49
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (friedman, 1998). Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik sehingga ubtuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga adalah sebagian unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing – masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ester, 2007).

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-rennyisnae... · Menurut Effendy (1998) ... Dalam melakukan asuhan keperawatan

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan

tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan

emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga

(friedman, 1998).

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat

penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah

pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta

tatanan masyarakat yang baik sehingga ubtuk membangun suatu

kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Keluarga adalah

sebagian unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing – masing

mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ester, 2007).

9

Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah suatu unit terkecil yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang tinggal di satu tempat atau rumah, saling berinteraksi satu sama lain,

mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu

kebudayaan.

2. Struktur Keluarga

Menurut Effendy (1998) struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,

diantaranya adalah :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

keluarga istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

keluarga suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan suami istri.

10

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Menurut Effendy (1998) ada beberapa tipe keluarga yaitu :

a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar ( Extended Family ), adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan, sepupu,

paman dan sebagainya.

c. Keluarga Berantai ( Serial Family ), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

keluarga inti.

d. Keluarga Duda atau Janda ( Single Family ), adalah keluarga yang

terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi ( composite ), adalah keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga Kabitis ( cohabitation ), adalah dua orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis.

Untuk meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan anak,

Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat anggota

keluarga.

11

b. Fungsi Psikologis.

Memberikan kasih sayang dan rasa aman, Memberikan perhatian

diantara anggota keluarga , Membina pendewasaan kepribadian

anggota keluarga, Memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi sosialisasi.

Membina sosialisasi pada anak, Membentuk norma-norma tingkah

laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, Meneruskan nilai-nilai

budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi.

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kenbutuhan

keluarga, Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga di masa yang akan datang,

misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan.

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat, minat yang

dimilikinya, Mempersiapkan anak untuk kehidupan semasa yang akan

datang dalam memenuhi perannya sebgai orang dewasa, Mendidik

anak sesuai dengan tingkat-tingkatnya.

12

5. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga (friedman, 1998) adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan

masyarakat.

6. Peran Perawat Keluarga

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu

memerhatikan prinsip-prinsip berikut :

a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.

b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan

keluarga.

c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap

perkembangan keluarga.

d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.

e. Menekankan pada kemampuan keluarga.

13

Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan

pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk memandirikan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah

kesehatan.

b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat

bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang

komprehensif.

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan

dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan

anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan

supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan

rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun

yang tidak.

e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat

keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.

f. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,

keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan

keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu

memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.

14

g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat

memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

keluarga.

h. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat

memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta

lingkungan yang sehat.

(Sudiharto dan Sri Setyowati, 2007)

B. Konsep Tumbuh Kembang Balita

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan

berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah

yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan

dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu Pertumbuhan (Growth) dan

Perkembangan (Development) merupakan dasar Ilmu Kesehatan Anak dan

kedua istilah itu disatukan menjadi Ilmu Tumbuh-Kembang. Oleh Karena

Itu,meskipun merupakan proses yang berbeda, keduanya tidak berdiri sendiri

tettapi saling berkaitan satu sama lain. (Tanuwidjaya, 2002)

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek

yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut

merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang

15

baik secara fisik maupun psikososial. Namun,sebagian orang tua belum

memahami hal ini terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan

dan social ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama

anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai

pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian

yang sama. (Ambarwati & Nasution, 2012)

1. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat

diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya. (Dr.Nursalam,

Susilaningrum, & Utami, 2008).

Perkembangan seorang anak secara umum digambarkan dalam

periode-periode. Salah satunya adalah Periode Bawah Lima Tahun atau

sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia

manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari

satu sampai dengan lima tahun atau biasa digunakan perhitungan bulan

yaitu usia 12-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia

prasekolah.

16

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita

karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

bagi perkembangan selanjutnya. (Ronald, 2011)

2. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur

tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi

( bertambah banyak ) sel – sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya

sel. (Ambarwati & Nasution, 2012)

Pertumbuhan fisik pertambahan berat badan menurun, terutama diawal

balita. Hal ini terjadi karena balita menggunakan banyak energi untuk

bergerak.

Pertumbuhan Balita ( BB,PB,LK )

UMUR

BERAT

BADAN

PANJANG

BADAN

LINGKAR

KEPALA

( Kg ) ( Cm ) ( Cm )

1 BULAN 3,0 – 4,3 49.8 – 54.6 33 – 39

2 BULAN 3,6 – 5,2 52.8 – 58.1 35 – 41

3 BULAN 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43

17

4 BULAN 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44

5 BULAN 5.3 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45

6 BULAN 5.8 – 7.8 61.6 – 67.8 40 – 46

7 BULAN 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 46.5

8 BULAN 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5

9 BULAN 7.0 – 9.2 66.0 – 72.3 42 – 48

10 BULAN 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5

11 BULAN 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49

12 BULAN 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49.5

15 BULAN 8.4 – 10.9 72.9 – 79.4 44 – 50

1,5 TAHUN 8.9 – 11.5 75.9 – 82.4 44.5 – 50.5

2 TAHUN 9.9 – 12.3 79.2 – 85.6 45 – 51

2,5 TAHUN 10.8 – 13.5 83.7 – 90.4 45.5 – 52.5

3 TAHUN 11.7 – 14.6 87.8 – 94.9 46 – 53

3,5 TAHUN 12.5 – 15.7 91.5 – 99.1 46.5 – 53.3

4 TAHUN 13.2 – 16.7 96.4 – 102.9 47 – 53.8

4,5 TAHUN 13.8 – 17.7 99.7 – 106.6 47.5 – 53.8

5 TAHUN 14.5 – 18.7 102.7 – 109.9 47.8 – 54

Tabel Pertumbuhan Balita

18

C. Konsep Malnutrisi

1. Pengertian Malnutrisi

Gizi ( Nutrition ) adalah suatu proses organisme menggunakan

makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbs,

transportasi. Penyimpanan metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan pertumbuhan dan fungsi

normal dari organ-organ serta menghasilkan energy (Nyoman, 2001).

Malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan

penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas.

Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan maupun

adanya gangguan terhadap absorbsi, pencernaan dan penggunaan zat gizi

dalam tubuh (Raharjeng, 2009).

Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaan yang disebabkan

oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari

sehingga memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) ( Depkes RI, 1997).

Kurang Energi Protein ( KEP ) adalah keadaan kurang gizi akibat

konsumsi pangan tidak cukup mengandung energy dan protein serta

karena gangguan kesehatan (Dekes RI, 2000).

Kurang Energi Protein ( KEP ) adalah keadaan dimana kurang gizi

yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan

19

sehari-hari yang tidak memenuhi Angka Kebutuhan Gizi ( AKG )

(Manjoer Arif, 2000).

Dari berbagai macam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Malnutrisi kurang energy protein adalah suatu keadaan dimana tubuh

mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan,

perkembangan dan aktivitass akibat konsumsi pangan tidak cukup

mengandung energy dan protein serta karena gangguan kesehatan.

2. Anatomi dan Fisiologi

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai

anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima

makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat

gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak

dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

20

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem

pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran

pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

a. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air

pada hewan.

b. Tenggorokan ( Faring).

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar

limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan

pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan

nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan

rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.

c. Kerongkongan (Esofagus).

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang

dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam

lambung.

d. Lambung.

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti

kandang keledai. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang

21

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-

enzim.

e. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan

lemak.

f. Usus Besar (Kolon).

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus

buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari

feses.

g. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan

serta bagian kolon menanjak dari usus besar.

h. Umbai Cacing (Appendix).

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.

i. Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah

sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon

sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat

22

penyimpanan sementara feses. Feses dibuang dari tubuh melalui proses

defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus

j. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua

fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa

hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior

perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

k. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia

dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan

dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam

metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk

penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat.

Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.

1. Kandung empedu

Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat

menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk

proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah

sekitar 7- 10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna

jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang

dikandungnya.

23

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

2) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,

terutama hemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel

darah merah dan kelebihan kolesterol.

(http://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/)

3. Etiologi

Kurang Gizi pada anak bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima

Tahun). “ Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah dengan

melihat berat dan tinggi badan anak kurang dari normal”. Jika tinggi

badan anak tidak terus bertambah atau kurang dari normal itu

menandakan bahwa kurang gizi pada anak tersebut sudah berlangsung

lama.

Menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kurang gizi

pada anak.

Pertama, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut

mempengaruhi. Dengan demikian, perhatian ibu untuk kakak sudah

tersita dengan keberadaan adiknya sehingga kakak cenderung tidak

terurus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya

kakak menjadi kurang gizi. “Balita itu konsumen pasif, belum bisa

mengurus dirinya sendiri, terutama untuk makan”.

24

Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau juga

tertular oleh penyakit-penyakit lain.

Ketiga adalah karena lingkungannya yang kurang bersih sehingga

anak mudah akit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut anak menjadi

kurang gizi.

Keempat, kurangnya pengetahuan orangtua teruatama ibu mengenai

gizi. “Kurang gizi yang murni adalah karena makanan.” Ibu harus dapat

memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup.

Kelima, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Faktor ini cukup

banyak mempengaruhi karena jika anak sudah jarang makan, maka

otomatis mereka akan kekurangan gizi.

Keenam, selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena

adanya penyakit bawaan yang memaksa anak harus dirawat misalnya

penyakit jantung dan paru-paru bawaan (Siswono, 2001).

4. Patofisiologi

Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat

banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor

penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman penyebab),

environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang

peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk

mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.

25

Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan

lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan

kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan

tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk

menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah

dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah

beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi

karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah

jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan

asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan

makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan

sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari

tubuh.

Pada Malnutrisi, di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan

makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh akan

mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan

mengakibatkan kematian.

5. Klasifikasi

Penyakit malnutrisi dengan kekurangan energy protein atau tidak

mencukupinya makanan bagi tubuh seringkali dikenal dengan marasmus

dan kwashiorkor. Namun malnutrisi dibagi menjadi tiga yaitu :

26

a. Kwarsiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

kekurangan protein baik segi kualitas maupun kuantitasnya.

Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan kekurangan

asam amino essensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis

dan metabolism terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel,

makin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan

berkurangnya produksi albumin oleh hati. Anak terlihat gemuk

semua akibat oedema yaitu penumpukan cairan di sela-sela sel dalam

jaringan. Walaupun terlihat gemuk namun otot-otot tubuhnya

mengalami pengurusan ( wasting ). Oedema dikarenakan kekurangan

asupan protein secara akut misalnya karena penyakit infeksi padahal

cadangan protein dalam tubuh sudah habis. Kulit akan tampak

bersisik dan kering karena depigmentasi. Anak dapat mengalami

gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. Kekurangan

mineral khususnya besi, kalsium dan zheng. (Hanum Marimbi,2010)

b. Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan

kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan

terutama lapisan subcutan dan badan tampak kurus seperti orang tua.

Pada marasmus metabolisme lemak kurang terganggu daripada

kwarsiorkor sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal atau

tidak ada. Pada marasmus tidak ditemukan edema akibat dari

hipoalbuminemia atau retensi sodium. Pemenuhan kebutuhan dalam

27

tubuh masih dapat ditemui dengan adanya cadangan protein sebagai

sumber energy (Yuliani, 2006)

c. Marasmus-Kwasiorkor

Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik

kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup

mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang

normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya berat badan

< 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti

edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan

biokimiawi terlihat pula. (Dekes RI, 2000)

6. Manifestasi Klinik

a. Tanda dan gejala terjadinya kurang energy protein :

1) Badan kurus di timbang pada KMS berada di bawah garis merah

atau pita kuning bagian bawah.

2) Lemah lesu.

3) Selera makan kurang.

4) Gangguan pertumbuhan pada anak.

5) Ganguan kecerdasan kepada anak mudah terkena penyakit.

b. Kategori KEP berdasarkan kriteria KMS yang baru di bedakan

menjadi dua yaitu :

28

1) KEP sedang – berat.

Anak disebut masuk dalam kategori sedang –berat bila berat

badan kurang dari 70% baku rujukan BB/u WHO- NCHS, pada

KMS artinya sama dengan di bawah garis merah.

2) KEP ringan.

Anak di sebut KEP ringan bila berat badan 70% sampai kurang

dari 80% baku rujukan BB/u WHO- NCHS.

Table kategori KEP menurut standar baku WHO-NCHS

Kategori Kriteria WHO-NCHS

Kriteria menurut KMS

KEP Ringan 70 - <80 %

Pita warna kuning (antara pita warna hijau dan garis merah

KEP Sedang-berat < 70 % BGM Tabel Kategori KEP

c. Cara mendeteksi KEP:

1) KEP dapat di deteksi dengan cara antropometri yaitu mengukur

BB dan umur yang di bandingkan dengan indeks BB/u baku

standar WHO-NCHS sebagai mana tercantum dalam KMS.

2) Badan kurus biala di timbang BB pada KMS berada di bawah

garis merah.

3) Lemah lesu dan cengeng.

4) Gangguan pertumbuhan badan kurang.

5) Selera makan kurang.

6) Gangguan perkembangan.

29

7) Sikap anak kurang tanggap.

d. Penyakit penyerta yang menyertai KEP yaitu :

1) Kwasiokor.

Kwasiokor dapat di jumpai pada usia anak bayi yang masih di

sapih atau pada anak usia pra sekolah yang merupakan golongan

umur yang relatif memerlukan banyak protein untuk tubuh.

Tanda dan Gejala Kwasiokor :

a) Gejala yang terpenting adalah pertumbuhan yang terganggu.

b) Gejala gastrointestinal.

c) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung,

mudah di cabut tanpa rasa sakit, rontok/ perubahan pada

rambut.

d) Kulit penderita kering.

e) Oedem di seluruh tubuh dan terutama pada kaki.

f) Wajah membulat atau sembab.

g) Pandangan mata anak tampak sayu.

Pengobatan Kwasiokor : Prinsisp Kwasiokor ialah memberikan

makanan yang mengandung banyak protein yang bernilai hayati

tinggi.

30

2) Marasmus.

Gejala marasmus : Pertumbuhan kurang atau terhenti, Anak

masih suka menangis, Konstipati diare, Lemak pipi menghilang

wajah penderita seperi wajah orang tua.

Komplikasi yang akan terjadi : Infeksi, Diare, Gangguan

keseimbangan elektrolit, Defisiensi vitamin A, Anemi.

Pencegahan: Pendidikan kesehatan, Rutin ke

posyandu,Program makanan tambahan, Pemberian zat besi,

Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, Pemberian kapsul

minyak beryodium (Ngastiyah, 2005).

7. Komplikasi

Bahaya komplikasi pada pasien malnutrisi energi protein sangat

mudah mendapat infeksi karena daya tubuhny rendah terutama system

kekebalan tubuh. Infeksi yang paling sering adalah bronkopneumonia dan

tuberculosis. adanya atrofilis usus menyebabkan penyerapan terganggu

mengakibatkan pasien sering diare. Melihat komplikasi tersebut sukar

untuk di cegah yang perlu di perhatikan adalah kebersihan mulut, kulit,

dan hipotermia (Ngastiyah, 2005).

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan malnutrisi (tingkat ringan dan sedang) dilakukan

dengan memberikan makanan yang bergizi, menu yang seimbang,

mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah yang cukup. Selain

31

itu, perlu juga mengobati penyakit lain yang dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan pada anak (misalnya diare). Anak dengan

keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat dan

sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan (Riyadi,

2009)

D. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Malnutrisi kurang energi protein menurut (friedman, 1998) antara

lain :

a. Identitas Data.

Nama keluarga, alamat dan no telepon, komposisi keluarga, tipe

bentuk keluarga, latar belakang kebudayaan, identifikasi religi, status

kelas keluarga, dan aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu

luang.

b. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga.

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Malnutrisi kurang energi

protein sering ditemukan pada keluarga dengan anggota

keluarganya baik anak atau pun yang dewasa.

2) Jangkauan pencapaian tahap perkembangan.

32

3) Riwayat keluarga inti : Adanya anggota keluarga yang

terkena malnutrisi kurang energi protein (balita) mempunyai

resiko terhambatnya tumbuh kembang.

4) Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua.

c. Data Lingkungan.

1) Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, serta

sanitasi yang kurang hygienis dapat mempengaruhi

kebersihan makanan dan minuman, Status rumah yang dihuni

keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa dapat

mempengaruhi keperdulian keluarga dalam menjaga

kebersihan.

2) Karakteristik lingkungan, sekitar rumah dan lingkungan yang

lebih besar (tetangga dan masyarakat yang lebih luas : Tempat

tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak

terjaga,lingkungan dengan keluarga ekonomi menengah ke

bawah).

3) Fasilitas dan pelayanan kesehatan : Tingkat ekonomi yang

rendah dapat mengakibatkan sulitnya pengobatan malnutrisi

kurang energi protein. Ketidak efektifannya dan keluarga

dalam mengunjungi pelayanan kesehatan yang ada.

4) Fasilitas transportasi : Transportasi merupakan sarana yang

penting dan sangat diperlukan agar penderita mendapatkan

33

pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana

transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke

pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakin

memburuk.

d. Struktur Keluarga.

1) Struktur komunikasi : Berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga merupakan tugas keluarga, dan dapat

menurunkan beban masalah.

2) Struktur kekuasaan : Kekuasaan dalam keluarga dipegang oleh

pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan

masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah kesehatan

diare dalam keluarga.

3) Struktur peran : Peran antar kelurga menggambarkan perilaku

interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan

dalam posisi dan situasi tertentu.

e. Nilai-nilai keluarga.

Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai kekuasaan dan

kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.

f. Fungsi Keluarga.

1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang

disebabkan oleh : Kurangnya pengetahuan keluarga tentang

malnutrisi kurang energi protein, anggapan bahwa penyakit

34

malnutrisi kurang energi protein adalah biasa yang bisa sembuh

dengan sendirinya.

2) Ketidak kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta

dalam mengambil tindakan yang tepat tentang malnutrisi kurang

energi protein berhubungan dengan :

a) Tidak memahami mengenai sifat berat dan meluasnya

masalah malnutrisi kurang energi protein.

b) Ketidak mampuan keluarga dalam memecahkan masalah

karena kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga

seperti : latar belakang pendidikan dan keuangan keluarga.

c) Ketidak mampuan keluarga memilih tindakan diantara

beberapa alternatif perawatan dan pengobatan terhadap

malnutrisi kurang energi protein.

d) Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga

yang sakit berhubungan dengan tidak mengetahui keadaan

malnutrisi kurang energi protein misal : sifat malnutrisi

kurang energi protein, penyebab malnutrisi kurang energi

protein, dan tanda gejala yang menyertai malnutrisi kurang

energi protein.

35

g. Koping keluarga.

Koping keluarga dipengaruhi oleh situasi emosional keluarga,

sikap dan pandangan hidup, hubungan kerja sama antara anggota

keluarga serta adanya support system dalam keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan

Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang

diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan.

Keluraga terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau

tanda atau gejala. Maslah adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi

kebutuhan dasar manusia yang dialami keluarga atau anggota keluarga.

Penyebab adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah

dengan mengacu pada liam tugas keluarga yaitu mengenal masalah,

mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan. Tanda/gejala adalah sekumpulan data objektif dan subjektif

yang diperoleh oleh perawat dari kelurga yang mendukung maslah dan

penyebab.

Diagnosis keperwatan keluarga merupakan respons keluarga terhadap

masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko ataupun potensial,

yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri maupun

kolektif yang terdiri dari maslah, etiologi, serta tanda dan gejala(PES).

36

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

diagnosis keperwatan actual, risiko/risiko tinggi, dan potensial/wellness.

a. Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi

pada saat pengkajian di keluarga.

b. Risiko/ risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi pada

pengkajian. Namun dapat menjadi maslah actual bila tidak

diulakukan pencegahan dengan cepat.

c. Potensial/ Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat fungsi

yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan sejahtera

dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan

dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat dirumuskan tanpa

disertai etiologi.

3. Penetapan Prioritas Masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari

satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu perawat perlu

menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan keluarga yang ada

dengan menggunakan skala proritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon

dan Maglaya, 1978). Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan

masalah dalam merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui

perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing – masing

37

kriteria memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan

pembenaran atau alasan penentuan skala tersebut.

a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko

(skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai

dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah

pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

b. Kriteria kedua : Kemungkinan maslah dapat di ubah dengan skala

mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan

bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan

(pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk

menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk

fisik, keuangan, dan tenaga) sumber daya perawat (pengetahuan,

ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam bentuk

fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan sokongan masyarakat).

c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor

tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.

Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari masalah yang

berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya masalah

(waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan

yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang

sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

38

d. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor

2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan

bobot.

Pembenaran di tunjang dengan data persepsi keluraga dalam melihat

masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam menentukan

prioritas dapat dilihat dalam tabel.

NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

1

Sifat masalah. Skala: aktual Risiko Potensial/wellness

3 2 1

1

Masalah dapat dicegah karena keluarga mampu mencegah.

2

Kemungkinan masalah dapat diubah. Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat

2 1 0

2

Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah.

3

Potensi masalah untuk dicegah. Skala : Tinggi Cukup Rendah

3 2 1

1

Potensial diubah tinggi karena di sekitar lingkungan keluarga terdapat posyandu.

4

Menonjolnya masalah. Skala : Segera Tidak perlu segera Tidak dirasakan

2 1 0

1

Masalah segera ditangani dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Tabel skala untuk menentukan prioritas askep keluarga

Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap criteria kemudian kita

lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut untuk menetapkan

nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali bobot, jumlahkan

39

skornya. skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan kita

tanggulangi lebih dahulu.

Skor

X Bobot = Nilai

Skala tertinggi

4. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan yang

terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus, criteria, rencana

tindakan, dan standar untuk meyelesaikan masalah keperawatan keluarga

berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penyusunan prioritas,

menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi

intervensi keperawatan. Penetapan tujuan meliputi tujuan umum dan

khusus, serta dilengkapi dengan criteria dan standar.

Tujuan umum adalah bagian dari perencanaan yang meliputi

perumusan tujuan sampai penyelesaian masalah yang berorientasi pada

masalah keperawatan (problem). Tujuan khusus adalah bagian dari

perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai pada penyelesaian

masalah yang berorientasi pada penyebab masalah (etiologi).

Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang

diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus

40

yang ditetapkan. Kriteria adalah suatu hasil yang secara rasional mampu

dicapai keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan.Keluarga

ataupun memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga. Standar adalah tolok

ukur pencapaian hasil intervensi keperawatan terhadap masalah

keperawatan atau kebutuhan kesehatan keluarga, apakah hasilnya telah

sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan keluarga

berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur spesifik yang

terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan kesehatan, konseling,

kontrak, manajemen kasus, kolaborasi, dan konsultasi.

Partisipasi aktif keluarga adalah suatu pendekatan esensial yang

dimasukkan dalam setiap strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

keluarga dengan melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah,

mendiskusikan, serta memutuskan pendekatan yang paling tepat untuk

digunakan agar mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Penyuluhan kesehatan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan

pada keluarga tentang pemeliharaan kesehatan / perawatan dengan tujuan

member dukungan terhadap perilaku sehat atau mengubah perilaku yang

tidak sehat.

Konseling adalah suatu bantuan interaktif yang diberikan perawat

sebagai konselor dan klien yang ditandai dengan komponen penerimaan,

41

empati, ketulusan, dan kesesuaian melalui berbagai teknik aktif / pasif

yang berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan klien yang

terganggu.

Kontrak adalah persetujuan kerja yang dibuat dua orang atau lebih

antara perawat dan keluarga dalam melaksanakan rangkaian perawatan

kesehatan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang

dihadapi sehingga keluarga terlibat dalam menyelesaikan masalah yang

merupakan tanggung jawabnya. Didalam kontrak juga dicantumkan

tujuan yang hendak dicapai dan tanggung jawab dari anggota-anggota

yang terlibat.

Manajemen kasus adalah strategi dan proses pengambilan keputusan

klinis atau proses untuk penentuan, pengintegrasian, dan pemantauan

kebutuhan klien yang kompleks, yang meliputi partisipasi aktif klien,

orientasi holistic, oerientasi perawatan diri, koordinasi dan penggunaan

berbagai pelayanan kemanusiaan yang efisien.

Kolaborasi adalah perawatan yang diberikan oleh sejumlah tenaga

professional dalam bidang perawatan.kesehatan yang bekerja bersama

untuk meberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.

Konsultasi adalah kegiatan memberi nasihat atau pelayanan / bantuan

kepada keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan

tertentu.Pelaksanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan

memobilisasi sumber – sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat,

42

dan pemerintah setempat. Tindakan keperawatan terhadap keluarga

mencakup hal dibawah ini :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi informasi,

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan

mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,

dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat fasilitas yang ada dirumah, dan mengawasi keluarga dalam

melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

menjadi sehat yaitu dengan menemukan sumber-sumber yang dapat

digunakan oleh keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan

fasilitas tersebut.

43

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah

dilaksanakan. Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan tenaga

kesehatan.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

malnutrisi kurang energi protein.

2. Gangguan tumbuh kembang pada keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi

kurang energi protein.

3. Resiko infeksi sekunder pada anggota keluarga berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi

kurang energi protein.

44

F. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan Intervensi Umum Khusus Kriteria Standar 1.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang energi protein.

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x15 menit keluarga mampu mengenal masalah malnutrisi a. Keluarga dapat

menyebutkan pengertian malnutrisi.

b. Keluarga dapat

menyebutkan penyebab malnutrisi.

c. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala malnutrisi.

Respon Verbal Respon Verbal Respon Verbal

Arti dari gizi buruk atau malnutrisi adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak yang disebabkan kurangnya asupan gizi yang berlangsung lama. Penyebab malnutrisi : 1. Sosial ekonomi

kurang. 2. Cara penyapihan yang

kurang tepat. 3. Pemasukan gizi kurang

baik dari segi karbohidrat dan protein.

4. Sering sakit.

Tanda dan gejala : 1. Badan kurus. 2. Rambut tipis, warna

kemerahan, mudah

1. Berikan penkes

tentang pengertian,penyebab,tanda dan gejala dan komplikasi.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang telah diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.

45

d. Keluarga dapat menyebutkan komplikasi malnutrisi.

2. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah malnutrisi pada anggota keluarga.

Respon Verbal Respon Verbal

dicabut. 3. Tampak lemah dan

pucat. 4. Kulit kering. 5. Bila ditimbang pada

Kartu Menuju Sehat ( KMS ) pita berada pada pita kuning bawah.

Akibat Malnutrisi : 1. Mudah terkena

penyakit. 2. Gangguan

pertumbuhan. 3. Berkurangnya daya

fikir ( kecerdasan berkurang )

4. Kwasiokor (penyakit akibat kekurangan protein) dan jika terus menerus akan mengakibatkan marasmus.

Pemberian nutrisi yang tepat pada penderita malnutrisi kurang protein dapat membantu penyembuhan atau pemulihan kondisi balita secara bertahap.

1. Diskusikan dan

motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah malnutrisi.

2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan

46

3. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami malnutrisi.

4. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Respon Afektif Respon Pskimotor

Penatalaksanaan malnutrisi (tingkat ringan dan sedang) dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi, menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein yang cukup. Malnutrisi sering terjadi pada balita yang biasanya berasal dari keluarga yang tidak mampu dan endemic

langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.

3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

1. Beri Pendkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara perawatan pada anggota keluarga dengan malnutrisi.

2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara menutup

47

untuk mengatasi masalah kesehatan balita dengan malnutrisi.

5. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x15 menit keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Respon Verbal dan Afektif

di Negara tropis terutama Indonesia dan umumnya terdapat pada masyarakat dengan kebersihan kurang. Oleh karena itu diperlukan modifikasi lingkungan yang tepat yaitu dengan menjaga kebersihan. Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan.

makanan,menjaga sanitasi lingkungan yang benar dengan benar.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Jelaskan tentang Puskesmas dan anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami malnutrisi ke puskesmas yang ada di wilayahnya.

2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Tanyakan kembali

48

2.

Gangguan tumbuh kembang pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang energi protein.

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

1. Setelah dilakukan

pendidikan kesehatan selama 1x15 menit keluarga mampu mengenal masalah gangguan tumbuh kembang akibat malnutrisi.

2. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah gangguan tumbuh

Respon Verbal Respon Afektif

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,kreativitas,kesadaran sosial,emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya. Dengan memantau kondisi balita serta menstimulus tumbang balita maka gangguan tumbuh kembang tidak akan terjadi.

tentang apa yang dijelaskan tadi.

5. Beri reinforcement yang positif kepada keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

1. Beri penkes tentang

nutrisi dan diskusikan dengan keluarga tentang gangguan tumbuh kembang balita.

2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja di diskusikan.

4. Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.

1. Diskusikan dan

motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gangguan tumbuh

49

kembang pada balita. 3. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan tumbuh kembang.

Respon Psikomotor

Stimulasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tumbuh kembang pada balita kita adalah dengan cara sebagai berikut menstimulus pada warna,kata sifat,guna benda,menghitung mainan,pakai baju,menyikat gigi,nama teman,gambar garis,lingkaran dan berdiri satu kaki.

kembang. 2. Jelaskan bahwa

perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penanganan lebih lanjut.

3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

4. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

1. Beri penkes tentang

tumbuh kembang balita dan stimulasi balita.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan

50

4. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan pada keluarga yang mengalami gangguan tumbuh kembang.

5. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Respon Psikomotor Respon Verbal dan afektif

Lingkungan yang nyaman dan menarik akan membuat balita senang dan berkembang sesuai dengan umurnya. Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan

keluarga. 1. Beri penkes dan

demonstrasikan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan yang benar.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.

4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

1. Jelaskan tentang

Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami malnutrisi ke Puskesmas yang ada di wilayahnya.

2. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas.

51

3.

Resiko infeksi sekunder pada anggota keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan malnutrisi kurang energi protein.

Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.

1. Setelah dilakukan

pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan keluarga mampu mengenal masalah risiko infeksi pada balita yang mengalami malnutrisi. a. Keluarga mampu

menjelaskan kembali pengertian infeksi.

b. Keluarga mampu menjelaskan tujuan dari pencegahan infeksi.

Respon Verbal Respon Verbal

Infeksi adalah masuknya kuman kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Tujuan pencegahan infeksi pada balita yang mengalami malnutrisi yaitu agar kondisi balita tidak menjadi tambah parah karena terinfeksinya

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi.

5. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

1. Beri pendkes

mengenai infeksi dan tujuan pencegahan pada balita yang mengalami malnutrisi.

2. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan

4. Beri reinforcement positif atas tindakan keluarga yang dilakukan.

52

2. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x20 menit diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah risiko infeksi pada balita yang mengalami malnutrisi.

3. Setelah dilakukan

pertemuan selama 1x20 menit diharapkan keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami risiko infeksi akibat malnutrisi.

Respon Verbal Respon Psikomotor

tubuh menjadi sakit sehingga menyertai terjadinya malnutrisi. Keputusan yang tepat untuk mengatasi risiko infeksi yaitu dengan memberikan nutrisi yang adekuat sehingga kebutuhan tubuh balita terpenuhi dan sistem imunnya juga lebih kuat sehingga terhindar dari risiko terjadinya penyakit yang menyertai malnutrisi. Mengajarkan kepada anaknya untuk selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan benar. 1. Cara mengatur diet

pada anak : a. Makan dalam porsi

sedikit tapi sering dan variasikan makanan agar terlihat menarik.

b. Butuh kesabaran dalam membujuk anak untuk makan,buat suasana

1. Diskusikan dan beri

motivasi pada keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah risiko infeksi.

2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu mempertimbangkan langkah perawatan lebih lanjut.

3. Beri reinforcement positf atas keputusan yang dilakukan keluarga.

1. Beri pendkes dan

demonstrasi mengenai cara menyusun menu gizi seimbang pada balita dengan malnutrisi.

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

53

senyaman mungkin agar anak mau makan misalnya makan sambil diajak bermain.

c. Untuk balita dapat diberikan makanan formula seperti formula ikan.

2. Bahan makanan yang diperbolehkan : a. Semua sumber

karbohidrat seperti nasi, nasi tim, jagung, roti gandum, kentang, bubur.

b. Semua sumber protein nabati dan hewani.

c. Semua jenis sayuran.

d. Buah-buahan yang berumber vitamin A dan C seperti jeruk, apel, wortel, semangka, belimbing dll.

e. Susu, keju, mayonise.

3. Tujuan diet pada balita : a. Menanamkan

kebiasaan makan yang baik untuk memelihara tumbuh

3. Tanyakan kembali materi apa saja yang sudah diberikan.

4. Beri reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

54

4. Setelah dilakukuan

pertemuan selama 1x20 menit diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah risiko infeksi pada balita dengan malnutrisi.

Respon Psikomotor

kembang. b. Memberikan

makanan sesuai kebutuhan tubuh untuk menambah berat badan dan panjang badan.

c. Meningkatkan daya tahan tubuh.

d. Mencegah terjadinya gizi buruk.

Cara mencuci tangan dengan benar :

a. Gulung lengan sampai atas pergelangan tangan kemudian lepas cincin,jam tangan dan perhiasan tangan yang lainnya.

b. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir.

c. Ambil sabun kemudian ratakan pada tangan yang dibasahi.

d. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya

1. Demonstrasikan

pada keluarga cara modifikasi lingkungan dengan benar untuk mencegah risiko infeksi pada balita dengan malnutrisi.

2. Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.

3. Tanyakan kepada keluarga materi yang sudah diberikan.

4. Beri reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.

55

5. Setelah dilakukan pertemuan

selama 1x15 menit keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Respon Verbal afektif

kemudian masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan kiri.

e. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokkan, tanpa saling melepaskan lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri.

f. Lakukan penggosokan pada kuku-kuku

g. Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggenggamnya dengan tangan kiri lalu diputar-putar. Lakukan pada tangan yang satunya.

h. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.

Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga.

1. Jelaskan mengenai

puskesmas dan anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan anggota

56

keluarganya ke puskesmas.

2. Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.

3. Beri reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.