11
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini, peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur perilaku agresif, pola asuh orang tua dan konsep diri. Bersamaan dengan itu, akan diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan digunakan. 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel independent yaitu : a. Pola asuh otoriter (X 1 ). b. Konsep diri (X 2 ). 2. Variabel dependent yaitu : Perilaku agresif (Y). 3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter (authoritarian parenting) menurut Baumrind (1991) adalah pola asuh yang gagasan pengasuhan yang membatasi dan bersikap menghukum dan mendikte remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha orang tuanya. Orang tua otoriter menggunakan ketegasan fisik seperti hukuman fisik dan mencabut hak anak. Pola asuh otoriter akan diukur dengan menggunakan skor angka peringkat dari tiga aspek yang dikembangkan oleh Baumrind (1991). Untuk mendapatkan gambaran dari sampel, maka penelitian ini menggunakan skor

BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

  • Upload
    buidieu

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif,

perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan

instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini,

peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur perilaku

agresif, pola asuh orang tua dan konsep diri. Bersamaan dengan itu, akan

diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan

digunakan.

3.1 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Variabel independent yaitu :

a. Pola asuh otoriter (X1).

b. Konsep diri (X2).

2. Variabel dependent yaitu : Perilaku agresif (Y).

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter (authoritarian parenting) menurut Baumrind (1991)

adalah pola asuh yang gagasan pengasuhan yang membatasi dan bersikap

menghukum dan mendikte remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan

menghormati pekerjaan dan usaha orang tuanya. Orang tua otoriter

menggunakan ketegasan fisik seperti hukuman fisik dan mencabut hak anak.

Pola asuh otoriter akan diukur dengan menggunakan skor angka

peringkat dari tiga aspek yang dikembangkan oleh Baumrind (1991). Untuk

mendapatkan gambaran dari sampel, maka penelitian ini menggunakan skor

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

total semua aspek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin

menunjukkan pola asuh otoriter yang tinggi.

3.2.2 Konsep Diri

Fitts (1971) mengatakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting

dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka

acuan (frame of reference) dalam ia berinteraksi dengan lingkungannya. Fitts

juga mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh yang kuat

terhadap tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, dengan mengetahui konsep

diri seseorang maka akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan

memahami tingkah lakunya.

Konsep diri akan diukur dengan menggunakan enam aspek yang

dikembangkan oleh Fitts (1971). Untuk menilai dari aspek tersebut, akan

digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek konsep diri yang

digunakan dalam penelitian ini.

3.2.3 Perilaku Agresif

Buss dan Perry (1992) memberikan definisi perilaku agresif sebagai

perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang

lain, baik secara fisik maupun non fisik.

Perilaku agresif akan diukur dengan menggunakan 4 aspek yang

dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Untuk menilai dari aspek

tersebut, akan digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek perilaku

agresif yang digunakan dalam penelitian ini.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi merupakan subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti. Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 4 Ambon kelas I dan II

yang berjumlah 612 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah 150 siswa. Teknik pengambilan data

yang digunakan adalah sampling Purposif atau sampel pertimbangan. Dalam

sampling pertimbangan atau purposif, pertimbangan peneliti memegang

peranan, bahkan menentukan obyek mana yang dapat dianggap menjadi

anggota sampel (Syarifudin, 2002). Kriteria dalam penelitian ini adalah kelas

I dan II sesuai dengan nomor urut absen, dan per kelasnya akan diambil

masing-masing 15 siswa.

Adapun ciri-ciri dari populasi penelitian ini dapat dikelompokan

berdasarkan jenis kelamin dapat dibedakan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Populasi

1. Laki-laki 65 siswa

2. Perempuan 85 siswa

Total 150 siswa

Data lebih jauh diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh

responden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan

pengaruh pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri terhadap perilaku

agresif siswa SMA N 4 Ambon.

Alat ukur yang digunakan untuk menjaring data dan informasi

mengenai pola asuh otoriter, konsep diri, dan perilaku agresif menggunakan

skala psikologi, dengan alasan skala psikologi memiliki keunikan yang khas

seperti: stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan

indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, selalu berisi banyak item,

dan respon partisipan tidak diklasifikasikan dalam benar atau salah. Semua

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-

sungguh.

Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan

berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, yakni: Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

3.4 Skala

3.4.1 Skala Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter diukur dengan menggunakan skala pola asuh

otoriter oleh Baumrind (1991). Item akan disusun melalui pernyataan

favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).

Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator, dan sebaran total

item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Pola Asuh Otoriter

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Batasan perilaku

Mengikuti aturan-

aturan yang diterapkan

orang tua tanpa

memiliki kebebasan

1,6, 14,

18 32 5

Pengontrolan orang tua

yang bersifat diktator

3, 5, 22,

30 23 5

2.

Kualitas hubungan

emosional orang

tua-anak

Mendapat hukuman

jika melanggar perintah 12, 13, 29 21, 28 5

Kurangnya komunikasi

dengan orang tua 24, 26, 31 19, 25 5

3. Perilaku

mendukung

Jarang mendapatkan

hadiah dari orang tua

jika memperoleh

keberhasilan

7, 8, 9 17 5

Tidak adanya perhatian

dari orang tua akan

kebutuhan-

kebutuhannya

2, 4, 27 10 5

Jumlah Aitem 20 8 28

TOTAL 28

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

Untuk proses try out, jumlah aitem diperbanyak menjadi 32 aitem.

Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator dan sebaran total aitem

untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Sebaran Aitem Pola Asuh Otoriter Untuk Try Out

NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Batasan perilaku

Mengikuti aturan-

aturan yang

diterapkan orang tua

tanpa memiliki

kebebasan

1,6, 14,

18 11*, 32 6

Pengontrolan orang

tua yang bersifat

diktator

3, 5, 22,

30 20*, 23 6

2.

Kualitas

hubungan

emosional orang

tua-anak

Mendapat hukuman

jika melanggar

perintah

12, 13,

29 21, 28 5

Kurangnya

komunikasi dengan

orang tua

24, 26,

31 19, 25 5

3. Perilaku

mendukung

Jarang mendapatkan

hadiah dari orang tua

jika memperoleh

keberhasilan

7, 8, 9 16*, 17 5

Tidak adanya

perhatian dari orang

tua akan kebutuhan-

kebutuhannya

2, 4, 27 10, 15* 5

Jumlah Aitem 20 12 32

TOTAL 32

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.4.2 Skala Konsep Diri

Skala yang digunakan untuk mengukur konsep diri berdasarkan

aspek-aspek dan indikator-indikator yang dikemukakan oleh Fitts (1971).

Aspek tersebut mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh

yang kuat terhadap perilaku seseorang dan dengan mengetahui konsep diri,

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

seseorang akan lebih mudahkan untuk meramalkan dan memahami

perilakunya (Fitts, 1971). Item pernyataan akan disusun dalam pernyataan

favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).

Penjabaran dari aspek konsep diri, indikator, dan sebaran total item

sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4

Blue Print Skala Konsep Diri

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Keluarga

Kepuasan dan

kedekatan dengan

keluarga

1, 2, 3, 4 5 5

2. Akademik

Mampu menilai diri

sendiri dalam bidang

akademik

6, 7, 8, 9 10 5

3. Fisik

Mampu menilai

keadaan dirinya antara

lain, kesehatan,

penampilan, dan

keadaan tubuh

11, 12,

13, 14 15 5

4. Moral

Mempresepsikan

hubungan dengan

Tuhan berdasarkan

nilai-nilai moral agama

16, 17,

18, 19 20 5

5. Pribadi Kepuasan terhadap

dirinya

21, 22,

23, 24 25 5

6. Sosial

Interaksi dengan orang

lain maupun

lingkungannya

26, 27,

28, 29 30 5

Jumlah Aitem 24 6 30

TOTAL 30

Seluruh aitem asli dari Fitts (1971) yang telah dimodifikasi oleh

penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek konsep diri,

indikator dan sebaran aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel

3.5.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

Tabel 3.5

Blue Print Konsep Diri Untuk Try Out

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Keluarga

Kepuasan dan

kedekatan dengan

keluarga

1, 2, 3, 4 5, 31* 6

2. Akademik

Mampu menilai diri

sendiri dalam bidang

akademik

6, 7, 8, 9 10, 32* 6

3. Fisik

Mampu menilai

keadaan dirinya antara

lain, kesehatan,

penampilan, dan

keadaan tubuh

11, 12,

13, 14 15, 33* 6

4. Moral

Mempresepsikan

hubungan dengan

Tuhan berdasarkan

nilai-nilai moral agama

16, 17,

18, 19 20, 34* 6

5. Pribadi Kepuasan terhadap

dirinya

21, 22,

23, 24 25, 35* 6

6. Sosial

Interaksi dengan orang

lain maupun

lingkungannya

26, 27,

28, 29 30, 36* 6

Jumlah Aitem 24 12 36

TOTAL 36

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.4.3 Skala Perilaku Agresif

Perilaku agresif diukur dengan menggunakan skala perilaku agresif

yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Item disusun melalui

pernyataan favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan

negatif).

Penjabaran dari aspek perilaku agresif, indikator, dan sebaran total

item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

Tabel 3.6

Blue Print Perilaku Agresif

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8 4

Menyakiti 5, 22, 36 29 4

2. Agresi Verbal

Menghina 4, 33, 35 21 4

Mencaci maki 14, 30,

32 27, 4

3. Kemarahan

Marah 1, 23 9, 18 4

Benci 12, 25,

28 19 4

4. Permusuhan Merasa curiga 7, 10, 15,

20, 17 5

Jumlah Aitem 21 8 29

TOTAL 29

Seluruh aitem asli dari Buss dan Perry (1992) yang telah dimodifikasi

oleh penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek konsep

diri, indikator dan sebaran aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada

Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Blue Print Perilaku Agresif Untuk Try Out

NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL

1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8, 16* 5

Menyakiti 5, 22, 36 11*, 29 5

2. Agresi Verbal Menghina 4, 33, 35 6*, 21 5

Mencaci maki 14, 30, 32 27, 4

3. Kemarahan Marah 1, 23, 31* 9, 18 5

Benci 12, 25, 28 19 4

4. Permusuhan Merasa curiga

3*, 7, 10,

15, 20,

24*,

17, 26* 8

Jumlah Aitem 24 12 36

TOTAL 36

Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

3.5 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur

3.5.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem

Azwar (2012) menyatakan bahwa daya diskriminasi aitem adalah

sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok

individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur.

Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan perilaku agresif,

maka aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang mampu

menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki

agresivitas tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem

dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor

aitem dengan distribusi skor skala iti sendiri. Komputasi ini akan

menghasilkan koefisien korelasi aitem-total.

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total,

biasanya digunakan batasan rᵢₓ ≥0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Aitem yang

memiliki harga rᵢₓ kurang dari 0,30 dapat diiterpretasikan sebagai aitem yang

memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012).

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas meruapakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang

memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable.

Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,

keterandalan, keajengan, kestabilan, dan konsistensi, namun ide pokok yang

terkandung dalam konsep reliabilitas adlah sejauhmana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013). Penentuan reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach. Nilai koefisien alpha

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

yang dianggap reliabel adalah jika memenuhi nilai minimal 0.60 (Ghozali,

2009).

3.6 Uji Asumsi Klasik

Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum

melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar

memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat

menghasilkan parameter penduga yang sahih.

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu

berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat

menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir

berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan

dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan uji one sample

kolmogorov smirnov.

3.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika

terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10

(Ghosali, 2009).

3.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9284/3/T2_832013006_BAB III...3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pola Asuh Otoriter . ... dan perilaku

ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka terjadi problem

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai

prediksi dependenn ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada

grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada

sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.6.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi

penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut

tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat adalah linear (Hadi, 2000). Hasil uji linieritas dengan p<0.05 maka

dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

3.7 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analisis data yang

digunakan adalah: Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi berganda

bermaksud untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependen, bila

dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi

(Sugiyono, 2006).