27
LAPORAN PRESENTASI KASUS STROKE BERULANG DENGAN PARESE NERVUS KRANIALIS MULTIPEL Disusun oleh : Sania Swasti 030.07.233 Pembimbing : dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS

Case Stroke Hemoragik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case Stroke Hemoragik

LAPORAN

PRESENTASI KASUS

STROKE BERULANG DENGAN PARESE NERVUS

KRANIALIS MULTIPEL

Disusun oleh :

Sania Swasti

030.07.233

Pembimbing :

dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

PERIODE 9 April-16 Juni 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

Page 2: Case Stroke Hemoragik

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat

dan karuniaNya, maka laporan presentasi kasus dengan judul “Stroke Berulang dengan parese

N kranialis multipel” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan laporan kasus ini dibuat

dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Bedah RSUD Budhi Asih,

Periode 9 April hingga 16 Juni 2012.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih pula kepada dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS selaku

pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan

ini. Dan kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan laporan kasus ini.

Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan kritik

yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses

kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, Mei 2012

Penulis

Page 3: Case Stroke Hemoragik

PENDAHULUAN

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis

yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala

yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya

penyebab lain selain vaskuler.1

Sekitar 80-85% stroke adalah stroke iskemik; stroke iskemi dapat disebabkan oleh

trombosis dan emboli. Duapuluh persen sisanya adalah stroke hemoragik yang dapat

disebabkan oleh perdarahan intraserebrum hipertensif, perdarahan subarakhnoid akibat

pecahnya aneurisma ataupun rupturnya malformasi arteriovena (MAV). Faktor risiko dari

stroke ialah penyakit jantung aterosklerotik, diabetes melitus, dislipidemia, merokok, obesitas

dan hipertensi kronik. Usia lanjut, etnis dan riwayat dalam keluarga juga berpengaruh.2

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung

dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS

Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena

stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami

gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan

fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Kemungkinan

meninggal akibat stroke inisial adalah 30% sampai 35%, dan kemungkinan kecacatan mayor

pada yang selamat adalah 35% sampai 40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien yang selamat

dari stroke akan mengalami stroke berikutnya dalam 5 tahun; 5% sampai 14% dari mereka

akan mengalami stroke ulangan dalam tahun pertama.2

Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa stroke hemoragik merupakan 8-13%

dari semua stroke di USA, 20-30% stroke di Jepang dan China. Sedangkan di Asia Tenggara

menunjukkan stroke perdarahan 26% terdiri dari lobus 10%, ganglionik 9%, serebellar 1%,

brainstem 2% dan perdarahan subaraknoid 4%.3 Diperkirakan hampir 50% penyebab

perdarahan intraserebral adalah hipertensi kronik, 25% karena anomali kongenital dan

sisanya penyebab lain.3 Perdarahan subaraknoid berakibat fatal pada 15% kasus yang pada

gilirannya beberapa meninggal penderita meninggal akibat perdarahan ulang pada tempat

ruptur, atau spasme arteri, 1/3 diantara yang bertahan hidup menderita cacat/

Page 4: Case Stroke Hemoragik

ketidakmampuan yang menetap akibat kerusakan otak karena hipoksia setelah terjadi

perdarahan.

Biasanya manifestasi klinis gangguan fungsi otak pada perdarahan lebih berat oleh

karena selain proses iskemi, didapatkan pula proses desak ruang (hematoma). Perlu dilakukan

pengamatan manifestasi klinis gangguan fungsi otak tersebut dan segera lakukan tata laksana

kegawatdaruratan medik sedini mungkin. Peran serta masyarakat juga sangat menentukan

apalagi bila sudah dibekali dengan bagaimana cara pengenalan serta pemahaman serangan

otak.

Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan CT-Scan merupakan suatu ”gold

standard” bagi kasus stroke, yang berguna untuk menentukan jenis patologi, lokasi lesi,

ukuran lesi, serta intuk menyingkirkan lesi non vaskuler lainnya.

Penderita stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat jalan di

luar RS, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus sampai optimal dan mencapai

keadaan fisik maksimal. Menurut WHO, konsekuensi stroke dilihat dari 4 aspek: aspek

patologi, impairment, disability, dan handicap. Biasanya manajemen stroke terdiri dari

beberapa fase yang saling berkaitan dan berurutan, yaitu: umum pada fase akut, spesifik pada

fase akut (surgikal maupun medik), dan rehabilitasi serta perawatan lanjutan.3

Page 5: Case Stroke Hemoragik

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. F

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 61 tahun

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Penganggguran

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Jl Bangun Jaya Blok E RT 5 RW 10 No 33 Kel Duren sawit

Tanggal masuk RS : 17 April 2012, pukul 19.10 WIB

No. RM : 80.76.25

II.ANAMNESIS

Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan pasien dan istri pasien pada tanggal 20 April 2012

KELUHAN UTAMA :

Lemah pada kaki dan tangan kanan sejak 8 jam SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit)

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Pasien datang ke UGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan lemah pada kaki dan

tangan kanan sejak 8 jam SMRS. Sehingga pada saat pasien akan berdiri, kakinya

terasa berat.Kemudian pasien memberitahu anak nya tentang keluhan nya lalu pasien

di bawa ke klinik untuk di buatkan rujukan ke RSUD Budhi Asih, Pasien merasa

lemas terutama dominan pada tangan dan kaki sebelah kanan ,pasien juga merasa

kepalanya terasa sakit berdenyut dan pasien juga pelo dalam berbicara namun

mengerti apa yang dibicarakan dan di perintahkan orang lain.Bibir pasien juga

mencong saat berbicara kearah kiri .Hal itu terjadi saat pasien sedang melakukan

aktivitas di dapur rumah. Menurut anak nya pasien sudah bicara pelo dan kelemahan

pada anggota gerak sebelah kiri berbarengan dengan pelo sudah berlangsung 1 tahun.

Page 6: Case Stroke Hemoragik

Menurut anaknya pasien mual dan muntah sebanyak 2x saat di rumah ,muntah

muncrat isi makanan, tidak pingsan ataupun kejang. Kesulitan makan juga dialami

pasien. Pasien mengaku pandangannya tidak buram, tidak ada penglihatan ganda,

serta tidak memiliki gangguan pendengaran. Jam 16.30 WIB Pasien dibawa ke IGD

RSUD Budhi Asih, Di IGD pasien mengantuk dan mengigau, pasien mengerti apa

yang diperintah dokter namun menjawab pertanyaan hanya kata ,tetapi tidak jelas.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

Pasien memiliki riwayat darah tinggi sudah lama, kurang lebih sudah 7 tahun.Pasien

tidah pernah cek gula sebelumnya. Riwayat, asma, dan trauma disangkal oleh pasien.

Pasien punya riwayat stroke 1 tahun yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Ayah pasien memiliki riwayat darah tinggi, adik laki-laki pasien juga punya darah tinggi.

Riwayat DM (-)

RIWAYAT KEBIASAAN:

Pasien memiliki kebiasaan merokok sebanyak 1-2 bungkus per hari dan minum kopi

sekitar 3 gelas per hari. Pasien tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, maupun

menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat-

obatan tertentu. Pasien setiap hari tidak bekerja, hanya di rumah melakukan aktivitas

rumahan.pasien juga suka main badminton di luar rumah dengan teman nya.

II. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 140/100 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Pernapasan : 24x/ menit

Suhu : 36.4° C

Page 7: Case Stroke Hemoragik

Kepala

Bentuk : Normocephali

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Hidung : Septum deviasi(-), sekret(-), Napas cuping hidung (-)

Telinga : Normotia, serumen +/+

Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, uvula ditengah, tonsil tenang

Mulut : Mukosa tidak hiperemis, pucat (-), sianosis (-),

gigi geligi baik.

Lidah : Normoglosia, hiperemis (-)

Leher : KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba membesar

Thorax

Jantung : Pergerakan dada simetris, sonor, BJ I, II reguler, mur-

mur (-), gallop (-)

Paru – paru : Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal, hepar

tidak teraba membesar, lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada oedem

III. STATUS NEUROLOGIS :

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5

TANDA RANGSANG MENINGEAL :

Kaku kuduk (-)

Brudzinskiy I (-)

Brudzinskiy II (-)/ (-)

Laseque > 70º/ >70º tidak ada nyeri

Kernig >135º/ >135º tidak ada nyeri

2.NERVI CRANIALIS :

Page 8: Case Stroke Hemoragik

N.I (Olfactorius) : Tidak dilakukan pemeriksaan

N.II (Opticus) :

Visus : visus kasar baik (2/60)

Lapang pandang : tidak dilakukan pemeriksaan

Funduskopi : tidak dilakukan pemeriksaan

N.III, IV, VI :

Kedudukan bola mata

Sikap bola mata Esotropia Ortoforia

Ptosis - +

Strabismus + -

Eksoftalmus - -

Endoftalmus - -

Deviasi konjugae - -

Pergerakan bola mata sulit dinilai Tidak dapat gerak

 

Pupil

Bulat, anisokor, diameter 1mm/5mm, ditengah, tepi rata

Kanan Kiri

Reflek cahaya langsung - -

Reflek cahaya tidak langsung - -

 

Refleks kornea : baik

N.V :

Motorik :

- membuka mulut : baik

-gerakan rahang : baik

-menggigit : baik

Sensibilitas

-rasa nyeri : tidak simetris (kanan < kiri)

-rasa raba : tidak simetris (kanan < kiri)

-rasa suhu : tidak dilakukan

Page 9: Case Stroke Hemoragik

N.VII (Fascialis) kanan kiri

Sikap wajah : simetris simetris

Angkat alis : baik baik

Kerut dahi : baik baik

Kembung pipi : baik baik

Menyeringai : Mulut mencong kearah kiri

N.VIII (akustikus)

- Nistagmus : - -

- Gesekan jari : + +

- Mendengar suara bisik tidak dilakukan tidak dilakukan

- Uji garpu tala Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan

- uji garpu tala Scwabach tidak dilakukan tidak dilakukan

- uji garpu tala Weber tidak dilakukan tidak dilakukan

N.IX ( Glossopharygeus), N.X (vagus)

- Arcus faring simetris

- Posisi uvula mencong ke kanan

- Refleks muntah +

- Disfagia -

- Disfoni -

- Disartria +

N.XI ( Acesorius)

- Menoleh baik baik

- Mengangkat bahu kurang baik

N.XII ( Hypoglosus)

Lidah

Pergerakan lidah deviasi ke kanan

Tremor -

Atrofi -

Page 10: Case Stroke Hemoragik

3. Motorik

Tonus hipotoni>> hipotoni

Kekuatan 4444 2222

4444 2222

4. Refleks Fisiologis

Reflex biseps + +

Reflex triseps + +

Reflex lutut (knee patella reflex) + +

Reflex achilles + +

5. Reflex patologis

6. Sensorik:

- Raba kurang baik

- Nyeri kurang baik

- Suhu tidak dilakukan pemeriksaan

7. Siriraj Stroke Score

= (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastole)- (3 x ateromarker)-

12

= (2,5x1) + (2x1) +(2x1) + (0,1x100) – (3x1) – 12

= +1.5

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hoffman-Trommer - -

Babinsky - -

Oppenheim - -

Chaddock - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Klonus tumit - -

Klonus lutut - -

Page 11: Case Stroke Hemoragik

a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 17 April 2012

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sedikit anemia ,penurunanan hematokrit sedikit ,hiperkalemi, naik nya kolesterol total dan asam urat, Hasil pemeriksaan hemostasis ditemukan Hiperfibrinogenemia dan gangguan koagulasi

b. Pemeriksaan rontgen thorax (17 April 2012)

Deskripsi: cor dan pulmo normal, hilus baik, tulang intak

Kesan: thoraks dalam batas normal

c. EKG pada tanggal 17 April 2012

Konsultasi Jantung tanggal 18 April 2012

Kesan : Sinus bradikardi

V. DIAGNOSIS

D/ klinis: Hipertensi grade I, Parese N VII kanan Sentral,N XII kiri sentral,N III,IV,VI kiri

(Oftalmoplegi OS), N VI kanan (esotropia OD), Hemiparesis duplex

D/ topis: Suspek lesi di Hemisfer serebri kiri & lesi lama cerebri kanan

D/ patologis: suspek Hemoragik

D/ etiologis: Vaskular (CVD Stroke)

VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

- SOL

- Multiple sclerosis

VIII. FAKTOR RESIKO

Hipertensi ,dislipidemia, gangguan koagulasi,gangguan pada jantung, merokok,

usia ,laki-laki, Riwayat stroke sebelumnya

IX. PENATALAKSANAAN

• IVFD asering : Panamin G (2:1)/8 jam

• Manitol 4x100 gr

• Neolin 2x1 gr

• Ranitidin 2x1

• Nifedipin 3x10 mg

• Propepsa syr 4x1C

Page 12: Case Stroke Hemoragik

X. FOLLOW UP

Pada hari pertama perawatan pasien merasa lemah pada tangan kanan dan kaki

kanannya,mata kiri sulit diangkat, pelo, hasil pemeriksaan fisik didapatkan kelainan

berupa Hipertensi (160/100), hemiparesis duplex (dominan kiri),Parese N VII kanan

Sentral,N XII kanan sentral,N III,IV,VI kiri (Oftalmoplegi OS), N VI kanan

(esotropia OD), NGT warna hitam.Pasien memakai selang NGT dan DC. Pasien di

beri IVFD asering : Panamin G (2:1)/8 jam, Manitol 4x100 gr, Neolin 2x1 gr,

Ranitidin 2x1,Nifedipin 3x10 mg dan Propepsa syr 4x1C.

Pada hari ketiga perawatan, pasien mengeluh lemah pada tengan kanan dan kaki

kanannya, mata kiri cenderung menutup, NGT jernih, muntah-muntah sebanyak 3x isi

makanan. Pada pemeriksaan didapatkan GCS E3M5-6V5 ,motorik hemiparese duplex

dengan kiri lebih dominan dari kanan. Untuk terapi Manitol dan propepsa syr

dihabiskan, terapi yang lain dilanjutkan.Rencana Brain MRI.

Pada hari kelima perawatan,tangan dan kaki kanan sudah mulai bisa bergerak lebih

aktiv dari hari sebelumnya, mata kiri masih belum bisa buka sempurna, sudah bisa

makan bubur, belum BAB.Pada pemeriksaan fisik didapat motorik lebih bagus dari

kemarin. Terapi pasien Nifedipin 2x10 mg diganti Amlodipin 1x5mg jika tekanan

darah > 130/80.

Pada hari keenam perawatan keluhan pasien sama seperti kemarin, sampai sekarang

belum BAB , maka di berikan Microlax supp,terapi lain-lain lanjut, Hasil pemeriksaan

hemostasis ditemukan Hiperfibrinogenemia dan gangguan koagulasi.

Pada hari kedelapan perawatan masih lemas pada tangan dan kaki kanan, makan

bubur, belum BAB. Pemeriksaan fisik masih sama seperti kemarin. Terapi IVFD

asering : Panamin G (1:1) /12 jam +ikaneuron 2x1, neolin 2x1 gr, Amlodipin 1x5mg

(Bila TD > 130/80). Direncanakan berobat jalan karena kondisi sudah stabil.

XI RESUME

Page 13: Case Stroke Hemoragik

Seorang pria berusia 61 tahun datang dengan keluhan lemah pada kaki dan tangan

kanan lemas. Sehingga pada saat pasien akan berdiri, kakinya terasa berat. Pasien

merasa lemas terutama dominan pada tangan dan kaki sebelah kanan ,sakit kepala

(+) ,pelo (+) dalam berbicara namun mengerti apa yang dibicarakan dan di

perintahkan orang lain.Mencong saat berbicara kearah kiri (+). pasien sedang

melakukan aktivitas di dapur. Menurut anak nya pasien sudah bicara pelo sudah 1

tahun dan anggota gerak sebelah kiri juga lemas berbarengan dengan pelo. pasien

mual dan muntah (+) 2x ,muntah muncrat isi makanan, tidak pingsan ataupun kejang.

Kesulitan makan juga dialami pasien. Saat dibawa ke IGD RSUD Budhi Asih, Di

IGD pasien mengantuk dan mengigau, pasien mengerti apa yang diperintah dokter

namun menjawab pertanyaan hanya kata ,tetapi tidak jelas. Pasien memiliki riwayat

darah tinggi sudah lama, kurang lebih sudah 7 tahun.Pasien tidah pernah cek gula

sebelumnya. Pasien pernah stroke 1 tahun yang lalu yang menyebabkan pelo dan

lemah pada anggota gerak sebelah kiri. Ayah pasien memiliki riwayat darah

tinggi,adik laki-laki pasien juga punya darah tinggi.Pasien memiliki kebiasaan

merokok sebanyak 1-2 bungkus per hari dan minum kopi sekitar 3 gelas per hari

Pada pemeriksaan fisik status generalis dindapatkan tensi yang tinggi (140/100). Pada

status neurologis didapatkan Parese N VII kiri Sentral,N XII kiri sentral,N III,IV,VI

kanan (Oftalmoplegi OS), N VI kiri (esotropia OD) pada N.VII mulut pasien

mencong kearah kanan saat disuruh menyeringai, pada N.XII lidah berdeviasi ke

kanan saat dijulurkan, serta disartria saat berbicara. Pada pemeriksaan motorik

terdapat kesan hemiparesis duplex dengan dominan kanan dan hipotoni pada lengan

dan tungkai kanan. Pemeriksaan sensorik tidak didapatkan kelainan.Pada pemeriksaan

refleks patologis didapat kan babinski dan chaddock + pada tungkai kanan. Siriraj

stroke score pada pasien bernilai +1,5 yang menandakan kemungkinan keadaan

hemoragik.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sedikit anemia ,penurunanan hematokrit

sedikit ,hiperkalemi, naik nya kolesterol total, asam urat, Hasil pemeriksaan

hemostasis ditemukan Hiperfibrinogenemia dan gangguan koagulasi .Foto thoraks

dalam batas normal,Hasil EKG Kesan : Sinus bradikardi. Diberikan pengobatan IVFD

asering : Panamin G (2:1)/8 jam, Manitol 4x100 gr, Neolin 2x1 gr, Ranitidin

2x1,Nifedipin 3x10 mg dan Propepsa syr 4x1C.Juga di pasang NGT dan DC

Page 14: Case Stroke Hemoragik

XII PROGNOSIS• Ad Vitam : dubia ad malam• Ad Fungsionam : dubia ad malam• Ad Sanationam : dubia ad malam

Page 15: Case Stroke Hemoragik

ANALISA KASUS

Pada anamnesis didapatkan pasien mengalami kelemahan pada kaki kanan dan tangan

kanan saat pasien sedang melakukan aktivitas di dapur. Kemungkinan pada saat itu

pasien sedang dalam keadaan beraktivitas dan gejala terjadi secara mendadak, adanya

mual, muntah, penurunan kesadaran, sakit kepala, Hal itu mirip dengan salah satu ciri

stroke hemoragik. Menurut ASGM (Analisis Stroke Gajah Mada), adanya keadaan

sakit kepala saja merupakan suatu tanda untuk diagnosis strok hemoragik, tetapi

ketepatan ASGM hanya 40-50%. Maka, pada pasien ini masih belum dapat dipastikan

diagnosisnya sebelum dilakukaan pemeriksaan CT-Scan sebagai “gold standard”

pada stroke. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat darah

tinggi sudah lama, kurang lebih sudah 7 tahun.Pasien tidah pernah cek gula

sebelumnya. Riwayat asma, dan trauma, disangkal oleh pasien. Pasien mempunyai

riwayat stroke 1 tahun yang lalu. Ayah pasien memiliki riwayat darah tinggi,adik laki-

laki pasien juga punya darah tinggi.Riwayat DM (-) . Pasien memiliki kebiasaan

merokok sebanyak 1-2 bungkus per hari dan minum kopi sekitar 3 gelas per hari ,

dapat diambil kesimpulan bahwa pasien memiliki faktor risiko terhadap stroke yaitu

ada nya hipertensi ,kebiasaan merokok ,minum kopi dan adanya riwayat stroke

Pemeriksaan status neurologis didapatkan Parese N VII kanan Sentral,N XII kanan

sentral,N III,IV,VI kiri (Oftalmoplegi OS), N VI kanan (esotropia OD), IX,X bilateral

juga di dapatkan kesan hemiparesis kanan > kiri dan hipotoni pada lengan dan tungkai

kanan ,dimana terjadi Disfungsi motorik berupa hemiparese kontralateral, pada

umumnya parese motorik saraf otak sejajar/ipsilateral dengan parese

ekstremitas .Gangguan ini didapatkan pada penderita stroke sistem carotis. Pada saat

menyeringai, mulut pasien mencong kearah kiri yang menunjukan parese N VII

sentral kanan. Ini merupakan gambaran kerusakan sesisi pada UMN dari N VII (lesi

pada traktus piramidalis atau korteks motorik) karena mengakibatkan kelumpuhan

pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya tidak. Terdapat

disartria yang menandakan kelumpuhan saraf otak XII kanan, sehingga pasien tidak

mampu mengucapkan kata-kata dengan baik (cadel/pelo). Terdapat deviasi lidah

kearah kanan pada pasien (parese N XII kanan). Lesi disini bersifat supranuklear

karena tidak adanya atrofi dan fasikulasi.Selain itu juga terdapat parese N III, IV, VI

Page 16: Case Stroke Hemoragik

kiri, yang mana merupakan saraf untuk gerakan bola mata (otot extraocular), banyak

nya kerusakan pada Nervus kranialis ini mengindikasikan kerusakan terjadi pada

sistem vertebrobasiler. Kekuatan motorik pada tubuh bagian kanan pasien berkurang,

dengan kesan hemiparese kanan sehingga diduga lesi berada dihemisfer bagian kiri

(serangan stroke yang sekarang), ada kelemahan juga pada motorik pada tubuh bagian

kiri yang sudah ada sebelum nya memberi kesan ada nya lesi lama pada hemisfer

sebelah kanan

Siriraj stroke score pada pasien didapatkan hasil +1.5 (kemungkinan stroke

hemoragik). Akurasi untuk scoring ini untuk menilai keadaan stroke hemoragik

sebesar 60% dan infark sebesar 80%. Namun penilaian ini bukanlah “gold standard”

untuk menegakkan diagnosis, maka perlu dilakukan pemeriksaan lain untuk

memastikannya (CT Scan).

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sedikit anemia ,penurunanan hematokrit

sedikit ,hiperkalemi, naik nya kolesterol total dan asam urat. Pemeriksaan yang lain

dalam batas normal termasuk pemeriksaan EKG dan foto thoraks pasien. Pemeriksaan

ini penting untuk menyingkirkan penyebab lain dari gejala klinis pasien maupun

untuk mengetahui faktor risiko pada pasien.

Direncanakan pemeriksaan MRI pada pasien ini karena pemeriksaan ini sangat baik

untuk menentukan adanya lesi di batang otak (sangat sensitif), Dimana pada pasien ini

dicurigai terkenanya sistem vertebrobasiler berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik. Kita tidak dapat membedakan stroke iskemik dan hemoragik hanya dari

pemeriksaan neurologis semata. Pemeriksaan dengan CT-Scan atau MRI dapat

memberikan diagnosis yang lebih pasti

Pasien diberikan infus asering. Asering digunakan untuk mengganti kehilangan

cairan yang akut, dimetabolisme di otot, sebagian kecil di ginjal dan jantung; dan

baik digunakan untuk pasien dengan stroke. Jika ada edema otak, kontrol dengan anti

edema (manitol 20 %) 1 gr/kg BB diberikan dalam 20 menit dikuti 0.25 gr/KgBB tiap

4 jam (250-150-150 tiap 8 jam) selama 5 hari. Pasien juga diberikan suplemen untuk

otaknya (Neolin 2x1 gr). Pada pasien diberikan anti udem karena pada pasien ini

ditemukannya tanda-tanda peningkatan TIK. Untuk mual dan muntah dapat diberikan

Page 17: Case Stroke Hemoragik

antiemetik (Propepsa syr 4x1C). H2 bloker (Ranitidin 2x1) diberikan untuk

mengurangi resiko terjadinya strees ulcer. Penanganan obat anti hipertensi (Nifedipin

3x10 mg) diberikan karena penghitungan tekanan darah selama di rawat menunjukan

rata-rata nilai diatas normal. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit : infus

dengan cairan isotonik dengan mempertahankan input makanan dan minuman

sehingga mencapai diet basal metabolisme 25 kkal/kgBB. Jika perlu pasang NGT.

Pemasangan kateter urin untuk mengontrol output.

Prognosis quo ad vitam pasien ini dubia karena berdasarkan literatur angka kematian

untuk stroke hemoragik lebih tinggi dari stroke infark juga adanya kecurigaan yang

mengarah ke stroke vertebrobasiler yang mana prognosis nya lebih jelek dari karotis.

Sedangkan quo ad functionam dubia karena tanda-tanda klinis pasien ini mengalami

kerusakan pada sebagian besar nervus kranialis dan juga sudah terjadi hemiparesis

kanan yang lama. Ad sanationam dubia karena dengan faktor risiko usia, dan

kebiasaan merokok yang dimilikinya, hipertensi menahun dan adanya dislipidemia

pada hasil laboratorium akan memberi peluang untuk timbul kembali stroke

hemoragik di kemudian hari.

Untuk menghindari terjadinya stroke berulang dikemudian hari, perlu dilakukan

edukasi kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan merokok. Karena serangan

stroke ulang pada umumnya lebih berakibat fatal daripada serangan stroke yang

pertama. Penelitian Xu, dkk (2007) memperlihatkan bahwa serangan stroke ulang

pada tahun pertama  dijumpai pada 11,2% kasus. Pengendalian faktor risiko yang

tidak baik merupakan penyebab utama munculnya serangan stroke ulang. Penelitian

diatas menunjukkan bahwa serangan stroke ulang pada umumnya dijumpai pada

individu dengan hipertensi yang tidak terkendali dan merokok.

Oleh karena itu, perlu dilakukan konsul ke bagian gizi berkaitan dengan faktor risiko

hipertensi pasien, sehingga pasien mengetahui makanan apa saja yang boleh dimakan

dan perlu dihindari, berkaitan dengan faktor risiko hipertensi pada pasien, serta agar

didapatkan perhitungan kalori yang tepat untuk pasien.Pasien juga diberikan edukasi

untuk kontrol rutin ke poliklinik neurologi terutama apabila keadaan pasien

memburuk.

Page 18: Case Stroke Hemoragik

Salah satu modalitas terapi yang utama untuk membantu pemulihan pasca stroke

adalah program rehabilitasi. Salah satu program rehabilitasi yang hampir selalu

dilakukan adalah terapi fisik (fisioterapi). Fisioterapi pada prinsipnya dilakukan

sesegera mungkin yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Maka perlu dilakukan

konsul pada bagian rehabilitasi medik untuk perencanaan tindakan rehabilitasi yang

akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya.  

Perlu dilakukan edukasi pada keluarga pasien mengenai tata cara penanganan pasien

stroke dirumah, memotivasi dan memberi cukup perhatian serta kasih sayang agar

pasien tidak merasa tertekan dengan penyakit yang dideritanya

Page 19: Case Stroke Hemoragik

DAFTAR PUSTAKA

1. Ritarwan K. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di Rsup H. Adam Malik Medan. 2003. [cited 2011 August 18]. Available at: http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking.pdf

2. Price, Anderson S, et all. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.4. Jakarta: EGC, 1995.Hal 1119-1122.

3. Misbach J. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1999. Hal: 2-3; 55; 59-60

4. Simon RP, Greenberg DA, et all. Clinical Neurology 7th Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.,2009. Page 293-296.

5. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008. Hal 53, 57, 76, 84, 86.

6. Bethesda Stroke Center. Enam Langkah Optimal Penanganan Stroke. 2007. [cited 2011 September 7]. Available at: http://www.strokebethesda.com/content/view/152/42/