Bahasa indonesia Ragam bahasa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    1/24

    1

    TUGAS BAHASA INDONESIA

    RAGAM BAHASA

    INDONESIA

     NAMA : I Wayan Juni Artha (140030082)

    I Putu Papita Udayana (140030141)

    Thamara Krishna Adiputran (140030442)

     Nengah Subagia (140030409)

    MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

    DOSEN PENGEMPU : NI NYOMAN AYU SUCIARTINI.,M.Pd.

    PRODI : SISTEM INFORMASI

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

    TEKNIK KOMPUTER

    STIKOM BALI

    2016

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    2/24

    2

    Daftar Isi

    BAB I ……………………………………………………………………………………………… ..3

    PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 3

    1.1 Pendahuluan ............................................................................................................................ 3

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3

    1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 3

    1.4 Manfat ..................................................................................................................................... 4

    BAB II ................................................................................................................................................ 5

    PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5

    2.1 Pengertian Ragam Bahasa ................................................................................................... 5

    2.1.1 Macam-macam Ragam Bahasa ....................................................................................... 5

    2.1.1.1 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media ............................................................. 5

    2.1.1.1.1 Ragam bahasa Media (Lisan) ................................................................................ 6

    2.1.1.1.2 Ragam Tulis .......................................................................................................... 7

    2.2 Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur. ................................................. 9

    2.2.1 Ragam Bahasa Dialek ............................................................................................. 9

    2.2.2 Ragam Formal (Resmi) ........................................................................................... 9

    2.2.3 Ragam Nonformal (Tidak Resmi)......................................................................... 10

    2.2.4 Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan. ......................................... 11

    2.2.4.1 Ragam Bahasa Hukum .......................................................................... 12

    2.2.4.2 Ragam Bahasa Jurnalistik ..................................................................... 13

    2.2.4.3 Ragam Bahasa Ilmiah ........................................................................... 19

    2.2.4.4 Ragam Bahasa Sastra ............................................................................ 21

    BAB III ............................................................................................................................................. 23

    PENUTUP..................................................................................................................................... 23

    3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 23

    Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 24

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    3/24

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Pendahuluan

    Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa

    Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang

    menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa

    Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh

    karena itu, pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa

    Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara

    Indonesia tidak akan hilang.Bahasa Indonesia wajib dipelajari, tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa

    saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang

    disebut ragam bahasa, dimana ragam bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya

     berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan ada juga ragam bahasa tulisan, namun disini yang lebih

    ditekankan yaitu ragam bahasa lisan, dikarenakan banyak digunakan oleh kehidupan sehari-

    hari.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

    1.  Pengertian ragam bahasa.

    2.  Macam-macam ragam bahasa.

    3.  Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.

    4. 

    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.5.  Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan

    1.3 Tujuan

    Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang ragam bahasa

    Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari media atau

    sarana yang akan menghasilkan bahasa. Dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    4/24

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    5/24

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Ragam Bahasa

    Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut

    topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,

    serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau sarana yang

    digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :

    a.  Ragam bahasa lisan dan,

     b. 

    Ragam bahasa tulisan.

    Bahasa yang dihasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem

    sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan, bahasa yang dihasilkan

    dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa

    tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa

    tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu, aspek tata bahasa dan

    kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang

    unsur dasarnya ragam bahasa lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa

    lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem

     bahasa yang memiliki sistem seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

    2.1.1  Macam-macam Ragam Bahasa

    Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

    1.   berdasarkan media,

    2. 

     berdasarkan cara pandang penutur,

    3. 

     berdasarkan topik pembicaraan.

    2.1.1.1 

    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

    Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam

     bahasa terdiri

    •  Ragam bahasa lisan

    •  Ragam bahasa tulis

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    6/24

    6

    2.1.1.1.1  Ragam bahasa Media (Lisan)

    Ragam bahasa baku lisan, didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan

     besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.

    Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat

    dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan

    karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan

    yang disampaikan secara lisan.

    Pembicara lisan dalam situasi formal, berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan

     pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam

     bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh

    karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan cir-ciri ragam tulis,

    walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan

    sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:

    Ciri-ciri ragam bahasa lisan adalah :

    a. Memerlukan kehadiran orang lain sebagai lawan bicara,

     b. Unsur gramatikal tidak terlihat atau dinyatakan secara lengkap,

    c. Terikat ruang dan waktu,

    d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara (intonasi).

    Contohnya; “Sudah saya baca buku itu” 

    Kelebihan ragam bahasa lisan :

    a. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan situasi,

     b. Lebih efisien,

    c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan suara dan

    gerak anggota badan untuk lebih memperjelas maksud pembicaraannya kepada pendengar.

    d. Pembicara dapat segera mengetahui reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    7/24

    7

    Kelemahan ragam bahasa lisan :

    a. Berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana,

     b. Pembicara seringkali mengulang beberapa kalimat,

    c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan dengan baik, terlebih orang yang telah

    terbisa menggunakan bahasa daerah setempat dalam berbahasa lisan,

    d. Aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

    2.1.1.1.2  Ragam Tulis

    Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan, kalimat yang diungkapkan nya ditunjang

    oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh

    karena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam

     pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta

    kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

    Ciri-ciri ragam tulis: 

    1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara,

    2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu,

    3. Harus memperhatikan unsur gramatikal,

    4. Berlangsung lambat,

    5. Selalu memakai alat bantu,

    6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi,

    7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda

     baca.

    Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”. 

    Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    8/24

    8

    Kelebihan ragam bahasa tulis :

    1.  Informasi yang disajikan, bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang

    menarik dan menyenangkan,

    2.  Biasanya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat,

    3.  Sebagai sarana memperkaya kosakata,

    4. 

    Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud dan memberikan informasi yang dapat

    menambah pengetahuan pembaca.

    Kelemahan ragam bahasa tulis :

    1.  Tidak ada alat atau sarana untuk memperjelas pengertian bahasa lisan, sehingga tulisan

    harus disusun dengan sebaik-baiknya,

    2. 

    Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti

    kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    9/24

    9

    2.2  Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.

    2.2.1  Ragam Bahasa Dialek

    Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.

    Bahasa indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan

     bahasa indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli.

    Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa indonesia

    orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-

    nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa indonesia orang

    Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.  

    2.2.2  Ragam Formal (Resmi)

    Ragam bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti

    urusan surat-menyurat, semasa mengajar atau bertutur dengan orang yang kita tidak

    kenal dekat atau lebih tinggi status dan pangkatnya.

    Ciri-ciri :

    1)  Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;

    2)  Menggunakan imbuhan secara lengkap;

    3)  Menggunakan kata ganti resmi;

    4)  Menggunakan kata baku;

    5)  Menggunakan EYD; dan

    6)  Menghindari unsur kedaerahan.

    Pembakuan bahasa indonesia digunakan dalam ragam keilmuan sebagai penyusunan

    tata usaha pada ragam tinggi bahasa tulis. Bahasa baku sebagai ragam bahasa orang

    yang berpendidikan, yakni bahasa dunia pendidikan tidak hanya dikaji atau diteliti saja

    tetapi juga diajarkan di sekolah-sekolah.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    10/24

    10

    2.2.3  Ragam Nonformal (Tidak Resmi)

    Berbeda dengan ragam bahasa formal, ragam bahasa nonformal merupakan

    kebalikannya. Ragam bahasa nonformal dilaksanakan pada situasi santai dan kepada

    orang yang sudah dikenal akrab. Situasi tidak resmi akan memunculkan suasana

     penggunaan bahasa tidak resmi juga. Kuantitas pemakaian bahasa tidak resmi banyak

    tergantung pada tingkat keakraban pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Dalam

    situasi tidak resmi, penutur bahasa tidak resmi mengesampingkan pemakaian bahasa

     baku atau formal. Kaidah dan aturan dalam bahasa baku tidak lagi menjadi perhatian.

    Prinsip yang dipakai dalam bahasa tidak resmi adalah asal orang yang diajakbicara bisa

    mengerti. Situasi semacam ini dapat terjadi pada situasi komunikasi remaja di sebuah

    Mal, interaksi penjualan dan pembeli, dan lain-lain.

    Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika

    lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi,

    akrab, dingin, dan santai. Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan bicara atau

     pembaca terhadap penutur atau penulis mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita

    dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada

    atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan kepada bawahan.

    Bahasa nonformal mempunyai sifat yang khas, yaitu:

    1.  Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak

    menggunakan kata penghubung, dan

    2. 

    Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari.

    Contoh ragam dialek adalah “Gue udah baca itu buku”. 

    Contoh ragam terpelajar adalah “Saya sudah membaca buku itu”. 

    Contoh ragam resmi adalah “Saya sudah membaca buku itu”. 

    Contoh ragam tak resmi adalah “Saya sudah baca buku itu”. 

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    11/24

    11

    2.2.4  Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

    Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam

    hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.

    1.  Ragam bahasa hukum

    Ragam bahasa undang-undang biasanya diulis dengan bahasa yang baku,

     jelas,dan diusahakan tidak multitafsir. Multisafsir disini adalah pemahaman

    yang berbeda-beda dari kalimat yang ada di undang-undang.

    2.  Ragam bahasa jurnalistik

    Ragam bahasa jurnalistik ditulis dengan bahasa yang menarik, mudah dan

    mudah dipahami. Bahasa jurnalistik ditulis dengan bahasa yang menarik orang

    untuk membacanya.

    3. 

    Ragam bahasa ilmiah

    Ragam bahasa ilmiah haruslah menggunakan bahasa ilmiah juga dan sesuai

    dengan kaidah bahasa Inonesia. Contoh penggunaan ragam bahasa ilmiah

    adalah makalah hasil penelitian.

    4.  Ragam bahasa sastra

    Berbeda dengan ragam bahasa lainnya, ragama bahasa menkankan pada nilai

    estetikanya.

    Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.

    Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.

    Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback. 

    Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    12/24

    12

    2.2.4.1  Ragam Bahasa Hukum

    Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam

    dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa

    hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

    Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

    a.  Mempunyai gaya bahasa yang khusus.

     b.  Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.

    c.  Objektif dan menekan prasangka pribadi.

    d.  Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk

    menghindari kesimpangsiuran.

    e.  Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.

    Contoh :

    Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

    Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas

    Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

    1. 

    Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatuciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7

    (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).

    2.  Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual

     pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana

    dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

    dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    13/24

    13

    2.2.4.2  Ragam Bahasa Jurnalistik

    Pengertian Bahasa Jurnalistik  

    Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis

     berita. Disebut juga Bahasa Komunikasi Massa (Language of Mass Communication, disebut

     pula Newspaper Language), yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media

    massa, baik komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio dan TV) maupun komunikasi

    tertulis (media cetak), dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.

    Ciri Utama Bahasa Jurnalistik

    Secara lebih seksama bahasa jurnalistik dapat dibedakan pula berdasarkan

     bentuknya menurut media menjadi bahasa jurnalistik media cetak, bahasa jurnalistik radio,

     bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media online internet. Bahasa jurnalistik

    media cetak, misalnya, kecuali harus mematuhi kaidah umum bahasa jurnalistik, juga

    memiliki ciri-ciri yang sangat khusus yang membedakannya dari bahasa jurnalistik radio,

     bahasa jurnalistik TV, dan bahasa jurnalistik media online internet. Ada beberapa ciri-ciri

    utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut.

    1. Sederhana 

    Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling

     banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari

    tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan

    kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu digunakan

    dalam bahasa jurnalistik.

    2. Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah, tidak bertele-tele, tidak berputar-putar,

    tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan atau kapling yang

    tersedia pada kolom-kolom halaman surat kabar, tabloid, atau majalah sangat terbatas,

    sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Konsekwensinya apa pun pesan yang akan

    disampaikan tidak boleh bertentangan dengan filosofi, fungsi, dan karakteristik pers.

    http://contohmakalah.web.id/2012/09/contoh-makalah-limbah-padat/http://contohmakalah.web.id/2012/09/contoh-makalah-limbah-padat/

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    14/24

    14

    3. Padat 

    Menurut. Patmono S.K., redaktur senior Sinar Harapan dalam buku Teknik Jurnalislik

    (1996: 45), padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan

     paragrap yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak

     pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat.

    Kalimat yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Sedangkan kaliamat yang padat

    mengandung lebih banyak informasi.

    4. Lugas 

    Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan

    kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan

     persepsi. Kata yang lugas selalu menekankan pada satu arti serta menghindari kemungkinan

    adanya penafsiran lain terhadap arti dan makna kata tersebut.

    5. Jelas 

    Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Sebagai contoh, hitam

    adalah wara yang jelas. Putih adalah warna yang jelas. Ketika kedua warna itu disandingkan,

    maka terdapat perbedaan yang tegas mana disebut hitam, mana pula yang disebut putih. Pada.

    Kedua warna itu sama sekali tidak ditemukan nuansa warna abu-abu. Perbedaan warna hitam

    dan putih melahirkan kesan kontras. Jelas di sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas

    susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-objek-predikat- keterangan

    (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

    6. Jernih 

    Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan

    sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Sebagai bahan

     bandingan, kita hanya dapat menikmati keindahan ikan hias arwana atau oscar hanya pada

    akuarium dengan air yang jernih bening. Oscar dan arwana tidak akan melahirkan pesona

    yang luar biasa apabila dimasukkan ke dalam kolam besar di persawahan yang berair keruh.

    Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat

    yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali

    fakta, kebenaran, kepentingan public. Dalam bahasa kiai, jermh berarti bersikap berprasangka

     baik dan sejauh mungkin menghindari prasangka buruk. Menurut orang komunikasi, jernih

     berarti senantiasa mengembangkan pola piker positif (positive thinking) dan menolak pola

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    15/24

    15

     pikir negative (negative thinking). Hanya dengan pola pikir positif kita akan dapat melihat

    semua fenomena dan persoalan yang terdapat dalam masyarakat dan pemerintah dengan

    kepala dingin, hati jernih dan dada lapang.

    Pers, atau lebih luas lagi media massa, di mana pun tidak diarahkan untuk membenci

    siapa pun. Pers ditakdirkan untuk menunjukkan sekaligus mengingatkan tentang kejujuran,

    keadilan, kebenaran, kepentingan rakyat. Tidak pernah ada dan memang tidak boleh ada,

    misalnya hasutan pers untuk meraih kedudukan atau kekuasaan politik sebagaimana para

    anggota dan pimpinan partai politik.

    7. Menarik  

    Bahasa jurnalistik harus menarik. Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan

     perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur,

    terjaga seketika. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip: menarik, benar, dan baku.

    Wartawan sering juga disebut seniman. Bahasa jurnalistik menyapa khalayak pembaca

    dengan senyuman atau bahkan cubitan sayang, bukan dengan mimik muka tegang atau

    kepalan tangan dengan pedang. Karena itulah, sekeras apa pun bahasa jurnalistik, ia tidak

    akan dan tidak boleh membangkitkan kebencian serta permusuhan dari pembaca dan pihak

    mana pun. Bahasa jurnalistik memang harus provokatif tetapi tetap merujuk kepada

     pendekatan dan kaidah normatif. Tidak semena-mena, tidak pula bersikap durjana. Perlu

    ditegaskan salah satu fungsi pers adalah edukatif. Nilai dan nuansa edukatif itu, juga harus

    tampak pada bahasa jurnalistik pers.

    8. Demokratis 

    Salah satu ciri yang paling menonjol dari bahasa jurnalistik adalah demokratis.

    Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau

     perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana di jumpai dalam

    gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa jurnalistik menekankan aspek fungsional.

    Bahasa jurnalistik memperlakukan siapa pun apakah presiden atau tukang becak, bahkan

     pengemis dan pemulung secara sama. Kalau dalam berita disebutkan presiden mengatakan,

    maka kata mengatakan tidak bisa atau harus diganti dengan kata bersabda. Presiden dan

     pengemis keduanya tetap harus ditulis mengatakan. Bahasa jurnalistik menolak pendekatan

    diskriminatif dalam penulisan berita, laporan, gambar, karikatur, atau teks foto. Secara

    ideologis, bahasa jurnalistik melihat setiap individu memiliki kedudukan yang sama di depan

    hukum schingga orang itu tidak boleh diberi pandangan serta perlakuan yang berbeda.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    16/24

    16

    Semuanya sejajar dan sederajat. Hanya menurut perspektif nilai berita (news value) yang

    membedakan diantara keduanya. Salah satu penyebab utama mengapa bahasa Indonesia

    dipilih dan ditetapkan sebagai bahasa negara, bahasa pengikat persatuan dan kesatuan

     bangsa, karena bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia memang sangat

    demokratis. Sebagai contoh, prisiden makan, saya makan, pengemis makan, kambing makan.

    9. Populis 

    Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya

     jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca,

     pendengar, atau. pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi

    oleh semua lapisan masyarakat. Mulai dari pengamen sampai seorang presiden, para

     pembantu rumah tangga sampai ibu-ibu pejabat. Kebalikan dari populis adalah elitis. Bahasayang elitis adalah bahasa yang hanya dimengerti dan dipahami segelintir kecil orang saja,

    terutama mereka yang berpendidikan dan berkedudukan tinggi.

    10. Logis 

    Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraph

     jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Bahasa jurnalistik

    harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar. Di sini berlaku hokum logis. Sebagai

    contoh, apakah logis kalau dalam berita dikatakan: “jumlah korban tewas dalam musibah

    longsor dan banjir bandang itu 225 orang, namun sampai berita ini diturunkan belum juga

    melapor.” Jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karena mana mungkin korban yang sudah

    tewas, bisa melapor?

    11. Gramatikal 

    Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan dipilih dalam

     bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa resmi

    sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut

     pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa yang paling

     besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsa atau kelompok

    masyarakat. Contoh berikut adalah bahasa jurnalistik nonbaku atau tidak gramatikal: “Ia

     bilang, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan menjadi 15 persen dari total

    APBN dalam tiga tahun ke depan.” Contoh bahasa jumalistik baku atau gramatikal: “Ia

    mengatakan, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan menjadi 25 persen dari

    total APBN dalam lima tahun ke depan.”

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    17/24

    17

    12. Menghindari kata tutur 

    Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal.

    Kata tutur ialah kata-kata yang digunakan dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus

    kota, atau di pasar. Setiap orang bebas untuk menggunakan kata atau istilah apa saja sejauh

     pihak yang diajak bicara memahami maksud dan maknanya. Kata tutur ialah kata yang hanya

    menekankan pada pengertian, sama sekali tidak memperhatikan masalah struktur dan tata

     bahasa. Contoh kata-kata tutur: bilang, dilangin, bikin, diksih tahu, mangkanya, sopir, jontor,

    kelar, semangkin.

    13. Menghindari Kata dan Istilah Asing 

    Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar harus tahu arti dan

    makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan yang banyak diselipikata-kata asing, selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan. Menurut teori

    komunikasi, khalayak media massa terdiri atas berbagai suku bangsa, latar belakang sosial-

    ekonomi, pendidikan, pekerjaan, profesi dan tempat tinggal. Dalam perspektif teori

     jurnalistik, memasukkan kata atau istilah asing pada berita yang kita tulis, kita udarakan atau

    kita tayangkan, sama saja dengan sengaja menyebar banyak duri di tengah jalan. Kecuali

    menyiksa diri sendiri, juga mencelakakan orang lain.

    14. Pilihan Kata (diksi) yang Tepat 

    Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak

    hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektifitas. Artinya setiap kata

    yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin

    disampaikan kepada khlayak. Pilihan kata atau diksi, dalam bahasa jurnalistik, tidak sekadar

    hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada

     pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal terhadap khalayak. Pilihan kata atau diksi

    yang tidak tepat dalam setiap kata jurnalistik, bisa menimbulkan akibat fatal.

    15. Mengutamakan Kalimat Aktif  

    Kalimat akif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada

    kalimat pasif. Sebagai contoh, “Presiden mengatakan, bukan dikatakan oleh presiden. Contoh

    lain, “pencuri mengambil  perhiasan dari dalam almari pakaian, dan bukan diambilnya

     perhiasan itu dar i dalam almari pakaian oleh pencuri.” Bahasa jurnalistik harus.jelas susunan

    katanya, dan kuat maknanya. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas

     pemahaman. Kalimat pasif sering menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    18/24

    18

    16. Menghindari Kata atau Istilah Teknis 

    Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah

    dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala

     berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-

    istilah teknis. Bagaimanapun kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau

    komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen, menurut perspektif filsafat

     bahasa tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang heterogen. Kecuali tidak efelitf, juga

    mengandung unsur pemerkosaan. Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia

    kedokteran, atau berbagai istilah teknis dalam dunia mikrobiologi, tidak akan bisa dipahami

    maksudnya oleh khalayak pembaca apabila dipaksakan untuk dimuat dalam berita, laporan,

    atau tulisan pers. Supaya mudah dicerna dan mudah dipahami maksudnya, maka istilah-

    istilah teknis itu harus diganti dengan istilah yang bisa dipahami oleh masyarakat umum.

    Kalaupun tak terhindarkan, maka istilah teknis itu harus disertai penjelasan dan ditempatkan

    dalam tanda kerung.

    Surat kabar, tabloid, atau majalah yang lebih banyak memuat kata atau istilah teknis,

    mencerminkan media itu : (1) kurang melakukaii pembinaan dan pelatihan terhadap

    wartawannya yang malas, (2) tidak memiliki editor bahasa, (3) tidak memiliki buku panduan

     peliputan dan penulisan berita serta laporan, atau (4) tidak memiliki sikap profesional. dalam

    mengelola penerbitan pers yang berkualitas.

    17. Tunduk kepada Kaidah Etika 

    Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik (to educated), Fungsi ini bukan

    saja harus, tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar, dan artikel-aritikelnya,

    melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja

    mencerminkan pikiran tapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu. Dalam menjalankan

    fungsinya mendidik khalayak, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak

     boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, vulgar, sumpah serapah, hujatan dan makian

    yang sangat jauh dari norma sosial budaya agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-

    kata porno dan berselera rendah lainnya dengan maksud untuk membangkitkan asosiasi serta

    fantasi seksual khalayak pembaca.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    19/24

    19

    2.2.4.3  Ragam Bahasa Ilmiah

    Ragam ilmiah ialah ragam bahasa keilmuan, yaitu corak dan ciri bahasa yang

    digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam bahasa ilmiah harus dapat menjadi

    wahana pemikiran ilmiah yang tertuang dalam teks karya ilmiah. Pengertian ragam bahasa

    ilmiah dan karakteristik ragam ilmiah dalam bahasa Indonesia diuraikan berikut ini,

    Pengertian Ragam Ilmiah

    Ilmiah, merupakan kualitas dari tulisan yang membahas persoalan-persoalan

    dalam bahasa Indonesia bidang ilmu tertentu. Kualitas keilmuan itu didukung juga

    oleh pemakaian bahasa dalam ragam ilmiah. Jadi, ragam bahasa ilmiah itu

    mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas tulisan ilmiah. Ragam

    ilmiah merupakan pemakaian bahasa yang mewadahi dan mencerminkan sifat

    keilmuan dari karya ilmiah. Sebagai wadah, ragam ilmiah harus menjadi ungkapan

    yang tepat bagi kerumitan (sofistifikasi) pemikiran dalam karya ilmiah. Dari

     pemakaian ragam itu juga bukan saja tercermin sikap ilmiah, melainkan juga kehati-

    hatian, kecendekiaan, kecermatan, kebijaksanaan (wisdom), dan kecerdasan dari

     penulisnya.

    Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa

    Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang

    digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari

    keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk

    komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.

    Karakteristik ragam bahasa ilmiah ialah:

    1.  Mencerminkan sikap ilmiah,

    2. 

    Transparan,

    3. 

    Lugas,4.  Menggunakan paparan (eksposisi) sebagai bentuk karangan yang utama,

    5.  Membatasi pemakaian majas ( figures of speech),

    6.  Penulis menyebut diri sendiri sebagai orang ketiga ( penulis, peneliti),

    7.  Sering menggunakan definisi, klasifikasi, dan analisis,

    8.  Bahasanya ringkas tetapi padat,

    9.  Menggunakan tata cara penulisan, dan format karya ilmiah secara konsisten

    (misalnya dalam merujuk sumber dan menyusun daftar pustaka),

    10. 

    menggunakan bahasa Indonesia baku,

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    20/24

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    21/24

    21

    Pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah termasuk pemakaian bahasa dalam

    situasi resmi. Pemilihan kata (diksi) harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu

    ketepatan, kebakuan, keindonesiaan, dan kelaziman. Dalam prinsip ketepatan, kata

    yang dipilih secara tepat sesuai dengan yang dimaksudkan. Prinsip kebakuan

    menekankan pemakaian kata baku. Prinsip keindonesiaan menyarankan penggunaan

    kata-kata bahasa Indonesia. Prinsip kelaziman, menyarankan penggunaan kata-kata

    yang sudah umum.

    2.2.4.4  Ragam Bahasa Sastra

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) arti kata sastra adalah “karya tulis

    yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti

    keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan

    yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra

    memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual,

    dengan caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks

    sastra sesuai dengan wawasannya sendiri.

    Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam

    menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra. Jelasnya faktor yang menentukan

    adalah kenyataan bahwa sastra menggunakan bahasa sebagai medianya. Berkaitan dengan

    maksud tersebut, sastra selalu bersinggungan dengan pengalaman manusia yang lebih luas

    daripada yang bersifat estetik saja. Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial,

    moral, psikologi, dan agama. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra.

    Sastra dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya.

    Seringkali dengan membaca sastra muncul ketegangan-ketegangan (suspense). Dalam

    ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan membaca

    sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah

    kemungkinan besar muncul kenikmatan estetis. Menurut Luxemburg dkk (1989) sastra juga

     bermanfaat secara rohaniah. Dengan membaca sastra, kita memperoleh wawasan yang dalam

    tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual dengan cara yang khusus.

    Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sastra adalah hasil cipta

    manusia dengan menggunakan media bahasa tertulis maupun lisan, bersifat imajinatif,

    disampaikan secara khas, dan mengandung pesan yang bersifat relatif.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    22/24

    22

    Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak

    efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi

    sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

    Ciri-ciri ragam bahasa sastra antara lain:

    1.  Menggunakan kalimat yang tidak efektif.

    2. 

    Menggunakan kata-kata yang tidak baku.

    3.  Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    23/24

    23

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 

    Kesimpulan

    Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut

    topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam

    konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.

    Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa

    Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan

    (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan

    dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

  • 8/18/2019 Bahasa indonesia Ragam bahasa

    24/24

    Daftar Pustaka

    Meecham, Marjorie and Janie Rees-Miller. (2001) "Language in social contexts." In W. O'Grady, J.

    Archibald, M. Aronoff and J. Rees-Miller (eds) Contemporary Linguistics. pp. 537-590. Boston:

    Bedford/St. Martin's.

    Pendahuluan KBBI edisi ketiga.

    http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.html 

    http://seemewendy.blogspot.co.id/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_15.html

    http://tugassekolahkit.blogspot.co.id/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.html 

    https://id.wikipedia.org/wiki/KBBIhttps://id.wikipedia.org/wiki/KBBIhttps://id.wikipedia.org/wiki/KBBIhttp://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.htmlhttp://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.htmlhttp://seemewendy.blogspot.co.id/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_15.htmlhttp://tugassekolahkit.blogspot.co.id/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.htmlhttp://tugassekolahkit.blogspot.co.id/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.htmlhttp://tugassekolahkit.blogspot.co.id/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.htmlhttp://seemewendy.blogspot.co.id/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_15.htmlhttp://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/variasi-dan-ragam-bahasa_1.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/KBBI