52
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 1. Analisa Data Aspek Pasar 1) Analisa Kondisi Sosial Ekonomi Analisa ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi baik secara nasional maupun regional yang memainkan peranan penting dalain pembangunan suatu pasar properti (dalam hal ini pembangunan hotel). Pada bagian ini akan menggambarkan beberapa hal yang mendasar pada perekonomian Indonesia, propinsi Jawa Timur, dan khususnya kota Surabaya. 1.1 Gambaran Singkat Neaara Indonesia Indonesia mempunyai lokasi yang sangat strategis yaitu terletak di antara dua benua dan dua sam,udera. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.677 pulau dan merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia, dengan luas sebesar 1,9 juta km 2 dan berpenduduk sekitar 200 juta jiwa. Enam puluh persen dari populasi penduduk tersebut bertempat tinggal di pulau Jawa yang luasnya hanya 7% dari luas negara keseluruhan. Oleh karena besarnya jumlah populasi tersebut, maka tenaga kerja merupakan salah satu sumber utama Indonesia dan biayanya juga relatif sangat murah. Menguatnya ekonomi dunia dan negara-negara industri sejak tahun 1994 yang menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan membawa

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

1. Analisa Data Aspek Pasar

1) Analisa Kondisi Sosial Ekonomi

Analisa ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi

sosial ekonomi baik secara nasional maupun regional yang memainkan peranan

penting dalain pembangunan suatu pasar properti (dalam hal ini pembangunan

hotel). Pada bagian ini akan menggambarkan beberapa hal yang mendasar pada

perekonomian Indonesia, propinsi Jawa Timur, dan khususnya kota Surabaya.

1.1 Gambaran Singkat Neaara Indonesia

Indonesia mempunyai lokasi yang sangat strategis yaitu terletak di antara dua

benua dan dua sam,udera. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari

13.677 pulau dan merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

dengan luas sebesar 1,9 juta km2 dan berpenduduk sekitar 200 juta jiwa. Enam

puluh persen dari populasi penduduk tersebut bertempat tinggal di pulau Jawa

yang luasnya hanya 7% dari luas negara keseluruhan. Oleh karena besarnya

jumlah populasi tersebut, maka tenaga kerja merupakan salah satu sumber utama

Indonesia dan biayanya juga relatif sangat murah.

Menguatnya ekonomi dunia dan negara-negara industri sejak tahun 1994

yang menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan membawa

Page 2: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

42

dampak yang positif pula bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada tahun 1993 sebesar 7,3%, dan 7,5% pada tahun 1994, kemudian

meningkat kembali sebesar 8,2% pada tahun 1995. Peningkatan pertumbuhan

ekonomi tahun 1995 diperkirakan karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan

melonjaknya kegiatan investasi baik PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri)

maupun PMA ( Penanaman Modal Asing).

Globalisasi saat ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia,

adanya perdagangan bebas menimbulkan persaingan antar negara terutama dalam

sektor industri dan perdagangan. Indonesia dalam mengantisipasi persaingan

tersebut berusaha mengoptimalkan sektor-sektor yang potensial. Sektor pariwisata

merupakan sektor yang berpotensial, selain menghindari persaingan sektor

industri dan perdagangan juga merupakan sektor yang potensial dalam

meningkatkan penerimaan devisa negara.

Dalam upaya peningkatan devisa dari sektor pariwisata, pemerintah telah

melakukan berbagai usaha promosi, fasilitas dan kemudahan dengan

mencanangkan beberapa program seperti kebijakan bebas visa untuk beberapa

negara tertentu, program Visit Indonesia Year 1990, dan Visit Asean Year 1991.

Sejak dicanangkannya Visit Indonesia Year 1990 hingga sekarang, kunjungan

wisatawan mancanegara ke Indonesia terus meningkat, jumlah wisman pada

tahun tersebut tercatat sebanyak 2,2 juta orang, kemudian berturut-turut naik

hingga tahun 1994 tercatat sebanyak 4,0 juta orang. Pada tahun 1995 jumlah ini

diperkirakan akan meningkat menjadi 4,3 juta orang atau naik sebesar 7,94%

dibanding tahun sebelumnya. Kemudian pada akhir Repelita VI pemerintah

Page 3: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

43

mentargetkan tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata

12,9% per-tahun, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 6,5 juta

orang, dan menghasilkan devisa sekitar US$ 9 miliar. Jumlah kunjungan

wisatawan nusantara diperkirakan 84,2 juta orang dengan pengeluaran lebih dari

Rp. 9 triliun. Guna mencapai hal tersebut pemerintah membuat pokok-pokok

kebijaksanaan yang meliputi peningkatan daya saing kepariwisataan nasional,

pengembangan pariwisata nusantara, serta peningkatan kualitas sumber daya

manusiadalam kepariwisataan. Dari upaya tersebut, jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara dari tahun ke tahun terus meningkat dan pada tahun 1995 sektor

panwisata telah mampu menempatkan diri sebagai penyumbang devisa terbesar

ketiga setelah migas dan tekstil.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

ke Indonesia, maka pembangunan di bidang perhotelan, akomodasi, transportasi

dan yang lainnya yang menunjang kepariwisataan ikut meningkat. Hal itu

menunjukkan bahwa selain menambah devisa negara, sektor pariwisata juga akan

menyerap tenaga kerja dan sekaligus menciptakan pemerataan pembangunan

terutama di daerah yang menjadi tujuan wisata

1.2 Gambaran Propinsi Jawa Timur

Propinsi Jawa Timur mempunyai luas sekitar 47.922 km2 atau sekitar

36% dari total luas pulau Jawa. Jumlah penduduknya melebihi 33 juta orang,

sekitar 2,3 juta diantaranya bertempat tinggal di Surabaya ibukota propinsi

tersebut. Jawa Timur mempunyai berbagai atraksi menarik yang dapat ditawarkan

Page 4: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

44

pada para turis maupun masyarakat setempat, antara lain berupa candi, pantai ,

danau, gunung, dan lainnya. Kekayaan warisan budaya yang dimiliki oleh Jawa

Timur seperti peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan jaman dahulu bila

dikombinasikan dengan pemandangan yang indah membuat Jawa Timur menjadi

salah satu daerah yang menarik dengan kata lain menjadi daerah kunjungan

wisata, hal ini memainkan peranan penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi

di wilayah ini.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tujuh tahun terakhir ini rata-rata

melebihi angka 6% tiap tahunnya dan hampir selalu melebihi rata-rata nasional.

Untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun yang akan datang ,

pemerintah telah melakukan beberapa tindakan untuk mempromosikan

penanaman modal baik pada tingkat nasional maupun regional. Salah satunya

adalah membagi wilayah Jawa Timur menjadi 9 divisi wilayah ekonomi, hal ini

untuk membantu memudahkan untuk mengidentifikasikan penanaman modal

yang potensial, mengidentifikasikan kondisi spesifiknya serta kebutuhan yang

terdapat pada masing-masing area. Adapun wilayah ekonomi tersebut meliputi :

1. Gerbangkertasusila, meliputi

• Gresik

• Bangkalan

• Mojokerto

• Surabaya

• Sidoarjo

Page 5: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

45

• Lamongan

2. Madura yang meliputi Sampang, Pamekasan dan Sumenep

3. Banyuwangi

4. Jember, Bondowoso, dan Situbondo

5. Probolinggo dan Lumajang

6. Malang dan Pasuruan

7. Kediri, Nganjuk, Jombang, Tulungagung dan Trenggalek

8. Madiun termasuk Ponorogo, Magetan, Ngawi dan Pacitan

9. Tuban dan Bojonegoro

TabeU.l

Investasi Domestik Jawa Timur

Tahun

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

Jumlah

Jumlah Proyek

102

115

90

42

72

117

79

94 .

711

Investasi

(dlmjutaan Rp.)

2.747.908

2.643.983

4.439.994

3.664.222

3.995.747

9.630.007

5.823.590

12.683.984

45.629.435

Sumber: BKPM

Page 6: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

46

Investasi domestik Jawa Timur meningkat sebesar 117,8% dari tahun 1995

ke tahun 1996 seperti yang terlihat pada tabel 4.1. Rata-rata pertumbuhannya per-

tahun mencapai 39,28%.

Tabel 4.2

Investasi Asing Jawa Timur

Tahun

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

Jumlah

Jumlah Proyek

23

32

34

25

40

56

84

96

390

Investasi

(dim ribuan US $)

339.462

1.067.160

743.017

297.437

2.698.260

6.785.096

10.710.191

2.837.947

25.478.570

Sumber: BKPM

Rata-rata pertumbuhan investasi asing di Jawa Timur dari tahun 1989

sampai dengan tahun 1996 mencapai 152,4% per-tahun.

Pada tabel 4.3 di bawah ini akan memperlihatkan Produk Domestik

Regional Bruto per-sektor. Perekonomian Jawa Timur telah bertumbuh menyebar

dalam berbagai sektor industri dan diwarnai oleh sektor pertanian, perdagangan,

jasa serta sektor-sektor lainnya.

Page 7: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Tab

el

4.3

Prod

uk D

omes

tik R

egio

nal

Bru

to J

awa

Tim

ur

( da

lam

juta

an R

p.)

1.

Pert

ania

n

2.

Pert

amba

ngan

3.

Indu

stri

dan

pen

gola

han

4.

Lis

trik

,gas

dan

air

min

um

5.

Ban

guna

n

6.

Perd

agan

gan,

hot

el d

an r

esta

uran

7.

Peng

angk

utan

dan

kom

unik

asi

8.

Ban

k da

n le

mba

ga k

euan

gan

lain

nya

9.

Jasa

-jas

a

10. S

ewa

rum

ah

11. P

emer

inta

h da

n pe

rtah

anan

1988

4.14

4.64

5

82.2

72

2.69

5.09

4

128.

279

802.

914

2.99

3.00

7

894.

062

403.

627

281.

717

1.23

0.09

6

764.

334

1989

4.27

8.19

7

86.6

48

3.03

2.90

6

139.

081

852.

580

3.28

8.50

9

965.

294

495.

322

291.

378

1.25

9.45

8

805.

608

1990

4.47

2.37

4

96.3

20

3.40

2.73

8

161.

146

898.

641

3.63

4.15

9

1.04

1.66

6

594.

293

309.

891

1.27

5.90

6

849.

847

1991

4.60

7.42

3

109.

001

3.73

0.31

4

187,

024

991.

210

3.97

3.17

9

1.12

8.00

8

640.

595

324.

144

1.31

1.17

3

921.

933

1992

4.79

1.84

1

119.

901

4.11

8.92

2

206.

476

1.07

0.50

7

4.34

6.26

0

1.20

4.71

3

675.

635

338.

860

1.33

8.05

2

986.

191

1993

4.84

0.87

5

137.

682

4.53

6.21

5

211.

998

1.19

2.14

4

4.78

1.90

1

1.32

4.63

3

743.

658

361.

304

1.38

9.38

5

991.

703

Sum

ber

: Bir

o Pu

sat

Stat

istik

Page 8: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

48

1.3 Gambaran Singkat Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota propinsi Jawa Timur dan merupakan kota

terbesar kedua setelah Jakarta serta kota pelabuhan yang sekaligus menjadi pusat

perdagangan. di Indonesia bagian Timur (IBT). Selain itu Surabaya juga

menghubungkan berbagai tempat penting di Indonesia dan sejumlah tujuan

internasional baik melalui laut maupun udara, dengan luas kota mencapai 300

km2 dan populasi penduduk sebesar 3 jutajiwa

Sebagai kota bisnis maka Surabaya banyak didatangi oleh para eksekutif

dari berbagai kota termasuk Jakarta dan juga dari luar negeri. Di masa yang akan

datang intensitasnya akan semakin bertambah besar sehingga membutuhkan

sarana akomodasi hotel yang cukup untuk menampung para wisatawan, baik

untuk keperluan bisnis maupun untuk tujuan wisata.

Selain itu Surabaya memiliki potensi besar dalam bisnis properti karena di

Surabaya akan banyak proyek berskala besar, sebagai contoh adalah

pembangunan jembatan Surabaya-Madura yang penandatanganan proyeknya

dilakukan pada bulan Mei 1997.

Proyek-proyek semacam itulah yang menjadi salah satu sumber datangnya banyak

pekerja maupun eksekutif ke Surabaya, demikian juga para investor yang akan

masuk ke kawasan industri Madura diharapkan akan memberikan penerimaan

pada pemilik hotel.

Di Surabaya saat ini keadaan pasar hotel agak lesu diakibatkan karena

adanya ketidakseimbangan antara jumlah kamar yang ditawarkan yang lebih

banyak daripada jumlah permintaan yang ada. Situasi yang tidak menguntungkan

Page 9: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

49

ini oleh perusahaan diperkirakan tidak akan berlangsung lama, setelah itu

peningkatan permintaan akan menyerap penawaran yang ada.

Sedangkan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi di Surabaya seperti

yang diperlihatkan pada tabel 4.4 mencapai lebih dari 10% per-tahun sejak tahun

1987 hingga tahun 1994, kondisi ini diharapkan akan berlangsung terus pada

tahun-tahun yang akan datang. Sebagai pembanding, rata-rata tingkat

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur hanya sebesar 6,9% per-tahun dan di

Indonesia sebesar 6,6% per-tahun.

Tabel 4.4

Pertumbuhan Ekonomi Di Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia (%

Tahun

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

Surabaya

8.9

12.6

12.4

9.5

9.7

8.8

9.9

10.5

Jawa Timur

4.9

6.6

7.5

8.0

7.8

7.0

6.9

7.2

Indonesia

4.9

5.7

7.4

7.3

6.6

6.4

6.5

8.0

Sumber: Biro Pusat Statistik

Investasi asing niaupun domestik di Surabaya sejak tahun 1989 sampai

dengan tahun 1996 terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Page 10: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

50

Tabe! 4.5

Investasi Asing dan Domestik di Surabaya

Tahun

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

Asing

(Ribuan US$)

Unit

1

11

7

1

18

24

32

26

Investasi

54,317

148,515

34,065

64,407

188,889

277,771

573,587

193,574

Domestik

(Jutaan Rupiah)

Unit

23

31

16

13

23

30

25

28

Investasi

971.249

842.632

927.513

2.072.228

1.584.274

1.808.778

1.424.117

2.370.178

Sumber: BKPM

Data yang ada menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Surabaya selama ini

cenderung lebih stabil bila dibandingkan dengan Jakarta dan lebih mendekati

tingkat inflasi nasional selama tahun 1987 sampai dengan tahun 1995, seperti

yang terlihat pada tabel 4.6.

Sedangkan struktur ekonomi kota Surabaya dinyatakan dalam

prosemase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dilihat pada tabel 4.7,

dimana sektor industri, perdagangan, hotel dan restauran, pengangkutan dan

komunikasi serta bank dan lembaga keuangan lainnya merupakan komponen

terbesar di dalamnya. Kenyataan ini diperkuat oleh indeks pertumbuhan PDRB

Surabaya yang terdapat pada tabel 4.8.

Page 11: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

51

Tabel 4.6

Tingkat Inflasi di Surabaya, Jakarta dan Indonesia (%)

Tahun

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

Surabaya

9.26

6.46

6.73

9.69

9.97

5.28

10.19

8.25

8.69

Tingkat Inflas

Jakarta

9.02

4.44

5.56

11.26

10.38

5.46

10.28

10.56

9.54

i

Indonesia

8.90

5.47

5.97

9.53

9.52

4.94.

9.77

9.24

8.64

Sumber: Biro Pusat Statistik

Page 12: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

52

Tabel 4.7

Prosentase Produk Dpmestik Regional Bruto di Surabaya per-sektor

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri dan

pengolahan

4. Listrik, gas dan air

minum

5. Bangunan

6. Perdagangan,hotel

dan restauran

7. Pengangkutan dan

komunikasi

8. Bank dan lembaga

keuangan lainnya

9. Jasa-jasa

10. Sewa Rumah

11. Pemerintah dan

pertahanan

1988

0.76

0.16

18.91

2.16

6.78

27.48

13.25

13.01

6.08

5.38

6.01

1989

0.67

0.11

18.31

2.25

7.58

27.68

13.04

14.01

6.09

4.92

6.39

1990

0.62

0.11

18.60

2.32

8.89

26.95

12.52

14.55

6.09

4.62

4.82

1991

0.59

0.11

18.88

2.33

9.00

27.33

12.60

14.31

5.96

4.30

4.59

1992

0.53

0.10

19.06

2.30

9.29

28.22

12.77

13.28

5.84

4.28

4.32

1993

0.37

0.10

19.46

2.23

9.18

28.48

13.17

13.26

5.64

4.07

4.05

1994

0.32

0.9

20.45

2.20

9.42

28.31

13.05

12.96

5.57

3.92

3.89

Sumber: Biro Pusat Statistik

Page 13: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Tabel 4.8

53

Index Pertumbuhan PDRB di Surabaya per-sektor

1. Pertanian

2. Pertambangan

3. Industri dan

pengolahan

4. Listrik, gas dan air

minum

5. Bangunan

6. Perdagangan, hotel

dan restauran

7. Pengangkutan dan

komunikasi

8. Bank, dan lembaga

keuangan lainnya

9. Jasa-jasa

10. Sewa rumah

11. Pemerintah dan

pertahanan

1988

75.9

104.8

133.9

129.4

160.7

144.7

136.7

271.0

126.2

115.3

130.0

1989

78.0

82.0

145.9

151.8

201.7

164.1

151.6

328.7

142.1

118.6

131.2

1990

75.8

83.8

162.4

171.3

254.0

175.0

159.3

373.9

155.7

122.0

131.3

1991

80.5

96.7

180.8

188.6

288.7

194.7

176.1

403.4

167.2

124.5

134.4

1992

78.6

98.4

198.8

202.7

324.4

218.9

194.1

407.6

178.2

135.1

137.7

1993

59.6

102.7

223.1

215.7

352.3

242.8

220.1

447.2

189.1

141.1

141.8

1994

63.2

122.1

253.3

233.3

405.2

266.8

239.4

477.4

196.1

147.6

143.8

Sumber: Biro Pusat Statistik

Page 14: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

54

2) Analisa Lahan

2.1 Bentuk Fisik Lahan

Lahan berbentuk segi empat dengan total luas tanah sebesar 2.860 m" dan

sedang dalam tahap akan diuruk.

2.2 Lokasi dan Keeunaan lahan saat ini

Lahan berbentuk segi empat dan berlokasi di jalan Kombes Pol. M. Duryat

yang berada pada salah satu Central Business Distric (CBD) di pusat kota

Surabaya. Lahan tersebut berada pada kavvasan komersial dan perdagangan,

sehingga membuat lahan sangat tepat bila didirikan hotel berbintang tiga.

Pembangunan hotel ini ditujukan untuk menampung para pelaku bisnis dan

menyediakan sarana akomodasi hotel yang memadai di kawasan tersebut. Di

sebelah Utara lahan adalah jalan Kombes Pol. M. Duryat yang merupakan jalan

kembar untuk dua arah yang dipisahkan jalur hijau, lebar jalan utama tersebut 39

meter dan lebar jalur hijau 10 meter, sedangkan jalan Basuki Rachmat terletak 28

meter ke arah Timur lahan dan 22 meter ke arah Barat adalah jalan Embong

Blimbing. Adapun gambar lokasi lahan terdapat pada lampiran 1.

Lahan yang telah dimiliki oleh perusahaan tersebut sebelumnya dikenal

sebagai salah satu tempat hiburan yaitu Bioskop Ria. Pada saat sekarang ini lahan

yang akan dibangun tersebut sedang dalam tahap akan diuruk.

2.3 Tingkat Kemudahan Pencapaian Lokasi Tapak

Lokasi tersebut dikelilingi oleh jalan Kombes Pol. M. Duryat, jalan Basuki

Rachmat dan jalan Embong Blimbing, lahan hotel bintang tiga yang akan

Page 15: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

55

dibangun dapat dicapai dengan mudah melalui ketiga jalan tersebut dengan

menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

2.4 Lingkunaan

Bangunan yang akan didirikan terletak di kawasan komersial dengan

sejumlah pertokoan , bank, sekolah dan beberapa tempat yang menyediakan

fasilitas hiburan di dalamnya.

Beberapa tempat penting dapat dicapai dari lahan tersebut adalah Bandara

udara Juanda yang terletak sekitar 16 kilometer ke arah Selatan dan pelabuhan

Tanjung Perak sekitar 5 kilometer ke arah Utara.

2.5 Batas-batas Lokasi Tapak (Zoning)

Batas-batas lokasi tapak yang ditetapkan oleh Dinas Tata Kota

Kotamadya Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Peruntukan lahan : komersial

2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 50%

3. Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 500%

4. Garis Sempadan Bangunan (GSB) : - muka : 12 meter

- samping kanan : 10 meter

- samping kiri : 3 meter

- belakang : 3 meter

5. Lebar jalan utama : 39 meter

6. Lebarjalurhijau : IOmeter

Page 16: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

56

3) Peluang Pasar

Pada saat sekarang ini terdapat 5 buah hotel berbintang empat di

Surabaya, yaitu hotel Garden Palace, Radisson, Novotel, Grand Mercure, Hilton

Patra yang mampu menyediakan 1.142 buah kamar. Selain itu juga terdapat 11

buah hotel berbintang tiga yaitu hotel Weta, New Grand Park, Garden, Elmi,

Simpang, Mirama, Sahid, Tunjungan, Satelit, Equator, dan hotel Ibis yang

menyediakan 1.543 buah kamar.

Jumlah kamar hotel diatas akan dijelaskan lebih detail pada tabel berikut

dibawah ini :

Tabel 4.9

Hotel Berbintang Tiga dan Empat di Surabaya (1997)

No.

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Hotel

Weta

New Grand Park

Garden

Elmi

Simpang

Mirama

Sahid

Tunjungan

Satelit

Equator

Ibis

Garden Palace

Radisson

Novotel

A lam at

Jl. Gentengkali 3 - 1 1

Jl. Samudra 3

Jl. Pemuda 21

Jl. Pang. Sudirman 42 - 44

Jl. Pemuda 1 - 3

Jl. Raya Darmo 68 - 76

Jl. Sumatera 1

Jl. Tunjungan 102-104

Jl. Mayjend Sungkono 102

Jl. Pakis Argosari 47

Jl. Rajawali 9 - 1 1

Jl. Yos Sudarso 11

Jl. Pemuda 3 1 - 3 7

Jl. Ngagel 173-175

Jumlah Kamar

100

118

100

140

124

105

219

213

154

120

150

370

230

133

Kategori

***

* • *

* • *

* * •

* * •

* * *

* * *

* * *

* * *

* * *

* • *

* * * *

* * * *

* * * *

Page 17: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

57

15.

16.

Hilton Patra

Grand Mercure

TOTAL

Jl. Gunungsari

Jl. Raya Kupang Indah 37

124

285

2.685

****

****

Sumber: PHRI

Analisa Pesaing

Dalam aspek pasar penulis menekankan pada tingkat permintaan, tingkat

penawaran dan tingkat hunian, selain itu hal yang penting lainnya adalah pesaing-

pesaing hotel milik perusahaan, dari analisa pesaing ini dapat diketahui hotel-

hotel pesaing mana yang mampu mencapai tingkat hunian kamar yang tinggi dan

apakah pasar yang ada masih mampu menyerap kebutuhan akan kamar hotel

khususnya hotel bintang tiga, selain itu juga dapat dipakai sebagai pertimbangan

oleh perusahaan dalam pengadaan fasilitas-fasilitas yang lebih lengkap dan

berbeda dari pesaingnya. Dalam analisa pesaing hotel-hotel tersebut dipilih

berdasarkan lokasinya yang dekat dengan lokasi hotel milik perusahaan dan yang

mampu mencapai tingkat hunian yang tinggi. Pesaing-pesaing tersebut adalah:

/. Hotel h'lirama

Hotel Mirama yang berlokasi di Jl. Raya Darmo 68-76 mempunyai 105

buah kamar dan merupakan hotel dengan klasifikasi bintang tiga di Surabaya yang

akan menjadi pesaing primer dari hotel milik perusahaan.

- Rata-rata tinukat hunian

1992

72,7%

1993

69,5%

1994

75,62%

1995

77,85%

1996

64,36%

Sumber: PHRI

Page 18: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

58

- Restaurant & Bar

Nama Jenis Masakan Tempat Duduk

Ken Dedes Restaurant

Japanese Restaurant

Mirama Bar

Indonesia & Eropa

Jepang

Makanan ringan & Minuman

75

75

c50

- Ruang Konferensi

Nama

Larasati

Rengganis

Tempat Duduk

175

675

- Tinakat haraa sewa kamar

Kelas kamar

Standard Room

Club Room

Suite Room

Harga (US$)*

95

130

190

Jumlah kamar

83

15

7

Ket:

* Harga belum termasuk pajak & service charge sebesar 21%

Fasilitas-fasilitas

• Business Center

• Boutique

• Klinik kesehatan

• Kolam renang

• Free Safe Deposit Box

• Pelayanan Telex & Facsimile 24 jam

Page 19: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

59

Tempat parkir

Money Changer

Same day laundry and dry cleaning

Airline, Travel Agent Counter

2. Hotel Tunjungan

Hotel yang berlokasi di jl. Tunjungan no. 102-104 ini termasuk salah satu

hotel berbintang tiga di Surabaya yang menjadi pesaing utama hotel milik

perusahaan. Hotel Tunjungan mampu menyediakan kamar sebanyak 213 buah.o

- Rata-rata tingkat hunian

1992

-

1993

-

1994

-

1995

76,41%

1996

72,10%

Sumber: PHRI

- Restaurant & Bar

Nama

Pemuda Cafe

Bar'n Grill

Tunjungan Imperial Rest.

Fun Pub

Jenis Masakan

Indonesia

Eropa

Cina

Snacks & Minuman

Tempat Duduk

100

400

800

500

- Ruang Konferensi

Nama

Mawar Room

Flamboyant Room

Melati Room

Tempat Duduk

200

300

300

Page 20: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

60

Anggrek Room

Kemuning Room

Multi Purpose Hall

100

80

300

- Tingkat harga sewa kamar

Kelas kamar

Superior Rooms

Deluxe Room

Junior Suite

Business Suite

Executive Suite

President Suite

Harga (USS)*

85

95

130

180

220

400

Jumlah kamar

173

17

6

11

5

1

Ket:

* Harga belum termasuk pajak & service charge

• Fasilitas-fasilitas

• Business &• Fitness Center

• Laundry

• Safe Deposit Box

• Money Changer

• Drugstore

• Telephone with IDD &• Teleconference System

• Parkir

• Klinik kesehatan

Page 21: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

61

4. Hotel Elmi

Hotel Elmi terletak di jalan Panglima Sudirman no. 42-44 Surabaya, dan

merupakan hotel dengan kelas bintang tiga serta mampu menyediakan 140 buah

kamar.

- Rata-rata tinakat hunian

1992

67,9%

1993

62,4%

1994

69,3%

1995

77,79%

1996

71,3%

Sumber : PHRI

- Restaurant & Bar

Nama

Coffee Shop

Bar

Jenis Masakan

Indonesia, Cina &

Eropa

Snack & minuman

Tempat Duduk

120

100

- Ruang Konferensi

Nama

Conference Room

Banquet Hall

Tempat Duduk

100

1000

- Tinakat harsa sewa kamar

Kelas kamar

Standard Room

De Lux Room

Suite Room •

Elmi Suite

Harga (Rp.)*

127.500

170.500

362.500

444.000

Jumlah kamar

67

48

20

5

Ket: * Harga belum termasuk pajak & sen-ice charge.

Page 22: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

62

- Fasilitas-fasilitas

• Pelayanan kamar (24 jam)

• Kolam renang

• Health Center & Business Center

• Hair & beauty salon

• Mini Shop

• Taxi service

• Laundry & dry cleaning

• Parkir

4. Hotel Simpang

Hotel berbintang tiga yang mampu menyediakan 124 buah kamar ini

terletak di jalan Gubernur Suryo no. 1-3 Surabaya dan menjadi pesaing primer

hotel milik perusahaan.

- Rata-rata tingkat hunian

1992 .

61,2%

1993

63,7%

1994

70,5%

1995

72,9%

1996

60,3%

Sumber: PHRI

- Restaurant & Bar

Nama

Madura Bar

Palapa Coffee Shop

Banyuwangi Snack Bar

Jenis Masakan

Snack & minuman

Indonesia, Eropa &

Cina

Snack & minuman

Tempat Duduk

50

150

50

Page 23: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

63

- Ruang Konferensi

Hotel Simpang memiliki 3 buah conference hall dengan kapasitas

masing-masing 15 sampai dengan 350 orang.

- Tingkat harga sewa kamar

Kelas kamar

Standard Room

Superior Room

Suite Room

Harga (USS)*

85

105

200

Jumlah kamar

78

36

10

Ket:

* Harga belum termasuk pajak & service charge.

- Fasilitas-fasilitas

• Pelayanan kamar (24 jam)

• Kolam renang

• Business Center

• Drug Store

• Boutique

• Taxi service

• Laundry & dry cleaning

• Gift Shop

• Tour Service

• World wide TV programmes

• Parkir

Page 24: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

64

5. Hotel Radisson

Hotel Radisson merupakan hotel dengan kelas bintang empat di Surabaya

dan menjadi pesaing sekunder hotel milik perusahaan dan menyediakan kamar

sebanyak 230 buah.

- Rata-rata tingkat hunian

1992

-

1993

40%

1994

58,2%

1995

60,3%

1996

49,8%

Sumber: PHRI

- Restaurant & Bar

Nama

Kartini Restaurant

Taman Cafe

Surabaya Cafe

Lobby Lounge

Atrium Bar 0

Jenis Masakan

Indonesia

Cina

Jawa Timur

Eropa

Eropa - Itali

Tempat Duduk

125

40

36

50

30

- Ruans Konferensi

Nama

Banquet Room A

Banquet Room B

Theatre

Tempat Duduk

150

80

120

- Tingkat harga sewa kamar

Kelas kamar

Superior Room

Junior Suite

Harga (US$)*

170

180

Jumlah kamar

10

80

Page 25: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

65

Business Suite

Deluxe Suite

Plaza Room

Plaza Junior Suite

Plaza Business Suite

Plaza Deluxe Suite

Plaza Executive Suite

190

260

230

240

260

350

550

100

10

1

6

10

3

10

Ket:

* Harga belum termasuk pajak & service charge.

• Fasilitas-fasilitas

• Health & Fitness Center

• Kolam renang

• Kotak deposit

• Laundry

• Business Center

• Tempat parkir

• Lapangan tenis

• Penukaran mata uang asing

• IDD system

6. Hotel SahtJ

Hotel yang mampu menyediakan kamar sebanyak 219 buah ini berlokasi

di Jl. Sumatera no. 1 Surabaya dan termasuk dalam klasifikasi hotel berbintang

tiga.

Page 26: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

66

- Rata-rata tingkat hunian

1992

68,4%

1993

60,9%

1994

64,13%

1995

57,35%

1996

50,27%

Sumber: PHRI

- Restaurant & Bar

Nama

Mina Seafood Restaurant

Candi Bentar Coffee Shop

Bekisar Bar

Jenis Masakan

Seafood

Eropa/Cina/Indonesia

Snack & minuman

Tempat Duduk

250

100

50

- Ruane Konferensi

Nama

Bromo Room

Raung Room

Tempat Duduk

250

40

- Tingkat harga sewa kamar

Kelas kamar

Standard Room

Junior Suite

Executive Suite

Puri Sahid Suite

Harga (US$)*

90

125

140

435

Jumlah kamar

190

8

20

1

Ket: * Harga belum termasuk pajak & service charge

- Fasilitas-fasilitas

• Business Center

• Fitness Center

Page 27: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

67

• Parkir

• Laundry & Dry Cleaning

• Drugstore 24 hours

7. Hotel Garden Palace

Garden Palace Hotel merupakan hotel berbintang empat di Surabaya yang

menyediakan 370 buah kamar dan menjadi pesaing sekunder hotel milik

perusahaan serta berlokasi di Jl. Yos Sudarso 11.

- Rata-rata tingkat hunian

1992

75%

1993

73%

1994

69,2%

1995

64,3%

1996

45,5%

Sumber: PHRI

- Restaurant, Coffee Shop & Bar

Nama

Kencana Coffee Shop

Ming Court

Nishiki

Bill Belle

Jenis masakan

Eropa & makanan ringan

Cina

Jepang

Makanan rinuan

Tern pat duduk

200

300

200

100

- Ruang Konferensi

Nama

Crystal Ballroom

Regency Ballroom

Borobudur Room

Caesar Palace Ballroom

Tempat duduk

1000

1000

300

4900

Page 28: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

68

- Tingkat harga sewa kamar

Kelas kamar

Superior

Deluxe

Club Excellence

Royal Suite

Club Suite

Menteri/Sultan Suite

President Suite

Harga (US$)*

150

175

200

225

250

300

450

Jumlah kamar

30

30

200

18

88

1

Ket:

* Harga belum termasuk pajak & service charge

• Fasilitas-fasilitas

• Telephone Voice Mail

• Kolam renang

• Business Center

• Klinik kesehatan

• 24 jam pelayanan kamar

• Tempat parkir

• Butik & salon

• IDD (International Direct Dialing) system

• Taxi service

• World wide TV program

Page 29: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

69

4) Tingkat Permintaan Saat Ini

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan

bahwa rata-rata tingkat hunian pada hotel-hotel dengan kategori bintang tiga dan

empat mampu mencapai angka diatas., 60% seperti yang tampak pada tabel 4.11.

Angka ini tidak bersifat mutlak untuk setiap hotel, karena masing-masing hotel

memiliki perbedaan baik , fasilitas, kualitas manajemen maupun tarif kamar yang

ditetapkan untuk masing-masing hotel tersebut. Sedangkan mayoritas tamu yang

menginap di hotel dengan kategori di atas adalah para pelaku bisnis, baik dari

dalam maupun dari luar negeri.

5) Tingkat Permintaan Di Masa Yang Akan Datang

Tamu-tamu untuk hotel berbintang tiga dan empat di Surabaya didominasi

oleh para pelaku bisnis, baik dari dalam maupun luar negeri, dan kemungkinan

besarnya permintaan di masa yang akan datang dipengaruhi oleh berkembangnya

aktivitas bisnis di Jawa Timur dan Surabaya pada khususnya. Pertumbuhan

investasi baik domestik maupun asing di Jawa Timur dan Surabaya yang semakin

meningkat akan mempengaruhi pertumbuhan kegiatan bisnis yang juga berkaitan

erat dengan tingkat permintaan akan hotel sebagai sarana akomodasi keperluan

para pelaku bisnis yang secara umum akan berpusat di Surabaya, karena Surabaya

merupakan jembatan penghubung aktivitas bisnis dan industri di kawasan Jawa

Timur serta merupakan pusat transportasi darat, laut dan udara di Jawa Timur,

sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat permintaan akan hotel berbintang tiga

dan empat di masa yang akan datang akan semakin meningkat.

Page 30: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

70

6) Tingkat Penawaran Saat Ini

Saat ini Suarabaya memiliki 5 buah hotel bintang empat dan 11 hotel

bintang tiga, dan perkembangan jumlah kamar hotel selama lima tahun terakhir

ini nampak pada tabel 4.10. Pada tahun 1994 hotel Garden Palace menambah

jumlah kamamya sebesar 167 buah kamar sedangkan hotel Hilton Patra yang

sebelumnya dikenal sebagai hotel bintang tiga pada tahun 1995 berubah menjadi

hotel berbintang empat.

Tabel 4.10

Perkembangan Jumlah Kamar Hotel Bintang Tiga dan Empat Di Surabaya

Thn.

1992

1993

1994

1995

Bintang TigaNama

WetaNew Grand ParkGardenElmiSimpangMiramaHiltonSahid

TotalWetaNew Grand ParkGardenElmiSimpangMiramaHiltonSahid

Total-

Total

TunjunganHiltonSatelit

Total

Jml. Kmr.100118100

• 140

1241051242191.0301001181001401241051242191.030

-1.030

213-124154

1.273

Bintang EmpatNama

Garden Palace

TotalRadisson

TotalGarden Palace

TotalNovotelHilton

Total

Jml. Kmr.203

203230

433167600133124

857

TOTAL

1.233

1.463

1.630

2.130

Page 31: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

71

1996 EquatorIbis

Total

120150

1.543

Grand Mercure

Total

285

1.142 2.685

Sumber: PHRJ

Tabel 4.11 di bawah ini akan menggambarkan tingkat hunian hotel

bintang tiga dan empat di Surabaya beberapa tahun terakhir ini

Tabel 4.11

Tingkat Hunian Hotel Bintang Tiga dan Empat Di Surabaya

Tahun

1992

1993

1994

1995

1996

Bintang Tiga

69,18%

64,98%

69,1%

70,61%

63,07%

Bintang Empat

75,0%

56,5%

63,7%

65,53%

49,69%

Sumber: PHR1

7) Tingkat Penawaran Di Masa Yang Akan Datang

Pada tahun 1995-1996 terjadi booming jumlah hotel yang beroperasi

sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam pasar persaingan hotel-hotel tersebut

yang mengakibatkan jumlah permintaan tidak sesuai dengan penawaran yang ada

dengan kata lain tingkat penghunian kamar hotel-hotel cenderung menurun dan

terjadi perang tarif. Dengan terjadinya hal tersebut investor lain mungkin akan

berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya dalam pembangunan hotel

sehingga dapat dilihat bahwa hainpir tidak ada penambahan jumlah hotel dan

Page 32: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

72

kamar hotel di tahun-tahun yang akan datang (dalam kurun waktu 5 tahun yang

akan datang), sedangkan jika dilihat dalam jangka panjang yaitu menjelang era

pasar bebas dan globalisasi kemungkinan terbukanya peluang pasar untuk

permintaan kamar hotel akan cukup besar. Untuk menghitung besarnya

penawaran jumlah kamar hotel maka penulis menggunakan asumsi bahwa

rencana pembangunan hotel di bawah ini pasti dilaksanakan dan dioperasikan

oleh investor yang bersangkutan.

Tabel 4.12

Perkiraan Penawaran Kamar Hotel Di Masa Yang Akan Datang

Hotel

Yang sudah berdiri

Hotel PT. RAF PUTERA

Total Kamar

Kumulatif (unit)

Jumlah Kamar

Total

2.685

173

2.858

1997

2.685

2.685

1998

-

0

2.685 2.685

1999

173

173

2.858

2000

-

0

2.858

Sumber: Kantor Dinas Tata Kota

8) Proyeksi Tingkat Permintaan, Penawaran dan Hunian

Dari survei yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat diketahui bahwa

jumlah kamar hotel bintang tiga dan empat di kota Surabaya sampai dengan tahun

1996 adalah sebanyak 2.685 buah kamar, sedangkan perhitungan perkiraan

jumlah permintaan di masa yang akan datang penulis menggunakan metode

proyeksi kecenderungan perkembangan permintaan di masa lampau, yaitu

Page 33: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

73

menggunakan metode proyeksi least square. Asumsi yang dipakai dalam

penggunaan metode ini adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat

permintaan di masa lampau tidak banyak berubah di masa yang akan datang.

Tabel 4.13

Jumlah Permintaan Kamar Hotel

Jumlah Kamar

Permintaan (hr)

1992

1233

315.653

1993

1.463

333.588

1994

1.630

399.284

1995

2.130

533.067

1996

2.685

562.329

Sumber: Tabel 4.11

Keterangan :

• Permintaan (hr) = (Tingkat hunian hotel bintang tiga x jumlah kamar x 365)

+ (Tingkat hunian hotel bintang empat x jumlah kamar x 365)

Tabel 4.14

Proyeksi Tk. Permintaan Metode Least Square

Tahun

1992

1993

1994

1995

1996

n = 5

Permintaan

315.653

333.588

399.284

533.067

562.329

2.143.921

D

-2

-1

0

+ 1

+2

0

4

1

0

1

4

10

P.D

-631.306

-333.588

0

533.067

1.124.658

692.831

Proyeksi Permintaan (hr)

290.218

359.501

428.784

498.067

567.350

2.143.920

Sumber: Tabel 4.13

Persarriaan : Y = a + b.x

Page 34: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

74

Y = perkiraan permintaan

x = tahun

a = ! P : n b =

= 2.143.921 : 5

= 428.784

Perhitungan kecenderungan jumlah permintaan :

tahun 1992 = 428.784 - 2(69.283) = 290.218

tahun 1993 = 428.784 - 1 (69.283) = 359.501

tahun 1994 = 428.784 + 0(69.283) - 428.784

tahun 1995 = 428.784 + 1 (69.283) = 498.067

tahun 1996 = 428.784 + 2 (69.283) = 567.350

= 692.831 : 10

= 69.283

Tabel 4.15

Perhitungan Tingkat Permintaan di Masa Yang Akan Datang

Tahun

1997

1998

1999

2000

2001

D

-4

+5

•6

+7

Permintaan (hari)

428.784 - 3 (69.283) = 636.633

428.784 + 4(69.283) = 705.916

428.784 + 5(69.283) = 775.199

428.784 - 6(69.283) = 844.482

428.784 + 7(69.283) = 913.765

Permintaan (tahun)

1.744

1.934

2.124

2.314

2.503

Sehingga besarnya tingkat hunian dapat dihitung dengan cara sbb :

Page 35: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

75

Tabel 4.16

Proyeksi Tingkat Permintaan, Penavvaran dan Hunian Hotel

Tahun

Permintaan

Penawaran

Tingkat Hunian

1997

1.744

2.685

64,95%

1998

1.934

2.685

72,03%

1999

2.124

2.858

74.32%

2000

2.314

2.858

80,96%

2001

2.503

2.858

87,58%

Sumber : Tabel 4.12 & 4.15

Keterangan :

• Tingkat permintaan (tabel 4.15), tingkat penawaran (tabel 4.12)

• Tingkat hunian = Tingkat permintaan : tingkat penawaran

2. Pembahasan Aspek Pasar

Perkembangan aktivitas bisnis di kota Surabaya yang menjadi ibukota

propinsi Jawa Timur berdasarkan pertumbuhan investasi domestik maupun asing,

pertumbuhan industri dan infrastruktur yang semakin meningkat akan

mempengaruhi peluang pasar untuk perhotelan dalam hal perkembangan

kebutuhan akan kamar hotel di masa yang akan datang, dimana bidang perhotelan

merupakan salah satu sarana untuk menunjang kegiatan-kegiatan baik yang

bersifat bisnis maupun untuk tujuan pariwisata, dan hotel milik PT. RAF

PUTERA ini akan turut serta mendukung penyediaan fasilitas/sarana untuk

keperluan tersebut.

Berdasarkan data masa lalu dapat dilihat bahwa tingkat hunian hotel

bintang tiga dan empat masih di atas rata-rata, dan pada tahun 1996 rata-rata

tingkat hunian hotel mengalami penurunan yang disebabkan karena semakin

Page 36: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

76

ketatnya persaingan dengan semakin banyaknya hotel-hotel baru yang beroperasi

sehingga jumlah penawaran lebih besar daripada jumlah pennintaan akan kamar

hotel. Hal tersebut merupakan proses yang terjadi secara alamiah dan hanya

bersifat sementara dan di masa yang akan datang diharapkan pasar yang ada

mampu menyerap penawaran akan kamar hotel, sehingga diperkirakan angka

tingkat hunian hotel-hotel akan selalu berada diatas rata-rata.

Hotel milik PT. RAF PUTERA mengambil langkah antisipasi dalam

menghadapi persaingan yang tajam tersebut dengan jalan menetapkan tingkat

harga sewa kamar yang relatif lebih rendah daripada pesaingnya pada tahun-tahun

awal pengoperasian hotel untuk mengejar tingkat hunian yang tinggi, selain itu

kelebihan lainnya adalah pada lokasi hotel yang strategis , yaitu terletak pada

lokasi Central Business Distnc di pusat kota dan berada di salah satu daerah pusat

kegiatan bisnis yang dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran, bank-bank, dan

pertokoan.

3. Analisa Data Aspek Keuangan

Data-data yang dibutuhkan untuk menganalisa aliran kas proyek hotel

bintang tiga milik PT. RAF PUTERA tersebut antara lain adalah :

A. PROYEK HOTEL BINTANG TIGA

1. Informasi Umum

Hotel dengan klasifikasi bintang tiga tersebut akan didirikan di atas tanah

seluas 2.860 m2 dengan jumlah kamar sebanyak 173 buah. Pembangunannya

Page 37: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

77

direncanakan dimulai pada akhir tahun 1997 dan diperkirakan akan selesai pada

akhir tahun 1999, dan dioperasikan pada awal tahun 2000.

2. Jumlah Kamar

- Standart Room

- Suite Room

167 unit

6 unit

3. Biaya Pembangunan

- biaya konstruksi hotel USS 60,000/room

- biaya jasa profesional (design) = 10% dari biaya konstruksi

- biaya cadangan = 5% dari biaya konstruksi

- biaya pembelian tanah seluas 2.860 m2 = USS 1,250/m2

4. Tahapan Pembangunan

- Tahun I : 40%

- Tahun II : 60%

5. Sumber Pembiayaan

Perbandingan Modal Sendiri & Pinjaman = 45% : 55%

7. Fasilitas Pendukung

- Coffee Shop c?- Bar

Nama

Coffee Shop

Lounge Bar

Klasiflkasi

Makanan Ringan

Minuman

Kapasitas Tempat Duduk

100

60

- Ruang Konferensi

Page 38: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

78

Nama

Meeting Room (4 rooms)

Banquet Hall

Kapasitas Tempat Duduk

120

400

Luas (sqm)

144

800

- Swimming Pool

- Fitness Centre

- Retail Outlets & Specialty Wine Shop

B. PENERIMAAN & BIAYA OPERASIONAL

1. Penerimaan Sewa Kamar

Tahun

2000

2001

2002

2003

2004*

Perkiraan Tingkat Hunian

(dalam % )

65

67.5

70

72.5

75

dst

Rata-rata Tingkat Harga

(dalam US $ )

70.0

73.5

77.9

82.6

87.5

Ket: * tahun stabil pengoperasian hotel

- Peningkatan tarif kamar stabil sebesar 5% per tahun

2. Departemen Kamar

- biaya : 5% dari penerimaan kamar

3. Departemen F&B

- penerimaan : 40% dari penerimaan kamar

- biaya : 50% dari penerimaan F&B

4. Departemen Telepon

Page 39: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

79

- penerimaan : 15% dari penerimaan kamar

- biaya : 80% dari penerimaan telepon

5. Departemen Pembantu

- penerimaan : 10% dari penerimaan kamar

6. Biaya Administrasi & Umum

- biaya : 10% dari penerimaan kamar

7. Biaya Gaji & Upah

- biaya : 5%.dari penerimaan kamar

8. Biaya Penjualan & Pemasaran

- biaya : 5% dari total penerimaan

C. PINJAMAN

Pinjaman kepada bank dikenakan bunga sebesar 11.0 % p.a.

4. Pembahasan Aspek Keuangan

Dalam menganalisa aspek keuangan disajikan dalam bentuk perhitungan

aliran kas proyek pada tabel 4.18. Dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

Page 40: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Tabel 4.17

80

Asumsi Perhitungan Aliran Kas Proyek

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Asumsi Yang Digunakan

Luas Lahan

Jumlah Kamar Hotel

Biaya Pembelian Tanah

Biaya Konstruksi Hotel

Kenaikan biaya konstruksi

Biaya Jasa Profesional

Biaya Cadangan

Pinjaman Yang Diterima

Bunga Pinjaman

Tarif Kamar Hotel Th. I

Kenaikan tarif kamar hotel per-tahun

Tingkat hunian th.I

Ppn

Pph

2.860 m2

173 kamar

USD 1,250/m2

USD 60,000/room

5%

10%

5%

55%

11%

USD 70

5%

65%

10%

35%

Page 41: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

'labe

l 4

IXI'r

ovek

si A

lnan

Kns

I'ro

yek

I lol

el T

ravc

lodg

c(

Dal

ani

nbua

ii U

S$

)

1998

Jiiin

l.ih

Kan

iar

Tmgk

at I

liui

iiin

I ;iri

l K

ani.i

i I I

n

173

1 C

AS

H

INII

.OW

(.

Ali

ran

Kas

Mas

iik

(ipc

rasi

onal

)

I I

I'en

en

ma

an

Scw

:i K

an

iar

12

lYn

ori

imia

n F

&H

(4

0%

da

n 1.

1 )

1 3

lYne

rini

ami

Tcl

cp""

(

15

% d

an

I 1

)1

'1 I'

ener

inia

an D

cpi-

I'em

baii

ni

(. 10

% d

an

I.I

)A

. T

otal

Ali

ran

Kas

Max

ukI'p

n M

asii

kaii

(l(i

%)

Nila

i Ji

ial

TO

TA

L M

ND

AI'A

TA

S

1999

2(H)0

2001

211(12

2003

2(104

2005

2006

2007

2008

2009

0,6

50

0.0

70

2.X

73 1

0

1,14

9.24

430.

96

2X7.

31

3 1

0.6

75

0.07

-4

,132

7X

,253

.1 1

46

99

2

3I3

.2X

07

00

(1.0

77

3,41

1 25

1,36

4.50

511

69

34 1

.13

0.7

25

0.0X

1

3,70

9.74

1,48

3.89

55

64

6

370.

97

0.7

50

' 0

.08

5

4,02

9 54

1,61

1.82

604

43

402.

95

07

50

0.0X

9

4,23

1.02

1,69

2 41

634

65

423.

10

4 1

0.7

50

0.09

4

,442

.57

,777

.03

66

63

9

444.

26

0.7

50

0.09

8

4,66

4.70

1,86

5 88

699

70

466.

47

0.7

50

0.10

3

4,89

7 93

1,95

9.17

73

46

9

489.

79

0.7

50

0.10

9

5,1

42

83

2,05

7.13

771.

42

514.

28

4,7

10 6

1

•174

.06

5,16

9.09

51

6 91

5,6

2X

56

23

X5

4

6,12

1.0

66,

648.

746,

9X1

187 ,

330,

247,

696.

758,

081

598,

485.

67

36,7

91.0

7

5,21

467

5,6X6.0(1

5.867.10

6,121.06

6,648 74

6,981.18

7,330.24

7,696.75

8,081.59

45,276.74

II

CA

SH

( H

J'lT

'l.O

W

( A

lira

n K

as K

elua

r <

(per

asio

iul)

2 1

Bia

ya <

>pe

rasi

oiia

l

- B

mya

Kam

ar

( 5

% i

lari

1.

1)

- B

iava

l-.

tli

( 5

0%

dan

1.

2 )

- U

iaya

Tel

epon

( X

0% ii

uri I

.1 )

- B

iaya

Adi

n. <

£ H

inum

( 1

0% d

an 1

I )

- B

iaya

(la

p it

Upa

li (.

5% d

an I

.I )

- B

iaya

I'o

nj.

<t I

'aii

asar

an

( 5%

dr

A )

Tot

al

Bia

ya O

ptr

asio

nal

143

65

574.

62

344

77

156

64

62

6 56

37

59

3

170.

5668

2.25

409.

35

185.

4974

1.95

445.

17

201

4880

591

4835

4

211.

5584

6.20

507.

72

222.

13X

X8.

5153

3.11

233.

239.

32.9

455

976

244.

90

587.

75

1,73

1.04

1,

8X7.

50

2.05

5.28

2,

235.

12

2,42

7.80

2,

549

19

2,67

6.65

2,

810.

48

2,95

1.00

257.

14

979

59

1,02

8 57

617

1428

7 31

143

65

237.

0.3

313

2X

156

64

25

X4

5

341

13

170.

56

2X1.

43

370.

97

185.

49

30

6.0

5

402.

95

201.

48

332.

44

42.3

.10

211.

55

34

90

6

444.

26

222.

13

366.

51

466.

47

233.

23

384

84

489.

79

244.

90

40

4.0

8

51

42

8

257.

14

424,

28

3,09

8,55

2 2

I'cm

bclii

iii T

anal

i2

3 B

iaya

Kon

slni

ksi

2 4

Mi

Jjis

ii I'r

olcs

iona

l (

IO%

dr2

2 5

Hi.

Cad

anga

n (

5% d

i 2

3 )

B. T

otal

Alir

an K

as K

i-lim

rI'p

n K

elua

ran(

IO%

)TO

TAL

I'liN

CIi

l.HA

RA

S

Nel

Ope

rati

ng I

naun

e

I'aja

kf l

'pli^

S%

)A

lter

la\

Cas

h l-l

inv

(prm

vk)

3,57

5.0(

1•4

,152

.00

6,5

39

40

41

5.2

0 65

3 94

2O7.

W)

32

69

7

X.3

49.X

(>47

7.48

X.8

27.2

8

7,52

0 31

7520

31,

731.

0-4

1,8X

7.50

2,

055.

28

2,23

5.12

2,

427.

80

2,54

9.19

2,

676.

65

2,81

0.48

2,

951.

003,

0985

5

X.2

72.3

4 1,

731.

0-1

1.88

750

2,05

5.28

2,

235.

12

2,42

7.80

2,

549.

19

2,67

6.65

2,

810.

48

2,95

1.00

3,

098.

55

(X.X

27 2

X)

(X.2

72 3

4)

3,4X

3.63

3,

79X

50

3.81

1.83

3,

885.

95

4,22

0.94

4,

431.

99

4,65

3.59

4,

886.

27

5.13

0.58

42

,178

.18

1,21

6X7

I.327

.OX

1.

331.

74

1,35

7.68

1,

474.

93

1,54

X79

1,

6263

6 1,

707.

79

1,85

630

14,7

59.9

6(X

.827

2X

) (X

.272

.34)

2,

266

7<>

2.

4714

2 2.

4X0.

09

2,52

8.27

2,

746.

01

2,88

3.20

3,

027.

23

3.17

X48

3.

274.

28

27,4

1X22

OO

Page 42: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

labe

l 4.

1VP

crhi

tung

an P

ajak

P

royc

k H

otel

Tra

vclo

dgc

(Dal

ain

ribua

n K

p)

Pcn

ghas

ilaii

Pcr

liilu

ngan

:a.

Rp.

I0.

WIO

.O00

.- \

15%

b. R

p 40

.000

.(1(1

(1.-

x 25

%c.

Sis

;i x

35

%Ju

mla

h pa

jak

Jiin

iltih

paj

ak (

US

Ji)

2000

X.7

09.0

75 0

0

1.5(

1(1.

0(1

10.0

00.0

03.

030.

670.

25

3.04

2.17

6 25

I.2I6

.87O

5O

2001

9,49

6,25

0.00

1.50

0.00

10,0

00.0

03.

306.

187.

503.

317.

687.

50I.3

27.O

75.O

O

2002

9.52

9.57

5 ()

0

1.50

0(10

10.0

00.0

03.

317.

851.

25

3.32

9.35

1.25

1.33

1.74

0 50

2(H

»J9.

714.

875

00

1.50

0.00

10.0

00.0

03.

382.

706.

253,

394

206.

25I.3

57.6

K2.

50

2004

10.5

52.3

50.0

0

1.50

0.00

10,0

00.0

03.

675.

X22

.50

3.68

7.32

2.50

1.47

4.92

9 00

2(K

I5

11.0

79.9

75.0

0

1.50

0.00

10.0

00.0

03.

860.

491.

253,

871,

991

251.

548.

796.

50

2006

1 1.

633,

975.

00

1.50

0 00

10,0

00.0

04

.05

4 3

9!

25

4.0

65

.89

1.2

5

1.6

26

.35

6 50

2<M

I7

12.2

15.6

75.0

0

1,50

0.00

10,0

00.0

04.

257.

986.

254.

269,

486.

251.

707.

794.

50

2008

13.2

76,4

50.0

0

1,50

0 (H

I10

,000

.00

4 62

9 25

7 5(

14.

640,

757.

501

856

303

00

2009

105.

445,

450.

0

1,50

0.0

10,0

00.0

36.8

88.4

07.5

36.8

99,9

07.5

14.7

59,9

63.0

Kcl

cran

gan

:1.

Pcn

ghas

iliiii

=

NO

I tla

ri la

bel 4

.18

x R

p 2

50

0-:

10

00m

isal

: l

alm

n 20

00.

NO

I =

US

$3,4

83,6

30.0

0 x

Rp.

2.5

00.-

: 10

00 =

8.

709.

075

2. S

isa

= P

cngh

asila

n-(R

p. 5

0 00

0.00

0.-

: 10

00)

3 Ju

nila

li pa

jak

= a

+ I)

+ c

4. J

iiinl

ah p

ajak

(U

SS

) =

jum

lah

paja

k (R

p.)

\ 10

00

; 250

0

oo

Page 43: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

83

Keterangan perhitungan :

1. Aliran kas masuk

- Tingkat hunian hotel pada tahun awal pengoperasian sebesar 65% dan stabil

mulai tahun pengoperasian ke-5 sebesar 75%

- Tarif kamar pada tahun pertama sebesar US$ 70 dan mengalami kenaikan

sebesar 5% per-tahun.

O'

- Penerimaan sewa kamar = jml. kamar x tk. hunian x tarif kamar x 365

- Penerimaan F&B = 40% x penerimaan sewa kamar

- Penerimaan Telepon = 15% x penerimaan sewa kamar

- Penerimaan dept. pemb. = 10% x penerimaan sewa kamar

- Total aliran kas masuk = penerimaan sewa kamar + penerimaan F&B

-r penerimaan telepon -r Penerimaaan dept pembantu.

- PPN masukan = 10% x total aliran kas masuk dan besarnya = PPN keluaran

- Nilai Jual = After Tax Cash Flow th. Ke-13 : Capitalization Rate (10%)

Diasumsikan pada tahun ke-12 (th. 2009) hotel akandijual sehingga untuk

mencari nilai jualnya dihitung dari proyeksi income yang akan diperoleh o-

leh pembeli tersebut yaitu ATCF th. Ke-13 (th. 2010). Sedang yang dimak-

sud dengan capitalization rate ( didapat dari data pasar/VlGERS ) adalah

tingkat bunga yang mengkapitalisasikan (mem-present value-kan) income di

tahun-tahun yang akan datang ke tahun ke-12 untuk mencari nilai jual ho-

tel. Perhitungan ATCF th. Ke-13 dapat dilihat pada halaman berikut.

- Total Pendapatan = Total aliran kas masuk + PPN masukan + nilai jual.

Page 44: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

84

s

$ss$s

20100.75

0.114

5,399.982,159.99810.00540.00

8,909.97

Perhitiingan ATCF th. ke-13(Dalam ribuan USS)

Tingkat HunianTarif Kamar Hotel = tarif kamar th. 2009 x 1.05

I. Aliran Kas Masuk1.1 Penerimaan Sewa Kamar = 173 x 0.75 x 0.114 x 3651.2 Penerimaan F&B ( 40% dari 1.1 )1.3 Penerimaan Telepon ( 15% dari 1.1 )1.4 Penerimaan Dept. Penibantu ( 10% dari 1.1 )A. Total Aliran Kas Masuk

TOTAL PENDAPATAN $ 8,909.97

II. Aliran Kas Keluar Operasional2.1 Biaya Operasional

- Biaya Kamar ( 5% dari 1.1)-Biaya F&B (50% dari 1.2)- Biaya Telepon ( 80% dari 1.3 )- Biaya Adm. & Umum ( 10% dari 1.1)- Biaya Gaji & Upah ( 5% dari 1.1 )- Biaya Penj. & Pemasaran ( 5% dr A )

Total Biaya OperasionalTOTAL PENCELV'A 114N

Net Operating Income = total pendapatan - total pengeluaranPajak ( Pph 35%)After Tax Cash Flow (proyek) = NOI - Pa jak S 3,679.12

Keterangan :Perhitungan pajak :

Penghasilan = S 5,656,480.00 x Rp. 2.500,00 = Rp. 14.141.200.000Pajak = Rp. 10.000.000 x 15% = 1.500.000

= Rp. 40.000.000 x 25% = 10.000.000= (Rp. 14.141.200.000-Rp. 50.000.000) x 35% = 4.931.920.000Total pajak 4.943.420.000Jumlah Pajak (USS) = total pajak : Rp. 2.500 = S 1,977,368

$

sssssss

ss

270.001,080.00648.00540.00270.00445.50

3,253.493,253.49

5,656.481,977.36

Page 45: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

85

2. Aliran kas keluar

• Biaya Operasional :

- Biaya kamar = 5% x penerimaan sewa kamar

- Biaya F&B = 50% x penerimaan F&B

- Biaya Telepon = 80% x penerimaan telepon

- Biaya Adm. & Umum = 10% x penerimaan sewa kamar

- Biaya Gaji & Upah = 5% x dari penerimaan sewa kamar

- Biaya Penj. & Pemasaran = 5% x total aliran kas masuk

• Biaya pembelian tanah = 2.860 m2 x US$ 1,250 = USS 3,575,000.00

• Biaya Konstruksi = 173 kamar x USS 60,000 = USS 10,380,000.00

dan dibagi menjadi 2 tahap, th. I = 40%, th. II = 60%. Biaya konstruksi

mengalami kenaikan 5% per tahun.

• Biaya Jasa Profesional = 10% x biaya konstruksi

• Biaya Cadangan = 5% x biaya konstruksi

• Total Aliran Kas Keluar = Bi. Pemb. Tanah + Bi. Konstruksi + Bi. Jasa

Profesional - Bi. Cadangan

• PPN keluaran = 10% x (Bi. Konstruksi + Bi. Jasa Prof. + Bi. Cadangan)

• Total Pengeluaran = Total aliran kas keluar + PPN keluaran

3. Net Operating Income = Total Pendapatan - Total Pengeluaran

4. Perhitungan Pajak (Pph 21) ketentuannya :

Page 46: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

86

Penghasilan

1. sampai dengan Rp. 10.000.000,-

2. Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,-

3. diatas Rp. 50.000.000,-

TarifPajak(%)

15

25

35

Penghasilan PT RAF PUTERA dalam proyek hotel ini adalah berupa

dollar (USS) sehingga untuk menghitung tarif pajaknya harus dinyatakan dalam

rupiah, dan kurs (nilai tukar) yang digunakan diasumsikan menggunakan kurs

pada kondisi ekonomi dalam keadaan normal yaitu USS 1.00 = Rp. 2.500,00.

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

• Tahun I (1998) dan II (1999) tidak kena pajak karena penghasilan (Net

Operating Income) dari proyek masih bernilai negatif (hanya ada pengeluaran).

• Tahun 2000 : NOI = USS 3,483,630 x Rp. 2.500,- = Rp. 8.709.075.000,-

Perhitungan pajak : Rp. 10.000.000,- x 15% = Rp. 1.500.000,-

Rp. 40.000.000,- x 25% = Rp. 10.000.000,-

Rp 8.659.075.000 x 35% = Rp. 3.030.676.250.-

Total pajak = Rp. 3.042.176.250,-

Dalam USS (dibagi Rp. 2.500,-) = USS 1,216,870.50

Keterangan : Rp. 8.659.075.000 adalah merupakan sisa penghasilan yang

dikenakan pajak sebesar 35% setelah pajak untuk Rp. 50.000.000,- pertama

dihitung yaitu Rp. 10 juta sebesar 15% dan Rp. 40 juta berikutnya sebesar 25%.

Perhitungan pajak untuk tahun-tahun berikutnya dapat dilihat pada tabel 4.19.

5. After Tax Cash Flow (proyek) = Net Operating Income - Pajak

Page 47: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

labe

l 4.

20A

nalis

a Pi

njam

an B

ank

& M

odal

Sen

diri

(Dal

am r

ibua

n U

S$)

Thn

.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12

$ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $

AT

Cl7 (

proy

ek)

(8,8

27.2

8)(8

,272

.34)

2,26

6.76

2,47

1.42

2,48

0.09

2,52

8.27

2,74

6.01

2,88

3.20

3,02

7.23

3,17

8.48

3,27

4.28

27,4

18.2

2

Mod

al S

endi

ri$

8,20

0.00

Pinj

aman

$ 70

5.00

$ 9,

295.

00$ $ $ $ $ $ $ $ $ $

Ang

sura

n(7

7.55

)(1

,022

.45)

(1,9

43.2

1)(1

,943

.21)

(1,9

43.2

1)(1

,943

.21)

(1,9

43.2

1)(1

,943

.21)

(1,9

43.2

1)(1

,943

.21)

$ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $

AT

CF

(equ

ity) 0.17

0.21

323.

5552

8.21

536.

8858

5.06

802.

8093

9.99

1,08

4.02

1,23

5.27

3,27

4.28

27,4

18.2

2

00

Page 48: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

88

Keterangan perhitungan .

• ATCF (proyek) didapat dari tabel 4.18

• Perbandingan modal sendiri & pinjaman adalah 45% : 55%, pinjaman

sebesar USS 10,000 diangsur selama 8 tahun operasional proyek dan pada

tahun I & II hanya membayar bunganya saja yaitu sebesar 11% per-tahun.

• ATCF (equity) = ATCF (proyek) + modal sendiri + pinjaman - angsuran

A. Net Present Value

Perhitungan Net Present Value dari proyek hotel bintang tiga dengan

tingkat bunga (discount factor 11% per-tahun) mulai tahun I sampai X adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.21

Perhitungan Net Present Value(Dalam ribuan USS)

Tahun

2

6789101112

Modal Sendiri

S (8,200.00)

ATCF (equity)

SSSS

s$$ss$ss

0.170.21

323.55528.21536.88585.06802.80939.99

1,084.021,235.273,274.28

27,418.22

Total Net Present Value

Disc. Factor(11%)

0.9009010.8116220.7311910.6587310.5934510.5346410.4816580.4339260.3909250.3521840.3172830.285841

SSSSSSSSS$SSS

NPV

(7,387.23)0.17

236.58347.95318.61312.80386.68407.89423.77435.04

1,038.877,837.254,358.37

Page 49: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

89

Keterangan :

• ATCF (equity) didapat dari tabel 4.20

• Disc. Factor dapat dihitung dengan cara :

D F n = (l + i)n

dimana n = tahun dan i = tingkat bunga

• NPV = { modal sendiri + ATCF (equity) } x Disc. Factor

B. Internal Rate of Return

Perhitungan Internal Rate of Return dari proyek hotel bintang tiga milik

perusahaan terdapat pada tabel 4.22 di balik ini.

Keterangan perhitungan :

• ATCF (equity) didapat dari tabel 4.20

• NPV = { modal sendiri + ATCF (equity) } x Disc. Factor

NPV(DF16%)IRR = 16% + ; J '-. x (17% - 16%

NPV(DF 16% - NPV(DF 17%) v

-16% + H ^ x l %320.738 + 246.324

= 16% + 0.5656%

= 16,5656%

Page 50: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

'labe

l 4.

22Pe

rhitu

ngan

Int

erna

l R

ate

of R

etur

n(D

alai

n ri

buan

US$

)

Tah

un 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Mod

al S

endi

ri

$ (8

,200

.00)

AT

CI

$ S $ $ $ $ $ $ $ $ $ $T

otal

Net

Pre

sent

Val

ue

7 (equ

ity)

0.17

0.21

323.

5552

8.21

536.

8858

5.06

802.

8093

9.99

1,08

4.02

1,23

5.27

3,27

4.28

27,4

18.2

2

Dis

c. F

acto

r

(16%

)0.

8620

690.

7431

630.

6406

580.

5522

910.

4761

130.

4104

420.

3538

290.

3050

250.

2629

530.

2266

840.

1954

170.

1684

63

Net

$ $ S $ $ $ $ $ $ $ $ $ $

Pres

ent

Val

ue

(DF.

16%

)(7

,068

.819

)0.

156

207.

285

291.

726

255.

616

240.

133

284.

054

286.

720

285.

046

280.

016

639.

850

4,61

8.95

632

0.73

8

Dis

c. F

acto

r

(17%

)0.

8547

010.

7305

140.

6243

710.

5336

500.

4561

110.

3898

390.

3331

950.

2847

820.

2434

040.

2080

370.

1778

100.

1519

74

Net

$ $ $ $ $ $ S S $ $ $ $ $

Pres

ent

Val

ue

(DF.

17%

)(7

,008

.402

)0.

153

202.

015

281.

879

244.

877

228.

079

267.

489

267.

692

263.

855

256.

982

582.

200

4,16

6.85

7(2

46.3

24)

Page 51: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

91

C. Payback Period

Perhitungan payback period dari proyek ini adalah sebagai berikut

Tabel 4.23Perhitungan Payback Period

(Dalam ribuan USS)

Tahun123456789101112

Investasi$ (8,200.00)

ATCF (equity)$ 0.17S 0.21S 323.55S 528.21$ 536.88S 585.06$ 802.80S 939.99S 1,084.02$ 1,235.27$ 3,274.28$ 27,418.22

Sisa$(8,199.83)$ (8,199.62)$ (7,876.07)$ (7,347.86)5(6,810.98)$ (6,225.92)$(5,423.12)$(4,483.13)5(3,399.11)$(2,163.84)$ 1,110.44$28,528.66

Keterangan :

• Investasi = modal sendiri

• ATCF (equity) didapat dari tabel 4.20

• Sisa tahun I = Investasi + ATCF (equity) th.I

tahun II = Sisa tahun I -r ATCF (equity) th.II

dst.

Payback Period = 10 tahun + J'~ ! :— x 12 bulanV j,274.28 J

= 10 tahun + (0,6609 x 12 bulan)

= 10 tahun 8 bulan

Page 52: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

92

D. Profitability Index

Perhitungan Profitability Index dari proyek hotel bintang tiga ini adalah

sebagai berikur:

Tabel 4.24Perhitungan Profitability Index

(Dalam ribuan USS)

Th.

123456

89101112

Pengeluaran

S 8,827.28$ 8,272.34

Penerimaan

S 2,266.76$ 2,471.42S 2,480.09S 2,528.27S 2,746.01S 2,883.20S 3,027.23S 3,178.48S 3,274.28S 27,418.22

DF. 11%

0.9009010.8116220.7311910.6587310.5934510.5346410.4816580.4339260.3909250.3521840.3172830.285841

PVPengeluaran

S 7,952.504$ 6,714.018

S 14,666.522

PVPenerimaan

S 1,657.435$ 1,628.001S 1,471.813S 1,351.716S 1,322.639S 1,251.097S 1,183.419S 1,119.411S 1,038.874S 7,837.247S 19,861.653

Keterangan :

• Pengeluaran & penerimaan didapat dari tabel 4.18 yaitu ATCF (proyek)

• PV pengeluaran = pengeluaran x DF

• PV penerimaan = penerimaan x DF

Sehingga besarnya PI =19,861.653

14,666.522

= 1,354