177
PENGARUH INVENTORY INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi empiris pada perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Dwi Oktaviani NIM : 11140820000021 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

  • Upload
    ngominh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

PENGARUH INVENTORY INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP

EFFECTIVE TAX RATE

(Studi empiris pada perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2013-2017)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh:

Dwi Oktaviani

NIM : 11140820000021

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018

Page 2: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

PENGARUH INVENTORY INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan BisnisUntuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DWI OKTAVIANI11140820000021

Di Bawah Bimbingan

Fitri Damayanti, SE.,M.Si.NIP. 19810731 200604 2 003

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2018 M

ii

Page 3: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Kamis, 28 Juni 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

Nama : Dwi Oktaviani

No. Induk Mahasiswa : 11140820000021

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi : Pengaruh Inventory Intensity Ratio, Activity Ratio

dan Ownership Structure terhadap Effective Tax

Rate (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Juni 2018

1. Yusro Rahma, SE.,M.Si. (......................................)NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji I

2. Atiqah, SE.,M.S, Ak (............................................)NIP. 19820120 200912 2 004 Penguji II

iii

Page 4: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 11 Desember 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Dwi Oktaviani

2. NIM : 11140820000021

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Inventory Intensity Ratio, Activity Ratio dan

Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Desember 2018

1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( )

NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua Penguji

2. Dr. Rini, M.Si.,Ak.,CA

NIP. 19760315 200501 2 002

3. Fitri Damayanti, SE.,M.Si. ( )

NIP. 19810731 200604 2 003 Pembimbing

iv

Page 5: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dwi Oktaviani

Nomor Induk Mahasiswa : 11140820000021

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan

sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 27 November 2018

v

Page 6: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dwi Oktaviani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 16 Oktober 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Kp. Panggulan RT. 04 RW. 05,

Kelurahan Pengasinan, Kecamatan

Sawangan, Kota Depok

5. Telepon : 087879576448

6. Email : [email protected]

II. Pendidikan

1. TK Khusnul Hotimah Tahun 2001-2002

2. SDN 03 Pengasinan Tahun 2002-2008

3. SMPN 10 Depok Tahun 2008-2011

4. SMA Al-Hasra Depok Tahun 2011-2014

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Tahun 2014-2018

Hidayatullah Jakarta

III. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Herman

2. Ibu : Soleha

3. Anak ke- : Pertama dari Dua bersaudara

IV. Pengalaman Organisasi

1. Paskibraka Kota Depok Tahun 2012

2. Anggota Divisi Seni dan Olahraga Himpunan Mahasiswa Jurusan

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2014-2015

vi

Page 7: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

3. Anggota Divisi Seni dan Musik Himpunan Mahasiswa Jurusan

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2015-2016

4. Bendahara KKN Yassir 054 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017

vii

Page 8: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

THE EFFECT OF INVENTORY INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO AND OWNERSHIP STRUCTURE TO EFFECTIVE TAX

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of inventory intensity ratio, activity ratio and ownership structure to effective tax rate. This research was conducted to a Manufaktur Sector listed on the Indonesia Stock Exchange during 2013-2017.

The sample of this research are chosen using purposive sampling. This reeseach obtained data 59 companies data per year, after the data is being processed, acquired 32 companies data affected by outlier. Total number of sample used in this research are 115 companies with 23 companies per year. Hypohesis testing in this research using multiple linear regression analysis with of SPSS software version 24.

The results of this research indicate that inventory intensity ratio have no effect on effective tax rate. While activity ratio, managerial ownership and institutional ownership have significant impact on effective tax rate.

Keyword: inventory intensity ratio, activity ratio, managerial ownership, institutional ownership, effective tax rate.

viii

Page 9: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

PENGARUH INVENTORY INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN OWNERSHIP STRUCTURE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh inventory intensity ratio, activity ratio dan ownership structure terhadap effective tax rate. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini diperoleh data 59 perusahaan pertahunnya, setelah dilakukan pengolahan data terdapat 32 perusahaan terkena outlier, total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 115 perusahaan dengan pertahunnya yaitu 23 perusahaan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji regresi linear berganda dengan software SPSS versi 24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inventory intensity ratio tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Sedangkan activity ratio, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap effective tax rate.

Kata kunci: Inventory intensity ratio, activity ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, effective tax rate.

ix

Page 10: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Inventory Intensity Ratio,

Activity Ratio dan Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate”. Shalawat

serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang

telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Herman dan Ibu Soleha yang selalu dengan ikhlas

memberikan dukungan dengan penuh perhatian, kasih sayang, semangat dan

doa yang tiada henti kepada penulis.

2. Adik tersayang Andhika Rizky Saputra yang telah memberikan semangat

kepada penulis.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan

x

Page 11: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu

berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Sahabat seperjuangan di masa-masa kuliah Andi Nuraeni, Mahhal Qa’dah

Widayanti, Najah Widadil Yumna, Liana Khodijah terimakasih selalu saling

support, mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Dan terimakasih juga untuk sahabatku Nurfatin

Salma Rufaidah yang telah memberikan semangat, serta doa dan meluangkan

waktunya untuk membantu dalam pembuatan skripsi hingga selesainya skripsi

ini.

10. Sahabat-sahabatku Putri, Noni, Farah, Indah, Zuhra, Dewi, Eno, Syifa, Fety,

Intan, Lisna, Imtiyaz yang telah memberikan semangat serta doa kepada

penulis.

11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, terimakasih atas doa

dan insipirasinya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sukses untuk kita semua.

12. Keluarga besar HMJ Akuntansi yang telah memberikan banyak pembelajaran

dan pengalaman organisasi kepada penulis.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya

dalam proses penyusunan skripsi ini.

xi

Page 12: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 27 November 2018

(Dwi Oktaviani)

xii

Page 13: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF............................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................vi

ABSTRACT......................................................................................................... viii

ABSTRAK............................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................8

C. Tujuan Penelitian......................................................................................8

D. Manfaat Penelitian....................................................................................9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10

A. Tinjauan Literatur....................................................................................10

1. Teori Keagenan (Agency Theory)........................................................10

2. Pajak.....................................................................................................13

3. Effective Tax Rate (ETR).....................................................................15

4. Inventory Intensity Ratio......................................................................16

5. Activity Ratio........................................................................................18

6. Kepemilikan Manajerial......................................................................20

7. Kepemilikan Institusional....................................................................21

B. Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................................22

xiii

Page 14: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

C. Pengembangan Hipotesis.........................................................................29

1. Pengaruh Inventory Intensity Ratio terhadap Effective Tax Rate........29

2. Pengaruh Activity Ratio terhadap Effective Tax Rate..........................30

3. Pengaruh Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate..............32

D. Kerangka pemikiran.................................................................................35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................36

A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................36

B. Metode Penentuan Sampel.....................................................................36

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................37

1. Variabel Dependen..............................................................................37

2. Variabel Independen............................................................................38

D. Metode Analisis Data.............................................................................40

1. Analisis Statistik Deskriptif.................................................................41

2. Uji Asumsi Klasik................................................................................41

3. Uji Hipotesis........................................................................................44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................47

A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................47

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian...............................................................49

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................49

2. Hasil Uji Asumsi Klasik......................................................................51

3. Hasil Uji Hipotesis...............................................................................58

C. Pembahasan............................................................................................63

1. Pengaruh Inventory Intensity Ratio terhadap Effective Tax Rate........63

2. Pengaruh Activity Ratio terhadap Effective Tax Rate..........................64

3. Pengaruh Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate..............65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................70

A. Kesimpulan.............................................................................................70

B. Keterbatasan...........................................................................................71

C. Saran.......................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................73

LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................76

xiv

Page 15: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.....................................................................23

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel......................................................................40

Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel....................................................................48

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif.................................................................................50

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S)...................54

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................55

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Runs Test.............................................56

Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedatisitas Dengan Uji White......................................58

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi............................................................59

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan.............................................................60

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Individual...........................................................61

xv

Page 16: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran...............................................................35

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram...........................................52

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot.............................53

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas Dengan Scatterplot.................................57

xvi

Page 17: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Data Perusahaan Sampel...............................................................77

LAMPIRAN 2 Perhitungan Inventory Intensity Ratio...........................................78

LAMPIRAN 3 Perhitungan Activity Ratio.............................................................83

LAMPIRAN 4 Perhitungan Kepemilikan Manajerial...........................................88

LAMPIRAN 5 Perhitungan Kepemilikan Institusional.........................................89

LAMPIRAN 6 Perhitungan Effective Tax Rate.....................................................90

LAMPIRAN 7 Hasil Output SPSS........................................................................95

xvii

Page 18: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang

berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis. Tidak heran

banyak perusahaan-perusahaan yang mendirikan usahanya di Indonesia.

Oleh sebab itu, semakin banyak perusahaan yang mendirikan usahanya di

Indonesia, semakin menguntungkan pemerintah dalam penerimaan negara

dari sektor pajak.

Putri & Launtania (2016) menyebutkan bahwa, bagi pemerintah

pajak tersebut merupakan salah satu sumber pendanaan dalam membiayai

pembangunan negara. Bagi perusahaan, pajak merupakan hal yang ingin

dihindari karena merugikan perusahaan. Pajak bagi perusahaan merupakan

beban yang dapat mengurangi laba bersih dari suatu perusahaan. Zulaikha

(2014) menyebutkan bahwa reformasi perpajakan adalah perubahan yang

mendasar di segala aspek perpajakan yang memiliki tiga tujuan utama,

yaitu tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, kepercayaan pada

administrasi perpajakan yang tinggi dan produktivitas aparat perpajakan

yang tinggi. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan fiskal harus

melakukan perubahan sistem perpajakan menjadi lebih baik dalam rangka

meningkatkan penerimaan negara dalam sektor pajak.

Untuk mendorong perusahaan agar tidak merasa pajak merupakan

beban yang harus dihindari dan mendorong mereka untuk lebih giat lagi

1

Page 19: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

berusaha, pemerintah memberikan insentif penurunan pajak badan

terhadap perusahaan pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 17

ayat 2(b) menjelaskan bahwa : “Wajib pajak badan dalam negeri yang

berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh

persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di

bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat

memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada tarif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.”

Tidak hanya penurunan tarif, dengan berlakunya Peraturan

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang penyederhanaan perhitungan

pajak, yaitu apabila penghasilan dari usaha yang diperoleh wajib pajak

badan tidak lebih dari Rp 4,8 miliar dalam setahun akan dikenakan tarif

sebesar 1%. Pemerintah berharap dengan penuruan tarif pajak dan

penyederhaan perhitungan pajak, diharapkan dapat menguntungkan pihak

wajib pajak sehingga penerimaan dari wajib pajak badan juga ikut

meningkat. Di Indonesia, sistem perpajakan yang digunakan adalah self

assessment system yaitu pemerintah memberikan wewenang kepada

pengusaha kena pajak untuk menghitung dan melaporkan pajak sendiri.

Penggunaan self assessment system dapat memberikan kesempatan

perusahaan untuk menghitung penghasilan kena pajak serendah mungkin,

sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan menjadi turun

(Zulaikha, 2014).

2

Page 20: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Musyarrofah (2017) menyebutkan bahwa kegunaan pajak adalah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan

tugas-tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah. Pajak juga

mempunyai fungsi yang dibedakan menjadi dua, yaitu menurut fungsi

penerimaan (budgeter) pajak sebagai sumber dana yang ditujukan untuk

pembiayaan pengeluaran pemerintah dan fungsi mengatur (regular) pajak

sebagai alat ukur untuk melaksanakan kebijakan dibidang sosial maupun

ekonomi contohnya seperti PPnBM, Pajak Ekspor 0% dan lain-lain.

Wajib pajak di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak

orang pribadi dan wajib pajak badan. Wajib pajak orang pribadi adalah

dimana wajib pajak yang dibayar dengan sendirinya atau yang belum

menikah sedangkan wajib pajak badan adalah wajib pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan serta telah mendaftarkan diri guna memperoleh

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Tarif pajak efektif perusahaan (Effective Tax Rate) sering

digunakan sebagai salah satu acuan oleh para pembuat keputusan dan

pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat kebijakan dalam

perusahaan dan memuat kesimpulan sistem perpajakan pada perusahaan.

Menurut Lestari, et al (2015) salah satu cara untuk mengukur seberapa

baik sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif

pajak efektifnya. Efektif tidaknya upaya perusahaan memperkecil beban

pajaknya dilihat melalui effective tax rate (ETR) perusahaan tersebut. Pada

3

Page 21: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

dasarnya effective tax rate (ETR) merupakan perbandingan antara

kewajiban perpajakan yang dihasilkan dari penghasilan kena pajak

berdasarkan peraturan perpajakan, terhadap laba akuntansi berdasarkan

standar akuntansi.

Upaya pemerintah untuk melakukan pengoptimalan dalam sektor

pajak ini bukan tanpa kendala. Salah satu kendala pemerintah dalam upaya

pengoptimalan sektor pajak ini adalah penghindaran pajak (Tax

Avoidance) dan penggelapan pajak (Tax Evasion) atau dengan berbagai

kebijakan yang diterapkan perusahaan untuk meminimalkan jumlah pajak

yang dibayar perusahaan, salah satunya adalah perusahaan dapat memilih

metode akuntansi yang tepat untuk menurunkan effective tax rate (ETR).

Penghindaran pajak (Tax Avoidance) adalah suatu tindakan yang benar-

benar legal (Zulaikha, 2014).

Penghidaran pajak sama sekali tidak melanggar hukum dan bahkan

dapat memperoleh penghematan pajak dengan cara memanfaatkan

kelonggaran-kelonggaran aturan yang mengatur tentang pajak, sehingga

perusahaan dapat menghemat pengeluaran pajak. Sedangkan penggelapan

pajak (Tax Evasion) adalah usaha meminimalkan pembayaran pajak,

namun melanggar hukum yang berlaku tentang perpajakan. Dengan

menggunakan tarif pajak efektif dapat dijadikan kategori pengukuran

perencanaan pajak yang efektif.

Terdapat kasus Tax Avoidance di dalam suatu perusahaan yang

bergerak di bidang jasa kesehatan di Singapura, yaitu PT RNI. Dimana PT

4

Page 22: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

RNI tersebut sedang dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Direktorat

Jenderal Pajak (DJP), perusahaan tersebut diduga melakukan upaya-upaya

penghindaran pajak. Menteri Keuangan Bambang, menegaskan bahwa

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak atau tidak tertib terhadap

kewajiban pajaknya, akan dikenakan sanksi hukum. Namun yang menarik

di dalam kasus ini adalah banyak modus-modus dimulai dari administrasi

sampai aktivitas perusahaan yang dilakukan dalam melakukan kewajiban

pajak.

Apabila kita melihat dalam segi pemodalannya, PT RNI bertahan

hidup dengan menggantungkan dari utang afiliasi yaitu pemilik pusat di

Singapura memberikan pinjaman kepada RNI di Indonesia. Jadi dia tidak

menanamkan modal tetapi memberikan modal tersebut sebagai utang,

dimana kita lihat apabila utang tersebut mempunyai bunga dan dibayarkan

itu dianggap seperti dividend oleh pemilik pusat di Singapura. Karena

modal perusahaan dianggap sebagai utang maka akan mengurangi pajak

terhutangnya dan bisa menghindarkan dari kewajiban pajaknya.

Perusahaan tersebut mempunyai dua pemegang saham yang

memberikan keputusan tertinggi di Indonesia. Namun dua pemegang

saham tersebut tidak melamporkan SPT pajak, terhitung dari 2007-2015

dan dua pemegang saham ini adalah orang asli Singapura tidak

membayarkan pajak penghasilannya, padahal dia sudah mempunyai

penghasilan di Indonesia. (www.ekonomi.kompas.com)

5

Page 23: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Berdasarkan dari kasus mengenai perusahaan yang melakukan

penghindaran pajak di Indonesia, selama beberapa tahun ini menjadi isu

yang sangat penting, yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan di dalam

mempengaruhi ETR, diantaranya inventory intensity ratio, activity ratio ,

dan ownership structure. Putri & Launtania (2016) menyebutkan bahwa

tingkat persediaan atau inventory intensity ratio yang tinggi dapat

mengurangi jumlah pajak yang dibayar perusahaan. Hal ini karena

timbulnya beban-beban bagi perusahaan akibat dari adanya persediaan

(Herjanto, 2007:248). Beban-beban tersebut akan mengurangi laba bersih

perusahaan dan mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan oleh

perusahaan. Manajer akan berusaha meminimalisir beban tambahan karena

banyaknya persediaan agar tidak mengurangi laba perusahaan. Tetapi di

sisi lain, manajer akan memaksimalkan biaya tambahan yang terpaksa

ditanggung untuk menekan beban pajak yang dibayar perusahaan.

Activity ratio atau rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya perusahaan

(penjualan, persediaan, piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari

Ambarukmi dan Diana (2017). Salah satu proksi yang digunakan untuk

mengukur rasio aktivitas yaitu assets turnover. Asset Turnover

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva

untuk menghasilkan penjualan, semakin besar rasio ini berarti semakin

6

Page 24: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan (Jumhana, 2007).

Menurut Mufidah dan Azizah (2018), semakin tinggi Ratio Total Asset

Turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam

menghasilkan penjualan.

ETR juga dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan.

Struktur kepemilikan perusahaan terdiri dari kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial. Menurut Ali et al. (2008) ketika kepemilikan

manajerial dalam sebuah perusahaan tinggi, manajer cenderung akan

mengurangi usahanya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan

dorongan untuk memanipulasi laba termasuk meningkatkan laba dan

menurunkan beban pajak. Kepemilikan institusional juga akan

mempengaruhi perusahaan agar lebih agresif dalam upaya memaksimalkan

laba setelah pajak, sehingga pihak institusi sebagai pemegang saham akan

fokus pada kinerja jangka pendek yang mendorong manajer membuat

keputusan untuk meningkatkan laba jangka pendek (Khurana & Moser,

2009). Dengan adanya pengawasan dari kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial akan membuat pihak perusahaan lebih berhati-hati

dalam menentukan strategi terkait dengan pajak.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

diteliti oleh Putri & Launtania (2016). Variabel independen yang

digunakan penelitian sebelumnya menggunakan variabel capital intensity

ratio, inventory intensity ratio, ownership structure, dan profitability.

Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel inventory

7

Page 25: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

intensity ratio dan ownership structure. Dan menambah variabel activity

ratio dari penelitian. Ambarukmi dan Diana (2017).

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Inventory Intensity Ratio, Activity Ratio dan

Ownership Structure Terhadap Effective Tax Rate pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di kemukakan, maka permasalahan

pokok yang dirumsukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah inventory intensity ratio berpengaruh terhadap effective tax

rate ?

2. Apakah activity ratio berpengaruh terhadap effective tax rate ?

3. Apakah ownership structure yang diproksikan pada kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

effective tax rate?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh inventory intensity ratio terhadap effective

tax rate

2. Untuk mengetahui pengaruh activity ratio terhadap effective tax rate

8

Page 26: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

3. Untuk mengetahui pengaruh ownership structure yang diproksikan

pada kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap effective tax rate

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutrnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

b. Masyarakat, sebagai sarana informasi untuk menambah

pengetahuan akuntansi.

c. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai topik ini.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi pembuat kebijakan perpajakan agar dapat lebih

memperhatikan hal-hal yang bisa digunakan oleh perusahaan yang

dapat mengurangi pendapatan negara dari sektor pajak.

b. Bagi perusahaan agar perusahaan dapat lebih baik lagi dalam upaya

mengurangi beban pajak yang dihasilkan oleh perusahaan.

9

Page 27: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen & Meckling (1976) menjelaskan teori agensi adalah

kontrak antara satu atau beberapa principal yang menyewa orang lain

(agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka yang

meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada

agent. Dalam pendelegasian wewenang pemilik (principal) kepada

manajer (agent), manajemen diberi hak untuk mengambil keputusan

bisnis bagi kepentingan pemilik. Namun terkadang manajer tidak

melaporkan keadaan perusahaan sesuai dengan keadaaan perusahaan

yang sebenarnya.

Manajer berkewajiban untuk mengelola perusahaan dengan

sebaik-baiknya sehingga perusahaan akan mendapatkan laba yang

cukup signifikan, kemudian agen melaporkan kepada pemilik

perusahaan (principal) tentang keadaan perusahaan untuk mengetahui

apakah kinerja perusahaan berjalan dengan sesuai apa yang

diharapkan. Karena memiliki tanggungjawab yang berat, manajer

menuntut pemilik perusahaan (principal) untuk mendapatkan imbalan

yang sesuai dengan permintaan manajer. Hal ini dapat memunculkan

10

Page 28: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

asimetri informasi karena terdapat perbedaan kepentingan dan tujuan

antara prinsipal dan agen. (Zulaikha, 2014)

Menurut Zulaikha (2014) asimetri infromasi pada teori agensi

terjadi karena faktor-faktor berikut:

a. Adverse selection

Adverse selection mengungkapkan bahwa adanya ketidak

seimbangan informasi yang dimiliki antara kedua belah pihak yaitu

principal (pemegang saham, debitur, pemilik perusahaan) dan

agent (manajemen perusahaan).

b. Moral hazard

Moral hazard menjelaskan tentang suatu bentuk

penyelewengan yang dilakukan pihak agent (manajemen

perusahaan) yang tidak sesuai dengan kontrak yang telah

disepakati. Hal tersebut terjadi akibat kegiatan manajer perusahaan

yang tidak diketahui oleh para pemegang saham maupun kreditur

sehingga memungkinkan agen untuk melakukan tindakan-tindakan

yang tidak sesuai dengan norma.

Perbedaan kepentingan antara principal dan agent dapat

mempengaruhi berbagai hal yang menyangkut kinerja perusahaan,

salah satunya adalah kebijakan perusahaan mengenai pajak. Sistem

perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system

yaitu wewenang yang diberikan oleh pemerintah untuk menghitung

dan melaporkan pajak sendiri. Penggunaaan self assessment system

11

Page 29: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

dapat memberikan kesempatan pihak agent untuk menghitung

penghasilan kena pajak serendah mungkin, sehingga beban pajak yang

ditanggung perusahaan menjadi turun. Hal ini dilakukan pihak agent

karena adanya asimetris informasi terhadap pihak principal, dengan

melakukan manajemen pajak maka pihak agent akan memperoleh

keuntungan tersendiri yang tidak bisa didapatkan dari kerjasama

dengan pihak principal. (Zulaikha, 2014)

Menurut Musyarrofah (2017) perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya masalah yang

biasa disebut agency problem. Untuk mengurangi masalah antara

manajer dan pemegang saham salah satunya dengan cara

meningkatkan kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan.

Jika dalam struktur kepemilikan perusahaan dimiliki oleh

kepemilikan manajerial, maka manajer akan berupaya untuk

mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kewajiban pajak

perusahaan selama beberapa tahun ketika kepemilikan manajerial

dalam sebuah perusahaan tinggi maka manajer cenderung akan

mengurangi usahanya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan

mendorong untuk memanipulasi laba termasuk meningkatkan laba dan

menurunkan beban pajak. Semakin tinggi kepemilikan manajerial yang

dimiliki perusahaan maka akan memiliki Cash effective tax rate yang

rendah. (Musyarrofah, 2017)

12

Page 30: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Sedangkan adanya kepemilikan institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan pada manejemen. Pengawasan yang tinggi

maka akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan

yang terjadi pada pihak manajemen maka akan mengurangi perilaku

opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost. (Susanti

dan Mildawati, 2014).

Selain struktur kepemilikan, dalam agensi teori manajer akan

berusaha meminimalisir beban tambahan karena banyaknya persediaan

agar tidak mengurangi laba perusahaan. Di sisi lain, manajer akan

memaksimalkan biaya tambahan yang terpaksa ditanggung untuk

menekan beban pajak. Cara yang akan digunakan manajer adalah

dengan membebankan biaya tambahan persediaan untuk menurunkan

laba perusahaan sehingga dapat menurunkan beban pajak perusahaan.

Jika laba perusahaan mengecil, maka akan menyebabkan menurunnya

pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. (Putri & Launtania, 2016)

2. Pajak

Berdasarkan UU No. 28 tahun 2007 pasal 1 ayat (1) pengertian

pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(Putri & Launtania, 2016)

13

Page 31: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Berikut ini beberapa pengertian pajak yang dikutip dari

Sukrisno Agoes dan Estralita Trisnawati dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Perpajakan (2013:6) sebagai berikut :

a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa

timbal-balik (kontrapresti) yang langsung dapat ditunjukkan, dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Prof. Dr. P. J. A Andriani

Pajak adalah iuran kepada neagara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan.

c. Prof. Dr. MJH. Smeets

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Sedangkan pengertian pajak sesuai Pasal 1 angka 1 UU

KUP menyebutkan bahwa “Pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

14

Page 32: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli

dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1) Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-

undang serta aturan pelaksanaannya.

2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun

daerah.

4) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah

yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,

dipergunakan untuk membiayai public investment.

5) Pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak bujeter, yaitu

fungsi mengatur.

3. Effective Tax Rate (ETR)

Menurut Richardson & Lanis (2007) Tarif pajak efektif adalah

perbandingan antara pajak riil yang kita bayar dengan laba komersial

sebelum pajak. Tarif pajak efektif digunakan untuk mengukur dampak

perubahan kebijakan perpajakan atas beban pajak perusahaan. Dengan

menggunakan tarif pajak efektif kita bisa mengetahui seberapa besar

persentase perusahaan sebenarnya membayar pajak sebenarnya

15

Page 33: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

terhadap laba komersial yang diperoleh oleh perusahaan. Serta dari

tarif pajak efektif ini perusahaan bisa melihat berapa riilnya

perusahaan membayar pajak apakah lebih besar atau lebih kecil dari

tarif yang ditetapkan berdasarkan laba komersial sebelum pajak

perusahaan tersebut. Tarif pajak efektif perusahaan merupakan ukuran

penting dari beban pajak bagi para pembuat kebijakan untuk jenis

usaha tertentu dan dalam pemberian insentif kepada wajib pajak.

(Imelia, 2015).

Effective Tax Rate adalah tarif pajak yang sesungguhnya

berlaku atas penghasilan Wajib Pajak yang diperoleh dari perhitungan

rasio antara beban pajak penghasilan kini (current tax expense) dengan

laba sebelum pajak penghasilan (earning before income tax/EBIT).

Soepriyanto (2011) berpendapat bahwa secara ringkas, ETR

menunjukkan efektivitas pemberian tax incentive dan tax planning

dalam perhitungan yang mudah dilakukan.

4. Inventory Intensity Ratio

Inventory Intensity Ratio menunjukkan keefektifan dan

keefisienan perusahaan untuk mengatur investasinya dalam persediaan

yang direfleksikan dalam berapa kali persediaan itu diputar selama satu

periode tertentu (Etty dan Rasita, 2005). Menurut Harahap (2009)

rasio ini menggambarkan hubungan antara volume barang yang terjual

dengan volume dari persediaan yang ada ditangan dan digunakan

16

Page 34: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

sebagai salah satu ukuran efisiensi perusahaan. Beberapa fungsi dari

persediaan menurut Herjanto (2007:238) antara lain:

a. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau

barang yang diperlukan oleh perusahaan.

b. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik

sehingga harus dikembalikan.

c. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau

inflasi.

d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman

sehingga persediaan tidak akan kesulitan jika bahan baku tidak

tersedia di pasaran.

e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon

kuantitas. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

tersedianya barang yang diperlukan.

f. Meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang

yang lebih besar. Persediaan merupakan salah satu aset yang

sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaan ritel,

manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya (Martani et al, 2012).

Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan yang besar

membutuhkan biaya yang besar untuk mengatur persediaan yang

ada. Herjanto (2007:237) menjelaskan bahwa jumlah persediaan

yang besar akan mengakibatkan timbulnya dana menganggur

yang besar, meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko

17

Page 35: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

kerusakan barang yang lebih besar. Persediaan merupakan salah

satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi

perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya

(Martani et al, 2012).

5. Activity Ratio

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif

perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki, sejauh mana

efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh

penjualan. Menurut Deanta (2009:27) rasio aktivitas diantaranya

adalah perputaran total aktiva, periode pengumpulan piutang,

perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap.

a. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Perputaran total aktiva menunjukkan atau mengukur

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang

diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dicari

dengan membagi penjualan netto dengan total aktiva (rata-

rata).

b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar

pada suatu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).

18

Page 36: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Receivable Turnover dicari dengan membagi penjualan kredit

dengan piutang rata-rata.

c. Periode pengumpulan piutang (Average Collection Period)

Periode pengumpulan piutang menunjukkan rata-rata hari yang

diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Jika

menghasilkan angka yang semakin tinggi menunjukkan bahwa

kebijaksanaan kredit terlalu liberal yang dapat mengakibatkan

piutang tidak tertagih dan investasi dalam piutang terlalu

tinggi. Angka rasio ini semakin kecil menunjukkan hasil yang

semakin baik. Average Collection Period dapat dicari dengan

mengalikan piutang rata-rata dengan 360 hari selanjutnya

hasilnya dibagi dengan penjualan kredit.

d. Perputaran persediaan (Inventory Turover)

Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan

dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu

periode tertentu. Atau. Likuiditas dari persediaan dan tendensi

adanya “overstock”. Rasio ini dicari dengan membagi harga

pokok penjualan dengan persediaan rata-rata.

e. Working Carpital Turnover

Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur

kemampuan modal kerja (netto) yang berputar pada suatu

periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat di perusahaan.

Working Capital Turnover dapat dicari dengan membagi

19

Page 37: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

penjualan netto dengan hasil dari pengurangan aktiva lancar

dengan hutang lancar.

f. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur bagaimana

perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Rasio ini dicari

dengan membagi penjualan dengan jumlah aktiva tetap.

6. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan

bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer

tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Rustiarini,

2011). Kepemilikan saham manajerial dapat menyelaraskan antara

kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut

dapat merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambilnya

dan manajer juga akan menanggung risiko apabila ada kerugian yang

timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

(Putri & Launtania, 2016)

Kepemilikan manajerial juga berhasil menjadi mekanisme

untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan

menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang

saham. Sehingga permasalahan keagenan dapat diasumsikan akan

hilang jika seorang manajer dianggap sebagai seorang pemilik.

Kebijakan dan keputusan perusahaan dengan adanya kepemilikan

manajerial tentu akan berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan

20

Page 38: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

manajerial. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial, sebagai

pemegang saham tentunya akan menyeimbangkan kepentingannya

sebagai manajer dan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat

dihitung dengan cara membandingkan jumlah saham yang dimiliki

direksi dan komisaris dengan total saham yang beredar. (Putri &

Launtania, 2016)

7. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham

perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga antara lain

seperti perusahaan investasi, perusahaan asuransi, bank ataupun

perusahaan-perusahaan swasta lain. Dengan adanya kepemilikan

institusional, pemegang saham mampu mengoptimalkan pengawasan

kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang

diambil oleh pihak manajemen yang bertindak sebagai pengelola

perusahaan. Putri & Launtania (2016) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memainkan peran penting dalam pengawasan,

mendisiplinkan, dan mempengaruhi manajer.

Adanya pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajer,

maka manajer akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Beberapa metode yang digunakan oleh pemilik institusional yang

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, mulai dari

diskusi informal dengan manajemen, sampai dengan pengendalian

seluruh kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan.

21

Page 39: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel berikut:

22

Page 40: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitianPersamaan Perbedaan

1. Citra Lestari Putri, dan Maya Febrianty Lautania (2016)

Pengaruh Capital Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, OwnershipStrucutre Dan Profitability Terhadap Effective Tax Rate (Etr)

Variabel inventory intensity ratio, ownership structure, effective tax rate dan objek penelitian

Variabel capital intensity ratio, profitability dan tahun data penelitian

Capital intensity ratio, inventory intensity ratio,managerial ownership, institutional ownership,dan profitability berpengaruh secara bersamasamaterhadap ETR

2. Eva Musyarrofah dan Lailatul Amanah (2017)

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, Dan SizeTerhadap Cash Effective Tax Rate

Variabel kepemilikan manajerial, effective tax rate dan objek penelitian

Variabel leverage, size dan tahun data penelitian

Kepemilikan manajerial dan size berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ETR. Sedangkan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ETR.

Bersambung pada halaman selanjutnya

23

Page 41: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitianPersamaan Perbedaan

3. May Wulandari dan Dovi Septiari (2015)

Effective Tax Rate: Efek dari Corporate Governance

Variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, effective tax rate dan objek penelitian

Variabel ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, komite audit internal,

Ukuran dewanKomisaris, proporsi dewan komisaris independen,Kepemilikan institusional dan komite audit internalBerpengaruh langsung terhadap effective tax rate(ETR). Kepemilikan manajerial tidak berpengaruhSignifikan terhadap effective tax rate (ETR).

4. Khusniyah Tri Ambarukmi dan Nur Diana (2017)

Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Inttensity RatioDan Activity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (ETR)

Variabel activity ratio, dan effective tax rate

Variabel size, leverage, profitability, capital intensity ratio, objek penelitian dan tahun data penelitian

Size, leverage, profitability berpengaruh positive tidak signifikan terhadap ETR, Capital Intensity Ratio dan activity ratio berpengaruh negative tidak signifikan terhadap Effective Tax Rate

Bersambung pada halaman selanjutnya

24

Page 42: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitianPersamaan Perbedaan

5. Rahati Wulansari (2015)

Pengaruh karakteristik corporate governanceTerhadap effective tax rate (ETR)(studi empiris pada perusahaanPerbankan yang terdaftarDi BEI tahun 2011-2013)

Variabel ownership structure dan effective tax rate

Variabel komisaris independen, komite audit, investor institusional

Komisaris independen, komite audit, investor institusional berpengaruh terhadap ETR, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap ETR.

6. Tiffany Tanoto dan Gatot Soepriyanto (2013)

Analisis dampak reformasiPerpajakan pph badan dan faktorfaktorYang berpengaruh terhadapTarif pajak efektif padaPerusahaan go public di Indonesia

Variabel inventory intensity ratio dan effective tax rate

Variabel size, leverage, capital intensity

size dan inventory intensity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap ETR, leverage dan capital intensity berpengaruh terhadap ETR

Bersambung pada halaman selanjutnya

25

Page 43: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil PenelitianPersamaan Perbedaan

7. Septi Imelia (2015)

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif (ETR) Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

Variabel inventory intensity ratio dan effective tax rate

Variabelsize, leverage, profitability, fixed asset intensity, taxation facilities, independent commissioners

Ukuran perusahaan, profitabilitas, intensitas persediaan, intensitas aset tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen pajak perusahaan, sedangkan hutang perusahaan, fasilitas perpajakan dan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Pajak Perusahaan.

Bersambung pada halaman selanjutnya

26

Page 44: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitianPersamaan Perbedaan

8. Vidiyanna Rizal Putri (2018)

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Effective Tax Rate

Variabel kepemilikan institusional dan effective tax rate

Variabelprofitabilitas, leverage, intensitas modal dan penghindaran pajak

Intersity modal dan Kepemilikan institusional tidak berpengaruh pada penghindaran pajak dan profitabilitas dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance pada perusahaan konstruksi.

9. Yong-Ching Chiou, Yao-Chih Hsieh and Wenyi Lin (2012)

Determinants of effect tax rates for firms listed on China’s stock markets:panel models with two-sided censors

Variabel inventory intensity ratio dan Effective Tax Rate

Perbedaan variabel capital intensity, size, leverage

Capital intensity berpengaruh tidak signifikan terhadap ETR, size berpengaruh positif dan signifikan terhadap ETR, leverage berpengaruh negatif dan signififkan terhadap ETR, dan inventory intensity berpengaruh positif terhadap ETR

Bersambung pada halaman selanjutnya

27

Page 45: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil PenelitianPersamaan Perbedaan

10. Iqbal Nul Hakim Darmadi dan Zulaikha (2013)

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen PajakDengan Indikator Tarif Pajak Efektif(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2012)

Variabel intensitas persediaan dan effective tax rate

VariabelUkuran perusahaan, tingkat hutang, profitabilitas, intensitas aset tetap, fasilitas perpajakan

Ukuran perusahaan, tingkat hutang, intensitas aset tetap, intensitas persediaan berpengaruh negatif terhadap ETR, pemberian fasilitas perpajakan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap ETR.

28

Page 46: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Inventory Intensity Ratio terhadap Effective Tax Rate

Intensitas persediaan menggambarkan bagaimana perusahaan

menginvestasikan kekayaannya pada persediaan. Besarnya intensitas

persediaan dapat menimbulkan biaya tambahan antara lain adanya

biaya penyimpanan dan biaya yang timbul akibat adanya kerusakan

barang (Herjanto, 2007:248). PSAK No. 14 (revisi 2008) mengatur

biaya yang timbul atas kepemilikan persediaan yang besar harus

dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam

periode terjadinya biaya. Biaya tambahan atas adanya persediaan yang

besar akan menyebabkan penurunan laba perusahaan.

Hasil penelitian ini dilakukan oleh Putri & Launtania (2016)

menyatakan bahwa inventory intensity ratio berpengaruh terhadap

effective tax rate dan menyebutkan bahwa dalam agensi teori, manajer

akan berusaha meminimalisir beban tambahan karena banyaknya

persediaan agar tidak mengurangi laba perusahaan. Di sisi lain,

manajer akan memaksimalkan biaya tambahan yang terpaksa

ditanggung untuk menekan beban pajak. Cara yang akan digunakan

manajer adalah dengan membebankan biaya tambahan persediaan

untuk menurunkan laba perusahaan sehingga dapat menurunkan beban

pajak perusahaan. Jika laba perusahaan mengecil, maka akan

menyebabkan menurunnya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi inventory intensity ratio

29

Page 47: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

yang dimiliki perusahaan maka akan memiliki Effective Tax Rate yang

rendah.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1 : Inventory Intensity Ratio berpengaruh terhadap Effective Tax Rate

2. Pengaruh Activity Ratio terhadap Effective Tax Rate

Menurut Ambarukmi dan Diana (2017), activity ratio atau rasio

aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi pemanfaatan sumberdaya perusahaan (penjualan, persediaan,

piutang dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Salah satu proksi yang

digunakan untuk mengukur rasio aktivitas yaitu assets trunover. Asset

Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola

seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan, semakin besar rasio ini

berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan

(Jumhana, 2007).

Menurut Mufidah dan Azizah (2018), semakin tinggi Ratio

Total Asset Turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan

aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur kinerja

manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan

pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi

perputaran total aset suatu perusahaan maka akan menghasilkan

tingkat profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan suatu

30

Page 48: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total

aset yang dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston, 2006).

Menurut Rodriguez & Arias (2014), profitabilitas merupakan

salah satu faktor penentu beban pajak, karena perusahaan yang

memiliki keuntungan yang besar akan membayar pajak setiap tahun.

Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang rendah

atau bahkan mengalami kerugian akan membayar pajak yang lebih

sedikit atau tidak sama sekali. Richardson & Lanis (2007)

menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang

tinggi akan membayar pajak lebih tinggi dari perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Perusahaan yang

memiliki kemampuan untuk memperoleh keuntungan harus

mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan yang

diperoleh (Zulaikha, 2014). Hal itu sejalan dengan penelitian

Rodríguez & Arias (2014) menyebutkan bahwa ada hubungan yang

positif antara kemampuan menghasilkan laba perusahaan dengan

effective tax rate (ETR).

Effective Tax Rate (ETR) adalah penerapan keefektifan suatu

perusahaan dalam mengelola beban pajaknya dengan membandingkan

beban pajak dengan total pendapatan bersih. Semakin rendah

persentase ETR, semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam

mengelola keefektifitasan pajaknya (Ambarukmi dan Diana, 2017).

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:

31

Page 49: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

H2 : Activity Ratio berpengaruh terhadap Effective Tax Rate

3. Pengaruh Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate

Effective Tax Rate dapat dipengaruhi oleh ownership structure.

Dimana struktur kepemilikan tersebut adalah kepemilikan manajerial

dan kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial merupakan

proporsi kepemilikan saham oleh manajemen. Kepemilikan saham

manajerial dapat menyelaraskan antara kepentingan pemegang saham

dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dan manajer juga akan menanggung risiko

apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari

pengambilan keputusan yang salah (Pujiningsih, 2011). Berdasarkan

teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang

saham mengakibatkan timbulnya masalah yang biasa disebut agency

problem. Untuk mengurangi masalah antara manajer dan pemegang

saham salah satunya dengan cara meningkatkan kepemilikan

manajerial dalam suatu perusahaan.

Jika dalam struktur kepemilikan perusahaan dimiliki oleh

kepemilikan manajerial, maka manajer akan berupaya untuk

mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kewajiban pajak

perusahaan selama beberapa tahun ketika kepemilikan manajerial

dalam sebuah perusahaan tinggi maka manajer cenderung akan

mengurangi usahanya untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan

mendorong untuk memanipulasi laba termasuk meningkatkan laba dan

32

Page 50: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

menurunkan beban pajak. Semakin tinggi kepemilikan manajerial yang

dimiliki perusahaan maka akan memiliki Cash effective tax rate yang

rendah (Musyarrofah, 2017).

Menurut Hadiprajitno (2014) berdasarkan teori keagenan

pemilik saham memiliki keinginan untuk mendapatkan return yang

tinggi, dan manajer perusahaan mendapat kompensasi atas kinerjanya

mengakibatkan para manajer melakukan tindakan oportunis untuk

melakukan perencanaan pajak untuk mengurangi besaran pajak yang

dibayarkan perusahaan. Kepemilikan manajerial yang rendah akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku opportunistik manajer

dalam perusahaan, sementara dengan semakin meningkatnya

kepemilikan saham pihak manajerial maka diharapkan akan semakin

baik kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan.

Manajer yang berperan sebagai pemilik dan pengelola akan

bertindak lebih hati – hati dalam pengambilan keputusan khususnya

dalam menentukan strategi pajak karena akan ikut menanggung

konsekuensi yang diterima perusahaan. Sebagai pemilik dan pengelola

perusahaan manajer memiliki kesamaan kepentingan dengan

perusahaan yaitu meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan,

untuk itu manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Dalam

rangka menekan biaya seoptimal mungkin, manajer akan memotivasi

dan mempengaruhi karyawan untuk mengelola kewajiban pajak

perusahaan. Pengelolaan kewajiban pajak tersebut sering diasosiasikan

33

Page 51: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

dengan suatu elemen dalam manajemen di suatu perusahaan yang

disebut dengan manajemen pajak perusahaan (Hadiprajitno, 2014).

Struktur kepemilikan lain yang juga mempengaruhi effective

tax rate adalah kepemilikan institusional. Sabli dan Noor (2012)

mengungkapkan kepemilikan institusional yang besar menandakan

tugas mereka tidak hanya sebagai pemilik, tetapi juga sebagai monitor

untuk mengawasi pekerjaan dalam manajemen. Investor pada dasarnya

menginginkan laba setinggi - tingginya sehingga akan menyebabkan

pembagian deviden yang cukup tinggi dengan cara memantau secara

profesional perkembangan investasi yang ditanamkan pada

perusahaan. Namun, kemampuan memperoleh laba yang tinggi berarti

harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan

yang diperoleh. Untuk itu, Investor melakukan intervensi bagi

manajemen untuk melakukan perencanaan pajak yang baik dan

mengadopsi praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan ETR

perusahaan, karena mengurangi beban pajak merupakan salah satu cara

untuk memperoleh laba yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa investor institusional

memiliki tingkat pengendalian yang tinggi terhadap tindakan

manajemen yang dapat memperkecil potensi manajemen untuk

melakukan kecurangan yang merugikan pemegang saham.

H3a : Ownership Structure yang diproksikan Kepemilikan Manajerial

berpengaruh terhadap Effective Tax Rate

34

Page 52: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

H3b : Ownership Structure yang diproksikan Kepemilikan Institusional

berpengaruh terhadap Effective Tax Rate

D. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran

35

Pengaruh Inventory Intensity Ratio, Activity Ratio, dan Ownership Structure Terhadap Effective Tax Rate

Basis teori : Teori Keagenan (Agency Theory)

Metode Analisis : Regresi Berganda

Kesimpulan dan Saran

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Inventory Intensity Ratio

Activity Ratio Effective Tax Rate

Ownership Structure

1. Kepemilikan Manajerial

2. Kepemilikan Institusional

Page 53: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu penelitian

yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar

variabel yang dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara mengumpulkan

data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh variabel-

variabel yang bersangkutan kemudian menganalisis dengan menggunakan

alat analisis yang sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh inventory

intensity ratio, activity ratio dan ownership structure terhadap effective tax

rate sebagai variabel dependen. Populasi untuk penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan data yang bersumber dari laporan keuangan dan

laporan tahunan 2013 – 2017 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

pada alamat website www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive

sampling yaitu pemilihan sampel dengan tujuan tertentu sesuai dengan

kriteria-kriteria yang diinginkan peneliti. Adapun kriteria-kriteria tersebut

yaitu:

36

Page 54: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

1. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2017.

2. Perusahaan manufaktur yang listing selama tahun 2013-2017.

3. Perusahaan manufaktur yang selama periode 2013-2017 memiliki

laba.

4. Perusahaan yang terdaftar berturut-turut selama periode penelitian

tahun 2013-2017

5. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan

menggunakan satuan rupiah.

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti

dalam penelitian ini diklasifikasian menjadi variabel dependen dan

variabel independen yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

a. Effective Tax Rate (Y)

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah effective tax

rate (Y). Cash effective tax rate merupakan bentuk perhitungan tarif

pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan dan dapat terjadi

perubahan tarif pajak perusahaan. Rumus untuk menghitung Cash

ETR merujuk dari penelitian Putri & Launtania (2016) adalah

sebagai berikut:

ETR= Total beban pajak penghasilanLaba sebelum pajak

37

Page 55: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

2. Variabel Independen

a. Inventory Intensity Ratio (X1)

Inventory intensity ratio merupakan suatu ukuran yang

digunakan untuk mengevaluasi apakah tingkat persediaan tepat jika

dibandingkan dengan volume usaha. Rasio ini dapat dihitung dengan

cara nilai persediaan yang ada dalam perusahaan dibandingkan

dengan total aset perusahaan. Melalui penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa intensitas persediaan dapat diukur dengan rumus

yang digunakan (Chiou, Hsieh, & Lin, 2014). Yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Inventory Intensity Ratio=PersediaanTotal Aset

b. Activity Ratio (X2)

Rasio aktivitas (Activity Ratio) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur efisiensi/efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya (Ambarukmi dan Diana,

2017) . Yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Activity Ratio=PenjualanTotal Aset

c. Kepemilikan Manajerial (X3)

38

Page 56: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Kepemilikan manajerial menunjukkan persentase

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yang terdiri

dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam sebuah perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan proporsi saham biasa yang

dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam

pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur

dengan membagi saham atas kepemilikan manajemen dengan total

saham. (Putri & Launtania, 2016)

Kepemilikan Manajerial=Saham yang dimiliki manajemenTotal saham

d. Kepemilikan Institusional (X4)

Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham

perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga.

Kepemilikan institusional diukur dengan membagi saham yang

dimilki oleh institusi dengan total saham. (Putri & Launtania, 2016)

Kepemilikan Institusional=Saham yang dimiliki institusiTotal saham

Operasional variabel dapat dilihat dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

39

Page 57: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala PengukuranInventory

Intensity Ratio (X1)

(Chiou et al., 2014)

Inventory Inten s ity Ratio=Total PersediaanTotal Aset Rasio

Activity Ratio (X2)

(Ambarukmi dan Diana, 2017)

Activity Ratio=PenjualanTotal Aset Rasio

Kepemilikan Manajerial (X3)

(Putri & Launtania, 2016)

Kepemilikan Manajerial=Saham yang dimiliki manajemenTotal saham

Rasio

Kepemilikan Institusional (X4)

(Putri & Launtania, 2016)

Kepemilikan Institusional=Saham yang dimiliki institusiTotal saham

Rasio

Effective Tax Rate (Y)

(Musyarrofah, 2017)

ETR= Total beban pajak penghasilanLaba sebelum pajak

Rasio

1. Metode Analisis Data

Penelitian ini mengasumsikan hubungan langsung antara adalah

inventory intensity ratio, activity ratio dan ownership structure sebagai

variable independen dan effective tax rate sebagai variabel dependen.

Metode analisis yang digunakan penelitian ini dengan menggunakan

teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi

yang dibutuhkan dalam analisis. Penelitian ini menggunakan dua teknik

40

Page 58: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

analisis data, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis regresi. Teknik

analisis yang dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS versi 24.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan

skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual berdistribusi

normal atau tidak (Ghozali, 2016). Data penelitian yang baik

adalah data yang memiliki distribusi nilai residual normal atau

mendekati normal.

Data dikatakan terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat

dengan menganalisis grafik normal plot, jika data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

data terdistribusi normal, sebaliknya jika data menyebar jauh dari

diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal model regresi

tidak memenuhi asumsi uji normalitas. Uji normalitas juga dapat

dilihat melalui analisis pola lonceng atas grafik histogram. Selain

menganalisis grafik normal plot dan grafik histogram, uji

normalitas juga dapat dilihat melalui tabel hasil uji statistik non-

41

Page 59: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

parametrik Kolmogorov Smirnov, pengujian ini dilakukan dengan

melihat perbandingan probabilitas (p-value) yang diperoleh dengan

tingkat signifikasi sebesar 5%. Jika nilai sig dari probabilitas yang

diperoleh lebih besar dari 5% atau 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa residual data menyebar normal, dan jika nilai sig lebih kecil

dari 5% atau 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual data

tidak menyebar normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah

model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel

independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak

terdapat hubungan atau terdapat hubungan rendah antar variabel

independennya (Ghozali, 2016). Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Seperti yang

dijelaskan oleh Ghozali (2016) sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar variable

independen dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF >10, maka dapat

disimpulkan ada multikolinearitas antar variabel independen

dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

42

Page 60: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali,

2016). Pengujian dilakukan dengan uji statistik non-parametrik

Runs Test, yang bertujuan untuk menguji apakah antar residual

terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random. Ketentuan dari pengujian ini adalah jika p value ≤ 0,05

(signifikan pada 0,05) berarti residual tidak random atau terdapat

hubungan korelasi antar residual. Jika p value ≥ 0,05 berarti

residual random atau tidak terdapat hubungan korelasi antar

residual.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika

varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik

43

Page 61: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

membentuk pola tertentu yang teratur maka terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi adalah pengujian untuk melihat

seberapa besar kemampuan semua variabel independen dalam

menjelaskan varians dari variabel dependennya. Untuk model

regresi dengan dua atau lebih variabel dependen, koefisien

determinasi ditunjukan oleh nilai adjusted R square (adj R2), seperti

yang digunakan dalam penelitian ini.

b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua

variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Pada pengujian ini kriteria yang digunakan adalah

dengan melihat probability value (sig), apabila nilai signifikansi >

0,05 maka Ha di tolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05

maka Ha diterima (Ghozali, 2016).

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji nilai-t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen di dalam penelitian. Selain

itu untuk menguji pengaruh tersebut, uji nilai-t juga digunakan

44

Page 62: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

untuk menunjukan arah pengaruh masing-masing variabel yang

dilihat dari tanda koefisien regresi masing-masing variabel

independen. Kriteria untuk uji statistik t dengan melihat probability

value (sig)-t, maka:

a) Jika p value < 0,05 maka Ha diterima, artinya bahwa variable

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

b) Jika p value > 0,05 Ha ditolak, artinya variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variable

dependen.

Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β4X3a + β5X3b + ε

Keterangan:

Y : Effective Tax Rate

α : konstanta

β : koefisien regresi

ε : error

X1 : Inventory Intensity Ratio

X2 : Activity ratio

X3a : Ownership Structure di proksikan Kepemilikan Manajerial

X3b : Ownership Structure di proksikan Kepemilikan Institusional

45

Page 63: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan

sampelnya berupa perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur selama

tahun 2013 - 2017. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam

penelitian ini sebanyak 23 perusahaan sektor manufaktur dengan total data

115 laporan keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam

penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu

penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan

kriteria sampel yang telah ditetapkan didapatkan total 55 perusahaan yang

memenuhi kriteria sampel, namun hanya 23 perusahaan saja yang dapat

diolah. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari

laporan keuangan dan laporan tahunan 2013 - 2017 melalui situs resmi

Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id dan

www.sahamok.co.id.

Berikut ini adalah perincian perolehan sampel kriteria-kriteria yang

telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel 4.1.

46

Page 64: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4.1Kriteria Penentuan Sampel

No. Kriteria JumlahPerusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2017 152

2Perusahaan manufaktur yang mengalami Delisting selama tahun 2013-2017 (3)

3Perusahaan yang tidak terdaftar berturut-turut selama periode penelitian tahun 2013-2017 (41)

4Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan tidak menggunakan satuan rupiah. (25)

5Perusahaan manufaktur yang selama periode 2013-2017 yang merugi (28)

6 Perusahaan yang teridentifikasi sebagai outlier (32)

7 Total perusahaan yang akan dianalisis 23

8 Total keseluruhan sampel selama 5 tahun 115Sumber: data sekunder yang diolah (2018)

Berdasarkan data dalam tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2013 – 2017 berjumlah 152 perusahaan. Diketahui bahwa terdapat 3

perusahaan yang termasuk dari sampel adalah perusahaan yang mengalami

delisting selama tahun 2013 – 2017. Diketahui juga bahwa terdapat 41

perusahaan yang termasuk dari sampel adalah perusahaan yang tidak

menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan berturut-turut dalam

periode 2013 – 2017. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tidak

menggunakan satuan rupiah sebanyak 25 perusahaan dan perusahaan yang

47

Page 65: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

mengalami kerugian sebanyak 28 perusahaan. Sehingga perusahaan yang

digunakan sebagai sampel penelitian hanya sebanyak 23 perusahaan

pertahunnya. Total data yang digunakan dalam sampel penelitian ini

adalah sebanyak 115 perusahaan.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness. Penelitian

ini menggunakan analisis statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-

rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi dari masing-

masing variabel penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi inventory intensity ratio, activity ratio, dan

ownership structure sebagai variabel independen dan effective tax rate

sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara

statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 24. Hasil

statistik deskriptif dari masing- masing variabel penelitian ini akan

dijelaskan sebagai berikut:

48

Page 66: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4.2Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

NMinimu

mMaximu

m MeanStd.

DeviationIIR 115 ,0110 2,3626 ,241915 ,2495396AR 115 ,0906 2,8431 1,336182 ,5656211KM 115 ,0000 ,8100 ,077467 ,1790267KI 115 ,0000 ,9818 ,694247 ,2225495ETR 115 -,3033 -,1550 -,241777 ,0286586Valid N (listwise)

115

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data

sebanyak 115 data observasi yang berasal dari perkalian periode 5

tahun penelitian dari 2013 – 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 23

perusahaan dengan total data sebanyak 115 data. Tabel 4.2

menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel independen

(inventory intensity ratio, activity ratio dan ownership structure) dan

variabel dependen (effective tax rate) yang dapat dijelaskan bahwa:

a. Variabel inventory intensity ratio (IIR) memiliki nilai terendah

0,0110 dimiliki oleh ROTI tahun 2017 dan nilai tertinggi sebesar

2,3626 oleh KDSI tahun 2015. Meannya adalah 0,241915 dan

standard deviasinya 0,2495396.

b. Variabel activity ratio (AR) memiliki nilai terendah sebesar 0,0906

dimiliki oleh ASII tahun 2013 dan nilai tertinggi sebesar 2,8431

dimiliki oleh HMSP tahun 2014. Nilai rata-ratanya adalah

1,336182 dan standard deviasinya 0,5656211.

49

Page 67: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

c. Variabel ownership structure dengan proksi kepemilikan

manajerial (KM) memiliki nilai terendah sebesar 0,0000 dimiliki

oleh DPNS, TSPC, KAEF, DLTA, DVLA, HMSP, IGAR, MLBI,

MERK, MYOR, ROTI, UNVR, WTON dan nilai tertinggi sebesar

0,8100 dimiliki oleh SIDO tahun 2013 - 2016. Nilai rata-ratanya

adalah 0,077467 dan standard deviasinya 0,1790267.

d. Variabel ownership structure dengan proksi kepemilikan

institusional (KI) memiliki nilai terendah sebesar 0,0000 dimiliki

oleh SIDO tahun 2013 - 2016 dan nilai tertinggi sebesar 0,9818

dimiliki oleh HMSP tahun 2013 - 2014. Nilai rata-ratanya adalah

0,694247 dan standard deviasinya 0,2225495.

e. Variabel effective tax rate (ETR) memiliki nilai terendah sebesar -

0,3033 dimiliki oleh SIDO tahun 2013 dan nilai tertinggi sebesar -

0,1550 dimiliki oleh DPNS tahun 2014. Nilai rata-ratanya adalah -

0,241777 dan standard deviasinya 0,0286586.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik.

Analisis grafik yang digunakan yaitu grafik histogram dan normal

probability plot. Sedangkan uji statistik yang digunakan yaitu uji

50

Page 68: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Berikut hasil dari

masing-masing pengujian dan penjelasannya.

Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Tampilan histogram pada Gambar 4.1 di atas menunjukkan pola

lonceng yang berarti bahwa grafik tersebut memberikan pola lonceng

yang terdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data yang terdistribusi

normal dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. Untuk

mendukung hasil analisis grafik histogram di atas, maka dilakukan

analisis terhadap grafik normal probability plot seperti pada gambar

4.2 berikut:

51

Page 69: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Tampilan grafik normal probability pada Gambar 4.2 di atas

menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

memiliki arah garis diagonal. Pola penyebaran tersebut menunjukkan

bahwa data terdistribusi dengan normal, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak

digunakan untuk pengujian selanjutnya. Selain analisis grafik, untuk

menguji normalitas pada penelitian ini digunakan uji statistik

nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan hasil seperti pada

Tabel 4.3 berikut:

52

Page 70: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorof-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardi

zed Residual

N 115Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation

,02570681

Most Extreme Differences

Absolute ,072Positive ,072Negative -,070

Test Statistic ,072Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Tabel Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan nilai Asymp.

Sig (2-Tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat

signifikansi 5% atau 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

normal dan sesuai dengan hasil analisis grafik.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis nilai tolerance dan variance factor (VIF). Nilai yang

digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas dalam

penelitian ini adalah Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

53

Page 71: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Hasil analisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF)

disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

ModelCollinearity StatisticsTolerance VIF

1 (Constant)IIR ,944 1,060AR ,777 1,286KM ,320 3,126KI ,289 3,458

a. Dependent Variable: ETRSumber: Output SPSS 24 yang diolah

Hasil perhitungan nilai tolerance pada tabel 4.4 di atas

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerance kurang dari 0,1. Sehingga tidak ada korelasi antar variabel

independen. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF)

juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

VIF lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel

independen. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas

antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pada

penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Runs

54

Page 72: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Test. Hasil uji autokorelasi dengan Runs Test disajikan dalam Tabel

4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Dengan Runs Test

Runs TestUnstandardized Residual

Test Valuea -,00186Cases < Test Value 57Cases >= Test Value

58

Total Cases 115Number of Runs 64Z 1,031Asymp. Sig. (2-tailed)

,302

a. Median

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Hasil Runs Test seperti pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai test

sebesar -0,00186 dan Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,302. Nilai

Asymp.Sig (2-Tailed) sebesar 0,302 di atas nilai signifikansi yaitu 0,05

berarti bahwa residual random (acak) atau tidak terjadi autokorelasi

antar nilai residual.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah nilai

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat Grafik Plot. Hasil

55

Page 73: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

uji heterokedastisitas dengan Scatterplot disajikan dalam Gambar 4.3

berikut ini:

Gambar 4.3Hasil Uji Heteroskedasitas Dengan Scatterplot

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa

titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model regresi layak untuk memprediksi variabel dependen

berdasarkan variabel-variabel independen yang digunakan. Selain

scatterplot, uji Heterokedastisitas juga dapat dilakukan dengan Uji

White, dengan melihat membandingkan C2 hitung dengan C2 tabel.

56

Page 74: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heterokedatisitas Dengan Uji White

Model Summaryb

Model RR

SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,357a ,128 ,053 ,00105a. Predictors: (Constant), IIR_AR_KM_KI, AR_2, KM_2, KI_2, IIR_2, IIR, AR, KM, KIb. Dependent Variable: RES1_2

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Berdasarkan tabel model summary tersebut diatas menunjukkan

niai R2 sebesar 0,128 dengan jumlah N = 115, maka diperoleh nilai

C2 = 115 x 0,128 = 14,72 dan nilai C2 tabel dengan df = 100 dan

tingkat signifikan (α=0,05) diperoleh nilai C2 adalah 124,342. Karena

nilai C2 hitung yaitu 14,72 < C2 tabel yaitu 124,342, maka hal ini

berarti tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut ini:

57

Page 75: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,442a ,195 ,166 ,0261700a. Predictors: (Constant), KI, IIR, AR, KMb. Dependent Variable: ETR

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,166

atau 16,6%. Jadi dapat dikatakan bahwa 16,6% besarnya

pengungkapan effective tax rate di sektor manufaktur Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2017 dipengaruhi oleh inventory intensity

ratio (IIR) , activity ratio (AR) dan ownership structure yang di

proksikan pada kepemilikan manajerial (KM) dan kepemilikan

institusional (KI). Sedangkan sisanya itu 83,4% (100% - 16,6%)

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam

model ini. Variabel-variabel tersebut antara lain profitabilitas,

leverage, intensitas aset tetap, capital intensity ratio, komisaris

independen, dan komite audit.

b. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

bersama-sama antar variabel independen (inventory intensity ratio,

activity ratio, ownership structure yang di proksikan pada

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) terhadap

58

Page 76: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

variabel dependen (effective tax rate). Apabila nilai signifikansi < 0,05

maka Ha diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

ModelSum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression ,018 4 ,005 6,678 ,000b

Residual ,075 110 ,001Total ,094 114

a. Dependent Variable: ETRb. Predictors: (Constant), KI, IIR, KM, ARSumber: Output SPSS 24 yang diolah

Pada Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji signifikansi simultan (Uji

F) terhadap variabel independen dan variabel dependen. Tabel

tersebut menunjukkan bahwa inventory intensity ratio, activity ratio

dan ownership structure secara simultan berpengaruh terhadap

effective tax rate. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,000

lebih kecil dari 0,05.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual untuk

menjelaskan variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau

0,05. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi

signifikan dan Ha diterima. Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka

koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak. Berikut Tabel 4.9

atas hasil uji signifikansi statistik individual:

59

Page 77: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Tabel 4.9Hasil Uji Signifikansi Individual

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.BStd.

Error Beta1 (Constan

t)-,181 ,015 -12,420 ,000

IIR ,000 ,010 -,003 -,036 ,971AR -,014 ,005 -,271 -2,793 ,006KM -,070 ,024 -,435 -2,879 ,005KI -,053 ,020 -,412 -2,588 ,011

a. Dependent Variable: ETR

Sumber: Output SPSS 24 yang diolah

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa ada 4 variabel independen yaitu

inventory intensity ratio, activity ratio dan ownership structure yang

di proksikan pada kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional. Dari keempat variabel independen terdapat tiga variabel

independen yang berpengaruh terhadap effective tax rate yaitu activity

ratio, ownership structure yang di proksikan pada kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional. Activity ratio dengan nilai

signifikansi 0,006. Ownership structure yang di proksikan pada

kepemilikan manajerial dengan nilai signifikansi 0,005, dan

ownership structure yang di proksikan pada kepemilikan intistusional

dengan nilai signifikansi 0,011. Sedangkan variabel inventory

60

Page 78: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

intensity ratio tidak berpengaruh terhadap effective tax rate karena

nilai signifikansi yaitu 0,971 yang berarti lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil pada tabel 4.9 maka dapat disimpulkan

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = -0,181 + 0,000 X1 – 0,014 X2 - 0,070 X3a - 0,053 X3b + e

Keterangan:

Y : Effective Tax Rate

α : konstanta

β : koefisien regresi

ε : error

X1 : Inventory Intensity Ratio

X2 : Activity Ratio

X3a : Ownership Structure di proksikan Kepemilikan Manajerial

X3b : Ownership Structure di proksikan Kepemilikan Institusional

Persamaan regresi diatas memiliki makna sebagai berikut:

1) Nilai konstanta sebesar -0,181 menyatakan bahwa tanpa adanya

penambahan inventory intensity ratio, tanpa adanya activity

ratio, serta tanpa adanya struktur kepemilikan manajerial dan

institusional, maka effective tax rate akan turun sebesar -0,171

pada tahun 2013-2017.

2) Nilai koefisien X1 adalah sebesar 0,000 menunjukan hasil

positif, yang berarti setiap kenaikan atau penambahan inventory

intensity ratio sebesar 1 poin maka akan meningkatkan effective

61

Page 79: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

tax rate sebesar 0,000 kali pada periode 2013-2017 dengan

asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.

3) Nilai koefisien X2 adalah sebesar -0,014 menunjukan hasil

negatif, yang berarti setiap kenaikan atau penambahan activity

ratio sebesar 1 poin maka akan menurunkan effective tax rate

sebesar -0,014 kali pada periode 2013-2017 dengan asumsi

variabel lain dalam persamaan regresi tetap.

4) Nilai koefisien X3a adalah sebesar -0,070 menunjukan hasil

negatif, yang berarti setiap kenaikan atau penambahan struktur

kepemilikan manajerial sebesar 1 poin maka akan menurunkan

effective tax rate sebesar -0,070 kali pada periode 2013-2017

dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.

5) Nilai koefisien X3b adalah sebesar -0,053 menunjukan hasil

negatif, yang berarti setiap kenaikan atau penambahan struktur

kepemilikan institusional sebesar 1 poin maka akan menurunkan

effective tax rate sebesar -0,053 kali pada periode 2013-2017

dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Inventory Intensity Ratio terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

inventory intensity ratio memiliki nilai t -0,036 dengan tingkat signifikasi

sebesar 0,971. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di

62

Page 80: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

atas 0,05. Berdasarkan hasil tersebut H1 ditolak, yang berarti Inventory

Intensity Ratio tidak berpengaruh terhadap Effective Tax Rate.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tanoto dan Soepriyanto (2013) dan Imelia (2015) yang menyatakan

bahwa inventory intensity ratio tidak berpengaruh terhadap ETR

perusahaan. Variabel inventory intensity ratio tidak memiliki pengaruh

terhadap effective tax rate dimana sedikit banyaknya persediaan yang

dimiliki perusahaan, bukan merupakan faktor untuk menentukan besar

kecilnya jumlah pajak yang dibayar perusahaan. (Tanoto dan Soepriyanto,

2013).

Darmadi (2013) menyatakan bahwa intensitas persediaan

menyebabkan bertambahnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan,

yang berarti intensitas persediaan tidak dapat dikaitkan untuk melakukan

manajemen pajak karena perusahaan akan lebih memilih berinvestasi pada

aset tetap dimana terdapat beban penyusutan yang dapat dikurangkan.

Namun hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan Putri

& Launtania (2016) dan Chiao et al,. (2012) yang mendapatkan inventory

intensity ratio berpengaruh terhadap effective tax rate.

2. Pengaruh Activity Ratio terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

activity ratio memiliki nilai t -2,793 dengan tingkat signifikasi sebesar

0,006. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah

0,05. Berdasarkan hasil tersebut H2 diterima, yang berarti activity ratio

63

Page 81: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

berpengaruh terhadap effective tax rate.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ambarukmi dan Diana (2017) yang menyatakan bahwa activity ratio

berpengaruh terhadap effective tax rate. Pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Putri & Launtania (2016), ditemukan adanya pengaruh

profitabilitas terhadap effective tax rate, dimana menurut penelitian yang

dilakukan Mufidah dan Azizah (2018) salah satu faktor yang

mempengaruhi profitabilitas yaitu activity ratio.

Activity ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perputaran aktiva selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan.

Tingkat penjualan yang diperoleh akan berpengaruh terhadap profitabilitas

yang diperoleh oleh perusahaan sehingga berdampak pada tarif pajak

perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, maka semakin besar tarif

pajak yang dikenakan pada perusahaan. Semakin rendah persentase ETR,

semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam mengelola keefektifitasan

pajaknya. (Ambarukumi dan Diana, 2017)

3. Pengaruh Ownership Structure terhadap Effective Tax Rate

a. Pengaruh Ownership Structure yang di proksikan pada

Kepemilikan Manajerial terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa ownership structure dengan proksi kepemilikan manajerial

(KM) memiliki nilai t -2,879 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,005.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah

64

Page 82: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

0,05. Dengan demikian H3a diterima, yang berarti ownership

structure dengan proksi kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap

effective tax rate.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Musyarrofah (2017) yang menyatakan bahwa jika

suatu perusahaan memiliki kepemilikan manajerial, maka manajer

akan berupaya untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi

kewajiban pajak perusahaan selama beberapa tahun. Ketika

kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan tinggi, maka

manajer cenderung akan mengurangi usahanya untuk memaksimalkan

nilai perusahaan dan mendorong untuk mendorong untuk

memanipulasi laba termasuk meningkatkan laba dan menurunkan

beban pajak. Semakin tinggi kepemilikan manajerial yang dimiliki

perusahaan maka akan memiliki Cash effective tax rate yang rendah.

Menurut Hadiprajitno (2014) berdasarkan teori keagenan,

pemilik saham memiliki keinginan untuk mendapatkan return yang

tinggi dan manajer perusahaan mendapat kompensasi atas kinerjanya.

Hal ini mengakibatkan para manajer melakukan tindakan oportunis

untuk melakukan perencanaan pajak untuk mengurangi besaran pajak

yang dibayarkan perusahaan. Kepemilikan manajerial yang rendah

akan meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku opportunistik

manajer dalam perusahaan. Semakin meningkatnya kepemilikan

65

Page 83: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

saham pihak manajerial maka diharapkan akan semakin baik kinerja

perusahaan.

Manajer yang berperan sebagai pemilik dan pengelola akan

bertindak lebih hati – hati dalam pengambilan keputusan khususnya

dalam menentukan strategi pajak karena manajer akan ikut

menanggung konsekuensi yang diterima perusahaan. Sebagai pemilik

dan pengelola perusahaan, manajer memiliki kesamaan kepentingan

dengan perusahaan yaitu meningkatkan efisiensi dan daya saing

perusahaan. Oleh karena itu manajer wajib menekan biaya seoptimal

mungkin. Manajer akan memotivasi dan mempengaruhi karyawan

untuk mengelola kewajiban pajak perusahaan. Pengelolaan kewajiban

pajak tersebut sering diasosiasikan dengan suatu elemen dalam

manajemen di suatu perusahaan yang disebut dengan manajemen

pajak perusahaan. (Hadiprajitno, 2014)

Namun hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan

oleh Putri & Launtania (2016) yang mendapatkan hasil bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.

b. Pengaruh Ownership Structure yang di proksikan pada

Kepemilikan Institusional terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ownership structure dengan proksi kepemilikan institusional (KI)

memiliki nilai t -2,588 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,011. Hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.

66

Page 84: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Berdasarkan hasil tersebut H3b diterima, yang berarti ownership

structure dengan proksi kepemilikan institusional (KI) berpengaruh

terhadap effective tax rate.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Wulandari & Septiari (2015) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap effective tax rate. Hal

ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

terhadap praktek manajemen pajak. Investor mengharapkan laba yang

tinggi dan akan mendapatkan pembagian dividen yang cukup tinggi

pula. Namun bagi manajemen, laba yang tinggi akan berpengaruh

dengan jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

Kepemilikan saham institusional mempunyai pengaruh dalam

menetapkan kebijakan yang terkait dengan tingkat pajak efektif.

Menurut Sabli dan Noor (2012) investor pada dasarnya

menginginkan laba setinggi - tingginya sehingga akan menyebabkan

pembagian deviden yang cukup tinggi dengan cara memantau secara

profesional perkembangan investasi yang ditanamkan pada

perusahaan. Namun, kemampuan memperoleh laba yang tinggi berarti

harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan

yang diperoleh.

Untuk itu, investor melakukan intervensi kepada manajemen

untuk melakukan perencanaan pajak yang baik dan mengadopsi

praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan ETR perusahaan,

67

Page 85: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

karena mengurangi beban pajak merupakan salah satu cara untuk

memperoleh laba yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut, terlihat

bahwa investor institusional memiliki tingkat pengendalian yang

tinggi terhadap tindakan manajemen yang dapat memperkecil potensi

manajemen untuk melakukan kecurangan yang merugikan pemegang

saham. Terdapatnya andil kepemilikan institusional dalam penetapan

kebijakan pajak efektif. (Zulaikha, 2014)

Namun hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan

oleh Putri & Launtania (2016) yang mendapatkan hasil bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap effective tax

rate.

68

Page 86: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inventory

intensity ratio, activity ratio dan ownership structure terhadap effective tax

rate. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

sampelnya berupa perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur selama

tahun 2013-2017. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik

purposive sampling sehingga diperoleh 23 perusahaan yang memenuhi

kriteria, dengan total sampel sebesar 115 data. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Variabel inventory intensity ratio tidak berpengaruh terhadap effective

tax rate. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Tanoto dan Soepriyanto (2013).

2. Variabel activity ratio berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ambarukmi dan Diana (2017).

3. Variabel ownership structure dengan proksi kepemilikan manajerial

(KM) berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Musyarrofah (2017).

Proksi lainnya, yaitu kepemilikan institusional (KI) berpengaruh

69

Page 87: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

terhadap effective tax rate. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wulandari & Septiari (2015).

B. Keterbatasan

Peneliti ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini,

diantaranya:

1. Penelitian ini hanya memaksukan empat dari faktor - faktor yang

mempengaruhi effective tax rate yaitu inventory intensity ratio, activity

ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional.

2. Penelitian ini melakukan pengamatan lima tahun dari tahun 2013

sampai tahun 2017 dengan jumlah 23 perusahaan per tahun.

3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur.

C. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang pengaruh inventory intensity ratio, activity ratio dan ownership

structure terhadap effective tax rate. Berikut adalah saran yang dapat

dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang yaitu:

1. Untuk penelitian selanjutnya dengan menambah variabel lain seperti

kesulitan keuangan (financial distress), tingkat inflasi, dan tingkat

risiko pasar.

2. Periode waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

lima tahun dari tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017 dengan jumlah

23 perusahaan per tahunnya. Untuk penelitian selanjutnya dapat

70

Page 88: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

menambahkan sampel perusahaan tersebut agar lebih terlihat

konsistensi dari variabel-variabel penelitian yang digunakan

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian

tidak hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur namun

dapat menggunakan sampel jenis perusahaan lain.

.

71

Page 89: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno dan Estralita Trisnawati. “Akuntansi Perpajakan”. Salemba Empat, Jakarta, 2013.

Aisyah, et al. (2017). Rasio Aktivitas, Rasio Profitabiltas, Dan Rasio Leverage Terhadap Financial Distress (Studi pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015). e-Proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017.

Ambarukmi & Diana. (2017). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Inttensity Ratio Dan Activity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (Etr). e_Junal Ilmiah Riset Akuntansi Vol. 06. No. 17 Pebruari 2017.

Anum & Basri. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Profitabilitas Pada Pt. Barata Indonesia (Persero) UUM Medan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Volume 14 No.2 / September 2014.

Brigham, Eugene F dan Houston. “Fundamental of FinancialManagement: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Chiou, Y.-C., Hsieh, Y.-C., & Lin, W. (2014). Determinants of effective tax rates for firms listed on Chinese stock market: Panel models with two-sided censors. Journal of Economic & Financial Studies, 2(05), 01.

Deanta. "Excel Untuk Analisis Laporan Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan". Gaya Media, Yogyakarta, 2009.

Dwi Martani et al,. "Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK". Salemba Empat, Jakarta, 2012.

Darmadi, Iqbal Nur Hakim, Z. (2013). Analisis faktor yang mempengaruhi manajemen pajak dengan indikator tarif pajak efektif. Diponegoro Journal of Accounting, 2(1), 1–12.

Fernández-Rodríguez, E., & Martínez-Arias, A. (2014). Determinants of the Effective Tax Rate in the BRIC Countries. Emerging Markets Finance and Trade, 50(s3), 214–228.

Harahap, Sofyan Syafri. "Teori Kritis Laporan Keuangan". Bumi Aksara, Jakarta, 2009.

Imelia. (2015). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif (Etr) Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar

72

Page 90: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Jom FEKON Vol 2 No.1 Februari 2015.

Hadiprajitno, P. B. (2014). STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AGENCY COST ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012 ), 3, 1–13.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Also published in Foundations of Organizational Strategy. Journal of Financial Economics, (4), 305–360.

Jumhana, R. C. S. (2007). Pengaruh Rasio ikuiditas dan Rasio AKtivitas Terhadap Profitabilitas pada Koperasi Karyawan PT Surya Toto Indonesia. Jurnal Sekuritas, 1(16), 294–295.

Khurana, I. K., & Moser, W. J. (2009). Institutional Ownership and Tax Aggressiveness. Ssrn, (573), 0–42.

Lestari, et al. (2015). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Dan Capital Intensity Ratio Terhadap Effective Tax Rate.

Musyarrofah, E. (2017). Pengaruh Kepemilikan Manajerial , Leverage , Dan Size Terhadap Cash Effective Tax Rate. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(September).

Muthmainnah. (2015). Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Citra Ekonomi – Volume II Nomor 7 September 2015.

Noormuliyaningsih & Swandari. (2016). Pengaruh Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Tingkat Profitabilitas. Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 4, Nomor 1, Februari 2016

Putri, C. L., & Launtania, M. F. (2016). Pengaruh Capital Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Structure dan Profitability terhadap Effective Tax Rate (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 1(1), 101–119.

Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants of the variability in corporate effective tax rates and tax reform: Evidence from Australia. Journal of Accounting and Public Policy, 26(6), 689–704.

Rustiarini, N. W. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 6(1), 1–24.

73

Page 91: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Suryowati, Estu, artikel diakses pada tanggal 12 Oktober 2018, dari http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/06/203829826/Terkuak.Modus.Penghindaran.Pajak.Perusahaan.Jasa.Kesehatan.Asal.Singapura.

Soepriyanto, G. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Variasi Tarif Pajak Efektif Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2002-2006. Binus Business Review, 2(2), 1025–1035.

Tanoto & Soepriyanto. (2013). Analisis Dampak Reformasi Perpajakan Pph Badan Dan Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia

Wulandari, M., & Septiari, D. (2015). Article History Received 22 October 2015 Effective Tax Rate : Efek dari Corporate Governance Abstrak, 3(2), 177–183.

Zulaikha, D. A. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Diponegoro Journal of Accounting, 3, 1–9.

74

Page 92: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN-LAMPIRAN

75

Page 93: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 1DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

No. Kode Perusahaan Keterangan

1 ALDO Alkindo Naratama Tbk

2 ASII Astra International Tbk

3 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk

4 GGRM Gudang Garam Tbk

5 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

6 KLBF Kalbe Farma Tbk

7 SCCO Suprame Cable Manufacturing & Commerce Tbk

8 SKBM Sekar Bumi Tbk

9 SMSM Selamat Sempurna Tbk

10 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk

11 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

12 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

13 KAEF Kimia Farma Tbk

14 DLTA Delta Djakarta Tbk

15 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk

16 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

17 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk

18 MERK Merck Tbk

19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

20 MYOR Mayora Indah Tbk

21 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

22 UNVR Unilever Indonesia Tbk

23 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

76

Page 94: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 2PERHITUNGAN INVENTORY INTENSITY RATIO

No. Kode Perusahaan

Inventory Intensity Ratio2013

Total Persediaan Total asset IIR1 ALDO 60.023.256.957 301.479.232.221 0,199095827

2 ASII 689.093.000.000.000 3.539.393.000.000.000 0,067445816

3 DPNS 43.312.845.339 256.372.669.050 0,168944863

4 GGRM 30.241.368.000.000 50.770.251.000.000 0,595651339

5 KDSI 154.620.467.948 850.233.842.186 0,181856403

6 KLBF 3.053.494.513.851 11.315.061.275.026 0,269861067

7 SCCO 299.424.993.216 1.762.032.300.123 0,169931614

8 SKBM 88.932.449.912 497.652.557.672 0,178703894

9 SMSM 397.738.160.890 1.701.103.245.176 0,233811888

10 TSPC 1.000.694.231.080 5.407.957.915.805 0,185041054

11 WIIM 693.067.236.229 1.229.011.260.881 0,563922609

12 SIDO 287.729.000.000 2.951.507.000.000 0,097485454

13 KAEF 640.909.360.172 2.471.939.548.890 0,259273881

14 DLTA 171.744.931.000 867.040.802.000 0,198081717

15 DVLA 206.681.880.000 1.190.054.288.000 0,173674329

16 HMSP 17.332.558.000.000 27.404.594.000.000 0,632469067

17 IGAR 101.008.221.352 314.746.644.499 0,320919136

18 MERK 249.318.913.000 696.946.318.000 0,35773044

19 MLBI 161.867.000.000 1.782.148.000.000 0,090826912

20 MYOR 1.456.454.215.049 9.710.223.454.000 0,149991833

21 ROTI 36.523.703.417 1.822.689.047.108 0,020038362

22 UNVR 2.084.331.000.000 13.348.188.000.000 0,156150857

23 WTON 846.026.589.000 2.917.400.751.000 0,289993272

77

Page 95: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)

No.

Kode Perusahaan

Inventory Intensity Ratio2014

Total Persediaan Total asset IIR1 ALDO 75.858.974.959 356.814.265.668 0,212600734

2 ASII 16.986.000.000.000 236.029.000.000.000 0,071965733

3 DPNS 44.095.625.492 268.877.322.944 0,16399905

4 GGRM 34.739.327.000.000 58.220.600.000.000 0,596684455

5 KDSI 185.033.672.765 952.177.443.047 0,194326881

6 KLBF 3.090.544.151.155 12.425.032.367.729 0,2487353

7 SCCO 274.129.087.012 1.656.007.190.010 0,16553617

8 SKBM 111.766.911.295 649.534.031.113 0,172072449

9 SMSM 432.027.000.000 1.749.395.000.000 0,246957948

10 TSPC 1.056.050.634.231 5.592.730.492.960 0,18882559

11 WIIM 753.511.490.458 1.332.907.675.785 0,565314091

12 SIDO 230.736.000.000 2.821.399.000.000 0,081780705

13 KAEF 687.406.883.246 2.968.184.626.297 0,231591686

14 DLTA 193.300.072.000 991.947.134.000 0,194869329

15 DVLA 227.049.816.000 1.236.247.525.000 0,183660482

16 HMSP 17.431.586.000.000 28.380.630.000.000 0,614207155

17 IGAR 119.618.779.661 349.894.783.575 0,341870715

18 MERK 183.724.387.000 716.599.526.000 0,256383629

19 MLBI 226.717.000.000 2.231.051.000.000 0,101618923

20 MYOR 1.966.800.644.217 10.291.108.029.334 0,191116509

21 ROTI 40.795.755.774 2.142.894.276.216 0,019037689

22 UNVR 2.325.989.000.000 14.280.670.000.000 0,162876742

23 WTON 457.603.142.859 3.802.332.940.158 0,120347994

78

Page 96: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)

No.

Kode Perusahaan

Inventory Intensity Ratio2015

Total Persediaan Total asset IIR1 ALDO 79.554.208.566 366.010.819.198 0,2173548

2 ASII 18.337.000.000.000 245.435.000.000.000 0,074712246

3 DPNS 36.630.468.186 274.483.110.371 0,13345254

4 GGRM 37.255.928.000.000 63.505.413.000.000 0,586657518

5 KDSI 278.104.766.709 117.709.366.886 2,36263922

6 KLBF 3.003.149.535.671 13.696.417.381.439 0,219265334

7 SCCO 293.477.384.474 1.773.144.328.632 0,165512406

8 SKBM 108.659.590.967 764.484.248.710 0,142134506

9 SMSM 560.755.000.000 2.220.108.000.000 0,252580055

10 TSPC 1.232.919.055.623 6.284.729.099.203 0,196176961

11 WIIM 762.247.944.395 1.342.700.045.391 0,567697861

12 SIDO 264.982.000.000 2.796.111.000.000 0,094768055

13 KAEF 742.317.799.941 3.236.224.076.311 0,229377751

14 DLTA 181.162.743.000 1.038.321.916.000 0,17447647

15 DVLA 198.658.033.000 1.376.278.237.000 0,144344383

16 HMSP 19.071.523.000.000 38.010.724.000.000 0,501740588

17 IGAR 112.347.499.544 383.936.040.590 0,292620353

18 MERK 161.124.628.000 641.646.818.000 0,251111084

19 MLBI 131.360.000.000 2.100.853.000.000 0,062526983

20 MYOR 1.763.233.048.130 11.342.715.686.221 0,155450696

21 ROTI 43.169.425.832 2.706.323.637.034 0,015951317

22 UNVR 2.297.502.000.000 15.729.945.000.000 0,146059125

23 WTON 622.479.997.668 4.456.097.502.805 0,139691736

79

Page 97: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)

No.

Kode Perusahaan

Inventory Intensity Ratio2016

Total Persediaan Total asset IIR1 ALDO 95.547.717.345 410.330.576.602 0,232855465

2 ASII 17.771.000.000.000 261.855.000.000.000 0,067865804

3 DPNS 31.771.219.374 296.129.565.784 0,107288238

4 GGRM 37.545.222.000.000 62.951.634.000.000 0,59641378

5 KDSI 263.410.535.674 1.142.273.020.550 0,230602081

6 KLBF 3.344.404.151.105 15.226.009.210.657 0,219650737

7 SCCO 355.622.092.371 2.449.935.491.586 0,145155696

8 SKBM 238.247.341.317 1.001.657.012.004 0,237853216

9 SMSM 555.341.000.000 2.254.740.000.000 0,246299352

10 TSPC 1.362.026.037.353 6.585.807.349.438 0,206812311

11 WIIM 778.304.640.349 1.353.634.132.275 0,574974154

12 SIDO 317.082.000.000 2.987.614.000.000 0,106132184

13 KAEF 967.326.842.652 4.612.562.541.064 0,209715713

14 DLTA 183.868.498.000 1.197.796.650.000 0,153505604

15 DVLA 209.777.851.000 1.531.365.558.000 0,136987442

16 HMSP 19.442.023.000.000 42.508.277.000.000 0,45737029

17 IGAR 111.926.303.398 439.465.673.296 0,254687249

18 MERK 231.211.654.000 743.934.894.000 0,310795549

19 MLBI 138.137.000.000 2.275.038.000.000 0,060718546

20 MYOR 2.123.676.041.546 12.922.421.859.142 0,164340405

21 ROTI 50.746.886.585 2.919.640.858.718 0,017381209

22 UNVR 2.318.130.000.000 16.745.695.000.000 0,1384314

23 WTON 694.463.252.298 4.662.319.785.318 0,148952299

LAMPIRAN 2 (LANJUTAN)

80

Page 98: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

No. Kode Perusahaan

Inventory Intensity Ratio2017

Total Persediaan Total asset IIR1 ALDO 131.015.702.213 498.701.656.995 0,262713589

2 ASII 1.144.420.000.000 6.267.816.000.000 0,182586726

3 DPNS 41.165.365.600 308.491.173.960 0,133440983

4 GGRM 37.920.289.000.000 66.759.930.000.000 0,568009718

5 KDSI 323.671.583.394 1.328.291.727.616 0,243675073

6 KLBF 3.557.496.638.218 16.616.239.416.335 0,214097579

7 SCCO 482.618.892.149 4.014.244.589.706 0,120226578

8 SKBM 293.162.796.955 1.623.027.475.045 0,180627131

9 SMSM 657.257.000.000 2.443.341.000.000 0,268999292

10 TSPC 1.478.762.390.030 7.434.900.309.021 0,198894717

11 WIIM 668.157.271.315 1.225.712.093.041 0,54511763

12 SIDO 267.915.000.000 3.158.198.000.000 0,084831603

13 KAEF 1.192.342.702.145 6.096.148.972.533 0,195589496

14 DLTA 178.863.917.000 1.340.842.765.000 0,133396638

15 DVLA 203.861.591.000 1.640.886.147.000 0,124238718

16 HMSP 18.023.238.000.000 43.141.063.000.000 0,417774546

17 IGAR 106.859.235.186 513.022.591.574 0,20829343

18 MERK 289.064.085.000 847.006.544.000 0,341277275

19 MLBI 171.620.000.000 2.510.078.000.000 0,068372377

20 MYOR 1.825.267.160.976 14.915.849.800.251 0,12237098

21 ROTI 50.264.253.248 4.559.573.709.411 0,011023893

22 UNVR 2.393.540.000.000 18.906.413.000.000 0,126599371

23 WTON 1.034.176.711.455 7.067.976.095.043 0,146318649

81

Page 99: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 3PERHITUNGAN ACTIVITY RATIO

No. Kode Perusahaan

Activity Ratio2013

Penjualan Total asset AR1 ALDO 399.345.658.763 301.479.232.221 1,32462079

2 ASII 19.388.000.000.000 213.994.000.000.000 0,090600671

3 DPNS 131.333.196.189 256.372.669.050 0,51227456

4 GGRM 55.436.954.000.000 50.770.251.000.000 1,09191806

5 KDSI 1.386.314.584.485 850.233.842.186 1,630509768

6 KLBF 16.002.131.057.048 11.315.061.275.026 1,414232824

7 SCCO 3.751.042.310.613 1.762.032.300.123 2,128815862

8 SKBM 1.296.618.257.503 497.652.557.672 2,605468891

9 SMSM 2.372.982.726.295 1.701.103.245.176 1,394966903

10 TSPC 6.854.889.233.121 5.407.957.915.805 1,26755595

11 WIIM 1.588.022.200.150 1.229.011.260.881 1,292113629

12 SIDO 2.372.364.000.000 2.951.507.000.000 0,803780577

13 KAEF 4.348.073.988.385 2.471.939.548.890 1,758972621

14 DLTA 2.001.358.536.000 867.040.802.000 2,308263384

15 DVLA 1.101.684.170.000 1.190.054.288.000 0,925742784

16 HMSP 75.025.207.000.000 27.404.594.000.000 2,737687229

17 IGAR 643.403.327.263 314.746.644.499 2,044194397

18 MERK 1.193.952.302.000 696.946.318.000 1,713119463

19 MLBI 3.561.989.000.000 1.782.148.000.000 1,998705495

20 MYOR 12.017.837.133.337 9.710.223.454.000 1,237647845

21 ROTI 1.505.519.937.691 1.822.689.047.108 0,82598836

22 UNVR 30.757.435.000.000 13.348.188.000.000 2,304240471

23 WTON 2.643.724.434.000 2.917.400.751.000 0,90619173

82

Page 100: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Activity Ratio2014

Penjualan Total asset AR1 ALDO 493.881.857.454 356.814.265.668 1,38414269

2 ASII 201.701.000.000.000 236.029.000.000.000 0,854560245

3 DPNS 132.775.925.237 268.877.322.944 0,493816004

4 GGRM 65.185.850.000.000 58.220.600.000.000 1,11963549

5 KDSI 1.626.232.662.544 952.177.443.047 1,70790925

6 KLBF 17.368.532.547.558 12.425.032.367.729 1,397866181

7 SCCO 3.703.267.949.291 1.656.007.190.010 2,236263207

8 SKBM 1.480.764.903.724 649.534.031.113 2,279734137

9 SMSM 2.632.860.000.000 1.749.395.000.000 1,505011733

10 TSPC 7.512.115.037.587 5.592.730.492.960 1,343192748

11 WIIM 1.661.533.200.316 1.332.907.675.785 1,246547852

12 SIDO 2.197.907.000.000 2.821.399.000.000 0,779013178

13 KAEF 4.521.024.379.759 2.968.184.626.297 1,523161443

14 DLTA 879.253.383.000 991.947.134.000 0,886391374

15 DVLA 1.103.821.775.000 1.236.247.525.000 0,892880878

16 HMSP 80.690.139.000.000 28.380.630.000.000 2,84314122

17 IGAR 737.863.227.409 349.894.783.575 2,108814598

18 MERK 863.207.535.000 716.599.526.000 1,204588482

19 MLBI 2.988.501.000.000 2.231.051.000.000 1,339503669

20 MYOR 14.169.088.278.238 10.291.108.029.334 1,376828252

21 ROTI 1.880.262.901.697 2.142.894.276.216 0,877440816

22 UNVR 34.511.534.000.000 14.280.670.000.000 2,416660703

23 WTON 3.277.195.052.159 3.802.332.940.158 0,861890609

83

Page 101: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Activity Ratio2015

Penjualan Total asset AR1 ALDO 538.363.112.800 366.010.819.198 1,470893986

2 ASII 83.955.000.000.000 245.435.000.000.000 0,342066127

3 DPNS 118.475.319.120 274.483.110.371 0,431630635

4 GGRM 70.365.573.000.000 63.505.413.000.000 1,108024807

5 KDSI 1.713.946.192.967 1.177.093.668.866 1,456083095

6 KLBF 17.887.464.223.321 13.696.417.381.439 1,305995847

7 SCCO 3.533.081.041.052 1.773.144.328.632 1,992551302

8 SKBM 1.362.245.580.664 764.484.248.710 1,781914517

9 SMSM 2.802.924.000.000 2.220.108.000.000 1,262516959

10 TSPC 8.181.481.867.179 6.284.729.099.203 1,301803425

11 WIIM 1.839.419.574.956 1.342.700.045.391 1,3699408

12 SIDO 2.218.536.000.000 2.796.111.000.000 0,793436312

13 KAEF 4.860.371.483.524 3.236.224.076.311 1,501864942

14 DLTA 699.506.819.000 1.038.321.916.000 0,673689737

15 DVLA 1.306.098.136.000 1.376.278.237.000 0,949007331

16 HMSP 89.069.306.000.000 38.010.724.000.000 2,34326781

17 IGAR 677.331.846.043 383.936.040.590 1,764178859

18 MERK 983.446.471.000 641.646.818.000 1,532691262

19 MLBI 2.696.318.000.000 2.100.853.000.000 1,283439631

20 MYOR 14.818.730.635.847 11.342.715.686.221 1,306453502

21 ROTI 2.174.501.712.899 2.706.323.637.034 0,803489163

22 UNVR 36.484.030.000.000 15.729.945.000.000 2,319399718

23 WTON 2.652.622.140.207 4.456.097.502.805 0,595279196

84

Page 102: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Activity Ratio2016

Penjualan Total asset AR1 ALDO 666.434.061.412 410.330.576.602 1,624139412

2 ASII 81.948.000.000.000 261.855.000.000.000 0,312951824

3 DPNS 115.940.711.050 296.129.565.784 0,391520214

4 GGRM 76.274.147.000.000 62.951.634.000.000 1,211630932

5 KDSI 1.995.337.146.834 1.142.273.020.550 1,746812812

6 KLBF 19.374.230.957.505 15.226.009.210.657 1,272443139

7 SCCO 3.742.637.722.322 2.449.935.491.586 1,527647457

8 SKBM 1.501.115.928.446 1.001.657.012.004 1,498632676

9 SMSM 2.879.876.000.000 2.254.740.000.000 1,27725414

10 TSPC 9.138.238.993.842 6.585.807.349.438 1,387565489

11 WIIM 1.685.795.530.617 1.353.634.132.275 1,245384916

12 SIDO 2.561.806.000.000 2.987.614.000.000 0,857475564

13 KAEF 5.811.502.656.431 4.612.562.541.064 1,259929292

14 DLTA 774.968.268.000 1.197.796.650.000 0,646994853

15 DVLA 1.451.356.680.000 1.531.365.558.000 0,947753247

16 HMSP 95.466.657.000.000 42.508.277.000.000 2,245836899

17 IGAR 792.794.834.768 439.465.673.296 1,803997179

18 MERK 1.034.806.890.000 743.934.894.000 1,390991199

19 MLBI 3.263.311.000.000 2.275.038.000.000 1,434398458

20 MYOR 18.349.959.898.358 12.922.421.859.142 1,420009353

21 ROTI 2.521.920.968.213 2.919.640.858.718 0,863777804

22 UNVR 40.053.732.000.000 16.745.695.000.000 2,391882332

23 WTON 3.481.731.506.128 4.662.319.785.318 0,74678093

LAMPIRAN 3 (LANJUTAN)

85

Page 103: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

No.

Kode Perusahaan

Activity Ratio2017

Penjualan Total asset AR1 ALDO 708.740.551.637 498.701.656.995 1,421171439

2 ASII 206.057.000.000.000 295.646.000.000.000 0,696972054

3 DPNS 111.294.849.755 308.491.173.960 0,360771585

4 GGRM 83.305.925.000.000 66.759.930.000.000 1,247843205

5 KDSI 2.245.519.457.754 1.328.291.727.616 1,69053184

6 KLBF 20.182.120.166.616 16.616.239.416.335 1,214602153

7 SCCO 4.440.404.595.541 4.014.244.589.706 1,106161943

8 SKBM 1.841.487.199.828 1.623.027.475.045 1,13460014

9 SMSM 3.339.964.000.000 2.443.341.000.000 1,36696597

10 TSPC 9.565.462.045.199 7.434.900.309.021 1,286562247

11 WIIM 1.476.427.090.781 1.225.712.093.041 1,204546401

12 SIDO 2.573.840.000.000 3.158.198.000.000 0,814971069

13 KAEF 6.127.479.369.403 6.096.148.972.533 1,005139375

14 DLTA 777.308.328.000 1.340.842.765.000 0,579716241

15 DVLA 1.575.647.308.000 1.640.886.147.000 0,960241703

16 HMSP 99.091.484.000.000 43.141.063.000.000 2,296917997

17 IGAR 761.926.952.217 513.022.591.574 1,485172319

18 MERK 1.156.648.155.000 847.006.544.000 1,365571687

19 MLBI 3.389.736.000.000 2.510.078.000.000 1,350450464

20 MYOR 20.816.673.946.472 14.915.849.800.251 1,395607641

21 ROTI 2.491.100.179.560 4.559.573.709.411 0,546344974

22 UNVR 41.204.510.000.000 18.906.413.000.000 2,17939331

23 WTON 5.362.263.237.778 7.067.976.095.043 0,758670257

LAMPIRAN 4PERHITUNGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL

86

Page 104: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 2016 20171 ALDO 0,1432 0,1432 0,1432 0,1432 0,14572 ASII 0,0004 0,0003 0,0004 0,0004 0,00043 DPNS 0,0571 0 0 0 04 GGRM 0,0092 0,0092 0,0092 0,0067 0,00675 KDSI 0,0516 0,0516 0,0525 0,1021 0,10326 KLBF 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,00017 SCCO 0,2423 0,2423 0,2423 0,1442 0,14428 SKBM 0,0172 0,0313 0,0311 0,0323 0,02219 SMSM 0,0836 0,0836 0,0801 0,0801 0,080110 TSPC 0 0 0 0 011 WIIM 0,4655 0,4655 0,4364 0,4411 0,61912 SIDO 0,8100 0,8100 0,8100 0,8100 013 KAEF 0 0 0 0 014 DLTA 0 0 0 0 015 DVLA 0 0 0 0 016 HMSP 0 0 0 0 017 IGAR 0 0 0 0 018 MERK 0,00001 0 0 0 019 MLBI 0 0 0 0 020 MYOR 0 0 0 0,2522 0,252221 ROTI 0 0 0 0 022 UNVR 0 0 0 0 023 WTON 0 0 0 0 0

LAMPIRAN 5PERHITUNGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

87

Page 105: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 2016 2017

88

Page 106: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

1 ALDO 0,5841 0,5841 0,5841 0,5841 0,58412 ASII 0,5011 0,5011 0,5011 0,5011 0,50113 DPNS 0,6642 0,6535 0,6557 0,6557 0,65574 GGRM 0,7555 0,7555 0,7555 0,7555 0,75555 KDSI 0,7568 0,7568 0,7568 0,7568 0,78446 KLBF 0,5671 0,567 0,5671 0,565 0,56617 SCCO 0,6726 0,6726 0,6726 0,6726 0,67268 SKBM 0,8092 0,8142 0,8048 0,8061 0,8289 SMSM 0,5813 0,5813 0,5813 0,5813 0,581310 TSPC 0,7734 0,7752 0,7816 0,7842 0,789211 WIIM 0,2248 0,2248 0,2248 0,2248 0,051412 SIDO 0 0 0 0 0,81613 KAEF 0,9003 0,9003 0,9003 0,9003 0,900314 DLTA 0,8458 0,8167 0,8167 0,8167 0,816715 DVLA 0,9266 0,9266 0,9266 0,9266 0,926616 HMSP 0,9818 0,9818 0,925 0,925 0,92517 IGAR 0,8482 0,8482 0,8482 0,8482 0,848218 MERK 0,86651 0,86651 0,86651 0,86651 0,8665119 MLBI 0,7624 0,8178 0,8178 0,8178 0,817820 MYOR 0,3307 0,3307 0,3307 0,5907 0,590721 ROTI 0,7075 0,7075 0,7075 0,7075 0,7028322 UNVR 0,85 0,85 0,85 0,85 0,8523 WTON 0,831 0,831 0,831 0,831 0,831

LAMPIRAN 6PERHITUNGAN EFFECTIVE TAX RATE

No. Kode Effective Tax Rate

89

Page 107: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Perusahaan2013

Total Beban Pajak Penghasilan

Laba Sebeleum Pajak ETR

1 ALDO -8.451.226.930 33.591.990.313 -0,251584585

2 ASII -5.226.000.000.000 27.523.000.000.000 -0,189877557

3 DPNS -20.509.600.140 87.322.830.461 -0,234870996

4 GGRM -1.552.272.000.000 5.936.204.000.000 -0,261492361

5 KDSI -11.172.919.812 47.175.692.006 -0,236836373

6 KLBF -602.070.267.545 2.572.522.717.231 -0,234038854

7 SCCO -40.196.498.170 145.158.812.593 -0,276913936

8 SKBM -20.038.059.647 78.305.045.915 -0,255897425

9 SMSM -107.817.613.944 458.595.417.885 -0,235103993

10 TSPC -191.400.294.291 829.935.403.086 -0,230620713

11 WIIM - 42.797.081.717 175.119.289.578 -0,244388164

12 SIDO -176.715.000.000 582.658.000.000 -0,303291124

13 KAEF -68.483.102.322 284.125.432.299 -0,24103123

14 DLTA - 87.897.926.000 358.395.988.000 -0,245253655

15 DVLA -49.960.304.000 175.756.777.000 -0,284258194

16 HMSP -3.691.224.000.000 14.509.710.000.000 -0,254396814

17 IGAR -13.411.886.964 48.442.303.122 -0,276863115

18 MERK -59.262.982.00) 234.707.739.000 -0,252496923

19 MLBI -405.716.000.000 1.576.945.000.000 -0,25727974

20 MYOR -342.515.257.778 1.356.073.496.557 -0,252578683

21 ROTI -52.789.633.241 210.804.904.162 -0,250419379

22 UNVR -1.806.183.000.000 7.158.808.000.000 -0,252302199

23 WTON -87.315.397.000 328.521.639.000 -0,265782788

LAMPIRAN 6 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Effective Tax Rate2014

Total Beban Pajak Laba Sebeleum ETR

90

Page 108: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Penghasilan Pajak1 ALDO -8.451.226.930 33.591.990.313 -0,251584585

2 ASII -5.227.000.000.000 27.352.000.000.000 -0,191101199

3 DPNS -2.663.152.461 17.183.018.745 -0,154987462

4 GGRM 1.810.552.000.000 7.205.845.000.000 -0,25126158

5 KDSI -13.488.971.936 57.978.111.301 -0,232656284

6 KLBF -642.609.966.418 2.763.700.548.048 -0,232517943

7 SCCO -44.728.341.629 182.347.242.356 -0,24529212

8 SKBM -20.645.137.227 109.761.131.334 -0,188091513

9 SMSM -119.683.000.000 541.150.000.000 -0,221164187

10 TSPC -158.439.557.374 742.732.619.498 -0,213319778

11 WIIM -37.236.710.659 149.541.532.719 -0,249005811

12 SIDO -130.458.000.000 545.651.000.000 -0,239086889

13 KAEF -79.079.988.771 315.611.059.635 -0,250561526

14 DLTA -91.445.380.000 379.518.812.000 -0,240950849

15 DVLA -24.936.967.000 105.866.443.000 -0,235551193

16 HMSP -3.537.216.000.000 13.718.299.000.000 -0,257846545

17 IGAR -20.927.345.985 75.826.220.743 -0,275990888

18 MERK -54.682.938.000 205.058.431.000 -0,26667003

19 MLBI -283.495.000.000 1.078.378.000.000 -0,262890192

20 MYOR -119.876.262.161 529.701.030.750 -0,226309286

21 ROTI -64.185.387.029 252.762.908.103 -0,25393515

22 UNVR -1.938.199.000.000 7.676.720.000.000 -0,25247749

23 WTON -89.117.249.234 411.521.100.488 -0,216555722

LAMPIRAN 6 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Effective Tax Rate2015

Total Beban Pajak Laba Sebeleum ETR

91

Page 109: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Penghasilan Pajak1 ALDO -8.451.226.930 33.591.990.313 -0,251584585

2 ASII -4.017.000.000.000 19.630.000.000.000 -0,204635762

3 DPNS -1.972.849.888 11.832.026.060 -0,166738129

4 GGRM -2.182.441.000.000 8.635.275.000.000 -0,252735553

5 KDSI -3.419.704.975 14.890.268.268 -0,229660401

6 KLBF -663.186.962.586 2.720.881.244.459 -0,243739768

7 SCCO -46.936.637.110 206.056.283.235 -0,227785517

8 SKBM -13.479.285.258 53.629.853.879 -0,251339213

9 SMSM -122.410.000.000 583.717.000.000 -0,209707786

10 TSPC -177.892.281.060 707.110.932.867 -0,251576199

11 WIIM -46.881.830.192 177.962.941.779 -0,263435914

12 SIDO -122.924.000.000 560.399.000.000 -0,219350855

13 KAEF -85.162.555.115 338.135.061.189 -0,251859582

14 DLTA -58.152.543.000 250.197.742.000 -0,23242633

15 DVLA -36.543.278.000 144.437.708.000 -0,253003724

16 HMSP -3.569.336.000.000 13.932.644.000.000 -0,256185115

17 IGAR -11.820.161.899 63.236.346.206 -0,186920381

18 MERK -51.395.379.000 193.940.841.000 -0,265005446

19 MLBI -178.663.000.000 675.572.000.000 -0,264461819

20 MYOR -390.261.637.241 1.640.494.765.801 -0,237892644

21 ROTI -107.712.914.648 378.251.615.088 -0,284765247

22 UNVR -1.977.685.000.000 7.829.490.000.000 -0,252594358

23 WTON -34.275.316.813 206.059.338.582 -0,166337119

LAMPIRAN 6 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Effective Tax Rate2016

Total Beban Pajak Laba Sebeleum ETR

92

Page 110: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Penghasilan Pajak1 ALDO -8.451.226.930 33.591.990.313 -0,251584585

2 ASII -3.951.000.000.000 22.253.000.000.000 -0,177549095

3 DPNS -2.278.665.403 12.288.056.506 -0,185437412

4 GGRM -2.258.454.000.000 8.931.136.000.000 -0,252874214

5 KDSI -16.570.567.066 63.697.916.133 -0,260143001

6 KLBF -740.303.526.679 3.091.188.460.230 -0,239488319

7 SCCO -99.008.469.812 439.602.100.346 -0,225222923

8 SKBM -8.264.494.258 30.809.950.308 -0,268241077

9 SMSM -156.016.000.000 658.208.000.000 -0,237031455

10 TSPC -173.464.664.107 718.958.200.369 -0,241272252

11 WIIM -30.372.690.384 136.662.997.252 -0,222245165

12 SIDO -148.557.000.000 629.082.000.000 -0,236148865

13 KAEF -111.427.977.007 383.025.924.670 -0,290914974

14 DLTA -72.538.386.000 327.047.654.000 -0,221797604

15 DVLA -62.333.656.000 214.417.056.000 -0,290712209

16 HMSP -4.249.218.000.000 17.011.447.000.000 -0,249785806

17 IGAR -26.468.958.222 95.774.588.017 -0,276367237

18 MERK -61.073.314.000 214.916.161.000 -0,284172738

19 MLBI -338.057.000.000 1.320.186.000.000 -0,256067706

20 MYOR -457.007.141.573 1.845.683.269.238 -0,247608649

21 ROTI -89.639.472.867 369.416.841.698 -0,242651289

22 UNVR -2.181.213.000.000 8.571.885.000.000 -0,2544613

23 WTON -58.691.974.024 340.259.601.398 -0,17249175

LAMPIRAN 6 (LANJUTAN)

No. Kode Perusahaan

Effective Tax Rate2017

Total Beban Pajak Laba Sebeleum ETR

93

Page 111: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Penghasilan Pajak1 ALDO -8.451.226.930 33.591.990.313 -0,251584585

2 ASII -6.031.000.000.000 29.196.000.000.000 -0,206569393

3 DPNS -1.604.832.494 7.568.252.565 -0,212047957

4 GGRM -2.681.165.000.000 10.436.512.000.000 -0,256902402

5 KDSI -24.397.862.353 93.363.070.902 -0,261322406

6 KLBF -787.935.315.388 3.241.186.725.992 -0,243100871

7 SCCO -75.500.057.785 345.230.356.594 -0,218694725

8 SKBM -5.880.557.363 31.761.022.154 -0,185150129

9 SMSM -165.250.000.000 720.638.000.000 -0,229310694

10 TSPC -186.750.680.877 744.090.262.873 -0,250978531

11 WIIM -13.901.517.361 54.491.308.212 -0,255114399

12 SIDO -148.090.000.000 681.889.000.000 -0,217176109

13 KAEF -118.001.844.961 449.709.762.422 -0,26239556

14 DLTA -89.240.218.000 369.012.853.000 -0,241834986

15 DVLA -63.898.628.000 226.147.921.000 -0,282552357

16 HMSP -4.224.272.000.000 16.894.806.000.000 -0,250033768

17 IGAR -23.388.107.927 95.764.791.063 -0,244224497

18 MERK -61.107.348.000 205.784.642.000 -0,296948049

19 MLBI -457.953.000.000 1.780.020.000.000 -0,257274076

20 MYOR -555.930.772.581 2.186.884.603.474 -0,254211298

21 ROTI -50.783.313.391 186.147.334.530 -0,272812466

22 UNVR -2.367.099.000.000 9.371.661.000.000 -0,252580519

23 WTON -79.042.760.767 419.501.620.158 -0,188420633

94

Page 112: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

LAMPIRAN 7HASIL OUTPUT SPSS

Descriptive Statistics

NMinimu

mMaximu

m MeanStd.

DeviationIIR 115 ,0110 2,3626 ,241915 ,2495396AR 115 ,0906 2,8431 1,336182 ,5656211KM 115 ,0000 ,8100 ,077467 ,1790267KI 115 ,0000 ,9818 ,694247 ,2225495ETR 115 -,3033 -,1550 -,241777 ,0286586Valid N (listwise)

115

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandar

dized Residual

N 115Normal Parametersa,b

Mean ,0000000Std. Deviation

,02570681

Most Extreme Differences

Absolute ,072Positive ,072Negative -,070

Test Statistic ,072Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.d. This is a lower bound of the true significance.

Runs Test

95

Page 113: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00186Cases < Test Value 57Cases >= Test Value

58

Total Cases 115Number of Runs 64Z 1,031Asymp. Sig. (2-tailed)

,302

a. Median

Model Summaryb

Model R

R Squar

e

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change

F Chang

e df1 df2Sig. F

Change1 ,442a ,195 ,166 ,026170

0,195 6,678 4 110 ,000 1,921

a. Predictors: (Constant), KI, IIR, AR, KMb. Dependent Variable: ETR

Model Summaryb

Model R

R Squar

e

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change

F Chang

e df1 df2Sig. F

Change1 ,357a ,128 ,053 ,00105 ,128 1,705 9 105 ,097 2,094a. Predictors: (Constant), IIR_AR_KM_KI, AR, KM, KI_2, AR_2, KM_2, IIR, IIR_2, KIb. Dependent Variable: RES_2

ANOVAa

96

Page 114: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,018 4 ,005 6,678 ,000b

Residual ,075 110 ,001Total ,094 114

a. Dependent Variable: ETRb. Predictors: (Constant), KI, IIR, AR, KM

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

CorrelationsCollinearity

Statistics

BStd.

Error BetaZero-order

Partial Part

Tolerance VIF

1 (Constant)

-,181 ,015 -12,42

0

,000

IIR ,000 ,010 -,003 -,036 ,971 -,095 -,003 -,003 ,944 1,060AR -,014 ,005 -,271 -

2,793,006 -,365 -,257 -,239 ,777 1,286

KM -,070 ,024 -,435 -2,879

,005 -,079 -,265 -,246 ,320 3,126

KI -,053 ,020 -,412 -2,588

,011 -,150 -,240 -,221 ,289 3,458

a. Dependent Variable: ETR

97

Page 115: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

98

Page 116: BAB Irepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45072... · Web viewMenghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. Menghilangkan risiko

99