Upload
vodieu
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini
mengacu pada permasalahan yang terdapat didalam kelas sehingga arah
dan tujuan penelitian tindakan ialah demi kepentingan peserta didik dalam
meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. Penelitian tindakan kelas
(PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas lebih professional
(Sudikin, Basrowi dan Suranto dalam buku Tukiran Taniredja 2010: 16).
Sepaham dengan Arikunto dalam Tukiran Taniredja (2010: 15-16)
penelitian tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kela secara bersama.
Menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sukardi (2012: 3)
menyatakan bahwa :action resarch is,
The way groups of people can organize the conditions under
which they can learn form their own experiences and make
their experience accessible to other
Dari pernyataan Kemmis dan McTanggart dapat diartikan bahwa
penelitian tindakan dapat dilakukan secara kelompok ataupun individu
untuk mengorganisasikan sebuah kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman yang telah mereka dapatkan dan membuat
pengalaman mereka dapat mudah diakses atau ditiru orang lain.
Sepaham dengan Kemmis dalam Tukiran Taniredja (2010: 16)
menyatakan bahwa:
Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken
by participants in social (including educational) situation in
order to improve the rationality and justice of (a) their own
social or educational practcd of (b) their understanding of
these practices, and (c) the situations in which the practices
24
are carried out.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian tindakan dapat
dilakukan secara kelompok maupun individual untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi didalam kelas berdasarkan permasalahan belajar
yang ada didalam kelas tersebut atau dimana guru beraktivitas untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran yang mempengaruhi
hasil belajar.
Sehingga berdasarkan kesimpulan diatas penelitian tindakan kelas
memiliki tujuan untuk memperoleh suatu permasalah yang signifikan
melalui sebuah penelitian yang kemudian akan ditindak lanjuti sebagai
upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung
oleh Menurut Nazir dalam Slameto (2015:143) ciri utama dari PTK adalah
“tujuannya untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara
operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan
kelas kolaboratif, yakni penelitian yang melibatkan guru kelas dan
mahasiswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru
bertindak sebagai pengamat (observer).
3.2 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali
Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I
Tahun Ajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas 2, dengan
jumlah 32 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa
perempuan. Wali kelas saat ini ialah Ibu Sri Suwanti, S.Pd, dan kepala
sekolah saat ini ialah Ibu Endang D. Hastuti S.Pd. Setiap siswa memiliki
kemampuan belajar yang berbeda-beda, ada yang mudah menangkap
materi pelajaran dan tidak sedikit juga yang lambat menangkap materi
pelajaran ada pula siswa yang tidak tertarik dengan suatu mata pelajaran
dan terdapat pula siswa yang menyukai suatu mata pelajaan tersebut.
25
Beberapa siswa yang sulit menangkap materi pelajaran dan kurang
tertariknya siswa mengenai mata pelajaran tersebut, ternyata
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Alasan peneliti memilih kelas
tersebut karena menemukan permasalahan dalam pembelajaran
Matematika berupa hasil belajar, hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan oleh peneliti. Pertimbangan relasi yang cukup baik dengan
pihak sekolah sehingga memudahkan penulis dalam pengambilan data
peluang waktu yang luas serta subyek peneliti sesuai dengan target
peneliti.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan minat
dan hasil belajar matematika kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali dengan
menggunakan model pembelajarn Treasure Hunt dengan berbantuan
media gambar. Desain yang digunakan pada penelitian ini merupakan
model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh
Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto 2007:131). Penelitian tindakan ini
terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah-
langkah, yaitu: a). Perencanaan atau Planning, b). Tindakan atau acting,
c). Pengamatan atau Observing, dan d). Refleksi atau Reflecting.
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus
atau kegiatan berulang. „Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu
ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus
dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.
Setiap siklus akan menunjukkan perubahan hasil belajar siswa yang
kemudian dari hasil tersebut akan dilakukan sebuah tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa agar semakin lebih baik.
Kemmis dan Mc. Taggart memandang komponen yang pertama yaitu
perencanaan (planning) sebagai langkah dalam siklus, sehingga keduanya
menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting)
dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil pengamatan ini
kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi
26
mencermati apa yang sudah terjadi (reflecting). Dari terselesaikannya
refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam
bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, dan begitu seterusnya.
Mengacu dari Kemmis dan Mc. Taggart, hubungan antara kegiatan
tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat
dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan obeservasi. Rencana
tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan
model Spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart dengan menggunakan 2 siklus.
Dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: perencanaan (pembuatan RPP,
lembar observasi, lembar evaluasi), implementasi, RPP dan observasi,
serta refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1
Siklus Pelaksanaan PTK model Kemmis dan Mc Taggart
Perencan
PelaksanSIKLUS Refleksi
Pengamat
Perencan
PelaksanSIKLUS
Pengamat
Refleksi
?
27
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu nilai/sifat dari objek,
individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan
lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
Informasinya serta ditarik kesimpulannya (Slameto, 2015:195).Terdapat
beberapa jenis variabel penelitian. Namun, dalam penelitian terdapat 2
variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat
(Slameto, 2015:198):
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya
adalah model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media
gambar.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung
dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini,
variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas 1 pada mata
pelajaran Matematika.
3.5 Perencanaan Penelitian
1. Observasi dan wawancara sebelum diadakannya penelitian
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang SD Negeri 1 Mudal Boyolali secara
keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran
Matematika kelas 1dan 2.
2. Identifikasi masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas 2 SD Negeri 1
Mudal Boyolali, pelaksanaan pembelajaran masih bersifat
konvensional, sehingga siswa kurang tertarik dalam proses belajar
mengajar. Siswa cenderung belajar dengan menghafal dan mencatat
yang diceramahkan oleh guru. Sehingga dengan hal ini siswa tidak
menguasai konsep yang diajarkan.
28
3. Perencanaan tindakan
Menelaah materi pembelajaran Matematika semester I yang akan
dilakukan untuk penelitian dengan menelaah indikator-indikator
pelajaran. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
indikator yang telah ditetapkan. Kemudian, menyusun skenario
pembelajaran Matematika dengan model Pembelajaran Treasure Hunt.
Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang diperlukan.
Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
Menyiapkan alat evaluasi yang berupa lembar kerja siswa dalam
bentuk tes tertulis.
4. Pelaksanaan tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang
masing- masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran yang dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang
masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP
pada siswa. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui minat belajar
dan hasil belajar Matmatika siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali
diadakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti berusaha
meningkatkan minat belajar dan hasil belajar Matematika siswa kelas 1
menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan
media gambar.
5. Observasi saat pembelajaran berlangsung
Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan yaitu
model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media gambar
dalam pembelajaran Matematika. Pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui proses minat dan belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru dan siswa menggunakan lembar observasi. Hasil belajar siswa
29
pada ranah kognitif diperoleh dengan menggunakan tes formatif
terhadap mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan
pengurangan.
6. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, peneliti
mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang
dicapai pada tindakan ini. Refleksi tersebut dapat dilakukan dengan:
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
evaluasi hasil belajar, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Membahas hasil evaluasi, Lembar Kerja Siswa, dan lain-lain.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya. Kemudian berdasarkan refleksi
yang telah dilakukan peneliti, peneliti dapat menentukan hal-hal yang
akan dilakukan pada siklus berikutnya.
3.6 Rencana Penelitian
3.6.1 Pra siklus
Pada tahap ini, peneliti mengambil hasil belajar matematika siswa
pada materi penjumlahan dan pengurangan, yang diajarkan guru
menggunakan metode ceramah serta kurang dimanfaatkannya media
pembelajaran yang ada. Kemudian dari hasil belajar tersebut sebagai
acuan untuk melakukan refleksi tentang temuan baik mengenai
kelebihan aupun kekurangan yang akan dijadikan bahan perbaikan
pada siklus 1.
3.6.2 Siklus Pertama (siklus 1)
1. Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan sumber, alat dan media yang diperlukan.
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes (soal).
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru
dan siswa.
30
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini meliputi 3 tahapan yaitu: kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1) Kegiatan Awal
a. Mengajak semua siswa berdoa (untuk mengawali kegiatan
pembelajaran).
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan
siswa untuk belajar
d. Guru menyampaikan peraturan dalam proses pembelajaran
didalam kelas.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f. Guru memberikan apresepsi, dengan melakukan tanya
jawab kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
b. Guru mempraktikkan (sebagai contoh bagi siswa) dalam
menjelaskan materi.
c. Guru meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan
kelas.
d. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap
kelompok berisi 5-6 siswa.
e. Guru menjelaskan instruksi model pembelajaran Treasure
Hunt.
f. Guru memberikan sedikit contoh dalam permainan agar
siswa lebih memahami.
g. Siswa melaksanakan Model pembelajaran Treasure Hunt
dan guru mendampingi serta mengamati pelaksanaan model
pembelajaran tersebut.
h. Siswa bersama guru membahas soal dalam permainan
tersebut.
31
i. Siswa bersama guru menarik kesimpulan berdasarkan
pembelajaran yang telah diselesaikan.
3) Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang
disampaikan.
c. Guru memberikan refleksi.
3.6.3 Siklus Kedua (siklus 2)
Pada siklus 2 peneliti kembali merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 yang telah
dilaksanakan sebelumnya. Hal ini dirasa akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki kekurangan atau permasalahan yang terjadi pada
siklus 1 maka akan diperbaiki dan ditingkatkan kembali
pembelajarannya pada siklus 2.
1) Kegiatan Awal
a. Mengajak semua siswa berdoa (untuk mengawali kegiatan
pembelajaran).
b. Guru mengecek kehadiran siswa.
c. Guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan
siswa untuk belajar.
d. Guru menyampaikan peraturan dalam proses pembelajaran
didalam kelas.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f. Guru memberikan apresepsi, dengan melakukan tanya jawab
kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
b. Guru mempraktikkan (sebagai contoh bagi siswa) dalam
menjelaskan materi.
c. Guru meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas.
32
d. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok
berisi 5-6 siswa.
e. Guru menjelaskan instruksi model pembelajaran Treasure
Hunt.
f. Guru memberikan sedikit contoh dalam permainan agar siswa
lebih memahami.
g. Siswa melaksanakan Model pembelajaran Treasure Hunt dan
guru mendampingi serta mengamati pelaksanaan model
pembelajaran tersebut.
h. Siswa bersama guru membahas soal dalam permainan
tersebut.
i. Siswa bersama guru menarik kesimpulan berdasarkan
pembelajaran yang telah diselesaikan.
3) Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang
disampaikan.
c. Guru memberikan refleksi.
4) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas 1 sebagai pengganti
kepala sekolah yang berhalangan hadir karena tugas dinas.
Dalam observasi ini, observer disediakan oleh peneliti.Lembar
observasi untuk aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam
mengajar melalui model pembelajaran inkuiri mengunakan
metode eksperimen.
5) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti dapat
merefleksi tentang kegiatan dari awal sampai akhir. Dengan
demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang
dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 2
33
didiskusikan dengan guru kelas untuk kemudian dideskripsikan.
Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan
hasil pembelajaran siklus 2 melalui model pembelajaran inkuiri
yang kemudian dijadikan sebagai bahan tindak lanjut. Ketika
persentase ketuntasan belajar siswa dalam siklus 2 sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, maka
penelitian dinyatakan selesai.
3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas untuk mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas 1
dalam mata pelajaran Matematika di SD Negeri 1 Mudal Boyolali
setelah menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt dengan
berbantuan media gambar adalah :
3.7.1 Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan
mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono dalam
Rubino Rubiyanto (2009:75) mendefinisikan observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
nampak pada objek penelitian. Dalam definisi ini dua hal yang
paling penting adalah pengamatan dan pencatatan, artinya begitu
fenomena atau gejala yang diinginkan nampak(ditangkap indera),
segera dicatat. Jika demikian halnya maka terjadilah pengamatan
langsung. Observasi dilakukan dikelas 2 yang menjadi sampel
untuk mendapat gambaran secara langsung tentang kegiatan atau
aktivitas belajar siswa. Observasi digunakan untuk mengetahui dan
mengamati kegiatan siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan
dan menanggapi penjelasan dari guru selama proses belajar
mengajar berlangsung dan ketika siswa berkelompok. Observasi
dilakukan oleh guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai
observer. Berikut ini akan disajikan tabel observasi guru dan
observasi siswa
34
Tabel 3.1
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Berilah tanda checklist (v) pada kolom yang tersedia
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati Indikator
Pilihan Ket
Ya Tidak
Kegiatan
Awal
Membuka
Pembelajaran
a. Siswa siap menerima pelajaran. b. c. d.
e. Siswa menempati tempat duduk. f. g. h.
i. Siswa dapat menjawab pertanyaan
apersepsi.
j. k. l.
Kegiatan
Inti
Penyajian
pertanyaan
dan masalah
a. Siswa mengidentifikasi pertanyaan
yang telah disediakan oleh guru.
b. c. d.
e. Siswa diingatkan kembali
mengenai penjumlahan
f. g. h.
Perencanaan
dalam model
treasure hunt
i. Siswa terbagi menjadi beberapa
kelompok mencoba model
Treasure Hunt.
j. k. l.
m. Siswa menyusun gambar yang
sudah disiapkan.
n. o. p.
q. Siswa mencoba menyelesaikan
rintangan dengan menyelesaikan
soal-soal yang ada dalam setiap
rintangan
r. s. t.
Pembahasan
soal
a. Siswa dibimbing dalam
pembahasan soal
b. c. d.
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Siswa dibimbing guru dalam
pembuatan kesimpulan
b. c. d.
35
Tabel 3.2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Tahapan
Kegiatan
Aspek
yang
Diamati
Indikator
Pilihan
Ket Ya Tidak
Kegiatan
Awal
Membuk
a
Pembelaj
aran
m. Siswa siap menerima pelajaran. n. o. p.
q. Siswa menempati tempat duduk. r. s. t.
u. Siswa dapat menjawab pertanyaan
apersepsi.
v. w. x.
Kegiatan
Inti
Penyajia
n
pertanya
an dan
masalah
u. Siswa mengidentifikasi pertanyaan
yang telah disediakan oleh guru.
v. w. x.
y. Siswa diingatkan kembali
mengenai penjumlahan
z. aa. bb.
Perencan
aan
dalam
model
treasure
hunt
cc. Siswa terbagi menjadi beberapa
kelompok mencoba model Treasure
Hunt.
dd. Siswa menyusun gambar yang
sudah disiapkan.
ee. Siswa mencoba menyelesaikan
rintangan dengan menyelesaikan
soal-soal yang ada dalam setiap
rintangan
ff. gg. hh.
Pembaha
san soal
e. Siswa dibimbing dalam
pembahasan soal
f. g. h.
Kegiatan
Akhir
Mengakh
iri
Pelajaran
e. Siswa dibimbing guru dalam
pembuatan kesimpulan
f. g. h.
36
3.7.2 Tes
Nana Sudjana (2012:35) tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk
tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).
Teknis tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis
berbentuk pilihan ganda. Tes hasil belajar akan diselenggarakan 2
kali setelah siklus I selesai dan siklus 2 selesai, guna mengetahui
keberhasilan proses belajar mengajar. Kisi-kisi tes evalauasi
Matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes Soal Pra Siklus
KD Indikator Item Soal
No. Item Jumlah Item
3.4 menjelaskan dan
melakukan penjumlahan
dan pengurangan
bilangan yang
melibatkan bilangan
sampai 500
1. menjelaskan
konsep
pengurangan
2. menjelaskan dan
menyelesaiakan
konsep
penjumlahan
5, 9, 12,
13,
16,19,20
4, 8, 10,
11, 15, 18
7
6
4.4 menyelesaikan soal
penjumlahan dan
pengurangan sampai 500
dalam bentuk cerita.
Menyelesaikan soal
cerita mengenai
pengurangan
1, 2, 3,
7,17
5
Menyelesaikan soal
cerita mengenai
penjumlahan
3, 6 2
37
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes Soal Siklus I
KD Indikator
Item Soal
No. Item Jumlah
Item
3.4 menjelaskan dan
melakukan penjumlahan
dan pengurangan
bilangan yang
melibatkan bilangan
sampai 500
3. menjelaskan konsep
pengurangan
4. menjelaskan dan
menyelesaiakan konsep
penjumlahan
5,9,12,13
,14,15,20
4,8,10,11
,16,17
7
6
4.4 menyelesaikan soal
penjumlahan dan
pengurangan sampai 500
dalam bentuk cerita.
Menyelesaikan soal cerita
mengenai pengurangan
3,6 2
Menyelesaikan soal cerita
mengenai penjumlahan
1,2,7,18 4
Dapat menyelesaikan soal
campuran penjumlahan
dan pengurangan
19 1
Tabel 3.5
Kisi-kisi Soal Tes Soal Siklus II
KD Indikator
Item Soal
No. Item Jumlah
Item
3.4 menjelaskan
dan melakukan
penjumlahan dan
pengurangan
5. menjelaskan konsep
pengurangan
6. menjelaskan dan
5,9,13, 14, 17,
19
4,8,11, 12,
6
7
38
bilangan bilangan
sampai 500.
menyelesaiakan konsep
penjumlahan
16,17, 19
4.4
menyelesaikan
soal penjumlahan
dan pengurangan
sampai 500 dalam
bentuk cerita.
Menyelesaikan soal cerita
mengenai pengurangan
1,2, 7,10,18 5
Menyelesaikan soal cerita
mengenai penjumlahan
3,6,15 3
3.7.3 Angket
Angket digunakan untuk mengukur tingkat minat belajar siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
model Treasure Hunt berbantuan media gambar.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Minat Siswa
Variabel Sub Indikator Indikator Item
Soal
Minat
belajar
siswa
Ketertarikan terhadap
pembelajaran matematika.
Senang dengan
mata pelajaran
matematika.
2
Respon terhadap
mata pelajaran
matematika
Mengerjakan tugas
matematika dengan
baik.
39
Perhatian yang lebih
terhadap matematika
Memiliki rasa
keingintahuan terhadap
pembelajaran matematika.
Memasuki kelas
tepat waktu
Memperhatikan
penjelasan guru.
Menjawab
pertanyaan dari
guru.
Bertanya mengenai
pembelajaran
3.7.4 Dokumentasi
Pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan, peneliti
mendokumentasikan (mengambil gambar) kegiatan pembelajaran
baik aktivitas guru maupun siswa, yang mana dapat digunakan
bukti pelaporan penelitian ini.
3.8 Uji Validitas, Reliabilitas dan Uji Tingkat Kesukaran soal
Dalam sub bab validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus
validitas instrumen dan hasil validitas instrumen Siklus I dan Siklus II.
Selain uji validitas akan disajikan pula pengertian, rumus uji reliabilitas
dan hasil reliabilitas instrumen Siklus I dan instrumen Siklus II.
3.8.1 Uji Validitas
Pada umumnya dalam pengumpulan data penelitian dibutuhkan
instrumen (alat ukur). Instrumen penelitian berkaitan dengan
pengumpulan data dan pengolahan data, karena instrumen
penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data
tentang variabel yang diteliti.
40
Penafsiran harga koefisien korelasi (r) dilakukan dengan
membandingkan antara r hitung dengan perhitungan r tabel product
moment yang dengan jumlah N yang sama dengan taraf signifikan
5 %. Standar minimal untuk validitas butir instrumen adalah 0,3
(Widoyoko, dalam Naniek SW, 2012). Artinya apabila r hitung >
0,3, nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila
r hitung < 0,3 nomor butir tersebut tidak valid.
Besar r tabel tergantung dari jumlah responden (N) dan taraf
kesalahannya (a). Dari r tabel product moment untuk responden
(N) = 32 siswa dengan df = n – 2, maka df = 32 – 2 = 30, dengan
taraf signifikansi 5% diperoleh harga r tabel = 0,349. Berikut nilai-
nilai tabel r product moment.
Tabel 3.7
Tabel r Product Moment
Sumber:www.slideshare.net/Bangtri/manajemen-sumber-daya-
manusia-20286219
Analisis validitas pada penelitian ini akan dibantu dengan
program SPSS 16,0 for windows. Berdasarkan analisis output
SPSS 16,0 for windows, untuk mengetahui besarnya indeks
korelasi antara skor butir skor total dapat dilihat pada ouput
Item Total Statistics pada kolom Corrected Item Total
41
Correlation. Jika Corrected Item Total Correlation> 0,423
maka dapat disimpulkan bahwa semua butir instrumen
dikatakan valid. Berdasarkan atas tabel r, didapatkan 20 soal
valid pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dari 20 soal yang
diujikan, dan dijadikan instrumen tes oleh peneliti untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Berikut nomor item yang
dinyatakan valid.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Item Prasiklus
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Item Siklus I
No.
Soal rhitung Rtabel
Ketera
ngan
1 0.656 0.349 Valid
2 0.468 0.349 Valid
3 0.413 0.349 Valid
No.
Soal rhitung rtabel Keterangan
1 0.937 0.349 Valid
2 0.583 0.349 Valid
3 0.860 0.349 Valid
4 0.583 0.349 Valid
5 0.937 0.349 Valid
6 0.391 0.349 Valid
7 0.937 0.349 Valid
8 0.402 0.349 Valid
9 0.937 0.349 Valid
10 0.589 0.349 Valid
11 0.583 0.349 Valid
12 0.937 0.349 Valid
13 0.583 0.349 Valid
14 0.860 0.349 Valid
15 0.742 0.349 Valid
16 0.718 0.349 Valid
17 0.589 0.349 Valid
18 0.937 0.349 Valid
19 0.377 0.349 Valid
20 0.770 0.349 Valid
42
4 0.489 0.349 Valid
5 0.808 0.349 Valid
6 0.656 0.349 Valid
7 0.808 0.349 Valid
8 0.468 0.349 Valid
9 0.605 0.349 Valid
10 0.808 0.349 Valid
11 0.605 0.349 Valid
12 0.605 0.349 Valid
13 0.466 0.349 Valid
14 0.808 0.349 Valid
15 0.442 0.349 Valid
16 0.808 0.349 Valid
17 0.605 0.349 Valid
18 0.413 0.349 Valid
19 0.808 0.349 Valid
20 0.808 0.349 Valid
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Item Siklus 2
No.
Soal Rhitung rtabel Keterangan
1 0.866 0.349 Valid
2 0.953 0.349 Valid
3 0.953 0.349 Valid
4 0.401 0.349 Valid
5 0.525 0.349 Valid
6 0.953 0.349 Valid
7 0.953 0.349 Valid
8 0.953 0.349 Valid
9 0.953 0.349 Valid
10 0.953 0.349 Valid
11 0.525 0.349 Valid
12 0.953 0.349 Valid
13 0.953 0.349 Valid
14 0.953 0.349 Valid
15 0.953 0.349 Valid
16 0.953 0.349 Valid
17 0.866 0.349 Valid
18 0.619 0.349 Valid
19 0.413 0.349 Valid
20 0.413 0.349 Valid
43
3.8.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian
tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (
Nana Sudjana, 1990:16).
Realibiltas instrument dimaksudkan untuk mengetahui keajegan
instrument dari variabel yang hendak diukur. Uji reliabilitas test
dalam penelitian ini dilakukan dengan berbantuan SPPS 21 for
windows dan interpretasi terhadap koefisien realibilitas yang
dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti yang terdapat dalam
buku Evaluasi Proses Hasil yang ditulis oleh Naniek Sulistya
Wardani dan Slameto (2012:346) yang tersaji dalam tabel berikut
ini:
Tabel 3.10
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel
2 < 0,80 – 0,60 Reliabel
3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel
4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 346)
Hasil perhitungan uji reliabilitas pada Prasiklus, Siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat dibawah ini:
44
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrument Prasiklus
Siklus Jumlah butir
soal
Cronbach’s
Alpha
Kategori
I 20 0,762 Sangat reliabel
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instrument Siklus I
Siklus Jumlah butir
soal
Cronbach’s
Alpha
Kategori
I 20 0,745 Sangat reliabel
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrument Siklus 2
Siklus Jumlah butir
soal
Cronbach’s
Alpha
Kategori
I 20 0,972 Sangat reliabel
Pada ketiga tabel diatas menunjukkan bahwa pada prasiklus
dari 20 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar
0,762 hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga
soal yang valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian, pada siklus 1dari 20 butir soal yang
valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,745 hal ini
menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal yang
valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian. Pada siklus 2 dari 20 butir soal yang valid
memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,972 hal ini menunjukan
bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal yang valid dan reliabel
sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian.
45
Kesimpulan melalui tabel diatas dengan nilai cronbach’s alpha
diatas 0,76 membuktikan bahwa setiap butir soal yang terdapat pada
prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 sangat reliabel dan dapat digunakan
sebagai instrumen penelitian.
3.8.3 Uji Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proposi
peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto dalam
Naniek Wardani, 2012:338). Semakin besar tingkat kesukaran berarti
soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah
tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Indeks tingkat
kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.
P= B
N
Keterangan:
B= Jumlah peserta didik yang menjawab betul
N= Jumlah peserta didik
P= Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Menentukan tingkat kesukaran butir soal, kita dapat menggunakan
tabel tingkat kesukaran berikut ini:
Tabel 3.14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 339)
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal siklus I dapat
dilihat hasil indeks kesukaran instrumen pada tabel 3.6.4 sebagai berikut :
46
Tabel 3.15
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Prasiklus
No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah
1 0,00 – 0,25 Sukar 5,13 2
2 0,26 – 0,75 Sedang 1,2,3,4,6,7,12,15,16,17,19 11
3 0,76 – 1,00 Mudah 8,9,10,11,14,18,20 7
Jumlah 20
Tabel 3.16
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah
1 0,00 – 0,25 Sukar 13,14,20 3
2 0,26 – 0,75 Sedang 1,5,7,8,10,11,15,16 8
3 0,76 – 1,00 Mudah 2,4,6,9,12,17,18,19 9
Jumlah 20
Tabel 3.17
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2
No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah
1 0,00 – 0,25 Sukar 19 1
2 0,26 – 0,75 Sedang 1,5,8,13,14,15,17,20 8
3 0,76 – 1,00 Mudah 2,3,4,6,7,9,10,11,12,16,18 11
Jumlah 20
3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa yaitu 75,
sedangkan upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model
Treasure Hunt dianggap berhasil jika 80% dari siswa kelas 1 SD Negeri 1
Mudal Boyolali dan juga adanya perubahan positif (menggunakan model
Treasure Hunt berbantuan media gambar) pada pembelajaran Matematika.
Indikator tersebut adalah:
1. Penggunaan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media
gambar dalam pembelajaran matematika.
47
2. Adanya perubahan tingkah laku dari siswa saat terjadinya
pembelajaran matematika.
3. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 100% dari
jumlah siswa telah mencapai KKM belajar yang telah diterapkan.
4. Adanya peningkatan hasil minat siswa.
3.10 Analisis Data
Teknik data yang di gunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif di gunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa. Sedangkan
data kualitatif digunakan untuk mengambarkan aktivitas guru dalam
mengajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan
hasil observasi aktivitas belajar melalui model pembelajaran Treasure
Hunt dengan berbantuan media gambar. Data hasil penelitian dianalisis
deskriptif pada setiap siklusnya. Adapun data hasil belajar kognitif yang
dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata setiap siklusnya.
3.10.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa. “Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar
adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa
(Arifin, 2009:221). Selanjutnya angka-angka hasil penilaian diubah
menjadi nilai-nilai untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai
hasil belajar siswa.
Cara pemberian skor terhadap tes hasil belajar pada
penelitian ini dengan memberikan skor pada soal bentuk pilihan
ganda.
a. Penskoran soal bentuk pilihan ganda
Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda menurut Zaenal Arifin
(2009:229) ada tiga macam yaitu “penskoran tanpa koreksi,
penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot”.
Peneliti menggunakan teknik penskoran tanpa koreksi yaitu
48
penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar
mendapat nilai satu (tergantung pada bobot butir soal). Skor
peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir
soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus:
(Arifin, 2009:229)
Keterangan:
B = jumlah jawaban benar
N = jumlah soal
Skala = 0-100
b. Menghitung rata-rata hasil belajar menggunakan rumus:
(Sudjana, 2014)
Keterangan:
X = rata-rata (mean).
∑X = jumlah seluruh skor.
N = banyaknya subjek.
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar
siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
Think Pair Share dengan teknik gallery walk dapat digolongkan
Skor = 𝐵
𝑁 X 100
X = 𝑋
𝑁
49
menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.18
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal
(%) Kualifikasi
90% - 100% Sangat baik
80% - 89% Baik
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
<59% Kurang sekali
c. Menentukan batas minimal ketuntasan belajar
Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya
jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 75.
3.10.2 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap kinerja
guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan
data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
pelaksanaan prasiklus, siklus I dan II. Observasi aktivitas guru dan
aktivitas siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa
sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Matematika melalui
model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media
gambar. Lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa
yang telah disesuaikan dengan setiap pernyataan dalam setiap
pertemuan dalam pemebelajaran.