22
83 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Tenis FKIP UNS Surakarta, Jl. Menteri Supeno No. 13 Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari jumat 29 oktober 2016 pukul: 06.00 sampai 10.30 WIB, di lapangan Tenis FKIP UNS yang berada Kampus Manahan. Tabel 3.1 : Rencana Penelitian No Kegiatan Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan - Persiapan - Persiapan - Persiapan 2. Pelaksanaan - Tes - Tes - - - 3. Pengolahan hasil penelitian - Penyusunan hasil - Pengolahan hasil Keterangan: : Pelaksanaan kegiatan a) Penyusunan usulan penelitian antara lain: 1) Judul tesis 2) Konsultasi proposal penelitian seminar proposal 3) Revisi proposal penelitian b) Persiapan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian · BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan

  • Upload
    others

  • View
    44

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

83

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Tenis FKIP UNS Surakarta, Jl. Menteri

Supeno No. 13 Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari jumat 29 oktober 2016 pukul: 06.00

sampai 10.30 WIB, di lapangan Tenis FKIP UNS yang berada Kampus Manahan.

Tabel 3.1 : Rencana Penelitian

No Kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan

- Persiapan

- Persiapan

- Persiapan

2. Pelaksanaan

- Tes

- Tes

-

-

-

3. Pengolahan hasil penelitian

- Penyusunan hasil

- Pengolahan hasil

Keterangan:

: Pelaksanaan kegiatan

a) Penyusunan usulan penelitian antara lain:

1) Judul tesis

2) Konsultasi proposal penelitian seminar proposal

3) Revisi proposal penelitian

b) Persiapan penelitian

84

1) Mengurus izin penelitian

2) Menghubungi tenaga ahli (expert)

3) Menghubungi orang coba penelitian

4) Menyiapkan alat ukur

5) Tenaga pembantu pelaksanaan penelitian

c) Ujian tesis: sesuai kalender kegiatan atau jadwal dari Pascasarjana

d) Revisi tesis menyesuaikan Pelaksanaan Penelitian

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996: 115) populasi merupakan keseluruhan

subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari

suatu populasi. Sedangkan Sugiyono (2008: 117) menyatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

pembinaan prestasi tenis FKIP UNS Surakarta berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996 : 117) Sampel adalah sebagian atau wakil

yang diteliti. Sebagai sampel sebaiknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi

sehingga dapat menggambar keadaan populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili), (Sugiyono, 2008: 118). Sampel

dalam penelitian ini adalah mahasiswa pembinaan prestasi prestasi tenis FKIP UNS

Surakarta.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu cara

pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 40 mahasiswa pembinaan

prestasi tenis lapangan FKIP UNS. Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek

kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil

antara 20-25 % (Arikunto Suharsimi, 2006).

85

C. Metode dan Rancangan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008: 48). Analisis

faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan

hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling independen antara satu

dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan perubahan yang lebih

sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-

faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.

Metode satistik multivariat banyak digunakan. Salah satu multivariat digunakan

dalam bidang olahraga untuk mengukur variabel dominan biomotor dan psikomotor

variabelnya yaitu (delapan variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah

dikumpulkan akan diolah dan dianalisa menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions) Versi 23 dan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin and

Bartlett’s Test.

Menurut latan (2012: 74) analisis faktor konfirmatori atau sering disebut

confirmatory factor analysis (CFA) digunakan untuk menguji dimensionalitas suatu

konstruk. Sedangkan widarjono (2010: 275) mengatakan bahwa analisi faktor

merupakan cara untuk mencari atau mendapatkan sejumlah variabel indikator yang

mampu memaksimalkan korelasi antara variabel indikator. Ada dua jenis analisis faktor

yaitu analisis faktor eksploratori (exploratory factor analysis = EFA) dan analisis faktor

konfirmatori (confirmatory factor analysis = CFA). Pada analisis eksploratori mencari

sejumlah indikator untuk membentuk faktor umum (common factor) tanpa ada landasan

teori sebelumnya. Dengan kata lain analisis faktor eksploratori sebuah metode untuk

membangun sebuah teori (theory building). Sedangkan pada analisis faktor konfirmatori

kita mencari sejumlah variabel indikator yang tidak terukur langsung tersebut

didasarkan pada landasan teori yang ada.

86

Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Kekuatan Genggaman

X2 = Fleksibilitas

X3 = Power Otot Tungkai

X4 = Kecepatan

X5 = Daya Tahan Kardiovaskular

X6 = Keseimbangan

X7 = Koordinasi Mata tangan

X8 = Kelincahan

Y = Kemampuan Groundstroke forehand

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (independent)

dan (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

X1

X3

Y

X2

X8

X4

X5

X6

X7

87

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah:

a. Faktor Biomotor (ξ1) dengan variabel indikator sebagai berikut :

1) Kekuatan genggaman (X1)

2) Fleksibilitas (X2)

3) Power Otot tungkai (X3)

4) Kecepatan (X4)

5) Daya Tahan Kardiovaskular (X5)

b. Faktor Psikomotor (ξ2) dengan variabel indikator sebagai berikut:

1) Keseimbangan (X6)

2) Kordinasi Mata Tangan (X7)

3) Kecepatan (X8)

2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kemampuan groundstroke

forehand (Y) tenis lapangan.

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel dalam penelitian ini,

perlu dijelaskan definisi dari variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan Genggam adalah usaha kontraksi otot yang dicapai sekali usaha

maksimal. Pengukuran dengan grip strength tes satuan kilo gram (Kg).

2. Fleksibilitas adalah kapasitas melakukan pergerakan dengan jangkauan yang

seluas-luasnya. Pengukuran dengan standing trunk flexion dalam satuan

centimeter (cm).

3. Power Otot Tungkai adalah daya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot tungkai

kearah vertical hitung selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan. Pengukuran

dengan Vertical Jump dalam satuan sentimeter (cm).

4. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya. Pengukuran lari 30 meter dalam satuan detik.

5. Daya Tahan Kardiovaskular adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas kerja

secara terus dengan intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama.

Pengukuran dengan multistage fitness test atau beep test dalam satuan cc/kg/menit.

88

6. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan kemampuan sikap dan posisi

tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Pengukuran

dengan Modified Bass Test of Dynamic Balance dalam satuan capaian poin.

7. Koordinasi Mata Tangan adalah hubungan yang harmonis dan hubungan saling

berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang

ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Pengukuran dengan lempar

tangkap bola tenis satuan kali tangkapan.

8. Kelincahan adalah merubah posisi atau arah dalam berlari. Pengukuran dengan tes

T Test satuan detik.

9. Groundstroke Forehand adalah Pukulan ini dilakukan setelah bola memantul

sekali. Pengukuran dengan menggunakan pukulan groundstroke forehand bola

jatuh disasaran yang telah ditentukan skornya. Satuan point/skor

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

tes dan pengukuran. Jenis tes atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan Genggaman : Grip Strength Test

Tujuan : mengukur kekuatan statis otot tangan yang di gunakan untuk

menggengam.

Perlengkapan : hand dynamometer.

Prosedur :

- Tester berdiri rikeks, lengan menggantung bebas tidak

menyentuh bagian tubuh yang lain, lengan boleh

sedikit ditekuk.

- Hand dynamometer disetel sesuai ukuran tngan testi

dan dipegang, ruang sendi kedua mepet dibawah

pegangan (posisi meremas).

- Testi meremas dengan sekuat mungkin dan ditahan 2-

3 detik.

- Tes ini diulang 2 kali setiap tangan dan istirahat 30

detik disetiap ulangan.

89

Penilaian : Nilai yang diperoleh testi adalah kekuatan terbesar diantara dua

ulangan yang dilakukan dari setiap tangan.

Gambar 3.2 Grip Strength Test

Sumber : Frank M. Verducci, 1980: 242

Tabel 3.2 Norma Kekuatan Peras/ Genggaman

No Norma Hasil Putra Hasil Putri

1 Baik Sekali 55.50- ke atas 42.50- ke atas

2 Baik 46.50-55.00 32.50-41.00

3 Sedang 36.50-46.00 24.50-32.00

4 Kurang 27.50-36.00 18.50-24.00

5 Kurang Sekali Sd.-27.00 Sd.-18.00

Sumber : Fenanlampir & Muhyi Faruq, 2015: 122

2) Fleksibilitas : standing trunk flexion

a. Tujuan : Untuk mengukur kelentukan togok.

b. Perlengkapan : standing trunk flexion, multy box.

c. Pelaksanaan :

a) Tesi mengambil posisi berdiri, tidak memakai alas

kaki.

b) Bungkukkan badan perlahan ke bawah dengan posisi

tangan lurus menyususri dan mendorong standing

trunk flexion meter.

90

c) Ujung jari tangan mencapai skala sejauh mungkin dan

pertahankan selama 3 detik.

d) Dilakukan 2 kali pengulangan.

d. Penilaian : Raihan terjauh 2 kali ulangan digunakan untuk

menentukan kelentukan togok. Angka yang dicatat adalah skala yang

dapat dicapai oleh keduaujung jari yang terjauh.

Gambar 3.3 standing trunk flexion

Sumber : Nur Ichsan Halim, 2008: 114

Tabel 3.3 Norma penilaian kelentukan standing trunk flexion (Pate, Rotale, Clenaghan,

1993)

No Norma Hasil Putra Hasil Putri

1 Baik Sekali +21 +22

2 Baik +17 +18

3 Sedang +11 +12

4 Kurang +5 +8

5 Kurang Sekali +2 +2

Sumber : Fenanlampir & Muhyi Faruq, 2015: 140

3) Power Otot Tungkai : Vertical Jump

a. Tujuan : Untuk mengukur power tungkai dalam arah

vertikal.

b. Perlengkapan :

a) papan bermeteran yang dipasang didinding dengan

ketinggian dari 150 cm hinggal 350 cm. tingkat

ketelitiannya hingga 1 cm.

b) Bubuk kapur.

91

c) Dinding sedikitnya tinggi 365 cm (12 feet)

c. Pelaksanaan :

a) Tester berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat,

telapak kaki menempel penuh di lantai, ujung jari tangan

yang dekat dinding dibubuhi bubuk kapur.

b) Satu tangan tester yang dekat ke dinding meraih ke atas

setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai, catat

tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah.

c) Tester meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh

papan, lakukan 3 kali loncatan, catat tinggi loncatannya

pada bekas ujung jari tengah.

d) Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap

menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di

belakang badan.

e) Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke

atas.

d. Penilaian :

a) Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.

b) Nilai yang diperoleh tester adalah selisih yang terbanyak

antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan

yang dilakukan.

Gambar 3.4 Vertical Jump

Sumber : Frank M. Verducci, 1980: 247

92

4) Kecepatan: Tes Lari 30 meter

a. Tujuan pelaksanaan tes untuk mengukur kecepatan

b. Alat dan perlengkapan

a) Blangko

b) Lapangan

c) Stopwatch

d) Alat tulis

c. Standar Operasional Prosedur (SOP) tes lari cepat 30 meter

a) Peserta tes bersiap (berdiri) di belakang garis star

dengan teknik star berdiri.

b) Pada aba-aba “siap”, subjek dengan star berdiri

bersiap untuk berlari secepat-cepatnya menempuh

jarak 30 meter.

c) Bersamaan aba-aba “ya” peserta tes berlari secepat-

cepatnya menempuh jarak 30 meter.

d) Kecepatan lari peserta tes dihitung mulai dari aba-aba

“ya” dibunyikan (stopwatch dihidupkan) sampai

peserta tes menginjak garis finish.

e) Waktu tempuh masing-masing peserta tes dicatat

sampai dengan satuan sepersepuluh detik (0,1 detik),

tetapi bila memungkinkan akan lebih baik atau teliti

jika dicatat samapai dengan satuan perseratus detik

(0,01 detik).

f) Peserta tes harus melakukan tes sebanyak dua kali, tes

kedua dilaksanakan setelah melakukan istirahat

secukupnya dimana denyut nadi sudah mendakti

normal, atau paling tidak setelah diselingi oleh satu

subjek lainnya.

g) Data yang dianalisis adalah data kecepatan lari yang

terbaik, jadi dari dua kali tes diambil waktu yang

tekecil.

93

h) Data kecepatan tersebut selanjutnya dikonversikan ke

dalam kriteria atau norma kecepatan. Selengkapnya

dideskripsikan di dalam tabel berikut ini.

Gambar 3.5 Lari 30 meter

Sumber : Asisten Deputi Sentra Keolahragaan Deputi Bidang Pembudayaan

OLahraga Kemenpora, 2013: 13

Tabel 3.4 Norma Komponen Kecepatan dengan Tes Lari 30 Meter

No Norma Prestasi Putra (Detik)

Prestasi Putri (Detik)

1 Baik Sekali 3.58 – 3.91 4.06 – 4.50

2 Baik 3.92 – 4.34 4.51 – 4.96

3 Sedang 4.35 – 4.72 4.97 – 5.40

4 Kurang 4.73 – 5.11 5.41 – 5.86

5 Kurang sekali 5.12 – 5.50 5.87 – 6.30

Sumber : Fenanlampir & Muhyi Faruq, 2015: 131

5) Daya Tahan kardiovaskular : Multistage Fitness Test (MFT) atau Beep Test

a. Tujuan : untuk mengukur kapasitas maksimal aerobik (VO2 Maks)

b. Perlengkapan :

a) Pita untuk lari bolak-balik.

b) Lintasan lari.

c) Mesin pemutar kaset (tape recorder) atau laptop.

94

d) Tempat (space) outdoor atau di dalam gedung

mempunyai ukuran jarak yang bermarka 20 meter

pada permukaan yang datar, rata dan tidak licin.

e) Stopwatch.

f) Kerucut pembatas atau patok.

g) Formulir

c. Pelaksanaan :

a) Pelaksanaan tes apabila dilaksanakan di luar gedung

(outdoor) sebaiknya tidak boleh lebih dari jam 11.00

karena faktor panas matahari akan berpengaruh pada

hasil tes.

b) Jalankan pita cadencennya atau laptop.

c) Instruksikan tester untuk lari kea rah yang berlawanan

dan sentuhkan satu kaki di belakang garis batas pada

saat terdengar bunyi “tuut”, apabila tester telah sampai

sebelum bunyi “tuut”, tester harus bertumpu pada titip

putar, menanti tanda bunyi, kemudian berlari ke arah

garis yang berlawanan agar supaya dapat mencapai

tepat pada saat tanda berikutnya berbunyi.

d) Pada akhir dari tiap menit interval waktu diantara dua

bunyi “tuut” makin pendek, oleh karena itu, kecepatan

lari makin bertambah cepat.

e) Tester harus dapat mencapai garis ujung pada waktu

yang ditentukan dan tidak terlambat. Tekankan kepada

tester agar berputar dan lari kembali, bukannya lari

membuat belokan melengkung, karena akan memakan

lebih banyak waktu.

f) Tiap tester terus berlari selama mungkin sehingga

tester tidak dapat lagi mengejar tanda bunyi “tuut”

dari pita rekaman. Kriteria untuk menghentikan tester

adalah apabila tester tertinggal tanda bunyi “tuut” dua

kali atau lebih dari dua langkah di belakang garis.

95

d. Penilaian : Catatan level pada shuttle terakhir yang dapat dilakukan

atau diselesaikan tester (dua kali tidak dapat menyelesaikan garis akhir

lintasan saat bunyi “tuut”), kemudian

Gambar 3.6 Multistage fitness Test

Sumber : http://www.tpfp.org/a_shuttle_clip_image002.jpg Minggu 23 Oktober

2016, Pukul 12.47.

Tabel 3.5 Norma Multistage fitness Test

Periode waktu standar

(detik)

Jarak lari

(meter)

Periode waktu standar

(detik)

Jarak lari

(meter)

55,0 18,333 61,5 20,500

55,5 18,500 62,0 20,686

56,0 18,666 62,5 20,833

56,5 18,833 63,0 21,000

57,0 19,000 63,5 21,166

57,5 19,166 64,0 21,333

58,0 19,333 64,5 21,500

58,5 19,500 65,0 21,666

59,0 19,666

59,5 19,833

60,0 20,000

60,5 20,166

61,0 20,333

Sumber : Muchsin Doewes & M. Furqon H, 1999: 10-11

6. Keseimbangan : Modified Bass Test of Dynamic Balance

a. Tujuan : Untuk mengukur keseimbangan dinamis.

b. Perlengkapan : Lantai yang datar, selotip, pita pengukur,

stopwatch.

c. Pelaksanaan : Untuk melaksanakan tes ini dibuatlah diagram

seperti gambar dibawah. Subjek dimulai dengan berdiri diam diatas

kaki kanan atau disebut titik awal, subjek kemudian melompat

96

ketanda pertama dengan kaki kiri dan mempertahankan sikap ini pada

posisi statis selama lima detik. Selama 5 detik, ia kemudian melompat

ke tanda kedua dengan mempertahankan sikap ini dengan posisi statis

selama lima detik. Setelah 5 detik, ia kemudian melompat ke tanda

dengan mempertahankan sikap ini dengan posisi statis selama lima

detik. Ini terus berlanjut dengan kaki bergantian melompat dengan

posisi statis selama lima detik pada setiap titik sampai dilewati. Pada

setiap titik, telapak kaki benar-benar harus menginjak setiap tanda pita

sehingga tidak dapat dilihat. Sebelum tes di mulai tester

diperbolehkan mencoba terlebih dahulu.

d. Penilaian : Hasil dicatat sebagai sukses atau gagal. Sebuah tes yang

sukses terdiri dari melompat kesetiap menandai pita dan dapat

bertahan selama 5 detik dengan posisi kaki yang lainnya tidak

menyentuh lantai da tetap dapat mejaga keseimbangan. Setiap dapat

melakukan lompatan dengan benar mendapat point 5, jika tidak dapat

melakukan gerakan sesuai ketentuan pelaksanaan maka tidak memiliki

nilai.

Gambar 3.7 Modified Bass Test of Dynamic Balance

Sumber : Widiastuti, 2011: 146

97

7. Koordinasi Mata Tangan: Pengukuran koordinasi mata tangan menggunakan

tes lempar tangkap bola tenis.

a. Tujuan : Mengukur koordinasi mata tangan.

b. Sasaran : Laki-laki dan perempuan

c. Perlengkapan : Bola tenis, tembok sasaran.

d. Pelaksanaan :

a) Bola dilempar dengan satu tangan dan di tangkap

dengan tangan yang lain.

b) Sebelum melakukan tes, boleh mencoba terlebih

dahulu sampai merasa terbiasa.

e. Penilaian :

a) Setiap lemparan yang mengenai sasaran dan

tertangkap tangan memeperoleh nilai.

b) Untuk memperoleh 1 nilai bola harus dilemparkan

dari arah bawah (under arm). Bola harus mengenai

sasaran. Bola harus dapat langsung tertangkap

tangan tanpa halangan sebelumnya. Orang coba

tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas

untuk menangkap bola.

c) Jumlah nilai 10 lemparan pertama dan 10 lemparan

kedua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai

adalah.

Gambar 3.8 Daerah untuk Tes Koordinasi Mata Tangan

Sumber : Ismaryati, 2006: 54

98

8. Kelincahan : T Test

a. Tujuan : Mengetahui kecepatan dan kelincahan

dalam mengubah arah.

b. Perlengkapan : meteran, stopwatch, kerucut/cone, kapur.

c. Pelaksanaan : mengatur 4 kerucut seperti pada gambar dibawah

ini. Subjek mulai berlari dari garis star A menuju ke titik B

dengan menyentuh tangan kanannya pada kerucut B, kemudian

berlari kearah kerucut C dan menyentuh kerucut dengan tangan

kiri stetlah itu berlari kearah D dan menyentuh keurutnya

dengan tangan kanan. Kembali ketitik B dengan menyentuh

kerucut dengan tangan kiri, kemudian menuju garis finish titik

A.

d. Penilaian : Tester gagal jika tangan tidak menyentuh dasar

kerucut, atau kerucutnya terseret. Waktu dicatat sampai 0,1 detik

Gambar 3.9 T.Test

Sumber : Widiastuti, 2011: 133

99

Tabel 3.6 Norma T Test

No Norma Males (Second) Females (second)

1 Excellent < 9.5 < 10.5

2 Good 9.5-10.5 10.5-11.5

3 Average 10.5-11.5 11.5-12.5

4 Poor > 11.5 > 12.5

Sumber : Widiastuti, 2011: 134

9. Kemampuan Pukulan Groundstroke Forehand Tenis Lapangan

a. Tujuan: untuk mengevaluasi kemampuan groundstroke

forehand pada permainan tenis. Reliabilitas diperoleh melalui

tes-rites. Personel: pada setiap lapangan diperlukan seorang

pencatat, seorang pelayan bola dan untuk tes forehand ada

seorang pengumpan bola.

b. Perlengkapan: raket tenis, bola tenis, pita pengukur, kapur

tulis atau pita pembatas, dua tonggak setinggi 7 kaki (untuk

setiap lapangan), tangga, keranjang tempat bola, tali dengan

penjang secukupnya untuk direntangkan selebar lapangan

tenis, kartu pencatat hasil dan ballpoint. Ruang: lapangan

tenis.

c. Persiapan: untuk tes groundstroke forehand, lapangan seperti

gambar di bawah. Seutas tali direntangkan di atas dan sejajar

dengan net setinggi 7 kaki dan daerah sasaran dibuat di antara

baseline dan garis servis. Tes groundstroke forehand: teste

menempatkan posisi menerima pada titik tengah dari

baseline. Pengumpan mengambil posisi diseberang net pada

perpotongan garis tengah dengan garis servis. Pengumpan

mengumpan bola kepada testi. Bola dijatuhkan sesudah garis

servis. Di izinkan mencoba lima pukulan. Banyaknya pukulan

sebanyak 14 bola. Bola pengembalian harus melalui net dan

tali, dan mendarat didaerah sasaran.

d. Skor: setiap pukulan 14 bola dikembalikan diskor 0-5,

tergantung bola mengenai pada sasaran. Bola yang melalui di

atas tali, tetapi jatuh pada daerah sasaran dihargai separo dari

100

harga sesungguhnya. Bola-bola yang jatuh di atas garis batas

diskor yang harganya lebih tinggi. Dari Hewwit (Frank M.

Verducci.1980: 349-350)

Gambar 3.10 Groundstroke Forehand Tenis Lapangan

Sumber : Mulyono Biyakto Atmojo, 2010: 86

Kemampuan Performance Rally Groundstroke Forehand Tenis Lapangan

Tujuan : Untuk menilai performance rally groundstroke

forehand tenis lapangan.

Validitas : Koefisiean validitas 0,84 untuk pemula dan 0,93

umtuk pemain intermediate diperoleh melalui korelasi

antara urutan hasil tes dengan urutan hasil pertandingan

kompetisi.

Realibilitas : Koefisien realibilitas 0,86 untuk pemula dan 0,90

untuk intermediate, di hitung melalui tes-rites.

Personil : Seorang diperlukan untuk menghitung jumlah

pukulan yang benar dari kedua pemain, dan dua orang

untuk menghitung kesalahan masing-masing pemain.

Perlngkepan : Raket tenis, bola tenis, stopwatch kartu skor dan

ballpoin, lapangan tenis.

101

Petunjuk pelaksanaan : Dua orang mahasiswa berkemampuan sama , siap di

belakang baseline masing- masinguntuk permainan

tunggal. Masing masing pemain menyiapkan dua buah

bola tenis di pihaknya. Stelah aba-aba “YA” seorang

pemaian memantulakn bola di belakang baseline dan

memukulkan ke arah lawan lawannya. Kedua pemain

m-rally bola selam 3 menit. Apabila bola menyangkut

di net atau keluar garis, salah satu pemain memulai

permainan dari belakang baseline. Apabila keempat

bola sudah dipergunakan semua maka mereka

bertanggung jawab untuk mengumpulkannya dan

meneruskan permainannya. Waktu rally di berikan

selama 3 menit. Di catat sebagai kesalahan apabila

seorang pemain memukul bola ke net atau keluar garis

pada setiap memulai permainan dari belakang baseline.

Dianggap gagal apabilatidak dapat memukul bola

melalui atas net selama rally, gagal melakukan start

kembali dari belakang baseline, menempatkan bola di

daerah permainan tunggal atatu gagal memukul bola

sebelum pantulan yang kedua. Bola yang jatuh di garis

batas permainan tunggal pada pantulan yang pertama

adalah sah. Bola yang mengenai net dan jauh di daerah

lawan permainan (inplay). Diperkenankan melakukan

pemanasan sebelum tes dimulai.

Skoring : Selama rally 3 menit, jumlah pukulan kedua

pemainan dihitung. Kesalahanyang dilakukan masing-

masing pemain dihitung. Skor final adalah jumlah

pukulan kedua pemain dikurangi keselahan masing-

masing pemain.

Norma : Tidak ada.

102

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis faktor

konfirmatori yaitu suatu teknik analisis faktor yang secara apriori berdasarkan teori dan

konsep yang sudah diketahui atau ditentukan sebelumnya (Gudono, 2012). Data akan

diolah menggunakan program SPSS Versi 23. Menurut Siswandari (2015: 153) Teknik

analisis faktor merupakan salah satu teknik pengelompokan (grouping technique)

dimana kelompok besar variabel akan dikurangi dengan menggunakan teknik tersebut

atau dengan kata lain sejumlah besar variabel dikelompokkan dalam sejumlah faktor

yang tentu saja jumlahnya lebih kecil. Dengan menghitung faktor loading atau koefisien

faktor atau nilai lamda (λi) yang serupa dengan nilai koefisien regresi βi yaitu factor

loding antara indikator X1 dengan faktor F1 yang terbentuk. Apabila nilai loading faktor

atau nilai lamda (λi) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan setengah (λi ≥ 0,5)

atau dapat diuji dengan uji t, dan apabila variabel menunjukkan nilai signifikan berarti

variable X1 atau instrumen atau item tersebut sah untuk dijadikan sebagai anggota

faktor yang bersangkutan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis faktor

konfirmatori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan proses analisis data dengan menggunakan metode analisis

faktor, terlebih dahulu dilakukan beberapa uji prasyarat statistik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test, diolah menggunakan program SPSS Versi 23.

b. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Fungsi yang digunakan dalam suatu empiris sebaiknya

berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Untuk uji linieritas regresi dalam penelitian ini

menggunakan fungsi “Compare Mean”, diolah menggunakan program SPSS versi

23.

2. Analisis Faktor dan Pengujian Hipotesis

Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk menerangkan hubungan

antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling independen antara satu dengan yang

lain serta untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.

103

Dalam penelitian ini variabel bebas yang dianalisis untuk mengetahui faktor dominan

penentu kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan adalah Daya Tahan

Kardiovaskular, Power Otot Tungkai, Kecepatan, Kelincahan, Keseimbangan,

Koordinasi Mata tangan, Kekuatan Genggam, dan Fleksibilitas. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari koefisien korelasi masing-masing

prediktor, persamaan regresi Y atas masing-masing variabel prediktor, persamaan

regresi Y atas semua variabel prediktor secara bersama-sama dengan koefisien korelasi

ganda.

Adapun penghitungan dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Kaiser-Meyer-Olkin and Bartlett’s test of sphericity

Angka KMO-MSA (Kaiser-Meyer-Olkin and Measure of Sampling

Adequacy) berkisar antara 0 sampai dengan 1 yang menunjukkan apakah

sampel bisa dianalisis lebih lanjut atau tidak. Apabila nilai KMO-MSA sama

dan lebih besar dari 0,5 dan dengan nilai signifikan (sig) atau peluang (p)

lebih kecil dari 0,5 maka dikatakan bahwa variabel-variabel yang dianalisis

dalam analisis faktor sudah layak untuk difaktorkan.

b. Anti-image correlation test

Nilai Anti-image correlation test adalah angka koefisien korelasi yang

berada pada off diagonal (nilai yang ditebalkan). Apabila nilai matriks anti

image correlation lebih kecil dari 0,5 maka variabel tersebut harus

dikeluarkan atau dieliminasi dari analisis faktor (nilai yang diberi tanda

dengan ª atau yang ditebalkan), sehingga variabel tersebut tidak layak untuk

dianalisis lebih lanjut.

c. Total variance explained test

Jumlah faktor bersama yang terbentuk adalah sebanyak variabel

penyusunnya atau dimensinya. Faktor bersama dengan nilai initial

enginevalue total yang ≥ 1, merupakan faktor yang mewakili sub-variabel

pembentuknyua. Sumbangan faktor bersama yang terbentuk dalam analisis

dapat dilihat dari nilai Total variance explained.

d. Communalities atau peranan faktor

Dalam komunaliti (Communalities) faktor yang terbentuk merupakan

satu kesatuan, sehingga peranan atau sumbangan masing-masing sub-

104

variabel merupakan penyusun terhadap faktor secara bersama. Nilaiinitial

mencerminkan peranan atau sumbangan kalau variabel penyusun faktor

secara individual membentuk faktor tersebut, sedangkan extraction

menjelaskan persentase peranan atau sumbangan masing-masing dimensi

atau sub-variabel penyusun faktor secara individual terhadap faktor.

e. Component matrix (dimensi penyusun faktor)

Apabila nilai komponen faktornya ≥ 0,5 berarti bahwa dimensi atau

sub-variabel pengukuran faktor tersebut merupakan anggota factor yang

terbentuk. Sebaliknya, jika nilai komponen faktor < 0,5 berarti bahwa

dimensi sub-variabel pengukuran bukan anggota faktor tersebut.

f. Component score coefficient matrix atau koefisien dimensi penyusun

faktor

Componenscore coefient matrix menekankan pada bentuk hubungan

atau model atau persamaan antara faktor dengan variabel penyusunnya.

Score coefient merupakan nilai konstanta yang serupa dengan koefisien

sregresi (βi) pada persamaan regresi berganda.