21
Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd PENGEMBANGAN BAHAN AJAR A. Pendahuluan Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa. Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat. Berbagai aspek tentang bahan ajar, seperti cara penulisan dan penyusunan bahan ajar, komponen utama bahan ajar, dan penggunaan Kelompok III | Pengembangan Sumber Belajar 1

Makalah Bahan Ajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A. Pendahuluan

Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi

pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.

Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi

bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok.

Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi

bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar

juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara

mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari

pihak siswa.

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis

materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),

keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen

sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa

mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan.

Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut,

diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi

pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan

bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik

diharapkan juga meningkat.

Berbagai aspek tentang bahan ajar, seperti cara penulisan dan penyusunan

bahan ajar, komponen utama bahan ajar, dan penggunaan ilustrasi yang efektif

merupakan pokok-pokok bahasan utama makalah ini.

B. Pengembangan Kurikulum Terhadap Bahan Ajar

Ada beberapa alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan

ajar. Beberapa alasan-alasan tersebut didasarkan antara lain; ketersediaan bahan

sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan

masalah belajar. Selain itu, pengembangan bahan ajar harus memperhatikan

tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus

| Pengembangan Sumber Belajar 1

Page 2: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

sesuai dengan kurikulum. Dalam Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) telah ditetapkan oleh pemerintah, namun

bagaimana strategi untuk mencapainya serta apa saja bahan ajar yang hendak

digunakan merupakan kewengan penuh dari para pendidik sebagai tenaga

profesional. Dalam hal ini, guru dituntut sebagai pengembang kurikulum termasuk

di dalamnya memiliki kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar sendiri.

Ada  tiga azas penting dalam pengembangan kurikulum yakni azas filosofis,

psikologis, dan sosiologis teknologis. Berdasarkan azas tersebut, lebih lengkap

dikemukakan bahwa isi atau materi kurikulum harus bersumber pada hal tersebut

yaitu:

a) Masyarakat beserta budayanya

Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di

masyarakat. Dengan demikian apa yang dibutuhkan masyarakat harus

menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum. Kebutuhan

masyarakat yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum meliputi

masyarakat dalam lingkungan sekitar (lokal), masyarakat dalam tatanan

nasional dan masyarakat global.

b) Siswa

Tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan seluruh potensi

siswa. Sehubungan dengan pentingnya anak sebagai sumber materi

kurikulum, beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya:

1) Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak,

2) Isi kurikulum sebaiknya mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga

berguna untuk menghadapi pada masa yang akan datang,

3) Siswa hendaknya didorong untuk belajar kegiatannya sendiri dan tidak

sekedar penerima secara pasif apa yang diberikan oleh guru,

4) Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan

siswa,

Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari disiplin ilmu baik yang

berumpun ilmu-imu sosial (social science) maupun ilmu-ilmu alam (natural

science). Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bagaimana cakupan dan

keluasan serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi.

Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan di atas, kata kunci yang dapat

ditemukan agar guru dapat mengatasi kesulitan tersebut ialah perlunya guru

| Pengembangan Sumber Belajar 2

Page 3: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

mengembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila dalam pelaksanaan

pembelajaran nantinya materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat

abstrak, maka bahan ajar harus dikemas agar dapat membantu siswa untuk

menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih kongkrit sehingga mudah

dicerna. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan

gambar, grafik, tabel, diagram, foto, audiovisual, skema, dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan materi yang rumit, guru harus dapat menjelaskan dengan cara

yang sederhana, mudah dipahami dan disesuaikan dengan tingkat berfikir dan

nalar siswa. Inilah yang mendasari alasan mengapa guru perlu mengembangkan

bahan ajar.

C. Hakekat Bahan Ajar

Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan

tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar,

mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan

bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang

banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta

didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri,

artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan

lengkap (Panen dan Purwanto; 2004).

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National

Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency

Based Training).

Menurut Gafur (2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar

tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan

kepada siswa. Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang

dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniati

secara khusus maupun bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pembelajaran (Mulyasa 2006). Dengan kata lain bahan ajar adalah

segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa

bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

| Pengembangan Sumber Belajar 3

Page 4: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Menurut Mulyasa (2006) menjelaskan bahan ajar atau materi pembelajaran

(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi

yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri

dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap

atau nilai.

Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat

membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak

terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan

sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan

memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan

untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat

mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini

juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).

Menurut Panen dan Purwanto (2004) bahan ajar berbeda dengan buku teks.

Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format,

tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang

digunakan dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi

pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk

dipergunakan oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat

jarang buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak

dirancang untuk itu. Dengan demkian, penggunaan buku teks memerlukan dosen

atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku

tersebut bagi peserta didik.

Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional.

Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM). Namun, guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau

bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali

atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar

biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan guru. Pedoman berguna

untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan bahan ajar.

D. Fungsi Bahan Ajar

Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa

bahan ajar berfungsi sebagai:

| Pengembangan Sumber Belajar 4

Page 5: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada siswa.

b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari/dikuasainya.

c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru

dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning),

aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan

penilaian (assessing). Menurut David A. Jacobsen dkk dalam bukunya “Methods for

Teaching” memaparkan bahwa di era standar-standar pengajaran, pendekatan

yang dilaksanakan guru dalam mengembangkan aktivitas  pembelajaran apapun,

yang harus mereka lakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian

menerapkan rencana-rencana yang telah dibuat, dan akhirnya menilai

keberhasilan aktivitasnya.

E. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan sangat

memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan

kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa

agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan

mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru.

Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru

mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar

yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,

kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk

| Pengembangan Sumber Belajar 5

Page 6: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan

menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan

dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu

membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa

karena siswa.

Adapun peranan bahan ajar, menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,

adalah:

a) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang

disajikan.

b) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan

bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.

c) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.

d) Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi

peserta didik.

e) Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.

f) Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.

Manfaat bagi guru

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik,

2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,

3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,

4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis

bahan ajar,

5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan

peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Manfaat bagi Peserta Didik

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan

terhadap kehadiran guru.

3. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus

dikuasainya

| Pengembangan Sumber Belajar 6

Page 7: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Prinsip Pengembangan

1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk

memahami yang abstrak,

2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman

3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman

peserta didik

4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

belajar

5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan

mencapai ketinggian tertentu.

6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus

mencapai tujuan

F. Jenis Bahan Ajar

Menurut Mulyasa (2006) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk bahan

ajar atau materi pembelajaran antara lain:

1. Bahan cetak (printed) seperti; modul, buku , LKS (Lembar Kerja Siswa), brosur,

hand out, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket.

2. Bahan ajar pandang dengar (Audio Visual) seperti; video/ film,VCD (Video

Compact Disc)

3. Bahan ajar dengar (Audio) seperti; radio, kaset, CD audio, piringan hitam

4. Bahan ajar pandang (Visual) seperti; foto, gambar, model/ maket

5. Bahan ajar Multimedia interaktif (interacitive teaching material); Computer

Assisted Instruction (CAI), multimedia pembelajaran interaktif, CD interaktif.

6. Bahan ajar berbasis web (web based learning materials ) seperti; computer

Based, Internet.

Cakupan bahan ajar meliputi; 1) Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat 2)

Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru), 3) Tujuan yang akan dicapai, 4) Informasi

pendukung, 5) Latihan-latihan, 6) Petunjuk kerja.

Penilaian Komponen utama bahan ajar adalah : 1) tinjauan materi; 2)

pendahuluan setiap bab; 3) penyajian setiap bab; 4) penutup setiap bab; 5) daftar

pustaka, dan 6) senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang

saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub

komponen bahan ajar sama dengan strategi pembelajaran yang lazim digunakan

guru dalan kegiatan pembelajaran. Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi

| Pengembangan Sumber Belajar 7

Page 8: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

dengan berbagai macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam

bahan ajar, karena dapat memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang

disampaikan dalam bahan ajar. Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata

letak yang tepat, dapat membuat bahan ajar menarik untuk dipelajari.

Di samping komponen-komponen bahan ajar dan ilustrasi, bahan ajar yang

baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis

yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan pesan,

gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam bahan ajar kepada

pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga dapat

menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.

Yang biasa terjadi dalam pembelajaran adalah guru menyajikan materi

kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa memahami materi yang

disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara sumber. Namun dalam era

kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif atau pembelajaran

berpusat pada siswa, peran guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Peran guru

sebagai fasilitator lebih penting dari pada sebagai nara sumber.

Peran guru membantu dan mengarahkan pembelajaran, dengan cara

sebagai berikut : 1) Membangkitkan minat belajar; 2) Menjelaskan tujuan; 3)

Menyajikan materi dengan struktur yang baik; 4) Memberi kesempatan siswa

berlatih dan memberi balikan; 5) Memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang

sukar atau tidak dipahami; dan 6) menciptakan komunikasi dua arah

Beberapa permasalahan yang dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan

pembelajaran bermutu, kurang dapat dipenuhi karena masalah ekonomi,

kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan target pencapaian

kurikulum. Dengan demikian dalam pembelajaran sebagian besar waktunya habis

untuk menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif

mempersiapkan. Kesempatan siswa berlatih atau menyelesaikan tugas mandiri

sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan balik.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menyusun bahan ajar. Bahan ajar yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip

instruksional yang baik akan dapat membantu guru untuk mengurangi waktu

penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa,

membantu dalam menyelesaikan target kurikulum dan mencapai tujuan

pembelajaran.

G. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

| Pengembangan Sumber Belajar 8

Page 9: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar

atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran

meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Anonim 2006).

1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan

atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa

menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa

fakta atau bahan hafalan. Cara termudah ialah dengan mengajukan

pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan

prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan

tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek

psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan

pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.

2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga

harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga

harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi

tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit

akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang

tidak perlu untuk mempelajarinya.

H. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Depdiknas (2007) merinci prosedur ppengembangan bahan ajar, yaitu

diantaranya sebagai berikut. Pertama, menentukan kriteria pokok pemilihan

bahan ajar dengan mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD). Hal ini dikarenakan setiap aspek dalam SK dan KD  jenis materi yang

berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi jenis-jenis

materi bahan ajar. Materi pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek

kognitif (fakta, konsep, prinsip dan prosedur), aspek afektif (pemberian respon,

penerimaan, internalisasi, dan penilaian) serta aspek psikomotorik (gerakan awal,

semi rutin, dan rutin). Ketiga, mengembangkan bahan ajar  yang sesuai atau

| Pengembangan Sumber Belajar 9

Page 10: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

relevan  dengan SK-KD yang telah teridentifikasi tadi. Keempat, mengembangkan

sumber bahan ajar.

Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran instruksional yang

hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses

menyusun bahan ajar, meliputi langkah-langkah sbb : 1) Perumusan tujuan

instruksional atau standar kompetensi; 2) Melakukan analisis

instruksional/kurikulum; 3) Menentukan perilaku awal siswa atau indikator

kompetensi; 4) Merumuskan kompetensi dasar; 5) Menyusun rencana kegiatan; 6)

Menyusun silabus; 7) Menulis/ menyusun bahan ajar; 8) Evaluasi bahan ajar dan

perbaikan; dan 8) Digunakan

Menurut Panen dan Purwanto (2004), penyusunan bahan ajar dapat

dilakukan melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari

yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang

dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu:

1. Menulis sendiri (Starting From Scratch)

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa.

Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis

bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik

dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama

pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan

bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan

menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu

berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan,

keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis

bahan ajar didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencana atau

program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.

2. Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)

Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan ajar

sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks

dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk

bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat

dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses instruksional. Bahan

atau informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan

kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan

dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (digubah), juga

diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan

| Pengembangan Sumber Belajar 10

Page 11: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri

kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat

diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari

pengarang buku aslinya.

3. Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)

Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi

seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll.

Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi

(kompilasi).

Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses pengemasan kembali

informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang

dilakukan terhadap buku teks, materi audiovisual, dan informasi lain yang

sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audiovisual dan informasi lain

tersebut digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman

belajar untuk peserta didik tentang cara menggunakan materi tersebut,

latihan-latihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk peserta

didik dan dari peserta didik.

Di samping itu materi dilengkapi dengan pedoman belajar untuk siswa, yang

berisi: petunjuk penggunaan materi, latihan-latihan, dan tugas yang perlu

dilakukan siswa, umpan balik. Materi tambahan berupa pedoman belajar untuk

siswa perlu disusun oleh guru berdasarkan tujuan/standar kompetensi, indikator

kompetensi, dan silabus. Penataan berurutan berdasarkan standar kompetensi

dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun rapi, guru memberi

halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan Pembelajaran (kompetensi),

pokok bahasan dan diskripsi singkat, bahan bacaan yang dikompilasi, tugas, dan

lain-lain yang perlu diketahui siswa. Prosedur kompilasi:

1. Kumpulkan seluruh bahan yang akan dijadikan acuan, seperti yang tercantum

dalam GBPP atau silabus.

2. Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau silabus

3. Fotocopy seluruh bagian sumber yang digunakan per pokok bahasan

4. Pilah-pilahlah berdasarkan urutan pokok bahasan

5. Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan

6. Jilidlah dengan rapi

| Pengembangan Sumber Belajar 11

Page 12: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan

menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya.

| Pengembangan Sumber Belajar 12

Page 13: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Adapun tujuan penulisan modul adalah :

1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal.

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta

diklat maupun guru/instruktur.

3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :

a. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;

b. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung

dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,

c. memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan

dan minatnya.

d. Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi

sendiri hasil belajarnya.

I. Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar

Ilustrasi adalah alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah

(text) di dalam buku. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas gagasan

penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi sebagai bagian utama, dan

naskahnya sebagai pendukung. Selain itu ilustrasi juga menyajikan sejumlah

informasi dengan serempak dalam satu ruang.

Ilustrasi yang digunakan dalam bahan ajar dapat berupa : daftar tabel,

diagram, grafik, gambar, dan simbol. Adapun tujuan ilustrasi tersebut adalah :

1. Memperjelas informasi yang diberikan

2. Memberikan variasi dan menarik

3. Membantu mengingat gagasan yang disampaikan

4. Mengurangi narasi/tulisan, menghemat tempat

Langkah-langkah dalam pembuatan Ilustrasi, antara lain :

1. Identifikasi

a) Bagian bahan ajar yang perlu ilustrasi

b) Jenis ilustrasi yang dibutuhkan

c) Letak ilustrasi

d) Ukuran ilustrasi

2. Desain

a) Membuat ilustrasi sesuai dengan isi pesan

b) Memilih ilustrasi dari sumber yang ada

| Pengembangan Sumber Belajar 13

Page 14: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

c) Modifikasi

d) Tata letak

3. Editing

a) Menilai ketepatan dengan isi pesan

b) Revisi kesalahan

| Pengembangan Sumber Belajar 14

Page 15: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

J. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan makalah tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis

besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

2. Komponen utama bahan ajar adalah : 1) tinjauan materi; 2) pendahuluan setiap

bab; 3) penyajian setiap bab; 4) penutup setiap bab; 5) daftar pustaka, dan 6)

senarai

3. Bahan ajar dapat berupa : Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand

out, leaflet, wallchart; Audio Visual seperti; video/ film,VCD; Audio seperti; radio,

kaset, CD audio, PH; Visual; foto, gambar, model/ maket; Multi Media; CD

interaktif, computer Based, Internet

4. Ilustrasi adalah alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah

(text) di dalam bahan ajar. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas

gagasan penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi sebagai bagian

utama, dan naskahnya sebagai pendukung

Daftar Pustaka

Anonim. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material.

Jakarta: Depdiknas

Mulyasa E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tri widodo A. 1993. Tingkat Keterbacaan Teks. Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks

Ilmu Kimia Kelas 1 SMA. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.

Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud

| Pengembangan Sumber Belajar 15

Page 16: Makalah Bahan Ajar

Dr. Elsye Theodora Masaweet, M.Pd

Lampiran :

Contoh Bahan Ajar

Contoh Daftar Isi Modul :

1. Bagian sampul: Judul, Modul ke ...., Penulis, dan nama sekolah

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

4. Tinjauan Mata Pelajaran:

a. Deskripsi Mata pelajaran

b. Manfaat Mata Pelajaran

c. Tujuan/Standar Kompetensi

d. Susunan Bahan Ajar: berisi bab atau sub bab yang akan dipelajari

5. Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari bahan ajar

6. Bab (Modul) I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri

dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup,

berisi: Tes Formatif, Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar

Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar)

7. Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan

8. Senarai: berisi penjelasan istilah atau kata-kata, sukar kalau ada

| Pengembangan Sumber Belajar 16

TINJAUAN MATERI

BAB I (Modul I)

Pendahuluan

Penyajian

Penutup

IIIII

Daftar Pustaka

Senarai