23
BAB I PENDAHULUAN Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat badanlahirnya pada saat kelahiran < 2500 gram ( sampai dengan 2.499 gram ). Bertahun – tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi premature. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah “ premature baby “ dengan “low birth weight baby “ ( BBLR ), karena tidak semua bayi dengan berat < 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat disebabkan oleh : (1). Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai, 2). Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya ( KMK ), (3). Kedua – duanya . Untuk mendapat keseragaman, pada konggres “European Perinatal Medicine“ ke II di London ( 1970 ), diusulkan definisi berikut : Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan < 37 minggu ( 259 hari ) Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu – 42 minggu ( 259 – 293 hari ) Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih ( 294 hari atau lebih ) Berdasarkan pengertian tersebut maka bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1. Prematuritas murni 1

Bblr Refrat.ika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bblr Refrat.ika

BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) ialah bayi baru lahir yang berat

badanlahirnya pada saat kelahiran < 2500 gram ( sampai dengan 2.499 gram ).

Bertahun – tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan

2.500 gram disebut bayi premature. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah “

premature baby “ dengan “low birth weight baby “ ( BBLR ), karena tidak semua

bayi dengan berat < 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat

disebabkan oleh : (1). Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang

sesuai, 2). Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa

kehamilannya ( KMK ), (3). Kedua – duanya .

Untuk mendapat keseragaman, pada konggres “European Perinatal Medicine“

ke II di London ( 1970 ), diusulkan definisi berikut :

Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan < 37 minggu ( 259

hari )

Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu – 42

minggu ( 259 – 293 hari )

Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau

lebih ( 294 hari atau lebih )

Berdasarkan pengertian tersebut maka bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan

yaitu :

1. Prematuritas murni

Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan BB

untuk masa gestasi itu atau biasa disebut nenonatus kurang bulan sesuai

untuk masa kehamilan ( NKB – SMK )

2. Dismaturitas

Bayi lahir dengan BB < BB seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi

mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi kecil

untuk masa kehamilannya ( KMK )

Bayi premature ( sesuai dengan masa kehamilan = SMK ) dan bayi KMK akan

meninggikan morbiditas dan mortalitas.

BAB II

1

Page 2: Bblr Refrat.ika

I S I

PREMATURITAS MURNI

Batasan

Masa gestasi bayi premature ialah < 37 minggu ( 259 hari ), Usher ( 1975 )

menggolongkan bayi premature dalam 3 kelompok :

1. Bayi yang sangat premature ( Extremely premature ) : 24 – 30 minggu

2. Bayi pada derajat premature sedang ( Moderately premature ) : 31 – 36

minggu

3. Borderline premature : 37 – 38 minggu

Di Negara maju angka kejaduan kelahiran bayi premature ialah sekitar 6 – 7

%, di Indonesia belum dapat dikemukakan namun angka di RSCM Jakarta

berkisar antara 22 – 24 % dari semua bayi yang dilahirkan pada 1 tahun.

Etiologi

1. Faktor ibu

a. Penyakit ibu :

- Toksemia grandarum

- Perdarahan antepartum

- Trauma fisis dan psikologis

- Netritis akut

- Serviks inkompeten

- DM

- Infeksi akut

- Tindakan operatif

b. Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20

tahun. Kejadian terendah pada usia ibu 26 – 35 tahun.

c. Keadaan social ekonomi

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social – ekonomi yang

rendah yang disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan

pengawasan antenatal yang kurang.

d. Kebiasaan

Pekerjaan yang melelahkan, merokok

2. factor janin :

2

Page 3: Bblr Refrat.ika

- Hidramnion - Cacat bawaan

- Kehamilan ganda - Eritoblastosis Fetalis

- Kelainan tali pusat

Karakteristik Klinis

Berat badan < 2500 gram, PB ≤45 cm, lingkaran dada < 30 cm, lingkar

kepala < 33 cm, masa gestasi < 37 minggu. Kepala relative lebih besar dari

badannya. Kulit tipis, transparan., lanugo banyak, lemak subkutan kurang.

Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur.

Desensus testikulorum biasanya belu sempurna dan labia minora belum

tertutup oleh labia majora. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik

usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan teranyam sehingga

sulit terlihat satu persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup,

sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mama belu sempurna,

demikian pula putting susu belum terbenyuk dengan baik. Bayi kecil,

posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya

kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun.

Tangisannya lemah, pernafasan belu teratur dan sering terdapat serangan apnu.

Otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai

dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap

ke satu jurusan. `Tonic neck reclex` biasanya lemah, refleks Moro dapat

positif. Refleks menghisap dan menelan belum sempurna, demikian pula

refleks batuk. Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah, aktifitas

bertambah. Bila dalam waktu 3 hari tanda kelaparan ini tidak terdapat,

kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intracranial.

Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata

sesudah 24 -48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat

`pitting edema`. Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi.

Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes

mellitus dan toksemia gravidarum. Frekuensi pernafasan bervariasi sangat luas

terutama pada hai-hari pertama. Walaupun demikian bila frekuensi pernafasan

terus meningkat atau selalu di atas 60/menit, harus waspada akan

kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin ( sindrom gangguan

3

Page 4: Bblr Refrat.ika

pernafasan idiopatik ) atau gangguan pernafasan karena sebab lain. Dalam hal

ini penting sekali melakukan pemeriksan radiologist toraks.

Penatalaksanaan

a. Pengaturan suhu

Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative

lebih luas bila dibandingkan BB, kurangnya jaringan lemak dibawah

kulit dan kekurangan lemak coklat ( brown fat ). Bila bayi dirawat di

dalam incubator, maka suhunya untuk bayi dengan BB < 2 kg adalah

35°C dan untuk bayi dengan BB 2 – 2,5 kg 34°C. Kelembaban incubator

berkisar antara 50 – 60 %. Suhu incubator diturunkan 1°C setiap minggu

dan bila berat bayi sudah mencapai 1800 gram, bayi boleh dirawat di

luar incubator.

Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk

memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah

laku, warna kulit, pernafasan, kejang, dsb.

b. Makanan bayi

Kebutuhan protein 3 – 5 g/ hari dan tinggi kalori ( 110 kal.kg.hari ) agar

BB bertambah sebaik- baiknya. Pemberian minum dimulai pada waktu

bayi berumur 3 jam agar tidak menderita hipoglikemia dan

hiperbilirubinemia namun sebelumnya harus dilakukan pengisapan

cairan kambung. Bayi dengan berat < 1500 gram kurang mampu

mengisap ASI atau susu botol terutama pada hari – hari pertama. Dalam

hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung. Cara pemberian

melalui susu botol adalah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering

dalam jumlah yang sedikit. Jumlah cairan yang diberikan pertama kali

adalah 1 – 5 ml/jam dan dapat ditambah sedikit demi sedikit tiap 12 jam.

Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari dan tiap hari

dinaikkan sampai 200 ml/kg/hari pada akhir minggu kedua. Bila ASI

tidak ada, susu dapat diganti dengan susu buatan yang mengandung

lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20 kalori per 30 ml air

atau sekurang-kurangnya bayi mendapat 110 kal/kg BB/hari.

4

Page 5: Bblr Refrat.ika

c. Pencegahan infeksi

Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :

1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun selama 2 menit

sebelum masuk ke tempat rawat bayi

2) Mencuci tangan dengan antiseptic / sabun setiap sebelum dan

sesudah memegang seorang bayi

3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda

yang berhubungan langsung dengan bayi

4) Mencegah kontaminasi udara di sekitar bayi

5) Mencegah jumlah bayi yang terlalu banyak dalam 1 ruangan

6) Membatasi kontak langsung dan tidak langsung dengan petugas

ruangan dan bayi lainnya

7) Petugas yang menderita penyakit menular ( infeksi saluran nafas,

diare, konjungtivitis, dll ) dilarang merawat bayi

8) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknnya.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan kadar gula darah dengan dextrostix

2. Darah perifer lengkap

3. Serum bilirubin bayi bila ikterik

4. Foto thorax bila bayi sesak, sianosis

Komplikasi

Ada beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat pada bayi premature

yaitu :

1. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik

( HMD )

2. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan

batuk belum sempurna

3. Perdarahan intraventikular, biasanya

disebabkan oleh karena anoksia otak

4. Fibroplasia retrolental, yang disebabkan oleh

gangguan oksigen yang berlebihan.

5

Page 6: Bblr Refrat.ika

Dengan menggunakan oksigen dalam konsentrasi tinggi, terjadi

vasokonstriksi pembuluh darah retina kemudian setelah bernafas dengan

udara biasa lagi, pembuluh darah mengalami vasodilatasi disusul

proliferasi PD baru yang tidak teratur pada ujung vena. Sebagian kapiler

baru tumbuh ke korpus vitreum dan lensa sehingga terjadi edema retina

dan retina dapat terlepas dari dasarnya. Stadium akhir terdapat masa

retrolental yang terdiri dari jaringan ikat, terjadi bilateral dengan

mikroftalmus, COA menyempit, pupil mengecil dan tidak teratur, visus

menghilang, dapat pula disertai retardasi mental dan celebral palsy.

Pengobatan stadium dini dengan memberikan ACTH atau kortikosteroid.

Pencegahannya adalah :

1) Pada bayi BBLR

penggunaan O2 tidak melebihi 40%, dapat dicapai dengan

memberikan O2 melalui corong dengan kecepatan 2 l/menit

2) Tidak menggunakan O2

untuk mencegah timbulnya apnu atau sianosis

3) Pemberian O2 pada bayi < 2

kg harus hai-hati dan Pa O2 selalu dimonitor.

5. Hiperbilirubinemia

Disebabkan factor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin

indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.

DISMATURITAS

Batasan

Dismaturitas adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang

dibandingkan dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi itu

(KMK). Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan bahwa bayi

KMK ini menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus ( Intra uterine

growth retardation = IUGR ), seperti pseudopremature, fetal malnutrition

syndrome, chronic fetal distress. Batasan yang diajukan oleh Lubchenco

( 1963 ) adalah bahwa setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih

rendah dari persentil ke -10 untuk masa kehamilan pada Denver intra uterine

growth curves adalah bayi kecil masa kehamilan (KMK). Dismaturitas dapat

terjadi ` pre-term`, ` term ` atau ` post-term `.

6

Page 7: Bblr Refrat.ika

Etiologi

Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat

antara ibu dan janin ( insufisiensi plasenta )

1. Faktor janin :

- Kelainan kromosom - kehamilan ganda

- Cacat bawaan - aplasia pankreas

- Infeksi dalam kandungan ( TORCH )

- Radiasi

2. Faktor plasenta dan uterus

- Berat plasenta berkurang / berongga / keduanya

- Luas permukaan berkurang

- Plasentitis vilus ( bakteri, virus , parasit )

- Infark plasenta

- Tumor ( mola hidatidosa )

- Plasenta yang lepas

- Uterus bikornis

3. Faktor ibu

- Toxemia

- Hipertensi, penyakit ginjal kronik, DM

- Hipoksemia ( penyakit jantung sianotik, penyakit paru )

- Malnutrisi / penyakit kronik

- Anemia sel sabit

- Obat ( narkotik, rokok, alcohol )

4. Faktor lain

Keadaan social ekonomi yang rendah

Karakteristik Klinis

BB < 2500 gram,karakteristik fisis sama dengan bayi premature dan

mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan “ wasting “. Pada bayi

cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol ialah “wasting”,

demikian pula pada post-term dengan dismaturitas.

7

Page 8: Bblr Refrat.ika

Gruenwald ( 1967 ) menyatakan bahwa tidak semua kekurangan

makanan pada janin diakibatkan oleh insufisiensi plasenta. Gejala insufisiensi

plasenta timbulnya tergantung pada berat dan lamanya bayi menderita deficit.

Defisit yang menyebabkan retardasi pertumbuhan biasanya berlangsung kronis

sehingga mengakibatkan “fetal distress” yang dibagi menjadi 3 golongan

yaitu:

1. Acute fetal distress, yaitu deficit ( fetal deprivation ) yang hanya

mengakibatkan `perinatal distress` tetapi tidak mengakibatkan retardasi

pertumbuhan dan ` wasting `

2. Subacute fetal distress, yaitu bila fetal deprivation menunjukkan tanda

`wasting` tetapi tidak retardasi pertumbuhan

3. Chronic fetal distress, yaitu bila bayi jelas menunjukkan retardasi

pertumbuhan.

Bayi dismatur dengan tanda `wasting` atau insufisiensi plasenta dibagi 3

stadium ( Clifford ), yaitu :

1. Stadium Pertama

Bayi tampak kurus dan relative lebih panjang, kulitnya longgar, kering

seperti perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium

2. Stadium Kedua

Tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit,

plasenta dan umbilicus yang disebabkan oleh mekonium yang tercampur

dalam amnion yang mengendap ke dalam kulit, umbilicus dan plasenta

sebagai akibat anoksia intrauterine

3. Stadium Ketiga

Tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning, juga

kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia uterin yang lama.

Penatalaksanaan

1. Perawatan bayi dalam incubator

Suhu incubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan

konsumsi oksigen terjadi minimal, sehingga bayi dapat mempertahankan

suhu tubuhnya sekitar 36,5 - 37°C. Temperatur harus dikelola karena bayi

dismatur lebih mudah hipotermik akibat luas permukaan tubuhnya yang

relative lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang. Frekuensi

8

Page 9: Bblr Refrat.ika

pernafasan dalam 24 jam pertama harus selalu diawasi untuk mengetahui

adanya sindrom gangguan pernafasan idiopatik dan bila frekuensi >

60x/menit dibuat foto toraks

2. Makanan dini ( Early feeding )

Makanan pertama

Bayi dismatur biasanya tampak haus dan harus diberikan makanan

dini ( early feeding ) untuk menghindari terjadinya hipoglikemia.

Makanan diberikan sedikit demi sedikit dan perlahan, berupa glukosa,

ASI atau PASI yang akan mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasi

dan hiperbilirubinemia.

Dianjurkan untuk memberikan minum pertama sebanyak :

a. 1 ml larutan glukosa 5% yang steril untuk BB < 1000 gram

b. 2 – 4 ml larutan glukosa 5% yang steril untuk BB 1000 – 1500

gram

c. 5 – 10 ml larutan glukosa 5% yang steril untuk BB > 1500 gram

Bila pemberian pertama 1 ml maka berikutnya setiap jam dalam 8 jam

pertama. Kemudian dinaikkan 2x pada setiap minum, dan dilanjutkan

diberikan tiap 2 jam dengan kenaikan 2 ml setiap 2 kali pemberian

sampai mencapai 12 ml per kali minum. Apabila dengan makanan

pertama bayi tidak mangalami kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat

dilanjutkan dalam 12-48 jam, dengan jumlah kalori yang dibakukan

dalam susu formula sebanyak 700 kkal/L. Kadar gula darah harus

diperiksa tiap 8-12 jam. Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan

`true glucose` dilakukan lebih dahulu pemeriksaan penyaring dengan

`dextrostix`. Apabila kadar glukosa < 45 mg% dilakukan `true

glucose`.

Kebutuhan cairan

Jumlah cairan yang dianjurkan untuk neonatus yang memerlukan susu

botol atau cairan melalui pembuluh darah adalah :

a. Hari I = 60 – 70 ml/kg BB

b. Hari II – III = 100 – 120 ml/kg BB

c. Hari IV – V = 150 ml/kgBB

d. Selanjutnya dapat mencapai 160 – 180 ml/kgBB/hari

Nutrisi Parenteral Total

9

Page 10: Bblr Refrat.ika

Tujuan alimentasi parenteral adalah untuk memberikan cukup kalori

yang bukan protein ( non protein calories ) agar bayi berkesempatan

menggunakan sebagian besar protein untuk pertumbuhan. Untuk

memenuhi kebutuhan non protein sebanyak 100 – 120 kkal/kg BB/24

jam diperlukan pemberian glukosa saja pada hari pertama sebanyak 10

– 15 g/kg BB/24 jam dan dinaikkan sedikit demi sedikit sampai

mencapai 25 – 30 g/kg BB/24 jam. Pemberian nutrisi parenteral total

IV > 100 kkal/kg/24 jam akan menaikkan berat bayi 15 g/kg/24 jam

dengan balans nitrogen positif sebesar 150 – 200 mg/kg/24 jam.

Kenaikkan BB dapat pula dicapai dengan pemberian cairan yang

mengandung campuran asam amino 2,5 g/kg/24 jam, glukosa 10 g/dL

dan intralipid 2-3 g/kg/24 jam.

3. Pencegahan Infeksi

Pencegahan terhadap infeksi sangat penting karena bayi sangat rentan

terhadap infeksi yaitu karena pemindahan I9G dari ibu ke janin terganggu.

4. Medikamentosa

- Vitamin K 1 mg IM

selama 2 hari

- Antibiotika

- Kortikosteroid bila

ada perdarahan intraventrikuler atau hipoglikemia

- Aminofilin bila

terjadi serangan apnea

Pemeriksan

Penunjang

1. Pe

meriksan kadar gula darah dengan dextostix

2. D

arah perifer lengkap

3. Se

rum bilirubin bila bayi ikterik

4. Fo

to toraks

10

Page 11: Bblr Refrat.ika

Komplikasi

1. Sindrom aspirasi mekonium

Keadaan hipoksia intra uterin akan mengakibatkan janin mengadakan

`gasping` dalam uterus, mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor

amnion akibatnya cairan yang mengandung mekonium yang lengket itu

masuk ke dalam paru janin karena inhalasi

2. Hipoglikemia simtomatik

Disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi

dismaturitas.

Gejala klinis tidak khas, mula-mula tidak menunjukkan gejala kemudian

dapat terjadi ` jitteriness`, twitching, serangan apnu, sianosis, pucat, tidak

mau minum, lemas, apatis dan kejang. Diagnosis dapat dibuat dengan

melakukan pemeriksaan gula darah. Bayi BBLR dinyatakan menderita

hipoglikemia bila kadar gula daranya < 20 mg%.

3. Asfiksia neonatorum

4. Penyakit membrane hialin

Karena surfaktan paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps.

Tampak dispnu yang berat, retraksi epigastrium, sianosis atelektasis pada

paru dan akhirnya terjadi eksudasi fibrin ,dll.

5. Hiperbilirubinemia

Disebabakan gangguan pertumbuhan hati

Prognosis

Prognosis bayi berat lahir rendah tergantung dari berat ringannya masalah

perinatal, misalnya masa gestasi, asfiksi/iskemia otak, sindroma gangguan

pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, fibroplasias retrolental, infeksi,

gangguan metabolik. Prognosis juga tergantung dari keadaan social ekonomi,

pendidikan orang tua dan perawatan saat kehamilan.

Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501 – 2500 gram adalah 95 %,

tetapi bayi berat kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian

lebih tinggi. Kebanyakan sebab kematiannya diduga karena infeksi. Masalah

tingkah laku dan kepribadian lebih sering ditemukan pada anak yang lahir

11

Page 12: Bblr Refrat.ika

premature daripada yang lahir cukup bulan dan kelainan anatomic bawaan

yang didapat pada bayi BBLR kira kira 3 – 7 %.

BAB III

TAKSIRAN MATURITAS NEONATUS

Mengetahui lamanya masa gestasi untuk tiap neoratus sangat penting karena

(1) penting untuk panatalaksanaan tiap neonatus terutama bayi BBLR, (2) factor

maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal, (3)

menilai tingkat perkembangan bayi premature, (4) penelitian fisiologis neonatus.

Ada bebebrapa cara untuk menaksir umur atau lamanya masa gestasi bayi pada saat

bayi dilahirkan yaitu :

(1) Perhitungan HPHT

Dalam menggunakan HPHT untuk menghitung masa gestasi harus waspada

terhadap tanggal HPHT yang salah, selalu ada variasi waktu antara HPHT dan

ovulasi, kemungkinan terjadinya ‘time lag’ antara coitus yang menyebabkan

kehamilan dan ovulasi atau antara ovulasi dan coitus.

(2) Penilaian Antropometik

a. Berat badan lahir ( BBL )

Merupakan indeks terburuk untuk menentukan masa gestasi neonatus

b. Ukuran antropometik lain

Seperti crown heel length, lingkaran kepala, diameter oksipito – frontal,

diameter biparietal dan panjang badan.

(3) Pemeriksaan radiologist

Dengan meneliti pusat epifisis

(4) Motor conduction velocity

Dengan mengukur ‘motor conduction velocity’ dari nervus ulnaris

(5) Pemeriksaan EEG

(6) Penilaian karakteristik Fisis

Penilaian karakteristik fisis luar dari beberapa alat tubuh mempunyai

hubungan dengan maturitas bayi.

12

Page 13: Bblr Refrat.ika

HUBUNGAN ANTARA MASA GESTASI DAN KRITERIA EKSTERNA PADA

BAYI BARU LAHIR

KRITERIA MASA GESTASI

Sampai 36 minggu 37 – 38 minggu 39 minggu

Plantar creases

Diameter nodul

mama

Rambut kepala

Daun telinga

Testis dan

skrotum

Bagian anteriori hanya

ada trans verse crease

2 mm

halus

lentur, tidakbertulang

rawan

testis dikanal bawah

skrotum kecil rugae

sedikit

Meliputi 2/3 anterior

4 mm

halus

sedikit tulang rawan

intermedia

Seluruh telapak

kaki

7 mm

kasar

kaku,tulangrawan

tebal

testis pendulum

skrotum penuh

rugae ekstensif

Penilaian karakteristik fisis juga dapat berdasarkan sistem skor dari karakteristik

beberapa alat tubuh yang mempunyai hubungan dengan maturitas bayi dan criteria

neorologis, dimana ada korelasi antara skor criteria eksternal dan neurologist yaitu

kombinasi natara penilaian kematang fisi menurut Ballard ( 1977 ) dengan criteria

neurologist Dubowitz ( 1970 )

PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN

13

Page 14: Bblr Refrat.ika

NILAI MINGGU

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

26

28

30

32

34

36

38

40

42

44

BAB IV

KESIMPULAN

1. Bayi BBLR adalah

bayi baru lahir yang BB lahirnya pada saat kelahiran < 2500 gram

2. Bayi BBLR dibagi

menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni dan dismaturitas

3. Pada prematuritas

murni masa gestasi < 37 minggu dan BB sesuai dengan BB untuk masa gestasi

itu ( NKB – SMK ). Etiologinya adalah dari factor ibu seperti penyakit ibu

( toksemik gravidarum, perdarahan antepartum , dll ), usia, keadaan sosial

ekonomi, kebiasaan dan faktor janin ( hidramion, cacat bawaan, dll )

4. Dismaturitas adalah

bayi yang BB lahir kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu

( KMK ), disebabkan karena keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara

ibu dan janin ( insufisiensi plasenta )

5. Prematuritas murni

memiliki komplikasi seperti HMD, pneumonia aspirasi, perdarahan intra

ventricular, fibroplasia retrolental dan hiperbilirubinemia, sedangkan

diamaturitas merupakan komplikasi sindrom aspirasi mikonium, hipoglikemia,

asfiksia neonatorum, HMD dan hiperbilirubinemia

14

Page 15: Bblr Refrat.ika

6. penatalaksanaan untuk

bayi premature dan dismatur pada prinsipnya adalah sama yaitu pengaturan

suhu, early feeding dan pencegahan terhadap infeksi

7. mengetahui lamanya

msa gestasi penting untuk penatalaksanaan terhadap bayi BBLR dan ada

beberapa cara untuk menaksir umur/masa gestasi bayi, yaitu dengan

perhitungan HPHT, penilaian antropometrik, pemeriksaan radiologist,

pemeriksaan EEG dan penilaian karakteristik fisis

8. prognosis bayi BBLR

tergantung dari masa gestasi, sindroma gangguan pernafasan, infeksi,

gangguan metabolic, keadaan social ekonomi, pendidikan orang tua dan

perawatan saat kehamilan

15