27
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada permasalahan yang terdapat didalam kelas sehingga arah dan tujuan penelitian tindakan ialah demi kepentingan peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas lebih professional (Sudikin, Basrowi dan Suranto dalam buku Tukiran Taniredja 2010: 16). Sepaham dengan Arikunto dalam Tukiran Taniredja (2010: 15-16) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kela secara bersama. Menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sukardi (2012: 3) menyatakan bahwa :action resarch is, The way groups of people can organize the conditions under which they can learn form their own experiences and make their experience accessible to other Dari pernyataan Kemmis dan McTanggart dapat diartikan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara kelompok ataupun individu untuk mengorganisasikan sebuah kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman yang telah mereka dapatkan dan membuat pengalaman mereka dapat mudah diakses atau ditiru orang lain. Sepaham dengan Kemmis dalam Tukiran Taniredja (2010: 16) menyatakan bahwa: Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants in social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practcd of (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which the practices

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

  • Upload
    vodieu

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan penelitian

tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini

mengacu pada permasalahan yang terdapat didalam kelas sehingga arah

dan tujuan penelitian tindakan ialah demi kepentingan peserta didik dalam

meningkatkan hasil belajar yang memuaskan. Penelitian tindakan kelas

(PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas lebih professional

(Sudikin, Basrowi dan Suranto dalam buku Tukiran Taniredja 2010: 16).

Sepaham dengan Arikunto dalam Tukiran Taniredja (2010: 15-16)

penelitian tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kela secara bersama.

Menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sukardi (2012: 3)

menyatakan bahwa :action resarch is,

The way groups of people can organize the conditions under

which they can learn form their own experiences and make

their experience accessible to other

Dari pernyataan Kemmis dan McTanggart dapat diartikan bahwa

penelitian tindakan dapat dilakukan secara kelompok ataupun individu

untuk mengorganisasikan sebuah kondisi sehingga mereka dapat

mempelajari pengalaman yang telah mereka dapatkan dan membuat

pengalaman mereka dapat mudah diakses atau ditiru orang lain.

Sepaham dengan Kemmis dalam Tukiran Taniredja (2010: 16)

menyatakan bahwa:

Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken

by participants in social (including educational) situation in

order to improve the rationality and justice of (a) their own

social or educational practcd of (b) their understanding of

these practices, and (c) the situations in which the practices

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

24

are carried out.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian tindakan dapat

dilakukan secara kelompok maupun individual untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi didalam kelas berdasarkan permasalahan belajar

yang ada didalam kelas tersebut atau dimana guru beraktivitas untuk

memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran yang mempengaruhi

hasil belajar.

Sehingga berdasarkan kesimpulan diatas penelitian tindakan kelas

memiliki tujuan untuk memperoleh suatu permasalah yang signifikan

melalui sebuah penelitian yang kemudian akan ditindak lanjuti sebagai

upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung

oleh Menurut Nazir dalam Slameto (2015:143) ciri utama dari PTK adalah

“tujuannya untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara

operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan

kelas kolaboratif, yakni penelitian yang melibatkan guru kelas dan

mahasiswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru

bertindak sebagai pengamat (observer).

3.2 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SD Negeri 1 Mudal Boyolali

Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I

Tahun Ajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas 2, dengan

jumlah 32 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa

perempuan. Wali kelas saat ini ialah Ibu Sri Suwanti, S.Pd, dan kepala

sekolah saat ini ialah Ibu Endang D. Hastuti S.Pd. Setiap siswa memiliki

kemampuan belajar yang berbeda-beda, ada yang mudah menangkap

materi pelajaran dan tidak sedikit juga yang lambat menangkap materi

pelajaran ada pula siswa yang tidak tertarik dengan suatu mata pelajaran

dan terdapat pula siswa yang menyukai suatu mata pelajaan tersebut.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

25

Beberapa siswa yang sulit menangkap materi pelajaran dan kurang

tertariknya siswa mengenai mata pelajaran tersebut, ternyata

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Alasan peneliti memilih kelas

tersebut karena menemukan permasalahan dalam pembelajaran

Matematika berupa hasil belajar, hasil observasi dan wawancara yang

telah dilakukan oleh peneliti. Pertimbangan relasi yang cukup baik dengan

pihak sekolah sehingga memudahkan penulis dalam pengambilan data

peluang waktu yang luas serta subyek peneliti sesuai dengan target

peneliti.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan minat

dan hasil belajar matematika kelas 2 SD Negeri 1 Mudal Boyolali dengan

menggunakan model pembelajarn Treasure Hunt dengan berbantuan

media gambar. Desain yang digunakan pada penelitian ini merupakan

model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh

Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto 2007:131). Penelitian tindakan ini

terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah-

langkah, yaitu: a). Perencanaan atau Planning, b). Tindakan atau acting,

c). Pengamatan atau Observing, dan d). Refleksi atau Reflecting.

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus

atau kegiatan berulang. „Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu

ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus

dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.

Setiap siklus akan menunjukkan perubahan hasil belajar siswa yang

kemudian dari hasil tersebut akan dilakukan sebuah tindakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa agar semakin lebih baik.

Kemmis dan Mc. Taggart memandang komponen yang pertama yaitu

perencanaan (planning) sebagai langkah dalam siklus, sehingga keduanya

menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting)

dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil pengamatan ini

kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

26

mencermati apa yang sudah terjadi (reflecting). Dari terselesaikannya

refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam

bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, dan begitu seterusnya.

Mengacu dari Kemmis dan Mc. Taggart, hubungan antara kegiatan

tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat

dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan obeservasi. Rencana

tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan

model Spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart dengan menggunakan 2 siklus.

Dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: perencanaan (pembuatan RPP,

lembar observasi, lembar evaluasi), implementasi, RPP dan observasi,

serta refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.1

Siklus Pelaksanaan PTK model Kemmis dan Mc Taggart

Perencan

PelaksanSIKLUS Refleksi

Pengamat

Perencan

PelaksanSIKLUS

Pengamat

Refleksi

?

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

27

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu nilai/sifat dari objek,

individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan

lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari

Informasinya serta ditarik kesimpulannya (Slameto, 2015:195).Terdapat

beberapa jenis variabel penelitian. Namun, dalam penelitian terdapat 2

variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat

(Slameto, 2015:198):

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab

timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya

adalah model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media

gambar.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung

dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini,

variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas 1 pada mata

pelajaran Matematika.

3.5 Perencanaan Penelitian

1. Observasi dan wawancara sebelum diadakannya penelitian

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan

gambaran awal tentang SD Negeri 1 Mudal Boyolali secara

keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran

Matematika kelas 1dan 2.

2. Identifikasi masalah

Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas 2 SD Negeri 1

Mudal Boyolali, pelaksanaan pembelajaran masih bersifat

konvensional, sehingga siswa kurang tertarik dalam proses belajar

mengajar. Siswa cenderung belajar dengan menghafal dan mencatat

yang diceramahkan oleh guru. Sehingga dengan hal ini siswa tidak

menguasai konsep yang diajarkan.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

28

3. Perencanaan tindakan

Menelaah materi pembelajaran Matematika semester I yang akan

dilakukan untuk penelitian dengan menelaah indikator-indikator

pelajaran. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

indikator yang telah ditetapkan. Kemudian, menyusun skenario

pembelajaran Matematika dengan model Pembelajaran Treasure Hunt.

Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang diperlukan.

Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.

Menyiapkan alat evaluasi yang berupa lembar kerja siswa dalam

bentuk tes tertulis.

4. Pelaksanaan tindakan

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang

masing- masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan

pembelajaran yang dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang

masing-masing 2 x 35 menit, sesuai skenario pembelajaran dan RPP

pada siswa. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang

dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui minat belajar

dan hasil belajar Matmatika siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mudal Boyolali

diadakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru. Berdasarkan temuan di kelas, maka peneliti berusaha

meningkatkan minat belajar dan hasil belajar Matematika siswa kelas 1

menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan

media gambar.

5. Observasi saat pembelajaran berlangsung

Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan yaitu

model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media gambar

dalam pembelajaran Matematika. Pengamatan dilakukan selama proses

pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk

mengetahui proses minat dan belajar mengajar yang dilakukan oleh

guru dan siswa menggunakan lembar observasi. Hasil belajar siswa

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

29

pada ranah kognitif diperoleh dengan menggunakan tes formatif

terhadap mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan

pengurangan.

6. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, peneliti

mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang

dicapai pada tindakan ini. Refleksi tersebut dapat dilakukan dengan:

Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

evaluasi hasil belajar, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

Membahas hasil evaluasi, Lembar Kerja Siswa, dan lain-lain.

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya. Kemudian berdasarkan refleksi

yang telah dilakukan peneliti, peneliti dapat menentukan hal-hal yang

akan dilakukan pada siklus berikutnya.

3.6 Rencana Penelitian

3.6.1 Pra siklus

Pada tahap ini, peneliti mengambil hasil belajar matematika siswa

pada materi penjumlahan dan pengurangan, yang diajarkan guru

menggunakan metode ceramah serta kurang dimanfaatkannya media

pembelajaran yang ada. Kemudian dari hasil belajar tersebut sebagai

acuan untuk melakukan refleksi tentang temuan baik mengenai

kelebihan aupun kekurangan yang akan dijadikan bahan perbaikan

pada siklus 1.

3.6.2 Siklus Pertama (siklus 1)

1. Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan sumber, alat dan media yang diperlukan.

c. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes (soal).

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

30

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini meliputi 3 tahapan yaitu: kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan Awal

a. Mengajak semua siswa berdoa (untuk mengawali kegiatan

pembelajaran).

b. Guru mengecek kehadiran siswa.

c. Guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan

siswa untuk belajar

d. Guru menyampaikan peraturan dalam proses pembelajaran

didalam kelas.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

f. Guru memberikan apresepsi, dengan melakukan tanya

jawab kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

b. Guru mempraktikkan (sebagai contoh bagi siswa) dalam

menjelaskan materi.

c. Guru meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan

kelas.

d. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap

kelompok berisi 5-6 siswa.

e. Guru menjelaskan instruksi model pembelajaran Treasure

Hunt.

f. Guru memberikan sedikit contoh dalam permainan agar

siswa lebih memahami.

g. Siswa melaksanakan Model pembelajaran Treasure Hunt

dan guru mendampingi serta mengamati pelaksanaan model

pembelajaran tersebut.

h. Siswa bersama guru membahas soal dalam permainan

tersebut.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

31

i. Siswa bersama guru menarik kesimpulan berdasarkan

pembelajaran yang telah diselesaikan.

3) Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang

disampaikan.

c. Guru memberikan refleksi.

3.6.3 Siklus Kedua (siklus 2)

Pada siklus 2 peneliti kembali merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 yang telah

dilaksanakan sebelumnya. Hal ini dirasa akan sangat bermanfaat

untuk memperbaiki kekurangan atau permasalahan yang terjadi pada

siklus 1 maka akan diperbaiki dan ditingkatkan kembali

pembelajarannya pada siklus 2.

1) Kegiatan Awal

a. Mengajak semua siswa berdoa (untuk mengawali kegiatan

pembelajaran).

b. Guru mengecek kehadiran siswa.

c. Guru mengkondisikan kelas dengan mengecek kesiapan

siswa untuk belajar.

d. Guru menyampaikan peraturan dalam proses pembelajaran

didalam kelas.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

f. Guru memberikan apresepsi, dengan melakukan tanya jawab

kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

b. Guru mempraktikkan (sebagai contoh bagi siswa) dalam

menjelaskan materi.

c. Guru meminta beberapa siswa untuk mencoba didepan kelas.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

32

d. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok

berisi 5-6 siswa.

e. Guru menjelaskan instruksi model pembelajaran Treasure

Hunt.

f. Guru memberikan sedikit contoh dalam permainan agar siswa

lebih memahami.

g. Siswa melaksanakan Model pembelajaran Treasure Hunt dan

guru mendampingi serta mengamati pelaksanaan model

pembelajaran tersebut.

h. Siswa bersama guru membahas soal dalam permainan

tersebut.

i. Siswa bersama guru menarik kesimpulan berdasarkan

pembelajaran yang telah diselesaikan.

3) Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang

disampaikan.

c. Guru memberikan refleksi.

4) Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan oleh guru kelas 1 sebagai pengganti

kepala sekolah yang berhalangan hadir karena tugas dinas.

Dalam observasi ini, observer disediakan oleh peneliti.Lembar

observasi untuk aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam

mengajar melalui model pembelajaran inkuiri mengunakan

metode eksperimen.

5) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti dapat

merefleksi tentang kegiatan dari awal sampai akhir. Dengan

demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang

dikumpulkan pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 2

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

33

didiskusikan dengan guru kelas untuk kemudian dideskripsikan.

Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan

hasil pembelajaran siklus 2 melalui model pembelajaran inkuiri

yang kemudian dijadikan sebagai bahan tindak lanjut. Ketika

persentase ketuntasan belajar siswa dalam siklus 2 sudah

memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan, maka

penelitian dinyatakan selesai.

3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas untuk mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas 1

dalam mata pelajaran Matematika di SD Negeri 1 Mudal Boyolali

setelah menggunakan model pembelajaran Treasure Hunt dengan

berbantuan media gambar adalah :

3.7.1 Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan

mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono dalam

Rubino Rubiyanto (2009:75) mendefinisikan observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

nampak pada objek penelitian. Dalam definisi ini dua hal yang

paling penting adalah pengamatan dan pencatatan, artinya begitu

fenomena atau gejala yang diinginkan nampak(ditangkap indera),

segera dicatat. Jika demikian halnya maka terjadilah pengamatan

langsung. Observasi dilakukan dikelas 2 yang menjadi sampel

untuk mendapat gambaran secara langsung tentang kegiatan atau

aktivitas belajar siswa. Observasi digunakan untuk mengetahui dan

mengamati kegiatan siswa dalam mempersiapkan, memperhatikan

dan menanggapi penjelasan dari guru selama proses belajar

mengajar berlangsung dan ketika siswa berkelompok. Observasi

dilakukan oleh guru kelas sebagai pengajar dan peneliti sebagai

observer. Berikut ini akan disajikan tabel observasi guru dan

observasi siswa

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

34

Tabel 3.1

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Berilah tanda checklist (v) pada kolom yang tersedia

Tahapan

Kegiatan

Aspek yang

Diamati Indikator

Pilihan Ket

Ya Tidak

Kegiatan

Awal

Membuka

Pembelajaran

a. Siswa siap menerima pelajaran. b. c. d.

e. Siswa menempati tempat duduk. f. g. h.

i. Siswa dapat menjawab pertanyaan

apersepsi.

j. k. l.

Kegiatan

Inti

Penyajian

pertanyaan

dan masalah

a. Siswa mengidentifikasi pertanyaan

yang telah disediakan oleh guru.

b. c. d.

e. Siswa diingatkan kembali

mengenai penjumlahan

f. g. h.

Perencanaan

dalam model

treasure hunt

i. Siswa terbagi menjadi beberapa

kelompok mencoba model

Treasure Hunt.

j. k. l.

m. Siswa menyusun gambar yang

sudah disiapkan.

n. o. p.

q. Siswa mencoba menyelesaikan

rintangan dengan menyelesaikan

soal-soal yang ada dalam setiap

rintangan

r. s. t.

Pembahasan

soal

a. Siswa dibimbing dalam

pembahasan soal

b. c. d.

Kegiatan

Akhir

Mengakhiri

Pelajaran

a. Siswa dibimbing guru dalam

pembuatan kesimpulan

b. c. d.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

35

Tabel 3.2

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Tahapan

Kegiatan

Aspek

yang

Diamati

Indikator

Pilihan

Ket Ya Tidak

Kegiatan

Awal

Membuk

a

Pembelaj

aran

m. Siswa siap menerima pelajaran. n. o. p.

q. Siswa menempati tempat duduk. r. s. t.

u. Siswa dapat menjawab pertanyaan

apersepsi.

v. w. x.

Kegiatan

Inti

Penyajia

n

pertanya

an dan

masalah

u. Siswa mengidentifikasi pertanyaan

yang telah disediakan oleh guru.

v. w. x.

y. Siswa diingatkan kembali

mengenai penjumlahan

z. aa. bb.

Perencan

aan

dalam

model

treasure

hunt

cc. Siswa terbagi menjadi beberapa

kelompok mencoba model Treasure

Hunt.

dd. Siswa menyusun gambar yang

sudah disiapkan.

ee. Siswa mencoba menyelesaikan

rintangan dengan menyelesaikan

soal-soal yang ada dalam setiap

rintangan

ff. gg. hh.

Pembaha

san soal

e. Siswa dibimbing dalam

pembahasan soal

f. g. h.

Kegiatan

Akhir

Mengakh

iri

Pelajaran

e. Siswa dibimbing guru dalam

pembuatan kesimpulan

f. g. h.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

36

3.7.2 Tes

Nana Sudjana (2012:35) tes sebagai alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk

tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Teknis tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis

berbentuk pilihan ganda. Tes hasil belajar akan diselenggarakan 2

kali setelah siklus I selesai dan siklus 2 selesai, guna mengetahui

keberhasilan proses belajar mengajar. Kisi-kisi tes evalauasi

Matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Soal Pra Siklus

KD Indikator Item Soal

No. Item Jumlah Item

3.4 menjelaskan dan

melakukan penjumlahan

dan pengurangan

bilangan yang

melibatkan bilangan

sampai 500

1. menjelaskan

konsep

pengurangan

2. menjelaskan dan

menyelesaiakan

konsep

penjumlahan

5, 9, 12,

13,

16,19,20

4, 8, 10,

11, 15, 18

7

6

4.4 menyelesaikan soal

penjumlahan dan

pengurangan sampai 500

dalam bentuk cerita.

Menyelesaikan soal

cerita mengenai

pengurangan

1, 2, 3,

7,17

5

Menyelesaikan soal

cerita mengenai

penjumlahan

3, 6 2

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

37

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Soal Siklus I

KD Indikator

Item Soal

No. Item Jumlah

Item

3.4 menjelaskan dan

melakukan penjumlahan

dan pengurangan

bilangan yang

melibatkan bilangan

sampai 500

3. menjelaskan konsep

pengurangan

4. menjelaskan dan

menyelesaiakan konsep

penjumlahan

5,9,12,13

,14,15,20

4,8,10,11

,16,17

7

6

4.4 menyelesaikan soal

penjumlahan dan

pengurangan sampai 500

dalam bentuk cerita.

Menyelesaikan soal cerita

mengenai pengurangan

3,6 2

Menyelesaikan soal cerita

mengenai penjumlahan

1,2,7,18 4

Dapat menyelesaikan soal

campuran penjumlahan

dan pengurangan

19 1

Tabel 3.5

Kisi-kisi Soal Tes Soal Siklus II

KD Indikator

Item Soal

No. Item Jumlah

Item

3.4 menjelaskan

dan melakukan

penjumlahan dan

pengurangan

5. menjelaskan konsep

pengurangan

6. menjelaskan dan

5,9,13, 14, 17,

19

4,8,11, 12,

6

7

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

38

bilangan bilangan

sampai 500.

menyelesaiakan konsep

penjumlahan

16,17, 19

4.4

menyelesaikan

soal penjumlahan

dan pengurangan

sampai 500 dalam

bentuk cerita.

Menyelesaikan soal cerita

mengenai pengurangan

1,2, 7,10,18 5

Menyelesaikan soal cerita

mengenai penjumlahan

3,6,15 3

3.7.3 Angket

Angket digunakan untuk mengukur tingkat minat belajar siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

model Treasure Hunt berbantuan media gambar.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Minat Siswa

Variabel Sub Indikator Indikator Item

Soal

Minat

belajar

siswa

Ketertarikan terhadap

pembelajaran matematika.

Senang dengan

mata pelajaran

matematika.

2

Respon terhadap

mata pelajaran

matematika

Mengerjakan tugas

matematika dengan

baik.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

39

Perhatian yang lebih

terhadap matematika

Memiliki rasa

keingintahuan terhadap

pembelajaran matematika.

Memasuki kelas

tepat waktu

Memperhatikan

penjelasan guru.

Menjawab

pertanyaan dari

guru.

Bertanya mengenai

pembelajaran

3.7.4 Dokumentasi

Pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan, peneliti

mendokumentasikan (mengambil gambar) kegiatan pembelajaran

baik aktivitas guru maupun siswa, yang mana dapat digunakan

bukti pelaporan penelitian ini.

3.8 Uji Validitas, Reliabilitas dan Uji Tingkat Kesukaran soal

Dalam sub bab validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus

validitas instrumen dan hasil validitas instrumen Siklus I dan Siklus II.

Selain uji validitas akan disajikan pula pengertian, rumus uji reliabilitas

dan hasil reliabilitas instrumen Siklus I dan instrumen Siklus II.

3.8.1 Uji Validitas

Pada umumnya dalam pengumpulan data penelitian dibutuhkan

instrumen (alat ukur). Instrumen penelitian berkaitan dengan

pengumpulan data dan pengolahan data, karena instrumen

penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data

tentang variabel yang diteliti.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

40

Penafsiran harga koefisien korelasi (r) dilakukan dengan

membandingkan antara r hitung dengan perhitungan r tabel product

moment yang dengan jumlah N yang sama dengan taraf signifikan

5 %. Standar minimal untuk validitas butir instrumen adalah 0,3

(Widoyoko, dalam Naniek SW, 2012). Artinya apabila r hitung >

0,3, nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila

r hitung < 0,3 nomor butir tersebut tidak valid.

Besar r tabel tergantung dari jumlah responden (N) dan taraf

kesalahannya (a). Dari r tabel product moment untuk responden

(N) = 32 siswa dengan df = n – 2, maka df = 32 – 2 = 30, dengan

taraf signifikansi 5% diperoleh harga r tabel = 0,349. Berikut nilai-

nilai tabel r product moment.

Tabel 3.7

Tabel r Product Moment

Sumber:www.slideshare.net/Bangtri/manajemen-sumber-daya-

manusia-20286219

Analisis validitas pada penelitian ini akan dibantu dengan

program SPSS 16,0 for windows. Berdasarkan analisis output

SPSS 16,0 for windows, untuk mengetahui besarnya indeks

korelasi antara skor butir skor total dapat dilihat pada ouput

Item Total Statistics pada kolom Corrected Item Total

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

41

Correlation. Jika Corrected Item Total Correlation> 0,423

maka dapat disimpulkan bahwa semua butir instrumen

dikatakan valid. Berdasarkan atas tabel r, didapatkan 20 soal

valid pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 dari 20 soal yang

diujikan, dan dijadikan instrumen tes oleh peneliti untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Berikut nomor item yang

dinyatakan valid.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Item Prasiklus

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Item Siklus I

No.

Soal rhitung Rtabel

Ketera

ngan

1 0.656 0.349 Valid

2 0.468 0.349 Valid

3 0.413 0.349 Valid

No.

Soal rhitung rtabel Keterangan

1 0.937 0.349 Valid

2 0.583 0.349 Valid

3 0.860 0.349 Valid

4 0.583 0.349 Valid

5 0.937 0.349 Valid

6 0.391 0.349 Valid

7 0.937 0.349 Valid

8 0.402 0.349 Valid

9 0.937 0.349 Valid

10 0.589 0.349 Valid

11 0.583 0.349 Valid

12 0.937 0.349 Valid

13 0.583 0.349 Valid

14 0.860 0.349 Valid

15 0.742 0.349 Valid

16 0.718 0.349 Valid

17 0.589 0.349 Valid

18 0.937 0.349 Valid

19 0.377 0.349 Valid

20 0.770 0.349 Valid

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

42

4 0.489 0.349 Valid

5 0.808 0.349 Valid

6 0.656 0.349 Valid

7 0.808 0.349 Valid

8 0.468 0.349 Valid

9 0.605 0.349 Valid

10 0.808 0.349 Valid

11 0.605 0.349 Valid

12 0.605 0.349 Valid

13 0.466 0.349 Valid

14 0.808 0.349 Valid

15 0.442 0.349 Valid

16 0.808 0.349 Valid

17 0.605 0.349 Valid

18 0.413 0.349 Valid

19 0.808 0.349 Valid

20 0.808 0.349 Valid

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Siklus 2

No.

Soal Rhitung rtabel Keterangan

1 0.866 0.349 Valid

2 0.953 0.349 Valid

3 0.953 0.349 Valid

4 0.401 0.349 Valid

5 0.525 0.349 Valid

6 0.953 0.349 Valid

7 0.953 0.349 Valid

8 0.953 0.349 Valid

9 0.953 0.349 Valid

10 0.953 0.349 Valid

11 0.525 0.349 Valid

12 0.953 0.349 Valid

13 0.953 0.349 Valid

14 0.953 0.349 Valid

15 0.953 0.349 Valid

16 0.953 0.349 Valid

17 0.866 0.349 Valid

18 0.619 0.349 Valid

19 0.413 0.349 Valid

20 0.413 0.349 Valid

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

43

3.8.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam

menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian

tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (

Nana Sudjana, 1990:16).

Realibiltas instrument dimaksudkan untuk mengetahui keajegan

instrument dari variabel yang hendak diukur. Uji reliabilitas test

dalam penelitian ini dilakukan dengan berbantuan SPPS 21 for

windows dan interpretasi terhadap koefisien realibilitas yang

dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti yang terdapat dalam

buku Evaluasi Proses Hasil yang ditulis oleh Naniek Sulistya

Wardani dan Slameto (2012:346) yang tersaji dalam tabel berikut

ini:

Tabel 3.10

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel

2 < 0,80 – 0,60 Reliabel

3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

5 < 0,20 Kurang reliabel

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 346)

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada Prasiklus, Siklus 1 dan

siklus 2 dapat dilihat dibawah ini:

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

44

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Instrument Prasiklus

Siklus Jumlah butir

soal

Cronbach’s

Alpha

Kategori

I 20 0,762 Sangat reliabel

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas Instrument Siklus I

Siklus Jumlah butir

soal

Cronbach’s

Alpha

Kategori

I 20 0,745 Sangat reliabel

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Instrument Siklus 2

Siklus Jumlah butir

soal

Cronbach’s

Alpha

Kategori

I 20 0,972 Sangat reliabel

Pada ketiga tabel diatas menunjukkan bahwa pada prasiklus

dari 20 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar

0,762 hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga

soal yang valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan

sebagai instrumen dalam penelitian, pada siklus 1dari 20 butir soal yang

valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,745 hal ini

menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal yang

valid dan reliabel sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian. Pada siklus 2 dari 20 butir soal yang valid

memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,972 hal ini menunjukan

bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal yang valid dan reliabel

sebanyak 20 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

45

Kesimpulan melalui tabel diatas dengan nilai cronbach’s alpha

diatas 0,76 membuktikan bahwa setiap butir soal yang terdapat pada

prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 sangat reliabel dan dapat digunakan

sebagai instrumen penelitian.

3.8.3 Uji Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proposi

peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto dalam

Naniek Wardani, 2012:338). Semakin besar tingkat kesukaran berarti

soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah

tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Indeks tingkat

kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.

P= B

N

Keterangan:

B= Jumlah peserta didik yang menjawab betul

N= Jumlah peserta didik

P= Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Menentukan tingkat kesukaran butir soal, kita dapat menggunakan

tabel tingkat kesukaran berikut ini:

Tabel 3.14

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 339)

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal siklus I dapat

dilihat hasil indeks kesukaran instrumen pada tabel 3.6.4 sebagai berikut :

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

46

Tabel 3.15

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Prasiklus

No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1 0,00 – 0,25 Sukar 5,13 2

2 0,26 – 0,75 Sedang 1,2,3,4,6,7,12,15,16,17,19 11

3 0,76 – 1,00 Mudah 8,9,10,11,14,18,20 7

Jumlah 20

Tabel 3.16

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1

No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1 0,00 – 0,25 Sukar 13,14,20 3

2 0,26 – 0,75 Sedang 1,5,7,8,10,11,15,16 8

3 0,76 – 1,00 Mudah 2,4,6,9,12,17,18,19 9

Jumlah 20

Tabel 3.17

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2

No Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1 0,00 – 0,25 Sukar 19 1

2 0,26 – 0,75 Sedang 1,5,8,13,14,15,17,20 8

3 0,76 – 1,00 Mudah 2,3,4,6,7,9,10,11,12,16,18 11

Jumlah 20

3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa yaitu 75,

sedangkan upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model

Treasure Hunt dianggap berhasil jika 80% dari siswa kelas 1 SD Negeri 1

Mudal Boyolali dan juga adanya perubahan positif (menggunakan model

Treasure Hunt berbantuan media gambar) pada pembelajaran Matematika.

Indikator tersebut adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran Treasure Hunt berbantuan media

gambar dalam pembelajaran matematika.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

47

2. Adanya perubahan tingkah laku dari siswa saat terjadinya

pembelajaran matematika.

3. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 100% dari

jumlah siswa telah mencapai KKM belajar yang telah diterapkan.

4. Adanya peningkatan hasil minat siswa.

3.10 Analisis Data

Teknik data yang di gunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif di gunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa. Sedangkan

data kualitatif digunakan untuk mengambarkan aktivitas guru dalam

mengajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan

hasil observasi aktivitas belajar melalui model pembelajaran Treasure

Hunt dengan berbantuan media gambar. Data hasil penelitian dianalisis

deskriptif pada setiap siklusnya. Adapun data hasil belajar kognitif yang

dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata setiap siklusnya.

3.10.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa. “Langkah pertama dalam proses pengolahan hasil belajar

adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa

(Arifin, 2009:221). Selanjutnya angka-angka hasil penilaian diubah

menjadi nilai-nilai untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai

hasil belajar siswa.

Cara pemberian skor terhadap tes hasil belajar pada

penelitian ini dengan memberikan skor pada soal bentuk pilihan

ganda.

a. Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda menurut Zaenal Arifin

(2009:229) ada tiga macam yaitu “penskoran tanpa koreksi,

penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot”.

Peneliti menggunakan teknik penskoran tanpa koreksi yaitu

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

48

penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar

mendapat nilai satu (tergantung pada bobot butir soal). Skor

peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir

soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus:

(Arifin, 2009:229)

Keterangan:

B = jumlah jawaban benar

N = jumlah soal

Skala = 0-100

b. Menghitung rata-rata hasil belajar menggunakan rumus:

(Sudjana, 2014)

Keterangan:

X = rata-rata (mean).

∑X = jumlah seluruh skor.

N = banyaknya subjek.

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar

siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

Think Pair Share dengan teknik gallery walk dapat digolongkan

Skor = 𝐵

𝑁 X 100

X = 𝑋

𝑁

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15875/3/T1_292013518_BAB III.pdf · operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan

49

menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.18

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

(%) Kualifikasi

90% - 100% Sangat baik

80% - 89% Baik

70% - 79% Cukup

60% - 69% Kurang

<59% Kurang sekali

c. Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya

jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 75.

3.10.2 Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap kinerja

guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan

data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama

pelaksanaan prasiklus, siklus I dan II. Observasi aktivitas guru dan

aktivitas siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa

sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Matematika melalui

model pembelajaran Treasure Hunt dengan berbantuan media

gambar. Lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa

yang telah disesuaikan dengan setiap pernyataan dalam setiap

pertemuan dalam pemebelajaran.