Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Pra Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan salah satu cara dalam
perbaikan peningkatan kualitas dalam belajar dan pembelajaran.
Meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn
melalui metode pembelajaran kooperatif Think – Pair – Share yang
dilakukan di SMP Islam Sudirman Ambarawa adalah contoh perbaikan
dalam Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
2 siklus penelitian yaitu siklus 1 dan siklus 2. Namun sebelum beranjak ke
siklus 1 maka dilakukan pra penelitian atau pra siklus.
Dalam penelitian pra siklus banyak data yang diperoleh baik dari hasil
observasi maupun data hasil belajar siswa selama pra siklus yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menguasai materi
pembelajaran. Dari hasil penelitian pra siklus diperoleh data sebagai berikut :
78
Tabel 1
Daftar Nilai Pra Silkus
No Nama KKM Pre test
Nilai Predikat
1. AC 60 58 Belum tuntas
2. AN 60 60 Tuntas
3. AW 60 52 Belum tuntas
4. AR 60 62 Tuntas
5. DY 60 62 Tungas
6. DP 60 54 Belum tuntas
7. DR 60 54 Belum tuntas
8. ENF 60 52 Belum tuntas
9. ENS 60 59 Belum tuntas
10. FW 60 68 Belum tuntas
11. FH 60 60 Tuntas
12. GF 60 56 Belum tuntas
13. JA 60 64 Tuntas
14. JS 60 56 Belum tuntas
15. KU 60 60 Tuntas
16. LP 60 64 Tuntas
17. NW 60 50 Belum tuntas
18. NA 60 56 Belum tuntas
19. NK 60 60 Tuntas
20. NB 60 58 Belum tuntas
21. NKH 60 60 Tuntas
22. OL 60 64 Tuntas
23. OA 60 50 Belum tuntas
24. RR 60 68 Tuntas
25. RN 60 55 Belum tuntas
79
No Nama KKM Pre test
Nilai Predikat
26. NKH 60 60 Tuntas
27. TP 60 58 Belum tuntas
28. UL 60 48 Belum tuntas
29. UM 60 55 Belum tuntas
30. YA 60 52 Belum tuntas
31. YS 60 64 Tuntas
32. YL 60 50 Belum tuntas
33. ZH 60 58 Belum tuntas
34. NL 60 65 Tuntas
Nilai Rata – rata 56,6 (1965)
Grafik 1
Grafik Nilai Pra Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
80
Grafik 1
Ketuntasan Pra Siklus
Dari data grafik ketuntasan tersebut dapat dilihat bahwa dari 34 siswa
yang melaksanakan post tes pada pra siklus didapat hasil :
Siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa = 13/ 34 x 100 = 38%
Siswa yang belum tuntas 21 siswa = 21/ 34 x 100 = 62%
Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa (Pra Siklus)
No Aspek yang
diamati
Jumlah
siswa Aktifitas (%) Kriteria
1. Perhatian siswa 24 70,58% Baik
2. Partisipasi siswa 17 50% Cukup
3. Keaktifan siswa 18 52,94% Cukup
0
5
10
15
20
25
tuntas belum tuntas
jumlah
jumlah
81
Grafik 3. Aktivitas Belajar Siswa (Pra Siklus)
Hasil pra siklus :
1. Observasi
Sebagai awalan dari inti penelitian dilakukan penelitian pra
siklus adalah penelitian yang dilakukan sebelum siklus I dan siklus II
berlangsung. Dari hasil observasi yang didapat bahwa selama kegiatan
berlangsung guru menggunakan metode ceramah. Dari hasil pengamatan
terlihat bahwa dengan penggunaan metode ceramah kegiatan belajar dan
mengajar lebih berpusat pada guru, sedangkan siswa cenderung pasif.
Berdasarkan pengamatan didapat bahwa dari 34 siswa jumlah
siswa yang hadir, terdapat 18 siswa (52,94%) yang aktif memperhatikan
pelajaran yaitu meliputi a) antusias siswa, b) perhatian siswa, c)
keikutsertaan siswa secara seksama, dan d) aktivitas siswa saat
pembelajaran berlangsung dengan kriteria cukup, sedangkan partisipasi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Perhatian Partisipasi Keaktifan
Jumlah siswa
Aktivitas
82
siswa dalam mengikuti pelajaran ada 17 siswa (73,07%), yaitu meliputi :
a) siswa berpendapat, b) siswa aktif mencatat hal penting saat pelajaran,
yang ketiga adalah keaktifan siswa menunjukkan keberanian ada 12
siswa (46, 15%) dengan kriteria cukup, rata-rata keaktifan belajar siswa
dari 34 siswa menunjukkan masih (57,84%) yang menunjukkan cukup,
dan belum menunjukkan keaktifan kriteria yang diharapkan atau masih
di bawah KKM, sedangkan di dalam penelitian ini nilai KKM
ditargetkan dengan nilai 70 dan kriteria yang diharapkan yaitu 75%.
2. Hasil belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pra siklus, yaitu
selain keaktifan siswa juga didapat data dari hasil belajar siswa. Di
dalam pra siklus terdapat data nilai dari jumlah 34 siswa, menunjukkan
bahwa siswa mencapai nilai ketuntasan 13 siswa (38%) sedangkan siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan dalam ada 21 siswa (62%). Secara
keseluruhan hasil rata-rata nilainya adalah 56,6. Maka dari data tersebut
menunjukkan bahwa belum ada peningkatan dalam pencapaian nilai.
3. Refleksi
Pada tahap akhir pra siklus peneliti dan guru mata pelajaran PKn
mengadakan refleksi. Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui
observer dan hasil tes siswa ditemukan bahwa ada beberapa masalah
atau persoalan yang muncul di dalam kelas, permasalahan tersebut
83
antara lain adalah : siswa cenderung pasif dan diam dikarenakan
pengemasan pelajaran tidak menarik yaitu guru cenderung mengajar
menggunakan metode ceramah, terdapat beberapa siswa yang tidak
berkonsentrasi, siswa menganggap remeh dan cenderung acuh terhadap
pelajaran PKn. Oleh karena itu permasalahan tersebut perlu diatasi agar
siswa menjadi aktif dan hasil belajar meningkat serta mencapai
ketuntasan. Adapun tindakan perbaikan pembelajaran pada pra siklus
adalah sebagai berikut :
1. Guru menggunakan metode yang menarik memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif dan beraktifitas selama proses
pembelajaran berlangsung.
2. Guru menerapkan suatu metode pembelajaran yang menyenangkan
agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran PKn yaitu dengan
metode Think – Pair – Share.
3. Pemberian motivasi terhadap siswa agar lebih antusias dan
konsentrasi dengan cara pemberian reward.
Dari hasil diskusi yang dilakukan peneliti dan guru (Observer)
disimpulkan bahwa harus adanya tindakan perbaikan pada pertemuan
selanjutnya yaitu dengan diterapkannya tindakan perbaikan pembelajaran
dengan metode kooperatif Think – Pair – Share beserta pemberian Reward.
84
4.2 Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Perbaikan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas VIIIa SMP Islam Sudirman Ambarwa dalam mata
pelajaran PKn dengan menggunakan metode Think – Pair – Share adalah
sebagai berikut :
a) Siklus I
a. Pertemuan ke 1
Proses pembelajaran siklus 1 pada pertemuan 1 :
1. Perencanaan
a.) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan standar kompetensi (RPP terlampir).
b.) Menjelaskan kepada siswa mengenai metode Think – Pair –
Share.
c.) Membuat lembar observasi untuk kegiatan observasi
kegiatan yang sedang berlangsung dalam pembelajaran.
d.) Membuat lembar kerja siswa.
2. Tindakan/ Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
Think – Pair – Share adalah pada pertemuan 1 kegiatan yang
pertama dilakukan kegiatan awal yaitu apersepsi yang berupa
kesiapan kelas guru melakukan presensi, selanjutnya pemberian
materi tentang “Demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”
85
selanjutnya dilakukan pembagian kelompok yang mana satu
kelompok terdiri dari 6 sampai 7 siswa. Sebelum masuk pada
tahapan Think (berpikir) siswa dibagi dalam kelompok dengan
cara berhitung, siswa yang mendapat nomor sama akan
bergabung menjadi satu dalam kelompok diskusi. Tugas dari
setiap kelompok adalah mengamati fenomena masyarakat
tentang : “Prinsip-prinsip dasar demokrasi” yaitu : 1). Adanya
pemerintahan yang konstitusi, 2). Dilaksanakannya pemilu,
3). Penjaminan hak asasi manusia, 4). Adanya persamaan
kedudukan di depan hukum, 5). Peradilan yang bebas dan tidak
memihak. Pada tahapan Think siswa dihadapkan dengan pilihan
materi yang sesuai dengan permasalahan yang akan
didiskusikan, yaitu contoh kasus tentang “persamaan
kedudukan di depan hukum, setiap individu atau siswa
diberikan kesempatan untuk memikirkan jawaban dari
permasalahan secara mandiri untuk beberapa saat, pada tahap
ini ditemukan bahwa siswa cenderung pasif, main-main.
Kemudian pada tahap ke 2 (dua) Pair (berpasangan) pada
tahapan ini siswa tergabung dalam kelompok untuk
mendiskusikan permasalahan dalam waktu 50 menit, kemudian
jawaban dari masing-masing siswa dapat digabungkan dalam
kelompok, dan dengan kerjasama dalam diskusi diharapkan
siswa dapat mengatasi masalah dan menemukan jawaban dari
86
permasalahan yang diidentifikasi, sehingga cara bealjar siswa
bukan hanya hafalan. Namun masalah observasi dimunculkan
di dalam kelas, siswa cenderung bicara sendiri, dan guru tidak
berani menegur. Sedangkan pada tahap akhir Share (berbagi)
yaitu mempresentasikan hasil diskusi, yang mana setiap siswa
secara bergiliran dapat menyampaikan jawabannya pada saat
presentasi. Pada tahap ini siswa dalam kelompok ada yang
belum lancar menjawab. Sebelum kegiatan pembelajaran
berakhir, sisa waktu 5 menit terakhir digunakan guru
memberikan tugas pada siswa dari hasil diskusi setiap
kelompok yang akan mempresentasikan pada pertemuan
selanjutnya.
3. Observasi
Di dalam siklus 1 Pertemuan 1 observer melakukan
pengamatan mengenai berlangsungnya pembelajaran pada guru
selama mengajar, menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat sebelumnya. Pada lembar observasi ini berisi tentang
pengamatan yang dilakukan observer terhadap guru dan siswa
yang berupa kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran
berlangsung. Adapun kelebihan dalam pembelajaran dapat
dilihat dari kesesuaian dengan RPP yang telah direncanakan,
dan kekurangan yang dihadapi oleh guru adalah belum
87
maksimalnya guru dalam mengelola kelas karena masih
ditemukan adanya guru yang masih ragu-ragu menegur siswa
yang melakukan kesalahan. Sedangkan kekurangan dari siswa
adalah siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran
terutama pada diskusi kelompok kurang adanya partisipasi
kerjasama.
4. Refleksi
Dari hasil tindakan dan observasi maka diperlukan
adanya refleksi antara guru dan observer. Dari hasil observasi
diperlukan adanya perbaikan dalam pertemuan ke 2 (dua) nanti.
Adapun hal yang harus diperbaiki adalah dari guru harus lebih
tegas dalam menegur siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran dan lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan diskusi
kelompok.
b. Pertemuan ke II
Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 berlangsung 2 x 24 menit,
penerapan model pembelajaran Think – Pair – Share dengan siswa
melakukan presentasi kelas (Share) dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran :
88
1. Perencanaan
Pada pertemuan ke 2 ini adalah tindak lanjut dari
pertemuan sebelumnya, adapun perencanaan pada pertemuan ke
2 ini adalah :
a.) Perbaikan RPP dengan standar kompetensi “Memahami
pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”.
Dengan kompetensi dasar menjelaskan hakikat demokrasi,
serta tujuan pembelajaran siswa dapat menelaah prinsip-
prinsip dasar demokrasi.
b.) Membuat lembar observasi
2. Tindakan
Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke 2 ini
adalah ada beberapa hal yang harus diperhatikan siswa yaitu
kesiapan siswa daslam mengikuti pelajaran, kemudian guru
memberikan arahan tentang langkah-langkah presentasi
selanjutnya guru melakukan pemeriksaan tugas dari masing-
masing kelompok. Setelah itu guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk ke depan kelas mempresentasikan hasil
diskusinya. Sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan
kelompok yang sedang presentasikan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok lain, begitu juga sebaliknya
kelompok lain yang belum mendapat giliran presentasi harus
89
mengajukan pertanyaan kepada kelompok presentasi. Dalam
pertemuan ini hanya sebagian kelompok yang melakukan
presentasi yaitu hanya 4 kelompok dan 2 kelompok terakhir
akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Dalam kegiatan yang terlaksana di atas kerjasama antar
siswa menjadi hal yang penting dalam pembelajaran karena
siswa ternyata dapat bekerjasama secara kelompok dan dapat
mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa. Observer melakukan
penilaian tentang berjalannya kegiatan pembelajaran, guru juga
harus melakukan penilaian terhadap siswa pada saat melakukan
presentasi di depan kelas agar guru mengetahui perkembangan
belajar siswa sehingga siwa pada saat melakukan presentasi di
depan kelas agar guru mengetahui perkembangan belajar siswa
sehingga siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dengan
baik dan penilaian ini digunakan guru untuk menentukan siswa
yang masuk dalam kategori nilai tertinggi yang akan
mendapatkan reward.
3. Observasi
Dalam siklus I pertemuan ke 2 observer melakukan
pengamatan mengenai berlangsungnya kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya.
lembar observasi tersebut berisi tentang pengamatan aktifitas
90
guru dan siswa berupa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
yang telah ditemukan dari segi guru adalah kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan RPP. Dan adanya keberhasilan guru
dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan penguatan
pemberian reward. Sedangkan kelemahan yang dihadapi oleh
guru adalah pengelolaan kelas yaitu dalam pengaturan waktu
presentasi yang ternyata kurang sesuai dengan waktu karena
masih adanya siswa yang belum siap dalam melakukan
presentasi. Ditemukan adanya beberapa kelompok yang masih
belum siap, mensharekan hasil diskusi kelompok mereka,
akibatnya waktu dalam presentasi cenderung molor, karena
siswa kurang menguasai sehingga pada saat ditanya kelompok
lain tidak siap. Dan kelemahan yang didapat dari siswa adalah
siswa masih cenderung malu-malu menjawab pertanyaan, dan
melempar pertanyaan yang diberikan dari kelompok lain ke
sesama anggota kelompok.
4. Refleksi
Dari hasil refleksi diperoleh rencana perbaikan
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya, dimana guru harus
lebih mempersiapkan kesiapan siswa untuk melakukan
presentasi agar tidak mengulur waktu dan guru harus tegas
menegur siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompoknya
91
dengan pemberian sanksi, untuk pemberian reward harus lebih
menarik agar siswa tetap aktif di dalam kelas maupun pada saat
diskusi.
c. Pertemuan ke III
1. Perencanaan
Dalam siklus 1 pertemuan ke 3 ini kegiatan
pembelajaran terpusat pada meneruskan daripada presentasi
kelompok terakhir, dan guru membuat lembar observasi berupa
post tes.
2. Tindakan
Dalam pertemuan ini melanjutkan presentasi dari
kelompok terakhir yang mana dalam pelaksanaan diskusi masih
menggunakan langkah-langkah sesuai dengan peraturan yang
telah disepakati sebelumnya.
Setelah kegiatan presentasi selesai guru bersama siswa
mereview tentang materi pembelajaran dan kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi berupa post tes yang dikerjakan
oleh masing-masing siswa/ individu. Setelah selesai kegiatan
pembelajaran guru melakukan penilaian terhadap siswa sewaktu
melakukan presentasi yaitu berhubungan dengan keaktifan
dalam berpendapat, sedangkan post tes digunakan untuk
92
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami
materi yang telah disampaikan dalam presentasi. Di dalam
pengerjaan soal tes ditemukan adanya beberapa siswa yang
didapati bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya,
sehingga hal ini mengganggu kegiatan berjalannya tes.
3. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer,
kelebihan guru dalam mengajar sudah optimal dalam mengajar
dan pemanfaat waktu sudah sesuai dengan yang telah
direncanakan, sedangkan kelemahannya adalah mengajak siswa
untuk fokus mengerjakan soal tes karena masih ada beberapa
siswa yang bekerja sama dalam mengerjakan tes dari guru.
4. Evaluasi
Hasil evaluasi pada pertemuan ke III ini adalah berupa
nilai dari hasil presentasi siswa, dan hasil evaluasi dari nilai
pada post tes. Hal tersebut ditunjukkan dalam tabel dan grafik
sebagai berikut :
93
Grafik 4.2.
Grafik aktifitas siswa dalam siklus 1
Keterangan :
1 = 0% – 20% ( 1 – 7 siswa)
2 = 20% – 40% ( 8 – 14 siswa)
3 = 41% – 60% (15 – 21 siswa)
4 = 61% – 80% (22 – 28 siswa)
5 = 81% –100% (29 – 35 siswa)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
aktivitas efektifitas
94
Tabel 4.2
Keaktifan Siklus 1
Kategori Penilaian Siklus I
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5
Antusias 70 60 65 70 65
Perhatian 65 60 60 70 65
Aktifitas 75 70 65 65 70
Bertanya 70 65 70 75 60
Berpendapat 75 70 70 60 70
Mencatat 75 65 65 70 65
Minat 70 65 70 70 70
Mengerjakan tugas 65 65 70 60 75
Mengikuti pelajaran 70 60 60 65 70
Keberanian 70 65 70 70 75
Kerjasama 65 65 65 65 70
Diskusi 75 70 70 70 70
Memberikan contoh 70 65 65 75 70
Penguasaan materi 70 70 70 65 65
Jumlah 985 915 945 950 960
Rata-rata 70,3 65,3 67,5 67,8 68,5
Rara-rata kelas
Siklus 1 67,88
95
Dari data di atas pada siklus 1 diperoleh data adanya peningkatan
keaktifan siswa dari data sebelumnya yaitu dalam pra siklus. Hal tersebut dapat
dibuktikan adanya peningkatan dalam belajar siswa yang mengalami perubahan
dalam proses pembelajaran pada penerapan diskusi kelompok yang telah di share
kan dan presentasikan di depan kelas. Dalam grafik menunjukkan keaktifan siswa
belajar secara penilaian yaitu mengenai aktivitas siswa terdapat 21 siswa yaitu
61% – 80% hal ini menunjukkan sudah naik, sedangkan efektivitas belajar siswa
menunjukkan cukup yaitu terdapat 18 siswa (41% – 60%).
Sedangkan dari data yang diperoleh pada tabel menunjukkan bahwa
penilaian secara kelompok pada saat presentasi menunjukkan adanya keaktifan,
berupa perhatian siswa, aktifitas siswa dalam bertanya, menjawab, mencatat hal-
hal yang penting, berpendapat, dan adanya keaktifan siswa yang meliputi
keberanian dalam diskusi, menjawab pertanyaan dari kelompok lain, kerja sama
serta pemberian contoh mengalami peningkatan. Dari data tabel di atas maka
dapat diketahui bahwa adanya peningkatan dalam keaktifan belajar siswa yaitu
67,88% yang menunjukkan (cukup), mesipun belum sesuai dengan kriteria yang
diharapkan yaitu 75%.
Setelah guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode
“Think – Pair – Share” tersebut, ternyata aktifitas dan penguasaan materi lebih
meningkat, terbukti bahwa siswa lebih antusias dalam menjawab pertanyaan dan
keinginan siswa untuk menjadi yang terbaik dalam presentasi guna meningkatkan
hasil belajar. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil nilai pada
post tes yang telah dilakukan, dengan hasil sebagai berikut :
96
Tabel 4.2
Daftar Nilai Siklus 1 Post tes
No Nama
Post tes
Nilai
Kelompok Presentasi U. harian U. akhir Predikat
1. AC 70 75 80 75 Tuntas
2. AN 70 70 75 71 Tuntas
3. AW 70 65 75 70 Tuntas
4. AR 65 70 70 68 Belum tuntas
5. DY 70 75 85 71 Tuntas
6. DP 70 70 75 71 Tuntas
7. DR 70 70 68 69 Belum tuntas
8. ENF 70 75 65 70 Tuntas
9. ENS 65 70 70 68 Belum tuntas
10. FW 65 70 70 68 Belum tuntas
11. FH 70 70 75 71 Tuntas
12. GF 70 65 70 68 Belum tuntas
13. JA 70 75 75 73 Tuntas
14. JS 65 70 78 71 Tuntas
15. KU 70 70 85 75 Tuntas
97
16. LP 70 70 85 75 Tuntas
17. NW 65 70 75 70 Tuntas
18. NA 70 70 70 70 Tuntas
19. NK 65 75 85 75 Tuntas
20. NB 70 75 92 79 Tuntas
21. NKH 70 70 76 72 Tuntas
22. OL 70 65 70 68 Belum tuntas
23. OA 65 70 65 66 Belum tuntas
24. RR 65 70 70 68 Belum tuntas
25. RN 70 70 70 70 Tuntas
26. NKH 70 70 75 71 Tuntas
27. TP 70 75 65 70 Tuntas
28. UL 70 70 78 72 Tuntas
29. UM 70 65 75 70 Tuntas
30. YA 70 70 78 72 Tuntas
31. YS 70 65 70 68 Belum tuntas
32. YL 65 70 75 70 Tuntas
33. ZH 70 70 85 75 Tuntas
34. NL 65 70 78 71 Tuntas
Rata – rata kelas 70,85
(Baik)
98
Grafik 4.2
Graik Nilai Siklus 1
55
60
65
70
75
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Data prosentase siswa sebagai berikut :
c. Prosentase siswa “Tuntas”
d. Prosentase siswa “Belum Tunta
Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode Think
– Pair – Share
hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang ditunjukkan pada
siklus I jika dibandingkan dengan peneli
0
5
10
15
20
25
99
Grafik 4.2
Grafik Ketuntasan Post Tes Siklus 1
Data prosentase siswa sebagai berikut :
Prosentase siswa “Tuntas” = 25/34 x 100% = 73%
Prosentase siswa “Belum Tuntas” = 9/34 x 100% = 26%
Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode Think
Share ternyata dapat meningkatkan penguasaan materi siswa
hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang ditunjukkan pada
siklus I jika dibandingkan dengan penelitian pada tahap pra siklus.
Tuntas Belum Tuntas
= 25/34 x 100% = 73%
9/34 x 100% = 26%
Dari data di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode Think
ternyata dapat meningkatkan penguasaan materi siswa
hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang ditunjukkan pada
tian pada tahap pra siklus.
100
5. Refleksi
Dari data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan
adanya peningkatan yang dialami siswa yaitu dibuktikan
dengan terdapatnya 21 siswa yang “belum tuntas” pada tahap
sebelumnya pra siklus dan setelah di adakannya perbaikan pada
siklus I terdapat 9 siswa yang “belum tuntas”. Selain dari hasil
belajar yang meningkat, keaktifan siswa pada tahap siklus 1 ini
mengalami peningkatan yaitu pada tahap pra siklus (57,84%)
siswa yang aktif dan pada siklus I mengalami peningkatan
menjadi (67,88%).
Adanya kelebihan juga pasti terdapat kelemahan,
adapun kelemahan yang terjadi pada siklus 1 yaitu siswa belum
secara maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini
dibuktikan dengan terdapat siswa yang kerjasama dalam
mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru, maka
kelemahan yang terjadi pada siklus 1 (satu) ini akan diperbaiki
pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus ke 2 (dua).
c) Siklus ke 2
c. Pertemuan ke 1
1. Perencanaan
Melihat beberapa kegiatan pada pertemuan yang lalu,
guru sangat perlu memperkuat metode Think – Pair – Share
101
untuk menunjang penguasaan materi sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai. Adapun langkah-langkahnya
adalah :
a.) Pembuatan Rencana Perbaikan pembelajaran (RPP) dengan
bimbingan guru kelas, dengan standar kompetensi
“Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek
kehidupan” Kompetensi dasar Menjelaskan pentingnya
kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dalam materi pokok menunjukkan praktik-pratik
demokrasi dalam kehidupan politik.
b.) Membuat lembar observasi untuk melakukan pengamatan
pada kegiatan pembelajaran.
c.) Membuat lembar kerja siswa.
2. Tindakan
Pada pelaksanaan siklus ke 2, pertemuan pertama
dimulai dengan apersepsi yang dilakukan oleh guru, yaitu
kesiapan dengan presensi kelas. Memberikan informasi kepada
siswa tentang penyampaian tujuan pembelajaran. Guru juga
harus menyampaikan/ meningkatkan tentang kekurangan di
siklus yang lalu, yaitu pada siklus 1. Kemudian guru meminta
siswa untuk bergabung dengan kelompoknya (sesuai dengan
kelompok yang sebelumnya) selanjutnya siswa mendapat tugas
102
dari guru untuk mengidentifikasi masalah tentang “Pentingnya
kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam praktik kehidupan politik.” Tugas yang telah
diberikan tersebut dikerjakan kelompok, sedangkan peran guru
di dalam kelas adalah mengarahkan siswa apabila siswa
menemukan kesulitan dengan tugasnya, bahwa siswa harus
lebih memperhatikan proses pembelajaran. Sisa waktu terakhir
pada pembelajaran digunakan guru untuk memberikan tugas
kepada siswa yang berhubungan dengan hasil diskusi kelompok
mereka yang akan dipresentasikan pada selanjutnya.
3. Observasi
Dari perolehan data di atas di dapat penilaian dari
observer yaitu siswa sudah lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran, kerjasama antar siswa sudah mulai terlihat dalam
kelompok, dan guru lebih bersemangat dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
Dari hasil tindakan dan observasi maka diperoleh hasil
refleksi yaitu guru harus tetap mempetahankan agar siswa tetap
belajar aktif, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa
agar kegiatan pembelajaran berjalan secara lancar dan baik,
103
dengan pemberian reward yang lebih menarik, seorang guru
juga harus memperhatikan pengelolaan kelas dalam
memanajemen waktu.
d. Pertemuan ke 2 (dua)
Pelaksanaan siklus ke 2 pada pertemuan ke 2 berlangsung
selama 2 x 45 menit, pada pertemuan ini guru menerapkan metode
Think – Pair – Share dengan pelaksanaan diskusi kelas (presentasi)
dalam kegiatan pembelajarannya yang berupa :
1. Perencanaan
Pada pertemuan kedua adalah pelaksanaan tindakan
lanjut dari pertemuan yang telah berjalan sebelumnya,
perencanaannya adalah sebagai berikut :
a.) Perbaikan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) dengan
bimbingan guru kelas, dengan standar kompetensi
“Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek
kehidupan” . Kompetensi dasar menjelaskan pentingnya
kehidupan demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dalam materi pokok menunjukkan praktik-
praktik demokrasi dalam kehidupan politik
b.) Penyusunan lembar obserasi.
104
2. Tindakan
Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke 2
(dua) ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
siswa, yaitu kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan
memberikan informasi tentang langkah-langkah jalannya
presentasi, dan tentang pemberian reward. Guru hendaknya
memeriksa pekerjaan atau hasil diskusi dari setiap kelompok
sebelum presentasi dimulai. Selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada kelompok presentasi untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Yang mana pada
kegiatan ini kelompok yang berada di depan kelas
mempresentasikan hasil diskusinya harus menjawab pertanyaan
yang dilontarkan dari kelompok lain, dan sebaliknya kelompok
lain harus bertanya pada kelompok yang sedang presentasi.
Dalam pertemuan ini hanya 4 kelompok yang melakukan
presentasi sedangkan 2 kelompok sisa yang belum presentasi
akan mempresentasikan hasil kelompoknya pada pertemuan
selanjutnya. Dari hasil presentasi kelompok ternyata keaktifan
siswa sudah mengalami peningkatan, yaitu siswa sudah aktif di
dalam kelompok dan siswa mulai berani dalam mengemukakan
pendapat dari masing individu.
105
Selain penilaian yang dilakukan oleh observer pada
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, guru juga
harus melakukan penelitian kepada siswa dalam kelas yaitu
kegiatan siswa pada saat melakukan presentasi berupa
penilaian dalam menjawab pertanyaan, bertanya, menyanggah
ataupun berpendapat, di sinilah peran guru untuk mendapatkan
data siswa yang teraktif untuk mendapatkan reward.
3. Observasi
Pada siklus ke 2 (dua) pertemuan ke 2 (dua), observer
melakukan pengamatan pada berjalannya pembelajaran yang
ada di dalam kelas menggunakan lembar observasi. Lembar
pengamatan ini berisi tentang pengamatan pada saat guru
melakukan pengajaran dan siswa sedang melakukan diskusi
kelas, yang mana dalam observasi ini ditemukan kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan yang ditemui adalah bahwa pada
kegiatan pembelajaran telah berjalan dengan lancar bahwa telah
sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya, guru
sudah berhasil untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
yang telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.
Selain dari guru ditemui juga kelebihan dari siswa yaitu
peningkatan keaktifan siswa, di mana siswa mulai berani dan
berantusias dalam mengemukakan pendapatnya tanpa ragu-ragu
106
dan malu-malu, dan siswapun lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran PKn.
4. Refleksi
Setelah dilakukannya tindakan dan observasi maka
selanjutnya dilakukan juga refleksi, dalam refleksi ini ditemui
catatan bahwa guru harus tetap memperhatikan waktu dalam
kegiatan pembelajaran dan tetap mempertahankan cara
mengajarnya.
e. Pertemuan ke 3 (tiga)
1. Perencanaan
Dalam pertemuan ke tiga ini kegiatan pembelajaran
adalah melanjutkan presentasi dari dua kelompok terakhir dan
dilakukannya evaluasi berupa soal post tes serta pembuatan
lembar observasi. Siswa yang masuk dalam kategori siswa
terakhir dibebaskan utnuk tidak mengikuti post tes ini.
2. Tindakan
Pemberian kesempatan pada kelompok terakhir yang
belum melakukan presentasi pada pertemuan yang sebelumnya.
Setelah kegiatan presentasi selesai guru mengajak siswa untuk
mereview tentang materi pembelajaran, mengumumkan nama
107
siswa yang mendapatkan reward, yang kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi berupa post tes yang dikerjakan oleh masing-
masing siswa.
Pada pelaksanaan post tes ini, guru mengatur tempat
duduk siswa, tidak bergerombol dengan kelompoknya,
melainkan duduk sesuai absensi.
Selain menilai siswa dari post tes yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi
yang disampaikan oleh temannya pada saat presentasi, guru
juga melakukan penilaian kepada siswa selama siswa
melakukan presentasi di depan kelas yaitu tentang keaktifan
siswa dalam menyampaikan pendapatnya.
3. Observasi
Dari hasil observasi ditemukan kelebihan pada pihak
guru yang diberikan oleh observer yaitu ketepatan dalam
pengaturan waktu pada saat presentasi sudah sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Dan penanggulangan siswa
yang bekerja sama dalam mengerjakan test dilakukan dengan
cara pengaturan pada posisi duduk siswa, sehingga test berjalan
dengan tertib.
108
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini dari hasil evaluasi selama siklus
ke 2 di dapat data bahwa adanya peningkatan keaktifan bila
dibandingkan dengan siklus sebelumnya yaitu pada siklus 1.
Hal itu dapat ditunjukkan dalam tabel dan grafik di bawah ini :
Grafik 4.3.
Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Keterangan :
1 = 0% – 20% ( 1 – 7 siswa) = Sangat rendah
2 = 21% – 40% ( 8 – 14 siswa) = Rendah
3 = 41% – 60% (15 – 21 siswa) = Cukup
4 = 61% – 80% (22 – 28 siswa) = Baik
5 = 81% –100% (29 – 25 siswa) = Sangat baik
0
1
2
3
4
5
6
baik sangat baik baik baik baik
baik
sangat baik
baik
baik
baik
Perhatian siswa
Partisipasi siswa
Keaktifan siswa
Kreatifitas siswa
Ketrampilan siswa
109
Tabel 4.3
Keaktifan belajar siswa siklus II
Kategori Penilaian Siklus I
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5
Antusias 75 75 80 70 75
Perhatian 75 80 80 75 70
Aktifitas 70 75 85 75 80
Bertanya 75 75 70 75 70
Berpendapat 75 75 75 80 5
Mencatat 75 70 70 75 70
Minat dan motivasi 80 75 75 70 75
Mengerjakan tugas 85 70 85 75 80
Mengikuti pelajaran 80 70 75 80 80
Keberanian/ Kreatif 80 75 80 75 80
Kerjasama 80 75 70 75 70
Diskusi 75 80 70 75 75
Memberikan contoh 75 75 75 80 80
Penguasaan materi 80 75 70 80 75
Jumlah 1080 1045 1060 1060 1055
Rata-rata 77,1 74,6 75,7 75,7 75,3
Rara-rata kelas
Siklus 1I 75,68 (BAIK)
110
Dari data evaluasi selama siklus 2 di dapat data bahwa terdapat
peningkatan keaktifan belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya
yaitu siklus 1. Secara keseluruhan dilihat dari gambar grafik diatas menunjukkan
adanya peningkatan pada perhatian siswa yaitu 23 siswa, partisipasi siswa sangat
baik yaitu 29 siswa, keaktifan siswa menunjukkan sebanyak 22 siswa yaitu baik,
kreatifitas siswa 20 yaitu baik serta ketrampilan siswa menunjukkan sebanyak 20
siswa yaitu baik. Peningkatan ini sangat baik karena setiap siklusnya
menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dari penilaian pada tabel menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan
belajar siswa yaitu pada aspek perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran berupa
antusias siswa mencatat, bertanya dan berpendapat, aspek partisipasi siswa
tercermin pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, memecahkan masalah,
berargumen, keberanian dalam diskusi, dan kerjasama, sedangkan kreatifitas
siswa dalam pembelajaran adalah ketrampilan siswa dalam memberikan contoh-
contoh yang disertai bukti berupa gambar peraga. Dari tabel di atas peningkatan
keaktifan siswa menunjukkan sebesar (75, 68%) yang mana siswa belajar secara
aktif dan sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Dari pelaksanaan siklus
terakhir ini dilakukan juga post tes yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Adalah sebagai berikut :
111
Tabel 4.2
Daftar Nilai Post Tes Siklus II
No Nama
Post tes
Nilai
Kelompok Presentasi U. harian U. akhir Predikat
1. AC 80 75 83 79 Tuntas
2. AN 80 70 75 75 Tuntas
3. AW 80 70 70 73 Tuntas
4. AR 70 75 72 72 Tuntas
5. DY 80 80 83 81 Tuntas
6. DP 70 80 70 73 Tuntas
7. DR 80 70 72 74 Tuntas
8. ENF 80 80 75 78 Tuntas
9. ENS 70 70 83 74 Tuntas
10. FW 70 70 65 68 Belum tuntas
11. FH 80 90 71 77 Tuntas
12. GF 80 75 80 78 Tuntas
13. JA 80 70 83 77 Tuntas
14. JS 70 70 72 70 Tuntas
15. KU 80 85 83 82 Tuntas
112
16. LP 80 75 73 76 Tuntas
17. NW 70 75 68 71 Tuntas
18. NA 80 70 70 73 Tuntas
19. NK 80 85 72 79 Tuntas
20. NB 80 90 83 84 Tuntas
21. NKH 80 70 80 76 Tuntas
22. OL 80 70 75 75 Tuntas
23. OA 70 65 70 68 Belum tuntas
24. RR 70 70 75 71 Tuntas
25. RN 80 70 83 77 Tuntas
26. NKH 80 75 73 76 Tuntas
27. TP 80 90 75 81 Tuntas
28. UL 80 85 70 78 Tuntas
29. UM 80 70 70 73 Tuntas
30. YA 80 75 90 81 Tuntas
31. YS 80 70 83 71 Tuntas
32. YL 70 75 65 70 Tuntas
33. ZH 80 85 70 78 Tuntas
34. NL 70 70 73 71 Tuntas
Rata – rata kelas 75,29
(Baik)
Prosentase ketuntasan :
a.
b.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 3 5 7
0
5
10
15
20
25
30
35
113
Grafik 4.3
Nilai Post Tes Siklus II
Grafik 4.3
Ketuntasan Post Test Siklus II
Prosentase ketuntasan :
Tuntas = 32/34 x 100% = 94%
Belum Tunta = 2/34 x 100% = 5%
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
Tuntas Belum Tuntas
nilai akhir
114
Dari jumlah siswa kelas VIIIa sejumlah 34 siswa, siswa
yang dinyatakan belum mencapai batas tuntas / KKM ada 2
orang yaitu OA dan FW, adapun yang menyebabkan kedua
siswa tersebut “belum tuntas” adalah bahwa siswa tersebut
ternyata terlibat di dalam kegiatan sekolah (OSIS) sehingga
siswa jarang mengikuti mata pelajaran PKn, akibatnya mereka
tertinggal materi dalam mengikuti pelajaran.
5. Refleksi
Dari siklus yang telah dilaksanakan selama proses
pembelajaran, pada siklus ke II inilah yang menunjukkan
adanya peningkatan, maka refleksi pada siklus ke II ini adalah
bahwa kegiatan pembelajaran sudah adanya keberhasilan dalam
keaktifan belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus
sebelumnya yaitu pada siklus I. Dapat dibuktikan dengan
antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas.
Adanya peningkatan pada rata-rata keaktifan belajar yaitu
(75,68%) data tersebut menunjukkan bahwa kriteria yang
ditentukan sebelumnya telah tercapai, sedangkan hasil belajar
meningkat yang sebelumnya (73%) yaitu 25 siswa yang tuntas
setelah diadakannya perbaikan pada siklus II siswa yang
dinyatakan tuntas sebanyak (94%) 32 siswa.
115
Dari hasil penelitian tindakan kelas, yaitu selama siklus I dan siklus II
dinyatakan bahwa adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa, hal
tersebut dapat dibuktikan dengan grafik di bawah ini :
Rekap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Rata-Rata Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Keaktifan 57,84% 67,88% 75,68%
2. Hasil belajar 38% (56,6) 73% (70,85) 94% (75,29)
Grafik Rekap Aktivitas Belajar
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
116
Grafik Rekap Hasil Belajar
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
117
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Di dalam suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di
dalam kelas diperlukan adanya suatu inovasi agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan tidak monoton, disinilah seorang guru
dituntut untuk merancang pelajaran agar menyenangkan seperti dengan
penggunaan model-model pembelajaran baru, pemberian reward ataupun
dengan penggunaan metode pengajar yang menyenangkan agar keaktifan dan
hasil belajar siswa meningkat, dan tidak menciptakan rasa bosan pada siswa.
Dalam pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran,
salah satunya model pembelajaran kooperatif Think – Pair – Share. Teknik
mengajar dengan tipe pembelajaran ini sangat efektif karena aktivitas pada
pembelajaran ini menekankan pada kesadaran perlunya belajar untuk
mengaplikasikan pengetahuan, konsep, pemahaman ataupun analisis suatu
masalah di mana siswa merasa senang dapat menyumbangkan pendapat
kepada anggota lain dalam kelompoknya yaitu saling membantu satu sama
lain.
Menurut (Anita Lie, 2002) dalam pembelajaran kooperatif Think –
Pair – Share siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya
masing-masing karena adanya waktu berpikir (think-time), sehingga kualitas
jawaban siswa juga meningkat. Pembelajaran ini juga dapat mengoptimalkan
partisipasi siswa, yang mana dengan metode klasikal hanya memungkinkan
satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tetapi Think –
118
Pair – Share memberikan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa
untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Sedangkan menurut (Frank Lyman, 1981) Pembelajaran Think – Pair
– Share merupakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan
struktural (PS). Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan
struktur atau prosedur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Think – Pair – Share memiliki prosedur yang diterapkan
secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir,
menjawab, dan saling membantu sehingga siswa mempunyai kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dalam kelompok.
Jadi penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif
Think – Pair – Share ini sangat membantu dalam peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa.
1. Keaktifan siswa
a. Dalam mata pelajaran PKn yang memiliki banyak konsep dan
pengetahuan dalam cara pengajarannya siswa dituntut untuk aktif
agar tidak hanya tahu sebatas pemahaman saja tetapi siswa mampu
menerapkan apa yang mereka dapat dalam pelajaran PKn dengan
kehidupan nyata.
Setelah kita amati pada berlangsunganya pelajaran PKn yang
terjadi pada tahapan pra siklus yang mana guru cenderung
menggunakan metode ceramah atau menggunakan cara pengajaran
konvensional siswa cenderung pasif. Kemudian setelah
119
dilakukannya perbaikan pelajaran dengan mengubah metode
pengajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
metode “Think – Pair – Share” pada siklus I dan siklus II, siswa
yang sebelumnya terlihat pasif berubah menjadi aktif dalam
mengikuti pelajaran, terbukti dengan antusias siswa pada saat
berpendapat dan menyampaikan hasil presentasi kelompok di depan
kelas.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil data keaktifan
siswa pada tahap pra siklus (57,84) dengan kategori cukup, pada
siklus I sebesar (67,88%) cukup dan pada tahap siklus II mengalami
peningkatan menjadi (75,68%) yang menunjukkan kriteria baik dan
sesuai dengan yang diharapkan.
b. Dengan penggunaan metode kooperatif Think – Pair – Share ini juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pada tahap pra siklus
terdapat (38%) sejumlah 13 siswa yang dinyatakan “tuntas” dengan
rata-rata (56,6), pada siklus I sebanyak 25 siswa (73%) dinyatakan
“tuntas” dengan rata-rata (70,85), sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu menjadi 32 siswa “tuntas” dengan
prosentase (94%) dengan nilai rata-rata (75,29).
Dari hasil belajar siswa yang dicapai menunjukkan bahwa
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dikarenakan
suasana dan cara pengajaran di dalam kelas lebih menyenangkan,
siswa ternyata lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dengan
120
adanya pemberian reward sehingga siswa menjadi lebih termotivasi.
Jadi penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode “Think
– Pair – Share” ternyata tidak hanya bisa diterapkan pada mata
pelajaran matematika saja, tetapi dapat juga digunakan untuk
pengajaran pelajaran PKn, hal ini diperjelas dengan adanya
peningkatan kreatifitas dan hasil belajar siswa di dalam hasil
penelitian.