Upload
tranthuy
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DALAM DIAGNOSIS PENYAKIT
TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
SKRIPSI
INDRA KURNIAWAN
PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
ii
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DALAM DIAGNOSIS PENYAKIT
TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Oleh :
INDRA KURNIAWAN
NIM. 080610107
Tanggal Lulus :
27 Agustus 2012
Disetujui oleh :
Pembimbing I
Auli Damayanti, S.Si., M.Si
NIP.19751107 200312 2 004
Pembimbing II
Dr. Herry Suprajitno
NIP.19680404 199403 1 020
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
iii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI
Judul : Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Metode
Certainty Factor
Penyusun : Indra Kurniawan
NIM : 080610107
Pembimbing I : Auli Damayanti, S.Si., M.Si
Pembimbing II : Dr. Herry Suprajitno
Tanggal Seminar : 27 Agustus 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Auli Damayanti, S.Si., M.Si
NIP.19751107 200312 2 004
Pembimbing II
Dr. Herry Suprajitno
NIP. 19680404 199403 1 020
Mengetahui :
Ketua Program Studi S-1 Matematika
Departemen Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Dr. Miswanto, M.Si
NIP. 19680204 199303 1 002
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan seizin penulis dan harus menyebutkan sumbernya
sesuai kebiasaan ilmiah.
Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
vii
Indra Kurniawan, 2012. Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Skripsi ini dibawah bimbingan Auli Damayanti,S.Si., M.Si. dan Dr Herry Suprajitno. Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRAK
Gejala penyakit THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan) sering dianggap remeh oleh sebagian orang. Padahal bisa saja gejala tersebut merujuk pada salah satu penyakit THT yang serius. Oleh karena itu penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengimplementasikan sistem pakar dengan metode Certainty Factor ( CF ) pada kasus diagnosis awal penyakit THT. Adapun penyakit THT yang dimaksud adalah penyakit otitis eksterna, otitis media, faringitis, tonsilitis, sinusitis dan rinitis alergi.Gejala penyakit THT yang digunakan diantaranya adalah bersin-bersin, pilek, cairan berbau pada hidung, gatal pada telinga, mengalami kebuntuan pada hidung , mulut berbau, nyeri kepala / menelan, fungsi pendengaran menurun, batuk-batuk, demam, sakit pada tenggorokan serta tidur yang mendengkur. Selanjutnya pada tiap gejala-gejala tersebut dilakukan pencarian nilai CF pakar. Setelah itu dibentuk aturan (rule) yang sesuai dengan gejala penyakit THT yang merujuk pada penyakit THT tertentu. Kemudian pada pengujian kepada pengguna yang akan menghasilkan nilai CF user, sehingga didapatkan nilai CF akhir yang akan digunakan sebagai nilai dalam pengambilan keputusan dari perhitungan CF sequensial antara CF user dengan CF pakar serta mengetahui tingkatan penyakit yang terdiagnosa yaitu tingkat gejala atau tingkat akut. Sistem pakar ini kemudian dibangun dalam program dengan pemrograman Microsoft Visual Basic.NET untuk digunakan dalam pengujian kasus diagnose pasien yang terdiagnosis penyakit THT. Dari pengujian diperoleh kesesuaian hasil diagnosis program dengan hasil diagnosis dari dokter sebesar 90%.
Kata Kunci:Expert System,Certainty Factor, Penyakit THT, CF sequensial
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
viii
Indra Kurniawan, 2012. Design of Expert System in the Diagnosis of Diseases Ear, Nose and Throat Method Using Certainty Factor. This paper is under advised by Auli Damayanti,S.Si., M.Si. and Dr.Herry Suprajitno. Mathematics Department, Faculty of Sains and Technology, Airlangga University, Surabaya
ABSTRACT
ENT (Ear Nose Throat head and neck surgery) symptoms are often underestimated by most people. Though these symptoms can be referred to one of the serious ENT diseases. Therefore, this thesis aims to implement an expert system with Certainty Factor method in case of early diagnosis of ENT diseases. The ENT diseases in question is a disease otitis externa, otitis media, pharyngitis, tonsillitis, sinusitis and allergic rhinitis. ENT symptoms that are used include sneezing, runny nose, smelling liquid on the nose, itching of the ears, get stuck in the nose, halitosis, headache / swallowing, decreased auditory function, coughing, fever, sore throat, and sleep who snore. Furthermore, on each of these symptoms do search the CF specialist. Subsequently established rules in accordance with the ENT symptoms that refer to certain ENT diseases. Then on to the user testing that will yield the value of CF user, so we get the final CF value to be used as a value in the decision of the sequential calculation of CF user with an expert and know the level of a diagnosed disease that is the level of symptoms or acute levels. Expert system is then built into the program with Microsoft Visual Basic.NET programming for use in diagnostic testing of patients with diagnosed cases of ENT diseases. Obtained from testing the suitability of the diagnostic programs with the doctor’s diagnosis by 90%. Keywords: Expert System, Certainty Factor, the ENT, CF sequensial.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ...................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ............................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah…………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1 Konsep dasar sistem pakar ……………………………….. ............... 5
2.1.1 Definisi sistem pakar ................................................................... 5
2.1.2 Koponen utama dan struktur sistem pakar .................................. 8
2.1.3 Representasi pengetahuan ........................................................... 13
2.1.4 Area permasalahan sistem pakar ................................................. 14
2.2 Faktor kepastian .................................................................................. 16
2.3 Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan ...................................... 21
a. Otitis Eksterna ................................................................................ 21
b. Otitis Media ................................................................................... 22
c. Sinusitis Maksilaris ........................................................................ 22
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
x
d. Rinitis Alergi .................................................................................. 23
e. Tonsilitis ......................................................................................... 23
f. Faringitis ......................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 25
3.1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 25
3.2 Studi Pustaka dan Pengumpulan Informasi ......................................... 25
3.3 Perancangan Sistem ............................................................................. 26
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 31
4.1 Perancangan Sistem ............................................................................. 31
4.2 Representasi Pengetahuan .................................................................... 33
4.3 Inferensi Diagnosis Penyakit................................................................ 33
4.4 Implementasi Program ......................................................................... 39
4.4.1 Proses Input Jawab .................................................................. 40
4.4.2 Proses Hitung Nilai CF ........................................................... 44
4.4.3 Proses Hitung Manual ............................................................. 44
4.5 Desain Interface ................................................................................... 46
4.6 Evaluasi Sistem .................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 48
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 48
5.2 Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50
LAMPIRAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
2.1 Tabel Perbandingan seorang pakar dengan Sistem Pakar ............. 6
4.1 Tabel Kriteria Jawaban User ......................................................... 32
4.2 Kriteria CF Pakar .......................................................................... 32
4.3 Contoh Beberapa Aturan Pada Representasi Pengetahuan ........... 33
4.4 Hasil Hitung Manual ..................................................................... 45
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Gambar Struktur Sistem pakar ...................................................... 8
2.2 Gambar Diagram Forward Chaining ............................................ 12
2.3 Gambar Diagram Backward Chaining .......................................... 12
3.1 Gambar Diagram Flowchart Forward Chaining .......................... 29
3.2 Gambar Diagram Alir Kerja Sistem Penelitian ............................. 30
4.1 Inferensi Diagnosis Penyakit ......................................................... 34
4.2 Form Login User ........................................................................... 40
4.3 Form Konsultasi ............................................................................ 41
4.4 Form Yang Telah Berisikan Input user......................................... 42
4.5 Form Hasil..................................................................................... 43
4.6 Form Informasi Hasil .................................................................... 43
4.7 Prosedur Hitung CF ....................................................................... 44
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Lampiran
1 Tabel soal yang digunakan tiap User dalam menjawab tiap
pertanyaan
2 Gambar form sebagai user interface sistem pakar dalam diagnosis
penyakit THT.
3 tabel hasil uji proses I yang dibandingkan dengan proses II
4 Listing program yang diacu pada subbab implementasi program
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu penyakit yang sering ditemukan di masyarakat adalah penyakit
THT(Telinga Hidung dan Tenggorokan). Penyakit ini menyerang di semua
kalangan usia. Banyaknya keluhan dan gejala yang ada serta berbagai jenis
penyakit THT ini menyebabkan identifikasi penyakit THT menjadi lebih rumit.
Jenis penyakit ini melibatkan tiga bagian dari tubuh manusia yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Maka dari itu dibutuhkan sebuah aplikasi
yakni sebuah sistem untuk mendiagnosa gejala gejala dan keluhan yang dirasakan
pasien dalam mengidentifikasi apakah merupakan gejala dari penyakit THT atau
bukan serta mengetahui lebih jelasnya penyakit apa yang diderita oleh pasien.
Sistem pakar(expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi
pengetahuan manusia(pakar) ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para pakar. Sistem pakar yang baik
dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru
kerja dari para pakar( Sridadi, 1990 ). Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan
buatan(Artificial Inteligent) adalah teori kepastian dengan menggunakan teori
Certainty Factor(CF). Karena penyakit THT ini beragam jenis dan gejalanya,
maka seorang pakar atau dokter perlu mengkaji lebih dalam gejala yang dialami
pasien sehingga dapat menentukan penyakit yang diderita dengan menggunakan
metode Certainty Factor ini sebagai solusi dalam membantu menyelesaikan
masalah kesehatan dan juga dapat digunakan sebagai penunjang dalam ilmu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
2
kesehatan khususnya dalam bidang THT serta bagi keperluan masyarakat dan
individu pada umumnya( Budiman, 2008 ).
Sistem pakar yang akan dibangun ini mengambil referensi para dokter yang
ahli dalam penyakit THT, buku-buku kesehatan modern, dan internet. Sehingga
pengambilan metode sistem pakar ini tepat untuk permasalahan penyakit, karena
dengan adanya sistem pakar ini, manusia seakan-akan berkonsultasi dengan para
ahli / pakar dalam bidang kesehatan, dalam hal ini seorang yang ahli dalam
penyakit THT.
Berdasarkan permasalahan diatas akan dibangun suatu sistem pakar dalam
diagnosis penyakit THT dengan menggunakan metode Certainty Factor. Sistem
diharapkan dapat membantu praktisi medis maupun orang awam untuk
mengetahui jenis penyakit beserta pengobatannya. Hasil dari penelitian ini
diharapkan nantinya dapat digunakan membantu pengguna untuk mengetahui
jenis penyakit THT yang diderita beserta pengobatannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses rancang bangun sistem pakar dalam diagnosis penyakit THT
(telinga, hidung dan tenggorokan) dengan menggunakan metode Certainty Factor
beserta tindakan pengobatan selanjutnya ?
2. Bagaimana mengaplikasikan rancang bangun sistem pakar tersebut dengan
program untuk mendiagnosis penyakit THT(Telinga, Hidung dan Tenggorokan) ?
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
3
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Dapat menjelaskan proses rancang bangun sistem pakar dalam diagnosis penyakit
THT(telinga, hidung dan tenggorokan ) dengan menggunakan metode Certainty
Factor beserta tindakan pengobatan selanjutnya.
2. Untuk mengaplikasikan rancang bangun sistem pakar tersebut dengan membuat
program sehingga dapat mengetahui jenis penyakit THT beserta tindakan
pengobatan selanjutnya.
1.4 Manfaat
1. Memperluas pengetahuan mengenai aplikasi dari Matematika Terapan
khususnya mengenai sistem pakar dalam diagnosis penyakit THT dengan
metode certainty factor.
2 Hasil rancangan sistem pakar nantinya diharapkan dapat membantu dokter
spesialis THT serta bagi masyarakat umum sebagai aplikasi umum yang dapat
mendiagnosa gejala awal penyakit THT serta pencegahan dan pengobatan
selanjutnya.
1.5 Batasan Masalah
1. Persoalan hanya dibatasi pada penyakit THT yaitu yang berhubungan dengan
tiga bagian dari tubuh manusia yakni Telinga, Hidung dan Tenggorokan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
4
2. Sistem pakar untuk menganalisis penyakit THT diaplikasikan ke dalam
program.
3. Solusi-solusi yang digunakan adalah solusi alternatif(terapi) dan solusi medis
(obat-obatan).
4. Metode yang akan digunakan adalah Metode Forward Chaining.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar
2.1.1 Definisi Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem ini
dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan
dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik dibidang kesehatan, bisnis, ekonomi,
keuangan dan sebagainya.
(Arhami, 2005)
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti
yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat
menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Jadi
keahlian ditransfer dari seorang pakar / ahli (atau sumber kepakaran yang lain) ke
komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan user (manusia yang
menggunakan aplikasi sistem pakar) dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu
nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dll)
seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke user tersebut, bila perlu
dengan alasan-alasannya. Sehingga user dapat menggunakan komputer yang sudah
ditransfer oleh seorang pakar.
Sistem pakar terkadang lebih baik kerjanya daripada seorang pakar manusia.
Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
6
yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli,
sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
berpengalaman.
Seorang pakar (Human Expert) dengan sistem pakar (Expert System) mempunyai
banyak perbedaan. Perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sistem pakar
seperti pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan Sistem Pakar
Factor Human Expert Expert System
Waktu Hari kerja Setiap saat Geografis Lokal/tertentu Dimana saja Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Dapat Habis Ya Tidak Performansi Variabel Konsisten Kecepatan Variabel Konsisten
Biaya Mahal Terjangkau
Dari tabel diatas dapat dijelaskan tentang keunggulan sistem pakar jika dibandingkan
dengan seorang pakar:
1. Sistem pakar dapat digunakan setiap hari dan setiap saat (seperti layaknya mesin),
sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja secara terus menerus setiap saat
tanpa beristirahat.
2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan kemudian
dibagikan ke berbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-beda untuk digunakan,
sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat dan pada saat bersamaan.
3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan siapa saja yang
mempunyai hak akses untuk menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
7
sistem terbebas dari intimidasi/ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapat
ancaman atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahannya.
4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak akan bisa
hilang/lupa, dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance (perbaikan) yang
baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang karena
meninggal, usia yang sangat tua, maupun menderita suatu penyakit.
5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh
faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktor ekonomi ataupun
perasaan tidak suka. Akan tetapi, sebaliknya dengan seorang pakar yang dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti yang telah disebutkan ketika sedang
menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga dapat memunculkan jawaban yang
berbeda-beda atas pertanyaan yang diajukan walaupun masalahnya sama. Atau
dengan kata lain, seorang pakar boleh jadi tidak konsisten.
6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem pakar relatif
lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia. Hal ini sudah dibuktikan pada
beberapa sistem pakar yang terkenal di dunia.
7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan penggunaan
program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program sistem pakar itu sudah ada).
(Arhami, 2005)
2.1.2 Komponen Utama dan Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
8
a. Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam sistem pakar untuk membangun
komponen-komponennya dan menempatkan pengetahuan dalam basisnya, contohnya
dalam kasus ini adalah seorang dokter.
b. Lingkungan konsultasi yang digunakan oleh user yaitu pasien dan paramedis, dalam
kasus ini contohnya perawat dan mantri untuk mendapatkan pengetahuan dari sistem
pakar.
(Desiani, 2006)
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar
Berikut ini keterangan dari struktur sistem pakar :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
9
1 Antarmuka Pengguna (User Interface)
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh user dan sistem pakar untuk
berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari user dan mengubahnya ke dalam
bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem
dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user.
2 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian
masalah. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan :
a. Penalaran berbasis aturan (rule-based reasoning)
Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan
menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita
memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan si pakar
dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, bentuk ini
juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah)
pencapaian solusi.
b. Penalaran berbasis kasus (case-based reasoning)
Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang
telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang
terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan
untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu
bentuk ini juga digunakan bila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu
dalam basis pengetahuan.
3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
10
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam
menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer.
Dalam tahap ini, knowledge engineer (mesin pengetahuan) berusaha menyerap
pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan
diperoleh dari ahli/pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan
pengalaman user.
Metode Akuisisi Pengetahuan:
Wawancara
Metode yang paling banyak digunakan, yang melibatkan pembicaraan dengan pakar
secara langsung dalam suatu wawancara.
Analisis protokol
Dalam metode ini pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan
mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan
tersebut direkam, dituliskan, dan dianalisis.
Observasi pada pekerjaan pakar
Pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.
Induksi aturan dari contoh
Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi
aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah
diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan yang
benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk menilai
kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.
4. Mesin/Motor Inferensi (Inference Engine)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
11
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh
pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer
yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam
basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
Kebanyakan sistem pakar berbasis aturan menggunakan strategi inferensi yang
dinamakan modus ponen. Misalkan terdapat sebuah aturan : “IF A THEN B”, dan
apabila diketahui A benar maka dapat disimpulkan bahwa B juga benar, sehingga
strategi inferensi modus ponen dinyatakan dalam bentuk :
[A AND (A→B)] → B
Dengan A dan A→ B adalah proposisi-proposisi dalam basis pengetahuan.
Mekanisme inferensi merupakan bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran
dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. `Ada 2 cara
penalaran yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi :
a. Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri dulu (IF
dulu). Dengan kata lain penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji
kebenaran hipotesis. Gambar berikut menunjukkan proses Forward Chaining.
Gambar 2.2 Diagram Forward Chaining
Observasi A Aturan R1 Fakta C Kesimpulan1 Aturan R3 Observasi B Aturan R2 Fakta D Kesimpulan2 Aturan R2 Fakta E
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
12
b. Backward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN
dulu). Dengan kata lain penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk
menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis
pengetahuan. Gambar berikut ini menunjukkan proses Backward Chaining
Gambar 2.3 Diagram Backward Chaining
5 Workplace / Blackboard
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory),
digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan
sementara. Ada 3 keputusan yang dapat direkam :
- Rencana : bagaimana menghadapi masalah.
- Agenda : aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
- Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.
6 Fasilitas Penjelasan
Merupakan komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem
pakar. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang
kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :
- Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?
- Bagaimana kesimpulan dicapai?
Observasi A Aturan R1 Fakta C Aturan R3 Observasi B Aturan R2 Fakta D Kesimpulan1 Aturan R2
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
13
- Mengapa ada alternatif yang dibatalkan?
- Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?
7 Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya
serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut penting dalam
pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis
penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah
pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa
mendatang.
(Atika, 2006)
2.1.3 Representasi Pengetahuan (Knowledge Base)
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk
mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar. Representasi dimaksudkan untuk
menangkap sifat-sifat penting masalah dan membuat informasi itu dapat diakses oleh
prosedur pemecahan masalah. Karakteristik dari metode representasi pengetahuan adalah
sebagai berikut :
1. Harus bisa diprogram dengan bahasa pemrograman dan hasilnya disimpan dalam
memori.
2. Dirancang sedemikian sehingga isinya dapat digunakan untuk proses penalaran.
3. Model representasi pengetahuan merupakan sebuah struktur data yang dapat
dimanipulasi oleh mesin inferensi dan pencarian untuk aktivitas pencocokan pola.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
14
Jika pengetahuannya berupa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan yang
merepresentasikan aksi dan prosedur, maka metode yang cocok adalah kaidah produksi.
(Arhami, 2005)
2.1.4 Area Permasalahan Sistem Pakar
Berikut ini merupakan area permasalahan aplikasi sistem pakar, antara lain:
1. Interpretasi
Merupakan pengambilan keputusan dari hasil observasi; diantaranya pengawasan,
pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa analisis
kecerdasan.
2. Prediksi
Memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu;
diantaranya peramalan, prediksi demografis, peralaman ekonomi, prediksi lalu lintas,
estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.
3. Diagnosis
Menentukan sebab malfungsi (kesalahan dalam fungsi) dalam situasi kompleks yang
didasarkan pada gejala-gejala yang teramati; diantaranya medis, elektronis, mekanis,
dan diagnosis perangkat lunak.
4. Desain
Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-
tujuan kinerja tertentu dan kendala-kendala tertentu; diantaranya layout sirkuit,
perancangan bangunan, dsb.
5. Perencanaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
15
Merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan
dengan kondisi awal tertentu; diantaranya perencanaan keuangan, komunikasi,
militer, pengembangan politik, routing dan manajemen proyek.
6. Monitoring
Membandingkan tingkah laku suatu sistem yang teramati dengan tingkah laku yang
diharapkan darinya, diantaranya Computer Aided Monitoring System.
7. Debugging dan Repair
Menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi,
diantaranya memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan.
8. Instruksi
Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
9. Kontrol atau Pengendali
Mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang kompleks seperti kontrol terhadap
interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan, dan monitoring kelakuan sistem.
10. Seleksi
Mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan.
11. Simulasi
Pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.
(Anita, 2006)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
16
2.2 Faktor Kepastian (Certainty Factor)
Pada bagian ini materi diambil dari Kusrini (2008), yakni terdapat metode untuk
menyelesaikan masalah ketidakpastian data yang digunakan sebagai faktor kepastian
(Certainty Factor). Faktor kepastian diperkenalkan oleh Shortliftte Buchanan dalam
pembuatan MYCIN. Certainty Factor merupakan nilai parameter klinis yang diberikan
MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Ada 2 macam yang digunakan
dalam faktor kepastian, yaitu :
1. Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar.
2. Faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna (User).
Faktor kepastian yang diisikan oleh pakar menggambarkan kepercayaan pakar
terhadap hubungan antara antecedent dan konsekuen pada aturan kaidah produksi,
contohnya adalah sebagai berikut :
Jika CF Otitis Eksterna bernilai lebih besar dari CF Otitis Media
Dan CF Otitis Eksterna bernilai lebih besar dari CF Sinusitis Maksilaris
Dan CF Otitis Eksterna bernilai lebih besar dari CF Rinitis Alergi
Dan CF Otitis Eksterna bernilai lebih besar dari CF Tonsilitis
Dan CF Otitis Eksterna bernilai lebih besar dari CF Faringitis
Maka terdiagnosis penyakit Otitis Eksterna CF 0,8
Aturan tersebut menunjukkan bahwa pakar yakin dengan derajat kepercayaan 0,8
yang menunjukkan kemungkinan besar terdiagnosis penyakit Otitis Eksterna. Sementara
itu faktor kepastian dari pengguna menunjukkan besarnya kepercayaan terhadap masing-
masing elemen dan antecedent. Menghitung CF tiap penyakit yaitu dengan cara
mengkombinasikan CF dari satu nomer pertanyaan ke nomor selanjutnya sampai dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
17
n pertanyaan tiap tipe. Dari hasil kombinasi tiap CF tersebut dijadikan sebagai CF baru
sebagai CF tipe. Persamaan (2.1) menunjukkan faktor kepastian dari hipotesis yang
dipengaruhi oleh evidence e.
CF[H,e] = MB[H,e] – MD[H,e] (2.1)
Keterangan dari persamaan (2.1) :
CF[H,e] : Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) e.
Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan
ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan
mutlak.
MB[H,e] : Ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increase believe) terhadap
hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala e.
MD[H,e] : Ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of decrease believe) terhadap
hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala e.
Faktor kepercayaan menggunakan teori faktor kepastian untuk menentukan
jawaban yang dipilih user atau sebagai alat kuantifikasi pertanyaan. CF ini secara tidak
langsung melibatkan tingkat keyakinan (MB[H,e]) dan nilai ketidakyakinan (MD[H,e])
terhadap hipotesis, tetapi secara langsung memanfaatkan nilai faktor kepastian berikut
ini:
1. CF = 1 yang berarti “Pasti”
2. CF = 0,8 yang berarti “Hampir Pasti”
3. CF = 0,6 yang berarti “Kemungkinan Besar”
4. CF = 0,4 yang berarti “kemungkinan”
5. CF = -0,2 ≤ x ≤ 0,2 yang berarti “Tidak Tahu”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
18
6. CF = -0,4 yang berarti “Kemungkinan tidak”
7. CF = -0,6 yang berarti “kemungkinan Besar Tidak”
8. CF = -0,8 yang berarti “Hampir pasti Tidak”
9. CF = -1 yang berarti “Pasti Tidak”
Terdapat 3 perhitungan nilai CF, yaitu :
1. Menentukan CF Paralel
CF paralel merupakan nilai yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah
aturan. Besarnya CF Parael dipengaruhi oleh CF user untuk masing-masing
premis dan operator pada premis.
Cara perhitungan CF paralel ditunjukkan oleh persamaan (2.2), (2.3) dan (2.4)
CF(x DAN y) = Min (CF(x),CF(y)) (2.2)
CF(x ATAU y) = Max (CF(x),CF(y)) (2.3)
CF(TIDAK x) = -CF(x) (2.4)
Keterangan :
Persamaan (2.2) : Menghitung Certainty Factor dari kondisi / premis / antecedent
x dan y yaitu dengan mencari nilai minimal CF dari kondisi /
premis / antecedent x dan y.
Persamaan (2.3) : Menghitung Certainty Factor dari kondisi / premis / antecedent
x dan y yaitu dengan mencari nilai maksimal CF dari kondisi /
premis / antecedent x dan y.
Persamaan (2.4) : Nilai Certainty Factor yang menyatakan tidak mengalami
kondisi / premis / antecedent x, dinyatakan dalam bentuk
negatif dari nilai CF(x).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
19
2. Menentukan CF Sequensial
Bentuk dasar Certainty Factor sequensial yaitu sebuah aturan JIKA E MAKA H
ditunjukkan oleh persamaan (2.5) sebagai berikut :
CF(H,e) = CF (E,e).CF(H,E) (2.5)
Keterangan :
CF(H,e) : Certainty Factor Evidence E yang dipengaruhi leh evidence E
CF(H,E) : Certainty Factor hipotesis H dengan asumsi evidence E diketahui
dengan pasti yaitu ketika CF(E,e) = 1.
CF(H,e) : Certainty Factor hipotesis H yang dipengaruhi oleh evidence E
Persamaan (2.6) digunakan jika semua evidence e pada antecedent diketahui
dengan pasti.
CF(H,E) = CF(H,E) (2.6)
CF sequensial diperoleh dari hasil perhitungan CF paralel dari semua jenis premis
dalam satu aturan dengan CF aturan yang diberikan oleh pakar.
Adapun perhitungan CF sequensial ditunjukkan oleh persamaan (2.7).
CF(x,y) = CFx . CFy (2.7)
Keterangan :
CF(x,y) : CF sequensial dari semua premis x dengan pakar y
CFx : CF paralel dari semua premis x
CFy : Nilai CF yang diberikan oleh pakar
3. Menentukan CF Gabungan
CF gabungan merupakan CF akhir dari sebuah calon konklusi. CF ini dipengaruhi
oleh semua CF paralel dari aturan yang menghasilkan konklusi tersebut. CF
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
20
gabungan diperlukan jika suatu konklusi diperoleh dari beberapa aturan sekaligus.
CF akhir dari suatu aturan dengan aturan yang lain digabungkan untuk
mendapatkan nilai CF akhir bagi calon konklusi tersebut.
Adapun cara untuk perhitungan nilai CF gabungan ditunjukkan pada persamaan
(2.8) yang terdiri atas 3 kondisi yang dutuliskan pada persamaan (2.8.1), (2.8.2)
dan (2.8.3).
(2.8)
1. Kondisi I
Jika CFx dan CFy ≥ 0 maka : CF(x,y) = CFx + CFy *(1-CFx) (2.8.1)
2. Kondisi II
Jika (CFx > 0 dan CFy < 0) atau (CFx < 0 dan CFy > 0) , maka :
CFx + CFy (2.8.2) 1-Min |CFx|,|CFy|
3. Kondisi III
Jika CFx < 0 dan CFy < 0 maka : CFx + CFy *(1+CFx) (2.8.3)
Keterangan : CFx : Nilai Certainty Factor kondisi / premis / antecedent x
CFy : Nilai Certainty Factor kondisi / premis / antecedent y
CF(x,y) : Nilai Certainty Factor gabungan antara kondisi / premis /
antecedent x dengan y
CFx + CFy (1-CFx) , jika CFx dan CFy ≥ 0 , jika (CFx>0 dan CFy<0) atau CF(x,y) := (CFx<0 dan CFy>0)
CFx + CFy(1+CFx) , jika CFx < 0 dan CFy < 0
CFx + CFy 1-Min |CFx|,|CFy|
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
21
2.3 Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)
Pada sub bab ini menurut `Efiaty A dkk (2007), THT sebenarnya merupakan salah
satu cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani masalah penyakit di bagian telinga,
hidung dan tenggorokan. Sejarah di bidang ini dimulai tahun 1851 dimana salah satu
ahlinya yaitu Helmholz telah dapat melihat bagian-bagian dari telinga, hidung dan
tenggorokan. Pada tahun 1854 ahli lain yakni Garein sudah dapat melihat laring (bagian
dari saluran pernapasan). Pada tahun 1890 Killian dan Kusmal telah menyempurnakan
alat yang dapat digunakan untuk melihat esofagus (bagian dari saluran makanan) dan
bronkus (bagian dari saluran pernapasan).
Dalam bidang ini terjadi kemajuan pesat sejak ditemukan alat pengukur ketajaman
pendengaran (audiometer) pada tahun 1940. Pada tahun 1954 dan tahun 1960 para ahli
telah dapat melakukan bedah mikro pada telinga dan laring. Penemuan-penemuan
tersebut menjadikan THT sebagai bidang yang berperan besar dalam dunia kedokteran.
Jika seseorang menderita penyakit THT maka orang itu akan kesulitan dalam
mendengarkan, berkomunikasi, melakukan fungsi penciuman, berbicara dan menelan
makanan. Untuk selanjutnya berikut akan dipaparkan jenis-jenis penyakit THT yang akan
menjadi ruang lingkup bahasan dalam skripsi ini.
a. Otitis Eksterna
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. Suhu tubuh normal terkadang panas
2. Nyeri telinga spontan dan bertambah nyeri waktu mengunyah atau telinga
tersentuh.
3. Pendengaran biasanya terganggu.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
22
4. Gatal pada liang telinga
5. Otorea purulin bercampur darah bila furunkel pecah (cairan kental bercampur
darah)
Pengobatan : tetes telinga yang mengandung Niostatin, diberikan 3 kali sehari,
selama satu minggu. Juga diberikan Analgesik berupa Metampiron 500 mg selama 3-
5 hari.
b. Otitis Media
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. suhu tubuh normal terkadang ada yang demam disertai sakit kepala, mual dan
muntah
2. telinga terasa penuh, demam
3. grebeg-grebeg, batuk, pilek, nyeri telinga.
4. Gangguan pendengaran.
5. Nyeri pada liang telinga sapai dalam telinga
6. Keluar cairan pada telinga.
Pengobatan : Dekongestan oral (Psedoefedrin) 3 kali 30-60 mg setiap hari selama 5-7
hari, tetes hidung (Efidrin 1% 3 kali sehari 3 tetes). Antibiotika diberikan selama 7
hari yaitu berupa Ampisilin (3-4 kali 500 mg oral), Eritromisin (3 kali 500 mg oral).
c. Sinusitis Maksilaris
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada daerah pipi dan kepala
2. Mengeluarkan cairan kental dan berbau
3. Suara bindeng
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
23
4. Hidung terasa buntu
5. Pada pemeriksaan mioskopi anterion, mukosa tampak merah
6. Badan panas dan batuk-batuk
7. Rasa kering pada tenggorokan
Pengobatan : Dekongestan lokal diberikan 5-7 hari, untuk dewasa : Efedrin 1%,
Oksimetazolin Hidroklorida 0,05% (semprot hidung), Doksisiklin 2 kali 100 mg tiap
hari selanjutnya 1 kali 100 mg per hari, selama 5-10 hari. Untuk anak-anak : Efedrin
05%, Oksimetazolin Hidroklorida 0,025% (tetes hidung).
d. Rinitis Alergi
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. serangan timbul bila terjadi kontak dengan alergen penyebab (sesuatu yang
menyebabkan alergi)
2. didahului rasa gatal pada hidung atau mata
3. bersin-bersin paroksisma, pilek encer dan hidung buntu
4. gangguan penciuman, mata sembab dan mata berair
5. kadang disertai sakit kepala
6. punya riwayat alergi
Pengobatan : Hindari penyebab alergi, Antihistamin (CTM 3x2 4mg) atau Laratadin/
Astemizole 1x10 mg sehari(tetes hidung). Larutan Efedrin ½-1% atau Oksimetazolin
0,025% - 0,05%. Dekongestan oral : Psedoefedrin 2-3x30-60 mg sehari.
e. Tonsilitis
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. mula-mula tenggorokan terasa kering
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
24
2. disusul timbulnya rasa nyeri jika menelan
3. nyeri menelan dan biasanya menjalar ke telinga
4. tidur mendengkur
5. demam (dapat terjadi demam tinggi), nyeri pada kepala
6. mulut berbau busuk
7. tenggorokan kering dan batuk-batuk
Pengobatan : diberikan antibiotik pada tosilitis karana strptokokus, jika kasusnya
ringan diberi Fonoksimetil penisilin 4x500 mg per hari sedangkan untuk anak-anak
7,5 – 12,5 mg per hari dosis berat badan 4 x sehari. Diberikan Eritromisin 4x500 mg
(anak-anak 12,5 mh/kg BB/ dosis, 4 kali sehari) diberikan selama 5-10 hari.
f. Faringitis
Gejalanya adalah sebagai berikut :
1. Tenggorokan terasa kering dan panas, kemudian timbul nyeri menelan di bagian
tengah tenggorokan
2. Demam, sakit kepala dan terasa lesu
3. Terjadi pembesaran kelenjar regional yang nyeri jika ditekan. Faring tampak
merah
4. Nyeri menelan dan kepala
5. Batuk-batuk
Pengobatan : diberikan Alanalgesik berupa parasetamol 3x500 mg / hari, Ampisilin
4x500 mg/hari atau amoksilin 3x500 mg/hari.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian akan dilakukan beberapa tahapan kerja untuk mencapai tujuan
penulisan dengan pengimplementasian menggunakan metode Certainty Factor. Adapun
langkah – langkah kerja dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dihadapi dalam membangun sistem pakar yang dapat
mendiagnosa penyakit THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan) adalah bagaimana cara
merancang aplikasi sistem pakar tersebut sehingga dapat memberikan solusi-solusi
tersebut secara efisien.
3.2 Studi Pustaka dan Pengumpulan Informasi
Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi pengetahuan dasar tentang
permasalahan dan metode yang digunakan sehingga dapat menunjang dalam
menyelesaikan permasalahan ini. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan informasi
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Metode Wawancara ( Interview )
Wawancara atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait dalam
hal ini adalah seorang dokter spesialis dalam bidang THT (Telinga, Hidung dan
Tenggorokan) dan beberapa sampel user yang bersedia untuk diidentifikasi
gejala-gejala penyakitnya.
b) Metode Kepustakaan ( Library Research )
Data yahg diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui buku ,jurnal
ilmiah dan sumber-sumber lain ( internet ) yang relevan dengan permasalahan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
26
yang dihadapi dalam hal ini tentang gejala-gejala penyakit, pencegahan penyakit
serta obat-abatan yang digunakan. Kemudian hasil pengumpulan informasi
digunakan untuk menentukan parameter gejala dan kesimpulan diagnosa yang
akan digunakan untuk mendesain struktur sistem diagnosa penyakit yang sesuai.
3.3 Perancangan Sistem
Pada tahap ini terdiri dari beberapa tahapan dalam perancangan sistem pakar dengan
menggunakan metode Certainty Factor. Adapun langkah-langkah perancangan sistem
adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Mengumpulkan data dasar dan informasi sebagai acuan tentang
operasional sistem. Jenis-jenis data dasar yang diperlukan dalam sistem pakar antara
lain :
Pakar, berisi data pakar sumber pengetahuan gejala-gejala dan pencegahan
selanjutnya serta obat-obatan. Data pakar meliputi :
a) Fasilitas penjelas berisi gejala-gejala dan pencegahan selanjutnya serta obat-
obatan.
b) Pertanyaan untuk user di dapat dari buku atau referensi valid yang
bersumber dari pakar. Soal yang disusun dalam bentuk pernyataan.
c) CF, berisi data CF pakar dan CF user yang ditawarkan oleh sistem kepada
pertanyaan pada setiap soal
Langkah 2 : Mengkuantifikasi pertanyaan.
Pada tahapan ini User akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa
gejala-gejala yang mungkin terjadi pada User. User menjawab pertanyaan, maka
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
27
sistem membaca jawaban tersebut sebagai kuantifikasi pertanyaan atau biasa disebut
bobot pertanyaan. Kriteria jawaban seorang User yaitu ada sebagai berikut :
Pasti : nilai CF = 1
Kemungkinan besar : nilai CF = 0,6
Tidak tahu : nilai CF = 0
Kemungkinan besar tidak : nilai CF = -0,6
Pasti tidak : nilai CF = -1
Bobot pertanyaan ke- i dengan soal ke- (i+1) akan dihitung menggunkan CF
gabungan. Perhitungan berhenti sampai ke-i dimana i=n. Perhitungan CF gabungan
tersebut akan menghasilkan CF baru yaitu CF User. Kemudian nilai CF pakar
didapatkan dari hasil rata-rata dari nilai CF User. Kemudian didapatkan nilai CF akhir
dengan menggunakan CF sequensial yakni perkalian CF User dan CF pakar. CF akhir
nantinya digunakan dalam penelusuran aturan
Langkah 3 : Merepresentasikan pengetahuan dengan kaidah produksi (Rule-based)
dalam bentuk IF –Then. Misalkan ditentukan dengan 2 aturan yakni ketika nilai CF
akhir pada masing-masing hipotesis sama atau tidak. Karena konklusi yang akan dicari
adalah nilai CF yang terbesar.
Langkah 4 : Merancang mesin inferensi dengan metode Forward chaining.
Mekanisme penalaran ini dimulai dari fakta dulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
Berikut merupakan flowchart dari Forward Chaining dalam perancangan sistem ini :
1. Proses input jawaban user berupa CF yang tersedia dalam sistem
2. Simpan jawaban User
3. Hitung nilai CF gabungan dengan menggunakan persamaan 2.8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
28
4. Hitung CF pakar
5. Tentukan CF akhir
6. Cek rule awal
7. Jika sesuai dengan premis pada memori kerja maka tambah konklusi ke memori
kerja dan lanjutkan ke langkah 9.
8. Cek Rules selanjutnya. Jika masih ada Rule selanjutnya, kembali ke langkah 7.
jika tidak ada rule yang sesuai maka lanjutkan ke langkah 11
9. Sesuaikan konklusi berupa jenis penyakit yang sesuai pada memori kerja pada
rules yang premisnya sesuai
10. Tampilkan jenis penyakit beserta keterangan tambahan
11. Tampilkan kesimpulan " jenis penyakit belum bisa diidentifikasi "
12. Selesai
Untuk lebih jelasnya ilustrasi algoritma forward chaining dapat dilihat pada
gambar 3.1
Langkah 5 : Merancang User interface dan merancang program
Langkah 6 : Evaluasi sistem dilakukan dengan cara membandingkan nilai output
sistem dengan proses hitung manual. Hasil output sistem dianalisa oleh seorang
dokter.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
29
Y
T
Y
T
Gambar 3.1 Flowchart Forward Chaining
Start
Input jawaban user
Simpan jawaban user
Hitung CF User dan pakar
Hitung CF akhir
Cek rule apakah sesuai
dengan premis ?
Apakah ada rule
selanjutnya ?
Penyakit belum bisa diidentifikasi
Tambah konklusi
Sesuaikan dengan jenis penyakit yang
sesuai
Selesai
Cek Rule selanjutnya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
30
Gambar 3.2 Diagram alir sistem kerja penelitian
Identifikasi Masalah
Mulai
Studi Pustaka dan Pengumpulan Informasi
Perancangan Sistem
Uji Coba Program Dengan Membandingkan
Hasil Diagnosa Pakar Tentang Penyakit THT
Pembuatan Program
Selesai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diberikan penjelasan mengenai konsep kuantifikasi pertanyaan
untuk menghitung nilai CF User beserta gambaran umum program beserta implementasinya
dalam sistem pakar untuk diagnosis penyakit telinga, hidung dan tenggorokan.
4.1 Perancangan Sistem
Penggunaan Certainty Factor dalam sistem pakar ini dirancang untuk memberikan
fasilitas diagnosis penyakit telinga, hidung dan tenggorokan. Sebelum tes, user diharuskan
menuliskan nama user kemudian masuk kedalam menu form yang ada di dalamnya.
Kemudian langsung masuk ke dalam form sistem pakar yang nantinya didalamnya akan ada
beberapa pertanyaan untuk user. user akan menjawab pertanyaan (dalam bentuk pernyataan)
sebagai kuantifikasi pertanyaan dengan nilai tingkat kepercayaan (CF), yang mana CF per
pertanyaan akan dihitung dengan pertanyaan berikutnya dengan menggunakan metode
perhitungan pada persamaan (2.8). Perhitungan CF gabungan tersebut akan menghasilkan
nilai CF User. CF User nantinya akan digunakan untuk mencari nilai CF akhir setelah
dioperasikan perhitungannya dengan dikalikan dengan nilai CF pakar yang telah ditentukan
sebelumnya oleh pakar pada tiap-tiap penyakit. Selanjutnya CF akhir itu digunakan untuk
penelusuran aturan. Penelusuran aturan menggunakan teknik metode forward chaining.
Jumlah soal berjumlah 12 yang berisikan gejala-gejala yang mungkin dirasakan oleh User
beserta tingkat kepercayaan yang nantinya diisikan oleh User. Berikut ada kriteria jawaban
yang diisikan oleh User.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
32
No. Keterangan CF Nilai CF
1. Pasti 1
2. Kemungkinan Besar 0,6
3. Tidak tahu 0
4. Kemungkinan Besar Tidak -0,6
5. Pasti Tidak -1
No. Keterangan CF Nilai CF
1. Pasti 1
2. Hampir Pasti 0,8
3. Kemungkinan Besar 0,6
4. Kemungkinan 0,4
5. Tidak Tahu -0,2 sampai 0,2
6 Kemungkinan Tidak -0,4
7 Kemungkinan besar tidak -0,6
8 Hampir Pasti Tidak -0,8
9 Pasti Tidak -1
Tabel 4.2 Kriteria CF Pakar
Tabel 4.1 Kriteria Jawaban User
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
33
4.2 Representasi Pengetahuan
Semua pengetahuan mengenai jenis penyakit direpresentasikan dalam bentuk aturan
– aturan. Contoh beberapa aturan pada basis pengetahuan diasumsikan tingkat keyakinannya
adalah kemungkinan besar.
Tabel 4.3 Contoh Beberapa Aturan Pada Representasi Pengetahuan
4.3 Inferensi Diagnosis Penyakit
Inferensi diagnosis penyakit merupakan penalaran yang dilakukan dalam menentukan
jenis penyakit dari seorang user yang telah melakukan tes dengan menggunakan metode
runut maju (forward chaining), yaitu suatu metode penelusuran dengan didasarkan hasil CF
akhir yang kemudian dilanjutkan dengan keterangan penyakit yang sesuai dan memenuhi.
Rule Panas Nyeri Cairan Gatal Pendengaran
turun
Pilek Bersin Tengg.
sakit
Hidung
buntu
batuk penyakit
1 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tonsilitis
2 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tonsilitis
3 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tonsilitis
4 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
5 Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
6 Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
7 Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
8 Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
9 Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
10 Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tonsilitis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
34
CF(1) CF(2) CF(3) CF(4) CF(5) CF(6)
F F F
T T T
Gambar 4.1 Inferensi Diagnosis Penyakit
Pembentukan aturan-aturan tes dengan keterangan CF(1) = Faringitis, CF(2) = Otitis
Eksterna, CF(3) = Otitis Media, CF(4) = Rinitis Alergi, CF(5) = Sinusitis, CF(6) = Tonsilitis
adalah sebagai berikut :
Rule 1 :
If CF(1) <= 0.5 and CF(2) <= 0.5 and CF(3) <= 0.5 and CF(4) <= 0.5 and CF(5) <= 0.5 and CF(6) <= 0.5 then If CF(1)>0 and CF(2) < =0 and CF(3) < =0 and CF(4)< =0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0
then “Faringitis Gejala” else If CF(1)<=0 and CF(2) > 0 and CF(3) < =0 and CF(4)< =0 and CF(5) < =0 and CF(6) < =0
mulai
Gejala-gejala
R1 R2 R3 Tidak ditemukan jenis penyakit
keterangan jenis penyakit
selesai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
35
then “Otitis Eksterna Gejala” else If CF(1)<=0 and CF(2) <= 0 and CF(3) >0 and CF(4)< =0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0
then “Otitis Media Gejala” else If CF(1)<=0 and CF(2) < =0 and CF(3) < =0 and CF(4)> 0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0
then “Rinitis Alergi Gejala” else If CF(1)<=0 and CF(2) < =0 and CF(3) < =0 and CF(4)<=0 and CF(5) >0 and CF(6) <= 0
then “Sinusitis Gejala” else If CF(1)<=0 and CF(2) < =0 and CF(3) < =0 and CF(4)< =0 and CF(5) < =0 and CF(6) > 0
then “Tonsilitis Gejala” else if CF(1)>0 and CF(2) >0 and CF(3) < =0 and CF(4)< =0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0 then if max(CF(1),CF(2)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” else if max(CF(1),CF(2)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala” else if CF(1)<=0 and CF(2) >0 and CF(3) >0 and CF(4)< =0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0 then if max(CF(2),CF(3)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” else if max(CF(2),CF(3)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if CF(2) = CF(3) then “Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala” else if CF(1)<=0 and CF(2) <=0 and CF(3) >0 and CF(4)>0 and CF(5) <= 0 and CF(6) < =0 then if max(CF(3),CF(4)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if max(CF(3),CF(4)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if CF(3) = CF(4) then “Otitis Media Gejala, Rinitis Alergi Gejala” else if CF(1)<=0 and CF(2) <=0 and CF(3)<=0 and CF(4)>0 and CF(5) > 0 and CF(6) < =0 then if max(CF(4),CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if max(CF(4),CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” else if CF(4) = CF(5) then “Rinitis Alergi Gejala, Sinusitis Gejala” else if CF(1)<=0 and CF(2) <=0 and CF(3)<=0 and CF(4)<=0 and CF(5) > 0 and CF(6) >0 then if max(CF(5),CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” else if max(CF(5),CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala” else if CF(5) = CF(6) then “Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala” else if CF(1)>0 and CF(2) >0 and CF(3)>0 and CF(4)<=0 and CF(5) <= 0 and CF(6) <=0 then if max(CF(1),CF(2),CF(3)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” else if max(CF(1),CF(2),CF(3)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” else if max(CF(1),CF(2),CF(3)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala”
else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala” else if CF(2) = CF(3) then “Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala” else if CF(1) = CF(2) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala”
else if CF(1)<=0 and CF(2) <=0 and CF(3)<=0 and CF(4)>0 and CF(5) > 0 and CF(6) >0 then if max(CF(4),CF(5),(CF6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if max(CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” else if max(CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala” else if CF(4) = CF(5) then “Rinitis Alergi Gejala, Sinusitis Gejala”
else if CF(4) = CF(6) then “Rinitis Alergi Gejala, Tonsilitis Gejala” else if CF(5) = CF(6) then “Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala” else if CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Rinitis Alergi Gejala, Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala”
else if CF(1)>0 and CF(2) >0 and CF(3)>0 and CF(4)>0 and CF(5) <= 0 and CF(6) <=0 then if max(CF(1),CF(2),CF(3),CF(4)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” else if max(CF(1),CF(2),CF(3),CF(4)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” else if max(CF(1),CF(2),CF(3),CF(4)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if max(CF(1),CF(2),CF(3),CF(4)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala “
else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(1) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Rinitis Alergi Gejala “
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
36
else if CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala , Rinitis Alergi Gejala “
else if CF(1)<=0 and CF(2) >0 and CF(3)>0 and CF(4)>0 and CF(5) > 0 and CF(6) <=0 then if max(CF(2),CF(3),CF(4),CF(5)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” else if max(CF(2),CF(3),CF(4),CF(5)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if max(CF(2),CF(3),CF(4),CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if max(CF(2),CF(3),CF(4),CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” else if CF(2) = CF(3) then “Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala “
else if CF(2) = CF(4) then “Eksterna Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(2) = CF(5) then “Eksterna Gejala, Sinusitis Gejala “ else if CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) then “Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala, Rinitis Alergi Gejala, Sinusitis Gejala “
else if CF(1)<=0 and CF(2)<=0 and CF(3)>0 and CF(4)>0 and CF(5) > 0 and CF(6) >0 then if max(CF(3),CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” else if max(CF(3),CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” else if max(CF(3),CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” else if max(CF(3),CF(4),CF(5),CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(3) = CF(4) then “Otitis Media Gejala , Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(3) = CF(5) then “Otitis Media Gejala , Sinusitis Gejala “ else if CF(3) = CF(6) then “Otitis Media Gejala , Tonsilitis Gejala “ else if CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Otitis Media Gejala , Rinitis Alergi Gejala , Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)<=0 and CF(2) > 0 and CF(3) > 0 and CF(4) > 0 and CF(5) > 0 and CF(6) > 0 then If max(CF(2), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” Elseif max(CF(2), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” Elseif max(CF(2), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” Elseif max(CF(2), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” Elseif max(CF(2), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(2) = CF(3) then “Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(2) = CF(4) then “Eksterna Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(2) = CF(5) then “Eksterna Gejala, Sinusitis Gejala “ else if CF(2) = CF(6) then “Eksterna Gejala, Tonsilitis Gejala “ else if CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala , Rinitis Alergi Gejala , Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)>0 and CF(2) <= 0 and CF(3) > 0 and CF(4) > 0 and CF(5) > 0 and CF(6) > 0 then If max(CF(1), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” Elseif max(CF(1), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” Elseif max(CF(1), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(1) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(1) = CF(5) then “Faringitis Gejala, Sinusitis Gejala “ else if CF(1) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Tonsilitis Gejala “ else if CF(1) = CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala , Rinitis Alergi Gejala , Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)>0 and CF(2) > 0 and CF(3) <= 0 and CF(4) > 0 and CF(5) > 0 and CF(6) > 0 then If max(CF(1), CF(2), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala “ else if CF(1) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(1) = CF(5) then “Faringitis Gejala, Sinusitis Gejala “
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
37
else if CF(1) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Tonsilitis Gejala “ else if CF(1) = CF(2) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Rinitis Alergi Gejala , Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)>0 and CF(2) > 0 and CF(3) > 0 and CF(4) <= 0 and CF(5) > 0 and CF(6) > 0 then If max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(5), CF(6)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(5), CF(6)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(5), CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala “ else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(1) = CF(5) then “Faringitis Gejala, Sinusitis Gejala “ else if CF(1) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Tonsilitis Gejala “ else if CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(5) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala, Sinusitis Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)>0 and CF(2) > 0 and CF(3) > 0 and CF(4) > 0 and CF(5) <= 0 and CF(6) > 0 then If max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Gejala”
else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala “ else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(1) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(1) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Tonsilitis Gejala “ else if CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(6) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala, Rinitis Alergi Gejala, Tonsilitis Gejala “
else If CF(1)>0 and CF(2) > 0 and CF(3) > 0 and CF(4) > 0 and CF(5) > 0 and CF(6) < 0 then If max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(1) then “Faringitis Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(3) then “Otitis Media Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Gejala” Elseif max(CF(1), CF(2), CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Gejala”
else if CF(1) = CF(2) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala “ else if CF(1) = CF(3) then “Faringitis Gejala, Otitis Media Gejala “ else if CF(1) = CF(4) then “Faringitis Gejala, Rinitis Alergi Gejala “ else if CF(1) = CF(5) then “Faringitis Gejala, Sinusitis Gejala “ else if CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) then “Faringitis Gejala, Otitis Eksterna Gejala, Otitis Media Gejala, Rinitis Alergi Gejala, Sinusitis Gejala “
Rule 2 : if CF(1) >= 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) < 0.5 and CF(4) < 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 then If max(CF(1),CF(2)) = CF(1) then “ Faringitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2)) = CF(2) then “ Otitis Eksterna Akut” elseIf CF(1) = CF(2) then “Faringitis akut, Otitis Eksterna Akut” Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) < 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(2),CF(3)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(2),CF(3)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf CF(2) = CF(3) then “Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut” Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(3),CF(4)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(3),CF(4)) = CF(4) then “ Rinitis Alergi Akut”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
38
elseIf CF(3) = CF(4) then “Otitis Media Akut, Rinitis Alergi Akut” Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) < 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(4),CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(4),CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf CF(4) = CF(5) then “Rinitis Alergi , Sinusitis Akut” Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) < 0.5 and CF(4) < 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) >= 0.5 If max(CF(5),CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf max(CF(5),CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Akut” elseIf CF(5) = CF(6) then “Sinusitis Akut , Tonsilitis Akut ” Elseif CF(1) >= 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) < 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(1),CF(2) ,CF(3)) = CF(1) then “ Faringitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3)) = CF(3) then “Otitis Media Akut” elseIf CF(1) = CF(2) = CF(3) then “Faringitis Akut, Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut” Elseif CF(1) <0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(2),CF(3) ,CF(4)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut”
elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4)) = CF(4) then “ Rinitis Alergi Akut” elseIf CF(2) = CF(3) = CF(4) then “Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut”
Elseif CF(1) <0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(3),CF(4) ,CF(5)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(3),CF(4) ,CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(3),CF(4) ,CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf CF(3) = CF(4) = CF(5) then “Otitis Media Akut, Rinitis Alergi Akut, Sinusitis Akut” Elseif CF(1) <0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) < 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) >= 0.5 If max(CF(4),CF(5) ,CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(4),CF(5) ,CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf max(CF(4),CF(5) ,CF(6)) = CF(6) then “Tonsilitis Akut” elseIf CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Rinitis Alergi , Sinusitis Akut, Tonsilitis Akut” Elseif CF(1) >= 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) < 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4)) = CF(1) then “Faringitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4)) = CF(3) then “Otitis Media Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4)) = CF(4) then “ Rinitis Alergi Akut”
elseIf CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) then “ Faringitis Akut, Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut”
Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(4)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Akut”
elseIf CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) then “Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut , Sinusitis Akut”
Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) < 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) >= 0.5 If max(CF(3),CF(4) ,CF(5), CF(6)) = CF(3) then “Otitis Media Akut”
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
39
elseIf max(CF(3),CF(4) ,CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(3),CF(4) ,CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf max(CF(3),CF(4) ,CF(5), CF(6)) = CF(6) then “ Tonsilitis Akut”
elseIf CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut , Sinusitis Akut , Tonsilitis Akut”
Elseif CF(1) >= 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) < 0.5 If max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(1) then “ Faringitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5)) = CF(5) then “Sinusitis Akut”
elseIf CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) then “Faringitis Akut, Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut , Sinusitis Akut”
Elseif CF(1) < 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) >= 0.5 If max(CF(2),CF(3) ,CF(3), CF(4), CF(6)) = CF(2) then “ Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf max(CF(2),CF(3) ,CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “ Tonsilitis Akut”
elseIf CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut , Sinusitis Akut , Tonsilitis Akut”
Rule 3 : If CF(1) >= 0.5 and CF(2) >= 0.5 and CF(3) >= 0.5 and CF(4) >= 0.5 and CF(5) >= 0.5 and CF(6) >= 0.5 then If max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(1) then “Faringitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(2) then “Otitis Eksterna Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(3) then “ Otitis Media Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(4) then “Rinitis Alergi Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(5) then “Sinusitis Akut” elseIf max(CF(1),CF(2) ,CF(3), CF(4), CF(5), CF(6)) = CF(6) then “ Tonsilitis Akut”
elseIf CF(1) = CF(2) = CF(3) = CF(4) = CF(5) = CF(6) then “Faringitis Akut , Otitis Eksterna Akut, Otitis Media Akut , Rinitis Alergi Akut , Sinusitis Akut , Tonsilitis Akut ”
End if 4.4 Implementasi Program
Pembuatan program dilakukan berdasarkan buku acuan Madcons, 2003, Seri Panduan
Pemrograman Aplikasi Database Visual Basic.net dengan Crystal Report, Andi, Yogyakarta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
40
4.4.1 Proses Input Jawab
Proses pertama pada sistem pakar diagnosis penyakit ini yaitu prosedur input jawab.
Prosedur ini bertujuan untuk menyimpan tingkat kepercayaan dalam bentuk desimal. Gambar
berikut merupakan form sistem pakar dimana pada form ini User akan menjawab beberapa
pertanyaan mengenai gejala-gejala apa saja yang dirasakan beserta seberapa besar tingkat
keyakinan User terhadap gejala tersebut.
Gambar 4.2 Form Login User
Pada form awal ini terdapat 2 macam User akses. Yakni sebagai admin dan sebagai
User. Admin atau dalam hal ini sebagai pakar berwenang dalam hal update pengetahuan yang
ada di dalam program ini. User dalam hal ini sebagai pemakai yang hanya menggunakan
program sebagai media konsultasi. User menuliskan nama User jika sebagai
pengguna/pemakai/pasien terlebih dahulu, kemudian tekan button OK.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
41
Gambar 4.3 Form konsultasi
Kemudian User mulai memasuki form konsultasi yaitu form sistem pakar. Pada form
ini User mulai dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang tidak harus dijawab semuanya.
Tetapi harus memberikan nilai tingkat kepastian pada setiap pertanyaan. Setelah memilih
gejala dan tingkat kepastian, User dapat menekan button input agar nantinya bisa tersimpan
di dalam kolom gejala penyakit beserta tingkat kepercayaannya pada tiap-tiap gejala. Berikut
adalah contoh form ketika User telah memberikan input an pada form sistem pakar ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
42
Gambar 4.4 Form Yang Telah Berisikan Input user
Terlihat beberapa pilihan gejala yang dirasakan User sudah dipilih beserta tingkat
keyakinan pada masing-masing gejala. Langkah selanjutnya adalah beralih pada kontrol data,
yaitu memproses beberapa input an yang telah di masukkan User. Terlihat bahwa pada hasil
pengujian User telah divonis oleh sistem terkena penyakit Tonsilitis dengan nilai CF atau
tingkat kepercayaan sebesar 0,86304 atau dibulatkan 0,86 dengan kondisi atau tingkat
keparahan akut. Karena nilai keyakinan CF akhir lebih dari 0,5. Berikut adalah contoh
tampilan form hasil dari proses pengujian tersebut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
43
Gambar 4.5 Form Hasil
Gambar 4.6 Form Informasi Hasil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
44
Untuk form selanjutnya adalah berisi mengenai hitungan manual yang dilakukan oleh
sistem. Pada proses input an awal terlihat bahwa pada masing-masing gejala terdapat nilai
keyakinan yang awalnya berupa tingkat keyakinan. Setelah itu proses pencarian nilai CF
User dengan menggunakan persamaan (2.8).
4.4.2 Proses Hitung Nilai CF
Prosedur hitung CF dilakukan setelah prosedur input jawab, maka sistem melakukan
prosedur hitung CF untuk mendapatkan CF User pada proses hitung ini. Prosedur hitung CF
ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Function HitungCF(ByVal Nilai1 As Double, ByVal Nilai2 As Double) Dim NilaiCF As Double = 0 If Nilai1 > 0 AndAlso Nilai2 > 0 Then NilaiCF = Nilai1 + (Nilai2 * (1 - Nilai1)) ElseIf Nilai1 < 0 OrElse Nilai2 < 0 Then NilaiCF = (Nilai1 + Nilai2) / (1 - (Math.Min(Math.Abs(Nilai1), Math.Abs(Nilai2)))) ElseIf Nilai1 < 0 AndAlso Nilai2 < 0 Then NilaiCF = Nilai1 + (Nilai2 * (1 + Nilai1)) End If Return NilaiCF End Function
Gambar 4.7 Prosedur Hitung CF
4.4.3 Proses Hitung Manual
Berikut adalah contoh perhitungan manual dengan input nilai tingkat kepercayaan tiap
soal pada tes diagnosis penyakit dan proses hitung menggunakan persamaan 2.8. Misalkan
input an gejala beserta tingkat keyakinan seperti pada sub bab 4.4.1.
1. Gejala pertama yakni bersin-bersin dengan tingkat keyakinan “pasti” atau bernilai 1
2. Gejala kedua yakni batuk-batuk dengan tingkat keyakinan “kemungkinan besar”
dengan nilai 0,6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
45
3. Gejala ketiga yakni suhu badan yang tinggi dengan tingkat keyakinan “kemungkinan
besar” dengan nilai 0,6
4. Gejala keempat yakni pilek dengan tingkat keyakinan “kemungkinan besar” dengan
nilai 0,6
5. Gejala kelima yakni adanya bau mulut dengan tingkat keyakinan “kemungkinan
besar” dengan nilai 0,6
6. Gejala keenam yakni user mendengkur ketika tidur dengan tingkat keyakinan
“kemungkinan besar” dengan nilai 0,6
Setelah dilakukan penelusuran gejala pada masing-masing peyakit pada database
sistem, maka didapatkan hasil tingkat kepercayaan pada masing-masing penyakit seperti tabel
dibawah ini :
Tabel 4.4 Hasil Hitung Manual
No gejala Otitis eks. Otitis med. Tonsilitis Faringitis Rinitis A. Sinusitis
1. 0 0 0 0 1 1
2. 0 0 0,6 0,6 0 0,6
3. 0 0,6 0,6 0,6 0 0,6
4. 0 0 0 0 0,6 0,6
5. 0 0 0,6 0 0,6 0,6
6. 0 0 0,6 0 0 0
Nilai CF
akhir User = 0 0,6 0,9744 0,84 1 1
Nilai CF
pakar = 0,65 0,80 0,89 0,72 0,77 0,58
CF akhir = 0 0,48 0,86 0,67 0,77 0,58
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
46
Terlihat hasil seperti diatas bahwa nilai CF yang terbesar adalah penyakit tonsilitis
dengan nilai kepercayaan 0,86. Karena nilai > 0,5 maka bukan merupakan suatu gejala lagi,
tetapi sudah mencapai tahapan akut.
4.5 Desain Interface
Desain Interface yang merupakan rancangan beberapa form yang ada dalam program
ini akan terdapat pada lampiran 2. Berikut ini adalah beberapa fungsi form yang ada dalam
user interface pada aplikasi ini.
1. Form login Admin dan user
Pada form ini berguna untuk membuka akses sebagai admin atau User
(pengguna tes). Jika admin akan masuk pada form hak akses admin untuk para pakar
maka harus mengetikkan nama user tertentu saja yang ada dalam database beserta
password yang sesuai sebagai syarat masuk untuk update data. Sedangkan untuk
pengguna maka cukup mengetikkan nama user atau pengguna saja.
2. Form update gejala penyakit
Form berikut merupakan form dari login admin untuk update gejala-gejala
penyakit dari penyakit THT itu sendiri. Data-data yang telah di update nantinya akan
disimpan dalam database sehingga memungkinkan sekali dalam perbaikan
pengetahuan jika diperlukan dalam kelanjutannya.
3. form update penyakit THT
Pada form ini berisikan mengenai beberapa jenis penyakit yang ada di aplikasi
ini. Pada form ini admin dapat meng-update macam-macam jenis penyakit jika ingin
menambahkan atau mengurangi macam penyakit yang ada di aplikasi ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
47
4. Form update rule dari masing-masing jenis penyakit terhadap gejala-gejalanya. Misal
dalam hal ini penyakit faringitis.
Pada form ini admin dapat meng-update tiap-tiap gejala terhadap salah satu
penyakit THT ini. Dalam contoh sub form ini ditampilkan jenis penyakit faringitis
yang dapat di update nilai tingkat keyakinan suatu gejala terhadap penyakit faringitis
ini.
5. Form update CF pakar penyakit
Pada form ini terdapat nilai CF yang berasal dari pakar. Terdapat nilai CF
yang telah dikonsultasikan dengan pakar THT sebelumnya. Pada form ini juga
terdapat fasilitas jika ingin meng-update nilai CF pakar dari suatu penyakit THT.
6. Form update user
Pada form ini terdapat fasilitas jika ingin menambahkan nama admin jika
menginginkan beberapa akses tersendiri pagi pemakai.
7. Form konsultasi sistem pakar THT
Pada form ini merupakan form konsultasi user. User memberikan masukan
berupa gejala-gejala yang dirasakan beserta tingkat keyakinan user terhadap gejala
tersebut. Kemudian setelah di proses maka user mendapatkan diagnosa dari sistem
yakni terkena penyakit tonsilitis dengan nilai CF sebesar 0,88 dengan tingkat
keparahan akut
8. Form informasi hasil pengujian
Pada form ini menampilkan beberapa daftar masukan gejala penyakit yang
telah dimasukkan oleh user beserta tingkat keyakinannya. Kemudian setelah diproses,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
48
maka didapatkan masing-masing nilai CF pada setiap penyakit. Dan setelah itu
dilakukan penelusuran rule dimana akan diperoleh kesimpulan akhir penyakit yang
diderita user beserta tingkat kepercayaannya.
4.6 Evaluasi Sistem
Pada evaluasi ini akan bertujuan untuk membuktikan kesesuaian antara output sistem
aplikasi program dengan hasil manual atau hasil rumusan teori, dibuktikan melalui proses
konsultasi langsung dengan pakar THT. Evaluasi sistem dilakukan dengan cara
membandingkan nilai output sistem dengan proses hitung manual, kemudian dianalisa oleh
pakar THT.
Untuk mendapatkan hasil yang obyektif, maka akan diambil sekitar 10 sampel data
yang ada pada suatu rekam medik suatu puskesmas yang berada pada suatu wilayah di daerah
Bratang yaitu di Klinik Aries, yang akan diujikan pada sistem (proses I). Kemudian soal
beserta bobot soal dicetak dan diberikan pada pakar THT untuk konsultasi dengan pakar(
proses II).
Berikut adalah gambaran singkat mengenai pengujian pada proses I dan II yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Data diambil secara acak dengan tidak membedakan umur dari pasien atau dalam hal
ini bertidak sebagai user. Data pasien berjumlah 10 dan diambil hanya pada kasus
penyakit yang berhubungan dengan penyakit THT saja. Kemudian data di inputkan
pada sistem untuk mendapatkan hasil output dari sistem.
2. Sedangkan untuk proses kedua merupakan proses lanjutan sebagai pembanding
terhadap proses I. Pada tahapan ini nantinya akan didapatkan hasil dari pemeriksaan
dari pakar terhadap soal-soal yang telah diberikan kepada pakar sebelumnya.
Setelah proses I dan II selesai, maka akan dilakukan uji pembanding yakni diantara
kedua proses tersebut. Pada hasil tersebut menunjukkan keakuratan program sebesar 90%.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
49
Yakni dengan 9 data benar sesuai hasil pemeriksaan pakar atau dalam hal ini dokter(Proses
II), sehingga hasil sistem pakar diagnosis penyakit telinga, hidung dan tenggorokan ini adalah
(9 : 10) x 100% = 90%. Dalam hal ini kesalahan disebabkan karena tingkat keyakinan yang
diberikan oleh user terjadi salah persepsi atau belum obyektif meskipun dalam aplikasi
program sudah dipermudah dengan memberikan pilihan tingkat keyakinan yang dapat
dimengerti dengan mudah oleh user. Selain itu faktor antibodi dari user itu sendiri juga
berpengaruh seiring bertambahnya usia. Berikut hasil proses I dan proses II :
Tabel 4.5 Hasil uji proses I yang dibandingkan dengan proses II
No. Nama pasien Umur Hasil Proses I Hasil Proses II Keterangan
1. A 9 tahun Rinitis Alergi Rinitis Alergi Sesuai
2. B 15 tahun Otitis Media Otitis Media Sesuai
3. C 22 tahun Tonsilitis Tonsilitis Sesuai
4. D 7 tahun Sinusitis Sinusitis Sesuai
5. E 18 tahun Tonsilitis Tonsilitis Sesuai
6. F 56 tahun Otitis media Tonsilitis Tidak sesuai
7. G 34 tahun Faringitis Faringitis Sesuai
8. H 31 tahun Otitis Eksterna Otitis Eksterna Sesuai
9. I 45 tahun Otitis Eksterna Otitis Eksterna Sesuai
10. J 10 tahun sinusitis sinusitis Sesuai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem diagnosa penyakit THT ini dengan menggunakan metode Certainty
Factor dibangun melalui beberapa tahapan. Proses awal dari tahapan ini adalah
menentukan macam penyakit pada THT beserta gejala-gejalanya yang akan
digunakan dalam sistem. Kemudian akan dikonsultasikan dengan pakar THT
mengenai nilai kepastian (Certainty Factor) dari masing-masing penyakit mengenai
nilai CF pakar dari setiap masing-masing penyakit. Proses ini kemudian dilanjutkan
dengan menentukan aturan (rule) penyakit THT sesuai dengan masukan gejala. Dari
aturan inilah nantinya akan didapatkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien / user.
Program diagnosis penyakit THT yang telah dibuat ini digunakan untuk
mempermudah perhitungan. Dari hasil perhitungan telah didapatkan tingkat
keberhasilan program sebesar 90%. Sehingga didapatkan hal-hal utama dari akhir
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Proses kerja sistem dalam pengolahan data menggunakan metode Certainty
Factor dapat mendiagnosis penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan.
2. Metode Certainty Factor dalam sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
THT dapat dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual
Basic.Net dan menghasilkan target output yang diinginkan.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan untuk pengembangan diagnosa penyakit THT
menggunakan metode Certainty Factor ini adalah dengan menggunakan metode-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
51
metode yang lain seperti Fuzzy inference system. Selain itu juga bisa dikembangkan
dengan penyakit-penyakit lainnya selain penyakit THT sehingga lebih bermanfaat
untuk kepentingan masyarakat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
52
DAFTAR PUSTAKA
Arhami M, 2005, Konsep Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta
Arsyad E dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan“ Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
Leher “, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Budiman I, 2008, Pembuatan Aplikasi Berbasiskan Sistem Pakar Menggunakan Visual
Studio.Net 200, Universitas Gunadarma, Depok
Desiani A, 2006, Konsep Kecerdasan Buatan, Andi Offset, Yogyakarta
Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta
Madcons, 2003, Seri Panduan Pemrograman Aplikasi Database Visual Basic.Net dengan
Crystal Report.Net, Andi, Yogyakarta
Sridadi B, Chin-Liang Chang, 1990, Pengantar Kecerdasaan Buatan (Artificial Intelligence)
Introduction to Artificial Intelligence Techniques, Erlangga, Jakarta
Suparman, 1991, Mengenal Artificial Intelligence, Andi Offset, Yogyakarta
Yuswanto, 2003, Pemrograman Dasar Microsoft Visual Basic, Prestasi Pustaka Publisher,
Surabaya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
53
Lampiran 1
Lampiran 1 : Tabel soal yang digunakan User dalam menjawab tiap pertanyaan
NO. SOAL
1 APAKAH ANDA MENGALAMI BERSIN-BERSIN
2 APAKAH ADA MENGALAMI BATUK-BATUK
3 APAKAH ANDA MENGELUARKAN CAIRAN BERBAU PADA HIDUNG
4 APAKAH ANDA MENGALAMI GATAL PADA TELINGA/HIDUNG
5 APAKAH ANDA MENGALAMI KEBUNTUAN PADA HIDUNG ANDA
6 APAKAH MULUT ANDA BERBAU
7 APAKAH ANDA MENGALAMI NYERI KEPALA / SAAT MENELAN
8 APAKAH ANDA MERASA PENDENGARAN MENURUN
9 APAKAH ANDA MENGALAMI PILEK
10 APAKAH ANDA MENGALAMI DEMAM / SUHU BADAN PANAS
11 APAKAH ANDA MENGALAMI SAKIT PADA TENGGOROKAN
12 APAKAH TIDUR ANDA MENDENGKUR PADA AKHIR-AKHIR INI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
54
Lampiran 2
Lampiran 2 : Gambar form sebagai user interface sistem pakar dalam diagnosis
penyakit THT.
Lampiran 2-1 : Gambar form login Admin dan user
Lampiran 2-2 : gambar form update gejala penyakit
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
55
Lampiran 2-3 : Gambar form update penyakit THT
.
Lampiran 2-4 : Gambar form update rule dari masing-masing jenis penyakit terhadap gejala-
gejalanya. Misal dalam hal ini penyakit faringitis.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
56
Lampiran 2-5 : Gambar form update CF pakar penyakit
Lampiran 2-6 : gambar form update user
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
57
Lampiran 2-7 : Gambar form konsultasi sistem pakar THT
.
Lampiran 2-8 : gambar form informasi hasil pengujian
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
58
Lampiran 3
Lampiran 3 : tabel hasil uji proses I yang dibandingkan dengan proses II
No. Nama pasien Umur Hasil Proses I Hasil Proses II Keterangan
1. A 9 tahun Rinitis Alergi Rinitis Alergi Sesuai
2. B 15 tahun Otitis Media Otitis Media Sesuai
3. C 22 tahun Tonsilitis Tonsilitis Sesuai
4. D 7 tahun Sinusitis Sinusitis Sesuai
5. E 18 tahun Tonsilitis Tonsilitis Sesuai
6. F 56 tahun Otitis media Tonsilitis Tidak sesuai
7. G 34 tahun Faringitis Faringitis Sesuai
8. H 31 tahun Otitis Eksterna Otitis Eksterna Sesuai
9. I 45 tahun Otitis Eksterna Otitis Eksterna Sesuai
10. J 10 tahun sinusitis sinusitis Sesuai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
59
Lampiran 4
Lampiran 4 : Listing program yang diacu pada subbab implementasi program
Lampiran 4-1 : Listing program pada form sistem pakar THT
Imports ClassLibrary.Helper
Imports System.Data.SqlClient
Imports System.Windows.Forms
Public Class FormSistemPakarTHT
Dim CMD As New SqlCommand("", ConnectSQL)
Private Sub BlankField()
CboGejala.SelectedIndex = -1
CboTingkat.SelectedIndex = -1
If DTInputGejala.Rows.Count > 0 Then
DTInputGejala.Rows.Clear()
End If
If DTPenyakit.Rows.Count > 0 Then
DTPenyakit.Rows.Clear()
End If
If DTPenyakitAkhir.Rows.Count > 0 Then
DTPenyakitAkhir.Rows.Clear()
End If
BtnInput.Enabled = True
BtnProses.Enabled = True
BtnInformasiHasil.Enabled = False
BtnRefresh.Enabled = False
BtnSimpan.Enabled = False
BtnSaran.Enabled = False
End Sub
Dim DTInputGejala As DataTable
Dim DTPenyakit As DataTable
Dim DTPenyakitAkhir As DataTable
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
60
Private Sub FormSistemPakarTHT_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles MyBase.Load
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "select KODEGEJALA,NAMAGEJALA from GEJALA order by
KODEGEJALA"
Dim DT As New DataTable
Dim DA As New SqlDataAdapter(CMD)
DA.Fill(DT)
CboGejala.DataSource = DT
CboGejala.ValueMember = "KODEGEJALA"
CboGejala.DisplayMember = "NAMAGEJALA"
DTInputGejala = New DataTable
DTInputGejala.Columns.Add("KODEGEJALA")
DTInputGejala.Columns.Add("NAMAGEJALA")
DTInputGejala.Columns.Add("TINGKAT")
DTInputGejala.Columns.Add("NILAI")
Dim Key(0) As DataColumn
Key(0) = DTInputGejala.Columns("KODEGEJALA")
DTInputGejala.PrimaryKey = Key
DTPenyakit = New DataTable
DTPenyakit.Columns.Add("KODEPENYAKIT")
DTPenyakit.Columns.Add("NAMAPENYAKIT")
DTPenyakit.Columns.Add("NILAICF")
DTPenyakitAkhir = New DataTable
DTPenyakitAkhir.Columns.Add("KODEPENYAKITAKHIR")
DTPenyakitAkhir.Columns.Add("NAMAPENYAKITAKHIR")
DTPenyakitAkhir.Columns.Add("KONDISI")
DTPenyakitAkhir.Columns.Add("HASIL")
GridGejala.DataSource = DTInputGejala
BlankField()
End Sub
Private Sub BtnInput_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnInput.Click
If CboGejala.SelectedIndex = -1 Then
MsgBox("Anda belum memilih Gejala Penyakit.", MsgBoxStyle.Critical)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
61
CboGejala.Focus()
Exit Sub
ElseIf CboTingkat.SelectedIndex = -1 Then
MsgBox("Anda belum memilih Tingkat Kepercayaan.", MsgBoxStyle.Critical)
CboTingkat.Focus()
Exit Sub
End If
Dim nilai As Double = 0
If CboTingkat.SelectedIndex = 0 Then
nilai = 1
ElseIf CboTingkat.SelectedIndex = 1 Then
nilai = 0.6
ElseIf CboTingkat.SelectedIndex = 2 Then
nilai = 0
ElseIf CboTingkat.SelectedIndex = 3 Then
nilai = -0.6
ElseIf CboTingkat.SelectedIndex = 4 Then
nilai = -1
End If
Dim KeyFind(0) As Object
KeyFind(0) = CboGejala.SelectedValue
Dim RowFind As DataRow = DTInputGejala.Rows.Find(KeyFind)
If RowFind Is Nothing Then
Dim RowInput As DataRow = DTInputGejala.NewRow
RowInput("KODEGEJALA") = CboGejala.SelectedValue
RowInput("NAMAGEJALA") = CboGejala.Text
RowInput("TINGKAT") = CboTingkat.SelectedItem
RowInput("NILAI") = nilai
DTInputGejala.Rows.Add(RowInput)
CboGejala.SelectedIndex = -1
CboTingkat.SelectedIndex = -1
Else
If MsgBox("Gejala penyakit sudah diinputkan." & vbCrLf & "Data Gejala
Penyakit akan diupdate. Lanjutkan ?", MsgBoxStyle.Exclamation + MsgBoxStyle.YesNo) =
MsgBoxResult.Yes Then
RowFind("TINGKAT") = CboTingkat.SelectedItem
RowFind("NILAI") = nilai
CboGejala.SelectedIndex = -1
CboTingkat.SelectedIndex = -1
End If
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
62
End If
End Sub
Private Sub BtnHapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs)
If GridGejala.RowCount > 0 Then
Dim KeyFind(0) As Object
KeyFind(0) = GridGejala.SelectedRows(0).Cells("KODEGEJALA").Value
Dim RowFind As DataRow = DTInputGejala.Rows.Find(KeyFind)
If RowFind IsNot Nothing Then
RowFind.Delete()
End If
End If
End Sub
Private Sub GridGejala_KeyDown(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.Windows.Forms.KeyEventArgs) Handles GridGejala.KeyDown
If GridGejala.SelectedRows.Count > 0 Then
If e.KeyCode = Keys.Delete Then
Dim KeyFind(0) As Object
KeyFind(0) = GridGejala.SelectedRows(0).Cells("KODEGEJALA").Value
Dim RowFind As DataRow = DTInputGejala.Rows.Find(KeyFind)
If RowFind IsNot Nothing Then
RowFind.Delete()
End If
End If
End If
End Sub
Function HitungCF(ByVal Nilai1 As Double, ByVal Nilai2 As Double)
Dim NilaiCF As Double = 0
If Nilai1 > 0 AndAlso Nilai2 > 0 Then
NilaiCF = Nilai1 + (Nilai2 * (1 - Nilai1))
ElseIf Nilai1 < 0 OrElse Nilai2 < 0 Then
NilaiCF = (Nilai1 + Nilai2) / (1 - (Math.Min(Math.Abs(Nilai1),
Math.Abs(Nilai2))))
ElseIf Nilai1 < 0 AndAlso Nilai2 < 0 Then
NilaiCF = Nilai1 + (Nilai2 * (1 + Nilai1))
End If
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
63
Return NilaiCF
End Function
Private Sub RuleCF()
'-- Rule 1 (Cari nilai maximum dari senua nilai CF untuk setiap penyakit yang
ada)
Dim NilaiMax As Double = 0
For i As Integer = 0 To DTPenyakit.Rows.Count - 1
If i = 0 Then
NilaiMax = DTPenyakit.Rows(i)("NILAICF")
Else
If NilaiMax < DTPenyakit.Rows(i)("NILAICF") Then
NilaiMax = DTPenyakit.Rows(i)("NILAICF")
End If
End If
Next
'-- Cek Apakah Nilai Maximum > 0
If NilaiMax > 0 Then
'-- Rule 2 (Cari Penyakit yang nilainya sama dengan nilai maximum)
Dim RowSelect As DataRow() = DTPenyakit.Select("NILAICF = '" & NilaiMax &
"'")
If RowSelect.Length > 0 Then
For i As Integer = 0 To RowSelect.Length - 1
Dim RowInput As DataRow = DTPenyakitAkhir.NewRow
RowInput("KODEPENYAKITAKHIR") = RowSelect(i)("KODEPENYAKIT")
RowInput("NAMAPENYAKITAKHIR") = RowSelect(i)("NAMAPENYAKIT")
If RowSelect(i)("NILAICF") > 0.5 Then
RowInput("KONDISI") = "AKUT"
Else
RowInput("KONDISI") = "GEJALA"
End If
RowInput("HASIL") = RowSelect(i)("NILAICF")
DTPenyakitAkhir.Rows.Add(RowInput)
Next
End If
End If
End Sub
Private Sub BtnProses_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnProses.Click
If GridGejala.RowCount = 0 Then
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
64
MsgBox("Tidak ada gejala penyakit yang bisa diproses.",
MsgBoxStyle.Critical)
ElseIf MsgBox("Apakah semua data sudah benar ?", MsgBoxStyle.YesNo) =
MsgBoxResult.Yes Then
'-- Cari Nilai CF semua penyakit dari gejala yang diinputkan
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "select KODEPENYAKIT,NAMAPENYAKIT from PENYAKIT"
Dim DT As New DataTable
Dim DA As New SqlDataAdapter(CMD)
DA.Fill(DT)
For Each Data As DataRow In DT.Rows
'-- Cari Gejala untuk setiap penyakit yang diperoleh
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "select GJP.KODEGEJALA from GEJALAPENYAKIT GJP " &
"inner join GEJALA GJ on GJ.KODEGEJALA=GJP.KODEGEJALA " &
"where KODEPENYAKIT=@KODEPENYAKIT"
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEPENYAKIT", Data("KODEPENYAKIT"))
Dim DTGejala As New DataTable
Dim DAGejala As New SqlDataAdapter(CMD)
DAGejala.Fill(DTGejala)
Dim CFBaru As Double = 0
'-- Untuk Setiap Gejala yang diperoleh
For Each DataGejala As DataRow In DTGejala.Rows
Dim Key(0) As Object
Key(0) = DataGejala("KODEGEJALA")
Dim RowFind As DataRow = DTInputGejala.Rows.Find(Key)
If RowFind IsNot Nothing Then
Dim Nilai As Double = RowFind("NILAI")
If CFBaru = 0 Then
CFBaru = RowFind("NILAI")
Else
CFBaru = HitungCF(CFBaru, RowFind("NILAI"))
End If
End If
Next
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "select ISNULL(CFPAKAR,0) as CFPAKAR from PENYAKIT
where KODEPENYAKIT=@KODEPENYAKIT"
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
65
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEPENYAKIT", Data("KODEPENYAKIT"))
Dim CFPakar As Double = CMD.ExecuteScalar
Dim CFAkhir As Double = CFBaru * CFPakar
Dim RowInput As DataRow = DTPenyakit.NewRow
RowInput("KODEPENYAKIT") = Data("KODEPENYAKIT")
RowInput("NAMAPENYAKIT") = Data("NAMAPENYAKIT")
RowInput("NILAICF") = CFAkhir
DTPenyakit.Rows.Add(RowInput)
Next
RuleCF()
GridPenyakit.DataSource = DTPenyakitAkhir
If DTPenyakitAkhir.Rows.Count = 0 Then
MsgBox("Tidak ditemukan Penyakit THT untuk gejala-gejala yang
diinputkan.", MsgBoxStyle.Information)
End If
CboGejala.SelectedIndex = -1
CboTingkat.SelectedIndex = -1
BtnInput.Enabled = False
BtnProses.Enabled = False
BtnInformasiHasil.Enabled = True
BtnRefresh.Enabled = True
BtnSimpan.Enabled = True
BtnSaran.Enabled = True
End If
End Sub
Private Sub BtnInformasiHasil_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnInformasiHasil.Click
Dim Form As New FormInformasiPengujian
Form.DTGejala = DTInputGejala
Form.DTPenyakit = DTPenyakit
Form.DTPenyakitAkhir = DTPenyakitAkhir
Form.ShowDialog()
End Sub
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
66
Private Sub BtnSimpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnSimpan.Click
If DTPenyakitAkhir.Rows.Count = 0 Then
MsgBox("Data penyakit THT tidak ditemukan." & vbCrLf & "Data tidak dapat
disimpan.", MsgBoxStyle.Critical)
ElseIf MsgBox("Data akan disimpan. Lanjutkan ?", MsgBoxStyle.YesNo) =
MsgBoxResult.Yes Then
Dim KodeGenerate As String = GenerateAutoNumber("T", "REKAMMEDIK",
"KODEPERIKSA", 12)
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "insert into REKAMMEDIK
(KODEREKAM,TANGGALPEMERIKSAAN,NAMAPASIEN) values (@KODEREKAM,GETDATE(),@NAMAPASIEN)"
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEREKAM", KodeGenerate)
CMD.Parameters.AddWithValue("@NAMAPASIEN", FormUtama.NamaUser)
CMD.ExecuteNonQuery()
For Each Data As DataGridViewRow In GridPenyakit.Rows
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "select MAX(NOMORURUT) from REKAMMEDIKPENYAKIT where
KODEREKAM=@KODEREKAM"
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEREKAM", KodeGenerate)
Dim NomorUrut As Object = CMD.ExecuteScalar
If NomorUrut Is DBNull.Value Then
NomorUrut = 1
Else
NomorUrut += 1
End If
CMD.Parameters.Clear()
CMD.CommandText = "insert into
REKAMMEDIKPENYAKIT(KODEREKAM,NOMORURUT,KODEPENYAKIT,KONDISI,NILAICF) values
(@KODEREKAM,@NOMORURUT,@KODEPENYAKIT,@KONDISI,@NILAICF)"
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEREKAM", KodeGenerate)
CMD.Parameters.AddWithValue("@NOMORURUT", NomorUrut)
CMD.Parameters.AddWithValue("@KODEPENYAKIT",
Data.Cells("KODEPENYAKITAKHIR").Value)
CMD.Parameters.AddWithValue("@KONDISI", Data.Cells("KONDISI").Value)
CMD.Parameters.AddWithValue("@NILAICF", Data.Cells("HASIL").Value)
CMD.ExecuteNonQuery()
Next
Me.Close()
End If
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan
67
End Sub
Private Sub BtnRefresh_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnRefresh.Click
BlankField()
End Sub
Private Sub BtnBatal_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnBatal.Click
Me.Close()
End Sub
Private Sub BtnSaran_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles BtnSaran.Click
If GridPenyakit.RowCount > 0 Then
Dim Form As New FormSistemPakarTHTSaran
Form.DTPenyakit = DTPenyakitAkhir
Form.ShowDialog()
Else
MsgBox("Data Penyakit tidak ditemukan.", MsgBoxStyle.Critical)
End If
End Sub
Private Sub CboGejala_SelectedIndexChanged(ByVal sender As System.Object, ByVal e
As System.EventArgs) Handles CboGejala.SelectedIndexChanged
End Sub
End Class
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Rancang Bangun Sistem Pakar Dalam Diagnosis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor
Indra Kurniawan