34
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Aktiva Aktiva adalah harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan dalam kegiatan atau operasi perusahaan yang sewaktu – waktu dapat dijual atau di pindah tangankan. 2.1.2. Pengertian Aktiva Tetap dan Aktiva Tetap Bergerak Menurut Baridwan (2004 : 271) aktiva tetap adalah aktiva- aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan menurut Sofyan (1999 : 20) aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Definisi aktiva tetap menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) adalah berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Pengertian aktiva tetap dalam akuntansi adalah semua aktiva berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Aktiva

Aktiva adalah harta atau kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan yang digunakan dalam kegiatan atau operasi perusahaan

yang sewaktu – waktu dapat dijual atau di pindah tangankan.

2.1.2. Pengertian Aktiva Tetap dan Aktiva Tetap Bergerak

Menurut Baridwan (2004 : 271) aktiva tetap adalah aktiva-

aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan

dalam kegiatan perusahaan yang normal. Sedangkan menurut Sofyan

(1999 : 20) aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik

perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan

menghasilkan barang dan jasa. Definisi aktiva tetap menurut PAI

(Prinsip Akuntansi Indonesia) adalah berwujud yang diperoleh

dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang

digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual

dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa

manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Pengertian aktiva tetap dalam

akuntansi adalah semua aktiva berwujud yang dimiliki dan

digunakan oleh perusahaan untuk membantu perusahaan dalam

menghasilkan barang dan jasa. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

12  

(IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004; 16.2) dikemukakan

definisi aktiva tetap adalah sebagai berikut :

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh

dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu,

yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”

Kieso, Weygandt dan Warfield (2001 ; 500) mengemukakan :

“property, plant, and equipment are properties of durable nature

used in the regular operation of the business”

Berdasarkan definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa aktiva

tetap memiliki masa manfaat terbatas sehingga pada saat aktiva

tetap sudah tidak mampu memberikan manfaat secara ekonomis

maka pada saat itulah aktiva dihentikan untuk diganti agar kegiatan

operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

Aktiva tetap memiliki beberapa unsur antara lain sebagai

berikut :

a. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan

digunakan oleh perusahaan, atau jumlah produksi serupa yang

diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.

b. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk

memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

13  

sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat

yang siap untuk dipergunakan.

c. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva

mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara

pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan

transaksi wajar.

d. Jumlah tercatat (carryint amount) adalah nilai buku, yaitu biaya

perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan

depresiasi.

e. Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount)

adalah jumlah yang diharapkan dapat diperoleh kembali dari

penggunaan suatu aktiva dimasa yang akan datang, termasuk

nilai sisanya atas pelepasan aktiva.

Aktiva tetap bergerak adalah aktiva yang secara fisik bisa

dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Misalnya kendaraan,

perlengkapan dan sebagainya.

2.1.3. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokan dalam berbagai sudut

antara lain sebagai berikut :

1. Sudut substansi, aktiva tetap dapat di bagi :

a) Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin,

gedung dan peralatan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

14  

b) Intangible assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti

goodwill-patens, hak cipta dan lain-lain.

2. Sudut di susutkan atau tidak

a) Depresiatet plant assets yaitu aktiva tetap yang di susutkan

seperti bangunan, peralatan, mesin, infentaris, jalan dan lain -

lain.

b) Undepresiatet plant assets yaitu aktiva tetap yang tidak

disusutkan seperti lahan dan lain - lain.

3. Berdasarkan jenis - jenisnya, dalam aktiva tetap dapat dibagi

antara lain sebagai berikut :

a) Tanah

Tanah yang dikelompokkan dalam aktiva tetap adalah

tanah milik pemerintah yang digunakan untuk kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

Contohnya jalan, irigasi serta bangunan.

b) Peralatan dan mesin

Peralatan dan mesin yang dikelompokan dalam aktiva tetap

adalah peralatan dan mesin yang dimiliki oleh pemerintah

dan dapat dipergunakan untuk kegiatan pemerintah dan di

manfaatkan oleh masyarakat.

Contohnya alat berat, alat kantor, alat angkutan, alat bengkel,

dan lain sebagainya.

c) Gedung dan bangunan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

15  

Dikelompokan dalam aktiva tetap adalah gedung dan

bangunan yang dimiliki oleh pemerintah untuk digunakan

dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

d) Jalan, irigasi, dan jaringan

Jalan, irigasi, dan jaringan yang dikelompokan dalam aktiva

tetap adalah jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki atau

dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan

dalam kondisi yang digunakan. Contohnya aktiva tetap yang

termasuk dalam klasifikasi ini mencakup antara lain : jalan dan

jembatan, bangunan air, instalasi, dan jaringan.

e) Aktiva tetap lainnya

Aktiva tetap lainnya mencakup aktiva tetap yang tidak dapat

dikelompokan ke dalam kelompok aktiva tetap diatas, tetapi

memenuhi definisi aktiva tetap. Aktiva tetap lainnya ini dapat

meliputi koleksi perpustakaan / buku dan barang bercorak.

f) Konstruksi dalam pengajaran

Konstruksi dalam pengajaran mencakup aktiva tetap yang

sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca

belum selesai dibangun seluruhnya.

2.1.4. Pengakuan Aktiva Tetap

Sesuai dengan klasifikasi aktiva tetap, suatu aktiva dapat diakui

sebagai aktiva tetapi apabila berwujud dan memenuhi kriteria :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

16  

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal

3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

4. Diperoleh / dibangun dengan maksud untuk digunakan

Perusahaan mengakui suatu aktiva tetap apabila aktiva tetap

tersebut telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya, dan atau

pada saat penguasaannya berpindah. Oleh karena itu, apabila belum

ada bukti bahwa suatu aktiva dimiliki atau dikuasai oleh suatu entitas

maka aktiva tetap tersebut belum dapat dicantumkan dineraca. Prinsip

pengakuan aktiva tetap pada saat aktiva tetap ini dimiliki atau dikuasai

berlaku untuk seluruh jenis aktiva tetap, baik yang diperoleh secara

individual ataupun gabungan, maupun diperoleh melalui pembelian,

pembangunan, swakelola, pertukaran rampasan, atau dari hibah.

2.1.5. Dasar Pencatatan dan Penilaian Aktiva Tetap

Aktiva tetap dicatat dan dinilai atas dasar harga perolehan

(cost). Harga perolehan aktiva tetap merupakan pengeluaran -

pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh aktiva

tetap secara tunai sampai dengan aktiva tetap tersebut siap dipakai

dalam operasi perusahaan. Harga perolehan aktiva tetap dapat ditentukan

dengan menjumlahkan semua unsur - unsur pengeluaran untuk

memperoleh aktiva tetap tersebut. Unsur-unsur pengeluaran dan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

17  

perhitungannya menjadi harga perolehan tergantung pada jenis dan

cara perolehan aktiva tetap.

Aktiva tetap, dilihat dari segi jenisnya ada bermacam - macam,

misalnya tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sebagainya. Demikian

pula dilihat dari cara perolehannya aktiva tetap dapat diperoleh

dengan bermacam - macam cara, antara lain melalui pembelian tunai,

pembelian kelompok, pembelian angsuran, pertukaran dengan investasi,

dan pertukaran dengan aktiva tetap perusahaan. Dengan demikian, maka

proses penentuan harga perolehan aktiva tetap dibagi dalam berbagai

cara sebagai berikut :

1. Penentuan harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan cara

pembelian tunai.

2. Penentuan harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan cara

pembelian yang pembayarannya dilakukan dalam jangka panjang

(misalnya, pembelian angsuran).

3. Pembelian secara kelompok

4. Perolehan aktiva tetap dengan membangun sendiri.

5. Penentuan harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan

cara pertukaran dengan aktiva nonmoneter.

2.1.6. Perolehan Aktiva Tetap

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

18  

Aktiva tetap berwujud dapat diperoleh dengan berbagai cara,

dimana masing – masing cara perolehan aktiva tetap berwujud akan

mempengaruhi penentuan harga perolehan.

Menurut Baridwan, Hartanto (2002 ; 323) dan Ainun Na’im

perolehan aktiva tetap berwujud dengan berbagai cara diantaranya :

1. Pembelian tunai / kontan

Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat

sebesar uang yang dikeluarkan. Secara umum dapat dinyatakan

bahwa, harga perolehan aktiva tetap adalah jumlah dari

pengeluaran kas atau ekuivalennya yang dilakukan perusahaan

untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan aktiva tetap

tersebut siap dipakai dalam operasi perusahaan. Aktiva yang dibeli

dengan kontan dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk

pembelian itu ditambah dengan biayabiaya lain sehubungan dengan

pembelian aktiva itu, dikurangi potongan harga yang diberikan,

baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena

pembayaran yang dipercepat.

Perolehan beberapa aktiva dibeli secara bersamaan dengan

suatu jumlah total pembayaran, tanpa dibuat penilaian harga

masing – masing, maka perlu ditetukan besar nilai masing –

masing aktiva yang didasarkan pada harga pasar.

2. Pembelian dengan kontrak jangka panjang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

19  

Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan

dengan kredit jangka panjang. Sisa utang itu biasanya dibuktikan

melalui notes, surat berharga, bukti utang hipotik dan lain - lain.

Utang ini biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran ditambah

dengan pembayaran bunga. Pembebanan bunga atas kredit ada

dua kemungkinan :

a) Secara flat

b) Berdasarkan sisa utang

3. Pembelian dengan surat berharga seperti saham atau obligasi

Jika aktiva tetap diperoleh dengan mengeluarkan saham atau

obligasi, maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga

pasar saham / obligasi pada saat pembelian. Nilai saham /

obligasi dicatat seharga nilai pari. Jika harga pasar lebih besar

dari harga pari selisihnya dicatat sebagai premium (agio saham)

dan jika harga pasar lebih kecil dari harga pari selisihnya

dicatat sebagai disagio saham (discount).

4. Aktiva tetap yang dihadiakan atau ditemukan sendiri

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara di hadiakan atau ditemukan

sendiri maka transaksi ini disebut non reciprocal transfer atau

transfer yang tidak memerlukan umpan balik.

Aktiva ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau

berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak / perusahaan

penilaian yang independen (Appraisal Company). Dan dikreditkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

20  

modal donasi (Donated Capital). PAI menggariskan pedoman

sebagai berikut :

Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat

sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan

mengkreditkan perkiraan modal yang berasal dari sumbangan.

5. Aktiva tetap yang dibangun sendiri (self-construction)

Semua biaya yang langsung (biaya variabel yaitu bahan dan

upah langsung dan (overhead variable) digunakan untuk

pembangunan ini harus dikapitalisasi. Sesuai PAI yang

menyatakan bahwa harga perolehan aktiva tetap yang dibangun

sendiri meliputi seluruh biaya yang terjadi berkenan dengan

pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam

persoalan aktiva yang dibangun sendiri ini ada tiga permasalahan :

a) Tidak membebankan Biaya Overhead tetap ke aktiva

tetap yang dibangun

b) Membebankan sebagian dari seluruh biaya overhead

pabrik ke aktiva tetap yang dibangun sendiri

c) Biaya overhead pabrik dialokasikan ke aktiva tetap atas

dasar biaya kesempatan untuk memproduksi barang

6. Diperoleh secara pertukaran

Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva

non moneter lain. Perlakuan akuntansi terhadap pertukaran aktiva

non moneter bermacam - macam. Beberapa akuntan berpendapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

21  

bahwa akuntansi pertukaran ini harus didasarkan pada harga

pasar yang wajar dari aktiva yang diserahkan, sehingga ada

kemungkinan diakuinya laba atau rugi pertukaran, yang timbul

karena harga pasar aktiva tetap yang diserahkan lebih besar

atau lebih kecil dibandingkan nilai bukunya. Sementara itu ada

pula yang berpendapat bahwa akuntansi pertukaran harus

didasarkan pada nilai buku, sehingga tidak ada laba atau rugi

pertukaran yang diakui, dan ada yang berpendapat apabila

terjadi rugi pertukaran harus diakui, sedangkan laba pertukaran

tidak diakui.

Dalam transaksi ini PAI memberikan pedoman sebagai berikut;

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran non

moneter biasanya dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang

diperoleh atau aktiva yang diserahkan yang mana yang lebih

layak berdasarkan data / bukti yang tersedia. Bila menyangkut

pertukaran dengan aktiva yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai

buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang

digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada

tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi

pertukaran aktiva tetap, kecuali dalam hal pertukaran dengan aktiva

sejenis dimana laba yang timbul akan ditangguhkan. Dalam aktiva

tetap yang sejenis, laba tidak diakui, tetapi rugi harus diakui.

Kecuali apabila dalam pertukaran ada kas yang harus diterima

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

22  

maka sebagian laba dapat diakui yang dihitung dengan formula

tertentu, sehingga bagian laba yang diakui adalah sebanyak

presentase tertentu dari jumlah kas yang diterima.

Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan

aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang

dimiliki pihak lain. Transaksi pertukaran bersih tanpa tambahan -

tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi

tambahan lainnya (boot) seperti kas misalnya.

Dalam hal adanya kas dalam transaski tukar menukar tersebut

maka kas ini disebut boot. Dalam masalah pertukaran ini ada

digolongkan dua macam kasus yaitu :

a) Kasus pertukaran yang bersifat khusus (Special Case)

b) Kasus pertukaran yang umum (General Case)

2.1.7. Pengukuran Masa Manfaat Aktiva Tetap

1. Masa Manfaat Asset Tetap Berwujud

Masa manfaat asset tetap didefenisikan sebagai :

a) periode suatu asset diharapkan digunakan oleh perusahaan

b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan

diperoleh dari asset oleh perusahaan.

Sedangkan manurut Mardiasmo (2009) adalah taksiran

kapasitas atau manfaat yang dapat diberikan oleh asset tetap

selama ia dapat dipakai, yang biasanya dinyatakan dalam tahun.

2. Penentuan Masa Manfaat Asset Tetap Berwujud

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

23  

Dalam menentukan masa manfaat suatu asset, faktor-faktor

berikut harus dipertimbangkan :

a) Penggunaan asset yang diharapkan oleh perusahaan

Penggunaan dinilai dengan pedoman kapasitas asset yang

diharapkan atau output fisik.

b) Keuangan fisik yang diharapkan yang tergantung pada

faktor operasional seperti jumlah pergantiaan kelompok

kerja (shifts) dimana asset digunakan dan program

perbaikan dan perawatan dari perusahaan dan perawatan

asset pada saat menganggur (idle).

c) Keusangan teknis yang timbul dari perubahan atau

perbaikan produksi; atau dari perubahan permintaan

pasar untuk produk jasa yang dihasilkan oleh asset; dan

d) Pembatasan hukum atau yang serupa atas penggunaan

asset seperti habisnya waktu dari sewa guna usaha

yang berkaitan.

2.1.8. Pengertian Depresiasi ( Penyusutan )

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa aktiva

tetap mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan aktivitas

organisasi. Dengan demikian diperlukan suatu pengelolaan atau

kebijakan khusus, baik dalam penggunaan maupun pencatatan

akuntansinya. Karena pentingnya aktiva tetap ini maka perlu diadakan

suatu metode pengalokasian yang sistematik dan rasional atas biaya

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

24  

aktiva tetap tersebut selama taksiran umur ekonomisnya. Menurut

Niswonger, dkk (2002), penurunan harga perolehan karena menurutnya

kegunaan sejalan dengan berlalunya waktu dalam penggunaan

disebut penyusutan (depreciation). Pada umumnya nilai ekonomis

suatu aktiva tetap akan menjalani penurunan yang disebabkan

karena pemakaian dan kerusakan, keuangan karena faktor ekonomis

dan teknis.

Menurut Zaki Baridwan (2004), depresiasi adalah :

“sebagian dari harga perolehan yang secara sistematis

dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi”

Dikatakan oleh Mardiasmo (2009), bahwa depresiasi adalah :

“suatu jumlah yang dialokasikan perusahaan terhadap umur

ekonomis aktiva tetap berwujud yang bersangkutan sebagai

beban periode berjalan”

Demikian Harahap (1999), menyatakan bahwa :

“depresiasi menurut akuntansi pengalokasian harga pokok

aktiva tetap selama masa penggunaannya. Atau dapat juga kita

sebut sebagai biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat

penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi”

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2002 ; 17.1) definisi

penyusutan sebagai berikut :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

25  

“Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan

untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung”

Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian depresiasi

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa depresiasi adalah suatu sistem

akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau

nilai dasar lain aktiva tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada)

selama umur kegunaan unit aktiva tersebut yang ditaksir secara

sistematis dan rasional.

Pembebanan penyusutan merupakan suatu pengakuan terhadap

penurunan nilai ekonomis suatu aktiva tetap. Perbedaan pengakuan

penyusutan sebagai beban (expense) pada umumnya merupakan beban

yang tidak melibatkan pengeluaran kas (non cash expense).

Pengorbanan sumber ekonomis atau kas terjadi pada saat perolehan

aktiva tetap dan jumlah inilah yang dialokasikan sebagai beban

penyusutan selama umur ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.

2.1.9. Faktor – Faktor yang Menentukan Beban Penyusutan

Adapun faktor – faktor yang menentukan beban penyusutan

adalah sebagai berikut :

1. Harga Pokok

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

26  

Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung

biaya penyusutan. Harga pokok perolehan meliputi semua

biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu aktiva

tetap. Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu

aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus

dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva

tetap, tidak terbatas pada harga belinya saja. Termasuk dalam

harga perolehal yaitu biaya pengiriman, asuransi, biaya

pemasangan dan biaya balik nama. Sejalan dengan itu

Mardiasmo (2009) mengemukakan bahwa harga perolehan

aktiva tetap dihitung dari harga beli ditambah semua biaya

yang dikeluarkan pada saat pembelian, sehingga aktiva

tersebut dalam keadaan siap untuk digunakan dalam operasi,

antara lain bea masuk, biaya angkut, biaya pemasangan, biaya

percobaan, dan lain – lain. Harga perolehan tersebut akan

dialokasikan pada periode dimana aktiva tersebut digunakan

dalam operasi. Alokasi harga perolehan tersebut menjadi

beban bagi setiap periode yang menikmati manfaat dari

penggunaan aktiva tetap.

2. Nilai Residu

Nilai residu adalah nilai taksiran realisasi (penjualan melalui

kas) aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaannya atau

pada saat mana aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

27  

produksi. Nilai residu ini tidak mesti harus ada, bisa saja

harga pada saat dibesituakan adalah nihil.

3. Umur Teknis

Teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap

itu dalam kegiatan produksi. Umur yang dimaksud disini ada

dua yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur fisik berarti

berapa lama aktiva tetap itu secara fisik mampu memberikan

sumbangan terhadap kegiatan produksi. Umur fisik dapat

berakhir disebabkan kerusakan, hancur, terbakar, meledak dan

lain-lain. Sedangkan umur fungsional berarti berapa lama

aktiva tetap itu mampu untuk memproduksi barang-barang

yang dapat ditawarkan dan diterima masyarakat. Aktiva tetap

yang secara teknis/fisik masih berjalan belum tentu dianggap

memiliki umur fungsional, misalnya apabila produknya

dianggap tidak laku atau sudah ketinggalan zaman.

2.1.10. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Depresiasi

Menurut Hendriksen yang bukunya diahli bahasakan oleh

Widjajanto Nugroho (1991 ; 90) faktor – faktor yang harus

diperhatikan dalam memilih suatu metode penyusutan adalah sebagai

berikut :

1. Hubungan antara penurunan nilai aktiva dengan penggunaan

dan waktu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

28  

a) Nilai waktu menurun karena penggunaan dan bukan

sebagai fungsi terlewatnya waktu, gunakan metode

beban variabel.

b) Manfaat mendatang akan menurun sebagai fungsi

waktu ketimbang sebagai fungsi penggunaan, gunakan

metode garis lurus.

2. Pengaruh keusangan

Keusangan bukan merupakan faktor yang penting dalam

menentukan usia, waktu, gunakan metode beban variabel.

3. Pola biaya reparasi dan pemiliharaan

a) Biaya reparasi dan pemeliharaan relatif proposional

terhadap penggunaan, gunakan metode beban variabel.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan relatif bersifat

konstan sepanjang usia aktiva, gunakan metode garis

lurus.

c) Biaya reparasi dan pemeliharaan bersifat konstan atau

menurun, gunakan metode garis lurus.

d) Biaya reparasi dan pemeliharaan meningkat, gunakan

metode beban menurun.

4. Kemungkinan perubahan dalam pendapatan perusahaan

terhadap penggunaan aktiva

a) Pendapatan bersifat proposional terhadap penggunaan,

gunakan metode beban variabel.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

29  

b) Pendapatan relatif konstan sepanjang usia aktiva,

gunakan metode garis lurus.

c) Pendapatan bersifat konstan atau meningkat sepanjang

usia aktiva, gunakan metode beban meningkat.

d) Pendapatan menurun atau ketidakpastian mengenai

pendapatan selama tahun – tahun belakangan, gunakan

metode beban menurun.

5. Tingkat efisiensi operasi aktiva yang bersangkutan

a) Efisiensi operasi relatif konstan sepanjang usia aktiva,

gunakan metode garis lurus.

b) Efisiensi operasi bersifat konstan atau meningkat

sepanjang usia aktiva, gunakan metode beban meningkat.

c) Efisiensi operasi menurun sepanjang usia aktiva, gunakan

metode beban menurun.

2.1.11. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 ; 17.3) menyatakan

bahwa :

“jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap

periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai

metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih, tanpa

memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan

perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi

perusahaan dari periode ke periode”

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

30  

Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode,

oleh karena itu pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai

terhadap suatu aktiva berwujud harus dipertimbangkan dengan baik.

Metode penyusutan yang dipilih dan dianggap tepat untuk jenis

aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat untuk diterapkan

pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola penggunaan

aktiva tersebut.

Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk

melakukan perhitungan beban penyusutan periodik menurut Standar

Akuntansi Keuangan (2004 ; 17.3) antara lain :

1. Berdasarkan waktu

a) Metode garis lurus (straight line method)

Dalam metode garis lurus aktiva tetap dianggap sama

penggunaannya sepanjang waktu, sehingga beban

penyusutannya dihitung sama rata. Metode ini lebih

melihat pada aspek waktu dari pada aspek kegunaan.

Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan

– perusahaan karena paling mudah diaplikasikan dalam

akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban

penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan

tidak dipengaruhi dengan hasil yang diproduksi. Metode

penyusutan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

31  

Kelebihan dari metode ini adalah :

1. Mudah digunakan dalam praktek.

2. Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.

Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah :

1. Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama

setiap periode.

2. Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama.

3. Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan

upaya yang digunakan dalam menghasilkan

pendapatan.

4. Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak

menggabarkan tingkat pengembalian yang

sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva dalam

matching principle, beban penyusutan harus

proposional pada penghasilan yang dihasilkan.

b) Metode pembebanan yang menurun

1. Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit

method)

Metode penyusutan ini menghasilkan tarif

penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan

pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga

perolehan dikurangi dengan nilai sisa). Setiap

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

32  

pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai

bilangan penyebut. Misalnya (5+4+3+2+1=15) dan

jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan

sebagai penghitung. Pandangan yang dianut oleh

metode ini adalah bahwa aktiva pada umur

awalnya dianggap memberikan performance yang

lebih besar pada perusahaan sehingga beban

penyusutannya pada awal pemakainnyan lebih besar.

2. Metode saldo menurun (declining balance method)

Dalam metode ini beban penyusutannya dihitung

dengan presentase tertentu yang dihitung melalui

rumus tertentu dan dikalikan terhadap nilai buku.

Oleh karena itu penyusutan semakin lama semakin

mengecil. Filosofinya sama dengan metode garis

lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap

dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku

pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode

lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak

dikurangi dari harga perolehan dalam menghitung

nilai yang dapat disusutkan.

2. Berdasarkan penggunaan

a) Metode jam-jasa (service hours method)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

33  

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban

penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan

aktiva yang sebenarnya. Metode ini beranggapan

bahwa nilai aktiva tetap adalah merupakan sejumlah

jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva tetap itu

tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang

dipakainya. Dalam hal ini beban penyusutan dihitung

sesuai dengan penggunaan jam kerja aktiva itu yang

dipakai dalam berproduksi. Kelemahan dari metode ini

adalah ketika kapasitas produktif dari perusahaan

menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang

mungkin lebih efisien dan efektif, sehingga cepat atau

lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui kelemahan

dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jam-jasa

mengakui beban penyusutan berdasarkan unit produksi,

sehingga beban penyusutan yang diakui menjadi kecil

pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang

selanjutnya akan menyebabkan overstatement terhadap

laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

b) Metode jumlah unit produksi (productive-output method)

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban

penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan

aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

34  

menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian

beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode

ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban

variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan

tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti

dalam metode penyusutan garis lurus. Kelemahan dari

metode ini adalah sama seperti kelemahan yang

terdapat pada metode jam-jasa.

3. Berdasarkan kriteria lainnya

a) Metode berdasarkan jenis jam kelompok (group and

composite method)

Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu

aktiva tetap. Dalam keadaan tertentu bagaimanapun

juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan

dengan menggunakan satu tarif penyusutan. Ada dua

metode penyusutan untuk aktiva yang beragam yaitu

group dan composite method. Group mengindikasikan

kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama

dan composite mengarah kepada kumpulan aktiva

yang memiliki jenis yang berbeda. Metode group

biasanya digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir

sama jenisnya dan memiliki umur kegunaan yang sama.

Sedangkan composite method digunakan untuk aktiva

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

35  

yang bermacam-macam dan memiliki umur kegunaan

yang berbeda-beda. Tarif penyusutan untuk composite

method ditentukan dengan membagi penyusutan tiap

tahun dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan.

Dalam metode ini tarif penyusutan didasarkan pada

umur kegunaan kelompok aktiva. Laba / rugi dalam

keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan /

tidak lagi digunakan, tidak diakui. Perbedaan antara

nilai buku aktiva dan nilai sisa dibebankan atau

dikurungkan pada akumulasi penyusutan.

b) Metode anuitas (annuity method)

Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang

dihasilkan pada tahun / periode awal adalah rendah

dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya.

Metode ini paling banyak digunakan dalam industri

real estate dan beberapa penyedia jasa, tetapi metode

ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum

dapat diterima. Prinsip akuntansi berterima umum sendiri

tidak mengijinkan bentuk metode penyusutan ini.

c) Sistem persediaan (inventory method)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

36  

Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai

aktiva berwujud yang nilainya kecil. Kemudian jumlah

beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan

nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban

yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan tersebut

dikurangi dengan nilai akhir persediaan. Keberatan

utama terhadap metode ini dikarenakan metode ini

tidak sistematik dan rasional, karena tidak ada

seperangkat formula yang digunakan. Pemilihan metode

alokasi dan estimasi masa manfaat aktiva tetap yang

dapat disusutkan merupakan masalah pertimbangan.

Pengungkapan metode penyusutan yang digunakan dan

estimasi masa manfaat akan berguna bagi para pemakai

laporan keuangan, dalam menelah kebijakan yang

dipilih manejemen dan dapat membuat perbandingan

dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, perlu

untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan

yang dialokasikan dalam suatu periode dan akumulasi

penyusutan pada akhir periode tersebut.

2.1.12. Pencatatan Depresiasi

Beban depresiasi dicatat setiap akhir periode atau pada saat

tertentu dengan jurnal penyesuaian, yaitu dengan mendebit rekening

beban depresiasi dan mengkredit rekening akumulasi depresiasi.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

37  

Rekening beban depresiasi merupakan rekening biaya, sedangkan

rekening akumulasi depresiasi merupakan rekening pengurang aktiva

tetap. Rekening akumulasi depresiasi ini disajikan disebelah debit

neraca mengurangi nilai perolehan aktiva tetapnya.

Apabila aktiva tetap yang didepresiasi adalah mesin pabrik

atau aktiva tetap pabrik, maka biaya depresiasi dapat dibebankan

pada rekening biaya overhead pabrik. Apabila aktiva tetap yang

didepresiasi adalah aktiva tetap yang digunakan untuk beberapa

macam fungsi, misalnya gedung yang sebagian digunakan untuk

pabrik, sebagian untuk kantor, dan sebagian untuk penjualan, maka

biaya depresiasi gedung tersebut harus dialokasikan dalam biaya

overhead pabrik, biaya administrasi dan umum, dan biaya penjualan.

2.2. Sub Bab Penelitian Sebelumnya

Penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya oleh

Ludhi Rohadi N, tahun 2007 dengan judul penelitian “Analisis

Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan dan

Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan pada

PDAM Kabupaten Dati II Nganjuk. Dalam penelitian ini penulis

membatasi permasalahan atas aktiva tetap yang memiliki umur

terbatas dan bila habis masa penggunaan bisa diganti dengan aktiva

sejenis, membandingkan metode penyusutan aktiva tetap berdasar

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang - undang Perpajakan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

38  

No 17 tahun 2000 tentang pajak Penghasilan. Data - data yang

digunakan adalah daftar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan,

kebijakan akuntansi perusahaan terhadap aktiva tetap yang dimilikinya

dan laporan keuangan perusahaan yang berakhir 31 Desember 2005. Data

- data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode penyusutan aktiva

tetap berdasarkan Standar Akuntansi keuangan dan Undang - Undang

Perpajakan no. 17 tahun 2000. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

Perusahaan Daerah Air Minum Nganjuk mencantumkan laba (rugi)

bersih sesudah pajak menurut standar akuntansi keuangan sebesar (Rp.

329,658,141.58,-) sedangkan laba (rugi) bersih menurut Pajak (Rp.

559,687,312.80-) jadi ada selisih sebesar Rp. 230,029,171.22,-. Hal ini

terjadi sebagai akibat adanya perbedaan metode dalam perhitungan

penyusutan menurut SAK dan perpajakan. Hasil selisih sebesar Rp.

230,029,171.22,-. Dapat digolongkan sebagai beda waktu (timing

difference).

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kanugrahan

Raharjo tahun 2009, dengan judul Penelitian “Perbandingan Metode

Penyusutan Aktiva Tetap Berdasarkan Undang - Undang Perpajakan dan

Standar Akuntansi Keuangan Terhadap Pajak Penghasilan PT. Zena

Pariwisata Nusantara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode

penyusutan aktiva tetap berdasarkan perhitungan perusahaan, SAK dan

Perpajakan berbeda tarifnya. Sehingga beban penyusutan yang

sebenarnya menurut PSAK lebih besar dibandingkan dengan perhitungan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

39  

perusahaan. Dan beban penyusutan menurut perpajakan lebih besar

dibandingkan dengan perhitungan PSAK dan perusahaan. Sehingga laba

(rugi) usaha menurut perhitungan perusahaan sebesar (Rp.21.318.216).

Berdasarkan perhitungan PSAK laba (rugi) usaha sebesar (Rp.

22.047.382), sedangkan menurut Perpajakan laba (rugi) usaha sebesar

(Rp. 43.245.300). Hal ini disebabkan oleh perusahaan membebankan

penyusutan pada bulan berikutnya, sedangkan perolehan aktiva tetap

pada awal bulan. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat

diberikan kepada perusahaan adalah sebaiknya meninjau kembali tanggal

perolehan aktiva tetap, sehingga alokasi pembebanan penyusutan bisa

dibebankan dengan benar. Dan dalam melaporkan kepada pihak fiskal

sebaiknya menggunakan ketentuan perpajakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggri Wulan Paa 2014,

tentang “Analisis Perhitungan Metode Penyusutan Aktiva Tetap

sesuai Ketentuan Perpajakan terhadap Laba Bersih CV Karya Indah.

Perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda dengan

ketentuan perpajakan dalam menyusun laporan keuangan komersialnya,

maka laporan keuangan tersebut harus dilakukan rekonsiliasi atau

penyesuaian dengan ketentuan perpajakan untuk kepentingan

penyusunan laporan keuangan fiskal. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat beberapa jurnal pada tabel berikut ini :

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

40  

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Ludhi

Rohadi,

(2007)

Analisis penyusutan

aktiva tetap menurut

standar akuntansi

keuangan dan perpajakan

pengaruh pada laporan

keuangan pada PDAM

Kabupaten Dati II

nganjuk.

Akuntansi depresiasi

aktiva tetap menurut

standart akuntansi

keuangan perpajakan

serta pengaruhnya

terhadap laporan

keuangan.

Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa Perusahaan Daerah Air

Minum Nganjuk mencantumkan

laba (rugi) bersih sesudah pajak

menurut standar akuntansi

keuangan sebesar (Rp.

329,658,141.58,-) sedangkan laba

(rugi) bersih menurut Pajak (Rp.

559,687,312.80-) jadi ada selisih

sebesar Rp. 230,029,171.22,-. Hal

ini terjadi sebagai akibat adanya

perbedaan metode dalam

perhitungan penyusutan menurut

SAK dan perpajakan. Hasil selisih

sebesar Rp. 230,029,171.22,-.

Dapat digolongkan sebagai beda

waktu (timing difference).

Kanugrahan

Raharjo,

(2009)

Perbandingan metode

penyusutan aktiva tetap

berdasarkan undang –

undang perpajakan dan

standart akuntansi

keuangan terhadap pajak

penghasilan PT Zena

Parawisata Nusantara.

Metode penyusutan

aktiva tetap berdasarkan

undang –undang

perpajakan dan standar

akuntansi keuangan serta

pajak penghasilan.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa metode penyusutan aktiva

tetap berdasarkan perhitungan

perusahaan, SAK dan Perpajakan

berbeda tarifnya. Sehingga beban

penyusutan yang sebenarnya

menurut PSAK lebih besar

dibandingkan dengan perhitungan

perusahaan. Dan beban

penyusutan menurut perpajakan

lebih besar dibandingkan dengan

perhitungan PSAK dan

perusahaan. Sehingga laba (rugi)

usaha menurut perhitungan

perusahaan sebesar

(Rp.21.318.216).

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

41  

Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Anggri

Wulan Paa,

(2014)

Analisis Perhitungan

Metode Penyusutan

Aktiva Tetap sesuai

Ketentuan Perpajakan

terhadap Laba Bersih

CV Karya Indah.

Besar laba bersih CV

Karya Indah setelah

dilakukan perhitungan

penyusutan aktiva tetap

dengan menggunakan

metode penyusutan yang

sesuai dengan ketentuan

perpajakan.

Hasil penelitian menunjukan

bahwa Perusahaan menggunakan

metode penyusutan yang berbeda

dengan ketentuan perpajakan

dalam menyusun laporan

keuangan komersialnya, maka

laporan keuangan tersebut harus

dilakukan rekonsiliasi atau

penyesuaian dengan ketentuan

perpajakan untuk kepentingan

penyusunan laporan keuangan

fiscal.

Sapna

Pramesti,

(2013)

Analisa penerapan

kebijakan akuntansi

aktiva tetap dan

pengaruhnya terhadap

laba perusahaan pada

PT Sermani Steel di

Makasar .

Pengadaan aktiva tetap

yang diterapkan dapat

mendukung peningkatan

laba usaha dan

penyusustan aktiva tetap

sesuai dengan standar

akuntansi keuangan.

Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa dengan

standar akuntansi keuangan

metode penyusutan aktiva tetap

yang baik digunakan oleh

perusahaan dalam mendapatkan

laba yang setinggi-tingginya bagi

perusahaan.

Maria

Florensina

DaRato,

(2014)

Perhitungan penyusutan

aktiva tetap serta

pengaruh terhadap

laporan keuangan CV.

SDM menurut

akuntansi keuangan

undang – undang

perpajakan.

Metode penyusutan

aktiva tetap berdasarkan

undang –undang

perpajakan dan standar

akuntansi keuangan serta

pajak penghasilan.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa metode penyusutan aktiva

tetap berdasarkan perhitungan

perusahaan, SAK dan Perpajakan

berbeda tarifnya. Sehingga beban

penyusutan yang sebenarnya

menurut PSAK lebih besar

dibandingkan dengan perhitungan

perusahaan. Dan beban

penyusutan menurut perpajakan

lebih besar dibandingkan dengan

perhitungan PSAK dan

perusahaan.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

42  

2.3. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memiliki aktiva tetap dengan maksud

untuk kelancaran operasional perusahaan. Wujud dari aktiva tetap

pada dasarnya adalah barang – barang fisik yang dimiliki perusahaan

untuk memperlancar proses produksi atau untuk menyediakan jasa

bagi perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan yang mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dalam buku standar Akuntansi Keuangan (2012 : 16.1) “aktiva

tetap adalah asset berwujud yang (a) dimiliki untuk disediakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada

pihak lain, atau untuk tujuan yang administratif ; dan (b)

diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode”. Menurut

Akbar dalam buku Akuntansi Pengantar (2004 : 237) “aktiva tetap

merupakan jenis aktiva yang digunakan untuk jangka panjang dan

relatif permanen dalam operasi bisnis normal. Aktiva ini dikuasai

oleh perusahaan dan tidak untuk dijual dalam operasi normal

perusahaan. Aktiva yang dikategorikan sebagai Aktiva tetap harus

memberikan manfaat lebih dari satu tahun.

Setiap perusahaan selalu menghitung aktiva tetap yang

dimiliki sehingga dapat diketahui berapa besar penyusutan aktiva oleh

perusahaan tersebut selama masa manfaatnya. Menurut Ainun Na’im

(1999 : 39) dalam buku Akuntansi Keuangan 2 , Penyusutan atau

depresiasi adalah pengurangan harga perolehan (cost) aktiva tetap

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

43  

selama pemakaian umur aktiva tetap, bukan pengurangan nilai pasar

aktiva tetap.

Dalam perhitungan depresiasi aktiva tetap terdapat beberapa

metode yang seringkali digunakan oleh perusahaan. Tetapi ada

bebarapa perusahaan yang menngunakan metode depresiasi tanpa

mengetahui metode tersebut menguntungkan atau merugikan bagi

perusahaan. Metode yang biasanya dipakai dalam perhitungan

depresiasi aktiva tetap yaitu :

1. Metode garis lurus,

2. Metode saldo menurun

3. Metode jumlah angka tahun,

4. Metode kapasitas, dan

5. Metode khusus

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.mercubuana-yogya.ac.ideprints.mercubuana-yogya.ac.id/184/3/BAB II.pdf · dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

44  

Kerangka Pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 2.2 Berikut ini.

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

PERBANDINGAN PERHITUNGAN DEPRESIASI AKTIVA TETAP

METODE GARIS LURUS

METODE SALDO MENURUN GANDA

ANALISIS DATA

KESIMPULAN