Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    1/25

    RESUME

    PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA

    Menganalisis dan Membuat Matriks Perbedaan Prosedur Pengembangan

    Bahan Ajar Cetak dan Non CetakBahril Ilmiwan

    15175005/2015

    A. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

    Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan langkah-

    langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang bermanfaat. Penatar seringkali

    mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar yang sistematik ini karena berasumsi, jika

    sudah dibuat dengan baik sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat

    digunakan dengan efektif dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang

    harus dilakukan penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah

    dikembangkan dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada

    lima langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai berikut:

    1. ANALISIS

    Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku awal

    dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan dan

    kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta. Seberapa jauh

    peserta sudah menguasai mata tataran itu? Sementara itu karakteristik awal memberikan

    informasi tentang ciri-ciri peserta. Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka

    inplikasi terhadap rancangan bahan ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera

    dikembangkan. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta

    sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta dan kemudian merancang bahan

    ajar yang bermanfaat bagi peserta.

    2. PERANCANGAN

    Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau diperhatikan yaitu:

    a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,

    Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram tentangkompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun kompetensi

    khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan kembali dengan

    kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan

    pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan melengkapi

    komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior, Condition, Degree.

    b. Pemilihan topik mata tataran

    Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan, maka peserta

    sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta

    melalui proses belajar. Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    2/25

    mata tataran dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan dalam

    bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah

    ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur yang perlu didiskusikan dalan bahan

    ajar?Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis instruksional

    yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat menggunakan berbagai buku

    dan sumber belajar serta melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku

    tentang mata tataran termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan

    atau buk.

    c. Pemilihan media dan sumber

    Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar memiliki analisis

    instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran. Penatar diharapkan tidak memilih

    media hanya karena media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penetar

    diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang

    sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat, media

    yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta dalah proses belajar. Jadi pilihlah

    media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan

    peserta belajar, serta yang menarik dan disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media

    yang dapat membelajarkan peserta. Media itulah yang perlu dipertimbangkan untuk

    dipilih

    d. Pemilihan strategi pembelajaran

    Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang aktivitas

    belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan dengan penentuan

    tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan dalam topik mata

    tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin

    dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara

    umum dapat dikatakan bagaimana struktuk bahan ajarnya. Berbagai urutan penyajian

    dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis, berdasarkan lokasi,

    berdasarkan sebab akibat dan lain sebagainya.

    3. PENGEMBANGAN

    Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk mengembangkan bahan

    ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu untuk memulai pengenbangan

    bahan ajar:

    a. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari penyususnan buku atau

    panduan praktik

    b. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan

    c. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal

    d. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan pengalaman belajar

    kepada peserta

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    3/25

    e. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan komponen

    penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik, bermanfaat dan efektif bagi

    peserta

    f.

    Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar juga berperandalam membuat bahan ajar

    g. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif, argumentatif dan

    perintah sangat penting agar peserta dapat memahami maksud penatar.

    4. EVALUASI DAN REVISI

    Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai pihak

    terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang sebagai

    masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas.

    Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan.

    Apakah bahan ajar yang dikembangkan memang dapat digunakan untuk belajar-

    dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan dapat membelajarkan peserta. Di samping itu

    evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar sehingga nmenjadi bahan ajar yang

    baik.

    Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu:

    1) Telaan oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta ketepatan

    cakupan)

    2) Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian diminta untuk

    memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat

    kesukaran)

    3) Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar, kemudian diminta

    untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi, perwjahan dan

    tingkat kesukaran)

    4) Uji coba lapangan (Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat mencapai

    tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.

    Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang mungkin

    dilakukan antara lain:

    1) menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu

    2)

    Memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang dianggap masih

    kurang

    3) Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu

    4) Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna peserta

    5) Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk meningkatkan

    keterbacaan

    6) Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif

    7) Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan membantu

    peserta belajar

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    4/25

    Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan

    penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar yang

    utuh dan terpadu.

    B. Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan dalam Pengembangan Bahan Ajar

    Bahan ajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yaitu acuan yang

    digunakan oleh penatar atau petatar. Bagi petatar bahan ajar menjadi acuan yang diserap

    isinya sehingga dapat menjadi pengetahuan dan bagi penatar bahan ajar ini menjadi acuan

    dalam menyampaikan keilmuannya. Pengembangan bahan ajar oleh penatar membutuhkan

    kreativitas untuk membuat sesuatu yang lain, unik, juga membutuhkan pengetahuan tentang

    lingkungan sekitarnya agar bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan ketersediaan

    bahan/materi di sekitarnya. Di samping itu penatar juga harus memiliki pengetahuan tentangbeberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar seperti

    kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan, penggunaan bahasa, ilustrasi,

    perwajahan/pengemasan serta kelengkapan komponen bahan ajar.

    1. KECERMATAN ISI

    Kecermatan isi adalah validitas/kesahihan isi atau kebenaran ini secara keilmuan,

    dan keselarasan isi. Atau kebenaran isi berdasrkan sistem nilai yang dianut oleh suatu

    masyarakat atau bangsa. Validitas isi menunjukkan bahwa isi bahan ajar tidak

    dikembangkan secara asal-asalan. Isi bahan ajar dikembangkan berdasarkan konsep dan

    teori yang berlaku dalam bidang ilmu serta sesuai dengan kemutakhiran perkembanganbidangf ilmu dan hasil penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut.

    Dengan demikian isi bahan ajar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, benar dari

    segi keilmuan.

    Validitas isi sangat penting untuk diperhatikan sehingga bahan ajar tidak

    menyebarkan kesalahan-kesalahan konsep, atau miskonsepsiyang dapat dibawa petatar

    ke daerah masing-masing. Untuk dapat menjaga validitas isi, dalam pengembangan bahan

    ajar, petatar harus selalu menggunakan buku acuan atau bahan pustaka yang berisi hasil-

    hasil penelitian empiris, teori dan konsep yang berlaku dalam suatu bidang ilmu, serta

    perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu. Teori dan konsep yang berlaku dalam suatubidang ilmu dapat diperoleh di ensiklopedi ataupun buku teks bidang ilmu. Sementara

    hasil penelitian empiris dan perkembangan mutakhir suatu bidang ilmu dapat diperoleh

    dari berbagai jurnal penelitian yang tercetak ataupun jurnal elektronik.

    Dalam rangka mengkaitkan bahan ajar dengan lingkungan sekitarnya serta

    wawasan budaya, petatar dapat mengkaji dulu kemungkinan dan ketersediaan bahan di

    lingkungan sekitar dan budaya lokal yang dapat digunakan untuk menjadi bahan ajar bagi

    suatu topik tertentu dari bidang suatu ilmu. Dari kemungkinan dan ketersediaan tersebut,

    petatar kemudian perlu mengaitkan dengan landasan teori dan konsep yang berlaku dalam

    bidang ilmu.jika dimungkinkan dapat mengaitkan dengan hasil penelitian empiris sehingga

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    5/25

    akan menghasilkan suatu paduan dari teori dan konsep yang sahih tetapi relevan dengan

    lingkunhgan dan budaya lokal. Dengan demikian dapat diperoleh bahan ajar yang sahih

    isinya , akrab lingkungan dan berwawasan budaya dan tidak mengandung miskonsepsi

    Keselerasan isi berarti kesesuaian isi bahan ajar dengan sistem nilai dan falsafahhidup yang berlaku dalam negara dan masyarakat. Ada sistem nilai masyarakat yang perlu

    diakomodasikan dalam bahan ajar. Bahkan bahan ajar menjadi sarana untuk penyampaian

    sistem nilai tersebut dan pembelajaran merupakan upaya pelestarian sistem nilai tersebut.

    Dengan demikian jika ada bahan ajar yang mengabaikan sistem nilai tersebut merupakan

    bahan ajar yang tidak tepat.

    2. KETEPATAN CAKUPAN

    Kecermatan isi berfokus pada kebenaran isi secara keilmuan dan sistem nilai yang

    berlaku di masyarakat. Maka ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari

    sisi keluasan dan kedalaman isi atau materi serta keutuhan konsep berdasarkan bidang

    ilmu. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar sangat berhubungan dengan keutuhan konsep

    berdasarkan bidang ilmu. Dalam hal ini seberapa banyak atau luas suatu topik yang akan

    disasjikan? Seberapa dalam suatu topik yang perlu dibahas? Bagaimana keutuhan konsep

    yang disajikan? Banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan. dalam menjawab

    pertanyaan-pertanyaan tersebut, antara lain yang paling utama adalah tujuan

    pembelajaran. Setiap penatar pasti mempunyai tujuan pembelajaran dari mata tatarnya.

    Lihatlah tujuan tersebut, kemudian berlandaskan pada tujuan tersebut dapat menentukan

    seberapa luas, dalam, dan utuh topik yang akan disajikan kepada petatar. Kemudian

    kembangkanlah bahan ajar-materi pokok dan komponennya berdasarkan pada materi yang

    telah ditentukan tersebut. Tentunya, tujuan pembelajaran atau topik tertentu di sekolah

    Lanjutan Tingkat Pertama akan berbeda dengan tujuan pembelajaran atau topik yang sama

    di Sekolah Menengah Umum. Dalam hal ini, keluasan maupun kedalamannya akan

    berbeda, sehingga bahan ajarnya pun memiliki keluasan dan kedalaman yang berbeda.

    3. KETERCERNAAN BAHAN AJAR

    Bahan ajar, menggunakan media apapun, harus memiliki tingkat ketercernaan yang

    tinggi. Artinya bahan ajar dapat dipahami dan isinya dapat dimengerti oleh peserta dengan

    mudah. Ada enam hal yang mendukung tingkat ketercernaan bahan ajar, sebagai berikut.

    a.

    Pemaparan yang logis

    b. Penyajian materi yang runtut

    c. Contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman

    d. Alat bantu yang memudahkan

    e. Format yang tertib dan konsisten

    f. Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    6/25

    4. PENGGUNAAN BAHASA

    Dalam mengembangkan bahan ajar, penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor

    yang penting. Penggunaan bahasa, yang meliputi pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata,

    penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna, sangatberpengaruh terhadap manfaat bahan ajar. Walaupun isi bahan ajar Anda sudah cermat,

    menggunakan format yang konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa

    yang Anda gunakan tidak dimengerti oleh peserta, maka bahan ajar Anda tidak akan

    bermakna apa-apa. Penggunaan bahasa menjadi faktor penting, bukan hanya dalam

    pengembangan bahan ajar cetak seperti buku kerja peserta, lembar kerja peserta, tetapi

    juga dalam pengembangan bahan ajar noncetak, seperti kaset audio, video, bahan ajar

    berbasiskan komputer, dan lain-lain.

    Ragam Bahasa mengacu pada ragam bahasa baku atau formal dan ragam bahasa

    nonformal atau komunikatif. Ragam bahasa baku banyak digunakan dalam laporan

    penelitian, karya ilmiah, surat-surat resmi, buku teks, siaran pers, dan lain-lain. Bahasa baku

    dapat dimengerti dengan baik oleh pembacanya, karena sama sekali tidak dipengaruhi oleh

    dialek bahasa sehari-hari maupun dialek bahasa daerah. Namun demikian, tulisan yang

    menggunakan ragam bahasa baku terkesan sangat kaku, formal dan cenderung

    membosankan. Oleh karena itu, ragam bahasa baku jarang digunakan dalam

    pengembangan bahan ajar.

    Bahan ajar yang baik diharapkan dapat memotivasi peserta untuk membaca,

    mengerjakan tugas-tugasnya, serta menimbulkan rasa ingin tahu peserta untuk melakukan

    eksplorasi lebih lanjut tentang topik yang dipelajarinya. Dengan demikian, ragam bahasa

    yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa nonformal atau bahasa

    komunikatif yang lugas dan luwes. Dalam bahasa komunikatif, pembaca diajak untuk

    berdialog secara intelektual melalui sapaan, pertanyaan, ajakan, dan penjelasan, seolah-

    olah dialog dengan orang kedua itu benar-benar terjadi. Penggunaan bahasa komunikatif

    akan membuat peserta merasa seolah-olah berinteraksi (pseudo-interaction) dengan

    gurunya sendiri melalui tulisan-tulisan yang disampaikan dalam bahan ajar.

    Ragam bahasa komunikatif yang sebaiknya digunakan dalam penulisan atau

    pengembangan bahan ajar sangat dipengaruhi oleh pemilihan kata serta penggunaan

    kalimat yang efektif. Walaupun ragam bahasa komunikatif yang digunakan, hendaknya

    kaidah bahasa yang baik dan benar tidak ditinggalkan atau dilanggar. Hal ini sangat perlu

    sebagai salah satu persyaratan dari keterbacaan bahan ajar yang ditulis atau

    dikembangkan. Kata yang dipilih hendaknya jenis kata yang singkat dan lugas, bukan kata

    atau istilah yang asing atau tidak banyak dikenal peserta. Jika diperlukan pengenalan istilah

    teknis yang berlaku dalam bidang ilmu tertentu, maka istilah tersebut perlu diberi batasan

    yang jelas. Senarai (daftar kata sukar) dapat membantu memberikan batasan istilah-istilah

    teknis. Selain itu, peserta dapat diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri arti kata-kata

    tersebut melalui pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan dalam bahan ajar Anda.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    7/25

    Penggunaan kalimat efektif menekankan perlunya penyampaian informasi dilakukan

    melalui kalimat positif dan aktif, dan sedapat mungkin menghindarkan penggunaan kalimat

    negatif dan pasif. Kalimat positif dan aktif dipercaya dapat menimbulkan motivasi peserta

    untuk melakukan tugas-tugas yang ditetapkan dalam bahan ajar, dan lebih mudahdimengerti oleh peserta. Sementara itu penggunaan kalimat negatif dan pasif, kadangkala

    dapat membingungkan peserta. Di samping itu, kalimat dalam bahan ajar hendaknya

    kalimat sederhana, singkat, jelas dan hanya memiliki makna tunggal untuk setiap kalimat.

    Kalimat majemuk kadangkala dapat membingungkan peserta, sehingga perlu di rinci

    melalui kalimat-kalimat singkat berikutnya.

    Selanjutnya, penyusunan paragraph mempersyaratkan adanya gagasan utama

    untuk setiap paragraf, serta keterpaduan, keruntutan dan koherensi antar kalimat dalam

    sebuah paragraf. Gagasan utama, yang berbentuk kalimat topik, dapat ditempatkan di

    bagian awal maupun akhir paragraf. Gagasan utama dikembangkan atau dijabarkan lebih

    lanjut dalam rangkaian kalimat yang berhubungan satu sama lain secara terpadu (kohesif)

    dan kompak atau runtut (koheren). Panjang pendek sebuah paragraf tergantung pada

    kemampuan penulis dan kebutuhannya. Keruntutan dan kekompakan hubungan antar

    kalimat dalam sebuah paragraf (koherensi) sangat penting untuk membuat suatu paragraf

    menjadi bermakna. Pada gilirannya, kalimat yang runtut dan kompak akan memudahkan

    peserta memahami ide/konsep yang disajikan dalam paragraf tersebut.

    5. PERWAJAHAN/PENGEMASAN

    Perwajahan dan atau pengemasan berperan dalam perancangan atau penataan letak

    informasi dalam satu halaman cetak, serta pengemasan dalam paket bahan ajar

    multimedia. Penataan letak informasi untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar

    hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:

    a. Narasi atau teks yang terlalu padat dalam satu halaman membuat peserta lelah

    membacanya.

    b. Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat diperlukan untuk mendorong

    peserta mencoret-coret bagian kosong tersebut dengan rangkuman atau catatan yang

    dibuat peserta sendiri. Sediakan bagian kosong secara konsisten dalam halaman-

    halaman bahan ajar.

    c.

    Padukan grafik, poin, dan kalimat-kalimat pendek, tetapi jangan terus menerus

    sehingga menjadi membosankan.

    d. Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan, karena paragraf seperti itu

    lebih mudah dibaca.

    e. Gunakan grafik atau gambar hanya untuk tujuan tertentu, jangan gunakan grafik atau

    gambar jika tidak bermakna.

    f. Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk seluruh bagian bahan ajar.

    g. Gunakan dan variasikan jenis dan ukuran huruf untuk menarik perhatian, tetapi jangan

    terlalu banyak sehingga membingungkan.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    8/25

    Perwajahan dan pengemasan bahan ajar juga meliputi penyediaan alat bantu belajar dalam

    bahan ajar, sehingga bahan ajar dapat dipelajari peserta secara mandiri (sendiri, atau

    dengan teman-teman dalam kelompok). Dalam kasus bahan ajar cetak, alat bantu belajar

    terdiri dari tiga kategori, yaitu alat bantu belajar pada bagian pendahuluan, alat bantubelajar pada uraian informasi per topik, dan alat bantu belajar pada bagian akhir bahan ajar

    cetak, sebagai berikut:

    1) Pendahuluan: Judul, Daftar isi, Peta konsep, diagram, pemandu awal, Tujuan

    pembelajaran, dan Tes awal.

    2) Uraian: Ringkasan awal, Pengacuan pada bagian bahan ajar lain, Judul bagian,

    Perintah/instruksi, Signposts (tanda verbal atau visual di bagian samping teks), dan

    Rangkuman.

    3) Akhir: Senarai (daftar kata sukar), Tes akhir, dan Indeks

    Tidak semua alat bantu belajar tersebut harus ada dalam satu bahan ajar, artinya Anda

    dapat memilih alat bantu belajar yang paling tepat dan paling dibutuhkan untuk

    melengkapi bahan ajar Anda. Di samping itu, jika bahan ajar Anda terdiri dari berbagai

    media (multimedia), Anda dapat menggunakan alat bantu belajar berupa synopsis

    informasi dalam setiap media, peta konsep atau pemandu awal, serta lembar media yang

    beraneka warna. Alat bantu belajar ini pada dasarnya diharapkan dapat membantu peserta

    untuk lebih mudah memahami isi bahan ajar, mengingat, dan menguasai bahan ajar

    tersebut.

    6.

    ILUSTRASI

    Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar memiliki ragam manfaat, antara lain

    membuat bahan ajar menjadi lebih menarik melalui variasi penampilan. Ilustrasi dapat

    dibuat sendiri oleh Anda sebagai pengembang bahan ajar, jika Anda mempunyai

    keterampilan menggambar yang baik. Namun, ilustrasi juga dapat dibuatkan oleh

    perancang grafis atau pelukis, yang menerjemahkan gambar-gambar yang Anda inginkan

    ke dalam ilustrasi yang baik dan tepat. Selain itu, ilustrasi juga dapat diambil dari sumber

    langsung (misalnya foto), sumber atau buku lain (misalnya majalah atau ensiklopedia). Jika

    ilustrasi diperoleh dari sumber atau buku lain, Anda berkewajiban memberi penjelasan

    tentang hal itu dalam bahan ajar yang Anda tulis.

    Ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan.

    Selain itu, ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi bahan ajar sehingga bahan ajar

    menjadi menarik, memotivasi, komunikatif, membantu retensi dan pemahaman peserta

    terhadap isi pesan. Ilustrasi yang biasa digunakan dalam bahan ajar, antara lain daftar atau

    tabel, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa, simbol, dan skema.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    9/25

    7. KELENGKAPAN KOMPONEN

    Idealnya, bahan ajar merupakan paket multi komponen dalam bentuk multimedia.

    Paket tersebut mempunyai sistematika penyampaian dan urutan materi yang baik, meliputi

    penyampaian tujuan belajar, memberi bimbingan tentang strategi belajar, menyediakanlatihan yang cukup banyak, memberi saran-saran untuk belajar kepada peserta (pertanyaan

    kunci, soal, tugas, kegiatan), serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan sendiri oleh

    peserta sebagai cara untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan umpan baliknya. Paket

    bahan ajar dapat bersifat lengkap dalam satu paket, atau dapat juga dilengkapi dengan

    sumber informasi lain (dari internet, atau buku lain), panduan belajar/peserta, serta

    panduan guru.

    Paket bahan ajar memiliki tiga komponen inti, yaitu komponen utama, komponen

    pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar. Komponen utama berisi informasi atau

    topik utama yang ingin disampaikan kepada peserta, atau harus dikuasai peserta. Bahan

    ajar utama akan menjadi lebih mudah dipahami oleh peserta jika dilengkapi dengan

    komponen pelengkap. Komponen pelengkap ini dapat berupa informasi/topik tambahan

    yang terintegrasi dengan bahan ajar utama, atau informasi/topik pengayaan wawasan

    peserta.

    Komponen pelengkap biasanya terdiri dari bahan pendukung cetak (materi

    pengayaan, bacaan, jadwal, silabus, peta materi, kliping kasus), bahan pendukung noncetak

    (perluasan wawasan materi dalam media noncetak, peta materi dalam bentuk program

    komputer, video, kaset, web suplemen, simulasi komputer, kit), panduan peserta (peta

    materi, petunjuk belajar, latihan dan tugas, tips, kata-kata sukar, pemilahan materi),

    panduan guru (peta materi, petunjuk bagi guru, konsep inti topik atau pokok bahasan,

    latihan dan tugas, rangkuman materi) dan lain-lain yang diperlukan peserta untuk

    mempelajari suatu topik, yang disajikan melalui beragam media, secara moduler

    Komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari perangkat soal/butir tes. Komponen evaluasi

    hasil belajar ini nantinya akan terpisahkan dari komponen utama dan komponen pelengkap

    C. Penyusunan Bahan Ajar Cetak

    Dalam menyusun bahan yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul atau materi yangdisajikan harus berintikan KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik, di

    samping itu menurut Steffen-Peter Ballstaedt bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa

    hal sebagai berikut:

    Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat

    daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.

    Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya

    hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.

    Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk

    pemahaman.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    10/25

    Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk

    berfikir, menguji stimulan.

    Kemudahan dibaca,yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan

    tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca. Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work

    sheet).

    1. Handout

    Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout

    biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar

    lainnya atau penjelasan dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan dua fungsi dari

    handout yaitu:

    o Guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.

    o

    Sebagai pendamping penjelasan si penceramah/guru.

    Sebuah handout harus memuat paling tidak:

    o Menuntun pembicara secara teratur dan jelas

    o Berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat.

    o Grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.

    Sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas bahwa handout disusun atas dasar KD yang

    harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka handout harus diturunkan dari

    kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya

    peserta didik dalam belajar untuk mencapai kompetensinya.

    Langkah-langkah menyusun handout adalah sebagai berikut:

    a. Melakukan analisis kurikulum

    b. Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai.

    c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi terkini dan

    relevan dengan materi pokoknya.

    d. Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu

    panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25

    kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 7 kalimat saja.

    e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain

    terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.

    f. Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.

    g. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout misalnya

    buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

    2. Buku

    Sebuah buku biasanya akan berisi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari seorang

    pengarangnya. Jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang digunakan sebagai

    bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum,

    sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    11/25

    mempelajarinya. Sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/

    pengertian dari judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam

    buku, hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil

    penelitian, data dan interpretasinya, berbagai argumen yang sesuai untuk disajikan.Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku adalah

    sebagai berikut:

    a. Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya

    b. Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan

    bukunya.

    c. Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang

    diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.

    d. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk menggunakan

    referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.

    e. Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan

    dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk

    membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam

    satu paragraf 3 7 kalimat.

    f. Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada

    kekurangan segera dilakukan penambahan.

    g. Memperbaiki tulisan

    h. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,

    majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

    3. Modul

    Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga

    penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dengan demikian

    maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi

    guru. Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu

    menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan

    tingkat pengetahuan dan usianya.

    Penulisan bahan ajar modul

    Dalam menulis bahan ajar khususnya modul terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui,

    yaitu:

    - Analisis SK dan KD

    Analisis dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan

    ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat inti dari materi yang

    akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil belajar

    kritis yang harus dimiliki oleh siswa (critical learning outcomes) itu seperti apa.

    - Menentukan judul-judul modul

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    12/25

    Judul modul ditentukan atas dasar KD-KD atau materi pembelajaran yang terdapat

    dalam silabus. Satu kompetensi dapat dijadikan sebagai judul modul apabila

    kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi

    antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkanmaksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul.

    Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali

    apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.

    - Pemberian kode modul

    Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam pengelolaan modul. Biasanya

    kode modul merupakan angka-angka yang diberi makna, misalnya digit pertama, angka

    satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa. Kemudian digit kedua merupakan

    klasifikasi/kelompok utama kajian atau aktivitas atau spesialisasi pada jurusan yang

    bersangkutan. Misalnya jurusan IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3

    Biologi dan seterusnya.

    - Penulisan Modul

    Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    * Perumusan KD yang harus dikuasai

    Rumusan KD pada suatu modul merupakan spesifikasi kualitas yang seharusnya

    telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyelesaikan modul tersebut. KD yang

    tercantum dalam modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila

    siswa tidak berhasil memiliki tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam KD itu,

    maka KD pembelajaran dalam modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini

    barangkali bahan ajar yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada terminal

    behaviour, jika terminal behaviour diidentifikasi secara tepat, maka apa yang harus

    dikerjakan untuk mencapainya dapat ditentukan secara tepat pula.

    Contoh Rumusan KD yang harus dikuasai:

    Anda mampu menguji daya hantar listrik berbagai larutan untuk membedakan

    larutan elektrolit dan non elektrolit hasilnya memenuhi kriteria sebgai berikut:

    1) Ada rancangan percobaan elektrolit .

    2)

    Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai larutan

    berdasarkan hasil pengamatan.

    3) Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

    berdasarkan sifat hantaran listriknya.

    4) Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

    listrik.

    5) Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa

    kovalen polar.

    * Menentukan alat evaluasi/penilaian

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    13/25

    Criterion items adalah sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan untuk

    mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu KD dalam bentuk

    tingkah laku. Karena pendekatan pembelajarannya yang digunakan adalah

    kompetensi, dimana sistem evaluasinya didasarkan pada penguasaan kompetensi,maka alat evaluasi yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan

    Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Evaluasi dapat segera disusun

    setelah ditentukan KD yang akan dicapai sebelum menyusun materi dan lembar

    kerja/tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar

    evaluasi yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.

    Contoh evaluasi dari contoh KD di atas:

    No (75% kriteria keberhasilan)*) Ya Tdk

    1. Ada rancangan percobaan elektrolit.

    2. Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam

    berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.

    3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan

    non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

    4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

    menghantarkan arus listrik.

    5. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa

    senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

    TotalCatatan *) : Jika 75% dari ke-5 kriteria terpenuhi, maka dinyatakan lulus.

    * Penyusunan Materi

    Materi atau isi modul sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi modul

    akan sangat baik jika menggunakan referensireferensi mutakhir yang memiliki

    relevansi dari berbagai sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil

    penelitian. Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu

    ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang

    materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan darisiswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Misalnya

    tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan

    siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

    Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa SMA upayakan untuk

    membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per-kalimat dan

    dalam satu paragraf 37 kalimat. Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi

    materi sangat diperlukan, karena di samping memperjelas penjelasan juga dapat

    menambah daya tarik bagi siswa untuk mempelajarinya.

    * Urutan pembelajaran

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    14/25

    Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan modul.

    Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan materi tersebut dan

    petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan kepada hal-hal yang harus

    dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa tidak perlubanyak bertanya, guru juga tidak perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan

    kata lain guru berfungsi sebagai fasilitator.

    * Struktur bahan ajar/modul

    Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang akan

    disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang akan dilakukan.

    Secara umum modul harus memuat paling tidak:

    - Judul

    - Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)

    - Kompetensi yang akan dicapai

    - Informasi pendukung

    - Latihan-latihan

    - Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)

    - Evaluasi/Penilaian

    4. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

    Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

    harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak;

    judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk

    menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan

    laporan yang harus dikerjakan. Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan

    dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Analisis kurikulum

    Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

    memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara

    melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,

    kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

    b. Menyusun peta kebutuhan LKS

    Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis

    dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan

    dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis

    sumber belajar.

    c. Menentukan judul-judul LKS

    Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar

    yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila

    kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain

    dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    15/25

    MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila

    diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah

    misalnya menjadi 2 judul LKS.

    d.

    Penulisan LKSPenulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:

    o Perumusan KD yang harus dikuasai, Rumusan KD pada suatu LKS langsung

    diturunkan dari dokumen SI.

    o Menentukan alat Penilaian

    Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena

    pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi, dimana

    penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang

    cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau

    Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui

    proses dan hasil kerjanya.

    o Penyusunan Materi

    Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa

    informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang

    akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah,

    internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat,

    maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa

    membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna

    mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat

    melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas

    dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa

    lama.

    o Struktur LKS

    Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:

    a. Judul

    b. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)

    c. Kompetensi yang akan dicapai

    d.

    Informasi pendukung

    e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

    f. Penilaian

    5. Brosur

    Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara

    bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid

    atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan

    atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dalam

    menyusun sebuah brosur sebagai bahan ajar, brosur paling tidak memuat antara lain:

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    16/25

    Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

    KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL.

    Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik memperhatikan penyajian

    kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMAupayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per

    kalimat dan dalam satu paragraf 3 7 kalimat.

    Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi

    belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok

    dan ditulis dalam kertas lain.

    Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.

    Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,

    majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

    6.

    Leaflet

    A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Websters New World,

    1996). Leatlet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak

    dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

    dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.

    Leafletsebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik

    untuk menguasai satu atau lebih KD. Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan

    membuat brosur, bedanya hanya dalam penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat

    dilihat pada brosur di atas. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian

    dilipat.

    7. Wallchart

    Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang

    bermakna menunjukkan posisi tertentu. Misalnya tentang siklus makhluk hidup binatang

    antara ular, tikus dan lingkungannya atau proses dari suatu kegiatan laboraturium. Dalam

    mempersiapkannya wallchartpaling tidak berisi tentang:

    Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.

    Petunjuk penggunaan wallchart, dimaksudkan agar wallchart tidak terlalu banyak

    tulisan.

    Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk gambar,

    bagan atau siklus.

    Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas membaca buku

    tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas lain

    misalnya menugaskan siswa untuk menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas

    dapat diberikan secara individu atau kelompok.

    Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.

    Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku,

    majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    17/25

    8. Foto/Gambar

    Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar

    sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesaimelihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada

    akhirnya menguasai satu atau lebih KD. Dalam menyiapkan sebuah gambar untuk bahan

    ajar dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

    Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi. Jika foto,

    maka judulnya dapat ditulis dibaliknya.

    Buat desain tentang foto/gambar yang dinginkan dengan membuat storyboard.

    Storyboard foto tidak akan sebanyak untuk video/film.

    Informasi pendukung diambilkan dari storyboard secara jelas, padat, menarik ditulis

    dibalik foto. Gunakan sumber lain yang dapat memperkaya materi misalnya foto,

    internet, buku. Agar foto enak dilihat dan memuat cukup informasi, maka sebaiknya

    foto/gambar berukuran paling tidak 20-R.

    Pengambilan gambar dilakukan atas dasar stroryboard. Agar hasilnya baik dikerjakan

    oleh orang yang menguasai penggunaan foto, atau kalau gambar digambar oleh orang

    yang terampil menggambar.

    Editing terhadap foto/gambar dilakukan oleh orang yang menguasai substansi/isi

    materi video/film.

    Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan penilaian terhadap

    program secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi maupun sinematografinya.

    Foto/gambar biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir

    penampilan gambar, misalnya untuk pembelajaran bahasa Inggris siswa diminta untuk

    menceritakan ulang secara oral tentang situasi dalam foto/gambar. Tugas-tugas dapat

    juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa menceritakan ulang tentang foto/

    gambar yang dilihatnya dalam bentuk tertulis. Tugas dapat diberikan secara individu

    atau kelompok.

    Penilaian dapat dilakukan terhadap penampilan siswa dalam menceritakan kembali

    foto/gambar yang dilihatnya atau cerita tertulis dari foto/gambar yang telah dilihatnya.

    9.

    Model/Maket

    Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir sama dengan

    benda aslinya. Weidermannmengemukakan bahwa dengan meilhat benda aslinya yang berarti

    dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam

    pembelajaran biologi siswa dapat melihat secara langsung bagian-bagian tubuh manusia

    melalui sebuah model. Biasanya model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya

    benda yang dilihat memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga

    dengan skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya. Bahan

    ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    18/25

    agar memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun siswa dalam belajar.

    Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus menggunakan KD dalam

    kurikulum sebagai acuannya.

    Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai dengan besarkecilnya materi.

    Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat baik substansinya maupun bahan

    yang akan digunakan sebagai model.

    Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik pada selembar kertas.

    Karena tidak mungkin sebuah model memuat informasi tertulis kecuali keterangan-

    keterangan singkat saja. Gunakan berbagai sumber yang dapat memperkaya informasi

    misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

    Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket dilakukan oleh

    orang yang memiliki keterampilan untuk membuatnya. Bahan yang digunakan tentu

    saja disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya.

    Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model, dengan memberikan

    pertanyaan-pertanyaan oral. Tugas-tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain,

    misalnya berupa tugas menjelaskan secara tertulis tentang misalnya untuk

    pembelajaran biologi, fungsi jantung bagi kehidupan manusia. Tugas dapat diberikan

    secara individu atau kelompok.

    Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban lisan atau tertulis dari pertanyaan yang

    diberikan.

    D.

    Evaluasi dan Revisi Bahan Ajar

    Setelah selesai menulis bahan ajar, selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah evaluasi

    terhadap bahan ajar tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar

    telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa dilakukan dengan

    beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji coba kepada siswa secara terbatas.

    Respondenpun bisa anda tentukan apakah secara bertahap mulai dari one to one, group,

    ataupun class.Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

    Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:

    1.

    Kesesuaian dengan SK, KD2. Kesesuaian dengan perkembangan anak

    3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

    4. Kebenaran substansi materi pembelajaran

    5. Manfaat untuk penambahan wawasan

    6. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial

    Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:

    1. Keterbacaan

    2. Kejelasan informasi

    3.

    Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    19/25

    4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

    Komponen Penyajian antara lain mencakup:

    1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai

    2.

    Urutan sajian3. Pemberian motivasi, daya tarik

    4. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)

    5. Kelengkapan informasi

    Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:

    1. Penggunaan font; jenis dan ukuran

    2. Lay out atau tata letak

    3. Ilustrasi, gambar, foto

    4. Desain tampilan

    Komponen-komponen penilaian di atas dapat Anda kembangkan ke dalam format instrumen

    evaluasi. Contoh format evaluasi adalah sebagai berikut:

    Contoh Format Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar

    INSTRUMEN EVALUASI FORMATIF

    Judul Bahan Ajar : ...........

    Mata Pelajaran : ...........

    Penulis : ...........

    Evaluator : ...........

    Tanggal : ...........

    Petunjuk pengisian

    Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.

    1 = sangat tidak baik/sesuai

    2 = kurang sesuai

    3 = cukup

    4 = baik

    5 = sangat baik/sesuai

    No Komponen 1 2 3 4 5

    KELAYAKAN ISI

    1 Kesesuaian dengan SK, KD

    2 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa

    3 Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar

    4 Kebenaran substansi materi

    5 Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    20/25

    6 Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial

    KEBAHASAAN

    7 Keterbacaan

    8 Kejelasan informasi

    9 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia

    10 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien

    SAJIAN

    11 Kejelasan tujuan

    12 Urutan penyajian

    13 Pemberian motivasi

    14 Interaktivitas (stimulus dan respond)

    15 Kelengkapan informasi

    KEGRAFISAN

    16 Penggunaan font (jenis dan ukuran)

    17 Lay out, tata letak

    18 Ilustrasi, grafis, gambar, foto

    19 Desain tampilan

    Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya Anda dapat melakukan revisi atau perbaikan

    terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Setelah itu, bahan ajar siap untuk Anda

    manfaatkan dalam proses pembelajaran.

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    21/25

    E. Matrik Keterkaitan Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak

    Teknik penyusunan bahan ajar cetak ataupun non cetak, dapat dilihat pada tabel berikut :

    No. Jenis Bahan Ajar Teknik Penyusunan

    1 Cetak

    (Handout, Buku,

    Modul, LKS, Brosur,

    Leaflet, Wallchart,

    Foto/ Gambar, Model/

    Miket)

    Judul/ materi sesuai yang disajikan harus berintikan pada

    KD/ MP yang harus dicapai oleh peserta didik.

    Ada enam hal yang harus diperhatikan, yaitu:

    Tampilannya jelas dan menarik

    Bahasa yang mudah

    Mampu menguji pemahaman

    Adanya stimulan

    Kemudahan dibaca

    Materi instruksional

    2 Audio

    (Kaset/ CD/ PH, Radio)

    Judul diturunkan dari KD/ MP sesuai dengan besar

    kecilnya materi

    Adanya petunjuk penggunaan

    Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat dan

    menarik dalam bentuk tertulis dan direkam dalam pita

    kaset, PH, atau CD

    Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain

    Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugasyang diberikan

    Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat

    memperkaya materi

    3 Audio-Visual

    (Video/ Film, Orang)

    Analisis kurikulum

    Penentuan media

    Skema yang menunjukkan sekuensi (skenario) dari sebuah

    program video/ film atau skrip

    Pengambilan gambar

    Proses editing

    4 Interaktif

    (CD Interaktif, Orang)

    Diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung

    yang memadai

    Biasanya disajikan dalam bentuk CD

    Menurunkan judul dari KD/ MP sesuai dengan besar

    kecilnya materi

    Menuliskan petunjuk pembelajarannya

    Menjelaskan informasi pendukung secara jelas, padat, dan

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    22/25

    menarik dalam bentuk tertulis maupun gambar diam/

    bergerak

    Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat

    memperkaya materi

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    23/25

    44

    F. Matriks Keterkaitan Prinsip, Peran, Karakteristik, Jenis, Kekurangan dan Kelebihan dari

    Bahan Ajar Cetak dan Noncetak

    Keterkaitan bahan ajar cetak dan non cetak secara umum dapat diliat pada tabel dibawah ini :

    Faktorpembeda

    Bahan Ajar Cetak Bahan Ajar Non Cetak

    Prinsip Relevansi

    Konsistensi

    Kecukupan

    Relevansi

    Konsistensi

    kecukupan

    Peran /

    Manfaat

    Peran bagi guru

    1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai

    dengan tuntutan kurikulum dan

    sesuai dengan kebutuhan belajar

    peserta didik2. Tidak lagi tergantung kepada buku

    teks yang terkadang sulit untuk

    dipeoleh.

    3. Memperkaya karena dikembangkan

    dengan menggunakan berbagai

    referensi.

    4. Menambah khasanah pengetahuan

    dan pengalaman guru dalam

    menulis bahan ajar.

    5. Membangun komunikasi

    pembelajaran yang efektif antara

    guru dan peserta didik karena

    peserta didik akan merasa lebih

    percaya kepada gurunya.

    6. Menambah angka kredit jika

    dikumpulkan dan diterbitkan

    Peran Bagi Siswa

    2.

    Kegiatan pembelajaran menjadi

    lebih menarik.

    3. Kesempatan untuk belajar secara

    lebih mandiri dan mengurangi

    ketergantungan terhadap kehadiran

    guru.

    4. Menadapatkan kemudahan dalam

    mempelajari setiap kompetensi

    yang harus dikuasainya.

    Peran bagi guru

    1. Menghemat waktu guru dalam

    Mengajar

    2. Mengubah peranan guru dari

    seorang pengajar menjadiseorang fasilitator

    3. Meningkatkan proses

    pembelajaran menjadi lebih

    efektiv dan interaktif

    Peran bagi siswa

    1. Siswa dapat belajar tanpa harus

    ada guru atau teman siswa yang

    lain

    2. Siswa dapat belajar kapan saja

    dan di mana saja ia kehendaki

    3. Siswa dapat belajar sesuai

    dengan kecepatan sendiri

    4. Siswa dapat belajar menurut

    urutan yang dipilihnya sendiri

    5. Membantu potensi siswa untuk

    menjadi pelajar madiri

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    24/25

    45

    Jenis Modul

    Hand Out

    LKS

    Buku

    OHT (Overhead

    Transparancies)

    Audio

    Video Slide

    Computer Based Material

    Karakteristik 1. Harus mampu membelajarkan

    sendiri para siswa (self-instructional)

    2. Bersifat lengkap (self-contained)

    3. Mampu membelajarkan peserta

    didik (self-instructional material),

    1. prinsip-prinsip desain

    pembelajaran yang berorientasi

    kepada tujuan (objective model)

    2. prinsip belajar mandiri

    3. prinsip belajar maju

    berkelanjutan (continuous

    progress)

    4. penilaian belajar mandiri

    terhadap kemajuan belajar (self-

    evaluation)

    Kelebihan a. mudah diperoleh dan dibawa ke

    mana-mana.

    b. mudah dipelajari kapan dan di

    mana pun,

    c. tidak memerlukan alat khusus untuk

    menggunakannya,

    d. pengirimannya relatif mudah dan

    murah dibanding media lainnya,

    serta

    e. merupakan media yang paling

    canggih untuk mengembangkan

    kemampuan siswa untuk belajar

    tentang fakta dan prinsip-prinsip

    umum serta abstrak dengan

    menggunakan argumentasi yang

    logis.

    a. dapat menggambarkan

    gerakan, keterkaitan, dan

    memberikan dampak terhadap

    topik yang dibahas,

    b. dapat dikombinasikan antara

    gambar dengan gerakan, serta

    c. fleksibel dan mudah diadaptasi.

    Kekurangan a. tidak mampu mempresentasikan

    gerakan,

    b. pemaparan materi dalam bahan ajar

    cetak cenderung linier

    c. tidak mampu mempresentasikan

    kejadian secara berurutan,

    d. untuk membuat bahan ajar cetak

    a. pada umumnya

    membutuhkan alat khusus

    untuk menggunakannya,

    b. tidak kompatibel antarjenis

    yang ada, serta

    c. aliran informasi yang

    disampaikan sangat fixed

  • 7/26/2019 Makalah 7 Pengembangan Bahan Ajar

    25/25

    46

    yang bagus, diperlukan biaya yang

    tidak sedikit,

    e. membutuhkan kemampuan baca

    yang tinggi dari pembacanya,

    f. tidak dapat atau sulit memberikan

    bimbingan kepada pembacanya

    yang mengalami kesulitan

    memahami bagian tertentu dari

    bahan ajar tersebut, serta

    g. sulit untuk memberikan umpan

    balik untuk pertanyaan-pertanyaan

    kompleks yang memiliki

    kemungkinan banyak jawaban.

    d. Ongkos produksinya mahal

    e. Membutuhkan alat khusus

    Untuk mengoperasikannya

    f.

    Memerlukan computer dan

    pengetahuan programmer.

    g. Membutuhkan hardware

    khusus untuk proses

    pengembangan dan

    penggunaannya.

    h. Hanya efektiv bila digunakan

    untuk penggunaan seseorang

    atau beberapa orangdalam

    kurun waktu tertentu