46
15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ENTREPRENEURSHIP DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN A. Konsep Entrepreneurship 1. Pengertian Entrepreneurship Istilah kewirausahaan merupakaan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri berasal dari bahasa Prancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J. B Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Suryana dan Bayu, 2011: 24). Dalam khasanah bahasa Indonesia, entrepreneurship dapat diartikan sebagai kewirausahaan, dan kata entrepreneur diterjemahkan sebagai wirausaha atau wiraswasta, yakni seseorang yang bekerja untuk bisnis miliknya sendiri. Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20 kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara. Misalnya di Belanda dikenal dengan ondernemer” di Jerman dikenal dengan unternehmer”. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki tugas yang sangat banyak, antara lain tugas dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembeliaan, penjualan, pemasangan iklan dan lain-lain (Suryana, 2003:2).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

15

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ENTREPRENEURSHIP

DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

A. Konsep Entrepreneurship

1. Pengertian Entrepreneurship

Istilah kewirausahaan merupakaan padanan kata dari

entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Kata entrepreneurship sendiri

berasal dari bahasa Prancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang,

pencipta dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh

Rihard Cantillon (1755). Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh

pakar ekonomi J. B Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang

mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas

rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi

(Suryana dan Bayu, 2011: 24).

Dalam khasanah bahasa Indonesia, entrepreneurship dapat diartikan

sebagai kewirausahaan, dan kata entrepreneur diterjemahkan sebagai

wirausaha atau wiraswasta, yakni seseorang yang bekerja untuk bisnis

miliknya sendiri. Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20

kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara. Misalnya di

Belanda dikenal dengan “ondernemer” di Jerman dikenal dengan

“unternehmer”. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki tugas yang

sangat banyak, antara lain tugas dalam mengambil keputusan yang

menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan

komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja,

pembeliaan, penjualan, pemasangan iklan dan lain-lain (Suryana, 2003:2).

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

16

Menurut Hisrich, Peters, dan Shepherd (2004) dalam buku mereka

yang berjudul ”Entrepreneurship”, kata entrepreneur berarti beteween taker

atau go between yang terjemahan bebasnya adalah orang yang berani

mengambil resiko dari satu atau lebih pilihan yang mempunyai manfaat dan

resiko yang berbeda (Nasrullah dan Syukur, 2010: 8-10).

Bertitik tolak dari beberapa istilah di atas, maka entrepreneurship

tidak dapat ditafsirkan secara sederhana. Entrepreneurship menyangkut

banyak hal. Entrepreneurship identik dengan daya kreativitas, memiliki

produktivitas konstruktif sehingga menciptakan peluang-peluang misalnya

dalam penerimaan dan penanganan tenaga kerja, senantiasa berpikir inovatif

untuk mendapatkan output dan income dengan menciptakan nilai tambah

dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru

yang produktif dan berbeda sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang

lain.

Seorang ahli ekonomi Austria, Joseph Schumpeter dalam Winardi

(2008: 11-12) menyatakan bahwa entrepreneurship merupakan proses-

proses yang mentransformasi minyak bumi mentah menjadi sebuah sumber

daya energi. Schumpeter melukiskan entrepreneurship sebagai sebuah

proses dan para entrepreneur dianggapnya sebagai inovator yang

memanfaatkan proses tersebut untuk menghancurkan status quo melalui

kombinasi-kombinasi baru sumber-sumber daya metode-metode perniagaan

baru.

Menurut Zimmerer dan Scarbrough bahwa entrepreneur

(wirausahawan) adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan

mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan

sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya (Fahmi, 2013: 2).

Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W. Zimmerer (1996)

“Entrepreneurship is the result of a disciplined, systematic procces of

applying creativity and innovations to need and opportunities in the

marketplace”. Kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

17

sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi

kebutuhan dan peluang di pasar (Suryana, 2003:2).

Menurut Frinces (2004:10) sependapat dengan Kilby (1971)

mengemukakan bahwa;

kewirausahaan adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat

pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko

yang sesuai dengan peluang yang ada dan lewat keterampilan

komunikasi dan manajemen untuk mobilisasi manusia, keuangan dan

sumberdaya yang diperlukan untuk sebuah proyek sampai berhasil.

Sesuai pernyataan Frinces dan Kilby di atas, dapatlah dijelaskan

bahwa kewirausahaan yaitu menciptakan bentuk usaha melalui pemanfaatan

peluang bisnis sehingga usaha bisnis tersebut mempunyai ‘nilai’. Nilai

tersebut dapat diolah melalui keterampilan berkomunikasi dan manajemen

yang jelas sehingga terjadi pergerakan diberbagai sendi yang meliputi

aktifitas manusia, keuangan dan sumberdaya yang mendukung keberhasilan

proyek yang dicanangkan. Pemanfaatan peluang usaha bisnis yang terarah

akan meminimalisir resiko-resiko yang ada. Hal demikian sejalan dengan

pendapat Hendro (2005:18) menjelaskan bahwa menurut Peggy A. Lambing

dan Charles R. Kuehl, kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang

membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa

dinikmati oleh orang banyak. Setiap wirausahawan yang sukses memiliki

empat unsur pokok, yaitu:

1. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill).

2. Keberanian (hubungannya dengan Emotional Question dan mental).

3. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri).

4. Kreatifitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide

untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan

experience) (Suherman, 2010: 8).

Keterkaitan empat unsur tersebut di atas apabila dikelola dengan baik

akan membangun sebuah value yang maksimal, karena kemampuan yang

didukung oleh keberanian akan menumbuhkan motivasi pada diri seseorang

sehingga akan muncul rasa percaya diri dalam mengeksplorasi kreatifitas

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

18

dalam membaca, menangkap dan menciptakan sebuah peluang bisnis

dengan tingkat inovasi yang baik.

Menurut Hisrich entrepreneur didefinisikan berdasarkan tiga

pendekatan dari para ekonom, psikologi dan pebisnis diantaranya ditulis

oleh Basrowi (2011:2) sebagai berikut:

a. Pendekatan ekonom, entrepreneur adalah orang yang membawa

sumber daya, tenaga, material, dan aset-aset lain ke dalam kombinasi

yang membuat nilainya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, dan

juga orang yang memperkenalkan perubahan, inovasi atau

pembaharuan dan suatu order atau tata dunia baru.

b. Pendekatan psikolog, entrepreneur adalah seorang yang digerakan

secara khas oleh kekuatan tertentu kegiatan untuk menghasilkan atau

mencapai sesuatu, pada percobaan, pada penyempurnaan, atau

mungkin pada wewenang mencari jalan keluar yang lain.

c. Pendekatan secara pebisnis, entrepreneur adalah seorang pebisnis

yang muncul sebagai ancaman, pesaing yang agresif. Sebaliknya

pada pebisnis lain sesama entrepreneur mungkin sebagai sekutu atau

mitra, sebuah sumber penawaran, seorang pelanggan atau seseorang

yang menciptakan kekayaan bagi orang lain, juga menemukan jalan

yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber daya, mengurangi

pemborosan dan menghasilkan lapangan pekerjaan.

Sesuai pernyataan Hisrich yang ditulis oleh Basrowi di atas,

entrepreneur dapat didefinisikan dengan beberapa pendekatan yang berbeda

sesuai pandangan masing-masing ahli. Menurut ekonom bahwa

entrepreneur adalah individu yang mampu mengkombinasi sumberdaya

yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mampu

menciptakan tataran perubahan, pembahruan inovasi yang bernilai tinggi.

Sedangkan menurut psikolog entrepreneur adalah individu yang

mempunyai kekuatan untuk berusaha dalam menghasilkan sesuatu melalui

percobaannya yang didukung penyempurnaan-penyempurnaan dalam

berusaha menciptakan jalan keluar demi terciptanya sebuah inovasi. Adapun

menurut pendekatan pebisnis entrepreneur adalah mitra kerja untuk

mengolah dan memanfaatkan sumberdaya secara efektiv sehingga

mengurangi pemborosan sumberdaya, dalam pemanfaatannya akan

dibutuhkan mitra atau pekerja-pekerja yang bisa bersinergi mencapai tujuan

yang diinginkan sehingga akan tercipta banyak lapangan kerja.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

19

Entrepreneur (wirausaha) yaitu orang yang pandai atau berbakat

mengenai produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi

untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan

operasinya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988: 347).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, secara ringkas

kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan

inovatif (create and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,

proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa

yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang

mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,

teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang

maksimal.

2. Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan digambarkan oleh Peter Drucker (1986)

sebagai usaha untuk menciptakan perubahan yang bertujuan dan terfokus

pada potensi sosial-ekonomi suatu perusahaan. Seorang wirausaha juga akan

menerapkan strategi kewirausahaan yang berbeda dan manajemen

berwirausaha yang sangat baik (Sukmadi dkk, 2012:24). Selain itu Peter

Drucker mengemukakan sebuah pendekatan mengenai wirausaha.

Wirausaha merupakan proses yang di dalamnya memerlukan seluruh

penerapan konsep dan teknik dasar manajemen terhadap masalah-masalah

baru dari peluang baru yang ada.

Penerapan dan teknik dasar manajemen diperkuat oleh fungsi

manajemen. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan seorang

industrialis Prancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu,

ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,

memerintah, mengordinasi dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

20

fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat sebagaimana Sudjana

(2009:5) kemukakan, antara lain:

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam

mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan ada dalam setiap

fungsi-fungsi manajemen. Karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat

melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam

perencanaan.

b. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber

daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk

menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan

perusahaan.

c. Fungsi Pengarahan

Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta

menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis.

d. Fungsi Pengendalian

Pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan

standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau

perbaikan jika perlu.

Richard Branson dalam Anderson (1995:2), mendukung konsep

holistik kewirausahaan. Tentang konsep holistik itu, Branson memberi

penjelasan yang sangat humanis, dalam paparannya menyatakan bahwa:

Kepuasan dalam melakukan sesuatu hal, bagi seseorang dan

memotivasi orang lain untuk bekerja sama dalam menyelesaikan

sesuatu berkaitan dengan kesenangan, inovasi, kreativitas dan

penghargaan yang diperoleh yang bernilai jauh lebih besar daripada

hanya berupa uang. Inilah yang merupakan tujuan utama dan mendasari

alasan kami mendirikan Virgin Group untuk terus mengupayakan

masalah itu sehingga tidak kehilangan arah. Kewirausahaan merupakan

pernyataan dari gagasan dan pikiran. Anda tidak perlu menjalankan

perusahaan sendiri, tetapi anda harus mencoba untuk melihat ke depan

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

21

tentang hal-hal yang sudah terlihat jelas, dan anda harus menerimanya

dalam hal apapun yang telah anda lakukan.

Sesuai pernyataan Anderson di atas, dapatlah dijelaskan bahwa

untuk terwujudnya sebuah upaya wirausaha tidak cukup hanya diukur

dengan ketersediaan uang atau finansial, akan tetapi faktor motivasi,

semangat, ide dan gagasan demikian menjadi penentu dan memegang

peranan penting. Selain itu, Richard Branson mengatakan bahwa inti dari

proses kewirausahaan adalah kerjasama. Proses kewirausahaan melatih

individu untuk bekerjasama dalam melakukan sesuatu hal sebagai bentuk

implematasi dari seluruh gagasan pemikiran yang dapat membangkitakan

motivasi diri sendiri dan orang lain dalam mencapaian kepuasan. Sehingga

mampu membaca peluang baru dan menciptakan peluang dimasa depan, hal

ini tentu dengan segala konsekuensinya. Hal demikian, sejalan dengan

sebuah ilustrasi proses kewirausahaan yang dikemukakan oleh Anderson

dalam Sukmadi (2012: 25) mengatakan bahwa:

Ada perubahan bentuk yang sangat cepat yang terjadi di Kota Tua.

Perubahan itu dari hanya dokter tua bernama Cardiff mendirikan pusat

pengembangan, perdagangan, industri, perumahan, dan hiburan seluas

empat mil persegi. Ia telah berhasil menghidupkan kembali wilayah

yang pernah mengalami penurunan industri tradisional secara besar-

besaran. Ini menjadi bukti bukti bahwa keberhasilan Cardiff Bay sangat

bergantung pada kemampuannya dalam mengintegrasikan dukungan

berupa strategi kepariwisataan di tingkat lokal, regional, dan nasional.

Dengan keberhasilannya, beragam investasi dan wirausaha telah

menarik banyak pengujung ke Cardiff. Di pusat pengembangan industri

itu telah tersedia mulai dari restoran, aktivitas olahraga air, bar dan

hotel. Pada akhir 1996, Cardiff Bay telah berhasil menarik 8.000 juta

Poundesterling modal swasta dan menghasilkan sekitar 144 juta

Poundesterling per tahun bagi Cardiff. Bahkan, perkiraan yang muncul

pada 2000, Cardiff Bay akan menarik perhatian dua juta tamu dan

diharapkan ia mampu menciptakan 30.000 pekerjaan di seluruh South

Wales (Cramer:1996).

Konsep ilustrasi diatas menggambarkan proses eksplorasi yang

sistematis tentang seseorang dalam mengembangkan sisi ke-

entrepreneuran-nya. Keterampilan berpikir dalam merubah keadaan dapat

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

22

memberikan peluang. Pemikiran dan wawasan kreatif mampu menghasilkan

keuntungan dari berbagai manfaat peluang.

Cardiff berhasil mengintegrasikan sebuah pusat pengembangan,

keberhasilan tersebut tentu atas pandangan persoalan dari sudut yang baru.

Kota tua yang pernah mengalami penurunan industri secara besar-besaran

mampu dihidupkan kembali dengan waktu yang sangat cepat. Artinya,

seorang entrepreneur mampu menciptakan peluang sekalipun peluang itu

tidak ada.

Entrepreneur mendesain ide-ide kreatif menjadi nyata, memandang

segala sesuatu dengan cara-cara berbeda. Ir. Ciputra dalam bukunya

Quantum Leap 2 (2012), menjelaskan bahwa seorang entrepreneur harus

mampu mengubah rongsokan menjadi emas. Hal ini sangat relevan dengan

apa yang dilakukan Cardiff. Cardiff menghidupkan kembali kota tua

menjadi kota dengan strategi kepariwisataan yang dilirik lokal, regional dan

nasional. Tentu kondisi seperti ini akan banyak menghasilkan income dan

memutar roda perekonomian kembali pulih dikawasan kota tua tersebut.

Tabel 2.1

Proses Kewirausahaan Pendekatan Definisi dan Ciri

No Pendektan Ciri-ciri

1 Fungsi Ekonomi

Inisiatif pribadi wirausahawan

Fungsi menanggung resiko

Mengendalikan faktor-faktor produksi

2 Struktur Kepemilikan Penciptaan usaha dengan sang wirausaha

Hewan sebagai pemilik

3 Derajat

Kewirausahaan

Ukuran perusahaan

Resiko keuangan pribadi

Kreatifitas dan motivasi baru

Realisasi pertumbuhan

4 Dasar sumberdaya Proses produksi primordial sampai dengan

potensial

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

23

5 Ukuran dan Siklus

Hidup Perusahaan

Berhubungan dengan perusahaan yang baru

didirikan

6 Pendekatan

Konsolidasi

Kondisi-kondisi ketidakpastian dan

persaingan

Manajemen dan strategi kewirausahaan

Adanya inisiatif untuk suatu perubahan

Proses inovasi (penemuan hal-hal baru)

Kepemilikan, struktur dan ukuran besarnya

perusahaan tidak relevan

Inisiatif pribadi melalui semangat perusahaan

Proses kewirausahaan pendekatan definisi dan ciri secara detail

dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi Ekonomi

Para ahli ekonomi sangat tertarik pada topik kewirausahaan. Ahli

ekonomi melihatnya sebagai alat untuk menggiatkan ekonomi melalui

pengendalian inisiatif pribadi dalam upaya menciptakan perusahaan atau

pekerjaan. Jadi, kewirausahaan merupakan salah satu fungsi

pengembangan ekonomi. Dalam hal ini, Cantiilion (1755) menyatakan

bahwa kewirausahaan dapat ‘memikul resiko’ dari membeli sesuatu

barang dengan harga yang sudah pasti, dan menjualnya kembali dengan

harga yang belum pasti. Dengan demikian, di dalam kegiatan atau

aktifitas berwirausaha terdapat fungsi ‘memikul resiko’.

Say (1800) bahkan memperluas perspektif ekonomi itu dengan

memasukan konsep tentang pengendalian faktor-faktor produksi yang

merupakanhal pokok bagi wirausahawan. Pendekatan ini menganggap

bahwa seorang wirausahawan yang menanggapi desakan dari luar akan

sangat memberi pengaruh atau mempengaruhi sistem pasar yang

terbentuk. Stoke-on Trent merupakan ilustrasi yang sangat menarik

tentang cara para wirausahawan mengoordinasikan berbagai faktor

produksi sehingga berhasil membentuk kewirausahaan yang handal.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

24

b. Struktur Kepemilikan

Kewirausahaan didefinisikan berdasarkan struktur kepemilikan

yang ditampilkan. Sebagai penciptaan perusahaan baru, pendiri

perusahaan otomatis sebagai wirausahawan. Pendekatan makna ini tidak

memasukkan perusahaan-perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan

berbeda, seperti kelompok perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang

saham, yayasan sosial, atau organisasi sektor publik. Perbedaan itu

menunjukan bahwa proses kewirausahaan sangat tidak sesuai untuk

diterapkan di dalam organisasi yang tergolong spertu itu, yaitu organisasi

perseroan terbatas atas yayasan sosial nonprofit.

c. Dasar Sumber Daya

Kurzner (1980) menggambarkan kewirausahaan sebagai sumber

daya yang tidak memiliki harga dan biaya yang dapat memberikan

manfaat terhadap model pengembangan ekonomi. Namun, ia

menekankan bahwa hal tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang dapat

ditampilkan secara sengaja. Kewirausahaan merupakan faktor yang

mengawali ide proses produksi yang potensial sambil menunggu

implemetasi yang memungkinkan terjadi. Dasar asumsinya bahwa dalam

sistem sosial dan ekonomi terdapat persediaan sumber daya

kewirausahaan yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin (Sukmadi,

2012: 27-29).

3. Fungsi dan Peran Entrepreneur

Pandangan Joseph Schumpeter mengenai bidang kajian entrepreneur

dan entrepreneurship terkait fungsi dan peran entrepreneur:

Fungsi para entrepreneur adalah mengubah atau merevolusionerkan

pola produksi dengan jalan memanfaatkan sebuah penemuan baru

(invention) atau secara lebih umum, sebuah kemungkinan teknologikal

untuk memproduksi sebuah komoditi baru, atau memproduksi sebuah

komoditi lama dengan cara baru, membuka sebuah sumber suplai bahan-

bahan baru, atau suatu cara penyaluran baru (ingat saluran distribusi dalam

pemasaran), atau mereorganisasi sebuah industri baru (Winardi, 2008: 3).

Seperti dikemukakan Joseph Schumpeter bahwa inti dari fungsi

entrepreneur adalah melakukan perubahan (revolusioner). Revolusi seorang

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

25

entrepreneur merupakan suatu usaha perubahan yang ditunjukan untuk

kemaslahatan banyak orang. Revolusi yang dimaksud ditekankan pada pola

produksi. Perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau

sebaliknya. Perubahan pola dapat memanfaatkan sebuah penemuan baru dan

dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas lain yang sudah tersedia seperti

teknologi, komoditi yang sudah ada yang kemudian didesain dengan cara-

cara baru sehingga menghasilkan sesuatu yang produktif. Jelaslah fungsi

entrepreneur disini mampu mewarnai sendi-sendi kehidupan dengan

berbagai wawasan ide inovatif dan kreatif.

Selain itu, dilihat dari ruang lingkupnya entrepreneur memiliki dua

fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Secara makro entrepreneur

berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian suatu

bangsa. Di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan negara-negara di Asia

kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-

negara tersebut menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari

penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk

barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses

dinamis entrepreneur yang kreatif. Bahkan para wirausahalah yang berhasil

menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi

(Suryana, 2003: 45).

Tercantum dalam makalah Fungsi dan Peran Kewirausahaan Serta Ide

dan Peluang dalam Kewirausahaan Anis Yuliati (2012: 3) mengemukakan

bahwa secara kualitatif, peranan entrepreneur melalui usaha kecilnya yakni:

a. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam

menyerap sumber daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal,

sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber daya manusia menjadi

wirausaha-wirausaha yang tangguh.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

26

b. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan

nasional, alat pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena

jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan.

c. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui

berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi,

fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.

Secara mikro peran entrepreneur adalah penanggung risiko dan

ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru

dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam

melakukan fungsi mikronya menurut Marzuki Usman (1977) secara umum

wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (inovator) dan sebagai

perencana (planner).

a. Inovator, entrepreneur berperan dalam menemukan dan menciptakan;

produk baru (the new product), teknologi baru (the new technologi),

ide-ide baru (the new image), dan organisasi usaha baru (the new

organization).

b. Planner, entrepreneur berperan dalam merancang; perencanaan usaha

(corporate plan), strategi perusahaan (corporate strategy), ide-ide dalam

perusahaan (corporate image) dan organisasi perusahaan (corporate

organi-zation).

Adapun peranan entrepreneur dalam dunia usaha yang ada di

Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan lapangan kerja .

b. Mengurangi pengangguran.

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

d. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal

dan keahlian).

e. Meningkatkan produktivitas

Sebagai contoh, seorang desainer pakaian tidak akan bekerja

sendiri dalam mengembangkan usahanya. Ia akan membutuhkan orang-

orang yang akan membantunya dalam menjalankan kegiatannya, seperti

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

27

membuat pola, menjahit, mengerjakan detail pakaian serta aktivitas

lainnya. Artinya , usaha yang dijalankannya akan menyerap banyak

tenaga kerja dan otomatis dapat mengurangi jumlah pengangguran di

Indonesia, hal ini akan memberikan kontribusi yang baik dalam

pengembangan perekonomian di negara kita.

Peran entrepreneur tidak bisa diartikan secara kecil, peran

entrepreneur tidak berperan pada dunia usaha saja. Namun, dalam suatu

negara entrepreneur dapat berperan sebagai berikut:

a. Pemutar gerak roda perekonomian.

b. Pembuka atau penyedia lapangan kerja.

c. Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD.

d. Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat cadangan

devisa negara.

e. Pelaku fungsi sosial dalam mamajukan bangsa melalui sumbangan-

sumbangannya diberbagai bidang, seperti pendidikan, budaya, kesehatan,

agama, kemanusiaan.

f. Pendorong tumbuhnya entrepreneur-entrepreneur baru (Astamoen,

2005:8-9).

4. Administrative Entrepreneur

Seorang entrepreneur dikatakan unggul apabila memiliki kualifikasi

dan kompetensi dasar. Kualifikasi dan kompetensi dasar biasa disebut

dengan administrative entrepreneur. Diantara kualifikasi dan kompetensi

dasar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memiliki rasa percaya diri (self-confidence) dan sikap mandiri (self-help)

yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan.

b. Mempunyai kemauan dan kemampuan mencari dan menangkap peluang

usaha yang menguntungkan, serta melakukan apa saja yang dianggap

perlu untuk memanfaatkannya.

c. Mempunyai kemauan dan kemampuan bekerja keras dan tekun dalam

menghasilkan barang dan jasa, serta terus mencoba cara kerja lebih cepat

dan efesien.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

28

d. Mampu berkomunikasi dengan baik, berkemampuan dalam melakukan

tawar menawar (bargaining position) dan cakap dalam musyawarah

dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya bagi kemajuan usaha

terutama para pembeli-pelanggan. Dengan kata lain, entrepreneur juga

memiliki kemampuan salesmanship yang teruji dan mumpuni.

e. Kokoh batin dalam menghadapi problematika hidup dan menangani

usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.

f. Mencintai kegiatan usahanya serta lugas dan tangguh dan cukup luwes

dalam menjaganya.

g. Mempunyai kemauan dan kemampuan meningkatkan kapsitas diri sendiri

dan kapasitas kegiatan usahanya dengan memanfaatkan dan memotivasi

orang lain (leadership, managerialship), serta melakukan perluasan dan

pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.

h. Berusaha mengenali dan mengendalikan lingkungan, serta menggalang

kerjasama yang saling menguntungkan (win win solution) dengan

berbagai pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usahanya.

Kualifikasi berarti keahlian yang diperlukan untuk melakukan

sesuatu, seperti kedudukan dan jabatan. Dalam hal ini, seorang entrepreneur

akan tangguh dan unggul (innovative entrepreneurs) jika ia memiliki

kualifikasi tertentu. Kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang

entrepreneur tangguh adalah sebagai berikut:

a. Berpikir dan bertindak strategis-adaptif terhadap perubahan dalam upaya

mencari peluang keuntungan, termasuk siap menghadapi resiko yang

besar kreativitas untuk mengatasi berbagai masalah.

b. Selalu berusaha mendapatkan keuntungan melalui berbagai keunggulan

dalam upaya memuaskan para pelanggannya.

c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan serta kelemahan

kegiatan usahanya. Terus meningkatkan kemampuan dengan sistem

pengendalian internal yang akurat

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

29

d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan kegiatan

usahanya terutama pembinaan motiasi dan semangat kerja serta

penumpukan permodalan (Sukmadi dkk, 2012:6).

Inti dari kualifikasi dan kompetensi dasar seorang entrepreneur

meliputi: percaya diri dan mandiri, kemampuan menangkap peluang, kerja

keras dan senantiasa tekun, mampu berkomunikasi dan berdiplomasi,

tangguh menghadapi segala problematika, mampu menjalin hubungan baik

dengan lingkungan dimana dia berada, fleksibel, mampu mengendalikan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta berusaha menjaga dan

meningkatkan kemampuan dan ketangguhan usahanya.

Percaya diri merupakan motivasi kehidupan. Dengan percaya diri

timbul semangat untuk menjalankan semua aktifitas, sehingga yakin dengan

kemampuan yang dimiliki. Keberhasilan hidup tergantung dari usaha yang

telah dilakukan. Orang yang percaya diri memiliki insiatif dan lebih

mandiri. Mandiri adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab

atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain. Mandiri syarat akan

manfaat, kemandirian memupuk tanggung jawab, meningkatkan

ketrampilan, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kreatif,

banyak ide, berfikir kritis, percaya diri yang kuat.

Bagi seorang entrepreneur percaya diri dan mandiri adalah modal,

dengan keyakinan diri akan mampu meyakinkan orang lain. Sehingga

timbul komunikasi yang dinamis. Komunikasi yang baik adalah kunci

membangun keakraban seorang entrepreneur dalam menjalin hubungan

dengan lingkungannya. Membangun hubungan yang kukuh adalah proses

yang berkelanjutan, karena hubungan yang kukuh akan menciptakan semua

perbedaan. Dengan demikian segala bentuk kekuatan dan kelemahan mudah

untuk dikendalikan.

Entrepreneur yang memiliki kualifikasi yang baik mampu

memanfaatkan peluang menjadi sesuatu yang bernilai dan berdaya guna

untuk dirinya, masyarakat dan terlebih untuk negara. Problematika ekonomi

yang dihadapi negara menjadi motivasi seorang entrepreneur untuk bekerja

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

30

lebih keras dan tekun. Melalui kerja keras dan ketekunan seorang

entrepreneur mampu membaca peluang dan menciptakan peluang sekalipun

tidak ada. Semua itu menjadi catatan seorang entrepreneur dalam

menjalankan kehidupannya secara konsisten.

5. Peluang dan Tantangan Seorang Entrepreneur

Pada era modern banyak peluang dan tantangan yang bisa

dimanfaatkan oleh seorang entrepreneur. Adapun peluang tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat telah

mendorong percepatan perolehan informasi. Dan masyarakat terbentuk

pola pikir yang bisa memfilter setiap informasi yang diperoleh dan

memilih mana informasi yang dianggap menarik dan tidak untuk

diterapkan.

b. Tingkat income perkapita dan jumlah penduduk semakin bertambah.

Semua ini diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kebutuhan yang

diinginkan, termasuk produk yang mampu memberi kepuasan

(statification).

c. Tingkat pendidikan masyarakat diseluruh dunia semakin meningkat ini

terlihat dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin banyak.

Bahkan ada banyak perguruan tinggi yang membuka penerimaan

mahasiswa setahun dua kali gelombang penerimaan. Kondisi ini

berpengaruh juga pada seleksi penilaian produk yang digunakan secara

lebih selektif. Karena kemampuan melihat dan menilai dampak positif

dan negatif dari suatu produk.

d. Para wirausahawan dengan kemampuannya membuka usaha maka

memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan sehingga angka

pengangguran akan menurun. Dan ini otomatis bisa mengurangi beban

negara.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

31

Selain peluang yang bisa dilihat oleh seorang wirausahawan, maka ia

juga harus mampu melihat tantangan yang ada, diantaranya yaitu sebagai

berikut:

a. Persaingan bisnis yang teraplikasi dalam bentuk penciptaan beragam

jenis produk telah menyebabkan banyak produk yang tidak laku terjual

dipasar karena kurang diminati oleh konsumen. Sehingga seorang

wirausahawan ditantang untuk mampu berinovasi secara terus menerus.

b. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang bisa diperoleh dengan

cepat telah melahirkan sikap selektif yang tinggi dimasyarakat dalam

menilai setiap produk secara lebih detail. Artinya masyarakat menjadi

tidak mudah terpengaruh terhadap setiap iklan yang ditampilkan

diberbagai media cetak dan elektronik.

c. Manusia memiliki karakter yang dinamis. Sehingga seorang

wirausahawan harus mampu selalu mencipktakan inovasi produk, produk

yang baik adalah produk yang bisa berdaptasi dengan peribahan zaman.

Di dunia ini tidak ada yang abadi namun yang abadi adalah perubahan.

Dan mereka yang terus selalu berubah merupakan mereka yang terus bisa

bertahan terhadap berbagai perubahan zaman.

d. Kebutuhan dan biaya hidup yang terus terjadi peningkatan menyebabkan

setiap orang harus mampu memperoleh pendapatan tanbahan sehingga

banyak dari mereka yang meluangkan waktu untuk terus membangun

bisnis. Kondisi ini menyebabkan kompetisi di pasar menjadi begitu tinggi

(Fahmi, 2013: 3-4).

Berbicara mengenai peluang dan tantangan seorang entrepreneur

berarti berbicara masalah olah nalar dalam memanfaatkan segala bentuk

kemungkinan peluang dan tantangan yang ada. Seorang entrepreneur harus

mampu mengolah segala bentuk peluang agar mampu mengakselerasi

kegiatan usahanya. Selain itu, seorang entrepreneur harus jeli dan berfikir

secara tepat dalam membaca tantangan-tantangan yang dihadapi agar semua

bentuk tantangan mampu dimanfaatkan menjadi peluang-peluang yang tidak

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

32

pernah terpikirkan oleh orang lain sehingga menambah nilai lebih dalam

kegiatan usahanya.

6. Motivasi Kewirausahaan

a. Definisi Motivasi

Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar dan

merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang.

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan.

Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada

dalam diri manusia. motivasi menggerakan manusia untuk menampilkan

tingkah laku ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu (Suryana dan Bayu,

2011: 98).

Santoso Soroso (2001) mengemukakan bahwa motivasi adalah

suatu set atau kumpulan prilaku yang memberikan landasan bagi

seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diharapkan kepada

tujuan spesifik tertentu (spesific goal directed way). Sedangkan menurut

Chung dan Meggison (2010) menyatakan bahwa motivasi dirumuskan

sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan

tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu

tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performansi

pekerjaan (Fahmi, 2013: 13).

Sesuai pendapat Santoso Soroso, Chung dan Meggison di atas

mengemukakan bahwa motivasi merupakan satu landasan yang dimiliki

seseorang dalam bertindak untuk mencapai sasaran (tujuan) yang

diinginkan melalui usaha-usaha yang dilakukannya dalam menggapai

kepuasan pekerjaan.

Menurut Abu Ahmadi (2004), motivasi merupakan dorongan yang

telah terikat pada suatu tujuan. Motivasi merupakan hubungan sistematik

antara suatu respon atau suatu himpunan respons dan keadaan dorongan

tertentu. Gerungan (1996), menyatakan bahwa motivasi merupakan

dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

Adapun menurut Lindzey dan Thompson (1975) menyatakan bahwa

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

33

motivasi merupakan sesuatu yang menimbulkan tingkah laku. Motivasi

timbul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan dipandang sebagai

kekuarangan adanya sesuatu dan ini menuntut segera pemenuhannya,

untuk segera mendapatkan keseimbangan. Situasi kekurangan ini

berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan yang menyebabkan

seseorang bertindak (Suryana dan Bayu, 2011: 99).

Seperti dikemukakan beberapa ahli terkait definisi motivasi, bahwa

komponen penting dari motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Kebutuhan terjadi apabila individu merasa adanya ketidakseimbangan

antara apa yang dimiliki dan diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan

mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian

tujuan, dorongan yang berorientasi tujuan merupakan inti motivasi.

Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.

Motivasi akan menimbulkan kesiapan pada diri seseorang untuk

memulai atau melanjutkan prilaku. Karena motivasi merupakan

penggerak yang ada dalam diri seseorang sebagai penentu dalam

pencapaian tujuan. Ketika seseorang menjadikan motivasi sebagai

landasan dalam bertindak maka akan mempengaruhi tingkat usaha

seseorang dalam mengejar sesuatu. Sehingga akan timbul dorongan yang

kuat untuk melakukan sesuatu, terlebih apabila dihubungkan dengan

keinginan seseorang dalam pemenuhan kebutuhannya.

b. Jenis-Jenis Motivasi

Jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (1996) adalah

prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.

1) Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam

diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam

mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras

apabila mereka memandang bahwa mereka akan memperoleh

kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya terdapat sedikit

resiko gagal, dan apabila mereka mendapat balikan spesifik tentang

prestasi diwaktu lalu.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

34

2) Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk

berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial. Orang-orang yang

bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena

sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.

3) Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk

mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam

memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya,

mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan

batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan

penghargaan yang diperoleh dari orang lain.

4) Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk

mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang

bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul

resiko untuk melakukan hal itu. Sesorang yang memiliki power

motivation akan bermain dengan teliti dan penuh strategi (Dion

Mahesa, 2012:17).

c. Bentuk-bentuk Motivasi dan Unsur Penggeraknya

Setiap individu memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit

dalam memicu dan menumbuhkan semangat kerja. Menurut Yopi Hendra

(2008) kiat motivasi meliputi:

1) Bisa memotivasi diri sendiri.

2) Metapkan sasaran yang jelas.

3) Motivasi harus dilakukan secara berkala dan berulang-ulang.

4) Penghargaan atas pencapaian suatu hasil atau target.

5) Kemajuan diri akan memotivasi kita.

6) Bersahabat dengan tantangan

7) Senantiasa memiliki harapan atas apa yang dikerjakan (Hendra dan

Riana, 2008:13-14).

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

35

Motivasi yang dimiliki seseorang dapat bersumber dari dirinya

sendiri maupun dari luar. Motivasi muncul dalam dua bentuk dasar:

1) Motivasi ekstrinsik (dari luar), dan

2) Motivasi intrinsik (dari dalam diri seseorang/kelompok).

Motivasi ekstrinsik muncul dari luar diri seseorang, kemudian

mendorong orang tersebut untuk membangun dan menumbuhkan

semangat motivasi pada diri orang tersebut untuk mengubah seluruh

sikap yang dimiliki olehnya saat ini ke arah yang lebih baik.

Sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dan

tumbuh serta berkembang dalam diri orang tersebut, yang kemudian

mempengaruhi dalam melakukan sesuatu secara bernilai dan berarti.

Apabila kedua bentuk tersebut bersama-sama ikut menjadi pendorong

maka akan berdampak positif terhadap seseorang.

Motivasi ekstrinsik dan intrinsik akan berjalan jika didukung

denga unsur-unsur penggerak motivasi. Karena dengan adanya unsur

penggerak tersebut mampu menyebabkan berbagai bentuk motivasi

terwujudkan. Sagir (1985) mengemukakan unsur-unsur penggerak

motivasi, antara lain kinerja, penghargaan, tantangan, tanggung jawab,

pengembangan, keterlibatan dan kesempatan. Ke tujuh unsur penggerak

motivasi tersebut bersifat saling berkaitan dan semua itu harus dilihat

sebagai unsur kesatuan yang utuh.

d. Motivasi dan Kewirausahaan

Menjadi seorang wirausahawan membutuhkan motivasi tinggi,

dengan motivasi yang tinggi seseorang bisa mengubah hidupnya dari

tidak memiliki usaha menjadi memiliki usaha. Semakin tinggi motivasi

seseorang semakin sukses orang tersebut, dan begitu sebaliknya. Secara

umum ada hubungan kuat antara motivasi dan kewirausahaan karena

sesuatu yang mendorong seseorang menjadi wirausahawan adalah

motivasi yang tinggi. Motivasi untuk memulai usaha dan siap

menghadapi resiko adalah gambaran awal menuju wirausahawan.

Seorang wirausahawan dituntut untuk memiliki motivasi dan mental

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

36

yang lebih dibanding kebanyakan orang, memiliki konsep dan pemikiran

yang berbeda dengan banyak orang. Sesuatu unit dalam istilah bisnis

“think do something different, and don’t think equal with many people”.

Dengan berfikir dan melakukan sesuatu yang berbeda dengan

kebanyakan orang maka memungkinkan orang tersebut memiliki produk

yang siap bersaing di pasar termasuk siap mengambil resiko terhadap

kondisi apapun (Fahmi, 2013:25).

Dalam berwirausaha peran motivasi, terutama motivasi untuk

berhasil menjadi sangat penting. Sebab di dalam motivasi terdapat

sejumlah motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus)

tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi berwirausaha

diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat

keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi

semua kendala dalam berwirausaha. Pasalnya, keberhasilan

berwirausaha tidak dengan seketika diperoleh. Itu sebabnya bagi

para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang disebutkan tadi

penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses.

Keberhasilan usaha dalam bidang wirausaha terletak pada

sejauhmana motivasi berprestasi dalam berwirausaha menjiwai

usahanya. Semakin tinggi motivasi berprestasi dalam berwirausaha

akan semakin menunjang keberhasilan usaha yang dicapai. Karena

dengan motivasi berwirausaha yang tinggi akan mampu mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan akan mampu menciptakan

jalan keluar dari kesulitan. Selain itu akan selalu didorong oleh

pemikiran optimis, semangat kerja, ulet dan menggunakan program

dalam mencapai tujuan di bidang usahanya, kegiatannya dilaksanakan

dengan teratur dan bertanggung jawab.

Untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha membutuhkan

proses yang cukup lama. Dalam teori motivasi proses dikatakan bahwa

setiap entrepreneur akan bekerja dengan giat dengan harapan

memperoleh umpan balik yang setimpal atas hasil kerjanya. Harapan

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

37

yang akan diperolehnya menjadi daya penggerak yang memotivasi

semangat kerja. Jika harapan tersebut menjadi kenyataan, maka seorang

entrepreneur akan meningkatkan kualitas kerjanya.

7. Kewirausahaan sebagai Disiplin Ilmu

Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di

lapangan. Oleh karena itu, kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

lahir (entrepreneurship are born not made), sehingga kewirausahaan tidak

dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya urusan

lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan

diajarkan. “Entrepreneurship are not only born but also made”, artinya

kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan

pengalaman lapangan, tetapi dapat juga dipelajari dan diajarkan. Seseorang

yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya

melalui pendidikan. Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang

yang mengenal potensi (traits) dan belajar mengembangkan potensinya

untuk menangkap peluang serta mengorganisir usahanya dalam

mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang

sukses memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki

pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya (Suryana, 2003:2).

Menurut Soharto Prawirokusumo yang dikutip oleh Dono Mardianto

(2009:23), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai disiplin ilmu

tersendiri yang independen, dikarenakan:

a. Kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata

(discintive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang

lengkap.

b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture start-up”

dan “venture growth”, ini jelas tidak masuk dalam “frame work

general management courses” yang memisahkan antara

managementi dan “business ownership”.

c. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek

tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda (abiliity to create new and different).

d. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan

pendapatan (wealth creation process an entrepreneurial endeavor

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

38

bays its own right, nation’s prospenty, individual self-realiance) atau

kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang nilai, kemampuan (abality) dan prilaku seseorang dalam

menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai

resiko yang mungkin dihadapinya. Seperti halnya ilmu manajemen yang

pada awalnya berkembang pada lapangan industri, kemudian berkembang

dan diterapkan diberbagai lapangan lainnya, maka disiplin ilmu

kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat,

yaitu berkembang bukan pada dunia usaha semata melainkan juga pada

berbagai bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan,

kesehatan, dan institusi-institusi lainnya,misalnya birokrasi pemerintah,

perguruan tinggi, dan lembaga swadaya lainnya (Suryana, 2003:2).

Adapun peran dan fungsi ilmu entrepreneur (kewirausahaan) dalam

mendukung arah pengembangan entrepreneur (wirausahawan), antara lain

sebagai berikut:

a. Mampu memberi pengaruh semangat atau motivasi pada diri seseorang

untuk bisa melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk diwujudkan

namun menjadi kenyataan.

b. Ilmu kewirausahaan memiliki peran dan fungsi untuk mengarahkan

seseorang bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan terfokus dalam

mewujudkan impian-impiannya.

c. Mampu memberi inspirasi pada banyak orang bahwa setiap menemukan

masalah maka disana akan ditemukan peluang bisnis untuk

dikembangkan. Artinya setiap orang diajarkan untuk membentuk

semangat “problem solving”.

d. Nilai positif yang tertinggu dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan

pada saat dipraktekkan oleh banyak orang maka angka pengangguran

akan terjadi penurunan. Hal ini bisa mengurangi beban negara dalam

usaha menciptakan lapangan pekerjaan (Fahmi, 2013: 3).

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

39

B. Karakteristik Entrepreneurship

1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter

Karakter berasal dari bahasa latin kharakter, kharassein, dan kharax,

iyang maknanya tools for marking, to engrave, dan pointed stake. Kata ini

mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa Prancis caractere pada

abad ke-14, kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi character,

sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Karakter mengandung

pengertian (1) suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga

membuatnya menarik dan atraktif; (2) reputasi seseorang; dan (3) seseorang

yang memiliki kepribadian yang eksentrik (Suryana dan Bayu, 2011: 50).

Mengenai Proses pembentukan karakter menurut Helan Keller

(1880-1968) mengemukakan bahwa:

Character cannot be develop in ease and quite. Only through

experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision

cleared, ambition inspired, and success achieved.” (karakter tidak bisa

dikembangkan di (dalam) kesenangan dan ketentraman. Hanya

melalui pengalaman percobaan dan penderitaan jiwa yang dapat

diperkuat, visi dibersihkan, ambisi diilhami, dan sukses dicapai).

Sesuai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

membangun karakter ialah ada sebuah proses pembentukan jiwa sedemikian

rupa yang menjadikan seseorang unik, menarik dan berbeda atau dapat

dibedakan dengan orang lain. Selain itu, dalam proses membangun karakter

memerlukan disiplin tinggi karena tidak mudah dan seketika instan.

Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan keputusan moral

yang kemudian ada tindaklanjut dengan action sehingga menjadi praktis,

refleksi dan praktik. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk membuat hal

itu menjadi sebuah kebiasaan dan membentuk watak yang menjadi ciri khas

seseorang.

2. Karakteristik Entrepreneurship

Seorang entrepreneur secara umum, mempunyai sifat yang sama.

Mereka adalah seorang yang mempunyai tenaga yang hebat, dinamis,

keinginan yang kuat untuk terus terlibat dalam petualangan inovatif,

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

40

kemauan yang solid untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam

mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan

untuk berprestasi sangat tinggi.

Mc Clelland mengajukan konsep Need for Achievement (N-Ach)

yang diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang

ingin berbuat lebih baik dan terus maju, sehingga berfikir untuk berbuat

yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil

tindakan beresiko yang benar-benar telah diperhitungkan. Seorang individu

yang memiliki Need for Achievement (N-Ach) cenderung menyukai situasi

kerja yang diprediksi akan mengalami peningkatan atau kemajuan. Uang

atau finansial bagi individu yang memiliki Need for Achievement (N-Ach)

mereka bukanlah tujuan utama, (Suryana dan Bayu, 2011: 52-53). Mc

Clelland memberikan gambaran tentang hal itu sebagai berikut:

Agaknya mengherankan bila ditinjau dari sudut teori ekonomi dan

perniagaan Amerika tradisional bahwa yang mendorong entrepreneur

mengadakan kegiatan bukanlah harapan untuk memperoleh

keuntungan, tetapi orang yang memiliki keinginan kecil untuk

berprestasi yang membutuhkan perangsangan berupa uang agar dapat

bekerja lebih keras dalam keadaan seperti apa pun juga, asalkan ada

kesempatan untuk mencapai sesuatu. Dia tertarik kepada imbalan

uang atau keuntungan terutama karena imbalan ini merupakan umpan

balik yang dapat mengukur pencapaian hasil pekerjaannya. Uang bagi

entrepreneur sejati bukanlah sebagai perangsang berusaha tetapi lebih

merupakan ukuran keberhasilan.

Mc Cllealand merinci karakteristik mereka yang memiliki N-Ach

yang tinggi sebagai berikut:

a. Lebih menyukai pekerjaan dengan resiko yang realistis.

b. Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan

mental.

c. Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang.

d. Ingin bekerja pada situasi dimana dapat diperoleh pencapaian pribadi

(personal achievement).

e. Menunjukan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan

umpan balik yang jelas positif.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

41

f. Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka

panjang (Suryana dan Bayu 2011:53).

Dalam literatur lain disebutkan ada sembilan karakteristik

wirausahawan yang sangat kental dalam diri seseorang menurut Mc

Cllealand, yaitu sebagai berikut:

a. Keinginan untuk berprestasi

Penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan

adalah kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai

keinginan atau dorongan dalam diri seseorang yang memotivasi perilaku

ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi

kompetensi individu yang sangat kuat.

b. Keinginan untuk bertanggung jawab

Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi

pencapaian tujuan. Mereka memilih untuk menggunakan sumber daya

sendiri dengan cara bekerja sendiri dalam upaya mencapai tujuan dan

bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

c. Preferensi kepada resiko-resiko menengah

Wirausahawan bukan individu yang menyukai spekulasi atas

sesuatu. Mereka lebih memilih sikap untuk menetapkan tujuan-tujuan

yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi yang menuntut usaha-

usaha keras, tetapi yang dipercaya olehnya untuk dapat dipenuhi.

d. Persepsi pada kemungkinan berhasil

Keyakinan pada kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan

merupakan kualitas kepribadian wirausahawan yang sangat penting.

Mereka mempelajari fakta-fakta yang ada setelah dikumpulkan dan

menilainya dengan kajian yang mendalam. Ketika semua fakta itu tidak

sepenuhnya tersedia, mereka segera berpaling kepada sikap percaya

dirinya yang tinggi untuk kemudian melanjutkan tugas-tugas tersebut

dengan dedikasi yang sangat baik.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

42

e. Rangasangan oleh umpan balik

Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana segala sesuatu yang

mereka kerjakan, apakah sesuatu itu berupa umpan balik yang baik atau

terjadi sebaliknya. Mereka tetap dirangsang oleh segala hal yang terjadi

untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari

seberapa efektif usaha yang telah mereka lakukan.

f. Aktivitas enerjik, dinamis dan ulet

Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih

tinggidibandingkan rata-rata orang, mereka terlihat lebih aktif. Mereka

memiliki proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan

cara-cara baru.

g. Orientasi masa depan

Artinya seorang wirausahawan selalu membuat perencanaan dan

berpikir ke depan. Mereka selalu terus mencari dan berusaha

mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi jauh pada masa

depannya.

h. Keterampilan dalam pengorganisasian

Wirausahawan menunjukan keterampilan dalam mengorganisasi

kerja dari orang lain disekitarnya untuk mencapai tujuan. Objektif dalam

memilih individu yang akan bekerja sama dengannya dan memilih

individu yang ahli dalam bidang tertentu untuk keefisienan dalam

melakukan pekerjaan.

i. Sikap terhadap uang

Wirausahawan menganggap keuntungan finansial tidak jauh lebih

baik dibandingkan atas prestasi hasil kerja mereka. Memandang bahwa

uang sebagai lambang konkret tercapainya tujuan dan sebagai

pembuktian bagi kompetensi mereka (Sukmadi dkk 2012:55-56).

Merujuk dari pendapat Mc Cllealand mengenai karakteristik

entrepreneurship bahwa entrepreneur adalah seseorang yang bekerja keras

untuk memenuhi keinginan dirinya dalam berprestasi. Entrepreneur tidak

menjadikan ‘uang’ menjadi acuan untuk kerja keras. ‘uang’ hanya umpan

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

43

balik dari apa yang telah dikerjakannya. Keinginan untuk berprestasi

bagaikan nadi kehidupan seorang entrepreneur. Jika merujuk kepada teori

Abraham H. Maslow mengenai hierarki tingkatan kebutuhan, ada yang

dinamakan dengan esteem need artinya pada tingkat ini kebutuhan

seseorang mencakup pada keinginan untuk memperoleh harga diri. Harga

diri atau respek diri ini bergantung pada keinginan akan kekuatan,

kompetensi, kebebasan dan kemandirian. Hal ini juga berkaitan dengan

dorongan untuk berprestasi, pada tahap ini seseorang memiliki keinginan

kuat untuk memperlihatkan prestasi yang dimiliki yang kemudian

diinginkan orang lain mengetahuinya dan menghargai atas prestasi yang

telah diperolehnya sebagai umpan balik. Self actualization needs merupakan

kebutuhan tertinggi dalam teori Maslow. Pada tahap ini seseorang

menginginkan terpenuhinya keinginan untuk aktualisasi diri dengan

menggunakan potensi yang dimiliki dan mengaktualisasikan dalam bentuk

pengembangan diri. Kondisi ini teraplikasi dalam bentuk pekerjaan yang

dijalani sudah lebih jauh dari sekedar rutinitas, namun menantang dan penuh

dengan kreativitas tingkat tinggi. Apabila seorang entrepreneur sudah

mencapai karakteristik tingkat ini akan mudah mencapai apa yang

diinginkannya.

Adapun esensi pokok keberhasilan dari karakteristik seorang

entrepreneur bisa tergambar dari sifat yang terkonsep dalam 10 D yang

dipopulerkan Bygrave dalam Alma (2013: 58-59), diantaranya:

a. Dream yaitu seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana

keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya dan yang paling

penting adalah mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya

tersebut.

b. Decisiveness yaitu seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja

lambat. Keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan

dan ketepatan mengambil keputusan adalah merupakan faktor kunci (key

factor) dalam kesuksesan bisnisnya.

c. Doers begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka langsung

menindak lanjutinya. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda

kesemapatan yang dapat dimanfaatkan.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

44

d. Determination seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan

penuh perhatian. Rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mau

menyera, sekalipun dihadapkan rintangan yang tidak mungkin dibatasi.

e. Dedication yaitu dedikasi untuk bisnisnya sangat tinggi, totalitas dalam

memperhatikan kegiatan bisnisnya sangat terarah.

f. Devotion berarti kegemaran atau kegila-gilaan. Demikian seorang

wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dia mencintai pekerjaan dan

produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai

keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produk yang

ditawarkannya.

g. Details seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis

secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil tertentu yang

dapat menghambat kegiatan usahanya.

h. Destiny seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan

yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak

tergantung kepada orang lain.

i. Dollars wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan.

Motivasinya bukan memperoleh uang. Akan tetapi, uang dianggap

sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Mereka berasumsi jika mereka

sukses berbisnis maka mereka pantas mendapat laba/bonus/hadiah.

j. Distribute seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan

bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya. Orang-orang

kepercayaan ini adalah orang-orang yang kriitis dan mau diajak untuk

mencapai sukses dalam bidang bisnis.

Konsep 10 D yang dipopulerkan Bigrave pada intinya mengatakan

bahwa esensi pokok karakteristik entrepreneur yakni mengenai mimpi

(pandangan) yang terealisasi dengan dedikasi tinggi atas visi dan ketepatan

pengambilan keputusan dalam menjalankan bisnisnya. Artinya seorang

entrepreneur mengetahui keputusan yang tepat mempunyai tujuan yang

realistis, karena fokus perhatian keputusan harus relevan dengan masalah

yang sebenarnya. Tujuan dari keputusan memberikan jaminan tercapainya

solusi-solusi alternatif. Keputusan yang diambil seorang entrepreneur

sejatinya membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Seorang

entrepreneur konsisten dalam menjalankan apa yang telah menjadi

keputusannya. Dari hasil keputusannya maka seorang entrepreneur bergerak

lebih cepat dalam bertindak guna memanfaatkan kesempatan yang ada.

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

45

Rasa tanggung jawab yang tinggi seorang entrepreneur menjadi

dasar untuk dirinya lebih kuat menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Hal ini menunjukan apresiasi yang tinggi terhadap keputusan bisnisnya

dengan memberikan segenap perhatiannya. Kecintaan akan usaha yang

dimilikinya menjadikan seorang entrepreneur teliti memperhatikan

hambatan yang akan menghalangi usahanya. Sekecil apapun masalahnya

segara mencarikan solusinya. Seperti pepatah “jangan meremehkan hal-hal

kecil, karena suatu saat ia akan menjadi krikil”.

Selain itu seorang entrepreneur selalu bebas, mandiri dalam

hidupnya. Ki Hajar Dewantara mengungkapkan “ orang yang mandiri

adalah orang yang merdeka”. Itulah gambaran seorang entrepreneur.

Adapun membangun kerjasama untuk kemajuan bisnisnya, seorang

entrepreneur akan mencari rekan yang dipercayainya dan satu visi untuk

kesuksesan bisnisnya.

Menurut Arman Hakim Nasution (2007:80-81), karakteristik yang

harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:

a. Achievement orientation, yaitu kemampuan menetapkan sasaran kerja

dan strategi pencapaiannya.

b. Impact an influence, yaitu kemampuan menyakinkan orang lain baik

secara lisan maupun tulisan.

c. Analytical thinking, yaitu kemampuan mengolah dan

menginterpretasikan data atau informasi.

d. Conceptual thinking, yaitu kemampuan menarik kesimpulan atas

informasi terhadap masalah.

e. Initiative, yaitu kemampuan menghadirkan diri sendiri dalam kegiatan

organisasi.

f. Slef confidence yaitu kemampuan menyakinkan diri sendiri atas tekanan

lingkungan.

g. Interpersonal understanding, yaitu kemampuan memahami sikap, minat

dan prilaku orang lain.

h. Concern for order, kemampuan menangkap dan mencari kejelasan

informasi tugas.

i. Information seeking, yaitu kemampuan menggali informasi yang

dibutuhkan.

j. Team cooperation, yaitu kemampuan bekerja sama dan berperan dalam

kelompok.

k. Expertise, yaitu kemampuan menggunakan dan mengembangkan

keahlian.

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

46

l. Customer service orientation, yaitu kemampuan menemukan dan

memenuhi kebutuhan konsumen.

g. Developing others, yaitu kesediaan mengembangkan teman kerja secara

sukarela (Suryana dan Bayu, 2011:56).

Arman Hakim Nasution mengatakan bahwa inti karakteristik

entrepreneur adalah kemampuan strategi berkomunikasi dan menyampaikan

informasi serta kemampuan bekerjasama. Dalam mengelola informasi harus

mempunyai kemampuan menggali informasi, menganalisis dan kemudian

menyampaikan kepada orang lain dengan cara yang diplomatis agar orang

lain senantiasa yakin dengan informasi yang disampaikan.

Kerjasama kelompok dianggap sebagai keistimewaan yang paling

penting oleh seorang entrepreneur. Dalam kerjasama ada tuntutan motivasi

lebih, karena setiap individu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

sama. Sehingga terlaksananya suatu pekerjaan tertentu dengan hasil kerja

bersama adalah bagian kenikmatan jiwa setiap individu. Dengan begitu

setiap individu memiliki persiapan yang sempurna untuk membantu

individu-individu yang lain dalam setiap kondisi. Kebersamaan yang

inovatif adalah bagian inti dari kerja individu berjiwa entrepreneur.

Sehingga tidak diragukan lagi lagi hal ini menjadikan salah satu penyebab

terciptanya iklim sehat kerja, yaitu membantu mengangkat semangat setiap

entrepreneur.

Jeffry A Timmons Guru Besar Studi Manajemen di Northern

University Boston, menyatakan seorang entrepreneur yang sukses memiliki

karakteristik umum, diantaranya: (a) memiliki semangat dan daya juang

tinggi, (b) keyakinan diri mampu memperhitungkan dan menanggung

resiko, (c) mempunyai sasaran tujuan yang tinggi tetapi realistis dan dapat

dicapai, (c) keyakinan bahwa ia mampu mengendalikan nasib baiknya

sendiri, (d) kemampuan untuk mau mempelajari, mengkaji kesalahan-

kesalahan yang telah dilakukannya, (e) memiliki pandangan ke depan

mengenai masa depan usahanya dan (f) dorongan selalu ingin bersaing

secara tetap (Alma, 2007: 115).

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

47

Perace (1989) mengungkapkan 10 karakteristik entrepreneurship,

yaitu: (a) komitmen tinggi, (b) dorongan dan rangsangan mencapai prestasi,

(c) orientasi terhadap peluang dan tujuan, (d) pengendalian internal dirinya,

(e) toleransi terhadap ambiguitas, (f) keterampilan menerima resiko, (g)

kemampuan untuk memecahkan masalah, (h) kebutuhan tinggi terhadap

umpan balik, dan (i) manajemen menghadapi kegagalan.

C. Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia

1. Konsep Pendidikan Entrepreneur

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Bangsa mandiri, maju, adil dan makmur akan tercipta bilamana

rakyat dan individunya mandiri dan maju. Artinya bukan hanya mandiri

berpikir dengan ilmu (knowledge), tetapi mandiri dalam arti dapat hidup

dengan layak, dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

Sebenarnya kalau kita mau melihat produk hasil pendidikan yang

bercirikan mampu hidup mandiri yang dihasilkan dari keterlibatan anak-

anak dalam kehidupan berwirausaha sejak dini, itu merupakan ciri-ciri

seorang entrepreneur. Kita dapat mencontoh keluarga suku-suku yang

berkarakter entrepreneur seperti suku Tionghoa, suku padang, suku Bugis,

suku Banjar. Hasilnya adalah suku Tionghoa merupakan roda utama

ekonomi dibanyak negara di dunia. Itu sebabnya sistem pendidikan nasional

harus mampu membekali rakyat agar mampu hidup mandiri dan maju serta

makmur. Artinya, selain berilmu, rakyat juga berketerampilan, mempunyai

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

48

sifat sabar, pekerja keras, toleran, mampu bekerja sama dalam tim, pantang

menyerah, dan berlatih untuk hidup mandiri (Siradjuddin, 2009: 428-429).

Banyak negara tanpa sumber daya alam yang memadai namun

karena SDM-nya berkualitas dan berkarakter mandiri dan maju, adil dan

makmur serta dihormati negara-negara lain. Negara entrepreneur yang

dicita-citakan akan tercapai bilamana manusia Indonesia berkualitas dan

berkualifikasi entrepreneur. Paling tidak berwawasan entrepreneur baik itu

di badan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan juga dalam usaha, lembaga

pendidikan, lembaga riset dan lain-lain. Agar dunia usaha, akademisi dan

pemerintah dapat bekerjasama dan berwawasan serta berkemampuan

entrepreneur, maka ilmu dan keterampilan saja tidak cukup, minimal harus

disertai dengan karakter dan pengalaman sebagai entrepreneur. Itu sebabnya

pendidikan berbasis entrepreneur dibutuhkan sejak dini.

Mengenai peran pendidikan dalam proses pembentukan

entrepreneur masih banyak diperdebatkan. Meskipun seorang entrepreneur

belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha, namun ada

pendapat yang mengatakan bahwa seorang wirausaha lebih memiliki

streetsmart dari pada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha

lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart)

dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart).

Jika pendapat tersebut benar maka secara tidak langsung usaha-usaha yang

dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan lewat jalur

pendidikan formal pada akhirnya sukar untuk berhasil.

Chruchill (1987) mengatakan bahwa pendidikan penting bagi

keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah

karena lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun,

Chruchill juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang

entrepreneur, baginya sumber kegagalan kedua adalah jika seorang

entrepreneur hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalamam

lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman

adalah faktor utaman yang menentukan keberhasilan wirausaha.

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

49

Menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1994), dibandingkan dengan

tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil

menjadi seorang entrepreneur karena memiliki kemampuan penalaran yang

telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana

juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai

pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan

masalah, sehingga pengetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai

mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan

merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa

pengetahuan keilmuan yang lengkap (Nursyamsi dan Wardoyo, artikel

mengenai Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya Kewirausahaan).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang

entrepreneur yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti

kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar untuk

meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh

entrepreneur sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini

berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau

teori sebagai landasan berpikir.

Pendidikan memiliki korelasi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi

satu negara. Negara dengan industri yang maju dan ekonominya

berkembang karena ditunjang tingkat pendidikan tinggi masyarakatnya.

Pendidikan mampu meningkatkan produktifitas tenaga kerja melalui

peningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Mereka memiliki

pengetahuan, keterampilan serta penghasilan tinggi. Pada akhirnya

penghasilan yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kerangka pengembangan kewirausahaan di Indonesia dapat

dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut:

a. Memperbaiki pendidikan kewirausahaan, yaitu sistem pendidikan

kewirausahaan yang menyebar dari sekolah dasar sampai ke perguruan

tinggi dan melakukan kerja sama dengan dunia industri melalui kegiatan

magang kewirausahaan.

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

50

b. Menyediakan infrastruktur (prasarana) yang tidak terbatas hanya pada

transportasi dan komunikasi, melainkan juga infrastruktur pendidikan,

baik formal maupun nonformal.

c. Menyediakan informasi seluas-luasnya bagi wirausahawan yang berada

pada tahapan start-up melalui layanan internet.

d. Membuka akses selebar-lebarnya dalam pendanaan terutama bagi usaha

kecil menengah (UKM).

e. Membuat program komunikasi dan inisiatif bagi kewirausahaan.

Program-program untuk memberi penyuluhan kewirausahaan melalui

media massa diikuti oleh program insentif sebagai penghargaan.

f. Menetapkan bidang-bidang yang mudah dimasuki oleh wirausawan baru

(khusunya di bidang perdagangan dan kerajinan).

g. Membangun kewirausahaan di Indonesia dengan mengubah paradigma,

lembaga pendidikan memberikan bekal keterampilan berwirausaha serta

didukung oleh pemerintah.

h. Sikap peduli sosok entrepreneur Indonesia terhadap pengkaderan

generasi muda yang mampu menjadikan entrepreneur berkembang di

Indonesia.

Salah satu peran pemerintah dalam menciptakan entrepreneur di

Indonesia adalah mengajak berbagai pihak untuk menyelenggarakan

pendidikan formal maupun informal untuk bidang entrepreneurship baik

langsung maupun tidak langsung. Kalau perlu entrepreneurship dimasukan

dalam mata kuliah diperguruan tinggi atau pendidikan lainnya seperti di

pesantren, kejuruan, kursus dan sebagainya. Pemerintah juga hendaknya

dapat mengembangkan jiwa entrepreneur di kalangan pejabat, birokrat, dan

pegawai negeri (Astamoen, 2005:45).

Ke-entrepreneuran yang mampu mengubah bangsa mempunyai 4

komponen yang saling keterkaitan, diantaranya sebagai berikut:

a. Pemerintah yang memiliki pola pikir entrepreneur (goverment

entrepreneur). Pemerintah yang bukan saja ramah terhadap ke-

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

51

entrepreneuran namun juga mengambil nilai-nilai ke-entrepreneuran

sebagai nilai-nilai tata kelola pemerintah.

b. Pendidikan ke-entrepreneuran di dalam program resmi pendidikan

nasional yang dilaksanakan para pendidik terlatih (academician

entrepreneur).

c. Sejumlah pelaku bisnis inovatif yang berhasrat dan berhasil menciptakan

bisnis-bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang ada, sehingga

tumbuh berkelanjutan.

d. Budaya ke-entrepreneuran yang mendapat dukungan dari para tokoh

masyarakat (society) (Ciputra, 2012: 4).

Negara entrepreneur yang berhasil mengangkat kesejahteraan

rakyatnya akan terjadi melalui kerja sama sinergi dari goverment,

academician, business dan society dalam menanamkan dan

mengembangkan jiwa serta kecakapan ke-entrepreneuran di dalam

bangsanya.

Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan

yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi kearah pembentukan

kecakapan hidup pada peserta didiknya melalui kurikulum yang

dikembangkan di sekolah. Kerangka pengembangan kewirausahaan

dikalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting karena pendidik adalah

agent of change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan

watak serta jiwa kewirausahaan atau hiwa entrepreneur bagi peserta

didiknya. Selain itu, jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi seorang

pendidik, karena melalui jiwa ini para pendidik akan memiliki orientasi

kerja lebih efesien, kreatif, inovatif, produktif dan mandiri (Mangunjaya,

Forum 2012:27).

Jiwa wirausaha tidak bisa diinstal secara instan, tetapi harus

dipelajari dan diaksikan secara berkesinambungan. Pengaruh pendidikan

kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor

penting untuk menumbuhkembangkan hasrat, jiwa dan perilaku

berwirausaha di kalangan generasi muda. Terkait dengan pengaruh

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

52

pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang

bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha

muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa belajar ilmu kewirausahaan sama

dengan mendidik generasi baru agar siap menjadi wirausaha. Pembelajaran

kewirausahaan yang sistematis dan terperogram diharapkan akan dapat

melahirkan insan-insan intelektual yang berkarakter kuat, berjiwa mandir,

berpikir kreatif, dan bertindak inovatif dengan berbagai bentuk aktualisasi

dirinya. Dengan begitu diharapkan setiap individu menjadi pelopor dan

pejuang di bidang ekonomi, sekaligus menjadi daya dorong pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa.

Pengembangan metodologi pendidikan kewirausahaan ini dilakukan

melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

a. Melakukan kajian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan dan

pelatihan agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan

kewirausahaan peserta didik sedini mungkin.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah yang mendukung

penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada peserta didik sedini

mengkin.

c. Pengajaran kewirausahaan yang tidak hanya mengajarkan teori semata,

tapi lebih praktek langsung dilapangan.

d. Menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi

kreatif antar penyelenggara pendidikan menengah.

e. Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas lembaga pendidikan

menengah yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam

pengembangan ekonomi kreatif.

f. Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan pendidikan

tinggi dan SMK terkait dengan kebutuhan pengembangan ekonomi

kreatif.

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

53

g. Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan

keahlian di instansi pendidikan menengah dalam pengembangan ekonomi

kreatif.

h. Fasilitas pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan

kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri.

Pilihan untuk berwirausaha merupakan pilihan yang sangat tepat dan

logis, sebab selain peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini sesuai dengan

program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan

menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi

sedang digalakkan (Indarti dan Rostiani, 2008).

2. Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan

a. Fenomena dunia kerja disekitar kita

Fenomena munculnya banyak wirausaha muda kreatif yang

mampu menangkap peluang dengan menjawab kebutuhan-kebutuhan

masyarakat sangat menarik untuk diamati. Misalnya saja banyak

mahasiswa yang mampu menjawab segala kebutuhan-kebutuhan yang

dibutuhkan komunitas kampus seperti menyediakan jasa pengetikan, jual

beli buku sampai keterampilan melukis. Namun di sisi lain banyak

disaksikan fenomena generasi muda yang selalu memburu setiap ada

pengumuman penerimaan pegawai negeri sipil (PNS). Mereka terlihat

serius mengikuti tes seolah dibenak mereka tidak ada pekerjaan lain

kecuali PNS. Hal ini tidak dapat dipungkiri dipengaruhi oleh budaya

yang ikut mewarnai.

Kedua fenomena diatas menurut hemat saya merupakan sebuah

proses transisi suatu bangsa atau masyarakat dari mind set pekerja

menuju pengusaha. Dalam konteks inilah urgensi pendidikan

kewirausahaan bagi masyarakat generasi muda dibutuhkan.

b. Wirausaha bukan dominasi orang berbakat

Banyak orang berpendapat bahwa menjadi pengusaha adalah bakat,

jadi tidak semua orang bisa menjadi pengusaha. Namun pendapat ini

tidak selalu benar karena tidak sedikit orang yang tidak berjiwa

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

54

wirausaha, justru sukses menjadi pengusaha. Alasannya, pertama kondisi

serba terbatas sering kali membuat orang lebih kreatif daripada serba

berkecukupan, kedua tipikal orang yang menyukai kerja keras dan

berdedikasi tinggi menjadikan bakat itu muncul, ketiga orang yang tidak

pernah puas dengan apa yang dicapai membuat orang berpacu cepat

dalam menggapai yang lainnya.

Intinya, semua orang bisa menjadi wirausaha berbakat atau tidak

yang penting kreatif, inovatif, pekerja keras dan tidak pernah puas

dengan apa yang dicapai. Untuk membangun manusia-manusia seperti ini

diperlukan program pemberdayaan melalui pendidikan terarah.

Pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu melakukan akselerasi

terhadap munculnya wirausaha muda tanah air.

c. Modal utama wirausaha

Modal utama seorang wirausaha bukan uang, tetapi keyakinan.

Disinilah pentingnya pendidikan kewirausahan agar individu

memperoleh gambaran pengalaman-pengalaman selama mengikuti

pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai konsep berpikir untuk

meyakinkan dirinya.

Keyakinan akan tertanam dalam pola pikir (mindset). Mindset

adalah keseluruhan dari keyakian yang dimiliki, nilai-nilai yang dianut,

kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan dan pendapat yang kita

keluarkan dalam memandang diri sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.

Pola pikir menggerakan perilaku kita sehingga William James, Bapak

Psikologi Modern, berkata “Yakinlah bahwa hidup anda berharga, maka

keyakinan anda akan menciptakan faktanya” (Kasali, 2012:24).

d. Kewirausahaan dari Sisi Kebijakan Pendidikan

Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan pada setiap satuan

pendidikan mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah yang menjadi fokus pada naskah kajian ini

didasarkan pada butir-butir kebijakan nasional.

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

55

Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau,

relevan, dan efesien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,

kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat.

Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang diseleraskan antara ketersediaan tenaga

terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau

kewirausahaan: 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja

(Mangunjaya, Forum 2012:12). Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa

substansi program pendidikan kewirausahaan adalah penataan ulang

kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,

daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik

yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan

nasional dan daerah dengan memasukan pendidikan kewirausahaan.

Sejalan dengan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang

terpenting walaupun materi teori perlu diberikan, seperti keuntungan atau

berbagai kelebihan menjadi wirausaha tentu yang lebih penting

bagaimana praktek menjadi wirausaha sehingga pemerintah perlu ada

kerjasama dengan pengusaha/pebisnis untuk menyalurkan setiap peserta

didik.

3. Landasan Pengembangan dan Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan

a. Landasan Pengembangan

1) Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 memberikan

landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam pembangunan

pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem

pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk

yang disiptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya

dengan tugas memimpin kehidupan yang berharkat martabat dan

menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, mandiri, kreatif,

inovatif, dan berakhlak mulia.

Page 42: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

56

2) Surat Keputusan Bersama Menteri Negara Koperasi dan UKM dan

Menteri Pendidikan Nasional No. 02/SKB/MENEG/VI/2000 dan No.

4/U/SKB/2000 29 Juni 2000 tentang pendidikan perkoprasian dan

kewirausahaan. Tujuan dari SKB adalah a) memasyarakatkan dan

mengembangkan perkoprasian dan kewirausahaan melalui

pendidikan; b) menyiapkan kader-kader koprasi dan wirausaha yang

profesional; c) menumbuhkembangkan koperasi, usaha kecil, dan

menengah untk menjadi pelaku ekonomi yang tangguh dan

profesional dalam tatanan ekonomi kerakyatan.

3) Pidato Presiden pada Nasional Summit tahun 2010 telah

mengamanatkan perlunya penggalakan jiwa kewirausahaan dan

metodologi pendidikan yang lebih mengembangkan kewirausahaan

(Mangunjaya Forum, 2012:13-15).

b. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan

Diantara program pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk:

mengkaji standar isi dan standar kompetensi lulusan dan kurikulum muali

dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta

pendidikan nonformal dalam rangka pemetaan ruang lingkup kompetensi

lulusan terkait dengan pendidikan kewirausahaan dan merumuskan

rancangan pendidikan kewirausahaan di setiap satuan pendidikan mulai

dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta

pendidikan nonformal.

Page 43: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

57

Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan pada setiap satuan

pendidikan didasarkan pada framework berikut (Disampaikan oleh

Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan: 41):

Gambar 2.1

Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap Satuan

Pendidikan

Satuan Pendidikan

PAUD,

SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA dan

SMK/MAK dan

Nonformal

SKL

SI

Pendidikan

kewirausahaan

n

Nilai

Kewirausahaan:

1. Percaya diri

2. Kreatif

3. Inovatif

4. Kepemimpinan

5. Berani

menanggung

resiko

6. dsb

Semua Mata

Pelajaran

Perubahan

Pembelajaran

Kewirausahaa

n

Ekstrakulikuler

Pengembangan

diri

Kultur Sekolah

Muatan Lokal

Pembelajara

n aktif

Page 44: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

58

4. Isi Desain Pembelajaran Kewirausahaan

Desain pembelajaran kewirausahaan disusun dengan maksud untuk

memberikan kerangka acuan dalam mempersiapkan segala sesuatunya yang

akan digunakan pada waktu melaksanakan pembelajaran kewirausahaan

terutama saat penyampaian materi pelajaran baik teori, praktik maupun

implementasi. Adapun tujuannya menurut Eman Suherman (2010:31) antara

lain:

a. Memberikan gambaran operasional bagi pimpinan lembaga pendidikan

yang menyajikan pelajaran dalam mengelola pembelajaran

kewirausahaan di lembaga pendidikan yang dipimpinnya

b. Menjadi dasar berpijak bagi para pendidik kewirausahaan di lembaga

pendidikan yang menyajikan mata pelajaran kewirausahaan.

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan efektifitas,

produktifitas dan efesiensi proses pembelajaran kewirausahaan di

lembaga pendidikan yang menyajikan mata pelajaran kewirausahaan.

d. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran kewirausahaan di lembaga

pendidikan yang menyajikan mata pelajaran kewirausahaan yang ditandai

oleh semakin banyaknya pencapaian komponen tujuan pembelajaran dan

semakin tingginya nilai pragmatis kewirausahaan yang dapat

diimplementasikan oleh stakeholder khususnya peserta didik dan alumni

yang pada waktu menjadi peserta didik memperoleh pembelajaran

kewirausahaan.

Pembelajaran kewirausahaan diawali dengan persiapan serta

pengadaan materi pembelajaran teori, praktek dan implementasi. Hal ini

diarahkan untuk melakukan pendidikan, pelatihan, bimbingan dan

pembinaan dengan fungsinya masing-masing. Karena pembelajaran ini

berdimensi pendidikan, pelatihan, bimbingan dan pembinaan. Maka,

pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan bisa menjadi bidang studi atau

mata kuliah tersendiri. Dapat juga dijadikan kegiatan ekstrakulikuler bagi

lembaga pendidikan yang menyajikan pelajaran kewirausahaan (Suherman,

2010:30). Setelah persiapan dan pengadaan materi pembelajaran, maka

Page 45: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

59

dilaksanakan proses pembelajaran kewirausahaan dengan tujuan utama

mengisi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Selanjutnya

bersamaan dengan proses pembelajaran disediakan wahana konsultasi

terutama untuk hal-hal pragmatis guna melengkapi proses pembelajaran

yang diarahkan untuk mengisi ranah kognotif, afektif dan psikomotorik.

Wahana konsultasi diharapkan dapat memperkuat “4 H” peserta

didik, yaitu:

a. Had atau kepala yang diartikan sebagai pemikiran, dan dalam

pembelajaran diisi oleh pengetahuan tentang nilai-nilai, semangat, jiwa,

sikap dan prilaku agar peserta didik memiliki pemikiran kewirausahaan.

b. Heart atau hati yang diartikan perasaan, diisi oleh penanaman

empatisme sosial ekonomi, agar peserta didik dapat merasakan suka-

duka berwirausaha dan memperoleh pengalaman empiris dari para

wirausaha terdahulu. Dengan demikian diharapkan peserta didik mulai

memupuk potensi guna mengembangkan langkah-langkah antisipatif.

Berkaitan dengan hal itu, akan lebih baik bila pendidik dalam

pembelajaran kewirausahaan adalah seorang wirausaha atau yang

melakukan kegiatan kewirausahaan dalam kehidupan sehari-harinya

sebagai full-timer ataupun secara part-timer (Suherman, Eman 2010:30).

c. Hand atau tangan yang diartikan sebagai keterampilan yang harus

dimiliki peserta didik untuk berwirausaha, dalam konteks ini

pembelajaran kewirausahaan membekali peserta didik dengan teknik

produksi agar mereka dapat berproduksi atau menghasilkan produk baik

berupa barang, jasa maupun ide.

d. Health atau kesehatan yang diartikan kesehatan fisik, mental dan sosial.

Sehubungan dengan hal ini peserta diidik dibekali teknik-teknik

antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin timbul dalam

berwirausaha. Pembelajaran ini dapat diberikan melalui AMT-

Achievment Motivation Training atau Outbond Training dan

implemetasi berwirausaha. Semua ini diarahkan agar peserta didik

Page 46: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ... - sc.syekhnurjati.ac.idsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140133.pdf · 1. Pengertian dan Proses Pembentukan Karakter Karakter berasal

60

secara mandiri senantiasa melakukan olah raga, olah jiwa, olah pikir dan

olah rasa (Suherman, 2010:31).

Gambar 2.2

Pola Dasar Pembelajaran Kewirausahaan

Pendidikan yang

berorientasi untuk

mengubah kondisi

obyektif, Inner

aspect, khususnya

Id, Ego dan Super

Ego.

Pelatihan yang

berorientasi untuk

mengubah kondisi

obyektif; perilaku

yang relatif ke

arah lebih ideal

Bimbingan yang

berorientasi

untuk mengubah

kondisi obyektif;

Kepribadian

peserta didik agar

mau dan mampu

melaksanakan

aktifitas

kewirausahaan

Pembinaan yang

berorientasi untuk

membentuk

jiwa/kepribadian

peserta didik menjadi

terbiasa melaksanakan

hal-hal yang prinsip

dalam berwirausaha

dengan baik dan benar

Sikap/mental

untuk ‘mau’

berwirausaha

Perilaku yang

‘mampu’ menjadi

pemula dalam

berwirausaha

Perilaku yang

memiliki

kemampuan

berwirausaha

Individu yang

memiliki

profesionalisme

wirausaha sesuai

dengan jenjang dan

jalur pendidikan yang

sedang diikutinya

Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik

Konsultasi terutama hal-hal pragmatis

yang meliputi 4 H

Had = Kepala/Pikiran diisi oleh pengetahuan.

Heart = Hati/Perasaan disi oleh empatisme sosial- ekonomi.

Hand = Tangan/Keterampilan dibekali oleh teknik produksi.

Health = kesehatan diberikan ‘kemampuan’ antisipasi