124
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan SKPD Tahun 2017 disusun secara tepat waktu mengacu pada standar akuntansi pemerintahan (SAP) dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Laporan keuangan dimaksud meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca SKPD, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan keuangan SKPD yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan. Sedangkan Neraca SKPD merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Sementara itu, Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan naratif atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. Catatan atas Laporan Keuangan juga menyajikan informasi tentang Kebijakan Akuntansi yang digunakan sebagai dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017. 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan SKPD Tahun 2017 dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama periode Tahun Anggaran 2017. Laporan keuangan SKPD bertujuan untuk memberikan informasi mengenai : a. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan; b. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil yang telah dicapai; dan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN · 6.1 Entitas Akuntansi 6.2 Informasi-Informasi Lain Bab VII Penutup . CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan keuangan SKPD Tahun 2017 disusun secara tepat waktu

mengacu pada standar akuntansi pemerintahan (SAP) dalam rangka

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan

daerah. Laporan keuangan dimaksud meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Neraca SKPD, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan keuangan SKPD

yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu

periode laporan. Sedangkan Neraca SKPD merupakan laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas

pada tanggal tertentu.

Sementara itu, Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan

naratif atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca. Catatan atas Laporan

Keuangan juga menyajikan informasi tentang Kebijakan Akuntansi yang

digunakan sebagai dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2017.

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan SKPD Tahun 2017 dimaksudkan

untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna

laporan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama periode

Tahun Anggaran 2017. Laporan keuangan SKPD bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai :

a. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya

dengan anggaran yang ditetapkan;

b. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan serta

hasil-hasil yang telah dicapai; dan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

2

c. Perubahan posisi keuangan SKPD selama pelaksanaan APBD Tahun

2017.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan hukum yang mendasari penyusunan laporan keuangan

SKPD Tahun 2017, meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran

2014;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

3

12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun

Anggaran 2014;

13. Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2013 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun

2014; dan

14. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2014 tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Jepara Tahun Anggaran 2014.

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD Tahun 2017,

disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud Dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

1.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target

Kinerja APBD

2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Program Pencapaian Target Kinerja APBD

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

3.2 Hambatan Dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian

Target Yang Telah Ditetapkan

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan

Keuangan

4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan

Keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

4

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan

Ketentuan Yang Ada Dalam SAP

Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan

5.1 Penjelasan Pos-pos Neraca

5.2 Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

5.3 Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional

5.4 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Bab VI Penjelasan Atas Informasi-Informasi Non Keuangan

6.1 Entitas Akuntansi

6.2 Informasi-Informasi Lain

Bab VII Penutup

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

5

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN,

DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Ekonomi Makro

Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

sangat dipengaruhi oleh besaran-besaran makro ekonomi seperti

pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, dan tingkat inflasi.

2.2 Kebijakan Keuangan

Kebijakan keuangan pemerintah daerah, dalam hal ini di SKPD Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara, mencakup aspek

kebijakan dibidang penerimaan/pendapatan dan kebijakan untuk

mengoptimalkan pendapatan daerah, Pemerintah Daerah menggali

potensi penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang

sah. Sedangkan dibidang pengeluaran, Pemerintah Daerah melakukan

pengeluaran antara lain untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar

masyarakat, stimulasi pertumbuhan ekonomi di sektor riil dan

pengeluaran lainnya yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas.

2.3 Program Pencapaian Target Kinerja

Untuk pencapaian target kinerja tahun anggaran 2017, SKPD Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara mempunyai 9 program

dalam urusan pelayanan umum, dimana dari masing-masing program

tersebut terdapat beberapa kegiatan yang mengikutinya. Program-

program APBD SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Jepara yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

b. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan;

c. Program Pengembangan Data/Informasi;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

6

d. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah;

e. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik;

f. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan

Komunikasi;

g. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan

Informasi;

h. Program Kerjasama Informasi Dengan Media Massa; dan

i. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Massa;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

7

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

SKPD Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara memperoleh

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2017 secara

keseluruhan sebesar Rp. 8.665.390.000,- yang terdiri dari :

No. Uraian Anggaran

(Rp)

1. Pendapatan 755.800.000,-

2. Belanja Operasi 7.122.151.000,-

3. Belanja Modal 787.439.000,-

JUMLAH 8.665.390.000,-

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diperoleh SKPD Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara berdasarkan kepada

Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017 Perda Nomor 14

Tahun 2017 sebesar Rp. 8.665.390.000,- terdiri dari Anggaran

Belanja sebesar Rp. 7.909.590.000,- dan Anggaran Pendapatan

sebesar Rp. 755.800.000,-.

Realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD Dinas Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Jepara selama tahun 2017 dapat dirinci

sebagai berikut :

No Uraian Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp) %

1 2 3 4 5=(4/3)

1. Pendapatan 755.800.000,- 549.458.662,-

72.7

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

8

- Pendapatan Asli

Daerah 755.800.000,- 549.458.662,- 72.7

2.

Belanja

7.909.590.000,- 7.286.365.712,- 92.1

- Belanja Operasi 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 91.5

- Belanja Modal 787.439.000,- 766.838.496,- 97.4

JUMLAH 8.665.390.000,- 7.286.365.712,- 84.1

Realisasi pencapaian target kinerja keuangan tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

3.1.1 Pendapatan Daerah

Realisasi pencapaian pendapatan daerah tahun 2017 mencapai

hasil 72.7 % dari target yang ditetapkan, hal ini dicapai dari

hasil penerimaan pendapatan asli daerah yang optimal yaitu

sebesar Rp. 549.458.662,- dari target sebesar Rp.

755.800.000,- atau 72.7 % yang dirinci dalam rekening

pendapatan sebagai berikut :

NO URAIAN TARGET

REALISASI % 1 TAHUN

1 2 3 4 5

1 Pendapatan

Retribusi Pengendalian

Menara

Telekomunikasi

500.000.000,- 290.708.880,- 58.1

2 Pendapatan dari hasil

pemanfaatan atau

pendayagunaan kekayaan

daerah yang

255.800.000,- 258.749.782,- 101.

2

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

9

NO URAIAN TARGET

REALISASI % 1 TAHUN

tidak

dipisahkan

TOTAL 755.800.000,

-

549.458.662,

- 72.7

3.1.2 Belanja Daerah

Realisasi belanja sampai akhir tahun 2017 sebesar Rp.

7.286.365.712,- atau 92.1 %, dengan demikian jumlah

anggaran belanja yang tidak dapat diserap sebesar Rp.

623.224.288,- atau 7.9 % yang dirinci dalam kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

NO NAMA

KEGIATAN

ANGGARAN REALISASI %

1 TAHUN

1 2 3 4 5

1 Belanja Tidak

Langsung 2.983.565.000,- 2.619.883.711,- 87.8

2 Belanja Honorarium

PNS

175.925.000,- 164.850.000,- 93.7

3 Belanja Bahan

Pakai Habis 190.235.000,- 155.397.040,- 81.7

4 Belanja

Bahan/Materi

al

34.570.000,- 34.079.000,- 98.6

5 Belanja Jasa

Kantor 1.373.192.000,- 1.357.660.069,- 98.9

6 Belanja Premi

Asuransi

4.500.000,- 1.084.800,- 24.1

7 Belanja Perawatan Kendaraan

Bermotor

33.162.000,- 31.145.101,- 93.9

8 Belanja Cetak 356.925.000,- 347.963.900,- 97.5

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

10

NO NAMA

KEGIATAN

ANGGARAN REALISASI %

1 TAHUN

dan

Penggandaan

9 Belanja Sewa

Sarana

Mobilitas

8.000.000,- 8.000.000,- 100

10 Belanja Sewa

Perlengkapan

dan Peralatan

99.500.000,- 99.500.000,- 100

11 Belanja Makanan dan

Minuman

137.335.000,- 93.406.300,- 68.0

12 Belanja Pakaian

Khusus dan Hari-Hari

Tertentu

14.000.000,- 14.000.000,- 100

13 Belanja

Perjalanan

Dinas

364.970.000,- 346.442.295,- 94.9

14 Belanja

Pemeliharaan

332.192.000,- 295.700.000,- 89.0

15 Belanja Jasa

Pihak Ketiga 140.950.000,- 139.225.000,- 98.8

16 Belanja Kursus,

Pelatihan, Sosialisasi,

Bimbingan teknis,

Workshop dan Pengembangan Manajemen

Kepegawaian

12.000.000,- 11.950.000,- 99.6

17 Belanja Pembayaran

Jasa Tenaga Ahli/ Narasumber,

Jasa PNS dan

Non PNS

850.430.000,- 791.960.000,- 93.1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

11

NO NAMA

KEGIATAN

ANGGARAN REALISASI %

1 TAHUN

18 Belanja

Hadiah 4.700.000,- 4.700.000,- 100

19 Belanja Tamu

Pemerintah

Daerah

6.000.000,- 2.580.000,- 43.0

20 Belanja Modal

Peralatan dan

Mesin

620.134.000,- 601.886.996,- 97.1

21 Belanja Modal Jalan, Irigasi,

dan Jaringan

83.110.000,- 81.901.500,- 98.5

22 Belanja Modal Aset Tetap

Lainnya

84.195.000,- 83.050.000,- 98.6

7.909.590.000

,- 7.286.365.712,-

3.2 Hambatan dan Kendala Yang Ada Dalam Pencapaian Target Yang

Telah Ditetapkan

Secara umum beberapa hambatan atau kendala yang ada dalam

pencapaian target Realisasi Belanja dan Pendapatan yang tidak optimal

antara lain :

A. Realisasi Belanja

a) Hosting dan Sewa Domain Website Desa

- Mendapat bantuan biaya konsumsi pelatihan dari Provinsi

Jawa Tengah jadi terdapat kelebihan anggaran.

B. Realisasi Pendapatan

a) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

- Adanya perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang

Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

12

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Setiap satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah

Kabupaten Jepara yang menerima anggaran belanja atau mengelola

barang adalah entitas akuntansi yang wajib menyelenggarakan

akuntansi, dan secara periodik menyiapkan laporan keuangan menurut

standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan tersebut

disampaikan secara intern dan berjenjang kepada unit yang lebih tinggi

dalam rangka penggabungan laporan keuangan oleh entitas pelaporan.

Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten

Jepara Tahun Anggaran 2017, yang merupakan entitas akuntansi adalah

SKPD yang dibentuk berdasarkan :

a. Perda Kabupaten Jepara Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Jepara;

b. Perda Kabupaten Jepara Nomor 17 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara;

c. Perda Kabupaten Jepara Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara;

d. Perda Kabupaten Jepara Nomor 19 Tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jepara; dan

e. Perda Kabupaten Jepara Nomor 07 Tahun 2013 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara.

Entitas Pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan

kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara yang

menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

13

Jepara sebagai entitas pelaporan terdiri dari satu atau lebih entitas

akuntansi.

4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan

pemerintah daerah adalah Basis Akrual, entitas pelaporan dan entitas

akuntansi menyelenggarakan akuntansi berbasis akrual, menyajikan

Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan tentang anggaran.

Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu

terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar.

4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

4.3.1 Kebijakan Laporan Realisasi Anggaran

1. Ruang Lingkup

Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi

Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan

anggaran berbasis kas. Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas

akuntansi dan entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran

berdasarkan APBD, tidak termasuk perusahaan daerah.

2. Struktur Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi

pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan

pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode.

Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan

secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika

dianggap perlu, informasi berikut :

(a) nama entitas akuntansi/entitas pelaporan atau sarana

identifikasi lainnya;

(b) cakupan entitas akuntansi/entitas pelaporan;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

14

(c) periode yang dicakup;

(d) mata uang pelaporan; dan

(e) satuan angka yang digunakan.

3. Periode Pelaporan

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya

sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan

suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi Anggaran tahunan

disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek

dari satu tahun, entitas mengungkapkan informasi sebagai

berikut:

(a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun; dan

(b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan

Realisasi Anggaran dan catatan-catatan terkait tidak dapat

diperbandingkan.

4. Isi Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup

pos-pos sebagai berikut :

(a) Pendapatan-LRA;

(b) Belanja;

(c) Transfer;

(d) Surplus/defisit-LRA;

(e) Penerimaan pembiayaan;

(f) Pengeluaran pembiayaan;

(g) Pembiayaan netto; dan

(h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).

Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran apabila diwajibkan kebijakan akuntansi ini,

atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan

Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

15

5. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran atau dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan

klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan-LRA dalam

Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut jenis

pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan

klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan Realisasi

Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam

Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan

Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

6. Akuntansi Surplus/Defisit LRA

Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu

periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA.

7. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan

Pemerintah Daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang

perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam

penganggaran Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan untuk

menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman,

dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara

lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal

oleh Pemerintah Daerah.

7.1 Akuntansi Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada

Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan

pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

16

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

7.2 Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Daerah.

7.3 Akuntansi Pembiayaan Netto

Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan

pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan

dicatat dalam Pembiayaan Neto.

8. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

(SiLPA/SiKPA)

Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan

Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama

satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

9. Transaksi dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam

mata uang rupiah. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang

asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka

transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan

menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs

tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut

dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar

rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan mata uang asing lainnya, maka :

(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya

dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi; dan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

17

(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat

dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada

tanggal transaksi.

4.3.2 Kebijakan Laporan Arus Kas

1. Ruang Lingkup

Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan arus kas sesuai

dengan kebijakan ini untuk setiap periode penyajian laporan

keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.

Kebijakan ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas

Pemerintah Daerah, satuan organisasi dilingkungan Pemerintah

Daerah jika menurut peraturan perundang-undangan atau

menurut kebijakan akuntansi, satuan organisasi dimaksud wajib

menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan daerah.

2. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas harus disajikan dalam laporan arus kas.

Dari sudut penguasaannya Kas terdiri dari :

(a) Kas di Kas Daerah :

(b) Kas di Bendahara Penerimaan; dan

(c) Kas di Bendahara Pengeluaran.

Dari sudut peruntukan selanjutnya masing-masing penguasa

kas perlu memilah kas menjadi :

(a) Kas yang belum ditentukan penggunaannya; dan

(b) Kas yang telah ditentukan penggunaannya.

Setara kas terdiri dari :

(a) Simpanan di bank dalam bentuk deposito 3 (tiga) bulan atau

kurang;

(b) Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid yang

memiliki masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

18

3. Penyajian Laporan Arus Kas

3.1 Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional

Pemerintah Daerah selama satu periode akuntansi.

Jika entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang

sifatnya sama dengan persediaan, yang dibeli untuk dijual,

maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut

diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.

Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk

kegiatan suatu entitas lain, yang peruntukannya belum jelas

apakah sebagai modal kerja, penyertaan modal, atau untuk

membiayai aktivitas periode berjalan, maka pemberian dana

tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.

Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

3.2 Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan

pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak

termasuk dalam setara kas.

3.3 Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang yang berhubungan dengan pemberian

piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka

panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan

komposisi piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.

3.4 Aktivitas Transitoris

Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

19

4. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Investasi,

Pendanaan, dan Transitoris

Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok

utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas

operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris kecuali yang

tersebut dalam paragraf 41.

Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas

operasi dengan cara Metode Langsung, dimana metode ini

mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan

pengeluaran kas bruto.

5. Pelaporan Arus Kas Atas Dasar Arus Kas Bersih

Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan

atas dasar arus kas bersih dalam hal :

(a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan

penerima manfaat (beneficiaries) arus kas tersebut lebih

mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas

Pemerintah Daerah. Salah satu contohnya adalah hasil

kerjasama operasional.

(b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi

yang perputarannya cepat, volume transaksi banyak, dan

jangka waktunya singkat.

6. Arus Kas Mata Uang Asing

Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus

dibukukan dengan menggunakan mata uang rupiah dengan

menjabarkan mata uang asing tersebut ke dalam mata uang

rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.

Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar

negeri harus dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan

kurs pada tanggal transaksi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

20

7. Bunga dan Bagian Laba

Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan

pengeluaran beban untuk pembayaran bunga pinjaman serta

penerimaan pendapatan dari bagian laba perusahaan daerah harus

diungkapkan secara terpisah. Setiap akun yang terkait dengan

transaksi tersebut harus diklasifikasikan kedalam aktivitas operasi

secara konsisten dari tahun ke tahun.

8. Perolehan dan Pelepasan Investasi dalam Perusahaan

Daerah dan Unit Operasi Lainnya

Investasi Pemerintah Daerah dalam perusahaan daerah dan

kemitraan dicatat sebesar nilai kas yang dikeluarkan. Entitas

melaporkan pengeluaran investasi jangka panjang dalam

perusahaan daerah dan kemitraan dalam arus kas aktivitas

investasi. Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan

perusahaan daerah dan unit operasi lainnya harus disajikan

secara terpisah dalam aktivitas investasi. Entitas pelaporan

mengungkapkan seluruh perolehan dan pelepasan perusahaan

daerah dan unit operasi lainnya selama satu periode. Hal-hal yang

diungkapkan adalah :

(a) Jumlah harga pembelian atau pelepasan;

(b) Bagian dari harga pembelian atau pelepasan yang dibayarkan

dengan kas dan setara kas;

(c) Jumlah kas dan setara kas pada perusahaan daerah dan unit

operasi lainnya yang diperoleh atau dilepas; dan

(d) Jumlah aset dan utang selain kas dan setara kas yang diakui

oleh perusahaan daerah dan unit operasi lainnya yang

diperoleh atau dilepas.

Aset dan utang selain kas dan setara kas dari perusahaan

daerah dan unit operasi lainnya yang diperoleh atau dilepaskan

perlu diungkapkan hanya jika transaksi tersebut telah diakui

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

21

sebelumnya sebagai aset atau utang oleh perusahaan daerah dan

unit operasi lainnya.

9. Transaksi Bukan Kas

Transaksi operasi, investasi, dan pendanaan yang tidak

mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran kas dan setara kas

tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas. Transaksi tersebut

harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

10. Komponen Kas dan Setara Kas

Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara

kas dalam Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos

terkait di Neraca.

11. Pengungkapan Lainnya

Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldo kas dan

setara kas yang signifikan yang tidak boleh digunakan oleh entitas.

Hal ini dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4.3.3 Kebijakan Laporan Operasional

1. Ruang Lingkup

Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan

Operasional. Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan

dan entitas akuntansi, baik dalam menyusun laporan operasional

yang menggambarkan pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit

operasional dalam suatu periode pelaporan tertentu, tidak

termasuk perusahaan daerah.

2. Struktur Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-

LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari

kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,

pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk

penyajian yang wajar secara komparatif. Laporan Operasional

dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang

memuat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas keuangan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

22

selama satu tahun seperti kebijakan fiskal dan moneter, serta

daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap

perlu untuk dijelaskan.

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara

jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap halaman

laporan, informasi berikut :

(a) nama entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan atau

sarana identifikasi lainnya;

(b) cakupan entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan;

(c) periode yang dicakup;

(d) mata uang pelaporan; dan

(e) satuan angka yang digunakan.

Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai

berikut :

(a) Pendapatan-LO

(b) Beban

(c) Surplus/Defisit dari operasi

(d) Kegiatan non operasional

(e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa

(f) Pos Luar Biasa

(g) Surplus/Defisit-LO

Dalam Laporan Operasional ditambahkan pos, judul, dan sub

jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut

diperlukan untuk menyajikan Laporan Operasional secara wajar.

3. Periode Pelaporan

Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan

suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan

dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas

harus mengungkapkan informasi sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

23

(a) alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun;

(b) fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan

Operasional dan catatan-catatan terkait tidak dapat

diperbandingkan.

4. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Operasional atau

dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan

pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber

pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan

pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan menyajikan beban

yang diklasifikasikan menurut klasifikasi jenis beban. Beban

berdasarkan klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain yang

dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan yang berlaku,

disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Akuntansi Pendapatan-LO

Pendapatan-LO diakui pada saat :

(a) Timbulnya hak atas pendapatan; dan

(b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber

daya ekonomi.

Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,

yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat

jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto

(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak

dapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum

selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui

dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur

mengenai badan layanan umum daerah.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

24

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring)

atas pendapatan-LO pada periode penerimaan maupun pada

periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-

recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode

penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang

pendapatan pada periode yang sama.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-

recurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode

sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode

ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

5.1 Pendapatan Operasional

Laporan Operasional melaporkan pendapatan yang

menjadi tanggung jawab dan wewenang entitas pelaporan dan

entitas akuntansi, baik yang dihasilkan oleh transaksi

operasional, nonoperasional dan pos luar biasa yang

meningkatkan ekuitas entitas pelaporan dan entitas

akuntansi.

Dalam kebijakan ini, pendapatan operasional

dikelompokkan dari dua sumber, yaitu transaksi pertukaran

(exchange transactions) dan transaksi non-pertukaran (non-

exchange transactions).

Pendapatan operasional yang berasal dari transaksi

nonpertukaran pada umumnya timbul dari pelaksanaan

kewenangan Pemerintah Daerah untuk meminta pembayaran

kepada masyarakat, seperti pajak, bea, denda, dan penalti,

serta penerimaan hibah. Sebaliknya, masyarakat tidak

menerima manfaat secara langsung dari pembayaran tersebut.

Di samping itu ada kalanya Pemerintah Daerah

menyediakan barang dan jasa ke masyarakat atau entitas

pemerintah lainnya dengan harga tertentu, misalnya

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

25

menyediakan layanan kesehatan dengan imbalan sebagai

pendapatan. Dalam kebijakan ini, pendapatan dimaksud

dikelompokkan sebagai pendapatan pertukaran.

5.2 Sentralisasi Pendapatan

Pendapatan Pemerintah Daerah dapat dikelola oleh

berbagai entitas pengelola seperti unit pengelola pajak, dan

unit pengumpul pendapatan lainnya. Akan tetapi, secara

akuntansi pendapatan tersebut adalah pendapatan entitas

perbendaraan umum (Bendahara Umum Daerah), kecuali

pendapatan yang ditetapkan lain.

Pada umumnya pendapatan operasional dikelola oleh

Bendahara Umum Daerah selaku pengelola pendapatan secara

terpusat. Pendapatan yang dikelola oleh entitas akuntansi

SKPD adalah berupa pendapatan yang berasal dari dana

limpahan yang ditetapkan dalam anggaran.

Dikecualikan dari ketentuan umum sentralisasi

pendapatan ini adalah pendapatan dari dana yang disisihkan

untuk dikelola oleh entitas akuntansi secara mandiri, seperti

misalnya badan layanan umum daerah.

5.3 Pendapatan Operasional dari Transaksi Non

Pertukaran

Pendapatan operasional dari transaksi non-pertukaran

harus diakui bila seluruh kondisi di bawah ini dipenuhi, yaitu

apabila :

(a) Pendapatan tersebut dapat diidentifikasi secara spesifik;

(b) Klaim atas sumber daya dapat dipaksakan secara legal;

(c) Besar kemungkinan bahwa sumber daya tersebut dapat

ditagih; dan

(d) Jumlahnya dapat diestimasi secara andal.

Aliran masuk sumber daya dari transaksi non-

pertukaran di satu sisi diakui sebagai aset dan di sisi lain

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

26

diakui sebagai pendapatan operasional, kecuali bila transaksi

aliran masuk tersebut mengakibatkan timbulnya kewajiban.

5.4 Pendapatan Operasional dari Transaksi Pertukaran

Secara umum, pendapatan-LO dari transaksi

pertukaran harus diakui pada saat barang atau jasa

diserahkan kepada masyarakat ataupun entitas pemerintah

lainnya dengan harga tertentu yang dapat diukur secara

andal.

Selain prinsip umum di atas, pendapatan-LO dari jenis

transaksi pertukaran tertentu harus diakui sebagai berikut :

(a) Bila barang ataupun jasa tertentu yang dibuat atau

dihasilkan untuk memenuhi kontrak (jangka pendek

ataupun jangka panjang), pendapatan harus diakui

secara proporsional dengan total biaya yang diperkirakan

dapat menghasilkan/menyelesaikan barang atau jasa

tersebut guna memenuhi kontrak yang ada. Jika

diperkirakan adanya kerugian, pendapatan harus tetap

diakui mengikuti proporsi dengan perkiraan total biaya

dan biaya harus tetap diakui sampai dengan barang

ataupun jasa tersebut dapat memenuhi kontrak yang ada.

(b) Bila uang muka diterima, seperti pada kegiatan yang

berskala besar dan berjangka panjang, pendapatan tidak

boleh diakui sampai biaya-biaya yang berhubungan

dengan pendapatan tersebut telah terjadi (tanpa

memperhatikan apakah uang muka tersebut dapat

dikembalikan/refundable). Kenaikan kas dan kenaikan

pada kewajiban, seperti “pendapatan yang diterima di

muka” harus dicatat pada saat kas diterima.

6. Akuntansi Beban

Beban diakui pada saat :

(a) timbulnya kewajiban;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

27

(b) terjadinya konsumsi aset; dan

(c) terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Dalam hal badan layanan umum daerah, beban diakui dengan

mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai

badan layanan umum daerah.

Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.

Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau

kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan

kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan.

Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban,

yang terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang

beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode

berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam pendapatan lain-

lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan

dengan pembetulan pada akun ekuitas.

7. Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.

Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.

Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama

satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari

Kegiatan Operasional.

8. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional

Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu

dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.

Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan

operasional dan surplus/defisit dari kegiatan non operasional

merupakan surplus/defisit sebelum pos luar biasa.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

28

9. Pos Luar Biasa

Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam

Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit

sebelum Pos Luar Biasa.

Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus

diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

10. Surplus/Defisit- LO

Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang

antara surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non

operasional, dan kejadian luar biasa.

11. Transaksi dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam

mata uang rupiah.

Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama

dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam

mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke

dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral

pada tanggal transaksi.

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut

dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar

rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut.

Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang

digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli

dengan mata uang asing lainnya, maka :

(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya

dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi;

(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat

dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada

tanggal transaksi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

29

12. Transaksi Pendapatan-LO dan Beban dalam Bentuk

Barang/Jasa

Transaksi pendapatan-LO dalam bentuk barang dan beban

dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan

Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang dan/atau

jasa tersebut pada tanggal transaksi. Di samping itu, transaksi

semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada

Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan

semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan

dan beban.

Dikarenakan banyak ketidakpastian yang ada disekitar jasa,

termasuk kemampuan untuk menjalankan pengendalian atas jasa

tersebut dan mengukur nilai wajar atas jasa tersebut, kebijakan

akuntansi ini tidak mengharuskan pengakuan pendapatan dalam

bentuk jasa. Namun demikian, informasi mengenai pendapatan

dalam bentuk jasa disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

4.3.4 Kebijakan Catatan Atas Laporan Keuangan

1. Ruang Lingkup

Pemerintah Daerah wajib menyusun laporan arus kas sesuai

dengan kebijakan ini untuk setiap periode penyajian laporan

keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok.

Kebijakan ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas

Pemerintah Daerah, satuan organisasi di lingkungan Pemerintah

Daerah jika menurut peraturan perundang-undangan atau

menurut kebijakan akuntansi, satuan organisasi dimaksud wajib

menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan daerah.

2. Struktur dan Isi

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara

sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas dapat

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

30

mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam rangka pengungkapan yang memadai, Catatan atas

Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

(a) Informasi Umum tentang entitas pelaporan dan entitas

akuntansi;

(b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi

makro;

(c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan

berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target;

(d) Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan

atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting

lainnya;

(e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan

pada lembar muka laporan keuangan;

(f) Informasi yang diharuskan oleh Kebijakan Akuntansi yang

belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan

(g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang

wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan.

2.1 Penyajian Informasi Umum Tentang Entitas

Pelaporan Dan Entitas Akuntansi

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan

informasi yang merupakan gambaran entitas secara umum.

2.2 Penyajian Informasi tentang Kebijakan

Fiskal/Keuangan dan Ekonomi Makro

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu

pembaca memahami realisasi dan posisi keuangan entitas

akuntansi dan entitas pelaporan secara keseluruhan,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

31

termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi ekonomi

makro.

2.3 Penyajian Iktisar Pencapaian Target Keuangan

Selama Tahun Pelaporan Berikut Kendala dan

Hambatan yang Dihadapi dalam Pencapaian Target

Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat

menjelaskan perubahan anggaran yang penting selama

periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama

kali disetujui oleh DPRD, hambatan dan kendala yang ada

dalam pencapaian target yang telah ditetapkan, serta masalah

lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas

akuntansi dan entitas pelaporan untuk diketahui pembaca

laporan keuangan.

2.4 Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Keuangan

Entitas pelaporan dan entitas akuntansi

mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2.5 Asumsi Dasar Akuntansi

Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu

yang mendasari penyusunan laporan keuangan, biasanya

tidak perlu diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan

diperlukan jika entitas akuntansi dan entitas pelaporan tidak

mengikuti asumsi atau konsep tersebut dan disertai alasan

dan penjelasan.

2.6 Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna/pemakai laporan keuangan Pemerintah

Daerah meliputi :

(a) Masyarakat;

(b) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga

pemeriksa;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

32

(c) Pihak yang memberi atau yang berperan dalam proses

donasi, investasi, dan pinjaman; dan

(d) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

2.7 Kebijakan Akuntansi

Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi

perlu disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Sasaran

pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan

realitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk

keadaan keuangan dan kegiatan.

Pengungkapan kebijakan akuntansi harus

mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip

akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-

metode penerapannya yang secara material mempengaruhi

penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan

Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Pengungkapan

juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting yang

diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.

Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas

Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini :

(a) Entitas akuntansi/entitas pelaporan;

(b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan;

(c) Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan;

(d) setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan

untuk memahami laporan keuangan.

Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai

pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus

diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap

tahun-tahun yang akan datang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

33

2.8 Penyajian Rincian dan Penjelasan Masing-masing

Pos yang Disajikan pada Lembar Muka Laporan

Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan

rincian dan penjelasan atas masing-masing pos dalam

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus

Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

2.9 Pengungkapan Informasi yang diharuskan oleh

Kebijakan Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan

dalam lembar muka laporan keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan

informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Kebijakan

Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang

diperlukan untuk penyajian wajar atas laporan keuangan,

seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lain.

Pengungkapan informasi dalam Catatan atas Laporan

Keuangan harus dapat memberikan informasi lain yang belum

disajikan dalam bagian lain laporan keuangan.

2.10 Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya

Catatan atas Laporan Keuangan juga harus

mengungkapkan informasi yang bila tidak diungkapkan akan

menyesatkan bagi pembaca laporan.

3. Susunan

Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan

membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya,

Catatan atas Laporan Keuangan biasanya disajikan dengan

susunan sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

34

(a) Kebijakan keuangan daerah, pencapaian target Peraturan

Daerah tentang APBD;

(b) Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;

(c) Kebijakan akuntansi yang penting:

i. Entitas pelaporan atau entitas akuntansi;

ii. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan;

iii. Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan;

iv. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang

diterapkan dengan ketentuan-ketentuan Pernyataan

Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas

pelaporan atau entitas akuntansi;

v. setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan

untuk memahami laporan keuangan.

(d) Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan:

i. Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan

Keuangan;

ii. Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh

Kebijakan Akuntansi dan/atau Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam

lembar muka Laporan Keuangan.

(e) Informasi tambahan lainnya, yang diperlukan seperti

gambaran umum daerah.

4.3.5 Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA

1. Ruang Lingkup

Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi

Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan

anggaran berbasis kas.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

35

Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan

entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD,

tidak termasuk perusahaan daerah.

2. Klasifikasi Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut :

(a) urusan pemerintahan daerah;

(b) organisasi; dan

(c) kelompok.

Klasifikasi kelompok akun keuangan dirinci menurut :

(a) jenis;

(b) obyek; dan

(c) rincian obyek pendapatan.

Pendapatan daerah diklasifikasikan menurut kelompok

pendapatan yang terdiri dari :

(a) Pendapatan Asli Daerah,

(b) Pendapatan Transfer, dan

(c) Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Pendapatan Transfer adalah penerimaan uang dari entitas

pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari

pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.

Kelompok pendapatan transfer terdiri atas:

(a) Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan;

(b) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya; dan

(c) Transfer Pemerintah Provinsi.

Kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah dibagi menurut jenis

pendapatan yang terdiri atas :

(a) Hibah;

(b) Dana Darurat; dan

(c) Pendapatan Lainnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

36

3. Pengakuan

Pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut :

(a) Pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum

Daerah untuk seluruh transaksi BUD.

(b) Pendapatan diakui pada saat diterima oleh Bendahara

Penerimaan SKPD untuk seluruh transaksi SKPD.

(c) Pendapatan BLUD diakui pada saat pendapatan tersebut

diterima oleh bendahara BLUD.

Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing

nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek.

Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang

(recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode

penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang pendapatan-LRA.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-

recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada

periode penerimaan pendapatan-LRA dibukukan sebagai

pengurang pendapatan-LRA pada periode yang sama.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-

recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada

periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran

Lebih pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian

tersebut.

4. Transaksi Pendapatan dalam Bentuk Barang dan/Jasa

Transaksi pendapatan dalam bentuk barang tidak dilaporkan

dalam LRA melainkan harus dilaporkan dalam Neraca dan Catatan

atas Laporan Keuangan. Transaksi pendapatan dalam bentuk jasa

dapat tidak dilaporkan dalam LRA melainkan cukup diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

37

Biaya-biaya transaksi pendapatan dalam wujud barang yang

menghasilkan aset tetap dikapitalisasi ke dalam nilai perolehan

barang yang diperoleh.

5. Pengukuran

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA

bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan

tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum

selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.

6. Penyajian

Pendapatan LRA disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila

penerimaan kas atas pendapatan LRA dalam mata uang asing,

maka penerimaan tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata

uang rupiah.Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan

kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

7. Pengungkapan

Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan

Keuangan terkait dengan pendapatan adalah:

(a) Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal

berakhirnya tahun anggaran.

(b) Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan

yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus.

(c) Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan

pendapatan daerah.

(d) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

38

4.3.6 Kebijakan Akuntansi Belanja

1. Ruang Lingkup

Kebijakan ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi

Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan

anggaran berbasis kas.

Kebijakan ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan

entitas pelaporan, yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD,

tidak termasuk perusahaan daerah.

2. Klasifikasi Belanja

Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis

belanja), organisasi, dan fungsi.

Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali

belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan

sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila

diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja

dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan Lain-

lain PAD yang Sah.

Kecuali penerimaan kembali belanja hibah dibukukan dalam

Pendapatan LRA- dalam pos pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.

3. Perlakuan Akuntansi Belanja Pemeliharaan

Suatu pengeluaran belanja pemeliharaan akan diperlakukan

sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika

memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :

a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara :

(1) bertambah ekonomis/efisien, dan/atau

(2) bertambah umur ekonomis, dan/atau

(3) bertambah volume, dan/atau

bertambah kapasitas produksi, dan/atau

b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan

barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal

kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

39

4. Pengakuan

Pengakuan belanja adalah sebagai berikut :

(a) Belanja melalui SP2D LS diakui pada saat terjadinya

pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah.

(b) Khusus belanja melalui bendahara pengeluaran

pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas

pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran.

(c) Dalam hal badan layanan umum daerah, belanja diakui

dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur

mengenai badan layanan umum.

(d) Khusus untuk pengeluaran pada hari kerja terakhir tahun

anggaran, belanja melalui SP2D LS diakui pada saat

penerbitan SP2D LS meskipun belum terjadi pengeluaran kas

dari Rekening Kas Umum Daerah. Pengeluaran SP2D LS

tersebut menjadi bagian dari Kas yang telah ditentukan

penggunaannya sebagaimana diatur dalam kebijakan

akuntansi Laporan Arus Kas.

5. Pengukuran

Akuntansi Belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan

diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum

dalam dokumen pengeluaran yang sah.

6. Penyajian

Belanja disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila

pengeluaran kas atas belanja dalam mata uang asing, maka

pengeluaran tersebut dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

7. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja,

antara lain :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

40

(a) Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal

berakhirnya tahun anggaran.

(b) Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya anggaran belanja

daerah.

(c) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

4.3.7 Kebijakan Akuntansi Piutang

1. Ruang Lingkup

Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh

piutang dalam laporan keuangan untuk tujuan umum. Kebijakan

ini berlaku untuk setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan,

yang memperoleh anggaran berdasarkan APBD, tidak termasuk

perusahaan daerah.

2. Klasifikasi Piutang

Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada

Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat

dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya

yang sah.

Piutang jangka pendek diharapkan pengembaliannya diterima

oleh Pemerintah Daerah dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal pelaporan. Piutang jangka panjang diharapkan

pengembaliannya diterima oleh Pemerintah Daerah dalam jangka

waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

3. Pengakuan

Piutang diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan

telah terpenuhi dan kas atau setara kas atas pendapatan tersebut

belum diterima di rekening kas umum daerah.

4. Pengukuran

Piutang diukur dan dicatat sebesar nilai nominal piutang yang

belum dilunasi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

41

5. Penyajian

Penyajian piutang yang berasal dari peraturan perundang-

undangan merupakan tagihan yang harus dilunasi oleh para wajib

pajak dan wajib retribusi pada periode berjalan tahun berikutnya

sehingga tidak ada piutang jenis ini yang melampaui satu periode

berikutnya. Piutang yang berasal dari peraturan perundang-

undangan disajikan di neraca sebagai Aset Lancar.

Dalam penyajian neraca untuk piutang jangka panjang dapat

dibedakan bagian lancar piutang dan piutang jangka panjang.

Piutang yang diharapkan pengembaliannya dalam 12 (dua belas)

setelah tanggal neraca dikelompokan dalam Aset lancar, sedangkan

piutang yang pengembaliannya lebih dari 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca dikelompokan pada Aset Non Lancar yaitu

pada Kelompok Aset Lain-lain.

Untuk piutang yang dalam tertunggak tetap disajikan sebagai

Piutang pada Aset lancar dengan mengasumsikan bahwa piutang

yang tertunggak tersebut diharapkan pembayarannya dalam waktu

12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca dan dilakukan

penyisihan sesuai dengan umur piutangnya.

Untuk piutang yang sedang dalam penyelesaian seperti

penghapusan piutang, penanaman modal negara, debt swap

dicatat pada Aset Lain-lain.

Dalam pengungkapan per tanggal neraca, dapat dilakukan

reklasifikasi dari piutang jangka panjang ke piutang lancar karena

jatuh tempo pengembaliannya sudah dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan setelah tanggal neraca.

Piutang disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila piutang

dalam mata uang asing, maka piutang tersebut dijabarkan dan

dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing

tersebut menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal

transaksi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

42

6. Penyisihan Piutang

Aset berupa piutang di neraca harus terjaga agar nilainya

sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable

value). Agar nilai piutang tetap menggambarkan nilai bersih yang

dapat direalisasikan maka piutang-piutang (sebagian atau

seluruhnya) yang diperkirakan tidak tertagih perlu

dikeluarkan/disisihkan dari akun piutang.

Untuk menyajikan piutang dalam nilai bersihnya (net

realizable value) perlu dilakukan penilaian kualitas piutang dengan

mempertimbangkan sekurang-kurangnya jatuh tempo piutang dan

upaya penagihan.

Penyisihan atas piutang yang tidak tertagih diakui sebagai

beban pada tahun berjalan. Beban yang timbul dari piutang yang

diperkirakan tidak tertagih disebut sebagai beban kerugian

piutang.

Penyisihan terhadap piutang pajak daerah yang tidak tertagih

dilakukan atas kriteria sebagai berikut :

(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan

tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 5‰ (lima per mil).

(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)

sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo

yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%

(sepuluh persen).

(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 13 (tiga belas)

sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal

jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 50% (lima puluh persen).

(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 24 (dua

puluh empat) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

43

ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 100% (seratus

persen).

Penyisihan terhadap piutang retribusi daerah yang tidak

tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :

(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan

tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 5‰ (lima per mil).

(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)

sampai dengan 6 (enam) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang

ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10% (sepuluh

persen).

(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 7 (tujuh)

sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo

yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 50% (lima

puluh persen).

(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 12 (dua

belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang ditetapkan,

penyisihan piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).

Penyisihan terhadap piutang tuntutan ganti rugi daerah yang

tidak tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :

(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan

tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 5‰ (lima per mil).

(b) Kurang lancar, apabila belum dilakukan pelunasan 1 (satu)

sampai dengan 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh tempo

yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%

(sepuluh persen).

(c) Diragukan, apabila belum dilakukan pelunasan 13 (tiga belas)

sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal

jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 50% (lima puluh persen).

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

44

(d) Macet, apabila belum dilakukan pelunasan lebih dari 24 (dua

puluh empat) bulan sejak tanggal jatuh tempo yang ditetapkan

atau piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang

Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, penyisihan

piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).

Penyisihan terhadap piutang karena perikatan perjanjian yang

tidak tertagih dilakukan atas kriteria sebagai berikut :

(a) Lancar, apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan

tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, penyisihan piutang tidak

tertagih 5‰ (lima per mil).

(b) Kurang lancar, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan

terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak

dilakukan pelunasan, penyisihan piutang tidak tertagih 10%

(sepuluh persen).

(c) Diragukan, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan

terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan

pelunasan, penyisihan piutang tidak tertagih 50% (lima puluh

persen).

(d) Macet, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung

sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

atau piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang

Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, penyisihan

piutang tidak tertagih 100% (seratus persen).

7. Penghapusan Piutang

Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan

berdasarkan sifat dan bentuk yang ditempuh dalam penyelesaian

piutang dimaksud. Secara umum penghentian pengakuan piutang

dengan cara membayar tunai (pelunasan) atau penghapusan atas

piutang dimaksud.

Piutang pajak dan piutang retribusi yang sudah kedaluawarsa

dapat dihapuskan. Penghapusan piutang pajak dan retribusi yang

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

45

sudah kedaluawarsa didasarkan pada Peraturan BUPATI tentang

Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Piutang Retribusi.

Piutang selain piutang pajak dan piutang retribusi dapat

dihapuskan secara bersyarat dan mutlak. Penghapusan secara

bersyarat merupakan penghapusan dari pembukuan piutang

Pemerintah Daerah tanpa menghapuskan hak tagih daerah (write

down). Penghapusan secara mutlak merupakan penghapusan hak

tagih daerah (write off).

Penghapusan piutang secara mutlak sebagaimana dimaksud

pada paragraf 41, dilakukan setelah penghapusan secara

bersyarat.

Penghapusan piutang selain piutang pajak dan piutang

retribusi didasarkan atas peraturan perundang-undangan.

Pembayaran/pelunasanan terhadap piutang yang telah

dihapuskan, dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang

bersangkutan dengan lawan perkiraan penerimaan pendapatan

pajak/retribusi/bagian laba BUMD/Lain-lain PAD yang Sah atau

melalui akun Penerimaan Pembiayaan, tergantung dari jenis

piutang.

8. Inventarisasi Piutang Untuk Pelaporan

Nilai piutang dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan

kejadian yang berkaitan dengan piutang tersebut. Penyesuaian

nilai piutang harus dilakukan dalam hal adanya kejadian yang

mengakibatkan hak daerah berkurang atau bertambah atas

pendapatan daerah. Kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan

penyesuaian nilai piutang antara lain :

(a) pembayaran/pelunasan;

(b) penundaan pelunasan piutang;

(c) pembatalan surat penetapan;

(d) keputusan pengadilan; atau

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

46

(e) kejadian lainnya yang dapat mengakibatkan nilai piutang

harus disesuaikan.

Penyesuaian nilai nominal dari piutang, harus didukung

dokumen sumber yang mengakibatkan penyesuaian nilai nominal

dari piutang. Nilai nominal piutang diakui sebesar dokumen

sumber awal pengakuan piutang dikurangi atau ditambah sebesar

selisih nilai nominal yang tercantum pada dokumen sumber yang

mengakibatkan timbulnya penyesuaian.

Nilai nominal piutang yang dilaporkan harus disajikan secara

lengkap dalam laporan keuangan. Oleh karena hal tersebut dan

agar dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya, maka

diperlukan suatu proses invetarisasi piutang secara periodik

terutama pada akhir periode pelaporan. Proses invetarisasi piutang

tersebut dapat berjalan bila dokumen sumber yang mempengaruhi

nilai nominal dari piutang diadministrasikan secara baik.

9. Pengungkapan

Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan piutang,

antara lain :

(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian,

pengakuan dan pengukuran piutang;

(b) Rincian jenis piutang dan saldo menurut umur;

(c) Penjelasan atas penyelesaian piutang; dan

(d) Dalam hal terdapat barang/uang yang disita oleh daerah

sebagai jaminan.

4.3.8 Kebijakan Akuntansi Persediaan

1. Ruang Lingkup

Kebijakan akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh

persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum.

Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas

akuntansi dan entitas pelaporan tidak termasuk perusahaan

negara/daerah.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

47

2. Umum

Persediaan merupakan aset yang berwujud :

(a) Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam

rangka kegiatan operasional Pemerintah Daerah;

(b) Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam

proses produksi;

(c) Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk

dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan

(d) Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

3. Pengakuan

Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa

depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang

dapat diukur dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak

kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.

4. Metode Pencatatan

Persediaan dicatat secara periodik berdasarkan hasil

inventarisasi fisik, meliputi persediaan yang nilai satuannya

relative rendah dan perputarannya cepat, antara lain berupa

barang konsumsi, barang pakai habis, barang cetakan, obat-

obatan dan bahan farmasi, dan yang sejenis.

Persediaan dicatat secara perpetual meliputi persediaan yang

nilai satuannya relative tinggi dan perputarannya lambat, antara

lain berupa suku cadang alat berat, barang dalam proses/setengah

jadi, tanah/bangunan/baranglainnya untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat, hewan dan tanaman, untuk dijual

atau diserahkan kepada masyarakat, dan yang sejenisnya.

5. Pengukuran

Persediaan disajikan sebesar :

(a) Harga pembelian apabila diperoleh dengan pembelian;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

48

(b) Harga pokok produk siapa bila diperoleh dengan memproduksi

sendiri; dan

(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi/ rampasan.

Persediaan pada akhir periode dinilai dengan menggunakan

Metode First in First out (FIFO).

6. Beban Persediaan

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use

of goods).

7. Pengungkapan

Laporan keuangan mengungkapkan :

(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan;

(b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat,

barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses

produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses

produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat; dan

(c) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau

usang.

4.3.9 Kebijakan Akuntansi Investasi

1. Ruang Lingkup

Kebijakan Akuntansi ini diterapkan dalam penyajian seluruh

investasi Pemerintah Daerah dalam laporan keuangan untuk

tujuan umum.

Kebijakan Akuntansi ini mengatur perlakuan akuntansi

investasi Pemerintah Daerah baik investasi jangka pendek maupun

investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

49

pengukuran dan metode penilaian investasi, serta

pengungkapannya pada laporan keuangan.

2. Klasifikasi Investasi

Investasi Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi dua

yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka

panjang.Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar

sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok aset

nonlancar.

Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman

investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi

Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi

Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

3. Pengakuan Investasi

Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam

bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat

diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut

:

(a) Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi

tersebut dapat diperoleh Pemerintah Daerah;

(b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara

memadai (reliable).

4. Pengukuran Investasi

Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang

dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian,

nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.

Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif

dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar

lainnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

50

Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga,

misalnya saham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar

biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga

transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli,

jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan

tersebut.

Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa

biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar

investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar.

Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai berdasarkan

nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi

tersebut.

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya

dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal

deposito tersebut.

Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya

penyertaan modal Pemerintah Daerah, dicatat sebesar biaya

perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri

ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi

tersebut.

Investasi nonpermanen dalam bentuk pembelian obligasi

jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk

dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya.

Investasi nonpermanent yang dimaksudkan untuk

penyehatan/penyelamatan perekonomian, dinilai sebesar nilai

bersih yang dapat direalisasikan.

Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di

proyek-proyek pembangunan Pemerintah dinilai sebesar biaya

pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk

perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

51

penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak

ketiga.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran

aset Pemerintah Daerah, maka nilai investasi yang diperoleh

Pemerintah Daerah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai

wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar

dengan mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam

rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral)

yang berlaku pada tanggal transaksi.

Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi

selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga

hasil yang konstan diperoleh dari investasi tersebut.

5. Metode Penilaian Investasi

Penilaian investasi Pemerintah Daerah dilakukan dengan tiga

metode yaitu :

(a) Metode biaya;

Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar

biaya perolehan.Penghasilan atas investasi tersebut diakui

sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi

besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang

terkait.

(b) Metode ekuitas;

Dengan menggunakan metode ekuitas Pemerintah Daerah

mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan

ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi

Pemerintah Daerah setelah tanggal perolehan. Bagian laba

kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima

Pemerintah Daerah akan mengurangi nilai investasi

Pemerintah Daerah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga

diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

52

Pemerintah Daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul

akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.

(c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan

Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan

terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam

jangka waktu dekat.

Penggunaan metode pada paragraf 36 didasarkan pada kriteria

sebagai berikut :

(a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;

(b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari

20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan

metode ekuitas;

(c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;

(d) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai

bersih yang direalisasikan.

6. Pengakuan Hasil Investasi

Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,

antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen

tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan dicatat

sebagai pendapatan.

Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari

penyertaan modal Pemerintah Daerah yang pencatatannya

menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil

investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian

laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah

dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai

investasi Pemerintah Daerah. Dividen dalam bentuk saham yang

diterima tidak akan menambah nilai investasi Pemerintah Daerah.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

53

7. Pelepasan Dan Pemindahan Investasi

Pelepasan investasi Pemerintah Daerah dapat terjadi karena

penjualan, pelepasan hak karena peraturan pemerintah, dan lain

sebagainya.

Perbedaan antara hasil pelepasan investasi dengan nilai

tercatatnya harus dibebankan atau dikreditkan kepada

keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi pelepasan

investasi disajikan dalam laporan operasional.

8. Pengungkapan

Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan

keuangan Pemerintah Daerah berkaitan dengan investasi

Pemerintah Daerah, antara lain:

(a) Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;

(b) Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;

(c) Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun

investasi jangka panjang;

(d) Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab

penurunan tersebut;

(e) Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan

penerapannya;

(f) Perubahan pos investasi.

4.3.10 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap

1. Ruang Lingkup

Kebijakan Akuntansi ini diterapkan untuk entitas akuntansi

dan pelaporan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan

umum dan mengatur tentang perlakuan akuntansinya, termasuk

pengakuan, penilaian, penyajian, dan pengungkapan yang

diperlukan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

54

2. Klasifikasi Aset Tetap

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat

atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah

klasifikasi aset tetap yang digunakan:

(a) Tanah;

(b) Peralatan dan Mesin;

(c) Gedung dan Bangunan;

(d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;

(e) Aset Tetap Lainnya; dan

(f) Konstruksi dalam Pengerjaan.

3. Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan

dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk

dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai

berikut :

(a) Berwujud;

(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

(d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal

entitas; dan

(e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

4. Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian

aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar

pada saat perolehan.

5. Penilaian Awal Aset Tetap

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui

sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada

awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

55

Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset

tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut

diperoleh.

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas,

biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada

saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya

setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu

entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya

perolehan tidak ada.

5.1 Komponen Biaya

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga

belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap

biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam

membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset

tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

5.2 Konstruksi dalam Pengerjaan

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi

dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset

tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan

sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset

tersebut selesai dan siap dipakai.

5.3 Perolehan Secara Gabungan

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang

diperoleh secara gabungan ditentukan dengan

mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan

perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang

bersangkutan.

5.4 Pertukaran Aset (Exchanges of Assets)

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran

atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau

aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

56

nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai

tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah

setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang

ditransfer/diserahkan.

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran

atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang

serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap

juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset

yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan

dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang

baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount)

atas aset yang dilepas.

5.5 Aset Donasi

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi)

harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

6. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang

memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar

memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam

bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar

kinerja, dan memenuhi nilai batasan kapitalisasi harus

ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

7. Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement)

Terhadap Pengakuan Awal

Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap

tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi

yang memungkinkan penilaian kembali, maka aset tetap akan

disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun aset

tetap dan akun ekuitas.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

57

7.1 Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai

suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets)

selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui

sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan

beban penyusutan dalam laporan operasional.

Masa manfaat aset tetap dihitung sejak perolehan aset

tetap dimaksud.

Metode penyusutan yang digunakan adalah metode

garis lurus (straight line method), dimana metode ini

menetapkan tarif penyusutan untuk masing-masing periode

dengan jumlah yang sama.

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh

aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik

aset tersebut.

Masa manfaat atau umur ekonomis ditetapkan sebagai berikut :

No Gol Kode

Bidang Kelompok Nama Bidang Barang

Tarif

%

1 1 TANAH 0%

2 2 PERALATAN DAN MESIN

2 ALAT-ALAT BESAR

1 Alat - Alat Besar Darat 5%

2 Alat - Alat Besar Angkut 5%

3 Alat – Alat Bantu 5%

3 ALAT – ALAT ANGKUTAN

1 Alat Angkutan darat Bermotor 5%

2 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 5%

3 Alat – Angkut Apung Bermotor 5%

4 Alat Angkut Tak Bermotor 5%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

58

No Gol Kode

Bidang Kelompok Nama Bidang Barang

Tarif

%

4 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR

1 Alat Bengkel Bermesin 5%

2 Alat Bengkel Tak Bermesin 5%

3 Alat Ukur 5%

5 ALAT PERTANIAN

1 Alat Pengolahan 5%

2 Alat Pemeliharaan

Tanaman/Penyimpanan 5%

6 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA

1 Alat Kantor 10%

2 Alat Rumah Tangga 6%

3 Komputer 10%

4 Meja dan Kursi/Rapat Pejabat 6%

7 ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI

1 Alat Studio 7%

2 Alat Komunikasi 7%

3 Peralatan Pemancar 7%

8 ALAT – ALAT KEDOKTERAN

1 Alat Kedokteran 7%

2 Alat Kesehatan 7%

9 ALAT-ALAT LABOLATORIUM 7%

1 Alat alat Labolatorium 7%

2 Alat Peraga/ Praktek Sekolah 7%

3 Unit Alat Labolatorium Kimia Nuklir 7%

4 Unit Alat Labolatorim Fisika Nuklir 7%

5 Alat Proteksi Radiasi/Proteksi

Lingkungan 7%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

59

No Gol Kode

Bidang Kelompok Nama Bidang Barang

Tarif

%

6 Radiation Application And Non

Destructive Testing Labolatory 7%

7 Alat Labolatorium Lingkungan Hidup 7%

8 Peralatan Labolatorium Hidrodinamik 7%

10 ALAT–ALAT

PERSENJATAAN/KEAMANAN

1 Senjata Api 5%

2 Persenjataan Non Senjata Api 5%

3 Amunisi 5%

3 3 GEDUNG DAN BANGUNAN

11 BANGUNAN GEDUNG

1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 2%

2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 2%

3 Bangunan Menara 2%

12 BANGUNAN MONUMEN

1 Bangunan Bersejarah 2%

2 Tugu Peringatan 2%

3 Candi 2%

4 Monumen/ Bangunan Bersejarah 2%

5 Tugu Peringatan 2%

6 Tugu Titik Kontrol/Pasti 2%

7 Rambu-Rambu 2%

8 Rambu-Rambu Lintas Udara 2%

4 4 JALAN, JARINGAN DAN IRIGASI

13 JALAN DAN JEMBATAN

1 Jalan 3%

2 Jembatan 3%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

60

No Gol Kode

Bidang Kelompok Nama Bidang Barang

Tarif

%

14 BANGUNAN AIR DAN IRIGASI

1 Bangunan Air Irigasi 5%

2 Bangunan Air Pasang Surut 5%

3 Bangunan Air Pengembang Rawa dan

Poder 5%

4 Bangunan Pengaman Sungai dan

Penanggulangan Bencana Alam 5%

5 Bangunan Pengembangan Sumber Air

dan Air Tanah 5%

6 Bangunan Air Bersih/Baku 5%

7 Bangunan Air Kotor 5%

8 Bangunan Air 5%

15 INSTALASI

1 Instalasi Air Minum/Bersih 3%

2 Instalasi Air Kotor 3%

3 Instalasi Pengolahan Sampah Non

Organik 3%

4 InstalasiPengolahan Bahan Bangunan 3%

5 Instalasi Pembangkit Listrik 3%

6 Instalasi Gardu Lislrik 3%

7 Instalasi Pertahanan 3%

8 Instalasi Gas 3%

9 Instalasi Pengaman 3%

16 JARINGAN

1 Jaringan Air Minum 3%

2 Jaringan Listrik 3%

3 Jaringan Telepon 3%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

61

No Gol Kode

Bidang Kelompok Nama Bidang Barang

Tarif

%

4 Jaringan Gas 3%

5 5 ASET TETAP LAINNYA

17 BUKU DAN PERPUSTAKAAN

1 Buku 0 %

2 Terbitan Berkala 0%

3 Barang Barang Perpustakaan 0%

18 BARANG BERCORAK KEBUDAYAAN

1 Barang Bercorak Kebudayaan 0%

2 Alat Olahraga Lainnya 0%

19 HEWAN DAN TERNAK SERTA

TANAMAN

1 Hewan 0%

2 Tanaman 0%

Peninjauan secara periodik terhadap masa manfaat

dan/atau tarif penyusutan maka penetapannya dilakukan

oleh Sekretaris Daerah.

Pelaksanaan penyusutan dilakukan bersamaan dengan

penerapan basis akrual terhitung sejak tahun perolehannya.

7.2 Penilaian Kembali Aset Tetap (Revaluation)

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada

umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi

Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya

perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari

ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan

pemerintah yang berlaku secara nasional.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

62

8. Akuntansi Tanah

Tanah yang dimiliki dan/atau dikuasai Pemerintah Daerah

tidak diperlakukan secara khusus, dan pada prinsipnya mengikuti

ketentuan seperti yang diatur pada kebijakan akuntansi tentang

akuntansi aset tetap.

9. Aset Bersejarah (Heritage Assets)

Kebijakan Akuntansi ini tidak mengharuskan Pemerintah

Daerah untuk menyajikan aset bersejarah (heritage assets) di

neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat

lainnya kepada Pemerintah Daerah selain nilai sejarahnya, sebagai

contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran.

Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip

yang sama seperti aset tetap lainnya.

10. Aset Infrastruktur (Infrastructure Assets)

Walaupun kepemilikan dari aset infrastruktur tidak hanya

oleh Pemerintah Daerah, aset infrastruktur secara signifikan sering

dijumpai sebagai aset Pemerintah Daerah. Aset infrastruktur

memenuhi definisi aset tetap dan harus diperlakukan sesuai

dengan prinsip-prinsip yang ada pada Kebijakan Akuntansi ini.

11. Penghentian dan Pelepasan (Retirement and Disposal)

Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan

atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan

tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang. Eliminasi

aset tetap tersebut didasarkan pada tanggal transaksi yang tertera

pada dokumen bukti pendukung.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas

harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

63

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah

Daerah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan

ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Penghentian dan pelepasan aset tetap didasarkan pada

peraturan perundang-undangan.

12. Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-

masing jenis aset tetap sebagai berikut :

(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai

tercatat (carrying amount);

(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan:

(1) Penambahan;

(2) Pelepasan;

(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;

(4) Mutasi aset tetap lainnya.

(c) Informasi penyusutan, meliputi:

(1) Nilai penyusutan;

(2) Metode penyusutan yang digunakan;

(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada

awal dan akhir periode;

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

(1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;

(2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan

dengan aset tetap;

(3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam

konstruksi; dan

(4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

64

4.3.11 Kebijakan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

1. Ruang Lingkup

Suatu entitas akuntansi yang melaksanakan pembangunan

aset tetap untuk dipakai dalam penyelenggaraan kegiatan

Pemerintahan Daerah dan/atau masyarakat, dalam suatu jangka

waktu tertentu, baik pelaksanaan pembangunannya dilakukan

secara swakelola atau oleh pihak ketiga wajib menerapkan

kebijakan ini.

2. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset

tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau

pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu

dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada

umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu.Periode

waktu perolehan tersebut bisa kurang atau lebih dari satu periode

akuntansi.

Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri

(swakelola) atau melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.

3. Kontrak Konstruksi

Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan

sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu

sama lain dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan

penggunaan utama. Kontrak seperti ini misalnya konstruksi

jaringan irigasi.

Kontrak konstruksi dapat meliputi :

(a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung

dengan perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;

(b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

65

(c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung

pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen

konstruksi dan value engineering;

(d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan

restorasi lingkungan.

4. Penyatuan Dan Segmentasi Kontrak Konstruksi

Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset,

konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak

konstruksi yang terpisah apabila semua syarat di bawah ini

terpenuhi :

(a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;

(b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan

kontraktor serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak

bagian kontrak yang berhubungan dengan masing-masing

aset tersebut; dan

(c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.

Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan

konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau

dapat diubah sehingga konstruksi aset tambahan dapat

dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi tambahan

diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:

(a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam

rancangan, teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup

dalam kontrak semula; atau

(b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa

memperhatikan harga kontrak semula.

5. Pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam

pengerjaan jika :

(a) besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan

datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

66

(b) biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

(c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

Konstruksi dalam pengerjaan biasanya merupakan aset yang

dimaksudkan digunakan untuk operasional Pemerintah Daerah

atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan

oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.

Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap

yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:

(a) konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan

(b) dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan

perolehan.

6. Pengukuran

Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan.

6.1 Biaya Konstruksi

Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola

antara lain :

(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan

konstruksi;

(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada

umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi

tersebut; dan

(c) biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan

konstruksi yang bersangkutan.

Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui

kontrak konstruksi meliputi :

(a) termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor

sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;

(b) kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor

berhubung dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi

belum dibayar pada tanggal pelaporan; dan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

67

(c) pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga

sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya

pinjaman yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi

dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut

dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh

melebihi jumlah biaya bunga yang dibayarkan pada periode

yang bersangkutan.

Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa

jenis aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya

pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan ke masing-

masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas

total pengeluaran biaya konstruksi.

Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan

sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force

majeur maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa

pemberhentian sementara pembangunan konstruksi

dikapitalisasi.

Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis

pekerjaan yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang

berbeda-beda, maka jenis pekerjaan yang sudah selesai tidak

diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya pinjaman hanya

dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam proses

pengerjaan.

7. Pengungkapan

Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai

Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:

(a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat

penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;

(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

68

(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;

(d) Uang muka kerja yang diberikan; dan

(e) Retensi.

4.3.12 Kebijakan Akuntansi Aset Tak Berwujud

1. Ruang Lingkup

Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas

akuntansi dan entitas pelaporan yang menyajikan laporan

keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan

akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian, dan

pengungkapan yang diperlukan kecuali bila kebijakan akuntansi

lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

2. Klasifikasi Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud meliputi :

(a) Piranti lunak (software) komputer;

(b) Lisensi dan francshise;

(c) Hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya;

(d) Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka

panjang;

(e) Aset tak berwujud yang mempunyai nilai sejarah/budaya; dan

(f) Aset tak berwujud dalam pengerjaan.

3. Pengakuan Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika :

(a) Kemungkinan besar aset tersebut akan memberikan mafaat

ekonomis dan/atau manfaat sosial di masa depan kepada

entitas pelaporan atau entitas akuntansi

(b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; dan

(c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis

dan/atau sosial masa depan, entitas harus menggunakan

pertimbangan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan,

yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

69

dan/atau sosial yang berlaku sepanjang masa manfaat aset

tersebut.

Pengakuan aset tak berwujud akan sangat andal bila aset tak

berwujud telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan

atau pada saat penguasaannya berpindah. Bila aset tak berwujud

diperoleh dengan cara kegiatan swakelola maka pengakuannya

dilakukan pada saat kegiatan tersebut dinyatakan telah selesai

dilaksanakan.

Suatu entitas tidak boleh mengakui aset tak berwujud yang

timbul dari riset (atau dari tahap riset pada suatu kegiatan

internal). Pengeluaran untuk riset (atau dari tahap riset pada suatu

kegiatan internal) diakui sebagai biaya pada saat terjadinya.

3.1 Beban Masa Lalu Tidak Diakui sebagai Aset

Pengeluaran atas unsur tak berwujud yang awalnya

diakui oleh entitas sebagai biaya dalam laporan keuangan

periode sebelumnya tidak boleh diakui sebagai bagian dari

harga perolehan aset tak berwujud di kemudian hari.

4. Pengukuran Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud dinilai dengan biaya perolehan. Apabila

penilaian aset tak berwujud dengan menggunakan biaya perolehan

tidak memungkinkan maka nilai aset tak berwujud didasarkan

pada nilai wajar pada saat perolehan.

4.1 Perolehan Terpisah

Jika suatu aset tak berwujud diperoleh secara terpisah,

biaya aset tak berwujud biasanya dapat diukur secara andal.

Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam

bentuk uang tunai atau aset moneter lainnya.

Biaya perolehan suatu aset tak berwujud terdiri atas

harga beli, termasuk pajak dan semua pengeluaran yang

dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan aset tersebut

sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

70

Pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung, misalnya imbalan

profesional konsultan hukum. Apabila terdapat diskonto atau

rabat, maka diskonto atau rabat tersebut mengurangi biaya

perolehan aset.

5. Pertukaran Aset

Suatu aset tak berwujud mungkin diperoleh melalui

pertukaran atau tukar tambah aset tak berwujud yang tidak

sejenis atau dengan aset lainnya. Biaya perolehan aset tak

berwujud tersebut diukur sebesar nilai wajar aset yang

diterima, yang sama dengan nilai wajar aset yang diserahkan,

setelah diperhitungkan dengan jumlah uang tunai atau setara

kas yang diserahkan.

6. Aset Tak Berwujud yang Dihasilkan secara Internal

(Swakelola)

Biaya perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan

secara internal (swakelola) terdiri atas semua pengeluaran

yang dapat dikaitkan langsung, atau dapat dialokasikan atas

dasar yang rasional dan konsisten, yang dilakukan untuk

menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap

untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan

aset tak berwujud mencakup, apabila dapat diterapkan :

(a) Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang

digunakan atau dikonsumsi dalam menghasilkan aset

tak berwujud;

(b) Gaji, upah, dan biaya pegawai terkait lainnya dari

pegawai yang langsung terlibat dalam menghasilkan aset

tersebut; dan

(c) Pengeluaran yang langsung terkait dengan

dihasilkannya aset tersebut, seperti biaya pendaftaran

hak hukum.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

71

Pengeluaran pelatihan pegawai untuk mengoperasikan

aset tak berwujud bukan merupakan komponen biaya

perolehan aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal.

7. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)

Pengeluaran setelah aset tak berwujud diperoleh (pengeluaran

setelah perolehan) diakui sebagai biaya pada saat terjadinya

pengeluaran, kecuali :

(a) Pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan

meningkatkan manfaat ekonomi dan/atau sosial masa depan

sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja yang

diperkirakan semula; dan

(b) Pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aset

secara andal.

Jika persyaratan-persyaratan di atas dipenuhi, maka

pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya

perolehan aset tak berwujud.

8. Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement)

Terhadap Pengakuan Awal

Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dinilai sebesar

biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi.

8.1 Periode Amortisasi

Jumlah yang dapat diamortisasi dari aset tak berwujud

harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan

terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat

suatu aset tak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak

tanggal aset siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung

saat aset siap untuk digunakan.

Jika pengendalian atas manfaat ekonomi dan/atau

sosial masa depan dari suatu aset tak berwujud diperoleh

melalui hak hukum yang diberikan selama satu periode

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

72

tertentu, maka masa manfaat aset tak berwujud tidak boleh

melebihi periode hak hukum tersebut, kecuali :

(a) Hak hukum tersebut dapat diperbarui; dan

(b) Pembaruan tersebut pada dasarnya pasti diperoleh.

Masa manfaat aset tak berwujud dihitung sejak

perolehan aset tak berwujud dimaksud.

Peninjauan secara periodik terhadap masa manfaat

dan/atau tarif amortisasi maka penetapannya dilakukan oleh

Sekretaris Daerah.

8.2 Metode Amortisasi

Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi

manfaat ekonomi dan/atau sosial oleh entitas. Jika pola

tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, maka harus

digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode

harus diakui sebagai beban kecuali terdapat kebijakan

akuntansi lainnya yang mengizinkan atau mengharuskannya

untuk dimasukan ke dalam nilai tercatat aset lain.

Pelaksanaan amortisasi dilakukan bersamaan dengan

penerapan basis akrual.

9. Penghentian Dan Pelepasan (Retirement and Disposal)

Suatu aset tak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harus

dihilangkan dari neraca, saat aset tersebut dilepas atau ketika

tidak ada lagi manfaat masa depan yang diharapkan dari

penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan sesudahnya.

Aset tak berwujud yang secara permanen dihentikan atau

dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

10. Piranti Lunak (Software)

Dalam pengakuan software komputer sebagai aset tak

berwujud, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

73

(a) Untuk software yang diperoleh atau dibangun oleh internal

instansi Pemerintah Daerah dapat dibagi menjadi dua, yaitu

dikembangkan oleh instansi Pemerintah Daerah sendiri atau

oleh pihak ketiga (kontraktor). Dalam hal dikembangkan oleh

instansi Pemerintah Daerah sendiri dimana biasanya sulit

untuk mengidentifikasi nilai perolehan dari software tersebut

maka untuk software seperti ini tidak perlu diakui sebagai

aset tak berwujud, selain itu software seperti ini biasanya

bersifat terbuka dan tidak ada perlindungan hukum hingga

dapat dipergunakan siapa saja, maka salah kriteria dari

pengakuan aset tak berwujud, yaitu pengendalian atas suatu

aset menjadi tidak terpenuhi. Oleh karena itu untuk software

yang dibangun sendiri yang dapat diakui sebagai aset tak

berwujud adalah yang dikontrakkan kepada pihak ketiga.

(b) Dalam kasus perolehan software secara pembelian, harus

dilihat secara kasus per kasus. Untuk pembelian software

yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat oleh Pemerintah Daerah maka software seperti ini

harus dicatat sebagai persediaan. Di lain pihak apabila ada

software yang dibeli oleh Pemerintah Daerah untuk digunakan

sendiri namun merupakan bagian integral dari suatu

hardware (tanpa software tersebut, hardware tidak dapat

dioperasikan), maka software tersebut diakui sebagai bagian

harga perolehan hardware dan dikapitalisasi sebagai peralatan

dan mesin. Biaya perolehan untuk software program yang

dibeli tersendiri dan tidak terkait dengan hardware harus

dikapitalisasi sebagai aset tak berwujud setelah memenuhi

kriteria perolehan aset secara umum.

10.1 Perolahan Secara Eksternal

Untuk menentukan perlakuan akuntansi,

membutuhkan identifikasi jenis, syarat dan ketentuan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

74

penggunaan terhadap software yang diperoleh secara eksternal

tersebut. Hal-hal yang perlu diidentifikasi terlebih dahulu

adalah :

(a) Apakah harga perolehan awal dari software terdiri dari

harga pembelian software dan pembayaran untuk lisensi

penggunaannya, atau hanya pembayaran lisensi saja;

(b) Apakah ada batasan waktu/ijin penggunaan software;

dan

(c) Berapa lama ijin penggunaan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas maka

perlakuan akuntansi untuk software yang diperoleh secara

pembelian dapat disimpulkan sebagai berikut :

(a) Perolehan software yang memiliki ijin penggunaan/masa

manfaat lebih dari 12 bulan, maka nilai perolehan

software dan biaya lisensinya harus dikapitalisasi

sebagai aset tak berwujud. Sedangkan perolehan

software yang memiliki ijin penggunaan/masa manfaat

kurang dari atau sampai dengan 12 bulan, maka nilai

perolehan software tidak perlu dikapitalisasi.

(b) Software yang diperoleh hanya dengan membayar ijin

penggunaan/lisensi dengan masa manfaat lebih dari 12

bulan harus dikapitalisasi sebagai aset tak berwujud.

Software yang diperoleh hanya dengan membayar ijin

penggunaan/lisensi kurang dari atau sampai dengan 12

bulan, tidak perlu dikapitalisasi.

(c) Software yang tidak memiliki pembatasan ijin

penggunaan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan

harus dikapitalisasi. Software yang tidak memiliki

pembatasan ijin penggunaan dan masa manfaatnya

kurang dari atau sampai dengan 12 bulan tidak perlu

dikapitalisasi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

75

11. Pengeluaran Berikutnya Setelah Perolehan

Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan terhadap

software komputer harus memenuhi salah satu kriteria ini :

(a) Meningkatkan fungsi software;

(b) Meningkatkan efisiensi software.

Apabila perubahan yang dilakukan tidak memenuhi salah

satu kriteria di atas maka pengeluaran harus dianggap sebagai

beban pemeliharaan pada saat terjadinya. Misalnya pengeluaran

setelah perolehan terhadap software yang sifatnya hanya

mengembalikan ke kondisi semula (misalnya, pengeluaran untuk

teknisi software dalam rangka memperbaiki untuk dapat

dioperasikan kembali), tidak perlu dikapitalisasi.

Pengeluaran yang meningkatkan masa manfaat dari software

pada praktik umumnya tidak terjadi, yang ada adalah pengeluaran

untuk perpanjangan ijin penggunaan/lisensi dari software atau up

grade dari versi yang lama menjadi yang paling mutakhir yang

lebih mendekati kepada perolehan software baru.

Dalam hal pengeluaran untuk perpanjangan lisensi :

(a) Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin

penggunaan yang kurang dari atau sampai dengan 12 bulan

tidak perlu dikapitalisasi.

(b) Pengeluaran setelah perolehan berupa perpanjangan ijin

penggunaan yang lebih dari 12 bulan harus dikapitalisasi.

12. Hak Paten

Perolehan hak paten dapat berasal dari hasil Kajian dan

Pengembangan atas penelitian yang dilakukan pemerintah atau

pendaftaran atas suatu kekayaan/warisan budaya/sejarah yang

dimiliki.

Untuk Hak Paten yang diperoleh untuk melindungi terhadap

kekayaan/warisan budaya/sejarah, maka atas aset ini secara

umum diakui pada saat dokumen hukum yang sah atas Hak Paten

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

76

tersebut telah diperoleh. Namun untuk mengantisipasi lamanya

jangka waktu terbitnya dokumen tersebut, maka entitas dapat

mengakui sebagai Hak Paten terlebih dahulu dengan nilai sebesar

biaya pendaftarannya, kemudian memberikan penjelasan yang

memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Untuk Hak Paten yang berasal dari hasil kajian/penelitian

apabila masih dalam proses pendaftaran dan dokumen sumber

belum terbit, maka entitas dapat mengakui sebagai Hak Paten

terlebih dahulu dengan nilai sebesar biaya pendaftaran ditambah

nilai Hasil Kajian/Pengembangan yang telah dikapitalisasi sebagai

aset tak berwujud, kemudian memberikan penjelasan yang

memadai dalam CaLK.

13. Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal berikut

untuk setiap golongan aset tak berwujud, dengan membedakan

antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset

tak berwujud lainnya :

(a) Masa manfaat aset tak berwujud;

(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang

menunjukkan :

(1) Penambahan;

(2) Penghentian dan pelepasan;

(3) Akumulasi Amortisasi; dan

(4) Mutasi lainnya.

(c) Informasi amortisasi, meliputi :

(1) Nilai penyusutan;

(2) Metode amortisasi yang digunakan;

(3) Masa manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan; dan

(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal

dan akhir periode.

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

77

(a) Penjelasan, nilai tercatat, dan periode amortisasi yang tersisa

dari setiap aset tak berwujud yang meterial bagi laporan

keuangan secara keseluruhan;

(b) Keberadaan dan nilai aset tak berwujud yang hak

penggunaannya dibatasi; dan

(c) Jumlah komitemen untuk memperoleh aset tak berwujud.

4.3.13 Kebijakan Akuntansi Kewajiban

a. Ruang Lingkup

Kebijakan akuntansi ini diterapkan untuk seluruh entitas

akuntansi dan pelaporan yang menyajikan laporan keuangan

untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan

akuntansinya, termasuk pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan yang diperlukan.

Kebijakan akuntansi ini mengatur :

(a) Akuntansi Kewajiban Pemerintah Daerah termasuk kewajiban

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang

ditimbulkan dari Utang Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri;

(b) Perlakuan akuntansi untuk transaksi pinjaman dalam mata

uang asing;

(c) Perlakuan akuntansi untuk transaksi yang timbul dari

restrukturisasi pinjaman; dan

(d) Perlakuan akuntansi untuk biaya yang timbul dari utang

Pemerintah Daerah.

Huruf (b), (c), dan (d) diatas berlaku sepanjang belum ada

pengaturan khusus dalam pernyataan tersendiri mengenai hal-hal

tersebut.

b. Klasifikasi Kewajiban

Setiap entitas akuntansi dan entitas pelaporan

mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup jumlah-

jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

78

belas) bulan dan lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan.

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya

diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan tetap

mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya, meskipun

kewajiban tersebut jatuh tempo dan akan diselesaikan dalam

waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan jika:

(a) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 (dua

belas) bulan; dan

(b) entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance)

kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang; dan

(c) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian

pendanaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan

kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum

laporan keuangan disetujui.

c. Pengakuan Kewajiban

Pelaporan keuangan untuk tujuan umum harus menyajikan

kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran

sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk

menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini, dan perubahan

atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat

diukur dengan andal.

Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau

pada saat kewajiban timbul.

Suatu transaksi dengan pertukaran timbul ketika masing-

masing pihak dalam transaksi tersebut mengorbankan dan

menerima suatu nilai sebagai gantinya. Terdapat dua arus timbal

balik atas sumber daya atau janji untuk menyediakan sumber

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

79

daya. Dalam transaksi dengan pertukaran, kewajiban diakui ketika

satu pihak menerima barang atau jasa sebagai ganti janji untuk

memberikan uang atau sumber daya lain di masa depan.

Suatu transaksi tanpa pertukaran timbul ketika satu pihak

dalam suatu transaksi menerima nilai tanpa secara langsung

memberikan atau menjanjikan nilai sebagai gantinya. Hanya ada

satu arah arus sumber daya atau janji.Untuk transaksi tanpa

pertukaran, suatu kewajiban harus diakui atas jumlah terutang

yang belum dibayar pada tanggal pelaporan.

Kejadian yang berkaitan dengan Pemerintah adalah kejadian

yang tidak didasari transaksi namun berdasarkan adanya interaksi

antara Pemerintah Daerah dan lingkungannya. Kejadian tersebut

mungkin berada di luar kendali Pemerintah Daerah. Secara umum

suatu kewajiban diakui, dalam hubungannya dengan kejadian

yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, dengan basis yang

sama dengan kejadian yang timbul dari transaksi dengan

pertukaran.

Kejadian yang diakui Pemerintah Daerah adalah kejadian-

kejadian yang tidak didasarkan pada transaksi namun kejadian

tersebut mempunyai konsekuensi keuangan bagi Pemerintah

Daerah karena Pemerintah Daerah memutuskan untuk merespon

kejadian tersebut. Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab

luas untuk menyediakan kesejahteraan publik.Untuk itu,

Pemerintah Daerah sering diasumsikan bertanggung jawab

terhadap satu kejadian yang sebelumnya tidak diatur dalam

peraturan formal yang ada.Konsekuensinya, biaya yang timbul dari

berbagai kejadian, yang disebabkan oleh entitas nonpemerintah

dan bencana alam, pada akhirnya menjadi tanggung jawab

Pemerintah Daerah.Namun biaya biaya tersebut belum dapat

memenuhi definisi kewajiban sampai Pemerintah Daerah secara

formal mengakuinya sebagai tanggung jawab keuangan Pemerintah

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

80

Daerah atas biaya yang timbul sehubungan dengan kejadian

tersebut dan telah terjadinya transaksi dengan pertukaran atau

tanpa pertukaran.

d. Pengukuran Kewajiban

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam

mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah.Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah

bank sentral pada tanggal neraca.

4.1 Utang kepada Pihak Ketiga (Account Payable)

Pada saat Pemerintah Daerah menerima hak atas

barang, termasuk barang dalam perjalanan yang telah menjadi

haknya, Pemerintah Daerah harus mengakui kewajiban atas

jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut

berdasarkan surat perjanjian/kontrak .

Jumlah kewajiban yang disebabkan transaksi antar unit

pemerintahan harus dipisahkan dengan kewajiban kepada

unit nonpemerintahan.

4.2 Utang Bunga (Accrued Interest)

Utang bunga atas utang Pemerintah Daerah harus

dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum

dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang Pemerintah

Daerah baik dari dalam maupun luar negeri.Utang bunga atas

utang Pemerintah Daerah yang belum dibayar harus diakui

pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari

kewajiban yang berkaitan.

4.3 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan

berupa PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain harus

dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah yang masih

harus disetorkan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

81

4.4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk

bagian lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang akan

jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

pelaporan.

4.5 Kewajiban Lancar Lainnya (Other Current Liabilities)

Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar

yang tidak termasuk dalam kategori yang ada. Termasuk

dalam kewajiban lancar lainnya tersebut adalah biaya yang

masih harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun.

Pengukuran untuk masing-masing item disesuaikan dengan

karakteristik masing-masing pos tersebut, misalnya utang

pembayaran gaji kepada pegawai dinilai berdasarkan jumlah

gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa yang telah

diserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah

penerimaan pembayaran di muka atas penyerahan barang

atau jasa oleh Pemerintah Daerah kepada pihak lain.

4.6 Utang Pemerintah Daerah yang tidak

Diperjualbelikan dan yang Diperjualbelikan

Penilaian utang Pemerintah Daerah disesuaikan dengan

karakteristik utang tersebut yang dapat berbentuk:

a. Utang Pemerintah Daerah yang tidak diperjualbelikan

(Non-Traded Debt)

Nilai nominal atas utang Pemerintah Daerah yang tidak

Diperjualbelikan (non-traded debt) merupakan kewajiban

entitas kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan

bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan

belum diselesaikan pada tanggal pelaporan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

82

b. Utang Pemerintah Daerah yang Diperjualbelikan (Traded

Debt)

Jenis sekuritas utang pemerintah harus dinilai sebesar

nilai pari (original face value) dengan memperhitungkan

diskonto atau premium yang belum diamortisasi.

Sekuritas utang pemerintah yang dijual sebesar nilai

pari (face) tanpa diskonto ataupun premium harus

dinilai sebesar nilai pari (face). Sekuritas yang dijual

dengan harga diskonto akan bertambah nilainya selama

periode penjualan dan jatuh tempo; sedangkan sekuritas

yang dijual dengan harga premium nilainya akan

berkurang.

e. Perubahan Valuta Asing

Utang Pemerintah Daerah dalam mata uang asing dicatat

dengan menggunakan kurs tengah bank sentral saat terjadinya

transaksi.

Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter dalam mata

uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan

menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang

asing antara tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai

kenaikan atau penurunan ekuitas dana periode berjalan.

f. Penyelesaian Kewajiban Sebelum Jatuh Tempo

Untuk sekuritas utang Pemerintah Daerah yang diselesaikan

sebelum jatuh tempo karena adanya fitur untuk ditarik oleh

penerbit (call feature) dari sekuritas tersebut atau karena

memenuhi persyaratan untuk penyelesaian oleh permintaan

pemegangnya maka perbedaan antara harga perolehan kembali

dan nilai tercatat netonya harus diungkapkan pada Catatan atas

Laporan Keuangan sebagai bagian dari pos kewajiban yang

berkaitan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

83

g. Tunggakan

Jumlah tunggakan atas pinjaman Pemerintah Daerah harus

disajikan dalam bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur

pada Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagian

pengungkapan kewajiban.

h. Restrukturisasi Utang

Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan

utang, debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secara

prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh

mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali

jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa

depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru. Informasi

restrukturisasi ini harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan

Keuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajiban yang

terkait.

Jika jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana

ditetapkan dalam persyaratan baru utang termasuk pembayaran

untuk bunga maupun untuk pokok utang lebih rendah dari nilai

tercatat, maka debitur harus mengurangi nilai tercatat utang ke

jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran kas masa depan

sebagaimana yang ditentukan dalam persyaratan baru. Hal

tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan sebagai bagian pengungkapan dari pos kewajiban yang

berkaitan.

Suatu entitas tidak boleh mengubah nilai tercatat utang

sebagai akibat dari restrukturisasi utang yang menyangkut

pembayaran kas masa depan yang tidak dapat ditentukan, selama

pembayaran kas masa depan maksimum tidak melebihi nilai

tercatat utang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

84

8.1 Penghapusan Utang

Jika penyelesaian satu utang yang nilai penyelesaiannya

di bawah nilai tercatatnya dilakukan dengan aset kas, maka

ketentuan pada paragraf 70 berlaku.

Jika penyelesaian suatu utang yang nilai

penyelesaiannya di bawah nilai tercatatnya dilakukan dengan

aset nonkas maka entitas sebagai debitur harus melakukan

penilaian kembali atas aset nonkas dahulu ke nilai wajarnya

dan kemudian menerapkan paragraf 70, serta

mengungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan

sebagai bagian dari pos kewajiban dan aset nonkas yang

berhubungan.

i. Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Utang Pemerintah

Daerah

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan

dengan perolehan atau produksi suatu aset tertentu (qualifying

asset) harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset

tertentu tersebut.

Apabila suatu dana dari pinjaman yang tidak secara khusus

digunakan untuk perolehan aset maka biaya pinjaman yang harus

dikapitalisasi ke aset tertentu harus dihitung berdasarkan rata-

rata tertimbang (weighted average) atas akumulasi biaya seluruh

aset tertentu yang berkaitan selama periode pelaporan.

j. Penyajian dan Pengungkapan

Utang Pemerintah Daerah harus diungkapkan secara rinci

dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi

yang lebih baik kepada pemakainya.

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informasi-informasi

yang harus disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

adalah :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

85

(a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang

yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;

(b) Jumlah saldo kewajiban berupa utang Pemerintah Daerah

berdasarkan jenis sekuritas utang Pemerintah Daerah dan

jatuh temponya;

(c) Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan

tingkat bunga yang berlaku;

(d) Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum

jatuh tempo;

(e) Perjanjian restrukturisasi utang meliputi :

(1) Pengurangan pinjaman;

(2) Modifikasi persyaratan utang;

(3) Pengurangan tingkat bunga pinjaman;

(4) Pengunduran jatuh tempo pinjaman;

(5) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan

(6) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan

periode pelaporan.

(f) Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk

daftar umur utang berdasarkan kreditur.

(g) Biaya pinjaman :

(1) Perlakuan biaya pinjaman;

(2) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode

yang bersangkutan; dan

(3) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.

4.3.14 Kebijakan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, Dan Operasi Yang

Tidak Dilanjutkan

1. Ruang Lingkup

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan entitas

akuntansi dan entitas pelaporan harus menerapkan kebijakan

akuntansi ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

86

kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi

yang tidak dilanjutkan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan.

Kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas pelaporan

dalam menyusun laporan keuangan yang mencakup laporan

keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan

Umum Daerah, yang berada di bawah Pemerintah Daerah.

2. Koreksi Kesalahan

Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi

yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus dilaporkan

dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo

ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode

berikutnya harus diungkapkan pada catatan atas laporan

keuangan.

Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang

tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang

bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun pendapatan-

LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun

beban.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila

laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan

dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada

akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun

pendapatan-LO atau akun beban.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga

mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak berulang

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

87

yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah

posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan

lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas

dilakukan dengan pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak

berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan

pembetulan pada akun kas dan akun aset bersangkutan.

Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga

mengakibatkan pengurangan beban, yang terjadi pada periode-

periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak

mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila

laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan

dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LO. Dalam

hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan

pembetulan pada akun ekuitas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yang

tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan

pembetulan pada akun kas dan akun Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LO yang tidak

berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan

pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran

pembiayaan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode

sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

88

apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan,

dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun Saldo

Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan

kewajiban yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan

keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan

pembetulan pada akun kas dan akun kewajiban bersangkutan

Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode-

periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik

sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut

diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca terkait

pada periode kesalahan ditemukan.

Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada

paragraf 10 tidak memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada

saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan kelebihan

pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun

pendapatan-LO yang bersangkutan.

Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode

yang lalu terhadap posisi kas dilaporkan dalam Laporan Arus Kas

tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan.

Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan

Keuangan.

3. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan

Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

4. Perubahan Estimasi Akuntansi

Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi

disajikan pada Laporan Operasional pada periode perubahan dan

periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

89

perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO

tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa

manfaat aset tetap tersebut.

Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang

akan datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak

mengungkapkan pengaruh perubahan itu.

5. Operasi Yang Tidak Dilanjutkan

Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan

misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang

dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian,

pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian

apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan,

pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila

ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu

segmen yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan

Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan

demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan

Keuangan.

Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu

tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa,

seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan

Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian,

meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi

masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.

4.3.15 Kebijakan Laporan Keuangan Konsolidasian

1. Ruang Lingkup

Laporan keuangan untuk tujuan umum dari Pemerintah

Daerah yang ditetapkan sebagai entitas pelaporan disajikan secara

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

90

terkonsolidasi menurut Kebijakan Akuntansi ini agar

mencerminkan satu kesatuan entitas.

Laporan keuangan konsolidasian pada Pemerintah Daerah

sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan semua

entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan badan layanan

umum.

2. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus

Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dalam kebijakan ini proses konsolidasi diikuti dengan

eliminasi akun-akun timbale balik (reciprocal accounts). Namun

demikian, apabila eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka

hal tersebut diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Entitas Akuntansi

Entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan

menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan

anggaran/barang yang dikelolanya yang ditujukan kepada entitas

pelaporan.

4. Prosedur Konsolidasi

Konsolidasi yang dimaksud oleh kebijakan ini dilaksanakan

dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang yang

diselenggarakan oleh entitas akuntansi dengan entitas akuntansi

lainnya, dengan mengeliminasi akun timbale balik.

5. Pengungkapan

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan perlu diungkapkan

nama-nama entitas yang dikonsolidasikan atau digabungkan

beserta status masing-masing.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

91

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang

Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

Terdapat ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, belum dapat dilaksanakan dalam

penyelenggaraan sistem akuntansi Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2013,

yaitu: Lampiran II.08 Pernyataan SAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap,

paragraf 57, menyatakan bahwa: ”Selain tanah dan konstruksi dalam

pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan

karakteristik aset tersebut”.

Pemerintah Kabupaten Jepara sudah melakukan penyusutan berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 09 Tahun 2013 bahwa aset tetap selain tanah dan

kontruksi dalam pengerjaan, aset tetap disusutkan sesuia dengan sifat dan

karakternya. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus (straight line

method), dimana beban penyusutan ditetapkan secara konstan/tetap selama

periode waktu tertentu.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

92

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 PENJELASAN POS-POS NERACA

Neraca Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara

menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas

dana pada tanggal 31 Desember 2017 dan perbandingannya dengan

tanggal 31 Desember 2016, dengan uraian sebagai berikut :

ASET : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Aset Lancar

Aset Tetap

Aset Lainnya

391.261.127,-

6.465.957.629,-

51.755.000,-

0,-

0,-

0,-

Jumlah 6.908.973.756,- 0,-

Total Aset Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per

31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 6.908.973.756,-. Jumlah tersebut

terdiri atas Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan rincian

sebagai berikut :

1. ASET LANCAR ................................................ Rp. 391.261.127,-

ASET LANCAR : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Piutang Retribusi 1.435.934.957,- 0,-

Penyisihan Piutang (1.211.072.997),- 0,-

Piutang Bersih 224.861.960,- 0,-

Biaya Dibayar Dimuka 164.816.667,- 0,-

Persediaan 1.582.500,- 0,-

Jumlah 391.261.127,- 0,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

93

Jumlah keseluruhan Aset Lancar per 31 Desember 2017 sebesar

391.261.127,- dengan rincian sebagai berikut :

1.A PIUTANG ................................................. Rp 224.861.960,-

Nilai ini merupakan Piutang Daerah Kabupaten Jepara per 31

Desember 2017, dengan rincian sebagai berikut :

Piutang : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Piutang Retribusi

Pengendalian Menara

Telekomunikasi 1.435.934.957,- 0,-

Penyisihan Piutang (1.211.072.997),- 0,-

Jumlah 224.861.960,-

0,-

Piutang Retribusi ini merupakan Piutang Tahun 2017, dengan

rincian sebagai berikut :

DATA PERKEMBANGAN PIUTANG

DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA

TA. 2017

NO URAIAN SALDO AWAL

PIUTANG

(TA. 2016)

PENAMBAHAN PIUTANG

TA. 2017

PEMBAYARAN ATAS PIUTANG

TA. 2016

SALDO AKHIR

PIUTANG

1. Retribusi

Menara Telekomunika

si

Rp 1.209.943.037,-

Rp 225.991.920,-

Rp - Rp 1.435.934.957,-

JUMLAH Rp 1.209.943.037,-

Rp

225.991.920,- Rp -

Rp

1.435.934.957,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

94

DAFTAR UMUR PIUTANG RETRIBUSI

DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA

TA. 2017

NO JENIS PIUTANG NILAI

PIUTANG

UMUR PIUTANG

Sampai

dengan

Jatuh

Tempo

1-12 Bulan

(setelah

Jatuh

Tempo)

13-24

Bulan

(setelah Jatuh

Tempo)

> 24 Bulan

(setelah Jatuh Tempo)

LANCAR KURANG

LANCAR DIRAGUKAN MACET

1 Retribusi Menara

Telekomunikasi

Rp

1.209.943.03

7,-

Rp

1.209.943.037,-

2 Retribusi Menara

Telekomunikasi

Rp 225.991.920,-

Rp 225.991.920,-

JUMLAH

Rp

1.435.934.95

7,-

Rp

225.991.920,-

Rp

1.209.943.037,-

PENYISIHAN PIUTANG RETRIBUSI

DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA

TA. 2017

NO KATEGORI

PIUTANG NILAI PIUTANG

TARIF

PENYISIHAN NILAI PENYISIHAN

1. LANCAR Rp 225.991.920,- 0.50% Rp 1.129.960,-

2. KURANG LANCAR Rp - 10% Rp -

3. DIRAGUKAN Rp - 50% Rp -

4.

MACET

Rp 1.209.943.037,-

100% Rp 1.209.943.037,-

JUMLAH Rp 1.435.934.957,- Rp 1.211.072.997,-

1.B BELANJA DIBAYAR DIMUKA …………………….... Rp 164.816.667,-

Nilai tersebut merupakan saldo Persediaan per 31 Desember 2017

yang terdiri dari :

Belanja Dibayar

Dimuka :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

95

a. Sewa Bandwith Akses

Internet Dedicated 106.400.000,- 0,-

b. Sewa Backup Link 31.000.000,- 0,-

c. Sewa Bandwith

Jaringan CCTV 27.416.667,- 0,-

Jumlah 164.816.667,- 0,-

DAFTAR DIBAYAR DIMUKA

DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA

TA. 2017

NO URAIAN TANGGAL

MULAI

PERJANJIAN

TANGGAL AKHIR

PERJANJIAN

LAMA

SISA

BULAN PER

31 DES 2016

NILAI

YANG

DIBAYAR

DIMUKA (6 / 5 X 7)

1 2 3 4

5

6

7

8

1.

Sewa Bandwidth

Akses

Internet Dedicated

1-Mar-17 28-Feb-18 12 2 Rp 638.400.000,-

Rp 106.400.000,-

2. Sewa Backup

Link

1-Jun-17 31-May-18 12 5 Rp

74.400.000,- Rp 31.000.000,-

3.

Sewa

Bandwith

Jaringan CCTV

1-Jun-17 31-May-18 12 5 Rp

65.800.000,- Rp 27.416.667,-

TOTAL Rp 164.816.667,-

1.C PERSEDIAAN ………………………………………….….. Rp 1.582.500,-

Nilai tersebut merupakan saldo Persediaan per 31 Desember 2017

yang terdiri dari :

Persediaan : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

96

a. Persediaan Bahan

Habis Pakai 1.582.500,- 0,-

b. Persediaan bahan

material 0,- 0,-

c. Persediaan Cetak 0,- 0,-

Jumlah 1.582.500,- 0,-

2. ASET TETAP ......................................................... Rp 6.465.957.629,-

ASET TETAP : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Aset Tetap 6.465.957.629,- 0,-

Jumlah 6.465.957.629,- 0,-

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari

12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Nilai ini merupakan nilai Aset Tetap

milik Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut

jenisnya. Penjelasan lebih lanjut Aset Tetap adalah sebagai berikut :

ASET TETAP : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Tanah 1.382.656.140,- 0,-

b. Peralatan dan Mesin 7.155.711.893,- 0,-

c. Gedung dan

Bangunan 748.244.000,- 0,-

d. Jalan, Irigasi dan

Jaringan 1.274.741.250,- 0,-

d. Aset tetap lainnya 0,- 0,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

97

f. Akumulasi

Penyusutan (4.095.395.654),- 0,-

Jumlah 6.465.957.629,- 0,-

Rincian atas tanah per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember 2016

adalah sebagai berikut :

2.A TANAH ……………………………………………….... Rp 1.382.656.140,-

Tanah : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Tanah untuk Bangunan

Gedung 1.382.656.140,- 0,-

Jumlah 1.382.656.140,- 0,-

Pada Tahun 2017 tidak ada penambahan aset tanah sehingga

jumlah aset tanah per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp

1.382.656.140,-.

Adapun rincian tanah menurut jenis dan lokasinya adalah sebagai

berikut :

1. Tanah Bangunan di Jl. KH. A. Fauzan Pengkol, Jepara yang

digunakan untuk RSPD sebesar Rp 1.382.656.140,-

2.B PERALATAN DAN MESIN ………………………... Rp 7.155.711.893,-

Peralatan dan Mesin : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Peralatan dan Mesin 7.155.711.893,- 0,-

Jumlah 7.155.711.893,- 0,-

Tahun 2017 ada penambahan aset peralatan dan mesin sebesar Rp

7.155.711.893,-. Jumlah tersebut merupakan nilai peralatan dan mesin

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

98

yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dengan

rincian sebagai berikut :

PERALATAN DAN MESIN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Alat Besar 133.695.000,- 0,-

b. Alat Angkutan 1.240.512.958,- 0,-

c. Alat Kantor dan Rumah

Tangga 4.230.261.335,- 0,-

d. Alat Studio dan Alat

Komunikasi 1.544.120.600,- 0,-

e. Alat Laboratorium 5.500.000,- 0,-

f. Alat

Persenjataan/Keamanan 1.622.000,-

Jumlah 7.155.711.893,- 0,-

2.B.1 Alat Besar .............................................. Rp 133.695.000,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Besar per 31 Desember

2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara,

dengan rincian per 31 Desember 2017 sebagai berikut :

ALAT BESAR 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Alat-alat Bantu

133.695.000,-

0,-

Jumlah 133.695.000,- 0,-

2.B.2 Alat Angkutan .................................... Rp 1.240.512.958,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Angkutan per 31

Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Jepara, dengan rincian per 31 Desember 2017 dan 2016, sebagai

berikut :

ALAT ANGKUTAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

99

a. Alat Angkutan Darat

Bermotor 1.240.512.958,- 0,-

Jumlah Rp 1.240.512.958,- 0,-

2.B.3 Alat Kantor dan Rumah Tangga ......... Rp 4.230.261.335,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Kantor dan Rumah

Tangga per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31

Desember 2017 dan 2016, sebagai berikut :

ALAT KANTOR DAN

RUMAH TANGGA

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Alat Kantor 158.991.311,- 0,-

b. Alat Rumah Tangga 538.305.225,-

c. Komputer 3.413.553.479,-

d. Meja dan Kursi

Kerja/Rapat Pejabat 119.411.320,-

Jumlah Rp 4.230.261.335,- 0,-

2.B.4 Alat Studio dan Alat Komunikasi ....... Rp 1.544.120.600,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Studio dan Alat

Komunikasi per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31

Desember 2017 dan 2016, sebagai berikut :

ALAT STUDIO DAN

ALAT KOMUNIKASI :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Alat Studio 549.453.300,- 0,-

b. Alat Komunikasi 906.160.600,- 0,-

c. Peralatan Pemancar 88.506.700,- 0,-

Jumlah 1.544.120.600,- 0,-

2.B.5 Alat Laboratorium .................................... Rp 5.500.000,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

100

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Laboratorium per 31

Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Jepara dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan 2016,

sebagai berikut :

ALAT LABORATORIUM

:

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Alat-alat Laboratorium 5.500.000,- 0,-

Jumlah 5.500.000,- 0,-

2.B.6 Alat Persenjataan/Keamanan ................. Rp 1.622.000,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Alat Persenjataan/Keamanan

per 31 Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Jepara, dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan

2016, sebagai berikut :

ALAT

PERSENJATAAN/

KEAMANAN :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Persenjataan Non

Senjata Api 1.622.000,- 0,-

Jumlah 1.622.000,- 0,-

2.C GEDUNG DAN BANGUNAN ………………………….. Rp 748.224.000,-

Nilai ini merupakan Aset Tetap Gedung dan Bangunan per 31

Desember 2017 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Jepara, dengan rincian saldo per 31 Desember 2017 dan 2016, sebagai

berikut :

GEDUNG DAN 31 Desember 2017 31 Desember 2016

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

101

BANGUNAN : Rp Rp

a. Bangunan Gedung Tempat

Kerja

715.377.000,- 0,-

b. Bangunan Menara 32.867.000,- 0,-

Jumlah 748.244.000,- 0,-

2.D JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN ................... Rp 1.274.741.250,-

Jumlah tersebut merupakan nilai jalan, irigasi, dan jaringan, yang

dimiliki Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31

Desember 2017 dengan rincian sebagai berikut :

JALAN, IRIGASI DAN

JARINGAN :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Instalasi Pengaman 97.725.500,- 0,-

b. Jaringan Telepon 1.177.015.750,- 0,-

Jumlah 1.274.741.250,- 0,-

2.E ASET TETAP LAINNYA ..................................................... Rp 0,-

Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Tetap Lainnya yang dimiliki

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31 Desember

2017 dengan rincian sebagai berikut :

ASET TETAP LAINNYA : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

0 ,- 0 ,-

Jumlah 0,- 0,-

3. ASET LAINNYA .......................................................... Rp 51.755.000,-

Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Lainnya yang dimiliki Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dengan

rincian sebagai berikut :

ASET LAINNYA : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

102

Rp Rp

Aset Tak Berwujud 269.815.000,- 0,-

Akumulasi Penyusutan

Aset Lainnya (218.060.000),-

Jumlah 51.755.000,- 0,-

Aset Lainnya adalah bahwa Aset Lainnya merupakan aset pemerintah

daerah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka

panjang, aset tetap dan dana cadangan. Nilai ini merupakan nilai Aset Lainnya

milik Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut

jenisnya. Penjelasan lebih lanjut Aset Lainnya adalah sebagai berikut :

ASET LAINNYA : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Tuntutan Ganti Rugi 0,- 0,-

b. Kemitraan dengan

Pihak Ketiga 0,- 0,-

c. Aset Tak Berwujud 269.815.000,- 0,-

d. Aset Lain-lain 0,- 0,-

e. Akumulasi

Penyusutan (218.060.000),-

Jumlah 51.755.000,- 0,-

Rincian atas Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember

2016 adalah sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

103

3.A Tuntutan Ganti Rugi ................................................. Rp 0,-

TUNTUTAN GANTI RUGI

:

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

3.B Kemitraan dengan Pihak Ketiga ................................ Rp 0,-

KEMITRAAN DENGAN

PIHAK KETIGA :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

3.C Aset Tak Berwujud ......................................... Rp 269.815.000,-

Aset Tak Berwujud : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

- Software 269.815.000,- 0,-

Jumlah 269.815.000,- 0,-

3.D Aset Lain-lain …………………………………………………... Rp 0,-

Aset Lain-lain : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

- 0,- 0,-

Jumlah 0,- 0,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

104

3.E Akumulasi Penyusutan ................................. Rp (218.060.000),-

AKUMULASI

PENYUSUTAN :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

(218.060.000),- 0,-

Jumlah (218.060.000),- 0,-

4. KEWAJIBAN ……………………………………………………… Rp 80.737.422,-

KEWAJIBAN: 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Kewajiban 80.737.422,- 0,-

Jumlah 80.737.422,- 0,-

Kewajiban adalah utang suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di masa

yang akan datang. Nilai ini merupakan nilai Kewajiban Pemerintah Kabupaten

Jepara per 31 Desember 2017 dan 2016 pada Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Jepara yang terinci menurut jenisnya. Penjelasan lebih

lanjut Kewajiban adalah sebagai berikut :

KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

a. Uang Muka dari

Bendahara Umum Daerah 0,- 0,-

b. Pendapatan yang

ditangguhkan 0,- 0,-

c. Utang Jangka Pendek 80.737.422,- 0,-

Jumlah 80.737.422,- 0,-

Rincian atas Kewajiban per 31 Desember 2017 dan per 31 Desember 2016

adalah sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

105

4.A Utang Jangka Pendek ................................... Rp 80.737.422,-

UTANG JANGKA

PENDEK:

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

- 80.737.422,- 0,-

Jumlah 80.737.422,- 0,-

Adapun rincian utang jangka pendek sebagai berikut :

DATA BEBAN PEGAWAI DAN JASA

DISKOMINFO KABUPATEN JEPARA

TA. 2017

NO REKENING

TAGIHAN 2016 YANG

DIBAYAR DI TAHUN

2017

TAGIHAN 2017 YANG

DIBAYAR DI TAHUN

2018

1 BEBAN PEGAWAI

a. Tambahan Penghasilan Nihil Rp 67,097,500

b. Kenaikan Gaji

Berkala/Kenaikan Pangkat Nihil Nihil

c. Honor Non PNS Nihil Nihil

2 BEBAN JASA

a. Rekening Listrik Nihil Rp 2,833,559

b. Rekening Air Nihil Rp 50,380

c. Rekening Telepon Nihil Rp 755,983

d. Internet Nihil Nihil

e. Surat Kabar Nihil Nihil

3 Insentif / Upah Pungut Nihil Rp 10.000.000

5. Ekuitas per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

106

5.2 PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1. PENJELASAN POS-POS PENDAPATAN

Pendapatan Daerah Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jepara

meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan anggaran dan realisasi dalam

Tahun Anggaran 2017, sebagai berikut :

1.A PENDAPATAN DAERAH .................................... Rp 549.458.662,-

Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan Daerah untuk

periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian pos dan jumlah Pendapatan

Daerah sebagai berikut :

Pendapatan : 2017 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a. Pendapatan

Asli Daerah 755.800.000,- 549.458.662,- 0,-

Jumlah 755.800.000,- 549.458.662,- 0,-

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran

2017 secara keseluruhan masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Hal

ini ditunjukkan dari pendapatan yang dianggarkan sebesar Rp

755.800.000,- dan realisasinya mencapai Rp 549.458.662,- atau 72.7 %

dari anggaran yang terdiri atas :

1.A.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................. Rp 755.800.000,-

Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian pos dan

jumlah PAD sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

107

Pendapatan Asli

Daerah:

2017 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a. Pendapatan

Retribusi Daerah 500.000.000,- 290.708.880,- 0,-

Jumlah 500.000.000,- 290.708.880,- 0,-

Pendapatan asli daerah dianggarkan sebesar Rp

755.800.000,- sedangkan realisasinya mencapai sebesar Rp

549.458.662,- atau 72.7 %. Adapun rincian untuk masing-masing

sumber PAD tersebut adalah sebagai berikut :

1.A.1.a Pendapatan Retribusi Daerah …........……....

Rp 500.000.000,-

Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan

Retribusi Daerah untuk periode Tahun Anggaran 2017,

dengan rincian pos dan jumlah Retribusi Daerah sebagai

berikut :

Pendapatan

Retribusi Daerah :

2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

a. Retribusi

Pengendalian

Menara

Telekomunikasi

500.000.000,-

290.708.880,-

Jumlah 500.000.000,- 290.708.880,-

a) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Adanya perubahan Peraturan Daerah (Perda)

tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

108

2. PENJELASAN POS – POS BELANJA ………………….. Rp 7.286.365.712,-

Akun ini menggambarkan Belanja Daerah untuk periode Tahun Anggaran

2017 sesuai dengan jenis pengelompokannya yaitu Belanja Pegawai, Belanja

Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Anggaran dan realisasi masing-masing

belanja tersebut adalah sebagai berikut :

Belanja Daerah :

2017 2016

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Realisasi

(Rp)

a. Belanja Operasi 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 0,-

b. Belanja Modal 787.439.000,- 766.838.496,-

Jumlah 7.909.590.000,- 7.286.365.712,- 0,-

Belanja dianggarkan sebesar Rp 7.909.590.000,- dan realisasinya

sebesar Rp 7.286.365.712,- atau 92.1 %.

2.A Belanja Operasi ........................................... Rp 6.519.527.216,-

Belanja Operasi Kabupaten Jepara meliputi Belanja Pegawai, Belanja

Barang dan Jasa, dengan anggaran dan realisasi TA 2017 sebagai berikut :

Belanja

Operasi :

2017 2016 %

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Realisasi

(Rp)

a. Belanja

Pegawai 3.159.490.000,- 2.784.733.711,-

0,- 88.1

b. Belanja

Barang/ Jasa 3.962.661.000,- 3.734.793.505,-

0,- 94.2

Jumlah 7.122.151.000,- 6.519.527.216,- 0,- 91.5

Belanja operasi dianggarkan sebesar Rp 7.122.151.000,- dan

realisasinya Rp 6.519.527.216,- atau 91.5%. Rincian Belanja operasi

adalah sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

109

2.A.1 Belanja Pegawai .................................. Rp 2.784.733.711,-

Akun ini menggambarkan Belanja Pegawai untuk periode

Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai berikut :

Belanja

Pegawai :

2017 2016 %

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (Rp)

a. Gaji dan

Tunjangan

Pegawai 1.939.415.000,- 1.816.856.711,- 0,- 93.7

b. Tambahan

Penghasilan

PNS 1.001.400.000,- 779.027.000,- 0,- 77.8

c. Insentif

Pemungutan

Retribusi 18.750.000,- 0,- 0,- 0

d. Honorarium

PNS 175.925.000,- 164.850.000,- 0,- 93.7

e. Penghasilan

Lainnya 24.000.000,- 24.000.000,- 0,- 100

Jumlah 3.159.490.000,- 2.784.733.711,- 0,- 88.1

Belanja pegawai dianggarkan sebesar Rp 3.159.490.000,- dan

realisasinya Rp 2.784.733.711,- atau 88.1 %.

2.A.2 Belanja Barang/ Jasa ......................... Rp 3.962.661.000,-

Akun ini menggambarkan Belanja Barang/ Jasa untuk periode

Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai berikut :

Belanja Barang/ Jasa : 2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

a. Belanja Bahan Pakai Habis

Kantor

190.235.000,- 155.397.040,-

b. Belanja Bahan Material 34.570.000,- 34.079.000,-

c. Belanja Jasa Kantor 1.373.192.000,- 1.357.660.069,-

d. Belanja premi asuransi 4.500.000,- 1.084.800,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

110

e. Belanja Perawatan

Kendaraan Bermotor

33.162.000,- 31.145.101,-

f. Belanja Cetak dan

Penggandaan

356.925.000,- 347.963.900,-

g. Belanja Sewa Sarana

Mobilitas

8.000.000,- 8.000.000,-

h. Belanja Sewa Perlengkapan

dan Peralatan

99.500.000,- 99.500.000,-

i. Belanja Makanan dan

Minuman

137.335.000,- 93.406.300,-

k. Belanja pakaian khusus dan

hari-hari tertentu

14.000.000,- 14.000.000,-

l. Belanja Perjalanan Dinas 364.970.000,- 346.442.295,-

m. Belanja Pemeliharaan 332.192.000,- 295.700.000,-

n. Belanja Jasa Pihak Ketiga 140.950.000,- 139.225.000,-

o. Belanja Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi, Bimbingan

Teknis, Workshop dan

Pengembangan Manajemen

Kepegawaian

12.000.000,- 11.950.000,-

p. Belanja Pembayaran

Honorarium Jasa Tenaga

Ahli/Narasumber, Jasa PNS

dan Non PNS

850.430.000,- 791.960.000,-

q. Belanja Hadiah 4.700.000,- 4.700.000,-

r. Belanja tamu pemerintah

daerah

6.000.000,- 2.580.000,-

Jumlah 3.962.661.000,- 3.734.793.505,-

Belanja barang/jasa dianggarkan sebesar Rp 3.962.661.000,-

dan realisasinya sebesar Rp 3.734.793.505,- atau 94.2 %.

2.B Belanja Modal ................................................. Rp 766.838.496,-

Belanja Modal Kabupaten Jepara meliputi Belanja Modal Peralatan

dan Mesin, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Belanja Modal Aset

Tetap Lainnya, dengan anggaran dan realisasi TA 2017 sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

111

Belanja Modal : 2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1. Belanja Modal Peralatan dan

Mesin

620.134.000,- 601.886.996,-

2. Belanja Modal Jalan, Irigasi,

dan Jaringan

83.110.000,- 81.901.500,-

3. Belanja Modal Aset Tetap

Lainnya

84.195.000,- 83.050.000,-

Jumlah 787.439.000,- 766.838.496,-

Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp 787.439.000,- realisasinya

mencapai Rp 766.838.496,- atau 97,4 %. Dimana yang terkapitalisasi

sebagai aset tetap sebesar Rp 516.043.551,-, tidak terkapitalisasi sebagai

aset tetap sebesar Rp 167.744.945,-, dan yang tidak terkapitalisasi

sebagai aset tak berwujud sebesar Rp 83.050.000,-.

2.B.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin …… Rp 601.886.996,-

Akun ini menggambarkan Belanja Modal Peralatan dan Mesin

untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai

berikut :

Belanja Modal Peralatan

dan Mesin

2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Modal Peralatan

Kantor 65.200.000,- 62.290.000,-

Belanja Modal Komputer 149.780.000,- 139.394.051,-

Belanja Modal Meubelair 77.500.000,- 76.450.000,-

Belanja Modal Alat-alat

Studio 54.479.000,- 53.150.000,-

Belanja Modal Alat-alat Komunikasi 273.175.000,- 270.602.945,-

Jumlah 620.134.000,- 601.886.996,-

Belanja Modal Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar Rp

620.134.000,- realisasinya mencapai Rp 601.886.996,- atau 97.1

%.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

112

2.B.2 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan ………………….

Rp 81.901.500,-

Akun ini menggambarkan Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan

Jaringan untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian

sebagai berikut :

Belanja Modal Jalan,

Irigasi, dan Jaringan :

2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Modal Instalasi Listrik dan Telepon

83.110.000,- 81.901.500,-

Jumlah 83.110.000,- 81.901.500,-

Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan dianggarkan sebesar

Rp 83.110.000,- realisasinya mencapai Rp. 81.901.500,- atau 98.5

%.

2.B.3 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya ……..... Rp 83.050.000,-

Akun ini menggambarkan Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

untuk periode Tahun Anggaran 2017, dengan rincian sebagai

berikut :

Belanja Modal Aset Tetap

Lainnya :

2017

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Modal Perangkat Lunak/ Software

84.195.000,- 83.050.000,-

Jumlah 84.195.000,- 83.050.000,-

Belanja Modal Aset Tetap Lainnya dianggarkan sebesar Rp

84.195.000,- realisasinya mencapai Rp 83.050.000,- atau 98.6 %.

Berupa pembuatan software Aplikasi Administrasi Desa, software

Aplikasi Pengendalian dan Pengawasan Menara, dan software

Windows original.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

113

5.3 PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

1. PENDAPATAN LO

Pendapatan LO adalah pendapatan yang menjadi hak pemerintah

Kabupaten Jepara dan telah diklasifikasikan menurut asal dan jenis pendapatan

yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain

Pendapatan yang Sah, dengan realisasi dalam TA 2017 sebagai berikut :

PENDAPATAN LO : 31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Pendapatan Asli Daerah 775.450.582,- 0,-

Pendapatan Transfer ,- ,-

Lain – Lain Pendapatan Yang Sah 0,- ,-

Jumlah 775.450.582,- 0,-

Adapun realisasi masing-masing akun pendapatan dapat diuraikan

sebagai berikut :

A. Pendapatan Asli Daerah

Rekening ini menggambarkan realisasi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) pada Laporan Operasional untuk periode TA 2017. Pendapatan Asli

Daerah pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp 775.450.582,- dengan

rincian sebagai berikut :

PENDAPATAN ASLI

DAERAH :

31 Desember 2017 31 Desember 2016

Rp Rp

Retribusi Daerah 290.708.880,- 0,-

Piutang Tahun Berjalan 225.991.920,- 0,-

Pendapatan Asli Daerah

Lainnya

258.749.782,- 0,-

Jumlah 775.450.582,- 0,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

114

Realisasi masing-masing jenis PAD TA 2017 dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Pendapatan Retribusi Daerah

Retribusi Daerah dipungut dan dikelola oleh SKPD Penghasil yang

tarifnya ditetapkan melalui Perda, Pendapatan Retribusi Daerah terkait

langsung dengan pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh

Pemerintah Kabupaten Jepara. Pemungutan Retribusi Daerah Kabupaten

Jepara didasarkan atas Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pendapatan Retribusi Daerah pada tahun 2017 terealisasi sebesar

Rp 290.708.880,- dengan rincian sebagai berikut :

Pendapatan Retribusi Daerah : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

a) Pendapatan Retribusi Jasa Umum 290.708.880,- 0,-

Jumlah 290.708.880,- 0,-

Masing – masing realisasi pendapatan retribusi pada pendapatan LO

tahun 2017 menurut jenisnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Pendapatan Retribusi Jasa Umum: Realisasi 2017

Rp

(1) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 290.708.880,-

Jumlah 290.708.880,-

Piutang Tahun Berjalan

Piutang Tahun Berjalan pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp

225.991.920,- .

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

115

Pendapatan Asli Daerah Lainnya

Pendapatan Asli Daerah Lainnya pada tahun 2017 terealisasi sebesar Rp

258.749.782,- .

2. BEBAN LO

Beban LO merupakan belanja atau beban yang telah sudah benar-benar

dimanfaatkan dan terjadi pada tahun berkenaan, dengan realisasi dalam tahun

2017 sebagai berikut :

Beban Pegawai

Beban Pegawai merupakan saldo Beban Pegawai periode 1 Januari

2017 sampai dengan 31 Desember 2017 yang terealisasi sebesar Rp

2.861.831.211,- dengan rincian sebagai berikut :

Beban Pegawai : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Pegawai 2.861.831.211,- 0,-

Jumlah 2.861.831.211,- 0,-

Sedangkan Beban Pegawai menurut jenisnya dapat dirinci sebagai

berikut :

Beban Pegawai : 31 Desember 2017

Rp

1. Beban Gaji dan Tunjangan 1.816.856.711,-

2. Beban Tambahan Penghasilan PNS 846.124.500,-

,- 3. Beban Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 10.000.000,-

4. Beban Penghasilan Lainnya 24.000.000,-

5. Beban Honorarium PNS 164.850.000,-

Jumlah 2.861.831.211,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

116

Beban pegawai-LO disajikan dengan basis akrual, pengakuan beban

pegawai terjadi pada saat timbulnya kewajiban, sehingga nilai beban

pegawai-LO sebesar belanja pegawai yang dibayarkan pada tahun 2017.

Beban Persediaan

Beban Persediaan merupakan saldo Beban Persediaan periode 1

Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp

901.338.685,- dengan rincian sebagai berikut :

Beban Persediaan : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Persediaan 901.338.685,- 0,-

Jumlah 901.338.685,- 0,-

Sedangkan Beban Persediaan menurut jenisnya dapat dirinci

sebagai berikut :

Beban Persediaan : 31 Desember 2017

Rp

Beban Bahan Habis Pakai 171.332.540,-

Beban Bahan/Material 267.355.945,-

,- Beban Cetak dan Penggandaan 347.963.900,-

Beban Makanan dan Minuman 93.406.300,-

Beban Pakaian Dinas dan Atributnya 0,-

Beban Pakaian Kerja 0,-

Beban Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 14.000.000,-

Beban Barang Modal/Bukan Modal Yang Akan

Diserahkan Kepemilikannya/Dijual Kepada 0,-

Belanja Barang dan Jasa BLUD 0,-

Belanja Hadiah 4.700.000,-

Belanja Tamu Pemerintah Daerah 2.580.000,-

Jumlah 901.338.685,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

117

Beban Jasa

Beban Jasa merupakan saldo belanja jasa periode 1 Januari 2017

sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp 2.403.778.124,- dengan

rincian sebagai berikut :

Beban Jasa : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Jasa 2.403.778.124,- 0,-

Jumlah 2.403.778.124,- 0,-

Sedangkan beban jasa menurut jenisnya dapat dirinci sebagai

berikut :

Beban Jasa : 31 Desember 2017

Rp

1. Beban Jasa Kantor 1.352.058.324,-

2. Beban Kursus, Pelatihan, Sosialisasi,

Bimtek, Workshop dan Pengembangannya

11.950.000,-

3. Beban Premi Asuransi 1.084.800,-

4. Beban Sewa Rumah/Gedung/Parkir 0,-

5. Beban Sewa Sarana Mobilitas 8.000.000,-

6. Beban Sewa Alat Berat 0,-

7. Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan 99.500.000,-

8. Beban Jasa Konsultasi 139.225.000,-

9. Beban Jaminan Kesehatan Daerah 0,-

10. Beban Jasa Layanan Kesehatan 0,-

11. Beban Pembayaran Honorarium Kepada Non

Pegawai dan Jasa Tenaga Ahli/Narasumber 791.960.000,-

Jumlah 2.403.778.124,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

118

Beban Pemeliharaan

Beban Pemeliharaan merupakan Beban Pemeliharaan Periode 1

Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp

326.845.101,- dengan rincian sebagai berikut :

Beban Pemeliharaan : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Pemeliharaan 295.700.000,- 0,-

Beban Perawatan

Kendaraan Bermotor 31.145.101,- 0,-

Jumlah 326.845.101,- 0,-

Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas merupakan Beban Perjalanan Dinas periode

1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp

346.442.295,- dengan rincian sebagai berikut :

Beban Perjalanan Dinas : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Perjalanan Dinas 346.442.295,- 0,-

Jumlah 346.442.295,- 0,-

Beban Penyusutan

Beban Penyusutan Aset Tetap merupakan Beban Penyusutan Aset

Tetap dan Penyusutan Aset Lainnya yang menjadi Beban pada tahun 2017

sebesar Rp 535.267.836 ,- dengan rincian sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

119

Beban Penyusutan : Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

Beban Penyusutan 535.267.836,- 0,-

Jumlah 535.267.836,- 0,-

Sedangkan menurut jenisnya Beban Penyusutan dapat dirinci

sebagai berikut :

Beban Penyusutan : 31 Desember

2016 Rp

1. Beban Penyusutan Tanah ,-

2. Beban Penyusutan Peralatan & Mesin 482.327.324,-

3. Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 15.728.305,-

4. Beban Penyusutan Jalan, Irigasi & Jaringan 37.212.207,-

5. Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 34.338.792,-

6. Beban Penyusutan Aset Lainnya 0,-

Jumlah

535.267.836,-

Beban Penyisihan Piutang

Beban Penyisihan Piutang merupakan Beban Penyisihan Piutang

periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp

1.211.072.997,- dengan rincian sebagai berikut : (daftar terlampir)

Beban Penyisihan Piutang : Realisasi 2017

Rp

Beban Penyisihan Piutang Tahun 2016 1.209.943.037,-

Beban Penyisihan Piutang Tahun 2017 1.129.960,-

Jumlah 1.211.072.997,-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

120

3. SURPLUS DAN DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL.

Surplus/Defisit dari Operasi merupakan adalah selisih antara

pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan dari kegiatan operasi.

Surplus/Defisit dari Operasi selama periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31

Desember 2017 adalah sebagai berikut :

Surplus dan Defisit Dari Kegiatan

Operasional :

Realisasi 2017 Realisasi 2016

Rp Rp

1. Pendapatan 775.450.582,- 0,-

2. Beban 7.413.296.2112,- 0,-

Surplus dan Defisit Dari Kegiatan

Operasional ( 1 – 2 ) (6.637.845.630),- 0,-

4. SURPLUS/DEFISIT LO

Surplus/Defisit - LO merupakan adalah selisih antara pendapatan-LO dan

beban selama satu periode pelaporan setelah diperhitungkan surplus/defisit dari

kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Surplus/Defisit pada Laporan

Operasional per 31 Desember 2017 surplus sebesar Rp. (6.637.845.630),-

5.4 PENJELASAN POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan penghubung antara

Laporan Operasional dengan Neraca tentang kenaikan atau penurunan ekuitas

atas aktivitas operasional pada tahun pelaporan. Dari Laporan Perubahan

Ekuitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Saldo Ekuitas awal tahun 2017 sebesar Rp 0,-.

2. Surplus/defisit – LO sebesar Rp (6.637.845.630),- merupakan surplus

atas kegiatan operasional (basis akrual) yang menambah nilai ekuitas pada

Neraca Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2017.

3. R/K Kasda tahun 2017sebesar Rp 6.736.907.050,-

4. Dampak Akumulatif Perubahan Kebijakan / Kesalahan Mendasar sebesar

Rp 6.729.174.914,- dapat dijelaskan sebagai dengan rincian :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

121

a. Penetapan Status OPD Baru:

Penetapan Status OPD Baru sebesar Rp 10.387.680.565,- terdiri

dari :

1. Aset Tetap : Rp 9.962.290.565,-

2. Aset Tak Berwujud : Rp 269.815.000,-

3. Piutang Jangka Pendek : Rp 1.209.943.037,-

4. Akumulasi Penyusutan Piutang jangka Pendek : Rp (1.209.943.037),-

5. Biaya Dibayar Dimuka : 155.575.000,-

Jumlah : Rp 10.387.680.565,-

b. Perhitungan mutasi keluar masuk aset sebesar Rp 83.019.167,-

merupakan adanya mutasi masuk asset tetap yang tahun

perolehannya pada tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :

SKPD

DISKOMINFO

KAB. JEPARA

Koreksi Kurang

Catat

Mutasi

Masuk

Mutasi

Keluar

Catat

Ganda Jumlah

Mesin Absensi

(dari BKD) 4.224.167,- 4.224.167,-

Genzet (dari

Bappeda) 78.795.000,- 78.795.000,-

Jumlah 83.019.167,- 83.019.167,-

c. Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap.

Penyesuaian akumulasi penyusutan aset tetap sebesar

Rp(3.741.524.818),- merupakan penyesuaian terkait dengan

adanya penambahan maupun pengurangan penyusutan aset tetap

dan penyusutan aset tetap tersebut bukan merupakan penyusutan

yang terjadi pada tahun 2017 dengan rincian pada SKPD sebagai

berikut :

SKPD : DISKOMINFO KAB. JEPARA Penyesuaian Akumulasi Aset

Tetap

1. Penyesuaian Akumulasi Penyusutan (3.741.524.818),-

Jumlah (3.741.524.818),-

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

122

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI

NON KEUANGAN YANG HARUS DIUNGKAPKAN

6.1 Entitas Akuntansi

Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten

Jepara Tahun Anggaran 2017, Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Jepara ditunjuk sebagai entitas akuntansi dengan Perda

Kabupaten Jepara Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara.

6.2 Informasi-Informasi lain

Dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Jepara, semua informasi dapat dijelaskan dalam

lembar muka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca SKPD.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

123

BAB VII

PENUTUP

Demikian Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabuapten Jepara Tahun Anggaran 2017 yang merupakan salah

satu jenis Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah disamping Neraca

dan Laporan Realisasi Anggaran yang kesemuanya merupakan satu kesatuan

pelaksanaan APBD selama kurun waktu 2017.

Berdasarkan Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Jepara Tahun 2017 maka informasi yang dapat diuraikan adalah

sebagai berikut :

a. Realisasi Pendapatan Daerah TA 2017 sebesar Rp 549.458.662,- atau 72.7 %

dari anggarannya sebesar Rp 755.800.000,-;

b. Realisasi Belanja Daerah TA 2017 sebesar Rp 7.286.365.712,- atau 92.1 %

dari anggarannya sebesar Rp 7.909.590.000,-

c. Jumlah Aset per 31 Desember 2017 sebesar Rp 7.319.643.756,-;

d. Kewajiban sebesar Rp 80.737.422,-;

e. Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-;

f. Pendapatan Laporan Operasional (LO) per 31 Desember 2017 sebesar

Rp 775.450.582,-;

g. Beban Laporan Operasional (LO) per 31 Desember 2017 sebesar

Rp 7.413.296.212,-;

h. Equitas Awal per 31 Desember 2017 sebesar Rp 0,-;

i. Surplus / Defisit per 31 Desember 2017 adalah Rp (6.637.845.630),-;

j. R/K Kasda per 31 Desember 2017 adalah Rp 6.736.907.050,-;

k. Dampak Akumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar sebesar

Rp 6.729.174.914,-;

l. Equitas Akhir per 31 Desember 2017 sebesar Rp 6.828.236.334,-;

Demikian Laporan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017, yang merupakan realisasi atas

pelaksanaan dari semua yang telah dianggarkan dalam tahun anggaran berjalan,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN JEPARA

124

baik kelompok Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Aset. Dengan laporan

keuangan SKPD ini, mudah-mudahan dapat diperoleh gambaran secara

menyeluruh tentang pelaksanaan dan kekayaan Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Jepara selama kurun waktu satu tahun anggaran,

khususnya pelaksanaan APBD Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2017.

Selanjutnya Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2017 secara lengkap selain

pada catatan atas laporan keuangan, terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

dan Neraca beserta lampiran-lampirannya yang merupakan satu rangkaian yang

tidak terpisahkan dengan Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran

2017.

Jepara, Pebruari 2018

KEPALA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KABUPATEN JEPARA

YOSO SUWARNO, SH

Pembina Utama Muda NIP. 19590512 198003 1 009