21
Penyakit pada Kerongkongan dan Esofagus 1. Akalasia Esofagus, atau dikenal juga dengan nama Simple ectasia, Kardiospasme, Megaesofagus, Dilatasi esofagus difus tanpa stenosis atau Dilatasi esofagus idiopatik adalah suatu gangguan neuromuskular. Istilah achalasia berarti “gagal untuk mengendur” dan merujuk pada ketidakmampuan dari lower esophageal sphincter (cincin otot antara esophagus bagian bawah dan lambung) untuk membuka dan membiarkan makanan lewat kedalam lambung. Kegagalan relaksasi batas esofagogastrik pada proses menelan ini menyebabkan dilatasi bagian proksimal esofagus tanpa adanya gerak peristaltik. Penderita akalasia merasa perlu mendorong atau memaksa turunnya makanan dengan air atau minuman guna menyempurnakan proses menelan. Akalasia biasanya mulai pada dewasa muda walaupun ada juga yang ditemukan pada bayi dan sangat jarang pada usia lanjut. Biasanya gejala yang ditemukan adalah disfagia, regurgitasi, rasa terbakar dan nyeri substernal, penurunan berat badan dan rasa penuh pada substernal. Diagnosis Akalasia Esofagus ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi dan pemeriksaan manometrik. Pada pemeriksaan

BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit penyakit pada tenggorokan dan esofagus

Citation preview

Page 1: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

Penyakit pada Kerongkongan dan Esofagus

1. Akalasia Esofagus, atau dikenal juga dengan nama Simple ectasia,

Kardiospasme, Megaesofagus, Dilatasi esofagus difus tanpa stenosis atau

Dilatasi esofagus idiopatik adalah suatu gangguan neuromuskular. Istilah

achalasia berarti “gagal untuk mengendur” dan merujuk pada

ketidakmampuan dari lower esophageal sphincter (cincin otot antara

esophagus bagian bawah dan lambung) untuk membuka dan membiarkan

makanan lewat kedalam lambung. Kegagalan relaksasi batas

esofagogastrik pada proses menelan ini menyebabkan dilatasi bagian

proksimal esofagus tanpa adanya gerak peristaltik. Penderita akalasia

merasa perlu mendorong atau memaksa turunnya makanan dengan air atau

minuman guna menyempurnakan proses menelan. Akalasia biasanya

mulai pada dewasa muda walaupun ada juga yang ditemukan pada bayi

dan sangat jarang pada usia lanjut. Biasanya gejala yang ditemukan adalah

disfagia, regurgitasi, rasa terbakar dan nyeri substernal, penurunan berat

badan dan rasa penuh pada substernal. Diagnosis Akalasia Esofagus

ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi

dan pemeriksaan manometrik. Pada pemeriksaan radiologik, tampak

dilatasi pada daerah dua pertiga distal esofagus dengan gambaran

peristaltik yang abnormal serta gambaran penyempitan di bagian distal

esofagus atau esophagogastric junction yang menyerupai seperti bird-beak

like appearance. Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi

peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan kembali. Terapi dapat

dilakukan dengan memberi diet tinggi kalori, medikamentosa, tindakan

dilatasi, psikoterapi, dan operasi esofagokardiotomi (operasi Heller).

Pembedahan memberikan hasil yang lebih baik dalam menghilangkan

gejala pada sebagian besar pasien dan seharusnya lebih baik dilakukan

daripada pneumatic dilatation apabila ada ahli bedah yang tersedia.

Page 2: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

2. Disfagi atau kesulitan menelan makanan yang dimakan dari faring,

merupakan gejala utama penyakit faring atau esofagus. Disfagi jangan

disalahtafsirkan dengan globus histerikus(perasaan adanya “gumpalan

dalam tenggorokan”), yang dapat disebabkan oleh faktor emosi dan dapat

terjadi tanpa harus menelan.

Disfagi terjadi pada gangguan non-esofagus yang disebabkan oleh

penyakit otot atau neurologis. Penyakit-penyakit ini adalah gangguan

peredaran darah otak (stroke, penyakit serebrovaskular), miastenia gravis,

distrofi otot, dan poliomielitis bulbaris. Keadaan ini memicu peningkatan

risiko tersedak minuman atau makanan yang tersangkut dalam trakea atau

bronkus.

Disfagi esofageal mungkin dapat bersifat obsrrukrif atau disebabkan oleh

motorik. Penyebab obstruksi adalah striktura esofagus dan tumor-rumor

ekstrinsik atau intrinsik esofagus, yang mengakibatkan penyempitan

lumen. Penyebab motorik disfagi dapat disebabkan olehberkurangnya,

tidak adanya, atau terganggunya peristaltik atau disfungsi sfingter bagian

atas atau bawah. Gangguan motorik yang sering menimbulkan disfagi

adalah akalasia, skleroderma, dan spasme esofagus difus.

3. Pirosis (nyeri ulu hati) adalah gejala lain penyakit esofagus yang sering

terjadi. Pirosis ditandai oleh sensasi panas, terbakar yang biasanya sangat

terasa di epigastrium atas atau di belakang prosesus xifoideus dan

menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam

lambung atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah, ke duanya

mengiritasi mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi

sfingter esofagus bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia

hiatus atau esofagitis. Nyeri ulu hati merupakan keluhan lazim selama

kehamilan.

Page 3: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

4. Odinofagi didefinisikan sebagai nyeri telan dan dapat terjadi bersama

dengan disfagi. Odinofagi dapat dirasakan sebagai sensasi ketat atau nyeri

membakar, tidak dapat dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah

dada. Odinofagi dapat disebabkan oleh spasme esofagus akibat peregangan

akut, atau dapat terjadi sekunder akibat peradangan mukosa esofagus.

5. Regurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut.

Bedanya dengan muntah adalah karena regurgitasi tidak membutuhkan

tenaga dan tidak disertai oleh mual. Gangguan ini dirasakan dalam

tenggorokan sebagai rasa asam atau cairan panas yang pahit. Regurgitasi

tanpa tenaga ini cukup sering terjadi pada bayi akibat perkembangan

sfingter esofagus bawah yang tidak sempurna. Pada orang dewasa,

regurgitasi mencerminkan adanya inkompetensi sfingter esofagus bagian

bawah dan kegagalan sfingter esofagus bagian atas untuk bertindak

sebagai sawar regurgitasi. Water brash merupakan refleks hipersekresi

saliva akibat adanya esofagitis peptik atau disfagi, dan tidak sama dengan

regurgitasi. Water brash terjadi pada sekitar 15 % dari waktu pada saat

seseorang menderita disfagi.

6. Spasme esofagus difus merupakan keadaan yang sering terjadi dan

dicirikan dengan kontraksi esofagus yang tidak terkoordinasi, non

propulsif (peristaltik tersier) dan timbul bila menelan. Kelainan ini

terutama mencolok pada duapertiga bawah organ, tetapi dapat menyerang

seluruh esofagus. Kedua sfingter bekerja normal. Spasme esofagus difus

merupakan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui dan tampaknya

lebih sering terjadi pada pasien berusia tua. Gangguan motilitas yang sama

dapat timbul akibat esofagitis refluks atau obstruksi esofagus bagian

bawah, misalnya pada karsinoma (biasanya hasil pemeriksaan manometrik

pada karsinoma stadium dini adalah normal).

Spasme esofagus difus primer biasanya terjadi pada pasien berusia di atas

50 tahun. Respons menelan nonperistaltik sering ditemukan pada

Page 4: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

pemeriksaan radiologis dengan barium, dan meningkat seiring dengan

bertambahnya usia. Gambaran radiologisnya disebut “corkscrew

esophagus” (esofagus pembuka botol), “rosary bead

esophagus” (esofagus tasbih), “curling”(keriting) dan berbagai sebutan

lain yang biasanya tidak banyak memiliki arti klinis. Dasar patogenik

spasme difus hanya diketahui sedikit. Spasme dapat mewakili degenerasi

neuron lokai (karena beberapa penderita memberi respons yang positif

terhadap obat kolinergik) seperti pada akalasia.

Spasme esofagus difus biasanya bersifat asimtomatis, tetapi pada beberapa

kasus, kontraksi dapat menimbulkan gejala. Gejala yang paling sering

timbul adalah disfagi intermiten dan odinofagi, yang diperberat oleh

menelan makanan dingin, bolus yang besar, dan ketegangan saraf. Bila

terdapat nyeri dada intermiten, spasme esofagus difus mungkin disalah

tafsirkan sebagai angina pektoris, khususnya bila gejala tidak berkailan

dengan makan. Yang membuat keadaan ini lebih membingungkan adalah

hilangnya rasa nyeri akibat spasme bila diberi nitrogliserin. Akibatnya,

beberapa penderita spasme esofagus dims salah didiagnosis sebagai

penyakit jantung. Pemeriksaan motilitas memperlihatkan pola kontraksi

non peristaltik hipermotil, yang akan membantu menegakkan diagnosis

(lihat Gbr. 23-2, C).

Pengobatan terdiri atas manipulasi diet (makan sedikit danhindari

makanan dingin), antasida, sedatif, dan nitrogliserin untuk menghilangkan

spasme. Bfla gejala menetap dan menyusahkan, dapat dianjurkan dilatasi

esofagus. Sebagai usaha terakhir, dapat dilakukan miotomi longitudinal

esofagus distal.

7. Skieroderma. Disfungsi motorik esofagus terjadi pada lebih dari

duapertiga penderita skleroderma sistemik progresif (skleroderma). Dasar

kelainan pada saluran gastro instestinal adalah atrofi otot polos bagian

bawah esofagus. Diagnosis dapat diduga melalui pemeriksaan radiografik

dengan barium, tetapi baru dipastikan setelah dilakukan gambaran

Page 5: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

manometrik. Tanda khas penyakit ini adalah adanya aperistaltik atau

peristaltik yang lemah pada setengah sampai duapertiga distal esofagus,

serta berkurangnya tekanan sfingter esofagus bagian distal.

Inkompetensi sfingter esofagus distal sering menyebabkan terjadinya

esofagitis refluks dengan pembentukan striktur pada esofagus bagian

bawah. Walaupun refluks gastroesofagus dan esofagitis sering terjadi pada

skleroderma, nyeri ulu hati bukanlah gejala yang sering ditemukan.

Disfagi adalah gejala yang mencolok bila esofagitis mengakibatkan

pembentukan striktur.

8. Esofagitis. Peradangan mukosa esofagus dapat bersifat akut atau kronis,

dan dijumpai dalam berbagai keadaan termasuk dalam gangguan motilitas

yang baru dibicarakan. Suatu jenis esofagitis yang tidak berbahaya dapat

terjadi setelah menelan cairan panas. Sensasi panas substernal biasanya

terjadi dalam waktu singkat dan dikaitkan dengan edema superfisial dan

esofago spasme. Bentuk esofagitis yang paling sering dijumpai disebabkan

oleh refluks asam lambung, yang sering terjadi bersamaan dengan hernia

hiatus. Di samping iru, terdapat pula esofagitis yang dapat menular, yaitu

yang disebabkan oleh Candida albicans (sariawan), virus herpes simpleks,

virus varisela zoster, sitome galovirus (hanya mengenai pasien gangguan

imun), human immunodeficiency virus (HIV), dan Helicobacter

pylori.Esofagitis yang dapat menular (infeksius) lazim terjadi pada

penderita imunodefisiensi berat, seperti pada sindrom imunodefisiensi

didapat (AIDS).

Bentuk esofagitis berat yang akut dapat terjadi setelah menelan basa atau

asam kuat. Basa kuat sering ditemukan pada sebagian besar rumah tangga

dalam bentuk cairan pembersih, bila terminum akan menyebabkan

terjadinya nekrosis kolikuativa berat pada mukosa. Terminumnya zat ini

secara kebetulan paling sering terjadi pada anak kecil, tetapi kadang-

kadang zat ini digunakan dalam percobaan bunuh diri. Gejala-gejala yang

segera timbul adalah odinofagi berat, demam, keracunan dan kemungkinan

Page 6: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

perforasi esofagus disertai infeksi mediastinum dan kematian. Efek jangka

panjang pada pasien adalah terbenruknya jaringan parut dan strikrur

esofagus yang memerlukan dilatasi periodik dengan bougie selama sisa

hidupnya. Pengobatan harus cepat dan intensif, antara lain pemberian

antibiotika, steroid, cairan intravena, dan kemungkinan pembedahan. Pada

penderita cedera kaustik tidak boleh diinduksi terjadinya muntah sebagai

penanganan kedaruratan, karena tindakan ini akan kembali melukai

esofagus dan orofaring.

9. Esofagitis Refluks Kronis dan Hernia Hiatus. Esofagitis refluks kronis

merupakan bentuk esofagitis yang paling sering ditemukan secara klinis.

Gangguan ini disebabkan oleh sfingter esofagus bagian bawah yang

bekerja dengan kurang baik dan refluks asam lambung atau getah alkali

usus ke daiam esofagus yang berlangsung dalam waktu yang lama.

Sekuele yang terjadi akibat refluks adalah peradangan, perdarahan, dan

pembentukan jaringan parut dan striktur. Esofagitis refluks kronis sering

dihubungkan dengan hernia hiatus. Terdapat sedikit hubungan antara

beratnya gejala dengan beratnya derajat esofagitis. Sebagian penderita

nyeri ulu hati hanya memiliki sedik't bukti adanya esofagitis, sementara

penderita lain dengan refluks kronis bisa saja asimtomatis sampai

terbentuk striktur. Pasien berusia lebih dari 40 tahun dengan keluhan nyeri

ulu hati selama 10 tahun, sebaiknya dipertimbangkan untuk menjalani

pemeriksaan esofagoskopi untuk mendeteksi adanya esofagus

Barrett. Esofagus Barrett adalah penggantian progresif mukosa berepitel

gepeng bagian distal yang tererosi dengan epitel metaplastik, yang lebih

tahan terhadap digesti peptikum. Epitel metaplastik lebih cenderung

mengalami transformasi maligna dan karsinoma esofagus.

10. Tumor (Kanker Esofagus). Tumor jinak esofagus jarang

dijumpai. Tipe yang paling sering adalah leiomioma (tumor otot polos).

Page 7: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

Leiomioma kadang-kadang mengeluarkan darah tetapi biasanya kurang

memiliki makna klinis dan ditemukan secara kebetulan.

Sebaliknya, kanker esofagus sering dijumpai, dan mengakibatkan kira-kira

4% dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat dari tahun 1990

hingga 1996. Kanker esofagus diperkirakan merupakan 23% kanker yang

melibatkan sistem digestif (American Cancer Society, 1999). Pria berusia

antara 50 sampai 70 tahun merupakan kelompok yang paling sering

terserang penyakit ini. Faktor predisposisinya adalah banyak merokok,

banyak minum alkohol, dan refluks gaster kronis (esofagus

Barrett). Karsinoma sel gepeng merupakan jems tumor yang paling sering

dan sangat bersifat maligna. Tumor dapat timbul di setiap bagian esofagus,

tetapi sebagian besar berada pada duapertiga bawah. insiden sangat tinggi

di daerah Pemeriksaan radiologis dengan barium, pemeriksaan sitologi,

dan biopsi dengan esofagoskopi merupakan tindakan-tindakan penting

dalam menentukan diagnosis. Daya tahanhidup 5 tahun kurang dari 10%.

Penyebab prognosis yang buruk ini adalah adanya penyebaran limfatik

yang dim dan lambatnya gejala yang timbul. Gejala pertama biasanya

berupa disfagi, tetapi gejala ini biasanya tidak timbul sebelum tumor

menyerang seluruh lingkaran esofagus.

Penyinaran dan reseksi bedah adalah bentuk penatalaksanaan yang paling

umum. Lesi yang berada di bagian atas esofagus tidak mungkin direseksi

dan lesi diobati dengan penyinaran. Untuk memperlebar lumen dapat

dimasukkan bougie atau protese dari plastik. Tindakan ini dimaksudkan

agar penderita tetap dapat makan. Pengobatan paliatif yang lebih baru

adalah dengan menggunakan sinar laser untuk menghancurkan bagian

tengah tumor yang menyumbat, dengan demikian lumen tetap terbuka dan

makanan dapat masuk.

11. Faringitis (Radang Tenggorokan). Faringitis adalah suatu

peradangan pada tenggorokan (faring). Faringitis bisa disebabkan oleh

virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus

Page 8: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri

yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A,

korinebakterium, arkanobakterium,Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia

pneumoniae. Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu

nyeri tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring

mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang

berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

- demam

- pembesaran kelenjar getah bening di leher

- peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri,

tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

2 jenis faringitis

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan

nanah di tenggorokanSering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa

demamDemam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal

atau agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan

sampai sedang

Kelenjar getah bening normal

atau sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang

pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan

memberikan hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil

positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium Bakteri tumbuh pada biakan di

Page 9: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

tidak tumbuh bakteri laboratorium

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika

diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus

tenggorokan.

Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri

(analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia

dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Untuk

mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik),

jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita

memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau

antibiotik lainnya.

12. Laringitis. Definisi Laringitis adalah salah satu penyakit

tenggorokan, dimana sesuai namanya adalah merupakan suatu kondisi

medis yang melibatkan kotak suara atau laring. Maka dari itu diberi nama

laringitis yang merupakan suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada

kotak suara yang terjadi karena infeksi yang berlebihan atau iritasi oleh

bakteri. Kondisi medis ini bisa berlangsung akut dalam waktu singkat atau

kronis yang memiliki efek secara jangka panjang. Penyebabnya ditentukan

dari kedua keadaan tersebut.

Gejala: Gejala yang terlihat dari laringitis adalah kualitas suara orang

yang menderitanya. Pita suara yang merupakan salah satu dari dua pasang

selaput lendiri terletak di dalam laring. Maka dari itu jika laring

Page 10: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

mengalami peradangan, maka suara akan terdistorsi dan menjadi berbeda

daripada saat normal. Gejala yang terlihat antara lain adalah suara menjadi

serak, ada perasaan geli pada tenggorokan, terasa sakit di tenggorokan dan

tenggorokan terasa kering. Pada beberapa kasus, suara seseorang yang

menderita laringitis menjadi sangat lemah dan tidak dapat didengar oleh

orang lain. Orang tersebut bisa juga menderita batuk kering dan pada anak-

anak bisa menderita kesulitan bernafas. Tenggorokan terasa mampet dan

dorongan untuk terus membersihkan tenggorokan adalah sebuah gejala

umum.

Penyebab: Penyebab laringitis tergantung pada jenis kondisinya, sehingga

bisa sangat bervariasi. Penyebab akut antara lain adalah infeksi virus flu,

penggunaan suara yang berlebih atau berteriak, penyakit campak, gondok

dan difteri. Penyebab ini sudah terbukti bertanggung jawab atas laringitis

akut. Sedangkan penyebab dari laringitis kronis antara lain adalah penyakit

gastroesphageal reflux (GERD), penyalahgunaan alkohol, merokok, asap

bahan kimia yang terhirup, alergen dan iritan yang lainnya. Penggunaan

suara yang berlebih juga dapat memicu timbulnya laringitis kronis. Pada

suatu kondisi tertentu, infeksi bakteri, jamur, kanker, infeksi parasit atau

lumpuhnya pita suara dapat juga terdeteksi sebagai penyebab potensial,

namun pada kasus yang sangat jarang terjadi.

Pengobatan penyakit laringitis berpusat pada sebab penyakit. Sebagian

besar kasus laringitis adalah infeksi virus dan bisa terobati dengan

sendirinya oleh sistem kekebalan tubuh dalam seminggu atau lebih. Pada

kondisi lain, dokter akan memberikan pengobatan berupa antibiotik,

kortikosteroid dan obat refluks asam tergantung penyebab penyakit

laringitis tersebut. Hal yang harus dilakukan antara lain adalah:

- Sebelum anda meminum obat, anda bisa melakukan perawatan diri

supaya lebih nyaman. Caranya adalah dengan menghirup uap dari

semangkuk air panas yang disarankan untuk penderita laringitis.

Page 11: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

- Gunakan suara anda seperlunya ketika anda sedang dalam masa

pemulihan dari penyakit laringitis, apalagi berteriak-teriak hingga otot

leher menegang.

- Anda harus menjaga kadar air dalam tubuh anda dengan meminum air

1-1,5 liter setiap hari.

- Pada pagi hari saat tenggorokan terasa iritasi, maka anda dapat

berkumur air hangat yang diberi garam dapur atau ditambahkan

cengkeh dan jahe.

- Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol karena dapat

memperburuk gejala lebih lanjut.

13. Varises Esofagus. Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai

dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esofagus bagian

bawah. Esofagus adalah saluran yang menghubungkan antara

kerongkongan dan lambung.Varises esofagus terjadi jika aliran darah

menuju hati terhalang. Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu ke

pembuluh darah di esophagus, lambung, atau rectum yang lebih kecil dan

lebih mudah pecah. Yidak imbangnya antara tekanan aliran darah dengan

kemampuan pembuluh darah mengakibatkan pembesaran pembuluh darah

(varises).

Varises esophagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan

berdarah.

-

14. Kanker tenggorokan adalah tumor ganas yang berkembang di

area tenggorokan, larynx (kotak suara), dan tonsil. Bagaimana gejalanya?

Page 12: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

Kanker tenggorokan memiliki gejala yang samar dan mencakup hal-hal

yang cenderung kurang serius sehingga penderitanya mengabaikan tanda-

tanda tersebut. Ketika batuk Anda mengeluarkan darah atau ketika

mengalami sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh hingga dua

minggu lamanya, waspadalah dan segera kunjungi dokter.

Gejala-gejala kanker tenggorokan yang lain adalah Anda akan

mengeluarkan bunyi melengking saat bernafas, susah untuk menelan

selama periode yang panjang, sakit pada bagian telinga, turunnya berat

badan secara drastis, serta adanya benjolan di sekitar area leher. Sebagian

besar orang menganggap sakit saat menelan yang berkepanjangan adalah

hal yang wajar sehingga mereka tidak melakukan tindakan apapun. Di lain

pihak, meski tidak kanker tenggorokan disebabkan merokok dan alkohol,

alangkah baiknya bagi Anda yang merokok dan peminum alkohol untuk

memeriksakan diri secara rutin. Semakin cepat penyakit kanker ditemukan

dalam tubuh Anda maka semakin besar peluang untuk disembuhkan.

Jika telah ditemukan kanker pada tenggorokan secara positif, maka dokter

akan menyarankan beberapa metode penyembuhan yang umum

digunakan. Pilihan pengobatan yang tepat sangat bergantung dari tempat

tumbuhnya kanker dan level stadium kanker.

Penyembuhan dapat berupa:

-Terapi radiasi

Menggunakan partikel berenergi tinggi seperti X-ray untuk menyampaikan

radiasi ke sel yang tumbuh dengan ganas. Ketika radiasi ini berhasil maka

sel-sel yang ganas tersebut akan mati. Terapi radiasi adalah metode

pengobatan penyakit kanker yang paling baik untuk kanker tenggorokan

stadium awal.

-Pembedahan

Ada beberapa jenis pembedahan yang penerapannya sangat tergantung

dari lokasi tumbuhnya sel kanker dan stadium kanker. Pada stadium awal,

pembedahan akan dilakukan dengan endoskopi yakni memasukkan suatu

alat ke dalam tenggorokan sehingga bagian-bagian yang terkena kanker

Page 13: BIOLOGI PENYAKIT TENGGOROKAN

bisa dibedah atau dipotong. Untuk stadium lanjut, misalnya kanker

tenggorokan pada pita suara, tidak ada jalan lain selain mengambil

keseluruhan atau sebagian dari pita suara. Tetapi dokter akan berusaha

untuk mempertahankan agar penderita kanker tetap bisa berbicara dan

bersuara.

-Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang

dimasukkan ke dalam tubuh agar sel-sel kanker mati. Pada banyak kasus,

kemoterapi kemudian dikombinasikan dengan terapi radiasi. Karena

setelah mendapat kemoterapi biasanya sel-sel kanker akan sangat sensitif

terhadap radiasi.

-Terapi obat yang ditargetkan

Untuk kasus kanker tenggorokan, obat yang digunakan sebagai terapi

adalah Cetuximab. Biasanya penderita kanker tenggorokan

mengombinasikan obat ini dengan kemoterapi dan terapi radiasi.

Kanker tenggorokan memang tak sepopuler kanker payudara atau darah

namun Anda tetap harus waspada terhadap gejalanya. Terlebih Anda yang

merokok dan minum minuman beralkohol. Karena tenggorokan adalah

aset manusia yang berharga sebagai bagian dari sistem pencernaan dan

produksi suara.