16
35 Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK- KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI 1.1 Metode Penelitian Metode penelitian digunakan untuk memudahkan suatu penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana suatu penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Selain itu juga penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam konteks alamiah dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Sarosa. 2012). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui programpengelolaananak berkebutuhan khusus di taman kanak-kanak inklusi. 1.2 Desain Penelitian Dengan kajian penelitian yang dilakukan, studi yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini yakni studi kasus. Studi kasus ini bertujuan, menggali informasi dan menggambarkan programpengelolaananak berkebutuhan khusus di taman kanak-kanak inklusi. Studi kasus menurut Sukmadinata (2012,hlm.64) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem baik berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Penelitian ini akan menggali informasi dengan beberapa teknik yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk dianalisis dan diinterprestasikan. Sehingga diharapkan penelitian ini akan memberikan gambaran utuh tentang program pengelolaan anak berkebutuhan khusus di TK inklusi.

BAB III METODOLOGI 1

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI 1

35

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI

1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memudahkan suatu penelitian. Dengan

kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan

penelitian atau petunjuk bagaimana suatu penelitian ini dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian kualitatif

adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan

fenomena serta hubungan-hubungannya. Selain itu juga penelitian kualitatif

adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam konteks alamiah

dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati

(Sarosa. 2012). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui programpengelolaananak berkebutuhan

khusus di taman kanak-kanak inklusi.

1.2 Desain Penelitian

Dengan kajian penelitian yang dilakukan, studi yang tepat untuk

digunakan dalam penelitian ini yakni studi kasus. Studi kasus ini bertujuan,

menggali informasi dan menggambarkan programpengelolaananak

berkebutuhan khusus di taman kanak-kanak inklusi. Studi kasus menurut

Sukmadinata (2012,hlm.64) merupakan suatu penelitian yang dilakukan

terhadap suatu kesatuan sistem baik berupa program, kegiatan, peristiwa, atau

sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu.

Penelitian ini akan menggali informasi dengan beberapa teknik yaitu

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk dianalisis dan

diinterprestasikan. Sehingga diharapkan penelitian ini akan memberikan

gambaran utuh tentang program pengelolaan anak berkebutuhan khusus di

TK inklusi.

Page 2: BAB III METODOLOGI 1

36

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Penjelasan Istilah

Tabel 3.1

Tabel variabel

Variabel Definisi

Anak berkebutuhan

khusus

Menurut Heward dan Orlansky 1992:8 (dalam Fatma,

2014) yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus

adalah anak-anak yang memiliki atribut fsik atau

kemampuan belajar yang berbeda dari anak normal, baik

diatas atau dibawah, yang tanpa selalu menunjukkan pada

ketidakmampuan fsik, mental, atau emosi, sehingga

membutuhkan program individual dalam pendidikan

khusus.

TK Inklusi TK inklusi adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus usia dini tanpa memandang kondisi

fisik, intelegensi,sosial, emosional, dan kondisinya

lainnya untuk belajar bersama dengan anak-anak normal

di sekolah regular (Tarmasyah, 2007).

3.4 Tempat dan Partisipan Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakuakn di TK yang menaungi anak berkebutuhan khusus

atau sekolah inklusi yaitu di TK Gagas Ceria Kota Bandung.TK Gagas

Ceria adalah taman kanak-kanak yang didirikan di bawah naungan

yayasan Gagas Ceria, berdiri pada tahun 2000. TK Gagas Ceriaberalamat

di Jl.Malabar 80-82 kecamatan Lengkong Bandung Provinsi Jawa Barat.

TK Gagas Ceria meraih Akreditas A pada tahun 2009 dari Badan

Akreditas Nasional. TK Gagas Ceria dijadikan rujukan bagi Pusat

kurikulum-Kementrian Pendidikan nasional dalam mengembangkan

model pendidikan karakter.Pemilihan tempat penelitian diawali dengan

meminta perizinan kepada dinas pendidikan jawa barat untuk melakukan

penelitian di TK inklusi, dari dinas pendidikan memberikan rekomendasi

ke asosiasi Paud inklusi dan salah satu anggota dari asosiasi tersebut yaitu

Page 3: BAB III METODOLOGI 1

37

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TK Gagas Ceria. Setelah menghubungi salah satu anggota asosiasi Paud

inklusi dari salah satu TK di Arcamanik Bandung, merekomendasikan

TK Gagas Ceria sebagai TK inklusi terbaik di Bandung.

b. Partisipan penelitian

Partisipan penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang

memilki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. (Saifuddin , 1999,

hlm. 34). Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dipaparkan

tersebut, maka partisipan dalam penelitian ini adalah guru. Guru ini juga

merangkap sebagai terapis secara intens berinteraksi dengan anak dan

sebagai pelaku yang menangani anak berkebutuhan khusus di TK inklusi.

1. Latar belakang partisipan I

Guru yang menjadi partisipan pertama adalah ibu Sy, S.Psi.Ibu Sy

ini berusia 25 tahun, dia merupakan anak pertama dari dua bersaudara,

statusnya saat ini belum menikah. Ibu Sy merupakan lulusan dari S1

Psikologi Unisba tahun 2009-2013, saat ini bu Sy bekerja di TK

GagasCeria sebagai guru pendamping untuk anak berkebutuhan

khusus.

2. Latar belakang partisipan II

Guru yang menjadi partisipan kedua adalah ibu Ir, S.Psi.Bu Ir ini

usianya 28 tahun, statusnya belum menikah dia merupakan anak

tunggal di keluarganya.Bu Ir merupakan lulusan dari S1 Psikologi UPI

tahun 2007-2011.Saat ini bu Ir bekerja di TK GagasCeria sebagai guru

LSU kelompok.

3. Latar belakang partisipan III

Partisipan ke tiga yaitu ibu Uz, bu Uz ini berusia 24 tahun,

statusnya belum menikah.Dia merupakan anak ke tiga dari tiga

bersaudara.Bu Uz merupakan lulusan dari S1 Unpad tahun 2015.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Hasil penelitian yang akan dipaparkan merupakan hasil dari wawancara,

observasi dan studi dokumentasi yang ditemukan selama kegiatan penelitian

berlangsung. Wawancara sebagai bagian dari proses pengumpulan data yang

Page 4: BAB III METODOLOGI 1

38

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan secara tatap muka langsung kepada para responden, dimana waktu

dan tempat pelaksanaannya dilakukan pada saat jam sekolah di TK Gagas

Ceria. Kemudian data yang didapatkan melalui wawancara akan dilengkapi

dengan data hasil observasi. Observasi dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan di TK Gagas Ceria. Untuk memperkuat data

hasil wawancara dan observasi, maka dilakukan telaah dokumentasi yang

adapada saat pengambilan dokumentasi ada beberapa yang dibatasi, seperti

tidak mengambil foto anak, foto pada saat kegiatan,dan meminta dokumen

atau file sekolah.

a. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur.

Wawancara semi terstruktur menurut Sarosa (2012) adalah gabungan

antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.Penyusun

menggunakan alat perekam dan mencatat setiap sesi wawancara agar

memudahkan penyusun dalam menyimpan data hasil wawancara secara

baik. Dengan metode wawancara ini penyusun bisa memperoleh data,

baik secara lisan maupun tulisan tentang penanganan anak berkebutuhan

khusus dalam proses pembelajara di TK inklusi. Pada penelitian ini

metode pengumpulan data dilakuakan dengan caramerekam tuturan guru

TK ketika proses pembelajaran secara berkelanjutan sampai ditemukan

data yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang telah

dirumuskan dalam penelitian ini. Pada tahap ini data yang diperoleh adalah

tuturan guru dalam bentuk rekaman.Kemudian rekaman tersebut

ditranskrip dan dianalisis dengan teori tindak tutur dan dilakukan

klasifikasi dan pemberian kode berdasarkan waktu perekaman, dan tujuan

penelitian. Berikut pedoman wawancara yang akan digunakan peneliti

dalam melakukan wawancara, tapi pada dasarnya pedoman ini digunakan

sebagai acuan saja yang dalam praktek lapangannya bisa berubah sesuai

dengan jawaban partisipan.

Page 5: BAB III METODOLOGI 1

39

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Tabel Wawancara Kepada Guru

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana perencanaan program pengelolaan

anak berkebutuhan khusus di TK Gagas Ceria?

2. Bagaimana pelaksanaan program pengelolaan

anak berkebutuhan di TK Gagas Ceria?

3. Bagaimana evaluasi program pengelolaan anak

berkebutuhan khusus di TK Gagas Ceria?

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan selama tiga kali pada bulan

April dan Mei. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 27 April 2017

kepada ibu Uz sebagai Administrasi di TK Gagas Ceria dan memakan waktu

17 menit 08 detik. Wawancara untuk kepala sekolah diwakilkan oleh

administrasi sekolah yaitu ibu Uz, karena pada saat itu kepala sekolah dan

wakil kepala sekolah sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu. Dari hasil

wawancara yang pertama mendapatkan hasil tentang kurikulum yang

digunakan, sarana dan prasarana, tim khusus dalam menangani ABK, dan

program untuk ABK. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 4 Mei 2017

kepada ibu Sy sebagai guru pendamping Individu dari anak berkebutuhan di

salah satu kelas A di TK Gagas Ceria dan memakan waktu 54 menit 32

detik.Hasil dari wawancara yang ke dua yaitu penanganan yang diberikan

kepada ABK, penjelasan tentang program yang diberikan, kesulitan yang

dihadapi dalam menangani ABK dan penguatan kompetensi guru.

Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 5 Mei 2017 kepada ibu Ir sebagai

guru LSU kelompok di TK Gagas Ceria dan memakan waktu 45 menit 22

detik. Hasil wawancara dengan partisipan yang ketiga yaitu tentang program

LSU, kerja sama yang dilakukan dengan pihak luar, media yang digunakan

dan penanganan yang diberikan untuk ABK. Adapun bentuk transkrip

wawancara yang dibuat adalah sebagai berikut :

Page 6: BAB III METODOLOGI 1

40

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Contoh Kutipan Transkip Wawancara

Nama : Ibu Sy

Pendidikan Terakhir : S-1

Tanggal wawancara : 04 Mei 2017

Peneliti/

Partisipan Pertanyaan/ Jawaban

P Apakah ada psikolog sekolah untuk menangani anak berkebutuhan

khusus?

R Iya kita punya satu Psikolog.

P Apakah ada dana khusus untuk penangan ABK? Dari mana

dananya?

R Dana ya, hmmm dan setau saya selain dari sekolah dapat juga ya

dari pemerintah dari dinas khusus untuk ABK, kalo pembayaran

dari sekolah , dari orang tua anaknya sendiri ya karna pembayaran

Sppnya untuk abk yang ditanagani individu dibedakan ada

tambahan pembayarannya.

P Apakah ada sarana dan prasarana yang mendukung untuk anak

berkebutuhan khusus?

R Hmm sarana ada.

P Apa saja sarana dan prasarana yang ada di sekolah?

R Kita punya ruang psikolog,ruang LSU, ruang kelas, UKS, art

area, area makan, area bermain di luar, perpustakaan, area pasir,

area konstruktif, meeting room.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak

langsung.Data observasi berupa data faktual, cermat dan terinci mengenai

keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serata konteks di

mana keadaan kegiatan itu terjadi, data diperoleh karena adanya

penelitian dilapangan secara langsung (Nasution,2003, hlm.59).Observasi

Page 7: BAB III METODOLOGI 1

41

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dilakukan untuk mengetahui penanganan anak berkebutuhan khusus di

TK inklusi. Adapun cara yang diguanakan dalam observasi ini adalah

dengan cara daftar checklist. Observasi ini dilakukan selama tiga kali

pada tanggal 27 April, 04 Mei, dan 05 Mei 2017.Observasi di lakukan

pada partisipan, sarana dan prasarana, dan media di TK Gagas

Ceria.Peneliti melakukan observasi dimulai pada pukul 07.45 WIB saat

mulai masuk sekolah sampai dengan pukul 11.30 WIB saat anak pulang

sekolah.Berikut merupakan contoh daftar checklist.

Tabel 3.4

Contoh Daftar Checklist

Rumusan

Masalah

Aspek Yang

Diamati

Teknik

Pengumpulan

Data

Ketersediaan

Keterangan Ada Tidak

1. Perencanaan

pengelolaan

program

anak

berkebutuhan

khusus di TK

Gagas Ceria

1. Dokumen

kurikulum

Observasi √ Terdapat

dokumen

kurikulum

yang

diperlihatkan

dalam

bentuk

softfile pada

laptop salah

satu guru

(05-Mei-

2017)

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Sugiyono(2014,hlm.329) merupakan

catatan sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk

tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

berupa foto ruangan untuk penangana ABK, cover program, dan media.

Page 8: BAB III METODOLOGI 1

42

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Foto Program IEP (Individual Educational Program)

3.6 Tahap-tahap penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan untuk memilih dan merumuskan masalah

serta menentukan judul. Berikut tahapan persiapan yang dilakukan:

a. Melakukan observasi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran

awal dari partisipan yang akan diteliti.

b. Merumuskan masalah penelitian

c. Menentukan judul

d. Menyusun proposal penelitian

e. Mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menghubungi kepala sekolah TK Gagas Ceria

b. Melakukan diskusi untuk melakukan pengambilan data

c. Menentukan waktu untuk mengambil data di TK Gagas Ceria

d. Melakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru kelas dan pihak

sekolah

e. Melakukan observasi

f. Kemudian melakukan studi dokumentasi

g. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi

dokumentasi disusun dalam bentuk catatan lengkap.

Page 9: BAB III METODOLOGI 1

43

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Data yang diperoleh kemudian direduksi,disajikan, diverfikasi dan

dibuat kesimpulan.

3.7 Teknik Analisis Data

Moleong (2014, hlm. 248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya,mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan

pada orang lain. Analisis data kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu metode perbandingan tetap atau Constant Comparative

Method.Moleong (2014, hlm. 289) dalam analisis data ini secara tetap

membandingkan satu datum (catatan keterangan atau informasiyang

diperolehdari sebuah penelitian) dengan datum lain, dan kemudian secara

tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Secara umum

proses analisis datanya mencakup:

1). Reduksi Data

a. Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya

satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki

makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

b. Sesudah satuan diperoleh langkah berikutnya adalah membuat koding.

Tabel 3.5

Contoh Open Koding

Peneliti/Re

sponden Pertanyaan/Jawaban Koding

P Siapa saja pihak yang terlibat dalam tim

tersebut?

R Psikolog, kepala sekolah, VP, guru

individual dan guru LSU kelompok

Pihak yang terlibat,

psikolog,kepala

sekolah, VP, guru

Page 10: BAB III METODOLOGI 1

44

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LSU kelompok dan

individu

P Bagaimana tim bekerja dalam menangani

anak berkebutuhan khusus?

R Tim bekerja membuat program pada awal

tahun, biasanya kita ada pemetaan terlebih

dahulu disana nanti ketika ada anak Abk

yang daftar disesuaikan dengan jumlah guru

Abk yang tersedia. Kemudian dipetakan

permasalahannya apa kemudian di petakan

oleh psikolog, kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru individu dan guru kelompok.

Kita biasanya ada diskusi informal, kita

punya pertemuan khusus LSU setiap hari

kamis perminggu, terdiri dari guru

individual dan guru LSU kelompok kadang

juga mengundang psikolog untuk diskusi.

Membuat program

P Berapa kali tim bekerja dalam seminggu ?

R Setiap hari untuk guru individual

mendampingi abk, guru LSU juga sama

setiap hari senin sampai kamis biasanya kalo

untuk kelas A kalo kelas B ada tambahan

sampai hari jumat. Kalo psikolog biasanya

observasi pada saat dibutuhkan di kelas

untuk melihat perkembangan anaknya, bias

dua minggu sekali atau ya sesuai

kebutuhanlah.

Bekerja Setiap hari

2). Kategorisasi

a. Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap

satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

b. Setiap kategori diberi nama yang disebut ‘label’.

Page 11: BAB III METODOLOGI 1

45

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

INITIAL CODING

NO KODING

1 Ada Tim khusus

2 Tujuh orang (tim khusus)

3 Pihak yang terlibat, psikolog,kepala sekolah, VP, guru LSU kelompok

dan individu

4 Membuat program

5 Bekerja Setiap hari

6 Dinas pendidikan

7 Dokter khusus tidak ada

8 Ada Psikolog

9 Dana dari SPP

10 Ruangan Psikolog, ruang LSU

11 Banyak (2 ruangan khusus abk)

12 Media

13 Puzzle, bola zim, media sensori, chip board, flash card

14 Banyak media

15 Media terawatt

16 Ada penguatan kompetensi guru

17 Pelatihan

18 Di awal dan di akhir tahun ada pelatihan

19 2-3 kali persemester palatihannya

20 IEP(individual educational program)

21 Tema Mengacu ke DC

22 Sub tema dalam Cerita

23 Lamanya pertema Dua bulan

3). Sintesisasi

a. Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan

kategori lainnya.

b. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya di beri nama lagi ‘label’.

Page 12: BAB III METODOLOGI 1

46

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

FOCUSED CODING

Tema Sub Tema Koding

Perencanaan Tim penanganan

anak berkebutuhan

khusus

Ada Tim khusus

Tujuh orang (tim khusus)

Pihak yang terlibat, psikolog,kepala

sekolah, VP, guru LSU kelompok dan

individu

Membuat program

Bekerja Setiap hari

Kerja sama dengan Indogrow,Dinas

pendidikan,Puskesmas,Rumah sakit

limijati, Lembaga terapi, biro

psikologi, ahli parenting,ahli

syaraf,atau dokter

Dinas dan tidak tentu waktunya

Dokter khusus tidak ada

Ada Psikolog

Dana dari SPP orang tua dan dari

dinas

Sarana dan prasarana

yang mendukung

untuk ABK

Ruangan Psikolog, ruang LSU

Tidak ada desain ruangan khusus abk

Banyak (2 ruangan khusus abk)

4). Menyusun ‘hipotesis kerja’

Merumuskan suatu pernyataan yang proposisional.Hipotesis kerja ini

sudah merupakan teori substansif (yaitu teori yang berasal dan masih

terkait dengan data). Hipotesis kerja itu hendaknya terkait dan sekaligus

menjawab pertanyaan penelitian Moleong (2010, hlm. 289) .

Keseluruhan proses analisis data dengan metode perbandingan tetap

(constant comparative method) digambarkan pada bagan di bawah ini.

Page 13: BAB III METODOLOGI 1

47

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Proses Analisis Data Metode Perbandingan Tetap (constant

comparativemethod)

3.8 Isu Etik Penelitian

a. Kerahasiaan

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas narasumber dengan cara

menggunakan nama samaran dalam bentuk inisial, tidak menyebutkan

identitas narasumber dalam laporan penelitian.

b. Privasi

Hasil penelitian hanya digunakan untuk perkembangan dunia

pendidikan dalam penulisan skripsi.

c. Izin

Peneliti menjamin hak-hak narasumber dengan terlebih dahulu

melakukan informed consent sebelum melakukan wawancara.

Narasumber berhak menolak atau tidak bersedia menjadi partisipan

penelitian.Dalam meminta persetujuan dari narasumber menjelaskan

terlebih dahulu topik, tujuan penelitian, teknis pelaksanaan penelitian,

dan hak-hak narasumber.

3.9 Uji Validitas Data Penelitian

Pengujian keabsahan data hasil penelitian kualitatif menurut Sugiyono

(2011, hlm.265) dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan,

Reduksi data Pertanyaan

penelitian

Sintesisasi Labeling

kategorisasi

Identifikasi

Koding Hipotesis kerja

Kategorisasi

Labeling

Page 14: BAB III METODOLOGI 1

48

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negatif dan member check.

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan tujuan agar terdapat

hubungan yang akrab antara peneliti dengan narasumber sehingga data

yang diberikan akan semakin jelas dan semakin terbuka. Perpanjangan

pengamatan difokuskan pada data yang sudah diperoleh, jika data yang

diperoleh telah dicek kembali kebenarannya ke lapangan, maka data

dianggap sudah kredibel (Sugiyono, 2011, hlm. 367).

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih dan berkesinambungan sehingga kepastian data dan urutan

peristiwa akan direkam secara pasti dan sistematis (Sugiyono, 2011,

hlm. 368).

3. Triangulasi

Triangulasi menurut Wiersma (dalam Sugiyono,2011, hlm. 369)

adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Data tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

data yang sama dan yang berbeda. Triangulassi teknik dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Data yang sudah diambil dengan cara wawancara

kemudian dicek dengan cara observasi dan studi dokumentasi. Dari

hasil data yang didapatkan melalui sumber data yang berbeda, berikut

triangulasi dari hasil data yang didapatkan dalam penelitian ini.

Page 15: BAB III METODOLOGI 1

49

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Triangulasi

Aspek Wawancara Observasi Studi dokumentasi

Perencanaan

program

pengelolaan

anak

berkebutuhan

khusus di TK

Gagas Ceria

“Kurikulumnya

kita itu punya

kurikulum sendiri

sih namanya

kurikulum gagas

ceria. Jadi

kurikulum gagas

ceria ini

mengadopsi dari

kreatif kurikulum

terus

dikembangkan lagi

oleh kami gitu”

Terdapat dokumen

kurikulum yang

diperlihatkan

dalam bentuk

softfile pada laptop

salah satu guru

Terdapat dokumen

programdalam

menangani ABK.

“Jadi di sini tuh di

rolling tiga bulan

sekali ditukar

yang dilemari di

keluarin, setiap

tiga bulan sekali

kita tukar, jadi di

akhir taun

biasanya kita data

inventaris kita

berapa gitu.”

Media yang ada

disimpan di lemari-

lemari dan disusun

rapih di ruangan

LSU kelompok.

Terdapat media

yang disimpan

didalam lemari

Pelaksanaan

program

pengelolaan

anak

berkebutuhan

“…..ketika

menangani anak

ya pada saat

belajar ya beda-

beda tergantung

Guru LSU

menangani anak

sesuai dengan

kebutuhan anak

setiap aspek

Terdapat dokumen

IEP (individual

educational

program)

Page 16: BAB III METODOLOGI 1

50

Sifa Alifah, 2017 BEST PRACTICE PROGRAM PENGELOLAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK INKLUSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus di TK

Gagas Ceria

anaknya sih

ya….”

perkembangannya.

Guru memberikan

strategi yang

berbeda kepada

setiap anak.

Evaluasi

penanganan

anak

berkebutuhan

khusus di TK

Gagas Ceria

“Ada, biasanya

kita

mengobservasi

anak kemudian di

catat di rpph anak.

Nanti di tulis di

buku jejak

langkahku itu

semcam buku

komunikasi setiap

minggunya”

Guru mencatat

evaluasi kegiatan

ABK setiap hari di

rpph dan di buku

jejak langkahku.

Terdapat buku

jejak langkahku

4. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif dilakukan bila ada data yang bertentangan

sehingga harus dilkukan pengecekan ulang sampai kasus negatif

tersebut tidak ada (Sugiyono, 2011, hlm. 371).

5. Mengunakan Bahasa Referensi

Yaitu dengan adanya data pendukung untuk membuktikan data

yang diperoleh adalah kredibel, seperti transkrip wawancara, foto-foto

atau dokumen autentik lain (Sugiyono, 2011, hlm. 372).

6. Mengadakan Member Check

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data dengan tujuan agar informasi yang

diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan hasil penelitian

sesuai dengan apa yang dimaksudkan sumber data atau narasumber

(Sugiyono, 2011, hlm. 372).