8
Sifat-sifat umum Retro virus - Virus RNA + genom berantai tunggal (single stranded) - Berat Molekul 6-10 x 106 Dalton - Besarnya 100 m μ , enveloped, nucleo capsid yang berbentuk Icosahedral - Punya enzim Reverse Transriptase (RT), yaitu enzim polimerase DNA Morfologi retrovirus Struktur Virion Human Imunodefisiensi Virus (HIV)

Bahan Makalah Hiv

Embed Size (px)

Citation preview

Sifat-sifat umum Retro virus Virus RNA + genom berantai tunggal (single stranded) Berat Molekul 6-10 x 106 Dalton Besarnya 100 m, enveloped, nucleo capsid yang berbentuk Icosahedral Punya enzim Reverse Transriptase (RT), yaitu enzim polimerase DNA

Morfologi retrovirus

Struktur Virion Human Imunodefisiensi Virus (HIV)

Siklus hidup retrovirus

Keterangan gambar: 1. Partikel virus lengkap(virion) 2. Interaksi partikel virus dgn membrane sel Hospes(Lymposit T) 3. Peleburan membran(peplos) virus dgn membran dinding sel Hospes,yg diikuti kemudian dgn masuknya komponen virion kedalam cytoplasma

4. Dgn pertolongan RT,dibentuk pita DNA yg sesuai dgn RNA virusnya,RNA kemudian mengalami degradasi,dan terbentuklah pita DNA yg ke -2

5. DNA yg berpita rangkap itu bergerak ke inti sel,dan membentuk struktur lingkaran. 6. DNA dgn struktur lingkaran tsb menempatkan diri secara acak dan masuk kedalam chromosom sel Hospes. 7. Kemudian DNA virus itu ditranskripsikan menjadi RNA,yg selanjutnya ditranslasikan menjadi protein pada ribosoma sel Hospes 8. Protein dan RNA viral yg baru dibentuk itu bergabung dan menonjolkan diri keluar.

9.Virion baru terbentuk dgn mengambil bahan lipid dari membran luar sel Perencanaan pengobatan DIAGNOSIS TES HIV Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang terinfeksi HIV sangatlah penting, karena pada infeksi HIV gejala klinisnya dapat baru terlihat setelah bertahun- tahun lamanya. HIV didiagnosa dengan mendeteksi Antibodi, anti HIV melalui ELISA (Enzyme Linked Immunoabsorbent-Assay ),yg Sensitifitasnya: 93 -98 % dan Spesifitasnya: 98 -99 %. Hasil dengan (+) palsu, dan (-) palsu, akibatnya sangat serius, oleh karena itu perlu diulangi 2 kali. Bila (+), lanjutkan Western Blot (spesifik). Uji Western Blot, juga dilakukan 2 kali, dan hasilnya akan memberikan lebih sedikit (+) palsu maupun (-) palsu. Bila telah dipastikan mempunyai hasil serologi positif terhadap HIV kemudian dilakukan pemeriksaan klinis dan Immunologik untuk menilai keadaan penyakitnya. Infeksi HIV akan menyebabkan timbulnya gejala klinis, yg mulai terjadi pada saat timbulnya serologi konversi, dan diakhiri dgn timbulnya penyakit AIDS. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi HIV ini yaitu adanya masa jendela. Masa jendela adalah waktu sejak tubuh terinfeksi HIV sampai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk pada 4-8 minggu setelah infeksi. Jadi jika pada masa ini hasil tes HIV pada seseorang yang sebenarnya sudah terinfeksi HIV dapat memeberikan hasil yang negatif. Untuk itu jika kecurigaan akan adanya resiko terinfeksi cukup tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan ulangan 3 bulan kemudian. Seseorang yang ingin menjalani tes HIV untuk keperluan diagnosis harus mendapatkan konseling pra tes. Hal ini harus dilakukan agar ia dapat mengetahui informasi yang sejelas-jelasnya mengenai infeksi HIV/ AIDS sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya serta lebih siap menerima apapun hasil tesnya nanti. Untuk keperluan survei tidak diperlukan konseling pra tes karena orang yang dites tidak akan diberitahu hasil tesnya.

Untuk memberitahu hasil tes juga diperlukan konseling pasca tes, baik hasil tes positif maupun negatif. Jika hasilnya positif akan diberikan informasi mengenai pengongobatan untuk memperpanjang masa tanpa gejala serta cara pencegahan penularan. Jika hasilnya negatif, konseling tetap perlu dilakukan untuk memberikan informasi bagaimana mempertahankan perilaku yang tidak berisiko. Kriteria diagnosis Seseorang dinyatakan terinfeksi HIV apabila dengan pemeriksaan laboratorium terbukti terinfeksi HIV, baik dengan metode pemeriksaan antibodi atau pemeriksaan untuk mendeteksi adanya virus dalam tubuh. Diagnosis AIDS untuk kepentingan surveilans ditegakkan apabila terdapat infeksi oportunistik atau limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mm3. Penatalaksanaan HIV/ AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namun, data selama 8 tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat meyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV ( obat anti retroviral, disingkat obat AVR) bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV. Orang dengan HIV/ AIDS menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV dicapai melalui pulihnya kerentanan odha (orang dengan HIV/AIDS) terhadap infeksi oportunistik. Secara umum, penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis, yaitu: a. Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV) b. Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur, tubekurkulosis, hepatitis, toksoplasma, sarkoma kaposi, limfoma, kanker serviks c. Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi yang lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta juga tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan. Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka kematian dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi oportunistik amat berkurang.

Terapi antiretroviral (ARV) Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor, dan inhibitor protease. Tidak semua ARV yang ada telah tersedia di Indonesia. Obat ARV yang beredar di Indonesia Nama Dagang Duviral Nama Generik Golongan Sediaan Tablet, kandungan zidovudin mg, 300 Dosis (per hari ) 2 x 1 tablet

lamivudin

150 mg Stavir Zerit Stavudin (d4T) NsRTI Kapsul: 30 mg, >60 kg: 2x40 40 mg mg