14
STATUS PASIEN 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. L Umur : 37 tahun Agama : Kristen Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Serang, Banten 2. ANAMNESIS Autoanamnesis Tanggal : 10 September 2009 Keluhan Utama : Muncul lenting-lenting pada perbatasan bibir dan kulit kiri atas sejak 3 hari yang lalu Riwayat perjalanan penyakit: Pasien datang ke RSPAD dengan keluhan muncul lenting- lenting pada perbatasan bibir dan kulit kiri atas sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku keluhan ini tidak terjadi pada bagian tubuh yang lain. Keluhan disertai dengan rasa gatal, perih dan kadang-kadang terasa panas. 1

Case Herpes Labialis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Case Herpes Labialis

STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. L

Umur : 37 tahun

Agama : Kristen

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Serang, Banten

2. ANAMNESIS

Autoanamnesis Tanggal : 10 September 2009

Keluhan Utama : Muncul lenting-lenting pada perbatasan bibir dan kulit kiri atas

sejak 3 hari yang lalu

Riwayat perjalanan penyakit:

Pasien datang ke RSPAD dengan keluhan muncul lenting-lenting pada perbatasan

bibir dan kulit kiri atas sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku keluhan ini tidak terjadi

pada bagian tubuh yang lain. Keluhan disertai dengan rasa gatal, perih dan kadang-

kadang terasa panas.

Pasien menyangkal adanya demam sebelum dan sesudah munculnya lenting-

lenting tersebut. Apabila terasa gatal pasien pernah menggaruknya kemudian ada

beberapa lenting-lenting yang pecah berisi cairan. Pasien belum pernah mengobati

penyakitnya ini sebelumnya. Saat ini pasien sedang dalam perawatan di bangsal paru

RSPAD dengan diagnosis post lobektomi et causa infeksi jamur.

1

Page 2: Case Herpes Labialis

Pasien mengaku beberapa tahun yang lalu pasien pernah menderita penyakit serupa

sebelumnya, dengan gejala dan lokasi yang sama, namun ketika itu gejalanya lebih berat

dan disertai demam, saat itu pasien berobat dan pasien dapat sembuh.

Di rumahnya pasien mandi sehari dua kali dengan sabun, menggunakan air PAM

yang bersih, pakaian dicuci dengan sabun serta dibilas dengan bersih, tidak menggunakan

alat mandi pakaian bergantian dengan teman atau anggota keluarga lain. Pasien

mengatakan bahwa dikeluarganya ataupun lingkungan sekitarnya tidak ada yang

menderita penyakit serupa.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Beberapa tahun yang lalu pasien pernah menderita penyakit serupa

- Riwayat alergi disangkal

- Riwayat TB Paru (+), sudah dinyatakan sembuh

Riwayat Penyakit Keluarga:

- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa

3. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : Afebris

2

Page 3: Case Herpes Labialis

Kepala : Normocephal

Mata : skelra ikterik (-), konjungtiva anemis (-)

Hidung : Deviasi septum (-), discharge (-), epistaksis (-)

Telinga : Discharge (-)

Leher : KGB tidak membesar

Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru : Suara napas dasar vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)

Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) N.

Extremitas : Hangat, udema -/-, deformitas (-)

STATUS DERMATOLOGIKUS :

Pada daerah mukokutan bibir kiri atas sampai dengan batas bawah lubang hidung

terdapat vesikel-vesikel berkelompok berukuran 2 - 3 mm dengan dasar eritem, berisi cairan,

terdapat beberapa krusta.

Pada daerah mukokutan bibir bawah kiri juga terdapat sebuah vesikel berukuran 3

mm dengan dasar eritem berisi cairan.

3

Page 4: Case Herpes Labialis

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan sel raksasa dengan percobaan Tzanck

- Pemeriksaan antibodi dengan teknik fluoresensi langsung

- Kultur jaringan

5. RESUME

Pasien wanita, 37 tahun, datang dengan keluhan muncul lenting-lenting disertai

dengan rasa gatal dan perih pada perbatasan bibir dan kulit kiri atas sejak 3 hari yang lalu.

Demam (-), riwayat penyakit serupa (+) beberapa tahun yang lalu dengan gejala lebih

berat, disertai demam. Saat ini pasien sedang dalam perawatan di bangsal paru RSPAD

dengan diagnosis post lobektomi et causa infeksi jamur.

Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit serupa (+), TB paru (+)

4

Page 5: Case Herpes Labialis

Riwayat Penyakit Keluarga : (-)

Status Generalis : dbn

Status Dermatologikus :

Pada daerah mukokutan bibir kiri atas sampai dengan batas bawah hidung terdapat

vesikel-vesikel berkelompok berukuran 2 - 3 mm dengan dasar eritem, berisi cairan, terdapat

beberapa krusta.

Pada daerah mukokutan bibir bawah kiri juga terdapat sebuah vesikel berukuran 3

mm dengan dasar eritem berisi cairan.

6. DIAGNOSA

Herpes Labialis

7. DIAGNOSA BANDING

Herpes Zooster

8. PENATALAKSANAAN

Nonmedika mentosa :

- Menjaga kebersihan

- Menggunakan alat mandi terpisah dengan anggota keluarga lain

- Jangan menggaruk daerah yang gatal

Medika mentosa :

- Aciklovir 5 x 400 mg selama 5-7 hari

- Gentamicyn salep dioleskan 3-4 kali sehari

5

Page 6: Case Herpes Labialis

9. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad fungtionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

6

Page 7: Case Herpes Labialis

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Tinea kruris adalah dermatofitosis yang dijumpai pada sela paha, anogenital

dan pubis. Ruam letaknya simetris pada lipatan paha kiri dan kanan, berupa plak

atau makula yang eritema, pinggir aktif, bentuk polisiklis dengan penyembuhan

sentral. Ruam dapat meluas sampai ke skrotum, pubis, bokong, dan paha.

ETIOLOGI

Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur. Golongan jamur tersebut adalah ;

1. Microsporum

2. Trichophyton

3. Epidermophyton

EPIDEMIOLOGI

Tinea cruris kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Pria lebih sering terkena

daripada wanita. Paling banyak di daerah tropis.

GEJALA KLINIS

Kelainan dapat bersifat akut dan menahun, bahkan dapat merupakan

penyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah

genito krural saja atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut

bagian bawah.

Kelainan kulit yang tampak pada sela paha, merupakan lesi berbatas tegas

peradangan pada tepi yang nyata daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri

7

Page 8: Case Herpes Labialis

dari macam-macam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfik). Makula

eritematosa nummular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif

terdiri dari papula atau pustule. Jika kronik macula menjadi hiperpigmentasi dengan

skuama di atasnya. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnose terdiri atas

pemeriksaan langsung ( sediaan basah) dan biakan (kultur). Pemeriksaan langsung

berupa pemeriksaan KOH 10 % jika hasilnya positif maka akan ditemukan hifa sejati,

sebagai dua garis sejajar, terbagi dua sekat dan bercabang, ditemukan pula

antrospora (spora yang berderet).

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan

sedimen langsung dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan menanamkan bahan klinis pada buatan. Yang dianggap baik pada waktu ini

adalah medium agar Dekstrosa Sabouraud. Ditambahkan antibiotic (kloramfenikol)

atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk

menghindarkan kontaminasi bakterial dan jamur kontaminan.

DIAGNOSIS BANDING

- Kandidosis : lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesi-lesi satelit

- Erytrasma : batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata

dengan sinar Wood.

8

Page 9: Case Herpes Labialis

PENATALAKSANAAN

Pengobatan dapat dilakukan secara topikal dan sistemik. Untuk memilih obat

yang tepat perlu dipertimbangkan mengenai efektifitas obat, cara kerja, spectrum,

efek samping, dan segi kosmetik. Bila infeksi cukup ringan diberikan obat topical

kecuali pada infeksi kronis dan luas, di rambut dan kuku diperlukan obat sistemik.

Obat sistemik :

1) Golongan antifungal konvensional : griseofulvin

Obat ini berasal dari sejenis penicillium. Kerja obat ini fungistatik. Telah

dilaporkan obat ini menimbulkan resistensi terhadap dermatofitosis.

Pemberian pada anak-anak 10-20 mg/kgBB sehari, pada orang dewasa 500-

1000 mg sehari.

2) Golongan antifungal terbaru

Ketokonazole

Kerja obat ini fungistatik pemberian 200 mg pada waktu makan. Lama

pemberian tergantung kepada lokasi dermatofitosis tersebut. Merupakan

kontraindikasi untuk wanita hamil, kelainan fungsi hati, dan hipersensitivitas

terhadap ketokonazole.

Gol. Triazole itraconazole

Pemberian 100 mg sehari selama 15 hari

Flukonazole

Terbinafine

Pemberian dgn dosis 2 x 250 mg sehari. Efek samping minimal

dibandingkan griseofulvin.

Obat topikal :9

Page 10: Case Herpes Labialis

Suatu obat topikal harus memenuhi kriteria :

- Bersifat antifungal aktif

- Dapat berpenetrasi ke kulit

- Bekerja aktif di dalam dan di luar sel

- Mempunyai daya tahan terhadap hasil-hasil metabolism

- Tidak menimbulkan sensibilitasi

Obat topikal ini terdiri dari :

1) Golongan antifungal konvensional : asam undesilirat, castelani’s paint

Obat-obat ini sebagai keratolitik, anti fungal dan antibakteri.

2) Golongan antifungal terbaru : tolnaftate tolsildat, haloprogin, cyclopirox

olamine, naftifine, imidazole ( miconazole, ketokonazole, clortrimazole,

econazole)

Obat – obat baru ini mempunyai spektrum luas dan kerjanya fungisidal. Cara

pemakaian obat-obat ini dilakukan dengan mengoleskan obat tersebut 1-2

kali sehari minimal selama 3 minggu.

PROGNOSIS

Baik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

10

Page 11: Case Herpes Labialis

DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja Unandar, 2005, Mikosis, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Edisi 4, Cetakan kedua, Balai penerbit FKUI, Jakarta, Hal 89 – 105

2. Tinea cruris. Diunduh dari http://dermnetnz.org/fungal/tinea-cruris.html. Pada tanggal 26 Mei 2009

3. Siregar, R.S, 2005, Tinea Cruris, dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit

Kulit. Edisi 2, Cetakan pertama, EGC, Jakarta, Hal 29 - 31

11