18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMP NEGERI 1 Gempol yang beralamat di Jalan Semen Tiga Roda No 1. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VII semester II SMP N 1 Gempol Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini selama 2 bulan dimulai dari 1 April sampai 1 Juni 2014. Berikut ini adalah rincian kegiatan penelitian yang disajikan dalam tabel jadwal tahapan penelitian berikut: Tabel 3.1 Jadwal Tahapan Penelitian No. Kegiatan April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1. Observasi 2. Perizinan Penelitian 3. Pembuatan Instrumen 4. Validasi Instrumen 5. Uji Coba Instrumen 6. Eksperimen 7. Pengumpulan Data 8. Analisis Data 9. Penyusunan Laporan 3.2 Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode Penelitian yang dilakukan penulis adalah metode eksperimen. Metode eksperimen (Sugiyono, 2011: 107) diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment).

BAB III METODOLOGI PENELITIANsc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB31410150109.pdfBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian dilaksanakan di SMP NEGERI 1 Gempol yang beralamat di

    Jalan Semen Tiga Roda No 1. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas VII

    semester II SMP N 1 Gempol Tahun Ajaran 2013/2014.

    2. Waktu Penelitian

    Pelaksanaan penelitian ini selama 2 bulan dimulai dari 1 April sampai 1 Juni

    2014. Berikut ini adalah rincian kegiatan penelitian yang disajikan dalam tabel

    jadwal tahapan penelitian berikut:

    Tabel 3.1

    Jadwal Tahapan Penelitian

    No. Kegiatan April Mei Juni Juli

    1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5

    1. Observasi √

    2. Perizinan Penelitian √

    3. Pembuatan Instrumen √

    4. Validasi Instrumen √ √ √

    5. Uji Coba Instrumen √

    6. Eksperimen √ √

    7. Pengumpulan Data √

    8. Analisis Data √ √ √

    9. Penyusunan Laporan √ √ √ √ √

    3.2 Metode dan Desain Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Metode Penelitian yang dilakukan penulis adalah metode eksperimen. Metode

    eksperimen (Sugiyono, 2011: 107) diartikan sebagai metode penelitian yang

    digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

    kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan

    (treatment).

  • 37

    2. Desain Penelitian

    Menurut E.A. Suchman, desain penelitian adalah semua proses yang

    diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan. Dalam pengertian yang lebih

    sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.

    (Mohamad Nazir, 2013: 84). Selanjutnya penulis menyajikan langkah-langkah

    dalam penelitian antara lain:

    a. Tahap persiapan

    Peneliti memilih masalah sesuai dengan wilayah kajian yang telah

    ditetapkan oleh jurusan, yaitu pengaruh metode pembelajaran. Setelah itu

    peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan maksud untuk menelusuri

    apakah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sudah pernah dilakukan oleh

    peneliti lain atau belum. Hal ini juga akan menjadi dasar untuk menyusun

    penelitian yang relevan. Selain itu, studi pendahuluan juga dimaksudkan

    untuk mengetahui konsep-konsep atau teori-teori yang erat kaitannya dengan

    masalah yang akan diteliti, hal ini akan menjadi dasar untuk menyusun

    deskripsi teoritik.

    Selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian, kemudian peneliti

    mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar proposal. Seminar proposal

    diseminarkan kepada Narasumber I dan II yang ditentukan oleh jurusan.

    Setelah melalui seminar dan mendapatkan revisi proposal sesuai arahan

    narasumber, peneliti meminta ACC ke narasumber. Proposal skripsi yang

    sudah di ACC oleh narasumber diajukan ke Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk diterbitkan SK penunjukkan

    baik SK pembimbing dan penelitian.

    Peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian kepada

    Kepala SMP N 1 Gempol. Setelah mendapat izin dari pihak SMP N 1

    Gempol, peneliti melakukan bimbingan dan konsultasi dengan pembimbing I

    dan pembimbing II mengenai penyusunan instrumen pengumpulan data yang

    akan digunakan peneliti untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumen

    pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian.

    b. Tahap pelaksanaan/pengumpulan data

    Peneliti mengunjungi satu sekolah SMP Negeri 1 Gempol Kabupaten

    Cirebon, setelah instrumen pengumpulan data sudah divalidasi. Sebelumnya

  • 38

    juga peneliti meminta ijin kepada guru matematika untuk melakukan uji coba

    angket motivasi belajar di kelas uji coba.

    Peneliti dengan guru matematika tempat penelitian dilakukan mengatur

    jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal mengajar kelas yang

    ditunjuk sebagai kelas penelitian. Kemudian peneliti mengajar sesuai jadwal

    pelajaran yang telah ada sebelumnya, pembelajaran dilakukan dengan

    menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan metode yang akan diteliti.

    Mengajar dilaksanakan sebanyak 4x pertemuan.

    Pada tahap ini, peneliti menyebarkan angket respon siswa terhadap

    penerapan pembelajaran TAI dan motivasi belajar matematika siswa di kelas

    eksperimen setelah pembelajaran TAI berlangsung. Melalui instrumen

    pengumpulan data untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan

    pembelajaran TAI, motivasi belajar matematika siswa, adanya pengaruh

    penerapan pembelajaran TAI terhadap motivasi belajar matematika di SMP N

    1 Gempol, serta seberapa besar pengaruhnya.

    c. Tahap pengolahan data

    Peneliti mengumpulkan data yang berupa angket dengan skala likert.

    Kemudian data-data yang diperoleh dari penelitian di SMP N 1 Gempol

    diolah dan dianalisis untuk kemudian dapat disimpulkan dari hasil

    pengolahan dan analisis data tersebut.

    d. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian

    Peneliti menyusun laporan secara lengkap mulai dari Bab I sampai

    dengan Bab V beserta lampiran-lampirannya.

    Desain penelitian eksperimen yang digunakan (Sugiyono, 2011: 110) adalah

    bentuk desain eksperimen pre-eksperimental dengan memilih One-Shot Case

    Study. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini digambarkan pada bagan

    seperti berikut:

    Bagan 3.1

    X = treatment yang diberikan (variabel independen)

    yaitu penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI)

    O = Observasi (variabel dependen) yaitu motivasi belajar

    matematika

    X O

  • 39

    Paradigma itu dapat dapat dibaca sebagai berikut : terdapat suatu kelompok

    yang diberi treatment/ perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment

    sebagai variabel independen, dan hasilnya sebagai variabel dependen).

    Dalam penelitian ini terdapat satu kelompok yang menjadi kelompok

    eksperimen. Kelompok eksperimen ini diberi treatment/perlakuan. Dalam proses

    pembelajaran berlangsung, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan

    menerapkan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Setelah itu

    kelompok eksperimen diukur motivasi belajar matematika siswa dengan diberikan

    angket respon siswa dan angket motivasi belajar. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui apakah pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat

    memberikan dampak yang positif dalam menumbuhkan dan membangkitkan

    motivasi belajar matematika sehingga hasil belajarnya juga baik.

    3.3 Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Riduwan (2010: 8), populasi adalah objek atau subjek yang berada

    pada wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

    penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Semester 2

    SMP N 1 Gempol Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 316 siswa, yang terbagi

    menjadi 8 kelas. Adapun rincian data siswa kelas VII adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.2

    Data Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gempol

    No. Jenis

    Kelamin

    Kelas VII

    VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H

    1. Laki-laki 20 20 12 22 22 20 20 20

    2. Perempuan 20 20 28 18 18 18 18 18

    Jumlah 40 40 40 40 40 40 38 38

    Sumber data: Dokumentasi TU SMP Negeri 1 Gempol – Cirebon

    2. Sampel

    Sampel menurut Riduwan (2010: 10) adalah bagian populasi yang mempunyai

    ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel

    penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling (Sugiyono, 2011: 124)

    adalah teknik penentuan sampel dangan pertimbangan tertentu. Sampel dalam

  • 40

    penelitian terdiri dari satu kelas yaitu kelas VII C yang berjumlah 40 siswa dari 8

    kelas di SMP Negeri 1 Gempol sebagai kelas eksperimen.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen pembelajaran Team

    Assisted Individualization (TAI) dan instrumen motivasi belajar matematika. Berikut

    ini penulis memaparkan instrumen penelitian antara lain:

    1. Instrumen Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) (Variabel X)

    Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk pembelajaran Team

    Assisted Individualization (TAI) adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner)

    adalah sebuah daftar pertanyaan yang diharus diisi oleh orang yang akan diukur

    (responden). Penulis menyebarkan angket kepada siswa bertujuan mengukur

    respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI). Sebelum angket disebarkan ke siswa terlebih dahulu ditelaah oleh tim ahli

    (Dosen-dosen jurusan matematika). Angket respon diberikan kepada kelompok

    eksperimen yaitu kelas VII C setelah pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) berlangsung.

    Instrumen pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah

    angket (kuesioner) dengan menggunakan skala pengukuran instrumen yaitu skala

    likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

    dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert

    memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan negatif. Pernyataan

    positif diberi skor 5,4, 3, 2, dan 1; sedangkan penyataan negatif diberi skor 1, 2, 3,

    4, dan 5. Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu,

    tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Syofian Siregar, 2011: 138).

    Instrumen penelitian untuk mengukur variabel X adalah angket respon

    siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

    Angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) ini memuat 30 pernyataan. Skala yang digunakan skala

    likert yang terdiri dari pernyataan yang positif dan negatif. Bentuk jawaban skala

    likert dalam angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) terdiri atas sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,

    dan sangat tidak setuju. Panduan pemberian skor skala likert untuk angket respon

  • 41

    siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.3

    Panduan Pemberian Skor Pada Skala likert Pada Angket Respon Siswa

    Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor

    Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

    Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

    Ragu-Ragu (RG) 3 Ragu-Ragu (RG) 3

    Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4

    Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

    Kisi – kisi instrumen digunakan untuk menyusun instrumen pengumpulan

    data. Adapun kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap penerapan

    pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat dilihat pada lampiran

    B pada tabel 3.4.

    2. Instrumen Motivasi Belajar Matematika (Variabel Y)

    Instrumen penelitian yang digunakan penulis untuk motivasi belajar

    matematika adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner) adalah sebuah daftar

    pertanyaan yang diharus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Penulis

    menyebarkan angket kepada siswa bertujuan mengukur motivasi belajar

    matematika siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI). Sebelum angket disebarkan ke siswa terlebih dahulu

    ditelaah oleh tim ahli (Dosen-dosen jurusan matematika). Kemudian di uji

    cobakan ke kelas yang bukan merupakan sampel penelitian. Angket motivasi ini

    di uji cobakan ke kelas VII B yang bukan sampel penelitian. Setelah angket

    motivasi ini diuji validitas dan reliabilitasnya maka angket motivasi yang sudah

    valid diberikan kepada kelas VII C sebagai kelas eksperimen.

    Instrumen penelitian untuk mengukur variabel Y adalah angket motivasi

    belajar matematika. Angket motivasi belajar matematika siswa ini memuat 30

    pernyataan. Skala yang digunakan skala likert yang terdiri dari pernyataan yang

    positif dan negatif. Bentuk jawaban skala likert dalam angket motivasi belajar

    matematika siswa terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak

    pernah. Panduan pemberian skor pada skala likert untuk angket motivasi belajar

    matematika siswa adalah sebagai berikut:

  • 42

    Tabel 3.5

    Panduan Pemberian Skor Skala likert Pada Angket Motivasi Belajar Matematika

    Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor

    Selalu 5 Selalu 1

    Sering 4 Sering 2

    Kadang-Kadang 3 Kadang-Kadang 3

    Jarang 2 Jarang 4

    Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 5

    Kisi – kisi instrumen digunakan untuk menyusun instrumen pengumpulan

    data. Adapun kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar matematika dapat dilihat

    pada lampiran B pada tabel 3.6.

    3. Definisi Konseptual

    a. Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) (X)

    Team Assisted Individualization (TAI) merupakan pembelajaran yang

    membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir

    yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan

    bantuan. Langkah-langkah pembelajaran Team Assisted Individualization

    (TAI) sebagai berikut:

    a) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi

    pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

    b) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan

    skor dasar atau skor awal.

    c) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

    siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan

    (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari

    ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

    d) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam

    diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban

    teman satu kelompok.

    e) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

    memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

  • 43

    f) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual selesai

    pembelajaran.

    g) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

    peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis

    berikutnya (terkini).

    b. Motivasi Belajar Matematika (Y)

    Motivasi belajar matematika adalah salah satu faktor belajar efektif yang

    mampu memberikan semangat, dorongan, kekuatan dalam diri peserta didik

    dalam melakukan pembelajaran demi terciptanya perubahan perilaku peserta

    didik dalam pembelajaran matematika. Motivasi ini dimiliki oleh peserta didik

    sebelum dan sesudah pembelajaran matematika. Motivasi muncul bisa dari luar

    atau dari dalam. Motivasi dari luar yaitu salah satunya dari dorongan orang tua,

    guru, dan yang lainnya. Motivasi dari dalam yaitu pentingnya manfaat

    pembelajaran matematika untuk dirinya sendiri karena setiap kehidupan yang

    kita jalani ada kaitan dengan ilmu matematika yang pelajari di sekolah.

    4. Definisi Operasional

    a. Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ( Variabel X)

    Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah skor yang

    didapat dari angket respon siswa pada pembelajaran dengan Team Assisted

    Individualization (TAI) melalui proses pembelajaran siswa mulai dari

    mengerjakan tugas secara individu dan kelompok, kemudian membentuk

    kelompok belajar untuk berdiskusi dalam pembelajaran matematika sehingga

    adanya tanggung jawab secara individu dan kelompok.

    b. Motivasi Belajar (Variabel Y)

    Motivasi belajar adalah skor yang didapat dari aspek efektif melalui

    kegiatan siswa meliputi rasa semangat, dorongan, kekuatan dalam diri peserta

    didik dalam melakukan pembelajaran demi terciptanya perubahan perilaku

    peserta didik.

    Motivasi yang ada sebelum pembelajaran dimulai juga dapat menentukan

    proses pembelajaran ke depan. Oleh karena itu apabila timbul motivasi awal

    dalam pembelajaran yang kuat dalam belajar maka proses pembelajaran akan

    berjalan dengan baik. Namun, motivasi dari guru juga penting terutama dalam

    penerapan model pembelajaran yang menimbulkan siswa bertanggung jawab

  • 44

    pada dirinya sendiri dan kelompok. Untuk melihat motivasi belajar, penulis

    menggunakan angket dan untuk melihat ada/ tidak ada pengaruh penerapan

    pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik

    pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Teknik

    pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan

    observasi dan menyebarkan angket kepada siswa.

    a. Observasi

    Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian

    langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung

    kegiatan penelitan, sehingga didapat gambaran jelas tentang kondisi objek

    penelitian tersebut (Syofian Siregar, 2011: 134). Observasi ini dilakukan secara

    tidak langsung artinya peneliti hanya menuliskan motivasi awal siswa sebelum

    diterapkannya pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

    b. Angket

    Angket (Kuosioner) adalah suatu teknik pengumpulan data informasi yang

    memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

    karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bias terpengaruh

    oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Syofian Siregar,

    2011: 132). Angket dalam penelitian digunakan untuk mengetahui respon

    siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)

    dan motivasi belajar matematika setelah dilakukan penerapan pembelajaran

    Team Assisted Individualization (TAI).

    3.5 Uji Coba Instrumen

    Instrumen dalam penelitian adalah angket. Angket yang digunakan penulis adalah

    angket respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) dan angket motivasi belajar matematika. Instrumen angket

    respon siswa dan motivasi divalidasi oleh dosen. Lembar telaah instrumen angket

    dapat dilihat pada lampiran B.

    Instrumen angket respon siswa sudah ditelaah oleh validasi ahli (dosen-dosen).

    Setelah angket respon siswa divalidasi kemudian langsung diberikan ke kelas

    eksperimen yang telah diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran Team

  • 45

    Assisted Individualization (TAI). Adapun instrumen angket respon siswa terhadap

    penerapan pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat dilihat pada

    lampiran B halaman 157.

    Sebelum angket motivasi belajar dipakai dalam penelitian maka angket harus

    melalui uji coba instrumen. Uji coba ini dilakukan untuk menentukan apakah

    instrumen angket valid dan reliabel/ tidak. Setelah instrumen diuji coba baru

    instrumen itu digunakan dalam penelitian.

    1. Pengujian Validitas

    Validitas atau kesahihan (Syofian Siregar, 2011: 162) adalah menunjukan

    sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid

    measure if it successfully measure the phenomenon).

    Uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas empirik

    adalah sebagai berikut:

    1) Validitas konstruk

    Konstruk (Syofian Siregar, 2011: 163-164) adalah kerangka dari suatu

    konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan

    kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang

    diukurnya. Menurut Jack R.Fraenkel, validasi konstruk (penentuan validitas

    konstruk) merupakan yang terluas cakupannya disbanding dengan validasi

    lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan

    validasi kriteria.

    Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat ahli

    (judgment expert). Oleh karena itu, insrtumen dalam penelitian ini

    menggunakan validasi ahli. Jumlah tenaga ahli yang digunakan dalam

    penelitian ini ada tiga dosen. Angket respon siswa terhadap penerapan

    pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan angket motivasi

    belajar matematika siswa dilakukan validasi ahli.

    2) Validitas Empirik

    Validitas empirik (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007:

    30) adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah

    instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas apabila sudah diuji

  • 46

    pengalaman. Dengan demikian syarat instrument dikatakan validitas apabila

    sudah terbukti pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba.

    Dalam hal ini, peneliti membuat instrumen penelitian yaitu tentang angket

    motivasi belajar matematika siswa. Untuk mengetahui validitasnya peneliti melakukan

    uji coba instrumen penelitian kepada responden yang bukan merupakan sampel dalam

    penelitian.

    Angket uji coba motivasi belajar berjumlah 30 pernyataan. Angket uji coba

    motivasi belajar matematika dapat dilihat pada lampiran B halaman 160. Uji coba

    instrumen angket motivasi belajar menggunakan program SPSS 16.00. Adapun

    langkah-langkah uji validitas dengan bantuan SPSS 16.00 (Syofian Siregar, 2011:168-

    172) dapat dilihat pada lampiran B halaman 169. Adapun hasil skor tiap nomor item

    pernyataan uji coba dari angket motivasi belajar matematika dapat dilihat pada

    lampiran B pada tabel 3.7 halaman 165.

    Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS maka didapat

    masing-masing 20 penyataan angket motivasi belajar yang valid yaitu item 1, 2, 3, 5,

    6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 23, 25, 26, 27, 28 dan 29. Hasil perhitungan validitas

    uji coba angket motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran B pada tabel 3.8 halaman

    168.

    Angket motivasi belajar matematika yang disebar ke kelas eksperimen berjumlah

    20 pernyataan. Adapun instrumen angket motivasi belajar matematika dapat dilihat

    pada lampiran B halaman 163.

    2. Pengujian Reliabilitas

    Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

    konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yag

    sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Teknik yang

    digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah teknik

    alfa cronbach (Syofian Siregar, 2011: 173-176).

    Uji reliabilitas dalam uji coba instrumen angket ini menggunakan program

    SPSS 16.00. Langkah-langkah uji reliabilitas dengan bantuan SPSS (Syofian

    Siregar, 2011: 198-201) dapat dilihat pada lampiran B halaman 169.

  • 47

    Melalui langkah-langkah uji reliabilitas diatas maka didapat Output SPSS

    dari reliabilitas uji coba angket motivasi belajar. Output SPSS dari reliabilitas uji

    coba angket motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran B tabel 3.9 halaman 168.

    3.6 Teknik Analisis Data

    Sebelum melakukan analisis data, penulis menentukan skala pengukuran yang

    tepat. Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman (2007: 54-55) bahwa

    skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan sekali dengan teknik analisis

    data yang digunakan. Oleh karena itu, setiap skala pengukuran yang tidak memenuhi

    syarat dilakukannya suatu teknik analisis tertentu, harus dirubah atau dikonversi ke

    dalam skala pengukuran yang sesuai dengan teknik analisis yang akan digunakan.

    Data penelitian yang berbentuk ordinal mengisyaratkan peneliti menggunakan skala

    pengukuran minimal data interval. Maka peneliti menaikan tingkat pengukuran

    ordinal menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang sering digunakan

    peneliti adalah metode successive interval.

    Skala pengukuran yang digunakan peneliti adalah skala likert yang berbentuk

    data ordinal. Data respon siswa (variabel X) dengan alternatif jawaban angket respon

    siswa sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Data

    motivasi belajar (variabel Y) dengan alternatif jawaban angket adalah selalu, sering,

    kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Data respon siswa dan data motivasi belajar

    merupakan data ordinal. Data ordinal merupakan data kualitatif yang memiliki ciri

    membedakan, mengurutkan, memperingkatkan, dan berjenjang (bukan berupa angka

    tapi berupa kata atau kalimat seperti sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan

    sangat tidak setuju). Data ordinal dapat diolah dalam analisis data ketika data itu

    berbentuk data interval. Oleh karena itu, peneliti menaikan data ordinal ke data

    interval setelah itu peneliti dapat melanjutkan ke teknik analisis data yang digunakan

    peneliti.

    Berdasarkan teori dalam buku dan data yang dikumpulkan dalam penelitian

    maka peneliti menggunakan metode successive interval untuk menaikan data respon

    siswa dan motivasi belajar dari pengukuran ordinal ke interval.

    1. Metode Successive Interval

    Menurut Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman (2007: 55- 73)

    bahwa metode successive interval adalah metode untuk menaikan tingkat

    pengukuran ordinal ke interval.

  • 48

    Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke

    data interval melalui method of successive intervals adalah:

    1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan)

    respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.

    2) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian

    tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

    3) Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk

    setiap alternatif jawaban responden

    4) Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk

    setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban

    responden tadi.

    5) Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan

    rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi

    (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).

    6) Malakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala

    ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|. Dengan

    catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi

    sama dengan satu (=1).

    Kegiatan menaikkan jenis skala pengukuran ordinal ke interval, dengan

    metode successive interval dapat dioperasikan dengan salah satu program

    tambahan pada Microsoft Excel yaitu Program Successive Interval. Selanjutnya

    untuk mengkonversikan skor kategori ordinal ke dalam skor kategori interval

    dengan bantuan Program Successive Interval pada Microsoft Excel, dapat

    dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

    2. Klik “Analize”.

    3. Klik “Successive Interval”

    4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog input,

    dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

    5. Pada kotak dialog, kemudian Check list pada Input Label in first now

    6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan pada Max Value isikan/pilih 5.

    Inget pengisian Option Min Value dan Max Value ini, harus disesuaikan

    dengan kategori/alternative jawaban angket.

  • 49

    7. Masih pada Option, Check list Display Summary.

    8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell output, hasilnya akan ditempatkan di

    sel mana. Lalu Klik Ok.

    Selanjutnya penulis merekapitulasi data respon siswa dan motivasi belajar

    yang sudah diolah dengan metode successive interval. Rekapitulasi data terdiri atas

    alternatif jawaban, skor kategori ordinal, dan skor kategori. Berikut rekapitulasi

    data respon siswa dan data motivasi belajar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 3.10

    Rekapitulasi Data Respon Siswa

    Alternatif Jawaban Skor Kategori

    Ordinal

    Skor Kategori

    Interval

    Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-Ragu

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    5

    4

    3

    2

    1

    Tabel 3.11

    Rekapitulasi Data Motivasi Belajar

    Alternatif Jawaban Skor Kategori

    Ordinal

    Skor Kategori

    Interval

    Selalu

    Sering

    Kadang-Kadang

    Jarang

    Tidak Pernah

    5

    4

    3

    2

    1

    Setelah peneliti melakukan metode successive interval pada data angket respon

    siswa dan motivasi belajar maka didapat data angket respon siswa dan motivasi

    belajar yang berbentuk data interval. Data respon siswa dan motivasi belajar kemudian

    dapat dilakukan teknik analisis data.

    Teknik analisis data (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 52)

    dapat diartikan sebagai cara melakukan analisis data, dengan tujuan mengolah data

    tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat

    dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk manjawab masalah-masalah yang

    berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik dengan deskripsi data maupun membuat

    induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter)

    berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

  • 50

    Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    1. Perhitungan Persentase

    Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik teknik persentase

    (Anas Sudijono, 2009: 43) sebagai berikut:

    𝑃 =𝐹

    𝑁 𝑥 100%

    Keterangan: P = angka persentase

    F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

    N = jumlah frekuensi/banyaknya individu

    Untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 dalam penelitian, penulis membagi

    jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal/kriterium. Skor ideal adalah skor

    yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan

    memberi jawaban dengan skor tertinggi (Sugiyono, 2011: 246)

    Untuk menganalisis baik atau tidaknya angket penerapan Team Assisted

    Individualization (TAI), penulis menggunakan rumus persentase skor ideal sebagai

    berikut:

    %100A

    XP

    Keterangan:

    P = persentase

    X = jumlah skor hasil pengumpulan data

    A = jumlah skor kriterium

    Untuk menginterpretasi data di atas, penulis menggunakan skala persentase

    menurut Riduwan (2006: 41) sebagai berikut:

    Tabel 3.12

    Tabel Kriteria Persentase Angket

    0 20% 40% 60% 80% 100%

    No Skor (%) Kriteria

    1 0 – 20 Sangat Lemah

    2 21 – 40 Lemah

    3 41 – 60 Cukup

    4 61 – 80 Kuat

    5 81 – 100 Sangat Kuat

  • 51

    Sangat lemah lemah cukup kuat sangat kuat

    2. Persyaratan Uji Hipotesis

    1) Uji Normalitas Data

    Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya

    suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan

    pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus

    dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti

    adalah normal (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 289).

    Uji normalitas dalam penelitian menggunakan SPSS yaitu uji normalitas

    residual. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data

    dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Pengujian

    normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-

    Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS (Suliyanto, 2005: 67-72) dapat

    dilihat pada lampiran B halaman 170.

    2) Uji Homogenitas

    Pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap

    variabel varians yang homogen (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:

    294).

    Langkah-langkah untuk mengetahui homogenitas dalam penelitian ini

    menggunakan bantuan SPSS (Ipin Aripin, 2013: 15) dapat dilihat pada lampiran

    B halaman 170.

    3. Pengujian Hipotesis

    1) Analisis Regresi Sederhana

    Analisis regresi sederhana bertujuan tidak hanya mengukur derajat keeratan

    hubungan tetapi juga menduga besarnya arah hubungan itu serta menduga

    besarnya variabel dependen jika variabel independen diketahui. Bentuk akhir

    dari analisis regresi adalah diperolehnya persamaan regresi linear berbentuk : y

    = a + bx (Subana dkk, 2005: 138).

    Untuk menghitung koefisien regresi juga menggunakan bantuan SPSS

    (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 191-193) dapat dilihat

    pada lampiran B halaman 170.

  • 52

    2) Uji Linieritas

    Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS (Sambas Ali Muhidin

    dan Maman Abdurrahman, 2007: 95-98) dapat dilihat pada lampiran B halaman

    171.

    3) Uji korelasi (r)

    Perhitungan uji signifikansi korelasi pearson (r) dalam penelitian dengan

    bantuan program SPSS. Adapun langkah-langkah menghitung korelasi product

    moment (r) (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007: 125-127)

    dapat dilihat pada lampiran B halaman 171.

    Adapun pedoman yang digunakan dalam memberikan interpretasi koefisien

    menurut Sugiyono adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.13

    Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 – 0,199 Sangat Rendah

    0,20 – 0,399 Rendah

    0,40 – 0,599 Sedang

    0,60 – 0,799 Kuat

    0,80 – 1,000 Sangat Kuat

    (Sugiyono, 2011: 257)

    4) Uji Hipotesis

    Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t. Rumus dari

    uji-t adalah

    𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟 𝑛−2

    1−𝑟2

    (Riduwan, 2010: 229)

    Keterangan : t = nilai t hitung

    r = koefisien korelasi hasil 𝑟ℎ𝑖𝑡

    n = jumlah responden

    Dengan kaidah pengujian : Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka signifikan

    Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak signifikan

    Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis ialah jika Ho ditolak dan Ha

    diterima jika harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

  • 53

    5) Koefisien Determinasi

    Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat

    ditentukan dengan rumus koefisien determinasi (Riduwan, 2010: 228) sebagai

    berikut:

    KP = r2 x 100%

    Keterangan: KP = Besarnya koefisien penentu (determinasi)

    r = Koefisien korelasi

    6) Hipotesis Statistika

    Hipotesis statistik yang diajukan peneliti (Riduwan, 2010: 181) adalah:

    H0 : ρ = 0

    Ha : ρ ≠ 0

    Dengan H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran

    matematika

    Ha: Terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Team Assisted

    Individualization (TAI) terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran

    matematika