18
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Analisis Permasalahan Plagiarisme adalah tindakan yang dianggap sebagai pencurian ide milik orang lain oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sendiri dari ide tersebut. Untuk melihat dokumen yang melakukan plagiarisme bisa dilakukan dengan cara melihat langsung atau menggunakan sebuah sistem yang dapat melihat persentase kesamaan dokumen-dokumen tersebut. Penelitian ini akan menjelaskan pembuatan sebuah sistem pendeteksi kesamaan dokumen dengan menggunakan algoritma Smith-Waterman. Sistem yang dibutuhkan dalam pendeteksian kesamaan dokumen tentunya harus bisa menerima masukkan dokumen dengan beberapa tipe diantaranya adalah yang bertipe Text Files dengan ekstensi (.txt), Word Documents yang berekstensi (.doc), dan Portable Document Format dengan ekstensi (.pdf), dan juga sistem mampu membandingkan sampai ratusan dokumen tanpa membatasi kemampuan sistem untuk menerima inputan dokumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Analisis …eprints.ung.ac.id/4531/9/2013-1-57201-531408030-bab4-01082013060131.pdf · dengan dokumen lainnya, maka semua huruf dalam

Embed Size (px)

Citation preview

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Analisis Permasalahan

Plagiarisme adalah tindakan yang dianggap sebagai pencurian ide milik orang

lain oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sendiri dari ide

tersebut. Untuk melihat dokumen yang melakukan plagiarisme bisa dilakukan

dengan cara melihat langsung atau menggunakan sebuah sistem yang dapat

melihat persentase kesamaan dokumen-dokumen tersebut. Penelitian ini akan

menjelaskan pembuatan sebuah sistem pendeteksi kesamaan dokumen dengan

menggunakan algoritma Smith-Waterman.

Sistem yang dibutuhkan dalam pendeteksian kesamaan dokumen tentunya

harus bisa menerima masukkan dokumen dengan beberapa tipe diantaranya adalah

yang bertipe Text Files dengan ekstensi (.txt), Word Documents yang berekstensi

(.doc), dan Portable Document Format dengan ekstensi (.pdf), dan juga sistem

mampu membandingkan sampai ratusan dokumen tanpa membatasi kemampuan

sistem untuk menerima inputan dokumen.

19

4.1.2. Analisis Kebutuhan Sistem

1. Sistem mampu menerima file yang memiliki ekstensi (.txt), (.doc), dan

(.pdf)

2. Sistem dapat menerima masukan file lebih dari 1.

3. Sistem dapat menerima masukan file dari lokasi mana saja yang ada di

komputer.

4. Sistem dapat menampilkan hasil perbandingan dokumen.

5. Sistem dapat digunakan pada komputer dengan sistem operasi Microsoft

Windows.

4.1.3. Flowchart Deteksi Kesamaan Dokumen

Mulai

Selesai

Dokumen

Tokenisasi

Perhitungan kesamaan dengan

Algoritma Smith-Waterman

Persentase Kesamaan

Dokumen dan Local

Similarities

Gambar 4.1. Flowchart Untuk Proses Pembobotan Algoritma

Smith-Waterman

Stop Word Removal

20

Dalam proses pembobotan dengan algoritma Smith-Waterman, kalimat akan

melalui proses tokenisasi. Dalam proses tokenisasi ini, kalimat dipecah menjadi

unit-unit kecil yang disebut token atau suatu kata. Dari tiap token tersebut

dilakukan perhitungan dalam bentuk matriks dengan menggunakan algoritma

Smith-Waterman. Setelah perhitungan dilakukan, maka bisa dilakukan traceback

melalui algoritma Smith-Waterman. Traceback dilakukan guna mendapatkan

local similarities. Dari local similarities ini, bisa dilihat seberapa besar kesamaan

dari dokumen.

4.1.4. Perhitungan Bobot

Dalam mendapatkan local similarities dan bobot kesamaan kata dari dua

dokumen, maka diperlukan beberapa tahap. Adapun tahap-tahapnya adalah

sebagai berikut :

1. Input Dokumen

Dokumen yang bisa diinput ke dalam sistem adalah 3 ekstensi file. Dokumen

dengan ekstensi Plain Text (.txt) merupakan file yang dapat dibuat dengan

aplikasi pengolah kata manapun. Dokumen dengan ekstensi ini menyimpan teks

yang tidak terdapat format tertentu. Ekstensi dokumen berikutnya adalah Word

Documents (.doc). Dokumen-dokumen ini menyimpan teks yang bisa memiliki

format tertentu, gambar, dan tabel. Dokumen-dokumen ini dibuat dengan

menggunakan Microsoft Word. Dokumen PDF adalah dokumen yang hampir

sama dengan ekstensi Word Documents, hanya saja dokumen pdf ini tidak bisa

dilakukan pengeditan lagi kecuali dengan menggunakan software tertentu.

21

2. Konversi Huruf

Untuk membuat sistem mampu menyamakan tiap karakter dari dokumen 1

dengan dokumen lainnya, maka semua huruf dalam kalimat atau kata dari tiap

dokumen perlu diubah menjadi huruf kecil. Contoh :

3. Tokenisasi

Proses Tokenisasi yaitu proses untuk membagi kalimat menjadi token-token

atau bagian-bagian terkecil. Karakter spasi dan karakter lain berupa tanda baca

pun dipisahkan. Adapun beberapa tanda baca yang dipisahkan adalah koma (,),

titik (.), titik dua (:), garis miring (/), tanda tanya (?), dan tanda garis/pisah (-).

Tanda baca dipisahkan guna memisahkan kata dari karakter tanda baca. Hasil dari

proses tokenisasi ini disebut sebagai tokens.

Akulturasi akulturasi

Gambar 4.2. Konversi huruf besar/kapital menjadi

huruf kecil

kerajinan ini berkembang

sejak lama dan kini sudah

menjadi sentra kerajinan

khas gorontalo.

kerajinan

ini

berkembang

sejak

lama

dan

kini

sudah

menjadi

sentra

kerajinan

khas

gorontalo

Gambar 4.3. Tokenisasi Kalimat

22

4. Stop Words Removal

Stop Words adalah kata-kata yang disaring sebelum, atau sesudah pengolahan

data teks. Dalam mesin pencarian, kata-kata umum (common words) yang sering

digunakan akan dimasukkan ke dalam daftar Stop Words. Stop Words untuk

bahasa Inggris diantaranya ‘of’, ‘the’, sedangkan untuk bahasa Indonesia

diantaranya ‘yang’,’di’,’ke’. Penghapusan kata-kata Stop Words ini dimaksudkan

untuk lebih mempermudah sistem dalam pembandingan dokumen, terlebih lagi

jika dokumen yang dibandingkan memiliki jumlah kata hingga ribuan kata.

5. Algoritma Smith-Waterman

Algoritma Smith-Waterman ini digunakan dalam ilmu biologi untuk

menemukan keseuaian pasangan DNA. Kesesuaian ini atau dikenal sebagai local

similarities ditemukan dengan membandingkan pasangan-pasangan DNA tersebut

kedalam sebuah matriks. Berikut adalah cara kerja dari algoritma Smith-

Waterman dalam menemukan kesamaan dari dua DNA :

DNA Sequence 1 = AGCAA

DNA Sequence 2 = ATGCA

Nilai Match = +2

Nilai Mismatch = -1

Nilai Gap = -1

23

Langkah awal dari algoritma Smith-Waterman adalah mendefinisikan nilai 0

pada matriks di titik (0,0), (i,0), dan (0,j).

Gambar 4.4. Pendefinisian nilai 0 pada matriks

Kemudian dilakukan perhitungan pada titik (1,1). Apabila DNA i sama

dengan DNA j, maka akan digunakan nilai match. Sebaliknya, apabila DNA dari

kedua sequence berbeda, maka akan digunakan nilai mismatch. Nilai dari tiap titik

pada matriks ditentukan dengan melihat nilai maksimum atau yang paling besar

dari empat nilai yang telah dihitung.

H(1,1) = maks.

H(1,1) = maks.

Gambar 4.5. Penentuan nilai pada titik (1,1)

- A G C A A

- 0 0 0 0 0 0

A 0

T 0

G 0

C 0

A 0

0

H(i-1,j-1) + Nilai Match/Mismatch

H(i-1,j) + Nilai Gap

H(i,j-1) + Nilai Gap

0

0 + 2 = 2

0 + -1 = -1

0 + -1 = -1

24

Dari gambar 4.5, bisa dilihat bahwa DNA dari i dan dari j memiliki

kesamaan, sehingga menggunakan nilai match. Nilai yang paling besar adalah 2,

maka nilai pada titik (1,1) adalah 2. Perhitungan pada titik selanjutnya ditentukan

dengan cara yang sama seperti pada titik (1,1), sehingga menghasilkan matriks

sebagai berikut.

Gambar 4.6. Nilai matriks dari dua pasangan DNA

Setelah dilakukan perhitungan dalam matriks, kemudian dilakukan traceback

dari nilai tertinggi dalam matriks. Nilai tertinggi pada matriks terdapat pada posisi

(5,5). Apabila terdapat kesamaan pada DNA ke-i dengan DNA ke-j, maka

dilakukan jalan mundur ke titik (i-1, j-1) . Jalan mundur dari titik tertinggi yaitu

(5,5), (4,4), (3,4), (2,3), (1,2), (1,1). Traceback yang dilakukan pada matriks

adalah sebagai berikut.

- A G C A G

- 0 0 0 0 0 0

A 0 2 1 0 2 1

T 0 1 1 0 1 1

G 0 0 3 2 1 3

C 0 0 2 5 4 3

G 0 0 2 4 4 6

25

Gambar 4.7. Traceback pada matriks

Dari traceback tersebut bisa ditentukan local similarities. Local Similarities

dari kedua DNA tersebut adalah :

Gambar 4.8. Local Similarities dari dua sequence DNA

6. Perhitungan Bobot

Dari gambar 4.5, kita bisa menghitung bobot kesamaan. Dari satu alignment

tersebut terdapat 4 karakter yang sama dari total karakter masing-masing

dokumen adalah 5 karakter, maka hasilnya adalah (((4/5) + (4/5)) x 100) / 2 = 80.

Jadi, dapat disimpulkan dari kedua sequence DNA tersebut terdapat kecocokan

80%.

- A G C A G

- 0 0 0 0 0 0

A 0 2 1 0 2 1

T 0 1 1 0 1 1

G 0 0 3 2 1 3

C 0 0 2 5 4 3

G 0 0 2 4 4 6

Sequence 1 = A- GCAG

Sequence 2 = ATGC - G

26

4.1.5. Perancangan Sistem

1. Diagram Konteks

2. DAD Level 0

User

0

Sistem Pendeteksi

Kesamaan Dokumen

Dokumen 1

Dokumen 2

Local Alignment

Persentase Kesamaan Dokumen

User

Dokumen 1 F1

Dokumen 2 F2

Tokens (I) F5

1.0

Input Dokumen

2.0

Konversi Huruf

3.0

Tokenisasi

4.0

Stop Words

Removal

5.0

Perhitungan Nilai

Kesamaan Dok.

Dokumen 1

Dokumen 2

Local Alignment

Persentase

Kesamaan Dok.

Gambar 4.9. Diagram Konteks

Gambar 4.10. DAD Level 0

Konv.Dokumen 1 F3

Konv. Dokumen 2 F4

Tokens (II) F6

27

4.1.6. Implementasi

Implementasi dilakukan untuk mengetahui apakah program mampu

melakukan berbagai proses, menangani suatu kondisi tertentu, dan mengetahui

kelebihan serta kekurangan dari program yang telah dibuat. Program yang

digunakan dalam pembuatan aplikasi dari penelitian ini adalah Microsoft Visual

Basic 6.0. Adapun tampilan dari program sistem pendeteksi kesamaan dokumen

yang dibuat adalah sebagai berikut.

1. Tampilan Utama

Gambar 4.11. Tampilan Menu Utama

Karena program ini ditujukan untuk siapa saja yang ingin menggunakannya,

maka saat program dijalankan, pengguna bisa langsung masuk ke menu utama

tanpa perlu melalui menu login atau verifikasi jenis pengguna.

28

2. Tampilan Input Dokumen

Gambar 4.12. Tampilan Input Dokumen (I)

Di bagian kiri program terdapat menu input dokumen. Dokumen Sumber

didefinisikan sebagai dokumen ke-1, dan Dokumen Target sebagai dokumen ke-2.

Pengguna diharuskan memasukkan minimal 1 dokumen untuk tiap menu input

dokumen. Terdapat dua tombol untuk tiap menu input dokumen. Tombol

“Select...” digunakan untuk memilih dokumen, dan tombol “Clear” untuk

menghapus seluruh dokumen dari daftar input dokumen.

Saat pengguna memilih tombol “Select...”, maka program akan menampilkan

menu select files seperti pada Gambar 4.13 di bawah ini. Dari menu ini pengguna

bisa memilih lokasi dari file yang akan dibandingkan. Pengguna bisa memilih

langsung lebih dari 1 file untuk memasukkan file tersebut ke dalam daftar

dokumen yang akan dibandingkan pada program. Sebagai standar dari program,

jenis berkas yang bisa dipilih bisa berupa .txt, .doc, .docx, dan .pdf. Pengguna bisa

29

melakukan filter jenis berkas yang ingin dimasukkan ke dalam program pada

menu drop-down yang terletak di sebelah kanan dari nama berkas.

Gambar 4.13. Tampilan Input Dokumen (II)

3. Tampilan Menu Saat Proses Dokumen

Gambar 4.14. Tampilan Menu Saat Proses Dokumen

Setelah pengguna memasukkan dokumen, bisa melakukan proses

perbandingan dengan memilih tombol “Run”. Dikarenakan program akan

memakan waktu yang agak lama dalam perbandingan, maka judul dari menu

30

utama akan diubah menandakan bahwa program sedang dalam tahap memproses

dokumen. Tetapi apabila pengguna tidak memasukkan dokumen yang ingin

dibandingkan pada menu input dokumen sumber atau target, maka program akan

menampilkan menu dialog seperti Gambar 4.15, yang mengatakan bahwa

pengguna harus memasukkan dokumen.

Gambar 4.15. Tampilan Dialog Informasi

4. Tampilan Hasil Perbandingan

Gambar 4.16. Tampilan Hasil Perbandingan

Setelah proses telah dilakukan, maka pada menu hasil perbandingan akan

dituliskan daftar dokumen yang dibandingkan beserta hasil dari perbandingan.

Untuk membersihkan daftar hasil perbandingan, pengguna bisa memilih tombol

“Clear”. Dan untuk keluar dari program, pengguna bisa memilih tombol “Exit”.

31

5. Tampilan Menu Show Alignment

Gambar 4.17. Tampilan Menu Show Alignment

Untuk melihat hasil dari perbandingan, pengguna bisa menekan tombol Show

Alignment yang berada di menu utama. Di menu ini, pengguna bisa melihat

alignment yang dibuat oleh program untuk menentukan seberapa besar jumlah

kesamaan dari kedua dokumen yang telah dibandingkan.

6. Tampilan Menu Settings

Di dalam menu ini, pengguna bisa menambah atau menghilangkan kata yang

akan digolongkan ke dalam Stopwords.

Gambar 4.18. Tampilan Menu Settings

32

4.1.7. Pengujian

1. Pengujian Black Box

Pengujian Black Box dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa program

telah melakukan proses sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pengujian Black

Box dilakukan pada menu utama program.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Black Box

Input/Event Proses Output Hasil

Pengujian

Penekanan

Tombol Select

Menampilkan menu

pemilihan file dokumen

Menu Select Files

ditampilkan

Sesuai

Penekanan

Tombol Clear

List

Menghapus daftar

dokumen yang akan

dibandingkan

Daftar dokumen

dihapus

Sesuai

Penekanan

Tombol Run

Menjalankan proses dan

mengubah judul program

Proses dijalankan dan

judul program

berubah

Sesuai

Penekanan

Tombol Clear

Menghapus daftar hasil

dokumen yang telah

diproses

Daftar hasil dokumen

dihapus

Sesuai

Penekanan

Tombol Show

Alignment

Membuka menu show

alignment

Menu Show Alignment

ditampilkan

Sesuai

Penekanan

Tombol

Settings

Membuka menu settings Menu Settings

ditampilkan

Sesuai

Penekanan

Tombol Exit

Menutup program utama Program utama

ditutup

Sesuai

33

Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program

telah berjalan sesuai dengan desain yang dibuat.

2. Pengujian Dokumen Contoh

Dalam pengujian ini, program diberi masukan beberapa dokumen contoh

untuk dibandingkan. Isi dari tiap dokumen memiliki beberapa kesamaan dan

perbedaan. Isi dari dokumen contoh disajikan pada tabel 4.2. berikut.

Tabel 4.2. Dokumen Contoh

No. Dokumen Isi Dokumen

1. D 1 Pada zaman dahulu di suatu tempat di tanah U Duluo lo’u

Limo lo Pohite, hiduplah seorang pemuda bernama Lahilote.

Perawakannya tegap, badan tinggi besar dan mempunyai

kegemaran berburu. Dengan pekerjaan mengejar binatang

buruan itu memaksa ia sering moleleyangi (mengembara

masuk hutan keluar hutan).

2. D 2 Pada zaman dahulu, di suatu tempat di tanah U Duluo Lo'u

Limo Lo Pohite, hiduplah seorang pemuda bernama Lahilote.

Perawakan tegap,badan tinggi besar dan suka berburu. Dengan

pekerjaan mengejar binatang buruan, ia sering moleleyangi

(mengembara masuk keluar hutan).

3. D 3 Alkisah, pada jaman dahulu kala di hulu sungai dekat sebuah

mata air sebuah dusun terpencil di Gorontalo tinggallah

seorang pemuda sederhana bernama Lahilote yang sering

mencari rotan di hutan sebagai mata pencahariannya.

4. D 4 Hiduplah seorang pemuda bernama Lahilote. Kegemarannya

berburu di hutan dan moleleyangi (mengembara). Suatu hari,

saat sedang berburu di hutan, dia melihat putri-putri kahyangan

yang sedang mandi di kolam yang ada di hutan tempat Lahilote

berburu, dia berniat memperistri salah satu dari putri-putri

kahyangan tersebut.

5. D 5 Alkisah, di Tanah U Duluo Lo'u Limo Lo Pohite, Gorontalo,

ada seorang pemuda tampan dan gagah bernama Piilu Le

Lahilote, yang akrab dipanggil Lahilote. Ia tinggal di sebuah

rumah kecil di pinggir hutan. Untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, setiap hari ia moleleyangi (mengembara masuk

keluar hutan).

34

Hasil pengujian dari dokumen contoh diatas, adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Dokumen Contoh

Dokumen D 1 D 2 D 3 D 4 D 5

D 1 100 % 87% 12% 12% 20%

D 2 87% 100% 13% 13% 23%

D 3 12% 13% 100% 12% 9%

D 4 12% 13% 12% 100% 5%

D 5 20% 23% 9% 5% 100%

Dari tabel hasil pengujian tersebut bisa dilihat dokumen yang memiliki

tingkat kesamaan dokumen yang tinggi dan juga rendah.

Berdasarkan dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat

beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa didapat dari penggunaan algoritma

Smith-Waterman. Kelebihan dari algoritma ini adalah :

1. Algoritma Smith-Waterman ini bisa digunakan untuk menemukan letak

kesamaan dari kedua dokumen yang dibandingkan.

2. Mampu menemukan letak terjadinya penghapusan atau penyisipan kata pada

dokumen.

Dan juga kelemahan dari algoritma Smith-Waterman yaitu :

1. Algoritma ini tidak mampu membandingkan dokumen dengan data yang lebih

banyak. Dengan data yang lebih banyak, maka waktu yang dibutuhkan pun

akan lebih banyak.

35

2. Perlu digabungkan dengan metode lain guna mendapatkan hasil yang lebih

maksimal dan mampu mengefisienkan waktu.

4.2. Pembahasan

Algoritma Smith-Waterman dalam penerapan di program ini mampu

melakukan pendeteksian kesamaan dari dokumen-dokumen yang memiliki format

berkas yang berbeda. Algoritma ini mampu menemukan letak kesamaan dari

kedua dokumen yang dibandingkan. Adapun algoritma Smith-Waterman yang

digunakan dalam penelitian ini dan program yang dibuat bukanlah sistem yang

mampu melakukan justifikasi bahwa dokumen yang memiliki tingkat persentasi

kesamaan yang tinggi adalah dokumen yang melakukan plagiat.

Dalam proses perbandingan dokumen, algoritma Smith-Waterman ini

memiliki kekurangan dalam hal efisiensi waktu. Jumlah kata yang harus dituliskan

dalam abstrak adalah 150-200 kata. Dalam membandingkan berkas berisi abstrak

yang memiliki jumlah kata berkisar antara 170-an kata, maka program

membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitaran 10-12 menit untuk

menghitung matriks yang dibuat dari algoritma dan menemukan letak

kesamaannya. Dari hasil perbandingan dokumen abstrak ini, bisa diperkirakan

apabila digunakan dalam membandingkan dokumen laporan penelitian yang utuh,

maka akan dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Algoritma Smith-Waterman

ini bisa digunakan dalam membandingkan dokumen, namun alangkah lebih

baiknya algoritma ini tetap dipergunakan dalam bioinformatika yaitu dalam

menemukan kesamaan DNA.