Upload
trinhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
62
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen
(Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain “Static group
pretest-posttest design” (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk
penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat
dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching)
karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran.
Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua
kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi
perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah
perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan.
Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian
tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan
termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan
program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan
program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel
terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan
keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan
63
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan kuis tiap kelas penelitian dapat dilihat pada
Lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelas ERV T1 X1 T2
Kelas EVR T1 X2 T2
Keterangan : T1 = Pretes;
T2 = Posttes;
X1 = Kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual dengan program virtual
laboratories electricity;
X2 = Kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata dengan program virtual
laboratories electricity;
ERV = kelas eksperimen 1
EVR = kelas eksperimen 2
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang ada di Kota Ciamis. Tetapi mengingat jumlah SMA-SMA yang ada
di Kota Ciamis sangat banyak sekali, tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai
tempat penelitian, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga
peneliti, serta untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti. Oleh karena itu,
dari sekian banyaknya SMA yang ada di Kota Ciamis dipilihlah satu sekolah yang
berada pada peringkat atas dengan pertimbangan bahwa pada sekolah dengan
peringkat atas kemampuan siswanya lebih heterogen, yaitu terdiri dari siswa
berkemampuan atas, sedang, dan bawah, dibandingkan dengan sekolah peringkat
sedang atau peringkat rendah. Disisi lain, sekolah peringkat atas memiliki fasilitas
laboratorium IPA dan multimedia yang mendukung sehingga dapat
memaksimalkan proses pembelajaran yang menekankan praktikum secara
langsung maupun praktikum secara virtual.
64
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel itu harus
representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula
dalam sampel yang diambil. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster
random sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan cara mengelompokkan.
Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak mungkin bagi
seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas
khusus sebagai sampel.
SMAN “A” Ciamis merupakan salah satu SMA berada pada peringkat atas
di Ciamis. Kelas X pada SMAN “A” berjumlah 4 kelas. Nilai rata-rata Ujian
Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran fisika dihitung dan dipilih dua
nilai rata-rata yang paling kecil serta memiliki nilai rata-rata yang hampir sama.
Dua nilai rata-rata dari dua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian (perhatikan
Gambar 3.1). Nilai UTS fisika keempat kelas di SMA “A” dapat dilihat pada
Lampiran 1.1.
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel
Kelas
“A” Kelas
“B”
Kelas
“C” Kelas
“D”
Rata-rata UTS fisika Kelas
“A”
Kelas
“B”
Populasi:
Kelas X SMAN “A” Ciamis
Sampel:
Kelas “A” dan Kelas “B”
Memiliki nilai rata-rata UTS
fisika yang hampir sama
65
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen
penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes
merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait
langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa.
1. Diskripsi Instrumen
a. Tes Kemampuan Kognitif
Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan
proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang
meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II
Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen
kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes
objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori
kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis
(C4). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4.
Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif
Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah
(Soal) C1 C2 C3 C4
Arus Listrik dan Hukum I
Kirchoff 4 2 3 1 10
Beda Potensial Listrik dan
Hukum II Kirchoff 2 2 3 1 8
Hukum Ohm dan Rangkaian
Hambatan Listrik 2 2 3 2 9
66
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah
(Soal) C1 C2 C3 C4
Jumlah 8 6 9 4 27
b. Tes Keterampilan Berkomunikasi
Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui
penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi
ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif).
Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan
kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5.
Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi
Sub Materi
Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak)
Jumlah
(Soal)
Mengubah
bentuk
penyajian
Memerikan/menggambar
kan data empiris hasil
percobaan atau
pengamatan dengan
grafik atau tabel atau
diagram
Membaca
grafik atau
tabel atau
diagram
Menjelask
an hasil
percobaan
Arus Listrik dan
Hukum I Kirchoff 2 - 6 - 8
Beda Potensial
Listrik dan
Hukum II
Kirchoff
2 - 6 - 8
Hukum Ohm dan
Rangkaian
Hambatan Listrik
1 1 3 - 5
Jumlah 5 1 15 21
67
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen
nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat
keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan
kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran
3.6 dan 3.7.
2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes
Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan
berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b.
meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d.
melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba
instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan
reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi
17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan
dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.
a. Validitas tes
Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas
konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya
68
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Validitas isi
Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk
memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur
(Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta
pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen)
untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat.
2) Validitas konstruk
Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto,
2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah
butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-
butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen
yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi
dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung.
3) Validitas kriteria
Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar,
seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini,
validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten
dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.
69
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Reliabilitas tes
Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran
(Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan
koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik
yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi
internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest.
Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi
kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang
ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas
yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan
bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut
reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika
skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka
koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan
tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang
berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85.
Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu
pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk
membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang
ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.
70
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan
proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et
al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut.
𝑃 =𝐵
𝑁 (3.2)
Keterangan:
P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal
B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar
N = Jumlah seluruh peserta tes.
Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat
kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
P ≥ 0,76 : mudah (MD)
0,25 ≤ P ≤ 0,75 : sedang (SD)
P ≤ 0,24 : sukar (SK)
Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program
komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes
kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada
taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang
dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat
kesukaran dalam kategori sedang.
d. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut
dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung
oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang
memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki
71
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda
butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.
D = PA - PB (3.3)
Keterangan:
D = indeks daya beda butir soal
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat
kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.
D ≥ 0,40 : sangat baik (SB)
0,30 ≤ P ≤ 0,39 : baik (B)
0,20 ≤ P ≤ 0,29 : cukup baik (CB)
P ≤ 0,19 : tidak baik (TB)
Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok
bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam
Nasootion, et al., 2007:5.22).
1) Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 50 %,
2) Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 33,3 %, dan
3) Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
masing-masing 27 %.
Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang,
maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer
Microsoft Excel.
72
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes
a. Uji Validitas
Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi
dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan
instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk
mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator
pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian
listrik arus searah.
Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal
keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai
dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga
harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya
tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik
dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan
berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan
hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada
Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli
dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes
kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil
judgment ahli.
73
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi
Tes Indikator/ aspek
Nomor dan Jumlah soal pada label konsep
Arus listrik
dan hukum
I Kirchoff
Beda
potensial
listrik dan
hukum II
Kirchoff
Hukum Ohm
dan
rangkaian
hambatan
listrik
Kem
am
pu
an
kogn
itif
Pengetahuan (C1) 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22,
26
Pemahaman (C2)
3, 4(rev), 5,
8 (rev)
13(rev),
14(rev),
15(rev),
16(rev)
23(rev), 24,
25(rev)
Penerapan (C3) 6(rev), 7 17, 18 27, 28
Analisis (C4) 9(rev),
10(rev)
19(rev),
20(rev)
29(rev),
30(rev)
Jumlah soal 10 10 10
Ket
era
mp
ilan
Ber
kom
un
ikasi
Memerikan/menggambark
an data empiris hasil
percobaan atau
pengamatan dengan tabel
atau grafik atau diagram
31(rev) 35(rev) 39, 40(rev)
Menjelaskan hasil
percobaan
32(rev) 36(rev) 41(rev)
Membaca grafik atau tabel
atau diagram
33(rev) 37(rev) 42(rev)
Mengubah bentuk
penyajian
34 38 -
Jumlah soal 4 4 4
Keterangan: rev = revisi
b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes
Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan,
namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta
reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa
74
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi
hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda
terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut
menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes
keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif
Nomor
Soal
Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Keterangan
Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria
1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai
5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai
6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai
7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai
8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai
9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai
10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai
11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai
12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai
14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai
15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai
16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai
17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai 20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai
21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai
22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai 23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai 24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai 25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai
26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai
27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai
28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai
29 0,04 Sukar 0 Tidak Baik Tidak Dipakai
30 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai
75
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi
Nomor
Soal
Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D) Keterangan
Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria
31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai 32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai 35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai
36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai 37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai 38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai 39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai 40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai 41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai
42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai
Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes
kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan
berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu
nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam
mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor
soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13.
c. Uji reliabilita tes
Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan
siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang
digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang
disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas
yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat
dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada
Lampiran 3.14.
76
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada
diagram alur penelitian. Berdasarkan diagram pada dasarnya penelitian ini
dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, tahap
analisis dan pembahasan, tahap pembuatan kesimpulan dan tahap penyusunan
laporan. Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil
belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi
pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mengamati pembelajaran, sarana
dan sarana pendukung pembelajaran, mewawancarai guru fisika, dan hasil
belajar siswa kelas X setelah materi fisika diajarkan dan hasil belajar materi
rangkaian listrik arus searah pada tahun sebelumnya.
b. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan
kombinasi eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif dan keterampilan
berkomunikasi. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan
penelitian sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian
dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal
penelitian.
77
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes
untuk materi Rangkaian Listrik Arus Searah. Pembuatan RPP ini mengacu
pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan oleh
BSNP.
e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap
instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang
dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator yang terpilih. Proses
judgment dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen yang disusun atau
kelayakan dan kesesuaian instrumen dalam mengukur indikator yang ingin
dicapai.
f. Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi
yang dilakukan pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian
Lisrik Arus Searah. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat kualitas
instreumen tes yang meliputi tingkat kemudahan dan daya pembeda butir soal
dalam tes.
g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai
instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba. Berdasarkan hasil uji
coba.
h. Melakukan uji coba instrumen yang sudah dianalisis pada poin “g” pada
subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah
sebanyak dua kali dengan selang 1 hari. Mengkorelasikan hasil uji coba
pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reliabilitas soal.
78
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tahap penelitian
a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes kemampuan
kognitif dan keterampilan berkomunikasi pada materi rangkaian listrik arus
searah.
b. Pemberian perlakuan kepada dua kelompok yakni pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual
(Eksperimen Real-Virtual, ERV) menggunakan program virtual laboratories
electricity dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan
eksperimen secara virtual kemudian nyata (Eksperimen Virtual-Real, EVR)
menggunakan program simulasi virtual laboratories electricity. Pengambilan
data keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada saat perlakukan
dilakukan.
c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kedua kelas penelitian
selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes kemampuan
kognitif dan keterampilan berkomunikasi.
d. Setelah mendapatkan skor posttes khususnya skor posttes keterampilan
berkomunikasi, hasil skor tersebut dikorelasikan dengan kemampuan
berkomunikasi siswa secara lisan melalui wawancara tidak terstruktur.
Sampel yang digunakan adalah para siswa yang memiliki nilai terbaik ditiap
kelas penelitian.
3. Tahap Analisis dan Pembahasan
a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data baik kemampuan
kognitif maupun keterampilan berkomunikasi.
79
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Analisis perbandingan dua rerata untuk skor N-gain (gain yang
ternormalisasi) pada kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi,
serta analisi keterlaksanaan pembelajaran.
c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mengkorelasikan temuan
dilapangan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan
kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.
Gambar 3.2 tentan alur penelitian agar mempermudah memahami alur penelitian
yang akan dilaksanakan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Analisa Data Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa
Data yang diperoleh melalui tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan
berkomunikasi, kemudian dianalisis dan diberikan tafsiran-tafsiran. Analisis data
kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai
dengan permasalahannya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahapan-
tahapan berikut.
80
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Pemberian Skor
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only,
yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak
dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus :
S = ∑ R (3.1)
dengan : S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar
b. Perhitungan skor Gain yang Dinormalisasi
N-gain digunakan untuk melihat peningkatan yang cukup berarti setelah
diadakan pembelajaran. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan yang
dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu
g = Spost −S pre
Smaks −Spre
(3.2)
Keterangan: Spost = skor posttest
Spre = skor pretest
Smaks = skor maksimum
Nilai <g> (rata-rata N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan
kriteria berikut:
c. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Data observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Data
observasi aktivitas siswa diolah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
<g> ≥ 0.7 : g-tinggi
0.7 > <g> ≥ 0.3 : g-sedang
<g> < 0.3 : g-rendah
81
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang dinilai dengan
menggunakan rumus:
% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100% (3.3)
Sedangkan data aktivitas guru diolah untuk mengetahui keterlaksanaannya model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk menghitung persentase aktivitas guru
yang dinilai dengan menggunakan rumus :
% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢× 100% (3.4)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7:
Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase (%) Interpretasi 100 Seluruhnya terlaksana
79-99 Pada umumnya terlaksana
51-75 Sebagian besar terlaksana 50 Setengahnya terlaksana
26-49 Hampir setengahnya terlaksana 1-25 Sebagian kecil terlaksana
0 Tidak ada yang terlaksana (Koentjaraningrat,1986:257)
d. Pengujian hipotesis
1) Uji Prasarat
Pengujian hipotesis diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas
distribusi data dan uji homogenitas. Uji normalitas distribusi data dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (uji K-S) dari SPSS for
Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kumpulan data yang
diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Menurut Purwanta (Sudarmanto,
2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan uji-t, uji-F, dan sejenisnya,
82
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menuntut suatu asumsi bahwa populasi harus terdistribusi dengan normal.
Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji K-S
dengan bantuan SPSS versi 17. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) > dari 0.05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari
populasi data yang berdistribusi normal.
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel
diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan uji
homogenitas varians data dengan Levene Test dari SPSS for Windows. Jika harga
significancy yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan
yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen.
(Alhusin, 2003:235)
2) Uji Perbandingan
Uji perbandingan merupakan suatu analisis untuk membandingkan rata-
rata dari dua populasi atau lebih (Alhusin, 2003:97). Berikut adalah penjabaran
tahapan analisis.
Analisis perbandingan satu arah secara parametrik dilakukan dengan
Independent sampel T test (uji T) yang terdapat dalam program SPSSTM
17.0. Uji
ini digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang independen (tidak
terkait). Syarat uji ini dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen. Diperoleh keputusan bahwa skor pretest,
posttest atau nilai n-gain yang diujikan tidak berbeda signifikan antara kelas
kontrol dan eksperimen jika nilai signifikannya lebih besar dari nilai α (α = 0.05)
83
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai α maka diantara kelas kontrol
dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan.
Analisis perbandingan satu arah non parametrik dilakukan dengan uji
Mann-Whitney (uji U). Analisis ini dilakukan jika salah satu atau kedua uji
prasyarat tidak dapat dipenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas). Interpretasi
nilai signifikan sama seperti yang ditentukan pada uji T.
84
Moh. Badrus Sholeh Arif, 2012 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbantuan Program Virtual Laboratories Electricity Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Sma Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Rumusan Masalah
Studi Literatur: Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD, Program Virtual
Laboratories Electricity,
Eksperimen Nyata dan Virtual;
Kemampuan kognitif dan
Keterampilan Berkomunikasi
Penyusunan Rancana
Pembelajaran
Tes Awal
Proses Pembelajaran
dengan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
STAD dengan
Kombinasi
Eksperimen Nyata-
Virtual Berbantuan
Program The Virtual
Laboratories
Electricity
(ERV)
Observasi
Tes Akhir
Pengolahan dan
Analisa Data
Temuan
Kesimpulan
Observasi
Proses Pembelajaran
dengan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
STAD dengan
Kombinasi
Eksperimen Virtual-
Nyata Berbantuan
Program The Virtual
Laboratories
Electricity
(EVR)
Penyusunan Instrumen
Penelitian
Jugment Ahli
Revisi Instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis dan Revisi
Uji Coba Instrumen