35
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.(Sjarkawi, 2008: 11). Dalam buku (Agus Sujanto, dkk: 10) kata kepribadian berasal dari kata Personality (bhs. Inggris) yang berasal dari kata persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik, ataupun yang kurang baik. Misalnya untuk membawakan kepribadian yang angkara murka, serakah, dan sebagainya sering ditopengkan dengan gambar raksasa, sedang untuk prilaku yang baik, budiluhur, suka menolong, berani berkorban, dan sebagainya ditopengkan dengan seorang ksatria, dan sebagainya.(Agus Sujanto dkk, 2009: 10) Sebelum lebih lanjut membahas kepribadian muslim Indonesia, perlu kiranya ada suatu keseragaman pengertian mengenai istilah kepribadian. Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang ditujukan pada individu atau perorangan. Artinya yang mempunyai kepribadian digunakan pula untuk kelompok individu atau masyarakat, sehingga selain dikenal adanya kepribadia si fulan, juga dikenal dengan adanya kepribadian minangkabau, kepribadian Jawa, kepribadian pegawai

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima

dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan, dan

juga bawaan seseorang sejak lahir.(Sjarkawi, 2008: 11).

Dalam buku (Agus Sujanto, dkk: 10) kata kepribadian berasal dari

kata Personality (bhs. Inggris) yang berasal dari kata persona (bhs. Latin)

yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh

pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan

perilaku, watak atau pribadi seseorang.

Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya

dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik,

ataupun yang kurang baik. Misalnya untuk membawakan kepribadian

yang angkara murka, serakah, dan sebagainya sering ditopengkan dengan

gambar raksasa, sedang untuk prilaku yang baik, budiluhur, suka

menolong, berani berkorban, dan sebagainya ditopengkan dengan seorang

ksatria, dan sebagainya.(Agus Sujanto dkk, 2009: 10)

Sebelum lebih lanjut membahas kepribadian muslim Indonesia, perlu

kiranya ada suatu keseragaman pengertian mengenai istilah kepribadian.

Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang

ditujukan pada individu atau perorangan. Artinya yang mempunyai

kepribadian digunakan pula untuk kelompok individu atau masyarakat,

sehingga selain dikenal adanya kepribadia si fulan, juga dikenal dengan

adanya kepribadian minangkabau, kepribadian Jawa, kepribadian pegawai

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

negeri, kepribadian Indonesia dan sebagainya. .(Abu Ahmad dan

Munawwar, 2005:155)

Kepribadian meliputi tingkah laku, cara berfikir, perasaan, gerak, hati,

usaha, aksi, tanggapan terhadap kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari

dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika unsur-unsur kepribadian ini

menyatakan diri dalam kombinasi yang berulang-ulang secara khas dan

dinamis makaa hal demikian dikenal dengan nama gaya kepribadian.

Kepribadian adalah khas bagi setiap pribadi, sedangkan gaya

kepribadian bisa dimiliki oleh orang lain yang juga menunjukan kombinasi

yang berulang-ulang secara khas dan dinamis dari ciri pembawaan dan

pola kelakuan yang sama. (Sjarkawi, 2008: 13).

Dalam kehidupan sehari-hari istilah kepribadian dipahami dengan

pengertian yang beraneka ragam. Terutama dalam kosa kata bahasa

Indonesia juga dikenal istilah watak, karakter, perangai dan sebagainya

yang pengertiannya sulit dibedakan dengan kepribadian. Meskipun

demikian, menurut Suryabrata (1990), watak sebenarnya merupakan

padanan dari karakter dan dalam penggunaannya, watak tidak hanya

dipakai dalam satu arti.

Perbedannya adalah pada sudut mana melihatnya. Kalau orang

bermaksud memberikan suatu penilaian mengenakan norma-norma, maka

istilah watak lebih tepat dipergunakan, tetapi bila orang hendak

menggambarkan apa adanya, tidak memberikan penilaian, maka yang

lebih cocok untuk istilah ini ialah kepribadian.

Pendapat demikian di dukung oleh Chaplin (1981) yang

menganggapa watak sebagai “the individual’s personality considered from

an ethical or moral point of view”,kepribadian seseorang dilihat dari sudut

pandang etik atau moral. Mengingat berbgai keterangan di atas, maka

penggunaan istilah kepribadian dalam penelitian ini dirasa lebih tepat.

(Khoiruddin Bashori, 2003: 26)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Istilah kepribadian sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan

berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang

menyebutnya dengan:

a. Personality (kepribadian) sendiri, sedang ilmu yang membahasnya

disebut dengan the psychology of personality, atau theory of

personality.

b. Character (watak atau perangai), sedang ilmu yang membicarakannya

disebut dengan the psycchology of character, atau characterology.

c. Type, (tipe) sedang ilmu yang membahasnya disebut dengan typologi.

Ketiga istilah tersebut yang dipakai adalah istilah kepribadian. Selain

ruang lingkuponya jelas, istilah kepribadian juga mencerminkan

konsep keunikan diri seseorang.

Tujuan penggambaran tingkah laku ini adalah untuk mengetahui,

menentukan, dan mengkategorikan sifat-sifat dan tipologi-tipologi khas

individu dan aspek-aspek kejiwaan tertentuyang menentukan sifat dan

tipologinya.(Netty Hartati, 2004: 198).

Selanjutnya, Koswara (2005) dalam buku (Sjarkawi:19) menegaskan

bahwa definisi kepribadian dapat dikategorikan menjadi dua pengertian,

yaitu sebagai berikut:

1. Menurut pengertian sehari-hari

Menurut pengertian sehari-hari, kepribadian (personality) adalah suatu

istilah yang mengacu pada gambaran-gambaraan sosial tertentu yang

diterima oleh individu dari kelompoknya atau masyarakatnya,

kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan

atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya itu. (Sjarkawi,

2008: 19)

2. Menurut Psikolog

a. George Kelly (Sjarkawi, 2008: 19)menyatakan bahwa

kepribadian sebagai cara yang unnk dari indivdu dalam

mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

b. Gordon Allport (Sjarkawi, 2008: 19)menyaatkan bahwa

kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem

psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran

individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu

secara khas.

c. Sigmend Freud (Sjarkawi, 2008: 19) menyatkan bahwa

kepribadian merupakan suatu struktur yang terdiri dari tiga

sistem, yakni, id, ego, dan super ego, sedangkan tingkah laku

tidak lain merupakan hasil daro konflik dari rekonsiliasi ketiga

unsur dalam sistem kepribadian tersebut. (Sjarkawi, 2008: 19)

Dari berbagai definisi tersebut tampak bahwa kepribadian telah

didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda-beda oleh para teoritisi.

Tampak beberapa perbedaan penekanan dalam definisi tersebut, tetapi

terdapat satu kesamaan dalam memandang kepribadian sebagai suatu

integrasi dari sifat-sifat yang dapat diteliti dan digambarkan untuk

memberikan catatan kepada kualitas individu yang unik. Jadi terdapat ciri-

ciri atau sifat-sifat individual pada aspek-aspek psikis yang dapat

membedakan seseorang dengan orang lain. (Khoiruddin Bashori, 2003: 26)

Kedua, psikologi kepribadian menguraikan tingkah laku individu yang

normal. Pembahasan ini memiliki relevansi dengan objek material

kepribadian. Kepribadian secara harfiah dapat diartikan dengan tingkah

laku, yaitu tingkah laku individu yang menjadi ciri uniknya. Tingkah laku

disini diasumsikan dari konsep manusia yang normal dan bukan yang

sakit. (Netty Hartati, 2004: 129).

Benarbahwa ada sebagian besar tingkah laku yang sama antara yang

seorang dengan yang lain, namun yang benar-benar identik ridak pernah

ada sejak adanya manusia. Sebagian besar yang identik itulah yang

dipelajari oleh tipologi, sedang ketidaksamaannya itulah yang dipelajari

oleh psikologi Kepribadian itu. (Agus Sujanto dkk, 2009: 12)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Sedangkan perumusan makna istilah kepribadian sangat ditentukan

oleh konsep-konsep empirik tertentu yang merupakan bagian dari teori

kepribadian. Konsep-konsep empirik disini meliputi dasar-dasar pemikiran

mengenai wawasan, landasan, fungsi-fungsi, tujuan ruang lingkup dan

metodologi yangdipakai perumus. Oleh sebab itu, tidak satupun definisi

substantif tentang kepribadiandapat diberlakukan secara umum, sebab

masing-masing definisi dilatarbelakangi oleh konsep-konsep empiris yang

berbeda-beda. (Netty Hartati, 2004: 121-123)

Thomas dkk. (sebagaimana dikutif Hurlock, 1991) berpendapat

bahwa kepribadian dibentuk oleh tempramen dan lingkungan yang terus

menerus saling mempengaruhi. Oleh karena tidak ada dua individu yang

memiliki ciri fisik ataupun sifat mental bawaan yang sama, atau memiliki

pengalaman lingkungan yang sama, maka tidak akan pernah ada dua orang

yang mengembangkan pola-pola kepribadian yang identik.

Sifat kepribadian seseorang akan selalu mengalami perkembangan dan

perubahan, dimulai sejak usianya yang masih dini. Perubahan ini dapat

bersifat kuantitatif , yaitu menguat atau melemahnyasifat yang sudah ada

atau bersifat kualitatif,yaitu sifatyang secara sosial kurang baik

digantikan dengansifatsosial yang lebih baik. Menurut Hurlock (1991),

sebagian besar perubahan kepribadian cenderung bersifat kuantitatif.

(Khoiruddin Bashori, 2003: 28)

Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa kepribadian, yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah

laku sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh serat unsur-unsur

psiko-fisik lainya yang selalu menampakan diri dalam kehidupan

seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup

semua aktualisasi dari penampilan yang selalu tampak dari diri seseorang,

merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang. .(Abu Ahmad dan

Munawwar, 2005:158)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Proses Individuasi ini ditandai oleh bermacam-macam perjuangan

batin melalui bermacam-macam tahap perkembangan kepribadian.

a. Tahap Pertama

Membuat sadar fungsi pokok serta sikap jiwa yang ada dalam

ketidaksadaran. Dengan cara ini, tegangan dalam batin berkurang dan

kemampuan untuk mengadakan orientasi serta penyesuaian diri

meningkat.

b. Tahap Kedua

Membuat sadar dengan menyadari ini, orang akan mampu melihat

kelemahan-kelemahanya sendiri yang diproyeksikan.

c. Tahap Ketiga

Menyadari bahwa manusia hidup dalam berbagai tegangan pasangan

yang berlawanan, baik rohaniah maupun jasmaniah. Manusia harus

tabah menghadapi masalah ini serta dapat mengatasinya.

d. Tahap Keempat

Adanya hubungan yang selaras antara kesadaran dan ketidaksadaran,

adanya hubungan yang selaras antara segala aspek dari kepribadian

yang ditimbulkan oleh titik pusat kepribadian yaitu diri. (Syamsu

Yusuf, 2011: 92)

2. Kepribadian Dalam Persfektif Islam

a. Pengertian Kepribadian Islam

Sedangkan yang dimaksud psikologi kepribadian Islam adalah

studi Islam yang berhubungan dengan tingkah laku manusia

berdasarkan pendekatan psikologis dalam relasinya dengan alam,

sesamanya dan kepada sang khaliknya agar dapat meningkatkan

kualitas hidup di dunia dan di akhirat rumusan tersebut memiliki lima

komponen dasar, yaitu:

a. Studi Islam, psikologi kepribadian Islam merupakan salah satu

kajian dalam studi keislaman. Sebagai disiplin ilmu, ia memiliki

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

kedudukan yaang sama dengan disiplin keislaman yang lain, seperti

ekonomi Islam, kebudayaan Islam, politik Islam dan sebagainya.

b. Dalam relasinya dengan alam, sesamanya dan kepada sang khalik.

Psikologi kepribadian Islam mengkaji tingkah laku manusia dengan

berpijak pada fungsi kehidupan manusia. (Netty Hartati, 2004: 130)

Ketika berpikir tentang kepribadian, manusia memandang

keperibadian itu sebagai kesan yang ditimbulkan individu terhadap

orang lain. Atau memandang kepribadian itu sebagai kesan yang

paling penting dtinggalkan individu sebagai orang yang agresif atau

orang yang kalem. Dengan kata lain, kepribadian adalah pengantar

individu yang bersifat dinamis pada sistem fisik yang menentukan

tabiatnya yang uniki selaras dengan lingkungannya.

Jadi, para psikolog ketika mempelajari kepribadian, memandang

individu sebagai totalitas yang terpadu. Individu akan bertindak dan

memberi respons sebagai suatu kesatuan yang sistem fisik dan psikis

terangkai dan saling mempengaruhi serta menentukan perilaku dan

responnya dengan cara yang berbeda dari orang lain. (Muhammad

Usman Najati, 2005: 359).

Kepribadian dalam studi keislaman lebih dikenal dengan istilah

syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata syakhshun yang berarti

pribadi . Kata ini kemudian diberi ya`nisbat sehingga menjadi kata

benda buatan syakhshiyat yang berarti kepribadian. Abdul Mujib

(1999: 133) menjelaskan bahwa kepribadian adalah “integrasi sistem

kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.”

(Syamsu Yusuf, 2011, 217).

Pada hakikatnya terdapat perbedaan mencolok antar konsepsi tiga

macam jiwa dalam teori Freud. Konsepsi nafsu ammarah bis su’, nafsu

lawwamah, , nafsu muthmainnah merupakan beberapa kondisi yang

berbeda yang menjadi sifat suatu jiwa ditengah-tengah pergulatan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

internalnya anatar aspek materi dan aspek spiritual dalam kepribadian

manusia. Hal itu bukan merupakan bagian-bagian yang berbeda dari

suatu jiwa, seperti halnya juga tidak terbentuk dalam fase-fase

perkembangan tertentu yang dilalui manusia.

Menurutpenjelasan Al-Qur’an keselarasan sifat penciptaan manusia

antar aspek materil dan aspek spiritual dari kepribadian manusia.

Mengiringi ppergulatan itu, terciptalah tiga kondisi jiwa: nafsu

ammarah bis su’, nafsu lawwamah, dan nafsu muthmainnah.

(Muhammad Utsman Najati, 2005: 377)

Dalam literatur keislaman modern, term syakhshiyah telah banyak

digunakan untuk menggambarkan dan meilai kepribadian individu.

Pertama, istilah al-syakhshiyah al-inayah atau syakhshiyah al-zatiyah

untuk mendeskripsikan kepribadian yang tampak dari persfektif diri

sendiri.

Kedua istilah syakhshiyah al-mau’dudiyah atau syakhshiyah al-

khalq untuk mendeskripsikan kepribadian yang tampak dari perspektif

orang lain, sebab kepribadian individu menjadi objek penggambaran.

Term lain yang tidak alah populernya adalah term akhlak. Secara

etimologis, akhlak berarti karakter, al-Ghazali berpendapat bahwa

manusia memiliki citra lahiriah yang disebut dengan khalq, dengan

citra batiniyah yang disebut dengan khulq. Khulq merupakan citra fisik

manusia, sedang khulq merupakan citra psikis manusia. (Netty Hartati,

2044:125)

Dalam al-Qur’an terdapat penjelasan tentang kepribadian manusia

dan ciri-ciri kepribadian yang sehat bersifat umum, yang membedakan

manusia dengan makhluk Allah swt, lainnya. Al-Qur’an juga

menjelaskan beberapa pola atau contoh umum kepribadian

manusiayang teristimewakan dengan ciri-ciri pokok, yaitu pola-pola

umum dan banyak terjadi dan juga pada masyarakaat manusia secara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

umum. Agar memahami kepribadian manusia secara cermat dan tepat

kita mesti mempelajari dengan akurat berbagai faktor yang

menentukan kepribadian. (Muhammad Utsman Najati, 2005: 360)

1. Kepribadian Ammarah (nafs Ammarah)

Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung pada

tabiat jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan. Ia menarik

qalbu manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah

sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat

dan sumber kejelekan dn tingkah laku yang tercela.

2. Kepribadian Lawwamah

Kepribadian lawwamah adalah kepribadian yang telah memperoleh

cahaya qalbu, lalu ia bangkit untuk untuk memperbaiki

kebimbangannya antara dua hal. Dalam upayanya itu kadang-

kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkann oleh

wataknya namun kemudian ia diingatkan oleh nur Ilaahi.

Kepribadian lawwamah merupakan kepribadian yang di dominasi

oleh komponen akal. Akal apabila telah diberi percikan nur qalbu

fungsinya menjadi baik.

3. Kepribadian Muthmainnah

Kepribadian muthmainnah adalah kepribadian yang telah diberi

kesempurnaan nur qalbu, sehingga dapat meningalkan sifat-sifat

tercela dan tumbuh sifat-sifat yang baik. Begitu tenangnya

kepribadian ini sehingga ia panggil oleh Allah swt, seperti dalam

surat al-fajr ayat 27-28.

“Hai kepribadian (jiwa) yang tenang, kembalilah kepada

Tuhanmmu dengan hati yang puas lagi di diridhoinya” (QS. Al-

Fajr: 27-28). (Netti Hartati, 2004: 166-169)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

b. Hakikat Pribadi Manusia

1. Manusia adalah Makhluk Allah

Dalam Al-Qur’an kita mendapatkan pengklasfikasian manusia

atas dasar keyakinan dalam tiga pola, yaitu mukim, kafir dan

munafik. Masing-masing dari ketiga pola ini mempunyai ciri-ciri

pokok yang membedakan satu dan lainnya. Pengklasifikasian

manusiaatas dasar keyakinan ini sejalan dengan tujuan Al-Qur’an

sebagai kitab akidah dan hidayah.

Pengklasifikasian ini juga menunjukan bahwa faktor utama

dalam penilaian suatu kepribadian, dalampandangan Al-Qur’an

adalaah akidah dan ketakwaan. (Muhammad Utsman Najati, 2005:

380). Manusia diciptakan oleh Allah dari unsur jasmaniah dan

rohaniah. Dilihat dari karakteristik jasmaniahnya, manusia

memiliki kesamaan dengan hewan (bintang).

Kesamaan itu seperti berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan

makan, minum, bernafas, istirahat, dan seks (dorongan naluriah

dalam rangka pengembangan keturunan).

Definisi terakhir inilah yang lebih lengkapkarena khulq

mencakup lahir batin manusia. Keinginan, minat, kecendrungan,

dan pikiran manusia ada kalanya terwujud dalam suatu tingkah

laku nyata, tapi ada juga yang hanya terpendam didalam batin dan

tidak teraktualisasi dalam suatu tingkah laku yang nyata. Baik

teraktualisasi atau tidak semuanya masuk dalam kategori

kepribadian. Berdasarkan uraian ini, khulq memiliki ekuivalensi

makna dengan personality. (Netty Hartati, 2004: 127)

Kepribadian yang dimiliki seseorang akan berpengaruh

terhadap akhlak, moral, budi pekerti, etika, dan estetika orang

tersebut ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain

dalam kehidupan sehaari-hari dimanapun ia berada. Pembentukan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

kepribadian melalui peningkaatan petimbangan moral secara

mendasar mendudkung dan mengarahkaan seluruh ajarannyaa

untuk mewujudkan nilai-nilai positif sebagaimana yang diajarkan

pendidikaan budi pekerti. Sebagaimana halnya moral, budi

pekertipun erat hubungannya dengan kepribadian. (Sjarkawi, 2011:

35)

Keberadaan manusia di dunia ini bukan kemauan sendiri, atau hasil

proses evolusi alami, melainkan kehendak yang Maha Kuasa, Allah

Robbul `Alamin. Dengan demikian, manusia dalam hidupnya mempunyai

ketergantungan (dependent) Kepada-Nya. Manusia tidak bisa lepas dari

ketentuan-Nya. Sebagai makhluk, Manusia berada dalam posisi lemah

(terbatas), dalam arti tidak bisa menolak, menentang, atau merekayasa

yang sudah dipastikan-Nya. Dalam Al-Quran, surat At-tin: 4, Allah SWT

berfirman:

“Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat

baik (sempurna)”. (Muhammad Utsman Najati, 2005: 379)

Taklif Allah yang dibebankan kepada manusia adalah semata-mata

untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Dalam hal ini Allah swt maha

kaya dan maha segala-galanya yang tidak kurang dari satu apapun. Allah

tidak akan berkurang kemurahan dan keagungannya tanpa adanya

pengabdian dan penghambaan dari manusia, lagi pula tidak akan

bertambah keagungan dan kemuliaannya dengan peribadatan manusia.

(Afiffudin dkk: 11)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

2. Manusia adalah Khalifah di Muka Bumi

Dalam Islam pun tak ada paham serba permisif yang brupaya

memuaskan dorongan-dorongan ragawi tanpa batas. Islam

menyerukan keselarasan antar dorongan-dorongan tubuh dan roh

serta mengiuti jalan pertengahan yang mewujudkn keseimbangan

antara aspek materil dan spiritual pada manusia. Hal tersebut telah

kita bahas dalam perbincangan tentang pergulatan psikologis.

(Muhammad Utsman Najati, 2005: 379)

Sebagai khalifah manusia mengemban amanah, atau tanggung

jawab (responsibility) untuk berinisiatif dan berpartisipasi aktif

dalam menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang nyaman

dan sejahtera; dan berupaya mencegah (preventif) terjadinya

pelecehan nilai-nilai kemanusiaan dan perusakan lingkungan hidup

(regional-global). (Syamsu Yusuf, 2011: 209 – 210)

Dalam Ihya Ulumuddin al-Ghazali melukiskan betapa penting

kepribadian bagi seorang pendidik. “seorang guru mengamalkan

ilmunya, lalu perkataannya jangan membohongi perbuatannya.

Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan kata hati,

sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala, padahal

yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”. (Zainuddin

dkk, 1991: 56)

Statment al-Ghazali tersebut dapat disimak bahwa amal

perbuatan, perilaku, akhlak dan kepribadian seseorang pendidik

adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Karena kepribadian seorang pendidik akan diteladani dan ditiru

oleh anak didiknya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Egolah yang memperkenankan pemuasan atas keinginan

instingtif yang diinginkannya, menagguhkan apa perlu

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

ditangguhkan, serta mengekang apa yang perlu dikekang dengan

memerhatikan realitas atau dunia eksternal yang memiliki norma-

norma, nilai-nilai, moral, dan ajaran-ajaran agama. (Muhammad

Usman Najati, 2005: 376)

3. Faktor-Faktor yang Membentuk Kepribadian

Studi tentang faktor-faktor yang menentukan kepribadian dibahasa

secara mendetail oelh tiga aliran. Tiga aliran itu adalah empirisme,

nativisme, dan konvergensi. Masing-masing aliran ini memiliki asumsi

psikologis tersendiri dalam meilhat hakikat manusia.

1. Aliran Empirisme

Aliran empirisme disebut juga aliran Environmentalisme, yaitu suatu

aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan

sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Pengalaman empiris

bagi merupakan sumber dari segala kepribadian.. (Netty Hartati,

2004:171)

2. Aliran Nativisme

Aliran nativisme adalah suatu aliran yang menitikberatkan

pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan

sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan

waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari

lahir. Kapasitas intelektual itu diwarisi sejak lahir. Aliran nativisme

memandang hereditas sebagai penentu kepribadian. (1785-1828).

(Netty Hartati, 2004: 174)

3. Aliran Konvergensi

Aliran konvergensi adalah aliran yang mengabungkan dua aliran

diatas. Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor

lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran

ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apaabila tidak

diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya rangsangan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal tanpa didasari

oleh faktor hereditas. (Netty Hartati, 2004: 177)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang dapat

dikelompokan kedalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri. Faktor internal inibiasanya merupakan faktor genetis atau

bawaan. Faktor genetis maksdunya ialah faktor yangberupa bawaan

sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat

yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi

gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.

Lingkungan keluarga tempat seorang anak tumbuh dan berkembang

akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak.

Terutama dari para orang tua mendidik dan membesarkan anaknya.

(Sjarkwai, 2008: 19)

Dari hasil Studinya, ada satu kecenderungan bahwa korelasi antara

hereditas dengan lingkungan lebih bnayak negatif. Cattell menafsirkan

penemuan ini, sebagai bukti untuk a law of coerctionto the biosocial mean,

yaitu suatu kecenderungan dari pengaruh lingkungan untuk menentang

secara sistematis terhadap ekspresi variasi genetic.(Syamsu Yusuf, 2011:

200)

Gunnandi (2005) pada umumnya terdapat lima penggolongan

kepribadian yang sering dikenal dala kehidupan sehari-hari yaitu sebagai

berikut:

1. Tipe Sanguinis

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain:

memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup,

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

dapat membuat lingkungannyagembira dan senang. Akan tetapi tipe

ini pun memiliki kelemahan antara lain, cenderung implusif, bertindak

sesuai dengan emosinya atu keinginannya.

2. Tipe Flegmatik

Seseorang yang termasuk tipe ini memiliki ciri antara lain, cenderung

tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misalnya dalam kondisi sedih

atau senang, sehingga turun naik emosinya yang tidak terlihat secara

jelas. (Sjarkawi, 2008: 11)

3. Tipe Melankolik

Seseorang yang termasuk tipe inimemiliki ciri antara lain, terobsesi

dengan karyanya yang paling bagus atau paling sempurna, nebgerti

estetika keindahan hidup, perasaannya sangat kuat, dan sangat sensitif

4. Tipe Kolerik

Seseorang yang termasuk tipe inimemiliki ciri antara lain, cenderung

berorientasi pada pekerjaan dan tugas, mempunyai disiplin kerja yang

sangat tinggi, mampu melaksanakan tugas dengan setia dan

bertanggunng jawab atas tugas yang diembannya.

5. Tipe Asertif

Seorang yang termasuk dalam tipe ini memliki ciri antara lain: mampu

menyatakan pendapat, ide, dan gaagasannya secara tegas, kritis, tetapi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

perasannya halus sehingga tidak menyakiti perasaan orang lain.

(Sjarkawi, 2008: 12)

Dalam memandang perkembangan kepribadian, Freud adalah ahli

yang menekankan masa lampau atau kausalitas, sedangkan Adler adalah

ahli yang berpandangan teleologis yang menekankan peranan masa depan

dengan segala cita-citanya.

Di dalam proses perkembangan kepribadian, dapat terjadi gerak maju

(progresi) atau gerak mundur (regreasi). Apa yang dimaksud dengan

progresi oleh Jung adalah bahwa aku sadar dapat menyesuaikan diri secara

memuaskan baik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak

sadarannya. (Syamsu Yusuf, 2011: 90)

Dalam buku (Agus Sujanto:11) C.G. Yung, berpendapat bahwa:

sepanjang hidup manusia, selalu memakai topeng ini, nntuk menutupi

kehidupan batiniahnya. Manusia hampir tidak pernah berlaku wajar, sesuai

dengan hakekat dirinya sendiri, dan untuk yang terakhir ini manusia harus

berlatih dengan tekun dan bersungguh-sungguh dalam waktu yang lama

sekali, sebab selama ia hanya berlaku dengan kedok itu ia tidak akan

menjumpai kepuasan didalam hidupnya.

Dalam masalah ini G.W. Allport, dalam buku (Agus Sujanto:11)

berpendapat : Personality is the dynamic organization within the

individual of those psychophysical system, that determines his unique

adjusment to his environment. Artinya Personality adalah suatu organisasi

psichophysis yang dinamis daripada seorang yang menyebabkan ia dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian oran tua

akan berpengaruh terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan

membesarkan anaknya yang pada gilirannya juga akan berpengaruh

terhadap kepribaian si anak tersebut. (Sjarkawi, 2011: 20).

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Dalam waktu bersamaan juga berpegang teguh pada keimanan

kepadaAllah swt, menunaikan peribadahan, menjalankan segala apa yang

di ridhai Allah swt dan menghindari semua hal yang dapat mengundang

semua murkanya. Begitupun pribadi yang mengekang kebutuhan-

kebutuhan tubuhnya serta memaksa dan melemahkan tubuhnya dengan

praktik kerahiban yang berlebih dan praktik pertpaaan yang berat serta

cenderung hanya memuaskan segala kebutuhan dan kerinduan spiritualnya

saja, juga bukanlah pribadi yang normal, (Syamsu Yusuf, 2011: 211).

Melalui fitrahnya ini manusia mempunyai kemampuan untuk

menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, dan sekaligus

menjadikan kebenaran agama itu sebagai tolak ukur atau rujukan

prilakunya. Allah SWT berfirman dalm surat al-a’raf ayat 172:

“Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari

sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka

(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab:

"Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang

demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya

Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan

Tuhan)", (QS. Al-Araf: 172).

Manusia berpotensi baik (takwa) dan buruk (ujur). Manusia dalam

hidupnya mempunyai dua kecenderungan atau arah perkembangan, yaitu

takwa, sifata positif (beriman dan beramal shaleh) dan yang fujur, sifat

negatif (musyrik, kufur, dan berbuat ma`syiat, buruk dan zolim).

(Muhammad Usman Najati, 2005: 379)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Dua kutub kekuatan ini, saling mempengaruhi. Kutub pertama

mendorong individu untuk berprilaku yang normatif (merujuk nilai-nilai

kebenaran), dan kutub lain mendorong individu untuk berprilaku secara

implusif (dorongan naluriah, instinktif, hawa nafsu). Dengan demikian,

manusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan pada situasi konflik antara

benar- salah atau baik-buruk. (Syamsu Yusuf, 2011: 211)

B. Pembinaan Kepribadian Santri

1. Pengertian Pembinaan

Sebelum berbicara jauh tentang pembinaan, penulis akan menguraikan

terlebih dahulu tentang istilah pembinaan. Pembinaan adalah sebuah usaha

sadar untuk memperoleh perilaku dan karakter yang diharapkan yang

sesuai dengan norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku dan tidak

menyimpang dari semua aturan yang telah ditetapkan baik secara umum

maupun secara khusus mulai dari yang tidak baik menjadi baik, dan dari

yang baik menjadi lebih baik. Maksud secara umum ialah agar perilaku

yang diharapkan tidak melenceng dari aturan umum yang berlaku. Adapun

secara khusus ialah peraturan-peraturan yang sengaja di buat untuk

individu seorang, ini biasanya berlaku di dalam keluarga. Menurut penulis

pembinaan memiliki makna dan fungsi yang sama dengan membimbing

dan pendidikan.

Dalam buku (Ahmad Munjih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 1)

pembinaan (pendidikan) dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar

oleh pendidik atau pembina terhadap perkembangan jasmani dan rohani

peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dengan

redaksi yang berbeda menyatakan bahwa pembinaan (pendidikan) adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.

Taqiyuddin (2008: 42) mengemukakan istilah pembinaan atau

pendidikan yaitu sebagai proses upaya meningkatkan nilai peradaban

individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu

keadaan yang lebih baik, baik secara institusional peranan dan fungsinya

semakin dirasakan oleh sebagianbesar masyarakat.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Dalam hal ini kita harus ingat kepada tujuan pendidikan, diawal telah

dijelaskan bahwa pembinaan (pendidikan) ialah memimpin anak ke arah

kedewasaan. Jadi, yang kita tuju dengan pendidikan kita ialah kedewasaan

si anak. tidaklah mungkin. Sesuai dengan asas pendidikan yang dianut

oleh pemerintah dan bangsa Indonesia, yakni pendidikan seumur hidup

(long life ducation), maka pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. hal ini dinyatakan dalam

GBHN 1983-1988 aberberikut: “pendidikan berlangsung seumur hidup

dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan

masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar

keluarga, masyarakat dan pemerintah”. (Ngalim Purwanto, 2007: 13)

Berdasarkan pada makna pendidikan di atas, maka dapat dikemukakan

bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai “usaha yang dilakukan orang

dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses

perubahan yang di alami oleh anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau

pelatihan”. Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan

tentang makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukan

adanya perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan

perubahan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen

sistem pendidikan yang ada. (Taqiyuddin, 2008: 45)

Jelaslah kiranya bahwa kata pembinaan atau pendidikan mengandung

arti yang sangat luas. Semua daya upaya yang ditujukan untuk menolong

anak dalam perkembangannya baik jasmani maupun rohaninya menjadi

manusia dewasa yang susila, dapat disebut pembinaan (pendidikan).

Maka menurut pendapat yang terakhir ini nyata pada kita bahwa arti

pembinaan sudah menjadi lagi, hanya berarti pembentukan watak semata-

mata. (Ngalim Purwanto, 2007: 150)

Kemampuan mental spiritual dimaksud tidak hanya meliputi

kecerdasan dan ilmu pengetahuan, daya cipta, dan keterampilan bekerja,

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

melainkan juga menyangkut kemampuan untuk bersikap demokrasi,

mencintai bangsa dan sesama manusia, bersikap tangguh dalam bercita-

cita yang sehat, kemampuan berakhlak mulia, beerdedikasi yang tinggi

dalam hidup sosial dan dalam menjalin hubungannya dengan Yang Maha

Kuasa. Kemampuan-kemampuan tersebut dibimbing supaya dapat

berkembang dalam kehidupan yang seimbang atau harmonis dalam

kepribadian yang utuh dan bulat. Keseimbangan hidup pribadi demikian

merupakan ciri khas dari bangsa yang mengedepankan nilai-nilai

moralitas. (Samsul Munir Amin, 2010: 1)

Pandangan ini lebih rinci lagi bagi bangsa Indonesia melalui UU RI

No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa,

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dalam pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa pembangunan nasional pada

sektor pendidikan berusaha dan menekankan kepada pentingnya

pembinaan kepada sumber daya manusia (SDM). (Taqiyuddin, 2008: 47)

Pada hakikatnya antara membina dan mendidik itu tidak ada

pembinaan yang tegas. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan, siapa

yang membina ia juga mendidik dan siapa membina maka ia juga harus

mendidik. Rupanya tidak mungkin orang dapat membina anak tanpa

dengan mendidiknya. Juga dalam kehidupan sehari-hari kita sering

mndengar kata-kata membina yang sebenarnya berarti pula mendidik.

(Ngalim Purwanto, 2007: 159)

Makna pembinaan atau pendidikan dan segala sesuatu yang terlibat di

dalamnya merupakan hal yang sangat penting dalam perumusan sistem

pendidikan Islam dan Implementasinya. atas dasar inilah maka tidak salah

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

jika Al- Attas mengartikan bahwa pendidikan Islam adalah sebagai suatu

proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia. (Taqiyuddin, 2008: 49)

Dalam khazanah Islam, setidaknya ada tiga istilahyang berhubungan

dengan makna pembinaan atau pendidikan. tiga istilah tersebut adalah

ta’lim, ta’dib dan tarbiyah. Kata ta’lim biasanya mengandung pengertian

proses transfer seperangkat peengetahuan kepada anak didik. (Ahmad

Munjih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 1).

Dengan betolak dari GBHN tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan

pendidikan agama ialah untuk membina dan mendidik anak-anak supaya

menjadi orang yang taqwa kepada Tuhan yang maha esa, yanng berarti

taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi larangan-larangannya

seperti yang diajarkan di dalam kitab suci. (Ngalim Purwanto, 2007: 157)

Pakar pendidikan Islam Naquib Al-Attas (1984) dalam buku

(Taqiyuddin, 2008: 48), menuliskan bahwa kata ta’dib memiliki perbedaan

yang sangat mencolok dengan kata tarbiyah. Kata tarbiyah secara semantik

tidak khusus di tunjukan untuk mendidik manusia, melainkan dapat

digunakan juga kepada species tanaman dan hewan. Berbeda dengan kata

ta’lim dan ta’dib, kata tarbiyah menurut Nizar dalam buku (Munjih dan

Lilik, 2009: 5) memiliki arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi

makan, mengembangkan, memelihara, membebaskan, menumbuhkan, dan

memproduksi serta menjinakkan baik yang mencakup aspek jasmaniah

maupun rohaniah.

Berdasarkan pada pengertian dan makna pendidikan sebagaimana

dikemukakan oleh para pakar dan ulama pendidikan di atas, baik pakar

pendidikan secara umum maupun ulama pendidikan Islam hampir

semuanya sepakat bahwa inti dari pendidikan adalah kegiatan yang

dilakukan orang dewasa dalam upaya mempengaruhi peserta didik melalui

pembelajaran, pembinaan, pembimbingan, pelatihan dan pembiasaan agar

mereka menjadi dewasa.(Taqiyuddin, 2008: 50 )

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Sementara itu Zuhairini (Munjih dan Lilik, 2009: 5) menegaskan

bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha berupaya bimbingan ke arah

pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjalin

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Dari uraian diatas dapatlah diambil sebuah kesimpulan sebagai

berikut. Pembinaan lebih luas dari pada pendidikan, pembinaan

merupakan pembinaan keseluruhan serta merupakan pembentukan

kepribadian, pebinaan meliputi segala usaha dilakukan dalam hal

mendidik. (Ngalim Purwanto, 2007: 150)

2. Pengertian Santri

Sedangkan terminologi santri sendiri, menurut Zmaksyari Dhofier

dalam buku (Abdul Mugits, 2003: 120), santri berasal dari kata “santri”

(manusia baik) dan kata “tri “ (suka menolong) sehingga santri berarti

manusia baik yang suka menolong dan bekerja sama secara kolektif.

Menurut Prof. John, sebagaimana dikutif Dhofier kata “santri” berasal

dari bahasa Tamil yang berarti “guru ngaji”. Berbeda dengan Dhofier dan

John, Clifford Geertz berpendapat bahwa santri berasal dari baha india

atau sangsekerta “shastri” yang berarti ilmuan. (Abdul Mugits, 2003: 120)

Sedangkan asal usul kata santri dalam pandangan Nurchalis Madjid

dapat dilihat dari dua pendapat. Pertama, mengatakan bahwa santri

berasal dari perkataan sastri, sebuah kata dari bahasa yang berasal dari

bahasa sangsekerta yang artinya melek huruf. Pendapat ini menurut

Nurchalis Madjid agaknya didasarkan atas kaum santri kelas literary orang

jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan

berbahasa Arab.

Disisi lain, Zamakhsyari Dhofier berpendapat, kata santri dalam

bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau

seorang sarjana ahli kitab suci agam Hindu. Atau secara umum dapat

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

diartikan buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku tentang ilmu

pengetahuan. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata cantrik, berarti seorang

yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap.

(Nurchalis Madjid, 2002: 61)

Melihat akar bahasa (etimologi) “santri” di atas, maka istilah santri

dan derivatnya, “pesantren” adalah lebih dekat dengan warisan budaya

loka pra Islam. Kebiasaan orang jawa untuk menyebut lembaga

pendidikan Islam itu terkadang dengan istilah “pondok” atau “pesantren”

atau merangkai keduanya menjadi pondok pesantren tetapi dengan

maksud yang sama. Hanya saja kemudian sering dibedakan antara

pesantren salaf yang berorientasi pada pelestarian tradisi dengan sistem

pendidikan tradisional, dengan pesantren modern yang sudah banyak

mengadopsi sistem pendidikan sekolah modern barat. (Abdul Mugits,

2003: 122)

Selanjutnya santri, sebagai elemen ketiga dari kultur pesantren yang

merupakan unsur pokok yangvtidak kalah penting dari keempat unsur

yang lainnya. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, santri

mukim ialah santri yang dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok

pesantren. Kedua, santri kalong ialah santri-santri yang berasala dari

daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam

pesantren. Mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai megikuti

suatu pelajaran dipesantren. Biasanya perbedaan antara pesantren besar

dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin

besar sebuah pesantren akan semakin besar jumlah santri mukimnya.

Dengan kata lain pesantren kecil lebih aka memiliki leih banyak

santri kalong dari santri mukim. (Nurchalis Madjid, 2002: 66). Dalam

tradisi Jawa santri sering digunakan dalam dua pengertian, yaitu

pengertian sempit dan pegertian luas. Pengertian sempit santri adalah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

seorang pelajar sekolaha agama yang disebut pondok atau pesantren

atauorang yang mendalami agama.

Sedangkan pengertian luasnya adalah seseorang penduduk di Jawa

yang menganut Islam dengan sungguh-sungguh yang rajin

sembahyangnya pergi ke masjid pada waktu-waktu sholat meskipun belum

pernah mengenyam pendidikan agam di pesantren.Istilah lain untuk

pengertian yang terakhir adalah kaum putihan, istilah ini muncul karena

pada saat melakukan sholat biasanya santri ini memakai pakaian serba

putih. (Abdul Mugits, 2008: 120)

Dengan kondisi semacam itu terasa sekali kekentalan hubungan dan

interaksi yang hangat antara sesama santri, dengan dewan guru atau

dengan kyai sekalipun.Dalam konteks inilah pesantren memberikan

kontribusi berharga dalam pengembangan kepribadian santri. Sistem

pesantren demikian memungkinkan terbinanya sikap-sikap mental positif

seperti kemandirian, kreativitas dan kemerdekaan.

Idealitas demikian ditunjang oleh kondisi objektif pesantren yang

mengahruskan setiap antri merumuskan dan menyelesaikan segala

permasalahannya sendiri, baaik yang menyangkut rencana studi, kegiatan

organisasi, dan berbagai aktivitas lainnya, santri sendirilah yang mengatur

di bawah bimbingan para ustadz dan kyai. (Khoiruddin Bashori, 2003: 78)

3. Pembinaan Santri

Ketika berbicara masalah aktivitas tarekat maka tidak akan terlepas

peran dari pesantren, karena secara umum di Indonesia khususnya

keberadaan pesantren, khususnya pengaruh pesantren salafiyah yang tidak

bisa dilepaskan dari pengaruh tarekat yang mana satu sama lain saling

mendukung. Ketika ada kegiatan tarekat maka pesantrenlah tempatnya,

ketika pesantren itu berdiri, maka tarekat akan mengikutinya. Begitulah

dinamika kehidupan pesantren dan tarekat dimana satu sama lain saling

mengisi. Maka dengan demikian, erat sekali kaitannya kegiatan atau

aktivitas dzikir tarekat mempengaruhi pribadi santri.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Ketika berbicara penyebaran tarkat di Indonesia maka tidak akan

terlepas dari peran pesantren. Sejak awal kelahirannya telah menjadikan

pendidikan sebagai way oflife. Pembentukan kepribadian muslim yang

dilakukan oleh pesantren tertentu justru hampir seluruhnya terjadi diluar

ruang belajar. Hubungan interaksi, dan pergaulan sehari-hari santri dengan

kyai atau santri dengan sesamanya, bahkan santri dengan masyarakat di

sekitar lingkungan pondok pesantren adalah sumber pembelajran utama

dalam rangka pembentukan kepribadian muslim yang dicita-citaakan

pesantren. (Suteja, 2011: 145)

Sebagaimana klaim pesantren salaf pada umumnya bahwa yang

membedakan pesantren salaf dan modern adalah ajaran etikanya, yakni

jika pesantren salaf sangan memperhatikan etika, sebaliknya pesantren

kurang memperhatikannya, sehingga santrilulusan modern ini kurang

membawa ajaran etika dalam berperilaku, meskipun penilaian ini juga

masih tampak biasnya dan terlalu mahal untuk digeneralisasikannya.

Ajaran etika tersebut merupakan aspek budaya yang menjadi ciri khas

utamanya dan selalu dibanggakan yang mana dalam kultur masyarakat

Jawa khusunya, ajaran ini masih dianggap sebagai unsur budaya yang

sangat penting. (Abdul Mugits, 2008: 155).

Pemikiran al-Ghazali memiliki pengaruh yang dominan dalam

penghayatan kaum muslim di Indonesia pada khususnya dan di Asia

tenggara pada umumnya. NU sebagai salah satu organisasi keagamaan

terbesar di Indonesia, dalam muktamarnya di Situbondo pada tahun 1984

menetapkan secara formal bahwa salah satu ketentuan tentang

pahamAhlusunnah Waljama’ah dalam tasawuf ialah mengikuti tarekat

mu’tabarah dengan berpedoman pada ajaran al-Ghazali dan ajaran para

tokoh sufi sunni yang lain. (Nur Syamsu, 2008: 63).

Sistem nilai tersebut merupakan roh bagi pesantren pada umumnya,

meskipun masing-masing pesantren terkadang memiliki hal-hal yang lebih

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

spesifik. Hal ini yang menjadi alasan bahwa pesantren bukanlah sekedar

menjadi pusat transformasi ilmu pengetahuan saja, sebagaimana disekolah

umum, tetapi juga sebagai tempat transformasi ajaran etika secara totalitas,

baik terhadap santri maupun masyarakat luas. Pesantren tidak sekedar

menjadi tempat pengaderan para cendekiawan tetapi juga sebagai pusat

pembentukan keperibadian manusia yang mulia. (Abdul Mugits, 2003:

158)

Bila dilihat dari sistem pengajaran yang diterpakan di dunia pesantren,

memang terdapat kemiripan, dengan tata laksana pengajaran dalam ritual

keagamaan Hindu, dimana terdapat penghormatan yang besar oleh santri

(murid) kepada kyainya. Sehubungan dengan ini Cak Nur menggambarkan

kyai duduk diatas kursi yang dilandasi bantal dan para santri duduk

mengelilinginya. Denga cara begini timbul sikap hormat dan sopan oleh

para santri terhadap kyai seraya dengan tenang mendengarkan uraian-

uraian yang disampaikan kyainya. Sehingga peran kyai sangat fenomenal

dan signifikan dalam keberlangsungan atau eksistensi sebuah pesantren,

sebab kyai adalah sebuah elemen dari beberapa elemen dasar sebuah

pesantren. (Nurchalis Madjis, 2002: 63)

Pesantren dalam perkembangannya masih tetap disebut sebagai

lembaga keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan, dan

mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dengan segala dinamikanya

dipandang sebagai lembaga pusat perubahan masyarakat melalui dakwah

Islamiah, seperti tercermin dalam dari berbagai pengaruh pesantren

terhadap perubahan dan pengembangan kepribadian individu santri,

sampai pada pengaruhnya terhadap politik di antara pengasuhnya (kyai)

dan pemerintah. (Suteja, 2011: 144).

Oleh karena posisi pesantern salaf sebagaiman institusi yang

mengajrkan ajaran etika ini selalu dipandang penting dan kuat karena

langsung mengakar dala kultru masyarakat. Tentang ajaran etika ini

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

padadasarnya ajaran tentang bagaimana pola pergaulan atau hubungan

yang baik antar unsur-unsur anggota pesantren, seperti pola hubungan

antara santri dan kyai ang merupakan hubungan ketaatan yang tak terbatas

sebagaimana diuraikan di depan.

Jika sementara hipotesis mengatakan bahwa tradisi pengagungan

tersebut merupakan warisan tradisi lokal pra-Islam, hal itu bukan berarti

sama sekali tidak bersandar pada ajaran ulama terdahulu, seperti ajaran

etika dalam kitab Ta’lim al-Muta’alimin karya asy-Syaikh az-Zarnuji.

(Abdul Mugits, 2008: 155)

Pendidikan pesantren dalam corak tradisional dan otosentris yang

berpusat padadiri sendiri, kemudian menjadi adaptif dan emansipatif

terhadap perubahan sosial serta berusaha mempertahankan kebudayaan

etnis dan identitas bangsa dan mengusahakan lenyapnya dominasi politik

asing di dalam negeri.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa pesantren mempunyai pengaruh

dalam proses pelestarian budaya lokal atau pribumi dan telah berperan

aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini sejalan dengan

komentar Ziemek,pesantren sebagai lembaga pergulatan spiritual,

pendidikan dan sosialisasi yang kuno dan sangat heterogen menyatakan

sejarah pedagogik, kehadiran, dan tujuan pembangunan sekaligus. (Samsul

Nizar, 2013: 110)

C. Hubungan Pendidikan dalam Proses Pembinaan

1. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai suatu disiplin ilmu,

mempunyai karakteristik dan tujuan dari disiplin ilmu yang lain. bahkan

sangat mungkin berbeda sesuai dengan orientasi dari masing-masing

lembaga yang menyelenggarakannya. Pusat kurikulum Depdiknas

mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam di Indonesia adalah

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, peserta didik

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya kepada Allah swt. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Ahmad Munjih Nasih

dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 7)

Dalam konteks pendidikam Islam ibadah mempunyai dampak positif

terhadap perkembangan anak didik. Menurut Abdurrahman an-Nahwi

dalam buku (Afiffudin dkk: 11), ibadah memberikan suasana baru bagi

anak didik dengan cara bertobat sehingga bersih daro noda dan dosa.

Sedangkan menurut Abdul Rosyad, ibadah dapat mendidik manusia yang

bersifat rohani, meliputi pendidikan akhlak, intelektual dan jasmani.

Ikhtiar pendidikan khususnya melalui proses pembelajaran guna

mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik adalah kesadaran

pendidik terhadap kemampuan intelektual setiap peserta didik harus

dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu

terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. (Mohammad Ali dan

Mohammad Asrori,2010: 36)

Anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi

fitrahnya dibutuhkan bimbingan, arahan dan pembinaan orang tuanya.

Oleh karena itu kehadiran anak di tengah-tengah keluarga merupakan

amanat, harus dijaga benar-benar agar potensi fitrah ketubarian tetap

lestari sampai akhir hayat bahkan dapat mempertanggungjawabkan asal

muasal ruh manusia yang berasal dari Allah diambil dari surga yang bersih

dan suci sehingga terhindar dari siksaan api neraka. (Afiffudin, dkk: 34)

Menurut Conny Semiawan (Mohammad Ali dan Mohammad

Asrori,2010: 36) penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi

pengembangan kemampuan intelektual anak yang didalamnya

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan

faktor yang sangat penting.

Peserta didik yang telah mencapai tujuan pendidikan agam Islam

dapat digambarkan sebagai sosok individu yang memiliki keimanan,

komitmen, ritual dan sosial pada tingkat yang di harapkan. Menerima

tanpa keraguan sedikitpun akan kebenaran ajaran Islam, bersedia untuk

berperilaku atau memperlakukan objek keagamaan secara positif,

melakukan perilaku ritual dan sosial keagamaan positif, melakukan

perilaku ritual dan sosial keagamaan sebagaimana yang digariskan dalam

ajaran agama Islam. (Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009:

7)

Pendidikan yang kreatif dan inovatif akan dapat membantu anak

menjadi pribadi yang tumbuh dan berkembang secara wajar sehingga anak

memiliki jiwa dan kepribadian sosial. Pendidikan ini dapat mencegah

peserta didik menjadi individu yang sama sekali tidak memiliki jiwa

ataupun terlalu berlebihan. Pendidikan bertugas menjadikan anak-anak

yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain. (Afiffudin, dkk: 23)

Sesungguhnya anak-anak kreeatif kedudukannya sam saja dengan

anak-anak biasa lainnya di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Namun,

karena potensi kreatifnya itu mereka sangat memerlukan perhatian khusus

dari pendidik untuk mengembangkan dirinya. Perhatian khusus disini

bukan berarti mereka harus mendapatkan perlakuan istimewa, melainkan

harus mendapatkan bimbingan sesuai dengan potensi kreatifnya agar tidak

sia-sia.(Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,2010: 57)

Taklif Allah yang dibebankan kepada manusia adalah semata-mata

untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Dalam hal ini Allah swt maha

kaya dan maha segala-galanya yang tidak kurang dari satu apapun. Allah

tidak akan berkurang kemurahan dan keagungannya tanpa adanya

pengabdian dan penghambaan dari manusia, lagi pula tidak akan

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

bertambah keagungan dan kemuliaannya dengan peribadatan manusia.

(Afiffudin dkk: 11)

Meskipun secara konseptual tujuan-tujuan tersebut di atas dapat

dipisahkan, namun dimensi-dimensi keberagaman tersebut harus terpadu

dalam diri individu yang utuh. Dengan gambaran sosok indivisu yang

utuh. Dengan gambaran sosok individu yang demikian ini, maka

pendidikan agama Islam harus diarahkan untuk meningkatkan dimensi,

komitmen dan ritual dan sosial secara terpadu dengan tetap berusaha

mengembangkan sikap menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional. Dengan demikian pendidikan agama Islam disamping

bertujuan menginternalisasikan nilai-nilai Islami , juga mengembangkan

anak didik agar mampu mengamalkan nilai-nilai itu secara dinamis dan

fleksibel dalam batas-batas konfigurasi idealitas wahyu Tuhan. (Ahmad

Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 7)

Dengan demikian, proses pendidikan Islam berakar kepada fungsi,

tujuan dan tugas hidup manusia, yaitu terbinanya individu dalam

menjalankan tugas vertikal untuk mencari keridhoan Allah swt, serta tugas

horizontal menuju kebahagiaan dunia dan akhirat dan rahmat atas alam,

sehingga individu tersebut dapat menundukannya dirinya sendiri sebagai

individu, sebagai anggota keluarga, sebagai anggota lingkungan, sebagai

anggota warga negara, sebagai warga dunia, dan sebagai warga alam

semesta ini. (Afiffudin, dkk: 11)

2. Pengertian Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang

dialami oleh murid sebagai anak didik. Misalnya adayang berpendapat

bahwa belajar merupakan suatu kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

Menurut James O.Whittaker dalam buku (Abu Ahmadi dan Widodo

Supriyono,1991: 118) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses

pembelajaran banyak ditentukan oleh kecakapaannya dalam memilih dan

menggunakan metode mengajar. Ada dua faktor yang mempunyai andil

dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, yakni faktor yang berada

dalam kendali guru dan faktor yang berada di luar kendali guru. (Ahmad

Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 31)

Belajar merupakan proses dari pada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif

inndividu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan

prestadi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. (Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono,1991: 120)

Proses sosialisasi belajar individu trejadi di tiga lingkungan utama,

yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolahdan lingkungan masyarakat.

Dalam proses perkembangan sosial, anak juga dengan sendirinya

mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Perkembangan sosial

individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan serta keterampilan mengatasi masalah yang

dihadapinya. (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,2010: 93)

Kemampuan menekan kepentingan pribadi dan mendahulukan

kepentinagn orang banyak merupakan salah satu sasaran atau tujuan dari

pendidikan sosial. Bagi anak-anak usia sekolah dasar pendidikan

inimenjadi sangat menentukan bagi perkembangan mereka di jenjang

pendidikan sesudahnya. (Afiffudin, dkk: 23)

Kemauan belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri

individu karena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke dalam

diri individu melalui proses belajar. Oleh karena itu kemauan belajr

menjadi sangat penting karena proses belajar akan terjadi dan berlangsung

dengan baik dan berkelanjutan manakala individu yang bersangkutan

memiliki kemauan yang kuat untuk belajar. (Mohammad Ali dan

Mohammad Asrori,2010: 184)

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan proses

perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,1991: 121)

Dalam makna lain pembelajaran agama Islam bukan sekedar

mengajarkan pengetahuan tentang ke-Tuhanan, tetapi meliputi penanaman

nilai dan prinsip perilaku, transfer pengetahuan dan nilai, keterampiilam

ritual dan doktrin kehidupan sosial politik. Wilayah pembelajaran agama

Islam bukan sekedar afeksi, kognisi dan psikomotorik tetapi meliputi

dimensi spiritual metafisik tentang peran manusia sebagai kholifah Allah

bagi kemakmuran. (Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009:

47)

Melihat masa remaja masa kini sangat potensial dan dapat

berkembang ke arah positif maupun negatif maka intervensi edukatif

dalam bentuk pendidikan, bimbingan, pembinaan, maupun pendampingan

sangat diperlukan untuk mengarahkan perkembangan potensi remaja

tersebut agar berkembang ke arah positif dan produktif. (Mohammad Ali

dan Mohammad Asrori,2010: 99)

Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri inndividu

berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi

akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Ini berarti bahwa perubahan

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan

belajar terarah perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. (Abu

Ahmadi dan Widodo Supriyono,1991: 122)

Muhaimin, dkk dalam buku (Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur

Kholidah, 2009: 21) menegaskan bahwa hasil pembelajaran pendidikan

agam Islam dapat berupa hasil nyata dan hasil yang di inginkan. Lebih

lanjut ditegaskan bahwa hasil belajar pendidikan agam Islam merupakan

yang dicapai anak didik karena diterapkannya suatu metode pembelajaran

tertentu yang dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.

3. Peranan Guru dalam Proses Belajar

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing, membina, dan memberi fasilitas belajar bagi

murid-muridnya untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu

proses perkemvangan anak. Penyampaian materi pelajaran hanyalah

merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu

proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak.

(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,1991: 98)

Seorang guru dapat menggerakan ank didik apabila metode yang

digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik, baik secara

kelompok maupun secara individual, gueu hendaknya tidak memaksa anak

didik untuk bergerak dalam aktivitas belajar menurut acuan metode.

Pemaksaan tidak akan menghasilkan apa-apa, bahkan bisa merusak

perkembangan siswa terganggu, guru hendaknya mahir membangkitkan

motivasi instrintik siswa. (Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah,

2009: 40)

Sebagai perencana pengajaraan, seorang guru dihadapkan mampu

merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Untuk itu ia harus

memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan

tujuan, memiliki bahan, memilih metode dan sebagainya. Dengan

demikian prosess belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus

menerus dalam mencapai hasil belajar yang optimal. (Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono,1991: 100)

Dengan demikian seorang guru di tuntut untuk meningkatkan sistem

nilai, moral dan sikap yang berlaku dalam masyarakat berbeda antara

kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Bahkan sistem nilai,

moral dan sikap bukan bukan hanya dipengaruhi oleh kelompok

masyarakat tertentu, melainkan dalam suatu keluargapun biasanya

memiliki dan menjunjung tentang sistem nilai, moral dan sikap yang

diyakini dan dipegang teguh oleh anggota keluarga. (Mohammad Ali dan

Mohammad Asrori,2010: 147)

Guru hendaknya memaksimalkan semua gaya belajar yang dimiliki

siswa dengan menggunaakan metode mengajar sehingga setiap siswa tidak

merasa dirugikan. Dalm konteks siswa secara berkelompok guru

hendaknya berusaha menetapkan berbagai metode mengajar sehingga

dapat mengaktifkan seluruh potensi yang dimiliki siswa. Seorang guru

dapat menggerakan ank didik apabila metode yang digunakan sesuai

dengan tingkat perkembangan anak didik, baik secara kelompok maupun

secara individual, gueu hendaknya tidak memaksa anak didik untuk

bergerak dalam aktivitas belajar menurut acuan metode. Pemaksaan tidak

akan menghasilkan apa-apa, bahkan bisa merusak perkembangan siswa

terganggu, guru hendaknya mahir membangkitkan motivasi instrintik

siswa. (Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 41)

Dari uraian diatas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari

sebagai pengajar menjadi sebagai direktur (pengarah) belajar (direction of

learning). Sebagai directur belajar, tugas dan tanggung jawab guru

menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410110109.pdfBAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian

sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran penilai hasil belajar,

sebagai motivator belajar dan sebagai pembimbing. (Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono,1991: 100)

Tugas pendidikan berikutnya adalah menjadikan peserta didik dengan

bantuan keteladanan guru atau pendidik, adalah melakukan pembiasaan

dan pelatihan dalam kerangka meneladani sifat-sifat terpuji dari Rasulullah

saw seperti kasih sayang terhadap sesama muslim. Ketikaseorang guru

atau pendiidik bersikap tegas terhadap setiap peserta didiknya tetapi

ketegasannya itu dilandasi oleh jiwa dan rasa kasih sayang seorang ayah

kepada putera kandungnya, bisa dipastikan proses pendidikan demikian

dapat memetik dua hasil pokok secara bersamaan. Pertama, pendidikan

dapat mencegah terjadinya anarkisme dan brutalsme. Kedua, keikhlasan

dan kerelaan peserta didik manakala mendapatkan teguran atau peringatan

atau sangsi ataupun hukuman karena hatidan rasanya merasakan

kenikmatan sentuhan kasih sayang guru mereka. (Afiffudin, dkk: 24)