Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses
komunikasi. Agar proses komunikasi berjalan dengan lancar atau
berlangsung secara efektif dan efesien diperlukan alat bantu yang disebut
dengan media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Sedangkan Association of education and communication
teknologi (AECT) mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Azhar
Arsyad, 2015:3).
Dewi Salma Prawiradilaga (2007:64) membedakan media dan
media pembelajaran. Media adalah segala Sesutu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sedangkan
media pembelajaran itu sendiri adalah media yang dapat menyampaikan
pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk membelajarkan
seseorang.
Salah satu pengertian media pembelajaran yang dikemukakan oleh
Sadiman (2013) adalah media pembelajaran bisa diartikan sebagai pesan,
sumber, saluran, dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses
komunikasi. Pesan yang disampaikan adalah ajaran atau didikan yang ada
9
dalam kurikulum. Sumber pesan bisa guru, siswa, buku dan media.
Saluran/media yang digunaakn adalah media pembelajaran.
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-media-pembelajaran.html
(Diakses pada tanggal 08 Agustus 2016 pukul 13.30).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, dan peranan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar.
1. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
a. Fungsi Media Pembelajaran
Seorang guru sebelum menggunakan media pembelajaran harus
mengetahui fungsi media pembelajaran, menurut Hamalik (dalam
Arsyad, 2013:19) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa.
Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2013:20-21) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi Atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
10
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
2) Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3) Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasikan siswa
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Dari berberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan
peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas.
b. Manfaat media pembelajaran
Sebelum menggunakan media pembelajaran harus mengetahui
manfaat media pembelajaran, agar penggunaanya dalam proses
11
pembelajaran efektif dan efesien. Berbagai menfaat media
pengajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Kemp dan Dayton (dalam
Arsyad, 2013:25-27) menjelaskan telah disadari bahwa banyak
keuntungan penggunaan media pengajaran yaitu:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
2) Pengajaran bisa lebih menarik
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Lama waktu pengajaran diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5) Kualitas hasil belajar dapat di tingkatkan
6) Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana di inginkan atau
diperlukan terutama media pengajaran dirangncang untuk
penggunaan secara individu.
7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat di tingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.
Sedangkan Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2013:28) mengemukakan
manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
12
2) Bahan pengajarakan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pengajaran;
3) Metode pengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memerankan dan lain-
lain.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat
media pembelajaran dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya
indera, menimbulkan gairah belajar serta memberikan rangsangan
yang sama mempersamkan pengalaman dan menimbulkan presepsi
yang sama.
2. Peranan Penting Media Pembelajara
Dalam ranah proses belajar mengajar tujuan pembelajaran
sangat penting. Agar tujuan pembelajaran tercapai pentingnya
menggunakan media pembelajaran, menurut Abdul Wahab Rosyidi
(2009:30) yaitu sebagai berikut:
1) Peran sebagai penarik perhatian, dalam perananya sebagai penarik
perhatian siswa, media bersifat mengundang perhatian peserta
13
didik, meningkatkan rasa keingintahuan siswa, serta
menyampaikan informasi.
2) Peran komunikasi, dalam perananya sebagai pelancar komunikasi,
media berperan dalam mendorong dan membantu siswa untuk
memahami pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh guru.
3) Peran retensi, dalam peran retensi media membantu pembelajar
untuk mengingat konsep-konsep penting yang diperoleh selama
pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka bahwa peranan penting
penggunaan media pembelajaran sangat penting agar peserta didik
bersemangat dan mampu menyerap informasi atau pesan yang diserap
sebagai salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran siswa.
3. Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Yudhi Munadi (2010:55-57) jenis media pembelajaran
secara umum dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu adalah
sebagai berikut:
1) Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Jenis-jenis media ini adalah program radio dan program
media rekam (software) yang disalurkan melalui hadware seperti
radio dan alat-alat perekam seperti phonograph record, audio tape,
yang menggunakan pita magnetic, dan compact disk.
14
2) Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Jenis media ini adalah media cetak-verbal, media
cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual
verbal adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal
(pesan linguistic berbentuk tulisan), kedua media visual-
nonverbal-grafis seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo),
grafik, diagram, bagan dan peta. Ketiga media visual nonverbal-
tiga dimensi adalah media visual yang memilki tiga dimensi,
berupa model, seperti miniature, mock up, specimen, dan
diorama.
3) Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Media
ini disajikan melalui program audio visual seperti film
documenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut
dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga
televisi.
Dari ketiga jenis media pembelajaran di atas, salah satu media
pembelajaran yang menarik adalah media pembelajaran flash card,
yang termasuk media pembelajaran visual. Menariknya media tersebut
karena kartu belajar yang menghasilkan gambar untuk dapat dilihat
oleh siswa, dapat digunakan untuk melatih mengeja dan memperkaya
kosakata.
15
4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika akan
menggunakan media pembelajaran. Secara ringkas cara memilih
media pembelajaran dapat dilihat berikut ini sebagaimana yang
diungkapakan oleh Soepomo (dalam Rosyidi. 2009:37) yakni:
1) Hendaknya mengetahui karakteristik setiap media
2) Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
3) Hendaknya memilih media yang sesuai dengan metode yang kita
pergunakan.
4) Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang akan
dikomunikasikan.
5) Hendaknya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa,
jumlah, usia, maupun tingkat pendidikannya
6) Hendaknya memilih media yang sesuai dengansituasi kondisi
lingkungan tempat media dipergunakan.
7) Janganlah memilih media dengan alas an barang tersebut baru
atau barang tersebut satu-satunya yang kita miliki.
Terdapat empat kriteria yang dikemukakan oleh Dick dan
Carey dalam Asnawir dan Basyiruddin Usman (126:2002), yaitu
sebagai berikut:
16
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media ersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli
dan dibuat sendiri.
2) Tersediaan dana, tenaga, dan fasilitasnya.
3) Menyangkut tentang keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama, artinya
bila digunakan dimana saja dengan peralatan yang ada
disekitarnya dan kapanpun serta mudah dibawa.
4) Efektivitas dan efesiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup
panjang, sekalipun nampaknya mahal namun mungkin lebih
murah disbanding media lainnya yang hanya dapat digunakan
sekali pakai saja.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria yang
paling utama dalam pemilihan penggunaan media tidak lain untuk
mengurangi verbalisme agar anak didik mudah memahami bahan
pelajaran yang disajikan. Penggunaan media pembelajaran harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bila penggunaan media tidak
tepat maka akan mengakibatkan pada pencapaian tujuan
pembelajaran kurang efektif dan efesien.
17
B. Media flash card
1. Pengertian Media Flash Card
Media pembelajaran flash card merupakan media kartu kecil
yang berisi gambar, teks atau simbol yang mengingatkan atau
menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar,
berukuran 8 cm x 12 cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya
kelas yang dihadapi. Untuk dapat melatih siswa mengeja dan
memperkaya kosa kata sebagai ransangan bagi siswa untuk respon
yang diinginkan (Arsyad, 2015:115).
Menurut (Muti’ah. 2012) flash card atau kartu kilas merupakan
kartu bolak balik yang sangat ampuh digunakan untuk mengingat dan
kaji ulang dalam proses belajar, atau devinisi lain menyebutkan flash
card merupakan berupa kartu bergambar berukuran 18 cm x 22 cm.
Kartu biasanya terbuat dari kertas yang keras atau tebal, dan dapat
disesuaikan di dalam masing-masing. Bagian depan dan belakang
terdapat kata, frasa, kalimat atau ungkapan.
(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/134/jtptiainkhoirulmt
-6660-1-khoirul-k.pdf)
(Diakses tanggal 16 mei 2016 Pukul 08.44).
Kasihani (2007:109) mengungkapkan flash card adalah kartu
ukuran besar, biasanya menggunakan kertas yang agak tebal, kaku dan
ukuranya A4. flash card memperlihatkan gambar atau tulisan kata-
kata. Biasanya flash card terdiri atas perangkat yang dikelompokan
18
menurut jenis atau kelasnya misalnya kelompok gambar makanan,
sayuran, binatang dan lain-lain.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa flash card
adalah kartu belajar yang efektif digunakan dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai dua sisi dengan salah satu sisi berisi
gambar, teks atau simbol. Flash card biasanya berukuran 8 cm x 12
cm, 18 cm x 22 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya
kelas yang dihadapi.
2. Syarat Media Flash Card
Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh sebuah kartu
gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah media,
yaitu:
1) Autentik. Kartu gambar tersebut secara jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2) Sederhana. Komponen gambar hendaknya cukup jelas dan
menunjukan poin-poin pokok materi
3) Ukuran relative. Gambar dapat memperbesar atau memperkecil
objek/benda sebenarnya.
4) Gambar yang bagus belum tentu baik untu mencapai tujuan
pembelajaran
5) Kartu gambar tidak hanya bagus, namun juga sesuai dengan
tujuan pemberian materi pembelajaran.
19
3. Manfaat Media Flash Card
Menurut pamadhi (dalam Lilies madyawati, 2016:117) manfaat
kartu cepat bagi anak sebagai berikut:
1) Alat untuk mengutarakan (mengepresikan) isi hati, pendapat,
maupun gagasan.
2) Media bermain fantasi, imajinasi, dan sublimasi.
3) Stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menambahkan gagasan
baru.
4) Alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan manfaat media kartu cepat
adalah memberikan manfaat sebagai alat yang memberikan informasi
pembelajaran yang menarik dengan segala bentuk dan jenis gambar
serta kata sebagai penarik motivasi belajar siswa.
C. Penggunaan Media Flash Card dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Penggunaan media flash card dalam aktivitas belajar siswa
merupakan cara mengakses informasi melalui kecerdasan spasial-visual
dan kinestetik. Kecerdasan lainnya yang mengikuti aktivitas siswa sangat
tergantung prosedur aktivitas yang dibuat guru.
1. Pelaksanaan Penggunaan Media Flash card dalam Pembelajaran
menurut (Kasihani.2007:109).
Biasanya, guru memegang beberapa buah flash card dan
digerakkan dengan cara memindahkan Kartu-kartu bergambar yang
berada di tumpukan terakhir ke arah depan untuk dilihat siswa. gerakan
20
memindah kartu dilakukan dengan cepat, mungkin itu alasan mengapa
dinamakan flash card (fals = sekilas, dengan cepat).
2. Pelaksanaan Penggunaan Media Flash card dalam Permainan
Pembelajaran menurut (Alamsyah said & Andi Budimanjaya.
2015:212).
a. Guru membagikan satu kartu flash card kepada setiap siswa
dalam keadaan tertutup. (bagian yang berisi tulisan menghadap ke
bawah). (siswa tidak diperbolehkan membuka sebelum aba-aba
diberikan).
b. Guru memberikan aba-aba dan siswa membuka kartu secara
bersamaan.
c. Siswa mencari barisanya berdasarkan kartu yang dipegangnya.
(Aktivitas mencari barisan berdasarkan kartu dilakukan tanpa
suara).
d. Guru memberikan batas waktu. Jangan lupa hitung mundur ketika
waktu sudah hamper selesai.
e. Guru mengajak siswa untuk mengecek setiap barisan, apakah
semua siswa telah masuk ke barisan yang seharusnya.
f. Guru memberikan apersiasi kepada barisan yang telah benar dan
lengkap.
3. Pelaksanaan Penggunaan Media Flash card dalam Permainan
Pembelajaran dapat juga dilaksanakan dengan berkelompok:
21
Peserta didik dikelompokan menjadi lima kelompok dan
duduk bersama membentuk lingkaran, masing anak-anak membawa
lima soal dan lima jawaban dalam flash card bolak bolik ukuran 7 cm
x 12 cm. Salah satu anak menjatuhkan soal miliknya sedangkan salah
satu anak yang lainnya menjawab soal tersebut. Bila jawabannya
benar dia menjatuhkan soal miliknya dan dijawab teman lainnya,
begitu seterusnya. Siapa soal yang miliknya habis lebih dulu maka
dialah pemenangnya.
D. Kemampuan yang dicapai melalui penggunaan media flash card
dalam pembelajaran Bahasa Ingris
Kemampuan yang dicapai melalui Pembelajaran dengan
Menggunakan Media flash card telah dikemukakan sebelumnya bahwa
media flash card adalah salah satu media pembelajaran yang dapat
menimbulkan semangat, motivasi peserta didik dan tidak menimbulkan
verbalisme, dan dapat menyajikan sesuatu yang abstrak menjadi lebih
kongkrit, melatih daya ingat dan meningkatkan perbendaharaan dan
penguasaan kosa kata.
Media flash card dianggap sebagai suatu media yang
menimbulkan kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran
kosakata, karena flash card merupakan salah satu bentuk media
pembelajaran berupa kartu bergambar yang disukai siswa dan dapat
disajikan dalam bentuk permainan.
22
www.journal.uniga.ac.id
Diakses pada hari rabu tanggal 14 oktober pkl. 14.00 wib
Dengan demikian flash card merupakan suatu alternativ yang
dapat di perkirakan dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa
dalam mempelajari Bahasa Inggris, yaitu:
1. Meningkatkan Kemampuan Menyimak
Kemampuan menyimak memiliki tujuan yaitu untuk
memperoleh informasi, mengumpulkan data dan memberikan
responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang didengar (Tarigan,
2008: 59), diantaranya :
a. Kemampuan mendengarkan kosakata yang diucapkan oleh guru
b. Kemampuan siswa dalam mengenal dan mengingat kosakata
c. Kemampuan memahami makna kosakata yang diberikan
d. Kemampuan menanggapi (responding) intruksi yang diberikan
oleh guru berkaitan dengan kosakata yang dipelajarinya.
2. Meningkatkan Kemampuan Berbicara
kemampuan berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar
dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogyanyalah
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan (Tarigan, 2008:16).
Adapun kemampuan berbicara (speaking) yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu :
a. Kemampuan mengulangi kosakata yang diucapkan guru
23
b. Memahami kata yang digunakan dan menghubungkannya dengan
objek yang diwakilinya
c. Kemampuan mengucapkan kosakata secara tepat
3. Kemampuan Meningkatkan Membaca
Tarigan berpendapat (1985:7) dalam jurnal (Srimulyani:
2009) Kemampuan membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk menerima pesan.
Https://eprints.uns.ac.id.143881308201008401/pdf
(Diakses pada tanggal 18 februari 2017 pukul 14.39)
Adapun kemampuan membaca yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu :
a. Kemampuan siswa mengenali dan membaca kosakata baru secara
tepat
b. Kemampuan memahami kosakata dalam pengenalan gambar yang
dilihat.
4. Kemampuan Meningkatkan Menulis
Menurut Suparno dan M. Yunus (2003:3) dalam jurnal
(Srimulyani: 2009) mendefinisikan bahwa menulis adalah sesuatu
kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat medianya.
Https://eprints.uns.ac.id.143881308201008401/pdf
(Diakses pada tanggal 18 februari 2017 pukul 14.39)
24
Adapun kemampuan membaca yang dimaksud dalam
penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam menyalin kosakata
Bahasa Inggris.
E. Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang dianggap penting untuk
tujuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya, serta pengembangan
hubungan antar bangsa di dunia. Untuk itu Bahasa Inggris mulai dari
kurikulum dasar 1994, kurikulum 2004, dan juga kurikulum pendidikan
dasar 2006, Bahasa Inggris dicantumkan sebagai salah satu mata pelajaran
di Sekolah Dasar yang diselenggarakan sebagai muatan lokal.
Dengan adanya kebijakan berupa keputusan Mendikbud yang
mengacu pada kurikuium 1994, Bahasa Inggris secara resmi boleh
diajarkan ditingkat sekolah dasar. Sesuai SK Mendikbud
R.I.No.0847/1992 dan SK No. 060/U/1993 pelajaran Bahasa Inggris di SD
merupakan pelajaran muatan lokal, maksudnya pelajaran Bahasa Inggris
dapat diajarkan di suatu sekolah/daerah apabila sekolah atau daerah yang
bersangkutan membutuhkannya.
http://ejournal.unesa.ac.id/article/3608/63/article.pdf
(Diakses pada tanggal 04 Agustus 2016 pukul 13.20)
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris di SD
Pendidikan pembelajaran Bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi
BNSP (2006:403) dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
bahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan. Mata pelajaran
25
Bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BNSP bertujuan agar agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi komunikasi dalam bentuk lisan
secara terbatas untuk mengiringi tindakan dalam konteks sekolah.
b. Memilki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Inggris di SD
Menurut Kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23
Tahun 2006, yaitu tentang standar kompetensi lulusan pendidikan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan (SKLSP) dikembangkan berdasarkan tujuan
setiap satuan pendidikan. Untuk matapelajaran Bahasa Inggris sebagai
muatan di SD/MI sebagai berikut (Kasihani, 2007:5).
a. Mendengarkan
Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang
disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan
lingkungan sekitar.
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wawancara
interpersoanal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk
instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan
lingkungan sekitar.
26
c. Membaca
Membaca nyaring dan memahami makna dalam intruksi,
informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskkriptif bergambar
sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks
kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
d. Menulis
Menulis kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat
sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
3. Keterampilan-Keterampilan Dalam Bahasa Inggris
Kegiatan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris mencakup
semua kompetensi bahasa yang berupa keterampilan menyimak
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis
(writing). Keterampilan bahasa ini ditampilkan secara terpadu, seperti
apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Kasihani,2007:23-27).
a. Listening atau keterampilan menyimak
Bagi sebagian anak usia sekolah dasar, menyimak adalah
salah satu kegiatan yang sulit karena kosakata mereka masih
sangat terbatas. kesulitan mereka akan terbantu jika apa yang
disampaikan guru diiringi dengan gerakan tangan, ekspresi wajah,
dan gerak tubuh.
Diusia muda sekolah dasar, memang guru lebih banyak
memberikan penjelasan, instruksi, permainan, lagu, dan lain-lain
kepada siswa. Melaui penyamapaian keterampilan khusus yang
27
disampaikan guru dengan bahasa yang mudah dipahami dan
memilih kosa kata yang sederhana memungkinkan anak bisa
memahami apa yang siswa dengar.
b. Speaking Atau Keterampilan Berbicara
Dari semua insting yang dimiliki anak sebagai pebelajar
muda Bahasa Inggris, insting untuk berinteraksi dan berbicara
adalah yang paling penting untuk pembelajaran Bahasa Inggris.
Anak-anak biasanya ingin segera menggunakan yang mereka
pelajari untuk berkomunikasi. Dalam kegiatan speaking harus
memerhatika tujuan dari kegiatan tersebut. Pada kegiatan
terkontrol dimana tujuannya adalah mempraktikan bahasa yang
dipelajari dengan benar dan menggunakan accuary, guru dapat
mengoreksi kesalahan pada waktu itu juga. Salah satu contoh
dalam kegiatan speaking ialah bisa berupa question and answer.
c. Reading atau keterampilan mambaca
Dalam kegiatan membaca, siswa hendaknya paham tujuan
dari kegiatan tersebut, apakah membaca untuk inti dari bacaan itu
atau membaca untuk menemukan informasi tertentu saja. Siswa
tidak harus mengerti kata per kata, yang penting mereka bisa
mengerti konteks dari suatu bacaan.
Pengetahuan dan pembendaharaan kata yang telah dimiliki
serta penggunaan gambar diharapkan dapat membantu anak
dalam mengartikan Sesuatu bacaan.
28
d. Writing atau kegiatan menulis
Writing merupakan kegiatan kompleks karena memerlukan
kemampuan mengeja, struktur, dan penggunaan kosakata. salah
satunya dengan memerhatikan tingkat kemampuan siswa menulis
seperti menyalin kata, kalimat atau wacana pendek.
F. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses tersebut
tentu saja ada yang diproses (masukan atau input) dan hasil dari
pemprosesan (keluaran atau output). Menurut Sudjana (2013:28) Belajar
adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan. Perubahan tersebut
merupakan hasil proses belajar yang dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya, dan lain-lain yang ada pada individu.
Wina Sanjaya (2012:27) mengemukakan hasil belajar berkaitan
dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
Menurut sudijono (dalam Budi Trisiwanto.2016 ) mengungkapkan
hasil belajar merupakan sebuah tindakan evaluasi yang dapat
mengungkapkan aspek proses berpikir (cognitive domain) juga
mengungkapkan aspek kejiwaan lainnya (afektif daomain) dan aspek
keterampilan (psykomotor domain) yang lekat pada diri setiap individu
peserta didik.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv
(diakses pada selasa 11 oktober pkl. 11.00 wib)
29
Sedangkan Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs & Wager
dalam (Prawiradilaga 2007:69) menyatakan bahwa proses belajar
seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu
pengaturan kondisi belajar. Kondisi internal sendiri merupakan
peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu, sedangkan
kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata
dalam suatu pembelajaran.
Agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan, penjelasan
dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor dalam diri individu (internal)
Faktor internal ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor
jasmani dan faktor psikologis.
1) Faktor jasmani
Faktor jasmani atau fisiologi sangat berpengaruh terhadap proses
maupun prestasi belajar anak. Yang termasuk faktor jasmani
adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap proses maupun
prestasi belajar anak. Yang termasuk faktor psikologis adalah
intelegensi, perhatian, minat, motivasi, emosi, bakat, dan
kematangan.
30
b. Faktor eksternal
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
dari luar diri siswa (faktor eksternal). Adapun faktor eksternal yang
mempengaruhi proses belajar dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
1) Faktor keluarga
Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar
anak karena anak lebih banyak berinteraksi di dalam keluarga
dari pada di sekolah. keluarga merupakan lembaga pendidikan
yang pertama dan utama. yang termasuk faktor keluarga adalah
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Diantara faktor-faktor sekolah yang dapat mempengaruhi
proses belajar anak adalah kurikulum, keadaan gedung, waktu
sekolah, alat pelajaran, metode mengajar, hubungan antara
guru dan siswa dan hubungan siswa dengan siswa.
3) Faktor masyarakat
Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar
anak karena memang siswa itu berada di tengah masyarakat
atau lingkungan plural. Di dalam masyarakat terdiri atas
beragam sifat dan karakter. ada yang berkarakter baik ada pula
yang berkarakter jahat. Tidak menutupi kemungkinan siswa
31
pasti bergaul dengan mereka. Jika siswa menjadikan yang
bersifat dan berkarakter jelek sebagai teman bergaulnya, hal ini
akan berpengaruh jelek terhadapnya. Jika siswa memilih
bergaul dengan teman yang baik, hal itu akan berpengaruh
terhadap siswa tersebut.
Selain teman bergaul, media massa juga sangat mempengaruhi
belajar anak. sehingga perlu kiranya orang tua memantau dan
membatasi kegiatan anak-anaknya di masyarakat agar jangan
sampai mengganggu kegiatan belajarnya (Sutikno, 2007:14-26).
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari hasil yang
beramsusikan bahwa pembelajaran yang optimal memungkinkan
hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses
pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk
menciptakan kondisi pembelajaran makin tinggi pula hasil atau
produk pembelajaran tersebut (Sudjana, 2002:37).
Meskipun hal yang dinilai tidak sama bagi setiap sekolah,
namun secara garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam
penilaian yang menyangkut faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan. Unsur umum tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prestasi/ Pencapaian
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa
sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
disetiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk
32
menyatakan nilai, baik huruf maupun angka, hendaknya hanya
merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur
pertimbangan atau kebijakan guru tentang usaha dan tingkah
laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai tersebut.
b. Usaha
Terpisah dengan nilai prestasi, guru dapat menyampaikan
laporannya kepada orang tua siswa. Laporan atau nilai tidak
boleh dicampuri dengan nilai prestasi sama sekali. Yang sering
terjadi adalah kecenderungan dari guru untuk menilai unsure
usaha ini lebih rendah bagi yang prestasinya rendah dan
sebaliknya.
c. Aspek pribadi dan sosial
Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhungan
dengan berlangsungnya proses belajar mengajar, misalnya
mentaati tata tertib sekolah. Dalam memberikan nilai pribadi
ini harus hati-hati sekali. Rentangan nilai sebaiknya tidak usah
lebar-lebar lebih baik (6-10). Lebih baik lagi jika diterangkan
dengan khusu dan jelas sehingga mudah dimengerti oleh guru
pembimbing dan siapa saja.
d. Kebiasaan bekerja
Yang dimaksud disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan
kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: segera mengerjakan PR,
33
keuletan dalam usaha, bekerja teliti, kerapihan kerja, dan
sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu:
a) Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) dimana
tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi
fisiologi dan psikologisnya.
b) Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik
itu lingkungan alami atau pun lingkungan sosial.
c) Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain
terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, guru
(tenaga pengajar), sarana dan fasilitas.
Faktor utama dapat disebut sebagai “faktor dari dalam” dan faktor
kedua dan ketiga disebut sebagai “faktor dari luar” (Ahmadi dan
Prasetya, 1997:103).
G. Kerangka Pemikiran
Bahasa Inggris adalah mata pelajaran bahasa asing yang
merupakan bahasa kedua atau bahasa baru bagi peserta didik di sekolah
dasar. Matapelajaran Bahasa Inggris merupakan matapelajaran yang
cenderung tidak disukai sebagian siswa karena dianggap sukar untuk
dipahami dan membosankan, hal ini dikarenakan Bahasa Inggris sangatlah
jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berawal dari anggapan
tersebutlah sehingga sebelum pelajaran dimulai sebagian siswa tidak
bersemangat dikarena mengalami kesulitan. Padahal mata pelajaran
34
Bahasa Inggris sangat penting dipelajari pada era globalisasi saat ini
karena merupakan bahasa internasional. Tetapi kelebihan dari Bahasa
Inggris tersebut sering tidak disadari dan dipahami oleh siswa, disebabkan
karena anggapan yang salah dari awal tentang Bahasa Inggris. Hal ini yang
membuat hasil belajar Bahasa Inggris menjadi rendah.
Anggapan yang membuat nilai siswa rendah ini bisa muncul dari
berbagai kemungkinan, salah satunya diakibatkan oleh proses KBM yang
monoton. Proses pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah
dan buku pelajaran Bahasa Inggris saja yang dapat mengakibatkan
kejenuhan pada siswa. kejenuhan yang terjadi berakibat pada
berkurangnya motivasi dan konsentrasi siswa dalam memahami
matapelajaran bahasa ingris.
Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah dengan memanfaat
Media pembelajaran. Sebagai treatment untuk permasalahan ini yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran flash card. Kelebihan dari
media pembelajaran ini yaitu merupakan kartu bergambar yang dipadukan
dengan berbagai bentuk permainan yang menguji kecerdasan siswa yang
dapat dilihat secara langsung dengan indra penglihatan. Melalui teknik dan
kreativitas permainan yang berfungsi untuk mencapai tujuan dan
memotivasi siswa untuk menyukai pembelajaran Bahasa Inggris di
sekolah.
Menyikapi masalah di atas penulis menyimpulkan bahwasanya
perlu digunakan media pembelajaran yang menarik, salah satunya dengan
35
menggunakan media pembelajaran flashcard di kelas III MIN 3 Cirebon.
Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris. Selain itu juga,
penerapan media pembelajaran ini juga untuk mendeskripsikan pengaruh
media pembelajaran flashcard terhadap hasil belajar siswa di kelas III
MIN 3 Cirebon.
Bagan 2.1
Kerangka pemikiran pembelajaran menggunakan media flashcard
Dengan memahami kerangka pemikiran pada bagan di atas, yaitu
jika pembelajaran menggunakan media pembelajaran flash card, maka
akan membantu siswa memahami sesuatu rileks tanpa paksaan. Dengan
demikian siswa akan termotivasi untuk menggali hal-hal baru sehingga
kemampuan dasar siswa berkembang secara optimal dan siswa pun
menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sehingga hal ini berdampak pada hasil
belajar Bahasa Inggris siswa pun meningkat.
H. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan acuan dan referensi serta untuk menghindari kesalah
pahaman akan kesamaan karya penelitian, peneliti juga mendapati beberapa
Hasil belajar
Bahasa
Inggris siswa
Media
pembelajara
flash card
Proses
pembelajaran
Bahasa Inggris
siswa
36
penelitian terdahulu yang memeiliki kesamaan dalam hal objek penelitian,
yaitu:
a. Skripsi yang ditulis oleh Siti Maryani tahun 2010 yang berjudul
“Penggunaan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPS Tentang Keragaman Budaya Di Kelas IV SDN
Warudoyong Cikalongkulon – Cianjur” Penelitian ini mendapatkan hasil
yang sama yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui media
gambar. Terbukti dari aktivitas belajar siswa siklus I yaitu 66,67%,
siklus II yaitu 74,67%, dan siklus III yaitu 84, 67%. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka media gambar dapat dijadikan alternative sarana
belajar IPS di kelas IV di Sekolah Dasar disesuaikan dengan materi dan
situasi belajar siswa.
b. Skripsi yang ditulis oleh Dian Fitriani tahun 2014 yang berjudul
“Pengaruh penggunaan media pembelajaran video compact disc (VCD)
terhadap hasil belajar bahasa inggris (studi eksperimen di kelas V MI
AN-NUR kesambi kota Cirebon”. Hasil penelitiannya adalah terdapat
pengaruh antara penggunaan media pembelajaran (VCD) terhadap hasil
belajar bahasa inggris siswa atau Ha diterima. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka media media pembelajaran video compact disc (VCD)
dapat dijadikan alternative sarana belajar bahasa inggris di kelas V
Sekolah Dasar disesuaikan dengan materi dan situasi belajar siswa.
c. Skripsi yang ditulis oleh Dwi Wahyuni Parmaningsih 2010 yang berjudul
“peningkatan hasil belajar menbaca dan menulis permulaan melalui
37
media flash card pada siswa kelas 1 SDN 4 Pandanwangi Kecamatan
Blimbing Kota Malang”. Sehubungan dengan hal tersebut, tentunya ada
kemiripan dalam penelitian ini yakni sama-sama mengangkat media flash
card sebagai objek penelitian. Namun dalam hal ini ada perbedaan dari
segi kemampuan dalam kelancaran membaca dan menulis siswa kelas I
dengan siswa kelas III. Sehingga tentunya akan berbeda proses penelitian
dan hasil dari penelitian yang dilakukan.
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau pernyataan dugaan
tentang hubungan antara variabel atau lebih (Toto Syaetori, 2011:60).
Adapun berdasarkan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “Penggunaan media pembelajaran
flash card berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Inggris kelas III MIN
3 Cirebon”.