255
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MEMODIFIKASI SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA 120R DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FEBRIYANSYAH 105093003031 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 / 1432 H

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MEMODIFIKASI SEPEDA …...ABSTRAK MUHAMMAD FEBRIANSYAH – 105093003031 Rancang bangun sistem pakar memodifikasi sepeda motor Suzuki satria 120R, dibimbing

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MEMODIFIKASI

    SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA 120R

    DISUSUN OLEH :

    MUHAMMAD FEBRIYANSYAH

    105093003031

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2011 / 1432 H

  • RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MEMODIFIKASI

    SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA 120R

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    DISUSUN OLEH :

    MUHAMMAD FEBRIYANSYAH

    105093003031

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2011 / 1432 H

  • RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR MEMODIFIKASI

    SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA 120R

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Pada Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Oleh:

    Muhammad Febriansyah

    105093003031

    Menyetujui,

    a.n Pembimbing I,

    Nur Aeni Hidayah, MMSINIP. 19750818 200501 2 008

    Pembimbing II,

    Ditdit N. Utama, MMSI, M.ComNIP. 19741129 200801 1 006

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Sistem Informasi

    Aang Subiyakto, M.KomNIP. 150 411 252

  • PENGESAHAN UJIAN

    Skripsi yang berjudul ”Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Sepeda Motor

    Suzuki Satria 120R” yang ditulis oleh Muhammad Febriansyah , NIM 105093003031 telah

    diuji dan dinyatakan Lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2010. Skripsi

    ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

    Program Studi Sistem Informasi.

    Menyetujui,

    Penguji I, Penguji II,

    Zainul Arham, M.Si19740730 200710 1002

    Nur Aeni Hidayah, MMSINIP. 19750818 200501 2008

    An. Pembimbing I Pembimbing II

    Nur Aeni Hidayah, MMSINIP. 19750818 200501 2008

    Ditdit N. Utama, MMSI, M.ComNIP. 19741129 200801 1 006

    Mengetahui,

    DekanFakultas Sains dan Teknologi

    DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SisNIP. 19680117 200112 1001

    A.n Ketua Program Studi Sistem InformasiSekretaris Program Studi Sistem Informasi

    Nur Aeni Hidayah, MMSINIP. 19750818 200501 2008

  • LEMBAR PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI

    KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU

    KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

    Jakarta, 21 Januari 2011

    Muhammad Febriansyah10509303031

  • ABSTRAK

    MUHAMMAD FEBRIANSYAH – 105093003031 Rancang bangun sistem pakar

    memodifikasi sepeda motor Suzuki satria 120R, dibimbing oleh A’ANG SUBIYAKTO dan

    DITDIT N. UTAMA

    Pada era globalisasi, Teknologi Informasi mengalami perkembangan yang pesat

    dalam segala bidang. Sistem pakar merupakan bagian dari Teknologi Informasi yang berbasis

    komputer. Salah satu bidang aplikasi yang telah diimplementasikan secara meluas ke dalam

    Sistem Pakar adalah proses pendiagnosaan. Dalam penulisan skripsi ini akan dirancang

    sebuah Sistem Pakar yang akan digunakan untuk mendiagnosa spesifikasi mesin untuk

    menghasilkan kesimpulan modifikasi juga keterangan modifikasi pada sepeda motor

    khususnya Suzuki Satria 120R. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

    khususnya di bidang teknologi informasi, hampir semua sisi kehidupan tak terlepas dari

    komputerisasi termasuk dunia mekanik khususnya kendaraan bermotor roda dua. Untuk

    kendaraan bermotor roda dua kemajuan teknologinya sangat cepat sekali, hanya dalam selang

    beberapa bulan saja setiap produsen motor mengeluarkan sebuah motor dengan teknologi dan

    inovasi-inovasi terbaru dengan merubah body menjadi lebih futuristic dan meningkatkan

    kapasitas mesin menjadi lebih besar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan

    kapasitas mesin atau biasa disebut dengan istilah modifikasi mesin, modifikasi mesin

    biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlanjur membeli motor dengan kapasitas

    mesin yang masih kecil dan ingin memiliki motor yang kapasitas mesinnya besar tanpa harus

    membeli motor yang baru, atau sekedar hobi saja. Paling banyak modifikasi mesin dilakukan

    oleh anak-anak muda yang hobi sport otomotif , namun pengetahuan yang kurang mengenai

    modifikasi mesin dapat menyebabkan kinerja mesin menurun dan konsumsi bahan bakar

    menjadi lebih boros, dengan demikian diharapkan dengan adanya Sistem Pakar untuk

    memodifikasi mesin sepeda motor Suzuki Satria 120R ini dapat dijadikan salah satu alternatif

    dalam hal memodifikasi sepeda motor, baik bagi pengguna ataupun pemilik dengan maksud

    tidak menghilangkan ketergantungan pada pakarnya. Dalam pengembangan sistem ini,

    penulis menggunakan metodologi pengembangan SDLC (System Development Life Cycle).

    Secara garis besar, teknik penelusuran masalah yang statis, menggunakan Best First Search

    sebagai teknik penelusuran, dan PHP sebagai bahasa pemrograman dan MySQL digunakan

    sebagai database. sistem ini meliputi konsultasi antara sistem dan user untuk mendapatkan

    solusi yang dibutuhkan oleh user dalam memodifikasi sepeda motornya.

    Kata kunci : Sistem pakar, modifikasi, Sepeda motor Suzuki 120R, System Development Life Cycle.

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

    memberikan nikmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Laporan Skirpsi ini. Laporan Skripsi ini dibuat dengan judul “Rancang

    Bangun Sistem Pakar Memodofikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R ” disusun untuk

    memenuhi syarat dalam menyelesaikan S1 pada Program Studi Sistem Informasi di

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

    menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang memberikan bantuan baik berupa

    moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesarnya –

    besarnya kepada:

    1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi.

    2. Bapak Aang Subiyakto M.Kom, selaku Ketua Program Studi dan dosen pembimbing

    I, terima kasih atas kesabarannya dan nasihat – nasihat membangun kepada penulis.

    Terima kasih juga kepada Ibu Nur Aeni hidayah, MMSi, selaku Sekretaris Program

    Studi.

    3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com, selaku dosen pembimbing II, juga atas

    kesabaran dan nasihat-nasihat dalam membimbing penulis.

    4. Kepada pihak-pihak Bengkel Kribo yang telah meluangkan waktunya buat penulis

    dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untum memodifikasi sepeda motor Suzuki

    satria 120r.

    5. Ibu dan Bapak tercinta, terima kasih atas do’a, kasih sayang, kesabaran dan juga

    materi yang telah diberkan, dan hanya Allah yang mampu membalasnya. Adek-

  • adekku yang selalu bertingkah lucu yang dapat menghilangkan penat,dan semua

    keluarga dan saudara – saudaraku, Thanks All.

    Tak ada kesempurnaan di muka bumi ini, demikian pula adanya dengan penyusunan

    laporan ini. Penulis menyadari masih ada kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan,

    baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik dan

    sarannya dari para pembaca dan pihak lain untuk penulisan laporan selanjutnya yang lebih

    baik.

    Akhir kata, semoga laporan Skirpsi ini dapat sedikit memberi wancana bagi para

    pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Amin.

    Jakarta, Januari 2011

    Muhammad Febriyansyah

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul .............................................................................................. i

    Halaman Sampul........................................................................................... ii

    Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ iii

    Halaman Pengesahan Skripsi......................................................................... iv

    Halaman Pernyataan ..................................................................................... v

    Abstrak................................................................................................... .......... vi

    Kata Pengantar.............................................................................................. vii

    Daftar Isi….. ................................................................................................. ix

    Daftar Tabel….. ............................................................................................ xii

    Daftar Gambar….. ........................................................................................ xiii

    Daftar Simbol…............................................................................................ xv

    BAB I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3

    1.3 Batasan Masalah .................................................................... 3

    1.4 Ruang Lingkup ...................................................................... 4

    1.5 Tujuan ................................................................................... 4

    1.6 Manfaat ................................................................................. 5

    1.7 Metodologi Penelitian ............................................................ 5

    1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data................................... 5

    1.7.2 Metodologi Pengembangan Sistem ............................. 6

    1.8 Sistematika Penulisan............................................................. 7

    BAB II Landasan Teori

    2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................. 8

    2.1.1 Definisi Sistem ........................................................... 8

    2.1.2 Karateristik Sistem...................................................... 8

    2.1.3 Definisi Informasi....................................................... 11

    2.1.3.1 Siklus Informasi ............................................ 11

    2.1.3.2 Kualitas Informasi......................................... 12

    2.1.3.3 Nilai Informasi.............................................. 13

  • 2.1.3 Definisi Sistem Informasi ........................................... 13

    2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intellingence) .......................... 13

    2.3 Sistem Pakar .......................................................................... 17

    2.3.1 Definisi Sistem Pakar.................................................. 17

    2.3.2 Ciri-ciri Sistem Pakar.................................................. 19

    2.3.3 Konsep Dasar Sistem Pakar ........................................ 19

    2.3.4 Komponen Sistem Pakar............................................. 20

    2.3.5 Faktor Manusia dalam Sistem Pakar ........................... 26

    2.3.6 Peranan Sistem Pakar.................................................. 28

    2.3.7 Keuntungan Sistem Pakar ........................................... 29

    2.3.8 Keuntungan Sistem Pakar bagi Perusahaan ................. 30

    2.3.9 Perbandingan Sistem Pakar dan Sistem Konvesional .. 31

    2.3.10 Perbedaan Sistem Pakar dan SPK ............................... 32

    2.3.11 Teknik Representasi Pengetahuan ............................... 32

    2.3.12 Akusisi Pengetahuan................................................... 33

    2.4 Domain Permasalahan Sepeda Motor Suzuki 120R ................ 37

    2.5 Metodologi Pengembangan Sistem......................................... 38

    2.5.1 Pendekatan Terstruktur ............................................... 39

    2.5.2 System Development Life Cycle (SDLC) ..................... 42

    2.6 Flowchart .............................................................................. 44

    2.7 Data Flow Diagram (DFD).................................................... 45

    2.8 Balancing dalam DFD............................................................ 46

    2.9 Elemen Dasar dari Data Flow Diagram ................................. 47

    2.9.1 Kesatuan Luar (External Entity).................................. 47

    2.9.2 Arus Data (Data Flow) ............................................... 47

    2.9.3 Proses (Process) ......................................................... 48

    2.9.4 Simpanan Data (Data Store) ....................................... 50

    2.10 Basis Data (Database)............................................................ 50

    2.10.1 Konsep Dasar Basis Data ............................................ 50

    2.10.2 DBMS (Database Management System) ..................... 52

    2.10.2.1 Komponen Utama DBMS ............................. 52

    2.10.2.2 Keuntungan Penggunaan DBMS ................... 52

    2.10.3 Struktur Sistem Database/Basis Data.......................... 53

    2.10.4 Database Relasional ................................................... 54

  • 2.10.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ........................... 54

    2.10.5.1 Elemen ERD ................................................. 54

    2.10.6 Normalisasi................................................................. 59

    2.11 PHP ....................................................................................... 60

    2.12 MySQL.................................................................................. 61

    BAB III Metodologi Penelitian

    3.1 Metodologi Pengumpulan Data .............................................. 63

    3.2 Metodologi Pengembangan Sistem......................................... 65

    3.3 Kerangka Penelitian ............................................................... 68

    BAB IV Analisis dan Pembahasan

    4.1 Analisis.................................................................................. 69

    4.1.1 Deteksi Masalah ......................................................... 69

    4.1.2 Penelitian/Investigasi Awal......................................... 70

    4.1.3 Analisa Kebutuhan Sistem .......................................... 70

    4.2 Desain.................................................................................... 72

    4.2.1 Pohon Keputusan........................................................ 72

    4.2.2 Kaidah Produksi ......................................................... 72

    4.2.3 Perancangan Masukan ................................................ 73

    4.2.3.1 PerancanganAlgoritma dan FlowchartSistem 73

    4.2.3.2 Perancangan Data Flow Diagram (DFD) ...... 117

    4.2.4 Perancangan File......................................................... 130

    4.2.4.1 Perancangan Database .................................. 131

    4.2.4.1.1 Struktur Database ................................. 131

    4.2.4.1.2 Kamus Data............................................ 133

    4.2.4.1.3 Daftar Tabel Database Motor................. 133

    4.2.4.2 Perancangan Mesin Inferensi......................... 136

    4.2.4 Perancangan Keluaran ............................................... 136

    4.3 Implementasi.......................................................................... 145

    4.3.1 Tampilan Sistem......................................................... 146

    4.3.2 Fitur Sistem ................................................................ 158

    4.3.3 Tes Data (Testing) ...................................................... 158

  • BAB V Penutup

    5.1 Simpulan................................................................................ 161

    5.2 Saran...................................................................................... 162

    Daftar Pustaka................................................................................................. 163

    Lampiran-lampiran.......................................................................................... 166

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Studi Literatur ................................................................................. 18

    Tabel 2.2 Perbedaan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar .......................... 31

    Tabel 2.3 Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem Pengambil Keputusan .............. 32

    Tabel 4.1 Tabel Admin.................................................................................... 133

    Tabel 4.2 Tabel Arahan................................................................................... 134

    Tabel 4.3 Tabel Istilah..................................................................................... 134

    Tabel 4.4 Tabel Jawaban................................................................................. 134

    Tabel 4.5 Tabel Pertanyaan ............................................................................. 135

    Tabel 4.6 Tabel Solusi..................................................................................... 135

    Tabel 4.7 Tabel Uji coba pemakai oleh pakar ................................................. 135

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Siklus Informasi........................................................................... 12

    Gambar 2.2 Depth-First Search....................................................................... 24

    Gambar 2.3 Breadth-First Search.................................................................... 25

    Gambar 2.4 Best-First Search ......................................................................... 25

    Gambar 2.5 Menggunakan Logika untuk Proses Penalaran.............................. 37

    Gambar 2.6 Kesatuan Luar.............................................................................. 47

    Gambar 2.7 Aliran Data .................................................................................. 48

    Gambar 2.8 Proses .......................................................................................... 49

    Gambar 2.9 Aliran Data .................................................................................. 50

    Gambar 2.10 Entitas (Entity) ........................................................................... 55

    Gambar 2.11 Atribut (Attribute) ...................................................................... 55

    Gambar 2.12 Relasi (Relation) ........................................................................ 56

  • Gambar 2.13 Binary Relation .......................................................................... 57

    Gambar 2.14 Unary Relation........................................................................... 57

    Gambar 2.15 N-Nary Relation ......................................................................... 57

    Gambar 4.1 Flowchart Sistem Pakar ............................................................... 73

    Gambar 4.2 Flowchart Program ...................................................................... 74

    Gambar 4.3 Flowchart Program (Lanjut.2)...................................................... 75

    Gambar 4.4 Flowchart Program (Lanjut.3)...................................................... 76

    Gambar 4.5 Flowchart Program (Lanjut.4)...................................................... 77

    Gambar 4.6 Flowchart Program (Lanjut.5)...................................................... 78

    Gambar 4.7 Flowchart Program (Lanjut.6)...................................................... 79

    Gambar 4.8 Flowchart Program (Lanjut.7)...................................................... 80

    Gambar 4.9 Flowchart Program (Lanjut.8)...................................................... 81

    Gambar 4.10 Flowchart Program (Lanjut.9).................................................... 82

    Gambar 4.11 Flowchart Program (Lanjut.10).................................................. 83

    Gambar 4.12 Flowchart Program (Lanjut.11).................................................. 84

    Gambar 4.13 Flowchart Program (Lanjut.12).................................................. 85

    Gambar 4.14 Flowchart Program (Lanjut.1).................................................... 86

    Gambar 4.15 Flowchart Program (Lanjut.13).................................................. 87

    Gambar 4.16 Flowchart Program (Lanjut.14).................................................. 88

    Gambar 4.17 Flowchart Program (Lanjut.15).................................................. 89

    Gambar 4.18 Flowchart Program (Lanjut.16).................................................. 90

    Gambar 4.19 Flowchart Program (Lanjut.17).................................................. 91

    Gambar 4.20 Flowchart Program (Lanjut.18).................................................. 92

    Gambar 4.21 Flowchart Program (Lanjut.19).................................................. 93

    Gambar 4.22 Flowchart Program (Lanjut.20).................................................. 94

    Gambar 4.23 Flowchart Program (Lanjut.21).................................................. 95

    Gambar 4.24 Flowchart Program (Lanjut.22).................................................. 96

    Gambar 4.25 Flowchart Program (Lanjut.23).................................................. 97

    Gambar 4.26 Diagram Konteks ....................................................................... 117

    Gambar 4.27 Diagram Nol .............................................................................. 119

    Gambar 4.28 Diagram Detail Proses 1.0.......................................................... 122

    Gambar 4.29 Diagram Detail Proses 2.0.......................................................... 123

    Gambar 4.30 Diagram Detail Proses 3.0.......................................................... 124

    Gambar 4.31 Diagram Detail Proses 4.0.......................................................... 125

  • Gambar 4.32 Diagram Detail Proses 5.0.......................................................... 126

    Gambar 4.33 Entity Relationship Diagram ...................................................... 131

    Gambar 4.34 Transformasi ER ke LS .............................................................. 132

    Gambar 4.35 Logical Record Structure ........................................................... 132

    Gambar 4.36 Tampilan Halaman Sesi Konsultasi ............................................ 137

    Gambar 4.37 Tampilan Halaman Daftar Istilah ............................................... 138

    Gambar 4.38 Tampilan Halaman Spesifikasi ................................................... 139

    Gambar 4.39 Tampilan Halaman Tentang Kami.............................................. 140

    Gambar 4.40 Tampilan Halaman Login Admin ............................................... 141

    Gambar 4.41 Tampilan Update Daftar Pertanyaan........................................... 142

    Gambar 4.42 Tampilan Update Solusi............................................................. 143

    Gambar 4.43 Tampilan Halaman Update Daftar Istilah ................................... 144

    Gambar 4.44 Tampilan Halaman Update Admin............................................. 145

    Gambar 4.45 Halaman Home .......................................................................... 146

    Gambar 4.46 Halaman Konsultasi ................................................................... 147

    Gambar 4.47 Halaman Daftar Istilah ............................................................... 148

    Gambar 4.48 Halaman Login........................................................................... 149

    Gambar 4.49 Halaman Update Admin............................................................. 150

    Gambar 4.50 Halaman Tambah Admin ........................................................... 151

    Gambar 4.51 Halaman Update Solusi.............................................................. 152

    Gambar 4.52 Halaman Tambah Solusi ............................................................ 153

    Gambar 4.53 Halaman Update Pertanyaan ...................................................... 154

    Gambar 4.54 Halaman Tambah Pertanyaan..................................................... 155

    Gambar 4.55 Halaman Tampil Istilah.............................................................. 156

    Gambar 4.56 Halaman Tambah Istilah ............................................................ 157

  • DAFTAR SIMBOL

    1. Flow Direction Symbols

    No Simbol Nama Simbol Uraian

    1. Simbol arus/ flow Untuk menyatakan jalannya suatu proses

    2. Simbol Communication

    Link

    Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya.

    3. Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.

    4. Simpanan offline Untuk menyatakan sambungan dalam satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembaran berbeda.

    Sumber: Ladjamudin, 2005

  • 2. Processing Symbols

    No Simbol Nama Simbol Uraian

    1. Simbol offline connector

    Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar berbeda.

    2. Simbol manual Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).

    3. Simbol decision/logika

    Untuk menunjukkan sautu kondisi tertentu yang akan menghasilkan 2 kemungkinan jawaban, ya/tidak.

    4. Simbol predefined process

    Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.

    5. Simbol terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir program.

    6. Simbol keying operation

    Untuk menyatakan segala Janis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard.

  • 7. Simbol off-line storage

    Untuk menyatakan bahwa data dalam simbol ini disimpan ke dalam media tertentu.

    8. Simbol manual input

    Untuk memasukan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.

    Sumber: Ladjamudin, 2005

    3. Input-output symbols

    No Simbol Nama Simbol Uraian

    1. Simbol input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

    2. Simbol punched card

    Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

    3. Simbol magnetic-tape unit

    Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau outputdisimpan ke pita magnetic.

    4. Simbol disk storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.

    5. Simbol document Untuk mencetak laporan ke printer.

    6. Simbol display Untuk menyatakan peraltan output yang digunakan berupa layar.

    Sumber: Ladjamudin, 2005

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Expert System/Sistem Pakar telah mengalami perkembangan yang pesat

    dalam ilmu komputer (Nugraha, 2006). Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya

    penggunaan sistem pakar dalam berbagai bidang aplikasi, terutama yang selama

    ini diketahui sistem pakar menjalankan fungsi-fungsi pada dunia kesehatan,

    industri, dan bidang lainnya.

    Di antara perkembangannya sistem pakar merupakan salah satu bidang

    yang menarik untuk dikembangkan. Dengan adanya perkembangan tersebut dan

    adanya kebutuhan yang dapat membantu orang lain, maka di kesempatan kali ini

    dicoba untuk membuat sistem pakar yang berkaitan dengan masalah dalam

    memodifikasi sepeda motor (Nugraha, 2006).

    Kendaraan sepeda motor merupakan suatu alat transportasi yang banyak

    digunakan masyarakat pada umumnya (Wijaya, 2008). Suzuki 120R adalah salah

    satu jenis sepeda motor yang banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya

    dan khususnya kalangan remaja.

    Sepeda Motor Suzuki 120R adalah sepeda motor 2 Tak keluaran pabrikan

    Suzuki yang banyak digunakan oleh remaja untuk unjuk kebolehan dalam

    performa dan kecepatan sepeda motornya.

  • 2

    Sepeda motor yang ada sekarang ini performanya masih dirasakan sangat

    kurang, walaupun banyak sepeda motor yang mempunyai CC tinggi tapi untuk

    kecepatan masih kurang dibandingkan dengan motor yang sudah dimodifikasi.

    Keterbatasan orang tentang memodifikasi sepeda motor masih sagatlah kurang

    tapi banyak bengkel-bengkel yang menyediakan jasa untuk memodifikasi sepeda

    motor yang kita miliki.

    Kemudian keterbatasan dana adalah masalah yang paling utama dalam

    melakukan modifikasi sepeda motor. Kapasitas mesin yang besar sekarang ini

    banyak diminati oleh masyarakat, namun bagaimana dengan masyarakat yang

    sudah terlanjur membeli motor dengan kapasitas mesin yang masih kecil

    khususnya anak-anak muda dan ingin memiliki sepeda motor dengan kapasitas

    mesin yang besar tanpa harus membeli yang baru? Biasanya, mereka mencoba

    memodifikasi kendaraan roda dua mereka di bengkel-bengkel sepeda motor atau

    mencoba memodifikasi sendiri kendaraan mereka. Biasanya, sepeda motor yang

    sudah dimodifikasi mesinnya rawan akan kerusakan dan membuat pemakaian

    bahan bakar menjadi lebih boros dikarenakan kurangnya pengetahuan mekanik

    atau pemilik sepeda motor mengenai modifikasi mesin, sehingga bukannya

    meningkatkan kinerja mesin tetapi malah menurunkan kinerja mesin. Pengetahuan

    yang cukup mengenai memodifikasi mesin tidak akan menimbulkan kerusakan

    pada sepeda motor. Oleh karena itu pemilihan judul “Rancang Bangun Sistem

    Pakar untuk Memodifikasi Sepeda Motor Suzuki Satria 120R”, adalah

    perwujudan untuk membantu mengaplikasikan pengetahuan manusia ke dalam

    suatu sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang

    dihadapi di antaranya, sebagai berikut:

    1. Bagaimana menerapkan daya intellegensia seorang pakar ke dalam suatu

    sistem komputer?

    2. Bagaimana caranya membantu pengguna motor Suzuki 120R dalam

    memodifikasi sepeda motornya?

    3. Bagaimana membangun sistem yang dapat dengan mudah digunakan oleh

    pengguna (user) sekali pun tanpa kehadiran langsung seorang pakar?

    4. Bagaimana menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi?

    1.3 Batasan Masalah

    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka batasan masalah yang akan

    dibahas adalah sebagai berikut:

    1. Pembahasan hanya pada pembuatan sistem Pakar untuk Memodifikasi

    Sepeda Motor Suzuki 120R.

    2. Upgrade hanya meliputi bagian-bagian mesin, karburator, pengapian, dan

    knalpot

    3. Penelrusuan dalam pengambilan keputusan mesin pakar bersifat statis

    4. Teknik penelusuran yang digunakan dalam metode pencarian sistem pakar

    ini adalah metode penelusuran Best First Search.

  • 4

    5. Tahapan implementasi, dilakukan pembuatan program yang diterapkan

    dengan bahasa pemograman php dan database MySQL, serta dilakukan

    testing black box.

    1.4 Ruang Lingkup

    Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada:

    Waktu : April 2009 – September 2009

    Tempat : Bengkel Motor Kribo

    Jl. Kertamukti No. 26b Rt.001/08 Pisangan - Ciputat

    1.5 Tujuan

    Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian

    ini adalah:

    1. Melakukan analisis dan perancangan sistem pakar (expert system) dengan

    metodologi terstruktur dengan model pengembangan SDLC (System

    Development Life Cycle) (Ladjamudin, 2005).

    2. Membuat sistem pakar yang digunakan oleh pengguna sepeda motor

    Suzuki 120R dalam memodifikasi mesin sepeda motornya.

  • 5

    1.6 Manfaat

    Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

    1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam merancang dan membangun

    Sistem Pakar.

    2. Memahami konsep rancang bangun sistem pakar memodifikasi Sepeda

    Motor Suzuki Satria 120R.

    3. Menjadi dokumentasi yang dapat digunakan untuk pengembangan

    software ini dikemudian hari.

    4. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya di bidang sistem

    pakar

    1.7 Metodologi Penelitian

    1.7.1 Metode Pengumpulan Data

    Metodologi pengumpulan data yang akan dilakukan dalam proses

    pembuatan skripsi ini meliputi beberapa metode, yaitu:

    1. Metode studi pustaka

    Mengumpulkan berbagai macam referensi dan melakukan penelitian

    dengan mencari bahan berupa literatur dari buku-buku yang berhubungan

    dengan penelitian serta mencari karya-karya ilmiah yang dapat membantu

    penelitian, baik di perpustakaan maupun melalui paper-paper yang ada di

    internet, yang akan menjadi acuan dalam analisa dan pengembangan

    aplikasi sistem yang akan dibangun.

  • 6

    2. Metode Wawancara.

    Melakukan wawancara di tempat penelitian untuk mendapatkan gambaran

    yang jelas mengenai sistem yang akan dibuat dan dibutuhkan.

    3. Metode Observasi

    Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati

    secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.

    1.7.2 Metodologi Pengembangan Sistem

    Metodologi pengembangan sistem yang akan dilakukan dalam merancang

    dan membangun sebuah sistem pakar (expert system), dengan menggunakan

    metodologi terstruktur dengan model pengembangan SDLC (System Development

    Life Cycle) (Ladjamudin, 2005), yang secara garis besar terbagi tiga kegiatan

    utama yaitu: (1) Analisis, yaitu menganalis sistem untuk membuat keputusan; (2)

    Desain, yaitu untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-

    masalah yang dihadapi perusahaan. Pada tahapan ini juga di desain metode

    penalaran dan model dari sistem. Metode penalaran yang digunakan untuk

    menginferensi (menalarkan) suatu kesimpulan, menggunakan model forward

    chaining (Hartati dan Iswanti, 2008), sedangkan teknik penelusuran yang

    digunakan adalah teknik best first search (Hartati dan Iswanti, 2008); (3)

    Implementasi, pada tahap ini bertujuan untuk melakukan kegiatan yang

    sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangun atau di kembangkan.

  • 7

    1.8 Sistematika Penulisan

    Adapun garis besar penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

    BAB I : Pendahuluan

    Bab ini berisi tentang alasan pemilihan judul, latar belakang,

    rumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup, tujuan,

    manfaat dan metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

    BAB II: Landasan Teori

    Bab ini berisikan penjelasan teori-teori dan konsep yang terkait

    dengan pengembangan sistem yang akan dirancang, yaitu yang

    berkaitan dengan teori kecerdasan tiruan, sistem pakar, dan

    komponen-komponennya serta tahapan-tahapannya, mesin

    inferensi metode pencarian, antar muka pemakai, dan

    komponennya.

    BAB III: Metodologi Penelitian

    Bab ini berisi tentang tahapan-tahapan aplikasi yang meliputi

    perancangan sistem, Metodologi Pengumpulan yang terdiri dari

    metode wawancara, metode observasi, dan metode pustaka.

    BAB IV: Pembahasan

    Bab ini berisi tentang Perancangan dan Implementasi dari aplikasi

    yang dibuat beserta pengujian aplikasi.

    BAB IV: Simpulan dan Saran

    Bab ini berisi tentang simpulan dan saran yang diambil dari

    materi pembahasan dan aplikasi yang telah dibuat.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

    2.1.1 Definisi sistem

    Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan

    untuk mempelajari sebuah sistem. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan

    dari elemen-elemen, komponen-komponen, dan sub-sub sistem merupakan

    definisi yang luas (Jogiyanto, 2005). Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah

    kumpulan elemen–elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian–bagian yang saling

    berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau

    maksud, tujuan dan sasaran yang sama.

    2.1.2 Karakteristik Sistem

    Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu

    (Jogiyanto, 2005), yaitu:

    1. Komponen Sistem (Components)

    Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

    yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

    komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu sistem

    atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun

    kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-

    subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang

  • 9

    menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara

    keseluruhan.

    2. Batas Sistem (Boundary)

    Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

    dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

    memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu

    sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

    3. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)

    Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas sistem yang

    mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

    menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

    Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan

    dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan

    luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka

    akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

    4. Penghubung Sistem (Interface)

    Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

    subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-

    sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran

    (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk

    subsistem lainnya dengan melalui penghubung.

    5. Masukan (Input)

    Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

    dapat berupa masukan perawatan (maintanance input) dan masukan signal

  • 10

    (signal input). Maintanance input adalah energi yang dimasukkan supaya

    sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

    untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer,

    program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan

    komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

    6. Keluaran (Output)

    Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

    keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan

    masukan untuk subsistem yang lain atau ke sistem yang lebih besar.

    Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran

    yang tidak berguna merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan

    informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

    7. Pengolah Sistem (Process)

    Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

    input menjadi output.

    8. Sasaran Sistem(Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)

    Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

    Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak

    akan ada gunanya.

  • 11

    2.1.3 Definisi Informasi

    Informasi adalah bahan pokok dalam pemberitaan, informasi bukan hanya

    fakta/kenyataan melainkan lebih luas lagi tentang proses dan penggunaan

    informasi itu sendiri. Informasi ini harus bergerak, mudah dimengerti, utuh, dan

    bulat. Menurut Jogiyanto (2005) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi

    sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil

    keputusan saat ini atau mendatang. Adapun nilai dari suatu informasi (Value of

    information) ditentukan oleh dua hal, yaitu:

    1. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

    dibandingkan dengan biaya mendapatkanya.

    2. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila informasi tersebut tidak dinilai

    dengan nilai uang tetapi ditaksir dengan nilai efektifnya.

    2.1.3.1 Siklus Informasi

    Data yang melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian

    menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,

    yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah

    data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat

    suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch

    disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau ada yang menyebutnya

    dengan istilah siklus pengolahan data (data processing cycle).

  • 12

    Sumber: Jogiyanto, 2005

    Gambar 2.1 Siklus informasi

    2.1.3.2 Kualitas Informasi

    Adapun kualitas dari suatu informasi ditentukan oleh karakteristik–

    karakteristik sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

    1. Akurat.

    Suatu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau

    menyesatkan.

    2. Tepat waktu.

    Suatu informasi yang datang pada penerimanya tidak boleh terlambat.

    Infornasi yang using tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi

    merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

    3. Relevan.

    Suatu informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

    Keputusan Tindakan

    Hasil Tindakan

    PenerimaData

    Input Output

    Dasar data

    proses

  • 13

    2.1.3.3 Nilai Informasi

    Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu: manfaat dan biaya

    mendapatkannya. Suatu sistem dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

    dibandingkan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa

    informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan

    untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk

    menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya

    untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya

    oleh satu pihak didalam perusahaan (Jogiyanto, 2005).

    2.1.4 Definisi Sistem Informasi

    Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu

    organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

    media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan

    jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal

    kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan

    eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk

    pengambilan keputusan yang cerdik (Jogiyanto, 2005).

    2.2 Kecerdasan Buatan (Artificial Intellingence)

    Intelligence atau intelegensia adalah seorang yang pandai dalam

    melaksanakan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pengertian tersebut maka

    dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun seseorang banyak memiliki ilmu

    pengetahuan, tetapi bila ia tidak melaksanakannya dalam praktek, maka ia tidak

  • 14

    dapat di golongkan ke dalam intelegensia. Dengan kata lain, intellgensia adalah

    kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pandai

    melaksanakannya dalam praktek.

    Dalam Al-qur’an seseorang/sekelompok orang yang pandai meneliti dan

    melakasanakan pengetahuannya disebut ulil albab. Ciri-ciri dari mereka antara

    lain disebutkan dalam surat Ali-Imran (3) 190-191: “ Sesungguhnya dalam

    penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat

    tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah

    sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang

    kejadian langit dan bumi ...”. Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj At-

    Tarbiyah Al-Islamiyah mengomentari ayat Ali 'Imran, bahwa ayat tersebut

    merupakan metodologi yang sempurna bagi penalaran dan pengamatan Islam

    terhadap alam. Dalam ayat tersebut manusia diminta untuk berfikir terhadap alam

    dan menerapkan pengetahuan kepada penciptaan teknologi yang bermanfaat bagi

    manusia. Penerapan dari pengetahuan ke dalam teknologi biasa disebut suatu

    kecerdasan buatan (artificial intelligence).

    Artificial intelligence atau dikenal dengan kecerdasan buatan merupakan

    kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman

    komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah-

    cerdas (Simon, 1987). Bagian utama dari Artificial intelligence adalah ilmu

    pengetahuan (knowledge), suatu pengertian tentang beberapa wilayah subjek yang

    diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Walaupun komputer tidak

    mungkin mendapatkan pengalaman atau belajar dan meneliti seperti manusia,

  • 15

    tetapi ia dapat memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya melalui upaya yang

    diberikan seorang pakar manusia.

    Hampir semua pangkalan pengetahuan (knowledge base) sangat terbatas

    dalam arti terfokuskan kepada suatu masalah khusus. Pada saat pangkalan

    pengetahuan itu sudah terbentuk, maka teknik Artificial intelligence bisa

    digunakan untuk memberi kemampuan baru kepada komputer agar dapat berfikir,

    menalar dan membuat inferensi (mengambil keputusan berdasarkan pengalaman)

    dan membuat pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan oleh fakta-fakta atau

    aturan-aturan dan hubungan-hubungannya yang terkandung dalam pangkalan

    pengetahuan tersebut.

    Tujuan utama dari kecerdasan buatan (Artificial intelligence) adalah

    membuat mesin menjadi lebih pintar (Winston dan Prendergast, 1984), yaitu

    bagaimana menerapkan sebuah ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang pakar dan

    di integrasikan kedalam sebuah mesin dan dapat digunakan dalam memecahkan

    masalah dan pengambilan keputusan

    Tujuan kedua dari kecerdasan buatan (Artificial intelligence) yaitu

    memahami intellegencia manusia (Winston dan Prendergast, 1984). Dengan

    menerapkan pola berfikir manusia pada komputer, maka kita dilatih untuk belajar

    bagaimana menyimpan pengetahuan ke dalam otak kita dan bagaimana cara

    mengaplikasikannya. Terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pola berpikir

    kita sendiri, bagaimana teknik penalarannya, dan bagaimana teknik

    pendekatannya dalam memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain kita harus

    belajar dari diri sendiri, bagaimana cara kita belajar, dan sampai sejauh mana

    kelemahan dan kekuatan kita. Singkatnya kita harus mengetahui bagaimana cara

  • 16

    kita belajar. Sehingga demikian, kita bisa memperoleh pengertian yang lebih baik

    atas pikiran dan kita akan bisa mengarahkan metodologi belajar yang lebih baik

    dan mampu menerapkan intelegensia kita ke dalam masalah nyata.

    Tujuan ketiga dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) adalah

    membuat mesin lebih bermanfaat (Winston dan Prendergast, 1984). Setelah

    bagaimana kita mempelajarai pola berpikir dan belajar dari manusia, kemudian

    kita integrasikan pola berpikir dan belajar manusia atau disebut pengetahuan ke

    dalam sebuah komputer atau mesin, agar mesin tersebut dapat berjalan sesuai

    dengan pola berpikir kita dan dapat bermanfaat dalam memecahkan suatu

    masalah dan mengambil suatu keputusan.

    Kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dapat dipandang dari perbagai

    perspektif yaitu (Hartati dan Iswanti, 2008):

    1. Dari perspektif Kecerdasan (Intelligence)

    Artificial intelligence adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas”

    dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh

    manusia

    2. Dari perspektif bisnis

    Artificial intelligence adalah sekelompok alat bantu (tools) yang berdaya

    guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna

    menyelesaikan masalah-masalah bisnis.

    3. Dari perspektif pemrograman (Programming)

    Artificial intelligence termasuk di dalamnya adalah studi tentang

    pemrograman simbolik, pemecahan masalah, proses pencarian (search)

  • 17

    Umumnya pemrograman dari Artificial intelligence lebih focus terhadap

    symbol-simbol atau pemrosesan numeric (huruf, kata, angka) dalam memproses

    masalah yang dihadapai untuk mendapatkan pemecahan masalahnya atau

    keputusan yang harus di buat.

    2.3 Sistem Pakar

    2.3.1 Definisi Sistem Pakar

    Sistem Pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

    pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang

    biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut

    (Kusrini, 2006)

    Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah

    penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang

    diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua

    hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

    pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. Sistem pakar

    merupakan suatu sistem informasi yang menangkap dan menggunakan

    pengetahuan serta metodologi pengambilan keputusan yang digunakan oleh

    seorang atau beberapa orang ahli dalam bidang keahlian tertentu. Sistem pakar

    berlaku seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristik

    untuk memecahkan masalah tertentu.

    Sistem pakar didasarkan pada sistem pengetahuan, sehingga

    memungkinkan komputer dapat berfikir dan mengambil keputusan atau

    kesimpulan dari sekumpulan kaidah. Sistem pakar mempunyai keuntungan

  • 18

    dibandingkan dengan seorang pakar yaitu kepakarannya dapat dimanfaatkan oleh

    masyarakat tanpa kehadiran sang pakar, mencakup keseluruhan dari kepakaran

    tersebut dan sistematis, memungkinkan untuk menangani masalah yang kompleks

    dengan lebih cepat, kepakarannya tetap dapat dimanfaatkan walau pakarnya telah

    tidak dapat bekerja, membantu kejelasan dan pemahaman secara efektif untuk

    suatu bidang kepakaran dan memungkinkan untuk membuat pengetahuan terpadu

    atas bidang-bidang tertentu yang relevan.

    Berdasarkan studi hasil penelitian sejenis (Tabel 2.1.) perbandingan dari

    tabel diatas, maka akan dirancang suatu sistem berbasis web dan memiliki fitur

    daftar istilah untuk menerangkan istilah-istilah dalam sistem yang mungkin tidak

    dimengerti oleh user. Dalam sistem pakar ini akan ditambahkan pula fitur

    chatting, sehingga user dapat berkomunikasi langsung dengan pakar apabila tidak

    terdapat solusi yang diinginkan. Dengan adanya fitur chatting memudahkan pakar

    untuk mengembangkan pengetahuan dalam sistem pakar yang telah dibuat.

    Tabel 2.1 Studi Literatur

    No. Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan

    1 Mendeteksi kerusakan sepeda motor honda astrea prima menggunakan sistempakar (Adhitya, 2004)

    Dapat mendeteksi kerusakan pada sepeda motor Honda Astrea, bagi lembaga-lembaga yang bergerak di bidang perbaikan sepeda motor.

    Belum adanya fitur dari daftar istilah.Belum berbasis web

    2 Sistem pakar penyakit jantung (Setyadi, 2006)

    Mendeteksi analisa penyakit jantung, dengan cara klarifikasi berdasarkan pemeriksaan fisik pasien.

    Sistem masih belum berbasis web.Belum adanya fitur dari daftar istilah.

    3 Pengembangan dan analisis sistem pakar untuk mendeteksi kerusakan motor dieselpada mobil (Prawira, 2006)

    Dapat mendeteksi kerusakan mesin diesel pada mobil dan memberikan solusi serta petunjuk untuk mengatasinya.

    Sistem belum berbasis web.Belum adanya fitur dari daftar istilah.

  • 19

    2.3.2 Ciri-ciri Sistem Pakar

    Secara umum sistem pakar mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain

    (Kusrini, 2006):

    1. Terbatas pada bidang yang spesifik.

    2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau

    tidak pasti.

    3. Dapat mengemukakan rangkaian alas an yang diberikannya dengan cara

    yang dapat pahami.

    4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

    5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.

    6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

    7. Output tergantung dari dialog antar user.

    8. Knowledge base dan inference engine terpisah.

    2.3.3 Konsep Dasar Sistem Pakar

    Sistem pakar adalah sistem informasi berbasis komputer yang

    menggunakan pengetahuan pakar untuk mencapai performa keputusan tingkat

    tinggi dalam domain personal yang sempit. MYCIN yang dikembangkan Stanford

    University pada awal tahun 1980-an untuk diagnosis medis, secara umum

    dianggap sebagai sistem pakar yang paling terkenal. Aplikasi lain dalam

    penetapan pajak, analisis kredit, perawatan peralatan, dan diagnosis kegagalan

    juga telah popular disebagaian besar organisasi berukuran besar dan menengah

    sebagai alat utama untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas (Turban, 2005).

  • 20

    Konsep dasar dari sistem pakar mencakup beberapa persoalan mendasar,

    antara lain apa yang dimaksud dengan keahlian, siapa yang disebut pakar,

    bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja (Turban,

    2005). Berikut adalah deskripsi inti dari bagian-bagian tersebut.

    1. Pakar

    Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman

    dan metodologi khusus, serta kemampuan untuk menerapakan bakat ini

    dalam dalam memberi nasihat dan memecahkan persoalan (Turban, 2005).

    Tugas dari pakar adalah menyediakan pengetahuan tentang bagaimana

    melaksanakan tugas yang akan dijalankan oleh sistem berbasis

    pengetahuan.

    2. Keahlian

    Keahlian adalah pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas yang

    dimiliki pakar (Turban, 2005). Tingkat keahlian menentukan performa dari

    suatu keputusan. Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca dan

    mempraktikkannya.

    2.3.4 Komponen Sistem Pakar

    Sistem pakar memiliki komponen-komponen sebagai berikut (Sri Hartati

    Dan Sari Iswanti, 2008):

    1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

    Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi tertentu,

    maka sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai

    yang tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan

  • 21

    komunikasi antara sistem dan pemakainya, yang disebut sebagai antar

    muka. Antar muka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly)

    penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang

    diterapkan pada sistem pakar.

    2. Basis Pengetahuan

    Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu

    pada tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari

    akumulasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya.

    Basis pengetahuan bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu ke

    waktu.

    3. Memori Kerja

    Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang

    diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang

    nantinya akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang

    disimpan dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusan

    pemecahan masalah.

    4. Fasilitas Penjelasan

    Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama

    sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena

    pemakai terkadang bukanlah ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah

    fasilitas penjelasan.

    5. Fasilitas Akusisi Pengetahuan

    Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja

    pengetahuan baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada tidak

  • 22

    berlaku lagi. Hal ini dilakukan sehingga pemakai akan menggunakan

    sistem pakar yang komplit dan sesuai dengan perkembangan.

    6. Mesin Inferensi

    Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak

    yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan

    sebagai mesin pemikir (thinking machine). Pada prinsipnya mesin

    inferensi inilah yang akan mencari solusi dari suatu permasalahan. Mesin

    inferensi memulai pelacakan dengan mencocokan kaidah dalam basis

    pengetahuan dengan fakta yang ada dalam basis pengetahuan. Ada dua

    teknik pelacakan, yaitu (Turban, 1995):

    a) Forward Chaining

    Merupakan proses data yang mulai berjalan ketika informasi

    tertentu diletakan oleh pengguna. Tanda-tanda atau kunci-kunci

    keberhasilan akan terkumpul dengan sendirinya ketika mengarah

    ke kesimpulan.

    Dalam pelacakan ini, aturan diuji satu demi satu dalam urutan

    tertentu. Sistem pakar bertujuan untuk mengecek bagian dari

    aturan tersebut, apakah kondisinya salah atau benar. Jika

    kondisinya benar, aturan itu dijalankan dan aturan berikutnya diuji.

    Saat kondisinya salah atau aturannya tidak diketahui, aturan

    tersebut tidak akan dijalankan, kemudian aturan berikutnya yang

    akan diuji.

  • 23

    b) Backward Chaining

    Backward chaining merupakan strategi pencarian arah tujuan.

    Dimulai dari tujuan dan bekerja dari arah belakang atau hasil.

    Prosesnya dimulai dari hipotesis kemudian pencarian dimulai

    untuk menentukan dan membuktikan fakta-fakta pendukung yang

    diperlukan. Proses akan berakhir dengan penerimaan atau

    penolakan hipotesis.

    Dalam pelacakan ini, akan dipilih satu aturan dari kesimpulan dan

    menganggapnya sebagai masalah yang harus diselesaikan. Setelah

    masalah tersebut diselesaikan, akan dipilih salah satu sub masallah

    untuk dievaluasi dan sub masalah yang terpilih itu kemudian

    menajadi sub masalah baru.

    Sebagai contoh diberikan dua acuan, misalnya: suatu saat anda

    ingin menuju ke jambi dari Surabaya, dimana tidak ada

    penerbangan langsung antara kedua kota tersebut. Maka untuk itu

    anda berusaha menemukan rantai penerbangan sehingga anda

    dapat memulai suatu penerbangan dari Surabaya dan kemudian

    dapat mengakhirnya dengan penerbangan ke jambi. Hal ini dapat

    dilakukan dengan dua cara, yaitu:

    a. Anda dapat memulainya dengan mencari penerbangan yang

    menuju jambi dan menandai kota dimana asal penerbangan.

    Kemudian temukan penerbangan yang menuju kota tersebut

    dan temukan kota asal penerbangannya surabya. Kontrol

  • 24

    kerja pelacakan ini berdasarkan tujuan, artinya kita bekerja

    mundur, yang disebut backward chaining.

    b. Anda memulai dengan daftar semua penrbangan yang

    meninggalkan Surabaya dan menandai semua kota tujuan.

    Kemudian mencari semua penerbanga dari kota tersebut

    dan menandai juga kota tujuan. Ulangi proses sampai

    ditemukan kota jambi. Control kerja proses ini maju mulai

    dari asal menuju tujuan artinya bekerja kedepan, yang

    disebut forward chaining.

    Kedua teknik inferensi digunakan oleh tiga macam metodologi

    penelusuran (searching), yaitu:

    1) Metodologi Depth-First Search

    Adalah teknik pencarian ke dalam. Teknik ini memeriksa semua node

    dari root-node ke level berikutnya dan berikutnya secara berurutan.

    Proses ini berakhir saat ditemukannya node solusi.

    Gambar sederhana dari teknik pelacakan depth-first search akan di

    berikan pada gambar 2.2:

    Sumber: Turban, 1995

    Gambar 2.2 Depth-first Search

  • 25

    2) Metodologi Breadth-First Search

    Teknik pelacakan ini menguji semua node, dimulai dari root-node dan

    node setiap level diuji sehingga semunya selesai sebelum pindah ke

    level berikut.

    Iustrasi breadth-first level search dapat dilihat pada gambar 2.3:

    Sumber: Turban, 1995

    Gambar 2.3 Breadth-First Search

    3) Metodologi Best-First Search

    Metodologi Best First Search yaitu penelusuran yang bekerja

    berdasarkan kombinasi dari kedua metodologi sebelumnya, yaitu

    metodologi Depth-First Search dan metodologi Breadth-First Search.

    Sumber: Turban, 1995

    Gambar 2.4 Best-First Search

  • 26

    7. Fasilitas Penjelasan (explanation facility).

    Fasilitas penjelasan biasanya hanya ada pada beberapa sistem pakar.

    Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada

    pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari

    pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat

    menyimpulkan suatu kondisi.

    2.3.5 Faktor Manusia dalam Sistem Pakar

    Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai

    siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Mereka adalah (Hartati dan Iswanti,

    2008):

    1. Pakar (expert)

    Pakar adalah seorang individu yang memiliki pengetahuan khusus,

    pemahaman, pengalaman, dan metodologi – metodologi yang digunkan

    untuk memecahkan masalah persoalan dalam bidang tertentu.

    Seorang pakar memiliki kemampuan kepakaran, yaitu:

    a. Dapat mengenali dan merumuskan suatu masalah

    b. Menyelesaikan solusi dari suatu masalah

    c. Menjelaskan solusi dari suatu masalah

    d. Restrukturisasi pengetahuan

    e. Belajar dari pengalaman

    f. Memahami batas pengetahuan

  • 27

    Selain itu, pakar juga memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan

    pengetahuannya dan memberikan saran serta memecahkan masalah pada

    domain tertentu.

    2. Pembuat Pengetahuan (Knowledge engineer)

    Pembuat pengetahuan memiliki tugas utama menerjemahkan dan

    mempresentasikan pengetahuan yang diperoleh dari seorang pakar, baik

    berupa pengalaman pakar dalam menyelesaikan masalah maupun sumber

    terdokumentasi lainnya ke dalam bentuk yang bisa diterima oleh sistem

    pakar. Dalam hal ini Pembuat Pengetahuan (Knowledge engineer)

    menginpretasikan, dan merepresentasikan pengetahuan yang diperoleh

    dalam bentuk jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

    pada pakar, atau pemahaman penggambaran analogis, sistematis,

    konseptual yang diperoleh dari membaca beberapa dokumen cetak seperti

    text book, jurnal, makalah, dan sebagainya.

    3. Pembuat Sistem (System engineer)

    Pembangun sistem adalah orang yang bertugas untuk merancang antar

    muka pemakai sistem pakar, merancang pengetahuan yang sudah

    diterjemahkan oleh pembangun pengetahuan ke dalam bentuk yang sesuai

    dan dapat diterima oleh sistem pakar dan mengimplementasikannya ke

    dalam mesin inferensi. Selain hal tersebut pembangun sistem juga

    bertanggung jawab apabila sistem pakar yang akan diintegrasikan dengan

    sistem komputerisasi lain.

  • 28

    4. Pengguna (User)

    Seseorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran

    yang disediakan oleh pakar.

    2.3.6 Peranan Sistem Pakar

    Berdasarkan pengertian tadi maka secara umum sistem pakar menyediakan

    kepakaran untuk memperbaiki kemampuan dan kualitas. Meningkatkan

    produktivitas, promosi secara serentak, mnyimpan pngetahuan, mempergunakan

    sumber daya manusia secara lebih baik, dan membantu pemasaran produk-produk

    baru atau produk-produk lebib baik.

    Peranan sistem pakar dapat diidentifikiasikan sebagai berikut:

    1. Menggantikan seorang pakar secara penuh

    Sebagai ahli yang bekerja secara otomatis, sistem pakar menganalisa

    situasi, membuat keputusan, dan langsung mengerjakan atau

    memerintahkan orang untuk melaksanakan. Semua biasa dilaksanakan

    secara otomatis. Sebagai contoh: sistem pakar dapar langsung

    melaksanakan proses kimia, membaca sensor, atau bahkan dapat

    memerintah para teknisi untuk mengganti bagian mesin yang rusak.

    2. Sebagai kolega

    Sistem pakar dalam mendapatkan solusi dibantu oleh seorang pakr

    maupun sebaliknya. Dapat memberikan saran-saran, dengan cara

    memberikan beberapa alternatif. Sebagai contoh adalah bahwa sistem

    pakar dapat menginvestasi penyebab kerusakan atau kesalahan.

  • 29

    3. Sebagai konsultan ahli (membantu seorang pakar).

    Sistem pakar menyediakan konsultasi pada tingkatan yang ahli bagi para

    praktisi sedemikian rupa sehingga menyerupai seorang konsultan ahli.

    4. Membantu komputer aplikasi dalam menghasilkan laporan.

    5. Bekerja di dalam aplikasi komputer.

    6. Bekerja di belakang aplikasi komputer dalam menghasilkan laporan.

    7. Bekerja membelakangi aplikasi komputer.

    8. Menggantikan proses manajemen dokumen.

    2.3.7 Keuntungan Sistem Pakar

    Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem pakar adalah

    (Kusrini, 2006):

    1. Membuat seorang awam dapat bekerja layaknya seorang pakar.

    2. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

    3. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih

    cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja

    yang dibutuhkan, dan akhirnya dapat mereduksi biaya.

    4. Meningkatkan kualitas.

    5. Sistem pakar menyediakan nasihat yang konsisten dan dapat mengurangi

    tingkat kesalahan.

    6. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena

    sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman.

    7. Handal (reliability).

  • 30

    8. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam

    memberikan jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh.

    9. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.

    10. Memungkinkan pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta

    memperluas jangkauan seorang pakar, dapat diperoleh dan dipakai dimana

    saja.

    11. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian sehingga user

    seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar meskipun sang

    pakar sudah pensiun.

    2.3.8 Keuntungan Sistem Pakar bagi Perusahaan

    Perusahaan yang menerapkan sistem pakar dapat mengharapkan (McLeod,

    1995):

    1. Kinerja perusahaan yang lebih baik. Karena manajer perusahaan memiliki

    kemampuan yang lebih luas dalam memecahkan masalah melalui

    penggunaan sistem pakar, mekanisme pengendalian perusahaan

    meningkat. Perusahaam lebih mampu memenuhi tujuannya.

    2. Mempertahankan pengendalian atas pengetahuan perusahaan. Sistem

    pakar memberikan ksempatan untuk membuat pengetahuan pegawai yang

    berpengalaman tersedia untuk pegawai yang baru dan kurang

    berpengalaman serta penyimpanan pengatahuan itu dalam perusahaan

    lebih lama, bahkan setelah pegawai tersebut berhenti.

  • 31

    2.3.9 Perbandingan Sistem Pakar dan Sistem Konvensional

    Perbedaan antara sistem pakar dan sistem konvensional dapat dilihat pada

    tabel berikut (Kusrini, 2006):

    Tabel 2.2 Perbedaan Sistem konvensional dan Sistem pakar

    Sistem Konvensional Sistem PakarInformasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program sequential.

    Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference).

    Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah).

    Program bisa saja melakukan kesalahan.

    Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil diperoleh.

    Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari expert system

    Data harus lengkap. Data tidak harus lengkap.

    Perubahan pada program merepotkan. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah.

    Sistem bekerja jika sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan rulesyang sedikit.

    Eksekusi secara algoritmik (step by step). Eksekusi dilakukan secara heuristic.

    Manipulasi efektif pada database yang besar.

    Manipulasi efektif pada knowledge-baseyang besar.

    Efesien adalah tujuan utama. Efektivitas adalah tujuan utama.

    Data kuantitatif Data kualitatif

    Representasi data dalam numeric Representas pengetahuan dalam symbol.

    Menangkap, menambah, dan mendistribusikan data numeric atau informasi

    Menangkap, menambah, dan mendistribusikan pertimbangan dan pengetahuan.

    Sumber: Kusrini, 2006

  • 32

    2.3.10 Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem Pengambil Keputusan (Decision

    Support System)

    Perbedaan sistem pakar dan sistem pengambil keputusan dapat dilihat

    pada tabel berikut:

    Tabel 2.3 Perbedaan Sistem Pakar dan Sistem pengambil keputusan

    Sistem Pakar Sistem Pengambil KeputusanPertimbangan heuristic Pertimbangan mekanik

    Manipulasi symbol Manipulasi numerik dan alphanumerik

    Proses keputusan dinamik Proses keputusan static

    Mengingat informasi Tidak mengingat informasi

    Perkiraan dan inferensi Apakah scenario IF atau skenari IF-THEN (dalam DSS)

    Pengendalian pola data Pengendalian control

    Banyak solusi Satu solusi

    Pencarian intensif Perhitungan intensif

    Rekursif Iteratif

    Faktor kepastian Kebenaran dan kesalahan

    Sumber: Turban, 1995

    2.3.11 Teknik Representasi Pengetahuan

    Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

    basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu

    sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang

    lain (Yudatama, 2008). Teknik ini membantu knowledge engineer dalam

    memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya. Terdapat

    beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam

    pengembangan suatu sistem pakar, yaitu (Yudatama, 2008) :

  • 33

    1. Rule-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk

    fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise

    dan kesimpulan.

    2. Frame-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu

    bentuk hirarki atau jaringan frame.

    3. Object-Based Knowledge Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan

    dari obyekobyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan

    metoda (proses).

    4. Case-Base Reasoning Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk

    kesimpulan kasus (cases).

    2.3.12 Akusisi Pengetahuan

    Proses membangun atau mengembangkan sistem pakar disebut akuisis

    pengetahuan. Perekayasa pengetahuan menyerap prosedur-prosedur dan

    pengalaman untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu dari pakar tersebut dan

    membangunnya menjadi program sistem pakar (Kridasantausa, 2006).

    Basis Pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan-pengetahuan

    keahlian sebagai dasar pengambilan keputusan. Terdapat beberapa metode untuk

    menyajikan pengetahuan dalam perangkat lunak sistem pakar, diantaranya

    (Kridasantausa, 2006). :

    1. Metode kerangka (frames),

    2. Jaringan semantik (semantic network), dan

    3. Kaidah produksi(production rules).

  • 34

    Penyanjian basis pengetahuan, yang banyak digunakan adalah kaidah produksi.

    Masing-masing kaidah mengandung sebuah atau lebih kondisi yang jika dipenuhi

    akan memberikan satu atau lebih aksi. Kaidah produksi disajikan dalam

    pernyataan IF ..... AND .... OR ..... THEN ..... ELSE .....

    Ada 2 pendekatan dalam menentukan aturan basis pengetahuan, yaitu:

    1. Penalaran berbasis aturan (rule-based reasoning)

    Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

    menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila

    kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan

    tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara

    berurutan. Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan

    penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi. Contoh :

    aturan identifikasi hewan.

    Rule 1 : IF hewan berambut dan menyusui THEN hewan mamalia

    Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap dan bertelur THEN hewan jenis

    burung

    Rule 3 : IF hewan mamalia dan memakan daging THEN hewan karnivora

    Dst...

    Pada aturan ini bersifat Statis ,yaitu aturan sistem yang tidak bisa diubah-

    ubah ataupun jika bisa diubah membutuhkan waktu yang lama, dan hanya

    berlaku pada satu sistem.

    2. Penalaran berbasis kasus (case-based reasoning)

    Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi

    yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi

  • 35

    untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada) (Kridasantausa,

    2006). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih

    banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu bentuk

    ini juga digunakan bila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus

    tertentu dalam basis pengetahuan.

    Basis Data. Basis data mengandung fakta- fakta mengenai masalah yang akan

    dicari solusinya (Kridasantausa, 2006). . Fakta-fakta yang diketahui disimpan

    sebagai kondisi awal. Fakta-fakta yang baru diperoleh dari proses inferensi

    ditambahkan pada basis data. Fakta-fakta ini berhubungan dengan semua yang

    diketahui selama proses inferensi. Kondisi awal dari masalah yang akan

    diselesaikan biasanya ditanyakan oleh pemakai. Berdasarkan informasi ini,

    sistem pakar mulai melakukan proses pelacakan.

    Pengatur Kaidah. Bagian pengatur kaidah (rule adjuster) memungkinkan

    perekayasa pengetahuan memelihara basis pengetahuan sistem pakar

    (Kridasantausa,2006). . Pemeliharaan basis pe\ngetahuan meliputi penempatan

    pengetahuan baru kedalam sistem pakar. Penghapusan basis pengetahuan yang

    sudah tidak relevan dan perubahan basis pengetahuan karena adanya perubahan

    fakta atau kaidah yang telah ada.

    Mesin Inferensi. Merupakan suatu perangkat lunak yang mengimplementasikan

    suatu operasi pelacakan dengan menggunakan basis pengetahuan dan basis data

    untuk mencapai solusi (Kridasantausa, 2006). . Mesin inferensi menguji kaidah-

    kaidah dengan pola urutan tertentu untuk mencocokkan kondisi sekarang, maka

    kondisi tersebut dapat diberikan pada basis data dan dapat dipergunakan keahlian

    sebagai dasar pengambilan ringan semantik untuk mencari fakta-fakta baru.

  • 36

    Representasi Pengetahuan. Hampir semua sistem AI (Artificial Intelligence)

    terdiri dari :

    1. Basis pengetahuan yang berisi tentang fakta-fakta obyek dalam domain

    dan hubungannya yang dipilih. Basis pengetahuan dapat pulah berisi

    konsep teori, prosedur praktis dan keterkaitannya. Basis pengetahuan ini

    akan membentuk sumber sistem kecerdasan dan digunakan oleh :

    2. Mesin atau mekanisme inferensi untuk melakukan penalaran dan menarik

    kesimpulan sebagaimana tugas mesin inferensi yang telah dijelaskan

    dimuka.

    Secara garis besar representasi pengetahuan mempunyai dua karakteristik yang

    umum, yaitu : Yang pertama : dapat diprogram kedalam bahasa pemrograman

    komputer yang ada dan disimpan dalam memori. Yang kedua : Didesain sehingga

    fakta-fakta dan pengetahuan dapat digunakan dalam proses penalaran. Dengan

    demikian basis pengetahuan yang berisi struktur data dapat dimanipulasikan oleh

    sistem inferensi yang menggunakan teknik pelacakan dan penyesuaian pola pada

    basis pengetahuan untuk menjawab pertanyaan, menggambarkan kesimpulan atau

    melakukan fungsi cerdasnya(Kridasantausa, 2006).

    Referensi Logika. Bentuk representasi pengetahuan yang telah lama dikenal,

    adalah logika, yaitu melakukan pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran,

    sistem kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Proses logika

    dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut :

  • 37

    Sumber: Sumarbagiono, 1999

    Gambar 2.5 Menggunakan logika untuk proses penalaran.

    Mula-mula diberikan informasi, kemudian dibuat pernyataan atau observasi

    dicatat. Bentuk ini di inputkan pada proses logika dan disebut sebagai premis.

    Premis ini yang akan digunakan oleh proses logika untuk menghasilkan output

    yang merupakan kesimpulan dan disebut sebagai inferensi. Dengan proses ini

    fakta-fakta yang diketahui benar dapat digunakan untuk merumuskanfakta baru

    yang juga benar (Kridasantausa, 2006).

    2.4 Domain Permasalahan Modifikasi Sepeda Motor Suzuki 120R

    Secara garis besar, dalam memodifikasi sepeda motor Suzuki 120R dapat

    dibagi menjadi dua bagian. Masing-masing bagian mempunyai sub-sub bagian

    untuk mengarah pada modifikasi yang di inginkan dan mendapatkan hasil yang

    lebih terinci. Pembagian modifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Modifikasi Ringan

    Dalam modifikasi ringan perubahan pada sepeda motor Suzuki 120R tidak

    terlalu signifikan. Pada modifikasi ini umunya hanya memerlukan biaya

    yang tidak terlalu besar karena hanya sebagian kecil dari komponen-

    komponen sepeda motor saja yang diganti, dan perubahan dari tiap

    komponen-komponen sepeda motor juga tidak terlalu signifikan.

  • 38

    2. Modifikasi Besar

    Dalam modifikasi besar pada sepeda motor Suzuki 120R mengalami

    perubahan yang cukup signifikan. Pada modifikasi ini umunya juga

    membutuhkan biaya yang cukup besar, dikarenakan pengguna sepeda

    motor diharuskan mengganti komponen-komponen dari sepeda motornya.

    Contoh kompnen yang harus dig anti adalah, knalpot, spuyer, busi, dan

    bahkan mesin standar dari sepeda motor dapat diganti. (Wijaya, 2008)

    2.5 Metodologi Pengembangan Sistem

    Metodologi adalah suatu kesatuan metodologi-metodologi, prosedur-

    prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang

    digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedang

    metodologi adalah suatu cara,teknik yang sistematis untuk mengerjakan sesuatu.

    Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metodologi-metodologi,

    prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat

    yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi (Jogiyanto,

    2005).

    Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru

    untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki yang

    telah ada. Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena bebrapa

    hal, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

    1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem lama seperti,

    ketidakberesan dalam suatu sistem lama yang dapat menyebabkan suatu

    sistem tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

  • 39

    2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan, kesempatan ini dapat berupa

    peluang-peluang pasar untuk menigkatkan layanan kepada pelanggan.

    3. Adanya instruksi-instruksi, penyusunan sistem yang baru dapat juga

    terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan maupun dari

    luar organisasi.

    Sewaktu melakukan proses pengembangan sistem, beberapa prinsip harus

    tidak boleh dilupakan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut (Jogiyanto,

    2005):

    1. sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, maksudnya adalah

    sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan.

    2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar.

    3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

    4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses

    pengembangan sistem.

    5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

    6. Jangan takut membatalkan proyek.

    7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.

    2.5.1 Pendekatan Terstruktur

    Permasalahan yang terdapat baik pada pendekatan klasik dengan

    kecendrungan baru tantang tahap-tahap perkembangan sistem informasi,

    merupakan bukti diperlukannya suatu pendekatan lain. Metodologi lain itu adalah

    ”pendekatan terstruktur” yang muncul pada permulaan 1970. Pada masa sekarang

    pendekatan tersebut juga disebut sebagai ”pendekatan operasional”. Seperti pada

  • 40

    pendekatan engineering yang dipakai dalam pemecahan masalah, pendekatan

    terstruktur memerlukan prosedur dan pendekatan yang baku dan jelas atau paling

    tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam mengembangkan sistem.

    Struktur dapat menentukan perintah (order) serta dapat meningkatkan

    kemampuan pemahaman terhadap sistem yang rumit. Oleh karena itu struktur

    merupakan ciri utama pada desain sistem informasi ”struktur” dapat dihubungkan

    dengan cara dan bentuk penyusunan sasuatu. Struktur juga dapat dikatakan

    sebagai sistem yang sesungguhnya dibentuk. Penjelasan struktur dipusatkan pada

    penjelasan tentang hubungan antar berbagai bagian yang dikuasai oleh karakter

    umum atau fungsi keseluruhan. Penyusunan struktur merupakan suatu proses

    pengenalan, analisis, dan pemilihan alternatif kategori desain.

    Kebutuhan tentang metodologi dalam perkembangan sistem informasi

    juga dikemukakan oleh Brokes dkk. Mereka menyatakan bahwa ”meskipun tahap-

    tahap perkembangan sistem merupakan kerangka kerja ang berguna untuk

    mempertimbangkan keseluruhan proses analisis dan desain sistem, mereka yang

    bertang gung jawab melaksanakan tugas tersebut memerlukan gambaran dan

    metodologi yang harus diikuti. Tanpa metodologi yang sesuai, seorang analisis

    dan desainer yang kurang berpengalaman akan menemui kesulitan dalam

    menentukan yanglebih rumit dapat dipecahkan, dan sistem penyelesaian mudah

    perawatannya, fleksibel, lebih memuaskan pemakai, dapat didokumentasikan

    dengan lebih baik, sesuai dengan waktu dan anggaran yang ada. (Jogiyanto ,2005)

    menyatakan bahwa keuntungan utama dari pendekatan terstruktur adalah

    produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih baik, perawatan sistem

  • 41

    penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besat untuk menatik

    dan mempertahankan kualitas manusia.

    Menurut Nauman dkk., kita dapat mengatakan bahwa menentukan,

    menetapkan dan memenuhi tuntutan informasi organisasi secara tepat dan

    lengkap, adalah merupakan tugas sistem informasi organisasi. Unsur paling

    penting pada sistem tersebut adalah manusia: manajer, pemakai personel

    pengembangan sistem, serta personel pengoperasian. Akan tetapi untuk

    mendapatkan set persyaratan informasi yang benar dan lengkap adalah merupakan

    suatu hal yang sukar. Davis memberikan tiga alasan sehubungan dengan

    kesukaran tersebut, yaitu:

    1. Sebagai pemroses informasi dan penyelesai masalah manusia mempunyai

    keterbatasan.

    2. Adanya keanekaragaman dan kerumitan tuntutan informasi.

    3. Adanya pola interakdi yang rumit di antara pemakai dan analisis dalam

    menentukan tuntutan.

    Selama perkembangan sistem, tuntutan informasi pada organisasi biasanya

    didokumentasikan dalam bentuk ”pengkhususan fungsional” atau ”desain logis”.

    Tuntutan inforamsi ini biasanya menunjukan adanya kesesuaian antara pihak

    pemakai dan pihak pengembang sistem. Pada akhir-akhir ini proses tersebut,

    diberbagai sumber, dinamakan sebagai ”tuntutan engineering” dan telah dikenal

    sebagai bagian yang paling penting dalam proses perkembangan sistem informasi.

  • 42

    2.5.2 System Development Life Cycle (SDLC)

    Daur hidup pengembangan sistem/SDLC berfungsi untuk menggambarkan

    tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari tiap tahapan yang secara garis

    beras terbagi ke dalam tiga kegiatan utama yaitu (Ladjamudin, 2005):

    1. Analisia

    Tahapan Analisa digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan.

    Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara

    baik, dan hasil analisanya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.

    Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut:

    a) Deteksi masalah (Problem Detection)

    b) Penelitian/Investigasi awal (Initial Investigation)

    c) Analisa Kebutuhan Sistem (Requirment Analysis)

    2. Desain

    Tahapan desain memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat

    menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh

    dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan dalam tahap desain ini

    meliputi:

    a) Perancangan keluaran

    Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan

    digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar,

    dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.

    b) Perancangan masukan

    Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang

    akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut

  • 43

    dapat berupa formulir-formulir, faktur dan lain-lain yang berfungsi

    memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem.

    c) Perancangan file

    Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan database yang

    diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Setelah itu

    melakukan uji normalisasi.

    3. Implementasi

    Tahap implementasi memiliki berupa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan

    spesifikasi rancangan logika kedalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem

    informasi yang dibangunnya atau dikembangkannya. Kegiatan yang dilakukan

    dalam tahap implementasi ini adalah:

    a) Programming and Testing

    Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan

    pseucode yang digunakan dalam bahasa Indonesia terstruktur atau bahasa

    Inggris terstruktur. Setelah selesai dalam pembuatan algoritma, maka

    dibuatkanlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa

    pemrograman terpilih.

    Setelah program selesai dibuatkan secara modular, perlu dilakukan test

    data, dengan mengentri sejumlah data kedalam program tersebut, dan

    dilihat bagaimana hasilnya, serta bagaimana cara pemrosesan yang

    dilakukan oleh program yang baru dibuat tersebut.

    b) Training

    End user yang akan mengoperasikan sistem yang baru tersbut perlu dilatih

    secara keseluruhan. Materi pelatihan biasa saja berupa keuntungan dan

  • 44

    kerugian sistem baru, tips dan trik menggunakan sistem aplikasi baru,

    pengenalan sintaks dasar dan dokumen-dokumen yang digunakan dalam

    sistem yang baru tersebut.

    c) System Changeover

    Setelah seluruh sistem siap dioperasikan dan seluruh selelsai di latih,

    maka tahap ini dilakukan pergantian sistem lama dengan yang baru.

    2.6 Flow