Upload
tranngoc
View
238
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MENENTUKAN
PENYAKIT TANAMAN KAKAO MENGGUNAKAN METODE
FORWARD CHAINING BERBASIS WAP
SKRIPSI
Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Komputer
STMIK U’Budiyah Indonesia
Oleh
Nama : Handika Rahman
Nim : 08111048
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER
STMIK U’BUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MENENTUKAN PENYAKIT
TANAMAN KAKAO MENGGUNAKAN METODE FORWARD
CHAINING BERBASIS WAP
Tugas Akhir oleh Handika Rahman ini telah dipertahankan didepan dewan
penguji pada tanggal 25 September 2013
Dewan Penguji :
1. Ketua : ( Faisal Tifta Zany, M.Sc)
1. Anggota : ( Muslim, S. Si, M. Infotech)
2. Anggota : ( Zia Fernanda, S.kom, M.Eng)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MENENTUKAN PENYAKIT
TANAMAN KAKAO MENGGUNAKAN METODE FORWARD
CHAINING BERBASIS WAP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhui syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
STMIK U’Budiyah Indonesia
Oleh
Nama : Handika Rahman
Nim : 08111048
Disetujui,
Penguji I
(Muslim, S. Si, M. Infotech)
Penguji II
(Zia Fernanda, S.kom, M.Eng)
Ka. Prodi Teknik Informatika
( Fathiah, ST, M. Eng )
Pembimbing,
(Faisal Tifta Zany, M.Sc)
Mengetahui,
Ka. STMIK U’Budiyah Indonesia
( Agus Ariyanto, S.E., M. Si )
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi
ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan
gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuain dengan peraturan yang
berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam penulisan skripsi ini.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan skipsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pakar
Menentukan Penyakit Tanaman Kakao Menggunakan Metode Forward
Chaining Berbasis WAP” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Disamping itu bantuan dari berbagai pihak sangat berperan dalam proses
penelitian dan penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu dengan rasa penuh hormat,
tulus dan ikhlas penulis haturkan terima kasih kepada:
1. Ketua STMIK U’Budiyah Indonesia Bapak Agus Harianto, S.E., M. Si
2. Ketua Prodi Teknik Informatika Ibu Fathiah, ST, M. Eng
3. Pembimbing Laporan Tugas Akhir Bapak Faisal Tifta Zany, M.Sc yang telah
sudi kiranya meluangkan pikiran dan waktu sehinggal penulis telah dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
4. Kantor Dinas Kehutanan Dan Perkebunan ACEH
5. Ayahanda, ibunda, kakak, adik dan kerabat yang telah memberikan banyak do’a,
serta dorongan dalam penyelesaian penelitian ilmiah ini.
6. Serta teman-teman dan sahabat-sahabat maupun dosen yang telah memberikan
motifasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ilmiah ini.
vi
Walaupun ada bantuan dari berbagai pihak, namun penulis masih menyadari
ada kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam menulis. Akhirnya penulis berharap
semoga hasil laporan tugas akhir dapat memberikan manfaat kepada penulis sendiri
dan pembaca sekalian.
Banda Aceh, 10 November 2013
Handika Rahman
vi
ABSTRAK
Pada awalnya perkembangan komputer banyak digunakan sebagai alat hitung
bantu untuk menghitung. Tetapi perkembangan teknologi secara cepat membuat
fungsinya tidak lagi hanya sebagi alat bantu hitung, melainkan bertambah sehingga
menjadi kompleks. Kemajuan dalam bidang piranti lunak komputer menyebabkan
komputer di andalkan sebagai alat bantu untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan seperti layaknya seorang pakar (manusia). Dengan bantuan teknologi
komputer, pengetahuan seseorang atau beberapa orang pakar dapat dirangkum menjadi
satu untuk kemudian diproses menjadi suatu sistem (program komputer) yang di kenal
dengan nama “sistem pakar”. Sistem pakar juga dapat membantu memecahkan masalah
yang dihadapi orang awam sehari-hari dengan kemampuan memberi solusi setara
dengan pakar.
Sistem yang mampu menirukan cara berfikir manusia terdiri atas dua kategori, yaitu
sistem yang mampu melakukan emulasi kepakaran seseorang (knowedge based expert
system) dan sistem yang mampu melakukan komputasi secara cerdas berdasarkan
kecerdasan komputasional (computational intelligence)
Pada penulisan skripsi ini hanya membahas tentang seputar penyakit tanaman kakao
saja. Untuk itu diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut sehingga jangkauannya
dapat lebih luas lagi sehingga mencakup seluruh penyakit tanaman kakao dan pencegah
beserta pengobatan yang tepat.
Kata kunci : Sistem, Sistem Pakar
vii
ABSTRACT
At first the development of computers are widely used as a tool to calculate. But
the rapid development of technology makes its function not only as a tool of the count,
but added that it becomes more complex. Progress in the field of computer software
causes the computer can be relied upon as tool to solve problems and make decisions
like an expert (human). With the help of computer technology, knowledge of one or
several experts can be summarized into one to later be processed into a system
(computer program) which is known by the name of “expert system”. Expert system
can also help solve problems faced by ordinary everyday people with the ability to
provide solutions equivalent to the experts.
Systems that can mimic the human way of thinking of two categories, namely
emulation system capable of doing one’s expertise (knowledge based expert system)
and system capable of intelligent computing based on computational intelligence
(computational intelligence).
In this thesis only discusses about the cocoa plant disease alone. For it is expected that
the further development so that its scope can be more broadly so as to include the entire
cocoa crop disease and its prevention and appropriate treatment.
Keywords : System, Expert System
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 2
1.4 Tujuan Penilitian ........................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
2.1 Sistem Pakar ................................................................................ 6
2.1.1 Artificial Intelligence ....................................................... 9
2.1.2 Forward Chaining ......................................................... 11
2.1.3 Backward Chainig ......................................................... 12
2.2 WAP .......................................................................................... 13
2.2.1 Versi WAP .................................................................... 14
2.2.2 Cara Kerja WAP ........................................................... 15
2.2.3 Model Pemrograman WAP ........................................... 16
ix
2.2.4 Contoh Penggunaan WAP ............................................ 16
2.2.5 Keuntungan WAP ......................................................... 16
2.2.6 Kelemahan WAP .......................................................... 17
2.3 Ketidakpastian .......................................................................... 18
2.3.1 Faktor Kepastian (Certainty Factor)............................... 18
2.3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factors ..... 19
2.4 Penyakit Kakao ......................................................................... 20
2.5 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ........................................ 25
2.6 Data Flow Diagram ( DFD ) ..................................................... 26
2.6.1 Flowchart ........................................................................ 28
2.6.1.1 Program Flowchart .............................................. 29
2.6.1.2 Jenis jenis Flowchart ........................................... 29
2.7 MySQL ..................................................................................... 30
2.8 Apache Webserver .................................................................... 32
2.9 Bahasa Pemrograman ................................................................ 33
2.9.1 PHP ................................................................................ 33
2.9.2 HTML ............................................................................ 35
2.10 Representasi Pengetahuan ....................................................... 39
2.11 Relasi Antara Penyakit Dengan Gejala .................................... 44
BAB III.METODE PENELITIAN ...........................................................
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................. 46
3.2 Flowchart ................................................................................. 47
3.2.1 Flowchart Proses Berjalannya Program Untuk User ......... 47
3.2.2 Flowchart Proses Berjalannya Program Untuk Admin ...... 49
3.3 Alat dan Bahan ......................................................................... 50
3.4 Analisa Sistem .......................................................................... 50
3.5 Perancangan Sistem .................................................................. 51
3.5.1 Perancangan Diagram Alir Data ....................................... 51
3.5.1.1 Diagram Konteks .................................................. 51
3.5.1.2 DFD (Data Flow Diagram) Level 1 ...................... 52
x
3.5.1.3 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 ...................... 55
3.6 Design Data .............................................................................. 57
3.6.1 ERD ........................................................................ 57
3.6.2 Finalis Tabel............................................................ 58
3.7 Rancangan Antar Muka ............................................................ 62
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
4.1 Design Tampilan (Interface Design) ......................................... 71
4.1.1 Home ............................................................................... 71
4.1.2 Halaman Tata Cara Konsultasi ......................................... 72
4.1.3 Halaman Berita Online ..................................................... 73
4.1.4 Halaman Daftar Account Baru (Sign up Here) ................. 74
4.1.5 Halaman Sing in .............................................................. 74
4.1.6 Halaman Masukan Data Anda ......................................... 75
4.1.7 Halaman Konsultasi......................................................... 76
4.1.8 Halaman Hasil Diagnosa ................................................. 76
4.1.9 Halaman Daftar Penyakit ................................................. 77
4.1.10 Halaman Daftar Gejala .................................................. 78
4.1.11 Halaman Gejala dan Penyakit ........................................ 79
4.1.12 Halaman Sistem Info ..................................................... 80
4.1.13 Halaman Guest Book ..................................................... 81
4.1.14 Halaman Tambah Berita ................................................ 82
4.1.15 Halaman Identitas Anda................................................. 83
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 83
4.3 Hasil Pengujian Sistem ............................................................. 88
4.4 Analisa ..................................................................................... 96
xi
BAB V. PENUTUP ........................................................................................
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 97
5.2 Saran ..................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Konteks ..................................................................... 51
Gambar 3.2 Diagram Alir Data Level 1 ....................................................... 53
Gambar 3.3 Diagram Alir Data Level 2 ....................................................... 55
Gambar 3.4 ERD Proses Pakar .................................................................... 58
Gambar 3.5 Tampilan Halaman Home ......................................................... 62
Gambar 3.6 Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi .................................. 63
Gambar 3.7 Tampilan Halaman Berita Online ............................................. 63
Gambar 3.8 Tampilan Halaman Daftar Account Baru (Sign up here) ........... 64
Gambar 3.9 Tampilan Halaman Sign in ....................................................... 64
Gambar 3.10 Tampilan Halaman Masukan Data Pasien ................................ 64
Gambar 3.11 Tampilan Halaman Konsultasi ................................................. 65
Gambar 3.12 Tampilan Halaman Tata Diagnosa ........................................... 66
Gambar 3.13 Tampilan Halaman Daftar Penyakit ......................................... 66
Gambar 3.14 Tampilan Halaman Daftar Gejala ............................................ 67
Gambar 3.15 Tampilan Halaman Gejala dan Penyakit .................................. 67
Gambar 3.16 Tampilan Halaman Sistem Info ............................................... 68
Gambar 3.17 Tampilan Halaman Guest Book ............................................... 68
Gambar 3.18 Tampilan Halaman Tambah Berita .......................................... 69
Gambar 3.19 Tampilan Halaman Identitas .................................................... 70
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Home ......................................................... 71
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi ................................. 73
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Berita Online ............................................. 74
Gambar 4.4 Tampilan Halaman Daftar Account Baru .................................. 74
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Sign in ....................................................... 75
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Masukan Data Anda .................................. 75
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Konsultasi .................................................. 76
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa .......................................... 77
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Daftar Penyakit .......................................... 78
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Daftar Gejala ............................................ 79
Gambar 4.11 Tampilan Halaman gejala dan penyakit ................................... 80
Gambar 4.12 Tampilan Halaman System Info ............................................... 81
Gambar 4.13 Tampilan Halaman Guest Book ............................................... 81
Gambar 4.14 Tampilan Halaman Tambah Berita .......................................... 82
Gambar 4.15 Tampilan Halaman Identitas Anda ........................................... 83
Gambar 4.16 Halaman Masukan Data ........................................................... 89
Gambar 4.17 Halaman Konsultasi penyakit busuk buah ................................ 90
xiii
Gambar 4.18 Halaman Hasil Diagnosa ......................................................... 91
Gambar 4.19 Halaman Konsultasi kanker batang .......................................... 92
Gambar 4.20 Halaman Hasil Diagnosa ......................................................... 93
Gambar 4.21 Halaman Konsultasi antraknose colletotrichum ....................... 94
Gambar 4.22 Halaman Hasil Diagnosa ......................................................... 95
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Pelaksaan Penelitian .............................................................. 15
Tabel 3.2 Admin ........................................................................................... 15
Tabel 3.3 User............................................................................................... 15
Tabel 3.4 Penyakit ......................................................................................... 15
Tabel 3.5 Gejala ............................................................................................ 15
Tabel 3.6 Relasi ............................................................................................ 15
Tabel 3.7 Analisa Hasil .................................................................................. 15
Tabel 3.8 Tmp_Penyakit ................................................................................ 15
Tabel 3.9 Tmp_Gejala.................................................................................... 15
Tabel 3.10 Tmp_Analisa .................................................................................. 15
Tabel 3.11 Tmp_Pasien ................................................................................. 15
Tabel 3.12 News ............................................................................................ 15
Tabel 3.13 Gbook ........................................................................................... 15
Tabel 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma Cacao) merupakan salah satu komoditi
ekspor non migas yang memiliki prospek cukup cerah, disamping permintaan
dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin berkembangnya sektor
agroindustri. Selain itu kakao merupakan komoditas perkebunan utama didunia.
Komoditas ini dicari karena merupakan bahan baku pembuatan cokelat. Biji kakao
yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan sehingga bentuk dan
aromanya seperti yang ada di pasaran sekarang. Banyak sekali produk dengan
bahan baku cokelat yang sangat familiar dengan kehidupan modern saat ini,
seperti kue cokelat, ice-cream cokelat, ataupun minuman cokelat.
Salah satu kiat sukses bertanam kakao adalah keberhasilan dalam
pengendalian penyakit. Ada beragam jenis penyakit yang menyerang kakao,
Penyakit merupakan suatu keadaan tanaman yang pertumbuhannya terganggu
akibat adanya organisme pengganggu.
Dengan demikian untuk mempermudah user menentukan penyakit serta
solusi pengendalian dari ahli pakar tanaman kakao diperlukan suatu kemampuan
untuk membuat suatu aplikasi sistem pakar dalam mendiagnosis penyakit
tanaman kakao sehingga dapat menghasilkan kesimpulan cara solusi pengendalian
yang tepat.
1
2
Demikian untuk mempermudah petani menentukan penyakit serta solusi
pengendalian dari seorang pakar tanaman kakao diperlukan kemampuan untuk
membuat suatu aplikasi “Rancang Bangun Sistem Pakar Menentukan
Penyakit Tanaman Kakao Menggunakan Metode Forward Chaining
Berbasis WAP” sehingga dapat menghasilkan solusi pengendalian yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah bagaimana
merancang suatu aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit tanaman
kakao serta pengendaliannya, penyakit yang akan diteliti adalah : penyakit busuk
buah, penyakit kanker batang, penyakit antraknose colletotrichum, penyakit Vascular
Streak Dieback, penyakit jamur upas, penyakit akar, dan penyakit kelayuan pentil, yang
gunanya sebagai informasi dan penyuluhan bagi banyak petani dan masyarakat
yang masih awam tentang penyakit yang timbul pada tanaman kakao serta cara
pengendalian penyakit tersebut secara efektif dan tepat.
1.3 Batasan Masalah
Agar tidak keluar dari permasalahan maka penulis memberikan batasan
masalah sebagai berikut :
1. Sistem pakar ini hanya untuk menentukan penyakit pada tanaman kakao.
2. Pembuatan sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining.
3. Sistem pakar ini akan mendiagnosis gejala-gejala penyakit yang muncul
pada tanaman kakao serta cara pengendaliannya.
3
4. Output yang dihasilkan dari aplikasi ini berupa jenis penyakit yang dialami
petani kakao dan bagaimana cara pengendaliannya.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun aplikasi
sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pada tanaman kakao menggunakan
metode Forward Chaining yang fungsinya, sebagai informasi dan penyuluhan
bagi petani serta masyarakat yang masih awam untuk mengatasi masalah-masalah
yang timbul pada tanaman kakao.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang menjadi dasar pada penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Membantu petani untuk mengetahui penyakit yang terjangkit pada
tanaman kakao serta mengetahui cara pengendalian penyakit pada tanaman
kakao tersebut.
2. Efisiensi waktu dalam mengetahui penyakit yang terjangkit pada tanaman
kakao sehingga dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada
petani kakao.
4
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori yang berkaitan dengan Rancang Bangun Sistem
Pakar Menentukan Penyakit Tanaman Kakao Menggunakan Metode Forward
Chaining.
BAB III : PERANCANGAN DAN ANALISIS SISTEM
Bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dalam aplikasi yang dibangun,
komponen yang digunakan, pembahasan basis data, metode Forward Chaining.
perancangan data flow diagram (DFD), dan perancangan antarmuka (user
interface).
5
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini membahas tentang cara kerja dari perangkat lunak yang mengulas analisis
hasil pengujian terhadap sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit tanaman
kakao menggunakan metode Forward Chaining.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penulisan dan saran-saran guna
perbaikan dan pengembangan sistem pakar untuk menentukan penyakit tanaman
kakao selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi, buku – buku rujukan dan pembelajaran untuk penelitian tugas
akhir ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu cabang dari Artifial Intelligence (AI) yang
melakukan penggunaan terhadap knowledge (Pengetahuan) secara luas, yang
khusus untuk penyelesaiaan masalah-masalah yang biasanya dilakukan oleh
seorang pakar. Sistem pakar bertindak sebagai penasehat atau konsultan pintar
dengan mengambil pengetahuan yang di simpan dalam Knowledge Base (Arhami,
2005).
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Orang awam
pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya mencari informasi berkualitas
yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya.
Sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang
berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam
penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan
kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan
oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal
tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
7
Sistem pakar memiki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak
pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat dipahami.
4. Berdasarkan rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya tergantung dari dialog dengan user.
7. Knowledge base dan inference engine terpisah.
Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
mengembangkan sistem pakar, antara lain:
1. Masyarakat awam non pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang
tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.
2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan tertentu
serta hasil solusi kerja.
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus yang kompleks dan berulang-
ulang.
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain:
1. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena semuanya
dilakukan secara otomatis oleh sistem.
8
2. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan dengan
sistem konvensional.
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu:
1. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari
pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan akan digunakan untuk pengembangan
sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer
adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.
2. Modul Konsultasi (Consultation Mode)
Pada saat sistem berada dalam posisi memberikan jawaban atas
permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul
konsultasi. Modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3. Modul Penjelasan (Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem.
4. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan
kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah
adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah
diketahui. Ada banyak cara untuk merepresentasikan pengetahuan, diantaranya
adalah logika, jaringan semantic, Object Atribute Value (OAV), bingkai, frame,
dan kaidah produksi.
9
5. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan
pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses
untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan
dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi
pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact
Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning
akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan
tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses
penalaran. Terdapat tiga teknik pengendalian yang sering digunakan, yaitu
forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik
pengendalian tersebut.
2.1.1 Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence (AI) adalah bagian ilmu komputer yang membuat
agar mesin komputer dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan
sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran
komputer semakin mendominasi kehidupan manusia. Komputer tidak lagi hanya
digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat
diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh
10
manusia. Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan
di dunia ini karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman
Pengetahuan diperoleh dari belajar. Semakin banyak bekal pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang tentu saja diharapkan akan lebih mampu dalam
menyelesaikan permasalahan. Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup,
manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Tanpa memiliki
kemampuan untuk menalar dengan baik, manusia dengan segudang pengalaman
dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Demikian
pula dengan kemampuan menalar yang sangat baik, namun tanpa bekal
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia juga tidak akan bisa
menyelesaikan masalah dengan baik.
Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer
juga harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
Untuk itu AI akan mencoba untuk memberikan beberapa metoda untuk
membekali komputer dengan kedua komponen tersebut agar komputer bisa
menjadi mesin pintar. (Rehulina, 2009)
Lingkup utama kecerdasan buatan:
1. Sistem pakar komputer digunakan sebagai saran untuk menyimpan
pengetahuan para pakar. Dengan demikian komputer akan memiliki
keahlian untuk menyelesaikan masalah dengan meniru keahlian yang
dimiliki para pakar
11
2. Pengolahan bahasa alami, dengan pengolahan bahasa alami ini diharapkan
user mampu berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan
bahasa sehari-hari
3. Pengenalan ucapan, melalui pengenalan ucapan diharapkan manusia
mampu berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan suara
4. Computer vision, mencoba untuk dapat mengintrepetasikan gambar atau
objek-objek tampak melalui komputer
5. Intelligent Computer aid Instruction. Komputer dapat digunakan sebagai
tutor yang dapat melatih dan mengajar.
2.1.2 Forward Chaining
Forward chaining merupakan proses perunutan yang dimulai dengan
menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi
akhir.Runut maju dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu
kemudian menuju kesimpulan atau derived information (then) atau dapat
dimodelkan sebagai berikut:
IF (informasi masukan)
THEN (kesimpulan)
Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau gejala. Sedangkan
kesimpulan dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan atau diagnosis. Sehingga
arah pencarian runut maju dimulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju
hipotesa, atau dari gejala menuju diagnosa. Berbagai struktur kaidah if-then yang
menghubungkan obyek atau atribut sebagai berikut :
IF premis THEN konklusi
12
IF masukan THEN keluaran
IF kondisi THEN tindakan
IF antesenden THEN konsekuen
IF data THEN hasil
IF tindakan THEN tujuan
IF aksi THEN reaksi
IF sebab THEN akibat
IF gejala THEN diagnosa
Handayani [7], dalam skripsinya yang berjudul analisis forward chaining dan
penalaran inexact pada rule based expert system menulis bahwa Forward chaining
atau runut maju memiliki arti mempergunakan himpunan kaidah kondisi aksi.
Dalam metode ini kaidah interpreter mencocokkan fakta atau statement dalam
pangkalan data dengan situasi yang dinyatakan dalam anticendent atau kaidah if.
Bila fakta dalam pangkalan data telah sesuai dengan kaidah if maka kaidah
distimulasi Proses ini diulang hingga didapatkan hasil.
2.1.3 Backward Chaining
Backward Chaining menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari
kemungkinan apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mengecek pada
sebab-sebab yang mendukung (ataupun kontradiktif) dari kemungkinan tersebut.
Proses system yang dapat dicari dengan backward chaining sebagai berikut :
13
1. Sistem yang dipresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi.
2. Untuk setiap konklusi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge base untuk
rule-rule yang berkorespondensi dengan konklusi pada bagian THEN.
3. Setiap konklusi dihasilkan dari kondisi-kondisi yang terdapat pada bagian IF.
Selanjutnya kondisi-kondisi tersebut menjadi konklusi baru yang dimasukkan
ke stack di atas konklusi yang sudah ada.
4. Setiap konklusi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui
suatu konklusi, sistem akan kembali ke langkah 2 dan mencari rule-rule
dalam knowledge base kembali. Jika tidak ada konklusi baru, sesi ini
berhenti.
2.2 WAP
WAP (Wireless Aplication Protocol) adalah suatu protocol aplikasi
yang memungkinkan Internet dapat diakses oleh ponsel dan perangkat wireless
lainya. WAP membawa informasi online melewati Internet langsung menuju
ponsel atau client WAP lainnya. Tujuan utamanya untuk membangun aplikasi
yang dapat mengakses internet dari telepon genggam atau PDA. Dengan adanya
WAP, berbagai informasi dapat diakses setiap saat hanya dengan menggunakan
ponsel. (Sinergimuda, 2013) Ada tiga bagian utama dalam akses WAP yaitu :
1 Perangkat wireless yang mendukung WAP
2 . WAP Gateway sebagai perantara
3. Server sebagai sumber dokumen.
14
2.2.1 Versi WAP
Ada beberapa versi WAP antara lain WAP 1.2.1 dan 2.0. WAP 1.2.1
hanya dapat menampilkan laman sederhana saja dibandingkan dengan WAP 2.0
yang mendukung bahasa xhtml dan gambar.
WAP sendiri terdiri dari 4 layer, yaitu
1. Wireless Application Environment (WAE)
Wireless Application Environment (WAE) digunakan untuk interaksi aplikasi
WAP/Web dan peralatan wireless yang berisikan mikrobrowser WAP
2. Wireless Session Protocol (WSP)
Wireless Session Protocol (WSP) memberikan aplikasi layer tingkat atas dari
WAP dengan terdapat interface yang konsisten diantara dua sesi layanan,
yang pertama adalah layanan mode-koneksi yang beroperasi diatas layer
transaksi dan yang kedua adalah layanan tanpa koneksi yang beroperasi pada
layanan transport.
3. Wireless Transport Protocol (WTP),
Wireless Transport Protocol didefinisikan sebagai protokol yang berorientasi
pada transaksi yang ringan oleh karena itu sangat cocok sekali untuk
diimplemantasikan dalam perangkat mobile dan beroperasi efisien pada
jaringan wireless.
4. Wireless Data Protocol (WDP)
Arsitektur Layer WAP memungkinkan service lain dan aplikasi untuk
menggunakan WAP melalui sebuah interface.
15
2.2.2 Cara Kerja WAP
Cara kerja WAP hampir mirip dengan cara kerja internet saat ini.
Dibutuhkan WAP gateway untuk menjembatani ponsel dengan internet dalam
mengirim dan menerima data. Sama halnya dengan pengguna PC yang
membutuhkan ISP (Internet Service Provider) sebagai gateway dalam
menjembatani PC dengan internet. Syarat lainnya yang harus dipenuhi adalah
ponsel yang digunakan harus WAP enabled, yaitu sudah dilengkapi dengan
teknologi WAP yang digunakan untuk mengakses internet.
Terdapat tiga bagian utama dalam akses WAP, yaitu perangkat wireless
yang mendukung WAP, WAP gateway sebagai perantara, dan web server sebagai
sumber dokumen. Dokumen yang berada dalam web server dapat berupa
dokumen HTML maupun WML. Dokumen WML khusus ditampilkan melalui
browser dari perangkat WAP. Sedangkan dokumen HTML yang seharusnya
ditampilkan melalui browser, sebelum dibaca melalui browser WAP
diterjemahkan lebih dahulu oleh gateway agar dapat menyesuaikan dengan
perangkat WAP. Jika seorang pengguna ponsel menginginkan melihat suatu
halaman web dengan format HTML, gateway akan menerjemahkan halaman
tersebut ke dalam format WML. Namun, meskipun dokumen HTML dapat saja
diakses oleh ponsel, dokumen WML lebih ditujukan untuk layar ponsel yang
kecil.
16
2.2.3 Model Pemrograman WAP
Model pemrograman WAP terdiri atas tiga bagian, yaitu WAP Client yang
mengirim permintaan informasi, gateway sebagai penerjemah antara WAP dan
HTTP, serta server yang memproses permintaan dari gateway untuk kemudian
menjawabnya. Jawaban yang merupakan proses dari CGI script ini akan dikirim
ke klain melalui gateway sebagai perantara. Hasil konversi yang dilakukan oleh
WAP Gateway mampu memperkecil ukuran dari informasi yang akan dikirimkan
ke klien.
2.2.4 Contoh Penggunaan WAP
Contoh Penggunaan WAP antara lain :
1. Informasi jadwal keberangkatan penerbangan
2. Informasi Sistem Pakar
3. Pendaftaran keberangkatan pesawat
4. Informasi lalu lintas
5. Daftar informasi kondisi cuaca
6. Transaksi pembelian tiket
7. Mencari informasi nomor telepon atau alamat
2.2.5 Keuntungan WAP
Keuntungan WAP antara lain :
1. Tidak adanya kepemilikan metode dalam mengakses Internet dengan standar
WAP baik pada isi maupun layanan.
17
2. Network yang independent karena WAP bekerja pada seluruh jaringan seluler
yang ada, seperti CDPD, CDMA, GSM, PDC, PHS, TDMA, FLEX, ReFLEX,
Iden, TETRA, DECT, Data TAC, Mebitex, dan jaringan selular masa depan
yang saat ini sedang dikembangkan seperti GPRS dan 3G.
3. Metode WAP telah diadopsi oleh hamper 95% produsen telepon seluler di
dunia dalam memanfaatkan wireless internet access dan sedang
diimplementasikan pada semua frekuensi.
4. WAP suatu standar protocol dan aplikasinya, yakni WAP browser yang dapat
digunakan pada seluruh sistem operasi terkenal termasuk Palm OS, EPOC,
Windows SE, FLEXOS, OS/9, Java OS, dan sebagainya.
5. Dengan menggunakan teknologi GPRS, perhitungan akses dihitung
berdasarkan jumlah bit yang terkoneksi yang harganya Rp. 20 per kilo byte.
2.2.6 Kelemahan WAP
Kelemahan WAP antara lain :
1. Konfigurasi telepon selular untuk service WAP masih termasuk sulit
2. Jumlah telepon selular yang mendukung WAP masih terhitung sedikit.
3. Protokol lain seperti SIM Application Toolkit dan MexE (Mobile Station
Application Execution Envirovment) secara luas didukung dan didesain untuk
bersaing dengan WAP.
18
2.3 Ketidakpastian
Dalam lingkup kenyataan yang ditemukan, biasanaya banyak masalah di
dunia ini tidak dapat dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Suatu penalaran
dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidak konsistenan,
dengan ciri-ciri penalaran sebagai berikut (Sri Hartati dan Sari Iswanti, 2008):
1. adanya ketidakpastian.
2. adanya perubahan pada pengetahuan.
3. adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah
terbentuk.
2.3.1 Faktor Kepastian (Certainty Factor)
Dalam menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak
memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau
kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti
disebabkan oleh dua factor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna
yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
Ada tiga penyebab ketidakpastian aturan yaitu aturan tunggal,
penyelesaian konflik dan ketidakcocokan (incompatibility) antar konskuen dalam
aturan. Aturan tunggal yang dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh
tiga hal, yaitu kesalahan, probabilitas dan kombinasi gejala (evidence). Kesalahan
dapat terjadi karena (Kusrini, 2006) adalah sebagai berikut :
1. ambiguitas, sesuatu didefinisikan dengan lebih dari satu cara.
2. ketidaklengkapan data
19
3. kesalahan informasi
4. ketidakpercayaan terhadap suatu alat
5. adanya bias
Probabilitas disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan
suatu aturan secara pasti. Misalnya jika seseorang mengalami sakit kepala, demam
dan bersin-bersin ada kemungkinan orang tersebut terserang penyakit flu, tetapi
bukan berarti apabila seseorang mengalami gejala tersebut pasti terserang
penyakit flu. Certainty Factor (CF) menujukkan ukuran kepastian terhadap suatu
fakta atau aturan. Notasi Faktor Kepastian (Sri Kusumadewi, 2003)
2.3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factors
Kelebihan metode Certainty Factors :
1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah
pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa penyakit sebagai salah satu
contohnya.
2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat
mengolah dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.
Kekurangan metode Certainty Factors :
1. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan
numerik metode certainty factors biasanya diperdebatkan. Sebagian orang
akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factors
diatas memiliki sedikit kebenaran.
20
2. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian atau kepastian hanya dua
data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih
dari dua buah.
3. Nilai CF yang diberikan bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa
saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar.
2.4 Penyakit Kakao
Kakao (Theobroma cacao) adalah tanaman bawah hutan yang berasal dari
hutan hujan tropika Amerika Selatan. Sebagai tanggapan terhadap perubahan
musim. Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam
kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2007 areal perkebunan kakao di
Indonesia tercatat seluas 992.448 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar
(89,45%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya (5,04%) perkebunan besar negara
serta (5,51%) perkebunan besar swasta. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak
kalah dengan kakao dunia di mana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat
mencapai cita rasa setara dengan kakao berasal dari Ghana dan keunggulan kakao
Indonesia tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending
(Darwis, 2007).
Permintaan akan produk-produk organik merupakan peluang dunia usaha
baru, baik untuk tujuan ekspor maupun kebutuhan domestik. Beberapa Negara
berkembangpun mulai memanfaatkan peluang pasar ekspor produk organik ini
terhadap negara maju, diantaranya buah-buahan daerah tropik untuk industri
makanan bayi ke Eropa, herbas Zimbabwe ke Afrika Selatan, kapas Afrika ke Uni
21
Eropa dan teh Cina ke Belanda serta kentang ke Jepang. Umumnya, ekspor
produk organic biasanya dijual 20% lebih tinggi dari produk pertanian non-
organik. Keuntungan pokok pertanian organik sangat bervariasi, dalam beberapa
kajian ekonomi menyatakan bahwa pertanian organik memiliki akses nyata
terhadap prospek jangka panjang. Beberapa studi menunjukkan bahwa pertanian
organik berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tenaga kerja dibandingkan
dengan pertanian non-organik. Terutama pada sistem pertanian organik melalui
diversifikasi tanaman, perbedaan pola tanam dan jadwal tanam dapat
mendistribusikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan waktunya (Tino,
2006).
Sebelum tahun 2004 masyarakat Gampong Seureuke masih mengelola
perkebunan kakao secara konvensional (anorganik). Setelah terjadinya tsunami di
Aceh pada tahun 2004 banyak berdatangan berbagai organisasi baik dalam
maupun luar negeri yang peduli terhadap kondisi Aceh. Pada tahun 2006,
Lembaga Swadaya Masyarakat dari Jerman (GTZ Economic Recovery and
Microfinance (GTZ-EFMR) datang di Aceh Utara. Mereka difasilitasi oleh BRR
Aceh untuk melakukan kerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh
Utara untuk membina masyarakat petani kakao anorganik menuju ke pengelolaan
perkebunan kakao secara organik. Hasilnya, Gampong Seureuke (328 Ha)
Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2008 telah
mendapatkan sertifikat pertanian organik produksi kakao dari Institute for
Marketecology (IMO) Jerman.
22
Luas areal perkebunan kakao di Gampong Seureuke merupakan yang
terluas di Aceh Utara yaitu 753 ha dalam satu hamparan (Anonimus, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis melihat perlunya penelitian tentang
perkebunan kakao organik di daerah Seureuke Aceh Utara yang mempunyai
potensi cukup besar dalam melakukan pertanian secara organik.
Adapun penyakit kakao yang di teliti antara lain sebagai berikut :
5. Penyakit Busuk Buah :
Penyakit busuk buah adalah karena adanya jamur Phytophthora
palmivora. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak coklat kehitaman
dengan batas yang tegas, serangan biasanya dimulai dari ujung atau pangkal
buah, perkembangan bercak coklat cukup cepat sehingga dalam waktu
beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah, dan berwarna
coklat kehitaman. Pada kondisi lembab di permukaan buah akan muncul serbuk
berwarna putih. Serbuk ini adalah spora Phytophthora palmivora yang sering
kali bercampur dengan jamur sekunder (jamur lain). (Bangkittani.2012)
6. Penyakit Kanker Batang :
Penyakit kanker batang adalah cendawan Phytophthora palmivora dan
sering terjadi pada saat peralihan musim kemarau ke musim hujan. Gejala awal
berupa bercak kecil pada cabang, kemudian melebar dan basah karena
mengeluarkan blendok/lendir. Kemudian cendawan masuk ke batang serta
berubah menjadi coklat tua dan pohon akan mati. (Diperta.Jabarprov)
23
7. Penyakit Antraknose Colletotrichum :
Penyakit antraknose colletotrichum adalah penyakit yang menyerang
batang, polong dan tangkai daun, akibat serangan adalah perkecambahan biji
terganggu, kadang-kadang bagian-bagian yang terserang tidak menunjukkan
gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur,
tulang daun pada permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal
dengan warna kecoklatan, pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa
duri-duri jamur yang menjadi ciri khasnya adalah jamur penyebab penyakit
antraknosa. (Repository.2011)
8. Penyakit Vascular Streak Dieback :
Penyakit Vascular Streak Dieback adalah menginfeksi pucuk dan
cabang kakao, tetapi gejala hanya terlihat pada daun yang tampak klorotik dan
dapat berkembang pada gejala khas berupa belang hijau dengan latar belakang
kuning. Pada tanaman yang sudah tua, gejala pada daun sering ditemukan pada
bagian tengah cabang, sedangkan pada tanaman muda gejala dapat terjadi pada
daun mana saja. Selain gejala tersebut di atas, terjadi pula perubahan warna
jaringan vaskuler pada scars daun segar yang jatuh, pembenkakan lentisel pada
kulit dalam daerah daun yang jatuh, serta sprouting tunas aksilar. Nekrosis
antara tulang daun terminar tampak menyerupai gejala kekurangan kalsium.
Selain itu garis-garis coklat terlihat pada cabang yang terinfeksi, bila cabang
ini dibelah secara longitudinal. (Peipfi.2005)
24
9. Penyakit Jamur Upas :
Penyakit Jamur Upas adalah Jenis jamur ini merupakan penyakit utama
yang menyerang tanaman kakao dan dialami hampir oleh semua petani kakao.
Penyebab utama penyakit ini adalah kebersihan kebun yang kurang serta
minimnya pemangkasan. Inspeksi pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah
cabang dan ranting, jamur mula-mula membentuk miselium tipis mengkilat
seperti sutera atau perak, sangat mirip dengan sarang laba-laba. Pada fase ini
jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit, jamur kemudian membentuk kerak
yang berwarna merah jambu seperti warna ikan salem, kerak tersebut terdiri
atas lapisan basidia, kulit cabang dibawah kerak menjadi busuk, jamur akan
berkembang terus dan akan membentuk piknidia yang berwarna merah tua dan
biasanya terdapat pada sisi yang lebih kering, Pada bagian ujung dari cabang
yang sakit, daun-daun layu mendadak dan banyak yang tetap melekat pada
cabang, meskipun sudah kering. (Cacaoorganicfairtrade.2011)
6. Penyakit Akar :
Penyakit Akar adalah ada tiga macan jenis penyakit akar diantaranya :
penyakit akar merah, penyakit akar coklat dan penyakit akar putih. Gejala
diatas tanah dari ketiga jenis penyakit akar ini adalah sama. Mula-mula daun
menguning, layu dan akhirnya gugur, kemudian diikuti oleh kematian
tanaman, untuk mengetahui patogennya dengan tepat harus melalui
pemeriksaan akar. Penyakit akar merah disebabkan oleh jamur Ganoderma
Pseudoforeum (Wakef) Ov. et Stein. Penularannya dengan kontak akar sakit
25
dengan tanaman yang sehat, Penyakit akar coklat disebabkan oleh jamur
Phellinus Noxius Corner. Penularannya dengan kontak akar sakit dengan
tanaman yang sehat akan tetapi sangat lambat. penyakit akat putih disebabkan
oleh jamur Fomes Lignosus Kloffzch. Penularannya dengan perantara.
(Cacaoorganicfairtrade.2011)
7. Penyakit Kelayuan Pentil :
Penyakit Kelayuan Pentil adalah Penyakit layu (wilt disease) pada
tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik yaitu bakteri sehingga disebut
layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) atau oleh jamur/cendawan yang
disebut penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum). Selain karena
penyakit biotik, kelayuan pada tanaman juga dapat disebabkan karena faktor
abiotik (kekurangan air). Pengenalan gejala kelayuan pada tanaman dan ciri-
ciri khususnya harus diketahui para petani. (vedca.2012)
2.5 Entity Relationship Diagram ( ERD )
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan data atau file data.
Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD yaitu :
1. Entity
Suatu obyek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai dalam
konteks sistem yang telah dibuat. Entity digambarkan persegi empat.
26
2. Atribut
Elemen-elemen yang ada dalam entity dan fungsi. Atribut
mendeskripsikan karakter entity. Atribut digambarkan dengan symbol elips.
3. Hubungan
Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dinamakan
relationship (relasi). Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungannya harus
dibedakan antara hubugan atau bentuk hubungan antar entity dengan isi dari
hubungan itu sendiri. Hubungan digambarkan dengan symbol ketupat.
4. Garis
Digunakan untuk menghubungkan entity dengan entity manapun entity dengan
atribut.
2.6 Data Flow Diagram ( DFD )
DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari
sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan
interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data
tersebut.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana
data tersebut akan disimpan.
27
DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan
sistem yang terstruktur. Kelebihan utama pendekatan aliran data, yaitu :
1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem.
2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan
subsistem.
3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui
diagram aliran data.
4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan
proses yang diperlukan sudah ditetapkan.
Disamping itu terdapat kelebihan tambahan, yaitu
1. Dapat digunakan sebagai latihan yang bermanfaat bagi penganalisis, sehingga
bisa memahami dengan lebih baik keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan
subsistem.
2. Membedakan sistem dari lingkungannya dengan menempatkan batas-
batasnya.
3. Dapat digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan
pengguna.
4. Memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap komponen yang
digunakan dalam diagram.
DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled).
Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan
hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang
direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
28
DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya
memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.
Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level dimana dalam penurunan
level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut ke dalam
spesifikasi proses yang jelas. Jadi dalam DFD levelled bisa dimulai dari DFD
level 0 kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan hanya
dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level
x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level x+1
yang mendefinisikan proses pada level x tersebut. Proses yang tidak dapat
diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif secara fungsional dan disebut sebagai
proses primitif.
2.6.1 Flowchart
Flowchart adalah representasi grafik dari langkah-langkah yang harus
diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri atas sekumpulan
simbol, dimana masing-masing simbol merepresentasikan suatu kegiatan tertentu.
Flowchart diawali dengan penerimaan input, pemrosesan input, dan diakhiri
dengan penampilan output. System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan
yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan
alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. (zonapanda.2013)
29
2.6.1.1 Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir
program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri
dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan
bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart).
Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di
dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini
dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika
program. Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flow-
chart) digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer
secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
2.6.1.2 Jenis jenis Flowchart
Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:
1. Bagan alir sistem (systems flowchart).
2. Bagan alir dokumen (document flowchart).
3. Bagan alir skematik (schematic flowchart).
4. Bagan alir program (program flowchart).
5. Bagan alir proses (process flowchart).
30
2.7 MySQL
MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak
sistem manajemen basis data SQL atau DBMS (Database Management System).
Dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain,
MySQL merupakan DBMS yang multihread, multi-user yang bersifat gratis di
bawah lisensi GNU General Public License (GPL). Tidak seperti Apache yang
merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak
cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing. MySQL
dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan Swedia, yaitu MySQL AB.
MySQL AB memegang hak cipta kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu
orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan
Larson, dan Michael Monty Widenius. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
MySQL bersifat gratis atau open source sehingga kita bisa menggunakannya
secara gratis.
MySQL merupakan database server yang mampu untuk memanajemen
database dengan baik. MySQL dijadikan sebagai sebuah database yang paling
banyak digunakan selain database yang bersifat shareware seperti Ms Access,
penggunaan MySQL biasanya dipadukan dengan menggunakan program aplikasi
PHP, karena dengan menggunakan kedua program tersebut di atas telah terbukti
akan kehandalan dalam menangani permintaan data. Kemampuan lain yang
dimiliki MySQL adalah mampu mendukung Relasional Database Manajemen
Sistem (RDBMS), sehingga dengan kemampuan ini MySQL akan mampu
menangani data-data berukuran sangat besar hingga Giga Byte.
31
MySQL merupakan sebuah bentuk database yang berjalan sebagai
server, artinya peletakan database tersebut tidak harus dalam satu mesin dengan
aplikasi yang digunakan, sehingga dapat meletakan sebuah database pada sebuah
mesin khusus dan dapat diletakan pada tempat yang jauh dari komputer peng-
aksesnya (Nugroho, 2004).
Beberapa kelebihan MySQL, antara lain:
1. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi, seperti
Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, dan masih banyak
lagi.
2. Bersifat Open Source, MySQL didistribusikan secara open source (gratis), di
bawah lisensi GNU General Public License (GPL).
3. Bersifat Multi-user, MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu
yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
4. MySQL memiliki kecepatan yang baik dalam menangani query (perintah
SQL). Dengan kata lain, dapat memproses lebih banyak SQL per satuan
waktu.
5. Dari segi security atau keamanan data, MySQL memiliki beberapa lapisan
keamanan, seperti level subnet mask, host name, dan izin akses user dengan
sistem perizinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.
6. Selain bersifat fleksibel dengan berbagai pemrograman, MySQL juga
memiliki interface (antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming
Interface).
32
7. Dukungan banyak komunitas, biasanya tergabung dalam sebuah forum untuk
saling berdiskusi membagi informasi tentang MySQL. Misalnya, di forum
http://forums.mysql.com/.
Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk koneksi ke bahasa pemrograman visual seperti vb, delphi, dan foxpro,
mysql kurang support, karena koneksi ini menyebabkan field yang dibaca
harus sesuai dengan koneksi dari program visual tersebut, dan ini yang
menyebabkan mysql jarang dipakai dalam program visual.
2. Tidak cocok untuk menangani data dengan jumlah yang besar, baik untuk
menyimpan data maupun untuk memproses data.
3. Memiliki keterbatasan kemampuan kinerja pada server ketika data yang
disimpan telah melebihi batas maksimal kemampuan daya tampung server
karena tidak menerapkan konsep Technology Cluster Server.
2.8 Apache Webserver
Web Server Apache terdiri dari beberapa bagian, yaitu kode source apache
asli dengan beberapa patch dan beberapa executable tambahan. Sebaliknya kita
gunakan web server apache yang tergolong stable version, yang mungkin akan
lebih mudah untuk dikompilasi dan akan menghasilkan daemon yang cukup
stabil.
Ada berbagai macam sistem keamanan yang ditawarkan oleh apache
webserver salah satunya adalah dengan menggunakan sistem ACL dimana fungsi
ini digunakan untuk membatasi jumlah client yang terkoneksi ke service apache.
Cara lain yang digunakan oleh apache adalah dengan menggunakan htpasswd
33
untuk melakukan autentifikasi terhadap user yang akan mengakses service
apache.
Apache adalah software yang menyimpan serta mendistribusikan data ke
komputer lain melalui internet. Fungsi apache adalah sebagai webserver atau
tempat menyimpan dokumen WEB yang digunakan oleh pihak lain yang
terkoneksi dengannya. (Nugroho, 2004)
2.9 Bahasa Pemrograman
Bahasa pemograman yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar
antara lain PHP dan HTML berikut adalah penjelasan dari masing –masing bahasa
pemograman:
2.9.1 PHP
PHP (Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman berbasis
web yang memiliki kemampuan untuk memproses dan mengolah data secara
dinamis. PHP dapat dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script
language, artinya semua sintaks dan perintah program yang ditulis akan
sepenuhnya dijalankan oleh server, tetapi dapat disertakan pada halaman HTML
biasa. Pada umumnya, semua aplikasi yang dibangun menggunakan PHP akan
memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan
dijalankan pada server.
Pada prinsipnya, server akan bekerja apabila ada permintaan dari client.
Dalam hal ini, client menggunakan kode-kode PHP akan mengirim permintaan ke
server. Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language,
maka server akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
34
1. Membaca permintaan dengan skrip PHP berasal dari browser.
2. Mencari halaman atau page di server (server pages).
3. Melakukan processing melalui instruksi yang diberikan oleh PHP untuk
melakukan modifikasi pada halaman atau page.
4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet dan
intranet yang merupakan proses echo atau print.
PHP mempunyai beberapa kemampuan yang merupakan kelebihannya.
Kemampuan tersebut antara lain:
1. Cara koneksi dan query database yang sederhana.
2. Dapat bekerja pada sistem operasi berbasis Windows, Linux, Mac OS, dan
kebanyakan varian UNIX.
3. Biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan PHP tidak mahal, atau bahkan
gratis.
4. Mudah digunakan karena memiliki fitur dan fungsi khusus untuk membuat
web dinamis. Bahasa pemograman PHP dirancang untuk dapat dimasukkan
dalam HTML (embedded script).
5. Security system yang cukup tinggi.
6. Waktu eksekusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bahasa pemograman
web lainnya berorientasi pada serverside scripting.
7. Akses ke sistem database yang lebih fleksibel dan mudah, seperti MySQL
Selain memiliki berbagai keunggulan, PHP juga memiliki beberapa
kekurangan, adapun kekurangannya adalah sebagai berikut:
35
1. Dari segi bahasa, PHP bukanlah bahasa yang cocok untuk pengembangan
berskala besar.
2. Tidak adanya namespace. Namespace adalah sebuah cara untuk
mengelompokkan fungsi atau nama variabel dalam susunan hierarki.
3. Tidak dapat membuat fungsi di dalam fungsi atau kelas di dalam kelas,
semuanya hanya terbatas satu level.
4. Belum ada penanganan eksepsi (raise, catch, throw).
2.9.2 HTML
HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup
yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan berbagai
informasi di dalam sebuah Penjelajah web Internet dan formating hypertext
sederhana yang ditulis kedalam berkas format ASCII agar dapat menghasilkan
tampilan wujud yang terintegerasi. Dengan kata lain, berkas yang dibuat dalam
perangkat lunak pengolah kata dan disimpan kedalam format ASCII normal
sehingga menjadi home page dengan perintah-perintah HTML. Bermula dari
sebuah bahasa yang sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan
percetakan yang disebut dengan SGML (Standard Generalized Markup
Language), HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk
menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar Internet yang
didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium
(W3C). HTML dibuat oleh kolaborasi Caillau TIM dengan Berners-lee robert
ketika mereka bekerja di CERN pada tahun 1989 (CERN adalah lembaga
penelitian fisika energi tinggi di Jenewa).
36
HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan penjelajah web
untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang
merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan penjelajah web seperti
Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer. HTML juga dapat dikenali oleh
aplikasi pembuka surel ataupun dari PDA dan perangkat lunak lain yang memiliki
kemampuan browser. Dengan menggunakan perintah-perintah HTML
memungkinkan pengguna untuk melakukan tugas-tugas berikut:
1. Menentukan ukuran dan alur tulisan.
2. Mengintegerasikan gambar dengan tulisan.
3. Membuat Pranala.
4. Mengintegerasikan berkas suara dan rekaman gambar hidup.
5. Membuat form interaktif.
HTML dokumen tersebut mirip dengan dokumen tulisan biasa, hanya
dalam dokumen ini sebuah tulisan bisa memuat instruksi yang ditandai dengan
kode atau lebih dikenal dengan TAG tertentu. Sebagai contoh jika ingin membuat
tulisan ditampilkan menjadi tebal seperti: TAMPIL TEBAL, maka penulisannya
dilakukan dengan cara: <b>TAMPIL TEBAL</b>. Tanda <b> digunakan untuk
mengaktifkan instruksi cetak tebal, diikuti oleh tulisan yang ingin ditebalkan, dan
diakhiri dengan tanda </b> untuk menonaktifkan cetak tebal tersebut. HTML
lebih menekankan pada penggambaran komponen-komponen struktur dan
formating di dalam halaman web daripada menentukan penampilannya.
Sedangkan penjelajah web digunakan untuk menginterpretasikan susunan
halaman ke gaya built-in penjelajah web dengan menggunakan jenis tulisan, tab,
37
warna, garis, dan perataan text yang dikehendaki ke komputer yang menampilkan
halaman web. Salah satu hal Penting tentang eksistensi HTML adalah tersedianya
Lingua franca (bahasa Komunikasi) antar komputer dengan kemampuan berbeda.
Pengguna Macintosh tidak dapat melihat tampilan yang sama sebagaimana
tampilan yang terlihat dalam PC berbasis Windows. Pengguna Microsoft
Windows pun tidak akan dapat melihat tampilan yang sama sebagaimana tampilan
yang terlihat pada pengguna yang menggunakan Produk-produk Sun
Microsystems. namun demikian pengguna-pengguna tersebut dapat melihat semua
halaman web yang telah diformat dan berisi Grafika.
HTML memungkinkan kita untuk menyunting tampilan atau format berkas
yang akan kita kirimkan melalui media. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
menentukan format berkas adalah :
1. Menampilkan suatu kelompok kata dalam beberapa ukuran yang dapat
digunakan untuk judul, heading dan sebagainya.
2. Menampilkan tulisan dalam bentuk cetakan tebal.
3. Menampilkan sekelompok kata dalam bentuk miring.
4. Menampilkan naskah dalam bentuk huruf yang mirip dengan hasil ketikan
mesin ketik.
5. Mengubah-ubah ukuran tulisan untuk suatu karakter tertentu.
Secara garis besar, terdapat 4 jenis elemen dari HTML:
1. Structural. tanda yang menentukan level atau tingkatan dari sebuah tulisan
(contoh, <h1>Golf</h1> akan memerintahkan browser untuk menampilkan
"Golf" sebagai tulisan tebal besar yang menunjukkan sebagai Heading 1.
38
2. Presentational. tanda yang menentukan tampilan dari sebuah tulisan tidak
peduli dengan level dari tulisan tersebut (contoh, <b>boldface</b> akan
menampilkan bold. Tanda presentational saat ini sudah mulai digantikan oleh
CSS dan tidak direkomendasikan untuk mengatur tampilan tulisan.
3. Hypertext. tanda yang menunjukkan pranala ke bagian dari dokumen tersebut
atau pranala ke dokumen lain.
Contoh : (<ahref="http://www.wikipedia.org/">Wikipedia</a akan
menampilkan Wikipedia sebagai sebuah hyperlink ke URL tertentu).
4. Elemen widget yang membuat objek-objek lain seperti tombol (<button>), list
(<li>), dan garis horizontal (<hr>), Konsep hypertext pada HTML
memungkinkan kita untuk membuat link pada suatu kelompok kata atau frase
untuk menuju ke bagian manapun dalam World Wide Web.
Ada tiga macam link yang dapat kita gunakan:
1. Link menuju bagian lain dari page.
2. Link menuju page lain dalam satu web site.
3. Link menuju resource atau web site yang berbeda.
Selain markup presentational , markup yang lain tidak menentukan
bagaimana tampilan dari sebuah tulisan. Namun untuk saat ini, penggunaan tag
HTML untuk menentukan tampilan telah dianjurkan untuk mulai ditinggalkan,
dan sebagai gantinya digunakan Cascading Style Sheets (CSS).
39
2.10 Representasi Pengetahuan
Sistem pakar untuk penyakit tanaman kakao membutuhkan basis
pengetahuan dan mesin inferensi untuk mengetahui gejala yang terjadi pada
penderita dan penanganannya. Basis pengetahuan ini merupakan fakta-fakta yang
dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa
fakta-fakta yang dimasukkan pengguna hingga dapat ditemukan suatu kesimpulan.
Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari aturan jenis
penyakit, gejala penyakit dan solusi pengobatannya. Data-data yang menjadi input
bagi sistem adalah data gejala yang didapat dari pengamatan serta buku dan
artikel tentang penyakit tanaman kakao. Data tersebut digunakan sistem untuk
menentukan jenis penyakit tanaman kakao yang diderita. Pembentukan aturan
jenis gejala penyakit tanaman kakao ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis Gejala
No Gejala
1 bercak2 coklat kehitaman
2 kulit batang agak belekuk
3 sering terdapat cairan kemerahan
4 lapisan dalam berwarna merah anggur
5 bintik2 coklat pada daun muda
6 ranting gundul berbentuk seperti sapu
7 bintik2 coklat pada buah muda
8 daun menguning dengan bercak2 hijau
9 tampak 3 noktah berwarna coklat kehitaman
10 garis2 coklat pada jaringan kayu
11 lentisel dari ranting sakit membesar
12 nekrosis di antara tulang daun seperti kekurangan unsur cairan
13 infeksi terjadi pada bagian bawah cabang dan ranting
14 jamur mula2 membentuk miselium tipis mengkilat
15 jamur membentuk kerak berwarna merah jambu
16 jamur membentuk pikriidia berwarna merah tua
17 daun menguning layu dan gugur
18 gugur buah pada tanaman dapat mencapai 70-90% dari pentil yang tumbuh
40
Data-data yang menjadi output sistem adalah jenis penyakit, keterangan,
pencegahan. Aturan jenis solusi pengobatan menyediakan pengetahuan tentang
jenis-jenis penyakit pada tanaman kakao. Untuk data jenis penyakit ditunjukkan
pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Jenis Penyakit[2]
No Penyakit Keterangan Pencegahan
1 penyakit busuk
buah
penyakit ini
adalah
penyakit yang
di tularkan ke
putik sari
sebelum
adanya
penyemaian
pengendaliannya adalah sanitasi kebun
yaitu memetik semua
buah busuk kemudian dibenamkan ke dalam
tanah sedalam 30 cm,
kultur teknis yaitu dengan pengaturan
pohon pelindung dan
pangkasan tanaman
kakao sehingga kelembaban di dalam
kebun turun, kimiawi
yaitu penyemprotan buah-buah sehat
secara preventif
dengan fungisida berbahan aktif
tembaga konsentrasi
formulasi 0,3% selang
waktu 2 minggu. (Wirianata dan
Pusposendjojo, 1987).
2 penyakit
kanker batang
penyakit ini
sama dengan penyebab
penyakit busuk
buah
pengendalianya
adalah kulit batang yang membusuk
dikupas sampai batas
kulit yang sehat, luka kupasan selanjutnya
dioles dengan
fungisida tembaga konsentrasi 5%
formulasi, apabila
serangan pada kulit
batang sudah hampir melingkar maka
tanaman dipotong
atau dibongkar (Chan
41
et al., 1978)
3
penyakit
antraknose
colletotrichum
penyakit ini
tersebar melalui
konidia yang terbawa atau
terpecik air
hujan pada saat
hujan turun
pengendalianya
adalah perbaikan
kondisi tanaman yaitu dengan pemupukan
ekstra, perbaikan
kondisi lingkungan
yaitu dengan memberikan pohon
penaung secukupnya,
sanitasi yaitu menghilangkan
ranting-ranting yang
telah kering dan
merampas buah-buah busuk, penyemprotan
fungisida yaitu untuk
melindungi flush yang tumbuh dengan
fungisida berbahan
aktif mankozeb 0,5% formulasi atau
prokloras 0,1%
formulasi, eradikasi
yaitu membongkar tanaman yang
terserang
berat (Chandra-Mahonan, 1976)
4
penyakit Vascular
Streak
Dieback
penyakit ini
menyebar
melalui basidiospora
yang
diterbangkan oleh angin pada
malam hari
pengendalianya
adalah pangkasan
sanitasi yaitu memotong ranting
sakit sampai pada
batas gejala garis coklat pada xilem
ditambah 30-50 cm di
bawahnya, eradikasi yaitu pembongkaran
tanaman yang
terserang
berat (Soenaryoe dan Sri Sukamto, 1985)
5 penyakit jamur
upas
pada penyakit
ini dipancarkan
oleh basidiospora
yang terbawa
oleh angin
pengendalianya
adalah memotong
cabang/ranting yang terserang jamur pada
bagian yang masih
sehat kemudian dibakar atau
42
dipendam, membersihkan
miselium pada gejala
awal yang menempel pada cabang sakit
kemudian dioles
dengan fungisida
misalnya tridemorf atau tembaga
konsentrasi 10%,
menghilangkan atau memusnahkan sumber
infeksi yang terdapat
di dalam maupun di luar kebun (Turner
dan Shepherd, 1981)
6 penyakit akar
penyakit ini ada
tiga jenis yaitu penyakit akar
merah, akar
colkat, dan akar putih dari ketiga
jenis tersebut
sama
pengendalianya
adalah tanaman yang telah mati harus
dibongkar berikut
akar-akarnya sampai bersih pada lubang
bongkaran diberi
belerang sebanyak
kurang lebih 600 g setiap lubang, lubang
tersebut tidak
ditanami selama paling tidak satu
tahun, untuk pencegah
penyebaran ke tanaman lain perlu
dibuat parit isolasi
sedalam 80 cm
dengan lebar 30 cm pada daerah satu baris
di luar tanaman yang
mati, tanaman di sekitar tanaman mati
diperiksa akar
tunggangnya, pada
serangan awal tampak adanya miselium atau
rhizomorf pada
permukaan akar atau leher akar, miselium
tersebut dibersihkan
dengan sikat kemudian dioles
dengan fungisida
43
khusus jamur akar misalnya tridemorf
PCNS (Suyoto dan
Djamin, 1977)
7
penyakit kelayuan
pentil
penyakit ini
adalah penyakit
fisiologi seperti
halnya gugur buah setelah
pentil berumur
lebih dari 2,5 bulan telah
terbebas dari
penyakit ini
pengendalianya
adalah dengan
memberikan
pemupukan yang tepat dan tidak melakukan
pangkasan berat serta
pembukaan penaung dratis yang dapat
memacu pertunasan
intensif (Thorold,
1975)
44
2.11 Relasi Antara Penyakit Dengan Gejala
Penyakit Gejala
[P001]Penyakit Busuk
Buah
[G001] Bercak2 Coklat
Kehitaman
[P002] Penyakit
Kanker Batang
[G002] Kulit Batang Agak Belekuk
[G003] Sering Terdapat Cairan Kemerahan
[G004] Lapisan Dalam Berwarna Merah
Anggur
[P003] Penyakit
Antraknose
Colletotrichum
[G005] Bintik2 Coklat Pada Daun Muda
[G006] Ranting Gundul Berbentuk Seperti
Sapu
[G007] Daun Muda Akan Memperlihatkan
Gejala Bintik2 Nekrosis Berwarna Coklat
[P004] penyakit Vascular
Streak Dieback
[G008] daun menguning dengan bercak2
hijau
[G009] tampak 3 noktah berwarna coklat
kehitaman
[G010] garis2 coklat pada jaringan kayu
[G011] lentisel dari ranting sakit membesar
[G012] nekrosis di antara tulang daun
seperti kekurangan[P007] penyakit kelayuan
[P006] penyakit akar
[G019] gugur buah pada tanaman dapat
mencapai 70-90% dari pentil yang tumbuh
[G018] daun menguning layu dan gugur
[G017] infeksi terjadi pada bagian ujung
A
45
[P005] Penyakit Jamur
Upas
[G013] infeksi terjadi pada bagian bawah
cabang dan ranting
[G014] jamur mula2 membentuk miselium
tipis mengkilat
[G015] jamur membentuk kerak berwarna
merah jambu
[G016] jamur membentuk pikriidia
berwarna merah tua
[G017] infeksi terjadi pada bagian ujung
dari cabang yang sakit
[P006] penyakit akar [G018] daun menguning layu dan gugur
[P007] penyakit kelayuan
pentil
[G019] gugur buah pada tanaman dapat
mencapai 70-90% dari pentil yang tumbuh
A
46
BAB III
PERANCANGAN DAN ANALISIS SISTEM
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian dilakukan pada bulan Desember 2012
sampai Februari 2013. Penelitian atau pengambilan data ini dilakukan di Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Banda Aceh, yang beralamat di Jl. Jenderal
Sudirman No 21 Banda Aceh Telp. (0651) 42277, 43628; Fax. (0651) 43628.
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanan Penelitian
Kegiatan
Desember
Minggu
Ke
Januari Minggu ke
Maret
Minggu
ke
III IV I II III IV I II
Pengamatan
Interview
Studi Pustaka
Pembuatan dan Perancangan Sistem
Pembuatan Aplikasi
Uji coba dan Implementasi
47
3.2 Flowchart
Flowchart atau proses berjalannya program diagnosis penyakit kakao
3.2.1 Flowchart Proses Berjalannya Program Untuk User
Tidak
Ya
Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya Ya
Star
Daftar User
Sudah
Ada
Login User
Pilihan Menu
-Diagnosis Penyakit
-Daftar Penyakit
-Daftar Gejala
-Daftar Gejala & Penyakit
Input Pilihan
Pilihan
Diagnosis
Penyakit
A
Pilihan
Daftar
Penyakit
Pilihan
Daftar
Gejala
Pilihan
Daftar Gejala
& Penyakit
A1 A2 A3
48
Tidak Tidak
Ya
A A1 A2 A3
Masukan Nama,
Kelamin, Alamat &
Pekerjaan
Tampilan Daftar
Penyakit
Tampilan Daftar
Gejala
Tampilan Relasi
Antara Gejala &
Penyakit
Form Konsultasi
Gejala
Penyakit
Kakao
Lanjut
Gejala
Berikutnya
Koneksi Antara Penyakit
Dengan Gejala Kakao
Hasil
End
49
3.2.2 Flowchart Proses Berjalannya Program Untuk Administrator
Tidak
Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ya Ya Ya Ya Ya
Star
Admin
Pilihan Menu
-Diagnosis Penyakit
-Daftar Penyakit
-Daftar Gejala
-Daftar Gejala & Penyakit
Input Pilihan
Pilihan
Penyakit
Pilihan
Gejala
Pilihan
Relasi
Pilihan
Buku
Tamu
Pilihan
Laporan
Pengunjung
Input Penyakit
Update Penyakit
Laporan
End
Input Gejala
Update Penyakit
Laporan
Input Relasi
Laporan
Laporan User Daftar Laporan
User
Admin?
50
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan system pakar
untuk menentukan penyakit pada tanaman kakao ini adalah computer dengaan
spesifikasi aplikasi-aplikasi yang mendukung adalah :
1. Window 7 Ultimate sebagai system operasi
2. Hardisk 250 GB
3. Intel (R) Core (TM) 13 prosesor
4. Memory DDR 3 2.00 GB
5. Mysql Sebagai Database
6. XAMPP Sebagai Koneksi Database
7. Adobe Dreamweaver CS3 Sebagai aplikasi pemograman
8. Microsoft office Visio 2007
3.4 Analisis Sistem
Sistem pakar untuk diagnosa penyakit tanaman kakao ini bekerja dengan
mengadaptasi pengetahuan dan “kreativitas” petani dalam mengobati tanaman
serta didukung dengan literatur-literatur yang berkaitan dengan penyakit tanaman
kakao, baik dari buku-buku pertanian maupun dari internet.
Sistem pakar ini dibuat untuk memberikan pengetahuan diagnosa awal
kepada pengguna tentang penyakit yang diderita dan memberikan pencegahannya.
Perancangan sistem ini meliputi:
1. Sistem mengadaptasi pemikiran pakar dalam mendiagnosa penyakit tanaman
kakao yang dituangkan dalam suatu kaidah diagnosa.
51
2. Sistem menganalisa masukan pengguna dengan aturan yang ditetapkan.
3. Sistem dapat mengambil keputusan berdasarkan hasil konsultasi dari gejala-
gejala yang dialami pengguna.
4. Sistem memberikan informasi berupa pengetahuan kepada pengguna
3.5 Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahap awal, yang antara lain terdiri dari
desain proses dan desain data. Untuk desain proses digunakan Data Flow
Diagram, sedangkan desain data digunakan Model ERD.
3.5.1 Perancangan Diagram Alir Data
Perancangan diagram alir data sistem pakar ini meliputi : Diagram
konteks, dan DFD.
3.5.1.1 Diagram konteks
0
Sistem Pakar Penyakit
Tanaman Kakao Berbasis Web
UserAdmin/Pakar
Data gejala,
Buku tamu,
Data berita.
Informasi penyakit dan
solusi pengobatan,
Informasi Berita.
Data Penyakit,
Data Gejala,
Data Aturan,
Data Berita.
Laporan data penyakit,
Laporan data gejala,
Laporan data aturan,
Laporan data hasil analisa,
Laporan buku tamu.
Gambar 3.1. Diagram konteks
52
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa sistem pakar berinteraksi dengan 2
external entity, yaitu Pakar dan Pemakai. Seorang pakar dapat memasukkan data
kepakaran ke dalam sistem serta dapat memperoleh informasi pakar melalui
fasilitas akuisisi pengetahuan. Seorang pemakai hanya bisa melakukan konsultasi
dengan sistem yaitu dengan memilih data penyakit seperti gejala penyakit
kemudian memperoleh informasi penyakit yang diderita dan solusi yang diberikan
oleh sistem, mengisi buku tamu, dan mengisi berita bila ada.
3.5.1.2 DFD (Data Flow Diagram) level 1
Rincian proses dari ditunjukkan pada gambar 3.2. Pada DFD level 1 ini
dapat dilihat proses input data oleh external entity dan output yang diberikan
sistem kepada external entitiy serta simpanan data apa saja yang ada pada sistem
tersebut.
53
1
Pengolahan
Data Penyakit
2
Pengolahan
Data Gejala
3
Pengolahan
Data Aturan
4
Pengolahan
Analisa Penyakit
5
Pengolahan
Data Berita
6
Pengolahan
Data Buku
tamu
7
Pembuatan
Laporan Hasil
Analisa
9
Pembuatan
Laporan
Admin
User
Penyakit
Data Penyakit Data Penyakit
GejalaData Gejala
Aturan
Hasil Analisa
Berita
Buku Tamu
Data Aturan
Data Gejala
Informasi
Penyakit dan solusi
Hasil Analisa,
Analisa,
Gejala,
Penyakit,
Berita,
Buku Tamu
Data Hasil Analisa
Hasil AnalisaAnalisa
GejalaPenyakit
BeritaBuku Tamu
Gejala
Penyakit
Data Aturan
Aturan
Data Analisa
Data Berita
Data Buku TamuPenyakit,
Gejala,
Berita
Data Berita
Data Berita
Data Buku Tamu
Data
Hasil
Data Gejala
Gambar 3.2. Diagram Alir Data Level 1
Dari gambar diatas, proses-proses yang terlibat dalam DFD Level 1 dapat dibahas
sebagai berikut :
1. Level 1 Proses 1
Pengolahan data penyakit merupakan proses untuk memasukkan data penyakit
oleh admin ke dalam database.
54
2. Level 1 Proses 2
Pengolahan ini merupakan proses memasukkan data gejala oleh admin ke
dalam database.
3. Level 1 Proses 3
Merupakan proses memasukkan data aturan ke dalam database oleh admin.
Data yang dimasukkan berupa relasi antara gejala dan penyakit serta
persentase tingkat kepastian.
4. Level 1 Proses 4
Pengolahan ini merupakan proses untuk memasukkan data gejala oleh user ke
dalam database.
5. Level 1 Proses 5
Pengolahan data berita adalah proses memasukkan data berita ke dalam
database oleh admin dan user.
6. Level 1 Proses 6
Merupakan proses untuk memasukkan data buku tamu oleh user ke dalam
database.
7. Level 1 Proses 7
Pembuatan laporan merupakan proses untuk menampilkan data hasil analisa
kepada user yang diperoleh dari hasil proses pengolahan analisa penyakit.
Data yang ditampilkan kepada user berupa informasi penyakit, solusi, langkah
pencegahan, serta persentase tingkat kepastian hasil analisis kepada user.
55
8. Level 1 Proses 8
Pembuatan laporan merupakan proses menampilkan data yang dimasukkkan
oleh admin dan user. Diantaranya data penyakit, data gejala, data aturan, data
analisa penyakit, data berita, dan data buku tamu. Pembahasan ini akan di
bahas lebih lanjut pada DFD level 2.
3.5.1.3 DFD (Data Flow Diagram) Level 2
Proses pembuatan laporan yang diturunkan pada level 2 ditunjukkan pada
Gambar 3.3.
1
Pembuatan
laporan data
penyakit
2
3
4
5
6
Pembuatan
laporan data
aturan
Pembuatan
laporan data
gejala
Pembuatan
laporan hasil
analisa
Pembuatan
laporan data
berita
Pembuatan
laporan data
Buku tamu
Admin
Penyakit
Gejala Hasil Analisa
Aturan Berita
Buku Tamu
Data Gejala Data Analisa Data Buku Tamu
Data Penyakit Data Aturan Data Berita
User
Data Lihat Gejala Data Lihat Gejala
Data Lihat PenyakitData
Lihat
Penyakit
Data
Lihat
AturanData
Lihat
Beita
Data
Lihat
Buku
TamuData
Hasil
Anilisa
Gambar 3.3. Diagram Alir Data Level 2
Berdasarkan gambar Diagram Alir Data Level 2 diatas dapat dibahas proses-
proses yang terlibat sebagai berikut :
56
1. Level 2 Proses 1
Pada pembuatan laporan data penyakit sistem memproses data penyakit yang
tersimpan dalam database sehingga admin dan user dapat melihat data
penyakit tersebut.
2. Level 2 Proses 2
Pada pembuatan laporan data gejala sistem memproses data gejala yang
tersimpan dalam database sehingga admin dan user dapat melihat data gejala.
3. Level 2 Proses 3
Pada pembuatan laporan data aturan sistem memproses data aturan yang
tersimpan dalam database sehingga admin dapat melihat data aturan tersebut.
4. Level 2 Proses 4
Pada pembuatan laporan hasil analisa sistem memproses data hasil analisa
yang tersimpan dalam database sehingga admin dapat melihat data hasil
analisa tersebut.
5. Level 2 Proses 5
Pada pembuatan laporan data berita sistem memproses data berita yang
tersimpan dalam database sehingga admin dan user dapat melihat data berita
tersebut.
6. Level 2 Proses 6
Pada pembuatan laporan data buku tamu sistem memproses data buku tamu
yang tersimpan dalam database sehingga admin dapat melihat data buku tamu
tersebut.
57
3.6 Design Data
Database merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang
digunakan untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis
aturan.
3.6.1 ERD
ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas - entitas yang terlibat
dalam suatu sistem. Serta hubungan - hubungan (relasi) antar entitas. Penekanan
pada ERD adalah tabel - tabel yang merepresentasikan entitas - entitas serta tabel-
tabel yang merepresentasikan relasi antar entitas itu sendiri. Entitas yang terlibat
dalam sistem pakar untuk mendeteksi penyakit pada tanaman kakao berbasis web
yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.
58
tmp_gejala kd_gejala
noip
relasitmp_penyakitkd_penyakit
noip
admin
userID
passID
user
uname
pswd
Kelola data
gejala
Kelola data
penyakit
news
Id_news
pengirim
judul
beritainput
penyakitkd_penyakit
nm_penyakit
gejala
nm_gejala
kd_gejalanm_latin
definisi
pencegahan
gbook
nama
Id_gbook
Web_blog
Nick_ym
pesan
Tgl_masuk
view
Isi buku
tamu
tmp_pasien alamat
pekerjaan
kelamin
noip
tanggal
id
nama
view
diagnosa
analisa_hasil
alamat
kelamin
pekerjaan
nama
kd_penyakitnoip
tanggal
id
tmp_analisa
noip
kd_penyakit
View hasil
diagnosa
kd_gejala
1,M1,M
1,M 1,M
M M
M
M
M
M
M
M
M
1,1
1
1
1
1
1
1
Gambar 3.4. ERD Proses Pakar
3.6.2 Finalis Tabel
Perancangan tabel pada sistem pakar ini sebagai berikut :
1. Perancangan Tabel Admin
Tabel 3.2 Admin
Kolom Tipe Panjang Keterangan
userID VARCHAR 50
passID VARCHAR 50
59
2. Perancangan Tabel User
Tabel 3.3 User
Kolom Tipe Panjang Keterangan
uname VARCHAR 20
pswd VARCHAR 32
3. Perancangan Tabel Penyakit
Tabel 3.4 Penyakit
Kolom Tipe Panjang Keterangan
kd_penyakit CHAR 4 KUNCI
nm_penyakit VARCHAR 60
nm_latin VARCHAR 60
definisi TEXT
pencegahan TEXT
4. Perancangan Tabel Gejala
Tabel 3.5 Gejala
5. Perancangan Tabel Relasi
Tabel 3.6 Relasi
Kolom Tipe Panjang Keterangan
kd_penyakit CHAR 4
kd_gejala CHAR 4
Kolom Tipe Panjang Keterangan
kd_gejala CHAR 4
nm_gejala VARCHAR 100
60
6. Perancangan Tabel Analisa_Hasil
Tabel 3.7 Analisa_Hasil
Kolom Tipe Panjang Keterangan
Id INT 4 KUNCI, AUTO
nama VARCHAR 60
kelamin ENUM „P‟,‟W‟
alamat VARCHAR 100
pekerjaan VARCHAR 60
kd_penyakit CHAR 4
Noip VARCHAR 60
tanggal DATETIME
7. Perancangan Tabel Tmp_Penyakit
Tabel 3.8 Tmp_Penyakit
Kolom Tipe Panjang Keterangan
Noip VARCHAR 60
kd_penyakit CHAR 4
8. Perancangan Tabel Tmp_Gejala
Tabel 3.9 Tmp_Gejala
Kolom Tipe Panjang Keterangan
Noip VARCHAR 60
kd_gejala CHAR 4
9. Perancangan Tabel Tmp_Analisa
Tabel 3.10 Tmp_Analisa
Kolom Tipe Panjang Keterangan
Noip VARCHAR 60
kd_penyakit CHAR 4
kd_gejala CHAR 4
61
10. Perancangan Tabel Tmp_Pasien
Tabel 3.11 Tmp_Pasien
Kolom Tipe Panjang Keterangan
id INT 4 KUNCI, AUTO
nama VARCHAR 60
kelamin ENUM „P‟,‟W‟
alamat VARCHAR 100
pekerjaan VARCHAR 60
noip VARCHAR 60
tanggal DATETIME
11. Perancangan Tabel Berita
Tabel 3.12 News
Kolom Tipe Panjang Keterangan
id_news INT 4 PRIMARY KEY, AUTO
judul VARCHAR 100
berita TEXT
pengirim VARCHAR 30
dibaca INT 6
date DATE
12. Perancangan Tabel Buku Tamu
Tabel 3.13 Gbook
Kolom Tipe Panjang Keterangan
id_gbook INT 4 PRIMARY KEY, AUTO
Nama VARCHAR 35
Email VARCHAR 60
web_blog VARCHAR 60
nick_ym VARCHAR 25
Pesan VARCHAR 200
tgl_masuk DATE
Uname** VACHAR 35 FOREIGN KEY
62
3.7 Rancangan Antar Muka
Rancangan antarmuka digunakan untuk membuat tampilan dengan tujuan
memberikan panduan dalam mengoperasikan program system pakar. Pada
rancangan antarmuka program system pakar ini menu pakar digunakan untuk
pengisian database dan aturan, untuk masuk ke menu pakar harus memasukkan
user dan password. Sedangkan menu konsultasi digunakan oleh user dan user
harus mendaftar terlebih dahulu sehingga dapat diketahui siapa yang
berkonsultasi.
Adapun tampilan-tampilan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tampilan Halaman Home
(Header)
Kakao. Chocolate Home Informasi Berita Admin Sign in Klik disini Daftar user
WELCOME TO WEBSITE DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN KAKAO^^
Footer
Gambar 3.5. Tampilan Halaman Home
Tampilan Halaman Home adalah halaman utama dari web mendiagnosa Penyakit
Kakao, dimana pada halaman ini terdapat beberapa menu diantaranya menu
informasi, menu berita, menu admin, menu sign in, dan menu untuk pendaftaran
user.
63
2. Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi
(Header)
Kakao. Chocolate Home Informasi Berita Admin Sign in Klik disini Daftar user
TATA CARA MELAKUKAN KONSULTASI
Footer
Gambar 3.6.Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi
Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi ini untuk memberi petunjuk kepada user
atau pengguna bagaimana cara menjalankan sistem pakar ini.
3. Tampilan Halaman Berita Online
(Header)
Kakao. Chocolate Home Informasi Berita Admin Sign in Klik disini Daftar user
BERITA TERBARU SEPUTAR PENYAKIT
Footer
Gambar 3.7.Tampilan Halaman Berita Online
Tampilan Halaman Berita Online ini menampilkan berita-berita yang update oleh
admin untuk bisa dibaca semua pengguna atau user.
64
4. Tampilan Halaman Daftar Account Baru (Sign up here)
LEMBAR PENDAFTARAN
Username :
Password :
Gambar 3.8.Tampilan Halaman Daftar Account Baru (Sign up here)
Tampilan Halaman Daftar Account Baru ini halaman tempat pendaftaran user
dimana halaman ini hanya memasukan username dan pasword saja setelah itu klik
tombol daftar untuk pendaftaran user dan user dibisa digunakan.
5. Tampilan Halaman Sign in
Login User
Username :
Password :
Gambar 3.9.Tampilan Halaman Sign in
Tampilan Halaman Sign in adalah halaman untuk tempat pertama kali user masuk
kehalaman konsultasi jika tidak sign in maka user tidak bisa masuk kehalaman
konsultasi.
6. Tampilan Halaman Masukan Data Pasien (Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala & penyakit
Sign out
MASUKAN DATA PASIEN
Nama :
Kelamin : * Pria * Wanita
Alamat :
Pekerjaan :
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.10.Tampilan Halaman Masukan Data Pasien
Daftar
Login
Daftar
65
Tampilan Halaman Masukan Data Pasien adalah tampilan tahap pertama untuk
melanjutkan kekonsultasi dimana halaman ini memasukan nama jenis kelamin,
alamat dan pekerjaan. Jika tidak terisi maka akan keluar peringtan untuk
mengisinya kembali.
7. Tampilan Halaman Konsultasi
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Pertanyaan beberapa gejala yang mungkin di alami oleh user
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.11.Tampilan Halaman Konsultasi
Tampilan Halaman Konsultasi halaman ini tahap berikutnya setelah halaman
masuk data pasien, disini ada beberapa pertanyaan yang harus user menjawab
tentang tanaman kakao.
66
8. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Hasil diagnosa penyakit yang diderita oleh user
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.12.Tampilan Halaman Tata Diagnosa
Tampilan Halaman Hasil Diagnosa adalah menanpilkan hasil dari tahap-tahap
diagnosa yang telah user lakukan konsultasi dengan pakar.
9. Tampilan Halaman Daftar Penyakit
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Daftar Penyakit
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.13.Tampilan Halaman Daftar Penyakit
Tampilan Halman daftar penyakit ini menampilkan segala penyakit yang ada pada
tanaman kakao dimana halaman ini bisa di lihat siapa saja dan penambahan, edit
dan penghapusan hanya admin yang bisa mengaksesnya.
67
10. Tampilan Halaman Daftar Gejala
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Daftar Gejala
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.14.Tampilan Halaman Daftar Gejala
Tampilan Halman Daftar Gejala penyakit ini menampilkan segala gejala-gejala
penyakit yang ada pada tanaman kakao dimana halaman ini bisa di lihat siapa saja
dan penambahan, edit dan penghapusan hanya admin yang bisa mengaksesnya.
11. Tampilan Halaman Gejala dan Penyakit
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Daftar gejala & penyakit
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.15.Tampilan Halaman Gejala dan Penyakit
Tampilan Halaman Gejala dan Penyakit adalah gabungan dari tampilan daftar
penyakit dan daftar gejala yang saling berkaitan
68
12. Tampilan Halaman Sistem Info
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Informasi tentang sistem
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.16.Tampilan Halaman Sistem Info
Tampilan Halaman Sistem Info ini adalah penjelasan dari sistem pakar tanaman
kakao, dimana halaman ini akan menjelaskan secara garis besar sistem pakar
tersebut.
13. Tampilan Halaman Guest Book
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Form Masukan Pesan dan Kesan Anda !
Nama :
Email :
Web Blog :
Nick YM :
Pesan :
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.17.Tampilan Halaman Guest Book
Kirim Baru
69
Tampilan Halaman Guest Book ini tempat dimana seorang user bisa mengkritik
dan memberi saran kepada admin dimana kritik dan saran tersebut untuk
memperbaharui aplikasi menuju aplikasi yang lebih matang.
14. Tampilan Halaman Tambah Berita
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
FORM MASUKAN BERITA
Judul Berita :
Isi Berita :
Pengirim :
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.18.Tampilan Halaman Tambah Berita
Tampilan Halaman Tambah Berita ini berfungsi untuk menambah berita baru
tentang tanaman kakao dan akan ditampilkan dihalaman berita.
Simpan Gagal
70
15. Tampilan Halaman Identitas Anda
(Header)
Kakao. Chocolate
Diagnosis penyakit Daftar Penyakit Daftar gejala Daftar gejala
& penyakit
Sign out
Informasi tentang identitas user yaitu : web browser yang digunakan, IP address,
halaman yang membawa user ke halaman ini dan halaman yang sedang di buka.
Home System Info Guest Book Tambah Berita Identitas Anda
Gambar 3.19.Tampilan Halaman Identitas
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Desain Tampilan (Interface Design)
Desain tampilan sistem pakar penyakit tanaman kakao dapat dilihat dari
hasil pengambilan gambar pada web browser sebagai berikut:
4.1.1 Home
Home merupakan halaman utama dari website sistem pakar penyakit
tanaman kakao. Halaman ini menampilkan link yang dapat diakses oleh semua
user yaitu link tata cara konsultasi, berita online, Sign up here, Sign in, dan
Setting. Gambar berikut merupakan tampilan dari halaman home.
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Home
72
4.1.2 Halaman Tata Cara Konsultasi
Halaman tata cara konsultasi merupakan halaman untuk memberikan
petunjuk kepada user yang baru pertama menggunakan sistem (user tidak
terdaftar) bagaimana cara menggunakan sistem. Tata cara konsultasi :
1. Apabila anda baru pertama kali menggunakan sistem ini maka anda harus
mendaftarkan sebuah account dengan mengklik menu Sign Up here yang
berada di pojok kanan atas dan ikuti prosesnya.
2. Setelah mempunyai account kemudian anda bisa login sesuai dengan
account yang telah anda daftarkan.
3. Jika anda telah berhasil login maka sistem akan mengarahkan anda ke
halaman utama sebagai user terdaftar (user yang memiliki account)
dimana terdapat menu yang hanya dapat diakses oleh user terdaftar yang
telah berhasil login seperti : diagnosis penyakit, daftar penyakit, daftar
gejala, info sistem, Buku Tamu dan Tambah Berita.
4. Untuk mulai melakukan konsultasi pilih menu Diagnosis Penyakit dan
ikuti prosesnya.
5. Terimakasih.
73
Berikut tampilan taca cara konsultasi :
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Tata Cara Konsultasi
4.1.3 Halaman Berita Online
Halaman ini merupakan halaman untuk membaca informasi maupun berita
seputar penyakit tanaman kakao yang di posting oleh user terdaftar dan Admin.
Berikut tampilan halaman berita online.
74
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Berita Online
4.1.4 Halaman Daftar Account Baru (Sign up here)
Halaman ini merupakan halaman untuk mendaftarkan sebuah account baru
bagi user yang belum terdaftar. Berikut tampilan halaman pendaftaran user baru.
Gambar 4.4 Tampilan Halaman Daftar Account Baru
4.1.5 Halaman Sign in
Halaman Sign in merupakan halaman login bagi user terdaftar untuk bisa
mengakses beberapa layanan sebagai user terdaftar seperti melakukan konsultasi,
mengisi berita, dan mengisi buku tamu. Berikut tampilan halaman Sign in.
75
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Sign in
4.1.6 Halaman Masukan Data Anda
Halaman ini merupakan halaman untuk melakukan konsultasi dengan
mengklik menu Diagnosis Penyakit. Sebelum melakukan konsultasi user di
haruskan mengisi data anda. Berikut tampilan halaman masukan data anda.
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Masukan Data Anda
76
Pada halaman masukan data pasien user diharuskan untuk menginputkan
beberapa data yaitu : nama, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan.
4.1.7 Halaman Konsultasi
Halaman ini merupakan halaman dimana sistem menanyakan beberapa
gejala yang mungkin diderita oleh user. Gejala yang diinputkan oleh user tersebut
merupakan acuan bagi sistem untuk mendiagnosa suatu penyakit sesuai kaidah
yang telah dibuat.
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Konsultasi
4.1.8 Halaman Hasil Diagnosa
Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan hasil diagnosa
terhadap penyakit yang diderita oleh user. Pada halaman diagnosa sistem akan
memberikan informasi kepada user berupa penyakit yang diderita, keterangan,
77
pencegahan. Pada halaman ini juga ditampilkan gejala-gejala yang dialami oleh
user berdasarkan hasil konsultasi serta seluruh gejala yang menyertai suatu
penyakit. Berikut tampilan hasil diagnosa.
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa
4.1.9 Halaman Daftar Penyakit
Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan daftar penyakit
kakao, kode penyakit. Berikut tampilan halaman daftar penyakit.
78
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Daftar Penyakit
4.1.10 Halaman Daftar Gejala
Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan daftar gejala serta
kode gejala. Berikut tampilan halaman daftar gejala.
79
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Daftar Gejala
4.1.11 Halaman Gejala dan Penyakit
Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan gejala dan penyakit
terhadap tanaman kakao . Berikut tampilan halaman gejala dan penyakit.
80
Gambar 4.11 Tampilan Halaman gejala dan penyakit
4.1.12 Halaman Sistem Info
Halaman ini merupakan halaman untuk menampilkan info mengenai
metode yang digunakan pada sistem pakar. Berikut tampilan system info.
81
Gambar 4.12 Tampilan Halaman System Info
4.1.13 Halaman Guest Book
Halaman ini merupakan halaman untuk mengisi buku tamu. Berikut
tampilannya.
Gambar 4.13 Tampilan Halaman Guest Book
82
Halaman ini bisa diakses apabila telah login sebagai user terdaftar. Pada
halaman ini user bisa menuliskan pesan dan kesan user terhadap sistem.
4.1.14 Halaman Tambah Berita
Halaman ini merupakan halaman untuk menuliskan berita seputar penyakit
infeksi. Berikut tampilannya.
Gambar 4.14 Tampilan Halaman Tambah Berita
Halaman ini bisa diakses apabila telah login sebagai user terdaftar. Pada
halaman ini user bisa berbagi informasi terbaru seputar penyakit infeksi. User
hanya bisa berbagi seputar penyakit infeksi akan tetapi user tidak memiliki hak
akses untuk menghapus berita. Admin memiliki hak akses penuh terhadap
halaman berita dimana admin memiliki hak akses untuk menambah, mengupdate,
dan menghapus data berita.
83
4.1.15 Halaman Identitas Anda
Halaman ini merupakan halaman untuk melihat ip user serta browser yang
digunakan. Berikut tampilan halamannya.
Gambar 4.15 Tampilan Halaman Identitas Anda
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada penyakit dapat ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Hasil Penelitian
No Penyakit Gejala Keterangan Pencegahan
1 penyakit busuk buah
1.bercak2 coklat
kehitam
an
penyakit ini adalah
penyakit
yang di
tularkan ke putik sari
sebelum
adanya
pengendaliannya adalah sanitasi
kebun yaitu
memetik semua
buah busuk kemudian
dibenamkan ke
dalam tanah
84
penyemaian sedalam 30 cm, kultur teknis
yaitu dengan
pengaturan pohon
pelindung dan
pangkasan
tanaman kakao sehingga
kelembaban di
dalam kebun turun, kimiawi
yaitu
penyemprotan buah-buah sehat
secara preventif
dengan
fungisida berbahan aktif
tembaga
konsentrasi formulasi 0,3%
selang waktu 2
minggu 2 penyakit
kanker
batang
1. kulit batang
agak
belekuk2.sering
terdapat
cairan kemerah
an 3. lapisan
dalam berwarn
a merah
anggur
penyakit ini sama dengan
penyebab
penyakit busuk buah
pengendalianya adalah kulit
batang yang
membusuk dikupas sampai
batas kulit yang
sehat, luka kupasan
selanjutnya
dioles dengan
fungisida tembaga
konsentrasi 5%
formulasi, apabila
serangan pada
kulit batang
sudah hampir melingkar maka
tanaman
dipotong atau dibongkar
3 penyakit
antraknose
colletotrichum
1. bintik2
coklat pada
penyakit ini
tersebar
melalui konidia yang
pengendalianya
adalah
perbaikan kondisi tanaman
85
daun muda 2. ranting
gundul berbentu
k seperti
sapu 3.
bintik2
coklat
pada buah
muda
terbawa atau terpecik air
hujan pada
saat hujan turun
yaitu dengan pemupukan
ekstra,
perbaikan kondisi
lingkungan
yaitu dengan
memberikan pohon penaung
secukupnya,
sanitasi yaitu menghilangkan
ranting-ranting
yang telah kering dan
merampas buah-
buah busuk,
penyemprotan fungisida yaitu
untuk
melindungi flush yang
tumbuh dengan
fungisida berbahan aktif
mankozeb 0,5%
formulasi atau
prokloras 0,1% formulasi,
eradikasi yaitu
membongkar tanaman yang
terserang berat 4 penyakit
Vascular Streak
Dieback
1. nekrosis
di antara tulang
daun
seperti kekuran
gan
unsur cairan 2. lentisel
dari ranting
sakit
membes
ar
penyakit ini
menyebar melalui
basidiospora
yang diterbangkan
oleh angin
pada malam
hari
pengendalianya
adalah pangkasan
sanitasi yaitu
memotong ranting sakit
sampai pada
batas gejala
garis coklat pada xilem
ditambah 30-50
cm di bawahnya,
eradikasi yaitu
pembongkaran tanaman yang
terserang berat
86
3. garis2 coklat
pada
jaringan kayu
4.
tampak
3 noktah berwarn
a coklat
kehitaman
5. daun
menguning
dengan
bercak2
hijau
5 penyakit
jamur upas
1. pada
bagian
ujung dari
cabang
yang
sakit 2. jamur
memben
tuk pikriidia
berwarn
a merah tua
3. jamur
memben
tuk kerak
berwarn
a merah jambu
4. jamur
mula2
membentuk
miseliu
m tipis mengkil
at
5. infeksi
terjadi
pada
penyakit ini
dipancarkan oleh
basidiospora
yang terbawa
oleh angin
pengendalianya
adalah
memotong cabang/ranting
yang terserang
jamur pada
bagian yang masih sehat
kemudian
dibakar atau dipendam,
membersihkan
miselium pada gejala awal
yang menempel
pada cabang
sakit kemudian dioles dengan
fungisida
misalnya tridemorf atau
tembaga
konsentrasi
10%, menghilangkan
atau
memusnahkan sumber infeksi
yang terdapat di
dalam maupun di luar kebun
87
pada bagian
bawah
cabang dan
ranting
6 penyakit
akar 1. daun
menguning layu
dan
gugur
penyakit ini
ada tiga jenis yaitu
penyakit akar
merah, akar colkat, dan
akar putih
dari ketiga jenis tersebut
sama
pengendalianya
adalah tanaman yang telah mati
harus dibongkar
berikut akar-akarnya sampai
bersih pada
lubang bongkaran
diberi belerang
sebanyak
kurang lebih 600 g setiap
lubang, lubang
tersebut tidak ditanami selama
paling tidak satu
tahun, untuk pencegah
penyebaran ke
tanaman lain
perlu dibuat parit isolasi
sedalam 80 cm
dengan lebar 30 cm pada daerah
satu baris di luar
tanaman yang
mati, tanaman di sekitar
tanaman mati
diperiksa akar tunggangnya,
pada serangan
awal tampak adanya
miselium atau
rhizomorf pada
permukaan akar atau leher akar,
miselium
tersebut dibersihkan
88
dengan sikat kemudian dioles
dengan
fungisida khusus jamur
akar misalnya
tridemorf
PCNS
7 penyakit
kelayuan pentil
1. gugur
buah pada
tanaman
dapat
mencapai 70-
90%
dari pentil
yang
tumbuh
penyakit ini
adalah penyakit
fisiologi
seperti
halnya gugur buah setelah
pentil
berumur lebih dari 2,5
bulan telah
terbebas dari penyakit ini
Pengendalianya
adalah dengan memberikan
pemupukan
yang tepat dan
tidak melakukan pangkasan berat
serta
pembukaan penaung dratis
yang dapat
memacu pertunasan
intensif
4.3 Hasil Pengujian Sistem
Hasil pengujian sistem terhadap penelusuran jenis penyakit dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
1. Proses Penelusuran penyakit busuk buah
Sebelum melakukan konsultasi user di haruskan mengisi data anda. Berikut
tampilan halaman untuk menginputkan data anda.
89
Gambar 4.16 Halaman Masukan Data
Setelah menginputkan data anda kemudian user mengklik tombol Daftar dan
kemudian sistem akan mengarahkan ke halaman konsultasi. Berikut tampilan
halaman konsultasi.
90
Gambar 4.17 Halaman Konsultasi penyakit busuk buah
Berdasarkan gambar 4.17 diatas sistem menanyakan apakah user mengalami
gejala bercak2 coklat kehitaman. Kemudian user menjawab ‘YA’ dan mengklik
tombol Gejala berikutnya. Setelah itu sistem menampilkan halaman hasil
diagnosa. Berikut tampilan halaman hasil diagnosa.
91
Gambar 4.18 Halaman Hasil Diagnosa
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh user maka sistem mendiagnosis
bahwa user mengalami penyakit busuk buah. Gejala bercak2 coklat kehitaman
merupakan gejala yang terdapat pada ke tujuh jenis penyakit tanaman kakao. Oleh
karena itu sistem menyimpulkan bahwa user menderita penyakit Busuk Buah.
92
2. Proses Penelusuran penyakit kanker batang
Untuk melakukan penelusuran penyakit kanker batang user juga diharuskan
untuk mengisi data anda di halaman masukan data anda terlebih dahulu.
Kemudian sistem akan menanyakan beberapa kemungkinan gejala yang dialami
oleh user. Berikut tampilan halaman konsultasi.
Gambar 4.19 Halaman Konsultasi kanker batang
Berdasarkan gambar 4.19 sistem menanyakan kepada user apakah mengalami
gejala kulit batang agak belekuk. Kemudian user menjawab ‘YA’ dan mengklik
93
tombol Gejala berikutnya. Setelah itu sistem menampilkan halaman hasil
diagnosa. Berikut tampilan halaman hasil diagnosa.
Gambar 4.20 Halaman Hasil Diagnosa
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh user maka sistem mendiagnosis
bahwa user mengalami penyakit kanker batang. Gejala kulit batang agak belekuk
94
merupakan gejala yang terdapat pada ke tujuh jenis penyakit tanaman kakao. Oleh
karena itu sistem menyimpulkan bahwa user menderita penyakit kanker batang.
3. Proses Penelusuran Penyakit antraknose colletotrichum
Untuk melakukan penelusuran penyakit antraknose colletotrichum user juga
diharuskan untuk mengisi data anda di halaman masukan data anda terlebih
dahulu. Kemudian sistem akan menanyakan beberapa kemungkinan gejala yang
dialami oleh user. Berikut tampilan halaman konsultasi.
Gambar 4.21 Halaman Konsultasi antraknose colletotrichum
95
Berdasarkan gambar 4.21 sistem menanyakan kepada user apakah mengalami
gejala sering terdapat cairan kemerahan. Kemudian user menjawab ‘YA’ dan
mengklik tombol Gejala berikutnya. Setelah itu, sistem menampilkan halaman
hasil diagnosa. Berikut tampilan halaman hasil diagnosa.
Gambar 4.22 Halaman Hasil Diagnosa
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh user maka sistem mendiagnosis
bahwa user mengalami penyakit antraknose colletotrichum. Gejala sering terdapat
96
cairan kemerahan merupakan gejala yang terdapat pada ke tujuh jenis penyakit
tanaman kakao. Oleh karena itu sistem menyimpulkan bahwa user menderita
penyakit antraknose colletotrichum.
4.4 Analisa
Berdasarkan hasil pengujian sistem proses penelusuran penyakit telah
berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan hasil penelitian. Di dalam
proses penelusuran penyakit sistem menanyakan beberapa kemungkinan gejala
yang di alami oleh user. Dapat menyimpulkan penyakit dan sistem juga
memberikan keterangan, beserta pencegahannya.
97
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, impelementasi dan pengujian sistem pakar dan
penyakit tanaman kakao, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem hanya mampu menyimpulkan penyakit yang terjangkit pada
tanaman kakao berdasarkan gejala yang ditanyakan oleh sistem pada saat
proses konsultasi, dan sistem juga akan menampilkan keterangan solusi
pencegahan.
2. Sistem memberikan hasil berupa informasi dan cara-cara pencegahan serta
pengendaliannya.
3. Administrator semua mempunyai hak akses dalam system ini dari
penginputan gejala, penyakit, berita, update serta penentuan hasil dari
system yang diinginkan.
4. Sistem pakar diagnosis penyakit tanaman kakao diimplementasikan
dengan metode Forward Chaining pada masalah diagnosis penyakit.
5.2 Saran
Penulis memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi
pengembangan tugas akhir ini antara lain:
1. Penyakit yang dibahas dalam sistem pakar ini dibatasi hanya tujuh
penyakit untuk ke depannya dapat ditambahkan data penyakit dan gejala
98
serta pengetahuan kepakaran lebih banyak agar dapat digunakan lebih luas
lagi.
2. Diharapkan kedepannya bisa mengkombinasikan metode forward chaining
dengan metode lainnya seperti: Probabilitas klasik (classical probability),
Probabilitas Bayes (Bayesian probability), Teori Hartley berdasarkan
himpunan klasik (Hartley theory based onclassical sets), Teori Shannon
berdasarkan pada probabilitas (Shannon Theory based on probability),
Teori Dempster-shafer (Dempster-shafer theory), dan Teori fuzzy Zadeh
(Zadeh’s fuzzy theory).
DAFTAR PUSTAKA
Ali Zaki dan Smithdev Community. 2008. Belajar Komputer PHP dan MySQL.
Semarang: Penerbit Elex Media komputindo.
Asosiasi Kakao Indonesia. 2005. Prospek Agroindustri Kakao Indonesia Pasaran
Dunia Sampai Dengan 2010.
Jakarta : Departemen Pertanian, Drektorat Jendral Perkebunan
Bangkittani.2012. Kakao-Bebas-Penyakit-Buah-Lebat-Tiada-Henti [online]
tersedia :
http://bangkittani.com/topik-utama/kakao-bebas-penyakit-buah-lebat-
tiada-henti-jumbo (09 Maret 2013)
Cacaoorganicfairtrade.2011.Penyakit-akar-pada-tanaman-kakao[online]tersedia :
http://cacaoorganicfairtrade.blogspot.com/2011/08/penyakit-akar-pada-
tanaman-kakao.html
(09 Maret 2013)
Direktorat Jendral Perkebunan. 2006. Statistik Perkebunan Indoensia,2003-2005,
kakao (Theobroma Cocoa L)
Jakarta : Departemen Pertanian, Drektorat Jendral Perkebunan
Erwiyono, R. Suscahyo dan S. Winarso. 2006. Keefektifan Pemupukan Kalium
Lewat Daun Terhadap Pembungaan dan Pembuahan Tanaman Kakao.
Yogyakarta: Penerbit Pelita Perkebunan.
Kementrian Pertanian. 2011. Buku Panduan Teknis Budidaya Tanaman Kakao
(Theobroma Cacao L).
Mardiono, E. 2004. Pemangkasan Pucuk Pada Tanaman kakao (Theobroma
Cocoa L) Pengaruhnya Terhadap Kelayuan Buah Muda.
Fak. Pertanian Universitas Moch. Soedji
Nugroho, Bunafit. 2008. Latihan Membuat Aplikasi Web PHP dan MySQL
dengan Dreamwever [6, 7, 8) dan 8. Jogjakarta: Penerbit Gava Media.
Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP dan Editor
Dreamwever. Jogjakarta: Penerbit Gava media.
Priyanto, Rahmat. 2007. Belajar Sendiri Menguasai MySql 5. Bandung: Penerbit
Elex Media Komputindo.
Peipfi.2005. penyakit-Vaskular-Streak-Dieback [online] tersedia :
www.peipfi-komdasulsel.org/.../1.-Vaskular-Streak Dieback (09 Maret
2013)
Repository.2011. Pengendalian-Serangan-Antraksone-Colletotrichum-Pada-
Tanaman-Kakao [online] tersedia :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29533 (09 Maret 2013)
Rehulina.2009. Pengertian-kecerdasan-buatan [online] tersedia :
http://rehulina.wordpress.com/2009/08/05/pengertian-kecerdasan-buatan
(01 Januari 2013)
Sarwidi.2007.Hello-Word [online] tersedia :
http://sarwidi.wordpress.com/2007/03/20/hello-world/
(20 Agustus 2013)
Sri Hartati dan Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Zonapanda.2013.Pengertian-Flowchart-dan-contoh [online] tersedia :
http://zonapanda.blogspot.com/2013/02/pengertian-flowchart-dan-\
contoh.html
(20 Agustus 2013)