†), meninges (A17.1†)G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal
Embolisme, endoflebitis, flebitis, thromboflebitis, atau thrombosis dengan sepsis
pada sinus venosa dan vena-vena intrakranium atau intraspinalKecuali: flebitis dan thromboflebitis intrakranium:
sebagai komplikasi: abortus atau hamil ektopik atau mola (O00-O07, O08.7); hamil, melahirkan dan nifas (O22.5, O87.3)
yang asalnya nonpyogenik (I67.6)flebitis dan thromboflebitis intraspinal nonpyogenik (G95.1)
G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SSP)
Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada G00-G08 (kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari sekuel yang bisa diklasifikasi di tempat lain. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab.
Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau sifat kondisi sisa tercatat. Ketika mengkode kondisi sisa, G09 bisa digunakan sebagai kode tambahan. Perhatikan bahwa sekuel dari kategori G01*, G02*, G05* dan G07* jangan dikode pada G09, tapi pada kategori yang tersedia untuk sekuel kondisi yang mendasarinya, misalnya B90-B94. Kalau tidak terdapat kategori sekuel untuk kondisi dasar, yang dikode adalah kondisi dasar itu sendiri.Contoh:Kondisi utama: Tuli akibat meningitis TBSpesialisasi: Klinik bicara dan pendengaranKode: Gangguan pendengaran yang tidak dijelaskan (H91.9) sebagai
kondisi utama. B90.0 (sekuel TB sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Kondisi utama: Epilepsi akibat abses otakSpesialisasi: NeurologiKode: Epilepsi yang tidak dijelaskan (G40.9) sebagai kondisi utama.
G09 (sekuel penyakit peradangan sistem syaraf pusat) bisa digunakan sebagai kode tambahan.
Kondisi utama: Retardasi mental ringan menyusul ensefalitis pasca-immunisasi
Spesialisasi: PsikiatriKode: Retardasi mental ringan (F70.9) sebagai kondisi utama. G09
bisa digunakan untuk kode tambahan.
166
Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP (G10-G13)G10 Penyakit Huntington
Khorea Huntington, khorea herediter progresifG11 Ataxia herediter
Kecuali: kelainan metabolik (E70-E90), neuropati herediter dan idiopatik (G60.-),
infantile cerebral palsy (G80.-), G11.0 Ataxia nonprogresif kongenitalG11.1 Ataxia serebellum onset-dini
Note: onset biasanya sebelum usia 20 thAtaxia serebellum onset-dini dengan tremor esensial, mioklonus
(ataxia Hunt), dan refleks tendon masih baikAtaxia Friedrich (autosom resesif), ataxia spinoserebellum resesif X-
linkedG11.2 Ataxia serebellum onset-lanjut
Note: onset biasanya setelah usia 20 thG11.3 Ataxia serebellum dengan DNA yang diperbaiki dengan tidak
sempurnaAtaxia telangiectasia (Louis-Bar)Kecuali: sindroma Cockayne (Q87.1), xeroderma pigmentosum
(Q82.1)G11.4 Paraplegia spastik herediterG11.8 Ataxia herediter lainG11.9 Ataxia herediter, tidak dijelaskan
Ataxia NOS, degenerasi, penyakit, atau sindroma serebellum herediter
G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait
G12.0 Atrofi otot spinalis infantil, type I [Werdnig-Hoffman]G12.1 Atrofi otot spinalis keturunan lainnya
Progressive bulbar palsy kanak-kanak [Fazio-Londe]Atrofi otot spinalis: bentuk dewasa, bentuk remaja type III [Kugelberg-
Welander] , bentuk kanak-kanak type II, bentuk skapuloperoneus, distal
G12.2 Penyakit neuron motorisPenyakit neuron motoris familial, amyotrophic lateral sclerosis,
primary lateral sclerosisBulbar palsy progresif, atrofi otot spinalis progresif
G12.8 Atrofi otot spinalis lain dan sindroma yang terkaitG12.9 Atrofi otot spinalis, tidak dijelaskanG13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
G13.0* Neuromiopati dan neuropati paraneoplastikNeuromiopati karsinomatosa (C00-C97†)Neuropati paraneoplastik sensoris [Denny Brown] (C00-D48†)
167
G13.1* Atrofi sistemik lain yang terutama mengganggu SSP pada penyakit neoplasma
Ensefalopati limbik paraneoplastik (C00-D48†)G13.2* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada myxoedema
(E00.1†, E03.- †)G13.8* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit lain
c.e.
Kelainan ekstrapiramid dan gerakan (G20-G26)G20 Penyakit Parkinson
Hemiparkinsonisme, paralysis agitansParkinsonisme atau penyakit Parkinson: NOS, idiopatik, primerG21 Parkinsonisme sekunder
G21.0 Sindroma neuroleptik berat [neuroleptik = obat antipsikosis]
G21.1 Parkinsonisme sekunder akibat obat lainnyaG21.2 Parkinsonisme sekunder akibat agen eksternal lain G21.3 Parkinsonisme pasca-ensefalitisG21.8 Parkinsonisme sekunder lain G21.9 Parkinsonisme sekunder, tidak dijelaskanG22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.
Parkinsonisme sifilitika (A52.1†)G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
Kecuali: degenerasi multi-sistem (G90.3)G23.0 Penyakit Hallervorden-Spatz
Degenerasi pigmentosa korpus pallidum G23.1 Ophthalmoplegia supranuklir progresif [Steele-Richardson-
Olszewski]G23.2 Degenerasi striato-nigraG23.8 Penyakit degeneratif basal ganglia lain yang dijelaskan
Kalsifikasi ganglion basalisG23.9 Penyakit degeneratif basal ganglia, tidak dijelaskanG24 Dystonia
Termasuk: dyskinesiaKecuali : athetoid cerebral palsy (G80.3)G24.0 Dystonia akibat obatG24.1 Idiopathic familial dystonia
Idiopathic dystonia NOSG24.2 Idiopathic nonfamilial dystoniaG24.3 Spasmodic torticollis – leher kaku dan posisi kepala tak normal
Kecuali: torticollis NOS (M43.6)
G24.4 Idiopathic orofacial dystoniaOrofacial dyskinesia
168
G24.5 BlepharospasmG24.8 Dystonia lainG24.9 Dystonia, tidak dijelaskan
Dyskinesia NOSG25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
G25.0 Essential tremorFamilial tremor – [getaran otot berirama]Kecuali: tremor NOS (R25.1)
G25.1 Tremor akibat obatG25.2 Bentuk tremor lain yang dijelaskan
Intention tremorG25.3 Myoclonus – [kontraksi sangat cepat satu atau sekelompok otot]
Myoclonus akibat obatKecuali: myoclonic epilepsy (G40.-), facial myokymia (G51.4)
G25.4 Chorea akibat obatG25.5 Chorea
Chorea NOSKecuali: chorea Huntington (G10), chorea NOS dengan keterlibatan
jantung (I02.0)chorea rheumatik (I02.-), chorea Sydenham (I02.-)
G25.6 Tic akibat obat dan tic lain dengan asal-usul organik[tic = gerakan luar sadar berulang, terautr, sering pada bahu dan muka]
Kecuali: sindroma de la Tourette (F95.2), tic NOS (F95.9)G25.8 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lain yang dijelaskan
Restless legs syndrome, stiff-man syndromeG25.9 Kelainan extrapyramid dan pergerakan, tidak dijelaskanG26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.
Penyakit degeneratif lain sistem syaraf (G30-G32)G30 Penyakit Alzheimer
Termasuk: : bentuk senilis dan presenilisKecuali : dementia NOS (F03), degenerasi senilis otak NEC (G31.1),
senilitas NOS (R54)G30.0 Penyakit Alzheimer dengan onset dini – onset biasanya sebelum
usia 65G30.1 Penyakit Alzheimer dengan onset lanjut – onset biasanya sesudah
usia 65G30.8 Penyakit Alzheimer lainnyaG30.9 Penyakit Alzheimer, tidak dijelaskanG31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, NEC
Kecuali: Sindroma Reye (G93.7)G31.0 Atrofi otak dengan batas tegas
Penyakit Pick, progressive isolated aphasiaG31.1 Degenerasi senilis otak, not elsewhere classified
169
Kecuali: Penyakit Alzheimer (G30.-), senilitas NOS (R54)G31.2 Degenerasi sistem syaraf akibat alkohol
Ataksia atau degenerasi serebellum akibat alkohol, degenerasi alkoholik serebrum, ensefalopati alkoholik, disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol
G31.8 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskanDegenerasi grey-matter [Alpers], ensefalopati nekrotikans subakut
[Leigh]G31.9 Penyakit degeneratif sistem syaraf, tidak dijelaskanG32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G32.0* Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada penyakit c.e.Degenerasi kombinasi subakut medulla spinalis pada defisiensi
vitamin B12 (E53.8†)G32.8* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf yang dijelaskan pada
penyakit c.e.
Penyakit demielinasi SSP (G35-G37)G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata, generalisata, NOS
G36 Demielinasi luas akut lainnya
Kecuali: Ensefalitis dan ensefalomielitis pasca-infeksi NOS (G04.8)G36.0 Neuromyelitis optikus [Devic]
Demielinasi pada neuritis optikusKecuali: neuritis optikus NOS (H46)
G36.1 Leukoensefalitis hemoragika akut dan subakut [Hurst]G36.8 Demielinasi luas akut lainnya yang dijelaskanG36.9 Demielinasi luas akut, tidak dijelaskanG37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP
G37.0 Diffuse sclerosisEnsefalits periaksial, penyakit SchilderKecuali: adrenoleukodystrophy [Addison-Schilder] (E71.3)
G37.1 Demielinasi sentral pada corpus callosumG37.2 Mielinolisis sentral pada ponsG37.3 Mielitis transversa akut pada penyakit demielinasi SSP
Mielitis transversa akut NOSKecuali: multiple sclerosis (G35), neuromielitis optikus [Devic] (G36.0)
G37.4 Mielitis nekrotikans subakutG37.5 Sklerosis konsentrik [Balό]G37.8 Penyakit demielinasi lain SSP yang dijelaskanG37.9 Penyakit demielinasi SSP, tidak dijelaskan
Kelainan-kelainan episodik dan paroxysmal (G40-G47)G40 Epilepsy
170
Kecuali: sindroma Landau-Kleffner (F80.3), paralysis Todd (G83.8), status epilepticus (G41.-), seizure (konvulsif) NOS (R56.8)
G40.0 Epilepsi idiopatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasidan sindroma epilepsi dengan kejang yang onsetnya lokal
Epilepsi kanak-kanak ringan dengan spikes EEG sentro-temporalisEpilepsi kanak-kanak dengan paroksisme EEG oksipitalis
G40.1 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan lokalisasi dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial sederhana
Serangan epilepsi tanpa perubahan kesadaranKejang parsial sederhana yang berkembang menjadi kejang umum
sekunderG40.2 Epilepsi simptomatik (fokal) (parsial) yang berhubungan dengan
lokalisasi dan sindroma epilepsi dengan kejang parsial kompleks
Serangan epilepsi dengan perubahan kesadaran, sering dengan otomatisme
Kejang parsial kompleks yang berkembang menjadi kejang umum sekunder
G40.3 Epilepsi idiopatik umum dan sindroma epilepsiEpilepsi mioklonik bayi dan kejang neonatus (familial) yang ringanEpilepsi ‘absen’ (pyknolepsy] kanak-kanakEpilepsi ‘absen’ dan epilepsi mioklonik [petit mal impulsif] remajaKejang epilepsi nonspesifik: atonik, klonik, mioklonik, tonik, tonik-
klonikG40.4 Epilepsi umum dan sindroma epilepsi lainnya
Epilepsi dengan: absen mioklonik, kejang mioklonik-astatikSindroma Lennox-Gastaut, serangan Salaam, sndroma WestEnsefalopatimioklonik dini simptomatik
G40.5 Sindroma epilepsi khususEpilepsia partialis continua [Kozhevnikof]Epilepsi sehubungan dengan: alkohol, obat, perubahan hormon,
kurang tidur, stressG40.6 Kejang grand mal, tidak dijelaskan (dengan atau tanpa petit mal)G40.7 Petit mal, tidak dijelaskan, tanpa kejang grand mal G40.8 Epilepsi lain
Epilepsi dan sindroma epilepsi yang tidak jelas apakah lokal atau umum
G40.9 Epilepsy, tidak dijelaskanEpileptic: convulsions NOS, fits NOS, seizures NOS
G41 Status epilepticus
G41.0 Status epileptik grand malStatus epileptik tonic-clonicKecuali: epilepsia partialis continua [Kozhevnikof] (G40.5)
171
G41.1 Status epileptik petit malStatus absen epileptik
G41.2 Status epileptik parsial kompleksG41.8 Status epileptik lainnyaG41.9 Status epileptik, tidak dijelaskanG43 Migraine
Kecuali: sakit kepala NOS (R51)G43.0 Migrain tanpa aura [common migraine]G43.1 Migrain dengan aura [classical migraine]
Migrain aura tanpa sakit kepala, basilaris, ekivale, hemiplegik familialMigrain dengan aura onset dini, aura memanjang, aura khas
G43.2 Status migrainG43.3 Migrain dengan komplikasiG43.8 Migrain lain
Migrain ophthalmoplegik, migrain retinaG43.9 Migraine, tidak dijelaskanG44 Sindroma sakit kepala lainnya
Kecuali: neuralgia trigeminus (G50.0), nyeri muka tak khas (G50.1), sakit kepala NOS (R51)
G44.0 Cluster syndrome – pada tempat tertentuHemikrania paroksismal kronik, cluster headache kronik, cluster
headache episodikG44.1 Sakit kepala vaskuler, not elsewhere classified
Sakit kepala vaskuler NOSG44.2 Sakit kepala jenis tension
Sakit kepala tension kronik, sakit kepala tension episodik, sakit kepala tension NOS
G44.3 Sakit kepala kronis pasca traumaG44.4 Sakit kepala akibat obat, not elsewhere classifiedG44.8 Sindroma sakit kepala lain yang dijelaskanG45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
Kecuali: iskemia serebri neonatus (P91.0)G45.0 Sindroma arteri Vertebro-basilarisG45.1 Sindroma arteri Carotid (hemisferik)G45.2 Sindroma arteri preserebralis ganda dan bilateralG45.3 Amaurosis fugax [buta sementara pada satu mata, akibat
gangguan sirkulasi]G45.4 Amnesia global sementara
Kecuali: amnesia NOS (R41.3)G45.8 Serangan iskemia serebri sementara dan sindroma terkait lainnyaG45.9 Serangan iskemia serebri sementara, tidak dijelaskan
Spasme arteri serebralis, iskemia serebri sementara NOSG46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67†)
G46.0* Sindroma arteri serebralis media (I66.0†)
172
G46.1* Sindroma arteri serebralis anterior (I66.1†)G46.2* Sindroma arteri serebralis posterior (I66.2†)G46.3* Sindroma stroke batang otak (I60-I67†)
Sindroma: Benedikt, Claude, Foville, Millard-Gubler, Wallenberg, Weber
G46.4* Sindroma satroke serebellum (I60-I67†)G46.5* Sindroma lakunaris motorik murni (I60-I67†)G46.6* Sindroma lakunaris sensorik murni (I60-I67†)G46.7* Sindroma lakunaris lainnya (I60-I67†)G46.8* Sindroma vaskuler otak dalam penyakit serebrovaskuler lainnya
(I60-I67†)G47 Kelainan-kelainan tidur
Kecuali: kelainan tidur nonorganik (F51.-), sleepwalking (F51.3), sleep terrors (F51.4), nightmares (F51.5)
G47.0 Kelainan memulai dan mempertahankan tidur [insomnia]G47.1 Kelainan mengantuk berlebihan [hypersomnia]G47.2 Kelainan jadwal tidur-bangun
Sindroma fase tidur tertunda, pola tidur-bangun tak beraturanG47.3 Sleep apnoea – apnoea waktu tidur
Apnoea tidur: sentral, obstruktifKecuali: sindroma pickwick (E66.2), apnoea tidur pada bayi baru lahir
(P28.3)G47.4 Narcolepsy dan cataplexy – lumpuh sementara ketika tidurG47.8 Kelainan tidur lainnya
Sindroma Kleine-LevinG47.9 Kelainan tidur, tidak dijelaskan
Kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf (G50-G59)Kecuali: kelainan syaraf, urat syaraf dan pleksus syaraf akibat trauma
sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuhradiculitis NOS (M54.1), neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)
G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)
Termasuk: kelainan nervus kranialis VG50.0 Trigeminal neuralgia
Sindroma nyeri muka paroksismal, tic doloreuxG50.1 Nyeri muka tidak khasG50.8 Kelainan lain nervus trigeminusG50.9 Kelainan nervus trigeminus, tidak dijelaskanG51 Kelainan nervus Fasialis
Termasuk: kelainan NC VIIG51.0 Bell's palsy
Facial palsyG51.1 Ganglionitis genikulatum
Kecuali: ganglionitis genikulatum pasca-herpes (B02.2)
173
G51.2 Melkersson's syndromeSindroma Melkersson-Rosenthal
G51.3 Spasme klonik hemifasialisG51.4 Myokymia fasialis [myokymia = twitching pada otot tertentu]G51.8 Kelainan lain n. FasialisG51.9 Kelainan n. Fasialis, tidak dijelaskanG52 Kelainan nervi kraniales lainnya
Kecuali: kelainan n. akustikus [NC VIII] (H93.3) dan n. optikus [NC II] (H46, H47.0):
strabismus paralytic akibat kelumpuhan syaraf (H49.0-H49.2)G52.0 Kelainan n. olfaktorius
Kelainan NC IG52.1 Kelainan n. glossofaringeus
Kelainan NC IX, neuralgia glossofaringeusG52.2 Kelainan n. vagus nerve – NC X
Kelainan n.pneumogastrikus (NC X)G52.3 Kelainan n. hypoglossal nerve – NC XII
Kelainan NC XIIG52.7 Kelainan nn.kraniales ganda
Polyneuritis kranialisG52.8 Kelainan n. kranialis lain yang dijelaskanG52.9 Kelainan n. kranialis, tidak dijelaskanG53* Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain
G53.0* Neuralgia pasca-zoster (B02.2†)Ganglionitis genikulatum atau neuralgia trigeminus pasca-herpes
G53.1* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit infeksi dan parasit c.e. (A00-B99†)
G53.2* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada sarcoidosis (D86.8†)G53.3* Kelumpuhan ganda nn. kraniales pada penyakit neoplasma (C00-
D48†)G53.8* Kelainan nn. kraniales lain pada penyakit lain yang klasifikasinya
di tempat lainG54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuhspondylosis (M47.-), kelainan diskus intervertebralis (M50-M51)neuralgia atau neuritis NOS (M79.2)neuritis atau radikulitis NOS: brakhialis, lumbais, lumbosacral,
torakalis (M54.1)radiculitis NOS, radiculopathy NOS (M54.1)
G54.0 Kelainan pleksus brakhialisThoracic outlet syndrome
G54.1 Kelainan pleksus lumbosakralisG54.2 Kelainan urat servikalis, not elsewhere classifiedG54.3 Kelainan urat torakalis, not elsewhere classifiedG54.4 Kelainan urat lumbosakralis, not elsewhere classified
174
G54.5 Amyotrophy neuralgikSidroma Parsonage-Aldren-Turner, neuritis gelang bahu
G54.6 Phantom limb syndrome dengan nyeriG54.7 Phantom limb syndrome tanpa nyeri
Phantom limb syndrome NOSG54.8 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf lainnyaG54.9 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf, tidak dijelaskanG55* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e.
G55.0* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada neoplasma (C00-D48†)G55.1* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada kelainan diskus
intervertebral (M50-M51†)G55.2* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada spondylosis (M47.-†)G55.3* Kompresi urat dan pleksus syaraf pada dorsopati lain (M45-M46†,
M48.-†, M53-M54†)G55.8* Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c. e. G56 Mononeuropati anggota atas.
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuhG56.0 Carpal tunnel syndromeG56.1 Lesi lain n. medianusG56.2 Lesi n. ulnaris
Tardy ulnar nerve palsyG56.3 Lesi n. radialisG56.4 Causalgia–nyeri lengan bawah karena kerusakan syaraf di atasnyaG56.8 Other mononeuropathies of upper limb
Neuroma interdigitalis anggota atasG56.9 Mononeuropati anggota atas, tidak dijelaskanG57 Mononeuropati anggota bawah
Kecuali: akibat trauma sekarang – lihat cedera syaraf menurut regio tubuhG57.0 Lesi n. iskhiadikus
Kecuali: sciatica NOS (M54.3)akibat kelainan diskus intervertebralis (M51.1)
G57.1 Meralgia paraestheticaSindroma n. cutaneous lateralis paha
G57.2 Lesi n. femoralisG57.3 Lesi. n. popliteus lateralis
Kelumpuhan n. peroneusG57.4 Lesi. n. popliteus medialisG57.5 Tarsal tunnel syndromeG57.6 Lesi n. plantaris
Metatarsalgia MortonG57.8 Mononeuropati anggota bawah lainnya
Neuroma interdigitalis anggota bawahG57.9 Mononeuropati anggota bawah, tidak dijelaskanG58 Mononeuropati lainnya
175
G58.0 Neuropati interkostalisG58.7 Mononeuritis multiplexG58.8 Mononeuropati lain yang dijelaskanG58.9 Mononeuropati, tidak dijelaskanG59* Mononeuropati pada penyakit c.e.
G59.0* Mononeuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)G59.8* Mononeuropati lain pada penyakit c.e.
Polyneuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer (G60-G64)G60 Neuropati herediter dan idiopatik
Kecuali: radiculitis NOS (M54.1), neuralgia NOS (M79.2), neuritis NOS (M79.2)
neuritis perifer pada kehamilan (O26.8)G60.0 Neuropati motorik dan sensorik herediter
Neuropati motorik dan sensorik herediter, tipe-tipe I-IVNeuropati hipertrofi bayi, atrofi muskulus Peroneus (tipe axon)(tiper
hipertrofi)Penyakit: Charcot-Marie-Tooth, Déjerine-SottasSindroma Roussy-Lévy
G60.1 Penyakit RefsumG60.2 Neuropati yang berhubungan dengan ataxia herediterG60.3 Neuropati progresif idiopatikG60.8 Neuropati herediter dan idiopatik lainnya
Penyakit Morvan, sindroma Nelaton, Neuropati sensoris:yang diwarisi secara dominan atau resesif
G60.9 Neuropati herediter dan idiopatik, tidak dijelaskanG61 Polineuropati peradangan
G61.0 Guillain-Barré syndromePolineuritis (pasca-)infektif akut
G61.1 Neuropati serumG61.8 Polineuropati peradangan lainnyaG61.9 Polineuropati peradangan, tidak dijelaskanG62 Polineuropati lainnya
G62.0 Polineuropati akibat obatG62.1 Polineuropati alkoholikG62.2 Polineuropati akibat zat toksik lainnyaG62.8 Polineuropati lain yang dijelaskan
Polineuropati akibat radiasi G62.9 Polineuropati, tidak dijelaskan
Neuropati NOSG63* Polineuropati pada penyakit c.e.
G63.0* Polineuropati pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.Polineuropati (pada):
176
TB (A17.8†), lepra (A30.-†), difteria (A36.8†), penyakit Lyme (A69.2†)
sifilis: lanjut (A52.1†), kongenital (A50.4†)pscaherpes (B02.2†), mumps (B26.8†), mononukleosis infeksiosa
(B27.-†)G63.1* Polineuropati pada penyakit neoplastik (C00-D48†)G63.2* Polineuropati diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)G63.3* Polineuropati pada penyakit endokrin dan metabolik lain (E00-
E07†, E15-E16†, E20-E34†, E70-E89†)G63.4* Polineuropati pada defisiensi gizi (E40-E64†)G63.5* Polineuropati pada kelainan jaringan ikat sistemik (M30-M35†)G63.6* Polineuropati pada kelainan muskuloskeleton lain (M00-M25†,
M40-M96†)G63.8* Polineuropati pada penyakit lain classified elsewhere
Polineuropati uremik (N18.8†)G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer
Kelainan sistem syaraf perifer NOS
Penyakit myoneural junction dan otot (G70-G73)G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
Kecuali: botulismus (A05.1), myasthenia gravis neonatus sementara (P94.0)G70.0 Myasthenia gravisG70.1 Kelainan mioneural toksikG70.2 Myasthenia kongenital dan masa perkembanganG70.8 Kelainan mioneural lain yang dijelaskanG70.9 Kelainan mioneural, tidak dijelaskanG71 Kelainan primer pada otot
Kecuali: metabolic Kelainan-kelainan (E70-E90), myositis (M60.-)arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G71.0 Muscular dystrophyMuscular dystrophy: ringan [Becker], berat [Duchenne], mirip
Duchenne atau Becker, autosom resesif, tipe kanak-kanak, ocular, oculopharyngeal, skapuloperoneus, skapuloperoneus ringan dengan kontraktur dini [Emery-Dreifuss], fasioskapulohumerus, distal, limb-girdle
Kecuali: muscular dystrophy kongenital: dengan kelainan morfologis spesifik serat otot (G71.2), NOS (G71.2)
G71.1 Myotonic Kelainan-kelainanDystrophia myotonica [Steinert]Myotonia: khondrodistrofik, akibat obat, simtomatikMyotonia congenita: NOS, dominant [Thomsen], recessive [Becker]Neuromyotonia [Isaacs], paramyotonia kongenital, pseudomyotonia
G71.2 Miopati kongenitalMuscular dystrophy kongenital: NOS, dengan kelainan morfologis
spesifik serat otot
177
Myopathy: myotubular (centronuclear), nemalinePenyakit: central core, minicore, multicoreDsisproporsi jenis serat [Fibre-type disproportion]
G71.3 Mitochondrial myopathy, not elsewhere classifiedG71.8 Kelainan primer lainnya pada ototG71.9 Kelainan primer pada otot, tidak dijelaskan
Miopati herediter NOSG72 Miopati lainnya
Kecuali: dermatopolymyositis (M33.-), polymyositis (M33.2), myositis (M60.-),
infark iskemik pada otot (M62.2), arthrogryposis multiplex congenita (Q74.3)
G72.0 Miopati akibat obatG72.1 Miopati alkoholikG72.2 Miopati akibat agen toksik lainG72.3 Periodic paralysis
Periodic paralysis (familial): miotonik, hipokalemik, normokalemik, hiperkalemik
G72.4 Miopati peradangan, not elsewhere classifiedG72.8 Miopati lain yang dijelaskanG72.9 Miopati, tidak dijelaskanG73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
G73.0* Sindroma miastenik pada penyakit endokrinSindroma miastenik pada:
amiotrofi diabetikum (E10-E14† , karakter keempat .4)tirotoxikosis [hyperthyroidism] (E05.-†)
G73.1* Sindroma Eaton-Lambert (C80†) – [akibat keganasan]G73.2* Sindroma miastenik lain pada penyakit neoplasma (C00-D48†)G73.3* Sindroma miastenik pada penyakit lain c.e. G73.4* Myopathy pada penyakit infeksi dan parasit c.e.G73.5* Miopati pada penyakit endokrin
Miopati pada: hiperparatiroidisme (E21.0-E21.3†), hipoparatioidisme (E20.-†)
Thyrotoxic myopathy (E05.-†)G73.6* Miopati pada penyakit metabolik
Miopati pada: glycogen storage disease (E74.0†), lipid storage Kelainan-kelainan (E75.-†)
G73.7* Miopati pada penyakit lain c.e.Miopati pada:
rheumatoid arthritis (M05-M06†), systemic lupus erythematosus (M32.1†)
scleroderma (M34.8†), sicca syndrome [Sjogren] (M35.0†)
Cerebral palsy dan sindroma lumpuh lainnya (G80-G83)G80 Infantile cerebral palsy
178
Termasuk: penyakiy LittleKecuali: paraplegia spastik herediter (G11.4)G80.0 Serebral palsi spastik
Spastic paralysis (cerebral) kongenitalG80.1 Diplegia spastikG80.2 Hemiplegia infantilG80.3 Dyskinetic cerebral palsy
Athetoid cerebral palsyG80.4 Ataxic cerebral palsyG80.8 Infantile cerebral palsy lainnya
Sindroma cerebral palsy campuranG80.9 Infantile cerebral palsy, tidak dijelaskan
Cerebral palsy NOSCatatan untuk G81-G83 Sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab, G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.ContohKondisi utama: Cerebrovascular accident dengan hemiplegia.Spesialisasi: NeurologiKode: Stroke, perdarahan atau infark tidak dijelaskan (I64) sebagai
kondisi utama. G81.9 (Hemiplegia, tidak dijelaskan) bisa dipakai sebagai kode tambahan
Kondisi utama: Infark serebri tiga tahun yang lalu.Kondisi lain: Paralisis tungkai kiri, pasien memperoleh terapi fisik.Kode: Monoplegia anggota bawah (G83.1) sebagai kondisi utama.
I69.3 (sekuel infark serebri) bisa dipakai sebagai kode tambahan
G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.Kecuali: cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-)G81.0 Flaccid hemiplegia – [layu]G81.1 Spastic hemiplegia – [kaku]G81.9 Hemiplegia, tidak dijelaskanG82 Paraplegia dan tetraplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
179
Kecuali: Cerebral palsy kongenital dan infantil (G80.-)G82.0 Flaccid paraplegia [layu]G82.1 Spastic paraplegia [kaku]G82.2 Paraplegia, tidak dijelaskan
Paralysis kedua anggota bawah NOSParaplegia (bawah) NOS
G82.3 Flaccid tetraplegia [layu]G82.4 Spastic tetraplegia [kaku]G82.5 Tetraplegia, tidak dijelaskan
Quadriplegia NOSG83 Sindroma paralitik lainnya
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.Termasuk: paralisis (komplit)(inkomplit), kecuali seperti pada G80-G82G83.0 Diplegia anggota atas
Diplegia (atas)Paralisis kedua anggota atas
G83.1 Monoplegia anggota bawahParalisis anggota bawah
G83.2 Monoplegia anggota atasParalisis anggota atas
G83.3 Monoplegia, tidak dijelaskanG83.4 Sindroma cauda equina
Neurogenic bladder akibat sindroma cauda equinaKecuali cord bladder NOS (G95.8)
G83.8 Sindroma paralitik lainnya yang dijelaskanParalisis Todd (pasca epilepsi)
G83.9 Sindroma paralitik, tidak dijelaskan
Kelainan lain pada sistem syaraf (G90-G99)G90 Kelainan sistem syaraf otonom
Kecuali: disfungsi sistem syaraf otonom akibat alkohol (G31.2)G90.0 Idiopathic peripheral autonomic neuropathy
Carotid sinus syncope [syncope – tidak sadar sebentar akibat penurunan aliran ke otak]
G90.1 Familial dysautonomia [Riley-Day]G90.2 Sindroma Horner
Sindroma Bernard(-Horner)G90.3 Multi-system degeneration
Hipotensi ortostatik neurogenik [Shy-Drager]Kecuali: hipotensi ortostatik NOS (I95.1)
G90.8 Kelainan lain sistem syaraf otonomG90.9 Kelainan sistem syaraf otonom, tidak dijelaskan
180
G91 Hydrocephalus
Termasuk hidrosefalus didapatKecuali: hidrosefalus: kongenital (Q03.-), akibat toxoplasmosis kongenital
(P37.1)G91.0 Hidrosefalus komunikansG91.1 Hidrosefalus obstruktifG91.2 Hidrosefalus dengan tekanan normalG91.3 Hidrosefalus pasca trauma, tidak dijelaskanG91.8 Hidrosefalus lainG91.9 Hidrosefalus, tidak dijelaskanG92 Toxic encephalopathy
Gunakan kode (Chapter XX) untuk identifikasi agen toksik.
G93 Kelainan-kelainan lain pada otak
G93.0 Kista serebriKista arakhnoid, kista porensefalik didapatKecuali: kista periventrikel didapat pada bayi (P91.1), kista serebri
kongenital (Q04.6)G93.1 Anoxic brain damage, not elsewhere classifiedKecuali anoksia neonatus (P21.9)
sebagai komplikasi pada:. abortus atau kehamilan ektopik atau mola (O00-O07, O08.8). kehamilan, persalinan atau kelahiran (O29.2, O74.3, O89.2). asuhan bedah dan medis (T80-T88)
G93.2 Hipertensi intrakranium ringanKecuali: ensefalopati hipertensif (I67.4)
G93.3 Sindroma kelelahan (fatigue) pasca-virusensefalomielitis mialgika ringan
G93.4 Ensefalopati, tidak dijelaskanKecuali: ensefalopati: alkoholik (G31.2), toxik (G92)
G93.5 Kompresi otakKompresi atau herniasi (batang) otakKecuali: kompresi traumatika otak (diffusa) (S06.2), terfokus (S06.3)
G93.6 Edema serebriKecuali edema serebri: akibat cedera lahir (P11.0), traumatika
(S06.1)G93.7 Sindroma ReyeG93.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada otak
Ensefalopati pasca-radiasiG93.9 Kelainan otak, tidak dijelaskanG94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
G94.0* Hidrosefalus pada penyakit infeksi dan parasit.c.e.(A00-B99†)G94.1* Hidrosefalus pada penyakit neoplasma (C00-D48†)G94.2* Hidrosefalus pada penyakit lain c.e.
181
G94.8* Kelainan lain otak yang dijelaskan pada penyakit c.e. G95 Other Penyakit-penyakit spinal cord
Kecuali: mielitis (G04.-)G95.0 Syringomyelia dan syringobulbia
[rongga neuroglia (syrinx) di medulla spinalis (syringomyelia) atau batang otak (syringobulbia)]
G95.1 Mielopati vaskulerInfark akut medulla spinalis (embolik)(nonembolik)Trombosis arteri pada medulla spinalisHaematomieliaFlebitis dan tromboflebitis intraspinalis nonpiogenikEdema medulla spinalisMielopati nekrotikan subakutKecuali: flebitis dan tromboflebitis intraspinalis, selain non-piogenic
(G08)G95.2 Kompresi medulla spinalis, tidak dijelaskanG95.8 Penyakit lain yang dijelaskan pada medulla spinalis
Cord bladder NOS, mielopati akibat obat atau akibat radiasiKecuali: neurogenic bladder: NOS (N31.9), akibat sindroma cauda
equina (G83.4)disfungsi neuromuskuler bladder tanpa disebut lesi medulla spinalis (N31.-)
G95.9 Penyakit medulla spinalis, tidak dijelaskanMielopati NOS
G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
G96.0 Cerebrospinal fluid leak [kebocoran cairan otak]Kecuali akibat pungsi spinalis (G97.0)
G96.1 Kelainan meningen, not elsewhere classifiedAdhesi meningen (serebral)(spinal)
G96.8 Kelainan lain yang dijelakan pada sistem syaraf pusatG96.9 Kelainan sistem syaraf pusat, tidak dijelaskanG97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC
G97.0 Kebocoran cairan serebrospinalis akibat pungsi spinalisG97.1 Reaksi lain terhadap pungsi spinalis dan lumbalisG97.2 Hipotensi intrakranium menyusul ‘shunting’ ventrikelG97.8 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur lainG97.9 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, tidak dijelaskanG98 Kelainan lain pada sistem syaraf, not elsewhere classified
Kelainan sistem syaraf NOSG99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
G99.0* Neuropati otonom pada penyakit endokrin dan metabolikNeuropati otonom amyloid (E85.-†)Neuropati otonom diabetik (E10-E14†, karakter keempat .4)
182
G99.1* Kelainan lain sistem syaraf otonom pada penyakit lain c.e. G99.2* Mielopati pada penyakit c.e.
Sindroma kompresi arteri spinalis anterior dan arteri vertebralis (M47.0†)
Mielopati pada: penyakit neoplasia (C00-D48†), spondilosis (M47.-†)kelainan diskus intervertebralis (M50.0†, M51.0†)
G99.8* Kelainan lain sistem syaraf yang dijelaskan pada penyakit c.e
183