35
BAHASA RAGAM ILMIAH Oleh Ana Yuliati, S.Pd

Bahasa Ragam Ilmiah (2)

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAHASA RAGAM ILMIAHOlehAna Yuliati, S.Pd

  • A. Pengertian Ragam bahasa Ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah.Penulisan karya ilmiah harus mengikuti kaidah tata bahasa baku = Ragam Bahasa Ilmiah (RBI)RBI harus singkat, padat, jelas, dan logis.

  • Bahasa Ragam ilmiah digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan pola pikir atau gagasan secara ilmiah melalui tulisan shg dapat diterima oleh orang lain atau pembaca dengan benar.Bahasa Ragam Ilmiah adalah sarana verbal yang digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran yang bersifat ilmiah sesuai dengan kaidah dan tata bahasa Indonesia.

  • B. Ranah Penggunaan RBIMencakup penulisan:Laporan yang berbentuk naskah (artikel, makalah, laporan hasil penelitian, dan laporan yang berbentuk surat seperti surat2 resmi).Skripsi, tesis dan disertasi.Laporan pekerjaan yang berbentuk surat, atau naskah.LPJ seperti laporan kegiatan, laporan kegiatan, laporan keuangan, dan laporan pemegang saham.

  • C. Ciri-ciri Bahasa Ragam IlmiahCiri umum; bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia.Ciri khusus; cendekia, lugas dan logis, jelas, ringkas dan padat, formal dan objektif, gagasan sebagai pangkal tolak, penggunaan istilah teknis, dan konsisten.

  • Cendekia ,bahasa yang digunakan mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat, diwujudkan dalam penyusunan atau perorganisasian bahasa secara sistematis.

  • Contoh:Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.Bandingkan Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia.

  • Lugas dan Logis,Lugas; bahasa yang digunakan harus bermakna harfiah dan tidak bermakna ganda.Logis; sesuai dengan logika atau dapat diterima dengan akal sehat.

  • Contoh:Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.Bandingkan Pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama; sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.

  • Jelas,memiliki struktur kalimat dan makna yang jelas.Contoh:Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya dalam sehari-hari.BandingkanBaik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.

  • Padat dan ringkas,padat; gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur2 lain yang tidak ada hubungannya/tidak diperlukanringkas; singkat, tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan (mubazir).

  • Contoh:Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.BandingkanPendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.

  • Formal dan Objektifformal; mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal sehingga bahasa yang digunakannya haruslah bahasa yang formalobjektif; dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum.

  • Contoh:Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)Bandingkan Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. atau Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.

  • Gagasan sebagai pangkal tolakbahasa yang digunakan harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir, bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis.

  • Contoh:Kita semua tahu bahwa pendidikan itu di lingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan moral Pancasila.Bandingkan Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.

  • Penggunaan istilah teknisbahasa yang digunakan harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.

  • Contoh:Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan.Bandingkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penajaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.

  • Konsistenbahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg, yakni taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.

  • Contoh:Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.Bandingkan Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.

  • TULISAN ILMIAH

  • Tulisan ilmiah memiliki metode dan teknik yang sifatnya universal yang dapat dipelajari oleh semua orang.Logika bahasa sangat berperan dalam penulisan ilmiah

  • BAHASA ILMIAHA. LOGIKA DAN BAHASASalah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat ekspresi (Keraf, 1997:3-6)Dengan kata lain, Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan ide/gagasan dan perasaanJadi, kita harus dapat mengkomunikasikan ide/gagasan atau perasaan yang masih berupa konsep dan bersifat abstrak tersebut ke dalam bentuk konkret (tulisan), oleh sebab itu diperlukan kemampuan berpikir logis dan sistematis.

  • Makin tinggi kemampuan berbahasa (menulis) seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya; makin teratur berbahasa seseorang, makin teratur pula proses berpikirnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa intelektualitas seseorang akan tercermin dari tulisannya.

  • B. CIRI TULISAN ILMIAHKarangan ilmiah merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif)Bersifat metodis dan sistematisMenggunakan ragam bahasa ilmiah

  • 1) Faktual ObjektifBerarti faktanya sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dilakukan dengan pengamatan (empirik).Objektif; adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran yang subjektif (selera perseorangan).Objektivitas inilah yang membuat kebenaran ilmiah harus berlaku umum dan universal.

  • 2) Bersifat metodis dan sistematisArtinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategis.

  • 3) Menggunakan bahasa ragam ilmiahBahasa ilmiah harus baku, baik ejaan, pembentukan kata, maupun struktur kalimatnya.Bahasa ilmiah harus bersifat lugas sehingga tidak menimbulkan penafsiran dan makna taksa (ambigu)Menggunakan istilah khusus yang berlaku sesuai dengan bidang atau disiplin masing-masing ilmu.

  • Perhatikan contoh berikut.

  • Menurut Jujun Suriasumantri dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah (1986:58)Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benarTata bahasa merupakan ekspresi dan logika berpikir. Tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika yang tidak cermat pulaOleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah menggunakan tata bahasa yang benar.

  • Pakar lain, Surakhmat (1979:1) juga menyatakan:Bahasa adalah medium terpenting di dalam karangan.Apabila bahasa yang dipakai kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah pengertian.Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran pengarangnya.

  • Perhatikan contoh kalimat berikut.

  • Jadi, dapat disimpulkanKalimat yang tidak ada atau tidak jelas subjek/predikatnya merupakan informasi yang tidak jelas.Kalimat yang tidak cermat pilihan kata dan tata bahasanya mencerminkan ketidakcermatan logika penulisnya.

  • C. Konvensi NaskahSelain penguasaan keterampilan berbahasa, tulisan ilmiah juga diikuti adanya persyaratan material (isi) dan persyaratan formal (Keraf, 1980:229)

  • 1) Persyaratan material (isi)Mencakup adanya:Topik yang dibicarakan,Tema yang menjadi sasaran penulisan,Alinea yang merangkaikan pokok-pokok pembicaraan,Serta kalimat-kalimat yang mengungkapkan dan mengembangkan pokok-pokok pembicaraankalimat itu sendiri terdiri dari: struktur, pilihan kata, serta gaya bahasa.